SURVEI PERUSAHAAN KEHUTANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURVEI PERUSAHAAN KEHUTANAN"

Transkripsi

1 BUKU PEDOMAN SURVEI PERUSAHAAN KEHUTANAN BADAN PUSAT STATISTIK

2

3 KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin melaksanakan pengumpulan data kehutanan melalui Survei Tahunan Perusahaan Kehutanan. Dalam survei ini dikumpulkan data tentang produksi, tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Buku Pedoman Survei Kehutanan disusun sebagai panduan dalam pelaksanaan survei berupa petunjuk tentang tata cara pengisian dan pemeriksaan daftar, serta penjelasan tentang konsep dan definisi terkait Survei Perusahaan Kehutanan. Buku ini juga berisi penjelasan tentang tujuan, ruang lingkup, metodologi, dan tata cara pra pengolahan. Diharapkan, buku pedoman ini dapat mempermudah para petugas dan para pihak yang terlibat di dalam pelaksanaan kegiatan ini, sehingga dapat diperoleh data perusahaan kehutanan yang akurat, lengkap, dan up-to date. Jakarta, Agustus 2010 Deputi Statistik Bidang Produksi SUBAGIO DWIJOSUMONO

4 ii

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR LAMPIRAN... v BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Ruang Lingkup dan Cakupan Metodologi Konsep dan Definisi Jenis Dokumen Kondisi Perusahaan Jenis Dokumen Pedoman Pemuktahiran (Updating) Direktori... 6 BAB 2. TATA CARA PENGISIAN DAFTAR... 9 A. Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (Daftar VT-HPH) 2.A.1 Tujuan A.2. Keterangan Yang Dikumpulkan A.3. Cara Pengisian Daftar, Konsep dan Definisi, dan Konsistensinya B. Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan (Dafatr VT-HPHT dan VT-PERUM) 2.B.1. Tujuan B.2. Keterangan Yang Dikumpulkan B.3. Cara Pengisian Daftar, Konsep dan Definisi, dan Konsistensinya C. Perusahaan Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Liar (Daftar VT-STL) 2.C.1. Tujuan iii

6 2.C.2. Keterangan Yang Dikumpulkan C.3. Cara Pengisian Daftar, Konsep dan Definisi, dan Konsistensinya BAB 2. TATA CARA EDITING CODING A. Daftar VT-HPH B. Daftar VT-HPHT C. Daftar VT-STL iv

7 Daftar Lampiran Lampiran 1. Daftar VT-HPH Lampiran 2 Daftar VT-HPHT Lampiran 3 Daftar VT-STL v

8 vi

9 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arah pembangunan kehutanan ke depan yang ditopang oleh pelestarian sumber daya hutan, dapat dicapai dengan menempatkan fungsi sumber daya hutan dalam penanggulangan kemiskinan, pengembangan ekonomi, dan pencegahan kerusakan lingkungan hidup. Untuk mencapai ketiga sasaran pembangunan kehutanan tersebut beserta prasyaratnya, diperlukan data dan informasi yang lengkap, relevan, akurat, dan tepat waktu. Data populasi dan produksi kehutanan diperoleh dari survei rutin dan Sensus Pertanian yang dilaksanakan oleh BPS. Survei rutin dilaksanankan setiap tahun, sedangkan Sensus Pertanian dilaksanakan sekali dalam sepuluh tahun. Survei rutin yang dilaksanakan BPS adalah survei perusahaan kehutanan yang terdiri dari survei perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan alam atau lebih sering dikenal dengan istilah perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH), survei perusahaan pemegang Izin Usaha Pemanfatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) pada hutan tanaman atau perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan (HPHT), dan survei perusahaan Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Liar (STL). Data yang dihasilkan dari survei ini antara lain: jenis, volume dan nilai produksi, tenaga kerja, serta struktur ongkos. Sedangkan Sensus Pertanian bertujuan untuk mendapatkan data usaha rumah tangga pertanian termasuk usaha rumah tangga kehutanan. Survei rumah tangga kehutanan pertama kali dilaksanakan pada tahun 2004 yaitu Survei Rumah Tangga di Kawasan Hutan (SKH04) dan selanjutnya pada tahun 2010 dilakukan Survei Kehutanan Rakyat (SKR2010). Data yang dihasilkan adalah data profil sosial, ekonomi, dan budaya rumah tangga yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan. 1.2 Tujuan Tujuan buku pedoman ini adalah agar semua petugas dapat memahami tata cara mengisi daftar isian survei tahunan perusahaan kehutanan, konsep dan definisi variabel 1

10 yang ditanyakan, cara memeriksa isian masing-masing variabel tersebut, dan konsistensi antar isian. 1.3 Ruang Lingkup dan Cakupan Survei Perusahaan Kehutanan mencakup seluruh perusahaan kehutanan yang berada di wilayah Republik Indonesia, dimana perusahaan kehutanan tersebut melakukan kegiatan usaha secara aktif. 1.4 Metodologi Metode dalam pengumpulan data statistik Perusahaan Kehutanan adalah metode pencacahan lengkap (sensus). Setiap perusahaan yang masih aktif di seluruh Indonesia dikirim kuesioner melalui petugas BPS (Koordinator Statistik Kecamatan/Staf BPS Kabupaten/Kota). Sebelum pencacahan, dilakukan updating direktori perusahaan terlebih dahulu. Updating merupakan kegiatan pemutakhiran direktori perusahaan kehutanan untuk memastikan kondisi perusahaan (aktif/tidak aktif). 1.5 Konsep dan Definisi Perusahaan Pemegang IUPHHK pada hutan alam adalah perusahaan pemegang izin untuk memanfaatkan kayu alam pada hutan alam produksi yang kegiatannya terdiri dari pemanenan, penebangan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan dan pemasaran hasil hutan kayu. Perusahaan pemegang IUPHHK pada hutan tanaman adalah perusahaan pemegang izin untuk memanfaatkan kayu tanaman pada hutan produksi yang kegiatannya terdiri dari penyiapan lahan, pembenihan atau pembibitan, penanaman, pemeliharaan, pengamanan, pemanenan atau penebangan, dan pemasaran hasil hutan kayu. Perusahaan pemegang IUPHHK pada hutan tanaman industri dalam hutan tanaman (IUPHHK-HTI) adalah perusahaan pemegang ijin usaha untuk membangun hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh kelompok industri untuk meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri. 2

11 Perum Perhutani adalah badan usaha milik negara yang diberi tugas dan wewenang untuk menyelenggarakan perencanaan, pengurusan, pengusahaan, dan perlindungan hutan di wilayah kerjanya. Wilayah kerja Perum Perhutani dibagi ke dalam wilayah kerja unit yaitu: Wilayah kerja unit Jawa Tengah, disebut Unit I Jawa Tengah Wilayah kerja unit Jawa Timur, disebut Unit II Jawa Timur Wilayah kerja unit Jawa Barat, disebut Unit III Jawa Barat Sedangkan wilayah kerja unit terbagi dalam Kesatuan Pemangku Hutan (KPH). KPH adalah institusi pengelola hutan di tingkat tapak dalam bentuk unit-unit pengelolaan hutan. Pembangunan KPH di Indonesia sampai saat ini masih terbatas pada sebagian kawasan hutan yang menjadi areal kerja Perhutani (BUMN di pulau jawa), dan pada sebagian kawasan hutan konservasi dalam bentuk unit-unit taman nasional. Perusahaan Lainnya adalah perusahaan selain HTI dan Perum Perhutani, yang membudidayakan tanaman kayu-kayuan kehutanan. B. Perusahaan Penangkaran Satwa/ Tumbuhan Liar (STL) Perusahaam STL adalah perusahaan yang mengupayakan perbanyakan melalui pengembangbiakan dan pembesaran satwa/tumbuhan liar dengan tetap mempertahankan kemurnian jenisnya. Penangkaran satwa/tumbuhan liar berbentuk: pengembangbiakan satwa; pembesaran satwa yang merupakan pembesaran anakan dari telur yang diambil dari habitat alam yang ditetaskan di dalam lingkungan terkontrol dan atau dari anakan yang diambil dari alam, perbanyakan tumbuhan secara buatan dalam kondisi yang terkontrol. Tidak termasuk lembaga penelitian, kebun binatang, lembaga konservasi dan tempat wisata yang mengembangbiakan satwa/tumbuhan liar, 1.6 Jenis Dokumen Jenis dokumen yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu: a. Daftar VT-HPH adalah kuesioner tahunan perusahaan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK) atau perusahaan Hak Pengusahaan Hutan (HPH). 3

12 b. Daftar VT-HPHT adalah kuesioner tahunan perusahaan Pemegang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada Hutan Tanaman (IUPHHK) dan perusahaan Lainnya. c. Daftar VT-PERUM adalah kuesioner tahunan perusahaan Pemegang IUPHHK pada Kesatuan Pemangkuan Hutan PERUM Perhutani. d. Daftar VT-STL adalah kuesioner tahunan perusahaan Penangkaran Satwa dan Tumbuhan Liar. 1.7 Kondisi Perusahaan Kondisi perusahaan kehutanan terdiri dari: a. Aktif Perusahaan dikatakan aktif apabila SK IUPHHK masih berlaku, RKT perusahaan aktif, dan ada kegiatan produksi dalam periode data yang dikumpulkan. b. Tidak aktif Tutup Sementara Perusahaan dikategorikan tutup sementara apabila SK IUPHHK tersebut sudah tidak berlaku tetapi sedang dalam masa perpanjangan SK yang baru. Tidak/ belum Produksi Perusahaan dikategorikan tidak produksi apabila SK perusahaan tersebut masih berlaku tetapi sedang tidak ada kegiatan dalam periode tahun pencacahan. Perusahaan tidak produksi dapat disebabkan karena kurangnya bahan baku, kurangnya modal, atau perusahaan dalam kondisi sulit, dan sebagainya. c. Tutup Perusahaan dikategorikan tutup apabila SK IUPHHK sudah tidak berlaku dan tidak dalam masa perpanjangan. d. Pindah Perusahaan dikategorikan pindah apabila perusahaan tersebut sudah tidak ditemukan dan sudah pindah ke luar provinsi. Apabila perusahaan pindah ke kabupaten lain dalam 4

13 satu provinsi, maka pencacahan dilakukan oleh petugas di kabupaten di mana perusahaan tersebut pindah Pendekatan Pencacahan Untuk mempermudah pencacahan, maka pendekatan pencacahan adalah berdasarkan lokasi kantor cabang perusahaan pemegang IUPHHK yang ada di provinsi tersebut, walaupun lokasi areal hutan yang diusahakan di luar provinsi. Hal ini dilakukan karena di lokasi areal hutan yang diusahakan biasanya hanya terdapat base camp yang tidak ada catatan administrasinya. 1.9 Pedoman Pemuktahiran (Updating) Direktori Pemuktahiran (updating) direktori perusahaan kehutanan perlu dilakukan supaya kerangka (frame) direktori yang dipakai untuk pencacahan di lapangan benar-benar valid dan up-to-date. Direktori yang dipakai bersumber dari Kementerian Kehutanan yaitu seluruh perusahaan pemegang IUPHHK yang SKnya masih berlaku, sehingga sering terjadi ada perusahaan yang sudah sejak lama dilaporkan tutup tetapi masih dijadikan target, dan ada perusahaan yang aktif dilapangan tetapi tidak masuk dalam direktori. Dalam hal ini yang perlu dilakukan adalah target yang ada dalam direktori tetap dicek, dengan memberi keterangan kondisi terakhir dilapangan (aktif, tutup, tutup sementara, tidak produksi, pindah, lainnya), sedangkan untuk perusahaan yang baru ditemukan dilapangan ditambahkan kedalam direktori dan menjadi target pencacahan. Tahapan pemutakhiran direktori perusahaan kehutanan dilakukan secara berjenjang sebagai berikut : 1. BPS Pusat BPS Pusat melakukan pencocokan (matching) dan memisahkan menurut Provinsi. Direktori BPS di-match dengan Direktori Kementerian Kehutanan, dengan cara: a. Direktori BPS yang sudah sesuai dengan Direktori Kementerian Kehutanan tetap menjadi target BPS. 5

14 b. Direktori yang tidak ada di Direktori BPS, tetapi di Direktori Kementerian Kehutanan ada, maka di tambahkan ke dalam direktori BPS. c. Direktori yang ada di direktori BPS, tetapi tidak ada di Direktori Kementerian Kehutanan maka perlu pengecekan dilapangan apakah aktif dan mempunyai SK perizinan dari Kementerian Kehutanan, apabila kondisi perusahaan aktif dan mumpunyai SK perizinan maka perusahaan tersebut dimasukan sebagai target pencacahan. 2. BPS Provinsi a. BPS Propinsi menerima daftar Direktori Perusahaan kehutanan dari BPS Pusat yang menjadi target pencacahan dan melakukan matching dengan direktori yang berasal dari sumber lain di tingkat provinsi (misalnya Dinas Kehutanan Provinsi, KSDA, dll). b. Direktori yang tidak ada di Direktori BPS, tetapi di Dinas Kehutanan ada, maka di tambahkan ke dalam direktori BPS. c. Direktori yang ada di direktori BPS, tetapi tidak ada di Dinas Kehutanan maka perlu pengecekan dilapangan apakah aktif dan mempunyai SK perizinan dari Kementerian Kehutanan, apabila kondisi perusahaan aktif dan mumpunyai SK perizinan maka perusahaan tersebut dimasukan sebagai target pencacahan. d. BPS Propinsi mendistribusikan direktori tersebut ke masing-masing BPS Kabupaten/Kota. 3. BPS Kabupaten/Kota a. BPS Kab/Kota menerima daftar Direktori Perusahaan kehutanan dari BPS Propinsi yang menjadi target pencacahan dan melakukan matching dengan direktori yang berasal dari sumber lain di tingkat kabupaten (misalnya Dinas Kehutanan Kabupaten/Kota). b. Direktori yang tidak ada di Direktori BPS, tetapi di Dinas Kehutanan ada, maka di tambahkan ke dalam direktori BPS. c. Direktori yang ada di direktori BPS, tetapi tidak ada di Dinas Kehutanan maka perlu pengecekan dilapangan apakah aktif dan mempunyai SK perizinan dari Kementerian Kehutanan, apabila kondisi perusahaan aktif dan mumpunyai SK perizinan maka perusahaan tersebut dimasukan sebagai target pencacahan. 6

15 d. BPS Kabupaten/Kota mendistribusikan direktori ke petugas. Apabila masih ada Direktori yang alamat kantor cabangnya belum ada atau tidak lengkap, maka petugas harus melengkapi alamat tersebut sesuai dengan keadaan lapangan. Petugas harus melapor ke BPS Kabupaten/Kota apabila ada kesulitan dalam pengumpulan data, seperti: a. perusahaan tidak ditemukan b. perusahaan tutup c. perusahaan tutup sementara d. perusahaan pindah e. perusahaan tidak/belum berproduksi Selanjutnya BPS Kabupaten/Kota harus meminta informasi tentang kondisi Perusahaan tersebut ke Dinas Kehutanan setempat, apakah benar-benar SK IUPHHKnya sudah tidak berlaku lagi (tutup) dan minta informasi/alamat perusahaan yang tidak ditemukan. Yang perlu diperhatikan adalah: a. Jika SK IUPHHK masih berlaku, tetapi Surat Keputusan RKT (Rencana Kerja Tahunan) perusahaan tidak/belum aktif atau sedang diperpanjang, tetap dilakukan pengecekan. b. Jika SK IUPHHK dan Surat Keputusan RKT masih berlaku, tetapi realisasi produksi tidak/belum ada, maka tetap dilakukan pencacahan, (pertanyaan selain mengenai produksi tetap harus ditanyakan) dan tidak boleh dianggap tutup; c. Perusahaan ada di Direktori, tetapi ternyata kantor cabang sudah tutup/tidak ada atau hanya ada satpam, sehingga tidak ada orang yang dapat mengisi kuesioner, dan oleh petugas dilaporkan tutup, maka BPS Propinsi minta ke Dinas Kehutanan setempat tentang informasi/data perusahaan tersebut. Apabila di Dinas Kehutanan setempat ternyata perusahaan tersebut tidak terdaftar karena lokasi areal yang diusahakan berada di provinsi lain maka segera lapor ke BPS Pusat tentang keberadaan areal tersebut, supaya BPS Pusat segera menginformasikan ke BPS Propinsi pada areal yang dimaksud; d. Perusahaan ada di Direktori, alamat kantor cabang diketemukan, tetapi Surat Keputusan RKT tidak/belum berlaku, tetapi tidak ada realisasi produksi, maka tetap dilakukan pengecekan dan kondisi perusahaan dianggap tutup sementara. 7

16 8

17 BAB 2 TATA CARA PENGISIAN DAFTAR A. PERUSAHAAN PEMEGANG IUPHHK ALAM (DAFTAR VT-HPH) 2.A.1. Tujuan Daftar VT-HPH digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai perusahaan Hak Pengusahaan Hutan. Keterangan yang dikumpulkan meliputi luas areal penebangan, volume dan nilai produksi kayu, jumlah tenaga kerja, pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Satu daftar VT-HPH digunakan untuk mencacah satu perusahaan Hak Pengusahaan Hutan. Perusahaan Hak Pengusahaan Hutan yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang berbadan hukum/usaha yaitu: PN/PD, PT/NV, CV, Firma, Koperasi, Yayasan, dan Lainnya. 2.A.2 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam daftar VT-HPH meliputi: Blok I : Keterangan Umum Perusahaan. Blok II : SK IUPHHK yang masih berlaku, Rencana Kerja Tahunan (RKT), dan Penanaman. Blok III : Produksi Kayu Bulat Menurut Nama/Jenisnya yang Dihasilkan Selama Tahun Survei. Blok IV : Pengadaaan dan Penggunaan Produksi Kayu Bulat serta Nilai pada Tahun Survei. Blok V : Banyaknya Pekerja Tetap pada Akhir Tahun Survei. Blok VI : Upah/Gaji Pekerja Tetap Selama Tahun Survei. Blok VII : Rata-Rata Banyaknya Pekerja Harian Lepas, Pekerja Borongan, dan Upah/Gaji per Bulan Selama Tahun Survei. Blok VIII : Pengeluaran Biaya Penanaman Selama Tahun Survei. Blok IX : Pemakaian Bahan Bakar dan Pelumas Selama Tahun Survei. 9

18 Blok X Blok XI Blok XII Blok XIII Blok IV Blok XV Blok XVI : Produksi, Pembelian, Pemakaian, dan Penjualan Tenaga Listrik Selama Tahun Survei. : Ongkos/Biaya Produksi dan Pengeluaran Lain Selama Tahun Survei. : Pendapatan Lainnya dan Perubahan Stok Selama Tahun Survei. : Penambahan dan Pengurangan Barang Modal Tetap Selama Tahun Survei. : Catatan. : Keterangan Pencacahan. : Pengesahan 2.A.3. Cara Pengisian Daftar, Konsep dan Definisi, dan Konsistensinya BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas secara umum mengenai nama perusahaan serta cabang-cabangnya, alamat perusahaan serta cabang-cabangnya, status kepemilikan, bentuk badan usaha/hukum serta kedudukan perusahaan. Rincian 1 : Tulislah nama perusahaan dengan lengkap dan jelas. Rincian 2 : Tulislah alamat perusahaan dengan lengkap dan jelas.(termasuk nomor:telepon, Telex, Faksimili, dan Kode Pos). Rincian 3 : Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan bentuk badan usaha/hukum perusahaan pada akhir tahun survei. Rincian 4 : Lingkari kode yang sesuai dengan status permodalan/ pemilikan serta isikan persentase kepemilikan modal perusahaan pada akhir tahun survei. Jawaban yang dilingkari dapat lebih dari satu, misalnya : patungan antara Swasta Nasional dengan Koperasi, maka kode yang dilingkari adalah kode 2 dan 4. Rincian 5 : Tuliskan tahun perusahaan mulai beroperasi. Rincian 6 : Lingkari salah satu kode yang sesuai dengan status perusahaan, apakah sebagai perusahaan cabang (kode 1) atau perusahaan tanpa cabang (kode 2). Rincian 7 : Apabila perusahaan sebagai perusahaan/kantor cabang (rincian 6 kode 1 dilingkari) maka: a. tuliskan nama perusahaan induk/kantor pusat. b.tuliskan alamat lengkap perusahaan induk/kantor pusat (termasuk nomor Telepon, Telex, Faksimili, dan Kode Pos). 10

19 BLOK II.A. SK IUPHHK YANG MASIH BERLAKU Blok ini digunakan untuk mengetahui nomor dan tanggal Surat Keputusan Hak Pengusahaan Hutan (SK IUPHHK), lokasi areal hutan yang diusahakan, dan luas areal hak pengusahaan hutan, serta luas penanaman pada arel yang non produktif. Rincian 1: Tuliskan Nomor SK IUPHHK yang masih berlaku. Satu perusahaan bisa mendapatkan lebih dari satu kali SK IUPHHK. Bila ada SK IUPHHK yang diperbaharui maka yang ditulis adalah Nomor SK terakhir. Akan tetapi, bila setiap SK mencakup luas areal tersendiri, maka harus dituliskan masing-masing nomor SK tersebut. Rincian 2: Tuliskan tanggal SK IUPHHK yang dimiliki. Rincian 3: Tuliskan lokasi areal yang diusahakan (provinsi dan kabupaten) dari IUPHHK yang dimilikinya. Rincian 4: Tuliskan luas areal IUPHHK (ha) seluruhnya untuk setiap SK IUPHHK yang dimiliki. BLOK II.B. SURAT KEPUTUSAN RENCANA KERJA TAHUNAN (SK RKT) Blok ini digunakan untuk mengetahui nomor dan tanggal Surat Keputusan Rencana Kerja Tahunan (SK RKT) selama tahun survei, baik target luas yang akan ditebang maupun target produksi kayu log. Rincian 1 : Tuliskan nomor SK RKT yang disetujui pada tahun survei. Rincian 2 : Tuliskan tanggal SK RKT yang disetujui pada tahun survei. Rincian 3.a. : Tuliskan target luas penebangan selama tahun survei. Rincian 3.b.: Tuliskan realisasi luas penebangan selama tahun survei dan kumulatif dengan tahun-tahun sebelumnya. Rincian 4.a. : Tuliskan target produksi kayu bulat selama tahun survei. Rincian 4.b.: Tuliskan realisasi produksi kayu bulat selama tahun survei dan kumulatif dengan tahun-tahun sebelumnya. BLOK II.C. PENANAMAN Blok ini digunakan untuk mengetahui luas penanaman kembali pada areal non hutan dan areal bekas tebangan (penanaman pengayaan dan penanaman rehabilitasi) selama tahun survei. 11

20 Tuliskan luas penanaman pada areal non hutan dan areal bekas tebangan (penanaman pengayaan dan penanaman rehabilitasi) selama tahun survei dan luas kumulatif (sejak mendapat SK IUPHHK). BLOK III. PRODUKSI KAYU BULAT MENURUT NAMA/JENISNYA YANG DIHASILKAN SELAMA TAHUN SURVEI. Blok ini untuk mendapatkan keterangan mengenai volume produksi kayu bulat yang dipungut/dihasilkan per bulan menurut nama/jenis kayu bulat selama tahun survei. Pada masing-masing Kolom (2), (3), (4), (5), dan (6) tertulis: Rincian Nama : Tuliskan nama/jenis hasil hutan yang diambil. Misal: kayu meranti, kayu agathis, kayu kamper, kayu kruing, kayu hitam, rotan, bambu, damar, madu lebah,dan seterusnya. Rincian Kode : Tuliskan kode jenis tanaman sesuai dengan kode jenis tanaman Rincian Bulan : Isikan banyaknya volume produksi kayu bulat yang dipungut sesuai dengan bulan pemungutan untuk setiap jenis kayu bulat. Rincian Jumlah: Jumlahkan seluruh volume produksi kayu bulat yang dipungut selama tahun survei untuk setiap jenis kayu bulat. Rincian Harga : Tuliskan perkiraan harga kayu bulat per m 3 untuk setiap jenis kayu bulat. BLOK IV.A. PENGADAAN PRODUKSI KAYU BULAT SERTA NILAI SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini digunakan untuk mengetahui pengadaan produksi kayu bulat serta nilainya selama tahun survei. Yang dimaksud dengan pengadaan terdiri dari stok awal dan tebangan sendiri tidak termasuk pembelian. Pengisian Kolom (3) s.d. (7) Rincian Nama : Tuliskan nama/jenis hasil hutan yang diambil. Misal : kayu meranti, kayu agathis, kayu kamper, kayu kruing, kayu hitam, rotan, bambu, damar, madu lebah dan seterusnya. Rincian Kode : Tuliskan kode jenis tanaman sesuai dengan kode jenis tanaman yang terdapat pada kuesioner halaman terakhir Rincian 1 : Isikan banyak dan nilai stok produksi kayu bulat pada awal tahun (1 Januari tahun survei). 12

21 Rincian 2 : Isikan banyak dan nilai pengadaan kayu bulat yang berasal dari produksi sendiri selama tahun survei. BLOK IV.B. PENGGUNAAN PRODUKSI KAYU BULAT SERTA NILAI SELAMA TAHUN SURVEI. Blok ini digunakan untuk mengetahui penggunaan produksi kayu bulat serta nilainya selama tahun survei. Rincian 1 : Isikan banyak dan nilai produksi kayu bulat yang dijual pada industri terkait. Rincian 2 : Isikan banyak dan nilai produksi kayu bulat yang dijual pada industri lain yang tidak terkait. Rincian 3 : Isikan banyak dan produksi kayu bulat yang susut/rusak, hilang, diberikan pada pihak lain, dan lainnya selama tahun survei. Rincian 4 : Isikan banyak dan nilai stok kayu bulat pada akhir tahun/31 Desember tahun survei. Rincian B4 = (A1+A2) - (B1+B2+B3) BLOK V. BANYAKNYA PEKERJA TETAP PADA AKHIR TAHUN SURVEI Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai banyaknya karyawan/pekerja tetap yang dibayar, dirinci menurut kewarganegaraan, jenis kelamin, dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Khusus untuk WNA (Warga Negara Asing) tidak dirinci jenis kelaminnya. Karyawan/pekerja tetap adalah karyawan/pekerja yang telah diangkat secara resmi oleh perusahaan baik dengan SK Pengangkatan maupun secara penunjukan langsung dengan mempunyai gaji tertentu. Pada umumnya pembayaran gajinya dilakukan bulanan atau mingguan tanpa dikaitkan langsung dengan volume pekerjaannya. Kolom (1) : Tingkatan pendidikan formal yang ditamatkan. Kolom(2) dan (3) : Isikan banyaknya karyawan/pekerja Warga Negara Indonesia (WNI) yang menangani pemanfaatan hutan, baik di lapangan maupun administrasi. Isikan banyaknya karyawan/pekerja laki-laki pada kolom (2) dan banyaknya karyawan/pekerja perempuan pada kolom (3) : sesuai dengan tingkat pendidikan pada kolom (1). Kolom (4) : Isikan banyaknya karyawan/pekerja Warga Negara Asing (WNA) yang menangani pemanfaatan hutan, baik di lapangan maupun administrasi/manajemen (digabung laki-laki dan perempuan). 13

22 Kolom (5) : Penjumlahan isian kolom ( ). BLOK VI. UPAH/GAJI PEKERJA TETAP SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan upah/gaji yang dibayarkan oleh perusahaan kepada para karyawan/pekerja tetap selama tahun survei. Perlu diperhatikan untuk pembayaran upah/gaji yang berbentuk barang. Bila perusahaan memberikan barang tersebut pada pekerjanya tanpa dibayar, maka nilai barang tersebut ditaksir menurut harga pasar setempat. Bila barang tersebut dibeli pegawai dengan harga lebih murah dari harga pasar (subsidi) maka nilai barang yang dicantumkan adalah selisih harga pasar dikurangi harga tebusan oleh pekerja. Fasilitas perumahan, listrik, transport yang diberikan kepada pegawai dengan cuma-cuma dianggap sebagai upah dalam bentuk barang. Nilainya ditaksir dengan sewa sejenis per tahun. Rincian 1a: Isikan gaji bruto (sebelum dipotong pajak upah/pendapatan) berupa uang ditambah dengan yang berupa barang (nilainya). Rincian 1b: Isikan upah lembur yang dibayarkan perusahaan kepada pekerjanya (yang berupa uang ditambah dengan nilai dari upah lembur yang berupa barang). Rincian 1c: Isikan hadiah-hadiah, bonus/gratifikasi dan sejenisnya (yang berupa uang ditambah dengan yang berupa barang). Rincian 1d: Isikan tunjangan kesehatan/pengobatan yang dikeluarkan perusahaan kepada pekerjanya (misalnya penggantian ongkos rumah sakit dan obat obatan). Rincian 1e : Isikan pengeluaran lainnya yang dibayarkan kepada pekerja selain rincian 1a s.d 1d (misalnya pemberian karcis/tiket untuk hiburan, cuti, dan sebagainya). Rincian 2: Isikan besarnya iuran dana pensiun dan asuransi tenaga kerja (Astek). Tunjangan ini biasanya dibayarkan oleh perusahaan secara teratur kepada yayasan/badan yang khusus menangani hal tersebut untuk kepentingan para pekerja. Rincian 3 : Isikan besarnya tunjangan kecelakan yang dibayarkan oleh perusahaan ini kepada yayasan/badan yang menangani masalah tersebut untuk kepentingan para pekerja yang mengalami kecelakaan dalam jam kerja atau waktu melakukan tugas pekerjaan. Rincian 4: Isikan besarnya tunjangan sosial dan tunjangan-tunjangan lainnya yang dikeluarkan oleh perusahaan. 14

23 BLOK VII. RATA RATA BANYAKNYA PEKERJA HARIAN LEPAS DAN PEKERJA BORONGAN DAN UPAH/GAJI PER BULAN SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai rata-rata banyaknya pekerja harian lepas dan pekerja borongan per bulan serta upah/gaji per bulan selama tahun survei. Pekerja Harian Lepas/Borongan adalah pekerja yang dipekerjakan bila ada pekerjaan yang tidak tertangani pekerja tetap karena berbagai faktor; misalnya : karena waktu mendesak, atau karena sifat pekerjaan yang khusus. Bila pekerjaan selesai maka otomatis hubungan kerja selesai. Jadi, pekerja ini tidak termasuk dalam daftar pegawai/pekerja tetap. Kolom (2) : Isikan rata-rata banyaknya pekerja per hari kerja untuk pekerja di unit pemanfaatan. Yang dimaksud dengan pekerja di unit pemanfaatan hutan adalah pekerja yang langsung bekerja dalam pemanfaatan hutan atau yang berhubungan dengan itu sampai dihasilkan produksi hasil usaha, misalnya pekerja pada kegiatan penanaman dan pemeliharaan hutan, penebangan, sortir batang, pengulitan, dan sebagainya. Kolom (3) : Isikan banyaknya hari kerja sebulan untuk unit pemanfaatan hutan. Kolom (4) : Isikan banyaknya orang hari kerja [atau kolom (2) x kolom (3)]. Kolom (5) : Isikan upah/gaji yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pekerja harian lepas dan pekerja borongan perbulan untuk pekerja di unit pemanfaatan hutan. BLOK VIII. PENGELUARAN BIAYA PENANAMAN SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini hanya diisi apabila ada penambahan barang modal khusus, yaitu berupa peremajaan/penanaman kembali hutan yang telah ditebang (termasuk perluasan). Yang termasuk ditebang di sini adalah penebangan dengan sistem habis. Sedangkan pengeluaran yang dicatat di sini adalah pengeluaran selama tahun survei, menurut jenis pengeluaran, luas dalam Ha kolom (2), banyaknya pohon/rumpun kolom (3), serta nilai dalam ribuan rupiah kolom (4). Rincian 1: Isikan luas lahan yang benar-benar diolah pada tahun survei di kolom (2), dan besarnya biaya pengolahan lahan tersebut di kolom (4). Rincian ini hanya terisi apabila benar-benar terjadi pengolahan lahan pada tahun survei untuk keperluan peremajaan/penanaman hutan kembali. 15

24 Rincian 2: Isikan luas lahan untuk pembibitan di kolom (2), banyaknya bibit/benih yang disemaikan di kolom (3) dan biaya pembibitan di kolom (4). Bibit/benih di sini berasal dari pembelian maupun berasal dari produksi sendiri. Apabila berasal dari produksi sendiri maka dinilai berdasarkan harga yang berlaku atau berdasarkan harga apabila bibit/benih tersebut membeli dari pihak lain. Rincian ini hanya terisi apabila penanaman benih/bibit dikerjakan sendiri oleh perusahaan, apabila penanamannya dikerjakan oleh pihak lain maka biaya yang dikeluarkan kepada pihak lain (termasuk nilai bibit/benih), diisikan pada rincian 3. Rincian 3: Isikan luas lahan untuk penanaman tanaman di kolom (2), banyaknya tanaman dikolom (3), serta biaya yang dikeluarkan di kolom (4). Rincian 4: Kegiatan pemeliharaan hutan hasil peremajaan/penanaman kembali ini meliputi: penyiangan, penyulaman, pendangiran dan lain-lain. Isikan luas lahan dalam rangka kegiatan tersebut menurut perincian yang sesuai di kolom (2), banyaknya pohon/rumpun di kolom (3) serta besarnya nilai/biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut di kolom (4). Penanaman adalah usaha menanami kembali tanaman pohon-pohonan di dalam kawasan hutan. BLOK IX. PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan mengenai penggunaan bahan bakar dan pelumas selama tahun survei. Yang dicatat di sini adalah bahan bakar yang benar-benar digunakan (dikonsumsi). Bahan bakar yang dimaksud meliputi bensin, minyak tanah, minyak diesel, dan lain-lain. Pemakaian bahan bakar yang dicakup di sini adalah bahan bakar yang dipakai untuk keperluan pemanfaatan hutan seperti untuk traktor, transportasi, dan untuk generator pembangkit listrik. Bahan bakar untuk generator listrik adalah bagian dari pemakaian hutan dan pemakaian pemanfaatan. Pengisian kolom-kolom: Kolom (1) : Uraian jenis bahan bakar dan pelumas yang dipakai oleh kehutanan. 16

25 Kolom (3) dan (4) : Isikan banyak dan nilai bahan bakar, pelumas yang dipakai untuk pemanfaatan hutan. Kolom (5) dan (6) : Isikan banyak dan nilai bahan bakar, pelumas dipakai untuk generator pembangkit listrik. BLOK X. PRODUKSI, PEMBELIAN, PEMAKAIAN, DAN PENJUALAN TENAGA LISTRIK SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang sumber tenaga listrik yang meliputi: Kolom (2) : Tenaga listrik yang diproduksi/dibangkitkan sendiri. Kolom (3) : Tenaga listrik yang dibeli dari PLN. Kolom (4) : Tenaga listrik yang dibeli dari Non PLN/pihak lain. Blok ini juga digunakan untuk mengetahui tentang penggunaan masing-masing sumber tenaga listrik, misalnya tenaga listrik yang digunakan untuk pemanfaatan hutan (Rincian 2), dan tenaga listrik yang dijual (Rincian 3). Nilai dinyatakan dalam ribuan rupiah. BLOK XI. ONGKOS/BIAYA PRODUKSI DAN PENGELUARAN LAIN SELAMA TAHUN SURVEI (000 Rp) Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan tentang semua ongkos/biaya jasa dan pengeluaran lain yang betul-betul dikeluarkan dalam pemanfaatan hutan selama tahun survei. Biaya dan pengeluaran tersebut dinilai menurut harga pada tahun survei dan dinyatakan dalam ribuan rupiah. Rincian 1: Isikan biaya pemakaian bahan/material pada kolom yang sesuai, biaya-biaya tersebut meliputi: a. Bahan pembungkus dan pengepak, misalnya : peti, pita pengepak. Termasuk juga kemasan (container). b. Pemakaian bahan bakar dan pelumas. Isian ini disalin dari Blok IX Kolom (4) rincian jumlah. c. Listrik yang dibeli, baik yang dibeli dari PLN maupun non PLN. Isian ini disalin dari Blok X Kolom (5) Rincian 1.b. d. Suku cadang (spareparts) untuk pemeliharaan mesin, peralatan barang modal tetap. Misal: Pita gergaji, pita ban mesin, batu gerinda, dan lain sebagainya. 17

26 e. Alat tulis dan keperluan kantor, misalnya : pensil, kertas, tinta, karbon, map. f. Lainnya, misalnya : air, telpon Rincian 2: Isikan pengeluaran untuk jasa pada kolom yang sesuai, jasa tersebut meliputi: a. Jasa pemanfaatan hutan yang dikerjakan oleh pihak lain, misal: Jasa penebangan, pembagian batang dan pengupasan kulit. b. Jasa perbaikan dan pemeliharaan barang modal. Yang dimaksud dengan perbaikan dan pemeliharaan barang modal adalah pengeluaran rutin untuk memelihara atau memperbaiki prasarana produksi agar tetap dapat bekerja seperti biasanya tanpa menambah kapasitas/tidak meningkatkan daya kerja serta tidak mengubah bentuk atau tidak mengubah umur prasarana produksi tersebut. c. Jasa/biaya angkutan, penggudangan, jasa pelabuhan dan biaya komunikasi. d. Biaya sewa gudang, mesin-mesin, dan alat-alat. e. Biaya konsultasi dan akuntan publik. f. Jasa lainnya (yang belum termasuk dalam rincian 2a s.d 2f). Rincian 3: Isikan pengeluaran untuk biaya pajak dan pungutan wajib selama tahun survei pada kolom yang sesuai meliputi. a. Pajak bumi dan bangunan (PBB). b.iuran IUPHHK (Licence fee) yaitu biaya yang dibayarkan oleh perusahaan sehubungan dengan izin yang telah diberikan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang- undang. Khusus untuk pemanfaatan hutan yang tergolong licence fee adalah IUPHHK (Iuran Hak Pengusahaan Hutan) yang dibayar pada waktu memperoleh ijin IUPHHK. Nilai yang diisikan dalam rincian ini adalah jumlah biaya dibagi dengan jumlah waktu (tahun) IUPHHK yang diperoleh. c. PSDH (Provisi Sumber Daya Hutan) d. Dana reboisasi (DR). e. Lainnya. Rincian 4 : Isikan pengeluaran lain yang belum tercakup dalam rincian 1 s.d 3 Blok XI, selain pengeluaran untuk upah/gaji pekerja tetap (Blok VI), pengeluaran untuk upah/gaji pekerja harian lepas maupun pekerja borongan (Blok VII), dan pengeluaran untuk peremajaan/penanaman kembali (Blok VIII). 18

27 Pengeluaran lain tersebut meliputi: a. Pembayaran bunga pinjaman yaitu selisih antara bunga yang wajib dibayar perusahaan dan bunga yang berhak diterima perusahaan (baik yang sudah dibayar maupun yang masih terhutang). b. Pembayaran asuransi. c. PMDH (Pembinaan Masyarakat Desa Hutan). d. Sumbangan, dan sejenisnya yang dikeluarkan perusahaan untuk pihak lain (bukan untuk pekerja/karyawan perusahaan). BLOK XII. PENDAPATAN LAINNYA DAN PERUBAHAN STOK SELAMA TAHUN SURVEI (000 Rp) Blok ini digunakan untuk mengetahui pendapatan lain yang diterima perusahaan dan perubahan stok perusahaan selama tahun survei. Rincian 1 : Isikan nilai yang diterima perusahaan ini atas jasa pemanfaatan hutan yang dikerjakan perusahaan ini untuk pihak lain. Misalnya : jasa penebangan, pengupasan kulit, reboisasi, dan lain-lainnya). Rincian 2 : Isikan pendapatan perusahaan ini yang berasal dari menyewakan gedung, gudang, peralatan-peralatan, mesin-mesin, jasa angkutan, jasa perbaikan/perbengkelan dan jasa lainnya (tidak termasuk menyewakan tanah). Rincian 3 : Isikan nilai pembelian dari barang yang dijual lagi oleh perusahaan dalam bentuk yang sama seperti pada waktu barang tersebut dibeli pada rincian 3a, isikan nilai penjualan barang tersebut pada rincian 3b dan selisih nilai penjualan barang tersebut pada rincian 3c (3c = 3b - 3a). Rincian 4 : Isikan pendapatan dari bunga dan pendapatan lainnya yang belum tercakup pada rincian 1 s.d 3. Rincian 5 : Jumlahkan isian setiap kolom rincian 5 = rincian ( c + 4 ). BLOK XIII.A. PENAMBAHAN BARANG MODAL TETAP SELAMA TAHUN SURVEI (000 Rp) Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai pembelian/penambahan, pembuatan dan perbaikan besar barang modal tetap selama tahun survei. Barang modal tetap yang dicatat dalam Blok XIII ini adalah barang modal yang dapat digunakan dalam 19

28 jangka waktu lebih dari satu tahun yang dimiliki dan digunakan dalam proses produksi atau kegiatan usaha. Kolom (2) dan (3) : Isikan nilai pembelian/penambahan barang modal baru pada kolom (2) dan barang modal bekas dalam negeri pada kolom (3). Nilai pembelian/penambahan barang modal baru adalah nilai barang modal yang baru dibeli dan belum pernah dipakai di dalam negeri. Barang modal yang pernah dipakai di luar negeri lalu diimpor dan digunakan oleh perusahaan dianggap sebagai barang modal baru. Nilai pembelian/penambahan barang modal bekas di dalam negeri adalah nilai pembelian barang modal yang sudah pernah dipakai di dalam negeri. Nilai diisikan sesuai dengan nilai pembelian yang sesungguhnya pada saat terjadi transaksi, termasuk pula ongkos pemasangan, dan lain-lain. Kolom (4) dan (5) : Isikan nilai pembuatan dan perbaikan besar, untuk yang dikerjakan pihak lain pada kolom (4) dan dikerjakan oleh perusahaan sendiri pada kolom (5). Perbaikan besar adalah perombakan/pembaharuan sehingga menambah kapasitas/meningkatkan daya kerja serta mengubah bentuk atau menambah umur barang modal tersebut. Penilaian dari pembuatan dan perbaikan besar yang dilakukan perusahaan sendiri adalah berdasarkan harga pasar. Jika tidak mungkin maka nilai pembuatan dan perbaikan besar yang dikerjakan sendiri dihitung dengan menjumlahkan semua nilai bahan-bahan/material dan jasajasa serta ongkos-ongkos lainnya untuk kepentingan pembuatan dan perbaikan besar tersebut dan dinilai dengan harga pasar yang berlaku saat itu. BLOK XIII.B. PENGURANGAN BARANG MODAL TETAP SELAMA TAHUN SURVEI (000 Rp) Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan mengenai penjualan pengurangan dan penyusutan barang modal tetap selama tahun survei. Kolom (2) : Isikan nilai penjualan/pengurangan barang modal. 20

29 Nilai penjualan/pengurangan barang modal supaya diisikan sesuai dengan penjualan yang sesungguhnya pada saat terjadi transaksi. Kolom (3) : Isikan nilai penyusutan keseluruhan barang modal dalam tahun survei. Catatan: Untuk barang modal yang pembuatannya memerlukan waktu lebih dari satu tahun seperti pembangunan gedung, maka nilai yang dicatat adalah nilai yang benar benar diinvestasikan dalam tahun survei. BLOK XIV. C A T A T A N Blok XIV ini disediakan untuk mencatat hal-hal atau keterangan yang diperlukan, untuk memperjelas isian-isian yang tercantum dalam kuesioner. BLOK XV. KETERANGAN PENCACAHAN Blok ini disediakan untuk mencatat keterangan pencacahan. Rincian 1 : Tuliskan nama pencacah Rincian 2 : Tuliskan tanggal pencacahan Rincian 3 : Cukup jelas BLOK XVI. P E N G E S A H A N Blok ini disediakan untuk pengesahan bahwa isian-isian dari Blok I s.d Blok XV ini benar adanya. B. PERUSAHAAN PEMEGANG IUPHHK TANAMAN (VT-HPHT dan VT-PERUM) 2.B.1. Tujuan Daftar VT-HPHT digunakan untuk mendapatkan keterangan rinci mengenai Perusahaan Pembudidaya Tanaman Kehutanan yang dikumpulkan meliputi luas areal penebangan, volume dan nilai produksi kayu, jumlah tenaga kerja, pendapatan, dan pengeluaran perusahaan. Satu daftar VT-HPHT digunakan untuk mencacah satu perusahaan pembudidaya tanaman kehutanan. Perusahaan pembudidaya tanaman kehutanan yang dicakup dalam survei ini adalah perusahaan yang berbadan hukum/usaha yaitu: PN/PD, PT/NV, CV, Firma, Koperasi, Yayasan, dan Lainnya. 21

30 2.B.2 Keterangan yang Dikumpulkan Keterangan yang dikumpulkan dalam daftar VT-HPHT meliputi: Blok I : Keterangan Umum Perusahaan Blok II : Penguasaan dan Penggunaan Lahan Pada Akhir Tahun Survei Blok III : Mutasi Tanaman Kayu Kehutanan Selama Tahun Survei Blok IV : Luas, Volume,dan Nilai Penjarangan Tanaman Kayu Kehutanan Selama Tahun Survei Blok V : Produksi Kayu Kehutanan Selama Tahun Survei dan Prediksi Produksi Kayu Kehutanan untuk 3 (tiga) Tahun Berikutnya Blok VI : Pengadaan dan Penggunaan Produksi Kayu Kehutanan dan Nilai Selama Tahun Survei Blok VII : Banyaknya Karyawan/Pekerja Tetap yang Dibayar pada Akhir Tahun Survei Blok VIII : Upah/Gaji Pekerja Tetap Menurut Jenis Pembayaran dan Status Pekerjaan Selama Tahun Survei Blok IX : Banyaknya Pekerjaan Pekerja Harian Lepas/Borongan Menurut Jenis Pekerjaan dan Upah yang Dibayarkan Selama Tahun Survei Blok X : Pengadaan dan Penggunaan Tenaga Listrik Selama Tahun Survei Blok XI : Pemakaian Bahan Bakar dan Pelumas Selama Tahun Survei Blok XII : Pendapatan/Penerimaan Lainnya Selama Tahun Survei Blok XIII : Penambahan dan Pengurangan Serta Perbaikan Besar Barang Modal Tetap Selama Tahun Survei Blok XIV : Pengeluaran Selama Tahun Survei Blok XV : Bangunan dan Peralatan yang Dimiliki Perusahaan pada Akhir Tahun Survei Blok XVI : Catatan Blok XVII : Keterangan Pencacahan Blok XVIII : Pengesahan 2.B.3 Cara Pengisian Daftar, Konsep dan Definisi, dan konsistensinya BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Blok ini digunakan untuk mendapatkan keterangan yang lengkap dan jelas secara umum mengenai nama perusahaan pemegang IUPHHK pada hutan tanaman serta cabang- 22

31 cabangnya, alamat perusahaan serta cabang-cabangnya, status pemilikan, bentuk badan usaha/hukum serta kedudukan perusahaan. Rincian 1 Rincian 2 Rincian 3 Rincian 4 : tulislah nama perusahaan pemegang IUPHHK pada hutan tanaman ini dengan lengkap dan jelas. : tulislah alamat perusahaan ini dengan lengkap dan jelas (termasuk nomor telepon, telex, faksimili, dan kode pos). : lingkari salah satu kode yang sesuai dengan bentuk badan usaha/hukum perusahaan ini pada akhir tahun survei. : lingkari kode-kode yang sesuai dengan status permodalan/pemilikan perusahaan ini pada akhir tahun survei. Jawaban yang dilingkari dapat lebih dari satu, misalnya: patungan antara swasta nasional dengan swasta asing, maka kode yang dilingkari adalah kode 2 dan kode 4 dan isikan persentasenya. Rincian 5 : tuliskan tahun berdiri dan tahun mulai operasional perusahaan ini. Yang dimaksud dengan tahun berdiri perusahaan adalah tahun pada saat perusahaan ini mendapatkan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan atau Surat Keputusan dari Menteri Kehutanan/Gubernur/Bupati yang sudah diklarifikasi oleh Menteri Kehutanan. Yang dimaksud dengan tahun operasional perusahaan adalah tahun di mana perusahaan dapat beroperasi untuk melakukan kegiatan lapangan setelah mendapatkan ijin usaha pemanfaatan hasil hutan atau Surat Keputusan dari Menteri Kehutanan/gubernur/bupati yang sudah diklarifikasi oleh Menteri Kehutanan. Rincian 6 : lingkari salah satu kode yang sesuai dengan kedudukan perusahaan ini, sebagai perusahaan cabang (kode 1), perusahaan tanpa cabang (kode 2). Perusahaan cabang adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diperbolehkan menjalankan semua jenis kegiatan ekonomi secara struktural berada di atasnya dan menyelenggarakan tata usaha/pembukuan sendiri, tetapi dalam mengatur usahanya itu tetap mengacu pada segala ketentuan yang diberikan oleh Kantor Pusat. 23

32 Perusahaan tanpa cabang adalah perusahaan yang berdiri sendiri, tidak mempunyai cabang di tempat lain dan pengelolaan seluruh kehiatan perusahaan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan. Istilah lain tanpa cabang adalah perusahaan tunggal. Perusahaan induk adalah perusahaan yang mempunyai hubungan kerja terhadap kegiatan di tempat lain yang secara administratif melakukan pengawasan dan bimbingan terhadap seluruh perusahaan di daerah lain, tetapi perusahaan di daerah lain tersebut tidak bertanggung jawab terhadap perusahaan induk. Kantor Pusat adalah perusahaan yang mempunyai cabang/perwakilan/unit pembantu di tempat lain, yang secara administratif melakukan pengkoordinasian kegiatan dan pengawasan terhadap seluruh perusahaan cabang/perwakilan. Rincian 7 : apabila perusahaan ini sebagai perusahaan/kantor cabang (rincian 6 kode 1 dilingkari) maka: a. tuliskan nama perusahaan induk/kantor pusat. b. tuliskan alamat lengkap perusahaan induk/kantor pusat (termasuk nomor telpon, telex, faksimili, dan kode pos). Blok ini digunakan untuk mengetahui nomor dan tanggal surat keputusan hak pengusahaan IUPHHK pada hutan tanaman (SK IUPHHK pada hutan tanaman), lokasi areal hutan tanaman yang diusahakan, dan luas areal hak pengusahaan IUPHHK pada hutan tanaman. Rincian 8.a. : tuliskan nomor SK IUPHHK pada hutan tanaman yang masih berlaku. Satu perusahaan bisa mendapatkan lebih dari satu kali SK IUPHHK pada hutan tanaman. Bila ada SK IUPHHK pada hutan tanaman yang diperbarui maka yang ditulis adalah Nomor SK terakhir. Akan tetapi bila setiap SK mencakup luas areal tersendiri maka harus dituliskan masing-masing nomor SK tersebut. Rincian 8.b. : tuliskan tanggal SK IUPHHK pada hutan tanaman yang dimiliki. Rincian 8.c. : tuliskan lokasi areal (Provinsi dan Kabupaten/Dinas Kehutanan) dari IUPHHK pada hutan tanaman yang dimilikinya. 24

33 Rincian 8.d Rincian 9 Rincian 10 Rincian 11 : tuliskan luas areal hak pengusahaan IUPHHK pada hutan tanaman seluruhnya untuk setiap SK IUPHHK pada hutan tanaman yang dimiliki. : lingkari salah satu kode yang sesuai, apakah jenis perusahaan IUPHHK pada hutan tanaman adalah HTI Trans atau HTI Non Trans. : tuliskan jenis tanaman yang diusahakan dan urutkan dari yang terluas baik untuk tanaman pokok, unggulan setempat, atau tanaman kehidupan. : lingkari kode kelas perusahaan IUPHHK pada hutan tanaman yang sesuai dengan SK yang diperoleh perusahaan, kode yang dilingkari hanya satu pilihan. Rincian 12 : lingkari salah satu kode yang sesuai, apakah perusahaan ini mempunyai unit industri terkait. Rincian 13 : bila rincian 12 berkode 1 (mempunyai industri terkait), tuliskan keterangan unit industri terkait yang dikelola oleh perusahaan ini, meliputi jenis unit pengolahan, kaitan kepemilikan dengan hak pengusahaan IUPHHK pada hutan tanaman, tahun mulai beroperasi, satuan untuk kapasitas, kapasitas lisensi, kapasitas terpasang, dan kapasitas terpakai. Tanaman pokok adalah jenis tanaman untuk tujuan produksi hasil hutan berupa kayu pertukangan, kayu serat, atau kayu energi. Tanaman unggulan setempat adalah tanaman jenis asli di daerah yang bersangkutan yang mempunyai nilai perdagangan (niagawi) tinggi. Contoh : cendana, kayu hitam. Tanaman kehidupan adalah tanaman tahunan/pohon yang menghasilkan hasil hutan bukan kayu yang bermanfaat bagi masyarakat. Unit Pengolahan adalah unit yang melakukan kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang/hasil olahan dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya. 25

34 BLOK II. PENGUASAAN DAN PENGGUNAAN LAHAN PADA AKHIR TAHUN SURVEI Blok ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan lahan oleh perusahaan dan penggunaannya pada akhir tahun survei. 1. PENGUASAAN LAHAN A. TANAH NEGARA adalah tanah yang diperoleh dari Negara/Pemerintah. Rincian 1, 2, 3 : cukup jelas. Rincian 4 : adalah tanah negara yang didapat oleh perusahaan tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam rincian 1 s.d 3, misal: tanah negara yang sedang dalam proses mendapatkan HGU/HGB/HP, tanah negara yang terambil oleh perusahaan, dan tanah untuk keperluan penelitian. B. BUKAN TANAH NEGARA adalah tanah yang diperoleh dari perorangan atau bukan negara/pemerintah. Rincian 1 : isikan luas lahan yang didapat dari lahan sewa pada kolom (2) dalam ha. Rincian 2 : isikan luas lahan lain pada kolom (2) dalam ha. Tanah sewa adalah tanah yang disewa dari hak milik perorangan/rakyat atau tanah adat/tanah marga/tanah desa. Tanah lainnya adalah tanah bukan milik negara yang diperoleh perusahaan, tetapi tidak dapat digolongkan ke dalam tanah sewa. Misal: tanah hak milik, tanah adat, tanah marga atau tanah desa, dan tanah rakyat. C. TANAH YANG DIKUASAI/DIPAKAI PIHAK LAIN adalah tanah yang diperoleh perusahaan baik dari negara maupun bukan, kemudian dikuasai/dipakai pihak lain, baik secara sah/seijin maupun tidak. 1. Dipakai oleh buruh/karyawan adalah pemakaian secara sah dan dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan oleh buruh/karyawan. 2. Diduduki pihak lain adalah pendudukan secara tidak sah atau liar oleh siapapun. 3. Lain-lain adalah selain 1 dan 2, misalnya dipakai oleh instansi. D. LAHAN YANG DIKUASAI PERUSAHAAN Jumlahkan rincian A.5 + B.3 - C.4 26

35 2. PENGGUNAAN LAHAN 2.A. LAHAN EFEKTIF 1. Lahan yang sudah ditanami untuk: a. pembibitan/persemaian adalah lahan yang digunakan untuk mengembangbiakkan tanaman secara generatif maupun vegetatif. b. tanaman pokok adalah adalah lahan yang digunakan untuk tanaman pokok. c. tanaman unggulan setempat adalah lahan yang digunakan untuk tanaman unggulan setempat. d. tanaman kehidupan adalah lahan yang digunakan untuk tanaman kehidupan. 2. Lahan yang belum ditanami adalah lahan yang belum ditanami kayu-kayuan kehutanan, tetapi sudah dicadangkan untuk tanaman kehutanan. 2.B. LAHAN UNTUK SARANA DAN PRASARANA adalah lahan yang dipergunakan untuk jalan, rel, fasilitas sosial, gedung perkantoran, gudang, pabrik, perumahan karyawan, dan lainnya 2.C. KAWASAN LINDUNG adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi umum melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai sejarah serta budaya bangsa, guna kepentingan pembangunan berkelanjutan. 2. D. PENGGUNAAN LAHAN YANG DIKUASAI Jumlahkan rincian A.3. + B.5 + C. Isian Blok II rincian 1. D kolom (2) harus sama dengan isian Blok II rincian 2. D kolom (2). BLOK III. MUTASI TANAMAN KAYU KEHUTANAN SELAMA TAHUN SURVEI (0,00 Ha) Blok ini bertujuan untuk mengetahui mutasi luas tanaman kayu kehutanan selama tahun survei. Kolom (1) Kolom (2) : tuliskan jenis tanaman kayu kehutanan yang diusahakan. : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan sampai dengan tanggal 1 Januari tahun survei. 27

36 Kolom (3) Kolom (4) Kolom (5) Kolom (6) Kolom (7) Kolom (8) : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan, sebagai penanaman baru selama tahun survei termasuk penanaman kembali/reboisasi/sebagai ganti tanaman yang ditebang. : tuliskan luas lahan tanaman kayu kehutanan yang terbakar pada kolom ini selama tahun survei. : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan yang terserang hama/penyakit selama tahun survei. : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan yang dirambah/dicuri/dijarah selama tahun survei. : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan yang ditebang selama tahun survei (tidak termasuk tanaman yang ditebang untuk penjarangan selama tahun survei). : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan keadaan pada tanggal 31 Desember pada tahun survei. BLOK IV. LUAS, VOLUME, DAN NILAI PENJARANGAN TANAMAN KAYU SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini bertujuan untuk mengetahui luas tanaman kayu kehutanan yang dijarangkan, volume dan nilai kayu tebangan hasil penjarangan selama tahun survei. Kolom (1) Kolom (2) Kolom (3) Kolom (4) : tuliskan nama tanaman kayu kehutanan yang diusahakan, misal: pinus, jati, dan sebagainya. : kelas umur adalah umur tanaman kayu kehutanan yang diusahakan pada saat dijarangkan. : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan seluruhnya. : tuliskan luas tanaman kayu kehutanan yang dijarangkan selama tahun survei. Penjarangan dapat dilakukan dengan cara menebang tanaman. Kolom (5) : tuliskan volume kayu tebangan dari hasil penjarangan dalam satuan m 3. Kolom (6) : tuliskan nilai kayu tebangan dari hasil penjarangan tersebut dalam ribuan rupiah. 28

37 BLOK V. PRODUKSI KAYU KEHUTANAN SELAMA TAHUN SURVEI DAN PREDIKSI PRODUKSI KAYU KEHUTANAN UNTUK 3 (TIGA) TAHUN BERIKUTNYA. Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang produksi kayu kehutanan selama tahun survei dan prediksi produksi kayu untuk 3 (tiga) tahun berikutnya. Produksi kayu hasil penjarangan tanaman kehutanan pada blok IV tidak termasuk di sini. Produksi kayu kehutanan adalah produksi primer dari kayu kehutanan yang diusahakan yang belum mengalami proses pengolahan lebih lanjut dalam bentuk kayu gelondongan. Prediksi produksi kayu kehutanan adalah rencana produksi kayu dari hasil penanaman tanaman kehutanan yang akan ditebang oleh perusahaan pada tahun tertentu sesuai dengan rencana kerja. Kolom (2) s.d. (5): tuliskan banyaknya produksi kayu kehutanan dari hasil penebangan sesuai dengan bulan produksi untuk setiap jenis kayu dari tanaman kehutanan yang diusahakan dalam bentuk produksi yaitu kayu gelondongan dengan satuan m³. Pada Blok Ini Hanya Terbatas Sebanyak 8 (Delapan) Jenis Tanaman, Bila Tidak Cukup Mohon Ditambah Sendiri BLOK VI. PENGADAAN DAN PENGGUNAAN PRODUKSI KAYU KEHUTANAN DAN NILAI SELAMA TAHUN SURVEI Blok ini bertujuan untuk mendapatkan keterangan sumber pengadaan dan penggunaan produksi kayu log dari tanaman kayu kehutanan yang diusahakan sebelum melalui proses pengolahan selama tahun survei. Kolom (1) : uraian pengadaan produksi yang terdiri dari: stok awal pada tanggal 1 januari pada tahun survei dan produksi sendiri kayu log dan penggunaan produksi yang terdiri dari: dijual ke unit industri terkait, dijual bebas dalam negeri, lainnya (rusak, hilang dll), dan stok akhir pada tanggal 31 desember pada tahun survei. Kolom (2) s.d. (9) : tuliskan banyaknya volume kayu kehutanan sesuai rincian pada kolom (1) dalam bentuk produksi yaitu kayu gelondongan dengan satuan m³ dan nilai dalam (000 Rp). 29

SURVEI PERUSAHAAN KEHUTANAN

SURVEI PERUSAHAAN KEHUTANAN SURVEI PERUSAHAAN KEHUTANAN TAHUN 2014 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK ii Buku Pedoman Pencacahan Survei Perusahaan Kehutanan KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik (BPS) secara rutin melaksanakan

Lebih terperinci

SURVEI PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK) TAHUN 2007

SURVEI PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK) TAHUN 2007 RAHASIA VT07-HPH1 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK) TAHUN 2007 P E R H A T I A N 1. Tujuan Survei Perusahaan

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN

PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN TRIWULANAN 2014 PEDOMAN PENCACAHAN BADAN PUSAT STATISTIK ii KATA PENGANTAR Kegiatan pengumpulan Data Kehutanan Triwulanan (DKT) dilakukan untuk menyediakan data kehutanan per

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)................... 3.

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN GAS (KUESIONER GAS) Perusahaan/usaha gas adalah perusahaan/usaha yang melakukan kegiatan penyediaan serta pengoperasian jaringan transmisi dan distribusi gas kepada rumah tangga,

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN DAFTAR - LTB REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN BUDIDAYA IKAN R A H A S I A BLOK. I KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi................... 2. Kabupaten / Kota *)...................

Lebih terperinci

SURVEI PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK) TAHUN 2012

SURVEI PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK) TAHUN 2012 RAHASIA ST2013 -VT12.HPH REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN PEMEGANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK) TAHUN 2012 P E R H A T I A N 1. Tujuan Survei

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN DAFTAR - LTP REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PENANGKAPAN IKAN BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa / Kelurahan *) 5.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014)

PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) PEDOMAN PENGISIAN SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN LISTRIK 2014 (KUESIONER LISTRIK 2014) Kegiatan ketenagalistrikan adalah kegiatan yang melakukan pembangkitan tenaga listrik, pengoperasian jaringan transmisi

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGILANGAN MIGAS (KUESIONER KILANG) Pengilangan Minyak dan Gas Bumi adalah mencakup usaha pemurnian dan pengilangan minyak bumi yang menghasilkan gas atau LPG, naptha, avigas,

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI)

LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) R AH A S I A BLOK I. KETERANGAN IDENTITAS 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Data

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN Lokasi perusahaan :... DAFTAR-LTU RAHASIA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2012 1. Provinsi................... 2. Kabupaten/kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/kelurahan *).........................................................

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN KONSTRUKSI 2008 KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi 2. Kabupaten / Kota *) 3. Kecamatan 4. Kelurahan / Desa *) 5. Nomor

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008

SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008 RAHASIA SK-ISNA REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS IMPLEMENTASI SNA 2008 Perhatian : 1. Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh informasi berkaitan dengan penghitungan Cultivated

Lebih terperinci

PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN TRIWULANAN TAHUN 2017 TRIWULAN I : BULAN JANUARI MARET

PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN TRIWULANAN TAHUN 2017 TRIWULAN I : BULAN JANUARI MARET DKT.PROV1 / REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENGUMPULAN DATA KEHUTANAN TRIWULANAN TAHUN 2017 TRIWULAN I : BULAN JANUARI MARET RAHASIA I. CAKUPAN WILAYAH DATA PROVINSI 1. Provinsi II. SUMBER DATA

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 :... :... :... :... :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 :... :... :... :... :... DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2013 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan....

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA VKR 2011 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Kelurahan / Desa *) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PENGGALIAN BAHAN INDUSTRI DAN KONSTRUKSI BERBADAN HUKUM (KUESIONER GALIAN - BH) Penggalian adalah kegiatan pengambilan segala jenis barang galian berupa unsur kimia, mineral,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :...

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 :... :... :... :... :... DAFTAR-LTU REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN UNGGAS TAHUN 2014 RAHASIA 1. KIP*) 2. Provinsi 3. Kabupaten/kota **) 4. Kecamatan 5. Desa/kelurahan **) 6. Nama

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2012 Direktur Statistik Industri. DR. Mudjiandoko, MA KATA PENGANTAR Survei Industri Besar dan Sedang Tahun 2011 merupakan kelanjutan dari survei Industri Besar dan Sedang tahun sebelumnya. Buku Pedoman Pengawas ini dibuat untuk pelaksanaan lapangan di tingkat

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No.

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2013 KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 5. No. Registrasi

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2010-2011.

Lebih terperinci

INDEPTH - R&D 2015 (K2)

INDEPTH - R&D 2015 (K2) RAHASIA INDEPTH - R&D 2015 (K2) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK INDEPTH STUDY IMPLEMENTASI SNA 2008 PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (RESEARCH AND DEVELOPMENT ~ R&D) Perhatian : 1. Tujuan survei ini

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN PEGADAIAN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pegadaian Tahun 2011-2012.

Lebih terperinci

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SKTh 2012 SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN Provinsi : 2. Kabupaten / Kota 2) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan 2) : 2) 5. No.

Lebih terperinci

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT SE06-UMB-E1 1. PROPINSI (1) REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA BLOK I : PENGENALAN TEMPAT (2) (3) 2. KABUPATEN /

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN POSO PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG PEMANFAATAN HUTAN DAN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang : a. bahwa sumber

Lebih terperinci

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION

KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 369/Kpts-IV/1985 TANGGAL : 7 Desember 1985 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. DAYA SAKTI TIMBER CORPORATION KETENTUAN I : TUJUAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN KIP 1) : BLOK I. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI PERUSAHAAN KONSTRUKSI TAHUNAN SKTH 2015 KIP 1) : F BLOK I KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN 1 Provinsi : 2 Kabupaten / Kota 2) : 3 Kecamatan : 4 Desa / Kelurahan 2) : 5 No Blok

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

B. BIDANG PEMANFAATAN

B. BIDANG PEMANFAATAN 5 LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 145/Kpts-IV/88 Tanggal : 29 Februari 1988 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. PURUK CAHU JAYA KETENTUAN I. KETENTUAN II. TUJUAN PENGUSAHAAN

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2009

LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2009 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN SAPI PERAH TAHUN 2009 1. Provinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) 5. Nomor Urut Perusahaan............................................................................

Lebih terperinci

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS

SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS SE06-UMB-E REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN GAS 1. PROPINSI PENGENALAN TEMPAT (2) () 2. KABUPATEN / KOTA *). KECAMATAN 4. KELURAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Usaha Koperasi Simpan Pinjam Tahun

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2)

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) RAHASIA 1. Provinsi REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA MENENGAH BESAR RESTORAN DAN RUMAH MAKAN TAHUN 2013 BLOK I: PENGENALAN TEMPAT (2) VREST (3) 2. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENGENALAN TEMPAT BLOK II. KETERANGAN UMUM PERUSAHAAN I. PENGENALAN TEMPAT 1. Nama Perusahaan/Kantor Administratur Tuliskan nama Perusahaan/Kantor Administratur perkebunan yang resmi digunakan perusahaan. Rincian 1a : Tuliskan alamat lengkap Perusahaan/Kantor

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERUSAHAAN DANA PENSIUN 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Dana Pensiun Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Syariah Tahun

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI SPP04 - S RAHASIA 1. Propinsi 2. Kabupaten/Kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/Kelurahan *) REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2003 SURVEI PENDAPATAN PETANI I. PENGENALAN TEMPAT 5. Klasifikasi Desa/Kelurahan

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 71

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA PEMANFAATAN

Lebih terperinci

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang

tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kehutanan Tahun , implementasi kebijakan prioritas pembangunan yang PENDAHULUAN BAB A. Latar Belakang Pemerintah telah menetapkan bahwa pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) menjadi salah satu prioritas nasional, hal tersebut tertuang dalam Rencana Strategis (RENSTRA)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 38 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi Kota Cirebon. Hal tersebut karena Kota Cirebon merupakan salah satu kota tujuan wisata di Jawa

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PEDAGANG VALUTA ASING 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Pedagang Valuta Asing

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN HASIL BUKAN KAYU

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN HASIL BUKAN KAYU GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PERIZINAN PEMANFAATAN HASIL BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMANFAATAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa hutan merupakan salah satu

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2002 TENTANG DANA REBOISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 dan Pasal 12 Undang-undang Nomor 20

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 6887/KPTS-II/2002 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 6887/KPTS-II/2002 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 6887/KPTS-II/2002 TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF ATAS PELANGGARAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN, IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN DAN IZIN USAHA INDUSTRI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 13/Menhut-II/2009 TENTANG HUTAN TANAMAN HASIL REHABILITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan Pasal 42 ayat (8)

Lebih terperinci

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI

SOP PERIZINAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI SOP PERIZINAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN RI Dasar hukum: Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 97/Menhut-II/2014 tanggal 24 Desember 2014 No Jenis Perizinan Dasar Hukum SOP

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGELOLAAN HUTAN DAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KETAPANG Menimbang : a. bahwa dalam penjelasan pasal 11 ayat (1)

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN

REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN DAFTAR-LTT REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK RAHASIA LAPORAN TAHUNAN PERUSAHAAN PETERNAKAN TERNAK BESAR/KECIL TAHUN 2012 1. Provinsi. 2. Kabupaten/kota *) 3. Kecamatan 4. Desa/kelurahan *)... 5.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL

SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI LEMBAGA KEUANGAN PERBANKAN KONVENSIONAL 2010-2011 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Perusahaan Perbankan Konvensional

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KEMASYARAKATAN (IUPHHKM) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG

Penjelasan PP No. 34 Tahun 2002 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG Page 1 of 19 PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 UMUM TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MIGAS (KUESIONER MIGAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MIGAS (KUESIONER MIGAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN MIGAS (KUESIONER MIGAS) Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah permukaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009. Tentang PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 58/Menhut-II/2009 Tentang PENGGANTIAN NILAI TEGAKAN DARI IZIN PEMANFAATAN KAYU DAN ATAU DARI PENYIAPAN LAHAN DALAM PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN DENGAN

Lebih terperinci

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 49/Menhut-II/2008 TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat di dalam dan sekitar

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos :

BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT. RT : RW : Kode Pos : V-TERBIT BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENERBITAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan / Nagari *)

Lebih terperinci

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN NON MIGAS (KUESIONER NON MIGAS)

SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN NON MIGAS (KUESIONER NON MIGAS) SURVEI TAHUNAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN NON MIGAS (KUESIONER NON MIGAS) Pertambangan adalah suatu kegiatan pengambilan endapan bahan galian berharga dan bernilai ekonomis dari dalam kulit bumi, di bawah

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN

REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN PEMERINTAH PROVINSI ( APBD 2013 ) PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, SERTA

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH V-BUMD15 REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2013-2014 1. Daftar isian ini digunakan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai profil dari Perusahaan BUMD Tahun 2013-2014.

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG IJIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU DAN HASIL PERKEBUNAN DI KABUPATEN MURUNG RAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MURUNG

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN

PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN V-SIAR BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 PENYIARAN DAN PEMROGRAMAN BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan

Lebih terperinci

SURVEI KHUSUS SEKTOR JASA 2015

SURVEI KHUSUS SEKTOR JASA 2015 RAHASIA SKSJ 2015 REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI KHUSUS SEKTOR JASA 2015 Perhatian : 1.Tujuan survei ini adalah untuk memperoleh rasio marjin dan mengetahui struktur pendapatan dan pengeluaran

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

GUBERNUR PROVINSI PAPUA GUBERNUR PROVINSI PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 171 TAHUN 2006 T E N T A N G PEMBERIAN IJIN PENGGUNAAN JALAN KORIDOR DI LUAR AREAL IUPHHK KEPADA PT. SALAKI MANDIRI SEJAHTERA DISTRIK BONGGO

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 744/Kpts-II/1990 TANGGAL : 13 Desember 1990

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 744/Kpts-II/1990 TANGGAL : 13 Desember 1990 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 744/Kpts-II/1990 TANGGAL : 13 Desember 1990 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENGUSAHAAN HUTAN PT. WAPOGA MUTIARA TIMBER KETENTUAN I : TUJUAN PENGUSAHAAN HUTAN

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014

REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 ST2013-SBK.S REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 2013 SURVEI RUMAH TANGGA USAHA BUDIDAYA TANAMAN KEHUTANAN TAHUN 2014 RAHASIA Jenis tanaman kehutanan terpilih...... 6 1 I. PENGENALAN TEMPAT 101. Provinsi

Lebih terperinci

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) Copyright (C) 2000 BPHN PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 62 TAHUN 1998 (62/1998) TENTANG PENYERAHAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Industri Hutan Tanaman Industri adalah hutan yang dibangun dalam rangka meningkatkan potensi dan kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur intensif. Hal

Lebih terperinci

NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN

NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2002 TENTANG TATA HUTAN DAN PENYUSUNAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN, PEMANFAATAN HUTAN DAN PENGGUNAAN KAWASAN HUTAN Menimbang: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERIJINAN PEMANFAATAN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERIJINAN PEMANFAATAN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PERIJINAN PEMANFAATAN KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR 50 TAHUN 2001 T E N T A N G IZIN PEMANFAATAN HUTAN (IPH) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA

REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) BLOK II: KETERANGAN USAHA SKP13-S REPUBLIK INDONESIA SURVEI USAHA KONSTRUKSI PERORANGAN 2013 BLOK I: KETERANGAN TEMPAT (disalin dari SKP13-DS) (2) 1. Provinsi : 2. Kabupaten/Kota*) : 3. Kecamatan : 4. Desa/Kelurahan*) : 5. Nomor

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL VIMK12-S 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK12-DS) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *) Kecamatan

Lebih terperinci

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H

2 Pemberantasan Korupsi Tahun 2013, maka perlu pengaturan kembali mengenai Tata Cara Pemberian dan Peluasan Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil H No.688, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Izin Usaha. Pemanfaatan. Hutan Kayu. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.31/Menhut-II/2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS)

TRIWULAN IV. BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) VIMK11-S REPUBLIK INDONESIA BADAN PUSAT STATISTIK TRIWULAN IV ( OKTOBER - DESEMBER ) 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK11-DS) (1) (2) (3) 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Kabupaten/Kota *)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI BARAT NOMOR 09 TAHUN 2002 T E N T A N G RETRIBUSI IJIN PENGUSAHAAN HASIL HUTAN IKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI BARAT,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU UTARA NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI IZIN PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU DAN BUKAN KAYU PADA TANAH MILIK DAN HUTAN LAINNYA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.65, 2010 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Koridor. Penggunaan. Pembuatan. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.9/MENHUT-II/2010 TENTANG IZIN PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN AIR BERSIH PENGENALAN TEMPAT (1) (2) (3)

REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN AIR BERSIH PENGENALAN TEMPAT (1) (2) (3) SE06-UMB-E4 REPUBLIK I DO ESIA BADA PUSAT STATISTIK SENSUS EKONOMI 2006 PENCACAHAN PERUSAHAAN MENENGAH/BESAR PERUSAHAAN AIR BERSIH 1. PROPINSI PENGENALAN TEMPAT (3) 2. KABUPATEN / KOTA *) 3. KECAMATAN

Lebih terperinci

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH RAHASIA REPUBLIK INDONESIA SURVEI STATISTIK KEUANGAN BADAN USAHA MILIK DAERAH 2011-2012 PERHATIAN 1. Daftar isian ini digunakan untuk mencatat Keterangan dan Laporan Keuangan Badan Usaha Milik Negara Tahun

Lebih terperinci

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS)

BLOK I.1 : KETERANGAN TEMPAT (disalin dari VIMK13-DS) REPUBLIK INDONESIA SURVEI INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TAHUN 213 BADAN PUSAT STATISTIK PENCACAHAN PERUSAHAAN/USAHA INDUSTRI MIKRO DAN KECIL TRIWULAN II : APRIL - JUNI VIMK13-S2 1. Provinsi BLOK I.1 : KETERANGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang

Lebih terperinci

JASA TELEVISI BERBAYAR

JASA TELEVISI BERBAYAR V-MCTV BADAN PUSAT STATISTIK SURVEI PERUSAHAAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI 2013 JASA TELEVISI BERBAYAR BLOK I. KETERANGAN TEMPAT 1. Provinsi : 2. Kabupaten / Kota *) : 3. Kecamatan : 4. Desa / Kelurahan /

Lebih terperinci

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.343/MENHUT-II/2004 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2004

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.343/MENHUT-II/2004 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2004 LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : SK.343/MENHUT-II/2004 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2004 KETENTUAN MENGENAI PELAKSANAAN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN PT. ANDALAS LESTARI PERMAI

Lebih terperinci