BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori Manajemen Pengertian Manajemen Menurut Stephen (2004, P8), manajemen adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain yang meliputi proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan Fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen menurut Stephen (2004, P11) adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning) Menetapkan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembangkan sub-rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. 2) Pengorganisasian (organizing) Menentukan apa yang perlu dilaksanakan, cara pelaksanaannya, dan siapa yang melaksanakannya. 3) Kepemimpinan (leading) Mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan memecahkan pertentangan.

2 7 4) Pengendalian (controlling), Memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan diselesaikan seperti yang direncanakan. Proses manajemen Serangkaian keputusan dan kegiatan kerja yang terus menerus dimana manajer terlibat sewaktu mereka merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan SWOT Menurut Stephen (2004, P229) analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, Threat) merupakan analisis dari kekuatan dan kelemahan-kelemahan suatu organisasi dan kesempatan-kesempatan serta ancaman-ancaman dari lingkungan perusahaan. Kekuatan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang berjalan baik atau sumber daya yang dikendalikan. Sedangkan kelemahan adalah kegiatan-kegiatan perusahaan yang tidak berjalan dengan baik atau sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan tetapi tidak dimilki oleh perusahaan. Peluang merupakan faktor-faktor lingkungan luar positif. Ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan luar yang negatif. Dalam menganalisis investasi seperti pengadaan transportasi perlu mengetahui kekuatan dan kelemahan dari perusahaan tersebut sehingga dapat diketahui dimana letak kekuatan dari perusahaan dan kelemahan yang harus diperbaiki dari perusahaan, seperti perlunya pengadaan transportasi. Bila digambarkan, maka analisis SWOT adalah sebagai berikut (Stephen, 2004, P234):

3 8 Strength Opportunities Threat Weakness Gambar 2.1 Analisis SWOT Investasi Investasi proyek Berdasarkan pendapat Halim (2003, p5), investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dnegan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada finansial assets (dilakukan di pasar uang dan pasar modal); dan investasi pada real assets (diwujudkan dalam bentuk pembelian aset produktif). Investasi secara umum diartikan sebagai keputusan mengeluarkan dana pada saat sekarang untuk membeli aktiva riil (tanah, rumah, mobil, dan sebagainya) atau aktiva keuangan (saham, obligasi, reksa dana, wesel, dan sebagainya) dengan tujuan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar di masa yang akan datang (Murdifin, 2003, P3). Menurut Triton (2005, P13), proyek adalah seluruh kegiatan yang kompleks dan bersifat dinamis, sebagai suatu usaha yang mempergunakan sumber daya untuk memperoleh berbagai manfaat, sekaligus sebagai cara atau usaha inti untuk membahasakan suatu rencana atau produk perencanaan kedalam program aksi, sehingga membentuk

4 9 kegiatan yang nyata, yang kegiatannya dibatasi oleh jangka waktu tertentu sebagai konsekuensi penjadwalannya. Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan, investasi proyek adalah pengeluaran sejumlah dana yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk membeli aktiva riil atau aktiva keuangan dalam usaha mempergunakan sumber daya untuk memperoleh manfaat sehingga membentuk kegiatan yang nyata, yang secara langsung memberikan keuntungan dan manfaat bagi kegiatan operasi perusahaan. Dalam pengadaan transportasi ini, investasi yang diadakan berupa investasi proyek bentuk aktiva riil. Karena yang diadakan berupa sebuah tronton, kendaraan untuk mengangkut muatan Karakteristik investasi proyek Berdasarkan pendapat Siswanto (2000, P2) membangun proyek baru atau memperluas perusahaan yang telah berjalan, mempunyai ciri-ciri khusus yang sifatnya lebih subtansial dibanding dengan keputusan perusahaan untuk upaya investasi dana yang lain, misalnya menambah jumlah kredit penjualan kepada pelanggan tertentu. Menurut Triton (2005, P17), ciri-ciri proyek adalah sebagai berikut: 1. Proyek memiliki tujuan (purpose) yang menyebabkan setiap proyek yang dilakukan hanya untuk merealisasikan setiap satu pencapaian tujuan, atau satu tujuan berarti satu proyek. Khusus untuk tujuan-tujuan parsial, maka untuk aktivitas proyek dapat dijabarkan kedalam beberapa program aksi yang saling berkaitan sebagai satu kesatuan. 2. Proyek memiliki daur hidup (life cycle). Daur hidup proyek menyebabkan proyek harus diakhiri pada umur tertentu.

5 10 3. Ketergantungan (interdependencies). Suatu proyek dapat dihentikan dengan tiba-tiba apabila para pengambil keputusan (decision maker) melakukan perubahan total terhadap rencana-rencana yang sedang berusaha direalisasikan oleh suatu proyek, sehingga otomatis dengan berubahnya rencana-rencana tersebut kegiatan proyek sudah tidak layak diteruskan. 4. Keunikan (uniqueness). Proyek memiliki suatu keunikan aktivitas sehingga proyek tersebut dapat dibedakan dengan kegiatan yang rutin. 5. Tahap-tahap dalam kerangka proyek (project cycle). Proyek dalam pelaksanaannya dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan yang membentuk daur kegiatan atau siklus kegiatan proyek Hambatan terhadap keberhasilan proyek Berdasarkan pendapat Siswanto (2000, P4), karena dilanda berbagai macam hambatan, tidak semua proyek yang dibangun atau diperluas dapat berjalan lancar dan menghasilkan manfaat yang diharapkan investornya. Padahal proyek yang tidak dapat beroperasi seperti semestinya, akan merugikan berbagai pihak yang terkait. Pihak-pihak yang akan menderita kerugian adalah pemilik proyek, penyedia dana, pemerintah dan karyawan Tahap evaluasi proyek Menurut Triton (2005, P21), evaluasi proyek dilakukan untuk menganalisis suatu proyek tertentu baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang atau telah selesai dilaksanakan, sebagai bahan perbaikan dan penilaian dari pelaksanaan proyek tersebut. Pentingnya dilakukan evaluasi proyek adalah sebagai berikut: 1. Evaluasi dapat digunakan sebagai alat perencanaan di dalam pengambilan keputusan, baik untuk pimpinan pelaksana proyek, pejabat, atau pemberi bantuan kredit dan lembaga lain yang berhubungan dengan kegiatan tersebut,

6 11 2. Evaluasi dapat digunakan sebagai pedoman atau alat dibawah pengawasan, apakah suatu proyek dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan atau tidak Kewirausahaan Pengertian kewirausahaan Menurut M. Fuad (2005, P12), Kewiraswastaan (entreprneurship) merupakan kemampuan dan kemauan seseorang untuk beresiko dengan menginvestasikan dan mempertaruhkan waktu, uang, dan usaha, untuk memulai suatu perusahaan dan menjadikannya berhasil. Seperti dalam pengadaan tronton, seorang investor harus dapat melihat peluang yang terdapat dan memanfaatkan peluang tersebut dalam industrin ekspedisi ini. Sehingga investor dapat menambah keuntungan Entrepreneur Menurut Amin (2004, p1) Wirausaha (Entrepreneur) adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengorganisasi, mengelola dan menanggung resiko usaha. Seorang wirausaha adalah seorang investor atau pengembang yang menyadari dan menangkap peluang serta mengubah peluang tersebut menjadi ide yang dapat dilakukan. Seorang wirausaha dapat menciptakan usaha baru dengan menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan tujuan untuk mendapatkan laba dan pertumbuhan dengan mengidentifikasi peluang dan merakit sumber daya yang diperlukan untuk mengkapitalisasi sumber daya tersebut. Menurut Stephen (2004, p227) wirausaha condong memantau lingkungan dengan seksama untuk mencari peluang-peluang, sumber daya yang ada padanya menjadi pendukung untuk mengidentifikasi apakah suatu peluang dapat dikejar, penekanan strategis

7 12 wirausaha itu didorong oleh persepsi terhadap peluang bukannya oleh tersedianya suatu sumber daya Jasa Definisi dan karakteristik jasa Menurut Lingga (2004, p193) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh 1 (satu) pihak pada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Sedangkan karakteristik utama dari jasa yang sangat mempengaruhi rancangan progam pemasaran yaitu (Lingga, 2004, p193): Tidak Berwujud (intangibility) Jasa tidak berwujud seperti halnya produk fisik. Oleh karena itu, jasa tidak dapat diraba, dilihat, dirasa, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Misalnya seseorang yang akan menata rambutnya, dia tidak akan melihat hasilnya sebelum membeli jasa itu. Tidak terpisahkan (inseparatibility) Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjual, dan kemudian baru dikonsumsi. Bervariasi (variability) Karena tergantung pada siapa yang menyediakan serta kapan dan dimana jasa tersebut dilakukan, jasa sangat bervariasi. Misalnya ada dokter yang ramah dan sabar terhadap anak-anak, ada yang lugas dan kurang sabar terhadap anak-anak, dan sebagainya.

8 13 Mudah lenyap (Perishability) Jasa tidak dapat disimpan. Dalam contoh; Sebagian dokter menagih pasien untuk pertemuan yang tidak dipenuhi karena nilai jasa hanya ada pada saat itu juga. Mudah lenyapnya jasa tidak menjadi masalah bila ada permintaan tetap. Karena bisa dipecahkan dengan lebih dahulu mengatur staf untuk melakukan jasa tersebut. Jika permintaan berfluktuasi, perusahaan jasa menghadapi masalah yang rumit Studi kelayakan proyek Pengertian studi kelayakan proyek Pengertian menurut Kamaluddin (2004, P10), yaitu suatu penelitian tentang dapat tidaknya proyek investasi dilaksanakan secara menguntungkan dengan indikasi adanya; penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah di lokasi, penghematan devisa bagi pemerintah, membuka peluang usaha lain Menurut Kasmir (2005, P10), studi kelayakan proyek adalah suatu kegiatan yang memperlajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut untuk dijalankan. Mempelajari secara mendalam artinya meneliti secara sungguh-sungguh data dan informasi yang ada, kemudian diukur, dihitung dan dianalisis hasil penelitian tersebut dengan menggunakan metode-metode tertentu. Menurut Siswanto (2000, P1), studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian yang dilakukan dalam usaha mengetahui layak atau tidaknya suatu proyek bisnis yang biasanya bersangkutan dengan investasi, baik itu untuk bisnis baru, maupun untuk pengembangan bisnis.

9 Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek Dalam meneliti kelayakan suatu proyek, seorang investor harus meneliti beberapa aspek berikut yaitu antara lain: Aspek Hukum Menurut Kasmir (2005, P39), Aspek hukum dalam studi kelayakan proyek digunakan untuk meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan keaslian dari dokumen-dokumen yang dimiliki mulai dari badan usaha, izin-izin sampai dokumen lainnya yang diperlukan dalam investasi yang akan dilakukan. Banyaknya dokumen yang akan diteliti sangat tergantung dari jenis usahanya. Yang terpenting adalah urutan prioritas dokumen yang menjadi pokok perhatian. Urutan prioritas menunjukkan bahwa dokumen tersebut sangat penting bagi usaha yang akan diajukan nanti. Menurut pendapat Kasmir (2005, PP52-57) Secara umum masalah-masalah yang akan diteliti sehubungan dengan aspek hukum ini adalah sebagai berikut: a. Bentuk badan usaha Ada beberapa jenis bentuk badan hukum yang lazim di indonesia, seperti misalnya Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), Koperasi, Yayasan, Firma (Fa) dan lain-lainnya. Kebanyakan perusahaan yang akan melakukan suatu investasi, biasanya merupakan perusahaan besar, baik dari segi modal, maupun jangkauan usahanya. b. Bukti diri Yaitu kartu identitas diri pemilik usaha yang dikeluarkan oleh kelurahan setempat yang dikenal dengan nama Kartu Tanda Penduduk (KTP) c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) Setiap perusahaan yang akan beroperasi di indonesia, haruslah membuat surat Tanda Daftar Perusahaan (TDP) sesuai dengan bidang usahanya masing-masing. Dalam hal

10 15 ini yang perlu kita teliti adalah ke departemen teknis yang mengeluarkan TDP adalah departemen perindustrian dan perdagangan. Biasanya pengurusan TDP adalah pada saat perusahaan mengurus akte pendirian perusahaan tersebut. d. Nowor pokok wajib pajak (NPWP) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan hal yang penting untuk diteliti, apakah sudah dimiliki atau belum. Jika sudah diteliti dapatlah kita mengeceknya ke departemen teknis yang mengeluarkan NPWP. Pengurusan NPWP juga dilakukan bersamaan dengan pengajuan akte notaris ke departemen kehakiman. Pentingnya NPWP agar setiap usaha yang dijalankan nantinya akan memberikan penghasilan kepada pemerintah. e. Izin-izin perusahaan Selanjutnya adalah meneliti izin-izin yang dimilikisesuai dengan jenis bidang usaha perusahaan tersebut. Penelitian keabsahan dokumen izin-izin ini juga hendaknya dijalankan ke departemen teknis. Izin-izin tersebut antara lain: Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perdagangan dari departemen perdagangan dan perindustrian. Surat Izin Usaha Industri (SIUI), bagi perusahaan atau usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri dari departemen perdagangan dan perindustrian. Izin usaha perhotelan dan pariwisata dari departemen pariwisata pos dan telekomunikasi. Iziin usaha farmasi dan rumah sakit dari departemen kesehatan. Izin usaha peternakan dan pertanian dari departemen pertanian. Izin Mendirikan Bangunan (IMB), khususnya untuk pendirian gedung baru atau merehap pembangunan suatu gedung

11 16 f. Keabsahan dokumen lainnya Disamping keabsahan dokumen diatas yang tidak kalah pentingnya adalah penelitian dokumen lainnya, yaitu: Status hukum tanah Keabsahannya sertifikat tanah sampai ke pihak yang berwenang yang mengeluarkannya seperti Badan Pertanahan Nasional (BPN). Yang perlu diperhatikan adalah status tanah tersebut antara lain adalah sebagai berikut: - Jenis hak atas tanah, seperti hak milik, hak guna bangunan, hak guna usaha, hak pakai, dan hak sewa. - Harga tanah sekarang dan prediksi di masa yang akan datang. - Nama dan alamat pemilik sebenarnya. - Kondisi tanah dalam sengketa atau tidak. - Rencana tata kota. - Tanah tersebut dapat diperjual-belikan atau tidak, karena tanah yang tidak dapat diperjual-belikan adalah tanah adat, tanah wakaf, tanah sengketa, tanah transmigrasi, tanah badan pemerintah. Kendaraan bermotor Keaslian surat-surat kendaraan yang akan digunakan untuk usaha tersebut seperti usaha jasa angkutan yaitu: - Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor - Harga beli (faktur dan kwitansi) - Kondisi kendaraan Serta surat-surat atau sertifikat lainnya yang kita anggap perlu

12 Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Pasar Menurut Murdifin (2003, P21) studi aspek pasar adalah studi yang ditujukan untuk menjelaskan berbagai hal yang berhubungan dengan keluaran yang dihasilkan, yang meliputi: a. Kegunaan umum produk Menjelaskan fungsi dari produk yang ditawarkan kepada costumer, bagaimana prosedur dalam memperoleh produk. b. Daerah pemasaran yang direncanakan Menjelaskan tempat atau pasar yang dituju, siapa yang menjadi costumer yang akan menjadi target produk. c. Ancangan saluran distribusi Menjelaskan bagaimana proses distribusi produk, pihak-pihak yang terkait. d. Perkiraan produksi dan pemasaran Menjelaskan perkiraan atau asumsi akan permintaan pasar terhadap produk dan alasannya. e. Sasaran penjualan tahunan selama usia ekonomis proyek Menjelaskan berapa besar jumlah penjualan yang ditargetkan perusahaan dari investasi Aspek Pemasaran Dalam aspek pemasaran ini, dijelaskan proses pemasaran yang direncanakan dalam kegiatan investasi. Dan proses pemasaran tersebut dijelaskan dengan teori bauran pemasaran yang meliputi 8P; 4P tradisional yang dikemukakan Phillip Kotler mengenai product, price, promotion, dan place, dan setelah diperluas dan ditambah dengan 4P lainnya

13 18 yang dikemukakan oleh Jerome Mc.Carthy, yaitu people, process, physical evidence, dan customer service. Untuk keterangannya adalah sebagai berikut (Fandy, 2005, P30): 1. Produk (Product) Merupakan bentuk penawaran organisasi jasa yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Produk bisa berupa apa saja (baik yang berwujud fisik maupun tidak) yang dapat ditawarkan kepada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tertentu. 2. Harga (Price) Keputusan bauran harga berkenaan dengan kebijakan strategis dan taktis, dimana beberapa tipe jasa memungkinkan diskriminasi harga dalam pasar jasa tersebut, sementara banyak pula jasa yang dipasarkan oleh sector publik dengan harga yang disubsidi atau bahkan gratis. Hal ini menyebabkan kompleksitas dalam penetapan harga jasa. 3. Promosi (Promotion) Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan actual. Metode-metode tersebut terdiri atas periklanan, promosi penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relations. Meskipun secara garis besar bauran promosi untuk barang sama dengan jasa, promosi jasa sering kali membutuhkan penekanan tertentu pada upaya meningkatkan kenampakan tangibilitas jasa. 4. Tempat (Place) Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan potensial. Keputusan ini meliputi keputusan lokasi fisik (misalnya keputusan mengenai dimana sebuah hotel atau restoran harus didirikan. Serta keputusan mengenai penggunaan perantara untuk meningkatkan aksesibilitas jasa bagi para pelanggan.

14 19 5. People Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital dalam bauran pemasaran. Bila produksi dapat dipisahkan dengan konsumsi maka pihak manajemen dapat mengurangi pengaruh langsung sumber daya manusia terhadap output akhir yang diterima pelanggan. Konsumen tidak terlalu memusingkan kerapian dan kedisiplinan karyawan. Yang penting konsumen puas akan kualitas jasa dari perusahaan, serta pelayanan yang diperoleh secara langsung. 6. Bukti fisik (Physical evidence) Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakin besar. Oleh sebab itu, salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat resiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa. 7. Proses (Process) Proses produksi atau operasi merupakan factor penting bagi konsumen high-contact services, yang sering kali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan. Karena seorang pelanggan sangat terpengaruh oleh cara staf melayani mereka dan lamanya menunggu selama proses produksi. 8. Customer service Adanya fasilitas yang diberikan oleh perusahaan untuk melayani pelanggan disaat mereka memerlukan bantuan, dapat berupa informasi maupun untuk layanan pembelian yang tidak dimengerti.

15 20 Keputusan mengenai setiap unsur bauran pemasaran ini saling berkaitan satu sama lain. Kendati demikian, tingkat kepentingan yang ditekankan pada masing-masing unsur antar jasa cenderung bervariasi Aspek Teknis Aspek teknis atau operasi juga dikenal sebagai aspek produksi. Penilaian kelayakan terhadap aspek ini juga penting untuk dilakukan sebelum suatu usaha dijalankan. Penentuan kelayakan teknis atau operasi perusahaan menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan teknis / operasi, sehingga jika tidak dianalisis dengan baik, maka akan berakibat fatal bagi perusahaan dikemudian hari. Menurut Husein (2006, P88) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah masalah penentuan lokasi, luas produksi, tata letak (lay-out), penyusunan peralatan pabrik dan proses produksinya termasuk pemilihan teknologi. Kelengkapan kajian aspek operasi sangat tergantung dari jenis isaha yang akan dijalankan, karena setiap jenis usaha memiliki prioritas tersendiri. Jadi analisis dalam menjalankan usahanya dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan lay-out serta kesiagaan mesin-mesin yang akan digunakan. Serta dalam aspek ini, masalah produksi juga dibahas. Mengenai kapasitas produksi dan kemudahan proses produksinya Aspek Manajemen dan Organisasi Aspek manajemen dan organisasi perlu dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung dengan manajemen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalami kegagalan.

16 21 Baik menyangkut masalah SDM (Sumber Daya Manusia) maupun menyangkut rencana perusahaan secara keseluruhan haruslah disusun sesuai dengan tujuan perusahaan. Tujuan perusahaan akan lebih mudah tercapai apabila memenuhi kaidah-kaidah atau tahapan dalam proses manajemen. Proses manajemen atau kaidah ini akan tergambar dari masing-masing fungsi yang ada dalam manajemen. Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut Stephen (2004, P11) adalah sebagai berikut: 1) Perencanaan (planning) Menetapkan sasaran, merumuskan tujuan, menetapkan strategi, membuat strategi, dan mengembangkan sub-rencana untuk mengkoordinasikan kegiatan. 2) Pengorganisasian (organizing) Menentukan apa yang perlu dilaksanakan, cara pelaksanaannya, dan siapa yang melaksanakannya. 3) Kepemimpinan (leading) Mengarahkan dan memotivasi semua pihak yang terlibat dan memecahkan pertentangan. 4) Pengendalian (controlling) Memantau kegiatan untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan diselesaikan seperti yang direncanakan. Mengenai organisasi, menurut Husein (2006, PP ) seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa manajemen merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemudian tujuan perusahaan dapat terlaksana dan tercapai jika ada tempat atau untuk melakukan kegiatan tersebut. Tempat atau wadah ini kita kenal dengan organisasi yang tergambar dalam struktur organisasi perusahaan.

17 22 Tujuan organisasi akan menentukan struktur organisasinya yaitu dengan menentukan seluruh tugas, hubungan antar tugas, batas wewenang dan tanggung jawab untuk menjalankan masing-masing tugas tersebut, serta gaji yang akan diberikan. Atas dasar kegiatan-kegiatan itu selanjutnya dapat disusun pola tetap hubungan-hubungan diantara bidang-bidang keputusan, maupun para pelaksana yang mempunyai kedudukan, wewenang dan tanggung jawab Aspek Ekonomi dan Sosial Setiap usaha yang dijalankan, tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi pengusaha itu sendiri, pemerintah ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat khususnya dan pemerinah umumnya. Menurut Husein (2006, P246) Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Sedangkan bagi pemerintah dampak positif yang diperoleh adalah dari aspek ekonomi memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Menurut Husein (2006, P252) Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan, jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari aspek sosial adanya perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya dan kesehatan masyarakat. Dampak negatif dalam aspek sosial termasuk terjadinya perubahan gaya hidup, budaya, adat-istiadat dan struktur sosial lainnya.

18 Aspek AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan Hidup) Menurut Kasmir (2005, P303) Lingkungan hidup merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi atau usaha dijalankan. Sudah barang tentu telaah yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak negatif maupun yang berdampak positif. Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat kegiatan usaha / proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu kemudian di mansa yang akan datang. Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan dari bentuk aslinya seperti perubahan disik kimia biologi atau sosial. Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga serta dilestarikan fungsinya (Kasmir, 2005, P305), antara lain: Hutan lindung, hutan konservasi Sumber daya manusia Keanekaragaman hayati Warisan alam dan warisan budaya Nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan hidup Aspek Keuangan Dalam melakukan studi kelayakan, aspek keuangan merupakan faktor yang menentukan, artinya betapapun aspek-aspek yang lain mendukung namun tidak tersedianya dana maka hanya sia-sia belaka. Aspek ini berkaitan dengan bagaimana menentukan jumlah dana dan sekaligus mengalokasikannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien. Sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor.

19 Laporan Laba - Rugi Laporan laba-rugi digunakan untuk mencari tahu seberapa besar keuntungan yang akan didapat dan mengetahui seberapa besar kerugian yang akan dihadapi bila investasi ternyata merugikan. Laporan laba-rugi menurut kasmir (2005, P178) merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode terntentu. Berikut ini komponen-komponen yang terdapat dalam suatu laporan laba rugi yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Penjualan 2. Biaya operasi, terdiri dari: - Biaya administrasi dan umum - Biaya gaji tenaga kerja - Biaya perawatan kendaraan dan bahan bakar kendaraan tersebut 3. Penyusutan (depresiasi) 4. Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) 5. Bunga (Interest) 6. Laba sebelum pajak atau EBT (Earning Before Tax) 7. Pajak (tax) 8. Laba sesudah pajak atau EAT (Earning After Tax) Keterangan: - Penjualan: Menurut Kusnadi (2004, P19) adalah sejumlah uang yang dibebankan nepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual - Biaya administrasi dan umum: Menurut Kuswadi (2004, P135) biaya administrasi dan umum adalah semua biaya atau pengeluaran yang terjadi sehubunganan dengan kegiatan umum dan administrasi di luar penjualan

20 25 - Penyusutan (depresiasi): Biaya penyusutan dari pengadaan tronton ini menggunakan metode penyusutan garis lurus (Straight line method), dimana dalam metode ini biaya penyusutan dibebankan secara merata selama estimasi umur aktiva tersebut (Niswonger, dkk, 1999, P432) Menurut Niswonger (1999, P432) penyusutan garis lurus didapat dengan mengunakan rumus: Penyusutan = _ Investasi Nilai Sisa _ Umur ekonomis Dimana: Investasi : harga beli tronton yang akan diinvestasikan Nilai Sisa : harga jual tronton di akhir umur ekonomis Umur ekonomis : umur yang diperkirakan dari tronton yang diinvestasikan - Laba sebelum bunga dan pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) Menurut Sundjaja dan Barlian (2003,P79) laba kotor adalah mengukur langsung laba dari penjualan atau jumlah laba yang diperoleh perusahaan yang merupakan hasil pengurangan antara penjualan dan biaya-biaya. - Biaya Bunga Biaya bunga merupakan biaya yang dikenakan pada perusahaan atas beban yang ditanggung perusahaan (Sundjaja dan Barlian (2003, P79). - Laba kotor atau laba bersih sebelum pajak (EBT): Menurut Sundjaja dan Barlian (2003,P79) laba kotor diperoleh dengan mengukur langsung laba penjualan atau jumlah laba yang diperoleh perusahaan yang merupakan hasil pengurangan antara EBIT dan bunga. Dimana laba tersebut belum dikurangi pajak. - Biaya pajak (tax):

21 26 Biaya pajak merupakan biaya yang dikeluarkan setiap tahun yang besarnya ditentukan berdasarkan tarif pajak yang berlaku di indonesia berdasarkan UU Perpajakan pasal 17 tahun Laba bersih sesudah pajak atau EAT (Earning After Tax): Menurut Sundjaja dan Barlian (2003, P79) laba bersih sesudah pajak adalah laba akhir sesudah semua biaya-biaya baik biaya operasi maupun biaya pajak dibayar Perkiraan Cash Flow Setelah mengetahui laba bersih atau rugi yang diperoleh, maka selanjutnya mencari tahu arus kas (cash flow) dari investasi untuk mengetahui jumlah kas yang beredar serta digunakan untuk penilaian kelayakan. Menurut Kasmir dkk (2005, P145) arus kas merupakan aliran kas yang ada di perusahaan dalam suatu periode tertentu. Arus kas menggambarkan berapa uang yang, masuk (cash in) ke perusahaan dan jenis-jenis pemasukan tersebut. Arus kas juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan. cash flow memiliki tiga komponen utama yang dikaitkan dengan investasi pengadaan tronton ini, yaitu: - Initial cash flow atau biasa disebut kas awal, merupakan pengeluaran-pengeluaran pada awal periode investasi. - Operational cash flow, merupakan kas yang diterima atau dikeluarkan pada saat operasi usaha, seperti penghasilan yang diterima dan pengeluaran pada suatu periode. - Terminal Cash Flow, merupakan kas dari nilai sisa aktiva tetap yang sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi.

22 27 Menurut Horngren (2005, P659) cash flow memiliki dua metode yang digunakan untuk mendapatkan perkiraan cash flow. Kedua metode tersebut adalah: - Direct Method Dalam metode ini, cash flow didapat dengan menambahkan laba bersih setelah pajak atau EAT dengan penyusutan. Dimana EAT didapat dari laporan laba-rugi. Bila dirumuskan: Laba bersih setelah pajak + Depresiasi - Indirect method Dalam metode ini, cash flow didapat dengan perhitungan sebagai berikut: Penjualan (biaya-biaya operasional selain biaya penyusutan + pajak) Penilaian Kelayakan Selanjutnya, untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memperoleh pendapatan serta besarnya biaya yang dikeluarkan, maka akan dilakukan suatu penilaian kelayakan. Dari sini akan terlihat pengembalian uang yang ditanamkan seberapa lama akan kembali, seberapa besar keuntungan yang bisa diperoleh, dan seberapa besar kerugian yang akan dihadapi, serta perhitungan pengembalian modal dalam persentase. Walau dalam studi kelayakan terdapat 7 aspek, tetapi inti dari studi kelayakan ini terletak di aspek keuangan yang meneliti kelayakan dari 5 analisis, yaitu: metode PP, NPV, IRR, ARR dan PI (Kasmir, dkk, 2005, P152). Dimana dari kelima analisis ini, bila sebagian besar menunjukkan tidak layak maka investasi pun tidak layak. Dengan kata lain, bila tiga dari lima analisis ini terutama analisis NPV menunjukkan layak maka investasi ini dikatakan layak. Oleh sebab itu aspek keuangan ini yang terpenting dalam penelitian.

23 28 Cara perhitungan dari 5 analisis ini adalah sebagai berikut: 1) Payback period (PP) Menurut Kasmir, dkk (2005, P154) Metode Payback Period ini digunakan untuk mengukur seberapa lama tingkat pengembalian oleh suatu investasi. Dalam metode Payback Period ini biasanya hasil yang kita dapat adalah dalam bentuk tahun, bulan, minggu, dan hari. Dimana perhitungan metode ini menjumlahkan kas bersih yang diperoleh dari tahun 1 dan tahun berikutnya sampai jumlah kas bersih tersebut sama dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Untuk menghitung metode Payback Period ini biasanya digunakan rumus (Husein Umar, 2006, P197) sebagai berikut: PP = _I o _ 1 tahun CF Ket: PP = waktu pengembalian (tahun, bulan, atau hari) I o = nilai investasi CF = aliran kas Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan periode payback yang telah direncanakan. Apabila hasil perhitungan periode payback lebih pendek dari periode payback yang direncanakan maka investasi dikatakan menguntungkan (layak). 2) Net Present Value (NPV) Menurut Kasmir, dkk (2005, P157) NPV atau nilai bersih sekarang merupakan perbandingan antara PV kas bersih (PV of Proceed) dengan PV investasi (capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah yang kita kenal dengan NPV. Dan rumus perhitungan NPV adalah: NPV = _laba 1_ + _ laba 2_ + _laba n_ - Investasi (1 + DF) 1 (1 + DF) 2 (1 + DF) n

24 29 Ket: DF = discount factor / tingkat keuntungan yang diharapkan N = Tahun pengembalian Untuk discount factor, selain menggunakan tabel A1 dapat juga menggunakan rumus (Kasmis, dkk, 2005, P159): Tahun 1 = _ 1 _ = ( ) Tahun 2 = _ 1 _ = (a ) 2 penilaian dilakukan dengan melihat nilai NPV. Apabila nilainya positif maka investasi dikatakan menguntungkan, namun sebaliknya bila nilainya negatif maka investasi dapat dikatakan tidak menguntungkan. 3) Internal Rate of Return (IRR) Menurut Kasmir, dkk (2005, P159) Internal Rate of Return (IRR) merupakan alat untuk mengukur tingkat pengembalian hasil intern. Rumus yang digunakan adalah: Ket: IRR = P1 - C1 x P2 P1 C2 C1 P1 = tingkat bunga 1 (keuntungan yang paling minim) P2 = tingkat bunga 2 ( kerugian yang paling kecil) C1 = NPV1 C2 = NPV2 IRR digunakan untuk mencari tingkat bunga dimana nilai sekarang investasi sama dengan nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Apabila tingkat bunga yang relevan (tingkat keuntungan yang disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan sedangkan bila tingkat bunga dalam IRR lebih kecil daripada tingkat bunga relevan, maka investasi dikatakan tidak menguntungkan.

25 30 4) Average Rate of Return (ARR) Metode ARR ini mengukur berupa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total atau average investment. Hasil yang diperoleh dinyatakan dalam persentase. Secara matematis ARR dapat dicari dengan menggunakan rumus (Husein Umar, 2006, P197) sebagai berikut: ARR = _ rata-rata EAIT _ x 100% rata-rata investasi dimana: rata-rata EAIT = total EAIT n rata-rata investasi = investasi 2 Angka ini kemudian dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan. Semakin besar ARR maka akan semakin disukai calon investor. Seperti halnya Payback Period, pemakaian kriteria ini harus menentukan terlebih dahulu berapa besar angka ARR sebagai patokan. Bila ARR yang ditawarkan kurang dari angka patokan tersebut maka usulan proyek tidak disetujui. 5) Profitabilitas Indek Menurut Kasmir, dkk (2005, P163) Profitabilitas index (PI) atau benefit and cost ratio (B/C ratio) merupakan rasio aktifitas dari jumlah nilai sekarang penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur investasi. Rumusan yang digunakan untuk mencari PI adalah sebagai berikut: PI = PV kas bersih PV investasi Metode ini digunakan untuk menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih dimasa mendatang dengan nilai sekarang investasi. Kalau hasil PI lebih besar dari satu maka proyek dikatakan menguntungkan.

26 Pembiayaan Investasi Jika suatu studi kelayakan telah dinyatakan layak untuk diimplementasikan, dari sisi keuangan masih perlu analisis lanjutan, yaitu dengan memilih pembiayaan investasi. Caranya bermacam-macam, seperti misalnya apakah pembiayaan investasi akan dilaksanakan dengan cara pinjaman atau dengan cara leasing. Menurut Husein Umar (2006, P211) dari sudut kepentingan perusahaan pemakai (lessee), leasing dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: NAL = L t (1 T) + T. Dep t + _ V n _ [1 + (1 - T)K b ] (1 + K b ) - I o Dimana NAL L t Dep t K b V n I o = Net Advantage of Leasing = Pembayaran secara periodik = Penyusutan mesin dalam periode t = Tingkat bunga = Nilai sisa investasi setelah pajak yang diperkirakan = Harga mesin Kriteria penilaian: - Jika NAL = 0 Maka biaya untuk meminjam sama dengan biaya untuk leasing - Jika NAL > 0 Maka biaya meminjam lebih besar daripada biaya leasing - Jika NAL < 0 Maka biaya meminjam lebih kecil daripada biaya leasing Pengertian Leasing Menurut Sri Susilo, dkk (2001, P128) Leasing adalah suatu kontrak antara lessor dengan lesse untuk penyewaan suatu jenis barang atau aset tertentu langsung, dari pabrik atau agen penjual oleh lesse. Hal kepemilikan barang tersebut tetap berada pada lessor.

27 32 Lesse memiliki hak pakai atas barang tersebut dengan membayar sewa dengan jumlah dan jangka waktu yang telah ditetapkan. Dalam transaksi leasing sekurang-kurangnya melinatkan 4 pihak yang berkepentingan, antara lain: 1. Lessor, yaitu perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada pihak lesse dalam bentuk barang modal. 2. Lesse, adalah perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor. 3. Supplier, yaitu perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. 4. Bank atau Kreditur, dalam suatu perjanjian atau kontrak leasing, pihak bank atau kreditur tidak terlibat secara langsung dalam kontrak tersebut tetapi bank memegang peranan dalam hal penyediaan dana kepada lessor. Dalam hal ini, tidak tertutup kemungkinan supplier menerima kredit dari bank Teknik-teknik Pembiayaan Leasing Dilihat dari jenis transaksi leasing, teknik pembiayaan leasing secara garis besar dapat dibagi dalam 2 (dua) kategori. Antara lain (Sri Susilo, dkk, 2001, P ): Financial Lease Dalam leasing atau sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lesse) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha, sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dengan jumlah seluruhnya ditambah

28 33 dengan pembayaran nilai sisa (residual value) akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha. Operating lease Dalam teknik operating lease, pihak pemilik objek leasing atau lessor membeli barang modal dan di sewa guna usahakan kepada lesse. Pembayaran periodik yang dilakukan oleh lesse tidak mencakup biaya yang dikeluarkan oleh lessor untuk mendapatkan barang modal tersebut dan bunganya. Lessor mengharapkan keuntungan dari penjualan barang modal yang disewa guna usahakan. Lessor dapat juga memperoleh sumber penghasilan dari perjanjian sewa guna usaha yang lain. Karena harapan keuntungan operating lease ini tergantung pada penjualan barang yang sudah selesai di sewa guna usahakan, lessor harus memiliki keahlian khusus untuk memasarkan kembali barang modal tersebut. Selain itu lessor biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan. Apabila dalam financial lease lessor tidak dapat melakukan pembatalan kontrak masa sewa guna usaha selama jangka waktu yang disepakati, maka dalam operating lease lessor dapat membatalkannya sebelum jangka waktu leasing (cancelable).

29 Kerangka Pemikiran PT TATA SURYA Studi kelayakan proyek pengadaan tronton Aspek Hukum Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Teknis Aspek Manajemen dan Organisasi Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek AMDAL Aspek Keuangan Penilaian Kelayakan Usaha Layak Tidak Layak Cara pembiayaan investasi Leasing Pinjaman Gambar 2.2 Kerangka pemikiran

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang dipergunakan adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Landasan Penelitian Terdahulu Hellen Mayora Violetha (2014) Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Kelayakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian oleh Dwi Susianto pada tahun 2012 dengan judul Travel AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) Disampaikan Oleh Ervita safitri, S.E., M.Si PENDAHULUAN Keputusan investasi yang dilakukan perusahaan sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Gittinger (1986) menyebutkan bahwa proyek pertanian adalah kegiatan usaha yang rumit karena menggunakan sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini persaingan di dunia usaha semakin ketat. Apabila perusahaan tidak dapat bersaing, maka perusahaan tersebut dapat kalah dalam persaingan dan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris busy yang artinya sibuk, sedangkan business artinya kesibukan. Bisnis dalam

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-15. Budget Modal (capital budgetting) Penganggaran Perusahaan. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Penganggaran Perusahaan Minggu-15 Budget Modal (capital budgetting) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com 1 Pokok Bahasan Pengertian Penganggaran

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP PENAMBAHAN MESIN PERCETAKAN PADA LINEZA PRODUCTION SAMARINDA Henny Ramadhani Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Ramadhani.henny@rocketmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *)

ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) ANALISIS ASPEK KEUANGAN DALAM MANAJEMEN PROYEK *) A. Dasar Dasar Proyek 1. Batasan Proyek Clive Gray mendifinisikan proyek sebagai kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam satu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL

Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 1 BAB 10 PENGANGGARAN MODAL Penganggaran Modal 2 KERANGKA STRATEGIK KEPUTUSAN PENGANGGARAN MODAL Keputusan penganggaran modal harus dihubungkan dengan perencanaan strategi perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI

MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI MAKALAH STUDI KELAYAKAN BISNIS PENILAIAN INVESTASI DAN RESIKO INVESTASI Disusun Oleh: Paulina Sari 201210170311004 Aulia Pratiwi 201210170311033 Satria Sukanda 201210170311041 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Investasi dalam arti luas menurut William F.Sharfe dalam bukunya, Investment, adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar di masa yang akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut William F.S dan Chuek (2008) investasi adalah mengorbankan dollar sekarang untuk dollar dimasa datang. Dari pengertian ini tergantung

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN 1 ABSTRAK Seorang investor pemilik PT X menilai permintaan dan pangsa pasar di kota Bandung terlihat masih menjanjikan untuk bisnis Depot air Minum isi ulang AMIRA. Tetapi sebelum investor menanamkan modalnya

Lebih terperinci

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu

BAB II INVESTASI. Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu BAB II INVESTASI II.1. Definisi Investasi Setiap perusahaan yang melakukan investasi aktiva tetap selalu mempunyai harapan bahwa perusahaan akan dapat memperoleh kembali dana yang ditanamkan dalam aktiva

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

BAB II LANDASAN TEORI. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB II LANDASAN TEORI A. Teori-teori 1. Pengertian Investasi Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Studi kelayakan bisnis atau sering pula disebut dengan studi kelayakan proyek adalah suatu penelitian tentang layak atau tidaknya suatu proyek bisnis

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis

BAB 3 METODE PENELITIAN. Table 3.1 Definisi Kelayakan Investasi. Aspek Studi Kelayakan Bisnis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Kriteria Kelayakan berikut: Penetapan kriteria optimasi dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai Aspek Studi Kelayakan Bisnis Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Sumber

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Ibrahim H.M.Y (2003) menyatakan bahwa biaya investasi adalah biaya yang diperlukan dalam pembangunan suatu proyek, yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pada umumnya tujuan utama setiap perusahaan adalah meningkatkan dan mengoptimalkan laba. Hal tersebut dapat dicapai salah satunya melalui Investasi. Investasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2)

Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) M a n a j e m e n K e u a n g a n 103 Bab 7 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 2) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Accounting

Lebih terperinci

II. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN II. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan erat dengan permasalahan yang ada

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Studi Kelayakan Bisnis Bisnis adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu dan sekelompok orang (organisasi) yang menciptakan nilai (create

Lebih terperinci

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta XII. Penganggaran Modal (Capita l Budgeting) i 1. Pengantar Investasi aktiva tetap merupakan salah satu investasi yang mendapat perhatian karena jangka waktu pengembalian biasanya lebih dari satu tahun,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Proyek Dalam menilai suatu proyek, perlu diadakannya studi kelayakan untuk mengetahui apakah proyek tersebut layak untuk dijalankan atau tidak. Dan penilaian tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 11 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Investasi dan Depresiasi Menurut Husein Umar (2000,p1), investasi adalah upaya menanamkan faktor produksi langka yakni dana, kekayaan alam, tenaga ahli dan terampil, teknologi

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Studi Kelayakan Bisnis Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendahuluan Studi kelayakan merupakan salah satu mata kuliah (study) terapan yang bersifat aplikatif. Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didaerah Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Penulis juga meneliti sejak Bulan Februari BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam Penelitian ini penulis akan meneliti kelayakan pembukaan kantor cabang PT Trust Line Marine dalam bidang Keagenan kapal dan perluasan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Terkait penulisan skripsi ini, ada beberapa penulis terdahulu yang telah melakukan penelitian yang membahas berbagai persoalan mengenai analisis kelayakan usaha. Adapun skripsi

Lebih terperinci

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi

PENILAIAN INVESTASI. Bentuk investasi dibedakan 1. Berdasarkan asset yang dimiliki 2. Berdasarkan lamanya waktu investasi PENILAIAN INVESTASI I. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman (pengeluaran) modal (uang) waktu sekarang yang hasilnya baru diketahui diwaktu kemudian. Bentuk investasi dibedakan. Berdasarkan asset

Lebih terperinci

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS

PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA BENGKEL INDAH JAYA MOTOR ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS Mayang Hadi Ratnawati ABSTRAKSI ANALISIS STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA JASA SERVIS KENDARAAN

Lebih terperinci

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)

Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback

Lebih terperinci

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI

BAB V KEPUTUSAN INVESTASI BAB V KEPUTUSAN INVESTASI A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami Pentingnya Keputusan Investasi Mampu Menghitung Cash Flow Proyek Investasi Memahami

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam penelitian. Teori-teori ini berkaitan dengan permasalahan yang ada dalam

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka

BAB I PENDAHULUAN. produksi daging ayam dinilai masih kurang. Berkenaan dengan hal itu, maka 1 BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Peluang usaha di bidang peternakan ayam pada saat ini terbilang cukup baik, karena kebutuhan akan daging ayam setiap tahunnya meningkat, sementara produksi

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu

BAB I PENDAHULUAN. karena memerlukan dana dalam jumlah yang besar dan tertanam dalam jangka waktu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu perusahaan, selalu terdapat aktiva tetap untuk menjalankan operasinya. Aktiva tetap mempunyai kedudukan yang penting dalam perusahaan karena memerlukan

Lebih terperinci

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI

BAB II KEPUTUSAN INVESTASI BAB II KEPUTUSAN INVESTASI II.1. Pengertian Investasi Investasi dapat diartikan sebagai pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001: 284).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Yacob, Ibrahim (2003), studi kelayakan bisnis adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi

ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES. : Bayu Aji Prasetyo NPM : Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI PEMBUKAAN CABANG BARU EDIE SHOES Nama : Bayu Aji Prasetyo NPM : 11208350 Jurusan : Manajemen Fakultas : Ekonomi UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK 2011 Latar Belakang Masalah Kondisi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL

STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL STUDI KELAYAKAN USAHA BENGKEL LAS SINAR AGUNG REJEKI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PENGANGGARAN MODAL NAMA : DIAN RUSMITA NPM : 12209223 JURUSAN : MANAJEMEN JENJANG : S1 PEMBIMBING : EDY NURSANTA, SE., MM

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang)

EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) EVALUASI KELAYAKAN INVESTASI AKTIVA TETAP DENGAN TEKNIK CAPITAL BUDGETING (Studi Kasus Pada Po. Pion Transport Malang) Arief Budiman Nengah Sudjana Raden Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikirian Teoritis Penelitian tentang analisis kelayakan yang akan dilakukan bertujuan melihat dapat tidaknya suatu usaha (biasanya merupakan proyek atau usaha investasi)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan

BAB III METODE PENELITIAN. pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce. YUMMY CATERING. Keunggulan YUMMY CATERING dibandingkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah di Semarang. Dengan beberapa pesaing diantaranya MyMeal caetering, Myma s Kitchen dan La Dolce Vita Bistro yang bergerak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk)

ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) ANALISIS CAPITAL BUDGETING SEBAGAI PENILAIAN EKSPANSI USAHA (Studi Kasus pada PT. Wijaya Karya Beton, Tbk) Aditya Satriawan Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Bisnis (Business) Bisnis menurut (Griffin dan Ebert, 2008) merupakan aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. Dapat dilakukan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Dalam persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, persaingan yang terjadi di dalam dunia usaha begitu ketat, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk dapat mengambil tindakan yang tepat agar

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISA KEUANGAN

BAB 5 ANALISA KEUANGAN BAB 5 ANALISA KEUANGAN 5.1 Ekuitas (Equity) Tiga elemen penting dari bisnis adalah aset, hutang, dan ekuitas yang dimiliki oleh perusahaan. Menurut Weygandt, Kimmel, dan Kieso (2011:12), terdapat hubungan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN

BAB 5 ANALISIS KEUANGAN BAB 5 ANALISIS KEUANGAN 5.1. Ekuitas Ekuitas adalah modal kepemilikan yang diinvestasikan dalam suatu usaha. Vraniolle merupakan badan perorangan dengan modal yang berasal dari pemilik. Ekuitas modal pemilik

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari analisis-analisis dan perhitungan-perhitungan didepan, maka dibuatlah suatu kesimpulan. Yaitu antara lain: a. Analisis-analisis non keuangan untuk pengadaan tronton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 17 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya-biaya dengan harapan akan memperoleh hasil yang secara logika merupakan wadah

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan usaha adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan Wilayah: Menentukan dua wilayah

Lebih terperinci

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA DISTRIBUSI PT. ANEKA ANDALAN KARYA

ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA DISTRIBUSI PT. ANEKA ANDALAN KARYA ANALISIS STUDI KELAYAKAN INVESTASI PENGEMBANGAN USAHA DISTRIBUSI PT. ANEKA ANDALAN KARYA Afandi Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Analisis kelayakan pengembangan usaha PT. Aneka Andalan Karya

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat Bab Pendahuluan BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan perkembangan ekonomi yang mulai tumbuh dan teknologi yang pesat pada dewasa ini, maka setiap perusahaan membutuhkan laporan keuangan.

Lebih terperinci

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang

Analisis Kelayakan Proyek. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Analisis Kelayakan Proyek Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST., MT Dosen Fakultas Teknik Elektro Universitas Islam Malang Kebijakan Publik Perlukah membangun rumah sakit baru? Membangun bandara atau menambah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Budget Budget adalah ungkapan kuantitatif dari rencana yang ditujukan oleh manajemen selama periode tertentu dan membantu mengkoordinasikan apa yang dibutuhkan untuk diselesaikan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad ini seperti yang kita ketahui dunia ekonomi dan teknologi berkembang dengan pesat. Dunia bisnis pun terpengaruh dengan adanya perkembangan teknologi itu

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Ketersediaan bahan baku ikan hasil tangkap sampingan yang melimpah merupakan potensi yang besar untuk dijadikan surimi. Akan tetapi, belum banyak industri di Indonesia

Lebih terperinci

ASPEK FINANSIAL Skenario I

ASPEK FINANSIAL Skenario I VII ASPEK FINANSIAL Setelah menganalisis kelayakan usaha dari beberapa aspek nonfinansial, analisis dilanjutkan dengan melakukan analisis kelayakan pada aspek finansial yaitu dari aspek keuangan usaha

Lebih terperinci

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427)

TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS. Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) TUGAS ASPEK KEUANGAN STUDI KELAYAKAN BISNIS Dosen : Tita Borshalina, S.E, M.S.M.. Kelompok 8 Muhammad iqbal al-kahfi (0113u427) Prian priyatna putra (0113u254) Shinta achadya (0113u248) Kelas D FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 41 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Pilihan Analisis Untuk menganalisis kelayakan usaha untuk dapat melakukan investasi dalam rangka melakukan ekspansi adalah dengan melakukan penerapan terhadap

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar

PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS. bahanajar PRINSIP-PRINSIP INVESTASI & ALIRAN KAS bsphandout@yahoo.co.id bahanajar INVESTASI Jangka Waktu yang panjang Penuh Ketidakpastian Beresiko Penganggaran Modal (Capital Budgeting) merupakan seluruh proses

Lebih terperinci