Model Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Model Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian )"

Transkripsi

1 Model Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian ) M. Arief Rizka Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram m.ariefrizka@gmail.com Abstract: This research is aimed at finding out of street children guiding model of non- government organization of Rumah Impian and the factors of guiding and cumberer in guiding implementation model. This research is case study with qualitative approach. This research is key instrument and supported by using interview, observation, and documentation. The data is analyzed by using interactive analysis model with consist of data reduction, data display, and verification. The validity of data used triangulation technique, method, and collages discussion. The result of research shows that street children guiding model of nongovernment organization of Rumah Impian using participative model of directly take off to the field, street children relationship and parents, learning guidance and skill, and giving the scholarship of street children in order to back to school, take parents back, and give the facilitation to making work. The factors of supporting in implementing of street children guiding model those are: (a) the positive respond of street children and parents, (b) street children willingness, (c) the high guidance of doing guidance activity, while the factor of cumberer those are: (a) low facility, (b) uncomfortable location, and (c) street children laziness. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian beserta faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pendampingannya. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Peneliti merupakan instrumen utama dengan didukung pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, metode, dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian menunjukkan model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian menggunakan model partisipatif dengan pendamping turun langsung ke jalan, menjalin relasi dengan anak jalanan dan orang tuanya, melaksanakan pendampingan belajar dan keterampilan, serta mengadakan tindak lanjut dengan memberikan beasiswa kepada anak jalanan untuk sekolah, mengembalikan ke orang tuanya bagi yang terpisah, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang memiliki minat tinggi untuk mandiri (bekerja). Faktor pendukung dalam implementasi model pendampingan anak jalanan, yaitu: (a) respon yang positif dari anak jalanan dan orang tua anak jalanan terhadap kegiatan pendampingan, (b) adanya kemauan dari anak jalanan untuk mengikuti kegiatan pendampingan, dan (c) semangat yang tinggi dari pendamping untuk melaksanakan kegiatan pendampingan, sedangkan faktor penghambatnya, yaitu: (a) fasilitas pendampingan yang masih terbatas, (b) lokasi pendampingan yang kurang kondusif, dan (c) sikap malas dari sebagian anak jalanan. Kata kunci : Model Pendampingan, Anak Jalanan, LSM Pendahuluan Perkembangan kota di segala bidang tidak hanya memberikan nuansa positif bagi kehidupan masyarakat, namun juga melahirkan persaingan hidup sehingga muncul fenomena kehidupan yang berujung pada kemiskinan. Kota yang padat penduduk dan banyaknya keluarga yang bermasalah telah membuat makin banyaknya anak yang terlantar, kurang gizi, kurang perhatian, kurang pendidikan, kurang kasih sayang dan kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk bermain, bergembira, bermasyarakat dan hidup merdeka. Bahkan banyak kasus yang menunjukkan meningkatnya penganiayaan terhadap anak-anak mulai dari tekanan bathin, kekerasan fisik, hingga pelecehan seksual, baik oleh keluarga sendiri, teman, maupun orang lain LPPM IKIP Mataram

2 Jurnal Kependidikan 12 (2): Tak bisa dipungkiri bahwa persoalan anak jalanan belakangan telah menjadi fenomena sosial dalam kehidupan kota besar. Kehadiran mereka seringkali dianggap sebagai cermin kemiskinan kota. Di mata sebagian anggota masyarakat, keberadaan anak jalanan hingga kini masih dianggap sebagai limbah kota yang harus disingkirkan (Mangkoesapoetra, 2005). Eksistensi mereka dirasakan menggangu kenyamanan dan keamanan berlalu lintas dan sering kali dituduh melakukan tindakan kriminal, seperti mencopet atau menodong. Ditambah lagi adanya kecurigaan bahwa anak jalanan dikendalikan oleh sindikat tertentu membuat keberadaan anak jalanan di kota-kota besar menjadi duri yang tidak menyenangkan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan bila berumur dibawah 18 tahun yang menggunakan jalanan sebagai tempat mencari nafkah dan berada di jalan lebih dari 6 jam sehari. Ada beberapa tipe anak jalanan, yaitu: 1) anak jalanan yang masih memiliki orang tua dan tinggal dengan orang tua, 2) anak jalanan yang masih memiliki orang tua tapi tidak tinggal dengan orang tua, 3) anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua tapi tinggal dengan keluarga, dan 4) anak jalanan yang sudah tidak memiliki orang tua dan tidak tinggal dengan keluarga. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang turun menjadi anak jalanan sebagian besar berpendidikan rendah (W. Nurhadjatmo, 2004). Data yang dilansir Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009 menyebutkan bahwa anak jalanan di Indonesia berjumlah jiwa. Menurut Komisi Nasional Perlindungan Anak (2008), hampir seluruhnya yakni anak jalanan berada di Ibu kota Jakarta dan sisanya tersebar di kotakota besar lainnya seperti Medan, Palembang, Batam, Serang, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Semarang, Mataram, dan Makasar. Anak jalanan umumnya berasal dari keluarga yang pekerjaanya berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan latar belakang kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya kasih sayang dari orang tua, saudara maupun temantemanya, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berprilaku negatif. Masalah sosial anak jalanan berkaitan dengan ketidakmampuan anak memperolah haknya, sebagaimana diatur oleh konvensi hak anak. Juga disebabkan kurangnya aksesibilitas anak, akibat berbagai keterbatasan sarana dan prasarana yang ada, baik di rumah dan di lingkungan sekitarnya untuk dapat bermain dan berkembang sesuai dengan masa pertumbuhannya. Selain itu, masalah sosial anak jalanan berkaitan pula dengan ketidakmampuan orang tua atau keluarga dalam memenuhi kebutuhan dasar anak. Terkait dengan kondisi tersebut, permasalahan anak jalanan sudah merupakan permasalahan krusial yang harus ditangani sampai ke akar-akarnya. Jika permasalahan ditangani hanya di permukaan saja, maka setiap saat permasalahan tersebut akan muncul kembali serta menyebabkan timbulnya permasalahan lain yang justru lebih kompleks, seperti munculnya orang dewasa jalanan, kriminalitas, premanisasi, eksploitasi tenaga, eksploitasi seksual, penyimpangan perilaku, dan lain-lain. Hasil penelitian Widyarini dalam Yayu D.S (2007) menyatakan 162

3 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan bahwa jumlah anak jalanan di Indonesia cukup banyak dan ada kecenderungan meningkat, apalagi dalam situasi krisis ekonomi berkepanjangan yang berlanjut ke krisis multidimensi sekarang. Melihat fenomena anak jalanan ini, banyak pihak yang telah berusaha untuk menangani permasalahan anak jalanan. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bersama lembaga sosial baik yang dijalankan oleh swasta dan masyarakat seperti Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Panti Asuhan, dan bahkan mungkin yang ditangani secara orang perorang telah menawarkan model pendampingan anak jalanan yang menggunakan berbagai pendekatan dalam upaya penanggulangan anak jalanan. Akan tetapi dari berbagai pendekatan tersebut hingga saat ini, masih belum efektif dan belum ada yang dapat menyentuh anak jalanan secara mendalam terkait dengan perubahan perilaku. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya anak jalanan binaan pendampingan yang kembali ke jalan atau tetap hidup di jalanan, meskipun upaya pendampingan telah dilaksanakan dan dana yang cukup besar telah dikucurkan untuk program pendampingan tersebut. Hal tersebut salah satunya disebabkan kurang menyentuhnya semua model pendampingan yang diberikan, dan kurangnya kesadaran anak jalanan untuk merubah perilakunya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk: (1) mengungkap model pendampingan anak jalanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian; dan (2) mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi model pendampingannya. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders) terhadap penanganan masalah anak jalanan. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus yang bertujuan deskriptif. Pemilihan studi kasus karena merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peristiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam kehidupan nyata (Yin, 2003). Subjek dalam penelitian ini adalah pendamping, anak jalanan, orang tua anak jalanan, dan pengelola LSM Rumah Impian. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1994) yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, dan diskusi teman sejawat untuk memperoleh kredibilitas data yang akurat dan obyektif. Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan pendampingan anak jalanan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian 163

4 Jurnal Kependidikan 12 (2): dilatarbelakangi oleh kondisi dan masalah anak jalanan yang sangat kompleks mulai dari anak jalanan yang tidak diurus oleh orang tuanya, anak jalanan yang putus sekolah dan tidak pernah mengenyam pendidikan, anak jalanan yang mendapatkan kekerasan baik fisik maupun psikis dari sesama anak jalanan maupun orang tuanya, anak jalanan yang melakukan perilaku menyimpang di jalanan dan lain sebagainya. Selain itu, LSM Rumah Impian memiliki concern dan kepedulian terhadap kondisi dan permasalahan anak jalanan tersebut sehingga berkeinginan untuk membantu mengeluarkan anak jalanan dari kehidupan jalanan. Tujuan dari diadakannya kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian antara lain, yaitu; agar anak jalanan dapat keluar dari jalanan dan dapat kembali sekolah, kembali kepada orang tua dan keluarga bagi yang terpisah, dan memfasilitasi anak jalanan pelatihan keterampilan (kewirausahaan) untuk dapat hidup mandiri. Kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian adalah pendampingan belajar kepada anak jalanan yang masih berusia sekolah, memfasilitasi pendampingan kewirausahaan berupa pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang ingin bekerja dan hidup mandiri serta mendampingi anak jalanan untuk kembali ke orang tuanya. Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan pendampingan tersebut adalah anak jalanan bisa terhindar dari dampak negatif kehidupan jalanan, dapat kembali sekolah, kembali kepada orang tua dan keluarga bagi yang terpisah atau terputus hubungannya, memiliki ketrampilan untuk hidup mandiri bagi anak jalanan yang ingin bekerja, dan meningkatnya kesadaran anak jalanan dan orang tua anak jalanan tentang pentingnya pendidikan. Model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian merupakan serangkaian cara yang digunakan dalam upaya untuk mengeluarkan anak jalanan dari kehidupan jalanan, agar anak jalanan dapat kembali ke sekolah, kembali kepada keluarga, dan mandiri. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, model pendampingan anak jalanan di Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Rumah Impian adalah model pendampingan partisipatif yaitu dengan turun langsung ke jalan, pendamping menjalin relasi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan melalui komunikasi yang intensif, melaksanakan pendampingan belajar, memfasilitasi pelatihan keterampilan, dan mengadakan tindak lanjut dari pendampingan tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut deskripsi mengenai model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian: a) Turun Langsung ke Jalan Pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian yaitu dengan turun langsung ke jalan ditempat anak jalanan berkumpul dan menghabiskan sebagian besar waktunya di jalan. Alasan turun langsung ke jalan yaitu, agar pendamping lebih mengenal dan memahami kondisi realita anak jalanan, kehidupan kesehariannya, dan karakteristik kebutuhannya secara tepat. Dengan turun langsung ke jalan, pendamping melebur menjadi satu dan menyesuaikan diri (beradaptasi) dengan anak jalanan dan lingkungan anak jalanan tersebut sehingga relasi yang terjalin antara pendamping dengan anak jalanan yaitu relasi yang setara dan sejajar sebagai kakak, sahabat, teman, dan 164

5 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan sekaligus orang tua yang dibangun melalui komunikasi yang intensif. Selain itu, dengan turun langsung ke jalan, pendamping dapat menjangkau anak jalanan yang belum pernah mendapat perhatian, bimbingan, pembinaan, dan dapat melayani anak jalanan di lingkungannya (jalanan). b) Menjalin Relasi Dalam kegiatan pendampingan anak jalanan, pendamping menjalin relasi (hubungan) dengan anak jalanan dan orang tua anak jalanan sebagai kakak dan sahabat bagi mereka. Pendamping menempatkan diri sebagai pribadi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan tanpa membedakan status sosial yang ada. Pendamping menjalin relasi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan seperti dalam penampilan dan pembawaan. Jadi dalam mendampingi anak jalanan, pendamping berpenampilan apa adanya sesuai dengan kondisi dan lingkungan anak jalanan (tidak menampakkan status sosial yang berbeda atau gap) dan pendamping menunjukkan kepribadian yang bersahabat, mau mendengar, dan akomodatif. Relasi yang terjalin dibangun melalui komunikasi yang intensif dengan anak jalanan untuk mengetahui dan memahami karakter dan kebutuhan masing-masing anak jalanan dengan tepat. Pendamping turun langsung ke jalanan di tempat anak jalanan menghabiskan waktunya untuk bekerja dan yang tinggal di jalanan bersama orang tuanya bukan untuk menangkapi atau menggurui dan bukan juga sebagai orang yang membagi-bagikan hadiah, tetapi untuk menjalin relasi sebagai kakak dan sahabat yang solider serta peduli terhadap kondisi kehidupan mereka. Relasi yang diupayakan untuk dibangun adalah relasi yang tulus dan setara sebagai sesama manusia tanpa melihat latar belakang agama atau suku/daerah, dan dengan mengesampingkan semua stigma yang melekat pada anak jalanan. Upaya membangun relasi ini penting agar anak jalanan maupun orang tua anak jalanan dapat terbuka sehingga memudahkan dalam kegiatan pendampingan dan memudahkan dalam memasukkan nilai-nilai dan semangat hidup yang positif kepada anak jalanan. c) Implementasi Pendampingan Kegiatan pendampingan yang diadakan oleh LSM Rumah Impian lebih fokus kepada pendampingan belajar atau memberikan pengajaran kepada anak jalanan bagi yang masih berusia sekolah. Pendampingan yang dilakukan adalah meningkatkan kesadaran kepada anak jalanan dan orang tua anak jalanan tentang pentingnya pendidikan, sehingga melalui kegiatan pendampingan belajar atau kegiatan pengajaran kesadaran akan pentingnya pendidikan tersebut dapat meningkat dan anak jalanan semangat untuk kembali ke sekolah. Dalam pelaksanaan pendampingan anak jalanan, pendamping memberikan pendampingan belajar kepada anak jalanan yang masih berusia sekolah. Materi pendampingan belajar atau pengajaran yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan anak jalanan yang meliputi belajar membaca, menulis, berhitung (matematika), melukis, permainan, sains, bahasa Indonesia, pengetahuan tentang zat adiktif, materi tentang menumbuhkan motivasi, serta materi tentang nilai-nilai sosial (kemanusiaan) bagi anak jalanan yang putus sekolah sejak Sekolah Dasar (SD) dan yang belum pernah 165

6 Jurnal Kependidikan 12 (2): mengenyam bangku sekolah agar kesadaran tentang pendidikan meningkat dan semangat belajar untuk kembali atau masuk sekolah lagi. Bagi anak jalanan usia remaja, tidak selalu diberikan materi yang bersifat akademis akan tetapi lebih kepada menjalin relasi yang dekat agar mengetahui kebutuhan atau potensinya dan memfasilitasi pelatihan keterampilan atau skill untuk bekal bekerja dan hidup mandiri. Pelatihan keterampilan yang pernah diberikan kepada anak jalanan yang ingin bekerja dan hidup mandiri adalah pelatihan bengkel, las listrik, membuat bingkai foto, komputer, dan tambal ban. Adapun dalam proses pemberian materi pendampingan belajar, pendamping menggunakan metode belajar yang dapat meningkatkan semangat belajar dan keaktifan anak jalanan dalam mengikuti kegiatan pendampingan belajar. Metode belajar yang digunakan disesuaikan dengan materi pendampingan belajar yang diberikan. Metode yang digunakan dalam proses pendampingan belajar yaitu belajar sambil bermain. Jadi anak jalanan tidak terlalu difokuskan pada kegiatan belajarnya tetapi melalui kegiatan bermain materi pendampingan belajar diintegrasikan ke dalam permainan sederhana. Selain itu, praktek langsung, diskusi, dan brainstorming juga digunakan dalam kegiatan proses pengajarannya. Peran dari pendamping dalam kegiatan pendampingan anak jalanan sangat penting dalam mencapai tujuan pendampingan. Pendamping harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan tempat anak jalanan. Selain itu, pendamping harus dapat menempatkan diri pada posisi yang sama atau sejajar dengan anak jalanan agar terjalin interaksi yang baik dan dekat. Pendamping yang datang dalam setiap kegiatan pendampingan anak jalanan berjumlah 3-4 orang. Karena jumlah dan minat anak jalanan yang mengikuti kegiatan pendampingan berbedabeda sehingga dibutuhkan jumlah pendamping yang mencukupi agar pendampingan dapat berjalan sesuai dengan tujuan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang peneliti lakukan, bahwa peran dari pendamping dalam melakukan pendampingan anak jalanan yaitu: (1) Fasilitator, (2) Pengajar, (3) Motivator, dan (3) Komunikator. Dalam implementasi pendampingan, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah hasil yang dicapai sudah sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan mengetahui perkembangan dari sebuah proses kegiatan pendampingan. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan pendamping, bahwa dalam kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian, evaluasi pendampingannya dilakukan setiap 3 bulan sekali yang dimana evaluasinya meliputi indikator seperti: a) berapa banyak anak jalanan yang aktif mengikuti kegiatan pendampingan dalam 3 bulan, b) berapa anak jalanan yang sudah giat dan memiliki minat tinggi untuk belajar, c) bagaimana hubungan pendamping dengan anak jalanan dan orang tuanya, d) bagaimana perkembangan anak jalanan dalam belajar setelah mengikuti pendampingan, dan e) berapa banyak anak jalanan yang bisa mengerjakan soal-soal dalam pendampingan belajar atau pengajaran yang diberikan. d) Tindak Lanjut Tindak lanjut merupakan hal yang penting dalam menjaga keberlanjutan sebuah program pendampingan anak jalanan. Tindak 166

7 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan lanjut dalam kegiatan pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian dengan melihat hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan. Pendamping melihat dan memahami perubahan yang ada pada anak jalanan setelah mengikuti kegiatan pendampingan. Perubahan anak jalanan yang dimaksud yaitu perubahan dalam hal perilaku, minat belajar dan bekerja yang tinggi dari anak jalanan. Tindak lanjut yang dilakukan yaitu mengembalikan anak jalanan ke sekolah dengan memberikan beasiswa pendidikan bagi anak jalanan berusia sekolah yang sungguh-sungguh dan memiliki minat tinggi untuk kembali sekolah. Bagi anak jalanan yang kembali sekolah, dari pihak LSM Rumah Impian menempatkan anak jalanan tersebut di asrama Hope Shelter yaitu semacam asrama untuk anak-anak jalanan yang telah siap untuk meninggalkan jalanan dan kembali ke sekolah namun keluarga mereka tidak sanggup untuk membiayai mereka. Dalam Hope Shelter ini, anak jalanan di asuh oleh kakak asuh yang bersedia mendampingi, membina, melayani, dan mengontrol anak. Dari pihak LSM Rumah Impian juga masih dalam proses untuk mencarikan anak jalanan orang tua asuh. Selain itu, bagi anak jalanan yang memiliki kemauan bekerja dan mandiri, dari LSM Rumah Impian akan berusaha memfasilitasi dan mendampingi anak jalanan dengan program-program pelatihan keterampilan yang sesuai dengan potensi dan keinginannya. Pendamping akan mendampingi anak jalanan untuk mengikuti pelatihan keterampilan, kursus, atau kegiatan yang lain yang dapat memberikan anak jalanan bekal untuk hidup mandiri agar dapat keluar dari jalanan. Selama ini, pelatihan keterampilan yang telah diberikan atau difasilitasi untuk anak jalanan seperti pelatihan bengkel, las listrik, membuat bingkai foto, komputer, dan tambal ban. Bagi anak jalanan yang ingin kembali kepada orang tuanya, dari LSM Rumah Impian (pendamping) akan berusaha untuk menjadi mediator agar hubungan anak jalanan dengan orang tuanya kembali harmonis. Sejauh ini, dari 44 anak jalanan yang didampingi hasil yang dicapai dari tindak lanjut pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian dari kegiatan pendampingan sudah ada 11 anak jalanan yang sudah dikembalikan ke sekolah, ada 14 anak yang sudah kembali ke orang tuanya dan ada 9 anak yang mengikuti pelatihan keterampilan kerja yang outcome nya mereka bisa hidup mandiri atau sudah ada yang bekerja. Dalam implementasi pendampingan anak jalanan yang diselenggarakan LSM Rumah Impian terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan pendampingan anak jalanan. Faktor pendukung dan penghambat tersebut akan berpengaruh terhadap berlangsungnya kegiatan pendampingan. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang yang dilakukan oleh peneliti dengan pendamping dan pengelola LSM Rumah Impian bahwa yang menjadi faktor pendukung dalam pelaksanaan pendampingan anak jalanan ini antara lain yaitu respon yang positif dari anak jalanan dan orang tua anak jalanan terhadap kegiatan pendampingan. Anak jalanan selalu menyambut dengan baik dan senang kedatangan para pendamping ketika akan mengadakan kegiatan pendampingan, begitu juga dengan orang tua anak jalanan 167

8 Jurnal Kependidikan 12 (2): yang mendukung kegiatan pendampingan ini. Faktor pendukung lainnya yaitu adanya kemauan anak jalanan untuk mengikuti kegiatan pendampingan, dan semangat yang tinggi dari para pendamping untuk melaksanakan kegiatan pendampingan. Walaupun dari para pendamping ada yang sudah bekerja di tempat lain dan memiliki kesibukan, akan tetapi pendamping selalu meluangkan waktunya dan semangat untuk mengadakan kegiatan pendampingan karena komitmennya untuk membantu anak jalanan agar keluar dari kehidupan jalanan. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat dalam melaksanakan kegiatan pendampingan anak jalanan ini antara lain yaitu fasilitas pendampingan yang masih terbatas. Dalam kegiatan pendampingan belajar atau pengajaran, fasilitas seperti media belajar masih kurang. Anak jalanan sering bergantian memakai peralatan atau media belajar ketika proses pendampingan berlangsung seperti ketika anak jalanan ingin berkreasi melalui menggambar atau melukis, menulis, dan sebagianya. Faktor penghambat lainnya yaitu lokasi pendampingan yang kurang kondusif karena terletak dipinggir jalan yang banyak kebisingan kendaraan bermotor sehingga kegiatan pendampingan sering tidak maksimal dilakukan serta adanya sebagian anak jalanan yang malas mengikuti kegiatan pendampingan dan mempengaruhi anak jalanan yang lainnya. Biasanya anak jalanan yang malas mengikuti kegiatan pendampingan tersebut, mengajak anak jalanan yang lain untuk mengamen dan mengemis di jalan agar mendapat uang. Pembahasan Pola pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian merupakan model atau cara yang digunakan dalam upaya untuk mengeluarkan anak jalanan dari kehidupan jalanan, agar anak jalanan dapat menjalani hidupnya dengan lebih baik sesuai dengan haknya. Kegiatan pendampingan yang dilaksanakan sudah cukup sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan sebuah program pendampingan. Hal ini tidak terlepas dari semangat, komitmen, dan sikap solidaritas yang tinggi dari para pendamping dan pengelola LSM Rumah Impian untuk membantu anak jalanan yang merupakan salah satu warga masyarakat yang termarginalkan agar keluar dari kehidupan jalanan dan dapat menjalani kehidupannya dengan lebih baik. Konsep dari kegiatan pendampingan adalah suatu aktivitas yang dilakukan dan dapat bermakna pembinaan, pengajaran, pengarahan dalam kelompok, yang lebih berkonotasi menguasai, mengendalikan, dan mengontrol. Kata pendampingan lebih bermakna pada kebersamaan, kesejajaran, egaliter, atau kesederajatan kedudukan sehingga tidak ada dikotomi antara atasan dan bawahan (BPKB Jawa Timur. 2001). Pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian adalah pendampingan belajar dengan model partisipatif. Pendampingan yang diberikan kepada anak jalanan memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan kesadaran anak jalanan akan pentingnya pendidikan agar anak jalanan keluar dari jalanan dan kembali sekolah, mendampingi anak jalanan agar kembali kepada orang tuanya, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan agar dapat bekerja dan hidup mandiri. Walaupun ciri- 168

9 M. Arief Rizka, Model Pendampingan Anak Jalanan ciri anak jalanan yang menjadi sasaran kegiatan pendampingan ini berbeda, akan tetapi dalam pelaksanaan pendampingannya menggunakan cara yang sama antara ciri anak jalanan yang tidak berhubungan lagi dengan orang tuanya, yang berhubungan secara tidak teratur dengan orang tuanya, dan yang masih tinggal dengan orang tuanya. Kegiatan pendampingan anak jalanan yang dilakukan oleh LSM Rumah Impian ini, memiliki cara atau model penanganan yang berbeda pada kegiatan pendampingan anak jalanan umumnya. Pendampingan anak jalanan dilakukan dengan terus meningkatkan dan membangun relasi yaitu kedekatan, kesejajaran, kebersamaan dengan anak jalanan sebagai kakak dan sahabat yang solider yang perduli terhadap permasalahan anak jalanan. Upaya membangun relasi ini sangat penting, agar anak jalanan dapat terbuka sehingga pendamping disini dapat mengetahui dan memahami dengan jelas dan utuh akar permasalahan dari anak jalanan tersebut. Berbeda dengan cara atau model penanganan anak jalanan yang dilakukan oleh pemerintah, yang mana dilakukan dengan cara seperti razia anjal, pendataan kemudian di tempatkan di sebuah panti atau wadah lainnya, diberikan hal-hal yang bersifat praktis akan tetapi sering tidak relevan dengan kebutuhan dan akar permasalahan anak jalanan, dan kegiatan pendampingannya kurang menyentuh pada aspek psikis anak jalanan dalam hal ini yaitu menumbuhkan sikap mental, perilaku yang positif, dan pola pikir anak jalanan. Model pendampingan anak jalanan dengan pola partisipatif merupakan salah satu upaya penanganan anak jalanan yang dapat mangatasi masalah anak jalanan yang kompleks ini. Dengan pendamping turun langsung ke jalan, melebur menjadi satu dengan anak jalanan, menyesuaikan diri dengan kondisi anak jalanan, sehingga dengan kondisi ini dapat menumbuhkan kepercayaan diri dan kesadaran anak jalanan untuk terbuka dan merasa nyaman karena pendamping memposisikan dirinya menjadi pribadi yang sejajar dan setara dengan anak jalanan sebagai kakak, sahabat, sekaligus orang tua anak jalanan. Dengan sikap yang terbuka dari anak jalanan, sehingga pendamping dalam hal ini yang berperan mendampingi anak jalanan dapat mengidentifikasi akar permasalahan dari anak jalanan dan dapat menemukan solusi atau tindak lanjut dari kegiatan pendampingan yang tepat untuk mengeluarkan anak jalanan tersebut dari kehidupan jalanan. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Model pendampingan anak jalanan di LSM Rumah Impian menggunakan model partisipatif dengan pendamping turun langsung ke jalan, menjalin relasi dengan anak jalanan dan orang tuanya, melaksanakan pendampingan belajar dan pelatihan keterampilan (vokasional), serta mengadakan tindak lanjut dengan memberikan beasiswa kepada anak jalanan untuk sekolah, mengembalikan ke orang tuanya bagi yang terpisah, dan memfasilitasi pelatihan keterampilan bagi anak jalanan yang memiliki bakat atau minat tinggi untuk mandiri (bekerja). 169

10 Jurnal Kependidikan 12 (2): Faktor pendukung dalam implementasi model pendampingan anak jalanan yaitu: (a) respon yang positif dari anak jalanan dan orang tua anak jalanan terhadap kegiatan pendampingan, (b) adanya kemauan dari anak jalanan untuk mengikuti kegiatan pendampingan, dan (c) semangat yang tinggi dari pendamping untuk melaksanakan kegiatan pendampingan, sedangkan faktor penghambatnya, yaitu: (a) fasilitas pendampingan yang masih terbatas, (b) lokasi pendampingan yang kurang kondusif, dan (c) sikap malas dari sebagian anak jalanan. Saran Bagi pengelola LSM Rumah Impian dan stakeholders: (a) perlu mengembangkan dan meningkatkan variasi program pendampingan agar anak jalanan lebih semangat mengikuti kegiatan pendampingan; (b) perlu ditingkatkan lagi fasilitas kegiatan pendampingan agar dapat dilaksanakan secara optimal; (c) perlu adanya program pelatihan bagi pendamping untuk meningkatkan kapasitasnya dalam mengadakan kegiatan pendampingan anak jalanan; dan (d) mengembangkan kemitraan strategis dengan satuan PLS, instansi pemerintah, maupun lembaga swasta lainnya yang terkait sehingga penanganan masalah anak jalanan dapat efektif dan berkelanjutan. Daftar Pustaka BPKB Jawa Timur. (2001). Modul Pendampingan. Surabaya. Mankoesapoetra, Arief Achmad. (2005). Pemberdayaan Anak Jalanan. ief5.html Miles, M.B., and Huberman, A.M. (1994). Qualitative Data Analysis (2nd ed.). London: SAGE Pablication. W. Nurhadjatmo. (2004). Seksualitas Anak Jalanan. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan. Universitas Gadjah Mada. Yayu. Dwi. S.H. (2007). Partisipasi Masyarakat Dalam Pemberdayaan Anak Jalanan Di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Yogyakarta. Laporan Penelitian. FIP UNY. Yin, Robert K. (2003). Case Study Research: Design and Methods: Third Edition. Newbury Park, CA: Sage 170

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan

Lebih terperinci

Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil)

Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil) Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil) M. Arief Rizka dan Dian Gustiana Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dipenuhi untuk menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah makhluk sosial yang membutuhkan pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya, anak juga mempunyai perasaan, pikiran dan kehendak tersendiri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan bahwa baik buruknya masa yang akan datang suatu bangsa ditentukan oleh generasi-generasi

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA ARTIKEL SKRIPSI

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA ARTIKEL SKRIPSI PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG

BAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG BAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG A. ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG Kota Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai hal, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena kemiskinan di daerah perkotaan adalah dampak dari urbanisasi dan kekeliruan dalam menangani ledakan jumlah penduduk. Ketersediaan lapangan kerja yang terbatas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fase dimana anak mengalami tumbuh kembang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah investasi dan harapan masa depan bangsa serta sebagai penerus generasi di masa mendatang. Dalam siklus kehidupan, masa anakanak merupakan fase dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya posisi anak sebagai penerus bangsa sudah seharusnya diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adanya undang-undang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFIKASI HAMBATAN-HAMBATAN GURU DALAM PEMBELAJARAN DI KELAS III A SEKOLAH INKLUSI SDN GIWANGAN YOGYAKARTA IDENTIFICATION OF OBSTACLES IN LEARNING TEACHER IN CLASS III A SCHOOL INCLUSION SDN GIWANGAN

Lebih terperinci

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang

Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Profil Analisis Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Lifeskill Bagi Siswa SMA Kota Semarang Susilawati, Nur Khoiri Pendidikan Fisika IKIP PGRI Semarang, Jln Sidodadi Timur No. 24 Semarang susilawati.physics@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam

I. PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang didalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya. Mereka bersih seperti kertas putih ketika

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017

PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA 2017 PANDUAN PELAKSANAAN HARI ANAK NASIONAL TAHUN 2017 I. LATAR BELAKANG Anak

Lebih terperinci

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract

Oleh : Ambar Budi Suprihatin ( ) Abstract UPAYA GURU MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR MELALUI BIMBINGAN BELAJAR DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS RUMAH PADA SISWA KELAS V SDI DIPONEGORO SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Oleh : Ambar Budi Suprihatin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI Pelaksanaan Layanan Bimbingan (Deddy Setyo Nugroho) 3.005 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKORINI TUTORING SERVICES IN THE FOURTH GRADE SDN 1 SUKORINI Oleh: Deddy

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Dalam penelitian ini tipe yang digunakan adalah tipe penelitian deskriptif. Menurut Whitney, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016

PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 2.282 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 24 Tahun ke-5 2016 PELAKSANAAN BIMBINGAN BELAJAR DI KELAS I SD NEGERI KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2015/ 2016 IMPLEMENTATION GUIDANCE STUDY AT THE FIRST GRADE

Lebih terperinci

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELOMPOK A

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELOMPOK A PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB PADA ANAK KELOMPOK A Nur Oniyah Setiya Diyanti Siti Mahmudah PG PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai No.4 Surabaya (60136).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 107 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini dirancang untuk menemukan karakteristik dan praktikpraktik kepemimpinan sekolah Islam, maka jenis penelitian

Lebih terperinci

Journal of Nonformal Education

Journal of Nonformal Education JNE 3 (2) (2017) Journal of Nonformal Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne Analisis Strategi Fund Raising dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Nonformal pada Pusat Kegiatan Belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. panti tidak terdaftar yang mengasuh sampai setengah juta anak. Pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia menempati urutan pertama di dunia sebagai negara dengan jumlah panti asuhan terbesar yaitu mencapai 5000 hingga 8000 panti terdaftar dan 15.000 panti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang -

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang - BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kulaitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Anak adalah sumber daya bagi bangsa juga sebagai penentu masa depan dan penerus bangsa, sehingga dianggap penting bagi suatu negara untuk mengatur hak-hak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. terbaru belum dirilis Sanggar Alang-Alang, namun dikhawatirkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin tahun semakin meningkat jumlahnya. terbaru belum dirilis Sanggar Alang-Alang, namun dikhawatirkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak jalanan adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan. Fenomena nyata yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan diabaikan dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari

BAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena anak hidup dijalan sudah mulai menjadi perbincangan sejak awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari keluarga, dan menempati

Lebih terperinci

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Jurnal Gammath, Volume I Nomor 2, September 2016 KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL Mohammad Jupri 1, Zulfa Anggraini R 2, Christine Wulandari S 3 1 Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan seiring dengan itu, angka kemiskinan terus merangkak. Kenaikan harga

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan seiring dengan itu, angka kemiskinan terus merangkak. Kenaikan harga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia mengalami permasalahan di bidang sosial, politik, ekonomi. Permasalahan yang paling umum dirasakan masyarakat adalah permasalahan ekonomi dan seiring

Lebih terperinci

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah,

Oleh : Anggrita Kumidaninggar, Pendidikan Luar Sekolah, Dampak Pelaksanaan Program (Anggrita K) 170 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP MENJAHIT TERHADAP AKTIVITAS WIRAUSAHA WARGA BELAJAR DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) AR-RUM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sosial, ekonomi, politik, budaya dan sebagainya. Salah satu masalah sosial yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk di kota besar di Indonesia saat ini cukup besar, sehingga terdapat berbagai masalah yang cukup besar pula. Di antaranya: masalah sosial,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran tentang Implementasi Program Bimbingan Pribadi-Sosial Untuk Meningkatkan Penyesuaian Sosial Anak.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Creswell (2008, hlm 53) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif paling cocok dilakukan terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang lebih cocok

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan

BAB III METODE PENELITIAN. meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini akan dibahas beberapa hal tentang metode penelitian meliputi: (a) Pendekatan dan jenis penelitian; (b) Kehadiran peneliti; (c) Data dan sumber data; (d) Prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bandung termasuk salah satu kota yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kota Bandung merupakan salah satu kota besar dan merupakan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN (LP)

IMPLEMENTASI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN (LP) IMPLEMENTASI PELATIHAN KECAKAPAN HIDUP UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN WARGA BINAAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN (LP) M. Arief Rizka (Dosen Program Studi Pendidikan Luar Sekolah FIP IKIP Mataram) Email: m.ariefrizka@gmail.com

Lebih terperinci

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment NFECE 1 (1) (2012) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN (PENELITIAN DESKRIPTIF PADA LSM RUMAH IMPIAN DI KALASAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Seorang peneliti harus menggunakan metode penelitian yang sesuai.peranan metode penelitian merupakan salah satu unsur yang sangat penting,

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang

BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Departemen Sosial RI (1995) 1 menyatakan anak jalanan adalah anak yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup seharihari di jalanan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Cibeunying Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Kelurahan Cibeunying merupakan satu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN BAGI LANJUT USIA DALAM MENUJU LANJUT USIA SEJAHTERA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WILOSO WREDHO PURWOREJO.

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN BAGI LANJUT USIA DALAM MENUJU LANJUT USIA SEJAHTERA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WILOSO WREDHO PURWOREJO. Pelaksanaan Pendampingan Bagi... (Agustiine Lilin Cahyani) 683 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN BAGI LANJUT USIA DALAM MENUJU LANJUT USIA SEJAHTERA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL WILOSO WREDHO PURWOREJO. IMPLEMENTATION

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN SENI MUSIK DI RUMAH SINGGAH HAFARA BANTUL YOGYAKARTA

PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN SENI MUSIK DI RUMAH SINGGAH HAFARA BANTUL YOGYAKARTA PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN MELALUI PENDAMPINGAN SENI MUSIK DI RUMAH SINGGAH HAFARA BANTUL YOGYAKARTA Oleh : Novenda Prahastiyani, 12102244004, Pendidikan Luar Sekolah novendaprahastiyani@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

KEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) oleh 1) Sumiyatun dan 2) Achmad Muhibbin ABSTRAK

KEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) oleh 1) Sumiyatun dan 2) Achmad Muhibbin ABSTRAK KEMANDIRIAN WANITA SINGLE PARENT DALAM MENDIDIK ANAK (Studi Kasus Di Desa Pakang, Andong, Boyolali) oleh 1) Sumiyatun dan 2) Achmad Muhibbin 1) Mahasiswa Prodi PPKn FKIP-UMS 2) Dosen Tetap Prodi PPKn FKIP-UMS

Lebih terperinci

ARTIKEL JURNAL. Oleh. Pika Yunianti NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

ARTIKEL JURNAL. Oleh. Pika Yunianti NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PARTISIPASI PENDIDIK DALAM PROGRAM KELOMPOK BELAJAR PADA ANAK USIA SEKOLAH GUNA MENGATASI KETIDAK PEDULIAN ANAK TERHADAP PENDIDIKAN DI DESA JALANLAUT KABUPATEN BANGKA ARTIKEL JURNAL Oleh Pika Yunianti

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY LEARNING PADA SISWA SMP NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, yang sekaligus merupakan tunas, potensi dan generasi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 53 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Kemiskinan Proses pembangunan yang dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai dengan berakhirnya era Orde Baru, diakui atau tidak, telah banyak menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tipe ini hanya terbatas pada bahasan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni melindungi

BAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni melindungi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan, baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan Negara yang tertuang dalam

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENDEKATAN PRAGMATIK Anita Ayu Budiastuti 1), Jenny IS Poerwanti 2), Peduk Rintayati 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A, Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan pada panti rehabilitasi cacat mental dan sakit jiwa Nurussalam Sayung Demak menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu :

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 73 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, yaitu peneliti yang dimaksudkan untuk mengungkapkan gejala secara holistic-kontekstual

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SDIT MUHAMMADIYAH AL-KAUTSAR KARTASURA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Guru

Lebih terperinci

KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA

KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA JPAUDI : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Indonesia Vol. 2 No. 1, April 2016 KEGIATAN TIME OUT DI TK AISIYAH BUSTANUL ATHFAL 47 SURABAYA Andi Kristanto PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Lebih terperinci

PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIDKAN ANAK ARTIKEL JURNAL

PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIDKAN ANAK ARTIKEL JURNAL PERAN EDUKATIF ORANGTUA DALAM KEBERHASILAN PENDIDIDKAN ANAK ARTIKEL JURNAL Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE Dian Anggraini 1), M. Shaifuddin 2), M. Ismail Sriyanto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang baru, Indonesia mengalami beberapa kenaikan harga seperti harga BBM yang naik dua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan beberapa metode sebagai rangkaian kegiatan yang dilakukan guna mempermudah memahami objek pada penulisan skripsi, diantaranya adalah: A. Pendekatan

Lebih terperinci

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN

JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman

Lebih terperinci

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR TEKNIK MONTASE PADA ANAK KELOMPOK B RA AS-SYAFI IYAH JUWIRING KLATEN TAHUN 2015/2016 Miskah Nuzzela Birohmatik 1, Muhammad Shaifuddin 2,

Lebih terperinci

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME

KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME JURNAL KONSEP DIRI SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA BROKEN HOME ( STUDI KASUS SISWA KELAS VII DI UPTD SMP NEGERI 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 ) THE CONCEPT OF SELF STUDENTS WHO COME FROM A BROKEN

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN, DAN PENGEMIS

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN, DAN PENGEMIS SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN ANAK JALANAN, GELANDANGAN, DAN PENGEMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN

SISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN SISI KEHIDUPAN ANAK JALANAN DISUSUN OLEH: KELOMPOK A ADAM THIANZI ZAKARYA 11.02.8129 D3 MANAJEMEN INFORMATIKA (DRS. M. KHALIS PURWANTO, MM) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL RI. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam hal ini sasaran objek penelitian ini adalah meneliti pada komunitas anak langit yang merupakan sebuah komunitas anak jalanan saat melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. 49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode studi kasus. Penelitian deskriptif menurut Sudjana (2005 : 72) adalah suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. 21 tahun dan belum menikah (www.google.com). Menurut UU No. 23 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep anak didefinisikan dan dipahami secara bervariasi dan berbeda, sesuai dengan sudut pandang dan kepentingan yang beragam. Menurut UU No. 4 Tahun 1979

Lebih terperinci

PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT

PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN. Oleh: Silva Lestari. Asmaiwaty Arief Nofrita ABSTRACT PEMBINAAN ORANG TUA TERHADAP ANAK TUNGGAL DI SMPN 3 PANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Silva Lestari Asmaiwaty Arief Nofrita Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC Ari Kusuma Rahmawati 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, terdapat beberapa hal yang perlu dijelaskan dalam kaitannya dengan metodologi dan prosedur yang digunakan dalam penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya 66 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan penelitian analisis-kualitatif yaitu penelitian yang temuantemuannya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR Dwi Ari Istianto 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Negeri Sebelas Maret, Jl.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING Beny Sulistyawan 1), Kuswadi 2), Dwijiastuti 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA

IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA IMPLEMENTASI PROGRAM ADIWIYATA PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA YOGYAKARTA Novi Febrianti, Nani Aprilia Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta novifebri@yahoo.com ABSTRACT:

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 IMPLEMENTASI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA KELAS ATAS SD MUHAMMADIYAH 16 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam Penelitian diperlukan metode penelitian, agar penelitian dapat berjalan sesuai rencana, dapat dipertanggung jawabkan, serta tujuan penelitian dapat tercapai. Beberapa hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis

BAB III METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan

Lebih terperinci

PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG

PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG PERAN SHADOW TEACHER DALAM LAYANAN KHUSUS KELAS INKLUSI DI SDN PERCOBAAN 1 KOTA MALANG Dewi Anggraeni Iswandia Dr. H. Kusmintardjo, M.Pd Dr. H. A. Yusuf Sobri, S. Sos, M.Pd Administrasi Pendidikan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia karena dibekali memiliki akal budi, kepribadian serta kecerdasan yang membedakannya dengan makhluk lainnya.

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN

OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN OPTIMALISASI KECERDASAN LINGUISTIK ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK LKIA II PONTIANAK SELATAN Restiana, Muhamad Ali, Dian Miranda Program Studi Pendidikan Guru PAUD FKIP UNTAN, Pontianak Email: restiana.paud@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG

PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS V SDN BALONGGEMEK 1 JOMBANG Tersedia secara online EISSN: 2502-471X Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan Volume: 1 Nomor: 9 Bulan September Tahun 2016 Halaman: 1739 1743 PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk memaparkan manajemen pendidikan karakter di SDN Kedungmundu Tembalang Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menyandang predikat sebagai Kota Layak Anak (KLA) merupakan suatu kebanggaan bagi Kota Solo, sekaligus menjadi tantangan bagi pemerintah Kota Solo. Hal ini karena

Lebih terperinci

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL

- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL - 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Lebih terperinci

Oleh: Suyanti. Kata kunci : Layanan Informasi, Penyimpangan perilaku, Studi kasus.

Oleh: Suyanti. Kata kunci : Layanan Informasi, Penyimpangan perilaku, Studi kasus. EFEKTIFITAS LAYANAN INFORMASI TENTANG PENDIDIKAN SEKS UNTUK MENGATASI PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: Suyanti Abstrak Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

Mahasiswa Program S1 Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (2): 2306-2318 ISSN 2338-3651, ejournal.ip.fisip.unmul.ac.id Copyright 2014 UPAYA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL DALAM MELAKUKAN PEMBINAAN ANAK JALANAN DI KOTA SAMARINDA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yang bersifat deskriptif. Dengan mengambil lokasi penelitian di Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan maksud untuk memahami dan menggali lebih dalam mengenai fenomena penyesuaian

Lebih terperinci

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA

MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA MANFAAT PENGGUNAAN BUKU PENGHUBUNG SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI GURU DENGAN ORANG TUA SISWA KELAS IIA SD MUHAMMADIYAH 3 NUSUKAN SURAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang BAB I PENDAHULUAN l.l Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya. Merekalah yang akan menerima kepemimpinan dikemudian hari serta menjadi penerus perjuangan bangsa. Dalam

Lebih terperinci

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment

Journal of Non Formal Education and Community Empowerment NFECE 4 (2) (2015) Journal of Non Formal Education and Community Empowerment http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jnfc PERAN PENGELOLA PANTI ASUHAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK ASUH (Studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-fenomena yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Djam an Satori (2011: 23) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif dilakukan karena peneliti

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PERBANDINGAN DAN SKALA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) DENGAN METODE PERMAINAN TREASURE HUNT (Penelitian Tindakan Kelas

Lebih terperinci

BAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak

BAB V. PENUTUP. memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan Sebagian besar hak-hak anak dalam kelima keluarga dalam penelitian ini memiliki kondisi yang berbeda-beda pada masing-masing keluarga. Hanya hak anak untuk hidup dan hak anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan pondasi bagi perkembangan manusia. Pendidikan yang baik dan berkualitas dari sejak dini akan menjadi cikal bakal tumbuhnya Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci