BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Umum Data Data sangat penting didalam suatu perusahaan untuk pengambilan suatu keputusan. Menurut Laudon & Laudon (2012, p. 15), data adalah fakta mentah yang mewakili kejadian didalam suatu organisasi atau lingkungan fisik sebelum kejadian tersebut diatur dan disusun ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh orang lain. Sedangkan menurut O Brien & Marakas (2010), data adalah fakta - fakta mentah atau observasi, umumnya mengenai transaksi bisnis. Dapat ditarik kesimpulan menurut kedua pendapat ahli diatas data adalah fakta mentah atau observasi yang ada dalam suatu organisasi atau lingkungan fisik yang pada umumnya adalah transaksi bisnis yang dapat diolah dan disusun serta dapat digunakan oleh orang lain Sistem Sistem memiliki arti yang luas, banyak para ahli yang saling mengemukakan pengertian dari sistem, seperti menurut Stair dan Reynolds (2010, p. 8), sistem adalah seperangkat elemen atau komponen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan atau goal. Sedangkan menurut Satzinger, Jackson & Burd (2009, p. 6), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah seperangkat komponen atau elemen yang saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mencapai goal atau tujuan yang ingin dicapai Informasi Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diorganisir dengan cara tertentu sehingga memiliki arti bagi penerima. Menurut 9

2 10 O Brian & Marakas (2010, p. 34), informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2010, p. 35), informasi adalah sekumpulan fakta - fakta yang diolah dengan sedemikian caranya sehingga memiliki nilai tambah dibalik nilai dari fakta individu itu sendiri. Menurut kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa informasi adalah suatu data - data yang telah diolah dan berubah menjadi data yang memiliki arti dan fungsi, serta data tersebut memiliki kegunaan bagi yang membutuhkan Sistem Informasi Kombinasi dari teknologi informasi dan aktifitas orang yang menggunakan teknologi untuk mendukung operasi dan majemen disebut sebagai sisten informasi. Menurut O Brian & Marakas (2010, p. 4), sistem informasi adalah kombinasi teratur dari orang - orang, hardware, software, jaringan komunikasi, sumber daya data, kebijakan dan prosedur yang menyimpan, mengubah, dan menyebarkan informasi didalam suatu organisasi. Setiap orang bergantung pada sistem informasi yang modern untuk berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya dengan menggunakan berbagai macam alat fisik (hardware), jaringan komunikasi (network), dan data yang disimpan (data resource). Sedangkan menurut Stair dan Reynolds (2010, p. 10), sistem informasi adalah seperangkat komponen komponen yang mengumpulkan, memanipulasi, menyimpan, dan menyebarluaskan data dan informasi dan menyediakan metode umpan balik untuk bertemu dengan objektif atau sasaran. Berdasarkan pendapat kedua ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang memiliki komponen - komponen yang berfungsi untuk memanipulasi, menyimpan, dan menyebarluaskan data dan informasi untuk mencapai suatu tujuan atau sasaran dengan menggunakan berbagai macam alat fisik (hardware), jaringan komunikasi (network), dan data yang disimpan (data resource).

3 Business Process Kumpulan aktifitas atau pekerjaan terstruktur yang saling terkait disebut proses bisnis. Menurut Rainer & Cegielski (2011, p. 10), business process atau proses bisnis adalah kumpulan dari aktifitas yang berhubungan dan menghasilkan sebuah produk atau jasa kepada organisasi, seperti pengembangan produk dimana melibatkan rancangan, engineering, manufacturing, pemasaran dan distribusi. Proses lainnya meliputi hanya satu area fungsional. Kemudian menurut Considine et al. (2012), business process diartikan sebagai salah satu kunci dari bagaimana suatu organisasi mencapai tujuannya. Proses bisnis menggambarkan rangkaian dari aktifitas ketika disatukan, memberikan suatu nilai kepada pelanggan baik secara internal maupun secara eksternal. Dapat diambil kesimpulan dari kedua pendapat diatas business process adalah kumpulan dari kegiatan - kegiatan atau aktifitas yang saling terhubung yang menghasilkan sebuah produk atau jasa guna memberikan manfaat, nilai dan tujuan dalam suatu organisasi Evaluasi Evaluasi menggunakan pengukuran berdasarkan efektivitas strategi yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan. Menurut Zikmund (2010, p. 9), evaluasi adalah bentuk formal dari sebuah pengukuran dan penilaian atas sebuah aktifitas, proyek, ataupun program yang telah mencapai tujuannya. Setelah untuk mengukur program yang sedang digunakan, evaluasi juga memberikan informasi tentang faktor utama yang mempengaruhi tingkat kinerja sistem yang diamati. Menurut Arikunto & Jabar (2010, p. 1), pada buku evaluasi program pendidikan oleh Arikunto dan Jabar, evaluasi adalah sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai dalam beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Berdasarkan kedua ahli diatas dapat disimpulan evaluasi adalah sebuah pengukuran dan penilaian dari sebuah aktifitas ataupun program

4 12 yang telah mencapai tujuan yang berguna untuk mempengaruhi tingkat kinjerja sistem yang diamati. Menurut jurnal Falahah dan Rijayana (2011), evaluasi perlu dilakukan pada setiap sistem yang telah dilaksanakan karena perlu adanya penilaian atau evaluasi terkait kinerja sistem tersebut untuk melihat sejauh mana keberhasilannya dalam mencapai tujuan dan sasaran awal yang ditetapkan. Periode evaluasi tergantung dari kebutuhan dan kebijakan management Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, pada evaluasi ini penulis akan menggunakan metode survei, yaitu suatu teknik atau metode pengumpulan data dengan mengajukan atau memberikan pertanyaan kepada user atau responden yang ditujukan untuk mendapatkan informasi spesifik terkait dengan hal yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian. (Malhotra, 2009). Sedangkan menurut Sugiyono, survei merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2011, p. 142) Dari kedua pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa survei adalah suatu metode pengumpulan data dengan memberikan kuisioner berupa pertanyaan dan peryataan terkait dengan informasi yang ingin didapatkan dari responden, untuk mendapatkan hasil yang spesifik sesuai dengan kebutuhan penelitian. Karena itu, pada evaluasi ini akan mengumpulkan dan mencari data dari para user atau pengguna sistem IFS yang berada di PT. PARIT PADANG GLOBAL dari seluruh bagian yang terdapat dalam perusahaan. Melalui survey, penulis dapat mengambil data berupa seberapa puas user dalam menggunakan sistem IFS dan seberapa besar pengaruh sistem IFS terhadap keefektifan dan efisiensi kerja dari para penggunanya. Dalam penelitian ini, kuisioner akan dibuat kedalam bentuk pertanyaan - pertanyaan yang meliputi system quality, information quality, dan service quality. Pertanyaan pada system quality terdiri dari Accessible, Usability, Functionality, Responsiveness, Reliability, dan Flexibility. Pertanyaan pada information quality terdiri dari Relevance of Content,

5 13 Accuracy of Content, Content is Understandable, dan Content is Complete. Serta Pertanyaan service quality terdiri dari Desired Service, Fullfilment of Needs and Expectation, Behavioral and Interntions, dan User Experience. Proses penyampaian pada user akan disampaikan secara langsung, berdasarkan pengertian pendekatan langsung menurut Malhotra (2009), yaitu pendekatan langsung pada responden tanpa menyembunyikan tujuan dari penelitian dan menyampaikan langsung pada responden maksud dari penelitian tersebut secara jelas. Kuisioner yang telah dibuat nantinya akan diberikan langsung pada responden dalam bentuk pertanyaan yang akan dijawab langsung oleh responden Teori Khusus ERP (Enterprise Resource Planning) ERP ERP merupakan sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinir semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis secara menyeluruh. Menurut Laudon & Laudon (2012, p. 51), ERP adalah sistem yang mengintegrasikan proses bisnis dalam kegiatan manufaktur dan produksi, finance dan accounting, sales, marketing, dan human resource ke sebuah software. Informasi yang sebelumnya terbagi ke dalam beberapa sistem disimpan disebuah media penyimpanan yang dapat digunakan disetiap bagian dalam perusahaan. Sedangkan menurut O Brien et al. (2010, p. 272), ERP adalah sebuah sistem lintas fungsi perusahaan yang didukung oleh sekumpulan modul software yang terintegrasi dan berfungsi untuk mendukung proses bisnis internal yang mendasar didalam perusahaan. Sebagai contoh, software ERP untuk perusahaan manufaktur akan mengolah dan melacak data - data terkait dengan penjualan, inventory, pengiriman, penagihan, dan juga perkiraan menggunakan raw material dan kebutuhan sumber daya manusia. Dapat ditarik kesimpulan dari kedua ahli diatas, ERP adalah suatu sistem yang terintegrasi dari berbagai department seperti

6 14 accounting, sales, human resource, logistic dan sebagainya didalam satu software yang berfungsi untuk mendukung proses bisnis yang ada dalam suatu perusahaan atau organisasi. Menurut jurnal Wahyu Agus Winarno (2010), ERP sebagai sistem piranti lunak bisnis yang memungkinkan sebuah perusahaan untuk mengelola secara efektif dan efisien penggunaan dari sumber daya yang dimiliki (material, sumber daya manusia, keuangan, dan sebagainya) dengan menyediakan sebuah total solusi yang terintegrasi untuk kebutuhan - kebutuhan pemrosesan informasi pada perusahaan. Ada beberapa atribut yang dianggap penting pada ERP yaitu : Mengotomatiskan dan mengintegrasikan proses bisnis perusahaan. Berbagi data dan praktik diseluruh perusahaan. Menghasilkan dan mengakses informasi dalam lingkungan real-time Sejarah Perkembangan Sistem ERP ERP terus berkembang dan memeliki beberapa tahapan, menurut pendapat Wijaya dan Darudiato (2009, p. 15), perkembangan sistem ERP terdiri dari 5 tahap, yaitu : - Tahap I : Material Requirement Planning (MRP) atau perencanaan kebutuhan material, yang merupakan kebutuhan material, yang merupakan kelanjutan dari proses pengolahan bill of material (BOM) atau daftar kebutuhan material yang harus disediakan untuk prsoes suatu produk tertentu. - Tahap II : Close - Loop MRP Sistem ini dirancang untuk membantu menjalankan rencana pekerjaan diberbagai lokasi pabrik, penjadwalan inventory, internal dan eksternal (pemasok).

7 15 - Tahap III : Manufacturing Resource Planning (MRP II) MRP II sama seperti Close - Loop MRP, hanya ada penambahan elemen sebagai berikut: 1. Perencanaan penjualan dan operasi, proses yang digunakan untuk menyeimbangkan antara permintaan, dan persediaan, sehingga management dapat melakukan control terhadap aspek operasional bisnis. 2. Antarmuka keuangan, kemampuan menerjemahkan rencana operasional (satuan bentuk pieces, kg, gallon, satuan lainnya menjadi satuan biaya dalam mata uang tertentu). 3. Simulasi kemampuan melakukan analisis what if untuk mendapatkan jawaban yang mungkin diterapkan, baik dalam satuan unit maupun dalam jumlah uang. - Tahap IV : Enterprise Resource Planing Dasar ERP yang diturunkan dari MRP II, tetapi bisnis prosesnya diperluas dan lebih sesuai diterapkan pada kondisi perusahaan yang memiliki beberapa unit bisnis. - Tahap V : Extended ERP (ERP II) Sistem Extended ERP (ERP II) mulai diluncurkan sekitar tahun 2000an. Sistem ERP II ini disebut extended ERP, karena merupakan perluasan dari fungsi - fungsi yang ada pada sistem ERP, yaitu mencangkup fungsi - fungsi yang dapat menjembatani komunikasi supplier dengan konsumen.

8 16 Gambar 2.1: Evolusi ERP Sumber: (Wijaya & Darudianto, 2009, p. 15) Manfaat ERP Dengan memusatkan tempat penyimpanan data pada suatu tempat, maka tercipta kemudahan untuk mendapatkan berbagai data. Menurut Verdi (2013), keuntungan implementasi ERP bagi setiap perusahaan adalah: a. ERP membantu memperlancar proses bisnis dan membuatnya menjadi lebih mudah, murah, cepat, dan efisien. b. Mengurangi biaya - biaya berupa penghematan biaya operasional perusahaan. Hal ini disebabkan karena sistem ERP sudah didesain sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi dan menghilangkan duplikasi data. c. Pengambilan keputusan, sistem ERP yang merupakan sistem yang mengintegrasikan seluruh data dan informasi sangat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan, terutama apabila akan muncul masalah dalam perusahaan maka dengan cepat mereka dapat mengetahuinya dan segera mencari dan mengambil keputusan guna memecahkan masalah tersebut. d. Meningkatkan etos kerja karyawan, karena proses kerja tersusun sesuai dengan standar operasi perusahaan yang sudah dibakukan. e. Meningkatkan jumlah penjualan, karena sistem ERP ini membantu dalam keluar masuknya arus barang.

9 17 f. Menambah daya saing perusahaan, karena ERP membantu dalam distribusi produk yang dihasilkan perusahaan dengan memberikan informasi yang cepat dan akurat bagi konsumen. g. Mengurangi kecurangan dan biaya dengan menghapuskan aktifitas yang tidak memiliki nilai tambah IFS (Industrial and Financial Systems) Seperti yang terdapat pada website IFS (Industrial and Financial Systems) merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1983 dan saat ini memiliki lebih dari 2700 karyawan. IFS mendukung lebih dari 2400 pelanggan yang ada diseluruh dunia. IFS merupakan suatu aplikasi bisnis ERP yang diakui secara global dalam mengembangkan dan memberikan software untuk perusahaan dalam perencanaan sumber daya perusahaan, manajemen aset perusahaan, dan manajemen pelayanan perusahaan. Aplikasi IFS saat ini memiliki lebih dari pengguna. Filosofi bisnis dan arsitektur IFS memberikan solusi yang lebih mudah untuk menerapkan, menjalankan, dan upgrade. Aplikasi IFS memberikan peningkatan fungsi ERP, CRM, SCM, PLM (Product life cycle manajemen), CPM (Critical Path Method), manajemen aset perusahaan dan kemampuan MRO (Maintenance, Repair and Operation). Aplikasi IFS memungkinkan untuk dapat menghandle 4 inti proses yaitu: - Service & Asset Management - Manufacturing - Projects - Supply Chain Management Skala Pengukuran Likert Skala pengukuran yang akan digunakan dalam evaluasi ini adalah Skala Likert, dimana menurut Sugiyono (Sugiyono, 2012) yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dengan menggunakan Skala Likert, maka dimensi dijabarkan menjadi variabel kemudian variabel

10 18 dijabarkan lagi menjadi indikator - indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator - indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak untuk membuat item instrument yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Menurut Bertram (20120, Skala 5 poin pemberian nilai pada suatu skala, biasanya dimulai dari Sangat Tidak Setuju atau pernyataan paling negatif dalam salah satu ujung rating scale dan pernyataan Sangat Setuju atau paling positif pada sisi lain rating scale dengan pernyataan Baik Setuju atau Tidak Setuju ditengah. Namun beberapa praktisi menganjurkan penggunaan skala 7 dan 9 titik yang menambah perincian tambahan agar lebih memiliki banyak variasi. Dalam beberapa kasus, dapat diberikan 4 titik skala (atau skala genap lainnya) yang dapat membentuk suatu pilihan pasti dan lebih terarah. Setiap tingkat pada skala diberi nilai numerik atau pengkodean, biasanya dimulai dari 1 dan bertambah satu untuk setiap tingkat ke pernyataan yang lebih positif dengan nilai yang lebih besar. Bentuk kuesioner ini adalah semi tertutup yaitu berupa pertanyaan tertutup yang jawabannya harus dipilih responden berdasarkan pilihan yang disediakan. Dalam menjawab skala likert ini, responden hanya memberi tanda, misalnya checklist atau tanda silang pada jawaban yang dipilih sesuai pernyataan. Menurut Sugiyono (Sugiyono, 2012) kuesioner yang telah diisi responden perlu dilakukan penyekoran berdasarkan jawaban yang dipilih oleh responden. Jawaban yang berindikasi positif diberikan nilai yang semakin besar, sedangkan yang berindikasi negatif diberikan nilai yang lebih kecil. Berikut ini merupakan bobot penilaian pada skala Likert. Tabel 2.1: Contoh Penilaian Skala Likert

11 19 Dalam pembuatan kuesioner ini, seluruh kegiatan atau aktivitas yang terdapat pada proses bisnis PT. PARIT PADANG GLOBAL menjadi acuan dalam pembuatan pertanyaan, dimana pertanyaan disesuaikan dengan apa yang akan diteliti dan dievaluasi, dan terdiri dari item yang cukup jelas pengartiannya sehingga dapat dipahami dengan baik oleh user dimana user atau responden yang dipilih merupakan orang - orang yang terlibat dalam sistem IFS yang sehari - hari bekerja dengan mengandalkan sistem IFS yang berada pada tiga bagian sesuai ruang lingkup penelitian, yaitu CSSA, Logistik, dan Inkaso. Kemudian item - item itu dicoba kepada sekelompok responden berdasarkan bagian yang sebelumnya disebutkan yang cukup representatif dari populasi yang ingin diteliti. Parameter yang diteliti dalam penulisan ini adalah Ranking Requirement dan Degree of Fit pada sistem IFS yang digunakan pada PT. PARIT PADANG GLOBAL, dalam hal ini Ranking Requirement menggambarkan tingkat kepentingan suatu aktivitas yang terdapat pada suatu proses di perusahaan, apakah aktivitas tersebut termasuk aktivitas yang kurang penting (Low), cukup penting (Medium), atau sangat penting (High). Sedangkan Degree of Fit akan menggambarkan apakah sistem IFS yang berjalan saat ini telah memenuhi kebutuhan pengguna atau belum, dimana akan diwakilkan dalam tiga kategori yaitu, sistem belum memenuhi kebutuhan, sistem sudah memenuhi kebutuhan namun belum maksimal, dan sistem telah memenuhi kebutuhan secara maksimal. Parameter yang telah ditentukan diambil berdasarkan data yang dibutuhkan pada analisa Fit / Gap Analysis dimana sesuai yang dijelaskan diatas, terdiri dari Rangking Requirement dan Degree of Fit. Responden akan diberikan pertanyaan seputar sistem IFS yang saat ini berjalan dan mereka gunakan. Responden akan diminta menentukan pilihan dengan skala 1-3 pada parameter Rangking Requirement dan Degree of Fit dimana jawaban responden akan menentukan suatu aktivitas memeiliki kepentingan yang high, medium, atau low dan apakah sudah memenuhi kebutuhan secara maksimal, belum maksimal, atau bahkan belum memenuhi sama sekali. Berikut merupakan contoh table kuesioner yang akan digunakan.

12 20 Tabel 2.2: Contoh tabel Ranking Requirement dan Degree of Fit No Aktivitas Ranking Requirement Degree of Fit Respon yang telah diberikan dari seluruh responden akan dikumpulkan dan jawaban yang memberikan indikasi positif diberi skor tertinggi, sementara jawaban yang mengindikasikan negatif akan diberikan skor yang lebih rendah. Pada kuesioner ini, skor akan disesuaikan dengan skala yang ada, dimana skor tertinggi adalah 3, dan terendah adalah 1. Skala yang akan digunakan sebagai berikut:

13 21 Ranking Requirement : o 1 : Kurang dibutuhkan (Low) o 2 : Cukup dibutuhkan (Medium) o 3 : Sangat Dibutuhkan (High) Degree of Fit : o 1 : Belum memenuhi kebutuhan (Gap) o 2 : Sudah memenuhi kebutuhan, namun belum maksimal (Partial Fit) o 3 : Sudah memenuhi kebutuhan secara maksimal (Fit) Berikutnya, jawaban skor dari seluruh responden per pertanyaan atau aktivitas, akan dijumlah sesuai dengan banyaknya jawaban, dan akan disesuaikan dengan dengan rataan yang akan dibagi untuk menentukan apakan pertanyaan atau aktivitas tersebut termasuk kedalam high, medium, atau low pada Ranking Requirement dan apakah sudah memenuhi kebutuhan secara maksimal, belum maksimal, atau bahkan belum memenuhi sama sekali. Pertanyaan akan dibagi perbagian yaitu CSSA, Logistik dan Inkaso. Hal ini ditujukan agar jawaban yang diperoleh lebih valid karena ditujukan langsung ke bagian yang memang melakukan aktivitas tersebut sehingga diharapkan responden yang mengisi kuesioner mengetahui persis proses yang ada dan yang responden kerjakan. Dalam menghitung rataan, untuk menentukan jawaban dari setiap aktivitas atau pertanyaan, akan digunakan perhitungan sebagai berikut: a. Rataan pada bagian CSSA o Nilai tertinggi x jumlah responden per bagian = rataan tertinggi 3 x 8 = 24 o Nilai terendah x jumlah responden per bagian = rataan terendah 1 x 8 = 8 o (Rataan tertinggi + rataan terendah) / 2 = rataan tengah (24 + 8) / 2 = 16

14 (Low & Gap) 9-16 (Medium & Partial) (High & Fit) Gambar 2.2: Rataan pada Bagian CSSA b. Rataan pada bagian Logistik o Nilai tertinggi x jumlah responden per bagian = rataan tertinggi 3 x 5 = 15 o Nilai terendah x jumlah responden per bagian = rataan terendah 1 x 5 = 5 o (Rataan tertinggi + rataan terendah) / 2 = rataan tengah (15 + 5) / 2 = (Low & Gap) 6-10 (Medium & Partial) (High & Fit) Gambar 2.3: Rataan pada Bagian Logistik Rataan pada bagian Inkaso o Nilai tertinggi x jumlah responden per bagian = rataan tertinggi 3 x 7 = 21 o Nilai terendah x jumlah responden per bagian = rataan terendah 1 x 7 = 7 o (Rataan tertinggi + rataan terendah) / 2 = rataan tengah / 2 = (Low & Gap) 8-14 (Medium & Partial) Gambar 2.4: Rataan pada Bagian Inkaso (High & Fit) Berdasarkan perhitungan rataan di atas, dapat diketahui kesimpulan jawaban dari setiap aktivitas yang telah dijawab oleh responden. Hasil

15 23 kuesioner tersebut akan dimasukkan ke dalam table Fit / Gap Analysis untuk selanjutnya dianalisa kepentingan dan kemampuan sistem memenuhi kebutuhan berdasarkan setiap aktivitasnya yang didapat dari seluruh proses bisnis PT. PARIT PADANG GLOBAL Fit / Gap Analysis Fit / Gap Analysis Fit / Gap Analysis digunakan untuk mengidentifikasi apakah sistem yang ada sekarang telah memenuhi kebutuhan atau belum memenuhi kebutuhan. Menurut Pol dan Paturkar (2011), Fit / Gap analysis adalah metodologi yang digunakan oleh perusahaan untuk membandingkan proses bisnis perusahaan dan fungsi sistem, mengevaluasi, dan mencatat fungsi - fungsi yang sesuai (fit) dan tidak sesuai (gap). Tujuan dari analisa ini adalah tidak untuk memberikan solusi maupun rancangan terhadap sistem. Kemudian Gap analysis adalah teknik yang digunakan oleh perusahaan untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk beralih dari kondisi sekarang ke kondisi yang akan datang yang nantinya akan digunakan. Gap analysis juga biasa dikenal dengan need-gap analysis, need analysis, dan need assessment. Dari pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan Fit / Gap Analysis adalah suatu metode yang digunakan perusahaan untuk mengevaluasi kegiatan proses bisnis yang ada di dalamnya dan membandingkannya untuk perpindahan dari kondisi sekarang ke yang akan datang Tujuan Fit / Gap Analysis Fit / Gap Analysis bertujuan untuk: a. Mengumpulkan requirement dari perusahaan. b. Sebagai langkah awal untuk menentukan penyesuaian yang perlu dilakukan. c. Memastikan bahwa sistem yang baru memenuhi kebutuhan proses bisnis perusahaan.

16 24 d. Memastikan bahwa proses bisnis akan menjadi best practice. e. Mengidentifikasi permasalahan yang membutuhkan perubahan kebijakan. Fit / Gap Analysis digunakan untuk mengevaluasi kebutuhan user terhadap sistem dan mengidentifikasi mengenai Fit dan Gap antara kebutuhan pengguna dengan sistem. Fit berarti requirement telah dipenuhi oleh sistem, sedangkan Gap berarti requirement tidak dipenuhi oleh sistem Metode Fit / Gap Analysis Menurut Pol dan Paturkar (2011), terdapat 4 metode yang dapat digunakan dalam melakukan Fit / Gap Analysis, yaitu: 1. Simulation Based Gambar 2.5: Tahapan Fit / Gap Analysis Metode Simulation Based Sumber: (Pol & Paturkar, 2011). a. Plan: Perencanaan Fit - Gap untuk kegiatan sehari - hari, daftar partisipan dan agenda detail yang dipersiapkan berdasarkan hasil bisnis blue print dan kebutuhan analisa dasar.

17 25 b. Implement: Sistem diimplementasikan dalam uji simulasi atau sandbox. c. Analyze: Analisa sistem dilakukan untuk membandingkan fungsi - fungsi yang ada dengan kebutuhan perusahaan. d. Capture: Menemukan Fit dan Gap sistem serta mendokumentasikannya. 2. Brainstorming Discussion Based Gambar 2.6: Tahapan Fit / Gap Analysis Metode Brainstorming Discussion Based Sumber: (Pol & Paturkar, 2011). a. Schedule: Merupakan jadwal detail untuk diinformasikan. Jadwal beserta topik yang akan didiskusikan dan dipersiapkan. b. Discuss: Pembawa materi menjelaskan tentang fitur - fitur sistem pada detail fungsi dan stakeholder menyampaikan mengenai apa yang mereka butuhkan. c. Capture: Menemukan perbedaan antara kebutuhan dengan fungsi. d. Analyze : Fit and Gap dianalisa dan didokumentasikan.

18 26 3. Questionnaire Based Gambar 2.7: Tahapan Fit/ Gap Analysis Metode Questionnaire Based Sumber: (Pol & Paturkar, 2011). a. Analyze: kebutuhan perusahaan pertama kali dianalisa berdasarkan bisnis blue print dan kebutuhan analisa dasar. b. Formulate: Pertanyaan detail daftar fit dan gap yang dipersiapkan berdasarkan kebutuhan analisa. c. Answer: Jawaban pertanyaan - pertanyaan diisi oleh seseorang yang ahli dibidangnya dalam perusahaan. d. Extract: Jawaban dicocokan dengan fungsi sistem berdasarkan daftar Fit dan Gap.

19 27 4. Hybrid Based Gambar 2.8: Tahapan Fit / Gap Analysis Metode Hybrid Based Sumber: (Pol & Paturkar, 2011). a. Plan & Schedule: Perencanaan Fit dan Gap untuk jadwal sehari - hari, daftar partisipan dan detail agenda dipersiapkan. Detail jadwal untuk diskusi disampaikan. b. Discuss & Formulate: Diskusi antara konsultan sistem dan stakeholder pertanyaan diformulasikan dan diberikan kepada seseorang yang ahli dibidangnya untuk dijawab. c. Answer & Analyze: inti diskusi dianalisa berikut juga dengan jawaban yang telah diisi oleh para ahli dalam perusahaan. d. Extract & Captrure: Analisis dan jawaban dibandingkan dengan fungsi sistem untuk daftar Fit dan Gap Langkah - Langkah Fit / Gap Analysis Langkah - langkah yang dilakukan dalam Fit / Gap Analysis adalah sebagai berikut:

20 Ranking Requirements Tahapan ini mendukung tim proyek dan sponsor proyek untuk memastikan proses bisnis dapat diakomodasi oleh sistem yang sudah diimplementasikan. Selain itu, berfungsi untuk memastikan tim proyek berfokus pada era yang paling penting bagi perusahaan supaya functionality yang baru dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam meningkatkan proses bisnis. Requirement harus diindentifikasi sesuai dengan tingkat prioritasnya. Tingkat prioritasnya akan dijelaskan dalam table berikut. Tabel 2.3: Tingkat Prioritas dalam Fit/ Gap Analysis Adapun requirement tersebut akan dikelompokkan berdasarkan beberapa kategori, yaitu: a. Operasional b. Strategis Degree of Fit Menentukan sejauh mana kebutuhan dapat diakomodir oleh sistem yang sudah diimplementasikan. Degree of Fit terdiri dari tiga kategori, yaitu: fit, gap, dan partial fit.

21 29 Tabel 2.4: Degree of Fit dalam Fit / Gap Analysis Gap Resolution Dalam proses Fit / Gap Analysis akan ditemukan sebuah gap. Pada saat gap ditemukan, tim penulis akan menentukan alternatif dan rekomendasi solusi untuk mengatasi gap tersebut. Terdapat beberapa jalan dalam menyelesaikan gap yaitu dengan gap resolution. Beberapa metode yang digunakan gap resolution antara lain: a. Package work - around Pertama kali tim akan mengidentifikasi jalan alternatif untuk mencapai kebutuhan proses yang ada. b. Membuat bisnis sesuai dengan package. Apabila metode package work - around tidak dapat diterapkan, tim akan merekomendasikan perubahan potensial pada proses bisnis untuk dilakukan penyesuaian. Penyesuaian dilakukan pada proses bisnis yang ada untuk mengeliminasi gap yang terjadi.

22 Flowchart Pengertian Flowchart Bagan yang menunjukan alur (flow) didalam program atau prosedur sistem secara logika disebut sebagai flowchart. Menurut Romney (2009, p. 163), flowchart merupakan teknik analisa yang digunakan untuk menggambarkan beberapa aspek dari sistem informasi dengan cara yang jelas, ringkas, dan logis. Flowchart menggunakan sekumpulan standar dari simbol untuk menggambarkan prosedur pemrosesan transaksi yang digunakan perusahaan dan aliran data dalam sistem. Sedangkan menurut Considine et al. (2012, p. 249), flowchart menggambarkan kombinasi antara DFD (Data Flow Diagram) logikal dan fisikal karena menyediakan detail dari proses yang dilakukan seperti sumber daya fisik yang digunakan untuk melakukan hal tersebut (sudut pandang fisikal). Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan flowchart merupakan gambaran secara detail, jelas, ringkas, dan logis dari suatu prosedur pemroses atau aliran data dalam sistem dengan menggunakan sekumpulan standar simbol Simbol Flowchart flowchart: Berikut merupakan simbol dan keterangan dari system

23 31 Tabel 2.5: Simbol dan Keterangan System Flowchart (1) Sumber: (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, p. 249)

24 32 Tabel 2.6: Simbol dan Keterangan System Flowchart (2) Sumber: (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, p. 249)

25 Tabel 2.7: Simbol dan Keterangan System Flowchart (3) Sumber: (Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer, 2012, p. 249) Jenis Flowchart Flowchart memiliki beberapa jenis yang memiliki fungsi yang berbeda. Menurut Romney (2009, p. 165), terdapat beberapa jenis flowchart sesuai dengan penggunaan dan fungsinya, yaitu: a. Document Flowchart Document flowchart mengilustrasikan aliran dari dokumen dan informasi antara area tanggung jawab dalam organisasi. Document flowchart menunjukan dimana setiap dokumen berasal, distribusi dari dokumen, tujuan dokumen

26 34 tersebut, penempatan terakhir dari dokumen, dan segala hal yang terjadi selama dokumen mengalir dalam sistem. Document flowchart berguna untuk menganalisa cukupnya prosedur kontrol dalam sistem, seperti internal check dan pemisahan fungsi. Document flowchart dapat mengungkapkan kelemahan atau inefisiensi dalam sistem seperti aliran komunikasi yang tidak memadai, kompleksitas yang tidak penting dalam aliran dokumen, atau prosedur yang menyebabkan keterlambatan. b. System Flowchart System flowchart menggambarkan hubungan antara input, proses dan output. System flowchart dimulai dengan mengidentifikasi baik input yang masuk ke sistem dan asal dari input tersebut. Input dapat berupa data baru yang dimasukan ke dalam sistem, data yang disimpan untuk penggunaan yang akan datang atau keduanya. Input diikuti dengan pemrosesan dalam flowchart, yang merupakan tahapan yang dilakukan terhadap data. Logika yang digunakan komputer untuk melaksanakan pemrosesan ditampilkan pada program flowchart. Informasi baru yang dihasilkan adalah komponen output, yang dapat disimpan untuk penggunaan yang akan datang, ditampilkan dalam layar, atau dicetak pada kertas. c. Program Flowchart Program flowchart mengilustrasikan tahapan operasi logis, yang dijalankan dengan komputer dengan cara mengeksekusi sebuah program. Setelah program flowchart didesain dan disetujui, program flowchart berfungsi sebagai blueprint untuk coding program komputer.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era sekarang ini, evaluasi merupakan suatu proses yang penting dalam suatu pengembangan sistem yang ada pada sebuah perusahaan. Pada proses pengembangan sistem

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Komponen Sistem

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Komponen Sistem BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Menurut O Brien (2010: 26), sistem adalah sekelompok komponen yang saling berhubungan, dengan batasan yang jelas, bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Teori Dasar / Umum Teori Teori Umum yang menjadi dasar penulisan skripsi sebagai berikut: 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Menurut (Satzinger, Jackson, & Burd, 2012), Sistem

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Oleh : Bansa Tuasikal 06.11.1012 S1 Ti 10A Daftar Isi : Pendahuluan...1 Pengertian ERP...2 Tujuan dan Peran ERP Dalam Perusahaan...3 Kelebihan

Lebih terperinci

DEFINISI DAN PERKEMBANGAN ERP JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA Definisi ERP Daniel O Leary : ERP system are computer based system designed to process an organization s transactions

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) E-BUSSINES Enterprise Resource Planning (ERP) Disusun oleh : Mohammad Nidhom 08.11.2180 S1 TI 6E SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Enterprise Resource Planning

Lebih terperinci

Pertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP

Pertemuan 4 Sejarah Perkembangan ERP Pertemuan 4 Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara ERP merupakan perkembangan dari Manufacturing Resource Planning yang juga merupakan hasil dari Evolusi Material Resource Planning (MRP). Sistem

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih-validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.army.mil/armybtkc/focus/sa/erp_intro.htm

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut O Brien (2005, p5), sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya

Lebih terperinci

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi I. Modul ke: 13Feb. Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas. Afrizon, SE, M.Si, Ak. Program Studi Akuntansi Modul ke: Sistem Informasi Akuntansi I Fakultas 13Feb Pengantar ERP (Enterprise Resource Planning) Afrizon, SE, M.Si, Ak Program Studi Akuntansi Sejarah ERP ERP berkembang dari Manufacturing Resource Planning

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 6 KSI LANJUT ERP (Bagian 1) Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP). Karakter Sistem. Pemahaman Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM

ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) YULIATI, SE, MM ERP (Enterprise Resource Planning) ERP (Enterprise Resource Planningi) atau sering juga disebut Perencanaan Sumber Daya Perusahaan : Merupakan, sebuah

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Chapter 10 PENGERTIAN ERP adalah sebuah sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan

Lebih terperinci

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING MAKALAH ENTERPRISE RESOURCE PLANNING Dosen : M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun Oleh : Nama : NURUL FARIDA NIM : 09.11.3242 Kelas : S1 TI 10 Jurusan : S1 Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) Sumber : http://en.wikipedia.org http://yanuar.kutakutik.or.id/ngeweb/erp-masih- validkahditerapkan-di-perusahaan/ www.mikroskil.ac.id/~erwin/erp/00.ppt http://www.komputer-teknologi.net/syarwani/downloads/

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 2 outline Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Rantai Pasok, SCM dan ERP Kebutuhan dan Manfaat Sistem Terintegrasi Proses Bisnis Perusahaan Manufaktur Sub Bab

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, sistem terkomputerisasi banyak digunakan pada berbagai bidang. Teknologi informasi akan terus berkembang karena meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi merupakan teknologi yang dapat digunakan untuk membantu manusia dalam memproses data untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem

III. METODOLOGI. Tahap Investigasi Sistem. Tahap Analisa Sistem. Tahap Perancangan Sistem. Tahap Penerapan Sistem. Tahap Pemeliharaan Sistem III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Perkembangan teknologi informasi yang sangat cepat telah meningkatkan persaingan dalam dunia bisnis. Ketersediaan informasi yang cepat, tepat dan akurat akan memperlancar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem Dalam melakukan kegiatan berupa analisa dan merancang sistem informasi, dibutuhkan sebuah pendekatan yang sistematis yaitu melalui cara yang disebut

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning (ERP)

Enterprise Resource Planning (ERP) Enterprise Resource Planning (ERP) ERP adalah sebuah system informasi perusahaan yang dirancang untuk mengkoordinasikan semua sumber daya, informasi dan aktifitas yang diperlukan untuk proses bisnis lengkap.

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING RUANG LINGKUP MATAKULIAH Materi Pengantar ERP Sistem dan Rekayasa ERP Pemetaan Proses Siklus ERP ERP: Sales, Marketing & CRM ERP: Akuntansi, Keuangan ERP: Produksi, Rantai

Lebih terperinci

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ENTERPRISE RESOURCE PLANNING 02- Pemetaan Proses & Siklus ERP PENGELOLAAN PROYEK ERP Lingkungan struktur organisasi dalam implementasi ERP bisa disesuaikan dengan kebutuhan, karena struktur organisasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di PT.PACIFIC yang terletak di Kota Tasikmalaya, produk yang diproduksi perusahaan adalah saus sambal, kecap dan cabai giling. Masalah yang dihadapi adalah sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Menurut Gelinas dan Dull (2010: 12), sistem informasi adalah suatu sistem yang terdiri dari seperangkat komponen berbasis komputer dan komponen manual yang dibangun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI).

BAB I PENDAHULUAN. manajemen, sumber daya manusia, piranti lunak (software), dan piranti keras. dengan memanfaatkan teknologi informasi (TI). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan yang semakin meningkat membuat kalangan dunia usaha terus meningkatkan daya saingnya, dengan cara perbaikan struktur organisasi dan manajemen, sumber daya

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning Pendahuluan Aspek perencanaan yang terintegrasi di suatu organisasi/perusahaan, bersifat lintas fungsional yang terdiri atas berbagai fitur. Tujuan integrasi : agar dapat merencanakan

Lebih terperinci

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA

Lab. Teknik Industri Lanjut LEMBAGA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI. p j UNIVERSITAS GUNADARMA Enterprise Resource Planning Visual Manufacturing ERP Infor Visual Alur Part Maintenance Modul Dengan menggunakan Visual Manufacturing Unit Of Measure, Vendor, Shop Resource, maintenance Engineering Master

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan lingkup bisnis yang semakin meluas menuntut setiap perusahaan untuk menghasilkan data dan informasi dalam jumlah banyak setiap harinya, oleh karena itu

Lebih terperinci

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi

OBJEK PEMBELAJARAN OBJEK PEMBELAJARAN. Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP. Gambaran Umum ERP. Definisi Sistem Informasi Klasifikasi Sistem Informasi OBJEK PEMBELAJARAN Definisi ERP Manfaat Penerapan ERP Pertemuan 1 Konsep Dasar ERP Haryono Setiadi, M.Eng STMIK Sinar Nusantara Modul standart yg terintegrasi dengan ERP Definisi Sistem Informasi Klasifikasi

Lebih terperinci

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 1

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 1 ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 1 Outline ERP dan Enterprise Perkembangan ERP Manfaat dan Alasan Implementasi ERP Membandingkan Nilai Manfaat dengan Investasi Skema Pembahasan ERP dan Enterprise

Lebih terperinci

Enterprise Resource Planning

Enterprise Resource Planning MODUL PERKULIAHAN Enterprise Resource Planning Supply Chain Management and Customer Relationship Management Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Sistem Informasi Sistem Informasi 04 MK18046

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fajar Kerupuk Bawang berdiri sejak tahun 1999 dan sudah mengenalkan produk pada tahun 2000. Usaha kerupuk ini memiliki toko yang kecil, namun mengutamakan pesanan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Sistem informasi adalah aplikasi komputer untuk mendukung operasi dari suatu organisasi: operasi, instalasi, dan perawatan komputer, perangkat lunak, dan data

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Persaingan di dunia bisnis semakin kompleks, banyak hal yang harus diperbaharui dalam perusahaan untuk dapat menjadi market leader didalam bisnis yang mereka kembangkan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Menurut (Soemarso, 2009) akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENDAHULUAN 2015 APAKAH SIA ITU? Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL)

PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) PENGEMBANGAN SISTEM ERP MODUL PROJECT MANAGEMENT PADA CLIENT PT. JIVA VENTURES (STUDI KASUS : PT. BEST PLANTATION INTERNATIONAL) Devi, Deborah Kristianti Sitompul, Stephanie Veronica Watuna, Yanti Bina

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI DAFTAR ISI Halaman Sampul Depan... i Halaman Judul... ii Halaman Pengesahan Dosen Pembimbing... iii Halaman Pengesahan Dosen Penguji... iv Halaman Pernyataan Keaslian Judul Tugas Akhir... v Halaman Persembahan...

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning )

ERP ( Enterprise Resource Planning ) ERP ( Enterprise Resource Planning ) Agus Suryanto - 1313080014 Sistem Informasi Intensif AFBII Perbanas Jakarta 2014 agus.antz@gmail.com ABSTRAK Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses, dan output. yang berfungsi dengan tujuan yang sama. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sistem Nugroho Widjajanto (2001:2) mengartikan sistem sebagai sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin pesat serta tingkat persaingan saat ini yang juga semakin ketat, informasi merupakan aset vital yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Pada bab dua ini akan dijelaskan mengenai tinjauan pustaka yang digunakan oleh penulis sebagai acuan penulisan dalam melakukan penelitian dengan membandingkannya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Informasi Sistem informasi merupakan sekumpulan orang, prosedur, dan sumber daya dalam mengumpulkan, melakukan proses, dan menghasilkan informasi dalam suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan memiliki serta

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan memiliki serta 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting bagi perusahaan di bidang apapun. Dengan memiliki serta menerapkan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN. menawarkan solusi bisnis yang dapat diandalkan sehingga mampu menghasilkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan sistem informasi ( SI ) untuk mendukung proses bisnis pada sebuah perusahaan kini telah menjadi suatu tuntutan agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini segala sesuatu berkembang dengan cepat, salah satunya adalah teknologi informasi yang kini telah menjadi salah satu bagian penting

Lebih terperinci

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI N. Tri Suswanto Saptadi 3/22/2016 nts/sia 1 Definisi SIA Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi

Lebih terperinci

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan

ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan ERP ( Enterprise Resource Planning ) Perencanaan Sumber Daya Perusahaan Disusun oleh : Ika Risti Purwasih 09.11.2837 09.S1TI.04 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2012

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Sistem dapat didefinisikan berdasarkan cara pendekatannya, yaitu berdasarkan prosedur dan elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut,

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT.

EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. EVALUASI IMPLEMENTASI SISTEM ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) BERBASIS ORACLE PADA MODUL ORDER MANAGEMENT (STUDI KASUS : PT. JAR) Angeline Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia Richard Nawijaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teori Peneliti merangkai kerangka teori berdasarkan olah data yang di ambil dari responden yang menggunakan sistem ERP di satuan kerja kementerian keuangan. sistem ERP

Lebih terperinci

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi.

Orang-orang, Prosedur-prosedur, Data, Software (perangkat lunak), Infrastruktur teknologi informasi. Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil, yang masing-masing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis dan perkembangan teknologi yang semakin cepat, memicu sebagian besar perusahaan untuk mempercepat proses bisnis mereka.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan harus memperhatikan faktor-faktor internal dan eksternal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi saat ini, persaingan usaha semakin kompetitif dan kreatif. Untuk dapat bertahan dalam persaingan usaha yang ketat, pihak manajemen dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Referensi : 1. Management Information Systems : A Managerial End User Perspective, James A. O'Brien 2. Management Information Systems, Raymond McLeod, Jr. Sistem Informasi dan

Lebih terperinci

BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I SISTEM INFORMASI AKUNTANSI A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Lebih terperinci

ANALISA PROSES BISNIS

ANALISA PROSES BISNIS ANALISA PROSES BISNIS Pertemuan 2: Manajemen Proses Bisnis Credit to. Mahendrawati ER, Ph.D. Outline Materi 1 1. Konsep Proses Bisnis 2. Peningkatan Kinerja 3. Dokumentasi Proses Pikirkan sebuah produk/jasa

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 STMIK GI MDP Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010 SISTEM PENGOLAHAN TRANSAKSI PADA PT SUKSES CITRA PANGAN PALEMBANG Afandi 2005240234 Abstrak Tujuan penulisan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Koesuma (2011), dalam penelitiannya membahas pembuatan rancangan sistem manajemen basis data untuk T.B. Colomadu yang bertujuan untuk membantu dalam menghitung

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Oleh: Deni Mahdiana,S.Kom,MM,M.Kom E-BUSINESS GLOBAL : BAGAIMANA BISNIS MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI 1 PROSES BISNIS DAN SISTEM INFORMASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan persediaan bahan baku. Dengan tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

Lebih terperinci

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning

TIN409 - Enterprise Resources Planning Materi #3 Ganjil 2014/2015. TIN409 - Enterprise Resources Planning PERKEMBANGAN ERP Materi #3 Evolusi SI 2 Pada awalnya Sistem Informasi (SI) hanya mendukung aktivitas pada satu area fungsional pada bisnis (marketing information system, production information system).

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain:

BAB II LANDASAN TEORI. dan belanja daerah atau perolehan lainnya yang sah antara lain: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Barang Milik Daerah Menurut Permendagri No. 17 Tahun 2007, Barang Milik Daerah (BMD) adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban anggaran pendapatan dan belanja

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemilihan Supplier Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan kegiatan strategis terutama apabila supplier tersebut memasok item yang kritis atau akan digunakan

Lebih terperinci

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Dosen : Dr. Ir. Arif Imam Suroso, M.Sc Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution Oleh : Shelly Atriani Iskandar P056121981.50 KELAS R50 PROGRAM PASCA SARJANA

Lebih terperinci

PENGANTAR. Software Enterprise ERP (Enterprise Resource Planning)

PENGANTAR. Software Enterprise ERP (Enterprise Resource Planning) Fakultas Teknik Teknik Informatika UNP PGRI KEDIRI PENGANTAR Software Enterprise ERP (Enterprise Resource Planning) Rony Heri Irawan Pengantar Matakuliah ini akan menjelaskan arsitektur, konsep, dan metode-metode

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Piramida Sistem Informasi Pada kondisi sekarang ini, hampir seluruh pekerjaan yang ada telah disusun secara sistem. Sistem adalah suatu hal yang menghubungkan suatu hal dengan

Lebih terperinci

Information System Analysis and Design

Information System Analysis and Design Information System Analysis and Design 1 Pengantar Perubahan relatif biaya dari H/W dan S/W Hardware Software 1960 1970 1980 1990 Sumber : Software Engineering a Programming Approach 2 nd Edition, Doug

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Peran teknologi akhir-akhir ini sangat diperlukan untuk

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran Internet

Lebih terperinci

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN

RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN RANGKUMAN SIM Ch. 9 MENCAPAI KEUNGGULAN OPERASIONAL DAN KEINTIMAN PELANGGAN MELALUI APLIKASI PERUSAHAAN (Achieving Operational Excellence and Customer Intimacy: Enterprise Applications) Rangkuman ini akan

Lebih terperinci

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL

Pertemuan 3. Manajemen Proyek Perangkat Lunak. Proses Dalam Manajemen PL Pertemuan 3 Manajemen Proyek Perangkat Lunak Proses Dalam Manajemen PL Manajemen proyek merupakan lapisan pertama dalam proses rekayasa perangkat lunak skala besar. Untuk menuju pada proyek yang berhasil,

Lebih terperinci

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

KONSEP SI LANJUT. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. KONSEP SI LANJUT WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI. PERTEMUAN 3 KSI LANJUT Supply Chain Management (SCM) Pemahaman dan Fungsi Dasar SCM. Karakter Sistem SCM. Arsitektur Pengembangan dan Tantangan SCM. Peran

Lebih terperinci

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela

Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Nama : - Kartika Rahel - Mayke - Rinaras - Radhika Frisdela Review Question BAB 1 No.1-17 1. Enterprise Resource Planning (ERP) merupakan perencanaan sumber daya perusahaan yaitu sebuah sistem informasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu:

BAB II LANDASAN TEORI. pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Menurut Kusrini dan Koniyo (2007), Sistem mempunyai beberapa pengertian. Secara garis besar ada dua kelompok pendekatan, yaitu: 1. Pendekatan sistem yang menekankan pada

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi

BAB 2 LANDASAN TEORI Pengertian Sistem Informasi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori-teori Dasar/Umum 2.1.1. Sistem Informasi 2.1.1.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Gelinas (2010: p11), sistem informasi adalah sistem buatan yang umumnya terdiri dari

Lebih terperinci

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/**

APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** APLIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN E*/** Pertemuan 4 Enterprise Resource Planning (ERP) PEMAHAMAN ERP Perencanaan sumber daya perusahaan atau yang sering dikenal ERP adalah : Sistem informasi yang diperuntukkan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN DISUSUN OLEH NURAINI TRIWIJAYANTI E.47 2013 1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I PENDAHULUAN... 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi berdampak pada perubahan proses bisnis dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus bergerak cepat dalam

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4

INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 MKK-3161 E-BisnisE INFRASTRUKTUR E-BISNISE Pertemuan ke-4 Infrastruktur Dasar E-Bisnis Infrastruktur e-bisnis adalah arsitektur hardware, software, konten dan data yang digunakan untuk memberikan layanan

Lebih terperinci

KONSEP SISTEM INFORMASI

KONSEP SISTEM INFORMASI CROSS FUNCTIONAL MANAGEMENTS Materi Bahasan Pertemuan 6 Konsep Dasar CRM Contoh Aliran Informasi CRM Konsep Dasar SCM Contoh Aliran Informasi SCM 1 CRM Customer Relationship Management Konsep Dasar CRM

Lebih terperinci

PENGGUNAAN DAN PROSES BACKUP DATA SISTEM ERP SAP Arif Hendra Kusuma 1, Kodrat Iman Satoto, ST. MT 2.

PENGGUNAAN DAN PROSES BACKUP DATA SISTEM ERP SAP Arif Hendra Kusuma 1, Kodrat Iman Satoto, ST. MT 2. PENGGUNAAN DAN PROSES BACKUP DATA SISTEM ERP SAP Arif Hendra Kusuma 1, Kodrat Iman Satoto, ST. MT 2. 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan

BAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan

Lebih terperinci

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam

ERP merupakan fungsi sistem aplikasi software yang dapat membantu organisasi dalam Teknologi enterprise resources planning (ERP) dapat mengintegrasikan fungsi marketing, fungsi produksi, fungsi logistik, fungsi finance, fungsi sumber daya, fungsi produksi, dan fungsi lainnya. ERP telah

Lebih terperinci

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business

SCM dalam E-Business. 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business 1. Mahasiswa dapat menjelaskan tentang SCM pada e-business Supply Chain Management Pengertian supply adalah sejumlah material yang disimpan dan dirawat menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KONSEP DAN DEFINISI JASA Keanekaragaman makna dalam hal pemakaian istilah service dijumpai dalam literatur manajemen. Namun demikian, secara garis besar konsep service mengacu

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini

BAB III LANDASAN TEORI. ada berkaitan dengan sistem yang akan dibuat. Tujuannya adalah agar aplikasi ini BAB III LANDASAN TEORI Dalam membangun aplikasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu penelitian serta menyelesaikan permasalahan yang ada berkaitan dengan sistem yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahliannya serta tuntutan akan penggunaaan teknologi di segala bidang akan

BAB I PENDAHULUAN. dan keahliannya serta tuntutan akan penggunaaan teknologi di segala bidang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era globalisasi dan mempersiapkan persaingan bebas. Manusia sebagai sumber daya yang paling vital sangat diharapkan kemampuan dan keahliannya

Lebih terperinci

Pemodelan Proses Bisnis

Pemodelan Proses Bisnis Pemodelan Proses Bisnis [Melengkapi Proses Bisnis yg di presentasikan] Haryoso Wicaksono, S.Si., M.M., M.Kom. Pokok Bahasan Value Chain Diagram Aliran Data Flowchart 2 1 Value Chain (Porter) Value Chain:

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber:

BAB III LANDASAN TEORI. (sumber: BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Koperasi Menurut UU No. 25/1992 Pasal 1 Ayat 1 tentang Perkoperasian, Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL

MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL MENINGKATKAN MUTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN MANAJEMEN UNTUK PERUSAHAAN DIGITAL PENDAHULUAN Salah satu kegiatan manajemen yang penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi tersebut di dalam perusahaannya. canggih, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi tersebut di dalam perusahaannya. canggih, mengakibatkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, perkembangan teknologi dan informasi sedang mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat. Pemanfaatan teknologi informasi dapat memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Operasi Operasi merupakan salah satu fungsi dari bisnis disamping financial, marketing,maupun personalia. Operation tidak dapat berdiri sendiri, melaikan harus selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian The International Journal of Bussiness and Management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia perindustrian di era globalisasi saat ini semakin ketat dengan kemajuan teknologi informasi. Kemajuan dalam teknologi informasi menjadikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.Sistem Informasi 2.1.1. Pengertian Sistem Informasi Menurut Whitten (2007, p6), sistem informasi adalah suatu pengaturan dari orang, data, proses, dan teknologi informasi yang

Lebih terperinci

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom

Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom Pertemuan 6 Desain Sistem Donny Yulianto, S.Kom 1 Pendahuluan Setelah tahap analisis sistem dilakukan, maka analisis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 1 BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 1.1.1 Sistem Menurut Herlambang (2005:116), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci