PENERAPAN JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI
|
|
- Glenna Yulia Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENERAPAN JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI Nazaroh, Sri Inang Sunaryati dan Nurman Rajagukguk Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi Badan Tenaga Nuklir Nasional ABSTRAK PENERAPAN JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI. Penerapan jaminan kualitas untuk radioterapi adalah penerapan semua prosedur yang dapat menjamin kekonsistenan anjuran medik: pemenuhan keamanan dalam pemberian dosis untuk volume organ target tertentu, dan dosis seminimal mungkin untuk jaringan normal dan paparan pada personil serta pemonitoran yang cukup pada pasien setelah perlakuan. Untuk membuktikan adanya penerapan jaminan kualitas perlu penerapan penilaian kualitas (quality assessment) dan kontrol kualitas (quality control). Program jaminan kualitas meliputi penetapan program (pemenuhan aspek legal: uji penerimaan setelah pembelian peralatan dan penentuan standar base line, kalibrasi awal dan pengecekan kestabilan secara periodik dan uji khusus setelah adanya perbaikan), pemeliharaan catatan & delegasi tanggungjawab, kontrol dosis pasien, keselamatan pasien dan keselamatan personil terkait. Kata kunci: Jaminan kualitas, jaminan kualitas untuk radioterapi, radioterapi. ABSTRACT APPLYING QUALITY ASSURANCE IN RADIOTHERAPY. Applying quality assurance in radiotherapy [is] all those procedures that ensure concistency of the medical prescription : the safe fulfillment of that prescription as regards dose to the target volume, together with minimal dose to normal tissue, minimal exposure of personnel, and adequate patient monitoring aimed at determining the end of treatment. To prove the existence of applying quality assurance needs applying quality assessment and quality control. Quality assurance programme including establishment of programme (legal aspect: acceptance test after purchasing [of] the equipment and determination [of] base line standard, the initial calibration and checking [of] stability periodical and special tests after major repairs), record keeping & delegation of responsibilities, patient dose control, patient safety and personnel safety. Keywords: Quality assurance, quality assurance in radiotherapy, radiotherapy. 383
2 I. PENDAHULUAN Radioterapi merupakan salah satu modalitas yang digunakan dalam penatalaksanaan penyakit maligna (keganasan). Bidang Radioterapi merupakan suatu lahan yang sangat dibutuhkan dan mendesak memerlukan jaminan kualitas serta perlu hubungan kerjasama saling terkait, baik pada tingkat internasional, regional maupun nasional, yang seharusnya didukung dan diyakini semua pihak. Pada tahun 1980 an, radioterapi di bagian radiologi dan onkologi pada beberapa negara, kualitas dan hasil akhir yang diperoleh belum ada kesesuaian dalam penatalaksanaan kanker untuk tempat, tipe dan keadaan yang sama, serta masih memiliki perbedaan yang signifikan. Hal ini terbukti dari hasil interkomparasi TLD (Thermo Luminicence Dose) yang dilakukan oleh WHO (World Health Organzation) dan IAEA (International Atomic Energy Agency), dari 600 instalasi radioterapi di 85 negara, pada saat pengecekan output mesin teleterapi, masih belum memuaskan [1]. Pada tahun 1982, berbagai usaha untuk memperbaiki kualitas penggunaan radiasi pengion dalam bidang medis, WHO menerbitkan publikasi publikasi jaminan kualitas untuk radiologi diagnostik [2] dan kedokteran nuklir [3]. Sejak itu WHO mulai menyusun kerjasama dengan Badan Kesehatan Radiasi, Kantor Kesehatan Republik Federasi Jerman, dan mengadakan workshop Jaminan Kualitas Untuk Radioterapi. Workshop dihadiri 35 partisipan dari 15 negara dan perwakilan dari IAEA, Organisasi Fisika Medik Internasional (IOMP), Organisasi Fisika Medis Federasi Eropa (EFOMP), Asosiasi Fisika Klinik Norwegia (NACP), Asosiasi Fisika Medis Amerika (AAPM), dan Pusat Kesehatan Radiologi dan Alat Amerika. Berbagai organisasi spesifik seperti ICRU (International Commision on Radiation Units and Measurements) dan IEC (International Electrotechnical Commission) telah menyiapkan berbagai rekomendasi (fisika, mekanik dan parameter lain dari peralatan dan prosedur radioterapi), yang meliputi proteksi radiasi. Dalam rangka mewujudkan maksud di atas, pada tahun 1983, dilaksanakan Simposium Internasional Jaminan Kualitas Radioterapi, Aspek Klinis dan Fisik, di Washington DC. Di dalam buku Basic Safety Standards Safety Series No. 115 telah ditetapkan tentang keperluan dasar untuk proteksi terhadap radiasi pengion dan keselamatan radiasi, khususnya pada appendiks II untuk medical exposure tentang batasan aktivitas atau dosis maksimum yang diperbolehkan untuk pasien [3]. Di Indonesia, masalah legalitas pemanfaatan radioterapi telah diatur dalam Surat Keputusan Direktur Jendral BATAN No.84/DJ/VI/1991 [4], tentang Kalibrasi Alat Ukur 384
3 Radiasi dan Keluaran Sumber Radiasi, Standardisasi Radionuklida dan Fasilitas Kalibrasi, pada BAB II. Pasal 3 1 Untuk menjamin kebenaran nilai penyinaran, dosis serap, fluks, atau aktivitas, setiap alat ukur radiasi atau keluaran sumber radiasi terapi wajib dikalibrasi secara berkala dan menurut prosedur yang benar. Pasal 4 2. Alat ukur radiasi atau sumber radiasi terapi sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 (ayat 1) Keputusan ini, adalah alat ukur radiasi atau sumber radiasi terapi yang : a. belum mempunyai sertifikat dan tanda kalibrasi, termasuk alat ukur radiasi baru dan sumber radiasi terapi yang baru dipasang. b. Sudah berakhir jangka waktu kalibrasi dan sertifikatnya. c. Diketahui penunjukan atau keluarannya tidak sesuai lagi walaupun sertifikat dan tanda kalibrasi masih berlaku. d. Telah mengalami perbaikan dan belum dikalibrasi lagi, walaupun sertifikat dan tanda kalibrasi masih berlaku. 3. Alat ukur radiasi, atau sumber radiasi terapi, atau sumber standar, dengan kondisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, tidak diizinkan untuk digunakan. Demikian pula dalam Surat Keputusan Kepala Bapeten No 21/Ka BAPETEN/XII 02 telah diatur tentang Program Jaminan Kualitas Instalasi Radioterapi. Di Indonesia, radioterapi mulai banyak dikenal masyarakat dan sudah menjadi alternatif pengobatan penyakit keganasan. Untuk lebih memberikan rasa aman dalam pemanfaatan radioterapi, masyarakat perlu diberi informasi atau diyakinkan tentang adanya penerapan jaminan kualitas untuk radioterapi. Pada makalah ini akan disajikan penerapan jaminan kualitas untuk radioterapi yang meliputi: perlunya jaminan kualitas untuk radioterapi, sumber sumber kesalahan pada radioterapi, program jaminan kualitas untuk tingkat nasional, Legislasi dan Regulasi serta Aspek Teknis dan Fisik. 385
4 II. PERLUNYA PENERAPAN JAMINAN KUALITAS PADA RADIOTERAPI Yang dimaksud dengan jaminan kualitas menurut [ISO ] adalah adanya kecukupan bukti kepercayaan suatu kegiatan sistematik yang direncanakan dan bahwa suatu struktur, sistem dan komponen akan memberikan layanan yang memuaskan. Jaminan kualitas pada radioterapi adalah semua prosedur yang dapat menjamin konsistensi tahapan medik: pemenuhan keamanan dalam pemberian dosis untuk volume organ target tersebut, dan dosis seminimal mungkin untuk jaringan normal dan paparan pada personil serta pemonitoran yang cukup pada pasien setelah tindakan. Untuk membuktikan adanya jaminan kualitas perlu penilaian kualitas (quality assessment) dan kontrol kualitas (quality control). Penilaian kualitas adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengukur atau mengevaluasi kinerja proses radioterapi. Sedangkan kontrol kualitas adalah ukuran yang diambil untuk menilai, merawat dan atau memperbaiki kualitas perlakuan. Dari kuesioner yang diberikan WHO kepada 56 institusi dari 52 negara didapat jawaban bahwa Program Jaminan Kualitas pada radioterapi perlu dilakukan untuk: 1. Meminimalkan kesalahan dalam perencanaan perlakuan dan pemberian dosis pada pasien serta memperbaiki hasil terapi dan mengurangi komplikasi serta kekambuhan, 2. Sebagai ajang interkompararasi radioterapi, baik nasional, regional dan internasional 3. Mengeksploitasi kinerja peralatan radioterapi modern. Hal ini dapat tercapai bila derajat akurasi tinggi dan konsistensi tercapai. 4. Meningkatkan aplikasi radioterapi di negara berkembang. III. SUMBER KESALAHAN DALAM RADIOTERAPI Seperti yang telah disebutkan di muka, program jaminan kualitas perlu dilakukan karena pentingnya ketepatan dalam pemberian dosis untuk radioterapi. Kurva respon dosis cukup curam pada kasus tertentu, jadi ada bukti bahwa perubahan dosis sebesar 7 10 % terhadap volume organ target akan mengakibatkan perubahan yang cukup signifikan dalam probabilitas pengontrolan tumor. Perubahan dosis juga mengakibatkan suatu perubahan yang cukup signifikan akibat induksi radiasi. 386
5 Pengamatan bukti pada tingkat dosis yang efektif dan berlebihan, telah dilakukan oleh Herring dan Compton bahwa sistem terapi harus mampu memberikan suatu dosis pada volume organ target dalam jangkauan ± 5 % dari dosis yang dianjurkan. Ketidakpastian pemberian dosis dalam radioterapi bersumber dari: 1. Penentuan anatomi pasien (kesalahan dalam memperoleh outline, posisi pasien, penentuan organ kritik, memperkirakan inhomogenitas jaringan, dan lain lain) 2. Pendefinisian volume organ target (bentuk dan lokasi, kegagalan dalam memperhitungkan gerakan organ atau jaringan akibat sirkulasi dan respirasi dari pasien). 3. Rencana perlakuan (kesalahan dalam data berkas, model berkas, software dan hardware). 4. Treatment delivery (kesalahan dalam kalibrasi mesin, set up pasien, ketidaksesuaian setting mesin, dan lain lain). 5. Data pasien (identifikasi, diagnosis, catatan perlakuan terdahulu, dan lain lain). Gambar 1a. Susunan peralatan pada Gambar 1b. Contoh wedge filter 45o. pengukuran berkas foton pesawat Linac. Jarak sumber radiasi ke permukaan fantom diatur 100 cm. Posisi detektor pada kedalaman 10 cm. Kesalahan tersebut di atas merupakan kesalahan random atau sistematik, hasil dari kekurangperhatian, salah pengertian, salah mengambil keputusan, kegagalan mekanik maupun elektrik. Sejumlah kesalahan tersebut di atas menunjukkan 387
6 kompleksnya jaminan kualitas pada radioterapi. Oleh sebab itu keberhasilan radioterapi sangat bergantung pada diterapkannya program jaminan kualitas. IV. PENERAPAN PROGRAM JAMINAN KUALITAS UNTUK RADIOTERAPI DAN TANGGUNG JAWAB PERSONIL TERKAIT a. Pada Tingkat Instalasi Radioterapi Program jaminan kualitas yang harus diterapkan dan tanggungjawab personil pada Instalasi Radioterapi disajikan pada Tabel 1. Kepala Instalasi Radioterapi mempunyai tanggungjawab utama: menetapkan program jaminan kualitas. Dia harus dapat memastikan bahwa proses radioterapi (perlakuan pasien) dilaksanakan sesuai standar lokal, nasional maupun internasional. Masalah utama program jaminan kualitas pada setiap departemen adalah memastikan apakah dan kapan program jaminan kualitas (fisik dan klinik) telah dilaksanakan. Kepala departemen radioterapi harus meminta dengan tegas catatan catatan tentang pelaksanaan jaminan kualitas, hasil kalibrasi dan informasi yang berkaitan dengan pasien agar dipelihara selama periode waktu tertentu. Hal ini perlu dilakukan untuk tujuan penyelidikan lebih lanjut dan menghindari kemungkinan proses peradilan. Jika departemen radioterapi merupakan suatu kesatuan klinik dan teknik, kepala ahli radioterapi dapat mendelegasikan tanggungjawab jaminan kualitas tertentu kepada personil personilnya sesuai dengan keahliannya, sehingga perlakuan yang dianjurkan oleh ahli radioterapi dapat diimplementasikan sesuai dengan ketepatan dan ketelitian yang diinginkan. Kepala ahli radioterapi harus dapat memberikan motivasi kepada seluruh personilnya untuk memeriksa proses komputasi dan mengeliminasi kesalahan kesalahan. Setiap departemen radioterapi sekurang kurangnya memiliki seorang fisika medik dan teknisi radioterapi yang profesional, baik secara full time atau part time dan jaminan kualitas harus diberikan tanggungjawabnya kepada mereka berdua. Salah satu komponen penting program jaminan kualitas (Tabel 1) adalah pengontrolan dosis pasien. Hal ini dapat dicapai dengan pengontrolan ketelitian dan keakuratan prosedur dosimetri (misalnya kalibrasi peralatan dosimetri, output sumber yang mengacu pada laboratorium standar nasional atau internasional), geometri, pengaturan peralatan sumber dan anatomi pasien, dan mengerti penyebab kesalahan perencanaan perlakuan. 388
7 Komponen lain dari program jaminan kualitas adalah keselamatan pasien. Teknisi radioterapi memainkan peranan penting dalam keselamatan pasien. Dialah orang yang terkait langsung dengan pasien, mengatur posisi pasien, mengatur posisi shielding block dan wedge filter, dan memberikan penyinaran. Untuk meminimalisir dosis yang diterima pasien pada titik di luar target, merupakan kerja tim. Ahli radioterapi memberikan instruksi pemberian dosis tertentu pada organ kritik, dan fisika medik mendisain rencana perlakuan, menghitung dosis dan memilih shielding block yang sesuai, dan teknisi melaksanakan anjuran tersebut disamping juga melakukan tugas maintenance peralatan terapi.. Jaminan kualitas yang terakhir adalah keselamatan personil. Untuk itu, setiap personil yang terlibat pada departemen radioterapi harus memahami dan melaksanakan semua prosedur yang berlaku sehingga keselamatan personil dapat tercapai. b. Pada Tingkat Nasional Implementasi program jaminan kualitas pada radioterapi akan difasilitasi jika organisasi yang terkait ditingkat nasional diberi tanggungjawab untuk: 1. Menyediakan bantuan teknis dan koordinasi dalam mengatur program jaminan kualitas pada tingkat departemen dan khususnya di dalam pengujian peralatan radioterapi baru 2. Memastikan kecukupan program jaminan kualitas pada tingkat departemen radioterapi. 3. Pengembangan, adaptasi dan menyebarkan rekomendasi, regulasi yang dikeluarkan oleh badan nasional, internasional dan organisasi profesional). 4. Menjamin ketetapan atau akses fasilitas kalibrasi untuk uji peralatan pada program jaminan kualitas: jaringan WHO/IAEA SSDL atau PSDL, dan interkomparasi TLD. 5. Menyediakan bantuan untuk analisis hasil program jaminan kualitas pada tingkat lokal dan memperoleh alat teknis untuk peningkatan kinerja. 6. Mengadakan pelatihan jaminan kualitas untuk personil departemen radioterapi, bekerja sama dengan para ilmuwan dan masyarakat profesional pada tingkat nasional, dan berpartisipasi pada program pelatihan yang ditawarkan pada tingkat internasional. c. Pada tingkat internasional Peranan organisasi internasional dan ilmuwan atau masyarakat profesional internasional dapat memberikan stimulan 389 dan motivasi organisasi nasional dan
8 spesialisasi di bidang Radioterapi untuk menetapkan dan mengaplikasikan program jaminan kualitas. Badan internasional dapat memainkan peranan aktif pada: 1. Organisasi pelatihan internasional dan regional, khususnya negara kecil yang hanya memiliki satu atau beberapa fasilitas radioterapi. 2. Organisasi interkomparasi program jaminan kualitas pada tingkat internasional dan memfasilitasi partisipasi program tersebut. 3. Publikasi petunjuk, rekomendasi dan informasi Jika departemen radioterapi merupakan suatu kesatuan klinik dan teknik, kepala ahli radioterapi tersebut dapat mendelegasikan tanggungjawab jaminan kualitas tertentu kepada personil personil nya sesuai dengan keahliannya. Sehingga perlakuan yang dianjurkan oleh ahli radioterapi dapat diimplementasikan sesuai dengan ketepatan dan ketelitian yang diinginkan. kepada seluruh personilnya Kepala ahli radioterapi harus dapat memberikan motivasi untuk memeriksa proses komputasi dan mengeliminasi kesalahan kesalahan. Setiap departemen radioterapi sekurang kurangnya memiliki seorang fisika medik dan teknisi radioterapi yang profesional, baik secara full time atau part time dan jaminan kualitas harus diberikan tanggungjawabnya kepada mereka berdua. Salah satu komponen penting program jaminan kualitas (Tabel 1) adalah pengontrolan dosis pasien. Hal ini dapat dicapai dengan pengontrolan ketelitian dan keakuratan prosedur dosimetri (misalnya kalibrasi peralatan dosimetri, output sumber yang mengacu pada laboratorium standar nasional atau internasional), geometri, pengaturan peralatan sumber dan anatomi pasien, dan mengerti penyebab kesalahan perencanaan perlakuan. Komponen lain dari program jaminan kualitas adalah keselamatan pasien. Teknisi radioterapi memainkan peranan penting dalam keselamatan pasien. Dialah orang yang terkait langsung dengan pasien, mengatur posisi pasien, mengatur posisi shielding block dan wedge filter, dan memberikan penyinaran. Untuk meminimalisir dosis yang diterima pasien pada titik di luar target, merupakan kerja tim. Ahli radioterapi memberikan instruksi pemberian dosis tertentu pada organ kritik, dan fisika medik mendisain rencana perlakuan, menghitung dosis dan memilih shielding block yang sesuai, dan teknisi melaksanakan anjuran tersebut disamping juga melakukan tugas maintenance peralatan terapi.. 390
9 Jaminan kualitas yang terakhir adalah keselamatan personil. Untuk itu setiap personil yang terlibat pada departemen radioterapi harus memahami dan melaksanakan semua prosedur yang berlaku sehingga keselamatan personil dapat tercapai. Tabel 1. Program Jaminan Kualitas dan Tanggungjawab Personil Departemen Radioterapi[10] Tujuan Kontrol Kualitas Personil yang Penetapan program (aspek Proses radioterapi bertanggungjawab Kepala legal dan lain), pemeliharaan (penilaian dan koreksi) Departemen catatan dan delegasi tanggungjawab Kontrol Dosis Pasien Radioterapi Kesalahan Dosimetri: Ahli Fisika Peralatan metrologi, Sumber Radioterapis dan dan peralatan brakhiterapi/ teleterapi Geometri Keselamatan Pasien (posisi pasien: Radioterapis dan marking dan verifikasi) Akuisisi data pasien teknisi Ahli Fisika dan (batasan Radioterapis volume target, organ kritik) Kesalahan perencanaan perlakuan (perhitungan Ahli Fisika dosis) Dosis di luar volume target Radioterapis, dan pengaturan berkas Ahli Sistem Peralatan Interlock: Teknisi radiasi, mekanik) Ahli Monitoring pasien & Fisika dan Fisika dan Teknisi komunikasi bahaya elektrik Keselamatan Personil Kegagalan mekanik, risiko Ahli Fisika spare part yang jatuh) Fasilitas: shielding Ahli Pemonitoran Personil Teknisi Keselamatan Elektrik Sistem Peralatan Interlock: radiasi, mekanik) 391 Fisika dan
10 Legislasi dan Regulasi Jaminan kualitas pada radioterapi bukanlah legislasi (perundang undangan) dan regulasi (peraturan) nasional atau internasional. Regulatory atau rekomendasi disiapkan oleh berbagai badan pemerintah dan non pemerintah, sebagai contoh peralatan radioterapi, dosimetri, alat proteksi. Sedangkan IEC memproduksi sejumlah publikasi yang berkaitan dengan keselamatan dan pemenuhan uji pada peralatan radioterapi dan dosimetri. ICRP dan ICRU menekankan perlunya jaminan kualitas [4] dan sejumlah organisasi internasional seperti Asosiasi Fisika Medik Amerika dan Asosiasi Fisika Kedokteran, dan lain lain mempublikasikan dan menyiapkan protokol, rekomendasi atau petunjuk jaminan kualitas pada radioterapi. Terlihat bahwa jaminan kualitas pada radioterapi masih pada tingkat pengembangan. Oleh sebab itu perlu suatu usaha untuk menetapkan regulasi yang sesuai dan dapat diadaptasi dengan mudah. Aspek Fisik dan teknik Kontrol kualitas radioterapi pada aspek fisik dan teknik meliputi 5 hal : 1. aspek mekanik dan geometri dari mesin terapi dan simulator 2. dosimetri 3. sistem perencanaan perlakuan 4. brakhiterapi / teleterapi 5. keselamatan Dari setiap hal di atas, perlu adanya program jaminan kualitas yang meliputi: a. spesifikasi peralatan yang dipesan b. uji penerimaan setelah pembelian peralatan dan penentuan standar base line c. kalibrasi awal d. pengecekan kestabilan secara periodik dan uji khusus setelah adanya perbaikan. KESIMPULAN 392
11 1. Penerapan jaminan kualitas pada radioterapi adalah penerapan semua prosedur yang dapat menjamin kekonsistenan tahapan medik: pemenuhan keamanan dalam pemberian dosis untuk volume target tersebut, dan dosis seminimal mungkin untuk jaringan normal dan paparan pada personil serta pemonitoran yang cukup pada pasien diterapkan setelah perlakuan. Program jaminan kualitas perlu karena pentingnya ketepatan dalam pemberian dosis pada radioterapi. 2. Untuk membuktikan adanya penerapan jaminan kualitas perlu penerapan penilaian kualitas (quality assessment) dan kontrol kualitas (quality control). 3. Penilaian kualitas adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk mengukur atau mengevaluasi kinerja proses radioterapi. Sedangkan kontrol kualitas adalah ukuran yang diambil untuk menilai, merawat dan atau memperbaiki kualitas perlakuan. 4. Jaminan kualitas pada radioterapi harus diterapkan demi keselamatan pasien. 5. Program jaminan kualitas meliputi: Penetapan program (pemenuhan aspek legal (uji penerimaan setelah pembelian peralatan dan penentuan standar base line, kalibrasi awal dan pengecekan kestabilan secara periodik dan uji khusus setelah adanya perbaikan), pemeliharaan catatan & delegasi tanggungjawab, kontrol dosis pasien, keselamatan pasien dan keselamatan personil terkait. DAFTAR PUSTAKA 393
12 1. WHO, Quality Assurance in Diagnostic Radiology, Geneva, WHO, Quality Assurance in Nuclear Medicine, Geneva, Basic Safety Standards Safety Series No Surat Keputusan Direktur Jendral BATAN No.84/DJ/VI/1991 [4], tentang Kalibrasi Alat Ukur Radiasi dan Keluaran Sumber Radiasi, Standardisasi Radionuklida dan Fasilitas Kalibrasi, 5. INTERNATIONAL COMMISSION ON RADIOLOGICAL UNITS AND MEASUREMENTS. Determination of Absorbed Dose in A Patient Irradiated By Beams Of X or Gamma Rays in Radiotherapy Procedures. Washington DC, 1976 [ICRU Report No. 24]. 6. HERRING, D.F. & COMPTON, D.M.J. The Degree of Precision Required in The Radiation Dose Delivered in Cancer Radiotherapy. In: Glicksman, AS., et al. ed., Computers in Radiotherapy, London, British Institute of Radiology, 1971 (Special Report No. 5). 7. INTERNATIONAL ORGANIZATION FOR STANDARDIZATION, Nuclear Power Plants Quality Assurance, Geneva, 1980, (International Standard ISO ). 8. INTERNATIONAL ELECTROTECHNICAL COMMISSION, Medical Electrical Equipment Dosimeters with Ionization Chamber as Used in Radiotherapy, Geneva, (IEC Publication 731 and Amendment No. 1, 1987). 9. AMERICAN ASSOCIATION OF PHYSICISTS IN MEDICINE, Physical Aspects of Quality Assurance in Radiation Therapy, New York, American Institute of Physics, FEDERAL REPUBLIC OF GERMANY, INSTITUTE OF RADIATION HYGIENE, WORLD HEALTH ORGANIZATION, Quality Assurance in Radiotherapy, Geneva,
13 11. Departement of Medical Physics and Medical Engineering, University of Edinburgh, UK, Radiotherapy Physics in Practice, DISKUSI DAN TANYA JAWAB 395
14 Penanya: Farida ( UJM PTBN BATAN Serpong ) Pertanyaan: a.belum terlihat struktur atau bangunan sistem manjemen mutu yang telah atau akan diterapkan. b.belum ada standard MM yang akan diacu? Apa menggunakan standard regulasi dari IAEA, ISO 17025, ISO ? c.belum terlihat komitmen manajemen puncak dalam suatubkebijakan mutu untuk memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan dan adanya jaminan dalam keselamatan bagi customer atau pelanggan maupun lingkungannya. d.bagaiman tindakan koreksi untuk komplen ketidaksesuaian dari customer (Kelupan customer) Jawaban: a.struktur sistem QA ditentukan oleh instalasi RT (RadioTerapi) yang bersangkutan. b.standard mutu dapat mengacu ISO untuk persyaratan kompetensi. c.seharusnya ada dalam Panduan Mutu Instalasi Radioterapi tersebut. d.catatan atau dokumen tentang pelaksanaan proses radioterapi harus disimpan dalam jangka waktu tertentu sehingga, jika ada komplain dari customer dapat ditelusuri. Penanya: Arif Jauhari (Puskaradim) Pertanyaan: a.bagaimana hasil mapping QA RT yang dilakukan? b.mengenai fisikawan medis banyak angkutannya di RS (IKAFMI) apakah dilibatkan? Jawaban: a.saya tidak melakukan mapping QA. (PTKMR BATAN) hanya melakukan kalibrasi alat ukur radiasi dan pengukuran output pesawat radioterapi. b.saya tidak dilibatkan (tidak terlibat) Penanya: Djarwanti (PRR BATAN) Pertanyaan: a.apakah sistem QA ter,asuk perlu dengan yang diterima pasien? Jawaban: a.qa pada instalasi radiotherapi ( RT ) merupakan salah satu syarat perizinan yang harus dipenuhi Instalasi RT dan disampaikan ke BAPETEN untuk persetujuan. BAPETEN melakukan inspeksi dan audit. Pihak BATAN melakukan kalibrasi awal atau pengukuran output pesawat pesawat RT. Perhitungan dosis pasien dilakukan 396
15 oleh ahli fisika medik pada instalasi tersebut ( setelah mendapatkan informasi dari radiotion oneologist tentang volume, target yang akan diradiasi ). Penanya: Ira Ariati (PT. Batan Teknologi) Pertanyaan: a.sejauh mana sosialisasi penerapan QA pada radiotheraphy yang dilakukan oleh PTKMR? b.apakah selama ini telah dilakukan kerjasama dengan pihak rumah sakit? c.qa program yang dipaparkan diatas apakah telah diterapkan di RS? Jawaban: a.sosialisasi penerapan QA tidak dilakukan oleh PTKMR BATAN. PTKMR BATAN hanya melakukan tugas kalibrasi alat ukur radiasi dan pengukuran output pesawat terapi yang merupakan bagian kecil program QA. b.kerjasama sudah dilakukan baik Instalasi maupun Perorangan. c.qa Radiotherapi seharusnya ada dan seharusnya diterapkan di RS. 397
OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI
OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI Gatot Wurdiyanto dan C. Tuti Budiantari Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO
Lebih terperinciPERAN FISIKAWAN MEDIS DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI BIDANG KESEHATAN: RADIOTERAPI, RADIODIAGNOSTIK, KEDOKTERAN NUKLIR
PERAN FISIKAWAN MEDIS DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DI BIDANG KESEHATAN: RADIOTERAPI, RADIODIAGNOSTIK, KEDOKTERAN NUKLIR Djarwani S. Soejoko Departemen Fisika FMIPA UI Depok 16424 djarwani@fisika.ui.ac.id
Lebih terperinciOPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs
OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs Oleh Gatot Wurdiyanto dan C. Tuti Budiantari Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi ABSTRAK Telah dilakukan kajian
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK
SEMINAR NASIONAL ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 Cacaelia Tuti Budiarti 1, Nurman Rajagukguk 2, Assef Firnando
Lebih terperinciKENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI
KENDALI KUALITAS DAN JAMINAN KUALITAS PESAWAT RADIOTERAPI BIDIKAN BARU LABORATORIUM METROLOGI RADIASI Gatot Wurdiyanto dan Susetyo Trijoko Laboratorium Metrologi Radiasi Puslitbang Keselamatan Radiasi
Lebih terperinciVERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT
VERIFIKASI PENENTUAN LAJU DOSIS SERAP DI AIR BERKAS FOTON 6 MV DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK CLINAC 2100 C MILIK RUMAH SAKIT dr. CIPTO MANGUNKUSUMO Nurman R. dan C. Tuti Budiantari Pusat Teknologi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
Lebih terperinciPendidikan dan Peran Fisikawan Medik dalam Pelayanan Kesehatan
Pendidikan dan Peran Fisikawan Medik dalam Pelayanan Kesehatan Wahyu Setia Budi Jurusan Fisika Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Pendahuluan Fisika Medis adalah cabang fisika yang merupakan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA
HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA C. Tuti Budiantari, Nurman R. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciPENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU
Sri Inang Sunayarti, dkk ISSN 0216-3128 193 PENENTUAN PARAMETER DOSIMETRI AWAL BERKAS FOTON 6 MV DARI 5 BUAH PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA DAN VARIAN CLINAC BARU Sri Inang Sunaryati, Fendinugroho,
Lebih terperinciPEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL
SERI REKAMAN DOKUMEN UNIT KERJA TA. 2016 PEDOMAN TEKNIS PENYUSUNAN TINGKAT PANDUAN PAPARAN MEDIK ATAU DIAGNOSTIC REFERENCE LEVEL (DRL) NASIONAL Jl. Gajah Mada No. 8 Jakarta 10120 Telp. (62-21) 63858269
Lebih terperinciAUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131
AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP DARI SUMBER TELETERAPI Co-60 CIRUS 90131 C. Tuti Budiantari dan Nurman R. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK AUDIT MUTU PENGUKURAN DOSIS SERAP
Lebih terperinciANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 233-7371 Vol. 3, No. 3, Juli 14, Hal 257-262 ANALISIS POSISI DETEKTOR TERHADAP STEM EFFECT DAN DOSIS RELATIF UNTUK DOSIMETRI PESAWAT LINAC 6 MV Nurul Laili Khoirut Tabi
Lebih terperinciilmu radiologi yang berhubungan dengan penggunaan modalitas untuk keperluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiologi adalah cabang ilmu kedokteran yang berhubungan dengan penggunaan semua modalitas yang menggunakan radiasi untuk diagnosis dan prosedur terapi. Pada umumnya
Lebih terperinciPERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN
PERBANDINGAN DOSIS RADIASI DI UDARA TERHADAP DOSIS RADIASI DI PERMUKAAN PHANTOM PADA PESAWAT CT-SCAN Suwarni 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG LABORATORIUM DOSIMETRI, KALIBRASI ALAT UKUR RADIASI DAN KELUARAN SUMBER RADIASI TERAPI, DAN STANDARDISASI RADIONUKLIDA DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.671, 2013 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Keselamatan Radiasi. Radio Terapi. Pengguna. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013
Lebih terperinciAnalisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398
Analisis Dosis Keluaran Berkas Foton dan Elektron Energi Tinggi Pesawat Linac Elekta Precise 5991 Berdasarkan Code of Practice IAEA TRS 398 Hendra Setiawan 1,a) dan Rena Widita 1,b) 1 Laboratorium Biofisika,
Lebih terperinciKAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR
KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LINGKUNGAN (SML) DALAM SISTEM MANAJEMEN TERINTEGRASI UNTUK KESELAMATAN INSTALASI NUKLIR Nur Tri Harjanto ABSTRAK KAJIAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN LlNGKUNGAN (SML) DALAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data
Lebih terperinciANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO
ANALISIS HASIL PENGUKURAN PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) BERKAS ELEKTRON LINAC ELEKTA RSUP DR. SARDJITO Suharni*, Kusminarto**, Pramudita Anggraita* *Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, Jl. Babarsari
Lebih terperinciANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60. Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1
ANALISIS POSISI SUMBER RADIOAKTIF COBALT PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh : Ratih Heryana J2 D3 08 008 PROGRAM LINTAS
Lebih terperinciPENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co
PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co M. Azam, K. Sofjan Firdausi, Sisca Silvani Jurusan Fisika, FMIPA,Universitas diponegoro ABSTRACT Wedge filter usually
Lebih terperinciTANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR X UNTUK DIAGNOSTIK.
TANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR X UNTUK DIAGNOSTIK. oleh : Martua Sinaga ABSTRAK Radiasi pengion tidak selamanya berbahaya bagi manusia akan tetapi juga
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM PENGGUNAAN RADIOTERAPI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciTUPOKSI FISIKAWAN MEDIS
Aliansi Fisikawan Medis Indonesia DPW Jateng TUPOKSI FISIKAWAN MEDIS Disampaikan pada Workshop & Rakerda AFISMI 2018 8 April 2018 The Wujil Resort and Convention, Kab. Semarang Pendahuluan Dasar Hukum
Lebih terperinciANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR (LINAC) 6 DAN 10 MV
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 3, No. 4, Oktober 2014, Hal 279-286 ANALISA KURVA PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE UNTUK LAPANGAN RADIASI SIMETRI DAN ASIMETRI PADA LINEAR ACCELERATOR
Lebih terperinciPENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA
C Tuti Budiantari, dkk. ISSN 016-318 73 PENGARUH SUDUT GANTRI TERHADAP KONSTANSI DOSIS SERAP DI AIR PESAWAT TELETERAPI Co-60 XINHUA MILIK RUMAH SAKIT dr. SARJITO YOGYAKARTA C Tuti Budiantari dan Nurman
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan dalam kehidupan, salah satunya dalam bidang kesehatan atau medik di bagian radiologi khususnya profesi kedokteran
Lebih terperinciPengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi
Pengaruh Ketidakhomogenan Medium pada Radioterapi Supriyanto A. Pawiro 1, Sugiyantari 2, Tirto Wahono 3 1 Departemen Fisika, FMIPA, Universitas Indonesia, Depok, 16424 2 Bagian Radioterapi RSUP Persahabatan,
Lebih terperinciKOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA
KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA ABSTRAK Nazaroh dan Fendinugroho e-mail: nazaroh_s@batan.go.id fendinug@batan.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. utama kematian akibat keganasan di dunia, kira-kira sepertiga dari seluruh kematian akibat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah sel yang pertumbuhan dan penyebarannya tidak terkontrol. Pertumbuhannya menyebar ke sekitar jaringan dan dapat bermetasis pada tempat yang jauh. Penyakit
Lebih terperinciVerifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker
Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker Mutya Handayani 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciPROGRAM PENGELOLAAN PERALATAN RADIOLOGI
PROGRAM PENGELOLAAN PERALATAN RADIOLOGI I. Pendahuluan II. Latar belakang a. UU No. 36 thn 2009 tentang Kesehatan. b. UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit. c. PP Nomor 38 tahun 2007 Tentang Pembagian
Lebih terperinciWidyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN
Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: 46-51 ISSN 1410-5357 Usulan Nilai Pembatas Dosis Bagi Pekerja Radiasi dan Peserta Pelatihan di Pusdiklat BATAN Proposal of Dose Constraint Value for Radiation
Lebih terperinciPREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 PREDIKSI DOSIS PEMBATAS UNTUK PEKERJA RADIASI DI INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Suliyanto, Budi Prayitno Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang
Lebih terperinciPENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN
PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN Dinda Dyesti Aprilyanti 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciPEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR
PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR Maria Evalisa dan Zubaidah Alatas Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta
Lebih terperinciANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR
ANALISIS KUALITAS BERKAS RADIASI FOTON 10 MV PADA PESAWAT TELETERAPI LINEAR ACCELERATOR Skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan oleh: Raditya Faradina Pratiwi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG UJI KESESUAIAN PESAWAT SINAR-X RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 74, 2007 LINGKUNGAN HIDUP. Tenaga Nuklir. Keselamatan. Keamanan. Pemanfaatan. Radioaktif. Radiasi Pengion.
Lebih terperinciANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC
ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC Sri Rahayu*, Bidayatul Armynah**, Dahlang Tahir** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik FMIPA
Lebih terperinciSISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI B.Y. Eko Budi Jumpeno Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO Box 7043 JKSKL, Jakarta 12070 PENDAHULUAN Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman, pertama kali menemukan sinar-x pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat
Lebih terperinciPERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B. Skripsi
PERBANDINGAN KARAKTERISTIK KELUARAN ANTARA PESAWAT SINAR-X TOSHIBA MODEL DRX-1824B DAN TOSHIBA MODEL DRX-1603B Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Program Studi Fisika
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG KESELAMATAN RADIASI PENGION DAN KEAMANAN SUMBER RADIOAKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi
Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR: 21/Ka-BAPETEN/XII-02 TENTANG PROGRAM JAMINAN KUALITAS INSTALASI RADIOTERAPI
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR: 21/Ka-BAPETEN/XII-02 TENTANG PROGRAM JAMINAN KUALITAS INSTALASI RADIOTERAPI KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR, Menimbang : Mengingat : 1. Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan di semua sektor kegiatan industri dan jasa semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut ternyata tidak hanya
Lebih terperinci1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World
1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian
Lebih terperinciUJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011
UJI KESESUAIAN PESAWAT CT-SCAN MEREK PHILIPS BRILIANCE 6 DENGAN PERATURAN KEPALA BAPETEN NOMOR 9 TAHUN 2011 Ivonne Chirsnia 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas
Lebih terperinciKOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA
28 ISSN 0216-3128 Nazaroh, dkk. KOMPARASI PENGUKURAN LAJU KERMA UDARA PESAWAT OB-85 MENGGUNAKAN ALAT UKUR RADIASI STANDAR SEKUNDER DAN STANDAR TURUNANNYA Nazaroh, Fendinugroho PTKMR-BATAN, email: nazaroh_s@batan.go.id,
Lebih terperinciPENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016
PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi, Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang, 65145, Telp. 085784638866,
Lebih terperinciEVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
EVALUASI TEBAL DINDING RUANGAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) SINAR-X DI INSTALASI RADIOTERAPI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Ismail T., Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR
YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi
Lebih terperinciDirektur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI
Direktur Jendaral Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Disampaikan pada : Konferensi Informasi Pengawasan Ketenaganukliran Jakarta, 12 Agustus 2015 Goals Pemerintah (Nawa Cita) Yang terkait 1.Menghadirkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN
ANALISIS DOSIS RADIASI TERHADAP RADIOTERAPIS MENGGUNAKAN POCKET DOSEMETER, TLD BADGE DAN TLD-100 DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG STUDI KASUS (MEI OKTOBER) 2014 Milda Utari 1, Dian Milvita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam penggunaan teknologi nuklir disadari benar bahwa selain dapat diperoleh manfaat bagi kesejahteraan manusia juga ditemui posisi bahaya bagi keselamatan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Radiodiagnostik merupakan tindakan medis yang memanfaatkan radiasi pengion (X-ray) untuk melakukan diagnosis tanpa harus dilakukan pembedahan. Sinar-X akan ditembakkan
Lebih terperinciVerifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD
Verifikasi Keluaran Radiasi Pesawat Linac (Foton Dan Elektron) Serta 60CO Dengan TLD Mely Mediawati 1, Agung Nugroho 1, Ari Mutanto 1 1 Program Studi Fisika, Fakultas Teknik dan Sains, Universitas Nasional,
Lebih terperinciKARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT
KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT Mahmudi Rio Putra (1), Dian Milvita (1), Heru Prasetio (2) (1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand
Lebih terperinciASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT
ASPEK KESELAMATAN PADA PENGANGKUTAN BAHAN NUKLIR DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad Pusat Teknologi Keselamatan Dan Metrologi Radiasi BATAN Pasar Jum at email : suhaedi.muhammad@yahoo.com Rimin Sumantri
Lebih terperinciANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007
ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 Budi Prayitno (1) dan Suliyanto (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS
PENGEMBANGAN SILABUS PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KOMPETENSI PETUGAS PROTEKSI RADIASI BIDANG MEDIS Nanang Triagung Edi Hermawan Direktorat Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif
Lebih terperinciIMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG
IMPLEMENTASI COMPLIANCE TEST PESAWAT DENTAL INTRAORAL PADA SALAH SATU KLINIK GIGI DI KOTA PADANG Dian Milvita 1, Dyah Dwi Kusumawati 2, dan Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Andalas,
Lebih terperinciINTERKOMPARASI PENGUKURAN OUTPUT IRADIATOR 137 Cs DAN PERSONAL DOSE EQUIVALENT, Hp(10) MENGGUNAKAN TLD DAN FILM
Interkomparasi Pengukuran Output Iradiator 137 Cs dan Personal Dose Equivalent, Hp(10), Menggunakan TLD dan Film (Nazaroh) ISSN 1411 3481 ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN OUTPUT IRADIATOR 137 Cs DAN PERSONAL
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR... TAHUN... TENTANG KESELAMATAN RADIASI DALAM IMPOR DAN PENGALIHAN ZAT RADIOAKTIF DAN PEMBANGKIT RADIASI PENGION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tindakan tertentu, maupun terapetik. Di antara prosedur-prosedur tersebut, ada
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan terbanyak radiasi pengion buatan manusia adalah di dunia medis. Radiasi pengion tersebut digunakan dalam penegakan diagnosis, panduan tindakan
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC
FAKTOR KOREKSI SOLID WATER PHANTOM TERHADAP WATER PHANTOM PADA DOSIMETRI ABSOLUT BERKAS ELEKTRON PESAWAT LINAC Robert Janssen Stevenly 1, Wahyu Setia Budi 2 dan Choirul Anam 3 1,2,3 Jurusan Fisika, Fakultas
Lebih terperinciDiagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN
Diagnostic Reference Level (DRL) Nasional P2STPFRZR BAPETEN 2015 1 Database Dosis Pasien Merupakan kumpulan dari data dosis radiasi yang mewakili atau mengidentifikasi perkiraan dosis yang diterima oleh
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN. No. Dok : Tanggal : Revisi : Halaman 1 dari 24
Halaman 1 dari 24 LEMBAR PENGESAHAN Disiapkan oleh Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal Diperiksa oleh Disahkan oleh Halaman 2 dari 24 Pernyataan Kebijakan Proteksi dan Keselamatan Radiasi Setiap kegiatan
Lebih terperinciBAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)
BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional
Pengembangan Peraturan Perundang-undangan berkaitan dengan Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X Radiologi Diagnostik dan Intervensional ISHAK Hasanuddin Direktur Pengaturan Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION U M U M Peraturan Pemerintah ini, dimaksudkan sebagai
Lebih terperinciPENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.
PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX Ajeng Sarinda Yunia Putri 1, Suharyana 1, Muhtarom 2 1 Prodi Fisika, Universitas Sebelas Maret,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PERSYARATAN UNTUK MEMPEROLEH SURAT IZIN BEKERJA BAGI PETUGAS TERTENTU DI INSTALASI YANG MEMANFAATKAN SUMBER RADIASI PENGION DENGAN
Lebih terperinci2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET
2. PERSYARATAN UNTUK PENGKAJIAN KESELAMATAN DALAM PROSES PERIJINAN REAKTOR RISET KRITERIA DAN TANGGUNG-JAWAB PENGKAJIAN 201. Untuk suatu reaktor riset yang akan dibangun (atau mengalami suatu modifikasi
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciPENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI
PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI Tc 99m MDP (Methylene Di Phosphonat) PASCA INJEKSI PADA PASIEN KANKER PROSTAT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA) Skripsi Untuk Memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Aplikasi teknologi nuklir telah banyak dimanfaatkan tak hanya sebatas pembangkit listrik namun sudah merambah ke bidang medis, industri, pemrosesan makanan, pertanian,
Lebih terperinciVERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60
VERIFIKASI DOSIMETRI PERHITUNGAN BERKAS TERBUKA PERANGKAT LUNAK IN-HOUSE TREATMENT PLANNING SYSTEM (TPS) PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 Intan A.S. Mu minah *), La Ode Husein Z.T., Supriyanto A. Pawiro Departemen
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )
ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR ) Elfida, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNA PEKERJA PUSAT
Lebih terperinciEVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI ISO/IEC 17025:2005
ISSN 1979-2409 Evaluasi Audit Internal LUB PTBN 2008-2011 Untuk Menilai Efektifitas Implementasi ISO/I 17025:2005 (Masripah) EVALUASI AUDIT INTERNAL LUB PTBN 2008-2011 UNTUK MENILAI EFEKTIFITAS IMPLEMENTASI
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN PENELITIAN KOREKSI GERAKAN SHUTTER PESAWAT CO - 60 Habib Syeh Az / 0606068221 Departemen Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS INDONESIA 2011 Fisikawan medik Page 1 1.
Lebih terperinciPENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009
PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN NUKLIR SERPONG TAHUN 2009 L.Kwin Pudjiastuti, Syahrir,Untara, Sri widayati*) ABSTRAK PENINGKATAN SISTEM PROTEKSI RADIASI DAN KESELAMATAN KAWASAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam pemanfaatan sumber
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION DAN BAHAN NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pemanfaatan teknologi nuklir kini tidak hanya di bidang energi seperti pada PLTN tetapi juga untuk berbagai bidang, salah satu yang kini telah banyak diterapkan di
Lebih terperinciPROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS
PROFIL BERKAS SINAR X LAPANGAN SIMETRIS DAN ASIMETRIS PADA PESAWAT LINAC SIEMENS PRIMUS 2D PLUS Kri Yudi Pati Sandy Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN ABSTRAK PROFIL BERKAS SINAR-X
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kanker yang ditemukan di Indonesia (Riskesdas, 2007). Hal ini seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, perkiraan angka penderita kanker di Indonesia adalah 4,3 per 1000 penduduk. Jika jumlah penduduk Indonesia adalah 250
Lebih terperinciJumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**, Bidayatul Armynah***
VERIFIKASI PERCENTAGE DEPTH DOSE (PDD) DAN PROFILE DOSE PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) BERKAS ELEKTRON 6 MeV, 9 MeV, 12 MeV DAN 15 MeV MENGGUNAKAN WATER PHANTOM Jumedi Marten Padang*, Syamsir Dewang**,
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR )
EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP DAN RADIOFARMAKA ( PRR ) Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 212 ISSN 852-2979 EVALUASI DOSIS RADIASI EKSTERNAL PEKERJA PUSAT RADIOISOTOP
Lebih terperinciPerancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta
Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 581 1770 Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta M. Tekad Reza R 1, Galih Anindita,
Lebih terperinci