JURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
|
|
- Yuliani Liani Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman Penilaian Pembejalaran: Gugatan Terhadap Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan M. ARIEF RIZKA Analisis Strategi Kemitraan Dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus Pada PKBM Terampil ) AHMAD MUSLIM Implementasi Pembelajaran Partisipatif Melalui Focus Group Discussion Dalam Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Mahasiswa FARIDA FITRIANI Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Model Pembelajaran Advance Organizer Pada Siswa Kelas XI Bahasa SMAN 7 Mataram AGUS FAHMI Intensitas Pertemuan Pembelajaran RESTU WIBAWA Efektivitas Penggunaan Multimedia Pembelajaran Model Tutorial Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa HARDIANSYAH Studi Kritis Peran Komite Sekolah di MTs Nurul Ikhsan ANI ENDRIANI Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Sikap Disiplin Siswa HASTUTI DIAH IKAWATI Pengaruh Model Pembelajaran Take and Give Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa HERLINA Keefektifan Program Pemberdayaan perempuan Melalui Pemberian Modal Usaha Kursus Menjahit Halaman iii
2 ANALISIS STRATEGI KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN NON FORMAL (STUDI KASUS PADA PKBM TERAMPIL ) M. Arief Rizka Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram m.ariefrizka@gmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis strategi kemitraan yang digunakan lembaga PKBM Terampil dalam menyelenggarakan program pendidikan nonformal; dan (2) untuk mengidentifikasi faktor pendukung dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber data penelitian terdiri dari pengelola, tutor dan mitra PKBM Terampil. Peneliti merupakan instrumen utama dengan didukung pedoman wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data penelitian menggunakan model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber dan diskusi teman sejawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah PKBM Terampil mensosialisasikan lembaganya dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja adalah PKBM Terampil menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra tertarik untuk menjalin kerjasama. (2) faktor pendukung pengembangan kemitraan PKBM Terampil adalah pengelola PKBM Terampil yang pro aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat waktu dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban program kepada mitra. Kata Kunci : Strategi, Kemitraan, dan Pendidikan Nonformal PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menjelaskan bahwa pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur, yaitu jalur pendidikan informal, pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Antara ketiga jalur tersebut saling melengkapi dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Nonformal sebagaimana tercantum dalam pasal 26 ayat 4, diuraikan bahwa satuan Pendidikan Nonformal terdiri dari pusat kegiatan belajar masyarakat, lembaga kursus, lembaga pelatihan, majelis taklim dan satuan pendidikan yang sejenis. Satuan Pendidikan Nonformal yang sudah mulai menjamur salah satunya adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). UNESCO (dalam Tohani, 2009) menjelaskan bahwa PKBM dimaksudkan sebagai sarana bagi masyarakat untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki supaya mampu memenuhi segala kebutuhan hidupnya dalam rangka mengikuti perkembangan lingkungan. Pada awalnya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat di sekitar PKBM itu berada. PKBM didirikan oleh masyarakat, dari masyarakat, dan untuk masyarakat. Fokus PKBM ditekankan pada pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan sesuai dengan kebutuhan belajar dan potensi masyarakat dalam mencapai kemajuan pendidikan, sosial, ekonomi, budaya dan politik. Sudjana (2003) mengemukakan bahwa PKBM memiliki fungsi sebagai tempat pembelajaran kepada warga masyarakat, melakukan koordinasi dalam memanfaatkan potensi-potensi di masyarakat, menyediakan informasi kepada anggota masyarakat yang membutuhkan keterampilan fungsional atau kecakapan hidup, menjadi ajang pertukaran ilmu pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan di antara anggota Halaman 12
3 masyarakat, dan menjadi tempat untuk upaya peningkatan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai tertentu bagi warga masyarakat yang membutuhkan. Ada banyak lembaga PKBM yang programnya berjalan seperti jamur di musim hujan mereka hanya menyelenggarakan program apabila mendapat dana, program yang dilaksanakan pun biasanya tidak dibarengi dengan kualitas. Penyebab hal tersebut terjadi salah satunya adalah ketidakmampuan pengelola dalam memanajemen program dan dana yang ada. Oleh karena itu dalam hal mempertahankan sustainabilitas lembaga PKBM Terampil, tidak dapat berdiri sendiri tanpa mendapat dukungan dan bantuan dari lembaga atau instansi dan perusahaan lain. Mitra diperlukan dalam rangka meminimalisasi kekurangankekurangan yang ada di lembaga, baik dari segi sumber daya manusia, dana, fasilitas, pembinaan dan teknis administrasi lembaga. Dengan adanya mitra lembaga mampu bertahan dan melanjutkan program-program yang ada dan meningkatkannya melalui tindakan pengembangan. Dalam pelaksanaannya ada beberapa permasalahan kemitraan yang dihadapi oleh PKBM diantaranya adalah kurangnya sosialisasi dan promosi program yang dilakukan oleh lembaga, kurangnya jejaring yang dilakukan oleh lembaga dalam pelaksanaan program, kurangnya pemahaman bagi pihak lembaga, terkait bagaimana melaksanakan kemitraan, proses kemitraan masih terpaku pada sebatas finansial, dan tidak tersusunnya strategi promosi dan publikasi sebagai ajang memperkenalkan keberadaan lembaga. Berdasarkan uraian tersebut, dipandang perlu untuk melakukan penelitian mengenai strategi kemitraan PKBM Terampil dalam mempertahankan keberlanjutan program pendidikan nonformal. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitiannya adalah studi kasus yang bertujuan deskriptif. Pemi-lihan studi kasus karena merupakan strategi yang lebih cocok bila pokok pertanyaan suatu penelitian berkenaan dengan how atau why, bila peneliti hanya memiliki sedikit peluang untuk mengontrol peristiwa-peris-tiwa yang akan diselidiki, dan bilamana fokus penelitiannya terletak pada fenomena kontemporer (masa kini) di dalam kehidupan nyata (Yin, 2003). Sumber data dalam penelitian ini adalah Pengelola PKBM, Tutor, dan Lembaga Mitra. Dalam penelitian ini, peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian dengan dibantu oleh pedoman observasi, pedoman wawancara, dan pedoman dokumentasi. Selanjutnya, data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis data model interaktif (Miles & Huberman, 1994) yang meliputi pengumpulan data, reduksi data, display data, dan verifikasi/pengambilan kesimpulan. Keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber, triangulasi metode, dan diskusi teman sejawat untuk memperoleh kredibilitas data yang akurat dan obyektif. HASIL PENELITIAN Strategi Kemitraan Mitra merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam mendukung dan membantu PKBM melaksanakan tugas dan perannya di masyarakat, PKBM membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain untuk mempertahankan sustainabilitas lembaganya, untuk itu PKBM memerlukan kerjasama baik dengan sesama PKBM, instansi pemerintah, swasta dan masyarakat. Halaman 13
4 Dalam menjalin kerjasama diperlukan sebuah strategi kemitraan untuk memperluas jejaring dan keberlanjutan kerjasama itu sendiri. PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan Nonformal yang pada awalnya didirikan di jalan Amir Hamzah No. 3A Karang Sukun, tetapi sekarang telah pindah ke Dasan Sari Udayana. Mitra PKBM Terampil ada sembilan instansi yang merupakan instansi pemerintah baik dari tingkat provinsi maupun kota. Harus disadari bahwa menjalin hubungan sosial merupakan bagian penting dari manusia menjalani hidup. Bagi PKBM membangun dan menjalin kemitraan merupakan hal penting mengingat perannya dalam memberdayakan masyarakat sangat besar, pemberdayaan masyarakat itu sendiri dapat berlangsung dalam jangka panjang, sehingga dibutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain agar lembaga PKBM dapat bertahan dan berkembang dalam upayanya mencerdaskan dan memberdayakan masyarakat, membangun kemitraan berarti membangun komunikasi atau hubungan yang saling melengkapi baik kelebihan maupun kelemahan. Untuk itu diperlukan sebuah strategi dalam menjaring kemitraan agar kemitraan lebih terarah dan tujuan dari proses kemitraan dapat tercapai. Kemitraan dapat dibangun apabila ada rasa saling membutuhkan diantara kedua pihak, seperti yang terjadi antara PKBM Terampil dengan para mitranya, sebagaimana dinyatakan oleh pengelola PKBM Terampil bahwa, pada dasarnya PKBM adalah suatu wadah bagi pembelajaran masyarakat, jadi setiap dinas atau instansi pemerintah memiliki program yang membutuhkan massa, untuk mencari massa salah satunya adalah di PKBM, strategi kerjasama PKBM Terampil diawali dengan mengirim profil PKBM ke berbagai instansi terkait, kemudian ditindaklanjuti dengan pengajuan proposal pengajuan program. Prinsip saling membutuhkan PKBM Terampil dengan mitra merupakan dasar dan roda yang menjalankan kemitraan. Dalam setiap programnya pemerintah sebagai mitra membutuhkan masyarakat, PKBM Terampil dalam menjalankan roda kelembagaannya membutuhkan dana, baik PKBM Terampil maupun mitra saling membantu dan melengkapi kekurangan masing-masing. PKBM Terampil yang berdiri dari tahun 2005 tetap berkelanjutan disebabkan dukungan dari mitra. Oleh karena itu, untuk menjaga dan mengembangkan jaringan kemitraan PKBM Terampil membutuhkan sebuah strategi. Penjelasan dari pengelola PKBM Terampil bahwa: Mitra PKBM Terampil yang dominannya adalah pemerintah dengan sendirinya datang ke PKBM Terampil mengajukan program. Fokus kemitraan PKBM Terampil bukanlah pada aspek dana melainkan pada aspek program dan keilmuan seperti kerjasama dengan Dinas Sosial pada program kesejahteraan anak balita, program di PKBM Terampil tetap berjalan, karena kita tidak selalu mengharapkan dana dari mitra. Jadi program-program yang ada tetap berjalan, PAUD cuma sekali dapat dana, haram dua kali, jikalau kita tidak jeli mencari program tidak jeli mencari kegiatan, kegiatan tidak jalan, makanya karena sudah dikenal, orang yang datang ke PKBM saya, dilihat TBMnya bagus disuruh buat proposal diberikan dana, itu yang kita pakai untuk gaji guru untuk studi banding, pelatihan, dan lain-lain. Jadi PKBM Terampil dalam setiap kegiatannya selalu melibatkan masyarakat sebagai salah satu mitra, masyarakat merupakan mitra dan aset dalam pelaksanaan program PKBM Terampil, tanpa masyarakat program tidak dapat berjalan, tanpa masyarakat, lembaga tidak akan berarti. Oleh karena itu hubungan baik tetap dijaga. Kemitraan di PKBM Terampil Halaman 14
5 didasarkan pada prinsip saling membutuhkan, pemerintah membutuhkan masyarakat sebagai warga belajar dalam menuntaskan programnya, sementara PKBM Terampil sendiri membutuhkan mitra untuk keberlanjutan dan pengembangan lembaga. PKBM Terampil memediasi antara pemerintah dengan masyarakat yang membutuhkan. Dalam pelaksanaan program PKBM Terampil menyerahkan hampir sepenuhnya kepada pihak mitra, baik dalam penyediaan bahan dan alat, tutor dan dana seperti yang dilakukan oleh lembaga Balai Latihan Kerja dalam salah satu program keterampilan yang diadakan. Kemitraan PKBM Terampil dengan lembaga mitra terbuka menurut pengelola PKBM Terampil bahwa awalnya disebabkan pengelola PKBM Terampil yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil tidak hanya bertugas sebagai pendidik tetapi aktif dalam berbagai kegiatan di pemerintahan baik sebagai peserta, juri dan narasumber, seperti pada program BKB dengan BKKBN dan program usaha kecil menengah dengan Dinas Koperasi NTB, mitra datang ke pengelola PKBM Terampil mengusulkan pengajuan proposal ke lembaganya. Kemampuan sumber daya manusia PKBM Terampil juga mempengaruhi kemitraan, keaktifan pengelola PKBM Terampil dalam berbagai kegiatan pemerintahan, merupakan awal dari sosialisasi kemitraan. Kemitraan PKBM Terampil lebih banyak ke aspek program, beberapa program yang dimitrakan dapat dlihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1. Program PNF dan Mitra PKBM Terampil No. Program Mitra Sasaran PAUD terintegrasi 1. posyandu, KB, TPA dan Anak usia dini TPQ Anak putus 2. Paket A, B, dan C KF (Keaksaraan Fungsional) Life Skill/Keterampilan/ KBU BKL (Bina Keluarga Lansia) BKR (Bina Kelompok Remaja) UPPKS ( Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) Taman Bacaan Masyarakat (TBM) TPA (Tempat Penitipan Anak) Bina keluarga sakinah (Majelis Taklim) Dinas Sosial BLK (Balai Latihan Kerja) BKKBN Provinsi NTB DEPAG Provinsi NTB sekolah Masyarakat buta huruf Ibu-ibu produktif Ibu-ibu lansia Remaja tidak bekerja Kelompok BKB (BINA KELUARGA BALITA) (bina keluarga balita) Masyarakat pasar dan warga belajar PLS Balita (0 s/d 3 tahun) Kelompok yasinan Halaman 15
6 11. UP2K (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga) Dinas Koperasi Ibu-ibu wirausaha (UKM) 12. Pelayanan KB (Keluarga Dinas Kesehatan Berencana) Kota Ibu PUS 13. Layanan gizi buruk Puskesmas Anak-anak balita 14. Motor Pintar ( Perpustakaan Keliling) Yayasan SIKIB PAUD 15. Cafe Baca Yayasan SIKIB TAS (Taman Anak Sejahtera) PKSAB (Program Kesejahteraan Sosial Anak Balita) Dinas Sosial Dinas Sosial Masyarakat pasar (umum) Anak PAUD kurang mampu Anak balita kurang mampu Program-program kemitraan di PKBM Terampil dominannya bersifat temporer, artinya bersifat sementara disesuaikan dengan kondisi mitra, apabila mitra masih memiliki dana untuk program yang telah dimitrakan, maka program dan kemitraan tetap berlanjut. Faktor Pendukung Dalam Kemitraan PKBM Terampil Faktor pendukung kemitraan merupakan aspek yang perlu ditingkatkan oleh PKBM Terampil untuk pengembangan dan keberlanjutan kemitraan. Faktor pendukung pengembangan kemitraan merupakan kelebihan lembaga yang membuat mitra tertarik untuk bekerjasama. PKBM merupakan sebuah wadah pembelajaran bagi masyarakat yang memfasilitasi antara program pemerintah dengan masyarakat sekitar PKBM. Keberlanjutan kemitraan tetap diharap dan ditunggu oleh PKBM Terampil. Menurut pengelola PKBM Terampil bahwa keberlanjutan kemitraan tergantung kepada mitra, jika mitra berniat melanjutkan kemitraan, maka PKBM Terampil pun menunggu dan siap menerima, PKBM Terampil tidak datang mencari program atau dana ke mitra, tetapi karena mitra memiliki program yang membutuhkan masyarakat sebagai sasaran dan warga belajar, sehingga mitra yang menyalurkan program ke PKBM Terampil, dan PKBM Terampil pun dapat menjalankan perannya mencerdaskan masyarakat sekitar. Selanjutnya dijelaskan bahwa kemitraan itu bersifat semi maksudnya kemitraan tersebut bisa berlanjut dan bisa terputus. Keberlanjutan kemitraan tetap ada di tangan mitra, namun, komunikasi dengan mitra tetap dijaga, karena mitra tetaplah berpengaruh terhadap sustainabilitas PKBM, tidak ada satu lembaga pun yang mampu berdiri sendiri tanpa bantuan pihak lain. PKBM tidak akan mampu mempertahankan sustainabilitasnya dan berkembang apabila tidak ada campur tangan dari pihak luar, seperti manusia yang merupakan makhluk sosial, tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, PKBM pun demikian tidak akan mampu berdiri dan berkembang, apabila tidak ada Halaman 16
7 bantuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak PEMBAHASAN PKBM Terampil merupakan salah satu lembaga pendidikan nonformal yang memiliki tujuh belas program, yang masing-masing memiliki mitra dan semua mitra PKBM Terampil merupakan instansi pemerintah. Bermitra dengan berbagai instansi pemerintah tidaklah mudah, untuk itu diperlukan sebuah strategi agar hubungan kemitraan dengan pemerintah dapat dijalin. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa dalam menjaring kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi kemitraan sosialisasi adalah kemitraan PKBM Terampil diawali dengan mensosialisasikan lembaganya dengan mengirimkan profil PKBM Terampil ke berbagai instansi pemerintah terkait, sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, PKBM Terampil membuat proposal berdasarkan acuan dari mitra. Strategi unjuk kerja adalah PKBM Terampil setelah mendapatkan program dari mitra, melaksanakan program dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kemitraan, selain itu kinerja pengelola PKBM Terampil yang cukup baik, dilihat dari segi pelaksanaan program dan pengelolaanya membuat mitra percaya untuk memberikan program kepada PKBM Terampil, sehingga hal tersebut membuat mitra sendiri yang mengunjungi dan menyodorkan program serta meminta pembuatan proposal ke PKBM Terampil. Kepercayaan mitra kepada PKBM Terampil merupakan aspek yang perlu dijaga agar kemitraan dapat berkelanjutan. Selaras dengan hal itu Kamil (2006: 4) menyatakan bahwa di Amerika Serikat, suatu survei yang dilakukan oleh Construction Industry Institute pada proyek kemitraan, ditemukan bahwa partisipan melihat kepercayaan sebagai suatu faktor sukses kunci proyek kemitraan. Yang perlu dicermati dalam membangun kemitraan adalah bagaimana membangun kepercayaan. Kemitraan antara PKBM Terampil dengan mitra sendiri lebih banyak berbentuk program, pada dasarnya program yang dikerjasamakan satu paket dengan dana, pengembangan tutor dan sebagainya, sehingga PKBM Terampil lebih bersifat sebagai wadah pembelajaran masyarakat yang memfasilitasi program dari mitra untuk ditujukan kepada masyarakat sasaran yang membutuhkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hiryanto (2009: 1) tentang PKBM bahwa pada awal berdirinya PKBM merupakan tempat belajar bagi warga masyarakat tempat PKBM itu berada. PKBM didirikan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Kegiatan utama PKBM adalah membelajarkan masyarakat melalui berbagai layanan program pendidikan luar sekolah. Program yang ada di PKBM Terampil bersifat temporer artinya hanya bersifat sementara tergantung dari mitra, program yang bersifat temporer di PKBM Terampil antara lain program keaksaraan fungsional, paket A, B dan C, program TAS, PKSAB, café baca, bina kelompok remaja, layanan gizi buruk, pelayanan KB, bina keluarga sakinah, usaha peningkatan pendapatan keluarga, TPA, bina keluarga lansia, dan life skill. Program tersebut berlanjut tidaknya tergantung kepada mitra. Namun ada beberapa program yang tetap berkelanjutan dilaksanakan lembaga PKBM Terampil yang berpengaruh terhadap keberlanjutan lembaga, yaitu PAUD/RA, TPQ, TBM, dan motor pintar, namun sekarang ini motor pintar sudah tidak terlalu aktif, PAUD/RA merupakan program inti dari PKBM Terampil yang tetap berjalan dengan atau tanpa dukungan dari mitra, selain itu TBM juga biasanya mendapatkan Halaman 17
8 sumbangan buku dari Perpustakaan Kota Mataram, sehingga TBM tetap terlaksana di PKBM Terampil, untuk keberlanjutan PKBM pengelola tidak terlalu mengharapkan sokongan dari mitra, karena menurutnya seorang yang mendirikan PKBM seharusnya itu mampu baik secara ekonomi, waktu dan tenaga dalam menjalankan roda PKBM, karena PKBM itu tidak selalu mendapatkan dana. Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk kemitraan PKBM dominannya pada program, selain itu PKBM juga bermitra dalam ijin operasional lembaga dan penyediaan fasilitas pembelajaran seperti APE dengan PROVINSI NTB, penyediaan koleksi-koleksi buku untuk TBM dan motor pintar dari Yayasan SIKIB dan Perpustakaan Kota Mataram, dan pendampingan manajerial program dan pendanaan program. Kemitraan memiliki pengaruh pada keberlanjutan PKBM Terampil, karena itu kemitraan PKBM seharusnya lebih dikembangkan jaringannya tidak hanya pada lingkup pemerintah tetapi juga kepada swasta. Keberlanjutan kerjasama antara PKBM dengan mitra yang sudah ada pun harus tetap dibangun. Pada dasarnya kerjasama PKBM Terampil didasari saling membutuhkan. Untuk itu dalam pengembangan kemitraan PKBM Terampil harus menjaga dan meningkatkan faktor pendukung dan keberlanjutan dari kemitraan yang merupakan kelebihan yang dimiliki oleh lembaga. Sedangkan faktor penghambat kemitraan perlu diminimalisir sehingga tidak menjadi batu sandungan dalam sustainabilitas PKBM Terampil. Program dan lembaga yang produktif dan berkelanjutan salah satunya adalah yang banyak mendapatkan dukungan dan bantuan sumber daya dari pihak luar. Ada beberapa faktor pendukung pengembangan dan keberlanjutan kemitraan PKBM Terampil, pertama pengelola PKBM Terampil aktif dalam menjalin kemitraan, hal ini dibuktikan dengan adanya mitra pada masingmasing program yang dilaksanakan, kedua dalam pelaksanaan program PKBM Terampil mampu memanajemen program tersebut dengan baik, sehingga mitra menjadi tertarik untuk menjalin kerjasama, ketiga pengelola PKBM Terampil mendapat kepercayaan dari mitra dikarenakan tidak pernah mengecewakan mitra terutama berkaitan dengan laporan pertanggungjawaban yang selalu dikerjakan tepat waktu sesuai kesepakatan. Dengan memiliki sembilan mitra dan program pendidikan nonformal yang variatif, PKBM Terampil mampu mempertahankan keberlanjutannya. Walaupun programprogram yang ada di PKBM Terampil dominannya bersifat temporer, namun dengan banyaknya program dan manajemen yang baik PKBM Terampil tetap berkelanjutan. Oleh karena itu, hubungan dan komunikasi dengan mitra tetap dijaga dan ditingkatkan agar kemitraan tetap berkelanjutan dan berkembang. SIMPULAN Simpulan yang dapat ditarik dari kajian ini adalah: 1. Strategi kemitraan PKBM Terampil menggunakan strategi sosialisasi dan unjuk kerja atau kinerja. Strategi sosialisasi adalah PKBM Terampil mensosialisasikan lembaganya dengan cara mengirimkan profil lembaga kepada mitra. Sedangkan strategi unjuk kerja atau kinerja adalah PKBM Terampil menunjukkan kinerja yang baik dalam pelaksanaan program sehingga mitra tertarik untuk menjalin kerjasama. Halaman 18
9 2. Faktor pendukung pengembangan kemitraan PKBM Terampil adalah pengelola PKBM Terampil yang aktif dalam menjalin kemitraan, manajemen program yang baik sehingga mitra berminat menjalin kerjasama, dan pengelola PKBM Terampil yang selalu tepat waktu dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban pogram kepada mitra. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. (2010). Membangun Jejaring Kerja dan Kemitraan. Jakarta. Hiryanto Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Kamil, Mustafa Strategi Kemitra an dalam Membangun PNF Mel alui Pemberdayaan Masyarakat (Model, Keunggulan Dan Kelemahan). Bandung : Seminar dan Lokakarya Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal dalam Era Otonomi Daerah. Sudjana Strategi Pengelolaan dan Pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Makalah Disampaikan Pada Rakoor Persiapan dan Penyelenggaraan Backstooping PKBM. Solo. Sudjana Pendidikan Nonformal Wawasan, Sejarah, Filsafat Teori Pendukung Asas. Bandung: Falah Production. Miles, M.B., and Huberman, A.M. (1994). Qualitative Data Analysis (2nd ed.). London: SAGE Pablication. Tohani, Entoh Strategi Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Hasil Penelitian. Jurusan PLS FIP UNY. Yin, Robert K. (2003). Case Study Research: Design and Methods: Third Edition. Newbury Park, CA: Sage Halaman 19
Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil)
Strategi Kemitraan Penyelenggaraan Program Pendidikan Non Formal (Studi Kasus pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Terampil) M. Arief Rizka dan Dian Gustiana Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat berlangsung melalui lembaga pendidikan informal, lembaga pendidikan formal, dan lembaga pendidikan non formal yang berlangsung dalam lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi. Volume 3 Nomor 1 Edisi Mei 2016 ISSN
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman AGUS SADID Rekonstruksi Pemahaman
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.877, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pendidikan Nonformal. Satuan. Pendirian. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN
Lebih terperinci2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,
Lebih terperinciJournal of Nonformal Education
JNE 3 (2) (2017) Journal of Nonformal Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne Analisis Strategi Fund Raising dalam Penyelenggaraan Program Pendidikan Nonformal pada Pusat Kegiatan Belajar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2013 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciWALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN
SALINAN WALI KOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA DEPOK NOMOR 5 TAHUN 201724 TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TERPADU PENINGKATAN PERANAN WANITA MENUJU KELUARGA SEHAT SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI
PERAN PENTING SAKA WIDYA BUDAYA BAKTI DALAM PENGEMBANGAN PROGRAM PAUD DAN PNFI Disampaikan pada Kegiatan Workshop Saka Widya Budaya Bakti Di Pekanbaru Riau tgl 9 April 2015 DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan nasional sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal untuk melayani kebutuhan pendidikan masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan,
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015
KEBIJAKAN DAN KOORDINASI KEGIATAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT TAHUN 2015 Disampaikan pada Temu Koordinasi Penyelenggara Program Pendidikan Masyarakat Bandung, 30 April 2015 oleh: Dr. Ir.
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU
BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERANTASAN BUTA AKSARA DI KABUPATEN KOTABARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa setiap
Lebih terperinciBUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang
Lebih terperinciDIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Standar Kompetensi PENGELOLA PAUD DIREKTORAT PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN NONFORMAL DIREKTORAL JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 A. LATAR
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN BUPATI KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang : Mengingat : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA DAERAH Menimbang : a. Mengingat : 1. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sektor penting yang berperan aktif dalam meningkatkan pembangunan bangsa. Melihat kondisi masyarakat Indonesia sekarang ini masih banyak
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang cerdas, berahlak mulia dan melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sesuai dengan isi Undang-Undang dasar tahun 1945 pasal 31 ayat yang pertama dituliskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. UUD tersebut
Lebih terperinciModel Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian )
Model Pendampingan Anak Jalanan (Studi Kasus di Lembaga Swadaya Masyarakat Rumah Impian ) M. Arief Rizka Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram Email: m.ariefrizka@gmail.com Abstract:
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2018 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA SATUAN PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan nonformal yang lahir dari kesadaran tentang betapa
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 733 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan dengan telah
Lebih terperinciKONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL
KONSEP DASAR PENDIDIKAN NONFORMAL Norma Laili Ikhsan PLS FIP UNY the World Congress of Ministers of Education on the Eradication of Illiteracy (Teheran, 1965), mengenai kampanye keaksaraan fungsional (UNESCO
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG
PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG PERATURAN BUPATI SAMPANG NOMOR : 60 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN SAMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPemetaan Inovasi Program Pendidikan Non Formal pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Mataram
Pemetaan Inovasi Program Pendidikan Non Formal pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Kota Mataram M. Arief Rizka dan Wayan Tamba Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram E-mail:
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor industri merupakan hal penting dalam pembangunan nasional. Selain sektor pertanian, peranan sektor industri terhadap pembangunan nasional menunjukan peningkatan
Lebih terperinciPEMBINAAN ORGANISASI MITRA DIKMAS. Oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat DITJEN PAUDNI-KEMDIKBUD RI 2015
PEMBINAAN ORGANISASI MITRA DIKMAS Oleh Direktur Pembinaan Pendidikan Masyarakat DITJEN PAUDNI-KEMDIKBUD RI 2015 { PENDAHULUAN (data dan informasi umum) DATA UMUM TERKAIT DENGAN PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,
Lebih terperinciIPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI SURAKARTA
IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) PADA PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT DI SURAKARTA Siti Almaidah Program Studi Manajemen STIE Atma Bhakti Surakarta almaidah.elmuhammad@gmail.com Handayani Tri Wijayanti Program
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
- 1 - WALIKOTA MADIUN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciPada bab terakhir ini diuraikan berkenaan dengan kesimpulan, dan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasannya,
BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN Pada bab terakhir ini diuraikan berkenaan dengan kesimpulan, dan rekomendasi hasil penelitian, baik teorits maupun praktis. A. Kesimpulan Berdasarkan
Lebih terperinciPEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL
PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA PROGRAM PAKET B DI PKBM NGUDI MAKMUR JAMUS, PENGASIH, KULON PROGO ARTIKEL E-JORNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi
Lebih terperinciMEMUTUSKAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Menimbang : a. PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PENYELENGGARAAN BIDANG PENDIDIKAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA
Lebih terperinciRANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI
RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian
Lebih terperinciPenataan Kelembagaan PKBM
Penataan Kelembagaan PKBM Ella Yulaelawati, M.A., Ph.D. Direktorat Pembinaan Pendidikan Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,
Lebih terperinciWALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG
WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN LEMBAGA KURSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN UNTUK LEMBAGA PENDIDIKAN NON FORMAL DI KABUPATEN SEMARANG TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan masyarakat merupakan salah satu modal dasar dan sekaligus faktor dominan dalam pembangunan.
Lebih terperinciWALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
1 SALINAN WALI KOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BANDUNG,
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN
PETUNJUK TEKNIS PENINGKATAN MUTU ORGANISASI MITRA PENDIDIKAN MASYARAKAT DAN TATACARA MEMPEROLEH BANTUAN DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIKAN MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL,
Lebih terperinciAinnur Widayati, Made Widnya, & Maskun Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, FIP IKIP Mataram
Pengelolaan Program Pelatihan Keterampilan Kerajinan Ketak Untuk Meningkatkan Kemampuan Berwirausaha Ibu Rumah Tangga di LSM Perempuan Yayasan Anisa Karya Kota Mataram Ainnur Widayati, Made Widnya, & Maskun
Lebih terperinciSALINAN NOMOR TENTANG. dan. Menimbang. Dasar : 1. Negara. Provinsi. Bangkaa. Indonesia Tahun Belitung (Lembaran 4268); Indonesia.
BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN KELUARGAA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman saat ini semakin maju dilihat dengan adanya pengembangan dan pemanfaatan teknologi di berbagai bidang kehidupan. Disamping itu, perkembangan
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi ISSN Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 2 Edisi Oktober 2016
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman HARIADI AHMAD DAN ALUH HARTATI Implementasi
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN
BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Creswell (2008, hlm 53) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif paling cocok dilakukan terhadap
Lebih terperinciPROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 1 : Pulau Jawa)
PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 1 : Pulau Jawa) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 1 12 KABUPATEN/KOTA DI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bangsa bukan hanya tugas pendidikan formal saja, tetapi pendidikan nonformal. terutama masyarakat sasaran pendidikan nonformal.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pembangunan nasional yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,
PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PENILIK DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang selalu menjadi isu sentral dalam kehidupan masyarakat Indonesia, baik di perdesaan maupun di perkotaan. Meskipun kemiskinan pernah mengalami
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa pendidikan harus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi sebagai berikut: Mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Pendidikan Nasional adalah upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman, bertaqwa dan berahlak mulia
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR
PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KELUARGA BERENCANA DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk
Lebih terperinciWALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
WALIKOTA KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang didukung oleh manusia yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan dari pembangunan nasional, yaitu terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis, berkeadilan dan berdaya saing maju dan sejahtera dalam
Lebih terperinciDAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAGIRI HULU, Menimbang
Lebih terperinciPROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. SUTIJAB NOMOR 01, WATES YOGYAKARTA 55611 TLN. (0274) 774535 Profil Data Pendidikan 1 KATA PENGANTAR Penyusunan
Lebih terperinciTAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG
NOMOR 26 TAR== BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG SERI E IZIN OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinci._-" 'x'- '\~ ~ -.'\:.:,;.'.".;,~p,.. ",:,..;...:t;1l. -91.:'l;1. !JI~ f!i'~plj~ ~ wkkta~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
'1-
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERDAYAAN INSTITUSI MASYARAKAT KELURAHAN DALAM BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19
BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 19 PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 27 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENUNTASAN WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTANEGARA, Menimbang : a. bahwa dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangMasalah Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan bahwa Pendidikan Non Formal (PNF) adalah bagian terpadu dari Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi
Lebih terperinciKomitmen itu diperbaharui
POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara
Lebih terperinci173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,.
173 Dampak Pendidikan Keaksaraan terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga.Amelia Rizky Hartini, Sumarno., Hiryanto,. DAMPAK PENDIDIKAN KEAKSARAAN TERHADAP TINGKAT SOSIAL EKONOMI KELUARGA Amelia Rizky Hartini,
Lebih terperinciSurat Elektronik (
PROPOSAL BANTUAN BERUPA BARANG SERVER DAN KOMPUTER Diajukan Kepada: Bupati Pandeglang Cq. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pandeglang Diajukan Oleh: Nama : PKBM BMC NPSN :- Alamat Lengkap
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 NOMOR 46 TAHUN 2008
BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 46 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT, PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA
Lebih terperinciJournal of Nonformal Education
JNE 2 (1) (2016) Journal of Nonformal Education http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jne STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF DALAM MENINGKATKAN HASIL PROGRAM PENDIDIKAN NONFORMAL DI KABUPATEN KARAWANG
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. situasi kondisi yang tengah berlangsung sekarang ini, tujuannya mencoba
58 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian naturalistik kualitatif. Metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Peningkatan Mutu Organisasi Mitra Pendidikan Masyarakat dan Tatacara Memperoleh Bantuan
ii 1.3. Format Usulan Kata Sambutan 12 A. Iden tas Organisasi B. Dokumen Administrasi C. Kegiatan yang diusulkan Memasuki tahun 2015, perha an dunia tentang program pendidikan tertuju pada capaian akhir
Lebih terperinciStudi Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal Dalam Era Otonomi Daerah (Pedoman Wawancara untuk Penilik PLS)
INSTRUMEN Studi Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal Dalam Era Otonomi Daerah (Pedoman Wawancara untuk Penilik PLS) PETUNJUK PENGISIAN 1. Instrumen ini untuk menjaring data mengenai Penyelenggaraan Pendidikan
Lebih terperinciJURNAL PAEDAGOGY. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan. Daftar Isi ISSN Jurnal Paedagogy Volume 3 Nomor 2 Edisi Oktober 2016
Fakultas Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan Ilmu Pendidikan IKIP Mataram JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan ISSN 2355-7761 Daftar Isi Halaman HARIADI AHMAD DAN ALUH HARTATI Implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan dalam masyarakat mengalami kemerosotan,baik di tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini membawa dampak dalam berbagai dimensi kehidupan manusia. Dimana hubungan kekeluargaan dalam masyarakat mengalami
Lebih terperinciKEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS
KEBIJAKAN DITJEN PAUD DAN DIKMAS DALAM PENGEMBANGAN MUTU SATUAN PENDIDIKAN PAUD DAN DIKMAS Ir. Agus Pranoto Basuki, M.Pd KEPALA BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PAUD
Lebih terperinciPROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 4 : Pulau Kalimantan, Bali, NTB dan NTT)
PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 4 : Pulau Kalimantan, Bali, NTB dan NTT) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU
Lebih terperinciBADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG
BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PERLINDUNGAN ANAK DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN PANDEGLANG 1.1. LATAR BELAKANG BP3AKB (Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana) Kabupaten
Lebih terperinciBAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA. AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs
BAB III STRATEGI PEMERINTAH INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BUTA AKASARA SEBAGAI CAPAIAN MDGs 3. Strategi Pemerintah Indonesia Pengukuran keberhasilan dari suatu pemberdayaan dapat dilakukan dengan melihat
Lebih terperinciPROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua)
PROFIL PAUD DAN NONFORMAL (Buku 5 : Pulau Sulawesi dan Papua) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN JAKARTA, 2013 PROFIL PAUD DAN NONFORMAL TAHUN 2013 BUKU 5 14 KABUPATEN/KOTA
Lebih terperinciBUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH
SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PEMBERIAN HIBAH YANG BERSUMBER
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 5 WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR SEMBILAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciFungsi dan Lingkup Jalur PNFI
Penyelarasan Dunia Pendidikan dan Dunia Kerja Oleh: Dr. WARTANTO Dir Pembinaan Kursus dan Kelembagaan UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 Fungsi dan Lingkup Jalur PNFI Ayat (2) Pendidikan non formal berfungsi
Lebih terperinci