BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
|
|
- Ratna Fanny Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia termasuk negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Menurut data Badan Pusat Statistik, penduduk Indonesia saat ini mencapai jiwa (sumber: sp2010.bps.go.id). Survey Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun 2016 menyatakan bahwa 70 persen penduduk Indonesia berada pada usai produktif (16 hingga 24 tahun). Angka ini tentunya merupakan aset besar bagi kemajuan bangsa Indonesia. Penduduk usia produktif ini menyebar ke berbagai sektor lapangan kerja di Indonesia. Salah satu profesi yang banyak diminati oleh penduduk Indonesia adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurut data Kemen PAN-RB, jumlah pendaftar seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) pada tahun 2014 mencapai orang (Sumber: bisnis.liputan6.com). Sedangkan menurut data Badan Pusat Statistik, jumlah PNS di Indonesia sampai tahun 2014 adalah orang (Sumber: bps.go.id). Dewasa ini, pamor PNS memang masih unggul di kalangan masyarakat Indonesia. Kemapanan secara sosial dan jaminan keamanan secara finansial menjadi daya tarik tersendiri untuk menjadi PNS sehingga profesi ini banyak diminati (Suhardiman, 2012). Menurut Undang-Undang No.43 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri, dijelaskan bahwa pegawai negeri adalah setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwewenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan Hardjono (dalam Suhardiman, 2012) menyatakan bahwa PNS merupakan seseorang yang mengabdi untuk negara dengan
2 menyelenggarakan pelayanan terhadap masyarakat demi tercapainya tujuan negara dan kesejahteraan masyarakat luas. Citra PNS ini nampaknya tidak sejalan dengan fakta di lapangan karena masih banyak PNS yang tidak menjalankan tugas sebagaimana mestinya. Dikutip dari laman harianjogja.com, kinerja PNS di Kabupaten Bantul dinilai tidak optimal karena banyak pegawai yang membolos, terutama di hari yang berdekatan dengan hari libur. Hal ini berakibat pada ketidakmaksimalan pelayanan terhadap masyarakat dikarenakan banyak loket pelayanan administrasi yang tutup. Demikian pula informasi yang diperoleh dari laman jogjatv.tv dimana Walikota Kota Yogyakarta membentuk majelis pengawas kinerja PNS guna menindaklanjuti banyaknya PNS yang mangkir dari tugas dinas harian. Sistem kepegawaian PNS sebenarnya telah diatur secara rinci oleh undang-undang. Akan tetapi masih banyak penyelewengan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, pemerintah mulai memperketat sistem pengawasan dan sanksi bagi PNS. Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah mulai memberlakukan sistem potong gaji sebagai sanksi keterlambatan dan ketidakhadiran PNS di jam kerja (Sumber: jogja.tribunnews.com). Penerapan sistem ini nampaknya mulai membuahkan hasil, menurut data Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DIY pada tahun 2014 terdapat 45 PNS yang dikenai sanksi disipliner sedangkan pada tahun 2015 jumlahnya menurun menjadi 18 PNS (Sumber: bkd.jogjaprov.go.id) Secara operasional, PNS memiliki ranah tugas dan wewenang masing-masing sesuai peraturan perundangan. Sebagai abdi negara, PNS mengelola sektor pelayanan publik yang meliputi masalah pendidikan, kesehatan, sosial, keuangan negara, pengelolaan aset sumber daya alam, dan pertahanan. Aset sumber daya alam merupakan salah satu sektor yang sangat sensitif bagi masyarakat. Adapun yang termasuk dalam sektor ini
3 adalah sektor perairan dan sektor geospasial (Baskara, 2015). Sektor geospasial ini meliputi pengelolaan aset permukaan dan aset bawah tanah. Di Indonesia, tanah dianggap sebagai objek vital dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengelolaannya, tanah merupakan objek sensitif yang rentan menimbulkan konflik (Purnomo, 2015). Oleh karenanya, guna mengatur pengelolaan, kepemilikan tanah, dan kesejahteraan masyarakat, dibentuklah lembaga pemerintah yakni Badan Pertanahan Nasional (BPN). BPN adalah sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berwenang menyelenggarakan pelayanan di bidang pertanahan. Semula, lembaga ini berada dibawah Departemen Dalam Negeri (Depdagri) sebagai Direktorat Jenderal Agraria. Untuk mempermudah penyelenggaraan pelayanan publik di bidang pertanahan, Dirjen Agraria Depdagri kemudian dihapuskan dan dibentuk Badan Pertanahan Nasional yang garis koordinasinya melalui Menteri Negara Agraria pada tahun Perubahan mendasar dalam tubuh BPN terjadi pada tahun 2002 dimana BPN menjadi lembaga negara yang kedudukannya disejajarkan dengan kementerian dan berubah nama menjadi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia (BPN RI) (Suryani, 2010). Menurut Perpres No. 63 Tahun 2013, BPN merupakan lembaga pemerintah non kementrian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden serta dipimpin oleh kepala kantor. BPN mengampu tugas pemerintahan di bidang pertanahan secara nasional, regional, dan sektoral sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (Sumber: bpn.go.id). Secara operasional, pada tiap propinsi BPN memiliki satu Kantor Wilayah (Kanwil) dan beberapa Kantor Pertanahan (Kantah) di tiap Kabupaten/Kota. Tiap kantah secara umum memiliki beberapa seksi dalam mengampu tugasnya. Adapun seksi yang ada dalam kantor BPN adalah Sub bagian Tata Usaha (TU) dibagi tugasnya menjadi dua bagian, yaitu Urusan Perencanaan dan Keuangan; serta Urusan Umum dan Kepegawaian.
4 BPN memiliki lima seksi untuk menjalankan tugas pelayanan hariannya, yaitu Seksi Tata Usaha (TU); seksi Survey, Pengukuran, dan Pemetaan (SPP); seksi Hak Tanah dan Pendaftaran Tanah (HTPT); seksi Pengaturan dan Penataan Pertanahan (P3); seksi Pengendalian dan Pemberdayaan (P2); dan seksi Sengketa, Konflik, dan Perkara (SKP). Seksi-seksi ini memiliki tugas dan wewenang masing-masing sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kantah inilah yang melakukan pelayanan terhadap urusan pertanahan secara langsung kepada masyarakat. Oleh karena itu, kantah merupakan ujung tombak pelayanan yang kinerjanya dirasakan langsung oleh masyarakat. Sebagai pengampu sektor krusial dan sensitif, BPN merupakan lembaga yang rawan kritik dan keluhan. Menurut survei yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia (TII) pada tahun 2008, BPN berada pada peringkat lima lembaga rawan suap dengan persentase mencapai 32 persen. Sedangkan dalam survei yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada tahun yang sama, BPN berada pada peringkat lima lembaga dengan pelayanan publik terburuk (Purnomo, 2015). Hasil penelitian kualitatif yang dilakukan Suryani (2010) menunjukkan bahwa kinerja aparat pelayanan pada kantor BPN Kota Semarang belum optimal. Hal ini dikarenakan masih adanya diskriminasi pelayanan walaupun tidak secara nyata diakui tapi terjadi di lapangan dan dirasakan oleh masyarakat. Persepsi bekerja aparat yang masih berorientasi pada kompensasi serta responsibilitas dan akuntabilitas yang masih kurang. Hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya keluhan masyarakat dan keterlambatan dalam penerbitan sertifikat dan banyaknya tunggakan permohonan yang tidak dapat terselesaikan sesuai dengan permohonan yang masuk. BPN di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akhir-akhir ini juga menjadi sorotan publik semenjak munculnya topik Jogja Darurat Mafia Tanah. Topik ini ramai dibicarakan seiring dengan adanya rencana pemindahan Bandara Adisutjipto ke Kulon
5 Progo dan sengketa-sengketa pembangunan hotel dan kawasan perbelanjaan di Yogyakarta (Sumber: jogja.tribunnews.com). Kinerja BPN selaku lembaga yang berwenang dalam hal penerbitan sertifikat tanah, pengelolaan, dan pengukuran tanah kemudian dipertanyakan karena hasilnya tidak akurat dan kerap menimbulkan sengketa (Sumber: jogja.tribunnews.com). Kinerja merupakan manifestasi komitmen organisasi yang dimiliki oleh individu. Menurut Allen dan Meyer (1996), komitmen afektif memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap performa kerja.oleh karena itu, komitmen organisasi ini kemudian menjadi kunci tercapainya kesuksesan organisasi (Robbins & Judge, 2007). Berdasarkan teori-teori tersebut, semakin tinggi komitmen organisasi yang dimiliki oleh anggota, makin baik pula kinerja organisasi. Begitu pula sebaliknya, apabila suatu organisasi memiliki kinerja yang buruk dapat diindikasikan bahwa komitmen organisasi yang dimiliki anggotanya rendah. Komitmen organisasi sendiri didefinisikan sebagai tingkat loyalitas seorang individu terhadap organisasi (Schermerhorn, 2011). Komitmen organisasi memiliki tigakomponen, yakni: a) penerimaan dan keyakinan yang kuat terhadap nilai dan tujuan organisasi, b) kesediaan untuk berusaha secara maksimal demi organisasi, dan c) keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi (Mowday, Porter, dan Steers, 1982). Angle dan Perry (1981) kemudian mengembangkan teori tersebut dengan mencetuskan dua aspek komitmen yaitu commitment to value dan commitment to stay. Commitment to value merupakan komitmen anggota organisasi terhadap nilai dan tujuan organisasi. Sedangkan commitment to stay merupakan komitmen untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi. Menurut para ahli, ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi komitmen organisasi. Colquitt, Lepine, dan Wesson (2011) menyatakan bahwa dimana komitmen dipengaruhi oleh kondisi lingkungan pekerjaan yang menyenangkan, hubungan yang baik
6 dengan rekan kerja dan atasan, serta tugas-tugas pekerjaan yang bermanfaat. Jex dan Britt (2008) mengemukakan bahwa komitmen organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kepuasan kerja, dukungan organisasi, kepemimpinan, budaya, komunikasi, dan keadilan. Greenberg (1987) yang menyatakan bahwa keadilan organisasi memiliki hubungan yang kuat terhadap komitmen organisasi. Teori ini diperkuat dengan hasil penelitian Folger dan Konovsky (1989) menemukan bahwa keadilan organisasi, terutama keadilan prosedural, merupakan prediktor kuat dari komitmen organisasi. Sjahruddin dkk (2013) mengemukakan bahwa keadilan prosedural memiliki korelasi yang signifikan terhadap komitmen organisasi di kalangan Dinas Kesehatan Makassar. Rahayu (2013) juga menemukan bahwa keadilan prosedural dan kepuasan kerja memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasi dalam setting perusahaan. Hasil yang serupa juga dikemukakan oleh Azhariman (2014) pada penelitiannya di kalangan BUMN. Keadilan organisasi didefinisikan sebagai persepsi individu terhadap keadilan dalam proses pembuatan keputusan dan distribusi hasil yang telah diterima oleh individu (Greenberg &McCarty, 1990). Keadilan organisasi ini didasari oleh teori pertukaran sosial yang dikemukakan Tyler (1994) dimana anggota organisasi mengharapkan bahwa mereka akan mendapatkan imbalan yang adil dan sesuai dari organisasi. Sedangkan keadilan prosedural lebih menekankan pada keadilan dalam proses pengambilan keputusan (Konovsky, 2000). Berdasarkan uraian teori para ahli di atas, maka dapat diasumsikan bahwa terdapat hubungan antara keadilan prosedural dan komitmen organisasi pada PNS kantor BPN. Guna memperoleh data yang akurat, peneliti melakukan wawancara terhadap tiga pegawai yang berstatus PNS kantor BPN. Berdasarkan hasil wawancara tersebut diperoleh bahwa ketiga PNS merasa senang bekerja di kantor BPN. Akan tetapi alasan kesenangan
7 ketiganya berbeda, satu PNS mengatakan bahwa memang sejak kuliah ia ingin bekerja di BPN sedangkan dua orang lainnya merasa senang karena bekerja di BPN merupakan suatu keuntungan dan kewajibannya sebagai PNS. Ketika diberi pertanyaan terkait keterlibatannya dalam organisasi, ketiganya menyatakan bahwa mereka bersedia melakukan tugas atau tanggung jawab mereka dengan baik hingga selesai. Ada hal yang menarik dari hasil wawancara yang dilakukan, ketiganya memberikan pernyataan yang serupa bahwa mereka bersedia bekerja demi organisasi akan tetapi ketiganya merasa tidak perlu bekerja terlalu keras. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan salah satu responden:... kalo tanggung jawab itu harus, kalo tugas kita hari itu harus selesai ya harus selesai. Tapi kalo saya memang gausah terlalu ngoyo mbak, yang penting kerja beres sesuai target Berdasarkan informasi tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat komponen komitmen yang belum terpenuhi secara optimal, yaitu kesediaan untuk memberikan usaha maksimal demi kepentingan organisasi. Menanggapi hal tersebut, peneliti menanyakan alasan dari jawaban ketiga responden. Jawaban ketiganya merujuk pada satu hal yang sama yaitu adanya ketimpangan antara apa yang dilakukan untuk organisasi dan apa yang organisasi berikan pada pegawai, jika dibandingkan dengan pegawai lainnya. Salah satu responden menceritakan bahwa bisa dikatakan bahwa ia tergolong pegawai yang rajin. Akan tetapi menurutnya, ada kalanya sikapnya ini justru merugikan karena adanya distribusi pekerjaan yang tidak merata. Di awal masa kerjanya di kantor, ia kerap menyelesaikan tugas sebelum tenggat waktu berakhir, akan tetapi akibatnya, ia diminta untuk membantu menyelesaikan tugas rekan kerjanya yang belum selesai hingga tenggat waktu berakhir. Selain itu, ia juga kerap diberi tugas tambahan dengan alasan semua pekerjaan akan selesai dengan baik jika ditangannya. Sesuai dengan yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa teori keadilan berakar pada teori pertukaran sosial dimana individu akan saling membandingkan dengan individu
8 lain dan dengan komunitas dimana ia berada. Salah satu responden juga mengungkapkan hal serupa:... la sekarang gini, kasarannya lo ini, buat apa kita kerja susah-susah wong yang kerjanya biasa aja bisa promosi duluan to. Nah tapi ya namanya pegawai negeri kan sebenernya semua udah diatur pusat ya, ada undang-undangnya termasuk gaji dan sebagainya, tapi ya tetep, namanya oknum tu ada aja Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan responden lainnya, bahwa di kalangan PNS, fenomena KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) masih kerap terjadi. Faktor kedekatan dan kekerabatan sering kali memberikan pengaruh besar dalam proses managerial di kalangan PNS. Menurut responden ini, ada kalanya kedekatan atau kekerabatan ini lebih kuat pengaruhnya terhadap proses promosi jabatan dari pada penilaian kinerja secara formal. Hal ini tercermin dari kutipan wawancara berikut:... praktek seperti itu saya rasa tidak hanya di BPN saja, saya rasa ini juga umum di instansi lain terutama instansi pemerintah ya. Biasanya, eh, ya ada kalanya ini, tergantung yang duduk di atas. Kalau yang di atas orang STPN ya biasanya jajarannya, kebanyakan, isinya orang STPN. Kayak sekarang ini, contohnya begitu. Kinerja itu terkadang hanya formalitas, lebih ke ini, kejayaan keturunan lah istilah ininya, tapi oknum saja lah Adanya proses pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak sesuai prosedur dan dinilai tidak sama penerapannya antara satu individu dengan individu yang lain mengakibatkan munculnya rasa ketidakadilan dalam diri anggota organisasi (Cole, 2008). Ketidakadilan ini kemudian memunculkan reaksi dari individu seperti penurunan motivasi dan performa kerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Howard (1999) bahwa keadilan prosedural memiliki hubungan positif dengan kepuasan, motivasi, komitmen, dan intensi turnover. Penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Suryani (2010) menghasilkan temuan bahwa kurang optimalnya kinerja pegawai BPN di Kota Semarang disebabkan, salah satunya, karena kurangnya kesadaran untuk mengerahkan usaha maksimal untuk
9 kepentingan organisasi. Usaha yang diberikan oleh pegawai masih berorientasi pada kompensasi. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa komitmen yang dimiliki pegawai masih rendah sehingga mempengaruhi kinerjanya. Uraian hasil wawancara dan temuan dari penelitian terdahulu mengindikasikan bahwa terdapat hubungan yang positif antara keadilan prosedural dengan komitmen organisasi. Semakin tinggi tingkat keadilan prosedural yang dirasakan individu, akan diiringi dengan peningkatan komitmen organisasi yang dimiliki individu, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, jika ditelaah lebih lanjut, sebagian besar penelitian tersebut dilakukan pada organisasi profit atau perusahaan milik swasta. Belum banyak penelitian yang menggunakan subjek PNS di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keadilan prosedural dan komitmen organisasi di kalangan PNS, khususnya PNS di kantor BPN. Penelitian komitmen di kalangan PNS menarik untuk diteliti karena konteks bekerja sebagai PNS tidaklah seperti pada karyawan swasta. Pada instansi swasta, apabila muncul rasa ketidakadilan dan ketidaknyamanan dalam organisasi, karyawan bisa dengan mudah mengajukan permohonan pengunduran diri. Akan tetapi lain halnya dengan PNS, PNS memiliki kontrak kerja yang lebih mengikat yang telah diatur oleh undang-undang dan karakteristik PNS berbeda dengan karyawan swasta. Seseorang yang mendaftarkan diri sebagai PNS biasanya memang mengharapkan pekerjaan yang menetap dan rutin. Keterikatan kontrak kerja yang bisa dikatakan hampir seumur hidup ini justru menjadi keuntungan bagi kemapanan secara sosial maupun finansial (Suhardiman, 2012). Selain itu, apabila PNS merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja atau hal lain yang memunculkan intensi untuk mengundurkan diri, tampaknya ada beberapa hal yang akan menjadi pertimbangan. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1979 PNS bisa mengundurkan diri dengan hormat dengan alasan sakit/ketidakcakapan, usia yang sudah
10 mencapai 55 tahun, atau masa kerja yang sudah melebihi 10 tahun (Sumber: bkd.jogjaprov.go.id). Apabila di luar kondisi tersebut, PNS akan kehilangan haknya seperti tunjangan hari tua. Perbedaan karakteristik tersebut menjadikan topik komitmen di kalangan PNS menarik untuk diteliti. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat ditarik bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat hubungan antara keadilan prosedural dan komitmen organisasi pada PNS di Kantor BPN? B. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah terdapat hubungan antara keadilan prosedural dan komitmen organisasi pada PNS BPN. C. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya penelitian psikologi, khususnya dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi yang berkaitan dengan keadilan prosedural dan komitmen organisasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu psikologi di masa mendatang. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi bagi pihak kantor BPN mengenai keterkaitan antara keadilan prosedural dan komitmen organisasi PNS. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam penerapan kebijakan di kantor BPN. Selain itu, penelitian ini diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif evaluasi yang mendukung perbaikan penerapan sistem pengelolaan Sumber Daya Manusia di kantor BPN.
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri rumah sakit terus meningkat di Indonesia seiring dengan perkembangan perekonomian negara dan global (Djumena, 2012). Hal ini juga disebabkan oleh penertiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diperlukan karyawan yang memiliki loyalitas pada organisasi tempat mereka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi pasti memerlukan sumber daya manusia yang berkompeten dan berkualitas agar tujuan organisasi dapat dicapai. Sumber daya manusia tersebut biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia pendidikan yang bermutu. Rendahnya mutu pendidikan akan menjadi masalah besar bagi suatu bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya persoalan yang dihadapi oleh negara, telah terjadi pula perkembangan penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari birokrasi sebagai operator pelayanan publik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam hubungan antara warga negara dengan pemerintah dalam suatu negara, kita tidak dapat menghindari pembahasan tentang pelayanan publik. Pada hakekatnya,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan lingkungan organisasi yang semakin kompleks dan kompetitif menuntut setiap organisasi untuk bersikap lebih responsif agar dapat bertahan dan terus berkembang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil diperpanjang menjadi 58 tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah surat kabar Harian Jogja Express tertanggal 13 September 2012 menulis sebuah artikel yang sangat menarik. Dalam tulisannya, diinformasikan bahwa batas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang, mengupayakan pengembangan untuk mencapai tujuan guna persaingan dengan negara lain. Unsur dasar yang harus diperbaiki di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor terpenting yang ada di organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya menyadari satu hal bahwa, kepuasan kerja merupakan faktor yang vital dalam manajemen sumber
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Rachmawati, 2008). Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia memiliki peranan penting bagi kesuksesan organisasi dan merupakan salah satu unsur yang vital bagi organisasi (Rachmawati, 2008). Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang dibentuk untuk memberikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi pemerintah merupakan organisasi yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Efektif tidaknya pelayanan masyarakat ini tergantung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Bengkulu (UNIB) merupakan salah satu perguruan tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Universitas Bengkulu (UNIB) merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang saat ini memiliki 7 Fakultas, Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Hukum (FH),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Menurut Tampubolon (2010) dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Mangkunegara (2001) kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia pada dasarnya, merupakan langkahlangkah perencanaan, penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan dapat mengakomodasikan setiap
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan organisasi perguruan tinggi dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan sangat dinamis, sangat memerlukan sistem manajemen yang efektif artinya dapat
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI
TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang terpenting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Terjadinya berbagai krisis kawasan yang tidak lepas dari kegagalan mengembangkan sistem manajemen pemerintahan dan pembangunan antara lain disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pegawai negeri sipil merupakan salah satu organ penting bagi eksistensi suatu negara, keberadaan pegawai negeri sipil selain sebagai dari eksekutif juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.
Lebih terperinciBUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 25 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN PENGHASILAN KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. hal, salah satunya adalah komitmen karyawan terhadap organisasi. Komitmen
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi dapat berjalan dengan baik dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya adalah komitmen karyawan terhadap organisasi. Komitmen karyawan menjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri Sipil menurut undang-undang RI nomor 43 Tahun 1999 adalah warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya manusia masih menjadi sorotan dan tumpuhan bagi perusahaan untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejelasan Sasaran Anggaran Menurut Halim & Syam Kusufi (2012) mengatakan bahwa anggaran memiliki peranan penting dalam organisasi sektor publik, terutama organisasi pemerintahan.
Lebih terperinciBAB II DESKRIPSI ORGANISASI
BAB II DESKRIPSI ORGANISASI 2.1 Sejarah Organisasi Badan Pertanahan Nasional merupakan Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, yang mempunyai tugas
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Organisasi modern meyakini bahwa manusia merupakan faktor penting dalam keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Manusia, dalam hal ini karyawan adalah aset utama yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perampingan struktur organisasi pemerintah di kabupaten banyak timbulnya masalah baru seperti adanya jabatan yang dihapuskan yang memunculkan masalah tergesernya jabatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fokus utama pemerintahan saat ini adalah terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, atau biasa disebut good governance. Untuk mencapainya diperlukan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi telah membawa manusia pada era yang ditandai oleh perubahan lingkungan yang drastis dan cepat. Kualitas sumber daya manusia menjadi penentu
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta)
1 BERITA DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 81 Tahun 2010 PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 81 TAHUN 2010 TENTANG KOORDINATOR PASAR DI LINGKUNGAN DINAS PENGELOLAAN PASAR KOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai lembaga dengan fungsi strategis dalam bidang kehakiman dan peradilan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahkamah Agung sebagai organisasi pelayanan publik dalam bidang peradilan bertujuan untuk menegakkan keadilan dalam masyarakat, hal ini diatur berdasarkan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang kemudian direvisi lagi dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 2008, maka tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Munculnya pesaing-pesaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, sumber daya manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting untuk membantu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menghadapi situasi dan kondisi di era globalisasi ini, perusahaan dituntut harus mampu menetukan strategi dan kebijakan manajemennya khususnya dalam bidang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Bab ini menguraikan tentang beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian. Selain itu akan disertakan pula penelitian terdahulu yang pernah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Angkasa Pura II (Persero), selanjutnya disebut Angkasa Pura II atau Perusahaan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Silvi Nurlaely, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia dalam suatu organisasi merupakan kebutuhan yang sangat penting yang berpengaruh dalam efektifitas dan efisiensi suatu organisasi.
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI
No. 5494 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI ADMINISTRASI. Kepegawaian. Aparatur Sipil Negara. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6) PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG
GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini mengakibatkan perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital (sumber daya manusia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumarto, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2009, hal. 1-2
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Governance disini diartikan sebagai mekanisme, praktik, dan tata cara pemerintah dan warga mengatur sumber daya serta memecahkan masalahmasalah publik. Dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diindentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru yang disebut juga pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa: A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar, guru dituntut untuk melakukan pekerjaannya dengan maksimal dan memiliki kinerja yang baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga proses pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu organisasi perlu memperhatikan sumber daya manusia yang kelak akan membantu pencapaian tujuan. Namun fenomena saat ini jumlah pegawai yang memiliki loyalitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai kemudahan dan pelayanan yang diberikan. Mulai dari kemudahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak kita temukan lembaga finansial atau pembiayaan di masyarakat, diantaranya Bank, BPR, KJKS/ BMT, dan KSP. Semua mempunyai visi misi dan saling
Lebih terperinciRENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
RENCANA KERJA DAN RENCANA ANGGARAN BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Tabel I. Alokasi Anggaran Tahun 2012 (dalam ribuan rupiah) KODE PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mampu berperilaku secara bertujuan. Bagi perusahaan atau organisasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumberdaya manusia memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan maupun organisasi karena jika tidak ada sumber daya manusia maka perusahaan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Dalam hal ini organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara umum tingkat pelayanan publik di Indonesia saat ini masih rendah. Sementara pelayanan publik bukanlah suatu hal yang baru. Terdapat beberapa hal yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada jaman era globalisasi seperti sekarang ini yang ditandai dengan terjadinya perubahan pesat secara keseluruhan, membuat suatu organisasi harus mampu memberikan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.268, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI. KPK. Manajemen. SDM. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5374) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan suatu organiasi atau lembaga dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari sumber daya manusia yang dimiliki, karena sumber daya manusia yang akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ulrich dalam Novliadin (2007) mengungkapkan bahwa, Kunci sukses sebuah perubahan adalah pada sumber daya manusia yaitu sebagai inisiator dan agen perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini adalah Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 43 Tahun 2015 tentang Tambahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tesis ini menganalisis tentang efektivitas program tambahan penghasilan pegawai (TPP) yang diterapkan di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya di wilayah administratif
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA I. UMUM Dalam rangka mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat cenderung lebih kritis terhadap pelayanan publik. Pemerintah sebagai pelayan publik merupakan subjek sekaligus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang sangat cepat pada berbagai aspek. Organisasi dituntut untuk lebih responsif
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi yang sukses mampu mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Di satu sisi, perkembangan zaman menuntut organisasi untuk mengikuti perubahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global
Lebih terperinciTotal Tahun
RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH 2010-2014 KEGIATAN PRIORITAS NASIONAL DAN KEGIATAN PRIORITAS BIDANG REFORMA AGRARIA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA (BERDASARKAN PERPRES NO.5 TAHUN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selaras dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian suatu negara, setiap penduduk diberikan kesempatan untuk terlibat dengan proses pembangunan ekonomi Negara/ daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB 2 KAJIAN TEORETIS
BAB 2 KAJIAN TEORETIS 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Turnover Intention Turnover intention (keinginan keluar dari pekerjaan) merupakan tanda awal terjadinya turnover (keluar dari pekerjaan) (Sunarso, 2000).
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, perubahan lingkungan khususnya lingkungan organisasi saat ini tidak sekedar berjalan sangat cepat tetapi bersifat tidak pasti. Tipe-tipe organisasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Menghadapi tantangan globalisasi yang sangat berat, masyarakat di negara berkembang harus menyiapkan diri baik secara fisik, mental, sosial, emosional maupun spiritual. Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tertinggal dari masyarakat lainnya, pembangunan di. berdampak positif bagi peningkatan berbagai aspek kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu istilah yang sering dilontarkan oleh berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap kehidupan suatu masyarakat ke arah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2007 NOMOR : 15 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PASAR BERMARTABAT KOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perputaran karyawan (turnover intention) menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki konsekuensi negatif dan konsekuensi
Lebih terperinciRINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA
RINGKASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA A. Pendahuluan Alasan/pertimbangan penggantian Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok- Pokok Kepegawaian
Lebih terperinciNo pemberhentian dan pensiun, yang merupakan bagian yang terintegrasi dengan Sistem Informasi ASN. Manajemen PNS dalam Peraturan Pemerintah in
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6037 ADMINISTRASI. Kepegawaian. PNS. Manajemen. Pencabutan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Budaya birokrasi antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya birokrasi antara satu daerah dengan daerah lainnya memiliki lingkungan dan kronologi yang berbeda-beda, adanya pengaruh budaya tradisional kerajaan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sebagai manusia yang berbudaya dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu proses yang dilakukan oleh suatu bangsa atau negara dalam membina dan mengembangkan kesadaran diri di antara individu-individu agar kelak
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI A. Sejarah Singkat Badan Pertanahan Nasional Kota Binjai Kantor Pertanahan adalah instansi vertikal Badan Pertanahan Nasional di Kabupaten/Kota
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI PROPINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manajemen sumber daya manusia merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam berjalannya suatu perusahaan untuk mencapai visi, misi, strategi serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Pandangan Umum
BAB I PENDAHULUAN A. Pandangan Umum Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada tiap tingkatan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan kegiatan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN Pokok pembahasan pada bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian meliputi manfaat teoritis dan manfaat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen organisasional menjadi hal penting pada sebuah organisasi dalam menciptakan kelangsungan hidupnya, apapun bentuk organisasi itu dalam mencapai tujuannya.
Lebih terperinciMATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011
MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN PERTANAHAN NASIONAL 1 PROGRAM PENGELOLAAN PERTANAHAN NASIONAL 1.444,6 1.631,8 1.862,0 2.033,3 1.1 Pengelolaan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF KEPADA PEJABAT PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan perangkat sosial yang terdiri dari faktor-faktor manusia dan fisik. Sumber daya manusia merupakan faktor sentral dalam pengelolaan suatu organisasi.
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur yang harus diatur
Lebih terperinci