Model Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian )
|
|
- Yuliana Wibowo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Model Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian ) M. Arief Rizka Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram m.ariefrizka@gmail.com Abstract: This research is aimed at finding out of street children guiding model of non- government organization of Rumah Impian and the factors of guiding and cumberer in guiding implementation model. This research is case study with qualitative approach. This research is key instrument and supported by using interview, observation, and documentation. The data is analyzed by using interactive analysis model with consist of data reduction, data display, and verification. The validity of data used triangulation technique, method, and collages discussion. The result of research shows that street children guiding model of nongovernment organization of Rumah Impian using participative model of directly take off to the field, street children relationship and parents, learning guidance and skill, and giving the scholarship of street children in order to back to school, take parents back, and give the facilitation to making work. The factors of supporting in implementing of street children guiding model those are: (a) the positive respond of street children and parents, (b) street children willingness, (c) the high guidance of doing guidance activity, while the factor of cumberer those are: (a) low facility, (b) uncomfortable location, and (c) street children laziness. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian beserta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pendampingannya. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Peneliti merupakan instrumen utama dengan didukung pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, metode, dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian menunjukkan model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian menggunakan model partisipatif dengan pendamping turun langsung ke jalan, menjalin relasi dengan anak jalanan dan orang tuanya, melaksanakan pendampingan belajar dan keterampilan, serta mengadakan tindak lanjut dengan memberikan beasiswa kepada anak jalanan untuk sekolah, mengembalikan ke orang tuanya bagi yang terpisah, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang memiliki minat tinggi untuk mandiri (bekerja). Faktor pendukung dalam implementasi model pendampingan anak jalanan, yaitu: (a) respon yang positif dari anak jalanan dan orang tua anak jalanan terhadap kegiatan pendampingan, (b) adanya kemauan dari anak jalanan untuk mengikuti kegiatan pendampingan, dan (c) semangat yang tinggi dari pendamping untuk melaksanakan kegiatan pendampingan, sedangkan faktor penghambatnya, yaitu: (a) fasilitas pendampingan yang masih terbatas, (b) lokasi pendampingan yang kurang kondusif, dan (c) sikap malas dari sebagian anak jalanan. Kata kunci : Model Pendampingan, Anak Jalanan, LSM Pendahuluan Perkembangan kota di segala bidang tidak hanya memberikan nuansa positif bagi kehidupan masyarakat, namun juga melahirkan persaingan hidup sehingga muncul fenomena kehidupan yang berujung pada kemiskinan. Kota yang padat penduduk dan banyaknya keluarga yang bermasalah telah membuat makin banyaknya anak yang terlantar, kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang kasih sayang dan kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat dan hidup merdeka. Bahkan banyak kasus yang menunjukkan meningkatnya penganiayaan terhadap anak-anak mulai dari tekanan bathin, kekerasan fisik, hingga pelecehan seksual, baik oleh keluarga sendiri, teman, maupun orang lain LPPM IKIP Mataram
2 Jurnal Kependidikan 12 (2): Tak bisa dipungkiri bahwa persoalan anak jalanan belakangan telah menjadi fenomena sosial dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota. Di mata sebagian anggota masyarakat, keberadaan anak jalanan hingga kini masih dianggap sebagai limbah kota yang harus disingkirkan (Mangkoesapoetra, 2005). Eksistensi mereka dirasakan menggangu kenyamanan dan keamanan berlalu lintas dan sering kali dituduh melakukan tindakan kriminal, seperti mencopet atau menodong. Ditambah lagi adanya kecurigaan bahwa anak jalanan dikendalikan oleh sindikat tertentu membuat keberadaan anak jalanan di kota-kota besar menjadi duri yang tidak menyenangkan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan bila berumur dibawah 18 tahun yang menggunakan jalanan sebagai tempat mencari nafkah dan berada di jalan lebih dari 6 jam sehari. Ada beberapa tipe anak jalanan, yaitu: 1) anak jalanan yang masih memiliki orang tua dan tinggal dengan orang tua, 2) anak jalanan yang masih memiliki orang tua tapi tidak tinggal dengan orang tua, 3) anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua tapi tinggal dengan keluarga, dan 4) anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua dan tidak tinggal dengan keluarga. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang turun menjadi anak jalanan sebagian besar berpendidikan rendah (W. Nurhadjatmo, 2004). Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 menyebutkan bahwa anak jalanan di Indonesia berjumlah jiwa. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (2008), hampir seluruhnya yakni anak jalanan berada di Ibu kota Jakarta dan sisanya tersebar di kotakota besar lainnya seperti Medan, Palembang, Batam, Serang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Mataram, dan Makasar. Anak jalanan umumnya berasal dari keluarga yang pekerjaanya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar belakang kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang dari orang tua, saudara maupun temantemanya, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berprilaku negatif. Masalah sosial anak jalanan berkaitan dengan ketidakmampuan anak memperolah haknya, sebagaimana diatur oleh konvensi hak anak. Juga disebabkan kurangnya aksesibilitas anak, akibat berbagai keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, baik di rumah dan di lingkungan sekitarnya untuk dapat bermain dan berkembang sesuai dengan masa pertumbuhannya. Selain itu, masalah sosial anak jalanan berkaitan pula dengan ketidakmampuan orang tua atau keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anak. Terkait dengan kondisi tersebut, permasalahan anak jalanan sudah merupakan permasalahan krusial yang harus ditangani sampai ke akar-akarnya. Jika permasalahan ditangani hanya di permukaan saja, maka setiap saat permasalahan tersebut akan muncul kembali serta menyebabkan timbulnya permasalahan lain yang justru lebih kompleks, seperti munculnya orang dewasa jalanan, kriminalitas, premanisasi, eksploitasi tenaga, eksploitasi seksual, penyimpangan perilaku, dan lain-lain. Hasil penelitian Widyarini dalam Yayu D.S (2007) menyatakan 162
3 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan bahwa jumlah anak jalanan di Indonesia cukup banyak dan ada kecenderungan meningkat, apalagi dalam situasi krisis ekonomi berkepanjangan yang berlanjut ke krisis multidimensi sekarang. Melihat fenomena anak jalanan ini, banyak pihak yang telah berusaha untuk menangani permasalahan anak jalanan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama lembaga sosial baik yang dijalankan oleh swasta dan masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Panti Asuhan, dan bahkan mungkin yang ditangani secara orang perorang telah menawarkan model pendampingan anak jalanan yang menggunakan berbagai pendekatan dalam upaya penanggulangan anak jalanan. Akan tetapi dari berbagai pendekatan tersebut hingga saat ini, masih belum efektif dan belum ada yang dapat menyentuh anak jalanan secara mendalam terkait dengan perubahan perilaku. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya anak jalanan binaan pendampingan yang kembali ke jalan atau tetap hidup di jalanan, meskipun upaya pendampingan telah dilaksanakan dan dana yang cukup besar telah dikucurkan untuk program pendampingan tersebut. Hal tersebut salah satunya disebabkan kurang menyentuhnya semua model pendampingan yang diberikan, dan kurangnya kesadaran anak jalanan untuk merubah perilakunya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: (1) mengungkap model pendampingan anak jalanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian; dan (2) mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pendampingannya. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap penanganan masalah anak jalanan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus yang bertujuan deskriptif. Pemilihan studi kasus karena merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam kehidupan nyata (Yin, 2003). Subjek dalam penelitian ini adalah pendamping, anak jalanan, orang tua anak jalanan, dan pengelola LSM Rumah Impian. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1994) yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, dan diskusi teman sejawat untuk memperoleh kredibilitas data yang akurat dan obyektif. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan anak jalanan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian 163
4 Jurnal Kependidikan 12 (2): dilatarbelakangi oleh kondisi dan masalah anak jalanan yang sangat kompleks mulai dari anak jalanan yang tidak diurus oleh orang tuanya, anak jalanan yang putus sekolah dan tidak pernah mengenyam pendidikan, anak jalanan yang mendapatkan kekerasan baik fisik maupun psikis dari sesama anak jalanan maupun orang tuanya, anak jalanan yang melakukan perilaku menyimpang di jalanan dan lain sebagainya. Selain itu, LSM Rumah Impian memiliki concern dan kepedulian terhadap kondisi dan permasalahan anak jalanan tersebut sehingga berkeinginan untuk membantu mengeluarkan anak jalanan dari kehidupan jalanan. Tujuan dari diadakannya kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian antara lain, yaitu; agar anak jalanan dapat keluar dari jalanan dan dapat kembali sekolah, kembali kepada orang tua dan keluarga bagi yang terpisah, dan memfasilitasi anak jalanan pelatihan keterampilan (kewirausahaan) untuk dapat hidup mandiri. Kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian adalah pendampingan belajar kepada anak jalanan yang masih berusia sekolah, memfasilitasi pendampingan kewirausahaan berupa pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang ingin bekerja dan hidup mandiri serta mendampingi anak jalanan untuk kembali ke orang tuanya. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan pendampingan tersebut adalah anak jalanan bisa terhindar dari dampak negatif kehidupan jalanan, dapat kembali sekolah, kembali kepada orang tua dan keluarga bagi yang terpisah atau terputus hubungannya, memiliki ketrampilan untuk hidup mandiri bagi anak jalanan yang ingin bekerja, dan meningkatnya kesadaran anak jalanan dan orang tua anak jalanan tentang pentingnya pendidikan. Model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian merupakan serangkaian cara yang digunakan dalam upaya untuk mengeluarkan anak jalanan dari kehidupan jalanan, agar anak jalanan dapat kembali ke sekolah, kembali kepada keluarga, dan mandiri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, model pendampingan anak jalanan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian adalah model pendampingan partisipatif yaitu dengan turun langsung ke jalan, pendamping menjalin relasi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan melalui komunikasi yang intensif, melaksanakan pendampingan belajar, memfasilitasi pelatihan keterampilan, dan mengadakan tindak lanjut dari pendampingan tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut deskripsi mengenai model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian: a) Turun Langsung ke Jalan Pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian yaitu dengan turun langsung ke jalan ditempat anak jalanan berkumpul dan menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan. Alasan turun langsung ke jalan yaitu, agar pendamping lebih mengenal dan memahami kondisi realita anak jalanan, kehidupan kesehariannya, dan karakteristik kebutuhannya secara tepat. Dengan turun langsung ke jalan, pendamping melebur menjadi satu dan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan anak jalanan dan lingkungan anak jalanan tersebut sehingga relasi yang terjalin antara pendamping dengan anak jalanan yaitu relasi yang setara dan sejajar sebagai kakak, sahabat, teman, dan 164
5 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan sekaligus orang tua yang dibangun melalui komunikasi yang intensif. Selain itu, dengan turun langsung ke jalan, pendamping dapat menjangkau anak jalanan yang belum pernah mendapat perhatian, bimbingan, pembinaan, dan dapat melayani anak jalanan di lingkungannya (jalanan). b) Menjalin Relasi Dalam kegiatan pendampingan anak jalanan, pendamping menjalin relasi (hubungan) dengan anak jalanan dan orang tua anak jalanan sebagai kakak dan sahabat bagi mereka. Pendamping menempatkan diri sebagai pribadi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan tanpa membedakan status sosial yang ada. Pendamping menjalin relasi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan seperti dalam penampilan dan pembawaan. Jadi dalam mendampingi anak jalanan, pendamping berpenampilan apa adanya sesuai dengan kondisi dan lingkungan anak jalanan (tidak menampakkan status sosial yang berbeda atau gap) dan pendamping menunjukkan kepribadian yang bersahabat, mau mendengar, dan akomodatif. Relasi yang terjalin dibangun melalui komunikasi yang intensif dengan anak jalanan untuk mengetahui dan memahami karakter dan kebutuhan masing-masing anak jalanan dengan tepat. Pendamping turun langsung ke jalanan di tempat anak jalanan menghabiskan waktunya untuk bekerja dan yang tinggal di jalanan bersama orang tuanya bukan untuk menangkapi atau menggurui dan bukan juga sebagai orang yang membagi-bagikan hadiah, tetapi untuk menjalin relasi sebagai kakak dan sahabat yang solider serta peduli terhadap kondisi kehidupan mereka. Relasi yang diupayakan untuk dibangun adalah relasi yang tulus dan setara sebagai sesama manusia tanpa melihat latar belakang agama atau suku/daerah, dan dengan mengesampingkan semua stigma yang melekat pada anak jalanan. Upaya membangun relasi ini penting agar anak jalanan maupun orang tua anak jalanan dapat terbuka sehingga memudahkan dalam kegiatan pendampingan dan memudahkan dalam memasukkan nilai-nilai dan semangat hidup yang positif kepada anak jalanan. c) Implementasi Pendampingan Kegiatan pendampingan yang diadakan oleh LSM Rumah Impian lebih fokus kepada pendampingan belajar atau memberikan pengajaran kepada anak jalanan bagi yang masih berusia sekolah. Pendampingan yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran kepada anak jalanan dan orang tua anak jalanan tentang pentingnya pendidikan, sehingga melalui kegiatan pendampingan belajar atau kegiatan pengajaran kesadaran akan pentingnya pendidikan tersebut dapat meningkat dan anak jalanan semangat untuk kembali ke sekolah. Dalam pelaksanaan pendampingan anak jalanan, pendamping memberikan pendampingan belajar kepada anak jalanan yang masih berusia sekolah. Materi pendampingan belajar atau pengajaran yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak jalanan yang meliputi belajar membaca, menulis, berhitung (matematika), melukis, permainan, sains, bahasa Indonesia, pengetahuan tentang zat adiktif, materi tentang menumbuhkan motivasi, serta materi tentang nilai-nilai sosial (kemanusiaan) bagi anak jalanan yang putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD) dan yang belum pernah 165
6 Jurnal Kependidikan 12 (2): mengenyam bangku sekolah agar kesadaran tentang pendidikan meningkat dan semangat belajar untuk kembali atau masuk sekolah lagi. Bagi anak jalanan usia remaja, tidak selalu diberikan materi yang bersifat akademis akan tetapi lebih kepada menjalin relasi yang dekat agar mengetahui kebutuhan atau potensinya dan memfasilitasi pelatihan keterampilan atau skill untuk bekal bekerja dan hidup mandiri. Pelatihan keterampilan yang pernah diberikan kepada anak jalanan yang ingin bekerja dan hidup mandiri adalah pelatihan bengkel, las listrik, membuat bingkai foto, komputer, dan tambal ban. Adapun dalam proses pemberian materi pendampingan belajar, pendamping menggunakan metode belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar dan keaktifan anak jalanan dalam mengikuti kegiatan pendampingan belajar. Metode belajar yang digunakan disesuaikan dengan materi pendampingan belajar yang diberikan. Metode yang digunakan dalam proses pendampingan belajar yaitu belajar sambil bermain. Jadi anak jalanan tidak terlalu difokuskan pada kegiatan belajarnya tetapi melalui kegiatan bermain materi pendampingan belajar diintegrasikan ke dalam permainan sederhana. Selain itu, praktek langsung, diskusi, dan brainstorming juga digunakan dalam kegiatan proses pengajarannya. Peran dari pendamping dalam kegiatan pendampingan anak jalanan sangat penting dalam mencapai tujuan pendampingan. Pendamping harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan tempat anak jalanan. Selain itu, pendamping harus dapat menempatkan diri pada posisi yang sama atau sejajar dengan anak jalanan agar terjalin interaksi yang baik dan dekat. Pendamping yang datang dalam setiap kegiatan pendampingan anak jalanan berjumlah 3-4 orang. Karena jumlah dan minat anak jalanan yang mengikuti kegiatan pendampingan berbedabeda sehingga dibutuhkan jumlah pendamping yang mencukupi agar pendampingan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan, bahwa peran dari pendamping dalam melakukan pendampingan anak jalanan yaitu: (1) Fasilitator, (2) Pengajar, (3) Motivator, dan (3) Komunikator. Dalam implementasi pendampingan, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan mengetahui perkembangan dari sebuah proses kegiatan pendampingan. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pendamping, bahwa dalam kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian, evaluasi pendampingannya dilakukan setiap 3 bulan sekali yang dimana evaluasinya meliputi indikator seperti: a) berapa banyak anak jalanan yang aktif mengikuti kegiatan pendampingan dalam 3 bulan, b) berapa anak jalanan yang sudah giat dan memiliki minat tinggi untuk belajar, c) bagaimana hubungan pendamping dengan anak jalanan dan orang tuanya, d) bagaimana perkembangan anak jalanan dalam belajar setelah mengikuti pendampingan, dan e) berapa banyak anak jalanan yang bisa mengerjakan soal-soal dalam pendampingan belajar atau pengajaran yang diberikan. d) Tindak Lanjut Tindak lanjut merupakan hal yang penting dalam menjaga keberlanjutan sebuah program pendampingan anak jalanan. Tindak 166
7 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan lanjut dalam kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian dengan melihat hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Pendamping melihat dan memahami perubahan yang ada pada anak jalanan setelah mengikuti kegiatan pendampingan. Perubahan anak jalanan yang dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku, minat belajar dan bekerja yang tinggi dari anak jalanan. Tindak lanjut yang dilakukan yaitu mengembalikan anak jalanan ke sekolah dengan memberikan beasiswa pendidikan bagi anak jalanan berusia sekolah yang sungguh-sungguh dan memiliki minat tinggi untuk kembali sekolah. Bagi anak jalanan yang kembali sekolah, dari pihak LSM Rumah Impian menempatkan anak jalanan tersebut di asrama Hope Shelter yaitu semacam asrama untuk anak-anak jalanan yang telah siap untuk meninggalkan jalanan dan kembali ke sekolah namun keluarga mereka tidak sanggup untuk membiayai mereka. Dalam Hope Shelter ini, anak jalanan di asuh oleh kakak asuh yang bersedia mendampingi, membina, melayani, dan mengontrol anak. Dari pihak LSM Rumah Impian juga masih dalam proses untuk mencarikan anak jalanan orang tua asuh. Selain itu, bagi anak jalanan yang memiliki kemauan bekerja dan mandiri, dari LSM Rumah Impian akan berusaha memfasilitasi dan mendampingi anak jalanan dengan program-program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi dan keinginannya. Pendamping akan mendampingi anak jalanan untuk mengikuti pelatihan keterampilan, kursus, atau kegiatan yang lain yang dapat memberikan anak jalanan bekal untuk hidup mandiri agar dapat keluar dari jalanan. Selama ini, pelatihan keterampilan yang telah diberikan atau difasilitasi untuk anak jalanan seperti pelatihan bengkel, las listrik, membuat bingkai foto, komputer, dan tambal ban. Bagi anak jalanan yang ingin kembali kepada orang tuanya, dari LSM Rumah Impian (pendamping) akan berusaha untuk menjadi mediator agar hubungan anak jalanan dengan orang tuanya kembali harmonis. Sejauh ini, dari 44 anak jalanan yang didampingi hasil yang dicapai dari tindak lanjut pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian dari kegiatan pendampingan sudah ada 11 anak jalanan yang sudah dikembalikan ke sekolah, ada 14 anak yang sudah kembali ke orang tuanya dan ada 9 anak yang mengikuti pelatihan keterampilan kerja yang outcome nya mereka bisa hidup mandiri atau sudah ada yang bekerja. Dalam implementasi pendampingan anak jalanan yang diselenggarakan LSM Rumah Impian terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan anak jalanan. Faktor pendukung dan penghambat tersebut akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pendampingan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang yang dilakukan oleh peneliti dengan pendamping dan pengelola LSM Rumah Impian bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan anak jalanan ini antara lain yaitu respon yang positif dari anak jalanan dan orang tua anak jalanan terhadap kegiatan pendampingan. Anak jalanan selalu menyambut dengan baik dan senang kedatangan para pendamping ketika akan mengadakan kegiatan pendampingan, begitu juga dengan orang tua anak jalanan 167
8 Jurnal Kependidikan 12 (2): yang mendukung kegiatan pendampingan ini. Faktor pendukung lainnya yaitu adanya kemauan anak jalanan untuk mengikuti kegiatan pendampingan, dan semangat yang tinggi dari para pendamping untuk melaksanakan kegiatan pendampingan. Walaupun dari para pendamping ada yang sudah bekerja di tempat lain dan memiliki kesibukan, akan tetapi pendamping selalu meluangkan waktunya dan semangat untuk mengadakan kegiatan pendampingan karena komitmennya untuk membantu anak jalanan agar keluar dari kehidupan jalanan. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan pendampingan anak jalanan ini antara lain yaitu fasilitas pendampingan yang masih terbatas. Dalam kegiatan pendampingan belajar atau pengajaran, fasilitas seperti media belajar masih kurang. Anak jalanan sering bergantian memakai peralatan atau media belajar ketika proses pendampingan berlangsung seperti ketika anak jalanan ingin berkreasi melalui menggambar atau melukis, menulis, dan sebagianya. Faktor penghambat lainnya yaitu lokasi pendampingan yang kurang kondusif karena terletak dipinggir jalan yang banyak kebisingan kendaraan bermotor sehingga kegiatan pendampingan sering tidak maksimal dilakukan serta adanya sebagian anak jalanan yang malas mengikuti kegiatan pendampingan dan mempengaruhi anak jalanan yang lainnya. Biasanya anak jalanan yang malas mengikuti kegiatan pendampingan tersebut, mengajak anak jalanan yang lain untuk mengamen dan mengemis di jalan agar mendapat uang. Pembahasan Pola pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian merupakan model atau cara yang digunakan dalam upaya untuk mengeluarkan anak jalanan dari kehidupan jalanan, agar anak jalanan dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik sesuai dengan haknya. Kegiatan pendampingan yang dilaksanakan sudah cukup sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan sebuah program pendampingan. Hal ini tidak terlepas dari semangat, komitmen, dan sikap solidaritas yang tinggi dari para pendamping dan pengelola LSM Rumah Impian untuk membantu anak jalanan yang merupakan salah satu warga masyarakat yang termarginalkan agar keluar dari kehidupan jalanan dan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Konsep dari kegiatan pendampingan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok, yang lebih berkonotasi menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, egaliter, atau kesederajatan kedudukan sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan (BPKB Jawa Timur. 2001). Pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian adalah pendampingan belajar dengan model partisipatif. Pendampingan yang diberikan kepada anak jalanan memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan kesadaran anak jalanan akan pentingnya pendidikan agar anak jalanan keluar dari jalanan dan kembali sekolah, mendampingi anak jalanan agar kembali kepada orang tuanya, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan agar dapat bekerja dan hidup mandiri. Walaupun ciri- 168
9 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan ciri anak jalanan yang menjadi sasaran kegiatan pendampingan ini berbeda, akan tetapi dalam pelaksanaan pendampingannya menggunakan cara yang sama antara ciri anak jalanan yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya, yang berhubungan secara tidak teratur dengan orang tuanya, dan yang masih tinggal dengan orang tuanya. Kegiatan pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian ini, memiliki cara atau model penanganan yang berbeda pada kegiatan pendampingan anak jalanan umumnya. Pendampingan anak jalanan dilakukan dengan terus meningkatkan dan membangun relasi yaitu kedekatan, kesejajaran, kebersamaan dengan anak jalanan sebagai kakak dan sahabat yang solider yang perduli terhadap permasalahan anak jalanan. Upaya membangun relasi ini sangat penting, agar anak jalanan dapat terbuka sehingga pendamping disini dapat mengetahui dan memahami dengan jelas dan utuh akar permasalahan dari anak jalanan tersebut. Berbeda dengan cara atau model penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh pemerintah, yang mana dilakukan dengan cara seperti razia anjal, pendataan kemudian di tempatkan di sebuah panti atau wadah lainnya, diberikan hal-hal yang bersifat praktis akan tetapi sering tidak relevan dengan kebutuhan dan akar permasalahan anak jalanan, dan kegiatan pendampingannya kurang menyentuh pada aspek psikis anak jalanan dalam hal ini yaitu menumbuhkan sikap mental, perilaku yang positif, dan pola pikir anak jalanan. Model pendampingan anak jalanan dengan pola partisipatif merupakan salah satu upaya penanganan anak jalanan yang dapat mangatasi masalah anak jalanan yang kompleks ini. Dengan pendamping turun langsung ke jalan, melebur menjadi satu dengan anak jalanan, menyesuaikan diri dengan kondisi anak jalanan, sehingga dengan kondisi ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan kesadaran anak jalanan untuk terbuka dan merasa nyaman karena pendamping memposisikan dirinya menjadi pribadi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan sebagai kakak, sahabat, sekaligus orang tua anak jalanan. Dengan sikap yang terbuka dari anak jalanan, sehingga pendamping dalam hal ini yang berperan mendampingi anak jalanan dapat mengidentifikasi akar permasalahan dari anak jalanan dan dapat menemukan solusi atau tindak lanjut dari kegiatan pendampingan yang tepat untuk mengeluarkan anak jalanan tersebut dari kehidupan jalanan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian menggunakan model partisipatif dengan pendamping turun langsung ke jalan, menjalin relasi dengan anak jalanan dan orang tuanya, melaksanakan pendampingan belajar dan pelatihan keterampilan (vokasional), serta mengadakan tindak lanjut dengan memberikan beasiswa kepada anak jalanan untuk sekolah, mengembalikan ke orang tuanya bagi yang terpisah, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang memiliki bakat atau minat tinggi untuk mandiri (bekerja). 169
10 Jurnal Kependidikan 12 (2): Faktor pendukung dalam implementasi model pendampingan anak jalanan yaitu: (a) respon yang positif dari anak jalanan dan orang tua anak jalanan terhadap kegiatan pendampingan, (b) adanya kemauan dari anak jalanan untuk mengikuti kegiatan pendampingan, dan (c) semangat yang tinggi dari pendamping untuk melaksanakan kegiatan pendampingan, sedangkan faktor penghambatnya, yaitu: (a) fasilitas pendampingan yang masih terbatas, (b) lokasi pendampingan yang kurang kondusif, dan (c) sikap malas dari sebagian anak jalanan. Saran Bagi pengelola LSM Rumah Impian dan stakeholders: (a) perlu mengembangkan dan meningkatkan variasi program pendampingan agar anak jalanan lebih semangat mengikuti kegiatan pendampingan; (b) perlu ditingkatkan lagi fasilitas kegiatan pendampingan agar dapat dilaksanakan secara optimal; (c) perlu adanya program pelatihan bagi pendamping untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengadakan kegiatan pendampingan anak jalanan; dan (d) mengembangkan kemitraan strategis dengan satuan PLS, instansi pemerintah, maupun lembaga swasta lainnya yang terkait sehingga penanganan masalah anak jalanan dapat efektif dan berkelanjutan. Daftar Pustaka BPKB Jawa Timur. (2001). Modul Pendampingan. Surabaya. Mankoesapoetra, Arief Achmad. (2005). Pemberdayaan Anak Jalanan. ief5.html Miles, M.B., and Huberman, A.M. (1994). Qualitative Data Analysis (2nd ed.). London: SAGE Pablication. W. Nurhadjatmo. (2004). Seksualitas Anak Jalanan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan. Universitas Gadjah Mada. Yayu. Dwi. S.H. (2007). Partisipasi Masyarakat Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta. Laporan Penelitian. FIP UNY. Yin, Robert K. (2003). Case Study Research: Design and Methods: Third Edition. Newbury Park, CA: Sage 170
JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan
Lebih terperinciStrategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil)
Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil) M. Arief Rizka dan Dian Gustiana Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipenuhi untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah makhluk sosial yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan, pikiran dan kehendak tersendiri.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan bahwa baik buruknya masa yang akan datang suatu bangsa ditentukan oleh generasi-generasi
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA ARTIKEL SKRIPSI
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Lebih terperinciBAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG
BAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG A. ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG Kota Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai hal, terutama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kemiskinan di daerah perkotaan adalah dampak dari urbanisasi dan kekeliruan dalam menangani ledakan jumlah penduduk. Ketersediaan lapangan kerja yang terbatas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta sebagai penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan, masa anakanak merupakan fase dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya posisi anak sebagai penerus bangsa sudah seharusnya diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adanya undang-undang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA
IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN
Lebih terperinciProfil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang
Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam
1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017
PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak
Lebih terperinciOleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract
UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI
Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi
Lebih terperinciPELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016
2.282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 24 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 IMPLEMENTATION GUIDANCE STUDY AT THE FIRST GRADE
Lebih terperinciPENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELOMPOK A
PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELOMPOK A Nur Oniyah Setiya Diyanti Siti Mahmudah PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4 Surabaya (60136).
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menemukan karakteristik dan praktikpraktik kepemimpinan sekolah Islam, maka jenis penelitian
Lebih terperinciJournal of Nonformal Education
JNE 3 (2) (2017) Journal of Nonformal Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne Analisis Strategi Fund Raising dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Nonformal pada Pusat Kegiatan Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang -
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kulaitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Anak adalah sumber daya bagi bangsa juga sebagai penentu masa depan dan penerus bangsa, sehingga dianggap penting bagi suatu negara untuk mengatur hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. terbaru belum dirilis Sanggar Alang-Alang, namun dikhawatirkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak jalanan adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena anak hidup dijalan sudah mulai menjadi perbincangan sejak awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari keluarga, dan menempati
Lebih terperinciKEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL
Jurnal Gammath, Volume I Nomor 2, September 2016 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Mohammad Jupri 1, Zulfa Anggraini R 2, Christine Wulandari S 3 1 Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan seiring dengan itu, angka kemiskinan terus merangkak. Kenaikan harga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia mengalami permasalahan di bidang sosial, politik, ekonomi. Permasalahan yang paling umum dirasakan masyarakat adalah permasalahan ekonomi dan seiring
Lebih terperinciOleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah,
Dampak Pelaksanaan Program (Anggrita K) 170 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT TERHADAP AKTIVITAS WIRAUSAHA WARGA BELAJAR DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) AR-RUM YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk di kota besar di Indonesia saat ini cukup besar, sehingga terdapat berbagai masalah yang cukup besar pula. Di antaranya: masalah sosial,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Anak.
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Creswell (2008, hlm 53) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif paling cocok dilakukan terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang
48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan
BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas beberapa hal tentang metode penelitian meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan sumber data; (d) Prosedur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung termasuk salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kota Bandung merupakan salah satu kota besar dan merupakan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN (LP)
IMPLEMENTASI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN (LP) M. Arief Rizka (Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP IKIP Mataram) Email: m.ariefrizka@gmail.com
Lebih terperinciJournal of Non Formal Education and Community Empowerment
NFECE 1 (1) (2012) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN (PENELITIAN DESKRIPTIF PADA LSM RUMAH IMPIAN DI KALASAN
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Seorang peneliti harus menggunakan metode penelitian yang sesuai.peranan metode penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting,
Lebih terperinciBAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Departemen Sosial RI (1995) 1 menyatakan anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup seharihari di jalanan baik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kelurahan Cibeunying merupakan satu
Lebih terperinciPELAKSANAAN PENDAMPINGAN BAGI LANJUT USIA DALAM MENUJU LANJUT USIA SEJAHTERA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WILOSO WREDHO PURWOREJO.
Pelaksanaan Pendampingan Bagi... (Agustiine Lilin Cahyani) 683 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN BAGI LANJUT USIA DALAM MENUJU LANJUT USIA SEJAHTERA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WILOSO WREDHO PURWOREJO. IMPLEMENTATION
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN SENI MUSIK DI RUMAH SINGGAH HAFARA BANTUL YOGYAKARTA
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN SENI MUSIK DI RUMAH SINGGAH HAFARA BANTUL YOGYAKARTA Oleh : Novenda Prahastiyani, 12102244004, Pendidikan Luar Sekolah novendaprahastiyani@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciKEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) oleh 1) Sumiyatun dan 2) Achmad Muhibbin ABSTRAK
KEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) oleh 1) Sumiyatun dan 2) Achmad Muhibbin 1) Mahasiswa Prodi PPKn FKIP-UMS 2) Dosen Tetap Prodi PPKn FKIP-UMS
Lebih terperinciARTIKEL JURNAL. Oleh. Pika Yunianti NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PARTISIPASI PENDIDIK DALAM PROGRAM KELOMPOK BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH GUNA MENGATASI KETIDAK PEDULIAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI DESA JALANLAUT KABUPATEN BANGKA ARTIKEL JURNAL Oleh Pika Yunianti
Lebih terperinciPENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciMANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA
MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, yang sekaligus merupakan tunas, potensi dan generasi
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
53 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Kemiskinan Proses pembangunan yang dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan berakhirnya era Orde Baru, diakui atau tidak, telah banyak menghasilkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni melindungi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan, baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan Negara yang tertuang dalam
Lebih terperinciUPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK
UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK Anita Ayu Budiastuti 1), Jenny IS Poerwanti 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
73 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu peneliti yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual
Lebih terperinciPELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru
Lebih terperinciKEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA
JPAUDI : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol. 2 No. 1, April 2016 KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA Andi Kristanto PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri
Lebih terperinciPERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIDKAN ANAK ARTIKEL JURNAL
PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIDKAN ANAK ARTIKEL JURNAL Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE Dian Anggraini 1), M. Shaifuddin 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang baru, Indonesia mengalami beberapa kenaikan harga seperti harga BBM yang naik dua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciProgram Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2
PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR TEKNIK MONTASE PADA ANAK KELOMPOK B RA AS-SYAFI IYAH JUWIRING KLATEN TAHUN 2015/2016 Miskah Nuzzela Birohmatik 1, Muhammad Shaifuddin 2,
Lebih terperinciKONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME
JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN, DAN PENGEMIS
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN, DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciSISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN
SISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK A ADAM THIANZI ZAKARYA 11.02.8129 D3 MANAJEMEN INFORMATIKA (DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RI. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam hal ini sasaran objek penelitian ini adalah meneliti pada komunitas anak langit yang merupakan sebuah komunitas anak jalanan saat melakukan aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus.
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif menurut Sudjana (2005 : 72) adalah suatu bentuk penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979
Lebih terperinciPEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT
PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Silva Lestari Asmaiwaty Arief Nofrita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC
PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC Ari Kusuma Rahmawati 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya
66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya
Lebih terperinciPENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR
PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dwi Ari Istianto 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Beny Sulistyawan 1), Kuswadi 2), Dwijiastuti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA
IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA Novi Febrianti, Nani Aprilia Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta novifebri@yahoo.com ABSTRACT:
Lebih terperinciIMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan
Lebih terperinciPERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG
PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG Dewi Anggraeni Iswandia Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd Dr. H. A. Yusuf Sobri, S. Sos, M.Pd Administrasi Pendidikan Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena dibekali memiliki akal budi, kepribadian serta kecerdasan yang membedakannya dengan makhluk lainnya.
Lebih terperinciOPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN
OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN Restiana, Muhamad Ali, Dian Miranda Program Studi Pendidikan Guru PAUD FKIP UNTAN, Pontianak Email: restiana.paud@yahoo.co.id
Lebih terperinciPEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG
Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1739 1743 PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memaparkan manajemen pendidikan karakter di SDN Kedungmundu Tembalang Semarang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyandang predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA) merupakan suatu kebanggaan bagi Kota Solo, sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Solo. Hal ini karena
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL
- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciOleh: Suyanti. Kata kunci : Layanan Informasi, Penyimpangan perilaku, Studi kasus.
EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI TENTANG PENDIDIKAN SEKS UNTUK MENGATASI PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Suyanti Abstrak Tujuan penelitian
Lebih terperinciMahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2306-2318 ISSN 2338-3651, ejournal.ip.fisip.unmul.ac.id Copyright 2014 UPAYA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN ANAK JALANAN DI KOTA SAMARINDA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif. Dengan mengambil lokasi penelitian di Sekolah Menengah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian
Lebih terperinciMANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA
MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang
BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam
Lebih terperinciJournal of Non Formal Education and Community Empowerment
NFECE 4 (2) (2015) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc PERAN PENGELOLA PANTI ASUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK ASUH (Studi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas
Lebih terperinciBAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan Sebagian besar hak-hak anak dalam kelima keluarga dalam penelitian ini memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak untuk hidup dan hak anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi bagi perkembangan manusia. Pendidikan yang baik dan berkualitas dari sejak dini akan menjadi cikal bakal tumbuhnya Sumber Daya Manusia
Lebih terperinci