Perbedaan Lebaran. Kenapa? Sampai Kapan? Harus Bagaimana? Cucu Munawar Abdurrohim

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbedaan Lebaran. Kenapa? Sampai Kapan? Harus Bagaimana? Cucu Munawar Abdurrohim"

Transkripsi

1 Perbedaan Lebaran Kenapa? Sampai Kapan? Harus Bagaimana? Sebuah Ijtihad Kontemporer untuk Bahan Ijtihad Kolektif Menuju Penanggalan Tunggal Hijriah Cucu Munawar Abdurrohim

2

3 Kenapa? Sampai Kapan? Harus Bagaimana? Sebuah Ijtihad Kontemporer untuk Bahan Ijtihad Kolektif Menuju Penanggalan Tunggal Hijriah Cucu Munawar Abdurrohim Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 2

4 WAKAF PEMIKIRAN Buku ini diwakafkan untuk umat Islam. Halal untuk cetak, digandakan, dan disebarluaskan dengan tidak merubah isi dan mencantumkan penulis. Perbedaan Lebaran; Penulis : Cucu Munawar bin Abdurrohim Perancang Kulit : Haikal Ahmad Penata Letak : Fillah Muty Sy Tahun Terbit : 2015 Preliminary : x Halaman : 120 Ukuran Buku : 20 x 29,7 ISBN : Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 3

5 ڃ ڃ ڃ چ چ ي ۈ ي ې ي ې ي ې ي ى ي ى ي ى ی ی یی ي ج ي ح ي م ي ى ي ي بج بح بخ بم بى بي تج تح تختم تى تي ثج ثم ثى Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 4

6 Abstraksi بسم اهلل الرمحن الرحيم Kutulis buku ini dengan ikhlas. Semata mencari ridha Allah SWT; ketika umat Islam masih berbeda dalam menetapkan awal Ramadan dan lebaran. Entah sampai kapan. Sebenarnya, sejak 100 tahun lalu umat Islam bisa menetapkan awal bulan dan lebaran secara serempak sedunia dan kita punya Penanggalan Tunggal Hijriah. Tapi kita memilih jalan yang berliku dan menyulitkan diri kita sendiri, sesuatu yang Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak menghendakinya. Kita kukuh memegang satu hadis yang mendatangkan perbedaan padahal ada hadis lain yang menjanjikan keseragaman. Sebabnya satu: kita tidak mau membuat sinkronisasi dua hadis tersebut untuk memilh salah satu yang termudah dan kita yang hidup di zaman modern sekarang menyepakatinya. Metode hisab itu sulit di zaman Rasulullah SAW tapi sangat mudah di zaman sekarang, puluhan software dan aplikasi hisab bisa kita gunakan dengan akurasi tinggi. Sebaliknya metode rukyat itu mudah di zaman Rasulullah SAW tapi sulit di zaman sekarang, sulitnya bukan pada pelaksanaan rukyat, tapi banyak faktor penyebab di luar rukyat. Akhirnya kita malah membuat metode lain; metode campuran hisab-rukyat. Seperti Imkanur Rukyat (IR), Wujudul Hilal (WH), dan Rukyat di Saudi Arabia (Timur Tengah) yang mempercayakan penuh kepada juru rukyat setelah disumpah. Tak ada yang aneh tentang pemikiran penulis dalam buku ini. Yang terasa aneh adalah ajakan untuk berpikir sederhana dan ajakan membuat kerangka berpikir yang mudah sesuai Al-Quran dan Sunah yang menghendaki kemudahan didukung oleh kemajuan teknologi manusia. Ada sifat di benak banyak orang alim sehingga umat Islam sulit serempak dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Yaitu: tidak mau menyepelekan syariah sehingga cenderung mempersulit diri sendiri dan merasa dosa ketika kita menenatapkan awal bulan dengan cara yang sangat mudah. Masa iya semudah itu? Kebenaran itu tidak identik dengan kesulitan. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 5

7 Kata Pengantar الس الم عليكم ورمحة اهلل وبركابو بسم اهلل الرمحن الرحيم Segala puji bagi Allah Tuhan semesta Alam, salawat dan salam senantiasa tercurah untuk Rasulullah SAW, keluarga, para sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha adalah dua hari kemenangan umat Islam. Keduanya didahului oleh dua ritual ibadah yaitu puasa dan wukuf. Perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran biasa terjadi dan akan terus terjadi. Di tingkat lokal seperti di Indonesia, terlebih di tingkat global. Umat Islam merindukan keserempakan dalam pelaksanaannya tetapi belum terwujud. Masyarakat, pelajar, dan mahasiswa sering bertanya kepada penulis, Kenapa lebaran beda? Pertanyaan yang sangat umum itu sering muncul ketika kita menetapkan awal Ramadan dan lebaran berbeda. Penulis membuat buku ini tidak sekedar memberi jawaban dari pertanyaan tadi, tapi juga ikut menyumbangkan pemikiran agar umat Islam bisa menetapkan awal Ramadan dan lebaran bisa serempak sedunia. Perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran adalah masalah besar bagi umat Islam tapi jangan dibesar-besarkan. Besar karena menyangkut pelaksanaan ibadah terutama haji, jangan dibesar-besarkan karena akan mengusik toleransi di internal umat Islam. Yang bisa menyatukan umat Islam dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran dalam satu hari, satu tanggal dan berlaku seluruh dunia adalah para pemimpin dunia Islam; presiden, raja, menteri agama, dan pimpinan organisasi Islam dari berbagai negara muslim. Penulis hanya hamba Allah biasa yang tidak memiliki apa-apa. Hanya punya pemikiran semoga pemikiran ini menjadi masukan dan menjadi bahan pertimbangan menuju penanggalan tunggal hijriah dan dipertimbangkan oleh para pemimpin Islam. Penulisan sumber hukum Al-Quran, hadis, dan pendapat ulama menggunakan software Mushaf Madinah, Ayat, dan Maktabah Syamilah vol. 3. Data-data hisab diambil dari software Accurate Time Odeh, Stellarium, Sun Moon Calendar 9, dan aplikasi Hejric Calendar. Kata Arab yang sudah ditransliterasikan ke Indonesia berpedoman kepada KBBI. Seraya mengharap rido Allah SWT dan syafaat Rasulullah SAW semoga buku ini menjadi hazanah amal baik bagi penulis dan kedua orangtua dan wasilah kesalehan untuk putraputri penulis: Fillah, Muhammad, Maryam, Ahmad, dan Qanita. Amin. Sukabumi, Zulhijah 1437 H/ Oktober 2015 M. Salam penulis, Cucu Munawar bin Abdurrohim munawar.abdurrohim@gmail.com HP : Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 6

8 DAFTAR ISI Abstraksi 5 Kata Pengantar 6 Daftar Isi 7 I. PENANGGALAN DAN SEJARAHNYA 11 A. Penanggalan; Keteraturan Interaksi Bumi, Bulan, dan Matahari 11 B. Pengakuan Al-Quran terhadap Penanggalan Kamariah dan Syamsiah 13 C. Penanggalan Bangsa Arab sebelum Islam Penanggalan Syamsiah Penanggalan Kamariah Penanggalan Campuran 16 D. Bangsa Arab sebelum Islam Menggunakan Penanggalan Campuran 16 E. Bulan Haram, Haji, dan Perang 17 F. Larangan Kalender Campuran dan Sebab Turunnya QS. At Taubat ayat G. Sejarah Panjang Penanggalan Tunggal Masehi 20 H. Umat Islam belum Mempunyai Penanggalan Tunggal 22 II. PERSATUAN ISLAM 23 A. Jangan Ragukan Toleransi Perbedaan Lebaran di Indonesia dan Dunia 23 B. Satu dan Persatuan; Esensi Nilai dalam Islam 23 C. Simbolisme Persatuan; Sebuah Keberatan dalam Kemudahan 24 III. PERBEDAAN LEBARAN 28 A. Allah SWT dan Rasulullah SAW Menghendaki Lebaran Serempak 28 B. Perbedaan Bukan Karena Selisih Hasil Perhitungan Ilmu Falak 29 C. Kenapa Umat Islam Lebaran Berbeda? Tidak Komprehensif dalam Memahami Sumber Hukum 32 a. Ayat Al-Quran tentang Puasa dan Penanggalan 33 b. 8 (delapan) Pengelompokan Hadis tentang awal Ramadan dan Lebaran Lebaran Harus Serempak Larangan Puasa di Hari Syak (keraguan) Larangan Puasa di Hari Raya Jumlah Hari dalam Satu Bulan 29 dan30. Penentuan Awal Ramadan dan Idul 38 Fitri Harus Melihat Hilal. Jika Tidak Berhasil Sempurnakan 30 Hari 5. Pada Masa Rasulullah SAW, Puasa Lebih Sering 29 Hari dari pada 30 Hari Rasulullah SAW Membatalkan Puasa Tanggal 30 Karena Ada Kesaksian 39 Rukyat 7. Perbedaan Penetapan Awal Bulan Sudah Terjadi Sejak Khalifah Utsman bin 40 Affan 8. Pada Masa Rasulullah SAW, Pengetahuan Orang Arab tentang Hisab Sangat Terbatas (ummi) c. Konklusi Pemahaman dari Sumber Hukum Al-Quran dan Hadis Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 7

9 2. Mencampuradukkan 2 (dua) Metode Sekaligus: Rukyat dan Hisab (انرؤ ح تانفعم) a. Rukyat Sunah adalah Rukyat Langsung b. Hisab Murni Berpatokan kepada Ijtima 52 c. Wujudul Hilal انحالل) (وجىز dan Imkanur Rukyat انرؤ ح) ;(إيكا Mengejar Sunah 54 Menuai Bid ah 1. Wujudul Hilal bukan Hisab Imkanur Rukyat bukan Rukyat 55 D. Allah Melarang Sesuatu Yang Berstandar Ganda (Campuran) karena Membingungkan 56 dan Berpotensi Mengancam Keutuhan 1. Allah SWT Melarang Kalender Campuran Allah SWT Melarang Riba Bagaimana dengan Imkanur Rukyat dan Wujudul hilal? 59 E. Berpikir Konstruktif Terhadap Fatwa Ulama Terdahulu (وال ح انحكى) dan Wilayatul hukmi (ان طهع) 1. Konsep Matlak a. Matlak Berdasar Masafatul Qashri 61 b. Matlak Berdasar Wilayatul Hukmi 61 c. Matlak Global 62 IV. BAGAIMANA SUPAYA LEBARAN SEREMPAK? 67 A. Mewujudkan Kesepaktan Kolektif (Ijtihad Jamaah) Rukyat 67 a. Rukyat Itu Mudah 68 b. Kenapa Rukyat terasa sulit di zaman modern sekarang? Hisab 69 a. Hisab Itu Lebih Mudah 69 b. Hisab Murni; Ijtima Sebagai Patokan Awal Bulan 71 B. Menakar Kebenaran dan Kemudahan Antara Rukyat dan Hisab untuk Penetapan Awal 77 Bulan 1. Kebenaran dan Kemudahan Rukyat serta Eksesnya Kebenaran dan Kemudahan Hisab serta Eksesnya Makkah Sebagai Titik Patok Waktu Dari Rukyat ke Hisab; Perubahan Menuju Kebaikan dan Kemudahan Tinggalkan yang Meragukan Kemajuan Pengetahuan Membuat Penafsiran Ayar Al-Quran tentang Sains Lebih 98 Mudah Dipahami 8. Hisab Adalah Pilihan Termudah; Belajar dari Kasus Bani Israil 102 C. Data Hisab untuk Awal Ramadan dan Lebaran 1000 Tahun ke Depan 105 D. Lampiran Hadis tentang Penetapan awal Ramadan dan Lebaran Sahih Bukhari Sahih Muslim Sunan Abu Daud 126 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 8

10 4. Sunan Tirmizi Sunan Nasa i Sunan Ibnu Majah 132 E. Analisa Hadis dan Kesimpulan 136 Daftar Pustaka 137 Biografi Penulis 140 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 9

11 Menuju Penanggalan Tunggal Hijriah, ketika kita menatap bulan dan matahari sebagai satu unit kesatuan yang utuh, kenapa kita menatap bumi yang kita pijak tidak seperti itu? Bumi seperti tanah kaveling; disekat dan dipagari oleh atas nama nasionalisme dan wilayatul hukmi. Manusia yang membuat sekat-sekat itu. Bukan Allah SWT. Ini yang membuat umat Islam mustahil mempunyai Penanggalan Tunggal Hijriah. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 10

12 I PENANGGALAN DAN SEJARAHNYA A. Penanggalan; Perpaduan Keteraturan Interaksi Bumi-Bulan-Matahari dan Pengetahuan Manusia Maha Suci Allah SWT, Tuhan Maha Pencipta. Allah SWT menciptakan tata surya dengan segala keteraturannya. Bumi yang kita pijak adalah bola raksasa dan bagian yang tak terpisahkan dari sistem tata surya. Jika diumpamakan, bumi yang sedemikian besar itu tak lebih seperti molekul tepung yang teramat kecil dibanding jutaan molekul tepung lainnya ketika sekantong tepung kita semburatkan ke angkasa. Allah SWT berfirman tentang penciptaan langit, bumi, dan benda angkasa dalam banyak ayat yang tersebar dalam Al-Quran. 1. QS As Shafat: 5-6. ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ Tuhan langit dan bumi dan apa yang berada di antara keduanya dan Tuhan tempattempat terbit matahari. Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintangbintang. 2. QS Al An am: 97 ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. Allah SWT menciptakan benda angkasa masing-masing memiliki poros yang baku dan pasti. Dan dari poros yang baku dan pasti ini secara alamiah peradaban manusia dahulu telah menjadikan gugusan bintang, bulan dan matahari sebagai petunjuk arah dan patokan waktu sebagaimana Allah SWT berfirman dalam banyak ayat Al-Quran. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 11

13 1. QS Yunus: 5. ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉې ې ې ې ى ى ي اي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-nya) kepada orang-orang yang mengetahui. 2. QS Ibrahim: 33. ي ې ي ې ي ى ي ى ي ىی ی ی ی ي ج ي ح Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. 3. QS Al Anbiya: 33. ۅ ۉ ۉ ې ې ې ېى ى ي ا ي ا ي ە ي ە Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. 4. QS Lukman: 29. ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 5. QS Yasin: ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ېې ې ى ى ي اي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ ي ۇ ي ۆ ي ۆ ي ۈ ي ۈ ي ې ي ې ي ې ي ى ي ى ي ى ی ی یی ي ج ي ح ي م ي ى ي ي Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 12

14 Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Wujud nyata keteraturan bumi dan bulan berjalan pada poros bakunya telah lama diketahui oleh umat manusia dan menjadi pengetahuan sejak ribuan tahun yang lalu. Dari sini manusia bisa membuat penanggalan. Penanggalan atau kalender yang dimiliki bangsa Mesir kuno, Maya, Cina, Jepang, Julian, Masehi dan Hijriah berpatokan kepada dua sistem: 1. Sistem Bulan (Kamariah, Lunar) 2. Sistem Matahari (Syamsiyah, Solar) B. Pengakuan Al-Quran terhadap Penanggalan Kamariah dan Syamsiah Kita mengenal dua sistem penanggalan dari tiga penanggalan yang pernah ada. Yaitu: 1. Penanggalan Bulan (Kamariah) atau Lunar Calendar 2. Penanggalan Matahari (Syamsiah) atau Solar Calendar 3. Penanggalan Campuran Dua sistem penanggalan Kamariah dan Syamsiah secara eksplisit dikemukakan Allah SWT dalam QS Al Kahfi: 25. ۋ ۇٴ ۈ ۈ ۆ ۆ ۇ ۇ ڭ Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi). Umumnya ulama tafsir sebelum kurun 8 H menafsirkan ayat di atas secara lafziah saja bahwa Ashabul Kahfi tinggal dalam gua selama 309 tahun. Jika kita menggunakan kepekaan rasa bahasa, Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 13

15 secara nahwiyah (gramatika) redaksi ayat di atas terasa ganjil jika makna yang terkandung sekedar mengungkapkan bahwa Ashabul Kahfi tinggal dalam gua selama 309 tahun. Redaksional ayat yang benar untuk maksud Ashabul Kahfi tinggal dalam gua selama 309 tahun adalah: سن ي و ت س ع م ائ ة ث ث ال ك هف هم و ل ب ث وا ف Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus sembilan tahun. Menukil dari tafsir Ibnu Katsir (1999: 5/150) karya Abu Fida Ismail bin Umar ( H/ M), maksud yang tersimpan dari keganjilan redaksional ayat di atas ternyata menyimpan pengetahuan tersembunyi yang adi luhung, yaitu 300 tahun jika menurut penanggalan Syamsiah, dan ditambah 9 tahun jika menurut penanggalan Kamariyah. Beliau menafsirkan ayat di atas sebagai berikut: ىذا خ ب من اهلل تعاىل لرسولو صلى اهلل عليو وسلم مبقدار ما لبث أصحاب الكهف ف كهفهم منذ أرقدىم اهلل إىل أن بعثهم وأعثر عليهم أىل ذلك الزمان وأنو كان مقداره ثالمثائة سنة بالشمسية فإن تفاوت ما بي كل مائة سني فلهذا قال بعد الثالمثائة: وتسع سني باهلاللية وىي ثالمثائة سنة سنة "و از د اد وا ت س ع ا." بالقمرية إىل الشمسية ثالث Ini adalah informasi dari Allah SWT untuk Rasulullah SAW akan ukuran lamanya Ashabul Kahfi dalam guanya, sejak dari Allah SWT membaringkan mereka sampai membangunkan mereka dan warga waktu itu mengetahuinya. Lamanya 309 tahun menurut kalender bulan, dan 300 tahun menurut kalender matahari. Selisih tiap abad antara kalender bulan dan kalender matahari adalah 3 tahun. Maka dari itu Allah SWT berfirman sesudah kata tiga ratus dengan dan ditambah sembilan tahun. Demikian juga dalam tafsir Jalalain, As Suyuthi ( H/ M) yang hidup sesudah Imam Ibnu Katsir menafsirkan QS Al Kahfi: 35 dengan berpendapat sama. Beliau (As Suyuthi, 1982: 384) menafsirkan ayat tersebut sebagai berikut: )ولبثوا ف كهفهم ثالث مائة( )سني( بالتنوين عطف بيان لثالمثائة وىذه السنون الثالمثائة عند أىل الكهف مشسية وتزيد القمرية عليها عند العرب تسع سني وقد ذكرت ف قولو الشمسية :ثالمثائة وتسع قمرية )وازدادوا تسعا( تسع سني فالثالمثائة أي (Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus) dengan tanwin. (tahun) menjadi athaf bayan untuk tiga ratus. Selama tiga ratus tahun ini pada Ashabul Kahfi menurut penanggalan matahari. Bangsa Arab menambahkan sembilan tahun atas penanggalan Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 14

16 bulan disebutkan dalam firman-nya: (dan ditambah sembilan). Maksudnya Sembilan tahun. Maka tiga ratus menurut penanggalan matahari, tiga ratus sembilan menurut penanggalan bulan. Kita yang hidup di akhir zaman dengan mudahnya menghitung angka-angka itu secara manual. Ternyata ada selisih 189 hari antara kurun 300 tahun kalender matahari dan 309 tahun kalender bulan. Tahun Syamsiah Tahun Kamariah Selisih 365 x 300 = : 4 = 75 (tahun kabisat) = x 309 = Kita juga bisa menggunakan kalkulator konventer atau aplikasi konversi hijriah-masehi untuk membuktikan kebenaran firman Allah SWT tersebut. Kita mengambil sampel tanggal 17 Agustus sebagai hari kemerdekaan Indonesia dalam rentang 300 tahun sesudahnya. Kalender Matahari Hari Kalender Bulan 17 Agustus 1945 Jum at 9 Ramadan Agustus 2045 Kamis 3 Syawal Agustus 2145 Selasa 28 Syawal Agustus 2245 Ahad 23 Dzulqa dah = =309 Maha berar Allah SWT atas segala firman-nya. C. Penanggalan Bangsa Arab sebelum Islam Pada awal peradaban manusia, kalender adalah perhitungan satuan siklus waktu dalam satuan tahun. Patokannya adalah matahari, bulan dan bumi. Ada tiga simtem kalender dunia yaitu: Kalender Matahari, Kalender Bulan dan Kalender Campuran Bulan-Matahari. 1. Penanggalan Syamsiah (Solar Calendar) Kalender Matahari berpatokan kepada bumi mengitari matahari. Satu tahun lamanya 365 hari 5 jam 48 menit, atau 365,24 hari. Dibagi dalam 12 bulan sisa 0,24 hari dikumpulkan menjadi 1 hari dalam 4 tahun dan disepakati sebagai tanggal 29 Pebruari tahun kabisat. 2. Penanggalan Kamariah (Lunar Calendar) Kalender Bulan berpatokan kepada 12 kali berputarnya bulan mengitari bumi selama 29 hari 12 jam 44 menit atau 29, 53 hari. Jumlah hari dalam 1 tahunnya 354 hari 8 jam 43 menit atau 354, 37 hari. Selisih hari dalam satu tahun antara Kalender Bulan dan Kalender Matahari adalah 10, 89 hari, dibulatkan 11 hari. Kalender Bulan sama sekali tidak mempunyai hubungan dengan Kalender Matahari karena perbedaan sistem. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 15

17 3. Penanggalan Campuran (Lunar-Solar Calendar) Perbedaan Lebaran; Penanggalan Campuran adalah kalender yang memadukan dua sistem kalender di atas. Acuan jumlah hari dalam satu tahunnya mengambil kalender matahari dengan jumlah hari 365, tapi dalam penetapan bulan mengacu kepada kalender bulan 29 dan 30 hari (bukan 30 dan 31 hari). Selisih 11 hari dalam 1 tahun dijadikan tahun kabisat di mana ada bulan ke 13. Itu terjadi 7 kali dalam 19 tahun. Dalam Kalender Arab sebelum Islam, bulan ke 13 disebut dengan bulan Nasi Penguluran. atau Bulan (ان س ء) D. Bangsa Arab sebelum Islam Menggunakan Penanggalan Campuran Menukil dari kitab Al Mufasshilu fi at Tarikhi al Araba Qabla al Islam karya Jawad Ali, (2001:16/ ), orang arab Quraisy dan arab dari suku lain yang tinggal di Makkah sudah mengenal kalender dan teridentifikasi bahwa sistem kalender mereka adalah Penanggalan Campuran atau Kalender Bulan-Matahari. Dari nama-nama bulan, sangat kondisional dengan musim-musim yang menjadi khas Kalender Matahari. Awal pergantian tahun Kalender Campuran adalah akhir musim panas, ketika matahari melewati jazirah Arab dari utara ke selatan, sekitar bulan September. Berikut nama-nama bulan Arab: No Nama Bulan Sebab Penamaan 1. Muharram )يحرو( Dinamai Muharram (yang diharamkan) karena masyarakat Arab ketika itu sepakat melarang berperang di bulan tersebut. Bulan Persesuain September 2. Shafar )صفر( 3. Rabi ul Awwal )رت ع االول( 4. Rabi us Tsani )رت ع انثا ( 5. Jumadil Ula )ج ازي االون ( 6. Jumadis Tsaniah )ج ازي انثا ح( 7. Rajab )رجة( Dinamai Shafar (kuning) karena dedaunan dari pohon yang tumbuh di sana menguning. Berarti juga Kosong; rumah bangsa Arab kosong karena ditinggal perang setelah 3 bulan melewati bulan haram. Dinamai Rabi (bersemi) karena beberapa bunga khas arab bersemi di bulan tersebut. Berseminya ketika masuk musim dingin. Masa bersemi sekitar 2 bulan. Bulan kedua dari masa bersemi. Dinamai Jumad (diam, beku) karena dingin dan membeku. Lamanya dua bulan. Bulan beku kedua. Dinamai Rajab (cair atau leleh). Matahari mulai melintasi jazirah Arab dari selatan ke utara, tanda mulai masuk musim panas. Salju di jazirah arab ketika itu perlahan cair. Oktober Nopember Desember Januari Pebruari Maret Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 16

18 8. Sya ban )شعثا ( 9. Ramadan )ريضا ( Dinamai Sya ban ( ش عة = jalan lembah-bukit) karena bangsa Arab ketika itu turun-naik ke lembah untuk bercocok tanam dan mengembala. Dinamai Ramadan ( ريضاء = panas) karena cuaca dan udara panas. April. Mei 10. Syawal )شىال( 11. Zulqa dah )شوانقعسج( 12. Zulhijah )شوانحجح( 13 An Nasi )ان س ء( Dinamai Syawal شىل) = naik/meningkat) karena suhu panas semakin naik. dinamai Zulqa dah ( قعس = duduk) karena udara yang sangat panas membuat masyarakat Arab ketika itu tak keluar rumah. Lebih banyak tinggal dan duduk-duduk di rumah mereka. Dinamai Zulhijah karena di bulan itu dilaksanakannya ibadah haji. Dinamai Nasi (Penguluran) karena bulan itu menjadi pengulur supaya bulan-bulan Kamariah yang jumlah harinya 354 dalam setahun selalu bersesuaian dengan bulan-bulan Syamsiah yang jumlah harinya 365 hari sebagaimana dalam tabel ini. Ada selisih 11 hari dalam setahun. Bulan Nasi menjadi bulan ke 13 dan terjadi 3 tahun sekali. Juni Juli Agustus Dalam 3 tahun sekali, lebih tepatnya 7 kali dalam 19 tahun, ada tahun kabisat Kalender Campuran, tahun di mana pada tahun tersebut ada 13 bulan sebagai bulan tambahan untuk menyeimbangkan atas selisih 11 hari. Zulhijah yang bersesuaian dengan Agustus dalam 3 tahun akan bergeser ke Juli. Dengan adanya bulan An Nasi atau bulan ke 13 maka Zulhijah akan terulur kembali ke Agustus. E. Bulan Haram, Haji, dan Perang Kalender Hijriah tidak bisa dipisahkan dengan akar sejarah bangsa Arab sebelum datangnya Rasulullah SAW. Tanah Arab yang tandus dan keras secara alamiah mengajarkan kehidupan keras bagi warganya. Mempertahankan kehormatan dan kehidupan satu kabilah harus diperjuangkan dengan mengerahkan segala kemampuan yang berujung perang. Karena iklim yang keras dan kehidupan keras memaksa mereka untuk terus mempunyai kekuatan dan keperkasaan. Itulah sebabnya bangsa Arab sangat mendewakan kegagahan dan keperkasaan. Wanita yang identik dengan makhluk lemah tidak mendapat posisi terhormat dalam budaya dan kehidupan keseharian. Bahkan seorang ayah yang punya posisi penting pada satu kebilah kemudian istrinya melahirkan bayi perempuan sering diejek oleh sesama pemimpin kabilah karena kelahiran anak perempuan. Perempuan itu tidak bisa diharapkan untuk berperang dan memimpin dan tidak akan memberi sumbangsih apapun untuk kemulian kabilahnya. Seorang ayah yang diberi anugerah anak perempuan sering dihina karena alasan tadi sehingga timbul dalam pikiran seorang ayah apakah anaknya itu akan dipelihara dalam kehinaan atau dikuburkan hidup-hidup. Allah SWT menggambarkan kondisi ini dalam QS An Nahl: Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 17

19 ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژژ ڑ ڑ ک ک ک Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. Perang adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan bangsa Arab zaman itu. Mereka berperang sebagai tindakan terkhir menjaga kehormatan dan kepentingan untuk keberlangsungan hidup mereka yang keras. Kehidupan masyarakat Arab juga tidak bisa dipisahkan dari keberadaan Ka bah dan Haji yang dilaksanakan pada bulan ke 12 (Zulhijah) setiap tahun. Masyarakat Arab sangat memuliakan Ka bah, Makkah dan Haji. Di tengah kehidupan mereka yang keras dan sering berperang tapi mereka berusaha untuk memelihara kehormatan Ka bah, Makkah dan Haji dalam wujud adanya Bulan Haram ( انحروو.(انشهر Dalam masyarakat Arab disepakati adanya 4 bulan Haram yang melarang terjadinya perang di bulan-bulan tersebut. Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah: 217. ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄڄ ڄ ڃ ڃ ڃڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎڈ ڈ ژ ژ ڑڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھ ے Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 18

20 F. Allah SWT Melarang Kalender Campuran dan Sebab Turunnya QS. At Taubat ayat Kalendar Campuran melahirkan permasalahan di masyarakat Arab. Permasalahannya adalah tidak ada kesepakatan kapan bulan Nasi itu ditetapkan. Satu kabilah sudah menetapkan tahun kemarin adalah tahun kabisat di mana ada bulan yang ke 13, sedangkan kabilah lain menetapkan tahun sekarang tahun kabisatnya. Di antara mereka tidak ada kesepakatan mengenai kapan tahun tahun kabisat di antara sesama kabilah. Di mana pun, kapan pun dan bagaimana pun, ketika tak ada kesepakatan akan terus terjadi perselisihan dan kekacauan. Kongkrit permasalah waktu itu adalah ketika satu kabilah diserang oleh kabilah lain dan terjadilah perang. Kabilah yang menyerang meyakini bahwa saat penyerangan mereka tak melanggar bulan haram karena anggapannya mereka sedang dalam bulan Nasi, tapi kelompok yang diserang meyakini bahwa serangan itu masih di bulan haram, bulan di mana dilarang berperang. Hal itu terjadi pada masa Rasulullah SAW. Akibatnya keamanan pelaksanaan ibadah haji terganggu. Demikian juga arus lalu lintas dan perdagangan terganggu karena peperangan. Nasi' Kalender Campuran (Ada bulan ke 13 dalam 3 tahun sekali) Kalender Kamariah Murni Kemudian Allah SWT menurunkan firman-nya yang menyuruh agar umat Islam kembali kepada sistem Kalender Bulan yang murni di mana tak ada bulan yang ke 13. Bulan dalam aturan Allah SWT hanya ada 12. Adanya bulan Nasi hanya menambah kekacauan. Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubat: 36 dan 37: ە ە ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ے ے ٱ ٻ ٻ ٻ ٻپ پ پ پ ڀ ڀ ڀ Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 19

21 ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹٹ ٹ ڤ ڤ ڤڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Yang dimaksud dengan: Di antaranya (empat) bulan haram dan 1 terpencil. 1. Bulan ke 11, Zulqa dah 2. Bulan ke 12, Zulhijah 3. Bulan ke 1, Muharram, dan 4. Bulan ke 7, Rajab. adalah 3 bulan saling menyambung Setelah 2 ayat tersebut turun maka kalender bangsa Arab yang sudah memeluk Islam berubah dari sistem Kalender Campuran menjadi Kalender Bulan (Kamariah). Namun, nama-nama bulan tetap tak dirubah. Makanya tidak heran jika kita melaksanaka puasa bulan Ramadan (panas) justru di bulan-bulan dingin. Dalam satu tahun, selisih Kalender Bulan dan Kalender Matahari adalah 11 hari. G. Sejarah Panjang Penanggalan Tunggal Masehi Yang dimaksud Kalender Tunggal oleh penulis dalam hal ini adalah tunggal tanggal dan tunggal hari. Tanggal 25 Desember 2015 itu hanya hari Jum at. Seluruh Dunia. Tak ada yang merayakan Natal 25 Desember 2015 hari Selasa, Rabu, Sabtu atau Minggu. Berbeda dengan umat Islam di Indonesia terlebih di dunia yang merayakan Idul Adha 1436 H ada yang Selasa, Rabu, Kamis, bahkan Jum at. Kemapanan itu butuh proses. Umat Nasrani ternyata melaksanakan Natal serempak tanggal 25 Desember setelah manusia tahu bahwa bumi ini benar-benar bulat. Artinya, ilmu pengetahuan dan kemajuan peradaban manusialah yang mengantarkan Kalender Masehi menjadi Tunggal dan diterima di seluruh dunia. Disamping kesepakatan di antara pemimpin mereka. Jika pada kenyataannya ada sisa kecil ketidaksepakatan hal itu dianggap wajar. Konsensus besar itu selalu meninggalkankan sisa. Gereja Ortodoks menerima Kalender Gregorian, tapi khusus untuk Natal, sampai sekarang mereka merayakan Natal tanggal 7 Januari, dua minggu lebih lambat walau harinya itu-itu juga. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 20

22 Menukil dari Irfan Anshari dalam blognya (Irfan Anshori Berbagi Ilmu -Kalender Masehi, online) Kalender Masehi awalnya dari Kalender Romawi. Dimulai dari pendirian kota Roma oleh Romulus dan Remus tahun 753 Sebelum Masehi (SM). Di tahun pendirian kota Roma itu ditetapkan sebagai tahun 1 AUC (Ab Urbi Condita = Sejak Kota Dibangun). Pada tahun 708 AUC, Kaisar Julius (Julius Caesar) memaklumkan tahun 708 AUC tersebut sebagai tahun 1 Julian (namanya sendiri) agar namanya dikenang sepanjang sejarah. Dan, perkiraan tahun Masehinya adalah 46 SM. Atas jasa Santo Paulus, ketika ajaran Nabi Isa AS yang murni tauhid itu hampir padam sekitar seabad setelah Isa Al Masih diangkat Allah SWT, Santo Paulus mencoba menghidupkan kembali ajaran Al-Masih dengan 1001 jurus agar bisa diterima oleh banyak kepercayaan dan keyakinan yang ada ketika itu. Dan ajaran Al Masih pun berkembang pesat di Eropa bahkan dijadikan agama resmi Kekaisaran Romawi setelah dikombinasikan antara ajaran Al Masih dengan kepercayaan Romawi dan Yunani kuno. Pada tahun 572 Julian, seorang pejabat tinggi kepausan Katholik Romawi yang bernama Dionisius Exiguus memberlakuan penanggalan Tahun Tuhan atau Anno Domini (AD); tahun Tuhan Yesus lahir. Dengan perkiraan menurut itung-itungan Diosinius, bahwa Nabi Isa AS lahir tahun 47 Julian. Berarti ketika itu, tahun 572 Julian, sama dengan 526 AD. Bandingkan dengan Kalender Hijriah, disepakati setelah 6 tahun wafatnya Rasulullah SAW. Kalender Julian mempunyai patokan bahwa 1 tahun itu 365, 25 hari atau 365 hari 6 jam dan kabisatnya 4 tahun sekali. Patokan ini ternyata ada selisih kelebihan 11 menit 14 detik (0,0078 hari) dari seharusnya. Jika di-maximize-kan, dalam 128 tahun ada selisih 1 hari, dalam 400 tahun ada selisih 3 hari. Pada tahun 1582, selisih dari kesalahan patokan Kalender Julian itu mencapai 10 hari, semestinya awal musim semi (vernal equinox) terjadi pada tanggal 21 Maret, ini terjadi 11 maret Berangkat dari situlah, Paus Gregorius XIII menugaskan kepada Christophorus Clavius agar memimpin komisi untuk mengoreksi Kalender Julian dengan mengacu kepada makalah ahli astronomi Universitas Perugia yang bernama Luigi Giglio yang berjudul: Novae Restituendi Calendarium. Hasil revisi itu kemudian disahkan oleh Paus Gregorius XIII melalui satu ketetapan yang sangat terkenal, yaitu ketetapan Calendarium Gregorianum. Hari Besar Santo Francis tanggal 4 oktober dijadikan momen berakhirnya Kalender Julian. Dan selanjutnya, tanggal dilompat sepuluh angka. Hari itu, Kamis 4 Oktober 1582, besoknya, Jum at 15 Oktober Lompatan 10 hari itu tentu saja menggegarkan Eropa. Tidak serta merta revisi Kalender Julian itu diterima di Eropa, terlebih oleh kalangan Protestan, Anglikan dan Orthodoks. Kerajaan-kerajaan Eropa yang penduduknya beragama Protestan, Anglikan dan Ortodoks tetap setia memakai Kalender Julian. Baru pada pertengahan abad 18, kerajaan-kerajaan Eropa yang menganut Protestan menerima Kalender Gregorian, itu artinya, sekitar 150 tahun sejak Kalender itu diberlakukan. Setelah kerajaan-kerajaan Eropa meyakini dengan sesungguhnya bahwa lompatan sepuluh hari revisi Paus Gregorius XIII itu bukan karena motif agama Katholik, tapi murni dari ketepatan peredaran bumi mengitari matahari. Murni dari kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Inggris mengakuinya pada tahun 1752, dengan menyatakan tanggal 2 September 1752 langsung disusul dengan 14 September Hal ini diberlakuakan juga di seluruh negeri jajahan Inggris. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 21

23 Negara Eropa timur yang mayoritas Kristen Ortodoks baru menerima Kalender Gregorian setelah perang dunia kesatu. Rusia memberlakukan Kalender Gregorian tahun 1918 dengan menyatakan bahwa 31 Januari langsung disusul 13 Februari Pemberontakan Revolusi Oktober yang dilakukan rakyat komunis terhadap Tsar Rusia terjadi tanggal 7 Nopember 1917 menurut Kalender Gregorian, kenapa dinamai Revolusi Oktober, karena waktu itu Rusia masih memberlakuakan Kalender Julian, di mana terjadi revolusi rakyat tanggal 25 Oktober Di Indonesia, karena masuknya Islam lebih dahulu dari Kristen, kalender hijriah sudah lebih dahulu digunakan oleh masyarakat Nusantara sejak masuknya Islam ke Indonesia seiring Islam menjadi agama mereka. Sampai awal abad 20, kalender hijriah dipakai oleh para raja di Nusantara. Bahkan raja Karangasem yang beragama Hindu, Ratu Agung Ngurah, berkirim surat ke Gubernur Jenderal Hindia Belanda Otto van Rees tahun 1894, masih menggunakan tarikh 1313 Hijriah. Secara resmi kalender Gregorian dipakai di Indonesia sejak tahun 1910 dengan berlakunya Wet op het Nederlandsch Onderdanschap, hukum yang mengatur keseragaman seluruh rakyat di Hindia Belanda. H. Umat Islam Belum Mempunyai Penanggalan Tunggal Bagi umat Islam sendiri, sepertinya, suka atau tidak suka, ada liku-liku panjang yang harus dilalui menuju Penanggalan Tunggal Hijriah; suatu Penanggalan di mana satu hari di sepakati oleh seluruh dunia Islam dengan hanya satu tanggal. Tak ada perbedaan. Nasionalisme adalah sikap positif yang harus dimiliki warga negara manapun, tapi nasionalisme selayaknya tidak mewarnai penanggalan hijriah. Kalender tunggal hijriah dibutuhkan untuk mengikat umat Islam seluruh dunia agar serempak dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Globalisasi sekarang belum mampu mengantarkan umat Islam pada sebuah kesadaran jamaah bahwa kita hidup di satu unit kesatuan bumi pengaruh dari pelaksanan rukyat yang memang rukyat itu sifatnya lokal. Kita masih butuh waktu agar bisa menginsyafi bahwa tawafnya bulan ke bumi dan bumi ke matahari adalah ciptaan Allah yang sangat kecil dibanding dengan jagat raya tanpa batas ciptaan- Nya. Allah SWT tidak menatap kita sebagai warga Indonesia atau Saudi Arabia. Allah SWT menatap kita sebagai khalifah di bumi yang harus beribadah sesuai aturan termasuk aturan waktu pelaksanaannya. Firman Allah SWT begitu jelas menyuruh kita bersatu dan harus berusaha menghindari berbedaan. Perbedaan di antara umat Islam yang semakin kentara ketika Idul Fitri dan Idul Adha akibat Globalisasi belum berhasil menyentuh para ulama dan pemimpin dunia Islam untuk mencari formula kesepakatan Global. Mungkin, menuju kearah kesadaran global justru harus diawali dari tiap individu muslim bahwa dirinya adalah hamba Allah Yang Esa dengan satu Risalah, satu Rasul, satu Al-Qur'an, satu Kiblat, satu Bumi dan satu Penanggalan. Tidak dipisah oleh teritorial negara. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 22

24 II PERSATUAN ISLAM A. Jangan Ragukan Toleransi di Indonesia Kita tak usah risau dengan perbedaan Idul Fitri dan Idul Adha dilihat dari sudut pandang toleransi. Faktanya, tak ada masjid yang ditimpuki batu dan jamaahnya dihajar oleh jamaah lain akibat perbedaan pelaksanaan Idul Fitri dan Idul Adha. Toleransi umat Islam sangat tinggi dalam menyikapi perbedaan. Penulis yakin, andai Pemerintah RI menetapkan Idul Fitri hari Senin tanggal X dan ada tariqat yang berlebaran hari Senin seminggu berikutnya, saking tolerannya, monggomonggo bae. Tapi, suasana seperti itu memberi citra negatif terhadap keagungan Idul Fitri dan Idul Adha, dan kepada Islam secara keseluruhan. Menurut penulis, jika merujuk kepada Al-Qur'an dan Sunah yang sangat menganjurkan persatuan dan kesatuan, Idul Fitri dan Idul Adha adalah syiar Allah dengan misi utama pencitraan Islam sebagai agama persatuan, kesatuan dan keutuhan. Kemajuan Ilmu Hisab sekarang, didukung peralatan canggih bidang optik seperti theodolit, binokuler, teleskop, dan banyaknya software pendukung, idealnya semua itu menjadi instrumen syariah yang mengantarkan kepada kebersamaan lebaran. Tapi kenyataannya lain, kemajuan ilmu hisab dan peralatan modern belum bisa mengantar kita kepada penetapan Idul Fitri dan Idul Adha yang sama. Lantas, apa yang salah dan di mana salahnya? Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat menetapkan awal Ramadan dan lebaran harus melihat hilal. Rasulullah SAW juga mengemukakan alasan kenapa harus dengan rukyat, yaitu kemampuan orang Arab dalam tulis-hitung peredaran bumi-bulan-matahari dan ilmu hisab sangat terbatas. Para ulama hanya memegang hadis keharusan melihat hilal dan ogah membuat sinkronisasi hadis lain yang sangat lebar memberi peluang kepada umat Islam untuk menggunakan hisab murni. Hisab murni adalah penetapan awal bulan berdasarkan ijtima atau konjungsi. B. Satu dan Persatuan; Esensi Nilai dalam Islam Islam adalah agama tauhid yang menyatakan: إ ل اهلل و ح ده إ ل و ل ل و ك ل ر ي Tiada Tuhan selain Allah. Yang Satu. Tiada sekutu bagi-nya. Ada beberapa esensi nilai dalam Islam, di antaranya: 1. Kebenaran. 2. Kemaslahatan. 3. Keadilan. 4. Persatuan. 5. Toleransi. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 23

25 Kelimanya harus seiring-sejalan sebagaimana yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Dalam konteks Persatuan, Allah menurunkan syariat Islam senantiasa menitikberatkan kepada essensi nilai persatuan itu sendiri. Contoh, kita bisa memperhatikan firman Allah tentang keharusan menghadap kiblat dalam salat. ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈڈ ژ ژ ڑ ڑک ک ک ک گ گ Dan dari mana saja kamu (keluar), Maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Redaksi penggalan ayat tadi terulang tiga kali dalam Al-Qur an. Yaitu surat Al Baqarah ayat 144, 149 dan 150. Salat yang merupakan ibadah mahdoh (يحضح) diposisikan tidak sebagai ibadah ritual belaka tapi diberi fungsi sosial, politik dan pengetahuan. Allah SWT dan Rasulullah SAW menyuruh agar salat dilaksanakan secara berjamaah. Banyak hikmah yang terkandung dalam berjamaah salat, diantaranya: memupuk rasa persatuan, persaudaraan dan kepemimpinan. Juga tentang keharusan menghadap kiblat, nilai filosofi persatuan dan kesatuan sangat ditonjolkan sekali. Dalam Islam, Ka bah dijadikan salah satu simbol persatuan dan kesatuan umat yang tak dimiliki oleh agama mana pun di dunia. Dari syarat sah salat umat Islam disuruh belajar matematika dan astronomi. C. Simbolisme Persatuan; Sebuah Keberatan dalam Kemudahan Di antara prinsip dalam Tasyri ul Islam adalah Adamul Haraj; meniadakan kesulitan. Ketika kesulitan semakin sempit dan tak menemukan solusinya, maka mudahkanlah karena hakikatnya Islam itu mudah. Dalam kaidah Usul Fikih dikatakan: إ ذ ا ض ا ق ا ل م ر ف ات س ع Jika sempit suatu urusan maka luaskanlah. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran. 1. QS Al Maidah: 6 ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 24

26 2. QS Al Hajj: 78 ڻ ڻ ە ە ہہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ے ے Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu dan Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan 3. QS Al Baqarah:185. ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻە ە ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھ ے ے ے ے (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Tetapi, dalam pengamatan penulis, justru ada pemberatan (Al Haraj) yang ekstrem, kaku dan tak bisa ditawar lagi ketika Allah mewajibkan salat yang begitu elastis aturannya dihubungkan dengan harus menghadap kiblat sebagai simbol Persatuan dan Syiar. Salat harus menghadap kiblat. Allah SWT berfirman dalam QS Al Baqarah: 144. ڱ ڱ ں ں ڻ ڻڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہ ھ ھھ ھ ے ے ے ے Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 25

27 Di antara kita banyak yang mempunyai pengalaman dan menemukan sebidang tanah wakaf untuk pembangunan masjid yang tak teroptimalkan karena masjid harus menghadap kiblat. Di Indonesia, jalan yang melintang utara-selatan dan masjid di sebelah timurnya, menurut kaidah arsitektur dan estetika, masjid seharusnya menghadap ke barat dan salat menghadap ke timur seperti gereja dan tempat ibadah lainnya. Tapi tidak dalam Islam. Bagaimana pun situasi dan kondisi tanah, masjid harus tetap menghadap kiblat. Juga ketika umat Islam memakamkan saudaranya harus menghadap kiblat bagaimana pun kontur tanahnya. Ini sebuah Pemberatan dari Al-Khaliq kepada mahluk untuk sebuah Simbolisme Persatuan. Rasulullah SAW menganjurkan bahwa pelaksanaan lebaran itu harus serempak supaya kebesaran dan persatuan Islam tampak. Rasulullah SAW bersabda: ر بن أ ب ع ح دث ن ا م م د ب ن ع م د ع ن أي و ب ع ن م م مح ا د ب ن ز ي ر م: ا ل فط اهلل ص ل ى اهلل عل ي و و سل إبن ماجو: ( ر م ب د ي و م س حا ق ب ن ع ي سى ح دث نا ئ ح دث ن ا إ ر ة ق ا ل: ق ال ر س و ل ر ي سي ي ن ع ن أ ب ى ر و ن و ا ل ض حى ي و م ت ضح و ن )سنن ت فط ال م ق ر ن Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Umar bin Abi Umar Al Mukri, telah bercerita kepada kami Ishak bin Isa, telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid, dari Ayyub, dari Muhammad bin Sirin, dari Abi Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : Idul Fitri adalah hari kalian beridul fitri, Idul Adha adalah hari kalian beridul adha. Ibnu Majah memberi penjelasa khusus akan hadis ini: رح: ( الفطر يوم تفطرون ) الظاىر أن معناه أن ىذه ا لمور ليس لآلحاد فيها دخل وليس هلم التفرد فيها بل على اآلحاد اتباعهم لإلمام واجلماعة ا لمر فيها إىل اإلمام واجلماعة. وجيب Penjelasan: Yang dimaksud dengan Idul Fitri kalian adalah di hari kalian beridul Fitri, maksudnya: masalah lebaran bukan masalah individu dan tidak diperkenankan untuk sendiri-sendiri. Urusannya diserahkan kepada imam dan jamaah. Tiap individu harus mengikuti imam dan jamaah. Tidak mudah menyatukan perbedaan pemahaman akan hadis ini di zaman sekarang. Semangat hadis ini adalah keserempakan dalam pelaksanaan lebaran. Tapi ketika kita ingin melaksankannya secara serempak hampir tidak bisa. Dalam konteks Indonesia sekarang, imam dan jamaah mempunyai interpretasi berbeda di tiap kelompok. Dalam cakupan Indonesia, Muhammadiyah yang sering berbeda dalam penetapan awal Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 26

28 Ramadan dan lebaran harus mengikuti keputusan resmi Menteri Agama RI sebagai imam dan mayoritas warga negara Indonesia sebagai jamaah. Tapi dalam cakupan global di mana kita sekarang tak bisa mengelak dari globalisasi, Indonesia harus mengikuti Timur Tengah karena jamaah di sana lebih banyak. Kedewasaan umat Islam diuji ketika terjadi perbedaan pendapat. Tuntutan agar perbedaan tidak menimbulkan berbagai konflik, baik secara vertikal dan horizontal, menuntut para cendekiawan muslim untuk berpikir lebih jernih terhadap persoalan umat yang dapat menimbulkan konflik meskipun pada tataran praktik, perbedaan tersebut dilandasi oleh semangat mempertahankan kebenaran berdasarkan ilmu dan kemampuan masing-masing yang dimiliki. Pada kenyataannya, perbedaan tersebut dapat menimbulkan kebingungan pada umat bahkan dapat menjadi penghambat bersatunya umat di tengah kompleksitas budaya. Kita mendengar serta menyaksikan umat seperti terkotak-kotak dalam kebingungan oleh perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya. Oleh karena itu diperlukan adanya suatu penjelasan dan pedoman yang dapat digunakan oleh semua pihak untuk memahami tentang penentuan hari raya bagi umat Islam. Sebagai umat Rasulullah SAW di mana beliau penganjur utama persatuan dan kesatuan umat, kita harus banyak belajar, mengkaji dan meneliti. Apa dan harus bagaimana agar berlebaran baik Idul Fitri atau Idul Adha serempak, semarak dan semerbak. Cahaya Islam dengan segala keagungannya lebih kuat memancar dari Syiar Idul Fitri dan Idul Adha ini. Sikap Jumud (statis) dalam pemikiran harus kita hindari. Sikap itulah yang mengantar kita kepada satu posisi di mana kita banyak tertinggal dari orang lain di berbagai aspek; ekonomi, teknologi, pendidikan, manajemen, militer termasuk keagamaan sendiri. Menerima konsep pemikiran para ulama salaf tidaklah semestinya menolak konsep dan pemikiran baru yang datang kemudian. Itu sama dengan memasung diri untuk maju. Konsep Tafaqquh fid Dien justru Pengetahuan Keagamaan Islam mengharuskan tanggap akan kemajuan ilmu pengetahuan yang sedemikian melesat cepat. Karena, kebenaran Al-Quran di antara pembuktiannya adalah: Ilmu Pengetahuan itu sendiri. Idul Fitri dan Idul Adha bukan hanya sekedar memakai baju baru atau memasak masakan lezat. Idul Fitri terlebih Idul Adha adalah Iklan Tuhan untuk Persatuan dan Kesatuan Islam di muka bumi ini. Isu global mutlak menuntut apapun itu untuk menyesuaikannya. Termasuk dalam pelaksanaan Idul Fitri dan Idul Adha. Karena globalisasi, kita umat Islam semakin ditelanjangi bahwa kita belum bisa mengatasi perbedaan ini. Ketika terjadi perbedaan di antara umat, para tokoh sejak tingkat kampung sampai tokoh nasional segera membalut luka akibat perbedaan itu dengan sebuah hadis palsu: Perbedaan umatku itu adalah rahmat! رمح ة أ مت ف خت ال ا Abdurrozzak Al Mahdi, pentahsis hadis pada Tafsir Al-Jami li Ahkamil Quran karya Al-Qurthubi (1997: 4/156) menyatakan bahwa hadis tersebut tidak ada sumbernya. Perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran yang terus terjadi dan akan terus terjadi seperti sebuah proses mencari jawaban dari sebuah tugas besar. Ayat Al-Quran sudah sedemikian terbuka Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 27

29 di depan kita, hadis-hadis Rasulullah SAW tentang hal itu juga sudah ada di genggaman tangan umat Islam, juga kemajuan teknologi hisab sedemikian mudah setiap orang bisa menggunakannya. Solusinya tinggal menyepakati metode apa yang paling pas untuk kita yang hidup di zaman canggih ini agar serempak dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran tanpa melanggar. Dalam hal ini Kementerian Agama RI yang harus terus dan terus menjemput bola pemikiran dari seluruh pribadi dan ormas Islam yang peduli terhadap persoalan besar umat Islam ini untuk. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 28

30 III PERBEDAAN LEBARAN A. Allah SWT dan Rasulullah SAW Menghendaki Lebaran Serempak Satu, bersatu, dan kesatuan adalah nilai yang sangat dijunjung tinggi dalam Islam. Satu Tuhan, satu Rasul, satu Al-Quran, dan satu Kiblat. Allah SWT menyuruh agar kita berpegang kuat terhadap Islam dan jangan terpecah belah. Demikian juga dalam berlebaran, kita diharuskan serempak dalam pelaksanaannya, baik Idul Adha atau Idul Fitri. Rasulullah SAW bersabda: ذ ك ر ح د ث ن ا م م د ب ن ع ب ي د ح د ث ن ا مح اد ع ن م م د ب ن ال م ن ك د ر ع ن أ ب ى ر ي ر ة الن ب صلى اهلل عليو وسلم ف يو ق ال «و ف ط ر ك م ي و م ت ف ط ر ون و أ ض ح اك م ي و م ت ض ح ون و ك ل ع ر ف ة م و ق ف و ك ل م ن م ن ح ر و ك ل ف ج اج م ك ة م ن ح ر و ك ل ج ع )أبو داود: م و ق ف. ( Bercerita kepada kami Muhammad bin Ubaid, bercerita kepada kami Hammad, dari Muhammad bin Munkadir, dari Abi Hurairah, ia menuturkan Nabi SAW dalam lebaran. Beliau bersabda: Idul Fitri kalian adalah di hari kalian beridul Fitri. Idul Adha kalian adalah di hari kalian beridul Adha. Seluruh Arafah tempat wukuf, seluruh Mina tempat menyembelih, seluruh jalanan Makkah tempat menyembelih, seluruh Muzdalifah tempat wukuf. (HR. Abu Daud: 2326) Hadis ini dinyatakan sahih oleh Syekh Albani. Hadis yang senada juga terdapat dalam HR. Ibnu Majah: Bahkan beliau memberi komentar (1990: 1/344), Idul Fitri kalian adalah di hari kalian beridul Fitri, maksudnya: Masalah Idul Fitri bukan masalah individu dan tidak diperkenankan untuk sendiri-sendiri. Urusannya diserahkan kepada imam dan jamaah. Permasalahan sekarang tentu berbeda dengan permasalah di zaman Rasulullah SAW. Memahami hadis ini juga berbeda dan tidak sesederhana antara zaman Rasulullah SAW, zaman Ibnu Majah ( H/ M), dan zaman kita di era global sekarang. Kondisi lebaran pada zaman Rasulullah SAW: 1. Ada Rasulullah SAW sebagai pemimpin tunggal. 2. Masyarakat terbatas di Madinah dan sekitarnya. 3. Tidak terkotak oleh golongan dan aliran. 4. Komunikasi dari mulut ke mulut dengan lingkup sebaran informasi yang terbatas. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 29

31 Karena terbatas dan sederhananya masalah, umat Islam bisa lebaran secara serempak. Berbeda dengan sekarang. Ketika Rasulullah SAW bersabda sepaya umat Islam berlebaran secara serempak, kita umat Islam hampir tidak bisa melaksanakannya. Sebabnya: 1. Pemahaman pemimpin beragam; pemerintah, ormas, kiai. 2. Masyarakat muslim sedemikian kompleks dan tersebar di seluruh dunia. 3. Terkotak-kotak oleh batas negara, golongan, dan aliran. 4. Komukasi dan informasi tanpa sekat dan batas. Terlepas dari itu semua, berlebaran serentak dan umat Islam mempunyai kalender tunggal seperti umat Nasrani sudah menjadi cita-cita dan terhujam dalam diri setiap umat Islam. Sumbangsih pemikiran dari semua hamba Allah SWT yang memiliki kemampuan untuk mewujudkannya seharusnya diakomodir oleh pemerintah. B. Perbedaan Bukan Karena Selisih Hasil Perhitungan Ilmu Falak Keteraturan benda langit yang berjalan pada porosnya adalah di antara kesempurnaan dari tanda keagungan Allah SWT. Terutama interaksi bulan sebagai planet bumi mengitari bumi yang dijadikan patokan penanggalan umat Islam. Allah SWT berfirman dalam QS. Yasin: 39. ي ۆ ي ۆ ي ۇ ي ۇ ي و ي و ي ە ي ە Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Keteraturan bulan dan bumi yang berjalan pada porosnya, dipadukan kemampuan umat manusia dalam menghitung gerak dan laju bulan dan bumi, serta kemajuan teknologi di bidang ruang angkasa dan optik telah mengantarkan kita umat manusia sekarang dalam peradaban pengetahuan ilmu falak dengan akurasi yang sangat tinggi. Seiring perjalanan waktu, kemajuan teknologi dan kelengkapan data mengantarkan akurasi kitab panduan hisab terakhir lebih akurat jika dibanding kitab panduan hisab sebelumnya. Panduan Hisab Nurul Anwar karya KH. Nur Ahmad Shidiq Jepara ( ) memiliki akurasi yang lebih tinggi dibanding kitab panduan hisab Sullamu al Munayirain karya KH. Muhammad Manshur bin Abdul Hamid Jakarta ( ). Jika 40 tahun yang lalu menghitung arah kiblat, waktu salat, gerhana dan kemunculan hilal menggunakan panduan kitab falak terasa sulit, sekarang dengan berbagai software falak siapa pun bisa mengetahui semua itu dengan mudah dilengkapi dengan visualnya. Kita bisa mengetahui kemunculan hilal untuk ratusan tahun mendatang di berbagai tempat di belahan dunia. Jika kita menggunakan software falak seperti Accurate Time, stellarium, Mawaqit, New Comb, Almanac Nautica, Astronomical Almanac dan lainnya, hasil data hisab yang diperoleh dari berbagai software tersebut menyajikan angka-angka yang hampir sama. Artinya, kemajuan teknologi dan kemampuan menghitung umat manusia terhadap benda langit (hisab) telah sampai kepada titik ketepatan. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 30

32 Kita bisa mendapat data hisab ratusan tahun yang lalu dan dan ratusan tahun mendatang. Contoh: Tahun Ramadan 1945 Ijtima Rabu, 8 Agustus 1945 Jam 07:32 WIB Usia Bulan di Jakarta : +10H 23M Tinggi Bulan di Jakarta : +04 :47':37" 1 Ramadan 1364 H : Kamis, 9 Agustus Ramadan 1364 H : Jum at, 17 Agustus 1945 Tahun Ramadan 1467/2045 Ijtima: Jum at, 14/07/2045 Jam 17:28 WIB Jum at, 14/07/2045 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :33':24" +02 :39':13" Usia Bulan +00H 25M +05H 41M Sabtu, 15/07/2045 Tinggi Bulan +13 :29':58" +13 :41':17" Usia Bulan +24J 25M +29J 41M 1 Syawal 1467/2045 Ijtima: Ahad, 13/08/2045 Jam 00:39 WIB Sabtu, 12/08/2045 Jam 20:39 Waktu Makkah Ahad, 13/08/2045 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +08 :52':16" +07 :43':26" Usia Bulan +17J 16M +22J 16M 1 dan 10 Zulhijah 1467/2045 Ijtima: Selasa, 10/10/2045 Jam 17:37 WIB Selasa, 10/10/2045 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -02 :01':43" -02 :39':39" Usia Bulan +00J 10M +04J 26M Rabu, 11/10/2045 Tinggi Bulan +10 :40':57" +06 :33':37" Usia Bulan +24J 10M +28J 25M Semua data di atas diambil dari Accurate Time dari Islamic Crescents Obsevation Project (ICOP). Ini kemajuan peradaban manusia dalam ilmu hisab yang semestinya jadi patokan penetapan awal Ramadan dan lebaran. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 31

33 Allah SWT berfirman dalam QS Yunus: 5. ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉې ې ې ې ى ى ي اي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Kita sekarang sudah sampai kepada peradaban hisab yang dimaksud ayat di atas. Rasulullah SAW menetapkan awal Ramadan dan lebaran dengan rukyat karena pengetahuan hisab masih terbatas. Ketika hisab menetapkan telah terjadi ijtima maka kita sudah masuk bulan baru. Titik. Contoh Telaah Kasus Tahun Ramadan 1467/2045 Ijtima: Jum at, 14/07/2045 Jam 17:28 WIB Jum at, 14/07/2045 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :33':24" +02 :39':13" Usia Bulan +00J 25M +05J 41M Pengetahuan manusia dalam hisab sudah mengetahaui bahwa bulan baru (new moon) telah terjadi pada Jum at, 14/07/2045 Jam 17:28 WIB atau 25 menit sebelum Gurub atau tenggelam matahari. Malam Sabtu berarti malam pertama Ramadan dan Sabtu, 15/07/2045 M adalah 1 Ramadan 1467 H. Mudah dan pasti. Dari data di atas akan melahirkan permasalahan akibat berbagai interpretasi terhadap hadis Rasulullah SAW. 1. Teori Wujudul Hilal (WH) akan menetapkan 1 Ramadan hari Ahad karena hilal di bawah ufuk (-00 :33':24"). Penulis tidak mengerti, jika teori WH mengklaim berdasar kepada metode hisab, kenapa harus ada syarat di atas ufuk +00 0? Syarat hilal di atas ufuk sudah berbau rukyat. Jika memilih metode hisab gunakan hisab secara murni, jika menggunakan rukyat gunakan rukyat sesuai sunah Rasulullah SAW. 2. Teori Imkanur Rukyat (IR) akan menetapkan 1 Ramadan hari Ahad karena hilal tidak mungkin terlihat. Permasalahan terjadi jika tingggi hilal Tingggi hilal tak mungkin bisa di amati meskipun menggunakan alat bantu tapi teori IR akan menetapkan awal bulan jika tingggi hilal Di Saudi Arabia penetapan awal Ramadan dan lebaran berdasarkan metode rukyat. Tinggi hilal +02 :39':13" tak mungkin diamati. Tapi melihat data empiris, juru rukyat Saudi Arabia pernah menetapkan awal Ramadan dan lebaran ketika hilal di bawah ufuk. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 32

34 Hisab Pasti : Sabtu, 15 Juli 2045 Imkanur Rukyat : Ahad, 16 Juli 2045 Wujudul Hilal : Ahad, 16 Juli 2045 Rukyat Saudi : Sabtu, 15 Juli 2045 Sekali lagi, jika kita menggunakan software lain, kita akan mendapatkan data angka yang relatif sama. Ini artinya, umat manusia sudah sampai dalam peradaban pengetahuan yang tinggi dalam hisab. Perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran bukan karena teori perhitungan tapi perbedaan memahami dan menafsirkan dalil hukum yang bersumber dari Al-Quran dan sunah Rasulullah SAW. C. Kenapa Umat Islam Lebaran Berbeda? Umat Islam di Indonesia terlebih di dunia setiap lebaran selalui menyaksikan perbedaan ketika penetapan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha. Kondisi seperti ini telah lama berlangsung dan akan terus berlangsung. Kita memuji syukur, perbedaan lebaran yang terjadi di antara kita tak melahirkan benturan horizontal antar umat Islam yang berbeda akibat kedewasaan berpikir dan rasa toleran yang tinggi. Tapi, dari sudut syiar dan nilai peratuan, perbedaan itu sangat disayangkan. Berbagai pihak telah berusaha mengerahkan segenap kemampuan intelektual agar lebaran itu bisa dilaksanakan secara serempak. 1. Tidak Komprehensif dalam Memahami Sumber Hukum Umat Islam sedunia sangat merindukan berlebaran serempak. Kerinduan masyarakat awam terhadap serempak lebaran berakhir dengan ketidakmengertian dan bertanya dalam hati, Kenapa lebaran beda? Kerinduan masyarakat berpendidikan dan pimpinan ormas keagamaan akan lebaran serempak berakhir dengan banyak pertanyaan ketika pada kenyataan lebaran berbeda, Kenapa mereka demikian? kenapa mereka tidak mengikuti kita? Perselisihan dalam satu urusan termasuk penetapan awal bulan semestinya dikembalikan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. Annisa: 59. ي ۈ ي ې ي ې ي ې ي ى ي ى ي ى ی ی یی ي ج ي ح ي م ي ى ي ي بج بح بخ بم بى بي تج تح تختم تى تي ثج ثم ثى Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benarbenar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Dalam penetapan awal bulan, para ulama yang tergabung di berbagai ormas bersama pemerintah mengaku bahwa mereka telah bertindak benar dan mengembalikan apa yang diputuskannya kepada Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 33

35 Al-Quran dan Sunah. Lantas, kenapa ketika semuanya merasa sudah berusaha mengembalikan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW masih terjadi perbedaan penetapan awal bulan? Dari ayat tadi kita bisa membuat silogisme hipotesis: Jika berselisih dalam satu urusan kembalikanlah kepada Allah SWT (Al-Quran) dan Rasulullah SAW (Sunah). Sudah dikembalikan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW tapi tetap berselisih. Di antara hipotesisnya: 1. Kita mengembalikan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW tidak komprehensif. 2. Pengetahuan kita parsial dan tidak utuh dalam memahami konteks. 3. Ada muatan lain selain mencari kebenaran. Supaya umat Islam berlebaran serempak di tengah perselisihan yang terus terjadi, umat Islam (ulama dan pemerintah) harus mengembalikan persoalan ini kepada Al-Quran dan Sunah secara konprehensif dengan mengedepankan pikiran konstruktif: bagaimana kita bisa lebaran serempak sebagaimana yang diperintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sumber hukum Islam yang utama ada dua, yaitu Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW. a. Ayat Al-Quran tentang Puasa dan Penanggalan 1. QS Al Baqarah: 185 ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻە ە ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھ ے ے ے ے (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Penjelasan 1. Para mufasir menjelaskan kalimat: ە ہ ہ ہ ہھ Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 34

36 barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, Tidak ada yang memberi pemahaman dengan: barangsiapa di antara kamu menyaksikan bulan, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. 2. Bagi orang mukmin, tidak ada kesulitan dalam pelaksnaan puasa. Bagi yang sakit atau sedang bepergian tidak usah memaksakan puasa. Allah SWT memberi kita keringanan dengan mengulangnya di hari lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Yang kita rasakan sekarang, kesulitan terjadi bukan pada perintah puasanya, tapi ketika kita menentukan awal pelaksanaan puasa dan akhirnya. Bukan kesulitan sebenarnya, tapi kebingungan umat. Umat Islam belum bisa serempak dalam penetapan waktunya; satu hari, satu tangggal, seluruh dunia. Allah SWT tidak menghendaki kesulitan bagi kita. Umat Islam harus mencari formula yang paling mudah dan global sehingga umat Islam serempak dalam penetapan awal bulan dan lebaran. 2. QS. Al Baqarah: 189. ے ے ے ے Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Ahillah (أهه ح) adalah bentuk jama dari Hilal.(هالل) Imam Hakim ( H/ M) dalam Al Mustadrak (1990:584) meriwayat hadis tentang Hilal. ر ن ا م ك رم ب ن أ مح د ال قا ضي ثنا أ مح د ب ن حي ا ن ب ن م ال عب ثنا أ ب و عاص م أ خب ي اهلل عن ه ما : أ ن ر س و ل ر رض ع ع ن ابن ع م ثنا ع ب د ال عز ي ز ب ن أ ب ر و ا د ثنا ن اف ل ا ل ىل ة م و اق ي ت ف إذ ا ر أ ي ت م وه صل ى اهلل عليو و سلم ق ا ل : إ ن اهلل ق د ج ع اهلل Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 35

37 ف ص و م و ا وإ ذ ا ر أ ي ت م وه ف اف ت ز ي د عل ى ث الث ي روا ف إ ن ط ر وا عل موا أ ن د روا ل و ف اق ك م عل ي غ م ل ا ل ه )ىذا حديث صحيح اإلسناد على رطهما ومل خيرجاه وعبد العزيز بن أ ب رواد عابد جمتهد ريف البيت( Mukrim bin Ahmad Al Qadhi telah memberitahu kami, telah bercerita kepada kami Ahmad bin Hayyan bin Mulaib, telah bercerita kepada kami Abu Ashim, telah bercerita kepada kami Abdul Aziz bin Abi Rawad, telah bercerita kepada kami Nafi dari Ibnu Umar RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah telah menjadikan hilal sebagai tanda-tanda waktu. Jika kalian melihatnya maka puasalah, jika kalian melihatnya maka berlebaranlah. Jika kalian diliputi mendung maka perkirakanlah. Ketahuilah bahwa bulan itu tak lebih 30 hari. (Ini hadis bersanad sahih memenuhi yang disyaratkan oleh Bukhari dan Muslim. Keduanya tak mencantumkan (dalam kitab sahihnya). Abdul Aziz bi Abi Rawad adalah seorang ahli ibadah dan mujtahid di Masjidil Haram) 3. QS Yasin: ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉ ې ېې ې ى ى ي ا ي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ ي ۇ ي ۆ ي ۆ ي ۈ ي ۈ ي ې ي ې ي ې ي ى ي ى ي ى ی ی یی ي ج ي ح ي م ي ى ي ي Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam; Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan. Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Kita sebagai makhluk Allah SWT yang tinggal di bumi menatap bulan dan matahari sebagai benda langit yang utuh. Terjadinya malam dan siang karena berinteraksinya bulan-bumi-matahari. Tapi tidak ketika kita menatap bumi yang kita tinggali. Mungkin karena kecilnya kita dan terbatasnya jangkauan ilmu pengetahuan dibanding dengan besarnya bumi yang kita huni, kita menatap planet bumi ini terkotak-kotak oleh banyaknya batasan; teritorial, negara, ekonomi, politik, dan mazhab. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 36

38 Bahkan ketika kita masuk peradaban teknologi seperti sekarang, ketika bumi yang besar ini terasa kecil seperti bola karena teknologi komunikasi yang membuat arus informasi tanpa sekat, kita masih mengkotakkan bumi ini seperti tanah kavling; bukan sebagai satu bumi yang utuh sebagaimana kita menatap bulan dan matahari. b. 8 (Delapan) Pengelompokan Hadis tentang awal Ramadan dan lebaran Agar kita bisa keluar dari perselisihan dalam penetapan awal bulan dan lebaran, hal yang harus kita lakukan adalah mengkaji seluruh hadis Rasulullah SAW tentang puasa dan lebaran yang terdapat dalam kitab-kitab hadis. Kita juga harus mengembangkan pemahaman hadis Rasulullah SAW secara siyaki ( (س اق atau kontekstual disamping memahaminya secara nash ( ص ) atau tekstual. Penulis telah membaca kitab-kitab hadis Rasulullah SAW karya para salafus shalih tentang puasa. Di antara kitab-kitab hadis tersebut adalah: 1. Sahih Bukhari 2. Sahih Muslim 3. Sunan Abu Daud 4. Sunan Turmuzi 5. Sunan Ibnu Majah 6. Sunan Nasa i 7. Muwattha Imam Malik 8. Al Mustadrak Imam Hakim Umumnya, ketika kita membaca hadis tentang puasa, di dalamnya terdapat juga cara penetapan awal puasa, lebaran dan kejadian-kejadian yang berhubungan dengan lebaran di zaman Rasulullah SAW dan para sahabat. Dari ratusan hadis yang terdapat dalam kitab-kitab tersebut. Secara tematis penulis mengklasifikasikan hadis tentang puasa dalam 8 (delapan) kelompok. Untuk setiap kelompok penulis cantumkan masing-masing 2 hadis. 1. Lebaran Harus Serempak ح د ث ن ا م م د ب ن ع ب ي د ح د ث ن ا مح اد - ف ح د يث أ ي وب - ع ن م م د ب ن ال م ن ك د ر ع ن أ ب ى ر ي ر ة ذ ك ر الن ب صلى اهلل عليو وسلم ف يو ق ا ل: و ف ط ر ك م ي و م ت ف ط ر ون و أ ض ح اك م ي و م ت ض ح ون و ك ل ع ر ف ة م و ق ف و ك ل م ن م ن ح ر و ك ل ف ج اج م ك ة م ن ح ر و ك ل ج ع م و ق ف ( )أبو داود: Bercerita kepada kami Muhammad bin Ubaid, bercerita kepada kami Hammad, - dalam hadis Ayyub- dari Muhammad bin Munkadir, dari Abi Hurairah, ia menuturkan Nabi SAW dalam lebaran. Beliau bersabda: Idul Fitri kalian adalah di hari kalian beridul Fitri. Idul Adha kalian adalah di hari kalian beridul Adha. Seluruh Arafah tempat wukuf, seluruh Mina tempat menyembelih, seluruh jalanan Makkah tempat menyembelih, seluruh Muzdalifah tempat wukuf. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 37 ر ب ن دث ن ا م م د ح ر بن أ ب ع م ال م ق ر ئ ع م س حا ق ب ن ع ي سى ح دث نا ح دث ن ا إ..

39 د ع ن أي و ب مح ا د ب ن ز ي اهلل ص ل ى اهلل عل ي و و إبن ماجو: ( م: سل ع ن م م د ب ن ر ي و م ا ل فط سي ي ن ع ن ر و ن و ا ل ت فط ر ة ق ا ل: ق ال ر س و ل ر ي أ ب ى ض حى ي و م ت ضح و ن )سنن Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Umar bin Abi Umar Al Mukri, telah bercerita kepada kami Ishak bin Isa, telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid, dari Ayyub, dari Muhammad bin Sirin, dari Abi Hurairah, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah SAW : Idul Fitri adalah hari kalian beridul fitri, Idul Adha adalah hari kalian beridul adha. 2. Larangan Puasa di Hari Syak (keraguan) ح د ث ن ا م م د ب ن ع ب د الل و ب ن ن ي ح د ث ن ا أ ب و خ ال د ا ل مح ر ع ن ع م ر و ب ن ق ي س ف أ ت ى ع ن أ ب إ س ح اق ع ن ص ل ة ق ال ك ن ا ع ن د ع م ار ف ال ي و م ال ذ ى ي ش ك ف يو ب ش اة ف ت ن ح ى ب ع ض ال ق و م ف ق ال ع م ار م ن ص ام ى ذ ا ال ي و م ف ق د ع ص ى أ ب ا ال ق اس م صلى اهلل عليو وسلم ( )سنن أبو داود: Bercerita kepada kami Muhammad bin Abdillah bin Numair, Bercerita kepada kami Abu Khalid Al Ahmar, dari Amar bin Qais, dari Abi Ishak, dari Shilah, ia berkata: Kami pernah bersama Ammar pada satu hari yang diragukan (syak). Maka dihidangkanlah kambing dan sebagian orang menyingkir. Ammar berkata: siapa yang puasa hari ini, sungguh ia durhaka kepada Abu Qasim (Rasulullah SAW) ر ع ن ع مرو د ا ل ج ح دث ن ا أ ب و خا ل د ا ل مح د ع ب د اهلل ب ن س ع ي ح دث ن ا أ ب و سع ي ر : ق ال كن ا عن د ع ما ر ب ن س ح ق ع ن ص ل ة ب ن ز ف ع ن أ ب إ س ال م الئي ب ن ق ي صائ م ف قا ل م صل ي ة ف قا ل كل وا ف ت ن حى ب ع ض ال ق وم ف قا ل إ ن شاة ى ب ي ا س ر ف أ ت ع ما ر م ن صا م ال ي و م ال ذي ي شك ب و الن ا س ف ق د ع صى أ ب ا ال قاس م ص ل ى اهلل عليو وسلم )سنن الرتمذي: ( Bercerita kepada kami Abu Said Abdullah bin Said Al Asyaj, bercerita kepada kami Abu Khalid Al Ahmar, dari Amar bin Qais Al Mula i, dari Abi Ishak, dari Shilah bin Zufar, ia berkata: Kami pernah bersama Ammar bin Yasir dan dihidangkan kambing yang dibakar. Ia berkata: Makanlah! Maka orang menyingkir dan berkata: aku puasa. Maka Amar berkata: Siapa yang puasa di hari ragu (syak), sungguh ia durhaka kepada Abu Qasim (Rasulullah SAW) Hari Syak: hari yang mengandung keraguan apakah hari terakhir tanggal 30 atau hari pertama tanggal 1 di bulan baru... Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 38

40 3. Larangan Puasa di Hari Raya و ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي ق ال ق ر أ ت ع ل ى م ال ك ع ن م م د ب ن ي ي ب ن ح ب ان ع ن ا ل ع ر ج ع ن أ ب ى ر ي ر ة رضى اهلل عنو أ ن ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم ن ه ى ع ن ص ي ام ي و م ي ي و م ا ل ض ح ى و ي و م ال ف ط ر.)مسلم: ) Bercerita kepada kami Yahya bin Yahya, ia berkata: Aku membacakan kepada Malik, dari Muhammad bin Yahya bin Hibban, dari Al A raj, dari Abi Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW melarang puasa dua hari, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri. ح د ث ن ي ي ع ن م ال ك ع ن م م د ب ن ي ي ب ن ح ب ان ع ن ا ل ع ر ج ع ن أ ب ى ر ي ر ة أ ن ر س ول الل و ص ل ى الل و ع ل ي و و س ل م ن ه ى ع ن ص ي ام ي و م ي ي و م ال ف ط ر و ي و م ا ل ض ح ى )موطأ مالك: ) Bercerita kepadaku Yahya, dari Malik, dari Muhammad bin Yahya bin Hibban, dari Al A raj, dari Abi Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW melarang puasa dua hari, yaitu Idul Adha dan Idul Fitri. 4. Jumlah Hari dalam Satu Bulan 29 dan 30. Penentuan Awal Ramadan dan Idul Fitri Harus Melihat Hilal. Jika Tidak Berhasil Sempurnakan 30 Hari ي ر رض د ا هلل ب ن ع م ح دث ن ا عب د اهلل ب ن م سل مة ع ن مال ك ع ن ن اف ع ع ن عب ر ر م ضا ن ف قا ل ل ت ص و م وا اهلل ع ن ه ما أ ن ر س ول اهلل صل ى اهلل عليو وسلم ذ ك ر وه ف إ ن غ م عل ي ك م ف اق د روا ل و )صحيح روا ح ت ت ط ر وا اهل ال ل و ل ت ف ح ت ت البخاري: ( Bercerita kepada kami Abdullah bin Maslamah, dari Malik, dari Nafi, dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bercerita tentang Ramadan. Beliau bersabda: Kalian jangan puasa hingga melihat hilal, dan jangan beridul fitri hingga melihatnya. Jika mendung meliputi kalian maka ukurlah. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح د ث ن ا أ ب و أ س ام ة ح د ث ن ا ع ب ي د الل و ع ن ن اف ع ع ن اب ن ع م ر رضى اهلل عنهما أ ن ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم ذ ك ر ر م ض ا ن ف ض ر ب ب ي د ي و ف ق ا ل: الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا ث ع ق د إ ب ه ام و ف الث ال ث ة ف ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و ث ال ث ي ) مسلم: )صحيح.... Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 39

41 Bercerita kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, Bercerita kepada kami Abu Usamah, Bercerita kepada kami Ubaidillah, dari Nafi, dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bercerita tentang Ramadan. Beliau menepuk dengan kedua tangannya dan bersabda: Bulan itu begini-begini sambil menekuk jempolnya pada kali ke tiga. Maka puasalah kalian karena melihat hilal dan beridul fitri karena melihatnya. jika mendung meliputi kalian maka ukurlah 30 hari. 5. Pada Masa Rasulullah SAW, Puasa Lebih Sering 29 Hari dari pada 30 Hari ح د ث ن ا أ مح د ب ن م ن يع ع ن اب ن أ ب ز ائ د ة ع ن ع يس ى ب ن د ين ار ع ن أ ب يو ع ن ع م ر و ب ن ا ل ار ث ب ن أ ب ض ر ار ع ن اب ن م س ع ود ق ال ل م ا ص م ن ا م ع الن ب صلى اهلل عليو وسلم ت س ع ا و ع ش ر ين أ ك ث ر م ا ص م ن ا م ع و ث ال ث ي )سنن أبو داود: ) Bercerita kepada kami Ahmad bin Muni, dari Ibnu Abi Zaidah, dari Isa bin Dinar, dari ayahnya, dari Umar bin Harits bin Abi Dhirar, dari Ibnu Mas ud, ia berkata: Ketika kami puasa bersama Nabi SAW, kami puasa 29 hari lebih sering bersamanya daripada 30 hari. ر ي ري ع ن ح دث ن ا اجل ب ن مال ك ال م ز ن ح دث ن ا جم ا ى د ب ن م و سى ح دث ن ا ال قاس م ر س ول اهلل صلى اهلل عليو ر ة : ق ال ما ص منا عل ى ع هد ر ي ر ة ع ن أ ب ى أ ب ن ض ر م ا ص من ا ث الث ي )سنن إبن ماجو: ( وسلم ت س عا و عش ر ي ن أ كث Bercerita kepada kami Mujahid bin Musa, bercerita kepada kami Al Qasim bin Malik Al Muzani, bercerita kepada kami Al Jurairi, dari Abi Nadhrah, dari Abi Hurairah, ia berkata: Kami puasa pada masa Rasulullah SAW 29 hari lebih sering dari kami puasa 30 hari. 6. Rasulullah SAW Membatalkan Puasa Tanggal 30 Karena Ada Kesaksian Rukyat ح د ث ن ا م س د د و خ ل ف ب ن ى ش ام ال م ق ر ئ ق ال ح د ث ن ا أ ب و ع و ان ة ع ن م ن ص ور ع ن ر ب ع ى ب ن ح ر اش ع ن ر ج ل م ن أ ص ح اب الن ب صلى اهلل عليو وسلم ق ا ل اخ ت ل ف الن اس ف آخ ر ي و م م ن ر م ض ان ف ق د م أ ع ر اب ي ان ف ش ه د ا ع ن د ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم عليو وسلم ب الل و ل ى ال اهل ال ل أ م س ع ش ي ة ف أ م ر ر سول الل و صلى اهلل الن اس أ ن ي ف ط ر وا ز اد خ ل ف ف ح د يث و و أ ن ي غ د وا إ ىل م ص ال ى م. Bercerita kepada kami Musaddad dan Khalaf bin Hisyam Al Muqri, keduanya berkata: Bercerita kepada kami Bercerita Abu Awanah, dari Manshur, dari Rib i bin Hiras, dari seorang sahabat Nabi SAW. Ia berkata: Orang-orang berselisih di akhir hari Ramadan. Maka datang dua badwi dan bersaksi di hadapan Rasulullah SAW dengan... Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 40

42 bersumpah demi Allah keduanya melihat hilal kemarin sore. Maka Rasulullah SAW memerintah orang-orang supaya berbuka. Khalaf menambahkan dalam hadisnya: dan agar mereka pergi ke tempat salat. ح دث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح دث ن ا ى شي م ع ن أ ب ب ش ر ع ن أ ب ع م ي ب ن ر س ول ا هلل أ ن س ب ن م ال ك ق ا ل ح دث ن ع م و مت م ن ا ل ن صار من أ ص حاب صلى اهلل عليو و سلم ق ال وا: أ غ مى عل ي ن ا ى ال ل و ا ل. ف أ صب حن ا صي ا م ا. ن آخ ر الن هار ف شه دوا ع ن د الن ب صلى اهلل عليو وسلم أ ن ه م ر أ وا ر ك ب م ف جاء روا و أ ن ر ى م ر س و ل ا هلل صل ى اهلل عليو وسلم أ ن ي فط اهل ال ل ب ا ل مس. ف أ م د )سنن ابن ماجو: ( من ال غ د ىم ر جوا إ ىل عي خي Bercerita kepada kami Abu Bakar bin Abi Syaibah, bercerita kepada kami Hasyim, dari Abi Bisyr, dari Abi Umair bin Anas bin Malik, ia berkata: bercerita kepadaku paman-pamanku dari kalangan anshar, mereka shabat-sahabat Rasulullah SAW. mereka berkata: Kami tidak melihat hilal Syawal. Paginya kami puasa. Kemudian datang kafilah di penghujung hari dan memberi kesaksian di depan Nabi SAW bahwa mereka melihat hilal kemarin. Maka Rasulullah SAW memerintahkan mereka berbuka, dan keluar untuk Id-nya besok hari. 7. Perbedaan Penetapan Awal Bulan Sudah Terjadi Sejak Khalifah Utsman bin Affan ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي و ي ي ب ن أ ي وب و ق ت ي ب ة و اب ن ح ج ر ق ال ي ي ب ن ي ي و ى و اب ن ج ع ف ر ع ن م م د و ى و اب ن أ ب أ خ ب ر ن ا و ق ال اآلخ ر ون ح د ث ن ا إ س اع يل ح ر م ل ة ع ن ك ر ي ب أ ن أ م ال ف ض ل ب ن ت ا ل ار ث ب ع ث ت و إ ىل م ع او ي ة ب الش ام ق ال ف ق د م ت الش ام ف ق ض ي ت ح اج ت ه ا و اس ت ه ل ع ل ى ر م ض ان و أ ن ا ب الش ام ف ر أ ي ت اهل ال ل ل ي ل ة اجل م ع ة ث ق د م ت ال م د ين ة ف آخ ر الش ه ر ف س أ ل ن ع ب د الل و ب ن ع ب اس رضى اهلل عنهما ث ذ ك ر اهل ال ل ف ق ال م ت ر أ ي ت م اهل ال ل ف ق ل ت ر أ ي ن اه ل ي ل ة اجل م ع ة. ف ق ال أ ن ت ر أ ي ت و ف ق ل ت ن ع م و ر آه الن اس و ص ام وا و ص ام م ع او ي ة. ف ق ال ل ك ن ا ر أ ي ن اه ل ي ل ة الس ب ت ف ال ن ز ال ن ص وم ح ت ن ك م ل ث ال ث ي أ و ن ر اه. ف ق ل ت أ و ل ت ك ت ف ى ب ر ؤ ي ة م ع او ي ة و ص ي ام و ف ق ال ل ى ك ذ ا أ م ر ن ا ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم )صحيح مسلم : (.. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 41

43 Bercerita kepada kami Yahya bin Yahya dan Yahya bin Ayyub dan Kutaibah bin Hujr. Berkata Yahya bin Yahya: mengabarkan kepada kami -yang lain bercerita kepada kami- Ismail -ia putra Ja far- dari Muhammad -ia putra Ibnu Abi Harmalah- dari Kuraib, bahwa Ummi Fadhl binti Al Haris pernah mengutus dia ke Muawiyyah di Syam. Kata Kuraib: Aku datang ke Syam dan aku sampaikan pesanummu Fadhl. Awal Ramadan tiba ketika aku berada di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum at. Lalu aku sampai kembali di Madinah pada akhir bulan. Kemudian Abdullah bin Abbas menanyaiku dan bercerita tentang hilal. Dia berkata: Kapan Kamu melihat hilal? Aku jawab: Kami melihat hilal pada malam Jum at. Dia bertanya: Apa Kamu melihatnya? Aku jawab: Ya. Orang-orang juga melihatnya. Mereka kemudian berpuasa termasuk Muawiyah! Dia (Ibnu Abbas) berkata: Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, makanya kami masih berpuasa hingga genap 30 hari kecuali kami melihat hilal! Aku bertanya: Apa Anda tidak cukup dengan rukyah dan puasanya Muawiyah?, Dia menjawab: Tidak! Seperti itulah Rasulullah SAW memerintahkan kita. ب ن ج ع ف ر ح دث ن ا م م د ب ن أ ب ح ر مل ة ح دث ن ا إ س ا عي ل ح دث ن ا علي ب ن ح جر ر ي ب: أ ن أ م ال ف ض ل ب ن ت ا ل ا ر ث ب عث ت و إ ىل م عاو ي ة ب ال شا م ق ا ل أ خب ر ن ك ال ل ر م ضا ن و أ ن ا ب ال شا م ف ق د م ت ال شا م ف ق ضي ت حا جت ها و ا ست هل عل ي ى سأ ل ن اب ن عب ا س دم ت ال مد ي ن ة ف آ خ ر ال ش هر ف ر أ ي ن ا اهل ال ل ل ي ل ة اجل م عة ث ق ف اهل ال ل ف ق ل ت ر أ ي ن اه ل ي ل ة اجل م عة ف قا ل أ أ ن ت ر اهل ال ل ف قا ل م ت ر أ ي ت م ث ذ ك ر أ ي ت و ل ي ل ة اجل م عة ف ق ل ت رآه الن ا س و صا م و ا و صا م م عاو ي ة ق ا ل ل كن ر أ ي ن اه ي ر اه ف ق ل ت أ ل ت ك ت ف ل ث الث ي ي و ما أ و ن ت ف ال ن ز ا ل ن ص وم ح ت ن ك م ل ي ل ة ال سب ر ن ا ر س و ل ا هلل صل ى اهلل عليو و سلم ر ؤي ة م عاو ي ة وص ي ا م و ق ا ل ل ى ك ذا أ م ب )سنن الرتمذي: (. Bercerita kepada kami Ali bin Hujr, bercerita kepada kami Ismail bin Ja far, bercerita kepada kami Muhammad bin Abi Harmalah, telah memberitahu padaku Kuraib, bahwa Ummi Fadhl binti Al Haris telah mengutusnya ke Muawiyyah di Syam. Kata Kuraib: Aku datang ke Syam dan aku tunaikan keperluan Ummi Fadhal. Hilal Ramadan muncul dan aku di Syam. Kami melihat hilal pada malam Jum at. Lalu aku sampai kembali di Madinah pada akhir bulan. Kemudian Abdullah bin Abbas bercerita tentang hilal. Dia berkata: Kapan Kamu melihat hilal? Aku jawab: Kami melihat hilal pada malam Jum at. Dia bertanya: Apa Kamu melihatnya? Aku jawab: Ya. Orang-orang juga melihatnya. Mereka kemudian berpuasa termasuk Muawiyah! Dia (Ibnu Abbas) berkata: Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, makanya kami masih berpuasa hingga genap 30 hari kecuali kami melihat hilal! Aku bertanya: Apa Anda tidak cukup dengan rukyah dan puasanya Muawiyah?, Dia menjawab: Tidak! Seperti itulah Rasulullah SAW memerintahkan kita. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 42

44 8. Pada Masa Rasulullah SAW, Pengetahuan Orang Arab Tentang Hisab Sangat Terbatas (Ummi) س ح دث ن ا سع ي د ب ن ع مر و أ ن و ح دث ن ا آ دم ح دث ن ا عب ة ح دث ن ا ا ل س ود ب ن ق ي ي اهلل عنهما ع ن الن ب صلى اهلل عليو وسلم أ ن و ق ا ل: إ ن ا أ مة ر رض ع اب ن ع م س ش ر ي ن و م ر ة ر ى ك ذا ى ك ذا. ي ع ن م ر ة ت س عة وع ب ال ش ه أم ي ة ل ن ك ت ب و ل س ث الث ي )صحيح البخاري: ) رح: ( أمة ) جاعة العرب. ( أمية ) ل تقرأ ول تكتب نسبة إىل ا لم أي ا لالة الت ولدتنا عليها ا لمهات. ( ل نكتب ) قليل فينا من يكتب. ( ول سب ) ل نعرف حساب النجوم وتسييىا فلم نكلف ف مواقيت عباداتنا ما يتاج فيو إىل معرفة حساب ول كتابة Bercerita kepada kami Adam, bercerita kepada kami Syu bah, bercerita kepada kami Aswad bi Qais, bercerita kepada kami Said bin Amr, bahwa ia mendengar Ibnu Umar RA dari Nabi SAW bersabda: Kami umat ummi, kami tidak bisa membaca dan kami tidak bisa menulis. Satu bulan itu begini begini. Maksudnya, sekali 29, sekali 30. Penjelasan: Umat: bangsa Arab Ummiyyah: tidak pandai menulis dan membaca. Dinisbatkan kepada ibu. Maksudnya, keadaan di mana ibu melahirkan kita dalam keadaan itu. Kami tidak bisa membaca: sedikit di antara kami yang bisa menulis Kami tidak bisa menulis: Kami tidak tahu perhitungan bintang dan peredarannya. Kami tak membebankan perihal waktu ibadah kami kepada sesuatu yang butuh pengetahuan hitungan dan tulisan. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح د ث ن ا غ ن د ر ع ن ع ب ة و ح د ث ن ا م م د ب ن ال م ث ن و اب ن ب ش ار ق ال اب ن ال م ث ن ح د ث ن ا م م د ب ن ج ع ف ر ح د ث ن ا ع ب ة ع ن ا ل س و د ب ن ق ي س ق ال س ع ت س ع يد ب ن ع م ر و ب ن س ع يد أ ن و س ع اب ن ع م ر رضى اهلل عنهما ي د ث ع ن الن ب صلى اهلل عليو وسلم ق ال : إ ن ا أ م ة أ م ي ة ل ن ك ت ب و ل س ب الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا - و ع ق د اإل ب ه ام ف الث ال ث ة و الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا. ي ع ن ت ام ث ال ث ي. )صحيح مسلم: ) Bercerita kepada kami Abu Bakar bin Syaibah, bercerita kepada kami Gundar, dari Syu bah, dan bercerita kepada kami Muhammad bin Musanna dan Ibnu Basyar. Berkata Ibnu Musanna, bercerita kepada kami Muhammad bin Ja far, becerita kepada.. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 43

45 kami Syu bah, dari Al Aswad bin Qais, ia berkata: Aku mendengar Said bin Amr bin Abi Said bahwa ia mendengar Ibnu Umar RA bercerita dari Nabi SAW bersabda: Kami umat ummi, kami tidak bisa membaca dan kami tidak bisa menulis. Satu bulan itu begini begini begini. Beliau melipat jempol pada kali ketiga. Dan satu bulan itu begini begini begini. Yaitu sempurna 30. c. Konklusi Pemahaman dari Sumber Hukum Al-Quran dan Hadis Dari sumber hukum tentang penetapan awal bulan dan lebaran yang datang dari Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW di atas, penulis membuat konklusi sebagai berikut: 1. Allah SWT telah menciptakan bumi, bulan dan matahari masing-masing memiliki poros baku dengan sangat teratur. Allah SWT telah menganugerahkan manusia akal dan pikiran. Keteraturan benda langit yang berjalan pada porosnya dipadukan dengan kepandaian manusia dalam matematika telah mengantarkan manusia kepada peradaban ilmu hisab yang sangat akurat. 2. Allah SWT menghendaki kemudahan bagi umat Islam dalam beribadah dan tak menghendaki kesulitan. Ilmu adalah sesuatu yang dipandang agung dalam Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa membuat manusia hidup mudah seharusnya digunakan demi memudahkan dalam peribadatan. Misalnya: a. Dalam penetapan waktu salat, kita tidak perlu merukyat matahari ke atas dan mengukur bayang benda. Sekarang cukup menginstall aplikasi waktu salat di hp lengkap dengan ringtone azan ketika waktu salat telah masuk. b. Untuk penetapan arah kiblat, kita tak usah menghitung cosinus pada segitiga bola berlembar-lembar kertas dan mencari kordinat ka bah dan tempat kita berada, sekarang banyak aplikasi kiblat yang mudah dan akurat dan menentukan sendiri dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Bahkan bisa memotret masjid-masjid yang kurang tepat arah kiblatnya dengan citra sateli. c. Untuk penetapan awal bulan dan lebaran bahkan sangat mudah karena kita sudah lama mengetahui priode sinodis bulan adalah 29 hari 12 jam 44 menit 2 detik. Memilih formula dan metode yang paling mudah dalam penetapan awal bulan dan lebaran adalah perintah Allah SWT. Hanya, kita masih terjebak dalam perselisihan interpretasi terhadap sumber hukum terutama hadis Rasulullah SAW dan cenderung menyulitkan diri kita sendiri. 3. Puasa sunat di hari syak dikatagorikan sebagai kedurhakaan kepada Rasulullah SAW dan puasa di hari lebaran hukumnya haram. Kita sekarang hampir setiap tahun saling menyaksikan orang berpuasa di hari syak dan hari haram puasa. Yaitu ketika ada 2 kelompok atau lebih berbeda dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Sungguh kewajiban kita keluar dari kondisi ini sesegera mungkin. 4. Rasulullah SAW melakukan rukyat hilal untuk awal Ramadan dan lebaran karena kemampuan menghitung (hisab) dan menulis masyarakat Arab waktu itu sangat sederhana, sebatas tahu bahwa usia bulan itu antara 29 dan 30 hari. Hanya dengan rukyat langsung mereka mengetahui awal bulan. Waktu itu belum ada pembagian waktu satu (انرؤ ح تانفعم ( hari 24 jam dan garis khayal bumi longitude dan latitude. 5. Dalam hadis riwayat Muslim, perbedaan lebaran sudah terjadi sejak zaman Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi gubernur di Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan. Ummu Fadhl (Lubabah binti Al Harits) yang mengirim Kuraib ke Muawiyah wafat pada masa khalifah Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 44

46 Utsman bin Affan. Ia adalah ibunda Abdullah bin Abbas dan adik kandung Maimunah binti Al Harits; istri Rasulullah SAW. Utsman bin Affan menjabat khalifah ke 3 selama 11 tahun sekitar H/ M. Jika menggunakan software Hejric-Gregorian Conventer dari Accurate Time Mohammad Odeh, kemungkinan 1 Ramadan yang jatuh pada Jumat terjadi 3 kali selama masa pemerintahan Utsman bin Affan: Jum at, 1 Ramadan 24 H = 1 Juli 645 Jum at, 1 Ramadan 27 H = 30 Mei 648 Jum at, 1 Ramadan 32 H = 5 April 653 Abdullah bin Abbas RA berpegang teguh kepada rukyat murni sebagaimana yang di sabdakan Rasulullah SAW; awal bulan ditentukan oleh melihat hilal. Ia tidak terpengaruh oleh informasi yang dibawa Kuraib tentang 1 Ramadan hari Jum at di Syam. Di Madinah hilal dilihat oleh mata pada malam Sabtu. Jika menerima kesaksian Kuraib, Ibnu Abbas akan menjadikan malam Sabtu itu sebagai tanggal 2 Ramadan dan semestinya tidak melakukan istikmal karena jika melakukan istikmal dan menerima kesaksian Kuraib berarti Ramadan 31 hari yang barang tentu mendatangkan kekacauan. Artinya rukyat itu bersifat lokal. 6. Rasulullah SAW adalah hamba Allah SWT yang dibimbing wahyu. Tapi Rasulullah SAW menerima kesaksian para kafilah yang tiba di Madinah tanggal 30 Ramadan ketika masyarakat Madinah sedang puasa di ujung hari. Rasulullah SAW menyuruh para sahabat berbuka. Ini sebuah bukti Rasulullah SAW mengajarkan kita keterbukaan dan menerima sesuatu dengan ikhlas jika dianggap benar. Kenapa Abdullah bin Abbas RA tidak menerima kesaksian Kuraib sebagaimana Rasulullah SAW menerima kesaksian para kafilah? Beberapa alternatif jawabannya: Informasi diterima sudah satu satu bulan. Madinah dan Syam dua tempat yang sangat jauh. 7. Pada masa Rasulullah SAW, puasa Ramadan lebih sering 29 hari daripada 30. Penulis mengumpulkan data Ramadan di Indonesia yang menggunakan konsep Imkanur Rukyat dalam 8 tahun antara tahun 1418 H sampai 1425 H. Ternyata Ramadan 30 hari jauh lebih sering dari 29 hari. 7 berbanding Awal Ramadan Rabu, 31 Desember 1997 Ahad 20 Desember 1998 Kamis, 9 Desember 1999 Senin, 27 Nopember 2000 Sabtu, 17 Nopember 2001 Rabu, 6 Nopember 2002 Idul Fitri Jumat, 30 Januari 1998 Selasa, 19 Januari 1999 Sabtu, 8 Januari 2000 Rabu, 27 Desember 2000 Ahad, 16 Desember 2001 Jum at, 6 Desember 2002 Jumlah Hari Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 45

47 Ahad, 26 Oktober 2003 Jum at, 15 Oktober 2004 Selasa, 25 Nopember 2003 Ahad, 14 Nopember Kenapa demikian? Untuk menjawab dua kondisi yang berbeda ini ternyata bukan karena perbedaan metode yang dipakai. Penyebabnya memang di dekade tersebut kondisi peredaran bulan-bumi-matahari demikian adanya. Jika kita menggunakan metode Ijtima Sebelum Gurub (Tenggelam Matahari) dengan patokan Makkah juga tidak jauh berbeda. Ternyata Ramadan 30 hari jauh lebih sering dari 29 hari. 5 berbanding 3. Tahun Awal Ramadan Idul Fitri Jumlah Hari Ijtima Ketetapan Ijtima Ketetapan Senin 29/12/ :57 Sabtu 19/12/ :42 Rabu 08/12/ :32 Ahad 26/11/ :11 Kamis 15/11/ :40 Senin 04/11/ :34 Sabtu 25/10/ :50 Kamis 04/10/ :48 Rabu 31/12/1997 Ahad 20/12/1998 Kamis 09/12/1999 Senin 27/11/2000 Jumat 16/11/2001 Rabu 06/11/2002 Ahad 25/10/2003 Jumat 05/10/2004 Rabu 28/01/ :01 Ahad 17/01/ :46 Kamis 06/01/ :14 Senin 25/12/ :22 Jumat 14/12/ :47 Rabu 04/12/ :34 Senin 24/11/2003 CE, 01:59 Jumat 12/11/ :27 Kamis 29/01/ Selasa 19/01/ Sabtu 08/01/ Rabu 27/12/ Ahad 16/12/ Kamis 05/12/ Selasa 25/11/ Sabtu 13/11/ Kita sekarang sudah sampai kepada kemampuan menghitung (hisab) peredaran bulan dan bumi dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Seharusnya peradaban kemajuan yang dicapai umat manusia dalam hisab ini mempermudah kita umat Islam dalam beribadah dan harus digunakan. Tidak untuk satu tahun ke depan, tapi untuk seratus bahkan seribu tahun mendatang. Menggunakan cara yang termudah yaitu hisab adalah perintah Allah SWT karena Allah SWT menghendaki umat Islam kemudahan dan tidak menghendaki kita mencari kesulitan. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 46

48 2. Mencampuradukkan 2 (dua) Metode Sekaligus: Rukyat dan Hisab (الرؤية بالفعل) a. Rukyat Sunah adalah Rukyat Langsung Dari seluruh sabda Rasulullah SAW yang terhimpun dalam kitab-kitab hadis tidak bisa terbantahkan bahwa Rasulullah SAW dan para sahabat menetapkan awal bulan dan lebaran dengan melihat bulan secara langsung. Tidak menggunakan alat bantu dan tidak ada panduan ketinggian hilal yang memprediksi munculnya hilal. Jika tidak berhasil melihat hilal saat matahari tenggelam maka malamnya didijadikan malam ke 30. Kita menyebutnya dengan Istikmal. Pada masa khalifah Utsman yang memerintah selama 11 tahun sekitar H/ M, Ummu Fadhl (Lubabah binti Al Haris) mengutus Kuraib ke Syam menemui Muawiyah yang menjadi gubernur di sana untuk sebuah keperluan. Jarak antara Madinah dan Syam sekitar 1300 km. Kuraib sampai di Syam pada tanggal 1 Ramadan dan waktu itu malam Jum at dan Kuraib sendiri melihat hilal di sana. Seluruh warga Syam mulai berpuasa hari Jum at termasuk Muawiyah sendiri. Kuraib kembali ke Madinah dan tiba di akhir Ramadan. Ia ditanya oleh Abdullah bin Abbas RA yang tak lain adalah putra Ummu Fadhal tentang awal Ramadan di Syam. Dari hadis yang diriwayatkan banyak rawi diketahui bahwa telah terjadi perbedaan penetapan awal Ramadan antara Syam pada Jum at dan Madinah pada Sabtu. Jika hendak mengikuti sunah Rasulullah SAW dan para sahabat dengan konsekwen, lakukanlah seperti yang dilakukan oleh Abdullah bin Abbas RA. Ia tak terpengaruh oleh informasi Kuraib dan tak menjadikan hari Sabtu awal puasa sebagai tanggal 2. Bagi Kuraib, ketika tiba kembali di Madinah ia puasa untuk hari ke 30 (Ahad). Kuraib tak mungkin puasa lagi besok (hari Senin) jika Abdullah bin Abbas dan masyarakat Madinah melakukan istikmal. Abdullah bin Abbas RA konsisten dengan sunah. Jika sorenya tak melihat hilal berarti untuk masyarakat Madinah besoknya (Senin) tanggal 30 Ramadan. Kita yang hidup di zaman teknologi sekarang jika ingin menetapkan awal bulan berdasarkan metode rukyat maka harus seperti yang dilakukan Rasulullah SAW. 1. Melihat hilal secara langsung pada tanggal 29 dilakukan minimal oleh dua laki-laki adil. 2. Berlaku untuk wilayah tempat dilakukannya rukyat hilal dan daerah sejauh menerima informasi munculnya hilal dari mulut ke mulut. 3. Jika tidak berhasil melihat hilal maka genapkan 30 hari. Contoh Kasus: 1. Penetapan Idul Fitri 1452 H/2031 M Pada hari Kamis, 23 Januari 2031 adalah tanggal 29 Ramadan 1452 H. 1. Masyarakat Muslim Biak melakukan rukyat hilal dan tidak berhasil melihat hilal padahal langit cerah. Besoknya Jum at, 24 Januari 2031 M adalah 30 Ramadan 1452 H. Idul Fitrinya jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2031 M. 2. Masyarakat Muslim Manado melakukan rukyat hilal dan berhasil melihat hilal dan langit cerah. Besoknya Jum at, 24 Januari 2031 M adalah Idul Fitri 1 Syawal 1452 H. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 47

49 3. Masyarakat Muslim Medan melakukan rukyat hilal dan tidak berhasil melihat hilal karena mendung. Besoknya Jum at, 24 Januari adalah 30 Ramadan 1452 H. Idul Fitrinya jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2031 M. 4. Masyarakat Makkah melakukan rukyat hilal dan tidak berhasil melihat hilal karena awan yang tebal. Besoknya Jum at, 24 Januari adalah 30 Ramadan 1452 H. Idul Fitrinya jatuh pada Sabtu, 25 Januari 2031 M. Kesimpulan: Yang berlebaran hari Jum at hanya masyarakat Manado dan sekitarnya yang menerima informasi dari mulut kemelut. Yang berlebaran hari Sabtu adalah masyarakat Biak, Medan, dan Makkah diikut daerah sekitarnya yang menerima informasi dari mulut kemelut. 2. Penetapan Idul Fitri 1453 H/2032 M Pada hari Selasa, 13 Januari 2032 M adalah tanggal 29 Ramadan 1453 H. 1. Masyarakat Muslim Biak melakukan rukyat hilal dan berhasil melihat hilal. Besok Rabu, 14 Januari 2032 M adalah Idul Fitri 1 Syawal 1453 H. 2. Masyarakat Muslim Manado melakukan rukyat hilal dan tidak berhasil melihat hilal karena turun hujan. Besok Rabu, 14 Januari 2032 M adalah 30 Ramadan 1453 H. Idul Fitrinya jatuh pada Kamis, 15 Januari 2031 M. 3. Masyarakat Muslim Medan melakukan rukyat hilal dan tidak berhasil melihat hilal karena langit gelap. Besok Rabu, 14 Januari 2032 M adalah 30 Ramadan 1453 H. Idul Fitrinya jatuh pada Kamis, 15 Januari 2031 M. 4. Masyarakat Makkah melakukan rukyat hilal dan tidak berhasil melihat hilal karena badai pasir. Besok Rabu, 14 Januari 2032 M adalah 30 Ramadan 1453 H. Idul Fitrinya jatuh pada Kamis, 15 Januari 2031 M. Kesimpulan: Yang berlebaran hari Rabu hanya masyarakat Biak dan sekitarnya yang menerima informasi dari mulut kemelut. Yang berlebaran hari Kamis adalah masyarakat Manado, Medan, dan Makkah diikut daerah sekitarnya yang menerima informasi dari mulut kemelut. Dalam rukyat berdasarkan sunah Rasulullah SAW yang murni, tidak dikenal: 1. Konsep Wilayatul hukmi انحكى) (وال ح yang dalam pengertian kita senilai dengan Negara. 2. Matlak,(ان طهع) yaitu ukuran khayal yang menggambarkan jarak yang sangat jauh. 3. Sidang Isbat. Tahun 2031 M, tim rukyat Manado tidak usah mengirim sms dan menelefon rekan-rekannya di Biak, Medan dan Makkah yang masih puasa pada Jum at, 30 Ramadan 1452 H/24 Januari 2031 M dan menyarankan agar berbuka karena di Manado hari Kamis melihat hilal. Jarak dari Manado ke Biak, Medan, dan Makkah sangat jauh terpisah oleh lautan. Jika pun ingin memberi tahu, cukup beritahu rekan yang ada di Tomohon, Bitung, dan Kotamobagu. Paling jauh ke Gorontalo. Rekan tim rukyat di Biak dan Medan juga jangan terpengaruh oleh sms yang dikirim tim rukyat Manado Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 48

50 yang melihat hilal pada haris Kamis. Karena di Biak dan Medan tak melihat hilal maka genapkanlah Ramadan 30 hari dan Jum at, 24 Januari 2031 M hari terakhirnya. Inilah prinsip rukyat yang benar! Begitu juga tahun 2032 M, tim rukyat Biak tidak usah mengirim sms dan menelefon rekanrekannya di Manado, Medan dan Makkah yang masih puasa pada Rabu, 14 Januari 2032 M supaya membatalkan puasanya karena kemarin Salasa di Biak terlihat hilal. Biarkan masyarakat Manado, Medan dan Makkah melengkapkan Ramadan 1453 H dalam 30 hari karena mereka tidak melihat hilal. Biarkan mereka Idul Fitrinya hari Kamis, 15 Januari 2032 M. Jika pun mau memberitahu, beritakan ke tim rukyat Manokwari dan Timika. Demi Allah, menurut penulis, seperti inilah rukyat yang sesungguhnya. Inilah rukyat yang dilakukan Rasulullah SAW dan dipegang teguh oleh sahabat Abdullah bin Abbas RA dan para sahabat Rasulullah SAW di Madinah. Sahih Bukhari menuturkan sebuah hadis: د ا هلل د ا هلل ب ن دي ن ا ر ع ن عب ك ع ن عب ح دث ن ا عب د اهلل ب ن م سل مة ح دث ن ا مال ر ي اهلل عن ه ما أ ن ر س و ل ا هلل صلى اهلل عليو وسلم ق ا ل: ا ل ش ه ر رض اب ن ع م ر وه ف إ ن غ م عل ي ك م ف أ ك مل وا ال ع دة ر و ن ل ي ل ة ف ال ت ص و م و ا ح ت ت ش س ع وع ت ث الث ي )صحيح البخاري: ( Bercerita kepada kami Abdullah bin Maslamah, Bercerita kepada kami Malik, dari Abdillah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: Satu bulan itu 29 hari. Kalian jangan puasa hingga melihat hilal, jika mendung menyelimuti kalian mada lengkapkan bilangannya menjadi 30 hari. Jika contoh kasus itu kejadiannya terjadi tahun ketika penulis menyusun buku ini-, pasti banyak rekan yang yang menuding penulis manusia primitif. Apa lagi di tahun 2031 dan 2032 ketika teknologi informasi dan pengetahuan semakin melompat maju. Pertanyaan dan Kerancuan yang Muncul Pertanyaan 1 Pada Kamis, 23 Januari 2031, data hisab menunjukkan bahwa umur hilal waktu itu baru 5 jam 23 menit, dan ketinggian hilal 01 :17':21". Secara teori dengan ketinggian sebesar itu mustahil dilihat. Data hisabnya sebagai berikut: Ijtima: Kamis, 23 Januari 2031 Jam 11:31 WIB Data Biak Manado Medan Makkah Umur Bulan : +04J 42M +05J 23M +07J 05M +10J 37M Tinggi Hilal : +00 :39':37" +01 :17':21" +02 :25':58" +05 :18':51" Bagaimana mungkin tim rukyat di Manado bisa melihat hilal? Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 49

51 Jawab Perbedaan Lebaran; Jika kita sudah tahu bahwa umur bulan di Manado baru 5 jam 23 menit, justru kenapa menafikan angka itu? Angka itu menunjukkan bahwa bulan baru sudah muncul dan umurnya sudah 5 jam 23 menit! Kenapa menolak ketinggian hilal +01 :17':21" hanya karena ukuran seperti itu hilal tak mungkin bisa rukyat?! Rasulullah SAW menentukan awal bulan dengan melakukan rukyat karena pada saat itu orang Arab belum tahu hisab. Hanya dengan melihat hilal mereka yakin datangnya bulan baru. Jika kita sudah mengetahui data hisab sedemikian lengkap seperti itu, kenapa harus melakukan sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat yang belum memiliki kecakapan menghitung dan menulis data? Allah SWT dan Rasulullah SAW tak menyukai orang yang mempersulit diri. Pertanyaan 2 Jawab Pada hari Selasa, 29 Ramadan 1453 M bertepatan dengan 13 Januari 2032 M, sangat tidak logis ketika tim rukyat Biak berhasil melihat hilal dan Rabu melaksanakan Idul Fitri, sedangkan di Manado, Medan dan Makkah Idul Fitri jatuh pada hari Kamis karena faktor cuaca yang tak memungkinka bisa dirukyat. Dari data yang ada, umur hilal dan ketinggian hilal di ketiga tempat tersebut jauh lebih tinggi dibanding dengan di Biak sendiri. Datanya sebagai berikut: Ijtima: Selasa, 13/01/ :07 WIB Senin, 12/01/ :07 Waktu Makkah Data Biak Manado Medan Makkah Umur Bulan : +13H 03M +13H 43M +15H 25M +18H 54M Tinggi Hilal : +05 :49':52" +06 :32':10" +07 :45':13" +10 :36':15" Dengan data hisab di atas, kenapa Manado, Medan dan Makkah harus istikmal hanya karena faktor cuaca padahal ketinggian hilal ideal untuk dirukyat melebihi standar Imkanur Rukyat? Jika ingin menggunakan metode rukyat seperti Rasulullah SAW, ketika langit mendung atau apa saja yang menyebabkan tidak bisa melihat hilal maka lengkapkan 30 hari. Ini rukyat yang benar sesuai dengan sunah Rasulullah SAW. Jika kita merasa kaku dan terkesan rukyat Rasulullah SAW itu primitif, sebenarnya kita yang hidup sekarang yang kaku memahami sabda Rasulullah SAW. Beliau melakukan rukyat karena hanya dengan rukyatlah bisa mengetahui datangnya bulan baru. Masyarakat arab waktu itu belum bisa membaca dan menghitung. Al Bukhari meriwayatkan hadis dalam sahihnya: س ح دث ن ا سع ي د ب ن ع مر و أ ن و ح دث ن ا آ دم ح دث ن ا عب ة ح دث ن ا ا ل س ود ب ن ق ي ي اهلل عنهما ع ن الن ب صلى اهلل عليو وسلم أ ن و ق ا ل: إ ن ا أ مة ر رض ع اب ن ع م س Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 50

52 ب أم ي ة ل ن ك ت ب و ل س ث الث ي )صحيح البخاري: ر ى ال ش ه ) س عة ت ك ذا. ي ع ن م ر ة ذا ى ك و م ر ة ش ر ي ن وع Bercerita kepada kami Adam, bercerita kepada kami Syu bah, bercerita kepada kami Aswad bin Qais, bercerita kepada kami Said bin Amr, bahwa ia mendengar Ibnu Umar RA dari Nabi SAW bersabda: Kami umat ummi, kami tidak bisa membaca dan kami tidak bisa menulis. Satu bulan itu begini begini. Maksudnya, sekali 29, sekali 30. Dengan data yang sedemikian lengkap untuk 4 waktu di 4 tempat di atas, seideal apa pun tinggi angka hilal maka yang menjadi patokannya adalah berhasil melihatnya atau tidak di tempat tersebut. Seperti itu ketentuan rukyat Rasulullah SAW. Jika kita sudah mampu menghitung dengan tepat dan menuliskannya dalam data hisab, kita sebenarnya sudah tidak layak menggunakan metode rukyat. Mereka yang tak menggunakan rukyat bukan berarti tidak mengerti akan hadis tentang rukyat dan anti sunah, tapi rukyat jika dipaksakan digunakan di zaman sekarang akan mendatangkan inkonsistensi terhadap rukyat itu sendiri dan kerancuan. Pertanyaan 3 Jawab Dalam fikih ada konsep Wilayatul Hukmi dan Matlak. Teknologi komunikasi juga sudah sedemikian canggihnya. Kenapa tim rukyat Biak tidak perlu menghubungi rekan di Manado dan Medan dan menginformasikan hasil rukyat bahwa Rabu, 14 Januari 2032 M adalah Idul Fitri 1453 H? Kenapa Manado dan Medan harus menolak rukyat Biak? Tidak bisakan Manado dan Medan berlebaran Rabu sekalipun tak melihat hilal karena hujan mengingat dari data ketinggian hilal di Manado dan Medan lebih tinggi dari Biak? Dalam metode rukyat yang bersumber dari hadis sahih, Abdullah bin Abbas RA di Madinah melihat hilal Ramadan pada malam Sabtu. Kuraib melihat hilal di Syam malam Jum at. Ketika Kuraib kembali ke Madinah pada akhir bulan, Abdullah bin Abbas RA menolak hari terakhir versi Kuraib sebagai hari terakhir untuk masyarakat Madinah dan tak menjadikan Sabtu itu sebagai tanggal 2 Ramadan. Berikut penggalan hadisnya: ث ق د م ت ال م د ين ة ف آخ ر الش ه ر ف س أ ل ن ع ب د الل و ب ن ع ب اس رضى اهلل عنهما ث ذ ك ر اهل ال ل ف ق ال م ت ر أ ي ت م اهل ال ل ف ق ل ت ر أ ي ن اه ل ي ل ة اجل م ع ة. ف ق ال أ ن ت ر أ ي ت و ف ق ل ت ن ع م و ر آه الن اس و ص ام وا و ص ام م ع او ي ة. ف ق ال ل ك ن ا ر أ ي ن اه ل ي ل ة الس ب ت ف ال ن ز ال ن ص وم ح ت ن ك م ل ث ال ث ي أ و ن ر اه. ف ق ل ت أ و ل ت ك ت ف ى ب ر ؤ ي ة Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 51

53 م ع او ي ة و ص ي ام و ف ق ال ل ى ك ذ ا أ م ر ن ا ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم )صحيح ) مسلم : Lalu aku sampai kembali di Madinah pada akhir bulan. Kemudian Abdullah bin Abbas bercerita tentang hilal. Dia berkata: Kapan Kamu melihat hilal? Aku jawab: Kami melihat hilal pada malam Jum at. Dia bertanya: Apa Kamu melihatnya? Aku jawab: Ya. Orang-orang juga melihatnya. Mereka kemudian berpuasa termasuk Muawiyah! Dia (Ibnu Abbas) berkata: Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, makanya kami masih berpuasa hingga genap 30 hari kecuali kami melihat hilal! Aku bertanya: Apa Anda tidak cukup dengan rukyah dan puasanya Muawiyah?, Dia menjawab: Tidak! Seperti itulah Rasulullah SAW memerintahkan kita. Jarak Madinah dan Syam 1300 km. Waktu itu Syam masih dalam cakupan wilayah kekhalifahan Utsman bin Affan RA yang berpusat di Madinah. Hadis di atas oleh Imam Muslim diletakkan pada bab: ب ا ب ب ع د ع ن ه م ب ي ان أ ن ل ك ل ب ل د ر ؤ ي ت ه م و أ ن ه م إ ذ ا ر أ و ا اهل ال ل ب ب ل د ل ي ث ب ت ح ك م و ل م ا Terjemah bebasnya: Bab penjelesan bahwa tiap daerah berpegang pada rukyat masing-masing, dan jika melihat hilal di suatu daerah tidak berlaku untuk daerah jauh Hadis senada diriwayatkan oleh Imam Turmuzi dan diletakkan pada bab: ما جاء ب ا ب د ر ؤي ت ه م ل كل أ ى ل ب ل Terjemah bebasnya: Bab setiap warga di suatu daerah mempunyai rukyat masing-masing. Berhukum kepada hadis di atas, Manado dan Medan terlalu jauh untuk menerima kesaksian hilal dari Biak. Jika berpegang teguh kepada sunah yang benar harus seperti Ibnu Abbas. Tidak usah gempar dan bingung dengan perbedaan dalam lebaran di tiap daerah di Indonesia. Harus konsisten dengan segala konsekwensinya. Seperti itu rukyat yang benar. Jika kita merasa kaku dan merasa menjadi manusia primitif di tengah teknologi komunikasi dan kemajuan astronomi karena aturan rukyat, tinggalkanlah metode rukyat dan tidak usah melihat hilal pada tanggal 29 karena Rasulullah SAW menetapkan hal itu ketika orang arab sangat terbatas dalam pengetahuan menghitung dan menulis. Berbeda dengan metode hisab. Jika menggunakan metode hisab maka peganglah metode hisab dengan konsisten. Putuskan hubungan dengan hal-hal yang berkaitan dengan melihat hilal! Dengan hisab kita tidak usaha bingung dengan awan mendung bahkan hujan sekalipun. Jika menggunakan Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 52

54 metode hisab maka Biak, Manado, Medan, Makkah dan seluruh penghuni bumi ini harus berlebaran pada Rabu, 14 Januari 2032 karena bulan baru (ijtimak) sudah terjadi pada Selasa, 12 Januari 2032 Jam 03:07 WIB. b. Hisab Murni adalah Ijtima sebagai Patokan Awal Bulan Metode penetapan awal bulan dan lebaran menggunakan hisab yaitu ketika terjadinya bulan baru (new moon) yang dikenal dengan istilah Ijtima (اإلجت اع) atau Konjungsi. Ijtima adalah peristiwa sejajarnya matahari, bulan dan bumi dalam satu bidang khayal di angkasa. Terjadinya pada satu titik waktu dan berlaku seluruh dunia. Pasti terjadi setiap bulan dan ditetapkan sebagai awal bulan sistem Kamariah. Bagi kita yang hidup di zaman sekarang, mengetahui munculnya awal bulan cukup dengan berbekal pengetahuan matematika dasar karena kita sudah mengenal: 1. Ukuran waktu (jam-menit-detik) 2. Periode sinodis bulan 29, hari (29 hari 12 jam 44 menit 2 detik) Pada masa Rasulullah SAW, belum ada ukuran waktu jam-menit-detik. Hari belum dibagi dalam 24 jam. Umur bulan baru diketahui secara global saja, antara 29 dan 30 hari. Untuk mengetahui munculnya awal bulan hanya dengan melihat munculnya hilal. Jika menggunakan metode hisab, patokan awal bulan yaitu ketika terjadi Ijtima. Ada perbedaan di kalangan ulama dalam menentukan awal bulan. Yaitu: Ijtima Sebelum Gurub (Tenggelam Matahari) dan Ijtima Sebelum Fajar. 1. Ijtima Sebelum Gurub Contoh: Ijtima Awal Syawal 1453 H. Jakarta : Selasa, 13 Januari 2032 Jam 03:07 WIB Makkah : Senin, 12 Januari 2032 Jam 23:07 Waktu Makkah Keputusan 1 Syawal 1453 H. Jakarta, Rabu, 14 Januari 2032 M Makkah, Rabu, 14 Januari 2032 M 2. Ijtima Sebelum Fajar Contoh: Ijtima Awal Syawal 1453 H Jakarta : Selasa, 13 Januari 2032 Jam 03:07 WIB Makkah : Senin, 12 Januari 2032 Jam 23:07 Waktu Makkah Keputusan 1 Syawal 1453 H Jakarta, Selasa, 13 Januari 2032 M Makkah, Selasa, 13 Januari 2032 M Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 53

55 Para ulama hisab yang menetapkan hisab murni sebagai penetapan awal Ramadan dan lebaran kebanyakan menyepakati Kriteria Ijtima Sebelum Gurub sebagai acuannya karena permulaan hari diawali oleh Magrib. Ketika masuk Magrib kita sudah benar-benar masuk bulan baru. Adapun ulama yang menyepakati Kriteria Ijtima Sebelum Fajar dasar pemikirannya sebagai berikut: 1. Bicara hari artinya bicara kesatuan waktu. Satu hari itu satu tanggal yang diawali oleh malam disusul siang. Malam adalah rentang waktu antara Magrib sampai Fajar. Magrib sampai Fajar diikat oleh satu kesatuan malam dan tak terpisahkan. Dalil bahwa batas malam itu sampai fajar adalah: 1. QS. Al Baqarah: 178. ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇڇ dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. 2. QS. Al Isra: 78. ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ Dirikanlah salat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan (dirikanlah pula salat) subuh. Sesungguhnya salat subuh itu disaksikan (oleh malaikat). 3. QS. Al Qadr: 5. ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. 2. Lebih lentur dan sesuai fakta. Ketika misalnya ijtima terjadi pada malam Ahad jam 3, secara fakta memang kita masih berada di malam itu dan seketika itu kita masuk bulan baru dan konsekwensinya Ahad pagi adalah tanggal satu. Tidak ditunggu sampai sampai malam Senin. 3. Dikiaskan kepada salat. Pelaksanaan ibadah selalu ada batasan waktunya. Ketika kita salat Zuhur jam 14.30, salat kita sah karena masih waktu Zuhur. Ketika ijtima terjadi 5 menit sebelum Fajar malam Ahad artinya kita sah masuk awal bulan dengan konsekwensi hukum hari Ahad adalah tanggal 1. Jika awal bulan Ramadan berarti paginya puasa, jika awal Syawal berarti paginya Idul Fitri. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 54

56 C. Wujudul Hilal الحالل) (وجود dan Imkanur Rukyat الرؤية) ;(إمكان Mengejar Sunah Menuai Bid ah 1. Wujudul hilal Bukan Hisab Wujudul Hilal secara lafziah artinya Ada Hilal. Yaitu satu kondisi di mana hilal sudah muncul karena sudah terjadi Ijtima. Konsep Wujudul hilal dipakai oleh Muhammadiyah sebagai konsep untuk menetapkan awal bulan berdasarkan metode hisab. Kriteria yang menjadi patokannya adalah: jika hilal muncul di atas 0 0 dan Ijtima terjadi sebelum Gurub maka malam itu dinyatakan sebagai awal bulan. Menurut hemat penulis, konsep Wujudul Hilal (WH) tidak termasuk kepada Hisab Murni karena menjadikan syarat hilal harus di atas ufuk berapa pun angka ketinggiannya. Bicara hilal di atas ufuk adalah wilayah metode rukyat. Wujudul Hilal adalah konsep campuran hisab-rukyat. Jika Ijtima terjadi sebelum Gurub tapi secara kalkulasi hisab ketinggian di bawah ufuk maka kondisi ini tidak dianggap bulan baru karena hilal di bawah ufuk. Contoh 1 1 Syawal 1429 H/2008 M Jakarta Ijtima : Senin, 29 September 2008 Jam: 15:12 WIB Tinggi Bulan : -00 :51':56" Usia Bulan : +02H 36M Menurut konsep Wujudul hilal, dengan data di atas maka 1 Syawal jatuh pada Rabu, 31 September Contoh 2 1 Ramadan 1434 H/2013 M Jakarta Ijtima : Senin, 08 Juli 2013 Jam 14:14 WIB Tinggi Bulan : +00 :39':17" Usia Bulan : +03H 37M Menurut konsep Wujudul Hilal, dengan data di atas maka 1 Ramadan 1434 jatuh pada Selasa, 9 Juli 2013 M. Kerancuan yang muncul 1. Ketika menggunakan metode hisab, kenapa dikaitkan dengan hilal harus di atas ufuk? Hilal di atas ufuk adalah bahasa dalam metode rukyat. Ketika kita menggunakan standar ganda maka akan melahirkan kerancuan, bahkan kekacauan. 2. Ketinggian hilal -00 :51':56" dan +00 :39':17" di peristiwa yang berbeda dan tahun yang berbeda tidak ada faidahnya karena sama-sama mustahil bisa diamati dengan teknologi secanggih apa pun. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 55

57 2. Imkanur Rukyat Bukan Rukyat Imkanur Rukyat secara lafziah artinya Bisa Dirukyat, yaitu satu kondisi di mana hilal dimungkinkan bisa dilihat dan besok ditetapkan sebagai awal bulan (tanggal 1) jika memenuhi syarat sebagai berikut: 1. Ketika matahari terbenam, ketinggian hilal di atas horizon tidak kurang dari Jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang dari Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang dari 8 jam selepas Ijtimak berlaku. Imkanur Rukyat disepakati sebagai alternatif penetapan awal bulan oleh anggota MABIMS (Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura) tahun 1996, yaitu forum pertemuan antar 4 menteri agama ASEAN untuk menjembatani antara penetapan awal bulan berdasarkan Hisab yang dianggap tidak mengikuti sunah karena tak ada dari Rasulullah SAW dengan Rukyat yang kriteria dan syaratnya dimudahkan sehingga penetapan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha di negara-negara tersebut bisa terlaksana seragam pada hari yang sama. Sekalipun pada kenyataannya tidak selamanya serempak di negara anggota MABIMS seperti pada Idul Fitri 1432 H/2011 M. Lepas dari tujuan mulia, Imkanur Rukyat itu bukan Rukyat. Tapi hisab dengan rasa rukyat. Andre Louis Danjon ( ), seorang astronom Prancis membuat batasan minimal hilal bisa dilihat yang dikenal dengan Danjon Limit. Mengutip dari addsabs.harvard.edu, Amir Hasanzadeh dalam Study of Danjon limit in moon crescent sighting: menurut Danjon, hilal bisa dilihat dengan mata jika ketinggian hilal di atas ufuk sekitar 5 0, sudut elongasi matahari-bulan tak kurang dari 7 0, dan umur bulan tidak kurang dari 15 jam. Formasi angka dalam Kriteria Imkanur Rukyat sepertinya angka banting dari Limit Danjon. Imkanur Rukyat mempunyai cita-cita mulia menjadi jembatan pemersatu supaya kebersamaan penetapan awal Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha berdasarkan sunah Rasulullah SAW yaitu melalui rukyat. Itu di satu sisi. Tapi di sisi lain, Imkanur Rukyat menikam sendiri rukyat yang diajarkan Rasulullah SAW sehingga bukan sunah lagi. Bahkan bid ah. Limit Danjon muncul dari hasil riset ilmiah yang tidak dikaitkan dengan Ramadan dan Lebaran. Ia sendiri seorang non muslim. Formasi angka dalam limit Danjon tak dibebani oleh pesan bagaimana kita lebaran serempak. Formasi angka itu secara alamiah akan muncul setiap bulan. Kerancuan yang muncul Hilal yang bisa dilihat oleh mata secara alamiah sesuai sunah Rasulullah SAW akan muncul secara alamiah. Jika melihat hilal tetapkan sebagai awal bulan. Pengetahuan hisab hanya membantu kita dalam memprediksi hilal. Penulis akan mengambil contoh data 10 tahun ke depan dari ditulisnya buku ini agar netral dan tak ada beban sejarah. Perhatikan data berikut! Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 56

58 Waktu Umur Bulan Tinggi Hilal Tanggal 1 Jumlah Hari Selasa, 19/01/2026 M 1 Syaban 1447 H Rabu, 18/02/2026 M 1 Ramadan 1447 H Kamis, 19/03/2026 M 1 Syawal 1447 Jumat, 20/03/ Syawal J 02M +06 :54':41" +22J 51M +09 :21':24" +09J 17M +02 :22':01" +33J 17M +18 :04':11" Rabu 20/01/2026 Kamis 19/02/2026 Jumat 20/03/2026 Sabtu 21/03/ Di Surabaya, pada Selasa, 19 Januari 2026 M, jika langit cerah akan mudah melihat hilal, artinya besok Rabu, 20 Januari 2026 M adalah 1 Syaban 1447 H. 2. Pada Rabu, 18 Pebruari 2026 M, jika langit cerah akan mudah melihat hilal artinya besok Kamis, 19 Pebruari 2026 M adalah 1 Ramadan 1447 H. Umur bulan Sya ban 29 hari. 3. Pada Jum at 20 Maret 2026, jika langit cerah akan mudah melihat hilal, artinya besok Sabtu 21 Maret 2026 M adalah 1 Syawal 1447 H. Umur bulan Ramadan 30 hari. Kerancuan akan muncul jika Imkanur Rukyat dipakai berdasarkan data hisab di atas: Kamis, 19 Maret 2026 M, tinggi hilal +02 :22':01", elongasi +05 :30':14", dan umur bulan +09J 17M, di atas formasi yang yang menjadi kriteria Imkanur Rukyat. Besok Jumat, 20 Maret 2026 di tetapkan sebagai 1 Syawal 1447 H. Berarti jumlah hari dalam Ramadan 29 hari. Jika mengikuti sunah Rasulullah SAW dalam rukyat, Ramadan 29 hari jika mata telanjang melihat hilal. Ketinggian hilal seperti itu sulit untuk bisa diamati. Harus istikmal jika hilal tidak terlihat. Lebaran berdasarkan rukyat yang benar sesuai sunah Rasulullah SAW terletak pada berhasilnya melihat hilal. Jika pada Kamis, 19 Maret 2026 M orang-orang terpercaya sungguh melihat hilal maka Jum at adalah Idul Fitri 1447 H. Rukyat itu praktek dan bukan teori. Jika tidak berhasil, tidak boleh mengotak-atik angka dengan dalih apa pun sehingga memaksakan diri Idul Fitri pada hari Jum at. Rukyat hilal artinya melihat hilal, bukan mengotak-atik angka sekalipun untuk tujuan kompromis supaya lebaran sama. Kesampingkan seluruh hitung-hitungan. Menurut sunah Rasulullah SAW, lakukan istikmal. Bukan membuat standar sendiri Jika memilih penggunaan metode hisab, murnikan hisab semurni-murninya. Tidak usah menggotong teropong dan alat bantu untuk merukyat hilal. Jangan melihat angka ketinggian hilal. Tentukanlah awal bulan dengan menghitung. Data hisab di atas sudah sangat cukup bahwa bulan baru sudah terjadi jam WIB. Ketika Gurub umur bulan +9 Jam 17 Menit. D. Allah Melarang Sesuatu Yang Berstandar Ganda (Campuran) Karena Membingungkan dan Berpotensi Mengancam Keutuhan Imkanur Rukyat dan Wujudul hilal adalah dua metode di antara banyak metode yang dipakai di Indonesia. Keduanya memakai standar ganda dalam penetapan awal bulan dan lebaran dengan mencampur metode hisab dan metode rukyat sekaligus Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 57

59 Wujudul hilal dikatagorikan sebagai metode hisab, tapi mensyaratkan adanya ketinggian hilal di atas 0 0. Syarat di atas 0 0 itu wilayah metode Rukyat. Dalam metode hisab murni jangan ada syarat seperti itu. Jika sudah Ijtima maka sudah masuk awal bulan. Imkanur Rukyat dikatagorikan sebagai metode rukyat, tapi jika hilal sudah di atas 2 0 maka besoknyanya dinyatakan awal bulan. Ketentuan asalkan hilal di atas 2 0 adalah wilayah metode hisab. Jika hilal menurut hisab +02 0,01 maka besok ditetapkan sebagai awal bulan meskipun tidak berhasil melihat hilal. 1. Allah SWT Melarang Kalender Campuran Seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahulu bahwa masyarakat Arab sebelum datangnya Rasulullah SAW menggunakan Kalender Campuran. Yaitu memadukan antara kalender Kamariah dan Syamsiah. Bukti bahwa masyarakat Arab ketika itu menggunakan kalender Campuran bisa diketahui dengan beberapa fakta: 1. Mengunakan sistem Kamariah tapi dari nama-nama bulan sangat situsional dengan iklim sebagai kekhasan sistem Syamsiah. 2. Untuk tetap seimbang antara bulan tertentu pada sistem Kamariah dengan bulan tertentu pada sistem Syamsiah dibuat bulan ke 13 yang disebut Annasi (ان س ئ) atau Penguluran. Allah SWT berfirman dalam QS At-Taubat: 36 dan 37: ە ە ہ ہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ے ے ٱ ٻ ٻ ٻ ٻپ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹٹ ٹ ڤ ڤ ڤڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi. Di antaranya (empat) bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya Annasi (mengundur-undurkan) itu adalah menambah kekafiran. Disesatkan orang-orang yang kafir dengan mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka dapat menyesuaikan dengan bilangan yang Allah mengharamkannya, maka mereka menghalalkan apa yang diharamkan Allah. (syaitan) menjadikan mereka memandang perbuatan mereka yang buruk itu. dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 58

60 Kalender Kamariah Berpatokan kepada periode sinodis bulan mengitari bumi. Lama waktunya 29 hari: 12 jam: 44 menit. Jumlah hari dalam setahun 354 hari Kalender Syamsiah Berpatokan kepada bumi mengitari matahari. Lama waktu 365 hari 5 jam 48 menit. Jumlah hari dalam setahun 365 hari. Dalam 4 tahun sekali 366 hari (kabisat) Kalender Campuran 1. Mencampurkan sistem Kamariah dan Syamsiah dan terjadi selisih 11 hari. 2. Untuk menyeimbangkannya ada bulan ke 13 dalam 3 tahun sekali yang disebut bulan Nasi (ان س ء) atau bulan Penguluran. 3. Tidak ada kesepakatan di kabilah Arab penetapan bulan Nasi. Ada yang tahun kemarin, sekarang, dan besok. Ada yang menyimpannya sesudah Zulhijah, ada juga yang menyimpannya sesudah Muharram. 4. Terjadi kekacauan yang mengancam keamanan pada musim haji. Kabilah yang menyerang beranggapan mereka menyerang di bulan Nasi, sedangkan yang diserang beranggapan mereka sedang berada di bulan Muharram (di antara bulan yang diharamkan perang) 5. Allah SWT melarang sistem kalender Campuran karena mendatangkan kekacauan. Di hadapan Allah SWT bulan hanya 12, dan bulan Nasi hanya menambah kekufuran. Maka sejak turunnya dua ayat di atas, tidak ada lagi kalendar campuran. Umat Islam kembali kepada penanggalan Kamariah yang murni dengan jumlah bulan 12. Jika memilih sistem kalender kamariah pilihlah kalender kamariah Jika memilih sistem kalender syamsiah pilihlah kalender syamsiah Jangan membuat sistem campuran yang membingungkan Hubungannya dengan penetapan awal Ramadan dan lebaran adalah: Jika memilih metode hisab pakailah metode hisab yang murni dengan patokan awal bulan adalah ijtima. Jika memilih metode rukyat pakailah metode rukyat murni sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat. Jangan membuat metode campuran seperti Imkanur Rukyat atau Wujudul Hilal. 2. Allah SWT Melarang Riba Di lihat dari kacamata ekonomi, Laba dan Riba memiliki kesamaan yaitu mencari lebih. Riba sendiri artinya Lebih. Laba mencari lebih dari koridor yang benar yaitu jual beli. Sedangkan riba mencari lebih dari koridor bukan untuk mencari keuntungan tapi dari meminjamkan. Karena sama-sama mencari lebih, mayarakat Arab jahiliyah mencari laba dari jasa meminjamkan dan mereka menganggap sama saja antara praktek riba dan jual-beli: sama-sama mencari laba. Begitu juga masyarakat Yahudi di Madinah. Kondisi seperti ini Allah SWT gambarkan dalam firman-nya QS. Al Baqarah: 275. ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 59

61 ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃڃ چ چ چ چ ڇڇ ڇ ڇ ڍ ڍ Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Jual-beli motifnya jelas: mencari untung. Meminjamkan motifnya jelas: menolong dan ibadah. Riba motifnya tidak jelas: menolong tapi mencari untung. Dagang Mencari untung Ada resiko untung dan rugi Meminjamkan Membantu/menolong Ibadah Riba Mencari untung dalam bingkai membantu (meminjamkan) Selalu ingin untung bagi yang meminjamkan Terjadi kezaliman yang dilakukan kreditor yang mengharuskan mendapat keuntungan duniawi tanpa mempertimbangkan kondisi debitur yang mengalami kebangkrutan. Allah SWT mengharamkan Riba karena adanya kezaliman dan campur aduk antara ibadah dan komerial. Jika kita memberi pinjaman sesuatu ke orang lain, niatkan menolong sesama dan itu adalah ibadah yang besar pahanya. Jika kita mau mencari untung, maka carilah dengan cara jual beli. Jika kita punya dana dan datang kepada kita kawan yang butuh modal usaha, buatlah akad kerja sama bagi hasil (mudharabah). Bukan dengan akad pinjam-meminjam. Jika mencari laba carilah dengan cara berdagang Jika mau menolong dan ibadah berilah saudaramu yang membutuhkan pinjaman tanpa ada motif ekonomi. Jangan melakukan riba yaitu mencari untung dengan cara meminjamkan. Hubungannya dengan penetapan awal Ramadan dan lebaran adalah: Jika memilih metode hisab pakailah metode hisab yang murni dengan patokan awal bulan adalah ijtima. Jika memilih metode rukyat pakailah metode rukyat murni sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat. Jangan membuat metode campuran seperti Imkanur Rukyat atau Wujudul Hilal. 3. Bagaimana dengan Imkanur Rukyat dan Wujudul hilal? Kita yang hidup di era global hampir setiap tahun menyaksikan perbedaan dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Di Indonesia terlebih tingkat dunia. Perpedaan penetapan awal bulan paling Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 60

62 beragam terjadi di Indoensia. Selain Pemerintah secara resmi menetapkan awal bulan, banyak ormas keagamaan besar dan kecil yang menetapkan awal bulan. Sejak yang menetapkan melalui metode hisab takribi dan tidak mau meng-update media perhitungannya, sampai metode campuran hisab-rukyat. Tidak ada yang menetapkan berdasarkan hisab murni dan rukyat sunah Rasulullah SAW. Mimpi kita umat Islam berlebaran secara serempek menggiring kita semua untuk tersenyum menerima perbedaan. Dan kita secara bersama-sama akan mendengar wejangan dari para pemimpin: Jaga toleransi dan hargai perbedaan! Menurut penulis, ketika kerangka berfikir dalam penetapan awal bulan di antara kita seperti sekarang, mustahil kita bisa lebaran secara serempak; sampai kiamat. Kita menetapkan awal bulan menggunakan metode campuran rukyat-hisab dan berstandar ganda. Ketika kita pada kenyataannya berada dalam perbedaan dan membingungkan umat, tentu kondisi seperti ini tidak dikehendaki oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Metode penetapan awal bulan dan lebaran berstandar ganda seperti dengan menggunakan metode rukyat-hisab seperti Imkanur Rukyat dan Wujudul hilal harus ditinggalkan. E. Berpikir Konstruktif Terhadap Fatwa Ulama Terdahulu Di antara yang membuat umat Islam sulit serempak menetapkan awal bulan dan lebaran adalah karena memegang fatwa ulama terdahulu secara tekstual, tanpa membuat pemahaman mereka secara kontekstual. (والية الحكم) dan Wilayatul Hukmi (المطلع) 1. Konsep Matlak Manusia adalah makhluk dinamis. Pada masa Rasulullah SAW kehidupan politik di Madinah relatif stabil karena kompleksitas permasalahan terbatas dan Rasulullah SAW ada di tengah umat. Ancaman yang datang dari luar hanya dari kafir Kuraisy Makkah, Yahudi dan Nasrani. Ancaman yang sifatnya eksternal itu telah dipadamkan ketika Rasulullah SAW wafat. Pada masa Khulafaur Rasyidin Islam berkembang dan menyebar ke berbagai daerah perluasan seperti Mesir, Yaman, Syam, dan Bagdad. Peta dan suhu politik mulai berubah, tapi kemajuan teknologi informasi stagnan. Perbedaan lebaran mulai terjadi seiring wilayah kekuasaan Islam yang semakin meluas. Secara lafziah, kata Matlak berarti tempat terbitnya benda-benda langit (rising place). Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata matlak memiliki arti: tempat terbit matahari, terbit fajar atau terbit bulan. Pengertian ini sesuai dengan QS Al-Qadr ayat 5: ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ Malam (itu) penuh kesejahteraan sampai terbit fajar Sedangkan Matlak dalam istilah falak ialah luas wilayah pemberlakuan hukum penetapan awal bulan kamariyah. Pengertian lainnya Matlak adalah batas geografis keberlakuan rukyah. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 61

63 Jika terjadi perbedaan lebaran di dua wilayah yang berjauhan dan beda matlak maka hal itu dianggap wajar. Arti lainnya, tidak diperkenankan ada dua daerah dalam satu matlak berbeda dalam penetapan awal bulan dan lebaran. Apa lagi perbedaan itu terjadi di satu daerah. Para ulama dahulu membagi wilayah X dengan wilayah Y dan dinyatakan kedua wilayah tersebut berbeda matlak dengan kriteria dan acuan yang berbeda: (مسافة القصر) a. Matlak Berdasar Masafatul Qashri Masafatul Qashri secara lafziah artinya Jarak Meringkas, yaitu jauhnya jarak dibolehkan meringkas salat. Matlak Berdasarkan Masafatul Qashri berarti pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan itu diperkenankan di radius boleh melakukan salat qasar. Terdapat perbedaan di antara ulama dalam menetapkan jarak seseorang boleh melakukan qashar salat. Wahbah Al Zuhaili (tt: I/118) membuat konversi jarak masafatul qashri dengan ukuran internasional yang berlaku sekarang dan terdapat perbedaan penetapan karena banyak versi. Masafatul Qashri: 4 barid = 16 farsakh 1 farsakh = 5544 m (16 x 5544 = 88,704 km) 1 farsakh = 3 mil 1 mil = 1,609 km (1,6093 x 3 x 16 = 77,232 km) 1 mil = 1855,4 m (1855,4 x 16 = 89,059 km) Dari data di atas disimpulkan, jika warga di kota A melihat hilal pada Ahad sore maka malam Senin masuk awal bulan. Kota B tidak berhasil melihat hilal karena berbagai hal dan berjarak lebih dari 77 km dari kota A dibenarkan untuk berbeda karena dinyatakan beda matlak. Sebagian berpendapat harus lebih dari 88,7 dan 89, km. b. Matlak Berdasar Wilayatul Hukmi. Konsep Matlak Wilayatul Hukmi yaitu pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan dan lebaran itu untuk seluruh wilayah suatu negara. Dalam fikih mazhab Syafi i penetapan awal bulan identik dengan konsep ini. Hilal yang terlihat di negara A tidak bisa dijadikan dasar penetapan awal bulan di negara B. Pendapat ini mengacu kepada hadis Kuraib. ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي و ي ي ب ن أ ي وب و ق ت ي ب ة و اب ن ح ج ر ق ال ي ي ب ن ي ي و ى و اب ن ج ع ف ر ع ن م م د و ى و اب ن أ ب أ خ ب ر ن ا و ق ال اآلخ ر ون ح د ث ن ا إ س اع يل ح ر م ل ة ع ن ك ر ي ب أ ن أ م ال ف ض ل ب ن ت ا ل ار ث ب ع ث ت و إ ىل م ع او ي ة ب الش ام ق ا ل ف ق د م ت الش ام ف ق ض ي ت ح اج ت ه ا و اس ت ه ل ع ل ى ر م ض ان و أ ن ا ب الش ام ف ر أ ي ت اهل ال ل ل ي ل ة اجل م ع ة ث ق د م ت ال م د ين ة ف آخ ر الش ه ر ف س أ ل ن ع ب د الل و ب ن Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 62

64 ع ب اس رضى اهلل عنهما ث ذ ك ر اهل ال ل ف ق ال م ت ر أ ي ت م اهل ال ل ف ق ل ت ر أ ي ن اه ل ي ل ة اجل م ع ة. ف ق ال أ ن ت ر أ ي ت و ف ق ل ت ن ع م و ر آه الن اس و ص ام وا و ص ام م ع او ي ة. ف ق ال ل ك ن ا ر أ ي ن اه ل ي ل ة الس ب ت ف ال ن ز ال ن ص وم ح ت ن ك م ل ث ال ث ي أ و ن ر اه. ف ق ل ت أ و ل ت ك ت ف ى ب ر ؤ ي ة م ع او ي ة و ص ي ام و ف ق ال ل ى ك ذ ا أ م ر ن ا ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم ( )صحيح مسلم : Bercerita kepada kami Yahya bin Yahya dan Yahya bin Ayyub dan Kutaibah bin Hujr. Berkata Yahya bin Yahya: mengabarkan kepada kami -yang lain bercerita kepada kami- Ismail -ia putra Ja far- dari Muhammad -ia putra Ibnu Abi Harmalah- dari Kuraib, bahwa Ummi Fadhl binti Al Haris pernah mengutus dia ke Muawiyyah di Syam. Kata Kuraib: Aku datang ke Syam dan aku sampaikan pesanummu Fadhl. Awal Ramadan tiba ketika aku berada di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum at. Lalu aku sampai kembali di Madinah pada akhir bulan. Kemudian Abdullah bin Abbas menanyaiku dan bercerita tentang hilal. Dia berkata: Kapan Kamu melihat hilal? Aku jawab: Kami melihat hilal pada malam Jum at. Dia bertanya: Apa Kamu melihatnya? Aku jawab: Ya. Orang-orang juga melihatnya. Mereka kemudian berpuasa termasuk Muawiyah! Dia (Ibnu Abbas) berkata: Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, makanya kami masih berpuasa hingga genap 30 hari kecuali kami melihat hilal! Aku bertanya: Apa Anda tidak cukup dengan rukyah dan puasanya Muawiyah?, Dia menjawab: Tidak! Seperti itulah Rasulullah SAW memerintahkan kita. Tetapi Sulaiman bin Muhammad al Bujairimi ( H/ M) dalam Hasyiah Bujairimi alal Khatib lebih lentur dalam menetapkan pendapatnya: Jika di negara sebelah timur berhasil melihat hilal, maka hasil rukyat itu berlaku di negara sebelah baratnya dan tidak berlaku sebaliknya. Misalnya Makkah dan Mesir, hasil rukyat di Makkah berlaku untuk Mesir dan tidak sebaliknya. Redaksi seperti itu terdapat pula pada kitab Nihayatuz Zain (2002; 185) karya syekh Nawawi al Jawi, ulama besar Syafiiyah yang hidup di abad 19 ( H/ M). c. Matlak Global Matlak Global yaitu pemberlakuan hukum ketetapan awal bulan itu berlaku untuk seluruh dunia. Para ulama mazhab Hanafi, Maliki, dan Hanbali memegang konsep ini. Syekh Syarafuddin Musa Al Hajawi (w 960 H/1552 M) dalam Al Iqna fi Fiqh Ahmad bin Hanbal (tt; 303) menulis: وإذا ثبتت رؤية اهلالل مبكان قريبا كان أو بعيدا لزم الناس كلهم الصوم وحكم من مل يره حكم من رآه ولو اختلف املطالع Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 63

65 Jika telah ditetapkan rukyat hilal, baik di tempat yang dekat atau jauh maka seluruh manusia harus puasa. Orang yang tidak melihat hilal berhukum kepada yang melihat hilal meskipun berbeda matlak. Perbedaan pendapat dikalangan ulama adalah hal yang biasa. Bagi masyarakat awam perbedaan seperti di atas cukup membingungkan. Pertanyaan yang muncul adalah: Mana yang benar? Atau, Kita mengambil pendapat yang mana? Di kalangan komunitas muslim tradisional, memegang teguh pendapat ulama yang menjadi anutan mazhabnya adalah sebuah keharusan dan ada satu perasaan berdosa jika menyalahinya. Untuk halhal yang sifatnya ubudiah mahdhah seperti salat, zakat, dan puasa hal itu wajar, tapi jika menyangkut ibadah yang dikaitkan dengan sains maka tidak seharusnya kita yang hidup di zaman global sekarang dibelenggu oleh pendapat para ulama terdahulu karena ketika para ulama berfatwa demikian kondisi sosial, politik dan pengetahuan berbeda sekali dengan kita sekarang. Contoh: Syekh Sulaiman bin Muhammad al Bujairimi penulis Hasyiah Bujairimi ala l Khatib yang hidup H/ M berpendapat: Jika di negara sebelah timur berhasil melihat hilal, maka hasil rukyat itu berlaku di negara sebelah baratnya dan tidak berlaku sebaliknya. Misalnya Makkah dan Mesir, hasil rukyat di Makkah berlaku untuk Mesir dan tidak sebaliknya. Membandingkan Makkah dan Mesir secara geografis tidaklah terlalu jauh dengan kita sekarang membanding antara Jakarta dengan daerah Aceh. Jika di Jakarta berhasil melihat hilal dan Aceh tidak berhasil melihat hilal maka Aceh boleh mengikuti Jakarta karena Aceh sebelah baratnya, dan tidak boleh Jakarta mengikuti Aceh. Beranalogi kepada pendapat Syekh Sulaiman al Bujairimi dan Syekh Nawawi Al Jawi, mereka yang tinggal Cirebon, Surabaya, Makassar jika tidak melihat hilal maka harus istikmal dan jangan mengikuti Jakarta. Betapa kakunya jika kita yang hidup di era sekarang memegang pendapat di atas. Mungkin sebagian kita bertanya, kenapa sekaku itu ulama Syafi iyah dalam menetapkan sebuah pendapatnya? Jawabannya, justru itu sebuah ketetapan yang modern di kala itu; ketika belum ada alat transfortasi mobil apalagi pesawat, perjalanan ditepuh dengan jalan kaki. Belum ada alat kemunikasi telepon apalagi hp, informasi hanya bisa disampaikan dari mulut ke mulut. Juga sistem pemerintahan antar negara dengan batas-batasnya tidak sejelas seperti sekarang. Ulama Syafi iyah pada kurun awal bahkan menyatakan bahwa rukyat diberlakukan untuk wilayah tempat melihatnya hilal dan sekitarnya sebagaimana sikap yang diambil sahabat Ibnu Abbas dari Kuraib. Tidak salah, kita mendapati dan memahami matlak berdasarkan Wilayatul Hukum dari guru-guru kita, dari rujukan kitab-kitab fikih yang muktabar. Dari para imam mujtahid mutlak sekaliber Imam Malik, Muhammad Idris Assyafii atau Ahmad bin Hanbal. Berpikir konstruktif terhadap pendapat ulama dahulu dalam hal yang berkaitan dengan sains seperti penetapan awal bulan dengan melihat hilal dikaitkan dengan perkembangan politik di tiap negara Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 64

66 bukanlah dengan cara memegang pendapat mereka secara tekstual, tapi justru kita balik bertanya dalam diri kita: Apakah jika Syekh Sulaiman al Bujairimi dan Syekh Nawawi al Jawi hidup di era teknologi informasi dan global seperti sekarang; menyaksikan dunia sudah dipagari oleh batas yang namanya negara dengan ragam sistem pemerintahan, akankah mereka akan berpendapat seperti yang tertulis dalam karyanya 300 tahun yang lalu? Penulis yakin, mereka pasti tak akan berpendapat seperti itu. Mereka hamba-hamba Allah yang ikhlas dan berpikiran sangat maju untuk zamannya, pendapat mereka tidak memaksa kita untuk mengikutinya jika akan membelenggu dan menyulitkan kita yang hidup 300 ratus tahun sesudahnya. Yang lebih mengerti kita dan permasalahan penetapan awal bulan di zaman sekarang adalah kita sendiri. Seorang Muhammad Idris Assyafi i saja, banyak fatwa beliau yang lama (qaul qadim) dikoreksinya sendiri setelah menetap di Mesir (qaul jadid) karena ditemukanya hal-hal baru seiring perkembangan dan perubahan. Luas satu matlak berdasarkan Wilayatul Hukmi, menjadikan kita lebih merasa sebagai warga suatu negara daripada sebagai hamba Allah yang tinggal di satu bumi ciptaan-nya. Ketika di Saudi Arabia melihat hilal, kita tak meresponnya karena itu Saudi Arabia, sedangkan kita Indonesia, tak ada hubungannya sama sekali. Diibaratka kepada penumpang kereta api Parahyangan, kita lebih merasa sebagai penumpang gerbong 1, 2 atau gerbong 3 hingga tidak sadar, kita adalah penumpang kereta Parahyangan. Sesuatu yang tak perlu terjadi jika secara tulus kita mengembalikan kepada Al- Qura an dan Sunnah. Paradoks, ketika Indonesia, Malaysia dan Brunei yang lebih awal menerima datangnya waktu Magrib dibandingkan Saudi Arabia pada hari X misalnya, tapi dalam penanggalan kita sering di belakang mereka. Seharusnya satu dunia ada satu tanggal hijriyah. Kalau pun beda, karena Indonesia lebih awal menerima waktu, Indonesia tanggal 1 dan Saudi Arabia tanggal 2. Ini malah sebaliknya, Indonesia tanggal 2 dan Saudi Arabia tanggal 1. Pasti ada kesalahan kolektif yang kita lakukan dalam memahami dan menyikapi sabda Rasulullah SAW dan butuh konsep baru dalam memahami Hadits riwayat dari Abu Hurairah dan Ibnu Abbas. Kesalahan yang kentara hingga paradoks tersebut muncul karena kita kadung menjadikan bumi ini seperti tanah kavling, bukan sebagai satu unit kesatuan utuh. Jujur, penulis sering ragu dan merasa gamang menyikapi perbedaan itu, dan tentu juga jutaan muslim Indonesia ketika menyambut datangnya bulan penuh rahmat Allah tapi tak sepakat dalam penentuan waktunya. Kenapa kita tak menerima kesaksian ulama-ulama Timur Tengah yang telah melihat hilal 4 jam berikutnya ketika kita di Indonesia tak melihatnya? Tapi penulis juga rgu, apa benar mereka melihat hilal Karen pengetahuan hisab bahwa hilal tidak mungkin bisa dilihat karena rendahnya hilal. Adakah dalil yang sarih dari Al-Quran dan Sunah yang mengharuskan kita mengkotak-kotakkan diri dalam melakukan Rukyat berdasarkan batas geografis tertentu atau wilayah hukum tertentu? Jika tak ada, mengapa kita melakukan sesuatu yang tak diperintahkan Allah dan Rsul-Nya sehingga kita terus berselisih padahal di antara essensi nilai dalam Islam adalah persatuan? Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 65

67 Allah berfirman dalam QS Al Baqarah:185 ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻە ە ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھ ے ے ے ے (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Kata di antara kamu, adalah manusia di hadapan Allah secara umum. Itu adalah makna asal. Ketika saudara kita di Timur Tengah masuk awal Ramadan dan mereka berpuasa esok harinya, kita yang berada di sebelah timur adalah bagian dari kamu dalam ayat tersebut. Kamu dalam ayat ini penegertiannya umum, siapa pun mereka yang beriman. Bumi adalah satu unit kesatuan utuh. Jika sudah terjadi ijtima maka seluruh manusia penghuni bumi ini sudah masuk bulan baru secara utuh pula. Itulah Hisab. Pengetahuan manusia sudah menguasainya. Mudah dan berhujah. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 66

68 IV BAGAIMANA SUPAYA LEBARAN SEREMPAK? A. Mewujudkan Kesepaktan Kolektif (Ijtihad Jamaah) 1. Rukyat Kata انرؤ ح ditulis dalam bahasa Indonesia dengan Rukyat, yaitu bentuk jama dari kata.رؤ Ia adalah bentuk masdar (verbal noun) dari kata kerja: رأي. Dalam KBBI kata Rukyat artinya: 1. Perihal melihat bulan tanggal satu untuk menentukan hari permulaan dan penghabisan puasa Ramadan. 2. Penglihatan; pengamatan. Dalam Mu jam Lughatil Fuqaha, Rukyat berarti: persaksian dengan penglihatan di mana pun berada: di dunia, di akhirat, bahkan dalam mimpi. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Fath: 27. ے ے Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat. Kata Rukyat paling sering dipahami dalam konteks fikih, yaitu sebagai aktifitas melihat hilal untuk penetapan awal bulan terutama untuk Ramadan, Syawal dan Zulhijjah sebagaimana yang banyak ditemukan dalam hadis Rasulullah SAW: ذ ك ر ع ن اب ن ع م ر رضى اهلل عنهما أ ن ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم ر م ض ان ف ض ر ب ب ي د ي و ف ق ال : الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا ث ع ق د إ ب ه ام و ف الث ال ث ة ف ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و ث ال ث ي ) )صحيح مسلم: Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 67

69 Dari Ibnu Umar RA, bahwa Rasulullah SAW menyebut Ramadan, ia menepuk kedua tangannya dan bersabda: bulan itu begini, begini, begini, sambil menekuk jempol pada yang ketiga. Maka berpuasalah ketika melihatnya (hilal) dan berbuka ketika melihatnya. Jika hilal tertutup atas kalian maka hitunglah menjadi tiga puluh. Puluhan hadis tentang penetapan awal bulan Ramadan dan lebaran harus melihat hilal yang terdapat dalam kitab hadis yang enam (kutubus sittah) sanadnya berujung pada sahabat Abdullah bin Umur. a. Rukyat Itu Mudah Penetapan awal Ramadan dan lebaran pada masa Rasulullah SAW harus melalui rukyat secara langsung. Itulah yang disabdakan Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Kenapa harus rukyat? Karena hanya dengan metode rukyatlah diketahuinya awal bulan sudah masuk. Secara geografis, Madinah tidak terletak di daerah pesisir seperti Jeddah, tapi berada jauh dari laut merah, sekitar 120 km sebelah timur. Dari penelusuran terhadap hadis Rasulullah SAW, puasa di masa Rasulullah SAW lebih sering 29 hari daripada 30 hari. Artinya keberhasilan melihat hilal lebih sering daripada melakukan istikmal. Berbeda dengan kita sekarang, melakukan istikmal lebih sering daripada berhasil melihat hilal. ع ن اب ن م س ع ود ق ال ل م ا ص م ن ا م ع الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ت س ع ا و ع ش ر ين أ ك ث ر م ا ص م ن ا م ع و ث ال ث ي ( )سنن أبو داود: Dari Ibnu Mas ud, ia berkata: ketika kami puasa bersama Nabi SAW, 29 hari lebih sering daripada kami puasa bersamanya 30 hari. Kemungkinan penyebabnya: 1. Dalam delapan tahun Rasulullah SAW dan para sahabat melaksanakan puasa, secara astronomi memang peredaran bulan dan bumi demikian adanya 2. Madinah tidak dekat laut. Awan yang menguap dari padang pasir tidak setebal yang menguap dari laut. 3. Waktu zaman Rasulullah SAW, polusi udara dari industri dan kendaraan tidak ada sehingga kecerahan langit ketika melakukan rukyat lebih mudah jika memang hilal sudah muncul di atas ufuk. Menelusuri hadis Rasulullah SAW tentang penetapan awal Ramadan dan lebaran memberi kesan kepada kita begitu mudahnya dalam penetapannya. 1. Lakukan rukyat untuk memulai awal puasa, juga untuk awal Syawal. 2. Jika tidak berhasil maka genapkan 30 hari. 3. Ketika Rasulullah SAW puasa tanggal 30 Ramadan di akhir hari, datanglah kafilah yang melihat hilal sore kemarin dan menyampaikan kesaksian mereka kepada Rasulullah SAW. Beliau menerima kesaksian itu dan menyuruh para sahabat berbuka. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 68

70 b. Kenapa Rukyat terasa sulit di zaman modern sekarang? Perbedaan Lebaran; Melakukan rukyat hilal pada zaman modern sekarang seharusnya lebih mudah karena banyaknya alat optik yang membantu penglihatan manusia melihat hilal dan kenyataannya demikian. Dalam pengamatan penulis, rukyat itu seolah-olah sulit dikarenakan beban psikologis fikih dan hasrat ingin lebaran bersama di tengah motode penetapan awal bulan yang beragam. Di antara kita banyak yang memaksakan diri melihat hilal ketika hilal belum cukup waktu untuk bisa dilihat meskipun menggunakan alat bantu. Jika diibaratkan dalam perumpamaan sederhana, begini contohnya.: Final Word Cup 2014 antara Jerman vs Argentina dilaksanakan Senin, 14 Juli 2014 pukul WIB di Brazil. Kita mengetahui hal itu dari banyak media. Karena sesuatu hal, kita tidak bisa menyaksikan siaran langsungnya tapi bisa melihat siaran ulangan di stasiun tv X pukul Dengan mudah kita bisa melihat siaran ulang itu pada pukul Yang sulit itu, ngakali dan memaksakan diri bagaimana caranya bisa melihat sepak bola jam padahal penayangannya jam karena kita sudah tahu bahwa pertandingan itu dimulai pukul Kita ingin nyunah tapi berakhir bid ah. Rukyat itu sunah karena dilakukan oleh Rasulullah SAW dan diikuti oleh para sahabat sepeninggalnya. Karena pengaruh pengetahuan hisab yang sudah maju, kita jauh-jauh hari mendapati data bahwa sudah sudah terjadi ijtima 4 jam sebelum gurub matahari. Misalnya untuk awal Ramadan 1443 H/2022 M Ijtima terjadi pada Jum at 1 April 2022 M jam 13:24 WIB Usia bulan : +04 jam 34 menit Tinggi hilal : +02 :38':42" Ketinggian hilal +02 :38':42" sulit bahkan mustahil diamati meskipun menggunakan alat bantu. Jika menjunjung tinggi sunah Rasulullah SAW yang benar seharusnya malakukan istikmal dengan menyempurnakan umur bulan 30 hari. Bukan membuat terobosan baru membuat metode Imkanur Rukyat. Rasulullah SAW dan para salafus shalih tak mewarisikan metode Imkanur Rukyat. Benar, tujuan digagasnya Imkanur Rukyat itu mulia sebagai jembatan kompromis antara hisab yang sudah menyatakan bahwa bulan baru sudah masuk dengan ajaran Rasulullah SAW yang menetapkan bahwa awal Ramadan dan lebaran itu harus dengan melihat hilal. Akhirnya maksud hati mengejar sunah tapi apa daya melakukan bid ah. 2. Hisab a. Hisab Itu Lebih Mudah Kerangka pemikiran penulis adalah mencari yang termudah tapi terukur kebenarannya berdasarkan dalil dari Al-Quran dan Sunah. Kemudahan dan mencari yang termudah adalah bagian yang terterpisahkan dalam penerapan syariah Islam. Allah SWT berfirman dalam QS. Yunus: 5. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 69

71 ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉې ې ې ې ى ى ي اي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-nya) kepada orang-orang yang mengetahui. Islam menjunjung tinggi pengetahuan karena seorang yang banyak tahu akan sampai kepada pengakuan kemahabesaran Allah SWT sebagai Tuhan Maha Pencipta. Hanya orang yang banyak tahu (ulama) yang takut kepada-nya. Allah SWT menjadikan matahari dan bulan berjalan pada porosnya dengan laju yang baku dan tepat. Karena baku dan tepat berjalan pada porosnya peradaban pengetahuan manusia bisa menghitung secara pasti laju jalannya benda-benda langit supaya manusia menjadikannya sebagai patokan perhitungan tahun dan waktu. Perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran telah lama terjadi dan akan terus terjadi. Penyebabnya adalah konstruksi berpikir para ulama dan interpretasi antara satu hadis dengan hadis lain yang berbeda terhadap hadis-hadis Rasulullah SAW tentang penetapan awal bulan kamariah. Karena kompleksnya permasalahan kadang penulis berkhyal ingin bertemu dengan Rasulullah SAW dan menanyakan tentang sabda-sabdanya yang penulis baca dalam kitab-kitab hadis mengenai penetapan awal bulan dikaitkan dengan kemajuan zaman sekarang. Penulis mengimani, jika kita bermimpi bertemu Rasulullah SAW maka sungguh kita melihat Rasulullah SAW secara nyata. Karena banyak hadis yang menyatakan demikian. Di antaranya HR. Bukhari nomor 5844: صال ح صي ل ح دث ن ا أ ب و ع و ان ة ح دث ن ا أ ب و ح ع ن أ ب ح دث ن ا م و سى ب ن إ س ا عي ي ر ة رضي اهلل عنو : ع ن الن ب صلى اهلل عليو وسلم ق ا ل: س وا ب ا س ر ي ع ن أ ب ى ص و رت ف ال م ن ا م ف ق د رآ ن ف إ ن ال شي ط ا ن ل ي ت مث ل و ل ت كن وا ب كن ي ت و م ن رآ ن من الن ار و م ن ك ذ ب عل ي مت عم دا ف ل ي ت ب و أ م ق ع ده Bercerita kepada kami Musa bin Ismail, bercerita kepada kami Abu Awanah, bercerita kepada kami Abu Hashin, dari Abi Shalih, dari Abi Hurairah RA, dari Nabi AW bersabda: Berilah nama dengan namaku dan jangan dengan kunyahku. Barang siapa yang melihatku dalam mimpi maka sunggu ia melihatku karena syaitan tak bisa menyerupai bentukku/ barang siapa yang berdusta atasku secara sengaja maka bersiaplah tempat duduknya dari neraka. Yang ingin penulis tanyakan kepada Rasulullah SAW adalah tentang sinkronisasi dua hadis yang Rasulullah SAW sabdakan kepada Abdullah bin Umar. Dua hadis tersebut adalah: ع ع مر و أ ن و ب ن دث ن ا سع ي د ح ر اب ن س ي ع م صلى اهلل الن ب ع ن اهلل عنهما رض. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 70

72 ر ب ال ش ه عليو وسلم أ ن و ق ا ل: إ ن ا أ مة أم ي ة ل ن ك ت ب و ل س ش ر ي ن و م ر ة ث الث ي )صحيح البخاري: ي ع ن م ر ة ت س عة وع ى ) ذا. ك ذا ى ك Bercerita kepada kami Said bin Amr, bahwa ia mendengar Ibnu Umar RA dari Nabi SAW bersabda: Kami umat ummi, kami tidak bisa membaca dan kami tidak bisa menulis. Satu bulan itu begini begini. Maksudnya, sekali 29, sekali 30. ع ن اب ن ع م ر رضى اهلل عنهما أ ن ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم ذ ك ر ر مض ا ن ف ض ر ب ب ي د ي و ف ق ال : الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا ث ع ق د إ ب ه ام و ف الث ال ث ة ف ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و ث ال ث ي مسلم: )صحيح ) Bercerita kepada kami Abu Usamah, Bercerita kepada kami Ubaidillah, dari Nafi, dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bercerita tentang Ramadan. Beliau menepuk dengan kedua tangannya dan bersabda: Bulan itu begini-begini sambil menekuk jempolnya pada kali ke tiga. Maka puasalah kalian karena melihat hilal dan beridul fitri karena melihatnya. jika mendung meliputi kalian maka ukurlah 30 hari. Mungkin karena penulis manusia banyak dosa dan Rasulullah SAW adalah manusia suci, mimpi suci seperti itu belum penulis alami. Tapi penulis mengamati, Rasulullah SAW bersabda kepada Abdullah bin Umar RA dalam dua kesempatan yang berbeda tapi saling menyambung: Untuk penetapan awal bulan Ramadan dan lebaran, lakukan dengan melihat hilal, karena kita belum mampu melakukan penetapannya dengan hisab. Bagaimana dengan kita yang hidup sekarang: Apakah kita sudah sampai kepada era pengetahuan yang dimaksud dalam ayat di atas? Jawabannya: Ya! Bahkan ratusan tahun yang lalu sudah mengetahui tanda keagungan ini. Masihkah kita perlu melakukan rukyat hilal? Jawabanya: Rasulullah SAW melakukan rukyat karena hanya dengan cara itu diketahui secara pasti datangnya bulan. Pengetahuan hisab orang Arab waktu belum cukup mengetahui saat bulan baru terjadi. Pengetahuan manusia sekarang bisa memprediksi secara akurat munculnya bulan baru untuk 1000 tahun ke depan. b. Hisab Murni; Ijtima Sebagai Patokan Awal Bulan Hisab ( (انحساب artinya Perhitungan. Dalam Al-Quran kata Hisab (حساب) terulang sebanyak 37 kali, dan hanya satu yang dikaitkan dengan peredaran benda angkasa yaitu pada QS. Yunus: 5. Dalam konteks penetapan awal bulan, Hisab berarti perhitungan posisi benda-benda langit dan laju jalan pada porosnya secara matematis dan astronomis dikaitkan dengan keperluan ibadah. Ilmu falak, ilmu nujum, dan ilmu hisab adalah pengetahuan yang berhubungan dengan peredaran benda-benda langit. Manusia dahulu sudah mengenal dasar bintang dan dijadikan petunjuk arah.. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 71

73 Rasi bintang Pari sebagai petunjuk arah selatan, rasi bintang Wuluku/Orion sebagai petunjuk arah barat, dan bintang Tujuh sebagai petunjuk arah utara. Allah SWT berfirman dalam QS. An Nahl: ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀٺ ٺ ٺ ٺ ٿ Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk, Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk. Demikian juga bumi, bulan dan matahari, interaksi ketiganya menjadi tanda waktu dan patokan pelaksanaan ibadah. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah: 189. ے ے ے ے Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung. Juga dalam QS. Ar Rahman: 5. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. ڍ ڍ ڌ ڌ Khusus untuk penetapan awal bulan, pengetahuan manusia berevolusi sesuai perkembangan zaman. Hisab pada masa Rasulullah SAW dikatagorikan sebagai Hisab Urfi ( (عرف atau Konvensional; didasarkan kepada kesepakatan yang sudah umum dan secara tradisional turun temurun. Misalnya sabda Rasulullah SAW tentang jumlah hari dalam satu bulan kamariah itu ada yang 29 dan 30. Secara tradisional ribuan tahun yang lalu manusia sudah mengetahui bahwa usia bulan itu sekitar 29 hari setengah. Pengetahuan zaman dahulu sudah sampai kepada pengenalan tahun kabisat atau leap year. Siklus tahun kabisat dalam sistem penanggalan kamariyah adalah 30 (س ح كث سح ( tahun, bandingkan dengan siklus penanggalan syamsiah yang hanya 4 tahun. Dalam 30 tahun tersebut ada 11 tahun kabisat (panjang) di mana jumlah harinya 355 hari, sedangkan 19 tahun di dalamnya adalah tahun basitah (تس طح) atau biasa dengan jumlah hari dalam setahun 354. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 72

74 Ketentuannya perhatikan tabel berikut! : Kabisat : Basitah Koleksi pribadi Menentukan tahun ke 30 kabisat dengan cara angka tahun harus genap dibagi 30. Misalnya tahun 1410 : 30 = 47. Berarti tahun 1411 kembali ke tahun 1. Ketika buku ini ditulis tahun 1437 H berarti sudah tahun ke 27 dari siklus 30 dan dinyatakan tahun kabisat, artinya jumlah hari di tahun 1437 H ini 355 hari. Peradaban ilmu manusia telah lama mengetahui bahwa bulan mengelilingi bumi selama 29,53055 hari. Rincian perhitungannya dari data siklus 30 tahun di atas. 11 x 355 = 3905 (kabisat) 19 x 354 = 6726 (basitah) = : 30 = 354, , 3666 : 12 = 29,53055 Kita sekarang berada pada era kemajuan pengetahuan Hisab Modern. Bulan mengelilingi bumi dalam satu periode putaran (360 0 ) memerlukan waktu: 27, hari, atau 27 hari 7 jam 43 menit detik. Jika pada suatu waktu bulan berada pada titik di langit, maka setelah 27 hari 7 jam 43 menit detik ia akan kembali berada di titik semula. Jangka waktu ini disebut waktu peredaran Sideris. Ketika bulan beredar menempuh lingkaran orbitnya, bumi dan bulan juga bersama-sama mengelilingi matahari. Akibatnya setelah 27,3 hari itu meskipun bulan sudah sempurna mengelilingi bumi 360 0, namun pada waktu itu belum masuk pada bulan baru. Bulan baru itu terjadi bila bulan terletak kembali searah dengan matahari (ijtima;konjungsi) atau dengan istilah lain: bumi bulan dan matahari terletak pada suatu hamparan bidang datar. Perhitungan kalender bulan seperti kalender Hijriah relatif rumit, perhitungannya tidak saja didasarkan pada peredarannya itu sendiri, tetapi kepada perubahan bentuknya. Sementara perubahan bentuk bulan sendiri ditentukan oleh posisi matahari. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 73

75 Perhatikan gambar berikut aliboron.files.wordpress.com Setelah 27,32 hari bulan sempurna mengelilingi bumi 360, bulan baru (new moon) belum bisa terjadi. Masih diperlukan 2.21 hari lagi (27 0 ) pergeseran bulan agar terjadi konjungsi yang menandai akan masuknya bulan baru. Lihat gambar di atas: Posisi B1 dan B3 adalah periode sinodis bulan, sedangkan B1 ke B2 adalah periode sideris Dengan kata lain untuk mencapai satu keliling penuh menurut perubahan bentuknya bulan harus menempuh jarak Jarak itu ditempuh bulan dalam waktu: 29, hari atau 29 hari 12 jam 44 menit 2.03 detik. Karena panjang hari sesuai dengan putaran bumi pada porosnya dalam satu putaran penuh adalah 24 jam, maka untuk mencapai waktu rata-rata 29, hari, ditetapkan panjang bulan pada bulanbulan hijriah adalah silih berganti antara 29 dan 30 hari. Dengan panjang rata-rata 29.5 hari itu ternyata masih ada selisih hari (44 menit 2.03 detik), maka untuk menutupi kekurangan itu diadakan penambahan satu hari pada bulan terakhir yaitu Zulhijah setiap 11 tahun sekali dalam putaran tiap 30 tahun. Dengan penambahan ini berarti rata-rata bulan panjangnya menjadi 29,5305 hari. Itu juga masih ada selisih sekitar 8 detik. Maha Suci Allah yang menciptakan alam raya ini dengan segala kesempurnaan. Puji dan syukur terpanjat kepada Allah SWT yang memberi kita kesempatan hidup di zaman modern dan menyaksikan kesempurnaan ciptaan ini. Kita yang hidup sekarang lebih menikmati kebenaran firman Allah SWT dalam Al-Quran di banding para sahabat Rasulullah SAW dan para ulama terdahulu karena kita bisa menyaksikannya dengan perangkat teknologi. Kita sekarang dengan mudah mengetahui munculnya hilal انىن س) (انق ر atau bulan baru (new moon) dan meyakini bahwa bulan baru telah datang. Tidak harus menggunakan pengamatan (rukyat) lagi. Sama halnya dengan dunia kedokteran dan kebidanan, seorang istri hamil tidak harus menunggu Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 74

76 telatnya haid atau datang ke peraji ketika perut mulai buncit. Tespek bisa memprediksi kehamilan pada waktu terdini (6 hari) dari hubungan badan dengan akurasi ketepatan 99%. Penulis adalah dosen untuk mata kuliah Agama di sebuah sekolah tinggi kesehatan di kota Sukabumi. Mempunyai banyak rekan dari kalangan dokter dan ginekolog. Kami sering berdiskusi tentang Islam dan kesehatan. Suatu hari kami berdiskusi tentang rukyat karena waktu itu terjadi perbedaan penetapan lebaran. Kata rekan dokter, Dulu, untuk mengetahui seorang wanita hamil, peraji baru mampu mendeteksi kehamilan ketika usia kehamilan masuk akhir bulan ke 3 atau minggu ke 12. Melalui kepekaan peraba dan melihat langsung besarnya perut dan organ lain yang mengembang. Tapi sekarang, dengan alat tespek (tes pack), seorang istri bisa mengetahui kehamilan dirinya sejak enam hari setelah berhubungan suami-istri dengan akurasi kebenaran 99%. Kaitannya dengan penetapan awal Ramadan dan lebaran, kenapa kita sekarang masih melakukan rukyat hilal seperti yang dilakukan Rasulullah SAW di mana waktu itu manusia belum mampu mendeteksi bulan baru secara matematis kecuali dengan melihat langsung? Peraji saja sudah menggunakan tespek dan tidak menggunakan rukyat ke perut wanita hamil. Alat tespek bisa mendeteksi kadar hormon kehamilan atau Human Chorionic Gonadotropin (hcg) yang diproduksi sel telur setelah dibuahi dan menempel dalam Rahim melalui tes darah atau urin. Dalam masa kehamilan dengan rentangan waktu minggu, hari ke 6 adalah masa terdini dari sebuah proses panjang kehamilan. Di minggu pertama, nutfah (ان طفح) menerobos rahim dan memproses pembentukan Alaqah (انعهقح) atau gumpalan darah (bloodsucker) dengan wujud cair dan sangat kecil. Di minggu ke 9 terbentuk mudgah ( (ان ضغح atau embrio dengan ukuran sangat kecil pula yaitu 4 gram dengan panjang sekitar 4 cm. Dahulu peraji menetapkan seorang istri hamil dengan rukyat setelah masuk bulan ke 3, sekarang ilmu Allah SWT yang diberikan kepada manusia melalui proses riset yang panjang bisa mendeteksi kehamilan sedini mungkin. Ormas Islam sudah memiliki peralatan canggih dan mengoleksi banyak software falak untuk hisab. Rekan dokter itu mengetahui letak masalahnya bukan pada perbedan perhitungan antar-ormas dan antar-negara, tapi pemahaman hadis mengenani penetapan awal Ramadan dan lebaran cenderung memandang dari sudut tekstual ( ( ص dari pada kontekstual.(س اق ) Di era hisab modern, kita bisa mengetahui terjadinya ijtima untuk ratusan tahun ke depan bahkan menembus millennium. Ini adalah karunia Allah SWT untuk umat Islam agar mudah dalam penetapan waktu ibadah. Karena hisab adalah perhitungan, maka ketika metode ini dijadikan penetapan awal bulan dan lebaran tidak perlu dihubungkan dengan melakukan rukyat dan tidak dikaitkan dengan syarat angka-angka tertentu yang berhubungan dengan rukyat. Jika secara hisab sudah terjadi ijtima atau konjungsi maka kita sudah berada di bulan baru. Titik. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 75

77 Contoh: Perbedaan Lebaran; Untuk penetapan 1 Zulhijjah 1437 H/2016 M, hisab modern memberikan data sebagai berikut: 1. Ijtima terjadi pada Kamis, 1 September 2016 Jam 16:03 WIB 2. Umur bulan ketika matahari tenggelam 1 Jam 50 Menit 3. Ketinggian hilal di Jakarta -00 :09':06" Jika kita menggunakan hisab yang semurni-murniya kita bisa mengambil ketetapan sebagai berikut: 1. Ketika terjadi ijtima pada Kamis, 1 September 2016 Jam 16:03 WIB artinya kita yang menghuni planet bumi ini sudah masuk bulan baru. 2. Gurub malam Jum at (Kamis malam) adalah 1 Zulhijah 1437 H bertepatan dengan 2 September 2016 M. 3. Tidak ada syarat hilal harus di atas ufuk barat karena metodenya adalah hisab. Bukan rukyat. 4. Idul Adha 1437 H bertepatan dengan Ahad, 11 September Dengan data yang sama, hasil ketetapan akan berbeda jika menggunakan konsep Wujudul Hilal yang mensyaratkan ketinggial hilal harus di tas ufuk. Ketetapan jika menggunakan Wujudul hilal adalah: 1. Ketika terjadi ijtima pada Kamis, 1 September 2016 Jam 16:03 WIB artinya kita yang menghuni planet bumi ini sudah masuk bulan baru. 4. Gurub malam Jum at (Kamis malam) dinyatakan tanggal 30 Zulqa dah 1437 H karena hilal Ketinggian hilal -00 :09':06" 2. 1 Zulhijjah 1437 H bertepatan dengan Sabtu, 3 September 2016 M. 3. Idul Adha 1437 H bertepatan dengan Senin, 12 September 2016 M. Konsep Wujudul Hilal dipegang oleh Muhammadiyah dan diklaim sebagai penetapan awal bulan berdasarkan Hisab dengan 3 parameter utama: 1. Telah terjadi Ijtima. 2. Ijtima terjadi sebelum matahari terbenam. 3. Pada saat matahari terbenam hilal berada di atas ufuk. Menurut hemat penulis, parameter di atas menjadikan konsep Wujudul Hilal bukanlah metode hisab murni tapi campuran hisab-rukyat. Ketentuan hilal harus berada di atas ufuk adalah wilayah rukyat. Pada Kamis, 1 September 2016 Jam 16:03 WIB terjadi ijtima dan kita masuk bulan Zulhijjah. Jika menggunakan metode hisab, kenapa disyaratkan hilal harus di atas ufuk sehingga malam Jum at dibatalkan sebagai sebagai tanggal 1 Zulhijjah padahal secara matematis-astronomis sudah masuk bulan baru? Hisab tidak bisa dipisahkan dengan evolusi telaah manusia mentafakuri jagat raya ciptaan Allah SWT selama ribuan tahun. Hisab semestinya memberi kemudahan kepada penggunanya dengan meminimalisir kesulitan. Ketika pengetahuan manusia sudah menyatakan bahwa Kamis, 1 September 2016 Jam 16:03 WIB telah terjadi ijtima dan masuk bulan Zulhijah maka hal-hal yang menyulitkan harus dihilangkan. Jiga menggunakan hisab tegakkan hisab itu dengan semurninya. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 76

78 B. Menakar Kebenaran dan Kemudahan Antara Rukyat dan Hisab untuk Penetapan Awal Bulan Ketika kita umat Islam, terlebih kalangan pemuka agama ditanya inginkah umat Islam mempunyai kalendar tunggal hijriah yang berlaku seluruh dunia? Jawabannya pasti sama: ingin! Dengan kalender tunggal hijriah umat Islam sedunia akan melaksanakan awal puasa Ramadan, Idul Fiti dan Idul Adha secara serempak. Tidak seperti kenyataan sekarang ini. Berbeda! (واقع ( realistis dan,(ي طق ( rasional,(إستسالن ( konstruktif Jika ingin, tentu para ulama harus berpikir dengan terus melakukan ijtihad secara kolektif dengan sandaran Al-Quran dan Sunah. Dasarnya adalah dalil nakli dan dalil aqli: Allah SWT dan Rasulullah SAW menghendaki keserempakan dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Menentukan metode dan konsep yang paling mudah sesuai dengan kemajuan peradaban pengetahuan manusia sekarang tanpa melanggar ketentuan baku yang ada dalam Al-Quran dan Sunah Benar perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran telah terjadi sejak zaman khlalifah Utsman bin Affan, tapi, ketika teknologi informasi dan komunikasi sudah semaju seperti sekarang, perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran jauh lebih membingungkan umat dibanding dahulu. Bingung, ragu, lucu, dan sedih. 1. Kebenaran dan Kemudahan Rukyat serta Eksesnya Menetapkan awal Ramadan dan lebaran dengan metode rukyat adalah metode yang dilakukan Rasulullah SAW dan diikuti para sahat. ذ ك ر ع ن اب ن ع م ر رضى اهلل عنهما أ ن ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم ر م ض ان ف ض ر ب ب ي د ي و ف ق ال : الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا ث ع ق د إ ب ه ام و ف الث ال ث ة ف ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و ث ال ث ي )صحيح مسلم: Bercerita kepada kami Abu Usamah, Bercerita kepada kami Ubaidillah, dari Nafi, dari Abdullah bin Umar RA, bahwa Rasulullah SAW bercerita tentang Ramadan. Beliau menepuk dengan kedua tangannya dan bersabda: Bulan itu begini-begini sambil menekuk jempolnya pada kali ke tiga. Maka puasalah kalian karena melihat hilal dan beridul fitri karena melihatnya. jika mendung meliputi kalian maka ukurlah 30 hari. Hadis ini diriwayatkan oleh semua rawi dalam kutubut tis ah atau sembilan kitab hadis. Hadis ini yang menjadi rujukan para ulama sedunia untuk menentukan awal Ramadan dan lebaran. Jika kita konsisten bahwa penetapan awal Ramadan dan lebaran harus dengan rukyat, maka tidak elok jika kita hanya membaca hadis ini saja. Banyak hadis-hadis lain tentang rukyat yang menjelaskan kondisi seperti apa sehingga Rasulullah SAW bersabda seperti di atas. ) Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 77

79 Penetapan awal Ramadan dan lebaran dengan menggunakan metode rukyat sifatnya lokal. Sungguh, seperti itu rukyat yang sesungguhnya. Ibnu Abbas (sepupu Rasulullah SAW) menolak kesaksian Kuraib yang melihat hilal Ramadan hari Jum at di Syam sedangkan di Madinah hari Sabtu. Ketika tiba kembali di Madinah pada tanggal 30 Ramadan, semestinya Ibnu Abbas besok menetapkan sebagai Idul Fitri karena tidak ada tanggal 31 dalam kalender kamariah. Kenyataannya Ibnu Abbas tidak demikian, ia akan puasa besok jika sorenya tak melihat hilal. Artinya, menurut Ibnu Abbas besok tanggal 30 dan tetap menjadikan Sabtu sebagai tanggal 1 Ramadan untuk Madinah, dan tak menerima hasil rukyat warga Syam dan Kuraib sendiri yang melihat hilal Ramadan malam Juma at. Hadis ini menyatakan bahwa rukyat itu bersifat lokal. ع ن ك ر ي ب أ ن أ م ال ف ض ل ب ن ت ا ل ار ث ب ع ث ت و إ ىل م ع او ي ة ب الش ام ق ال ف ق د م ت الش ام ف ق ض ي ت ح اج ت ه ا و اس ت ه ل ع ل ى ر م ض ان و أ ن ا ب الش ام ف ر أ ي ت اهل ال ل ل ي ل ة اجل م ع ة ث ق د م ت ال م د ين ة ف آخ ر الش ه ر ف س أ ل ن ع ب د الل و ب ن ع ب اس رضى اهلل عنهما ث ذ ك ر اهل ال ل ف ق ال م ت ر أ ي ت م اهل ال ل ف ق ل ت ر أ ي ن اه ل ي ل ة اجل م ع ة. ف ق ال أ ن ت ر أ ي ت و ف ق ل ت ن ع م و ر آه الن اس و ص ام وا و ص ام م ع او ي ة. ف ق ال ل ك ن ا ر أ ي ن اه ل ي ل ة الس ب ت ف ال ن ز ال ن ص وم ح ت ن ك م ل ث ال ث ي أ و ن ر اه. ف ق ل ت أ و ل ت ك ت ف ى ب ر ؤ ي ة م ع او ي ة و ص ي ام و ف ق ال ل ى ك ذ ا أ م ر ن ا ر س ول الل و صلى اهلل عليو وسلم )صحيح ) مسلم : dari Kuraib, bahwa Ummi Fadhl binti Al Haris pernah mengutus dia ke Muawiyyah di Syam. Kata Kuraib: Aku datang ke Syam dan aku sampaikan pesanummu Fadhl. Awal Ramadan tiba ketika aku berada di Syam. Aku melihat hilal pada malam Jum at. Lalu aku sampai kembali di Madinah pada akhir bulan. Kemudian Abdullah bin Abbas menanyaiku dan bercerita tentang hilal. Dia berkata: Kapan Kamu melihat hilal? Aku jawab: Kami melihat hilal pada malam Jum at. Dia bertanya: Apa Kamu melihatnya? Aku jawab: Ya. Orang-orang juga melihatnya. Mereka kemudian berpuasa termasuk Muawiyah! Dia (Ibnu Abbas) berkata: Tapi kami melihatnya pada malam Sabtu, makanya kami masih berpuasa hingga genap 30 hari kecuali kami melihat hilal! Aku bertanya: Apa Anda tidak cukup dengan rukyah dan puasanya Muawiyah?, Dia menjawab: Tidak! Seperti itulah Rasulullah SAW memerintahkan kita. Rukyat itu sifatnya lokal. Imam Muslim yang meriwayatkan hadis di atas disimpan di bawah judul bab: ب ا ب ب ع د ع ن ه م ب ي ان أ ن ل ك ل ب ل د ر ؤ ي ت ه م و أ ن ه م إ ذ ا ر أ و ا اهل ال ل ب ب ل د ل ي ث ب ت ح ك م و ل م ا Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 78

80 Bab yang menerangakan bahwa setiap daerah berpegang kepada hasil rukyat mereka, dan jika mereka melihat hilal tidak berlaku untuk daerah yang jauh. Berbeda halnya dengan Rasulullah SAW yang membatalkan puasa tanggal 30 Ramadan karena menerima kesaksian sahabat anshar yang pulang ke Madinah bahwa kemarin mereka melihat hilal. Kenapa Rasulullah SAW menerima kesaksian mereka? Jawabannya karena kesaksian mereka itu dekat dengan Madinah. Umumnya para kafilah tidak melanjutkan perjalanan ketika malam. Perjalanan dilanjutkan besok pagi. Jika kafilah sampai ke Madinah menjelang sore, perkiraan jarak yang telah mereka tempuh di hari itu sekitar 50 km. ع ن أ ب ع م ي ب ن أ ن س ب ن م ال ك ق ا ل ح دث ن ع م و مت م ن ا ل ن صار من ر س ول ا هلل صلى اهلل عليو و سلم ق ال وا: أ غ مى عل ي ن ا ى ال ل و ا ل. أ ص حاب ن آخ ر الن هار ف شه دوا ع ن د الن ب صلى اهلل عليو ر ك ب م ف أ صب حن ا صي ا ما. ف جاء ر ى م ر س و ل ا هلل صل ى اهلل عليو وسلم أ ن وسلم أ ن ه م ر أ وا اهل ال ل ب ا ل مس. ف أ م د )سنن ابن ماجو: ( من ال غ د ىم ر جوا إ ىل عي روا و أ ن خي ي فط Dari Abi Umair bin Anas bin Malik, ia berkata: bercerita kepadaku paman-pamanku dari kalangan anshar, mereka shabat-sahabat Rasulullah SAW. mereka berkata: Kami tidak melihat hilal Syawal. Paginya kami puasa. Kemudian datang kafilah di penghujung hari dan memberi kesaksian di depan Nabi SAW bahwa mereka melihat hilal kemarin. Maka Rasulullah SAW memerintahkan mereka berbuka, dan keluar untuk Id-nya besok hari. Itulah di antara ketentuan rukyat yang bersumber dari sunah. Pada dasarnya rukyat itu bersifat lokal. Para ulama fikih dalam mazhab Hanafi, Maliki dan Hambali memberlakukan hasil rukyat secara global. Keberlakuannya untuk daerah manapun dan siapapun yang bisa menerima informasi munculnya hilal tanpa ada pertimbangan beda matlak. Dalam kontek modern, rukyat hilal berlaku untuk seluruh dunia karena setiap orang sedemikian mudahnya melakukan komunikasi internasional dan menerima akses informasi tanpa batas. Syekh Syarafuddin Musa Al Hajawi (w 960 H/1552 M) dalam Al Iqna fi Fiqh Ahmad bin Hanbal (tt; 303) menulis: وإذا ثبتت رؤية اهلالل مبكان قريبا كان أو بعيدا لزم الناس كلهم الصوم وحكم من مل يره حكم من رآه ولو اختلف املطالع Jika telah ditetapkan rukyat hilal, baik di tempat yang dekat atau jauh maka seluruh manusia harus puasa. Orang yang tidak melihat hilal berhukum kepada yang melihat hilal meskipun berbeda matlak. Pemerintah Indonesia dan ormas keagamaan di Indonesia tak mengikuti pendapat ini. Sering kita menyaksikan perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran antara Indonesia dan Saudi Arabia serta negara timur tengah. Kita di Indonesia melakuan istikmal untuk bulan Ramadan ketika tidak Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 79

81 ada yang berhasil melihat hilal, 5 jam berikutnya Saudi Arabia dan negara timur tengah mengumumkan bahwa telah melihat hilal dan besok dinyatakan sebagai tanggal 1 Syawal. Jika merujuk kepada kitab fikih klasik dalam mazhab Syafiiyah di mana muslim Indonesia mayoritas bermazhab syafi i, kondisi politik dan kemajuan teknologi merevisi secara alamiah fatwa-fatwa para ulama Syafi iyah terdahulu. Misalnya, tentang wilayah sebelah timur tidak boleh menerima kesaksian rukyat hilal wilayah barat tapi wilayah barat boleh menerima kesaksian rukyat wilayah timur. Syekh Sulaiman bin Muhammad al Bujairimi yang hidup H/ M dalam Hasyiah Bujairimi ala al Khatib, juga Syekh Nawawi al Jawi, ulama besar Syafiiyah yang hidup di abad 19 ( H/ M) dalam kitab Nihayatu al Zain (2002; 185) menulis: و اع ل م أ ن و م ت ح ص ل ت الر ؤ ي ة ل ل ب ل د الش ر ق ي ل ز م ر ؤ ي ت و ف ال ب ل د ال غ ر ب د ون ع ك س و ك م ا ف م ك ة ال م ش ر ف ة و م ص ر ال م ح ر وس ة ف ي ل ز م م ن ر ؤ ي ت و ف م ك ة ر ؤ ي ت و ف م ص ر ل ع ك س و Ketahuilah, bahwa jika di negara sebelah timur berhasil melihat hilal, maka hasil rukyat itu berlaku di negara sebelah baratnya dan tidak berlaku sebaliknya. Misalnya Makkah dan Mesir, hasil rukyat di Makkah berlaku untuk Mesir dan tidak sebaliknya. Membandingkan Makkah dan Mesir secara geografis tidaklah terlalu jauh kita sekarang membanding antara Jakarta dengan daerah Aceh. Jika di Jakarta berhasil melihat hilal dan Aceh tidak berhasil melihat hilal maka Aceh boleh mengikuti Jakarta karena Aceh sebelah baratnya, dan tidak bolh Jakarta mengikuti Aceh. Beranalogi kepada pendapat Syekh Sulaiman al Bujairimi dan Syekh Nawawi Al Jawi, mereka yang tinggal Cirebon, Surabaya, Makassar jika tidak melihat hilal maka harus istikmal dan jangan mengikuti Jakarta. Karena ada ijma (kesepakatan) tentang konsep Wilayatul Hukmi dan Indonesia menganut konsep tersebut, benar Surabaya, Makassar dan Merauke berada jauh di sebelah timur Jakarta tapi karena satu kesatuan dalam bingkai negara Indonesia maka mereka mengikuti Jakarta. Penetapan awal Ramadan dan lebaran menggunakan metode rukyat rentan dengan kesaksian yang meragukan dari juru rukyat itu sendiri. Beberapa kasus di Indonesia mengenai kesaksian rukyat hilal dianulir karena bertentangan dengan data hisab yang ada. Misalnya kasus kesaksian rukyat hilal awal Ramadan 1433 H/2012 M. Tim Rukyat Al Husainiyah Cakung melihat hilal dengan ketinggian 3,5 0 pada jam WIB selama 5 menit. Kesaksian mereka ditolak Pemerintah karena bertentangan dengan data hisab modern yang lebih terpercaya keakuratannya. Data hisab modern menerangkan: Ijtima terjadi pada Kamis, 19 Juli 2012 jam 11:24 WIB. Umur bulan ketika tenggelam matahari +06 Jam 30 Menit. Tinggi Hilal +01 :51':59". Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 80

82 Dengan ketinggian seperti itu tentu saja kesaksian rukyat Cakung ditolak karena jauh dari parameter ilmiyah di mana hilal baru bisa dilihat jika ketinggiannya mencapai 5 0, sudut elongasi matahariobserver-bulan tak kurang dari 7 0, dan umur bulan tidak kurang dari 15 jam. Dari pengamatan penulis tentang rukyat hilal, penetapan kesaksian melihat hilal di Saudi Arabia lebih kontroversial dan mencengangkan. Saudi Arabia menetapkan awal bulan dengan metode rukyat murni, di sana tidak ada konsep Wujudul Hilal dan Imkanur Rukyat. Di satu sisi pemerintah Saudi Arabia ingin penetapan awal Ramadan dan lebaran dan lebaran itu dimudahkan sebagaimana Rasulullah SAW menetapkan awal Ramadan dan lebaran yang kita dapatkan dalam kitab-kitab hadis sedemikian mudahnya; jika ada orang yang dianggap adil melihat hilal, siap bersumpah di hadapan hakim, maka Majlis al Qadha al A la انقضاء األعه ) (يجهس sebagai otoritas yang paling berkuasa menetapkan awal Ramadan dan lebaran di Saudi Arabia akan menerima kesaksian juru rukyat tersebut dan menetapkan besok awal Ramadan dan lebaran. Tapi di sisi lain kesaksian juru rukyat tersebut sering bertentangan dengan kaidah ilmiah dan menimbulkan keraguan: Benarkan ia melihat hilal ketika hisab menyatakan tidak mungkin bisa dilihat? Imam Taqiyyudin Subki ( H/ M) berpendapat: Jika seseorang atau berdua menyaksikan hilal tetapi hisab menetapkan bahwa tidak mungkin hilal bisa dilihat maka kesaksian itu tidak bisa diterima. Karena hisab itu bersifat pasti sedangkan rukyat bersifat asumsi. Asumsi tidak bisa mengalahkan kepastian. Kalimat tersebut terdapat dalam Ianatu al Thalibin karya Abu Bakar bin Muhammad Syatha al Dimyati (w 1310 H/1892 M). وف مغ ن اخلطيب ما نصو ( فرع ) لو هد برؤية اهلالل واحد أو اثنان واقتضى ا لساب عدم إمكان رؤيتو قال السبكي ل تقبل ىذه الشهادة لن ا لساب قطعي ) والشهادة ظنية والظن ل يعارض القطع : ( اعانة الطالبي Penulis mempunyai data tentang penetapan awal Ramadan dan lebaran sebagai perbandingan antara Kementerian Agama RI dan Mahkamah Tinggi Saudi Arabia yang mengklaim bahwa penetapan awal Ramadan dan lebaran berdasarkan hasil rukyat melalui hamba Allah yang terpercaya. انرائ عثس هللا ت يح س ت فارس انرض ر Abdullah bin Muhammad bin Faris al Khudhairi dikenal sebagai tokoh penting dan terpercaya sebagai juru rukyat di balik ketetapan Majlis al Qadha al A la Saudi Arabia. Ia adalah guru agama setingkat SMA di Sadir dekat ibukota Riyadh dan telah puluhan tahun dipercaya sebagai juru rukyat hilal. Kesaksian Syeikh Abdullah bin Muhammad Al- Khudhairi telah lama menjungkirbalikkan pengertian rukyat menurut sunah sehingga rukyat itu sendiri menjadi misteri. Juga menjungkirbalikkan hisab modern yang memprediksi hilal tak mungkin teramati karena posisinya yang rendahnya tapi nyatanya ia bersaksi telah melihat hilal, bahkan ia beberapa kali melihat hilal di bawah ufuk. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 81

83 Mari kita cermati beberapa data dan fakta berikut: 1 Ramadan 1427 H/2006 M Ijtima: Jum at, 22 September 2006 Jam 18:45 WIB Jum at, 22/09/2006 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -01 :26':28" -00 :40':42" Usia Bulan -00 J 56 M +03 J 35M Pemerintah RI/NU : Ahad, 24 September 2006 Muhammadiyah : Ahad, 24 September 2006 Pemerintah Saudi Arabia : Sabtu, 23 September 2006 Jika Saudi Arabia menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal di bawah ufuk? 1 Syawal 1427 H/2006 M Ijtima: Ahad 22 Oktober 2006 Jam 12:14 WIB Ahad 22/10/2006 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +00 :45':14" -00 :20':31" Usia Bulan +05J 32M +09J 40M Pemerintah RI/NU : Selasa, 24 Oktober 2006 Muhammadiyah : Senin 23 Oktober 2006 Pemerintah Saudi Arabia : Senin 23 Oktober 2006 Jika Saudi Arabia menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal di bawah ufuk? 1 dan 10 Zulhijah 1427 H/2006 H Ijtima: Rabu, 20 Desember 2006 Jam 21:01 WIB Rabu 20/12/2006 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -01 :51':42" -01 :36':09" Usia Bulan -02J 56M +00J 45M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Pemerintah RI/NU Jum at, 22 Des 2006 Ahad, 31 Des 2006 Muhammadiyah Jum at, 22 Des 2006 Ahad, 31 des 2006 Pemerintah Saudi Arabia Kamis, 21 Des 2006 Sabtu, 31 des 206 Jika Saudi Arabia menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal di bawah ufuk? 1 Syawal 1428 H/2007 M Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 82

84 Ijtima: Kamis, 11/10/2007 Jam 12:01 WIB Kamis, 11/10/2007 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +00 :35':07" -00 :43':18" Usia Bulan +05 J 46M +10J 02M Pemerintah RI/NU : Sabtu, 13/10/2007 Muhammadiyah : Jumat, 12/10/2007 Pemerintah Saudi Arabia : Jum at 12/10/2007 Jika Saudi Arabia menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal di bawah ufuk? 1 dan 10 Zulhijah 1428 H/2007 M Ijtimak: Senin, 10/12/2007 Jam 00:40 WIB Ahad, 09/12/2007 Jam 20:40 Waktu Makkah Ahad, 09/12/2007 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -04 :56':20" Usia Bulan -02J 59M Senin, 10/12/2007 Tinggi Bulan +07 :12':10" Usia Bulan +17J 20M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Pemerintah RI/NU Selasa, 11/12/2007 Kamis, 20/12/2007 Muhammadiyah Selasa, 11/12/2007 Kamis, 20/12/2007 Pemerintah Saudi Arabia Senin, 10/12/2007 Rabu, 19/12/2007 Jika Saudi Arabia menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal di bawah ufuk? Apalagi melihat hilal sebelum ijtima? 1 Syawal 1429 H/2008 M Ijtima: Senin, 29/09/2008 Jam: 15:12 WIB Senin, 29/09/2008 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :51':56" -01 :50':05" Usia Bulan +02J 36M +07J 01M Selasa, 30/09/2008 Tinggi Bulan +10 :11':02" +06 :02':18" Usia Bulan +26J 35M +31J 00M Pemerintah RI/NU : Rabu, 1 Oktober 2008 Muhammadiyah : Rabu, 1 Oktober 2008 Pemerintah Saudi Arabia : Selasa, 30 September 2008 Jika menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal di bawah ufuk? Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 83

85 1 dan 10 Zulhijah 1435 H/2014 M Ijtima: Rabu, 24 September 2014 Jam 13:14 WIB Rabu, 24 September 2014 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +00 :40':04" +00 :40':45" Usia Bulan +04J 35M +09J 04M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Pemerintah RI/NU Jum at, 26 Sep 2014 Ahad, 5 Oktober 2014 Muhammadiyah Kamis, 25 Sept2014 Sabtu, 4 Oktober 2014 Pemerintah Saudi Arabia Kamis, 25 Sep 2014 Sabtu, 4 Oktober 2014 Jika menggunakan rukyat, bagaimana mungkin ada orang bisa melihat hilal dengan ketinggian seperti itu? Memperhatikan data di atas, bagi pemerhati hisab dan rukyat akan mendapatkan hal yang tidak logis dengan praktek rukyat di Saudi Arabia yang jauh dari kaidah ilmiah. Tinggal mengembalikan kepada Allah SWT dan bertanya kepada hati dan akal pikiran. Kemungkinan sehingga tidak logis itu adalah: 1. Data yang disampaikan penulis tidak valid dan penuh kesalahan. 2. Juru rukyat di Saudi Arabia berbohong; tidak melihat hilal tapi mengaku melihat. 3. Juru rukyat di Saudi Arabia melihat hilal, tapi yang dilihat bukan objek yang sesungguhnya 4. Limit Danjon tidak bisa dipakai di Saudi Arabia. 5. Adanya alat super canggih yang bisa melihat hilal dengan ketinggian +00 :40':45" bahkan di bawah ufuk. Mahkamah Tinggi Saudi Arabia mengklaim selalu memutuskan penetapan awal Ramadan dan lebaran berdasarkan Rukyat. Berikut salinan penetapan yang dikeluarkan Mahkamah Tinggi Saudi Arabia: 1. Idul Fitri 1435 H/2014 M قرار رقم ) /ى ) وتاريخ / / ى حبسب تقومي أم القرى ا لمد هلل وحده والصالة والسالم على نبينا ممد وعلى آلو وصحبو وبعد.. فبناء على قرار احملكمة العليا رقم /ى وتاريخ / / ى املتضمن إ تام عدة هر عبان ثالثي وأن يوم ا لحد / / ى حسب تقومي أم القرى ىو غرة هر رمضان هلذا العام ى فقد عقدت احملكمة العليا ف مقرىا الصيفي بالطائف جلسة مساء ىذا اليوم ا لحد التاسع والعشرين من هر رمضان هلذا العام ى - حسب القرار املذكور - متحرية ما يردىا من احملاكم عن رؤية ىالل هر وال هلذا العام ى وبعد الطالع على ما وردىا هبذا اخلصوص Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 84

86 ودراستو فقد ثبت بعد غروب مشس ىذا اليوم ا لحد لدى احملكمة العليا رؤية ىالل هر وال هلذا العام بشهادة عدد من الشهود العدول ى ف بعض مافظات اململكة ومراكزىا. وملا صح عن النب صلى اهلل عليو وسلم أنو قال ( صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو ) رواه البخاري. فإن احملكمة العليا تقرر : أن يوم غد - ى وال الثني حسب تقومي أم القرى م ىو يوم عيد الفطر املبارك هلذا العام - يولية املوافق - ى. توز واحملكمة العليا إذ هتنئ مقام خادم ا لرمي الشريفي و سو ويل عهده ا لمي و سو ويل ويل العهد - حفظهم اهلل - وحكومة و عب اململكة العربية السعودية وجيع ا لمة اإلسالمية حبلول عيد الفطر املبارك لتسأل اهلل العلي القدير أن يتقبل من اجلميع صيامهم وقيامهم وصاحل أعماهلم وأن جيمع مشلهم ويوحد كلمتهم ويصلح ذات بينهم وأن ينصر دينو ويعلي كلمتو إنو سبحانو سيع قريب جميب. وصلى اهلل وسلم على نبينا ممد وعلى آلو وصحابتو ومن تبعهم بإحسان إىل يوم الدين. رئيس احملكمة العليا غيهب بن ممد الغيهب رئيس وأعضاء احملكمة العليا. عبدالعزيز بن إبراىيم ا لصي. د. عبداإللو بن عبدالعزيز آل فريان سليمان بن إبراىيم ا لديثي. أمحد بن محد املزروع ممد بن رمي الشعب عبداهلل بن عبدالرمحن القاسم. أمحد بن مقبول حكمي سعد بن ممد الغامدي عبدالعزيز بن عبداهلل اجمللي السبيعي Mahkamah Tinggi Saudi Arabia menetapkan berdasarkan rukyat para perukyat yang terpercaya bahwa: Idul Fitri 1435 H bertepatan dengan Senin, 28 Juli 2014 Menggunakan Hisab modern kita mendapati data sebagai berikut: 1. Ijtima terjadi pada Ahad 27 Juli 2014 Jam 01:42 Waktu Makkah. 2. Umur Bulan +17 Jam 23 Menit ketika Gurub 3. Tinggi Hilal +02 :00':17" Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 85

87 Jika menggunakan Hisab dengan konsep Ijtima Sebelum Gurub memang Senin, 28 Juli 2014 adalah 1 Syawal 1435 H. Tapi dengan ketinggian Hilal +02 :00':17" bagaimana mungkin perukyat bisa melihat hilal serendah itu? Lebaran hari Senin benar secara Hisab, sulit diterima secara Rukyat 2. Idul Adha 1435 H/2014 M القرار رقم ) /ى ) وتاريخ / / / ى ا لمد هلل وحده والصالة والسالم على نبينا ممد وعلى آلو وصحبو وبعد: فقد عقدت احملكمة العليا مبقرىا مبدينة الرياض جلسة مساء ىذا اليوم ا لربعاء التاسع والعشرين من هر ذي القعدة ليلة اخلميس ا لول من هر ذي ا لجة هلذا العام ى حسب تقومي أم القرى متحرية ما يردىا من احملاكم عن رؤية ىالل هر ذي ا لجة هلذا العام ى. وبعد الطالع على ما وردىا من احملاكم وجلان الرتائي ف مناطق اململكة هبذا اخلصوص فقد ثبت لدى احملكمة العليا رؤية ىالل هر ذي ا لجة مساء ىذا اليوم ا لربعاء التاسع والعشرين من هر ذي القعدة عام ى بشهادة عدد من الشهود العدول. وهبذا يكون يوم غد اخلميس املوافق لألول من هر ذي ا لجة عام ى حسب تقومي أم القرى املوافق اخلامس والعشرين من هر سبتم ب أيلول من عام م ىو غرة هر ذي ا لجة هلذا العام ى والوقوف بعرفة يوم اجلمعة املوافق للتاسع منو ويوافق للثالث من هر أكتوبر تشرين ا لول عام م وعيد ا لضحى املبارك يوم السبت الذي يليو. واحملكمة العليا إذ تعلن ذلك لعموم املسلمي لتسأل اهلل العلي القدير أن يوفقهم للعمل مبا يرضيو ويتقبل منهم صاحل أعماهلم ويتجاوز عن سيئاهتم وييسر لجاج بيتو سبل أداء حجهم وأن ينصر دينو وي علي كلمتو إنو سبحانو سيع جميب. وصلى اهلل وسلم على نبينا ممد وعلى آلو وصحابتو أجعي. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 86

88 Mahkama Tinggi Saudi Arabia menetapkan berdasarkan rukyat para perukyat yang terpercaya bahwa: Awal Zulhijah 1435 H bertepatan dengan Kamis, 24 September 2014 Menggunakan Hisab modern kita mendapati data sebagai berikut: 1. Ijtima terjadi pada Rabu, 24 September 2014 Jam 09:14 Waktu Makkah. 2. Umur Bulan 09J 04M ketika Gurub 3. Tinggi Hilal +00 :40':45" Jika menggunakan Hisab dengan konsep Ijtima Sebelum Gurub memang Kamis 25 September 2014 adalah 1 Zulhijah 1435 H. Tapi dengan ketinggian Hilal +00 :40':45" bagaimana mungkin perukyat bisa melihat hilal serendah itu? 1 Zulhijah hari Kamis benar secara Hisab, mustahil secara Rukyat Dua keputusan di atas adalah bukti bahwa Saudi Arabia mengklaim bahwa mereka menetapkan awal Ramadan dan lebaran menggunakan metode Rukyat. Inilah salah satu ekses jika rukyat sebagai metode yang digunakan Rasulullah SAW yang ketika itu pengetahuan tulis-hitung sangat terbatas masih tetap digunakan di zaman pengetahuan hisab yang sudah maju. Di satu pihak kita mencintai Rasulullah SAW dan mengikuti sunahnya yaitu rukyat, tapi di satu pihak para perukyat adalah manusia biasa yang mempunyai nafsu dan tujuan lain sehingga berani berbohong di bawah sumpah. Dengan menggunakan rukyat kita juga membelenggu diri dari kemajuan pengetahuan dan tidak menggunakannya untuk kemudahan dalam ibadah. Padahal Rasulullah SAW mengakui akan keterbatasan bangsa Arab dalam tulis-hitung sehingga hanya dengan rukyat datangnya bulan baru bisa dipastikan. 2. Kebenaran dan Kemudahan Hisab serta Eksesnya Insyaallah kita telah sampai kepada zaman pengetahuan yang dimaksud dalam beberapa ayat Al- Quran. Peredaran benda angkasa bumi-bulan-matahari adalah universitas yang paling universal dan umat Islam sudah mengetahui peredaran benda-benda langit dan nyata telah menjadi petunjuk waktu. 1. QS Al An am: 97 ڄ ڃ ڃ ڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇڇ ڇ ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ Dan Dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (Kami) kepada orang-orang yang mengetahui. 2. QS Yunus: 5. ۇ ۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ۋ ۅ ۅ ۉ ۉې ې ې ې ى ى ي اي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 87

89 Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-nya) kepada orang-orang yang mengetahui. 3. QS Ibrahim: 33. ي ې ي ې ي ى ي ى ي ىی ی ی ی ي ج ي ح Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya); dan telah menundukkan bagimu malam dan siang. 4. QS Al Anbiya: 33. ۅ ۉ ۉ ې ې ې ېى ى ي ا ي ا ي ە ي ە Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masingmasing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya. 4. QS Lukman: 29. ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. 5. QS Yasin: ۉ ۉ ې ېې ې ى ى ي ا ي ا ي ە ي ە ي و ي و ي ۇ ي ۇ ي ۆ ي ۆ ي ۈ ي ۈ ي ې ي ې ي ې ي ى ي ى ي ى ی ی یی ي ج ي ح ي م ي ى ي ي Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 88

90 6. QS. Ar Rahman: 5. ڍ ڍ ڌ ڌ Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Dalam ilmu hisab, bulan baru (new moon) ditandai dengan keberadaan matahari-bulan-bumi dalam satu bidang datar (ijtima; konjungsi). Setelah 27,32 hari bulan sempurna mengelilingi bumi 360 0, bulan baru (new moon) belum bisa terjadi. Masih perlu diperlukan 2,21 hari lagi (27 0 ) pergeseran bulan agar terjadi ijtima yang menandai masuknya bulan baru. Dengan kata lain, untuk mencapai satu keliling penuh agar kembali ke bentuk asal bulan harus menempuh jarak Jarak itu ditempuh bulan dalam waktu: 29, hari, atau 29 hari 12 jam 44 menit 2.03 detik. Umat manusia sudah ratusan tahun mengetahui dengan pasti periode sinodis dan periode sideris bulan. Terlebih di dekade terakhir, datangnya bulan baru (ijtima) sangat mudah diketahui untuk puluhan dan ratusan tahun ke depan karena telah dibuatkan aplikasinya dalam HP. Seharusnya kita menggunakan semua ini untuk kemudahan umat Islam dalam menentukan waktu-waktu ibadah, terutama dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Jika memang demikian adanya, kita tidak perlu melakuan rukyat sebagaimana Rasulullah SAW karena pengetahuan hisab kita telah sampai kepada pengetahuan kapan terjadinya ijtima. Pengetahuan hisab seharusnya memberi kemudahan dan mengatasi perbedaan. Ijtima berlaku untuk seluruh penghuni bumi karena kejadiannya melibatkan matahari-bulan-bumi; tidak bersifat lokal seperti rukyat. Kita semua sepakat, ketika terjadi ijtima maka saat itu dinyatakan sebagai bulan baru. Inilah hisab. Inilah yang termudah untuk dijadikan patokan awal bulan. Kenapa awal bulan dikaitkan dengan ketinggian hilal harus di atas ufuk? Ini akan mempersulit diri kita dan mengada-ada. Hisab adalah hisab. Ijtima adalah awal bulan menurut hisab yang paling mudah dan Allah SWT menghendaki kita mudah dalam menjalankan ibadah. Kemampuan hisab zaman Rasulullah SAW belum sampai kepada keakuratan perhitungan dan karena itu Rasulullah SAW menyuruh melaksanakan Rukyat bil Fi li. Imam Muslim meriwayatkan hadis nomor 1806: م ر ع ن ا ل س و د ب ن ق ي س ق ال : س ع ت س ع يد ب ن ع م ر و ب ن س ع يد أ ن و س ع اب ن ع ر ض ي الل و ع ن ه م ا ي د ث ع ن الن ب ص ل ى الل و ع ل ي و و س ل م ق ال إ ن ا أ م ة أ م ي ة ل و الش ه ر ن ك ت ب و ل س ب الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ع ق د اإل ب ه ام ف الث ال ث ة ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا ي ع ن ت ام ث ال ث ي Dari Al Aswad bin Qais, dia berkata: Saya mendengar Said bin Amr bin Said mendengar dari Ibnu Umar RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda: Kami adalah Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 89

91 umat yang ummi yang tak pandai menulis dan menghitung. Sebulan itu sekian, sekian dan sekian (beliau melipat ibu jarinya ketika menyebut sekian yang ketiga). Dan sebulan itu sekian, sekian dan sekian, yakni lengkap 30 hari. 3. Makkah Sebagai Titik Patok Waktu Dalam konteks ijtima, bumi adalah satu unit kesatuan utuh, maka perlu digagas dan disepakati titik patok sebagaimana kota Greenwich menjadi titik patok untuk kesatuan waktu GMT. Satu dari kekurangan kita sebagai umat Islam, kita sulit sekali sepakat. Di satu pihak umat Islam diberi kebebasan berijtihad dengan syarat yang ketat dan mendapat pahala satu jika ijtihadnya salah, tapi di pihak lain ketika tiap orang bebas berijtihad yang terjadi adalah lahirnya hasil pemikirn yang berbeda-beda. Dalam hal penetapan awal Ramadan dan lebaran perlu ijtihad kolektif yang melibatkan banyak pihak agar umat Islam bisa serempak dalam pelaksanaan puasa dan lebaran. Kesepakatan itu perlu untuk hal-hal yang butuh kemufakatan. Banyak di antara kita yang pesimis kalau umat Islam bisa berhari raya secara bersama-sama. Hanya sebuah mimpi saja. Ya, hal itu adalah mimpi jika kita semua sepakat kalau berhari raya bersama-sama adalah hal yang mustahil. Ketika para ahli geografi tahun 1884 sepakat menjadikan Greenwich sebagai Titik Patok dan 0 0 (nol derajat) Meridian hanya karena di sana ada Royal Obsevatorium, Makkah mempunyai multi nilai yang jauh lebih agung dari itu jika dijadikan patokan waktu umat Islam. Di Makkah ada Ka bah simbol keagungan yang berdimensi nilai tanpa batas. Ada maqam Ibrahim, Zamzam, Maulud Rasulullah SAW, tempat turunnya wahyu, tempat manasik haji dan banyak lainnya. Hubungannya dengan Hisab, ketika ilmu pengetahuan sampai kepada kemajuan seperti sekarang, kita menggunakan Hisab karena manusia sudah sampai pada tingkat kemampuan menghitung dengan akurasi yang tinggi dengan kesalahan hanya 1/ Sesuai perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, kita mengenal istilah perkembangan Hisab: Hisab Urfi, Hisab Taqribi, Hisab Haqiqi dan Hisab Modern. Menurut hemat penulis, Makkah dalam konteks Titik Patok, ketika ijtima terjadi dan berlaku untuk seluruh planet bumi, maka waktu Makkah yang dijadikan patokannya. Negara yang berada di sebelah timur Makkah dan mengalami rentang malam sampai waktu fajar maka mengikuti Makkah. Pengetahuan hisab modern memberi data kepada kita terjadinya ijtima ratusan tahun ke depan menurut waktu masing masing daerah. Karena hisab yang mudah dan umum kriterianya Ijtima Sebelum Gurub maka perlu diantisipasi kejadian ijtima yang terjadi menjelang atau sebentar sesudah Gurub. Tujuannya agar kebersamaan dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran serempak seluruh dunia. Di sini perlunya Titik Patok seperti Greenwich. Makkah adalah titik patok yang pas bagi keseragaman waktu untuk umat Islam. Makkah diposisikan bukan sebagai daerah teritorial yang berada di wilayah kerajaan Saudi Arabia, tapi sebagai kota berdirinya Masjidil Haram dan Ka bah. Hisab sudah memprediksi waktu terjadinya ijtima. Pada waktu tertentu mudah sekali kita menentukan awal Ramadan dan lebaran karena ijtima terjadi 5 jam sebelum Gurub sehingga ketika masuk Gurub kita sudah pasti masuk di bulan bulan baru. Contoh 1 Syawal 1438 H/2017 M Ijtima: Sabtu, 24/06/2017 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 90

92 Jam 09:31 WIB Jam 05:31 Waktu Makkah Ketika masuk Malam Ahad, kita sudah pasti berada pada 1 Syawal 1438 H. Di Indonesia dan di negara Timur Tengah. Tapi pada waktu tertentu, ijtima terjadi sesaat sebelum Gurub atau sesaat sesudah Gurub. Untuk keserempakan dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran harus ada ijma kolektif. Contoh Idul Fitri 1459 H/2037 M Ijtima: Sabtu, 07/11/2037 M Jam 19:03 WIB Jam 15:03 Waktu Makkah Di Indonesia Barat, ijtima terjadi 1 Jam 15 Menit sesudah Gurub. Haruskah Indonesia lebaran pada menjadikan malam Ahad sebagai malam ke 30 Ramadan karena ijtima terjadi setelah Gurub? Menurut penulis tidak demikian. Di Makkah, ijtima terjadi 2 Jam 41 Menit sebelum Gurub. Ketika Makkah memasuki Malam Ahad, cakupan malam membentang ke wilayah timur termasuk Indonesia. Artinya, Indonesia berada sama dengan Makkah pada malam Ahad. Di sini perlunya titik patok itu. Bumi adalah satu unit kesatuan, sebagaimana kita menatap bulan dan matahari sebagai satu kesatuan utuh. Jika pada malam Ahad terjadi ijtima artinya mutlak kita masuk bulan baru yaitu Syawal. Makanya para ulama hisab banyak yang berpendapat bahwa kriteria hisab itu Ijtima Sebelum Fajar. Jika kita menggunakan kriteria ini, jelas Indoesia udah berada pada malam 1 Syawal 1459 H/2037 M. Dari analisa yang penulis lakukan terhadap data hisab modern, ketetapan awal Ramadan dan lebaran berdasarkan ijtima awal bulan menggunakan kriteria Ijtima Sebelum Gurub dengan titik patok Makkah dan Ijtima Sebelum Fajar hasilnya relatif sama. Jumlah hari dalam satu tahun juga sama. Berikut sampel data yang penulis amati: Kriteria 1: Ijtima Sebelum Gurub dengan Titik Patok Makkah Kriteria 2: Ijtima Sebelum Fajar Bulan Muharam Safar Waktu Ijtima Rabu, 19/08/ :42 Waktu Makkah 09:42 WIB Kamis, 17/09/ :00 Waktu Makkah 18:00 WIB Kriteria I Hisab Pasti Jumlah Hari Kamis, 20/08/ Jum at, 18/09/ Kriteria 2 Jumlah Hari Kamis, 20/08/ Jum at 18/09/ Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 91

93 Rabiul Awal Rabiul Akhir Jumadil Awal Jumadil Akhir Rajab Sya ban Ramadan Syawal Zulkaidah Zulhijah Jum at, 16/10/ :31 Waktu Makkah Sabtu, 17/10/ :31 WIB Ahad, 15/11/ :07 Waktu Makkah 12:07 WIB Senin, 14/12/ :17 Waktu Makkah 23:1 WIB Rabu, 13/01/ :00 Waktu Makkah 12:00 WIB Kamis, 11/02/ :06 Waktu Makkah Jum at,12/02/ :06 WIB Sabtu, 13/03/ :21 Waktu Makkah 17:21 WIB Senin, 12/04/ :31 Waktu Makkah 09:31 WIB Selasa, 11/05/2021, 22:00 Waktu Makkah Rabu, 12/05/ :00 WIB Kamis, 10/06/ :53 Waktu Makkah 17:53 WIB Sabtu, 10/07/ :17 Waktu Makkah 08:17 WIB Ahad, 18/10/ Senin, 16/11/ Rabu, 16/12/ Kamis, 14/01/ Sabtu, 13/02/ Ahad, 14/03/ Selasa, 13/04/ Kamis, 13/05/ Jum at, 11/06/ Ahad, 11/07/ Sabtu, 17/10/ Senin, 16/11/ Selasa, 15/12/ Kamis, 14/01/ Jum at, 12/02/ Ahad, 14/03/ Selasa, 13/04/ Rabu, 12/05/ Jum at, 11/06/ Ahad, 11/07/ Betapa nikmat hasil kesepakatan para sahabat di zaman Khalifah Umar bin Khattab yang menyepakati kalender hijriah. Sejarah menerangkan kepada kita bahwa terjadi ragam pendapat di antara sahabat ketika hendak menentukan kalender Islam. Gubernur Irak, Abu Musa Al-Asyari pada tahun ke 6 sepeninggal Rasulullah SAW meminta kepada Khaifah agar surat-surat beliau diberi tahun. Permohonan gubernur direspon oleh Khalifah dan dibentuklah panitia untuk merumuskan tahun penanggalan atau kalender Islam. Kepanitian itu terdiri dari khalifah sendiri Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqash, Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam. Usulan yang berkembang adalah: 1. Sebagian mengusulkan bahwa tahun 1 titik tolaknya adalah kelahiran Rasulullah SAW, tentu nama kalendernya Miladiyah, sama dengan kalender Nasrani yang bertitik tolak dari kelahiran Isa AS -belakangan, banyak ahli sejarah Kristen yang ragu apa benar Isa al Masih lahir tanggal 25 Desember-. Ketika musyawarah itu, berarti langsung tahun Ada yang mengusulkan tahun 1 dimulai dari wafatnya Rasulullah SAW, mungkin nama kalendernya Mautiyah. Ketika musyawarah, berarti tahun ke 6. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 92

94 3. Tapi para sahabat kebanyakan memilih momen hijrah Rasulullah SAW sebagai tahun Islam dan kita mengenalnya dengan kalender Hijriyyah. Ketika musyawarah berarti tahun 16. Dan ini yang disepakati. Kita juga menerima nikmat dari kesepakatan para ahli geograpi yang telah membagi dunia dengan pembagian waktu secara internasional (UT, Universal Time) dan menyepakat kota kecil Greenwich sebagai The Zero Degree Longitude Line atau Titik Nol Derajat Garis Bujur. Di luar konteks agama, menurut penulis, kesepakatan itu bagian dari kebutuhan fitrah manusia sebagai makhluk sosial. Kita patut belajar dari para ahli geografi ketika bagaimana mereka berusaha dan berjuang menyepakati pembagian waktu internasional dan membuat Imaginary Line, bukan sebagai kewajiban dari Tuhan, tapi kebutuhan kemanusiaan. Sebelum tahun 1850, jika terjadi kapal karam atau menentukan arah mana yang harus ditempuh menuju suatu daerah, orang sulit menemukannya karena tak bisa menentukan Titik Kordinat. Dari kebutuhan itulah pari ahli geografi yang tergabung dalam International Geographical Congress 3th di Venice tahun 1881 yang diikuti oleh 25 negara menyepakati rancangan pembagian waktu internasional dan garis-garis khayal bumi (bujur dan lintang) agar mudah menentukan titik kordinat suatu tempat. Dan akhirnya, pada kongres berikutnya tahun 1884 disepakati Greenwich sebagai Prime Meridian. Kenapa Greenwich dipilih sebagai nol derajat (0 0 )oleh para ahli, jawabannya hanya satu, di Greenwich terletak The Royal Observatory. Royal Observatory Greenwich, didirikan oleh Raja Charles II, 1675 Menurut penulis, umat Islam jauh lebih membutuhkan Titik Patok (Standar Point) yang berhubungan dengan penentuan waktu dan tempat dan harus disepakati oleh para ulama dan pemerintah negara muslim dibanding dengan para ahli geografi. Kenapa, karena umat Islam membutuhkan itu bukan sebatas kebutuhan kemanusiaan tapi berhubungan erat dengan ibadah kepada Allah SWT. Berbicara tentang yaum (hari) artinya berbicara tentang lail (malam) dan nahar (siang). Kenapa lebih dahulu disebut malam daripada siang karena dalam taqwim Islam, awal hari itu dimulai dari waktu Magrib, dan idealnya satu hari itu harus diberi satu tanggal. Para ulama sepakat, yang disebut malam adalah rentang waktu dari ghurub (tenggelam) matahari sampai thulu (muncul) matahari, dan yang disebut siang adalah dari munculnya matahari sampai sebelum tenggelam matahari. Hal ini tidak bisa dianggap sepele karena ibadah yang diperintahkan Allah banyak sekali berhubungan dengan istilah-istilah tadi dan mempunyai implikasi yang saling berhubungan satu sama lain. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 93

95 Makkah bagi umat Islam sedunia mempunyai nilai agung dan mempunyai akar sejarah yang sangat kuat. Di Makkah terdapat Ayatun Bayyinat seperti yang difirmankan Allah SWT dalam QS Ali Imran: ڳ ڳ ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہ ھھ ھ ھ ے ے ے ے Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia. Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. 4. Dari Rukyat ke Hisab; Perubahan Menuju Kebaikan dan Kemudahan Jika kita mengamati sejarah penerapat syariat Islam, banyak kita temukan kebijakan perubahan yang Allah SWT dan Rasulullah SAW berlakukan untuk umat Islam. Perubahan itu terjadi menuju kepada hal yang lebih baik dan strategis. Kita mengenal Nasikh dan Mansukh وان سىخ).(ان سد Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah: 106. ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? Di antara perubahan tersebut adalah: a. Pengalihan Kiblat Islam adalah agama Tauhid, yaitu agama yang mengesakan Allah SWT. Dalam ajaran Islam persatuan dan kesatuan sangat dianjurkan. Ka bah adalah simbol persatuan dalam ibadah. Ketika kita salat maka kita harus menghadap ke arahnya. Allah SWT berfirman dalam QS. Al Baqarah: 144. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 94

96 ڱ ڱ ں ں ڻ ڻڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہ ھ ھھ ھ ے ے ے ے Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, salat itu harus menghadap ke Masjidil Aqsa. Yahudi dan Nasrani menuduh Rasulullah SAW sebagai pembuat agama baru dan menjiplak dari syariat para nabi sebelumnya. Rasulullah SAW tersinggung dengan tuduhan itu dan menghendaki agar kiblat dialihkan ke Masjidil Haram. Sering sekali Rasulullah SAW menginginkan pengalihan itu dan menengadahkan wajahnya ke langit sebagai doa agar keinginannya dikabulkan. Kemudian turun ayat di atas sebagai wujud dikabulkannya doa Rasulullah SAW. Allah SWT membuat perubahan semata untuk menuju keadaan yang lebih baik dan mudah. b. Salat Jum at dan Khutbah Rasulullah SAW sendiri membuat perubahan dalam pelaksanaan salat Jum ah. Imam Qurthubi (18/120:2003) ketika menafsirkan surat Al Jumu ah ayat 11, mengutip sebuah riwayat dari kitab Al Marasil karya Abu Daud dan menjadi salah satu sebab turun (asbanun nuzul) ayat tersebut. Sanadnya dari Muqatil bin Hayyan: حدثنا ممود بن خالد قال حدثنا الوليد قال اخ بىن ابومعاذ بكر بن معروف انو سع مقاتل بن حيان قال: كان رسول اهلل صلى اهلل عليو وسلم يصلى اجلمعة قبل اخلطبة مثل العدين ح ت كان يوم اجلمعة والنب صلى اهلل عليو وسلم خيطب وقد صلى اجلمعة فدخل الرجل فقال إن دحهة بن خليفة الكل ب قدم بتجارة وكان دحية اذا قدم تلقاه اىلو بالدفاف فخرج الناس فلم يظنوا ال انو ليس ف ترك اخلطبة يئ فأنزل اهلل عز وتركوك قائما" فقدم النب صلى اهلل عليو وسلم اخلطبة وجل "واذا رأو جتارة او هلوا انفضو اجلمعة واخر الصالة اليها Bercerita kepada kami Mahmud bin Khalid, ia berkata: Abu Muadz Bakar bin Ma ruf mengabariku bahwasanya ia mendengar Muqatil bin Hayyan berkata: Rasulullah SAW pernah salat Jum at sebelum khotbah sebagaimana salat Idul Fitri dan Idul Adha. Hingga suatu hari Jum at, ketika Beliau sedang khutbah dan sudah melaksanakan salat Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 95

97 Jum at, seorang laki-laki masuk dan mengatakan: Dahyah bin Khalifah Al Kalbi datang dan ia bawa barang dagangannnya, Dahyah jika datang, orang-orang tahu karena ia suka menabuh tabuhan. Orang-orang keluar tanpa ragu meninggalkan khutbah. Maka Allah menurunkan ayat: Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya. Dan mereka tinggalkan Engkau (Muhammad) sedang berdiri (berkhutbah). Maka Nabi SAW akhirnya mendahulukan khutbah Jum at dan mengakhirkan salat. Mendahulukan salat dari khutbah atau mendahulukan khutbah dari salat adalah persoalan teknis. Menurut Qatadah, ketika kejadian itu terulang sampai tiga kali, dan semuannya dikarenakan datangnya kafilah dagang dari Syam yang bertepatan pada hari Jum at, Rasulullah SAW tidaklah kaku menyikapi hal itu. Beliau membuat strategi baru tentang teknis Jum at, yaitu mendahulukan khutbah dari salat. Rasulullah SAW sangat tanggap dan fleksibel. c. Larangan dan Anjuran Ziarah Kubur Pada masa awal Islam, ziarah kubur dilarang oleh Rasulullah SAW karena dikhawatirkan ada penyimpangan aqidah mengingat ketauhidan mereka belum kuat. Yang semestinya ziarah kubur itu mendoakan dan memintakan ampun untuk ahli kubur malah meminta tolong kepada mereka; Yang semestinya menjadi Tazkiratan lil Maut, malah mencari wangsit dan pesugihan yang justru dapat melupakan maut. Tapi setelah Rasulullah SAW melakukan pembinaan ketauhidan kepada para sahabat melalui bimbingan wahyu Allah yang berkesinambungan, Rasulullah SAW percaya akan aqidah para sahabat dan akhirnya beliau pun mengizinkan para sahabat ziarah kubur, bahkan menganjurkannya selama tak keluar dari koridor syar i. Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin: bab Sunat Ziarah Kubur mengutip sabda Rasulullah SAW dari Buraidah; ع ن اب ن ب ر ي د ة ع ن أ ب يو ق ال ز ي ار ة ال ق ب ور ف ز ور وى ا. و س ل م ق ال ر س ول الل و ص ل ى الل و ع ل ي و ن ه ي ت ك م ع ن Dari Ibnu Buraidah RA berkata: bersabda Rasulullah SAW: Saya pernah melarang kamu ziarah kubur. Maka, (sekarang) silahkan berziarah! (HR. Muslim, nomor 1623) Illat Rasulullah SAW melarang ziarah kubur adalah kekhawatiran karena keterbatasan. Kekhawatiran syirik akibat keterbatasan aqidah para sahabat ketika itu. Ketika aqidah para sahabat sudah kuat, Rasulullah SAW tak khawatir dan mengizinkan bahkan menganjurkannya. Rasulullah SAW sering menziarahi Baqi dan mendoakan ahli quburannya. ع ن ق اب وس ب ن أ ب ظ ب ي ان ع ن أ ب يو ع ن اب ن ع ب اس ق ال م ر ر س ول الل و ص ل ى الل و أ ى ل ع ل ي و و س ل م ب ق ب ور ال م د ين ة ف أ ق ب ل ع ل ي ه م ب و ج ه و ف ق ال الس ال م ع ل ي ك م ي ا ال ق ب ور ي غ ف ر الل و ل ن ا و ل ك م أ ن ت م س ل ف ن ا و ن ب ا ل ث ر Dari Qabus bin Abi Dzabyan, dari bapaknya, dari Ibnu Abbas berkata: Rasulullah SAW melewati quburan Madinah (Baqi) dan menghampirinya sendiri. Beliau berdoa: Assalamu Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 96

98 alaikum wahai ahli qubur, semoga Allah mengampuni kami dan kamu semua. Kalian mendahului kami dan kami mengikuti. (HR Turmudzi, nomor 973) Beberapa tindakan dan kebijakan beliau tadi mengajarkan kita bertindak fleksibel, rasional, idealis, strategis, dan visioner di mana ada proses tahapan pembelajaran. Demikian halnya dengan rukyat, sudah sangat wajar -bahkan terlambat- umat Islam menggunakan metode hisab karena pengetahuan manusia telah sampai ke arah itu untuk dijadikan patokan penetapan awal Ramadan dan lebaran secara permanen. Tidak tepat jika beranggapan bahwa metode hisab itu menyalahi sunah Rasulullah SAW. Pertimbangannya bukan pada hadis tentang keharusan melakukan rukyat hilal saja, tapi ada banyak aspek selain: 1. Ayat Al-Quran tentang menjaga persatuan dan kesatuan. 2. Prinsip tasyri (انتشر ع) dalam Islam; bertahap, mudah, dan meniadakan kesulitan. 3. Hadis-hadis lain mengenai penetapan awal Ramadan dan lebaran. 4. Kondisi real sekarang; era global. 5. Kemajuan teknologi dalam hisab, informasi, telekomunikasi. Dengan selalu mempertimbangkan aspek-aspek nyata di atas, niscaya kita tidak akan kaku dalam bersikap. Terutama dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran yang menyelimuti umat Islam dalam perbedaan yang berlarut. Jangankan untuk tingkat global, tingkat nasional saja sering berbeda. 5. Tinggalkan yang Meragukan Perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran menimbulkan keraguan di tengah umat Islam. Mana yang benar dan mana yang harus diikuti. Masalahnya tidak terletak pada sikap toleransi dalam menyikapi perbedaan yang sudah teruji, tapi keraguan itu sendiri yang mendatangkan kebingungan umat. Tidak di kalangan masyarakat awam, di kalangan masyarakat berpendidikan juga demikian. Contoh Perbedaan yang relatif baru terjadi ketika penetapan awal Zulhijah dan Idul Adha 1435 H/2014 M. Data hisab modern memberi informasi akurat sebagai berikut: 1 dan 10 Zulhijah 1435/2014 Ijtima: Rabu, 24 September 2014 Jam 13:14 WIB Saat Gurub Jakarta Makkah Tinggi Bulan +00 :40':04" +00 :40':45" Usia Bulan +04H 35M +09H 04M Ketetapan 1 Zulhijah 10 Zulhijah Imkanur Rukyat Wujudul Hilal Rukyat Saudi Arabia Jum at, 26 September 2014 Kamis, 25 September 2014 Kamis, 25 September 2014 Ahad, 5 Oktober 2014 Sabtu, 4 Oktober 2014 Sabtu, 4 Oktober 2014 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 97

99 Keraguan yang muncul: Perbedaan Lebaran; Jika menggunakan metode rukyat, bagaimana mungkin tinggi hilal +00 :40':45" di Makkah bisa diamati meskipun menggunakan alat bantu? Benarkah mereka melakukan rukyat sebagaimana yang dilakukan Rasulullah SAW dan para sahabat? Parameter hilal bisa dilihat itu Peta penampakan hilal saat Gurub pada Rabu, 24 September 2014 adalah: Daerah yang berarsir putih (no color) dinyatakan sebagai daerah yang tidak mungkin melihat hilal. Di Indonesia termasuk Saudi Arabia. Di Indonesia, bagi yang mengerti hisab tapi mengesampingkan hisab karena hanya mengimani penentuan awal Ramadan dan lebaran harus berdasarkan rukyat merasa ragu karena kenyataannya bulan baru telah terjadi 4 Jam 35 Menit yang lalu. Bagaimana mungkin kita di Indonesia puasa Arafah pada hari Sabtu sedangkan di Arafah sendiri wukuf pada hari Jum at? Berdasar dalil dan logika apa perbedaan Indonesia dan Saudi Arabia yang hanya 4 jam menjadi berbeda satu hari? Di Indonesia, apakah sunah atau haram puasa Arafah di hari Sabtu ketika kita tahu bahwa di Arafah sendiri hari Sabtu itu Idul Adha? Kebingungan seperti di atas tidak akan terjadi jika umat Islam menyepakati penetapan awal Ramadan dan lebaran berdasarkan metode hisab murni dengan patokan ijtima. Jika ijtima Zulhijah 1435 H telah terjadi pada Rabu, 24 September 2014 Jam 13:14 WIB, Malam Kamis masuk tanggal 1, dan Sabtu Idul Adha. Mudah, ilmiah, berhujah, dan bisa mempersatuakan secara global. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 98

100 6. Kemajuan Pengetahuan Membuat Penafsiran Ayar Al-Quran tentang Sains Lebih Mudah Penulis mendapati ada satu ayat dalam Al-Qur an, di mana kita tidak mungkin bisa memahami ayat tersebut kecuali menginsyafi bahwa bumi yang kita pijak ini sebagai satu unit kesatuan dan tidak dikavling-kavling oleh batas wilayah negara. Jika sudah terjadi ijtima maka seluruh penghuni bumi sudah masuk awal bulan. Galileo Galilei Jika ayat ini dibaca oleh Galileo Galilei ( ), dia akan mengakui kebenaran Al-Qur an. Sejarah mencatat, Galileo Galilei harus menerima hukuman penjara akibat kebenaran yang diyakininya itu bertentangan dengan dogma gereja. Ketika itu, gereja Italia memaksa seluruh temuan dan pendapat Galileo menyangkut sistem tata surya harus dicabut karena dianggap telah murtad. Dan, 200 tahun sesudah wafat ilmuan besar ini, tepatnya tahun 1835, giliran gereja Italia dipaksa oleh kebenaran ilmu pengetahuan untuk menghapus karya-karya pemikiran Galileo Galilei dari daftar karya-karya terlarang, dan mengembalikan segala kehormatan dan nama baiknya sebagai seorang ilmuan besar. Galileo dipenjara atas putusan gereja karena pendapatnya yang menyalahkan Prinsip Geosentris di mana bumi sebagai pusat tata surya. Menurutnya, justru bumi yang mengitari dan matahari sebagai pusat tata surya (prinsip Heliosentris) mendukung teori Copernicus ( ). Ayat itu adalah Firman Allah tersebut adalah QS. An Naml: 88. ي ج ي ح ي م ي ى ي ي بج ثى ثي بح بخبم بى بي تج تح تخ تمتى تي ثج ثم Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Para mufasir umumnya menafsirkan ayat di atas sebagai gambaran dari kondisi menjelang kiamat, ketika kiamat atau bahkan sesudah kiamat. 1. Al Allamah Fakhruddin Arrozi ( H/1150/1210 M) dalam tafsir Mafatuhul Ghaib menjelaskan bahwa ayat tadi menggambarkan ciri ke 3 dari datangnya kiamat di mana gunung-gunung akan beterbangan tanpa manusia menyadarinya. 2. Imam Al Qurtubi ( H/ M) dalam tafsir Al Jami li Ahkamil Qur an menafsirkan ayat tadi dengan menukil pendapat ulama-ulama pendahulunya, di antaranya Al-Qusyairi yang menyatakan bahwa ayat ini gambaran keadaan kiamat, di mana sedemikian banyaknya gunung berkumpul seolah diam dalam pandangan mata lahir yang padahal gunung-gunung itu berjalan seperti mega tak ada yang tersisa. 3. Prof. Quraish Shihab dalam buku beliau Mukjizat Al-Quran memberi tafsiran, bahwa hasil penelitian rekaman satelit terdapat bukti bahwa jazirah Arab beserta gunung-gunungnya bergerak mendekati Iran beberapa centimeter setiap tahunnya. Sebelumnya, sekiar lima juta Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 99

101 tahun yang lalu jazirah Arab bergerak memisahkan diri dari Afrika dan membentuk laut merah. Sekitar daerah Somalia sepanjang pantai timur ke selatan berada dalam proses pemisahan yang lamban dan telah menbentuk lembah belah yang membujur ke selatan melalui deretan danau Afrika. 4. Menurut penulis, ayat tadi adalah informasi yang tersirat tentang teori heliosentris. Dengan menggunakan gaya bahasa majas, ayat ini memberi informasi bahwa bumi ini bukan pusat tata surya. Logika siapapun tak akan menerima jika gunung-gunung terbang. Gunung adalah bagian tak terpisahkan dari bumi, dan maksud ayat ini adalah bumi bergerak terbang seperti awan. Ini artinya bumi bukan pusat tata surya seperti yang diyakini masyarakat waktu itu (geosentris). Lepas dari berbagai tafsiran yang dilakukan mufasirin dengan keterbatasan kemajuan teknoloogi pada zamannya, menurut penulis justru kita yang hidup di zaman teknologi, lebih mudah memahami ayat-ayat yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam, astronomi, antariksa dan yang lainnya. Karena, kita berkesempatan menyibak rahasia di balik keagungan ciptaan-nya yang mungkin pada masa sahabat atau tabi in adalah misteri. Jika ada orang yang mengatakan bahwa gunung Gede dan gunung Pangrango terbang, mudah bagi kita menyikapinya mungkin orang itu kurang sehat karena kenyataannya gunung-gunung itu tak pernah beranjak dari tempatnya. Tapi bagaimana jika Allah SWT yang menyatakan bahwa gunung-gunung itu terbang berjalan seperti berjalannya mega? Sebagai orang beriman, kita harus nenyikapinya dengan sikap makhluk yang diberi Allah akal pikiran: Allah Maha Benar. lmu kita belum sampai untuk bisa memahaminya. Bagaimana kita beusaha memahami kebenaran yang absolut itu dengan segala keterbatasan kita sehingga kita mengimaninya logis dan rasional. Menurut penulis, memahami ayat tadi tidaklah sulit bagi kita yang hidup sekarang. Penulis teringat akan materi pengajian yang disampaikan para kiayi sewaktu nyantren tentang am dan khash; yang umum dan yang khusus. Dalam Al Qur an dan juga dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakan redaksi bahasa umum-khusus atau khusus-umum: 1. Pengucapannya umum tapi maksudnya khusus; Totem pro part (اطالق انعاو وإرازج انراص) 2. Pengucapan khusus tapi maksudnya umum; Part pro toto (اطالق انراص وإرازج انعاو) Contoh 1 Seorang ayah menyuruh anaknya membuang abu dan puntung rokok di asbak, Nak, tolong buang asbak ini!. Anak yang cerdas tentu memahaminya dengar benar bahwa yang di buang itu abu dan puntung rokoknya, bukan asbaknya. Secara umum yang diucapkan adalah asbak tapi secara khusus adalah Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 100

102 puntung rokok. Redaksional majaz seperti ini banyak ditemukan dalam Al Qur an. Seperti firman Allah QS Al Baqarah: 19 ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄ ڄ ڄ ڄ ڃ ڃ ڃ ڃچ چ چ چ ڇ Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (mendengar suara) petir,sebab takut akan mati. Dan Allah meliputi orang-orang yang kafir. Ayat ini adalah perumpamaan bagi orang munafik (Yahudi Madinah) yang merasa takut mendengar bacaan Al-Qur an seperti takutnya mereka mendengar petir dan kilat yang menyambar. Telinga mereka ditutup oleh ashabi yang artinya jari-jemari, yang padahal, seseorang jika takut mendengar petir cukup menutup lobang telinga dengan ushbu ; satu jari. Allah menyebutkan dengan jarijemari yang lebih umum sedang maksudnya satu jari tentu ada maksud lebih. Dengan redaksi bahasa seperti itu, seolah menunjukkan akan betapa mereka tak mau mendengar Al Qur an; seolah satu jari tak cukup menutup lubang telinganya. Allah yang lebih mengetahui maksud sesungguhnya. Contoh 2 Seorang ibu sedang menjemur gabah di halaman rumahnya menyuruh anaknya agar menjaga dari ayam tetangga yang suka makan jemuran padi. Nak, jaga jemuran padi, banyak ayam yang suka makan! Anak itu akan menjaga jemuran padi dengan setia. Jika tiba-tiba datang itik tetangga yang mau makan jemuran padi, anak itu dengan sigap dan tanggap segera mengusir itik-itik itu. Benar, si ibu hanya menyebut secara khusus ayam tapi maksud secara umum adalah semua binatang yang mengganggu jemuran padi. Dalam keseharian sering kita dapati orang-orang berbicara dengan gaya bahasa seperti ini. Dalam surat An Naml ayat 88, pelafalan khusus tapi maksudnya umum. Yang disebut gununggunung tapi yang dimaksud bumi secara keseluruhan. Jika dikembalikan kepada redaksi ayat di mana Allah menyebutkan bahwa gunung-gunung itu terbang berjalan seperti mega, sampai kapan pun logika kita tak akan bisa menerimnya. Tapi, bukankah gunung-gunung itu bagian khusus dari bumi secara keseluruhan? Gunung bahkan paku bumi. Allah SWT berfirman dalam QS An Naba: 5-7. ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ Bukankah kami Telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan?, Dan gunung-gunung sebagai pasak?, Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 101

103 Pasak atau paku memiliki fungsi yang sangat penting dalam satu unit bangunan, sama dengan wajah yang sering Allah sebutkan ketika yang dimaksudkan fisik keseluruhan. Dengan demikian, jikakah takwil ini benar, Allah SWT telah memberi tahu kita dengan bahasa-nya yang agung tentang teori Heliocentris, bahwa bumi ini berjalan artinya, bumi bukanlah pusat. Galileo adalah molekul ayat Allah yang membuktikan kebenaran ayat-ayat-nya. Di usia senjanya, agar dia bisa lepas dari hukuman gereja, dia harus mencabut suluruh pernyataan dan teorinya tentang tata surya (heliosentris) yang oleh gereja dihukumi bahwa teori itu: Sesat dan menyesatkan. Siapa yang meyakini kebenarannya sudah kafir dan murtad dari agama. Sekali lagi, jika saja Galileo Galilei sempat membaca An-Naml: 88, tentu dia meyakini kebenaran Al-Qur'an. Mutlak, kita tak bisa memahami ayat ini sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahua kecuali memahami bumi sebagai satu kesatuan utuh. Penulis ingin berintermeso: Siapakah kita jika disuruh membuang asbak, kita benar-benar membuang asbak, atau jika kita disuruh menjaga jemuran padi dari ayam, kita membiarkan itik memakannya? Kalender Tunggal Hijriah harus bebas nasionalisme. Bumi adalah kesatuan utuh. Terjadinya ijtima melibatkan matahari-bumi-bulan secara utuh. 7. Hisab Pilihan Termudah; Belajar dari Kasus Bani Israil Memilih yang mudah adalah bagian dalam prinsip tasyri. Prinsip ini berdasarkan Al-Quran. 1. QS Al Maidah: 6 ڍ ڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑ ڑ ک ک ک ک Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-nya bagimu, supaya kamu bersyukur. 2. QS Al Hajj: 78 ڻ ڻ ە ە ہہ ہ ہ ھ ھ ھ ھ ے ے ے ے Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilihmu dan Dia tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan 3. QS Al Baqarah:185. ڳ ڳ ڱ ڱ ڱ ڱ ں ں ڻ ڻ ڻ ڻە ە ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھ ے ے ے ے Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 102

104 (beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. Dalam qaidah Ushul dikatakan: ا ل م ر ف ات س ع ضا ق إ ذ ا Jika sempit suatu urusan maka luaskanlah. Untuk zaman sekarang, metode hisab jauh lebih mudah dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran jika dibanding dengan metode rukyat. Terbalik dengan zaman Rasulullah SAW di Madinah, rukyat lebih mudah bahkan satu-satunya cara penetapan awal Ramadan dan lebaran karena keterbatasan kemampuan tulis-hitung masyarakat Arab ketika itu. Entah nilainya plus atau minus, niat ingin lebih sempurna melaksanakan perintah melebihi dari teks perintahnya sehingga tidak mau menerima pemahaman secara kontekstual. Bahkan cenderung merepotkan diri sendiri. Sikap seperti ini tidaklah dipuji di hadapan Allah SWT. Dalam kasus pembunuhan di zaman Nabi Musa AS misalnya. Untuk menyibak tabir siapa pembunuhnya, Allah SWT memerintah melalui Nabi Musa agar menyembelih seekor sapi. Mudah sekali. Reaksi bermunculan di tengah masyarakat ketika itu: Apa hubungannya antara pembunuhan dan menyembelih sapi? Kenapa harus sapi? Bukankah sapi itu binatang yang dimuliakan? Sapi yang bagaimana? Apa warnanya? Sapi yang seperti apa? Adakah kejelasan yang lebih spesifik lagi? Allah SWT hanya menyuruh menyembelih sapi. Titik. Sangat mudah dan jauh dari memberatkan. Manusia waktu itu yang menyulitkan dirinya sendiri. Mungkin mereka tak mau gegabah; mereka khawatir menyepelekan wahyu itu sendiri karena ini menyangkut kaus besar. Mereka bertanya dan bertanya tentang spesifikasi sapi itu sehingga sapi itu sangat sulit dicari, bahkan hampir saja mereka tidak bisa melaksanakannya. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 103

105 Allah SWT mengisahkan kejadian itu dalam QS. Al Baqarah: ڻ ڻ ڻ ڻ ە ە ہ ہ ہ ہھ ھ ھ ھے ے ے ے ڭ ڭ ڭ ڭ ۇ ۇۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ ۋ ي ج ي ح ي م ي ى ي ي بج ٱ ٻ ٻ ٻ ٻ پ پ پ پ ڀ ڀ ڀ ڀ ٺ ٺ ٺ ٺ ٿ ٿ ٿ ٿ ٹ ٹ ٹ ٹ ڤ ڤ ڤ ڤ ڦ ڦ ڦ ڦ ڄڄ ڄ ڄ ڃ ڃڃ ڃ چ چ چ چ ڇ ڇ ڇ ڇ ڍڍ ڌ ڌ ڎ ڎ ڈ ڈ ژ ژ ڑڑ ک ک ک ک گ گ گ گ ڳ 67. Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina". Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil". 68. Mereka menjawab: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami, agar Dia menerangkan kepada kami; sapi betina apakah itu". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang tidak tua dan tidak muda; pertengahan antara itu; maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". 69. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami apa warnanya". Musa menjawab: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang kuning, yang kuning tua warnanya, lagi menyenangkan orang-orang yang memandangnya". 70. Mereka berkata: "Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menerangkan kepada kami bagaimana hakikat sapi betina itu, karena sesungguhnya sapi itu (masih) samar bagi kami dan sesungguhnya kami insya Allah akan mendapat petunjuk (untuk memperoleh sapi itu)". 71. Musa berkata: "Sesungguhnya Allah berfirman bahwa sapi betina itu adalah sapi betina yang belum pernah dipakai untuk membajak tanah dan tidak pula untuk mengairi tanaman, tidak bercacat, tidak ada belangnya". Mereka berkata: "Sekarang barulah kamu menerangkan hakikat sapi betina yang sebenarnya". Kemudian mereka menyembelihnya dan hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. 72. Dan (ingatlah), ketika kamu membunuh seorang manusia lalu kamu saling tuduh menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kamu sembunyikan. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 104

106 73. Lalu Kami berfirman: "Pukullah mayat itu dengan sebahagian anggota sapi betina itu!" Demikianlah Allah menghidupkan kembali orang-orang yang telah mati, dan memperlihatkan padamu tanda-tanda kekuasaan-nya agar kamu mengerti. Surat ini dinamai Al Baqarah karena kasus ini..maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu". hampir saja mereka tidak melaksanakan perintah itu. Penggalan kalimat tadi memberi informasi bahwa Allah SWT tidak menghendaki manusia merasa sulit dalam menjalankan perintah-nya. Allah SWT menghendaki mudah tapi manusia yang mencari sulit. Akankah kita umat Islam melakukan hal sama mencari yang sulit ketika ilmu hisab yang menjanjikan kemudahan dan persatuan diabaikan? C. Data Hisab untuk Awal Ramadan dan Lebaran 1000 Tahun ke Depan Penulis sering ditanya ketika berada pada akhir Ramadan, Kapan Idul Fitri? Pertanyaan itu muncul karena di zaman modern seperti sekarang umat Islam masih belum bisa memastikan secara pasti kapan lebarannya. Jawaban yang umum adalah, Menunggu keputusan Pemerintah! Penulis yakin tidak ada satu pun penganut Nasrani yang bertanya kepada pendetanya, Kapan Natal? Kenapa? Karena pimpinan ormas umat Kristiani tidak menununggu sidang isbat untuk penetapan Natal dan Tahun Baru; kalendernya sudah mapan dan simpel. Beda halnya dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Sebenarnya umat Islam juga sudah bisa menetapkan awal Ramadan dan lebaran tanpa harus menunggu sidang isbat yang menerima informasi dari juru rukyat yang disebar di banyak titik seluruh Indonesia. Masalahnya karena pemahaman tekstual hadis Rasulullah SAW bahwa penetapan awal Ramadan dan lebaran harus melalui rukyat. Kemajuan hisab modern tidak dijadikan patokan penetapan awal Ramadan dan lebaran tapi hanya bahan untuk akur-akuran saja. Kadang jadi bahan guyonan di kalangan pemerhati falak; Sudah tahu ketinggian hilal dan tidak mungkin bisa diamati kenapa harus memaksakan diri mengamati? Jika kita menyepakati metode hisab dengan kriteria Ijtima Sebelum Gurub, dan menyepakati Makkah sebagai patokannya, umat Islam sedunia sudah tidak ribet lagi menetapkan awal Ramadan dan lebaran karena kalendernya baku, mapan, global dan tunggal. Pengetahuan untuk ini sudah lama digenggaman tangan dan sangat mudah semata rahmat dan anugerah Allah SWT untuk umat Islam. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 105

107 Kalender Hijriah 1000 Tahun (Metode Ijtima Sebelum Gurub dengan Patokan Makkah) Perbedaan Lebaran; Tahun 1437 Ahad 5/6/ : Kamis 25/5/ : Selasa 15/5/ : Ahad 05/5/ : Kamis 23/4/ : Senin 12/4/ : Jum at 1/4/ : Selasa 21/03/ : Ahad 10/03/ : Jum at 28/02/ : Ahad 14/1/ : Selasa 28/9/ : Kamis 11/6/ : Sabtu 23/2/ :56 1 Ramadan 1 Syawal 1 dan 10 Zulhijah Ijtima Ketetapan Ijtima Ketetapan Ijtima Ketetapan Ketetapan Senin 6/6/2016 Sabtu 27/5/2017 Rabu 16/5/2018 Senin 05/5/2019 Jum at 24/4/2020 Selasa 13/4/2021 Sabtu 2/4/2022 Kamis 23/3/2023 Senin 11/3/2024 Sabtu 29/2/2025 Selasa 15/1/2029 Kamis 30/9/2038 Jum at 12/6/2048 Ahad 24/2/2058 Senin 4/7/ :01 Sabtu 24/6/ :31 Rabu 13/6/ :43 Senin 3/6/ :02 Jum at 22/5/ :39 Selasa 1/5/ :00 Sabtu 30/4/ :28 Kamis 20/4/ :12 Senin 8/4/ :21 Sabtu 9/3/ :58 Selasa 13/2/ :31 Kamis 28/10/ :53 Sabtu 11/7/ :04 Ahad 24/3/ :50 Selasa 5/7/2016 Ahad 25/6/2017 Jum at 15/6/2018 Selasa 4/6/2019 Ahad 24/5/2020 Kamis 3/5/2021 Senin 2/5/2022 Jum at 21/4/2023 Rabu 10/4/2024 Ahad 9/3/2025 Rabu 14/2/2029 Jum at 29/10/2038 Ahad 12/7/2048 Senin 25/3/2058 Kamis 1/9/ :03 Senin 21/8/ :30 Sabtu 11/8/ :58 Kamis 1/8/ :12 Senin 20/7/ :33 Sabtu 10/07/ :17 Rabu 29/6/ :52 Ahad 18/6/ :37 Kamis 6/6/ :38 Selasa 27/5/ :02 Sabtu 14/4/ :40 Ahad 26/12/ :02 Selasa 8/9/ :24 Rabu 22/5/ :23 Jum at 2/9/2016 Rabu 23/8/2017 Ahad 12/8/2018 Jum at 2/8/2019 Rabu 22/7/2020 Ahad 11/7/2021 Kamis 30/6/2022 Senin 19/6/2023 Jum at 7/6/2024 Rabu 28/5/2025 Ahad 15/4/2029 Senin 27/12/2038 Rabu 9/9/2048 Kamis 23/5/2058 Ahad 11/9/2016 Jum at 1/9/2017 Selasa 21/8/2018 Ahad 11/8/2019 Jum at 31/7/2020 Selasa 20/7/2021 Sabtu 9/7/2022 Rabu 28/6/2023 Ahad 16/6/2024 Jum at 6/6/2025 Selasa 24/4/2029 Rabu 5/1/2039 Jum at 18/9/2048 Sabtu 1/6/ Senin Selasa Selasa Rabu Jum at Sabtu Senin Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 106

108 7/11/ : Selasa 20/7/ : Kamis 28/7/ : Ahad 6/8/ : Rabu 14/8/ : Sabtu 22/8/ : Selasa 31/8/ : Selasa 22/3/ : Sabtu 26/8/ : Kamis 5/10/ :19 8/11/2067 6/12/ :05 Rabu Rabu 21/7/ /8/ :17 Sabtu 30/7/2174 Senin 6/8/2271 Kamis 15/8/2368 Ahad 23/8/2465 Rabu 1/9/2562 Rabu 23/3/2805 Ahad 27/8/2986 Jum at 6/10/3015 Sabtu 27/8/ :59 Selasa 5/9/ :34 Jum at 13/9/ :31 Senin 21/9/ :27 Rabu 29/9/ :36 Rabu 20/4/ :49 Senin 25/9/ :10 Sabtu 4/11/ :18 6/12/2067 3/2/ :44 Kamis Ahad 19/8/ /10/ :07 Ahad 28/8/2174 Rabu 5/9/2271 Sabtu 14/9/2368 Selasa 22/9/2465 Jum at 1/10/2562 Jum at 22/4/2805 Selasa 26/9/2986 Ahad 5/11/3015 Selasa 25/10/ :52 Jum at 3/11/ :49 Senin 11/11/ :36 Kamis 19/11/ :07 Sabtu 27/11/ :30 Sabtu 18/6/ :40 Kamis 23/11/ :08 Selasa 2/1/ :53 Perbedaan Lebaran; 4/2/ /2/2068 Senin 18/10/2077 Kamis 27/10/2174 Sabtu 4/11/2271 Selasa 12/11/2368 Jum at 20/11/2465 Senin 29/11/2562 Ahad 19/6/2805 Jum at 24/11/2986 Rabu 3/1/3016 Rabu 27/10/2077 Sabtu 5/11/2174 Senin 13/11/2271 Kamis 21/11/2368 Ahad 29/11/2465 Rabu 8/12/2562 Selasa 28/6/2805 Ahad 3/12/2986 Jum at 12/1/3016 Buku ini ditulis tahun 1437 H/2015 M. dari data di atas diketahui tahun 2467 H bertepatan 3015 M; 1000 sejak buku ini ditulis. Terdapat selisih 30 tahun antara Kamariah dan Syamsiah dalam satu millennium. Hijriah (Kamariah) Masehi (Syamsiah) = =1000 Selisih dalam 1000 tahun: 30 Data di atas tidak seketika dibuat, butuh ribuan tahun evolusi pengetahuan sampai kepada peradaban hisab modern sekarang. Ketika kita sudah mengetahui perhitungan dengan akurasi tinggi dan sangat mudahnya, sudah saatnya kita menggunakan semua ini untuk kemudahan umat Islam dalam menentukan waktu ibadah terutama dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Beda halnya dengan rukyat. Kita tidak bisa membuat kalender berdasarkan rukyat karena rukyat itu dilakukan pada tanggal 29 setiap bulan. Umumnya umat Islam melakuan rukyat hanya di 3 bulan saja: Sya ban, Ramadan, dan Zulkaidah untuk menentukan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah. Mengacu kepada sabda-sabda Rasulullah SAW dalam kitab hadis yang sahih, karakteristik rukyat adalah: Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 107

109 1. Melihat secara langsung dengan mata. Jika tidak melihat maka lengkapkan bulan itu 30 hari (istikmal). 2. Dilakukan ketika manusia belum mengetahui tulis-hitung tentang peredaran benda langit mathari-bulan-bumi. 3. Bersifat lokal untuk radius sekitar 89 km. Ketika manusia sudah mampu membuat kalender hijriah lokal dan memprediksi datangnya bulan baru (ijtima) sebenarnya pengetahuan manusia sudah cukup menetapkan awal Ramadan dan lebaran dengan pengetahuannya itu dan tidak perlu melakukan rukyat. Terlebih di zaman hisab modern sekarang. Karena ketika kita melakukan rukyat, akan terjadi banyak benturan yang membingungkan umat Islam disebabkan dan dipengaruhi oleh: 1. Pengetahuan hisab. 2. Globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. 3. Letak gegrafis. 4. Batas negara dan hukum yang berlaku di negara itu. Dari empat hal di atas, akhirnya terjadilah standar ganda rukyat-hisab dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran yang berujung pada perbedaan tanpa akhir. Sebenarnya aturan Allah SWT dalam Al-Quran dan aturan Rasulullah SAW dalam hadis sangat sederhana dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Yaitu: 1. Jika penetapan awal Ramadan dan lebaran dengan rukyat, ikutilah Rasulullah SAW dan para sahabat sebagaimana yang adalah kitab-kitab hadis sahih. 2. Jika penetapan awal Ramadan dan lebaran berdasarkan hisab, tetapkanlah dengan hisab dengan menjadikan ijtima sebagai patokan awal baru. Kenyataan sekarang di Indonesia dan di Timur Tengah dalam kurun satu dekade terakhir, merujuk kepada data yang ada, penetapan awal Ramadan dan lebaran tidak merujuk kepada dua metode di atas. Perbedaan Persamaan Hisab Bersifat global (قطع ( Pasti Ilmiah Otomatis Tidak terikat waktu dan tempat Rukyat Bersifat lokal (ظ ( Asumsi Praktek Manual Temporer dan regurer Bersumber dari Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW Hisab itu pasti ( (قطع sedangkan rukyat itu asumsi (.(ظ Pesawat dengan kecepatan 500 km/jam yang akan melintasi titik A, B, dan C yang berjarak masing-masing 500 km secara pasti diprediksi jam berapa akan melewati titik-tik itu. Hisab adalah prediksi tapi laju-jalan bulan dan bumi sangat tepat dan pasti maka metode Hisab itu Pasti. Berbeda dengan Rukyat yang dikatagorikan Asumsi. Yang dimaksud Asumsi di sini terjemahannya bisa macam-macam: 1. Kadar ketajaman penglihatan manusia berbeda-beda. 2. Melihat objek benda seperi hilal tapi ternyata perahu yang letaknya sangat jauh. Hal yang mungkin seseorang melihat hilal ternyata lentik bulu mata di pelupuknya. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 108

110 3. Hal yang mungkin seseorang berani berbohong di atas sumpah telah melihat hilal padahal tidak melihat karena ingin dianggap hebat atau mengejar hadiah. Tepat sekali apa yang dikemukakan imam Subki ( H/ M) yang pendapatnya ditukil oleh Abu Bakar bin Muhammad Syatha al Dimyati (W 1310 H/1892 M) dalam Ianatut Thalibin: )فرع( لو هد برؤية اهلالل واحد أو اثنان واقتضى ا لساب عدم إمكان رؤيتو قال السبكي ل تقبل ىذه الشهادة لن ا لساب قطعي والشهادة ظنية والظن ل يعارض ) القطع : ( اعانة الطالبي Jika seseorang atau berdua menyaksikan hilal tetapi hisab menetapkan bahwa tidak mungkin hilal bisa dilihat maka kesaksian itu tidak bisa diterima. Karena hisab itu bersifat pasti sedangkan rukyat bersifat asumsi. Asumsi tidak bisa mengalahkan kepastian. Peradaban pengetahuan hisab sudah di genggaman umat Islam. Kalender Tunggal Hijriah sudah di pelupuk mata. Masihkah kita memilih cara yang dipakai Rasulullah SAW dan menganggap itu sunah satu-satunya dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran? Jika melihat data hisab modern, 5 tahun sejak buku ini ditulis relatif perbedaan penetapan awal Ramadan dan lebaran sangat kecil karena ijtima, usia bulan, ketinggian hilal, dan sudut elongasi bulan-observer-matahari melewati standar bikinan untuk Imakanur Rukyat dan Wujudul Hilal. Berbeda untuk tingkat global, di Saudi Arabia untuk penetapan awal Ramadan dan lebaran ditetapkan oleh Mahkamah Syariah setelah menerima kesaksian dari juru rukyat (رائ ) dan tidak dilakukan validasi data. Ketentuannya sederhana, jika juru rukyat mengklaim melihat hilal dan siap disumpah dengan nama Allah SWT maka kesaksiannya akan diterima. Berikut adalah penetapan awal Ramadan dan Lebaran 1437 sd 1447 H bertepatan dengan 2016 sd 2026 M berdasarkan Hisab Pasti dengan Metode Ijtima sebelum Gurub dengan Patokan Makkah, disertai prediksi menurut Imkanur Rukyat (IR) yang digunakan oleh kebanyakan Ormas di Indonesia dan Kementerian Agama RI, Wujudul Hilal (WH) yang dipakai oleh Muhammadiyah, dan Rukyat Saudi Arabia yang diragukan kesahihan rukyatnya oleh banyak pakar hisab. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 109

111 1437 H/2016 M 1 Ramadan 1437 H/2016 M Ijtima: Ahad, 5/6/2016 Jam 10:00 WIB Ahad, 5/6/2016 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +04 :30':12" +04 :09':58" Usia Bulan +07J 45M +13J 04M Hisab Pasti : Senin, 6/6/2016 IR : Senin, 6/6/2016 WH : Senin, 6/6/2016 Rukyat Saudi : Senin, 6/6/ Syawal 1437 H/2016 M Ijtima: Senin, 4 Juli 2016 Jam 18:01 WIB Senin, 4 Juli 2016 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :58':03" -01 :07':47" Usia Bulan -00J 10M +05J 09M Hisab Pasti : Selasa, 4 Juli 2016 IR : Rabu, 5 Juli 2016 WH : Rabu, 5 Juli 2016 Rukyat Saudi : Rabu, 5 Juli Zulhijah 1437/2016 Ijtima: Kamis, 1/9/2016 Jam 16:03 WIB Kamis, 1/9/2016 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :09':06" +00 :51':33" Usia Bulan +01H 50M +06H 36M : 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti Jum at, 2/9/2016 Ahad, 11/9/2016 IR : Sabtu, 3/9/2016 Senin, 12/9/2016 WH : Sabtu, 3/9/ 2016 Senin, 12/9/2016 Rukyat Saudi : Jum at, 2/9/2016 Ahad, 11/9/ 2016 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 110

112 1438 H/2017 M 1 Ramadan 1438 H/2017 M Ijtima: Jam 02:44 WIB Jum at 26/05/2017 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +09 :00':37" +09 :10':19" Usia Bulan +15J 00M +20J 15M Hisab Pasti : Sabtu, 27/05/2017 IR : Sabtu, 27/05/2017 WH : Sabtu, 27/05/2017 Rukyat Saudi : Sabtu, 27/05/ Syawal 1438 H/2017 M Ijtima: Sabtu, 24/06/2017 Jam 09:31 WIB Sabtu, 24/06/2017 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +04 :16':22" +04 :16':39" Usia Bulan +08J 18M +13J 39M Hisab Pasti : Ahad, 25/06/2017 IR : Ahad, 25/06/2017 WH : Ahad, 25/06/2017 Rukyat Saudi : Ahad, 25/06/ Zulhijah 1438 H/2017M Ijtima: Selasa 22/08/2017 Jam 01:30 WIB Selasa 22/08/2017 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +07 :58':13" +08 :02':12" Usia Bulan +16J 24M +21J 18M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Rabu, 23/08/2017 Jum at, 1/9/2017 IR : Rabu, 23/08/2017 Jum at, 1/9/2017 WH : Rabu, 23/08/2017 Jum at, 1/9/2017 Rukyat Saudi : Rabu, 23/08/2017 Jum at, 1/9/2017 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 111

113 1439 H/2018 M 1 Ramadan 1439 H/2018 M Ijtima: Selasa, 15/05/2018 Waktu 18:48 WIB Selasa 15/05/2018 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +00 :11':36" +00 :04':33" Usia Bulan -01J 03M +04J 07M Hisab Pasti : Rabu, 16/05/2018 IR : Kamis, 17/05/2018 WH : Kamis, 17/05/2018 Rukyat Saudi : Rabu, 16/05/ Syawal 1439 H/2018 M Ijtima: Kamis, 14/06/2018 Jam 02:43WIB Kamis, 14/06/2018 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +08 :13':22" +08 :41':12" Usia Bulan +15J 03M +20J 24M Hisab Pasti Jum at, 15/06/2018 IR : Jum at, 15/06/2018 WH : Jum at, 15/06/2018 Rukyat Saudi : Jum at, 15/06/ Zulhijah 1439 H/2018 M Ijtima: Sabtu, 11/08/2018 Jam 16:58 WIB Sabtu, 11/08/2018 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :08':20" +02 :12':30" Usia Bulan +00J 57M +05J 59M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti Ahad, 12/08/2018 Selasa, 21/08/2018 IR : Senin, 13/08/2018 Rabu, 22/08/2018 WH : Senin, 13/08/2018 Rabu, 22/08/2018 Rukyat Saudi : Ahad, 12/08/2018 Selasa, 21/08/2018 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 112

114 1440 H/2019 M 1 Ramadan 1440 H/2019 M Ijtima: Ahad, 05/05/2019 Jam 05:45 WIB Ahad, 05/05/2019 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +06 :19':00" +06 :41':04" Usia Bulan +12H 01M +17H 05M Hisab Pasti : Senin, 06/05/2019 IR : Senin, 06/05/2019 WH : Senin, 06/05/2019 Rukyat Saudi : Senin, 06/05/ Syawal 1440 Ijtima: Senin, 03/06/2019 M Jam 17:02 WIB Senin, 03/06/2019 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +00 :07':56" +00 :49':51" Usia Bulan +00J 43M +06J 01M Hisab Pasti : Selasa, 04/06/2019 IR : Rabu, 05/06/2019 WH : Selasa, 04/06/2019 Rukyat Saudi : Selasa, 04/06/ Zulhijah 1440 H/2019 M Ijtima: Kamis, 01/08/2019 M Jam 10:12 WIB Jakarta Makkah Tinggi Bulan +03 :51':58" +06 :01':43" Usia Bulan +07J 43M +12J 51M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Jum at, 2/8/2019 Ahad. 11/8/2019 IR : Jum at, 2/8/2019 Ahad. 11/8/2019 WH : Jum at, 2/8/2019 Ahad. 11/8/2019 Rukyat Saudi : Jum at, 2/8/2019 Ahad. 11/8/2019 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 113

115 1441 H/2020 M 1 Ramadan 1441 H/2020 M Ijtima: Kamis 23/04/2020M Jam 09:26 WIB Kamis 23/04/2020 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +04 :17':01" +04 :28':33" Usia Bulan +08J 23M +13J 20M Hisab Pasti : Jum at. 24/4/2020 IR : Jum at. 24/4/2020 WH : Jum at. 24/4/2020 Rukyat Saudi : Jum at. 24/4/ Syawal 1441 H/2020 M Ijtima: Sabtu 23/05/2020 M Jam 00:39 WIB Jum at 22/05/2020 M Jam 20:39 Waktu Makkah Sabtu 23/05/2020 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +07 :18':31" +08 :38':19" Usia Bulan +17J 05M +22J 20M Hisab Pasti : Ahad, 24/05/2020 IR : Ahad, 24/05/2020 WH : Ahad, 24/05/2020 Rukyat Saudi : Ahad, 24/05/ Zulhijah 1441 H/2020 M Ijtima: Selasa, 21/07/2020 Jam 00:33WIB Senin, 20/07/2020 Jam 20:33 Waktu Makkah Selasa, 21/07/2020 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +08 :37':02" +10 :27':26" Usia Bulan +17J 21M +22J 34M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Rabu, 22/7/2020 Jum at, 31/7/2020 IR : Rabu, 22/7/2020 Jum at, 31/7/2020 WH : Rabu, 22/7/2020 Jum at, 31/7/2020 Rukyat Saudi : Rabu, 22/7/2020 Jum at, 31/7/2020 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 114

116 1442 H/2011 M 1 Ramadan 1442 H/2021 M Ijtima: Senin, 12/04/2021 Jam 09:31 WIB Senin, 12/04/2021 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +04 :08':42" +04 :34':12" Usia Bulan +08J 23M +13J 11M Hisab Pasti : Selasa, 13/04/2021 IR : Selasa, 13/04/2021 WH : Selasa, 13/04/2021 Rukyat Saudi : Selasa, 13/04/ Syawal 1442 H/2021 M Ijtima: Rabu 12/05/2021 Jam 02:00 WIB Selasa 11/05/2021 Jam 22:00 Waktu Makkah Rabu 12/05/2021 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +06 :03':53" +07 :45':17" Usia Bulan +15J 45M +20J 54M Hisab Pasti : Kamis, 13/05/2021 IR : Kamis, 13/05/2021 WH : Kamis, 13/05/2021 Rukyat Saudi : Kamis, 13/05/ Zulhijah 1442 H/2021 M Ijtima: Sabtu, 10/07/2021 Jam 08:17 WIB Sabtu, 10/07/2021 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +03 :42':50" +06 :32':27" Usia Bulan +09J 35M +14J 53M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Ahad, 11/7/2021 Selasa, 20/7/2021 IR : Ahad, 11/7/2021 Selasa, 20/7/2021 WH : Ahad, 11/7/2021 Selasa, 20/7/2021 Rukyat Saudi : Ahad, 11/7/2021 Selasa, 20/7/2021 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 115

117 1443 H/2022 M 1 Ramadan 1443 H/2022 M Ijtima: Jumat, 01/04/2022 Jam 13:24 WIB Jum at, 01/04/2022 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +02 :38':42" +03 :15':09" Usia Bulan +04J 34M +09J 14M Hisab Pasti : Sabtu, 2/4/2022 IR : Sabtu, 2/4/2022 WH : Sabtu, 2/4/2022 Rukyat Saudi : Sabtu, 2/4/ Syawal 1443 H/2022 M Ijtima: Ahad, 01/05/2022 Jam 03:28 WIB Sabtu 30/04/2022 CE, 23:28 Waktu Makkah Sabtu 30/04/2022 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +05 :24':20" +07 :38':37" Usia Bulan +14J 19M +19J 21M Hisab Pasti : Senin, 1/5/2022 IR : Senin, 1/5/2022 WH : Senin, 1/5/2022 Rukyat Saudi : Senin, 1/5/ Zulhijah 1443 H/2022 M Ijtima: Rabu, 29/06/2022 Jam 09:52 WIB Rabu, 29/06/2022 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +02 :26':45" +05 :45':59" Usia Bulan +07J 57M +13J 18M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Kamis, 30/6/2022 Sabtu, 9/7/2022 IR : Kamis, 30/6/2022 Sabtu, 9/7/2022 WH : Kamis, 30/6/2022 Sabtu, 9/7/2022 Rukyat Saudi : Kamis, 30/6/2022 Sabtu, 9/7/2022 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 116

118 1444 H/2023 M 1 Ramadan 1444 H/2023 m Ijtima: Rabu, 22/03/2023 Jam 00:23 WIB Selasa, 21/03/2023 Jam 20:23 Waktu Makkah Rabu, 22/03/2023 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +08 :39':01" +11 :00':04" Usia Bulan +17J 40M +22J 12M Hisab Pasti : Kamis, 23/03/2023 IR : Kamis, 23/03/2023 WH : Kamis, 23/03/2023 Rukyat Saudi : Kamis, 23/03/ Syawal 1444 Ijtima: Kamis, 20/04/2023 Jam 11:12 WIB Kamis, 20/04/2023 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +02 :13':05" +04 :39':57" Usia Bulan +06J 38M +11J 32M Hisab Pasti : Jum at, 21/4/2023 IR : Jum at, 21/4/2023 WH : Jum at, 21/4/2023 Rukyat Saudi : Jum at, 21/4/ Zulhijjah 1444 H/2023 M Ijtima: Ahad, 18/06/2023 Jam 11:37 WIB Ahad, 18/06/2023 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +01 :23':50" +05 :18':33" Usia Bulan +06J 10M +11J 31M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Senin, 19/6/2023 Rabu, 28/6/2023 IR : Senin, 19/6/2023 Rabu, 28/6/2023 WH : Senin, 19/6/2023 Rabu, 28/6/2023 Rukyat Saudi : Senin, 19/6/2023 Rabu, 28/6/2023 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 117

119 1445 H/2024 M 1 Ramadan 1445 H/2024 M Ijtima: Ahad, 10/03/2024 Jam 16:00 WIB Ahad, 10/03/2024 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +01 :12':30" +02 :28':20" Usia Bulan +02J 08M +06J 31M Hisab Pasti : Senin, 11/3/2024 IR : Selasa, 12/11/2024 WH : Senin, 11/3/2024 Rukyat Saudi : Senin, 11/3/ Syawal 1445 H/2024 M Ijtima: Selasa, 09/04/2024 Jam 01:21 WIB Senin, 08/04/2024 Jam 21:21 Waktu Makkah Selasa, 09/04/2024 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +06 :54':21" +10 :55':09" Usia Bulan +16J 34M +21J 20M Hisab Pasti : Rabu, 10/4/2024 IR : Rabu, 10/4/2024 WH : Rabu, 10/4/2024 Rukyat Saudi : Rabu, 10/4/ Zulhijah 1445 H/2024 M Ijtima: Kamis, 06/06/2024 Jam 19:38 WIB Jakarta Makkah Tinggi Bulan -02 :51':44" +01 :43':48" Usia Bulan -01J 53M +03J 27M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Jum at, 7/6/2024 Ahad, 18/6/2024 IR : Sabtu, 8/6/2024 Senin, 19/6/2024 WH : Sabtu, 8/6/2024 Senin, 19/6/2024 Rukyat Saudi : Jum at, 7/6/2024 Ahad, 18/6/2024 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 118

120 1446 H/2025 M 1 Ramadan 1446 H/2025 M Ijtima: Jum at, 28/02/2025 Jam 07:45 WIB Jum at, 28/02/2025 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +04 :46':32" +06 :56':12" Usia Bulan +10J 28M +14J 43M Hisab Pasti : Sabtu, 29/2/2025 IR : Sabtu, 29/2/2025 WH : Sabtu, 29/2/2025 Rukyat Saudi : Sabtu, 29/2/ Syawal 1446 H/2025 M Ijtima: Sabtu, 29/03/2025 Jam 17:58 WIB Sabtu, 29/03/2025 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -01 :27':05" +01 :15':06" Usia Bulan +00J 02M +04J 40M Hisab Pasti : Ahad, 30/3/2025 IR : Senin, 31/3/2025 WH : Senin, 31/3/2025 Rukyat Saudi : Ahad, 30/3/ Zulhijah 1446 H/2025 M Ijtima: Selasa, 27/05/2025 Jam 10:02 WIB Selasa, 27/05/2025 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +02 :01':45" +07 :06':37" Usia Bulan +07J 42M +12J 58M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Rabu, 28/5/2025 Jum at, 6/6/2025 IR : Rabu, 28/5/2025 Jum at, 6/6/2025 WH : Rabu, 28/5/2025 Jum at, 6/6/2025 Rukyat Saudi : Rabu, 28/5/2025 Jum at, 6/6/2025 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 119

121 1447 H/2026 M 1 Ramadan 1447 H/2026 M Ijtima: Selasa, 17/02/2026 Jam 19:01 WIB Selasa, 17/02/2026 Jakarta Makkah Tinggi Bulan -00 :51':09" +00 :13':54" Usia Bulan -00J 45M +03J 21M Hisab Pasti : Rabu, 18/2/2026 IR : Kamis, 19/2/2026 WH : Kamis, 19/2/2026 Rukyat Saudi : Rabu, 18/2/ Syawal 1447 H/2026 M Ijtima: Kamis, 19/03/2026 Jam 08:23 WIB Kamis, 19/03/2026 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +02 :30':43" +06 :45':03" Usia Bulan +09J 41M +14J 11M Hisab Pasti : Jum at, 20/3/2026 IR : Jum at, 20/3/2026 WH : Jum at, 20/3/2026 Rukyat Saudi : Jum at, 20/3/ Zulhijah 1447 H/2026 M Ijtima: Ahad, 17/05/2026 Jam 03:01 WIB Sabtu, 16/05/2026 Jam 23:01 Waktu Makkah Ahad, 17/05/2026 Jakarta Makkah Tinggi Bulan +05 :34':33" +11 :03':31" Usia Bulan +14J 43M +19J 55M 1 Zulhijah 10 Zulhijah Hisab Pasti : Senin, 18 /5/2026 Rabu, 27/5/2026 IR : Senin, 18 /5/2026 Rabu, 27/5/2026 WH : Senin, 18 /5/2026 Rabu, 27/5/2026 Rukyat Saudi : Senin, 18 /5/2026 Rabu, 27/5/2026 Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 120

122 D. Lampiran Hadis tentang Penetapan Awal Ramadan dan Lebaran No Kitab Hadis Tahun Hidup Perawi 1 Sahih Bukhari H/ M 2 Sahih Muslim H/ M 3 Sunan Abu Daud H/ M 4 Sunan Tirmizi H/ M 5 Sunan Nasa i H/ M 6 Sunan Ibnu Majah H/ M Ada ratusan riwayat hadis yang harus kita sinkronisasikan agar kita bisa menetapkan awal Ramadan dan lebaran secara serempak. 1. Hadis Riwayat Bukhari حدثنا ي ي بن بكي قال حدث ن الليث عن عقيل عن ابن هاب قال أخ ب ن سامل أن ابن عمر رضي اهلل عنهما قال : سعت رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم يقول ( إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فاقدروا لو ) حدثنا عبد اهلل بن مسلمة عن مالك عن نافع عن عبد اهلل بن عمر رضي اهلل عنهما: أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم ذكر رمضان فقال ( ل تصوموا ح ت تروا اهلالل ول تفطروا ح ت تروه فإن غم عليكم فاقدروا لو ) حدثنا عبد اهلل بن مسلمة حدثنا مالك عن عبد اهلل بن دينار عن عبد اهلل ابن عمر رضي اهلل عنهما : أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال ( الشهر تسع وعشرون ليلة فال تصوموا ح ت تروه فإن غم عليكم فأكملوا العدة ثالثي ) حدثنا أبو الوليد حدثنا عبة عن جبلة بن سحيم قال سعت ابن عمر رضي اهلل عنهما يقول: قال النب صلى اهلل عليو و سلم ( الشهر ىكذا وىكذا (. وخنس اإلهبام ف الثالثة حدثنا آدم حدثنا عبة حدثنا ممد بن زياد قال سعت أبا ىريرة رضي اهلل عنو يقول: قال النب صلى اهلل عليو و سلم أو قال قال أبو القاسم صلى اهلل عليو و سلم ( صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غب عليكم فأكملوا عدة عبان ثالثي ) حدثنا أبو عاصم عن ابن جريج عن ي ي بن عبد اهلل بن صيفي عن عكرمة بن عبد الرمحن عن أم سلمة رضي اهلل عنها أن النب صلى اهلل عليو و سلم آىل من نسائو هرا فلما مضى تسعة وعشرون يوما غدا أو راح فقيل لو إنك حلفت أن ل تدخل هرا. فقال ( إن الشهر يكون تسعة وعشرين يوما ) Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 121

123 .. حدثنا عبد العزيز بن عبد اهلل حدثنا سليمان بن بالل عن محيد عن أنس رضي اهلل عنو قال: آىل رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم من نسائو وكانت انفكت رجلو فأقام ف مشربة تسعا وعشرين ليلة ث نزل فقالوا يا رسول اهلل آليت هرا. فقال ( إن الشهر يكون تسعا وعشرين ) حدثنا آدم حدثنا عبة حدثنا ا لسود بن قيس حدثنا سعيد بن عمرو أنو سع ابن عمر رضي اهلل عنهما : عن النب صلى اهلل عليو و سلم أنو قال ( إنا أمة أمية ل نكتب ول سب الشهر ىكذا ىكذا ). يع ن مرة تسعة وعشرين ومرة ثالثي. حدثنا مسلم بن إبراىيم حدثنا ىشام حدثنا ي ي بن أ ب كثي عن أ ب سلمة عن أ ب ىريرة رضي اهلل عنو: عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال ( ل يتقدمن أحدكم رمضان بصوم يوم أو يومي إل أن يكون رجل كان يصوم صومو فليصم ذلك اليوم ) 2. Hadis Riwayat Muslim ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي ق ال ق ر أ ت ع ل ى م ال ك ع ن ن اف ع ع ن اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ع ن الن ب - صلى اهلل عليو وسلم- أ ن و ذ ك ر ر م ض ان ف ق ال «ل ت ص وم وا ح ت ت ر و ا اهل ال ل و ل ت ف ط ر وا ح ت ت ر و ه ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و «. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح د ث ن ا أ ب و أ س ام ة ح د ث ن ا ع ب ي د الل و ع ن ن اف ع ع ن اب ن ع م ر رضى اهلل عنهما أ ن ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ذ ك ر ر م ض ان ف ض ر ب ب ي د ي و ف ق ال «الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا - ث ع ق د إ ب ه ام و ف الث ال ث ة - ف ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و ث ال ث ي.» و ح د ث ن ز ى ي ر ب ن ح ر ب ح د ث ن ا إ س اع يل ع ن أ ي وب ع ن ن اف ع ع ن اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «إ ن ا الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون ف ال ت ص وم وا ح ت ت ر و ه و ل ت ف ط ر وا ح ت ت ر و ه ف إ ن غ م ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و «. و ح د ث ن مح ي د ب ن م س ع د ة ال ب اى ل ى ح د ث ن ا ب ش ر ب ن ال م ف ض ل ح د ث ن ا س ل م ة - و ى و اب ن ع ل ق م ة - ع ن ن اف ع ع ن ع ب د الل و ب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون ف إ ذ ا ر أ ي ت م اهل ال ل ف ص وم وا و إ ذ ا ر أ ي ت م وه ف أ ف ط ر وا ف إ ن غ م ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و «. ح د ث ن ح ر م ل ة ب ن ي ي أ خ ب ر ن ا اب ن و ى ب أ خ ب ر ىن ي ون س ع ن اب ن ه اب ق ال ح د ث ن س امل ب ن ع ب د الل و أ ن ع ب د الل و ب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ق ال س ع ت ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ي ق ول «إ ذ ا ر أ ي ت م وه ف ص وم وا و إ ذ ا ر أ ي ت م وه ف أ ف ط ر وا ف إ ن غ م ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و « Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 122

124 . و ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي و ي ي ب ن أ ي وب و ق ت ي ب ة ب ن س ع يد و اب ن ح ج ر ق ال ي ي ب ن ي ي أ خ ب ر ن ا و ق ا ل - و ى و اب ن ج ع ف ر - ع ن ع ب د الل و ب ن د ين ار أ ن و س ع اب ن ع م ر - رضى اهلل اآلخ ر ون ح د ث ن ا إ س اع يل عنهما - ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون ل ي ل ة ل ت ص وم وا ح ت ت ر و ه و ل ت ف ط ر وا ح ت ت ر و ه إ ل أ ن ي غ م ع ل ي ك م ف إ ن غ م ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و «.. ح د ث ن ا ى ار ون ب ن ع ب د الل و ح د ث ن ا ر و ح ب ن ع ب اد ة ح د ث ن ا ز ك ر ي اء ب ن إ س ح اق ح د ث ن ا ع م ر و ب ن د ين ار أ ن و س ع اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ي ق ول س ع ت الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ي ق ول «الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا «. و ق ب ض إ ب ه ام و ف الث ال ث ة.. و ح د ث ن ح ج اج ب ن الش اع ر ح د ث ن ا ح س ن ا ل ي ب ح د ث ن ا ي ب ان ع ن ي ي ق ال و أ خ ب ر ىن أ ب و س ل م ة أ ن و س ع اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ي ق ول س ع ت ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ي ق ول «الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون «.. و ح د ث ن ا س ه ل ب ن ع ث م ان ح د ث ن ا ز ي اد ب ن ع ب د الل و ال ب ك ائ ى ع ن ع ب د ال م ل ك ب ن ع م ي ع ن م وس ى ب ن ط ل ح ة ع ن ع ب د الل و ب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ع ن الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ق ال «الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا ع ش ر ا و ع ش ر ا و ت س ع ا «.. و ح د ث ن ا ع ب ي د الل و ب ن م ع اذ ح د ث ن ا أ ب ح د ث ن ا ع ب ة ع ن ج ب ل ة ق ال س ع ت اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ي ق ول ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «الش ه ر ك ذ ا و ك ذ ا و ك ذ ا «. و ص ف ق ب ي د ي و م ر ت ي ب ك ل أ ص اب ع ه م ا و ن ق ص ف الص ف ق ة الث ال ث ة إ ب ه ام ال ي م ن أ و ال ي س ر ى.. و ح د ث ن ا م م د ب ن ال م ث ن ح د ث ن ا م م د ب ن ج ع ف ر ح د ث ن ا ع ب ة ع ن ع ق ب ة - و ى و اب ن ح ر ي ث - ق ال س ع ت اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ي ق ول ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون «. و ط ب ق ع ب ة ي د ي و ث ال ث م ر ار و ك س ر اإل ب ه ام ف الث ال ث ة. ق ال ع ق ب ة و أ ح س ب و ق ال «الش ه ر ث ال ث ون» و ط ب ق ك ف ي و ث ال ث م ر ار.. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح د ث ن ا غ ن د ر ع ن ع ب ة ح و ح د ث ن ا م م د ب ن ال م ث ن و اب ن ب ش ار ق ال اب ن ال م ث ن ح د ث ن ا م م د ب ن ج ع ف ر ح د ث ن ا ع ب ة ع ن ا ل س و د ب ن ق ي س ق ال س ع ت س ع يد ب ن ع م ر و ب ن س ع ي د أ ن و س ع اب ن ع م ر - رضى اهلل عنهما - ي د ث ع ن الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ق ال «إ ن ا أ م ة أ م ي ة ل ن ك ت ب و ل س ب الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا - و ع ق د اإل ب ه ام ف الث ال ث ة - و الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا «. ي ع ن ت ام ث ال ث ي.. ح د ث ن ا أ ب و ك ام ل اجل ح د ر ى ح د ث ن ا ع ب د ال و اح د ب ن ز ي اد ح د ث ن ا ا ل س ن ب ن ع ب ي د الل و ع ن س ع د ب ن ع ب ي د ة ق ال س ع اب ن ع م ر Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 123 رضى اهلل عنهما - - ر ج ال ي ق ول الل ي ل ة ل ي ل ة الن ص ف ف ق ال ل و م ا ي د ر يك أ ن

125 الل ي ل ة الن ص ف س ع ت ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ي ق ول «الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا «. و أ ار ب أ ص اب ع و ال ع ش ر م ر ت ي «و ى ك ذ ا «. ف الث ال ث ة و أ ار ب أ ص اب ع و ك ل ه ا و ح ب س أ و خ ن س إ ب ه ام و «.. ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي أ خ ب ر ن ا إ ب ر اى يم ب ن س ع د ع ن اب ن ه اب ع ن س ع يد ب ن ال م س ي ب ع ن أ ب ى ر ي ر ة - رضى اهلل عنو - ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «إ ذ ا ر أ ي ت م اهل ال ل ف ص وم وا و إ ذ ا ر أ ي ت م وه ف أ ف ط ر وا ف إ ن غ م ع ل ي ك م ف ص وم وا ث ال ث ي ي و م ا «.. ح د ث ن ا ع ب د الر مح ن ب ن س ال م اجل م ح ى ح د ث ن ا الر ب ي ع - ي ع ن اب ن م س ل م - ع ن م م د - و ى و اب ن ز ي اد - ع ن أ ب ى ر ي ر ة - رضى اهلل عنو - أ ن الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ق ال «ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن غ م ى ع ل ي ك م ف أ ك م ل وا ال ع د د «.. و ح د ث ن ا ع ب ي د الل و ب ن م ع اذ ح د ث ن ا أ ب ح د ث ن ا ع ب ة ع ن م م د ب ن ز ي اد ق ال س ع ت أ ب ا ى ر ي ر ة - رضى ى اهلل عنو - ي ق ول ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «ص وم وا ل ر ؤ ي ت و و أ ف ط ر وا ل ر ؤ ي ت و ف إ ن غ م ع ل ي ك م الش ه ر ف ع دوا ث ال ث ي «.. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح د ث ن ا م م د ب ن ب ش ر ال ع ب د ى ح د ث ن ا ع ب ي د الل و ب ن ع م ر ع ن أ ب الز ن ا د ع ن ا ل ع ر ج ع ن أ ب ى ر ي ر ة - رضى اهلل عنو - ق ال ذ ك ر ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- اهل ال ل ف ق ال «إ ذ ا ر أ ي ت م وه ف ص وم وا و إ ذ ا ر أ ي ت م وه ف أ ف ط ر وا ف إ ن أ غ م ى ع ل ي ك م ف ع دوا ث ال ث ي «.. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة و أ ب و ك ر ي ب ق ال أ ب و ب ك ر ح د ث ن ا و ك يع ع ن ع ل ى ب ن م ب ار ك ع ن ي ي ب ن أ ب ك ث ي ع ن أ ب س ل م ة ع ن أ ب ى ر ي ر ة - رضى اهلل عنو - ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «ل ت ق د م وا ر م ض ان ب ص و م ي و م و ل ي و م ي إ ل ر ج ل ك ان ي ص وم ص و م ا ف ل ي ص م و «.. ح د ث ن ا ع ب د ب ن مح ي د أ خ ب ر ن ا ع ب د الر ز اق أ خ ب ر ن ا م ع م ر ع ن الز ى ر ى أ ن الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- أ ق س م أ ن ل ي د خ ل ع ل ى أ ز و اج و ه ر ا - ق ال الز ى ر ى - ف أ خ ب ر ىن ع ر و ة ع ن ع ائ ش ة - رضى اهلل عنها - ق ال ت ل م ا م ض ت ت س ع و ع ش ر ون ل ي ل ة أ ع د ى ن د خ ل ع ل ى ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- - ق ال ت ب د أ ب - ف ق ل ت ي ا ر س ول الل و إ ن ك أ ق س م ت أ ن ل ت د خ ل ع ل ي ن ا ه ر ا و إ ن ك د خ ل ت م ن ت س ع و ع ش ر ي ن أ ع د ى ن ف ق ال «إ ن الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون «.. ح د ث ن ا م م د ب ن ر م ح أ خ ب ر ن ا الل ي ث ح و ح د ث ن ا ق ت ي ب ة ب ن س ع ي د - و الل ف ظ ل و - ح د ث ن ا ل ي ث ع ن أ ب الزب ي ع ن ج اب ر - رضى اهلل عنو - أ ن و ق ال ك ان ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- اع ت ز ل ن س اء ه ه ر ا ف خ ر ج إ ل ي ن ا ف ت س ع و ع ش ر ين ف ق ل ن ا إ ن ا ال ي و م ت س ع و ع ش ر ون. ف ق ا ل «إ ن ا الش ه ر «. و ص ف ق ب ي د ي و ث ال ث م ر ات و ح ب س إ ص ب ع ا و اح د ة ف اآلخ ر ة. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 124

126 .. ح د ث ن ى ار ون ب ن ع ب د الل و و ح ج اج ب ن الش اع ر ق ال ح د ث ن ا ح ج اج ب ن م م د ق ال ق ال اب ن ج ر ي ج أ خ ب ر ىن أ ب و الزب ي أ ن و س ع ج اب ر ب ن ع ب د الل و - رضى اهلل عنهما - ي ق ول اع ت ز ل الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ن س اء ه ه ر ا ف خ ر ج إ ل ي ن ا ص ب اح ت س ع و ع ش ر ين ف ق ال ب ع ض ال ق و م ي ا ر س ول الل و إ ن ا أ ص ب ح ن ا ل ت س ع و ع ش ر ين. ف ق ال الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- «إ ن الش ه ر ي ك ون ت س ع ا و ع ش ر ين «. ث ط ب ق الن ب - صلى اهلل عليو وسلم- ب ي د ي و ث ال ث ا م ر ت ي ب أ ص اب ع ي د ي و ك ل ه ا و الث ال ث ة ب ت س ع م ن ه ا.. ح د ث ن ى ار ون ب ن ع ب د الل و ح د ث ن ا ح ج اج ب ن م م د ق ال ق ال اب ن ج ر ي ج أ خ ب ر ىن ي ي ب ن ع ب د الل و ب ن م م د ب ن ص ي ف ى أ ن ع ك ر م ة ب ن ع ب د الر مح ن ب ن ا ل ار ث أ خ ب ر ه أ ن أ م س ل م ة - رضى اهلل عنها - أ خ ب ر ت و أ ن الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ح ل ف أ ن ل ي د خ ل ع ل ى ب ع ض أ ى ل و ه ر ا ف ل م ا م ض ى ت س ع ة و ع ش ر ون ي و م ا غ د ا ع ل ي ه م - أ و ر اح - ف ق يل ل و ح ل ف ت ي ا ن ب الل و أ ن ل ت د خ ل ع ل ي ن ا ه ر ا. ق ال «إ ن الش ه ر ي ك ون ت س ع ة و ع ش ر ين ي و م ا «.. ح د ث ن ا أ ب و ب ك ر ب ن أ ب ي ب ة ح د ث ن ا م م د ب ن ب ش ر ح د ث ن ا إ س اع يل ب ن أ ب خ ال د ح د ث ن م م د ب ن س ع د ع ن س ع د ب ن أ ب و ق اص - رضى اهلل عنو - ق ال ض ر ب ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ب ي د ه ع ل ى ا ل خ ر ى ف ق ال «الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا «. ث ن ق ص ف الث ال ث ة إ ص ب ع ا.. و ح د ث ن ال ق اس م ب ن ز ك ر ي اء ح د ث ن ا ح س ي ب ن ع ل ى ع ن ز ائ د ة ع ن إ س اع يل ع ن م م د ب ن س ع د ع ن أ ب يو - رضى اهلل عنو - ع ن الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ق ال «الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا «. ع ش ر ا و ع ش ر ا و ت س ع ا م ر ة.. ح د ث ن ا ي ي ب ن ي ي و ي ي ب ن أ ي وب و ق ت ي ب ة و اب ن ح ج ر ق ال ي ي ب ن ي ي أ خ ب ر ن ا و ق ال اآلخ ر و ن - و ى و اب ن ج ع ف ر - ع ن م م د - و ى و اب ن أ ب ح ر م ل ة - ع ن ك ر ي ب أ ن أ م ال ف ض ل ب ن ت ح د ث ن ا إ س اع يل ا ل ار ث ب ع ث ت و إ ىل م ع او ي ة ب الش ام ق ال ف ق د م ت الش ام ف ق ض ي ت ح اج ت ه ا و اس ت ه ل ع ل ى ر م ض ان و أ ن ا ب الش ا م ف ر أ ي ت اهل ال ل ل ي ل ة اجل م ع ة ث ق د م ت ال م د ين ة ف آخ ر الش ه ر ف س أ ل ن ع ب د الل و ب ن ع ب ا س - رضى اهلل عنهما - ث ذ ك ر اهل ال ل ف ق ال م ت ر أ ي ت م اهل ال ل ف ق ل ت ر أ ي ن اه ل ي ل ة اجل م ع ة. ف ق ال أ ن ت ر أ ي ت و ف ق ل ت ن ع م و ر آه الن اس و ص ام وا و ص ام م ع او ي ة. ف ق ال ل ك ن ا ر أ ي ن اه ل ي ل ة الس ب ت ف ال ن ز ال ن ص وم ح ت ن ك م ل ث ال ث ي أ و ن ر اه. ف ق ل ت أ و ل ت ك ت ف ى ب ر ؤ ي ة م ع او ي ة و ص ي ام و ف ق ال ل ى ك ذ ا أ م ر ن ا ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم-. و ك ي ي ب ن ي ي ف ن ك ت ف ى أ و ت ك ت ف ى. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 125

127 3. Hadis Riwayat Abu Daud. ح د ث ن ا س ل ي م ان ب ن ح ر ب ح د ث ن ا ع ب ة ع ن ا ل س و د ب ن ق ي س ع ن س ع يد ب ن ع م ر و - ي ع ن اب ن س ع يد ب ن ال ع اص - ع ن اب ن ع م ر ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «إ ن ا أ م ة أ م ي ة ل ن ك ت ب و ل س ب الش ه ر ى ك ذ ا و ى ك ذ ا و ى ك ذ ا «. و خ ن س س ل ي م ان أ ص ب ع و ف الث ال ث ة ي ع ن ت س ع ا و ع ش ر ين و ث ال ث ي.. ح د ث ن ا س ل ي م ان ب ن د او د ال ع ت ك ى ح د ث ن ا مح اد ح د ث ن ا أ ي وب ع ن ن اف ع ع ن اب ن ع م ر ق ال ق ال ر س ول الل و - صلى اهلل عليو وسلم- «الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون ف ال ت ص وم وا ح ت ت ر و ه و ل ت ف ط ر وا ح ت ت ر و ه ف إ ن غ م ع ل ي ك م ف اق د ر وا ل و ث ال ث ي «.. ح د ث ن ا أ مح د ب ن م ن يع ع ن اب ن أ ب ز ائ د ة ع ن ع يس ى ب ن د ين ار ع ن أ ب يو ع ن ع م ر و ب ن ا ل ار ث ب ن أ ب ض ر ار ع ن اب ن م س ع ود ق ال ل م ا ص م ن ا م ع الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ت س ع ا و ع ش ر ين أ ك ث ر م ا ص م ن ا م ع و ث ال ث ي.. ح د ث ن ا م م د ب ن ع ب ي د ح د ث ن ا مح اد - ف ح د يث أ ي وب - ع ن م م د ب ن ال م ن ك د ر ع ن أ ب ى ر ي ر ة ذ ك ر الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ف يو ق ال «و ف ط ر ك م ي و م ت ف ط ر ون و أ ض ح اك م ي و م ت ض ح ون و ك ل ع ر ف ة م و ق ف و ك ل م ن م ن ح ر و ك ل ف ج اج م ك ة م ن ح ر و ك ل ج ع م و ق ف «.. ح د ث ن ا أ مح د ب ن ح ن ب ل ح د ث ن ع ب د الر مح ن ب ن م ه د ى ح د ث ن م ع او ي ة ب ن ص ال ح ع ن ع ب د الل و ب ن أ ب ق ي س ق ال س ع ت ع ائ ش ة - رضى اهلل عنها - ت ق ول ك ان ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ي ت ح ف ظ م ن ع ب ان م ا ل ي ت ح ف ظ م ن غ ي ه ث ي ص وم ل ر ؤ ي ة ر م ض ان ف إ ن غ م ع ل ي و ع د ث ال ث ي ي و م ا ث ص ام.. ح د ث ن ا م م د ب ن الص ب اح ال ب ز از ح د ث ن ا ج ر ير ب ن ع ب د ا ل م يد الض ب ع ن م ن ص ور ب ن ال م ع ت م ر ع ن ر ب ع ى ب ن ح ر اش ع ن ح ذ ي ف ة ق ال ق ال ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «ل ت ق د م وا الش ه ر ح ت ت ر و ا اهل ال ل أ و ت ك م ل وا ال ع د ة ث ص وم وا ح ت ت ر و ا اهل ال ل أ و ت ك م ل وا ال ع د ة «.. ح د ث ن ا ا ل س ن ب ن ع ل ى ح د ث ن ا ح س ي ع ن ز ائ د ة ع ن س ع ن اك ع ك ر م ة ع ن اب ن ع ب اس ق ال ق ال ر س و ل الل و -صلى اهلل عليو وسلم- «ل ت ق د م وا الش ه ر ب ص ي ام ي و م و ل ي و م ي إ ل أ ن ي ك ون ى ء ي ص وم و أ ح د ك م و ل ت ص وم وا ح ت ت ر و ه ث ص وم وا ح ت ت ر و ه ف إ ن ح ال د ون و غ م ام ة ف أ ت وا ال ع د ة ث ال ث ي ث أ ف ط ر وا و الش ه ر ت س ع و ع ش ر ون «. - ي ع ن اب ن ج ع ف ر - أ خ ب ر ىن م م د ب ن أ ب ح ر م ل ة أ خ ب ر ىن. ح د ث ن ا م وس ى ب ن إ س اع يل ح د ث ن ا إ س اع يل ك ر ي ب أ ن أ م ال ف ض ل اب ن ة ا ل ار ث ب ع ث ت و إ ىل م ع او ي ة ب الش ام ق ال ف ق د م ت الش ام ف ق ض ي ت ح اج ت ه ا ف اس ت ه ل ر م ض ان و أ ن ا ب الش ام ف ر أ ي ن ا اهل ال ل ل ي ل ة اجل م ع ة ث ق د م ت ال م د ين ة ف آخ ر الش ه ر ف س أ ل ن اب ن ع ب اس ث ذ ك ر Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 126

128 اهل ال ل ف ق ال م ت ر أ ي ت م اهل ال ل ق ل ت ر أ ي ت و ل ي ل ة اجل م ع ة. ق ال أ ن ت ر أ ي ت و ق ل ت ن ع م و ر آه الن اس و ص ام وا و ص ام م ع او ي ة. ق ال ل ك ن ا ر أ ي ن اه ل ي ل ة الس ب ت ف ال ن ز ال ن ص وم و ح ت ن ك م ل الث ال ث ي أ و ن ر اه. ف ق ل ت أ ف ال ت ك ت ف ى ب ر ؤ ي ة م ع او ي ة و ص ي ام و ق ال ل ى ك ذ ا أ م ر ن ا ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم-.. ح د ث ن ا م م د ب ن ع ب د الل و ب ن ن ي ح د ث ن ا أ ب و خ ال د ا ل مح ر ع ن ع م ر و ب ن ق ي س ع ن أ ب إ س ح اق ع ن ص ل ة ق ال ك ن ا ع ن د ع م ار ف ال ي و م ال ذ ى ي ش ك ف يو ف أ ت ى ب ش اة ف ت ن ح ى ب ع ض ال ق و م ف ق ال ع م ار م ن ص ام ى ذ ا ال ي و م ف ق د ع ص ى أ ب ا ال ق اس م -صلى اهلل عليو وسلم-.. ح د ث ن ا ق ت ي ب ة ب ن س ع يد ح د ث ن ا ع ب د ال ع ز يز ب ن م م د ق ال ق د م ع ب اد ب ن ك ث ي ال م د ين ة ف م ال إ ىل جم ل س ال ع ال ء ف أ خ ذ ب ي د ه ف أ ق ام و ث ق ال الل ه م إ ن ى ذ ا ي د ث ع ن أ ب يو ع ن أ ب ى ر ي ر ة أ ن ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ق ال «إ ذ ا ان ت ص ف ع ب ان ف ال ت ص وم وا «.. ح د ث ن ا م س د د و خ ل ف ب ن ى ش ام ال م ق ر ئ ق ال ح د ث ن ا أ ب و ع و ان ة ع ن م ن ص ور ع ن ر ب ع ى ب ن ح ر اش ع ن ر ج ل م ن أ ص ح اب الن ب -صلى اهلل عليو وسلم- ق ال اخ ت ل ف الن اس ف آخ ر ي و م م ن ر م ض ان ف ق د م أ ع ر اب ي ان ف ش ه د ا ع ن د ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- ب الل و ل ى ال اهل ال ل أ م س ع ش ي ة ف أ م ر ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- الن اس أ ن ي ف ط ر وا ز اد خ ل ف ف ح د يث و و أ ن ي غ د وا إ ىل م ص ال ى م.. ح د ث ن ا م م ود ب ن خ ال د و ع ب د الل و ب ن ع ب د الر مح ن الس م ر ق ن د ى - و أ ن ا ل د يث و أ ت ق ن - ق ال ح د ث ن ا م ر و ان - ى و اب ن م م د - ع ن ع ب د الل و ب ن و ى ب ع ن ي ي ب ن ع ب د الل و ب ن س امل ع ن أ ب ب ك ر ب ن ن اف ع ع ن أ ب يو ع ن اب ن ع م ر ق ال ت ر اء ى الن اس اهل ال ل ف أ خ ب ر ت ر س ول الل و -صلى اهلل عليو وسلم- أ ىن ر أ ي ت و ف ص ام و و أ م ر الن اس ب ص ي ام و. 4. Hadis Riwayat Tirmizi. حدثنا أبو كريب حدثنا عبدة بن سليمان عن ممد بن عمرو عن أ ب سلمة عن أ ب ىريرة : قال قال النب صلى اهلل عليو و سلم ل تقدموا الشهر بيوم ول بيومي إل أن يوافق ذلك صوما كان يصومو أحدكم صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم فعدوا ثالثي ث أفطروا. حدثنا ىناد حدثنا وكيع عن علي بن املبارك عن ي ي بن أ ب كثي عن أ ب سلمة عن أ ب ىريرة : قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم ل تقدموا هر رمضان بصيام قبلو بيوم أو يومي إل أن يكون رجل كان يصوم صوما فليصمو. حدثنا أبو سعيد عبد اهلل بن سعيد ا ل ج حدثنا أبو خالد ا لمحر عن عمرو بن قيس املالئي عن أ ب إسحق عن صلة بن زفر : قالكنا عند عمار بن ياسر فأتى بشاة مصلية فقال كلوا فتنحى بعض القوم Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 127

129 يوما فقال إ ن صائم فقال عمار من صام اليوم الذي يشك بو الناس فقد عصى أبا القاسم صلى اهلل عليو و سلم حدثنا قتيبة حدثنا أبو ا لحوص عن ساك عن عكرمة عن ابن عباس : قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم ل تصوموا قبل رمضان صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن حالت دونو غياية فأكملوا ثالثي حدثنا أمحد بن منيع حدثنا ي ي بن زكريا بن أ ب زائدة أخ ب ن عيسى بن دينار عن أبيو عن عمرو بن ا لارث بن أ ب ضرار عن ابن مسعود : قال ما صمت مع النب صلى اهلل عليو و سلم تسعا وعشرين أكثر ما صمنا ثالثي حدثنا علي بن حجر حدثنا إ ساعيل بن جعفر عن محيد عن أنس : أنو قال آىل رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم من نساءه هرا فأقام ف مشربة تسعا وعشرين يوما قالوا يا رسول اهلل إنك آليت هرا فقال الشهر تسع وعشرون حدثنا علي بن حجر حدثنا إ ساعيل بن جعفر حدثنا ممد بن أ ب حرملة أخ ب ن كريب : أن أم الفضل بنت ا لارث بعثتو إىل معاوية بالشام قال فقدمت الشام فقضيت حاجتها واستهل على ىالل رمضان وأنا بالشام فرأينا اهلالل ليلة اجلمعة ث قدمت املدينة ف آخر الشهر فسأل ن ابن عباس ث ذكر اهلالل فقال م ت رأيتم اهلالل فقلت رأيناه ليلة اجلمعة فقال أأنت رأيتو ليلة اجلمعة فقلت رآه الناس وصاموا وصام معاوية قال لكن رأيناه ليلة السبت فال نزال نصوم ح ت نكمل ثالثي يوما أو نراه فقلت أل تكتفي برؤية معاوية وصيامو قال ل ىكذا أمرنا رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم أخ ب ن ممد بن إ ساعيل حدثنا إبراىيم بن املنذر حدثنا إسحق بن جعفر بن ممد حدث ن عبد اهلل بن جعفر عن عثمان بن ممد ا لخنسي عن سعيد املق بي عن أ ب ىريرة : أن النب صلى اهلل عليو و سلم قال الصوم يوم تصومون والفطر يوم تفطرون وا لضحى يوم تضحون Hadis Riwayat Nasa i أخ بنا علي بن حجر قال حدثنا إ ساعيل قال حدثنا ممد وىو بن أ ب حرملة قال أخ ب ن كريب : أن أم الفضل بعثتو إىل معاوية بالشام قال فقدمت الشام فقضيت حاجتها واستهل علي ىالل رمضان وأنا بالشام فرأيت اهلالل ليلة اجلمعة ث قدمت املدينة ف آخر الشهر فسأل ن عبد اهلل بن عباس ث ذكر اهلالل فقال م ت رأيتم فقلت رأيناه ليلة اجلمعة قال أنت رأيتو ليلة اجلمعة قلت نعم ورآه الناس فصاموا. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 128

130 وصام معاوية قال لكن رأيناه ليلة السبت فال نزال نصوم ح ت نكمل ثالثي يوما أو نراه فقلت أو ل تكتفي برؤية معاوية وأصحابو قال ل ىكذا أمرنا رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم أخ بنا ممد بن عبد العزيز بن أ ب رزمة قال أنبأنا الفضل بن موسى عن سفيان عن ساك عن عكرمة عن بن عباس قال جاء أعرا ب إىل النب صلى اهلل عليو و سلم فقال : رأيت اهلالل فقال أتشهد أن ل الو إل اهلل وأن ممدا عبده ورسولو قال نعم فنادى النب صلى اهلل عليو و سلم قال الشيخ ا للبا ن : ضعيف أن صوموا أخ بنا موسى بن عبد الرمحن قال حدثنا حسي عن زائدة عن ساك عن عكرمة عن بن عباس قال : جاء أعرا ب إىل النب صلى اهلل عليو و سلم فقال أبصرت اهلالل الليلة قال أتشهد أن ل الو إل اهلل وأن ممدا عبده ورسولو قال نعم قال يا قال الشيخ ا للبا ن : ضعيف بالل أذن ف الناس فليصوموا غدا أخ بنا مؤمل بن ىشام عن إ ساعيل عن عبة عن ممد بن زياد عن أ ب ىريرة قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم الشهر فعدوا ثالثي أخ بنا ممد بن عبد اهلل بن يزيد قال حدثنا أ ب قال حدثنا ورقاء عن عبة عن ممد بن زياد عن أ ب ىريرة قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم فاقدروا ثالثي. أخ بنا ممد بن ي ي بن عبد اهلل النيسابوري قال حدثنا سليمان بن داود قال حدثنا إبراىيم عن ممد بن مسلم عن سعيد بن املسيب عن أ ب ىريرة أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال : إذا رأيتم اهلالل فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فصوموا ثالثي يوما.. أخ بنا ممد بن سلمة وا لرث بن مسكي قراءة عليو وأنا ا سع واللفظ لو عن بن القاسم عن مالك عن نافع عن بن عمر : أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم ذكر رمضان فقال ل تصوموا ح ت تروا اهلالل ول تفطروا ح ت تروه فإن غم عليكم فاقدروا لو أخ بنا عمرو بن علي قال حدثنا ي ي قال حدثنا عبيد اهلل قال حدث ن نافع عن بن عمر عن النب صلى اهلل عليو و. سلم قال : ل تصوموا ح ت تروه ول تفطروا ح ت تروه فإن غم عليكم فاقدروا لو أخ بنا أبو بكر بن علي صاحب محص قال حدثنا أبو بكر بن أ ب يبة قال حدثنا ممد بن بشر قال حدثنا عبيد اهلل عن أ ب الزناد عن ا لعرج عن أ ب ىريرة قال : ذكر رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم اهلالل فقال إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فعدوا ثالثي Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 129

131 . أخ بنا أمحد بن عثمان أبو اجلوزاء وىو ثقة بصري أخو أ ب العالية قال أنبأنا حبان بن ىالل قال حدثنا محاد بن سلمة عن عمرو بن دينار عن بن عباس قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم فأكملوا العدة ثالثي :. أخ بنا ممد بن عبد اهلل بن يزيد قال حدثنا سفيان عن عمرو بن دينار عن ممد بن حني عن بن عباس قال عجبت من يتقدم الشهر وقد قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : إذا رأيتم اهلالل فصوموا وإذا ر أيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأكملوا العدة ثالثي..... أخ بنا إسحاق بن إبراىيم قال أنبأنا جرير عن منصور عن ربعي بن حراش عن حذيفة بن اليمان عن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال : ل تقدموا الشهر ح ت تروا اهلالل قبلو أو تكملوا العدة ث صوموا ح ت تروا اهلالل أو تكملوا العدة قبلو أخ بنا ممد بن بشار قال حدثنا عبد الرمحن قال حدثنا سفيان عن منصور عن ربعي عن بعض أصحاب النب صلى اهلل عليو و سلم قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : ل تقدموا الشهر ح ت تكملوا العدة أو تروا اهلالل ث صوموا ول تفطروا ح ت تروا اهلالل أو تكملوا العدة ثالثي أخ بنا ممد بن حامت قال حدثنا حبان قال حدثنا عبد اهلل عن ا لجاج بن أرطاة عن منصور عن ربعي قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : إذا رأيتم اهلالل فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأ توا عبان ثالثي إل أن تروا اهلالل قبل ذلك ث صوموا رمضان ثالثي إل أن تروا اهلالل قبل ذلك أخ بنا إسحاق بن إبراىيم قال حدثنا إ ساعيل بن إبراىيم قال حدثنا حامت بن أ ب صغية عن ساك بن حرب عن عكرمة قال حدثنا بن عباس عن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن حال بينكم وبينو سحاب فأكملوا العدة ول تستقبلوا الشهر استقبال أخ بنا قتيبة قال حدثنا أبو ا لحوص عن ساك عن عكرمة عن بن عباس قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : ل تصوموا قبل رمضان صوموا للرؤية وأفطروا للرؤية فإن حالت دونو غياية فأكملوا ثالثي. أخ بنا نصر بن علي اجلهضمي عن عبد ا لعلى قال حدثنا معمر عن الزىري عن عروة عن عائشة قالت : أقسم رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم أن ل يدخل على نسائو هرا فلبث تسعا وعشرين فقلت أليس قد كنت آليت هرا فعددت ا ليام تسعا وعشرين فقال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم الشهر تسع وعشرون Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 130

132 أخ بنا عبيد اهلل بن سعد بن إبراىيم قال حدثنا عمي قال حدثنا أ ب عن صاحل عن بن هاب أن عبيد اهلل بن عبد اهلل بن أ ب ثور حدثو ح وأخ بنا عمرو بن منصور قال حدثنا ا لكم بن نافع قال أنبأنا عيب عن الزىري قال أخ ب ن عبيد اهلل بن عبد اهلل بن أ ب ثور عن بن عباس قال : مل أزل حريصا أن أسأل عمر بن اخلطاب عن املرأتي من أزواج رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم اللتي قال اهلل هلما { إن تتوبا إىل اهلل فقد صغت قلوبكما } وساق ا لديث وقال فيو فاعتزل رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم نساءه من أجل ذلك ا لديث حي أفشتو حفصة إىل عائشة تسعا وعشرين ليلة قالت عائشة وكان قال ما أنا بداخل عليهن هرا من دة موجدتو عليهن حي حدثو اهلل عز و جل حديثهن فلما مضت تسع وعشرون ليلة دخل على عائشة فبدأ هبا فقالت لو عائشة إنك قد كنت آليت يا رسول اهلل أن ل تدخل علينا هرا وإنا أصبحنا من تسع وعشرين ليلة نعدىا عددا فقال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم الشهر تسع وعشرون ليلة أخ بنا إسحاق بن إبراىيم قال حدثنا ممد بن بشر عن إ ساعيل بن أ ب خالد عن ممد بن سعد بن أ ب وقاص عن أبيو عن النب صلى اهلل عليو و سلم : أنو ضرب بيده على ا لخرى ىكذا وىكذا وىكذا ونقص ف الثالثة إصبعا وقال الشهر أخ بنا سويد بن نصر قال أنبأنا عبد اهلل عن إ ساعيل عن ممد بن سعد عن أبيو قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : الشهر ىكذا وىكذا وىكذا يع ن تسعة وعشرين أخ بنا أمحد بن سليمان قال حدثنا ممد بن عبيد قال حدثنا إ ساعيل عن ممد بن سعد بن أ ب وقاص قال قال : رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم الشهر ىكذا وىكذا وىكذا وصفق ممد بن عبيد بيديو ينعتها ثالثا ث قبض ف الثالثة اإلهبام ف اليسرى أخ بنا أبو داود قال حدثنا ىارون قال حدثنا علي ىو بن املبارك قال حدثنا ي ي عن أ ب سلمة عن أ ب ىريرة قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : الشهر يكون تسعة وعشرين ويكون ثالثي فإذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأكملوا العدة أخ ب ن عبيد اهلل بن فضالة بن إبراىيم قال أنبأنا ممد قال حدثنا معاوية ح وأخ ب ن أمحد بن ممد بن املغية قال حدثنا عثمان بن سعيد عن معاوية واللفظ لو عن ي ي بن أ ب كثي أن أبا سلمة أخ به أنو سع عبد اهلل وىو بن عمر يقول سعت رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم يقول : الشهر تسع وعشرون Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 131

133 ... أخ بنا ممد بن املث ن قال حدثنا عبد الرمحن عن سفيان عن ا لسود بن قيس عن سعيد بن عمرو عن بن عمر عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : إنا أمة أمية ل نكتب ول سب الشهر ىكذا وىكذا وىكذا ثالثا ح ت ذكر تسعا وعشرين أخ بنا ممد بن املث ن وممد بن بشار عن ممد عن عبة عن ا لسود بن قيس قال سعت سعيد بن عمرو بن سعيد بن أ ب العاص أنو سع بن عمر يدث عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : إنا أمة أمية ل سب ول نكتب والشهر ىكذا وىكذا وىكذا وعقد اإلهبام ف الثالثة والشهر ىكذا وىكذا وىكذا تام الثالثي أخ بنا ممد بن عبد ا لعلى قال حدثنا خالد قال حدثنا عبة عن جبلة بن سحيم عن بن عمر عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : الشهر ىكذا ووصف عبة عن صفة جبلة عن صفة بن عمر أنو تسع وعشرون فيما حكى من صنيعو مرتي بأصابع يديو ونقص ف الثالثة إصبعا من أصابع يديو 6. Hadis Riwayat Ibnu Majah.... أخ بنا علي بن حجر قال حدثنا إ ساعيل قال حدثنا ممد وىو بن أ ب حرملة قال أخ ب ن كريب : أن أم الفضل بعثتو إىل معاوية بالشام قال فقدمت الشام فقضيت حاجتها واستهل علي ىالل رمضان وأنا بالشام فرأيت اهلالل ليلة اجلمعة ث قدمت املدينة ف آخر الشهر فسأل ن عبد اهلل بن عباس ث ذكر اهلالل فقال م ت رأيتم فقلت رأيناه ليلة اجلمعة قال أنت رأيتو ليلة اجلمعة قلت نعم ورآه الناس فصاموا وصام معاوية قال لكن رأيناه ليلة السبت فال نزال نصوم ح ت نكمل ثالثي يوما أو نراه فقلت أو ل تكتفي برؤية معاوية وأصحابو قال ل ىكذا أمرنا رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم أخ بنا ممد بن عبد العزيز بن أ ب رزمة قال أنبأنا الفضل بن موسى عن سفيان عن ساك عن عكرمة عن بن عباس قال جاء أعرا ب إىل النب صلى اهلل عليو و سلم فقال : رأيت اهلالل فقال أتشهد أن ل الو إل اهلل وأن ممدا عبده ورسولو قال نعم فنادى النب صلى اهلل عليو و سلم أن صوموا قال الشيخ ا للبا ن : ضعيف أخ بنا موسى بن عبد الرمحن قال حدثنا حسي عن زائدة عن ساك عن عكرمة عن بن عباس قال : جاء أعرا ب إىل النب صلى اهلل عليو و سلم فقال أبصرت اهلالل الليلة قال أتشهد أن ل الو إل اهلل وأن ممدا عبده ورسولو قال نعم قال يا بالل أذن ف الناس فليصوموا غدا. قال الشيخ ا للبا ن : ضعيف Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 132

134 ... أخ ب ن إبراىيم بن يعقوب قال حدثنا سعيد بن بيب أبو عثمان وكان يخا صا لا بطرسوس قال أنبأنا بن أ ب زائدة عن حسي بن ا لرث اجلديل عن عبد الرمحن بن زيد بن اخلطاب : أنو خطب الناس ف اليوم الذي يشك فيو فقال أل إ ن جالست أصحاب رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم وساءلتهم وأهنم حدثو ن أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو وانسكوا هلا فإن غم عليكم فأكملوا ثالثي فإن هد اىدان فصوموا وأفطروا خ بنا مؤمل بن ىشام عن إ ساعيل عن عبة عن ممد بن زياد عن أ ب ىريرة قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم الشهر فعدوا ثالثي أخ بنا ممد بن عبد اهلل بن يزيد قال حدثنا أ ب قال حدثنا ورقاء عن عبة عن ممد بن زياد عن أ ب ىريرة قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم فاقدروا ثالثي. أخ بنا ممد بن ي ي بن عبد اهلل النيسابوري قال حدثنا سليمان بن داود قال حدثنا إبراىيم عن ممد بن مسلم عن سعيد بن املسيب عن أ ب ىريرة أن رسول اهلل اهلالل فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فصوموا ثالثي يوما صلى اهلل عليو و سلم قال : إذا رأيتم.. أخ بنا ممد بن سلمة وا لرث بن مسكي قراءة عليو وأنا ا سع واللفظ لو عن بن القاسم عن مالك عن نافع عن بن عمر : أن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم ذكر رمضان فقال ل تصوموا ح ت تروا اهلالل ول تفطروا ح ت تروه فإن غم عليكم فاقدروا لو أخ بنا عمرو بن علي قال حدثنا ي ي قال حدثنا عبيد اهلل قال حدث ن نافع عن بن عمر عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : ل تصوموا ح ت تروه ول تفطروا ح ت تروه فإن غم عليكم فاقدروا. لو أخ بنا أبو بكر بن علي صاحب محص قال حدثنا أبو بكر بن أ ب يبة قال حدثنا ممد بن بشر قال حدثنا عبيد اهلل عن أ ب الزناد عن ا لعرج عن أ ب ىريرة قال : ذكر رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم اهلالل فقال إذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فعدوا ثالثي. أخ بنا أمحد بن عثمان أبو اجلوزاء وىو ثقة بصري أخو أ ب العالية قال أنبأنا حبان بن ىالل قال حدثنا محاد بن سلمة عن عمرو بن دينار عن بن عباس قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن غم عليكم فأكملوا العدة ثالثي Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 133

135 . أخ بنا ممد بن عبد اهلل بن يزيد قال حدثنا سفيان عن عمرو بن دينار عن ممد بن حني عن بن عباس قال عجبت من يتقدم الشهر وقد قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : إذا رأيتم اهلالل فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأكملوا العدة ثالثي..... أخ بنا إسحاق بن إبراىيم قال أنبأنا جرير عن منصور عن ربعي بن حراش عن حذيفة بن اليمان عن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال : ل تقدموا الشهر ح ت تروا اهلالل قبلو أو تكملوا العدة ث صوموا ح ت تروا اهلالل أو تكملوا العدة قبلو أخ بنا ممد بن بشار قال حدثنا عبد الرمحن قال حدثنا سفيان عن منصور عن ربعي عن بعض أصحاب النب صلى اهلل عليو و سلم قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : ل تقدموا الشهر ح ت تكملوا العدة أو تروا اهلالل ث صوموا ول تفطروا ح ت تروا اهلالل أو تكملوا العدة ثالثي أخ بنا ممد بن حامت قال حدثنا حبان قال حدثنا عبد اهلل عن ا لجاج بن أرطاة عن منصور عن ربعي قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : إذا رأيتم اهلالل فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأ توا عبان ثالثي إل أن تروا اهلالل قبل ذلك ث صوموا رمضان ثالثي إل أن تروا اهلالل قبل ذلك أخ بنا إسحاق بن إبراىيم قال حدثنا إ ساعيل بن إبراىيم قال حدثنا حامت بن أ ب صغية عن ساك بن حرب عن عكرمة قال حدثنا بن عباس عن رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم قال : صوموا لرؤيتو وأفطروا لرؤيتو فإن حال بينكم وبينو سحاب فأكملوا العدة ول تستقبلوا الشهر استقبال أخ بنا قتيبة قال حدثنا أبو ا لحوص عن ساك عن عكرمة عن بن عباس قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : ل تصوموا قبل رمضان صوموا للرؤية وأفطروا للرؤية فإن حالت دونو غياية فأكملوا ثالثي. أخ بنا نصر بن علي اجلهضمي عن عبد ا لعلى قال حدثنا معمر عن الزىري عن عروة عن عائشة قالت : أقسم رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم أن ل يدخل على نسائو هرا فلبث تسعا وعشرين فقلت أليس قد كنت آليت هرا فعددت ا ليام تسعا وعشرين فقال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم الشهر تسع وعشرون. أخ بنا عبيد اهلل بن سعد بن إبراىيم قال حدثنا عمي قال حدثنا أ ب عن صاحل عن بن هاب أن عبيد اهلل بن عبد اهلل بن أ ب ثور حدثو ح وأخ بنا عمرو بن منصور قال حدثنا ا لكم بن نافع قال أنبأنا عيب عن الزىري قال أخ ب ن عبيد اهلل بن عبد اهلل بن أ ب ثور عن بن عباس قال : مل أزل حريصا أن أسأل عمر بن اخلطاب عن املرأتي من أزواج رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم اللتي قال Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 134

136 اهلل هلما { إن تتوبا إىل اهلل فقد صغت قلوبكما } وساق ا لديث وقال فيو فاعتزل رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم نساءه من أجل ذلك ا لديث حي أفشتو حفصة إىل عائشة تسعا وعشرين ليلة قالت عائشة وكان قال ما أنا بداخل عليهن هرا من دة موجدتو عليهن حي حدثو اهلل عز و جل حديثهن فلما مضت تسع وعشرون ليلة دخل على عائشة فبدأ هبا فقالت لو عائشة إنك قد كنت آليت يا رسول اهلل أن ل تدخل علينا هرا وإنا أصبحنا من تسع وعشرين ليلة نعدىا عددا فقال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم الشهر تسع وعشرون ليلة أخ بنا ممد بن بشار عن ممد وذكر كلمة معناىا حدثنا عبة عن سلمة قال سلمة سعت أبا ا لكم عن بن عباس قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : الشهر تسع وعشرون يوما أخ بنا إسحاق بن إبراىيم قال حدثنا ممد بن بشر عن إ ساعيل بن أ ب خالد عن ممد بن سعد بن أ ب وقاص عن أبيو عن النب صلى اهلل عليو و سلم : أنو ضرب بيده على ا لخرى وقال الشهر ىكذا وىكذا وىكذا ونقص ف الثالثة إصبعا أخ بنا سويد بن نصر قال أنبأنا عبد اهلل عن إ ساعيل عن ممد بن سعد عن أبيو قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : الشهر ىكذا وىكذا وىكذا يع ن تسعة وعشرين أخ بنا أمحد بن سليمان قال حدثنا ممد بن عبيد قال حدثنا إ ساعيل عن ممد بن سعد بن أ ب وقاص قال قال : رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم الشهر ىكذا وىكذا وىكذا وصفق ممد بن عبيد بيديو ينعتها ثالثا ث قبض ف الثالثة اإلهبام ف اليسرى أخ بنا أبو داود قال حدثنا ىارون قال حدثنا علي ىو بن املبارك قال حدثنا ي ي عن أ ب سلمة عن أ ب ىريرة قال قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : الشهر يكون تسعة وعشرين ويكون ثالثي فإذا رأيتموه فصوموا وإذا رأيتموه فأفطروا فإن غم عليكم فأكملوا العدة أخ ب ن عبيد اهلل بن فضالة بن إبراىيم قال أنبأنا ممد قال حدثنا معاوية ح وأخ ب ن أمحد بن ممد بن املغية قال حدثنا عثمان بن سعيد عن معاوية واللفظ لو عن ي ي بن أ ب كثي أن أبا سلمة أخ به أنو سع عبد اهلل وىو بن عمر يقول سعت رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم يقول : الشهر تسع وعشرون. أخ بنا ممد بن املث ن قال حدثنا عبد الرمحن عن سفيان عن ا لسود بن قيس عن سعيد بن عمرو عن بن عمر عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : إنا أمة أمية ل نكتب ول سب الشهر ىكذا وىكذا وىكذا ثالثا ح ت ذكر تسعا وعشرين Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 135

137 أخ بنا ممد بن املث ن وممد بن بشار عن ممد عن عبة عن ا لسود بن قيس قال سعت سعيد بن عمرو بن سعيد بن أ ب العاص أنو سع بن عمر يدث عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : إنا أمة أمية ل سب ول نكتب والشهر ىكذا وىكذا وىكذا وعقد اإلهبام ف الثالثة وىكذا وىكذا تام الثالثي والشهر ىكذا أخ بنا ممد بن عبد ا لعلى قال حدثنا خالد قال حدثنا عبة عن جبلة بن سحيم عن بن عمر عن النب صلى اهلل عليو و سلم قال : الشهر ىكذا ووصف عبة عن صفة جبلة عن صفة بن عمر أنو تسع وعشرون فيما حكى من صنيعو مرتي بأصابع يديو ونقص ف الثالثة إصبعا من أصابع يديو أخ بنا ممد بن املث ن قال حدثنا ممد قال حدثنا عبة عن عقبة يع ن بن حريث قال سعت بن عمر يقول قال رسول اهلل صلى اهلل عليو و سلم : الشهر تسع وعشرون E. Analisa Hadis dan Kesimpulan Dari sumber hukum Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW tentang penetapan awal bulan dan lebaran di atas, penulis membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Allah SWT telah menciptakan bumi, bulan dan matahari masing-masing memiliki poros baku dengan sangat teratur. Allah SWT telah menganugerahkan manusia akal dan pikiran. Keteraturan benda langit yang berjalan pada porosnya dipadukan dengan kepandaian manusia dalam matematika telah mengantarkan manusia kepada peradaban ilmu hisab yang sangat akurat. 2. Allah SWT menghendaki kemudahan bagi umat Islam dalam beribadah dan tak menghendaki kesulitan. Ilmu adalah sesuatu yang dipandang agung dalam Islam. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa membuat manusia hidup mudah seharusnya digunakan demi memudahkan dalam peribadatan. Misalnya: a. Dalam penetapan waktu salat, kita tidak perlu merukyat matahari ke atas dan mengukur bayang benda. Sekarang cukup menginstall aplikasi waktu salat di hp lengkap dengan ringtone azan ketika waktu salat telah masuk. b. Untuk penetapan arah kiblat, kita tak usah menghitung cosinus pada segitiga bola berlembar-lembar kertas dan mencari kordinat ka bah dan tempat kita berada, sekarang banyak aplikasi kiblat yang mudah dan akurat dan menentukan sendiri dengan menggunakan Global Positioning System (GPS). Bahkan bisa memotret masjid-masjid yang kurang tepat arah kiblatnya dengan citra sateli. c. Untuk penetapan awal bulan dan lebaran bahkan sangat mudah karena kita sudah lama mengetahui priode sinodis bulan adalah 29 hari 12 jam 44 menit 2 detik. Memilih formula dan metode yang paling mudah dalam penetapan awal bulan dan lebaran adalah perintah Allah SWT. Hanya, kita masih terjebak dalam perselisihan interpretasi terhadap sumber hukum terutama hadis Rasulullah SAW dan cenderung menyulitkan diri kita sendiri.... Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 136

138 3. Puasa sunat di hari syak dikatagorikan sebagai kedurhakaan kepada Rasulullah SAW dan puasa di hari lebaran hukumnya haram. Kita sekarang hampir setiap tahun saling menyaksikan orang berpuasa di hari syak dan hari haram puasa. Yaitu ketika ada 2 kelompok atau lebih berbeda dalam penetapan awal Ramadan dan lebaran. Sungguh kewajiban kita keluar dari kondisi ini sesegera mungkin. 4. Rasulullah SAW melakukan rukyat hilal untuk awal Ramadan dan lebaran karena kemampuan menghitung (hisab) dan menulis masyarakat Arab waktu itu sangat sederhana, sebatas tahu bahwa usia bulan itu antara 29 dan 30 hari. Hanya dengan rukyat langsung mereka mengetahui awal bulan. Waktu itu belum ada pembagian waktu satu (انرؤ ح تانفعم ( hari 24 jam dan garis khayal bumi longitude dan latitude. 5. Dalam hadis riwayat Muslim, perbedaan lebaran sudah terjadi sejak zaman Muawiyah bin Abi Sufyan menjadi gubernur di Syam pada masa khalifah Utsman bin Affan. Ummu Fadhl (Lubabah binti Al Harits) yang mengirim Kuraib ke Muawiyah wafat pada masa khalifah Utsman bin Affan. Ia adalah ibunda Abdullah bin Abbas dan adik kandung Maimunah binti Al Harits; istri Rasulullah SAW. Utsman bin Affan menjabat khalifah ke 3 selama 11 tahun sekitar H/ M. Jika menggunakan software Hejric-Gregorian Conventer dari Accurate Time Mohammad Odeh, kemungkinan 1 Ramadan yang jatuh pada Jumat terjadi 3 kali selama masa pemerintahan Utsman bin Affan: a. Jum at, 1 Ramadan 24 H = 1 Juli 645 b. Jum at, 1 Ramadan 27 H = 30 Mei 648 c. Jum at, 1 Ramadan 32 H = 5 April Abdullah bin Abbas RA berpegang teguh kepada rukyat murni sebagaimana yang di sabdakan Rasulullah SAW; awal bulan ditentukan oleh melihat hilal. Ia tidak terpengaruh oleh informasi yang dibawa Kuraib tentang 1 Ramadan hari Jum at di Syam. Di Madinah hilal dilihat oleh mata malam pada Sabtu. Jika menerima kesaksian Kuraib, Ibnu Abbas akan menjadikan malam Sabtu itu sebagai tanggal 2 Ramadan dan semestinya tidak melakukan istikmal karena jika melakukan istikmal dan menerima kesaksian Kuraib berarti Ramadan 31 hari yang barang tentu mendatangkan kekacauan. Artinya rukyat itu bersifat lokal. 7. Rasulullah SAW adalah hamba Allah SWT yang dibimbing wahyu. Tapi Rasulullah SAW menerima kesaksian para kafilah yang tiba di Madinah tanggal 30 Ramadan ketika masyarakat Madinah sedang puasa di ujung hari. Rasulullah SAW menyuruh para sahabat berbuka. Ini sebuah bukti Rasulullah SAW mengajarkan kita keterbukaan dan menerima sesuatu dengan ikhlas jika dianggap benar. 8. Kenapa Abdullah bin Abbas RA tidak menerima kesaksian Kuraib sebagaimana Rasulullah SAW menerima kesaksian para kafilah? Beberapa alternatif jawabannya: a. Informasi diterima sudah satu satu bulan b. Madinah dan Syam dua tempat yang sangat jauh 9. Perbedaan awal Ramadan dan lebaran pada masa Utsman bin Affan diketahui setalah 1 bulan dan tidak mendatangkan kebingungan karena perbedaannya terjadi di tempat yang berbeda dan alat komunikasi hanya dari mulut ke mulut. Warga Syam serempek, warga Madinah serempak. Sedangkan perbedaan awal Ramadan dan lebaran sekarang terjadi di satu kota bahkan satu kampung sementara alat komunikasi dan informasi sudah global. Benar, toleransi umat Islam dalam menerima perbedaan sangat tinggi, tidak usah diceramahi Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 137

139 jaga kerukunan dan hormati perbedaan! Tapi kebingungan umat Islam tidak bisa dihilangkan. 10. Kita sekarang sudah sampai kepada kemampuan menghitung (hisab) peredaran bulan dan bumi dengan tingkat ketepatan yang tinggi. Seharusnya peradaban kemajuan yang dicapai umat manusia dalam hisab ini mempermudah kita umat Islam dalam beribadah dan harus digunakan. Tidak untuk satu tahun ke depan, tapi untuk seratus bahkan seribu tahun mendatang. Menggunakan cara yang termudah adalah perintah Allah SWT karena Allah SWT menghendaki umat Islam kemudahan dan tidak menghendaki kita mencari kesulitan. 11. Bulan beredar mengitari bumi pada porosnya berjalan dengan ketepatan yang sempurna. Ini adalah di antara tanda kemahaagungan Allah SWT. Hisab adalah pengetahuan yang bisa memberi kemudahan. Kemampuan menghitung manusia dan ketepatan peredaran bulan melahirkan ilmu Hisab untuk mempermudah umat Islam melaksanakan ibadah yang tidak bisa dipisahkan dengan waktu. Ilmu Hisab adalah Pasti selama benda-benda langit ini berjalan pada porosnya. Ketika terjadi ijtima itulah bulan baru. 12. Sangat dan semestinya Makkah dijadikan titik patok waktu mengingat keagungan yang dimilikinya. Umat manusia bisa seregam dalam penetapan waktu GMT karena kesepakatan Greenwich sebagai titip patok. Umat Islam semestinya mempunyai titik patok waktu. Inilah pemikiran penulis yang bisa disampaikan. Jika bertentangan dengan Al-Quran dan Sunah Rasulullah SAW mohon tunjukkan di mana letak pertentangannya. Jika benar, gerangan apa yang mempersulit kita akan kesahihan hisab dan ijtima sebagai penentu penetapan awal Ramadan dan lebaran. Dengan segala pengakuan yang tulus akan kebodohan, dosa dan egoisme yang ada di diri penulis, yang terbaik adalah mengembalikan segala urusan kepada Allah SWT. Ada firman Allah yang begitu indah dan begitu nyata untuk kita renungkan. QS Ar-Radu: 17. ے ے ے ے ڭ ڭ ڭ ڭ ۇۇ ۆ ۆ ۈ ۈ ۇٴ Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembahlembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan. Buku ini, jika saja hanya mendatangkan kemudorotan, dengan sendirinya, Allah SWT akan menjadikan buku ini seperti buih yang akan lenyap. Yang akan tetap adalah kebenaran yang mendatangkan manfaat untuk manusia. Presiden, Menteri Agama, dan tokoh Ormas Islam, di tangan mereka umat Islam memiliki Penanggalan Tunggal Hijriah. Buku kecil ini semoga menjadi molekul ilmu dan bahan pertimbangan dalam Ijtihad Kolektif. Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 138

140 DAFTAR PUSTAKA - Irfan Anshori, Irfan Anshori Berbagi Ilmu, Kalender Masehi, online - Quraish Shihab, Mukjizat Al-Qur an, Mizan, Bandung, 1995 أبو الفداء إ ساعيل بن عمر بن كثي القر ي الدمشقي تفسي القرآن العظيم والتوزيع أبو ا لسي مسلم بن ا لجاج بن مسلم القشيي النيسابوري صحيح مسلم بيوت أ وب بكر ابن السيد ممد طا الدمياطي العي مبهمات الدين دار الفكر للطباعة والنشر والتوزيع بيوت أبو داود سليمان بن ا ل عث السجستا ن دار طيبة للنشر دار ا لفاق اجلديدة حا ية إعانة الطالبي على حل ألفاظ فتح املعي لشرح قرة سنن أ ب داود دار الكتاب العر ب بيوت أبو عبد اهلل ممد بن أمحد بن أ ب بكر بن فرح ا لنصاري اخلزرجي مشس الدين القرطب لحكام القرآن دار الكتب العر ب بيوت أمحد بن عيب أبو عبد الرمحن النسائي سنن النسائي الك بى دار الكتب العلمية اجلامع بيوت جالل الدين ممد بن أمحد احمللي وجالل الدين عبدالرمحن بن أ ب بكر السيوطي تفسي اجلاللي دار ا لديث القاىرة جواد علي املفصل ف تاريخ العرب قبل اإلسالم دار الساقي رف الدين موسى بن أمحد بن موسى أبو النجا ا لجاوي بيوت املعرفة ممد بن إ ساعيل أبو عبداهلل البخاري اجلعفي ممد بن عبداهلل أبو عبداهلل ا لاكم النيسابوري بيوت صحيح البخاري اإلقناع ف فقو اإلمام أمحد بن حنبل دار ابنكثي بيوت املستدرك على الصحيحي دار الكتب العلمية دار ممد بن عيسى أبو عيسى الرتمذي السلمي اجلامع الصحيح سنن الرتمذي دار إحياء الرتاث العر ب بيوت ممد بن يزيد أبو عبداهلل القزوي ن سنن ابن ماجو دار الفكر بيوت ممد بن عمر بن علي بن نووي اجلاوي أبو عبد املعطي هناية الزين ف إر اد املبتدئي دار الفكر ح ي ل ي الف ق و اإلسالمي وأدل ت و دار الفكر دمشق و ى ب ة الز Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 139

141 Biografi Penulis Cucu Munawar bin Abdurrohim lahir di Sukabumi, 5 Maret Ia adalah pembimbing tahfiz Al-Quran dan guru ngaji kitab kuning. Mengajar bahasa Arab di Pesantren Baiturrahman dan SMAN 3 Kota Sukabumi, juga mengajar mata kuliah Agama di STIKES Sukabumi. Pendidikan: SDN Cipanengah II Sukabumi Pesantren Darul Hikam Sukabumi Pesantren Tahfiz Al-Quran Mambaul Qur an Bogor Pesantren Tahfiz Al-Quran Raudatul Huffaz Pekalongan STAI Sukabumi Ia juga menulis buku pelajaran bahasa Arab untuk MA dan SMA KTSP Tahun 2013 dan telah diterbitkan. ( شظ وذالق ف انعرت ح ( 1 I Aktif dan Kreatif dalam Bahasa Arab ) شظ وذالق ف انعرت ح ( 2 I Aktif dan Kreatif dalam Bahasa Arab ( شظ وذالق ف انعرت ح ( 3 I Aktif dan Kreatif dalam Bahasa Arab (ان حى ان قار ( Komparatif Tata Bahasa Arab Mengenal Dasar Ekonomi Syariah untuk Mulok Ekonomi Syariah MA/SMA Alamat rumah: Cipanengah 02/08 Depan Masjid Al Jihad Jl. Merdeka Kota Sukabumi. Kontak Pribadi: munawar.abdurrohim@gmail.com HP Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 140

142 MENUJU PENANGGALAN TUNGGAL HIJRIAH Perbedaan Lebaran; Baiturrahman Publishing Wakaf Pemikiran C. Munawar Abdurrohim 141

JILID 3. Penulis : Muhammad Ma mun Salman

JILID 3. Penulis : Muhammad Ma mun Salman JILID 3 Penulis : Muhammad Ma mun Salman مهنج الطارق لتحسني تالوة القرآ ن PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga tetap

Lebih terperinci

Surah al-wāqi`ah : Yang Pasti Berlaku

Surah al-wāqi`ah : Yang Pasti Berlaku Siri Kuliah Generasi al-quran Kehebatan al- I`jāz al-bayāniy (Mukjizat Pada Huruf, Lafaz & Gaya) Surah al-wāqi`ah : Yang Pasti Berlaku Disusun oleh Ahmad Qadri bin Mohamed Sidek Surah al-wāqi ah Catatan

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhamammad Mamun Salman,M.Pd.I

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhamammad Mamun Salman,M.Pd.I UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS Penyusun : Muhamammad Mamun Salman,M.Pd.I مهنج الطارق يف تدرس القرآ ن مهنج الطارق يف تدرس القرآ ن بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt,

Lebih terperinci

ISLAM IS THE BEST CHOICE

ISLAM IS THE BEST CHOICE KULIAH FAJAR MASJID AL-BAKRI TAMAN RASUNA KUNINGAN - JAKARTA SELATAN ISLAM IS THE BEST CHOICE Disusun oleh : Agus N Rasyad Sabtu, 16 Maret 2013 INTRODUCTION BEBERAPA CIRI KETETAPAN HATI, BAHWA ISLAM PILIHAN

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 285 آم ن الر س ول ب م ا ا ن ز ل ا ل ي ه م ن ر ب ه و ال م و م ن ون ك ل آم ن ب الل ه و م ل اي ك ت ه و ك ت ب ه و ر س ل ه ل ا ن ف ر ق ب ي ن ا ح د م ن ر س ل ه و ق ال وا

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhammad Mamun Salman

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhammad Mamun Salman UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS Penyusun : Muhammad Mamun Salman مهنج الطارق يف حتفيظ القرآ ن PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat

Lebih terperinci

http://astro.unl.edu/naap/lps/animations/lps.swf - Bulan bercahaya dan Matahari bersinar -> QS. Nūḥ (71): 16 dan QS. al-furqān (25): 61; - Akan tiba suatu masa di mana Bulan tidak lagi bercahaya dan Matahari

Lebih terperinci

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR حفظه هللا Ustadz Abu Ismail Muslim al-atsari Publication 1436 H/ 2015 M MENZHALIMI RAKYAT TERMASUK DOSA BESAR Sumber: Majalah As-Sunnah, No.08 Thn.XVIII_1436H/2014M

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 284 ل ل ه م ا ف ي الس م او ات و م ا ف ي ال ا ر ض و ا ن ت ب د وا م ا ف ي ا ن ف س ك م ا و ت خ ف وه ي ح اس ب ك م ب ه الل ه ف ي غ ف ر ل م ن ي ش اء و ي ع ذ ب م ن ي ش اء

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح دث ني ي ون س ب ن ع ب د الا ع ل ى أ خ ب ر اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ني ع م ر و أ ن أ اب ي ون س ح دث ه ع ن أ بي ه ر ي ر ة ع ن ر س ول

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhammad Mamun Salman

UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS. Penyusun : Muhammad Mamun Salman UNTUK KALANGAN SENDIRI DAN TERBATAS Penyusun : Muhammad Mamun Salman مهنج الطارق يف حتفيظ القرآ ن PENGANTAR بسم اهلل الرمحن الرحيم Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah swt, Rabb semesta alam. Shalawat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]:

BAB IV KONSEP SAKIT. A. Ayat-ayat al-qur`an. 1. QS. Al-Baqarah [2]: BAB IV KONSEP SAKIT A. Ayat-ayat al-qur`an 1. QS. Al-Baqarah [2]: 155 156...و ب ش ر الص اب ر ين ال ذ ين إ ذ ا أ ص اب ت ه م م ص يب ة ق ال وا إ ن ا ل ل و و إ ن ا إ ل ي و ر اج عون. "...Dan sampaikanlah kabar

Lebih terperinci

ILMU TAJWID. Penulis: Muhammad Ma mun Salman,M.Pd.I

ILMU TAJWID. Penulis: Muhammad Ma mun Salman,M.Pd.I ILMU TAJWID Penulis: Muhammad Ma mun Salman,M.Pd.I ILMU TAJWID 2 GHUNNAH MUSYADDADAH Setiap huruf NUN dan MIM bertasydid dalam ilmu tajwid disebut bacaan ghunnah musyaddadah. Membaca ghunnah, dengan menahan

Lebih terperinci

Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia dalam Sejarah Manusia

Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia dalam Sejarah Manusia Metafora Suci dari Langit Metafora 32 Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia dalam Sejarah Manusia Keutuhan Iman Seorang Isteri dan Kesucian Seorang Gadis Menuju ke Syurga 256 Inspirasi Dua Wanita Paling Mulia

Lebih terperinci

DAHSYATNYA NERAKA. 1. Surga dan Neraka adalah dua makhluk Allah dan telah ada saat ini serta tidak akan binasa selamanya.

DAHSYATNYA NERAKA. 1. Surga dan Neraka adalah dua makhluk Allah dan telah ada saat ini serta tidak akan binasa selamanya. DAHSYATNYA NERAKA 1. Surga dan Neraka adalah dua makhluk Allah dan telah ada saat ini serta tidak akan binasa selamanya. : و ان ج ح و ان اس ي خ ه ىل ر ا ن ا ذ ف ا ؤ ت ذ ا و ن ا ذ ث ذ ا : Ath-Thahawi Berkata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan

BAB I PENDAHULUAN. Diantara larangan Allah yang tertulis di Al-Qur an adalah tentang larangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia hidup di dunia mempunyai tujuan yang sangat mulia, yaitu menyembah Allah semata dan tidak menyekutukannya dengan suatu apapun. Manusia juga diberi pedoman

Lebih terperinci

Post

Post اليهود والنصارى هم بنو ا سراي يل.. Yahudi dan Kristen adalah bani Israel (Ya qub) As بسم االله الرحمن الرحيم والصلاة والسلام على جدي محمد رسول االله وا له الا طهار وجميع ا نبياء االله وا لهم الا طهار لا

Lebih terperinci

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir

Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir Oleh: Shahmuzir bin Nordzahir www.muzir.wordpress.com shahmuzir@yahoo.com Diturunkan pada Lailatul-Qadr إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam

Lebih terperinci

PUASA DI BULAN RAJAB

PUASA DI BULAN RAJAB PUASA DI BULAN RAJAB الصوم ف شهر رجب ] إندوني [ Indonesia - Indonesian - Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid مد صالح املنجد Penterjemah: www.islamqa.info Pengaturan: www.islamhouse.com رمجة: موقع الا سلام

Lebih terperinci

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M Qawaid Fiqhiyyah ن ي ة ال م ر ء أ ب ل غ م ن ع م ل ه Niat Lebih Utama Daripada Amalan Publication : 1436 H_2015 M Sumber: Majalah as-sunnah, Ed. 01 Thn.XVIII_1435H/2014M, Rubrik Qawaid Fiqhiyyah Download

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA 12 Pluralisme, Liberalisme, DAN Sekularisme Agama FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 7/MUNAS VII/MUI/11/2005 Tentang PLURALISME, LIBERALISME DAN SEKULARISME AGAMA Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam

Lebih terperinci

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim

Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Hukum Menyekolahkan Anak di Sekolah Non-Muslim Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah mendapatkan pertanyaan dari majalah SuaraAisyiyah berkenaan dengan hukum menyekolahkan anak di sekolah

Lebih terperinci

Iman Kepada KITAB-KITAB

Iman Kepada KITAB-KITAB Iman Kepada KITAB-KITAB رمحو هللا Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Publication : 1437 H, 2016 M Iman Kepada KITAB-KITAB Oleh : Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Disalin dari Kitab 'Aqidah AhlusSunnah

Lebih terperinci

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan. ADAB ISLAMI : ADAB SEBELUM MAKAN Manusia tidak mungkin hidup tanpa makan. Dengan makan manusia dapat menjaga kesinambungan hidupnya, memelihara kesehatan, dan menjaga kekuatannya. Baik manusia tersebut

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 30-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Tarawih Al-Bukhari 1869-1873 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk

Lebih terperinci

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2)

Maka dirikanlah shalat karena Rabbmu; dan berkorbanlah. (QS. al-kautsar:2) Ditulis oleh slam Center FATWA-FATWA PLHAN (18) Hukum Menyembelih untuk selain Allah Pertanyaan: Apakah hukum menyembelih untuk selain Allah? Jawaban: Sudah kami jelaskan dalam kesempatan lain bahwa tauhid

Lebih terperinci

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK

PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK 31 PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 2 Tahun 2003 Tentang PENYERANGAN AMERIKA SERIKAT DAN SEKUTUNYA TERHADAP IRAK Majelis Ulama Indonesia, setelah

Lebih terperinci

PERAYAAN NATAL BERSAMA

PERAYAAN NATAL BERSAMA BIDANG SOSIAL DAN BUDAYA 5 PERAYAAN NATAL BERSAMA Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, setelah : Memperhatikan : Menimbang : 1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalahartikan oleh sebagian

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR:

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR: AL-QURAN KOMPETENSI DASAR Menganalisis kedudukan dan fungsi al-quran dalam agama Islam Mengidentifikasi berbagai karakteristik yang melekat pada al-quran INDIKATOR: Mendeskripsikan kedudukan dan fungsi

Lebih terperinci

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A Sumber Majalah

Lebih terperinci

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).

IBADAH UMROH. kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji). IBADAH UMROH 1. Pengertian Umroh Menurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi ka bah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai

Lebih terperinci

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS. Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AL-IKHLAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. QS. AL-IKHLAS 1-4 Tahsin Tilawah Tarjamah lafzhiyah T a f s i r ق ل ى و الل و أ ح د )1( الل و الص م د )2( ل م

Lebih terperinci

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah

Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah Ma had Tarbawi Al-Hurriyyah Outline Dalil Klasifikasi kitab suci Urgensi Kedudukan Cakupan iman kepada kitab2 Allah Sikap manusia kepada kitab Allah Tuntutan iman kepada Al-Qur an Penutup ( ١ )ال م Dalil

Lebih terperinci

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir.

Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu hingga yang akhir. SYRIA: Tidak Untuk Invasi Asing di dunia Arab, Takutlah pada Allah wahai para pemimpin Arab! 12-09-2013-05:45 AM Dengan nama Allah, maha pengasih dan penyayang. Salam kepada semua Nabi dari yang terdahulu

Lebih terperinci

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Mengabulkan DO A Hamba-Nya Janji ALLAH عز وجل untuk Mengabulkan DO A Hamba-Nya Tafsir Surat al-baqarah/2 ayat 186 رحمو هللا Imam Ibnu Katsir asy-syafi i Publication: 1435 H_2014 M Janji Allah Untuk Mengabulkan Do'a Hamba-Nya Tafsir

Lebih terperinci

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam.

Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta segala puji bagi Tuhan sekalian alam. Imam Nasser Muhammad Al-Yamani 18-11 - 1430 AH 06-11 - 2009 AD 12:41 am Tuhanmu Tidak Pernah Zhalim Kepada Siapapun Dengan nama Allah yang maha pengasih, maha penyayang, dan salam kepada para Rasul serta

Lebih terperinci

UNTUK KALANGAN SENDIRI

UNTUK KALANGAN SENDIRI SHALAT GERHANA A. Pengertian Shalat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf (الخسوف) dan jugakusuf (الكسوف) sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang

Lebih terperinci

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com Mengadu Domba Sesama Muslim Pengertian Namimah Secara etimologi, dalam bahasa Arab, namimah bermakna suara pelan atau gerakan. Secara istilah pada dasarnya namimah adalah menceritakan perkataan seseorang

Lebih terperinci

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah.

Khutbah Pertama. Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah. Khutbah Pertama Jamaah Jum'at yang dirahmati Allah. Mari pada kesempatan yang berharga ini kita sama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT. Kita memohon agar Allah SWT. menghidupkan kita dalam ketakwaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL 1 Anda berada di: Home > Puasa > Perbedaan Idul Fitri: Hisab, Ru yah Lokal, dan Ru yah Global http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/07/perbedaan-idul-fitri-hisab-ruyahlokal.html 10-12-2010 20.45 PERBEDAAN

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan 06-06-2017 11 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan Al-Bukhari 1814, 1815 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang Fatwa Pedoman Asuransi Syariah 1 FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang PENGEMBALIAN KONTRIBUSI TABARRU BAGI PESERTA ASURANSI YANG BERHENTI SEBELUM MASA PERJANJIAN BERAKHIR ا ا رل

Lebih terperinci

HADITS TENTANG RASUL ALLAH

HADITS TENTANG RASUL ALLAH HADITS TENTANG RASUL ALLAH 1. KEWAJIBAN BERIMAN KEPADA RASULALLAH ح د ث ي ن ي ون س ب ن ع ب ي د ا ل ع ل ى أ خ ب ر ن اب ن و ه ب ق ال : و أ خ ب ر ي ن ع م ر و أ ن أ ب ي ون س ح د ث ه ع ن أ ي ب ه ر ي ر ة ع ن

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) 24 Penggunaan Dana Zakat Untuk Istitsmar (Inventasi) FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI) Majelis Ulama Indonesia, setelah MENIMBANG

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJUdul Hilal dan Imka>n Rukyah Perbedaan dalam hisab rukyah serta implikasinya telah banyak menyita pikiran

Lebih terperinci

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing

TEMA KAJIAN. 7. Penduduk surga dan neraka akan mendapatkan balasannya masing-masing 2/3/2011 0 BACAAN 22011 1 TEMA KAJIAN 1. Orang kafir diseru untuk masuk neraka 2. Penduduk neraka saling menyalahkan antar satu dengan yang lain 3. Orang yang mendustakan ayat-ayat Allah tidak akan dibukakan

Lebih terperinci

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r: Penetapan Awal Bulan dan Jumlah Saksi Yang Dibutuhkan hilal? Bagaimana penetapan masuknya bulan Ramadhan dan bagaimana mengetahui Dengan nama Allah I Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji

Lebih terperinci

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI PEMBINAAN MENTAL GENERASI MUDA MENGHADAPI ERA GLOBALISASI و ل ت ك ن م ن ك م أ م ة ي د ع ون إ ل ا ل ي و ي م ر ون ب ل م ع ر وف و ي ن ه و ن ع ن ال م ن ك ر و أ ول ى م ال م ون ) 104 ( Dan hendaklah diantara

Lebih terperinci

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat

(الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat (الإندونيسية بالغة) Wara' Sifat ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Pengertian Ikhlas. Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin. rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad Pengertian Ikhlas ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Muhammad Bin Shalih al-'utsaimin rahimahullah Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2010-1431 مع الا خلاص» باللغة

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO Setelah memberikan gambaran tentang praktik pengupahan kulit

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc.

TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. Materi Halaqah Tarbawiyah Tamhidi TAFSIR SURAT AN-NAS Oleh: Abdul Aziz Abdul Wahid, Lc. QS. AN-NAAS : 1-6 Tahsin Tilawah Tarjamah lafzhiyah T a f s i r ) 2( ق ل أ ع وذ ب ر ب الن اس )1( م ل ك الن اس )

Lebih terperinci

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA Jama ah Jum at rahimakumullah Setiap muslim pasti bersaksi, mengakui bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasulullah, tapi tidak semua muslim memahami hakikat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah SWT telah menciptakan segala sesuatunya di dunia ini dengan berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah diciptakan-nya

Lebih terperinci

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi.

Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. Berkompetisi mencintai Allah adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada Nabi. اقتباس المشاركة: 81532 من الموضوع: Allah Berkompetisi mencintai adalah terbuka untuk semua dan tidak terbatas kepada

Lebih terperinci

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan : Membaca AlFatihah Pada saat membaca AlFatihah inilah sebenarnya esensi dari dialog dengan Allah. Karena disebutkan dalam sebuah hadits Qudsi bahwa setiap ayat yang dibaca seseorang dari AlFatihah mendapat

Lebih terperinci

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN 23 ZAKAT PENGHASILAN Majelis Ulama Indonesia, setelah FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN MENIMBANG : a. bahwa kedudukan hukum zakat penghasilan, baik penghasilan

Lebih terperinci

ISBN:

ISBN: Muhammad Farid Wajdi, Lc. 2017, PT Elex Media Komputindo, Jakarta Hak cipta dilindungi undang undang Diterbitkan pertama kali oleh Penerbit PT Elex Media Komputindo Kompas - Gramedia, Anggota IKAPI, Jakarta

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H

PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H PENENTUAN AWAL RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1432 H PENGAJIAN RAMADAN 1432 H PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA, 5-7 RAMADAN 1432 H/ 5-7 AGUSTUS 2011 M Oleh: OMAN FATHUROHMAN SW. KONSEP AWAL BULAN

Lebih terperinci

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH

MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH MERAIH KESUKSESAN DAN KEBAHAGIAAN HIDUP DENGAN MENELADANI RASULULLAH OLEH : DR. HJ. ISNAWATI RAIS, MA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA (RSIJ) CEMPAKA PUTIH FISIKA SELASA, DEPARTMENT 14 FEBRUARI 2012 State Islamic

Lebih terperinci

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Shallallahu `alaihi Wasallam

Sejarah Peringatan Maulid Nabi Shallallahu `alaihi Wasallam Sejarah Peringatan Maulid Nabi Shallallahu `alaihi Wasallam Disusun Oleh: Nashir Moh. Al Hanin Penerjemah : Team Indonesia Murajaah : Abu Ziyad الاحتفال بالمولد النبوي عبر التاريخ ناصرمحمدالحنين Maktab

Lebih terperinci

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب

ف ان ت ه وا و ات ق وا الل ه ا ن الل ه ش د يد ال ع ق اب 7 Aliran yang menolak sunah/hadis rasul Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia dalam sidangnya di Jakarta pada Tanggal 16 Ramadhan 1403 H. bertepatan dengan tanggal 27 Juni 1983 M., setelah : Memperhatikan

Lebih terperinci

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah

Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah Syaikh Dr. Said bin 'Ali bin Wahf al-qahthani Publication : 1437 H_2016 M Al-Muhiith, Al-Wakiil dan Al-Fattaah Oleh : Syaikh Said bin 'Ali Wahf al-qahthani Disalin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan

BAB I PENDAHULUAN. muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Qamariah sangat penting artinya bagi segenap kaum muslimin, sebab banyak ibadah dalam Islam yang pelaksanaannya dikaitkan dengan perhitungan

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286 Tafsir Depag RI : QS 002 - Al Baqarah 286 ل ا ي ك ل ف الل ه ن ف س ا ا ل ا و س ع ه ا ل ه ا م ا ك س ب ت و ع ل ي ه ا م ا اك ت س ب ت ر ب ن ا ل ا ت و اخ ذ ن ا ا ن ن س ين ا ا و ا خ ط ا ن ا ر ب ن ا و ل ا ت ح

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ

TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ TAFSIR SURAT ATH- THAARIQ Oleh: رحمه اهلل Imam Ibnu Katsir Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. www.ibnumajjah.wordpress.com سورة الطارق TAFSIR SURAT ATH - THAARIQ (Yang Datang di Malam Hari)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi

BAB I PENDAHULUAN. berpedoman penuh pada Al-Qur an dan As-Sunnah. Hukum-hukum yang melandasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi Islam atau Ekonomi berbasis Syariah adalah sebuah sistem ekonomi yang memiliki tujuan utama untuk kesejahteraan umat. Sistem ekonomi syariah berpedoman penuh

Lebih terperinci

"Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah"

Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah Sifat Wara' ك ن و ر ع ا ت ك ن ا ع ب د الن اس "Jadilah orang yang wara' niscaya engkau menjadi manusia yang paling beribadah" Sesungguhnya orang yang mengenal Rabb-nya dan menempatkan-nya sebagaimana mestinya,

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an 10-06-2017 15 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Keutamaan Akrab Dengan Al Qur an Al-Bukhari 4632, 4633, 4637, 4638, 4639 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. sering dilakukan oleh banyak orang Islam, beberapa diantaranya adalah dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kehidupan spiritual setiap orang seringkali mengalami pasang surut, ada kalanya mengalami kehampaan sehingga timbul hasrat ingin mengisi kekosongan qalbunya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang menghasilkan nilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. interaksi yang bernilai

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa 05-06-2017 10 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa Al-Bukhari 1811, 1812 Tirmidzi 648, 649 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian

Lebih terperinci

PENGANTAR EDISI PRAKTIS

PENGANTAR EDISI PRAKTIS PENGANTAR EDISI PRAKTIS Buku ini merupakan Edisi Praktis dari buku kami MANASIK HAJI & UMRAH. Isinya insyaallah tidak berbeda, namun di sini hanya menyajikan hal-hal praktis saja yang bersangkutpaut dengn

Lebih terperinci

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM www.ibnumajjah.wordpress.com TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH Oleh: رحمه اهلل Imam Ibnu Katsir Download > 350 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi. www.ibnumajjah.wordpress.com Kunjungi

Lebih terperinci

Direktur Pusat Kajian Hadis

Direktur Pusat Kajian Hadis Direktur Pusat Kajian Hadis 1 2 1 2 DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Direktur Pusat Kajian Hadis 40 Mencapai KUMPULAN Ayat-ayat Al-Qur an Populer Dan Sering Dibaca Imam Shalat Khusyu Dengan Memahami Bacaan

Lebih terperinci

Lailatul Qadar. Surah Al Qadr 97 : 1-5

Lailatul Qadar. Surah Al Qadr 97 : 1-5 Lailatul Qadar Surah Al Qadr 97 : 1-5 }1{ }2{ إ ن ا أ ن ز ل ن اه ف ي ل ي ل ة ال ق د ر و م ا أ د ر اك م ا ل ي ل ة ال ق د ر ل ي ل ة ال ق د ر خ ي ر م ن أ ل ف ش ه ر }3{ ت ن ز ل ال م ل ئ ك ة و الر وح ف يه ا

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di 20-06-2017 25 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Adab Bersilaturrahmi Al-Bukhari 5524-5526, 5528, 5532 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil

Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani Akal Yang Menerima Al-Qur an, dan Akal adalah Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa akal adalah

Lebih terperinci

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis

Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis AKHLAQ BISNIS ISLAMI تا ا ق ا Rikza Maulan Lc M.Ag Urgensi Berakhlaq Islami Dalam Bisnis (1) Barometer Kataqwaan Seseorang: Allah SWT berfirman (QS. 2 : 188) ن - 2 # 5 وا 2 6 + س 3% "! ا ا ال ا # & م %

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 29-05-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Fiqh Iftor Al-Bukhari 1818-1822 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Donasi Pusat Kajian Hadis Salurkan sedekah jariyah Anda untuk membantu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo. Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit BAB V PEMBAHASAN A. Pemberlakuan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMA Negeri 3 Sidoarjo Alokasi waktu yang diperlukan perminggu persatu satuan kredit semester (sks) sebagai berikut: 1. Untuk mata pelajaran

Lebih terperinci

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07 1 2 ASSALAMU ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH... 3 Gina Maulia (10510064) Dewi Ratna Sari (10510028) KELOMPOK 3 Nilam Wahyu Nur Sarwendah (10510051) Widya Tania Artha (10510026) Kartika Trianita (10510007)

Lebih terperinci

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب

ج اء ك م ر س ول ن ا ي ب ي ن ل ك م ك ث ير ا م ما ك ن ت م ت خ ف و ن م ن ال ك ت اب و ي ع ف و ع ن ك ث ير ق د ج اء ك م م ن الل ه ن ور و ك ت اب KARAKTERISTIK ETIKA ISLAM 1. Al Qur an dan Sunnah Sebagai Sumber Moral Sebagai sumber moral atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah Al Qur an dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penanggalan Islam atau yang lebih dikenal bulan qamariyah merupakan penanggalan yang digunakan oleh umat Islam pada khususnya untuk menentukan pergantian bulan

Lebih terperinci

Hukum Mengubah Nazar

Hukum Mengubah Nazar Hukum Mengubah Nazar ] ندونييس Indonesian [ Indonesia Syaikh Muhammad bin Shalih al-utsaimin Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2012-1433 م تغي جهة انلذر» باللغة الا ندونيسية

Lebih terperinci

Hadits-hadits Shohih Tentang

Hadits-hadits Shohih Tentang Hadits-hadits Shohih Tentang KEUTAMAAN PERNIAGAAN DAN PENGUSAHA MUSLIM حفظو هللا Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc Publication : 1436 H_2015 M Hadits-hadits Shohih Tentang Keutamaan Perniagaan dan

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan 26-06-2017 Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Qodho Puasa Yang Ditinggalkan Bukhari 310, 1814, 1815 Muslim 508 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat

Lebih terperinci

SUKSES MENGHAFAL AL QURAN

SUKSES MENGHAFAL AL QURAN SUKSES MENGHAFAL AL QURAN ک ک ک ڑ ڑ ژ ژ ڈ ڈ ڎ ڎ ڌ ڌ ڍ ڍ ڱ ڱ ڳ ڳ ڳ ڳ گ گ گ گ ک Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit penyakit (yang berada) dalam

Lebih terperinci

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT

SULIT 1223/2 BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS 2 SATU JAM EMPAT PULUH MINIT SULIT Pendidikan Islam Kertas 2 SET 2 2015 1 jam BAHAGIAN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN PENDIDIKAN MALAYSIA ================================== SIJIL PELAJARAN MALAYSIA 2015 PENDIDIKAN ISLAM SET 2 KERTAS

Lebih terperinci

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif

Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Iman Kepada Kitab-Kitab Allah Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif Publication : 1436 H, 2015 M Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah Oleh : Syaikh Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abd. Lathif

Lebih terperinci

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati

Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Jawaban yang Tegas Dari Yang Maha Mengetahui dan Maha Merahmati Imam Mahdi Nasser Mohammad Al-Yamani -Akal Yang Menerima Al Qur an, dan Akal adalah page 1 / 27 Hakim Yang Adil Tidakkah kalian tahu bahwa

Lebih terperinci

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar 14-06-2017 19 Ramadhan Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan Tema: Anjuran Mencari Malam Lailatul Qadar Al-Bukhari 1876-1880, 1884 Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN A. Analisis dari Aspek Akadnya Sebagaimana yang telah penulis jelaskan

Lebih terperinci

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA.

Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA. Modul ke: 13 Fakultas FIKOM Dunia telah menjadi DESA BESAR, Dunia tanpa Batas (pelaksanaan Haji, Pertandingan Sepak Bola dll, bisa dilihat secara langsung ASRORI, MA Program Studi Teknik Arsitektur Bagian

Lebih terperinci

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat

Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat Normal 0 false false false EN-US X-NONE AR-SA Puasa Tatawwu' atau Puasa Sunat Editor: Edi Candra, Lc. M.E.I. Sumber: Fiqh Islami wa Adillatuhu Tatawwu' adalah upaya pendekatan diri kepada Allah Ta'ala

Lebih terperinci

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir?

Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram. Pertanyaan: Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Pengasih dan Pembenci, keduanya hukumnya haram Pertanyaan Apakah hukumnya menyatukan pasangan suami istri dengan sihir? Jawaban ni hukumnya haram dan tidak boleh. ni dinamakan athaf (pengasih, pelet),

Lebih terperinci