DAFTAR TABEL. sulkus gingiva berdasarkan waktu pengamatan 39
|
|
- Siska Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Proses penyembuhan luka normal 10 Tabel 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka 11 Tabel 3. Rerata dan simpangan baku jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva 29 Tabel 4. Rerata dan simpangan baku penurunan jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva Tabel 5. Hasil uji Shapiro-Wilk.. 30 Tabel 6. Hasil uji Box s M.. 31 Tabel 7. Hasil uji Anava mixed-design 31 Tabel 8. Hasil uji Pairwise Comparisons jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva berdasarkan waktu pengamatan.. 32 Tabel 9. Hasil uji Pairwise Comparisons jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva berdasarkan kelompok perlakuan Tabel 10. Hasil uji multivariasi jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva berdasarkan waktu pengamatan 33 Tabel 11. Rerata jumlah koloni bakteri anaerob tiap waktu pengamaatan terhadap kelompok perlakuan, kelompok umur dan jenis kelamin. 34 Tabel 12. Hasil uji Box M. 35 Tabel 13. Hasil uji interaksi.. 35 Tabel 14. Hasil uji multivariasi jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva berdasarkan waktu pengamatan 39 xi
2 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kerangka konseptual penelitian 17 Gambar 2. Bagan Alur Penelitian. 28 Gambar 3. Grafik rerata jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva 30 Gambar 4. Grafik rerata jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva pada kelompok umur tahun 36 Gambar 5. Grafik rerata jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva pada kelompok umur tahun. 37 Gambar 6. Grafik rerata jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva pada pria 38 Gambar 7. Grafik rerata jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva pada wanita 38 xii
3 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Hasil Penghitungan Jumlah Koloni Bakteri Anaerob Cairan Sulkus Gingiva Lampiran 2. Rerata dan Simpang Baku Jumlah Koloni Bakteri Anaerob Cairan Sulkus Gingiva 50 Lampiran 3. Uji Normalitas dan Uji Hom ogenitas Kelompok Perlakuan dan Waktu Pengamatan. 51 Lampiran 4. Uji Anava Mixed Design Jumlah Koloni Bakteri Anaerob Berdasarkan Kelompok Perlakuan dan Waktu Pengamatan 52 Lampiran 5. Uji Pairwise Comparisons Jumlah Koloni Bakteri Anaerob Berdasarkan Waktu Pengamatan. 53 Lampiran 6. Uji Multivariasi Jumlah Koloni Bakteri Anaerob Berdasarkan Waktu Pengamatan. 54 Lampiran 7. Rerata dan Simpang BakuJumlah Koloni Bakteri Anaerob Berdasarkan Waktu Pengamatan, Kelompok Perlakuan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin. 55 Lampiran 8. Uji Homogenitas Berdasarkan Waktu Pengamatan, Kelompok Perlakuan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 57 Lampiran 9. Uji Interaksi Berdasarkan Waktu Pengamatan, Kelompok Perlakuan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 58 Lampiran 10. Uji Pairwise Comparisons Berdasarkan Waktu Pengamatan, Kelompok Perlakuan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin.. 60 Lampiran 11. Uji Multivariasi Berdasarkan Waktu Pengamatan, Kelompok Perlakuan, Kelompok Umur dan Jenis Kelamin 62 Lampiran 12. Lembar Informed Consent Lampiran 13. Ethical Clearence Lampiran 14. Alat Penelitian.. 66 Lampiran 15. Gambar penghitungan koloni bakteri anaerob. 67 Lampiran 16. Surat Izin Penelitian di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 68 xiii
4 INTISARI Periodontitis adalah peradangan pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal dan tulang alveolar dengan bertambahnya kedalaman poket periodontal. Kuretase merupakan tindakan pembersihan secara mekanis dalam terapi periodontitis untuk menghilangkan jaringan inflamasi, kalkulus dan koloni bakteri. Aplikasi topical antim ikroba sering lebih efektif diberikan sebagai tambahan setelah tindakan scaling, root planing dan kuretase untuk perawatan penyakit periodontal. Chlorine dioxide gel (CDG) memiliki efek antimiroba yang efektif untuk hampir semua jenis bakteri, jamur, ragi, virus dan protozoa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi chlorine dioxide gel terhadap jumlah koloni bakteri anaerob pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis paska kuretase dengan tinjauan pada jenis kelamin dan umur. Subjek penelitian merupakan pasien yang memiliki periodontitis kronis dengan kedalaman poket 4-6mm. Terdapat 30 poket yang terbagi 2 kelom pok yaitu kuretase dengan penambahan CDG dan kuretase tanpa penambahan CDG. Pengambilan data jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva dilakukan pada hari ke-0, ke-7 dan hari ke-14. Data dianalisis menggunakan anava mixed design dengan signifikansi 95%. Hasil uji anava mixed design menunjukkan penurunan jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva pada kedua kelompok perlakuan (p<0,05) dan terdapat perbedaan bermakna diantara kedua kelompok (p<0,05). Penurunan jumlah koloni bakteri anaerob pada pria memberikan hasil lebih besar daripada wanita secara signifikan. (p<0,05) Kelompok um ur tahun memberikan hasil penurunan jumlah koloni bakteri anaerob secara signifikan (p<0,05) dibandingkan kelompok umur yang lain. Kesimpulan dari penelitian ini adalah aplikasi CDG pada periodontitis kronis paska kuretase dapat menurunkan jumlah koloni bakteri anaerob cairan sulkus gingiva yang lebih besar pada pria dibandingkan wanita dan penurunan lebih besar pada kelompok umur tahun dibandingkan kelom pok umur lainnya. Kata kunci : periodontitis kronis, kuretase, gel klorin dioksida xiv
5 ABSTRACT Periodontitis is the inflammation of the supporting tissues of the teeth caused by pathogen microorganism, which result in the destruction of periodontal tissues and alveolar bone with increasing periodontal pocket depth. Curettage is a mechanical cleaning procedure in the periodontitis therapy for elim inating inflammation tissues, calculus and bacteria colonies. Topical antomicobial application are often more effective as an adjuvant after scaling, root planning and curettage for treatment of periodontal disease. Chlorine dioxide gel has antimicrobial effect for almost bacteria, fungi, yeast, virus and protozoa. The aim of this study was to determine the effect of chlorine dioxide gel application to the number of colonies of anaerobic bacteria in the gingival crevicular fluid of chronic periodontitis patients after curettage with a review on gender and age Research subjects were patients who had chronic periodontitis with pocket depth 4-6mm. There were 30 pockets divided into two groups, curettage with the addition of CDG and curettage without the addition of CDG. Data retrieval count on the amount of anaerobic bacteria colonies from gingival crevicular fluid performed on days 0, 7th and 14th. Data were analyzed using a mixed design ANOVA with significance of 95%. Mixed design ANOVA test result showed a decrease in amount of anaerobic bacteria colonies from gingival crevicular fluid in both treatment groups (p<0,05) and there has significant difference between two groups (p<0,05). Decrease in the number of anaerobic bacteria colonies in men provide greater results than women significantly. (p <0.05) the age group years yield a decrease in the number of anaerobic bacteria colonies were significantly (p <0.05) compared to other age groups. The conclusio n of this study was the application of CDG in chronic periodontitis after curettage can reduce the number of anaerobic bacteria colonies gingival crevicular fluid greater in men than women and a greater reduction in the age group years compared to other age groups. Keywords: chronic periodontitis, curettage, chlorine dioxide gel xv
6 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa (adult periodontitis) atau periodontitis dewasa kronis (chronic adult periodontitis), adalah bentuk paling umum dari periodontitis. Hal ini disebabkan perkembangan penyakit ini yang relatif lambat. Periodontitis kronis didefinisikan sebagai penyakit infeksi yang mengakibatkan peradangan dalam jaringan pendukung gigi, hilangnya perlekatan gingiva yang progresif, dan kehilangan tulang. Definisi ini menguraikan karakteristik utama secara klinis dan etiologi dari penyakit tersebut, yaitu : 1) pembentukan plak mikrobial, 2) inflamasi periodontal, dan 3) kehilangan perlekatan dan tulang alveolar (Novak dan Novak, 2012). Periodontitis kronis memiliki banyak variasi yang berkaitan dengan tingkat keparahan, macam perawatan dan lamanya penyembuhan. Faktor faktor ini dipengaruhi antara lain oleh umur dan jenis kelamin. Beberapa penelitian menyatakan bahwa penyembuhan penyakit periodontal pada pria memberikan hasil lebih baik daripada wanita, demikian juga usia m uda memberikan hasil lebih baik daripada kelompok usia lebih tua (Papapanou dan Lindhe, 2008). Berdasarkan tingkat kejadian penyakit periodontal pada pria dan wanita dengan rentang usia muda hingga tua, menuntut berbagai alternatif perawatan periodontal lebih efektif dan efisien. 1
7 2 Perawatan periodontal merupakan tindakan yang dilakukan untuk menghilangan penyakit yang ada dan mencegah kembalinya penyakit tersebut, dengan cara perawatan yang sesuai. Badersten (1984) sit. Wolf dkk. (2005) menyatakan bahwa pada penyakit periodontal terdapat kedalaman kritis (critical depth) pada poket dengak kedalaman 4-6mm. Tingkat kedalaman ini memberikan kondisi anaerobik awal yang merupakan lingkungan yang disukai oleh mikroorganisme anaerob patogen. Tindakan scaling, root planing dan menjaga kebersihan rongga mulut yang baik, akan memperbaiki keadaan peradangan dan poket, bahkan pada pasien tertentu dapat menghilangkan seluruh penyakit yang ada (Carranza dan Takei, 2012). Menurut Ciancio dan Mariotti (2012), banyak cara telah dilakukan untuk meningkatkan proses penyembuhan dan kenyamanan pasien dengan menambahkan antibiotik sebagai campuran. Bacitracin, oxytetracycline, neomycin dan nitrofurazone telah dicoba, namun keseluruhan bahan ini menghasilkan reaksi hipersensitif serta dilaporkan munculnya resistensi organisme dan infeksi oportunistik. Diperkirakan terdapat lebih dari 500 spesies mikroorganisme berbeda di dalam mulut orang dewasa. Sebagian besar dari bakteri tersebut tidak berbahaya dan bersifat komensal pada lingkungan yang seimbang. Efek patologis baru akan timbul apabila terjadi gangguan keharmonisan hubungan antara bakteri rongga mulut dengan host, seperti bertambahnya jumlah bakteri patogen, berkurangnya bakteri komensal serta penekanan sistem imun host (Teughels dkk., 2012).
8 3 Menurut Jonhson dan Perez (2010), agen kemoterapis sebagai terapi tambahan pada kasus penyakit periodontal telah meningkat pesat dengan dibuktikannya melalui studi klinis bahwa tambahan terapi antimikroba lebih efektif dan mempercepat penyembuhan dibanding terapi tunggal dengan kuretase. Antim ikroba yang sering dipakai dalam perawatan penyakit periodontal adalah tetrasiklin, minosiklin, doksisiklin, chlorheksidin dan metronidazol. Antim ikroba yang mengandung chlorine dioxide dalam bentuk gel telah beredar di pasaran dengan nama dagang Oxyfresh Dental Gel (ODG) yang merupakan salah satu bahan antimikroorganisme yang mengandung chlorine dioxide dengan Oxygene yang mampu membunuh hampir semua jenis bakteri, jamur, alga dan virus (Anonim, 2012). Kemampuan chlorine dioxide sebagai antimikroorganisme seperti ozon dan klorin, namun lebih aman karena chlorine dioxide adalah biosida pengoksidasi dan bukan racun metabolik. Ini berarti bahwa chlorine dioxide membunuh mikroorganisme dengan mengganggu transportasi nutrisi di dinding sel dan bukan karena terganggunya proses metabolisme (Lenntech, 2012). Wirthlin dan Marshal (2001) menyatakan bahwa chlorine dioxide memiliki aktifitas membunuh bakteri lebih baik daripada chlorine, dan mampu membunuh bakteri dalam rongga mulut seperti Streptococcus mutans, Actinobacillus actinomycetemcommitans, Porphyromonas gingivalis dan Prevotella intermedia. Anonim (2012) menyatakan bahwa Oxyfresh Dental Gel juga mengandung folic acid yang membantu regenerasi sel tubuh dan Aloe vera yang berfungsi mempercepat penyembuhan luka. Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian Atmaja
9 4 (2010) yang menyatakan bahwa aplikasi Oxygen Dental Gel pada soket gigi paska operasi gigi molar ketiga rahang bawah dapat mencegah terjadinya alveolar osteitis dan mempercepat proses penyembuhan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : Apakah terdapat pengaruh aplikasi chlorine dioxide gel (CDG) terhadap jumlah koloni bakteri anaerob pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis paska kuretase dengan tinjauan pada jenis kelamin dan usia? C. Manfaat Penelitian 1. Memberi informasi ilmiah di bidang kedokteran gigi khususnya klinis bidang periodonsia dalam kaitannya dengan alternatif perawatan pasien dan secara akademis bagi penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan hasil penelitian ini. 2. Hasil penelitian ini diharapkan m emberi manfaat klinis tentang perawatan alternatif kombinasi pilihan dalam perawatan pasien periodontitis kronis. D. Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan pengetahuan dengan mengetahui manfaat aplikasi chlorine dioxide gel sebagai salah satu bahan terapi pada bidang Periodonsia, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi chlorine dioxide gel terhadap jumlah
10 5 koloni bakteri anaerob pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis paska kuretase. E. Keaslian Penelitian Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu : Pengaruh Pemberian Oxygene Dental Gel Pada Soket Gigi Paska Operasi Molar Ketiga Bawah Terhadap Pencegahan Terjadinya Alveolar Osteitis oleh Atmaja (2010). Penulis belum menjumpai penelitian tentang pengaruh aplikasi chlorine dioxide gel terhadap jumlah koloni bakteri anaerob pada cairan sulkus gingiva pasien periodontitis kronis paska kuretase.
11 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Periodontitis Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijum pai adalah proses inflamasi dan mempengaruhi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal dengan Gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan periodontitis (Newman dkk., 2012). Konsep patogenesis penyakit periodontal yang diperkenalkan oleh Page dan Schroeder (1976) sit. Kinane dkk. (2008) terdiri dari 4 (empat) tahap yaitu : Permulaan, Dini, Menetap dan Parah. Tiga tahap pertama yaitu permulaan, dini dan menetap merupakan tahap pada diagnosa gingivitis dan tahap parah merupakan diagnosa periodontitis. Bedran dkk. (2011) menyatakan bahwa periodontitis adalah penyakit peradangan yang disebabkan oleh bakteri spesifik yang berkoloni di area subgingival antara permukaan gigi dengan gingiva tepi. Periodontitis menyebabkan kerusakan jaringan pendukung gigi, termasuk jaringan ikat dan tulang alveolar dan dapat menyebabkan tanggalnya gigi. Bakteri patogen yang berperan pada penyakit periodontal adalah bakteri gram positif dan gram negatif 6
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis kronis, sebelumnya dikenal sebagai periodontitis dewasa (adult periodontitis) atau periodontitis dewasa kronis (chronic adult periodontitis), adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Periodontitis adalah inflamasi dan infeksi yang terjadi pada jaringan periodontal dan tulang alveolar penyangga gigi. Periodontitis terjadi apabila inflamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Koloni bakteri pada plak gigi merupakan faktor lokal yang mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan penyakit infeksi kronis rongga mulut dengan prevalensi 10 60% pada orang dewasa. Penyakit periodontal meliputi gingivitis dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan penyakit yang terjadi pada jaringan pendukung gigi disebabkan oleh infeksi bakteri dan dapat mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Status periodontal, self-ligating bracket, conventional bracket, indeks gingiva, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Komponen bracket pada alat ortodontik cekat merupakan area retensi yang dapat menyebabkan peningkatan akumulasi plak. Bakteri dalam plak menyebabkan terjadinya penyakit periodontal. Penggunaan
Lebih terperinciKata kunci: status periodontal, molar band, molar tube, indeks gingiva, bleeding score, poket periodontal.
ABSTRAK Penggunaan molar band selama perawatan dapat menyebabkan penyakit periodontal. Penggunaan molar tube dapat mencegah atau meminimalisir risiko perubahan pada jaringan periodontal karena alat tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendalaman sulkus gingiva ini bisa terjadi oleh karena pergerakan margin gingiva
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Poket periodontal didefinisikan sebagai pendalaman sulkus gingiva secara patologis, merupakan gejala klinis paling penting dari penyakit periodontal. Pendalaman sulkus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal banyak diderita manusia hampir diseluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki peringkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periodontitis adalah penyakit radang jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme atau kelompok mikroorganisme tertentu, yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gingivitis sering ditemukan di masyarakat. Penyakit ini dapat menyerang semua orang tidak mengenal usia, golongan dan jenis kelamin. Orang yang sehat dengan kebersihan
Lebih terperinciBAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL
BAB 2 LATAR BELAKANG TERAPI AMOKSISILIN DAN METRONIDAZOLE SEBAGAI PENUNJANG TERAPI PERIODONTAL Dasar pemikiran diindikasikannya terapi antibiotik sebagai penunjang perawatan periodontal adalah didasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gingivitis adalah peradangan pada gingiva, yang merupakan suatu respon imunitas gingiva yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Infeksi disebabkan oleh mikroorganisme
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan bagian dari siklus kehidupan alami yang akan dilalui oleh seorang wanita. Menopause merupakan fase terakhir pendarahan haid seorang wanita. Fase ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32
37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Subyek penelitian yang didapatkan pada penelitian ini adalah sebanyak 32 orang yang dibagi dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimental
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal adalah peradangan yang terjadi pada jaringan pendukung gigi akibat akumulasi bakteri plak. Gingivitis dan periodontitis merupakan dua jenis penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Lee dkk., 2012). Periodontitis kronis sering
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis kronis adalah penyakit inflamasi jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh infeksi bakteri (Lee dkk., 2012). Periodontitis kronis sering dijumpai pada
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis merupakan suatu penyakit inflamasi destruktif pada jaringan penyangga gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik, yang menghasilkan kerusakan lanjut
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. SURAT PERNYATAAN... iii. LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN... iv
ABSTRAK Penggunaan alat ortodontik cekat memiliki efek samping klinik, seperti inflamasi gingiva dan lesi karies awal, yang disebabkan karena meningkatnya retensi plak. Insersi bracket menyebabkan peningkatan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: premenopause, menopause, gingivitis, permen karet, probiotik
ABSTRAK Salah satu masalah pada rongga mulut yang sering terjadi pada perempuan premenopause dan menopause yaitu gingivitis. Hal ini diakibatkan oleh menurunnya kemampuan pertahanan epitel gingiva terhadap
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit infeksi bakteri yang sering ditemukan pada orang dewasa, merupakan penyakit inflamasi akibat bakteri pada jaringan pendukung
Lebih terperinciABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan tingkat keparahan gingivitis pada tunanetra dan tidak tunanetra usia 9-14 tahun.
ABSTRAK Rongga mulut yang sehat berarti memiliki gigi yang baik dan merupakan bagian integral dari kesehatan umum yang penting untuk kesejahteraan. Individu dengan keterbatasan penglihatan seringkali menghadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep penggunaan bahan kimia untuk perawatan dalam rongga mulut telah diterapkan dalam bidang kedokteran gigi sejak ratusan tahun yang lalu. Pierre Fauchard
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan terutama pada kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman. Salah satunya adalah penyakit periodontal yang merupakan
Lebih terperinciKata kunci: Self-ligating bracket, conventional bracket, Streptococcus mutans.
ABSTRAK Komponen bracket pada alat ortodontik cekat merupakan area retensi yang dapat menyebabkan peningkatan akumulasi plak. Bakteri Streptococcus mutans yang terdapat dalam plak adalah bakteri utama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hal yang penting di kehidupan manusia. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda, Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan gigi dan mulut semakin kompleks seiring dengan perkembangan zaman. Epidemiologi masalah kesehatan dan penyakit yang dipelajari dari beberapa populasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia penyakit periodontal menduduki urutan kedua yaitu mencapai 96,58% (Tampubolon, 2005). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) masalah gigi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: susu formula dalam botol, indeks karies, anak usia 3 4 tahun
ABSTRAK Pemberian susu formula menggunakan botol hingga saat ini semakin meningkat, namun susu botol yang diberikan pada anak sering menjadi penyebab munculnya karies jika diberikan dengan tidak benar.
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Kismis, Saliva. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Didalam rongga mulut terdapat lebih dari 700 spesies bakteri yang merupakan flora oral normal. Namun dalam keadaan tertentu flora oral tersebut akan berubah menjadi bakteri patogen yang dapat mengakibatkan
Lebih terperinciKata kunci: plak gigi; indeks plak gigi; ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn.).
ABSTRAK Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak diatas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker leher kepala merupakan kanker yang terdapat pada permukaan mukosa bagian dalam hidung dan nasofaring sampai trakhea dan esophagus, juga sering melibatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan rongga mulut merupakan komponen esensial dari kesehatan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan rongga mulut merupakan komponen esensial dari kesehatan secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan. Kesehatan rongga mulut yang optimal merupakan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: plak gigi, seduhan kelopak bunga rosella, indeks plak. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Plak gigi merupakan faktor etiologi yang bertanggung jawab terhadap terjadinya penyakit periodontal. Plak gigi adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme dan melekat erat
Lebih terperinciPERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH
PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Strata-1
Lebih terperinciABSTRAK. Plak gigi, obat kumur cengkeh, indeks plak
ABSTRAK Plak merupakan deposit lunak yang melekat erat pada permukaan gigi dan gusi serta permukaan keras lainnya dalam rongga mulut. Akumulasi plak yang tidak ditangani akan menyebabkan karies, gingivitis
Lebih terperinciABSTRAK. Xylitol, populasi bakteri aerob, plak gigi.
ABSTRAK Plak gigi mengandung berbagai macam mikroorganisme. Bakteri aerob yang paling kariogenik dan dominan pada plak gigi adalah Streptococcus mutans. Salah satu pemanis buatan nonkariogenik yang efektif
Lebih terperinciABSTRAK EFEKTIVITAS PERBEDAAN UKURAN KEPALA SIKAT GIGI MANUAL MEREK X TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK
ABSTRAK EFEKTIVITAS PERBEDAAN UKURAN KEPALA SIKAT GIGI MANUAL MEREK X TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK Plak mikroba merupakan etiologi utama penyakit periodontal dan karies gigi. Sikat gigi dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan pada 90% dari populasi dunia. Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit gigi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jaringan periodontal secara umum merupakan tempat tertanamnya gigi dan pendukung gigi (Daliemunthe, 2001) yang terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal,
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar)
JUDUL MATA KULIAH : Periodonsia I NOMOR KODE/ SKS : PE 142/ 2 SKS GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (Rencana Kegiatan Belajar Mengajar) A. DESKRIPSI SINGKAT : Mata Kuliah ini membahas mengenai pengenalan
Lebih terperinciABSTRAK PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT
ABSTRAK PERBEDAAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB DI RONGGA MULUT SEBELUM DAN SESUDAH MENGKONSUMSI YOGHURT Jane Nathania Sanjaya,2014. Pembimbing I: Johan Lucianus, dr., M.Si. Pembimbing II: Winny Suwindere,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi, alat ortodontik cekat, pasta gigi, enzim amyloglucosidase, enzim glucoseoxidase.
iv ABSTRAK Pemakaian alat ortodontik cekat menyebabkan kesulitan dalam mengendalikan plak sehingga rata-rata indeks plak menjadi lebih tinggi. Salah satu cara mencegah akumulasi plak adalah dengan menyikat
Lebih terperinciTERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan mulut merupakan hal yang sangat penting dan berpengaruh pada kesehatan umum dan kualitas hidup (WHO, 2012). Kesehatan gigi dan mulut sering kali menjadi prioritas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel yang tak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan lainnya, baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap
Lebih terperinciABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE
ABSTRAK PERBEDAAN PENGGUNAAN PASTA GIGI MENGANDUNG ENZIM AMYLOGLUCOSIDASE DAN GLUCOSEOXIDASE DENGAN SODIUM BICARBONATE TERHADAP INDEKS PLAK (Penelitian Pada Pasien Pengguna Alat Ortodontik Cekat) Dwiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menduduki peringkat kedua setelah karies (Amalina, 2011). Periodontitis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu penyakit dengan tingkat penyebaran yang luas dalam masyarakat adalah periodontitis. Di Indonesia, penyakit periodontal menduduki peringkat kedua setelah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 2011, prevalensi karies di wilayah Asia Selatan-Timur mencapai 75-90% pada anakanak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan dan tidak bisa saling dipisahkan. Masalah yang timbul pada kesehatan gigi dan mulut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menciptakan hubungan oklusi yang baik (Dika et al., 2011). dua, yaitu ortodontik lepasan (removable) dan ortodontik cekat (fixed).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan alat ortodontik merupakan salah satu perawatan dari kesehatan gigi dan mulut. Perawatan ortodontik merupakan perawatan yang dilakukan di bidang kedokteran
Lebih terperinciPERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang
PERIODONTITIS Definisi Periodontitis merupakan penyakit inflamasi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme spesifik atau sekelompok mikroorganisme tertentu, menghasilkan destruksi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Plak gigi; teh hitam; indeks plak, O Leary
ABSTRAK Plak gigi merupakan penyebab utama terjadinya karies gigi, dengan prevalensi secara nasional tahun 2007 mencapai 43.40%. Plak mengandung bakteri Streptococcus mutans yang dapat memfermentasi karbohidrat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan rongga mulut merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan, untuk itu dalam memperoleh kesehatan rongga
Lebih terperinciKata kunci : obat kumur yang mengandung alkohol, obat kumur non-alkohol, perubahan warna, komposit nanofiller.
ABSTRAK Penggunaan obat kumur sedang berkembang di masyarakat, pemakaian obat kumur berfungsi untuk menghilangkan bakteri pada rongga mulut, mengurangi bau mulut serta mencegah karies dan penyakit periodontal.
Lebih terperinciTERAPI KOMBINASI ANTIBIOTIK AMOKSISILIN DENGAN METRONIDAZOLE DALAM PERAWATAN PERIODONTAL
TERAPI KOMBINASI ANTIBIOTIK AMOKSISILIN DENGAN METRONIDAZOLE DALAM PERAWATAN PERIODONTAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi Oleh:
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Nitric oxide (NO) adalah molekul radikal yang sangat reaktif, memainkan
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nitric oxide (NO) adalah molekul radikal yang sangat reaktif, memainkan peranan penting dalam beberapa sistem biologis manusia. Diketahui bahwa endothelium-derived
Lebih terperinciGAMBARAN STATUS PERIODONTITIS PASKA PERAWATAN SCALING
GAMBARAN STATUS PERIODONTITIS PASKA PERAWATAN SCALING DAN ROOT PLANING PADA WANITA MENOPAUSE (Kajian Pada Posyandu Lansia Mawar XII Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan) PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : Plak gigi; susu murni; indeks plak; O Leary
ABSTRAK Susu merupakan bagian penting dari diet manusia karena memiliki nilai gizi tinggi. Penelitian menunjukkan susu memiliki sifat kariostatik, tetapi susu murni memiliki potensi kariogenik yang rendah.
Lebih terperinciABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y
ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y Penyakit gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Periodontitis merupakan inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan tulang dan resorpsi tulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rongga mulut manusia tidak pernah terbebas dari bakteri karena mengandung mikroba normal mulut yang berkoloni dan terus bertahan dengan menempel pada gigi, jaringan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mulut memiliki lebih dari 700 spesies bakteri yang hidup di dalamnya dan. hampir seluruhnya merupakan flora normal atau komensal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tubuh secara alami merupakan tempat berkoloninya kompleks mikroorganisme, terutama bakteri. Bakteri-bakteri ini secara umum tidak berbahaya dan ditemukan di
Lebih terperinciPERAWATAN KURETASE GINGIVA PADA GIGI INCISIVUS LATERAL RAHANG BAWAH
PERAWATAN KURETASE GINGIVA PADA GIGI INCISIVUS LATERAL RAHANG BAWAH (Laporan Kasus) Ichda Nabiela Amiria Asykarie 1, Ariyani Faizah 2 1 Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
mulut. 7 Gingiva pada umumnya berwarna merah muda dan diproduksi oleh pembuluh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penyakit periodontal adalah inflamasi yang dapat merusak jaringan melalui interaksi antara bakteri
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMAKAIAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PEMAKAIAN OBAT KUMUR CHLORHEXIDINE PADA PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DALAM MENURUNKAN JUMLAH KOLONI BAKTERI AEROB Carolina Regita Tandar,2014. Pembimbing I: Widura, dr., MS.
Lebih terperinciABSTRAK. Pembimbing I : Widura, dr., MS. Pembimbing II : Yenni Limyati, dr., Sp.KFR., S.Sn., M.Kes. Selly Saiya, 2016;
ABSTRAK Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Daun Miana (Coleus atropurpureus Benth.) Terhadap Staphylococcus aureus Dan Streptococcus pyogenes Secara In Vitro Selly Saiya, 2016; Pembimbing I : Widura, dr.,
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.
ABSTRAK Di dalam saliva terdapat berbagai jenis bakteri aerob yang merupakan flora normal rongga mulut. Salah satu bakteri aerob yang merupakan bakteri utama penyebab plak gigi adalah Streptococcus mutans.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi dan menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering terjadi adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radiografi dental biasa digunakan untuk membantu menemukan masalah pada rongga mulut pasien. Radiografi melibatkan penggunaan energi sinar untuk menembus gigi dan merekam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat di masa yang akan datang terutama di negara-negara berkembang, seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) adalah proses alamiah yang pasti akan dialami oleh setiap manusia. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) diprediksi akan meningkat cepat di
Lebih terperinciPENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI
PENGARUH INTERVENSI MUSIK KLASIK MOZART DIBANDING MUSIK INSTRUMENTAL POP TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DENTAL PASIEN ODONTEKTOMI LAPORAN AKHIR HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyebabkan hilangnya perlekatan epitel gingiva, hilangnya tulang alveolar, dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis adalah peradangan pada jaringan pendukung gigi yang dapat menyebabkan hilangnya perlekatan epitel gingiva, hilangnya tulang alveolar, dan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab terbesar kehilangan gigi di usia 30 tahun. (Situmorang,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia. Di Indonesia, penyakit periodontal menduduki urutan kedua dan merupakan penyebab terbesar
Lebih terperinciKata kunci: Infusa Siwak, Staphylococcus aureus, konsentrasi, waktu kontak.
ABSTRAK Kebersihan mulut sangat penting dijaga, sehingga diperlukan metode perawatan kebersihan mulut yang aman, efektif, dan ekonomis. Salah satu bahan alami yang sejak dahulu hingga sekarang digunakan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. atau berkurangnya respon terhadap reseptor insulin pada organ target. Penyakit ini dapat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis berupa gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemi karena terganggunya aktivitas insulin. Pada kondisi ini akan terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ortodontik berdasarkan kebutuhan fungsional dan estetik. Penggunaan alat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya gaya hidup dan perubahan pandangan mengenai konsep estetika, masyarakat dewasa ini memilih perawatan ortodontik berdasarkan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jumlah perokok di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar 2013, perokok aktif mulai dari usia 15 tahun ke
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : kecemasan dental, tanaman bunga berwarna biru muda, pencabutan gigi
ABSTRAK Kecemasan dental terdapat pada 1 dari 7 populasi dan membutuhkan perawatan yang hati-hati serta penanganan yang lebih oleh dokter gigi. Pencabutan gigi merupakan pencetus utama kecemasan dental.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jaringan Peridontal Periodonsium secara harfiah artinya adalah di sekeliling gigi. Periodonsium terdiri dari jaringan-jaringan yang mengelilingi gigi yaitu: 14 1. Gingiva Gingiva
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. adalah mikroorganisme yang ditemukan pada plak gigi, dan sekitar 12
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit periodontal telah diketahui sebagai penyakit yang paling banyak ditemukan pada rongga mulut manusia, bersamaan dengan karies gigi. Prevalensi penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan zaman, kebutuhan dan minat akan perawatan ortodonsi pada saat ini semakin meningkat. Ortodonsi adalah cabang ilmu kedokteran gigi yang mempelajari pertumbuhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme spesifik atau kumpulan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periodontitis adalah inflamasi yang terjadi pada jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh adanya mikroorganisme spesifik atau kumpulan beberapa mikroorganisme yang
Lebih terperinciLAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum
PENGARUH PASTA GIGI MENGANDUNG XYLITOL DAN FLUORIDE DIBANDINGKAN PASTA GIGI MENGANDUNG FLUORIDE TERHADAP PLAK GIGI (Studi pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro ) LAPORAN HASIL KARYA
Lebih terperinciPERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU
PERBEDAAN STATUS ANTIOKSIDAN TOTAL PADA PASIEN PERIODONTITIS KRONIS PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI INSTALASI PERIODONSIA RSGM FKG USU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : gingivitis kehamilan, indeks gingiva modifikasi, usia kehamilan, sosio- ekonomi, pola makan, oral hygiene
ABSTRAK Selama kehamilan terjadi perubahan hormon yang mengubah respon imun dan mediator respon inflamasi. Hal ini kemudian menyebabkan masalah dalam rongga mulut terutama gingivitis dan infeksi periodontal.
Lebih terperinciKata kunci : Plak gigi, pasta gigi, pasta gigi herbal, metode O Leary
ABSTRAK Plak gigi merupakan kumpulan lebih dari 500 jenis mikroba yang melekat ataupun berkembang secara bebas pada jaringan lunak dan keras di permukaan rongga mulut seperti epithelium gingival maupun
Lebih terperinciTERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti seminar hasil Karya Tulis Ilmiah
Lebih terperinciTERHADAP PENURUNAN CLINICAL ATTACHMENT LEVEL
PENGARUH SCALING DAN ROOT PLANING TERHADAP PENURUNAN CLINICAL ATTACHMENT LEVEL (CAL) PENDERITA PERIODONTITIS (Kajian pada Wanita Menopause di Posyandu Lansia Mawar XII Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan)
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster
ABSTRAK EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster Kamajaya Mulyana, 2014; Pembimbing : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes Luka pada kulit sering
Lebih terperinciBAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM. penyakit periodontal. Zat dalam asap rokok seperti; nikotin, tar, karbon monoksida
BAB 2 DAMPAK MEROKOK TERHADAP PERIODONSIUM Kebiasaan merokok sejak lama telah diasosiasikan sebagai penyebab berbagai macam perubahan dalam rongga mulut, seperti kaitannya dengan kanker mulut dan penyakit
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA
KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN EKSTRAK BUAH DAN EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP SEL PMN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA GINGIVA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang ditemukan pada plak gigi dan sekitar 10 spesies telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit dengan tingkat penyebaran yang luas di masyarakat. Penyakit periodontal disebabkan oleh bakteri yang ditemukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Flora normal rongga mulut terdiri dari berbagai mikroflora termasuk bakteri, jamur, mycoplasma, protozoa dan virus; bakteri merupakan kelompok yang predominan. Bakteri
Lebih terperinciPADA WANITA MENOPAUSE PENDERITA PERIODONTITIS
EFEKTIFITAS SCALING DAN ROOT PLANINGPADA WANITA MENOPAUSE PENDERITA PERIODONTITIS (Tinjauan pada Poket Periodontal di Posyandu Lansia Mawar XII Kelurahan Pajang Kecamatan Laweyan) PUBLIKASI ILMIAH Disusun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi ECC dan SECC Early childhood Caries (ECC) dan Severe Early Childhood Caries (SECC) telah digunakan selama hampir 10 tahun untuk menggambarkan status karies pada anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama yang banyak diderita oleh masyarakat di Indonesia. Berdasarkan data dari SKRT (Survei Kesehatan
Lebih terperinciPERBEDAAN INDEKS PERIODONTAL DAN SKOR PEMBESARAN GINGIVA KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN PENELITIAN
PERBEDAAN INDEKS PERIODONTAL DAN SKOR PEMBESARAN GINGIVA KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006,
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Penyakit periodontal merupakan salah satu penyakit rongga mulut dengan prevalensi yang masih tinggi di dunia. Menurut WHO tahun 2006, prevalensi penyakit periodontal
Lebih terperinciKata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.
ABSTRAK Flora normal rongga mulut yang tidak seimbang dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut, salah satu upaya pengendaliannya adalah berkumur dengan larutan baking soda (Sodium bicarbonate). Larutan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.
ABSTRAK Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng dan menunjukkan gambaran morfologi yang sama dengan karsinoma sel skuamosa di bagian tubuh lain.
Lebih terperinci