DESAIN KONSEPTUAL BEJANA TEKAN DAN SISTEM PENDINGIN REAKTOR PWR KELAS 1000 MWe

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN KONSEPTUAL BEJANA TEKAN DAN SISTEM PENDINGIN REAKTOR PWR KELAS 1000 MWe"

Transkripsi

1 DESAIN KONSEPTUAL BEJANA TEKAN DAN SISTEM PENDINGIN REAKTOR PWR KELAS 1000 MWe Siti Alimah*, Mairing M.P ** * (PPEN)-BATAN ** Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN)-BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Phone/ Fax : (021) , alimahsiti@yahoo.com ABSTRAK DESAIN KONSEPTUAL BEJANA TEKAN DAN SISTEM PENDINGIN REAKTOR PWR KELAS 1000 MWe. Telah dilakukan kajian desain konseptual bejana tekan dan sistem pendingin reaktor yang terdiri dari bejana tekan reaktor tunggal, perpipaan, generator uap, pressurizer, dan pompa pendingin. Desain konseptual ini memenuhi persyaratan ASME Code Seksi III. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah pengumpulan data sekunder dan dilakukan penghitungan laju alir fluida untuk mengambil panas pendingin reaktor. Hasil studi menunjukkan laju alir 7,62 x 10 6 lb/jam setiap generator uap. Bejana tekan reaktor terbuat dari paduan baja karbon yang di dalamnya terdapat dinding pemisah antara fluida pendingin yang masuk ke dalam dinding reaktor dengan fluida pada teras reaktor. Pressurizer berfungsi menjaga tekanan sistem selama operasi dan membatasi transien tekanan. Selama pengurangan atau peningkatan beban instalasi, pressurizer mengakomodasi perubahan volume dalam pendingin reaktor. Perpipaan menggunakan pipa hot leg dan pipa cold leg, dengan diameter bagian dalam masing-masing 31-inci dan 22-inci. Generator uap menggunakan paduan nickel-chromium-iron 690 untuk tube dan penyangga pemisah anti vibrasi. Desain PWR kelas 1000 menggunakan empat pompa dengan tipe sentrifugal single-stage vertikal, yang mempunyai kelembaman tinggi, keandalan tinggi dan perawatan yang rendah, dengan dua pompa dikopel pada masing-masing pembangkit uap. Kata Kunci : Desain Konseptual, Bejana Tekan, Sistem Pendingin Reaktor, PLTN, PWR. ABSTRACT CONCEPTUAL DESIGN OF PRESSURE VESSEL AND REACTOR COOLING SYSTEMS FOR CLASS 1000 MWe PWR. Conceptual design of pressure vessel and reactor cooling systems studys has been carried out, consists of a single reactor pressure vessels, piping system, steam generator, pressurizer and cooling pump. Conceptual design is created to meet the requirements of ASME Code Section III. Method is used in this study collecting secondary data and calculation of fluid flow to take heat of reactor coolant. Study results showed that flow of 7.62 x 10 6 lb/h per steam generator. Reactor pressure vessel made of carbon steel alloy in which there is a wall of separation between the cooling fluid enters the reactor wall with fluid in the reactor core. Pressurizer serves to maintain system pressure during operation and limit the pressure transient. During the installation of a reduction or increase in expenses, pressurizer accommodate the volume changes in the reactor coolant. Piping using the hot leg pipe and cold leg pipe, with the inner diameter of each 31-inch and 22-inch. The steam generator using alloy of nickel-chromiumiron 690 for the tube and anti-vibration separation buffer class PWR design uses four types of centrifugal pumps with vertical single-stage, which has a high inertia, high reliability and low maintenance, with two pumps coupled to each steam generator. Keywords: Conceptual Design, Pressure Vessel Reactor, Reactor Coolant System, NPP, PWR. ISSN

2 1. PENDAHULUAN Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berwawasan lingkungan, berdaya saing baik dari aspek ekonomi maupun aspek teknologi, merupakan opsi nuklir dalam perencanaan sistem energi nasional jangka panjang. PLTN diharapkan dapat menjadi solusi untuk mengurangi tekanan dalam masalah penyediaan energi listrik. Seperti diketahui, pada tahun 2005 kapasitas terpasang pembangkit listrik di Jawa sekitar 23 GWe. Dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi 6%, pembangkitan listrik pada tahun 2025 diperkirakan mencapai sekitar 70 GWe. Sehingga selama 20 tahun harus dibangun tambahan lebih dari 47 GWe, atau rata-rata lebih 2000 MWe per tahun [1]. Oleh karena itu diperlukan PLTN yang mampu menyediakan listrik dengan kapasitas daya yang besar. PLTN tipe PWR adalah salah satu jenis PLTN yang dapat menyediakan listrik kapasitas daya besar dengan desain yang aman, ramah lingkungan, ekonomis, dan sekuritas bahan bakar. PWR juga tercatat sebagai teknologi PLTN yang paling banyak digunakan di dunia [2]. Salah satu syarat dalam proses perizinan tapak di mana PLTN dibangun adalah dokumen desain konseptual. Desain konseptual adalah tahapan awal dari tahap pengembangan, yang dalam hal ini adalah tahapan pengembangan instalasi sistem energi nuklir [3]. Tahapan pengembangan suatu instalasi sistem energi nuklir dari awal hingga operasi komersial adalah desain konseptual (conceptual design), desain dasar (basic design), desain detail (detail design), demonstrasi instalasi (plant demonstration) atau prototipe dan operasi komersial (commercial operation). Bagian utama di dalam PLTN tipe PWR adalah bejana tekan dan sistem pendingin reaktor. Bejana tekan dan sistem pendingin reaktor merupakan bagian dari sistem primer, terdiri dari perangkat bejana tekan reaktor yang dihubungkan dengan 2-loop generator uap dan dilalui fluida pendingin untuk mendinginkan teras reaktor. Agar tekanan dalam reaktor terjaga tetap tinggi, maka sistem primer ini dilengkapi dengan tangki bertekanan (pressurizer). Desain konseptual bejana tekan dapat memasok sejumlah uap dari generator uap untuk menghasilkan daya termal MWt. Uap yang keluar dari generator uap kemudian dialirkan ke turbin untuk menggerakan generator listrik sehingga membangkitkan daya sebesar MWe [4]. Bejana tekan dan sistem pendingin reaktor pada PLTN tipe PWR dirancang berumur 60 tahun. Supaya dapat memenuhi persyaratan perancangan maka perlu suatu desain konsep. Makalah ini bertujuan membahas desain konseptual bejana tekan dan sistem pendingin reaktor PLTN tipe PWR kelas 1000 MWe. Ruang lingkup desain konseptual bejana tekan dan sistem pendingin reaktor pada PLTN tipe PWR ini terdiri dari perangkat bejana tekan reaktor tunggal, perpipaan, generator uap, pressurizer, dan pompa pendingin. PLTN yang akan digunakan sebagai acuan dalam desain ini adalah PLTN AP1000, Westinghouse, USA dan US-APWR Mitsubishi, Jepang. 2. DESAIN KONSEPTUAL BEJANA TEKAN REAKTOR DAN SISTEM PENDINGIN REAKTOR Desain konseptual bejana tekan reaktor dan sistem pendingin reaktor harus memenuhi persyaratan fungsional dan operasional serta code & standard ASME seksi III, kelas 1, 2 dan 3 dari sistem nuklir [5]. Desain material dari komponen nuklir, jika diproduksi dalam negeri harus memenuhi standar SNI yang ekivalen ASME code tersebut. Untuk pengelasan atau penyambungan perangkat/komponen, menggunakan ASME seksi IX, sedangkan penyangga ISSN

3 menggunakan ASME seksi NF. Persyaratan fungsional dan operasional bejana tekan dan sistem pendingin reaktor adalah sebagai berikut [6] : Sistem pendingin reaktor berfungsi memindahkan panas yang dihasilkan selama operasi daya, dan panas yang dihasilkan ketika reaktor subkritis, termasuk fase awal dan operasi selama pendinginan teras reaktor. Selama operasi daya dan transient operasional normal, sistem pendingin reaktor berfungsi mengambil panas dari bahan bakar sesuai batas operasi yang diijinkan sistem proteksi dan kendali reaktor. Sistem pendingin reaktor berfungsi menyediakan air sebagai moderator netron dan reflektor, serta memperbaiki ekonomi netron. Juga sebagai solven penyerap netron yang digunakan untuk kontrol reaktivitas. Sistem pendingin reaktor berfungsi menjaga homogenitas konsentrasi racun netron yang larut dan kecepatan perubahan suhu pendingin, sehingga perubahan reaktivitas yang tidak terkontrol tidak terjadi. Bejana tekan reaktor berfungsi sebagai penyangga dan alignment mekanisme penggerak batang kendali. Batas (boundary) tekanan sistem pendingin reaktor menyesuaikan suhu yang berhubungan dengan transient operasional. Pressurizer berfungsi menjaga tekanan sistem selama operasi dan membatasi transient tekanan. Selama pengurangan atau peningkatan beban instalasi, pressurizer mengakomodasi perubahan volume dalam pendingin reaktor. Pompa pendingin reaktor memasok air pendingin untuk memindahkan panas dari teras reaktor ke generator uap. Generator uap berfungsi menyediakan uap kualitas tinggi untuk turbin. Tube dan tubesheet berfungsi mencegah perpindahan radioaktivitas yang dihasilkan teras ke sistem sekunder. Sistem perpipaan pendingin reaktor beroperasi pada kondisi suhu dan tekanan operasi dan membatasi kebocoran radioaktivitas ke luar pengungkung. Perpipaan sistem pendingin berisi air demineralizer dan air borat yang disirkulasi pada kecepatan alir dan suhu yang sesuai dengan kinerja termal teras reaktor dan kinerja hidrolik. Surge line pressurizer dan spray line masing-masing loop terkoneksi dengan sistem pendingin reaktor, dan pada saluran tersebut ditempatkan suatu detektor tahan temperatur untuk mendeteksi tingkatan panas. Bejana tekan reaktor dan sistem pendingin lainnya seperti terlihat pada Gambar 1, terdiri dari rangkaian bejana silindris vertikal dengan tutup bagian atas dan bagian dasar berbentuk hemisperikal, dihubungkan sistem pendingin pipa primer ke generator uap. Pada bejana reaktor terdapat teras reaktor, struktur penyangga teras, batang kendali dan bagian-bagian lain yang terkait langsung dengan teras. Sumber energi pada sistem PLTN tipe PWR terletak pada teras reaktor, yang berupa energi termal hasil reaksi fisi nuklir. Energi termal hasil reaksi fisi ditransfer ke generator uap untuk menghasilkan uap, yang selanjutnya dikonversi menjadi energi mekanik oleh turbin, dan dikonversi lagi menjadi energi listrik oleh generator. Energi termal disalurkan ke generator uap melalui sistem aliran fluida. Mekanisme perpindahan panas aliran fluida melalui suatu penukar panas shell and tube berbentuk U, dan diperoleh laju alir air umpan 7,62 x 10 6 lb/jam setiap generator uap. ISSN

4 Gambar 1. Desain Konfigurasi Bejana Tekan dan Sistem Pendingin Reaktor [6] a. Desain Konseptual Bejana Tekan Reaktor Desain konseptual bejana tekan reaktor dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menampung fluida dan teras reaktor serta internal reaktor lainnya. Pada teras reaktor terdapat bahan bakar nuklir serta berbagai perangkat lainnya. Bejana tekan reaktor tersebut terbuat dari paduan baja karbon yang didalamnya terdapat dinding pemisah antara fluida pendingin yang masuk kedalam dinding reaktor dengan fluida pada teras reaktor. Pada kepala bagian atas bejana tekan reaktor terdapat ventilasi dan penetrasi mekanisme penggerak batang kendali. Bejana mempunyai inlet dan outlet nozel yang ditempatkan dalam dua bidang horizontal diantara upper head flange dan puncak teras. Inlet dan outlet nozel saling mengimbangi, dengan posisi inlet lebih tinggi dari outlet, untuk memenuhi operasi pada saat pemindahan pompa pendingin utama dengan tanpa pembongkaran teras. Pendingin masuk bejana melalui inlet nozel dan mengalir turun ke annulus dinding bejana teras, berbelok di dasar, dan mengalir ke atas melalui teras menuju outlet nozel. Desain dan fabrikasi dari bejana reaktor berdasar ASME Code, Section III, persyaratan Class 1 [7]. Gambar 2 memperlihatkan desain konseptual bejana tekan reaktor dan dimensi bejana tekan reaktor diperlihatkan dalam Tabel 1. b. Desain Konseptual Sistem Perpipaan Pendingin Reaktor Perpipaan sistem pendingin dikonfigurasikan dengan dua loop pendingin utama, masingmasing menggunakan pipa hot leg dengan diameter bagian dalam 31-inci untuk transport pendingin ke pembangkit uap. Dua nozel penghisap dari pompa pendingin reaktor dilas langsung ke nozel outlet di dasar head channel pembangkit uap. Dua pipa cold leg dengan diameter dalam 22-inci di dalam masing-masing loop (satu per pompa) mengalirkan kembali pendingin reaktor ke bejana reaktor. Material pipa mempunyai ketegangan cukup rendah dan saluran pipa tambahan (line) harus memenuhi persyaratan "kebocoran sebelum retak" [7]. ISSN

5 Gambar 2. Desain Konseptual Bejana Tekan Reaktor [6] Tabel 1. Dimensi Bejana Tekan Reaktor [6] Parameter Desain Tekanan desain (psig) 2485 Temperatur desain ( o F) 650 Tinggi keseluruhan bejana dan penutup kepala atas (inci) 480,65 Jumlah studs penutup/kepala bagian atas reaktor 45 Diameter studs penutup/kepala bagian atas reaktor (inci) 7 Diameter luar flange penutup/kepala bagian atas (inci) 188 Diameter dalam flange (inci) 148,81 Diameter luar shell (inci) 176 Diameter dalam shell (inci) 159 Diameter dalam nozel inlet (inci) 22 Diameter luar nozel inlet (inci) 31 Ketebalan nominal kelongsong (inci) 0,22 Ketebalan minimum kepala bagian atas (inci) 6 Ketebalan bejana (inci) 8 Ketebalan penutup/kepala bagian atas (inci) 6,25 Perpipaan dalam sistem pendingin didesain dan difabrikasi berdasar persyaratan ASME Code, Section III, Class 1. Line dengan ukuran 3/8-inci didesain dan difabrikasi sesuai persyaratan ASME Code, Section III, Class 2. Jika satu line retak, pompa pengisi kontrol volume kimia menyediakan aliran tambahan dan menjaga ketinggian air pressurizer. Stresses dijaga sesuai dengan Section III dari ASME Code. Material konstruksi dispesifikasikan untuk meminimumkan korosi/erosi dan disesuaikan dengan lingkungan operasi tingkat radiasi. Ketebalan pipa sistem pendingin sesuai dengan persyaratan ASME Code, Section III, Subsection NB. Radius lengkungan pipa minimum adalah 1,5-diameter pipa nominal, dan memenuhi persyaratan ASME Code, Section III, Class 1 [7]. ISSN

6 c. Desain Konseptual Pressurizer Pressurizer merupakan komponen utama kontrol tekanan sistem pendingin reaktor, berupa bejana silindris vertikal dengan bagian puncak dan dasar berbentuk hemisperikal, dimana cairan dan uap dijaga dalam kondisi jenuh yang setimbang. Pressurizer berfungsi menjaga tekanan sistem selama operasi dan membatasi transient tekanan. Selama pengurangan atau peningkatan beban instalasi, pressurizer mengakomodasi perubahan volume dalam pendingin reaktor. Nozel pipa bergelombang (surge nozel) pressurizer dan saluran pipa bergelombang (surge line) diantara pressurizer dan saluran hot leg untuk menjaga penurunan tekanan diantara sistem pendingin reaktor dan katup pengaman. Surge nozel dan surge line didesain sesuai dengan desain outlet aliran katup keselamatan atau katup sistem pengurang tekanan otomatik. Surge nozel pressurizer dan surge line juga didesain tahan tegangan termal akibat surge volume selama operasi. Pressurizer dan surge line menyediakan koneksi katup pengaman sistem pendingin reaktor dan katup-katup sistem pengurang tekanan otomatis. Katup pengaman memberikan proteksi tekanan-lebih untuk sistem pendingin reaktor. Pada pressurizer terdapat ventilasi untuk pengeluaran gas-gas yang tidak terkondensasi dari sistem pendingin reaktor. Akumulasi gas-gas dalam pressurizer dapat dihilangkan dari katup pengurang tekanan stage pertama jika terjadi kecelakaan. Pengeluaran gas-gas dari pressurizer dengan menggunakan katup pengurang tekanan otomatik tidak diperlukan pada keadaan rutin yang normal dan kejadian dengan frekwensi yang sedang. Nilai-nilai desain konseptual pressurizer dapat dilihat pada Tabel 2. Gambar 3. Desain Konseptual Pressurizer [8] Tabel 2. Desain Konseptual Pressurizer [6] Parameter Desain 1 Jumlah, unit 1 2 Volume total, ft Volume air, ft Kapasitas spray, gpm Diameter dalam, ID, inci Tinggi, inci 503 ISSN

7 d. Desain Konseptual Generator Uap Generator uap berbentuk tabung vertikal dan U-tube dengan peralatan pemisah moisture yang terintegrasi. Paduan nickel-chromium-iron 690, digunakan untuk tube dan penyangga bar (pemisah) anti vibrasi. Gambar 4 memperlihatkan desain konseptual generator uap. Generator uap menggunakan penyangga tube dan desain pelat berlubang. Generator uap berfungsi mengambil panas dari air pendingin reaktor melalui tube penukar panas berbentuk U sehingga air dalam generator uap mendidih, membentuk campuran uap dua fase di sisi sekunder generator uap. Di dalam generator uap terjadi pemisahan uap jenuh kering dari campuran hasil pendidihan, dan selanjutnya uap dialirkan ke nozel yang kemudian dialirkan ke turbin. Gambar 4. Desain Konseptual Generator Uap [6] Generator uap didesain memenuhi kriteria ASME Code, Section III Class 1. Tube dan tubesheet didesain agar dapat menahan kondisi beban pada kecelakaan maksimum. Nilai-nilai desain diperlihatkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Desain Konseptual Generator Uap Tipe U-tube Feedring Vertikal [6] Parameter Desain Tekanan desain, sisi pendingin reaktor (psia) 2500 Tekanan desain, sisi uap (psia) 1200 Tekanan desain, primer ke sekunder (psi) 1600 Suhu desain, sisi pendingin reaktor ( F) 650 Suhu desain, sisi uap ( F) 600 Data U/G, MWt/unit 1707,5 Total luas permukaan perpindahan panas (ft 2 ) 123,538 Tekanan outlet nozel uap, psia 836 Maksimum carryover moisture (% berat) 0,25 Suhu tanpa beban, F 557 Suhu air umpan, F 440 ISSN

8 Jumlah tube per unit 10,025 Diameter tube bagian luar, inci 0,688 Ketebalan dinding tube, inci 0,040 Jarak tube, inci 0,980 (triangular) e. Desain Konseptual Pompa Pendingin Pompa pendingin reaktor didesain mempunyai kelembaman tinggi, keandalan tinggi dan perawatan yang rendah. Pompa mensirkulasi pendingin reaktor melalui bejana reaktor, pipa loop dan pembangkit uap. Pompa terintegrasi dengan head channel generator uap. Integrasi dengan head channel mengeliminasi cross-over leg dari pipa loop pendingin, mengurangi penurunan tekanan loop, menyederhanakan sistem penyangga generator uap, pompa dan perpipaan, serta mengurangi potensi pembongkaran teras karena tidak perlunya pembersihan seal loop selama kehilangan sejumlah kecil pendingin. Desain konseptutal PWR kelas 1000 menggunakan empat pompa. Dua pompa dikopel dengan masing-masing pembangkit uap. Masing-masing tipe pompa adalah vertikal, pompa sentrifugal single-stage, yang didesain untuk tekanan dan temperatur tinggi. Impeller utama yang berdempet dengan poros rotor motor penggerak adalah motor induksi elektrik. Ukuran motor pompa diminimumkan dengan pengatur frekwensi untuk mengendalikan kecepatan guna mengurangi daya motor yang diperlukan untuk menghidupkan pompa pada kondisi dingin. Untuk memberikan kelembaman rotasi, roda gila bimetal dipasang pada poros pompa. Casing pompa dan shell stator memberikan suatu barrier terhadap lingkungan jika ada pelepasan pendingin reaktor dan material-material radioaktif lain. Pompa pendingin reaktor menyediakan aliran pendingin teras dengan kecepatan yang memadai untuk perpindahan panas guna menjaga departure from nucleate boiling ratio (DNBR) lebih besar daripada batas yang ditetapkan dalam analisis keselamatan. Nilai-nilai desain konseptual pompa pendingin reaktor diperlihatkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Desain Konseptual Pompa Pendingin Reaktor [6] Paramater Desain Tipe Pompa Pendingin reaktor Tanpa Seal Jumlah Pompa Pendingin Reaktor, bh 4 Daya Motor, hp 7300 Daya pompa efektif, pendingin, MW 15 Tekanan desain (psia) 2500 Temperatur desain ( o F) 650 Perkiraan tinggi total unit (ft) 22 Laju air pendingin komponen (gpm) 600 Temperatur masuk maksimum air pendingin komponen ( o F) 95 Perkiraan total berat kering motor dan selubung (casing) (lb) 200 Laju alir desain pompa (gpm) 78,750 Head yang dihasilkan (ft) 365 Diameter dalam nozzle keluaran pompa (inci) 22 Diameter dalam nozzle masukan pompa (inci) 26 Kecepatan (rpm) 1800 ISSN

9 Tipe motor Squirrel charge induction Tegangan (Volt) 6900 Fase 3 Frekuensi (Hz) 60 Beban/Current (amp) Starting Masukan nominal, pendingin reaktor dingin Variable Variable Momen inersia rotor pompa/motor minimum yang dibutuhkan Cukup untuk aliran countdown 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Desain konseptual bejana tekan seperti terlihat dalam Gambar 2, mengacu pada desain AP loop, Westinghouse, USA. Bejana tekan reaktor merupakan boundary tekanan dengan integritas tinggi terhadap pendingin reaktor, teras reaktor penghasil panas dan produk fisi bahan bakar. Sistem pendingin reaktor terdiri dari dua sirkuit transfer panas, masing-masing terdiri dari satu generator uap, dua pompa pendingin reaktor, satu hot leg dan dua cold leg untuk sirkulasi pendingin reaktor. Selain itu sistem juga terdiri dari pressurizer, interkoneksi perpipaan, katup dan instrumentasi untuk kontrol operasi dan aktuasi safeguard. Semua peralatan sitem pendingin reaktor tersebut dilokasikan di pengungkung reaktor. Selama operasi, pompa pendingin reaktor mensirkulasi air bertekanan melalui bejana tekan ke generator uap. Air ini merupakan pendingin, moderator dan solven asam borat, kemudian mengambil panas diteras reaktor. Air tersebut selanjutnya ditransportasi ke generator uap dimana panas tersebut ditransfer ke sistem tersebut. Setelah mentransfer panas, air tersebut dikembalikan lagi ke bejana tekan oleh pompa untuk di ulang proses tersebut. Di dalam generator uap, panas yang ditransfer diserap oleh air pendingin dan selanjutnya air tersebut diuapkan. Laju alir air umpan yang masuk ke generator uap dapat dihitung sebagai berikut : Pada Fluida Panas (Hot Leg) [6] : Gambar 5. Sistem Sirkulasi Pendingin Reaktor PWR 1000 T1 = 610 o F T2 = 537,2 o F ρ = 44 lb/ft 3 Phl = 2248 psi g Cp = 1,37 Btu/lb. o F Dimana : T1 : Temperatur air pendingin keluar reaktor T2 : Temperatur air pendingin masuk reaktor ρ : Densitas air pendingin pada temperatur 610 o F Cp : Kapasitas panas air pendingin pada 610 o F ISSN

10 Phl : Tekanan air pendingin dalam saluran pipa panas WT (laju alir hot leg) = gpm (gallon/menit) = x 60 x 0, = ,6747 ft 3 /jam Jadi : WT = ,6747 ft 3 /h x 44 lb/ft 3 = ,69 lb/jam Kalor Lepas, QL = WT.Cp.( T1- T2) = ,69 x 1,37 x ( ,2) = 6,3 x 10 9 Btu/jam Pada Fluida Dingin (Generator uap) : t1 = 440 o F t2 = 600 o F Pfd = 1200 psi a Wt = m lb/jam Dimana : t1 : Temperatur air umpan masuk generator uap t2 : Temperatur uap kering keluar generator uap Pfd : Tekanan air umpan masuk generator uap Wt : Laju alir air umpan masuk generator uap Di dalam generator uap, air mengalami perubahan fase yaitu dari cair ke uap, sehingga akan mengalami tiga proses : 1. Proses pemanasan awal: sampai titik didih pada P = 1200 psia, dan cairan mendidih pada td = 567 o F, Cp = 1,34 Btu/lb. o F Qp = Wt.Cp.( t2- t1) = m x 1,34 x ( ) Qp = 170,18 m Btu/jam 2. Proses penguapan pada T tetap (isothermal), td = 567 o F, Panas penguapan, hd = 632,3 Btu/lb Qd = Wt. hd = 632,3 m Btu/jam 3. Proses pemanasan uap sampai tv = 600 o F, Cpv = 0,72 Btu/lb. o F Qv = Wt. Cpv. ( tv td ) = m x 0,72 x ( ) Qv = 23,76 m Btu/jam Kalor Serap Total, Qs = 170,18 m + 632,3 m + 23,76 m Qs = 826,24 m Btu/jam Neraca Panas : Kalor Lepas = Kalor Serap 6.3 x 10 9 = 826,24 m m = 9 6,3x10 826,24 = 7,62 x 10 6 lb/jam Jadi laju alir air umpan per generator uap adalah 7,62 x 10 6 lb/jam, sehingga untuk 2 generator uap adalah 15,24 x 10 6 lb/jam. Desain konseptual pressurizer didasarkan pada teknologi yang proven, dimana kombinasi volume air jenuh dan volume ekspansi uap mampu memberikan respon tekanan yang diinginkan. Air dan steam dijaga dalam kesetimbangan dengan aktivasi heater elektrik atau spray air atau keduanya. Steam dibentuk oleh heater dan dikondensasikan oleh spray air untuk mengontrol variasi tekanan karena ekspansi atau kontraksi dari pendingin reaktor. Katup pengaman memberikan proteksi tekanan-lebih untuk sistem pendingin reaktor, yang mana katup ini diinstal di atasnya dan dikoneksikan ke pressurizer. Keluaran katup menuju atmosfer pengungkung. Tiga stage dari katup pengurang tekanan otomatis juga dikoneksikan ke ISSN

11 pressurizer. Akumulasi gas-gas dalam pressurizer dihilangkan dari katup pengurang tekanan stage pertama jika terjadi kecelakaan. Pengeluaran gas-gas dari pressurizer dengan menggunakan katup pengurang tekanan otomatik tidak diperlukan pada keadaan rutin yang normal dan kejadian dengan frekwensi yang sedang. Empat stage dari katup pengurang tekanan otomatis dikoneksikan ke hot leg masing-masing pendingin reaktor dan keluarannya menuju atmosfer pengungkung. Penggunaan paduan nickel-chromium-iron dalam boundary tekanan pendingin reaktor dibatasi, yaitu alloy 690, atau digabung dengan pengelasan logam alloy 52 dan 152. Seperti disebutkan bahwa tube generator uap menggunakan alloy 690 yang merupakan paduan nickelchromium-iron. Alloy ini digunakan karena ketahanan korosi yang tinggi dan juga koefisen thermal ekspansinya. Bagian yang berkaitan dengan nonsafety-related seperti sistem kontrol kimia dan volume dikonstruksi dengan material tahan korosi seperti stainless steel tipe 304 atau tipe 316. Material-material tersebut cocok dengan pendingin reaktor. Parameter desain konseptual dari pressurizer, generator uap dan pompa pendingin diperlihatkan dalam Tabel 2, 3 dan 4, yang mana memperlihatkan desain sistem nominal dan parameter operasi adalah pada kondisi steady-state normal. Parameter tersebut didasarkan pada perkiraan kondisi yang paling baik pada kondisi daya penuh nominal [6]. 4. KESIMPULAN Bejana tekan reaktor merupakan boundary tekanan dengan integritas tinggi terhadap pendingin reaktor, teras reaktor penghasil panas dan produk fisi bahan bakar. Sistem pendingin reaktor terdiri dari dua sirkuit transfer panas, masing-masing terdiri dari satu generator uap, dua pompa pendingin reaktor, satu hot leg dan dua cold leg untuk sirkulasi pendingin reaktor, pressurizer, interkoneksi perpipaan, katup dan instrumentasi untuk kontrol operasi dan aktuasi safeguard. Semua peralatan sitem pendingin reaktor tersebut dilokasikan di pengungkung reaktor. Dimensi bejana tekan reaktor bertekanan 2485 psia, temperatur 650 o F mencapai tebal 8,44 inci (termasuk kelongsong) dan tinggi 480,65 inci. Desain konseptual ini dibuat memenuhi persyaratan ASME Code Section III. Bejana tekan reaktor terbuat dari paduan baja karbon yang didalamnya terdapat dinding pemisah antara fluida pendingin yang masuk kedalam dinding reaktor dengan fluida pada teras reaktor, dan laju alir air umpan adalah 7,62 x 10 6 lb/jam setiap generator uap. Pressurizer berfungsi menjaga tekanan sistem selama operasi dan membatasi transient tekanan. Selama pengurangan atau peningkatan beban instalasi, pressurizer mengakomodasi perubahan volume dalam pendingin reaktor. Perpipaan menggunakan pipa hot leg dan pipa cold leg, dengan diameter bagian dalam masing-masing 31-inci dan 22-inci. Desain konseptual generator uap berbentuk tabung vertikal dan U-tube dengan peralatan pemisah moisture yang terintegrasi, menggunakan paduan nickel-chromium-iron 690 untuk tube, penyangga pemisah anti vibrasi, pemisah single-tier, peningkatan fitur perawatan dan desain head channel sisi primer. PWR kelas 1000 menggunakan empat pompa yang didesain untuk tekanan 2500 psia dan temperatur 650 o F. DAFTAR PUSTAKA [1]. ARNOLD, Y., Rencana Umum Ketenagalistrikan dan Peran Energi Nuklir di Bidang Kelistrikan di Indonesia, The BATAN-JAEA Training Course on Water Chemistry of Nuclear Reactor System III, Serpong, November ISSN

12 [2]. IAEA, International Status and Prospects of Nuclear Power, 2010 Edition, IAEA, [3]. PURWADI, M.D., Desain Konseptual Sistem Reaktor Daya Maju Kogenerasi Berbasis RGTT, Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, [4]. ANONIMOUS, The Westinghouse AP1000 Advanced Nuclear Plant, Plant Description, Westinghouse Electric Co., LLC, Copyright [5]. RICHARD, W. B., ASME Boiler and Pressure Vessel Code with Addenda an International Code, Setting the Standard in Design, Engineering and Care, [6]. ANONIMOUS, AP1000 Design Control Document, Reactor Coolant System And Connected Systems, Revision 16, diakses 3 Mei [7]. ANONIMOUS,«US-APWR Design Description, Mitsubishi Heavy Industries, Ltd., [8]. RAGHEB, M., Pressurized Water Reactor, Chapter 2, January, DISKUSI 1. Pertanyaan dari Sdr. Hadi Suntoko (PPEN-BATAN) a. Apakah di Indonesia akan menggunakan reaktor PWR kelas 1000 MW? b. Dengan adanya kerusakan PLTN di Fukushima dengan tipe yang tidak sama tetapi terkait dengan sistem pendingin reaktor, apakah desain konsep sistem pendingin masih sama atau ada inovasi yang baru? c. Apa syarat ASME code seksi III pada desain konsep bejana tekan dan sistem pendingin? Jawaban: a. Saat ini belum diputuskan kapan PLTN akan dibangun dan reaktor jenis apa yang akan digunakan. b. Desain konsep sistem pendingin reaktor PWR ini berbeda dengan desainpltn di Fukushima. Fukushima Daiichi menggunakan BWR generasi pertama yang masih menggunakan sistem pompa pendingin yang tergantung pada pasokan listrik. PWR menggunakan 2 (dua) siklus pendingin. Siklus pertaman diberi tekanan tinggi untuk menghindari pendidihan air pendingin dalam reaktor dan siklus kedua untuk sistem konversi energi. c. Desain konseptual bejana tekan dan sistem pendingin memenuhi persyaratan ASME code seksi III. ASME code seksi III menyediakan batasan material, desain, fabrikasi, examination, inspection, testing, sertifikasi, dan relief tekanan untuk aplikasi reaktor nuklir. ISSN

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR)

REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) REAKTOR AIR DIDIH (BOILING WATER REACTOR, BWR) RINGKASAN Reaktor Air Didih adalah salah satu tipe reaktor nuklir yang digunakan dalam Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Reaktor tipe ini menggunakan

Lebih terperinci

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)

REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical

Lebih terperinci

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION

REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION REACTOR SAFETY SYSTEMS AND SAFETY CLASSIFICATION Puradwi I.W. Bidang Analisis Risiko dan Mitigasi Sistem P2TKN-BATAN NATIONAL BASIC PROFESSIONAL TRAINING COURSE ON NUCLEAR SAFETY PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN

ANALISIS DAN KRITERIA PENERIMAAN SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT III.1. Spesifikasi Alat Utama III.1.1 Reaktor : R-01 : Fixed Bed Multitube : Mereaksikan methanol menjadi dimethyl ether dengan proses dehidrasi Bahan konstruksi : Carbon steel

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan perancangan bejana tekan vertikal dan simulasi pembebanan eksentrik pada nozzle dengan studi kasus pada separator kluster 4 Fluid

Lebih terperinci

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES A. Peralatan Proses 1. Reaktor ( R-201 ) : Mereaksikan 8964,13 kg/jam Asam adipat dengan 10446,49 kg/jam Amoniak menjadi 6303,2584 kg/jam Adiponitril. : Reaktor fixed bed

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai

BAB III PERANCANGAN PROSES. bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT digilib.uns.ac.id 47 BAB III PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk

Lebih terperinci

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)

REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT 42 BAB III SPESIFIKASI ALAT 3.1. Reaktor Tugas 1. Tekanan 2. Suhu umpan 3. Suhu produk Waktu tinggal Shell - Tinggi - Diameter - Tebal Shell Head - Tebal head - Tinggi head Tabel 3.1 Reaktor R Mereaksikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reaktor nuklir membutuhkan suatu sistem pendingin yang sangat penting dalam aspek keselamatan pada saat pengoperasian reaktor. Pada umumnya suatu reaktor menggunakan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN SDM UJI TAK RUSAK UNTUK INSPEKSI PRE- SERVICE PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA

KEBUTUHAN SDM UJI TAK RUSAK UNTUK INSPEKSI PRE- SERVICE PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA KEBUTUHAN SDM UJI TAK RUSAK UNTUK INSPEKSI PRE- SERVICE PADA PEMBANGUNAN PLTN PERTAMA DI INDONESIA Sri Nitiswati Pusat Teknologi Reaktor Keselamatan Nuklir BATAN Puspiptek, Gedung No. 80, Setu - Tangerang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Di dunia industri terutama dibidang petrokimia dan perminyakan banyak proses perubahan satu fluida ke fluida yang lain yang lain baik secara kimia maupun non kimia.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05

Prarancangan Pabrik Polipropilen Proses El Paso Fase Liquid Bulk Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES. Kode T-01 A/B T-05 51 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1 Tangki Penyimpanan Tabel 3.1 Spesifikasi Tangki T-01 A/B T-05 Menyimpan bahan Menyimpan propilen baku propilen selama purging selama 6 hari tiga hari Spherical

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 47 BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk

Lebih terperinci

STUDI UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE APR 1400

STUDI UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE APR 1400 STUDI UNJUK KERJA SISTEM PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR TIPE APR 1400 Nafi Feridian, Sriyana Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN Jl. Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Pengembangan pemanfaatan energi nuklir dalam berbagai sektor saat ini kian pesat. Hal ini dikarenakan energi nuklir dapat menghasilkan daya dalam jumlah besar secara

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya

Lebih terperinci

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah.

Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah. Proses Desain dan Perancangan Bejana Tekan Jenis Torispherical Head Cylindrical Vessel di PT. Asia Karsa Indah. Dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat, telah diciptakan suatu alat yang bisa menampung,

Lebih terperinci

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR

BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR BERBAGAI TIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGANUKLIR RINGKASAN Beberapa tipe Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) adalah Reaktor Air Tekan (Pressurized Water Reactor, PWR), Reaktor Air Tekan Rusia (VVER),

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat proses pabrik isopropil alkohol terdiri dari tangki penyimpanan produk, reaktor, separator, menara distilasi, serta beberapa alat pendukung seperti kompresor, heat

Lebih terperinci

REAKTOR PEMBIAK CEPAT

REAKTOR PEMBIAK CEPAT REAKTOR PEMBIAK CEPAT RINGKASAN Elemen bakar yang telah digunakan pada reaktor termal masih dapat digunakan lagi di reaktor pembiak cepat, dan oleh karenanya reaktor ini dikembangkan untuk menaikkan rasio

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Pabrik Fosgen ini diproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun dari bahan baku karbon monoksida dan klorin yang akan beroperasi selama 24 jam perhari dalam

Lebih terperinci

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK)

REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) REAKTOR PIPA TEKAN PENDINGIN AIR DIDIH MODERATOR GRAFIT (RBMK) RINGKASAN RBMK berasal dari bahasa Rusia "Reaktory Bolshoi Moshchnosti Kanalynye" (hi-power pressure-tube reactors: Reaktor pipa tekan berdaya

Lebih terperinci

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG BATASAN DAN KONDISI OPERASI REAKTOR NONDAYA PARAMETER YANG DIPERTIMBANGKAN SEBAGAI KONDISI BATAS UNTUK OPERASI NORMAL

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03 BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya teknologi dan peradabaan manusia, kebutuhan terhadap energi mengalami peningkatan yang cukup tinggi. Untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN ABSTRAK PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG DESAIN PROTEKSI BAHAYA INTERNAL SELAIN KEBAKARAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K Sri Sudadiyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) didesain berdasarkan 3 (tiga) prinsip yaitu mampu dipadamkan dengan aman (safe shutdown), didinginkan serta mengungkung produk

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP

PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP PENGUJIAN KEANDALAN PEMBANGKIT UAP RINGKASAN Pengujian keandalan pembangkit uap telah dilakukan selama 6 tahun sejak tahun 1975 dan dilanjutkan pada tahun 1993 sampai 1997. Natrium Phosphat yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TEGANGAN PADA BELOKAN PIPA HOT LEG SISTEM PRIMER PWR MENGGUNAKAN PRINSIP MEKANIKA TEKNIK ABSTRAK

ANALISIS TEGANGAN PADA BELOKAN PIPA HOT LEG SISTEM PRIMER PWR MENGGUNAKAN PRINSIP MEKANIKA TEKNIK ABSTRAK ANALISIS TEGANGAN PADA BELOKAN PIPA HOT LEG SISTEM PRIMER PWR MENGGUNAKAN PRINSIP MEKANIKA TEKNIK Abdul Hafid Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS TEGANGAN PADA BELOKAN PIPA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori PLTGU atau combine cycle power plant (CCPP) adalah suatu unit pembangkit yang memanfaatkan siklus gabungan antara turbin uap dan turbin gas. Gagasan awal untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Reaksi pembentukan C8H4O3 (phthalic anhydride) adalah reaksi heterogen fase gas dengan katalis padat, dimana terjadi reaksi oksidasi C8H10 (o-xylene) oleh

Lebih terperinci

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI

TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI TUGAS 2 MATA KULIAH DASAR KONVERSI ENERGI Dosen : Hasbullah, S.Pd., MT. Di susun oleh : Umar Wijaksono 1101563 PROGRAM STUDI S1 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI

Lebih terperinci

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU

REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan manusia akan tenaga listrik terus meningkat. Tenaga listrik digunakan pada berbagai lini kehidupan seperti rumah tangga, perkantoran, industri baik home industry,

Lebih terperinci

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI, 2009 POTENSI ENERGI PANAS BUMI Indonesia dilewati 20% panjang dari sabuk api "ring of fire 50.000 MW potensi panas bumi dunia, 27.000 MW

Lebih terperinci

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR)

Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) Bab 2 Analisis Termal Hidrolik Gas Cooled Fast Reactor (GCFR) 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Prinsip kerja dari pembangkit listrik tenaga nuklir secara umum tidak berbeda dengan pembangkit listrik

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi, BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi, kondenser, accumulator, reboiler, heat exchanger, pompa dan tangki. tiap alat ditunjukkan dalam

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi, BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi, kondenser, accumulator, reboiler, heat exchanger, pompa dan tangki. tiap alat ditunjukkan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR

ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR ANALISIS DESAIN ECCS TERHADAP FREKUENSI KERUSAKAN TERAS PADA PWR D. T. Sony Tjahyani, Surip Widodo Bidang Pengkajian dan Analisis Keselamatan Reaktor Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN

Lebih terperinci

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo

PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam. Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR SEKUNDER 750 l/jam Sutrisno, Saleh Hartaman, Asnul Sufmawan, Pardi dan Sapto Prayogo ABSTRAK PENGUJIAN IRADIASI KELONGSONG PIN PRTF DENGAN LAJU ALIR

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI

ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI ANALISIS KINERJA PRECOOLER PADA SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK PROSES DESALINASI Ign. Djoko Irianto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir (PTRKN) BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang

Lebih terperinci

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN 3.1. Rancangan Alat Uji Pada penelitian ini alat uji dirancang sendiri berdasarkan dasar teori dan pengalaman dari penulis. Alat uji ini dirancang sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF

ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Yogyakarta, Rabu, 11 September 013 ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF Pusat Reaktor Serba Guna BATAN prsg@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS KESELAMATAN KAPSUL FASILITAS IRADIASI PRTF. Power

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K Prosiding Seminar Nasional Teknologi Energi Nuklir 2014 Pontianak, 19 Juni 2014 OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K Ign. Djoko Irianto, Sri Sudadiyo, Sukmanto Dibyo Pusat Teknologi dan

Lebih terperinci

EVALUASI DESAIN PRESSURIZER PADA PWR 1000 MWe TIPIKAL, PWR 1000 MWe KSNP DAN AP 1000

EVALUASI DESAIN PRESSURIZER PADA PWR 1000 MWe TIPIKAL, PWR 1000 MWe KSNP DAN AP 1000 EVALUASI DESAIN PRESSURIZER PADA PWR 1000 MWe TIPIKAL, PWR 1000 MWe KSNP DAN AP 1000 Suroso Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 80 Serpong Tangsel Email: Suroso@Batan.go.id

Lebih terperinci

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR)

REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR) REAKTOR AIR TEKAN (PRESSURIZED WATER REACTOR, PWR) RINGKASAN Dalam PLTN tipe Reaktor Air Tekan, air ringan digunakan sebagai pendingin dan medium pelambat neutron (moderator neutron). Teras reaktor diletakkan

Lebih terperinci

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING)

PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) PERALATAN INDUSTRI KIMIA (MATERIAL HANDLING) Kimia Industri (TIN 4206) PERALATAN INDUSTRI KIMIA YANG DIBAHAS : I Material Handling II Size Reduction III Storage IV Reaktor V Crystallization VI Heat treatment

Lebih terperinci

RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC)

RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC) RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC) Aep Saepul Uyun 1, Dhimas Satria, Ashari Darius 2 1 Sekolah Pasca Sarjana

Lebih terperinci

proses oksidasi Butana fase gas, dibagi dalam tigatahap, yaitu :

proses oksidasi Butana fase gas, dibagi dalam tigatahap, yaitu : (pra (Perancangan (PabnHjhjmia 14 JlnhiridMaleat dari(butana dan Vdara 'Kapasitas 40.000 Ton/Tahun ====:^=^=============^==== BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Langkah Proses Pada proses

Lebih terperinci

Reactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN

Reactor Safety System and Safety Classification BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Tujuan Keselamatan... 3 1.2. Fungsi Keselamatan Dasar... 3 1.3. Konsep Pertahanan Berlapis... 6 BAB II SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA PWR DAN BWR... 1 2.1. Pendahuluan...

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR

BAB III TEORI DASAR KONDENSOR BAB III TEORI DASAR KONDENSOR 3.1. Kondensor PT. Krakatau Daya Listrik merupakan salah satu anak perusahaan dari PT. Krakatau Steel yang berfungsi sebagai penyuplai aliran listrik bagi PT. Krakatau Steel

Lebih terperinci

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100. EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN Oleh: RUBEN

Lebih terperinci

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI

STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI STUDI TEKNO-EKONOMI REAKTOR MAJU APWR- MITSUBISHI Bandi Parapak, Sahala M. Lumbanraja Pusat Pengembangan Energi Nuklir-Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Kuningan Barat Jakarta Selatan Telp/Fax: (021) 5204243,

Lebih terperinci

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN

GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN GLOSSARY GLOSSARY STANDAR KOMPETENSI TENAGA TEKNIK KETENAGALISTRIKAN BIDANG PEMBANGKITAN ENERGI BARU DAN TERBARUKAN Bangunan Sipil Adalah bangunan yang dibangun dengan rekayasa sipil, seperti : bangunan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS 44.000 TON / TAHUN MURTIHASTUTI Oleh: SHINTA NOOR RAHAYU L2C008084 L2C008104 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA ANALISA SISTEM KONTROL LEVEL DAN INSTRUMENTASI PADA HIGH PRESSURE HEATER PADA UNIT 1 4 DI PLTU UBP SURALAYA. Disusun Oleh : ANDREAS HAMONANGAN S (10411790) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK

RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RISET KECELAKAAN KEHILANGAN AIR PENDINGIN: KARAKTERISTIK TERMOHIDRAULIK RINGKASAN Apabila ada sistem perpipaan reaktor pecah, sehingga pendingin reaktor mengalir keluar, maka kondisi ini disebut kecelakaan

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Nylon yang merupakan salah satu industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam tugas akhir ini akan dilakukan analisis kekuatan bejana tekan vertikal berbasis code ASME VIII Div I terhadap variasi tekanan. Definisi bejana tekan berdasarkan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

BAB III 1 METODE PENELITIAN

BAB III 1 METODE PENELITIAN 17 BAB III 1 METODE PENELITIAN 1.1 Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah. Langkah pertama, yaitu melakukan studi literatur dari berbagi sumber terkait.

Lebih terperinci

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin : BOILER FEED PUMP A. PENGERTIAN BOILER FEED PUMP Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara

Lebih terperinci

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA

EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR PADA KECELAKAAN PUTUSNYA JALUR UAP UTAMA Oleh Andi Sofrany Ekariansyah Pusat Teknologi Reaktor Keselamatan Nuklir BATAN ABSTRAK EVALUASI KESELAMATAN REAKTOR TIPE PWR

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN

V. SPESIFIKASI PERALATAN V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses Pabrik Tricresyl Phosphate dengan kapasitas 25.000 ton/tahun terdiri dari : 1. Tangki Penyimpanan Phosphorus Oxychloride (ST-101) Tabel. 5.1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Furnace : F : Tempat terjadinya reaksi cracking ethylene dichloride menjadi vinyl chloride dan HCl : Two chamber Fire box : 1 buah Kondisi Operasi - Suhu ( o C)

Lebih terperinci

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR

TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR Oleh : Suharno Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN REAKTOR DAYA TIPE PWR. Tinjauan sistem keselamatan

Lebih terperinci

Diterima editor 12 Maret 2012 Disetujui untuk publikasi 02 Mei 2012

Diterima editor 12 Maret 2012 Disetujui untuk publikasi 02 Mei 2012 VERIFIKASI KECELAKAAN HILANGNYA ALIRAN AIR UMPAN PADA REAKTOR DAYA PWR MAJU Andi Sofrany Ekariansyah, Surip Widodo, Susyadi, D.T. Sony Tjahyani, Hendro Tjahjono Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR

STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR Sukmanto Dibyo ISSN 0216-3128 179 STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR Sukmanto Dibyo Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK STUDI KARAKTERISTIK PRESSURIZER PADA PWR. PLTN jenis PWR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU merupakan sistem pembangkit tenaga listrik dengan memanfaatkan energi panas bahan bakar untuk diubah menjadi energi listrik dengan

Lebih terperinci

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA

Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA Simposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) ISSN 2339-028X STUDI LITERATUR PENGEMBANGAN NANOFLUIDA UNTUK APLIKASI PADA BIDANG TEKNIK DI INDONESIA Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Ery Diniardi 1, Cahyo Sutowo 1

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA ABSTRAK

PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA ABSTRAK PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA Dedy Haryanto, Sagino, Riswan Djambiar Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK PERANCANGAN KONDENSOR KOMPAK PADA UNTAI UJI BETA. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN 1 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 25000 TON/TAHUN O l e h : Anita Hadi Saputri NIM. L2C 007 009 Ima Winaningsih NIM. L2C 007 050 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT

ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI ABSTRAK ABSTRACT ANALISIS VISUAL PENDINGINAN ALIRAN DUA FASA MENGGUNAKAN KAMERA KECEPATAN TINGGI Ainur Rosidi, G. Bambang Heru, Kiswanta Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir ABSTRAK ANALISIS VISUAL PENDINGINAN

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES III.. Spesifikasi Alat Utama Alat-alat utama di pabrik ini meliputi mixer, static mixer, reaktor, separator tiga fase, dan menara destilasi. Spesifikasi yang ditunjukkan

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA PRARANCANGAN PABRIK ETIL ASETAT PROSES ESTERIFIKASI DENGAN KATALIS H 2 SO 4 KAPASITAS 18.000 TON/TAHUN Oleh : EKO AGUS PRASETYO 21030110151124 DIANA CATUR

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun

BAB I PENDAHULUAN. bising energi listrik juga memiliki efisiensi yang tinggi, yaitu 98%, Namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Listrik merupakan energi paling cocok dan nyaman bagi rumah tangga dan berbagai bidang industri karena selain energi llistrik itu tidak menimmbulkan bising energi listrik

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012 Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fase merupakan keadaan dari suatu zat, dapat berupa padat, gas maupun cair. Dalam kehidupan sehari-hari selain aliran satu fase, kita juga temukan aliran multi fase.

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN) Di Susun Oleh: 1. Nur imam (2014110005) 2. Satria Diguna (2014110006) 3. Boni Marianto (2014110011) 4. Ulia Rahman (2014110014) 5. Wahyu Hidayatul

Lebih terperinci