BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ella Maulidya, 2013
|
|
- Fanny Kusuma
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keinginan dan kebutuhan sering kali diartikan sama oleh banyak orang. Keinginan merupakan hasrat seseorang yang jika tidak dipenuhi tidak akan mempengaruhi kehidupan. Sedangkan kebutuhan dapat didefinisikan sebagai suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara suatu kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri (Mangkunegara, 2005:5). Kebutuhan yang sangat banyak dan beraneka ragam ini menimbulkan pertanyaan besar. Benarkah kebutuhan dan keinginan manusia itu tidak terbatas? Seseorang bisa saja dengan mudah mencapai batas keinginan akan makan bila ia sudah kenyang (Rosyidi, 2006:50). Jadi, sebenarnya keinginan manusia ada batasnya. Namun, karena banyak dari penduduk setiap Negara bahkan penduduk dunia yang memiliki kebutuhan dan keinginan yang beragam, sehingga jumlahnya jauh melampaui banyaknya barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia tersebut. Memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan pemilihan barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Manusia melakukan pemilihan karena terdapat masalah ekonomi. Menurut Ahman dan Rohmana dalam buku Pengantar Teori Mikro (2009:1) Masalah ekonomi adalah bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dihadapkan pada kenyataan bahwa alat pemuas kebutuhannya relatif terbatas ( kelangkaan / scarcity ). Terbatasnya alat pemuas menyebabkan manusia harus pintar memilih dalam memenuhi kebutuhan yang harus menjadi prioritas. Dengan melakukan pengorbanan untuk dapat memenuhi kebutuhannya baik berupa mengeluarkan uang maupun secara tukar menukar (barter). Memilih dalam memenuhi kebutuhan hidup tentunya akan membuat manusia kehilangan pilihan mengkonsumsi barang atau jasa lain (opportunity cost). 1
2 2 Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya manusia melakukan kegiatan konsumsi. Menurut Samuelson dan Nordhaus (1995:123), Konsumsi adalah pengeluaran untuk pembelian barang-barang dan jasa akhir guna mencapai kepuasan atau memenuhi kebutuhan. Kegiatan konsumsi ini dilakukan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai kepuasan yang ingin dicapai dengan mengkonsumsi barang dan jasa tersebut. Dalam melakukan kegiatan konsumsi manusia membutuhkan pendapatan untuk dapat membeli barang dan jasa yang dibutuhkan. Karena dengan memiliki pendapatan manusia dapat melakukan konsumsi. Besar kecilnya pendapatan pastinya akan mempengaruhi barang dan jasa yang akan dikonsumsi. Semakin besarnya pendapatan akan semakin banyak pula barang dan jasa yang dapat dikonsumsi, dan begitu sebaliknya. Hubungan pendapatan dan konsumsi dapat dirumuskan dengan ( ) Dimana : C = Konsumsi Y = Pendapatan Dari rumus diatas diketahui bahwa konsumsi merupakan fungsi dari pendapat. Meningkatnya pendapatan, konsumsi barang dan jasa pun akan meningkat, begitu pula sebaliknya. Namun walaupun demikian, bila pendapatan nol (0) kegiatan konsumsi akan tetap dilakukan atau konsumsi otonomos. Hasil survei Indeks Kepercayaan Konsumen kuartal I/2013 yang diselenggarakan Nielsen di 58 negara mengindikasikan hal itu. Survei pada Februari hingga awal Maret 2013 kembali menempatkan Indonesia ke posisi teratas negara yang penduduknya paling optimistis dalam memanfaatkan uang (SH News.co). Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa penduduk Indonesia merupakan konsumen yang akan melakukan pembelian barang atau jasa tanpa memperhatikan kegunaan barang atau jasa tersebut. Bila dicermati dengan seksama, tentunya perilaku konsumsi masyarakat merupakan salah satu hal yang perlu kita analisis untuk dapat mengetahui penyebab
3 3 semakin besarnya pengeluaran masyarakat Indonesia untuk non makanan. Dalam kaitan ini, James Duesenberry menyebutkan ada dua karakteristik penting dari perilaku konsumsi rumahtangga yaitu adanya sifat saling ketergantungan (interdependent) diantara rumahtangga dan tidak dapat diubah-ubah (irreversibillity) sepanjang waktu. Saling ketergantungan disini menjelaskan mengapa rumahtangga berpendapatan rendah (low-income households) cenderung memilki APC yang lebih tinggi daripada rumahtangga berpendapatan tinggi (high-income households). Mangkunegara (2005:6) mengatakan bahwa kebutuhan merupakan fundamental yang mendasari perilaku konsumen. Maka tidak mungkin kita akan memahami perilaku konsumen apabila belum mengetahui kebutuhan apa yang dibutuhkan oleh konsumen. Perubahan perilaku konsumen ini banyak dipengaruhi oleh perkembangan jaman. Saat ini semua hal menjadi praktik dengan adanya akses internet yang semakin meluas dan konsumen yang semakin terbuka membuat semua hal menjadi lebih mudah didapatkan tanpa perlu capek mengantri, menawar, keluar rumah untuk mendapatkan barang. Seperti halnya dengan motto salah satu perusahaan komunikasi yaitu the World in Your Hand ( Pengeluaran masyarakat Indonesia yang saat ini lebih berorientasi pada pengeluaran bukan makanan hal ini juga terjadi di kota Bandung, seperti yang terlihat dalam tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Pengeluaran Rata-Rata Perkapita Per bulan untuk Sub makanan dan Bukan Makanan, Kota Bandung Tahun Tahun Makanan Non makanan Makanan Non makanan Sumber :BPS, data diolah
4 4 Besarnya pengeluaran masyarakat kota Bandung untuk pengeluaran non atau bukan makanan dimulai sejak tahun Pengeluaran bukan makanan mengalami peningkatan hingga akhirnya mengalami penurunan di tahun Perilaku konsumen menjadi hal yang menarik untuk dianalisis untuk mengetahui penyebab konsumen membelanjakan pengeluarannya untuk makanan dan non-makanan. Banyak faktor yang mendorong dan mempengaruhi seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi atau perilaku konsumen. Menurut William J. Stanton dalam Mangkunegara (2005:39) yang menyatakan: Socialcultural and phychological force which influence consumer s buying behavior. Menurut William J. Stanton, faktor sosial budaya dan psikologi merupakan dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi. Faktor sosial budaya dalam buku perilaku konsumsi Mangkunegara (2005:39) didalamnya terdapat faktor budaya dan faktor lingkungan sosial (kelas sosial, kelompok acuan dan keluarga) dan faktor psikologi seperti pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, dan konsep diri. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial berhubungan dengan pengaruh orang lain terhadap konsumen dalam situasi konsumsi (Belk, Dalam jurnal Fatchur Rohman,2008). Konsumen dapat berhubungan secara langsung dengan orang lain atau mengalami kejadian karena memperhatikan orang lain melakukan aktivitas. Lingkungan sosial terdiri atas kelompok acuan, keluarga dan peran dan status sosial. Pengaruh lingkungan sosial bukan hanya dari keluarga tetapi juga dari kelompok acuan dan kelas sosial. Banyak kelompok mempengaruhi perilaku seseorang. Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau pengaruh tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Dari kelompok ini seseorang berinteraksi dan berbagi pendapat, sehingga kelompok acuan dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan pembelian barang.
5 5 Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya seperti keluarga, klub dan organisasi. Kedudukan seseorang itu dapat ditentukan berdasarkan kelas sosial nya. Dengan kata lain tiap peran membawa sebuah status yang merefleksikan penghargaan umum yang diberikan oleh masyarakat. Sehingga seseorang memilih produk yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat. Semakin tinggi kelas sosial nya dimasyarakat tentunya akan sedikit banyak mempengaruhi perilaku dalam mengkonsumsi barang dan jasa. Para pelaku pasar telah memeriksa peran dan pengaruh keluarga, kelompok acuan, dan kelas sosial dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan pembelian barang. Sehingga tentunya perilaku konsumen akan menjadi hal yang sangat penting bagi pelaku pasar untuk memprediksi barang dan jasanya dapat diterima atau tidak oleh masyarakat luas. Sama seperti hal nya yang terjadi pada guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung yang merupakan bagian dari masyarakat yang hampir setiap hari melakukan kegiatan konsumsi. Sebagai contoh dalah kepemilikan kendaraan guru PNS SMAN 13 Bandung yang terlihat pada grafik dibawah ini. 100,00% 92,31% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% motor 7,70% 0% 46,15% 7,70% 0% mobil 1 unit 2unit 3 unit 4 unit Gambar 1.1 Persentase Kepemilikan Kendaraan Guru PNS SMAN 13 Bandung Sumber : angket pra penelitian, data diolah.
6 6 Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa 92,31% guru SMAN 13 Bandung Memiliki 1 unit motor dan 46,15% unit mobil. Hanya 7,7% guru yang memiliki 4 unit motor dan 3 mobil. Besar jumlah kepemilikan kendaraan motor atau mobil ini dapat kita ketahui bahwa guru PNS SMAN 13 Bandung memiliki gaji yang cukup besar. Kepemilikan kendaraan roda dua ataupun roda empat merupakan salah satu cara untuk mengetahui perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung yang telah menjadi PNS. Dari angket pra penelitian yang disebar, hampir 84,62 % guru memiliki pendapatan tambahan diluar gaji PNS. Untuk dapat melihat perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung, seperti dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini. Tabel 1.2 Persentase Perilaku Konsumsi Guru SMAN 13 Bandung dan Guru SMA Nusantara 1 Bandung No Pernyataan Sangat Setuju/sangat Sering (SS) Setuju/ Sering (S) Kadangkadang/Raguragu (KK/RR) Pernah (P) Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah (TP) 1 membuat rancangan belanja tiap bulan 20 41,3 30,67 5,3 2,67 2 membeli barang sesuai dengan 61,3 36 2, manfaatnya 3 membeli barang dengan memperhatikan kualitas barang 41, , Sumber : Lampiran C, data diolah Dari data diatas dapat diketahui bahwa, 41,3% guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung sering membuat rencana anggaran belanja tiap bulan. Hal ini menunjukan bahwa guru melakukan perencanaan agar menghindari membeli barang yang melebihi pendapatan yang dimiliki. Sebesar 61,3% guru kedua sekolah ini sangat setuju membeli barang yang sesuai dengan manfaatnya dan 48% guru yang setuju membeli barang dengan memperhatikan kualitas barang tersebut sebelum membeli. Dapat diketahui bahwa guru kedua sekolah ini dalam membeli barang menperhatikan manfaat barang dengan kualitas barang tersebut.
7 7 Perilaku konsumsi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan sosial. Lingkungan sosial yang terdiri atas kelompok acuan, keluarga dan kelas sosial. Pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi guru ini dapat kita lihat dalam hasil angket penelitian yang terdapat dalam tabel 1.3 sebagai berikut. Tabel 1.3 Persentase Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Perilaku Konsumsi pada SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung No Pernyataan Sangat Setuju/sangat Sering (SS) 1 Saya dalam berbelanja tidak pernah tergoda oleh bujukan orang-orang sekitar saya 2 Dalam memutuskan membeli barang, saya akan meminta pendapat orangorang sekitar saya terlebih dahulu 3 Saya akan berdiskusi dengan orangorang sekitar saya untuk mengetahui kelebihan barang sebelum membelinya 4 Saya kadang terpengaruh dengan promosi atau informasi orang-orang disekitar saya atau dari televisi maupun media lainnya Sumber : Lampiran C, data diolah Setuju/ Sering (S) Kadangkadang/Raguragu (KK/RR) Pernah (P) Sangat Tidak Setuju/Tidak Pernah (TP) 46,67 42,7 10, ,7 50,7 21,3 8 1, ,7 5,3-25,3 26,7 34,7 13,3 - Dari data diatas dapat diketahui bahwa kebanyakan responden atau sebesar 46,67% (guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung) tidak pernah tergoda dengan bujukan orang-orang sekitarnya dalam membeli barang. 50,7% responden setuju bahwa dalam memutuskan membeli barang akan meminta pendapat orang-orang sekitarnya terlebih dahulu. Baik itu berdiskusi untuk mengetahui kelebihan barang sebelum membeli seperti terlihat pada pernyataan no 3 sebesar 52%. Dan 34,7% guru SMAN 13 Bandung dan guru Nusantara 1 Bandung yang kadang terpengaruh dengan promosi baik dari televisi maupun media lain maupun informasi orang-orang sekitar.
8 8 23,08% 76,92% Iya Tidak Gambar 1.2 Tugas atau Jabatan Guru Selain Mengajar SMAN 13 Bandung (dalam bentuk persen) Sumber : angket pra penelitian, data diolah Dari gambar 1.2 diatas dapat diketahui bahwa 76,92% guru SMAN 13 Bandung memiliki tugas atau jabatan lain selain mengajar, seperti pembina OSIS, pembina Ekstrakulikuler sampai Wakil Kepala Sekolah. Pengaruh tugas atau jabatan selain guru tentunya akan mempengaruhi pendapatan tambahan selain gaji pokok PNS perbulan. Berdasarkan fenomena-fenomena diatas, penulis tertarik untuk meneliti masalah yang terkait dengan perilaku konsumso guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial (keluarga, kelompok acuan dan peran dan status sosial). Judul penelitian yang akan peneliti angkat adalah STUDI DESKRIPTIF PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL (KELOMPOK ACUAN, KELUARGA, DAN KELAS SOSIAL) TERHADAP PERILAKU KONSUMSI (Survey Pada Guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung) 1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah perilaku konsumsi. Dimana perilaku
9 9 konsumsi ini merupakan bagaimana konsumen menggunakan uang atau pendapatan yang dimiliki untuk mencapai kepuasan. Dalam penelitian ini maka peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yaitu pada pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran mengenai lingkungan sosial dan perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung? 2. Apakah lingkungan sosial berpengaruh terhadap perilaku konsumsi? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui gambaran lingkungan sosial dan perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan guru SMA Nusantara 1 Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi, khususnya ilmu ekonomi mengenai perilaku konsumsi. 2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumsi guru SMAN 13 Bandung dan SMA Nusantara 1 Bandung.
2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMSI MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu maupun masyarakat luas selalu berusaha dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Baik individu maupun masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ependi, 2013
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusiasenantiasa berusaha untuk memenuhi berbagai kebutuhannya yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elektronik, seperti televisi, internet dan alat-alat komunikasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak terkecuali Indonesia yang merupakan negara berkembang. Perkembangan teknologi yang semakin
Lebih terperinci2014 S TUDI DES KRIPTIF MENGENAI PERILAKU KONS UMS I MAS YARAKAT DI KELURAHAN S EKEJATI KOTA BANDUNG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi merupakan kegiatan individu dalam menghabiskan nilai guna suatu barang dan jasa. Konsumsi adalah suatu kegiatan yang sudah pasti dilakukan oleh semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Konsumsi merupakan kegiatan menghabiskan nilai guna suatu benda baik barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Raka Agung Andika, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini teknologi yang muncul pada masyarakat selalu berkembang ke arah yang lebih maju dan canggih, begitu juga perkembangan yang terjadi pada teknologi
Lebih terperincikepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang. Hal ini dikarenakan
sesuai dengan kebutuhan atau harapan pelanggan maka pelanggan menjadi tidak puas. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan yang tinggi serta mengakibatkan pembelian ulang.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari konsumen dihadapkan dengan berbagai kebutuhan yang tiada henti, karena memang pada dasarnya manusia tidak lepas dari kebutuhan
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2015
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2015 A. Penjelasan Umum No. 10/02/31/Th. XVIII, 5 Februari 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Semakin maraknya bisnis retail di berbagai kota di Indonesia, baik yang berjenis mall, boutique, factory outlet, clothing, distro, telah menjadikan bisnis ini banyak
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I TAHUN 2016 A. Penjelasan Umum No. 22/05/31/Th. XVIII, 4 Mei 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran, semua fungsi yang ada sangkut pautnya dengan kegiatan pemasaran dikoordinasikan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 38/08/Th. XX, 7 Agustus 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II-2017 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN III-2017 Pada triwulan II tahun 2017, konsumen di Provinsi
Lebih terperinci2014 PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keinginan masyarakat Indonesia dalam era kehidupan yang modern sekarang ini, terutama untuk mengkonsumsi suatu barang nampaknya telah kehilangan hubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendidikan memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia, sumber daya manusia berkualitas yang dihasilkan institusi pendidikan merupakan motor penggerak
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.23/05/Th.XIX, 04 Mei 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN II-2016 Di awal tahun 2016, selama periode triwulan I, konsumen
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010
BADAN PUSAT STATISTIK No. 02 / 07 Th.XI / Juli PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI NTT MARET 2010 RINGKASAN Meskipun Penduduk miskin Provinsi NTT pada Maret 2010 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan Maret
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.38/08/Th.XIX, 05 Agustus 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN III-2016 Pada triwulan II tahun 2016, konsumen di Provinsi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 24/05/Th. XX, 5 Mei 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN II-2017 Pada triwulan I tahun 2017, konsumen di Provinsi Aceh
Lebih terperinciBAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT
BAB IV DISTRIBUSI PENDAPATAN MASYARAKAT Pendapatan masyarakat yang merata, sebagai suatu sasaran merupakan masalah yang sulit dicapai, namun jabatan pekerjaan, tingkat pendidikan umum, produktivitas, prospek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan Sepeda Motor di Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri kendaraan bermotor di Indonesia khususnya kendaraan roda dua (sepeda motor) mengalami pertumbuhan yang positif, kendaraan roda dua merupakan kendaraan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.41/08/Th.XVIII, 05 Agustus 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN II-2015 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN III-2015 Pada triwulan II tahun 2015, konsumen di Provinsi
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2017 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN IV ITK Triwulan III 2017 Provinsi Aceh 114,4
ITK Tw III-2017 Dan Perkiraan ITK Tw IV-2017 No. 52/11/Th. XX, 06 November 2017 INDEKS TENDENSI PROVINSI ACEH KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2017 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN IV-2017 ITK Triwulan III 2017 Provinsi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ada yang buatan lokal, tapi tak sedikit pula yang diimpor. Kebutuhan oli di negeri
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Bisnis oli tidak ada matinya, produsen oli terus bermunculan. Tren membanjirnya merek-merek pelumas baru, menjadikan persaingan bisnis di sektor ini semakin
Lebih terperinci2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MENABUNG MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tabungan merupakan salah satu sarana penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga (Yasid, 2009:90). Tabungan berguna untuk menyiapkan kehidupan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan informasi dari BPS (Badan Pusat Statistik), menunjukan
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan informasi dari BPS (Badan Pusat Statistik), menunjukan bahwa dari total pengeluaran konsumsi yang meliputi kelompok makanan dan bukan makanan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 52/11/Th. XIX, 7 November 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN IV-2016 Pada triwulan III tahun 2016, konsumen di Provinsi
Lebih terperinciDasar-dasar Ilmu Ekonomi. Pertemuan 1
Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Pertemuan 1 Daftar Rujukan Mankiw, N. Gregory.2006. Priciples of Economics : Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007
BADAN PUSAT STATISTIK No. 38/07/Th. X, 2 Juli 2007 TINGKAT KEMISKINAN DI INDONESIA TAHUN 2007 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Indonesia pada bulan Maret 2007 sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara. Khususnya bagi industri-industri, perusahaan dan pelaku ekonomi lainnya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi atau memasuki era perdagangan internasional sekarang ini, persaingan merupakan hal yang harus menjadi perhatian bagi semua negara. Khususnya
Lebih terperinciDASAR-DASAR PEMASARAN. Pertemuan II Manajemen Pemasaran Muhammad Wadud, SE., M.Si
DASAR-DASAR PEMASARAN Pertemuan II Manajemen Pemasaran Muhammad Wadud, SE., M.Si SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN PEMASARAN KONSEP PEMASARAN SISTEM PEMASARAN METODE DAN PRINSIP PEMASARAN KEBUTUHAN DAN KEINGINAN
Lebih terperinci2014 PENGARUH KONTROL PERILAKU DAN NIAT TERHADAP PERILAKU MENABUNG MAHASISWA
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Aktifitas ekonomi masyarakat tidak akan terlepas dari adanya pemenuhan kebutuhan. Karena pemenuhan kebutuhan sendiri diantaranya juga menentukan keberlangsungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diproduksi barang-barang hasil industri pabrik, sedangkan di pedesaan hasil
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia sebagian besar masih berdomisili di daerah pedesaan, dan sebagian lagi didaerah perkotaan. Di daerah perkotaan biasanya banyak diproduksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki masyarakat pada saat ini. Khususnya untuk industri sepeda motor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan pertumbuhan industri otomotif saat ini berjalan begitu pesat, hal ini ditunjukan dengan terus bertambahnya kuantitas kendaraan yang dimiliki
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 10/02/Th. XX, 6 Pebruari 2017 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN I-2017 Pada triwulan IV tahun 2016, konsumen di Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 26/05/Th.XVIII, 05 Mei 2015 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN I-2015 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN II-2015 Konsumen di Provinsi Aceh menyatakan persepsi yang
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II TAHUN 2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN II TAHUN 2016 A. Penjelasan Umum No. 37/08/31/Th. XVIII, 5 Agustus 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan manfaat bagi lingkungan internal dan eksternal. Dalam menjalankan setiap aktivitasnya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Tjiptono (2002) memberikan definisi
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
, BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No.10/02/Th.XIX, 05 Februari 2016 INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN IV-2015 DAN PERKIRAAN ITK TRIWULAN I-2016 Pada triwulan IV tahun 2015, dari hasil survei
Lebih terperinci2015 ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP PRODUK RUMAH TANGGA MERK TUPPERWARE
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi adalah aktivitas rutin yang dilakukan oleh setiap manusia. Dalam melakukan aktivitas konsumsi guna memenuhi kebutuhan, tentunya setiap orang akan memiliki
Lebih terperinciPUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
1 PERILAKU EKONOMI Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 27 JUNI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULULAN 1.1. Latar Belakang Ummi Khozanah, 2014
BAB I PENDAHULULAN 1.1. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk individu dan sosial mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, baik dalam jumlah maupun jenisnya. Untuk memperoleh berbagai kebutuhan tersebut
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 04/01/32/Th. XVIII, 4 Januari 2016 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2015 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN KEADAAN TRIWULAN II-2004 DAN PROSPEK TRIWULAN III-2004
No. 45 / VII / 16 Agustus 2004 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN KEADAAN TRIWULAN II2004 DAN PROSPEK TRIWULAN III2004 PENJELASAN UMUM INDEKS TENDENSI BISNIS Indeks Tendensi Bisnis adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting, karena semakin tinggi pendidikan seseorang menunjukan kualitas sumber
Lebih terperinciwbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 wbab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara yang terus berupaya untuk mencapai pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik.
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016
No. 40/07/72/Th. XIX, 18 Juli 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2016 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2012 2016 cenderung mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia tidak dapat terpuaskan secara permanen. Dalam usahanya untuk memenuhi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap individu memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Namun, kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut terbatas. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bergeser menjadi text-based communication melalui media sosial. Penggunaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin canggih dengan penggunaan internet dalam proses pemasaran produk dan jasa telah mengubah bentuk komunikasi yang semula bergantung
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN III TAHUN 2016 A. Penjelasan Umum No. 51/11/31/Th. XVIII, 7 November 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman yang canggih ini, perkembangan teknologi di dunia semakin berkembang. Salah satunya adalah perkembangan otomotif yang menjadi faktor pendukung atau penghantar
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 47/08/32/Th.XVIII, 5 Agustus 2016 TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT MARET 2016 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Jawa Barat pada bulan Maret
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN KEADAAN TRIWULAN I-2004 DAN PROSPEK TRIWULAN II-2004
No. 31 / VII / 24 Mei 2004 INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN KEADAAN TRIWULAN I2004 DAN PROSPEK TRIWULAN II2004 PENJELASAN UMUM INDEKS TENDENSI BISNIS Indeks Tendensi Bisnis adalah indikator
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan proses kenaikan pendapatan perkapita penduduk suatu negara dalam jangka panjang. Definisi tersebut menjelaskan bahwa pembangunan tidak hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan yang dinamis ditandai dengan semakin kompetetifnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan dunia bisnis saat ini semakin mengalami perubahan dan perkembangan yang dinamis ditandai dengan semakin kompetetifnya persaingan dunia bisnis, kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan rendahnya tingkat kepuasan peserta BPJS Kesehatan. Sejak dikeluarkannya UU Badan Penyedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tabungan dan investasi. Negara Indonesia merupakan negara yang sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro ekonomi yang mengindikasikan apakah aktivitas perekonomian berjalan baik atau tidak. Menurut teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan dapat bermanfaat bagi masyarakat apabila dalam perkembangannya. masyarakat adalah dengan cara memasang iklan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jumlah manusia semakin berkembang dan sejalan dengan itu berkembang pula permintaan terhadap barang dan jasa. Makin jauh perkembangan peradaban manusia, makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. perekonomian negara. Upaya Pemerintah terhadap pengembangan UMKM
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekarang ini Pemerintah Indonesia sangat gencar untuk meningkatkan perekonomian melalui pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciDENI HAMDANI, 2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, PERSAINGAN, DAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PEDAGANG
1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Manusia merupakan mahluk sempurna, sehingga untuk mendapatkan sesuatu manusia harus berusaha. Semua mahluk hidup memiliki kebutuhan tak terkecuali manusia, bahkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini ditunjukkkan dengan tumbuhnya jumlah wirausahawan di Indonesia yang melonjak tajam
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN
BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA 07/01/Th. X, 4 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGGARA SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Sulawesi
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015
No. 54/09/72/Th. XVIII, 15 September 2015 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH MARET 2015 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011 2015 terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.
Lebih terperincimendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya merupakan mahkluk sosial yang memiliki kebutuhan dan keinginan untuk mendapatkan kepuasan. Oleh karena itu, manusia selalu berusaha
Lebih terperinciBisma, Vol 1, No. 1, Mei 2016 KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 BONTI DI KECAMATAN BONTI KABUPATEN SANGGAU
KUALITAS PELAYANAN PENDIDIKAN PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 01 BONTI DI KECAMATAN BONTI KABUPATEN SANGGAU ABSTRAK Tomasima Jidoi Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak email: tomasima_jidoi@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat, dengan perkembangan ini membuat segala hal dapat dilakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini perkembangan teknologi semakin maju dan semakin pesat, dengan perkembangan ini membuat segala hal dapat dilakukan lebih praktis dan mudah. Perkembangan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN. Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA
KUESIONER PENELITIAN Berikut ini adalah kuesioner yang berkaitan dengan penelitian tentang PENGARUH KOMPENSASI DAN KEPUASAN TERHADAP KINERJA MANAJER PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI SEMARANG. Maka dari itu
Lebih terperinciBPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU
BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 125/07/21/Th. III, 1 Juli 2009 PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU MARET 2009 Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada dibawah Garis Kemiskinan) di Provinsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Perilaku Konsumen dan Proses Keputusan Pembelian
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Menurut Kotler (1999:4), pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang dibutuhkan dan inginkan melalui penciptaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan komunikasi menyebabkan terjadinya perubahan cara bisnis, komunikasi pemasaran dan transaksi konsumen dalam jual beli menjadi lebih mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Di kota Bandung akhir-akhir ini banyak bermunculan pusat-pusat perbelanjaan baru sehingga masyarakat Bandung memiliki banyak pilihan tempat untuk membeli barang-barang
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2011
No. 05/01/72/Th. XV, 02 Januari 2012 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER RINGKASAN Perkembangan selama lima tahun terakhir yaitu periode 2007- jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi
Lebih terperinciMASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3. 1 Chapter 3 Masalah Dasar Organisasi Ekonomi Navik Istikomah
MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3 1 Tiga Masalah Pokok Organisasi Ekonomi 1. Komoditi apa (what) yang harus diproduksi, dan berapa? Karena sumber daya bersifat langka atau terbatas (konsep
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan, setiap perusahaan dituntut untuk lebih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang semakin ketat dan mampu mencapai tujuan yang diinginkan, setiap perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan apa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran sejarah di tingkat sekolah menengah atas pada dasarnya memberikan ruang yang luas kepada siswa untuk dapat mengoptimalkan berbagai potensi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun pedesaan sudah tidak di pungkiri lagi sangat membutuhkan kendaraan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan jaman begitu pesat, sehingga masyarakat baik perkotaan maupun pedesaan sudah tidak di pungkiri lagi sangat membutuhkan kendaraan bermotor terutama roda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemasaran sebagai salah satu kegiatan pokok yang mutlak dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran sebagai salah satu kegiatan pokok yang mutlak dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan hasil produksi yang dihasilkan berupa produk barang atau
Lebih terperinciNilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013
Judul Buku : Nilai Tukar Petani Kabupaten Magelang Tahun 2013 Nomor Publikasi : Ukuran Buku : Kwarto (21 x 28 cm) Jumlah Halaman : v + 44 hal Naskah : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Gambar Kulit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang. Gouws (2005) menyatakan perluasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan bahwa pelanggan adalah nyawa atau kehidupan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini bisnis semakin berkembang, pasar mengalami persaingan yang semakin cepat dan kian menajam. Perusahaan mau tidak mau harus mengantisipasi keadaan
Lebih terperinciBab IV. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, hal ini dimaksudkan untuk menjawab masalah dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB 1. aktivitas pejualan barang atau jasa yg dilakukan secara langsung untuk memenuhi
BAB 1 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perhatian terhadap pengaruh promosi dan diskon terhadap minat beli semakin besar, salah satunya adalah bisnis ritel. Bisnis ritel merupakan aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. materialime yang menjurus pada pola hidup konsumtif. Perilaku konsumtif erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi dicirikan dengan perdagangan bebas atau pasar bebas, dan kemajuan teknologi telah menghasilkan agama baru yang disebut sebagai materialime
Lebih terperinciIV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA
31 IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA 4.1. Pengeluaran dan Konsumsi Rumahtangga Kemiskinan tidak terlepas dari masalah tingkat pendapatan yang masih rendah dan hal ini umumnya terjadi di wilayah pedesaan Distribusi
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Konsumen Responden dalam penelitian ini adalah pembeli sayuran segar di Pasar Modern Superindo Godean Kota Yogyakarta yang bersedia diwawancarai. Pengumpulan data
Lebih terperinciTINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011
BPS PROVINSI DKI JAKARTA No. 28/07/31/Th.XIII, 1 Juli 2011 TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2011 RINGKASAN Garis Kemisknan (GK) tahun 2011 sebesar Rp 355.480 per kapita per bulan, lebih tinggi dibanding
Lebih terperinciINDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2016
INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN IV TAHUN 2016 No. 10/02/31/Th. XIX, 6 Februari 2017 A. Penjelasan Umum Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi konsumen terkini yang dihasilkan
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Bumbu Masak Gunung Salju Di Kecamatan Mutiara Kabupaten Pidie ABSTRACT
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan Bumbu Masak Gunung Salju Di Kabupaten Pidie Mujiburrahmad Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini. semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan persaingan bisnis pada era globalisasi dewasa ini semakin tidak dapat diprediksikan. Selain itu disertai juga dengan perkembangan informasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, terjangkau terutama bagi masyarakat berpenghasilan sedang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas konsumen terdiri dari tiga kegiatan, yaitu: berbelanja, melakukan pembelian dan mengkonsumsi. Untuk memenuhi ketiga aktivitas tersebut, konsumen
Lebih terperinciPROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015
No. 05/01/72/Th. XIX, 04 Januari 2016 PROFIL KEMISKINAN DI SULAWESI TENGAH SEPTEMBER 2015 RINGKASAN Perkembangan jumlah dan persentase penduduk miskin di Sulawesi Tengah selama periode 2011 2015 terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin pesat. Berbagai produk baru diluncurkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah jauh lebih dulu berkembang maupun
Lebih terperinciNo.01/07/81/Th. XX,17 Juli 2017 PROFIL KEMISKINAN DI MALUKU TAHUN 2017 RINGKASAN Jumlah penduduk miskin (penduduk yang pengeluaran per bulannya berada dibawah Garis Kemiskinan) di Maluku pada bulan Maret
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang semakin berkembang disertai dengan kemajuan teknologi menyebabkan meningkatnya jumlah barang atau produk yang ditawarkan di pasaran. Produk
Lebih terperinci