Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak"

Transkripsi

1 IDENTIFIKASI KONSEPSI SISWA PADA MATERI HUBUNGAN GAYA DAN GERAK DIKAITKAN DENGAN PENGALAMAN BELAJAR: STUDI KASUS DI KELAS VIII SMP TERPADU AL-ANWAR TRENGGALEK Wina Khoirul Ummah, Sutopo, Asim Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5, Malang Telp.(0341) ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsepsi siswa tentang hubungan gaya dan gerak, baik sebelum dan sesudah pembelajaran. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsepsi siswa dan perubahannya tentang: 1) pengertian gaya dalam fisika, 2) gaya yang bekerja pada benda diam, 3) gaya yang bekerja pada benda bergerak, dan 4) gaya aksi reaksi. Data penelitian konsepsi siswa diambil melalui tes sebelum dan sesudah pembelajaran, wawancara, dan observasi. Instrumen tes terdiri dari 23 butir soal benar-salah, di mana siswa diminta menjawab benar/ salah/ ragu, dan satu soal menggambar gaya. Data hasil tes diolah dan disajikan dalam bentuk tabel persentase. Perubahan konsepsi siswa dianalisis berdasarkan hasil perbandingan respon siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi kelas dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi perubahan konsepsi siswa setelah pembelajaran, baik perubahan ke arah benar maupun ke arah salah. Konsepsi siswa yang mengalami perubahan ke arah konsepsi benar antara lain konsepsi tentang: 1) gaya tidak selalu memerlukan kekuatan otot, 2) adanya gaya yang bekerja pada benda diam, 3) arah gaya yang bekerj apada benda bergerak, dan. Konsepsi siswa yang mengalami perubahan ke arah konsepsi salah adalah konsepsi tentang: 1) gaya yang bekerja pada benda bergerak, 2) waktu terjadinya pasangan gaya aksi-reaksi, 4) menentukan pasangan gaya aksi-reaksi dan 4) besar pasangan gaya aksireaksi. Sedangkan konsepsi tentang pengaruh gaya pada benda, gaya yang bekerja pada benda yang bergerak dalam arah vertikal dan gambaran gaya yang bekerja pada benda diam cenderung tidak mengalami perubahan baik sebelum maupun sesudah pembelajaran. Secara umum, pembelajaran sudah memberikan pengalaman belajar yang cukup bagi siswa untuk memahami konsep-konsep hubungan gaya dan gerak. Kata Kunci: Konsepsi, Perubahan Konsepsi, Gaya dan Gerak PENDAHULUAN Diantara konsep yang harus dipahami oleh siswa kelas VIII berdasarkan Kompetensi Dasar kurikulum 2013 adalah materi gaya dan gerak. Dalam membelajarkan konsep gaya dan gerak ini, diperlukan metode pembelajaran yang mampu untuk menanamkan pemahaman yang benar dan pengalaman belajar yang bermakna. Pengalaman belajar yang lebih menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual akan menjadikan proses belajar lebih efektif. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan sisi bidang kajian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang relevan akan membentuk skema kognitif, sehingga anak memperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuangaya dan gerak merupakan materi fisika yang diajarkan mulai jenjang sekolah dasar. Hal ini karena banyak materi gaya dan gerak yang berhubungan langsung dengan fenomena-fenomena yang tejadi dalam kehidupan sehari-hari. Pengetahuan yang belum sesuai biasa disebut dengan miskonsepsi atau salah konsep ada juga yang menyebutkan dengan konsep alternative. Salah konsep merupakan fenomena yang hingga 1

2 kini menjadi perhatian para ahli dan peneliti pendidikan fisika, karena keberadaannya dipercaya dapat menghambat proses asimilasi pengetahuan baru pada diri siswa (Tayubi, 2011). Penelitian ini dilakukan di sekolah yang berada di bawah naungan pondok pesantren, dimana siswa hanya belajar pengetahuan umum di jam sekolah. Setelah memasuki asrama (pesantren), siswa hanya diperbolehkan untuk belajar ilmu agama dan mengkaji kitab kuning. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya dari para guru untuk meminimalisir miskonsepsi yang dibawa oleh siswa. Pembelajaran fisika di sekolah hendaknya mendukung adanya perubahan konsepsi (conceptual change). Ruhf (2003) juga mengatakan bahwa perubahan konsep seseorang dan terjadi ketika siswa telah mampu mengubah kerangka berpikirnya terhadap suatu konsep sesuai dengan konsep yang telah disepakati oleh ilmuwan. Proses perubahan konsepi dapat dibagi menjadi dua proses, yakni: (1) proses perluasan konsep, yakni mempeluas konsep yang dimiliki siswa menjadi konsep yang lengkap; dan (2) proses pembetulan konsep yang salah, yakni membetulkan konsep salah yang dimiliki siswa menjadi konsep yang benar (Hewson, 1992; Suparno,2013). Diantara kesalahan yang sering di alami oleh siswa pada materi hubungan gaya dan gerak adalah siswa memiliki pemahaman bahwa gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang selalu memerlukan kekuatan otot, atau dilakukan oleh mahluk hidup seperti manusia dan hewan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kusyanti (2013) mengungkapkan bahwa 12 anak dari 30 anak menjawab bahwa tidak ada gaya yang bekerja pada benda selama benda itu diam, dan selama benda diam juga tidak ada gaya gesekan, gaya gesek baru akan timbul jika benda bergerak relatif terhadap benda lain yang saling bersentuhan, serta kebanyakan siswa, beranggapan bahwa untuk menjaga agar suatu benda bergerak dengan kecepatan konstan, perlu diberikan pula gaya yang konstan secara terus-menerus. Selain itu, banyak pula siswa yang menganggap bahwa apa bila suatu benda bergerak dan beberapa saat kemudian berhenti, maka gaya yang bekerja pada benda itu telah habis atau hilang. Pablico (2010) memberikan contoh tentang konsep alternatif lain yang dimiliki siswa antara lain: (1) gaya adalah penyebab dari suatu gerakan, (2) gaya yang konstan akan menyebabkan benda tetap bergerak dengan kecepatan konstan, (3) kecepatan searah dengan arah gaya, dan (4) ketiadaan gaya akan menyebabkan benda diam atau melambat. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rohadi (2012), menyatakan bahwa ada sekitar 60% dari subyek penelitian memahami bahwa selama bergerak vertikal ke atas, sebuah batu mendapat gaya F ke atas yang besarnya sama dengan gaya beratnya ke bawah. Diantara 2

3 prakonsepsi siswa yang salah dalam materi gaya adalah cara siswa menganalisa hubungan antara arah gaya dan arah gerak benda. Beberapa siswa menganggap bahwa semua gaya yang bekerja pada benda yang sedang bergerak, arahnya sama dengan arah gerak benda. Kesalahan konsep yang sering dialami siswa adalah bahwa gaya aksi-reaksi ini terjadi pada benda yang sama. Sebagai contoh adalah ketika seorang siswa ditanya tentang gaya aksi reaksi yang terjadi pada saat kita mendorong tembok, siswa tersebut mengatakan bahwa gaya aksi reaksi sama-sama bekerja pada tangan dengan alasan saat tangan memberi gaya pada tembok sebagai gaya aksi, maka tangan juga merasakan reaksi dari tembok. Selain itu, siswa juga menyatakan bahwa gaya aksi-reaksi bekerja secara bergantian, yaitu setelah kita selesai memberikan gaya aksi pada suatu benda, maka baru akan timbul gaya reaksi. Di Indonesia masih sedikit penelitian yang mengungkap konsepsi siswa terkait hubungan gaya dan gerak; apalagi jika dikaitkan dengan perubahan konsepsi setelah siswa mendapat pengalaman belajar di kelas. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk meneliti konsepsi siswa tentang konsep hubungan gaya dan gerak. Penelitian perlu dilakukan pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Identifikasi konsepsi siswa yang dilakukan sejak dini akan mempermudah guru memilih metode dan model pembelajaran dalam menyampaikan materi, dan juga membantu siswa memperbaiki konsepsi salah yang dimilikinya. Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui konsepsi siswa pada konsepkonsep hubungan gaya dan gerak serta perubahannya setelah mengikuti pembelajaran. Hasil dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk menentukan model dan metode pembelajaran dalam menyampaikan materi gaya di sekolah sehingga menginspirasi peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul Identifikasi Konsepsi Siswa tentang Hubungan Gaya dan Gerak Dikaitkan dengan Pengalaman Belajar di Kelas: Studi Kasus di SMP terpadu Al- Anwar Trenggalek. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kajian penelitian adalah untuk mengungkap bagaimana konsepsi siswa sebelum dan sesudah pembelajaran tentang pengertian gaya dalam fisika, gaya yang bekerja pada benda diam, gaya yang bekerja pada benda bergerak, pasangan gaya aksi reaksi, dan pembelajaran fisika yang menyebabkan perubahan pemahaman siswa pada konsep-konsep tersebut. METODE Berdasarkan permasalahan yang dikaji, penelitian ini merupakan penilitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk 3

4 memberikan gambaran tentang suatu keadaan secara komprehensif (Aditya, 2009). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian dilaksanakan di SMP Terpadu Al-Anwar, Trenggalek tahun akademik 2014/2015. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-A yang sedang menempuh mata pelajaran IPA Terpadu materi gaya. Subyek penelitian ini terdiri dari 35. Sesuai masalah yang akan dikaji, data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: (1)konsepsi siswa tentang pengertian gaya dalam fisika, (2) konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda diam, (3) konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda bergerak, (4) konsepsi siswa tentang gaya aksi reaksi, dan 5) perubahan konsepsi-konsepsi tersebut sebelum dan sesudah pembelajaran. Sumber data yang dalam penelitian ini adalah hasil tes pemahaman materi, wawancara, dan observasi. Data hasil tes pemahaman konsep ini dilengkapi dengan data hasil wawancara kepada 12 siswa yang dipilih secara acak, untuk memperoleh data yang lebih rinci/ mendalam mengenai konsepsi awal siswa dan perubahan konsepsi nya setelah pembelajaran. Selain itu, juga dilakukan observasi untuk mengamati proses pembelajaran Analisis data dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Analisis secara kuantitatif dilakukan berdasarkan jawaban siswa dari hasil tes awal dan tes akhir. Berdasarkan hasil tes ini, dihitung jumlah dan prosentase siswa yang memilih tiap opsi jawaban benar, salah, dan ragu pada tes awal dan tes akhir dan membandingkannya. Selain itu juga dilakukan perhitungan prosentase perubahan jawaban siswa pada tes awal dan tes akhir. Berdasarkan nilai prosentase ini, akan diketahui jumlah siswa yang mengalami perubahan ke arah konsepsi yang benar, perubahan ke arah konsepsi yang salah, dan siswa yang tidak mengalami perubahan konsepsi. Analisis secara kualitatif dilakukan terhadap hasil wawancara dan observasi pembelajaran, data hasil observsi tersebut disajikan dalam bentuk diskripsi singkat tentang kegiatan guru dalam menyampaikan materi konsep gaya dan gerak di kelas serta respon siswa selama mengikuti proses pembelajaran untuk tiap konsep yang menjadi fokus penelitian. Apabila terdapat perubahan konsepsi, maka dicari hubungan keterkaitan antara proses pembelajaran dan perubahan konsepsi yang dimiliki siswa. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konsepsi Siswa tentang Gaya dalam Fisika dan Pengaruhnya Berdasarkan hasil tes dan wawancara, siswa yang membenarkan bahwa gaya selalu memerlukan kekuatan otot, juga tidak menolak bahwa adanya gaya-gaya lain yang tidak memerlukan kekuatan otot. Alasan siswa membenarkan pernyataan itu adalah saat mendengar kata gaya, asosiasi yang muncul dalam pikiran siswa adalah tarikan atau 4

5 dorongan yang dihubungkan dengan aktivitas yang memerlukan kekuatan otot. Hal ini terjadi karena bahan yang dipelajari siswa, baik modul, buku, dan contoh yang sering diberikan oleh guru, sedangkan siswa yang konsepsinya tidak berubah disebabkan karena siswa tidak teliti dalam mencermati isi dari soal dan tidak memperhaikan penjelasan guru dengan baik. Pada umumnya siswa sudah mempunyai konsepsi yang cukup bagus, yakni bisa membedakan antara gaya, usaha dan energi. Mereka membedakannya berdasarkan satuannya. Pemahaman siswa tentang pengaruh gaya pada benda sudah baik, karena pengaruh gaya dapat diamati secara langsung. 2. Konsepsi Siswa tentang Gaya yang Bekerja pada Benda Diam Konsepsi siswa tentang gaya adalah sesuatu tarikan atau dorongan yang harus mempunyai pengaruh yang bisa diamati langsung oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengatakan bahwa pada benda yang diam tidak terdapat gaya yang bekerja pada benda, buktinya benda hanya diam saja bu. Siswa lain berpendapat benda tidak berubah bentuk dan tetap diam. Ada beberapa siswa yang menjawab bahwa semua benda di bumi terpengaruh gaya gravitasi, namun karena benda tidak ditarik atau di dorong, berarti tidak ada gaya yang sedang diberikan pada benda. Dari beberapa pendapat siswa tersebut dapat diidentifikasi pemikiran yang muncul saat siswa melihat suatu objek yang tidak bergerak adalah tidak ada gaya yang sedang bekerja pada benda. Menurut siswa, pada sebuah balok yang terletak diam di atas meja, ada gaya ke bawah (gravitasi) yang menarik balok ke bawah dan ada gaya normal dari meja terhadap balok yang berfungsi menahan balok. Ada juga yang berpikir bahwa balok mempunyai gaya menekan meja dan meja mempunyai gaya menahan balok yang terletak di atasnya. Beberapa siswa pada tes akhir menunjukkan adanya perubahan respon yang sedikit berbeda dari siswa lainnya, yakni menambahkan keterangan pada gaya yang mereka gambarkan, yakni gaya gravitasi dan gaya normal adalah pasangan gaya aksi-reaksi. Berdasarkan hasil wawancara, siswa mengatakan bahwa apabila benda yang didorong tidak bergerak, maka gaya dorong tersebut nilainya lebih kecil dari berat benda. Siswa sering mengalami kerancuan antara massa dan berat. Tentang hubungan gaya gesek dan berat benda, logika siswa sudah benar, yakni semakin besar berat benda maka semakin besar gaya yang diberikan. Berdasarkan hasil wawancara, siswa sudah bisa menemukan kesebandingan antara gaya gesek dan berat benda, akan tetapi kebanyakan siswa menganggap bahwa gaya gesek sama dengan berat benda. 5

6 3. Konsepsi Siswa tentang Gaya yang Bekerja Pada Benda Bergerak Berdasarkan hasil penelitian masih banyak siswa yang memiliki pemahaman bahwa untuk menjaga agar benda bisa bergerak dengan kecepatan konstan, maka harus ada gaya konstan yang bekerja pada benda yang searah dengan arah gerak benda. Jika pada benda yang bergerak tersebut tidak diberikan gaya secara terus-menerus, maka geraknya akan semakin melambat dan lama-lama akan berhenti. Pemahaman siswa baik sebelum maupun setelah pembelajaran cenderung tidak mengalami perubahan ke arah konsepsi yang benar. Menurut hasil wawancara, konsepsi tersebut dibangun berdasarkan hasil pengamatan siswa dalam kehidupan sehari-hari, meskipun benda bergerak di linatasan yang licin, untuk menggerakkan suatu benda harus ada gaya yang diberikan Sebelum mengikuti pembelajaran siswa memiliki pemahaman bahwa gaya yang bekerja pada benda hanyalah gaya yang searah dengan gerak benda. Pada saat itu, siswa sudah mengenal adanya gaya gesek yang arahnya berlawanan dengan arah gerak benda dan gaya gravitasi yang arahnya menuju ke pusat bumi, tetapi tidak terpikirkan oleh siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, setelah pembelajaran dengan mengamati demonstrasi guru, siswa berpendapat bahwa gaya yang bekerja pada benda arahnya tidak selalu sama. saat penghapus didorong di atas meja, selain ada gaya dorong ke timur, juga ada gaya gesek yang arahnya berlawanan; saat penghapus dijatuhkan, arah gaya pada penghapus adalah ke bawah, karena ditarik oleh gaya gravitasi bumi. Siswa sudah memiliki pemahaman yang cukup baik tetang gaya gesek; yang bekerja pada benda berlawanan dengan arah gerak benda. Pemahaman yang dimiliki siswa adalah, saat benda bergerak naik, gaya ke atas nilainya akan semakin kecil, sedangkan menurut pengamatan mereka benda bergerak semakin cepat saat benda bergerak turun, (mengalami percepatan). 4. Konsepsi Siswa tentang Pasangan Gaya Aksi- Reaksi Berdasarkan hasil penelitia pemahaman yang dimiliki siswa tentang syarat terjadinya aksi gaya aksi reaksi sudah baik, yakni gaya aksi reaksi bekerja pada benda berbeda yang saling bersentuhan, bekerja secara bersamaan, dan berlawanan arah. Berdasarkan hasil wawancara, menurut siswa, antara gaya aksi reaksi tidak bisa terjadi secara bersamaan, melainkan harus ada gaya aksi dulu yang diberikan, setelah itu baru muncul gaya reaksi. Respon siswa terhadap soal nomor 20, berdasarkan hasil wawancara, pemahaman yang dimiliki siswa tentang gaya aksi aksi reaksi adalah semua gaya yang arahnya berlawanan. Selain itu, siswa sudah mampu mengidentifikasi objek mana yang dikenai gaya aksi, dan objek mana yang dikenai gaya reaksi. 6

7 A. Respon Siswa Terkait dengan Pembelajaran di Kelas 1. Respon Siswa tentang Konsep Gaya dalam Fisika Setelah mendapat pembelajaran di kelas dengan guru menjelaskan bahwa gaya tidak selalu memerlukan kekuatan otot dengan memberi kan contoh gaya tarik dan tolak-menolak magnet dan benda yang jatuh karena gravitasi bumi. Alasan siswa membenarkan dan meragukan pernyataan itu adalah saat mendengar kata gaya, asosiasi yang muncul dalam pikiran siswa adalah suatu tarikan atau dorongan selalu dihubungkan dengan aktivitas yang memerlukan kekuatan otot. Dari semua perubahan yang ditimbulkan oleh gaya tersebut benda mengalami perubahan yang bisa diamati langsung oleh siswa. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman yang dimiliki siswa adalah pengaruh gaya terhadap benda harus menimbulkan suatu perubahan yang nyata yang bisa diamati langsung, bukan perubahan yang abstrak. 2. Respon Siswa tentang Konsep Gaya yang Bekerja pada Benda Diam Setelah mendapat pembelajaran di kelas dengan guru menjelaskan bahwa pada benda yang diam atau tidak bergerak, bukan berarti tidak ada gaya yang sedang bekerja pada benda tetapi ada gaya gravitasi dan gaya gesek statis yang bekerja pada benda diam. Namun penjelasan guru tersebut tanpa disertai adanya demontrasi atau menampilkan video/animasi yang menunnjukkan adanya contoh nyata pengaruh gaya gravitasi, gaya normal dan gaya gesek pada benda yang diam/ tidak bergerak. Akibatnya hasil respon siswa pada tes akhir menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang tidak mengalami perubahan pemahaman. Berdasarkan hasil wawancara, pemahaman siswa tidak tidak berubah karena dalam pikiran siswa, apabila ada suatu gaya yang bekerja pada benda, maka harus ada perubahan yang muncul akibat gaya tersebut seperti adanya perubahan gerak benda, perubahan kecepatan gerak benda, perubahan arah gerak benda dan perubahan bentuk benda. 3. Respon Siswa tentang Konsep Gaya yang Bekerja pada Benda Bergerak Baik dari hasil tes awal dan juga tes akhir, respon siswa tentang konsep gaya yang bekerja pada benda yang bergerak masih menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Penjelasan dari guru ini ternyata masih belum bisa merubah konsepsi siswa pada konsep ini. Berdasarkan hasil wawancara, siswa tetap yakin, bahwa suatu benda yang bergerak suatu saat pasti akan berhenti, agar tetap bergerak maka harus diberi gaya secara terus menerus searah dengan arah gerak benda. Guru menjelaskan arah gaya pada benda bergerak dengan demonstrasi mendorong penghapus ke arah timur sampai penghapus terjatuh, berdasarkan hasil wawancara setelah pembelajaran, pemahaman yang dimiliki siswa adalah saat benda 7

8 bergerak di ataas meja, terdapat gaya dorong dan gaya gesek. Gaya gravitasi hanya bekerja pada saat benda jatuh, yakni ditunjukkan dengan jatuhnya benda ke bawah. 4. Respon Siswa tentang Konsep Pasangan Gaya Aksi-Reaksi Setelah mendengarkan penjelasan dari guru bahwa jika kita memberikan gaya aksi pada suatu benda, maka akan timbul gaya reaksi kepada kita. Berdasarkan hasil wawancara, menurut siswa antara gaya aksi-reaksi tidak bisa terjadi secara bersamaan, melainkan harus ada gaya aksi dulu yang diberikan, setelah itu baru akan muncul gaya reaksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, perubahan pemahaman yang mereka miliki setelah pembelajaran diperoleh dengan mengamati demonstrasi dari guru yang mendorong meja, kemudian meja bergerak, guru menjelaskan telah terjadi gaya aksi dari tangan terhadap meja, dan guru merasakan gaya reaksi dari meja terhadap tangan. Akan tetapi, demonstrasi ini juga menimbulkan pemahaman baru bagi siswa, yakni karena meja berpindah, maka menurut siswa gaya aksi lebih besar dari gaya reaksi. Demonstrasi lain yang dilakukan guru adalah dengan mendorong tembok. Guru menjelaskan bahwa ada gaya aksi dari tangan terhadap tembok, dan guru merasakan adanya gaya reaksi dari tembok terhadap tangan. Demonstrasi seperti ini, juga menimbulkan pemahaman baru bagi siswa, yakni gaya aksi lebih kecil dari gaya reaksi karena tembok yang diberi gaya tidak bergerak, justru kita yang memberikan gaya pada tembok bergerak mundur. Dengan demikian, konsep tentang besar gaya aksi reaksi belum bisa dipahami dengan baik oleh siswa. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Semua siswa memahami gaya dalam fisika sebagai suatu tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan benda mengalami perubahan kecepatan gerak, perubahan bentuk, perubahan arah gerak dan perubahan gerak benda, baik sebelum maupun sesudah pembelajaran sudah baik. Tetapi sebagian besar siswa masih memahami bahwa gaya selalu memerlukan kekuatan otot, dengan persentase pada tes awal sebesar 54,3% dan 45,7% pada tes akhir. 2. Pemahaman siswa tentang adanya gaya yang bekerja pada benda diam sudah mengalami pergeseran ke arah konsepsi lebih baik (14,3% pada pre-test dan 62,9% pada post-test). Selain itu kemampuan siswa dalam menggambarkan gaya yang bekerja pada sebuah balok yang diam di atas meja, menunjukkan adanya pemahaman yang lebih baik (71,4% 8

9 pada pretest dan 74,3% pada post-test), tetapi setelah pembelajran, muncul pemahaman baru bagi siswa bahwa gaya gravitasi dan gaya normal adalah pasangan gaya aksi reaksi. 3. Konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda bergerak dari sebelum ke sesudah pembelajaran belum mengalami pergeseran ke arah konsepsi yang lebih baik. Hal ini dikarenakan siswa tetap memiliki pemahaman bahwa untuk menjaga agar benda bisa bergerak dengan kecepatan konstan, maka harus ada gaya konstan yang bekerja pada benda yang searah dengan arah gerak benda (85,7% menjadi 88,6%). Tetapi konsepsi siswa tentang arah gaya-gaya yang bekerja pada benda bergerak cenderung sudah mengalami pergeseran ke arah konsepsi yang lebih baik, dengan meningkatnya persentase dari 40,0% menjadi 88,6% pada tes akhir. Sedangkan konsepsi siswa tentang gaya yang bekerja pada benda bergerak dalam arah vertikal cenderung tidak berubah. 4. Konsepsi siswa tentang sifat gaya aksi-reaksi bekerja pada benda yang sama yang saling bersentuhan dari sebelum ke sesudah pembelajaran cenderung belum mengalami pergeseran ke arah konsepsi yang lebih baik. Hal ini tampak dari sedikitnya persentase siswa yang memiliki konsepsi benar pada post-test, yakni 14,3%. Sedangkan waktu terjadinya pasangan gaya aksi-reaksi, arah pasangan gaya aksi-reaksi, dan besar pasangan gaya aksi-reaksi cenderung mengalami perubahan ke arah konsepsi yang lebih baik. Pembelajaran fisika yang menyebabkan perubahan pemahaman bagi siswa antara lain: Pembelajaran fisika yang menyebabkan perubahan pemahaman siswa ke arah konsepsi yang lebih baik adalah metode demonstrasi dengan pemilihan media yang tepat dan penguasaan konsep yang baik oleh guru. Namun, apabila metode demonstrasi yang digunakan kurang tepat, maka justrus akan menyebabkan pemahaman siswa bearubah ke arah yang kurang baik. Misalnya pemahaman siswa tentang besar pasangan gaya aksi-reaksi justru berubah ke arah konsepsi yang kurang baik, yaitu: 1) demontrasi mendorong meja hingga bergerak membuat siswa menyimpulkan bahwa gaya aksi lebih besar dari pada gaya reaksi, 2) demonstrasi mendorong tembok hingga menyebabkan orang yang mendorong bergerak mundur membuat siswa menyimpulkan bahwa gaya reaksi lebih besar dari pada gaya reaksi. Pembelajaran fisika yang tidak menyebabkan perubahan pemahaman siswa adalah dengan metode ceramah dan tanpa disertai contoh nyata berkaitan dengan konsep yang diajarkan, karena dinilai kurang efektif untuk mengatasi kesalahan konsepsi. 9

10 B. Saran berikut. Berdasarkan hasil penelitian tersebut,peneliti mengemukakan saran-saran sebagai 1. Beberapa konsep alternatif yang ditemukan dalam penelitian ini juga ditemukan dalam penelitian lain dan pada berbagai jenjang pendidikan, sehingga sangat mungkin konsep alternatif ini juga terjadi di sekolah lain, sehingga temuan ini perlu mendapat perhatian lebih oleh para guru dalam rangka merancang strategi pembelajaran pada materi gaya dan gerak agar kesalahan konsepsi pada siswa dapat diatasi. 2. Agar siswa lebih memahami tentang konsep gaya, akan lebih baik jika siswa diajak untuk melakukan praktikum secara langsung, sehingga pengetahuan yang dimilki siswa tidak hanya sepintas teori yang sifatnya menghafal. 3. Konsep tentang pasangan gaya aksi-reaksi adalah yang paling sulit dipahami oleh siswa SMP, sehingga perlu disusun strategi khusu dalam membelajarkannya pada siswa. DAFTAR RUJUKAN Aditya, D Hand Out Mata Kuliah Metodologi Research. Tidak diterbitkan. Prodi D III Kebidanan Poltekkes Surakarta Halloun, I. & Hestenes, D Common Sense Concept about Motion. American Journal of Physics, 53 (11): Kompetensi Dasar Sekolah Menengan Pertama (SMP)/ Madrasah Tsanawiyah (MTs) Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Kusyanti, R. N. T Pemahaman Konsep Siswa setelah Menggunakan Media Pembelajaran Animasi Fisika yang tidak Sesuai. Berkala Fisika Indonesia. Yogyakarta. Vol 5 No. 1, Pablico, J. R misconceptions on Force and Gravity among High School Student. Faculty of the Louisiana State University and Agricultural and Mechanical College. Rohadi, N Kendala Cognitif Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Universitas Bengkulu pada Sejumlah Konsep Dasar Fisika. Exacta, Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains, FKIP Universitas Bengkulu, 1-7. Ruhf. R.J, A General Overview of Conceptual Change Research. (online), ( diakses pada 12 November 2013 Suparno, P Miskonsepsi & Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.Jakarta: PT Gasindo. Tayubi, Y. R, Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Mimbar Pendidikan. No. 3/XXIV/2005,

STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA

STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA STUDI MISKO SEPSI PESERTA DIDIK KELAS IX SMP EGERI 1 MAKASSAR PADA POKOK BAHASA GERAK DA GAYA Wirawan Rusli 1, Abdul Haris, Ahmad Yani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Makassar Kampus UNM Parangtambung

Lebih terperinci

Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya

Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya Moh. Fadli, Marungkil Pasaribu dan Darsikin Fadly_real@yahoo.com Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENGAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENGAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENGAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu metode untuk mencari pengetahuan secara sistematis, dengan kata lain, IPA merupakan suatu proses dalam menguasai

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN AJARAN 2009/2010 Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 1 No. 1 Tahun 2012 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret 8-13 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI POKOK WUJUD ZAT SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 BAWANG TAHUN

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja.

Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. 16% siswa hanya mengulang soal saja. L A M P I R A N 19 Lampiran 1. Tabel rangkuman hasil dan analisa. Soal no Jumlah siswa (%) yang menjawab option : 10,5 (A) Siswa tidak teliti membaca soal. analisa 1 79 (B*) 10,5 (C) 26% siswa berpikir

Lebih terperinci

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.

DINAMIKA GERAK FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) Mirza Satriawan. menu. Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac. 1/30 FISIKA DASAR (TEKNIK SIPIL) DINAMIKA GERAK Mirza Satriawan Physics Dept. Gadjah Mada University Bulaksumur, Yogyakarta email: mirza@ugm.ac.id Definisi Dinamika Cabang dari ilmu mekanika yang meninjau

Lebih terperinci

VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA

VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA VALIDASI INSTRUMEN TES ISOMORFIK UNTUK MENDIAGNOSIS MISKONSEPSI FISIKA SISWA SMA Fatmaliah Agustina, Sentot Kusairi, dan Muhardjito Jurusan Fisika, Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index)

Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Cahaya Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Identifikasi Miskonsepsi Siswa SDN Kemayoran I Bangkalan pada Konsep Menggunakan CRI (Certainty Of Response Index) Fatimatul Munawaroh 1, M. Deny Falahi 2 1 Program Studi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Hukum Newton untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP

IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP IDENTIFICATION OF

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MOMENTUM, IMPULS DAN TUMBUKAN MELALUI TES DIAGNOSTIK EMPAT TAHAP PADA SISWA SMA KELAS XII Alfi Hidayat Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER alfihidayat95@gmail.com

Lebih terperinci

REMIDIASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X SMK NASIONAL MALANG PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF

REMIDIASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X SMK NASIONAL MALANG PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF REMIDIASI PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS X SMK NASIONAL MALANG PADA MATERI SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNIVERSITAS NEGERI MALANG Zamzim Zulfa Rahmawati 1, KadimMasjkur 2 dan Sutopo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurvita Dewi Susilawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurvita Dewi Susilawati, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat berperan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan sumber daya manusia berperan penting pada

Lebih terperinci

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton Analisis Pemahaman Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Nursefriani, Marungkil Pasaribu dan H.Kamaluddin noersevi@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno

Lebih terperinci

Profil Belief of conception calon guru SD tentang Gerak Jatuh Bebas di Ruang Hampa (Free Fall on Vacuumed)

Profil Belief of conception calon guru SD tentang Gerak Jatuh Bebas di Ruang Hampa (Free Fall on Vacuumed) Profil Belief of conception calon guru SD tentang Gerak Jatuh Bebas di Ruang Hampa (Free Fall on Vacuumed) Kategori (Level) Indikator Pre Tipe 4 4 Tipe 3 3 Mahasiswa meyakini bahwa gravitasi dan ketinggian

Lebih terperinci

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako Hasnawiyah Unggul Wahyono dan Darsikin E-mail: Hasnawiyahphysics@yahoo.co.id

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Tema : Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (Pertemuan ke-3) A.

Lebih terperinci

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Vol. 1 1 Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus Agus Pujianto*, Nurjannah dan I Wayan Darmadi *e-mail: Fisika_agus43@yahoo.co.id Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan mata pelajaran biologi di Madrasah Aliyah (MA) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep-konsep biologi dan saling keterkaitan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014 Prosiding Seminar Nasional Fisika dan Pendidikan Fisika (SNFPF) Ke-6 2015 318 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA KELASXI PADA MATERI DINAMIKA ROTASI DAN KESETIMBANGAN BENDA TEGAR TAHUN AJARAN 2013/2014

Lebih terperinci

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jpkimia MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP DASAR GAYA DAN GERAK UNTUK SEKOLAH DASAR Oleh : Gaguk Resbiantoro 1, Aldila Wanda Nugraha 2 1,2 Prodi Pendidikan Guru Sekolah

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS

BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS BAB 3 DINAMIKA GERAK LURUS A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya-gaya pada benda 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gerak objek 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang akan memiliki pengalaman dari hasil fenomena yang diamati dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman-pengalaman yang dimiliki itu kemudian menjadi

Lebih terperinci

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya

Gambar 12.2 a. Melukis Penjumlahan Gaya Bab 12 Gaya Sumber: image.google.com Gambar 12.1 Mengayuh sepeda Apakah kamu pernah naik sepeda? Jika belum pernah, cobalah. Apa yang kamu rasakan ketika naik sepeda? Mengapa sepeda dapat bergerak? Apakah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gilarsi Dian Eka Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil studi lapangan mengenai tanggapan siswa terhadap pelajaran fisika di salah satu SMA Negeri di kota Bandung kepada 39 orang siswa menyatakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran : SMP N 2 Pegandon : VIII ( Delapan ) / Genap : Ilmu Pengetahuan Alam Standar Kompetensi : Memahami peranan usaha, gaya

Lebih terperinci

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA II 2016 "Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA" Program Studi Pendidikan Fisika, FPMIPA, IKIP PGRI Madiun Madiun, 28 Mei 2016 Makalah Pendamping Peran Pendidik

Lebih terperinci

Hukum Newton tentang Gerak

Hukum Newton tentang Gerak Hukum Newton tentang Gerak PETA KONSEP Gerak Aristoteles Galileo Newton hasil Hukum I Newton Hukum II Newton Hukum III Newton tentang tentang tentang Kelembaman Gaya Aksi-Reaksi aplikasi pada Gerak Lurus

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO Laily Rohmawati, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMP N 1 PIYUNGAN Mata Pelajaran : IPA Kelas/ Semester : VIII/ I Materi Pokok : Gerak pada Benda Alokasi Waktu : 12 x 40 menit (12 JP) A. Tujuan Pembelajaran

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI. Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia KONSEPSI SISWA TENTANG USAHA DAN ENERGI Ignasia Evi Susanti 1, Diane Noviandini 1, Marmi Sudarmi 1 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana, Jl.

Lebih terperinci

MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP

MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP MODEL PPE (PEMBIMBINGAN, PRESENTASI, EVALUASI) UNTUK REMEDI MISKONSEPSI IPA SISWA SMP Rumiyati 1), Indrawati 2), Yushardi 2) 1) SMP Negeri 1 Kencong Jl. Krakatau No. 78 Kencong Kabupaten Jember Email:

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA GESEK DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX TERMODIFIKASI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh :

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA GESEK DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX TERMODIFIKASI ARTIKEL PENELITIAN. Oleh : DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI GAYA GESEK DENGAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX TERMODIFIKASI ARTIKEL PENELITIAN Oleh : LANANG MAULANA AMINULLAH NIM : F03111034 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN

Lebih terperinci

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda

DINAMIKA PARTIKEL KEGIATAN BELAJAR 1. Hukum I Newton. A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda KEGIATAN BELAJAR 1 Hukum I Newton A. Gaya Mempengaruhi Gerak Benda DINAMIKA PARTIKEL Mungkin Anda pernah mendorong mobil mainan yang diam, jika dorongan Anda lemah mungkin mobil mainan belum bergerak,

Lebih terperinci

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP

REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP REMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH DI SMP Yuliarti Hasmu, Stepanus Sahala S, Syaiful B. Arsyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email:

Lebih terperinci

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA

RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA 1 RINGKASAN BAB 2 GAYA, MASSA, DAN BERAT BENDA Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi dasar 5.1. Mengidentifikasi jenis-jenis gaya, penjumlahan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEKANIKA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX)

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEKANIKA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) IDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI MEKANIKA DENGAN MENGGUNAKAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Venny Haris Program Studi Tadris Fisika Jurusan Tarbiyah STAIN Batusangkar Jl. Sudirman No. 137 Kuburajo Lima

Lebih terperinci

PENYEBAB DAN REMEDIASI MISKONSEPSI GAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL

PENYEBAB DAN REMEDIASI MISKONSEPSI GAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL PENYEBAB DAN REMEDIASI MISKONSEPSI GAYA MENGGUNAKAN MULTIMEDIA DAN MODUL Dwi Fajar Saputri, Cari )1, Sarwanto )1 1) Program Studi Pendidikan Sains Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret dwifajar2012@yahoo.com

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Tema/ Sub topik :Gaya/ Resultan Gaya dan Gaya Gesek Alokasi Waktu

Lebih terperinci

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST

2015 ID ENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PAD A MATERI TEKANAN MENGGUNAKAN THREE-TIER TEST BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miskonsepsi masih menjadi salah satu masalah dalam pembelajaran fisika di sekolah. Banyak penelitian telah dilakukan dalam bidang pendidikan dengan hasil

Lebih terperinci

Bayati Chairinisa Napitupulu Khairina Ulfa Nst

Bayati Chairinisa Napitupulu Khairina Ulfa Nst Simulasi Pada Gaya (Hukum Newton II) Bayati bayati_b@yahoo.com Chairinisa Napitupulu chairinisakoto@yahoo.com Khairina Ulfa Nst ukhairina@gmail.com Imam Fakhri Jundi jundijundi.ghost@gmail.com Lisensi

Lebih terperinci

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)

Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu Rachmat, Identifikasi Miskonsep No. 3/XXIV/2005 Identifikasi Miskonsepsi Pada Konsep-Konsep Fisika Menggunakan Certainty of Response Index (CRI) Yuyu R. Tayubi (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 1 Berbah Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / I Alokasi Waktu : 80 menit (1 x pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan

Lebih terperinci

GAYA DAN HUKUM NEWTON

GAYA DAN HUKUM NEWTON GAYA DAN HUKUM NEWTON 1. Gaya Gaya merupakan suatu besaran yang mempunyai besar dan arah. Satuan gaya adalah Newton (N). Gbr. 1 Gaya berupa tarikan pada sebuah balok Pada gambar 1 ditunjukkan sebuah balok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif 25 BAB IV HASIL PEELITIA DA PEMBAHASA 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah upaya pengungkapan secara deskriptif tentang konsepsi calon guru isika (mahasisa Program Studi S1 Pendidikan isika

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON B A B B A B

HUKUM NEWTON B A B B A B Hukum ewton 75 A A 4 HUKUM EWTO Sumber : penerbit cv adi perkasa Pernahkah kalian melihat orang mendorong mobil yang mogok? Perhatikan pada gambar di atas. Ada orang ramai-ramai mendorong mobil yang mogok.

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA SILABUS SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FISIKA STANDAR KOMPETENSI : Mengukur besaran dan menerapkan satuannya KODE KOMPETENSI : 1 : 10 x 45 menit SILABUS KOMPETENSI DASAR KEGIATAN 1.1 Menguasai konsep besaran

Lebih terperinci

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika

BAB 3 DINAMIKA. Tujuan Pembelajaran. Bab 3 Dinamika 25 BAB 3 DINAMIKA Tujuan Pembelajaran 1. Menerapkan Hukum I Newton untuk menganalisis gaya pada benda diam 2. Menerapkan Hukum II Newton untuk menganalisis gaya dan percepatan benda 3. Menentukan pasangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SMP N1 Berbah : VIII ( Delapan ) / I : IPA(FISIKA) : 2 JP A. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator

Lebih terperinci

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN

HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN HUKUM NEWTON TENTANG GERAK DINAMIKA PARTIKEL 1. PENDAHULUAN Pernahkah Anda berpikir; mengapa kita bisa begitu mudah berjalan di atas lantai keramik yang kering, tetapi akan begitu kesulitan jika lantai

Lebih terperinci

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU

ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU 1 ANALYSIS OF STUDENT MISCONCEPTIONS IN PHYSICS LEARNING OF STATIC FLUID MATERIALS USING CERTAIN OF RESPONSE INDEX (CRI) METHOD IN SMAN 7 PEKANBARU Valina Yolanda 1, Fakhruddin 2, Yennita 3 Email: 14.valina@gmail.com;

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI

BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI BAB II IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA MELALUI METODE CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) TERMODIFIKASI PADA MATERI USAHA DAN ENERGI A. Miskonsepsi 1. Definisi Miskonsepsi Sebelum siswa masuk atau mengikuti

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Lampiran 08 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP / MTs Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Tema : Hukum-hukum Gaya Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan ke-3) A.

Lebih terperinci

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan.

5. Gaya Tekan Tekanan merupakan besarnya gaya tekan tiap satuan luas permukaan. Gaya Doronglah daun pintu sehingga terbuka. Tariklah sebuah pita karet. Tekanlah segumpal tanah liat. Angkatlah bukumu. Pada setiap kegiatan itu kamu mengerahkan sebuah gaya. Gaya adalah suatu tarikan

Lebih terperinci

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS

KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS KONSEPSI MAHASISWA TENTANG TEKANAN HIDROSTATIS Petrus Ongga *), Yani Sanwaty *), Ferdy Semuel Rondonuwu **), Wahyu Hari Kristiyanto ***) Email : whkris_fisika@yahoo.com, whkris@staff.uksw.edu *) Mahasiswa

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA 2017 ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG ELASTISITAS DI KELAS XI SMA Diana Puspitasari Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERSITAS JEMBER dianapuspitasari0911@gmail.com Sri Handono Budi Prastowo

Lebih terperinci

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 6 No. 1, pp January 2017 PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI MAN MOJOSARI KOTA MOJOKERTO IMPLEMENTATION OF COGNITIVE CONFLICT STRATEGY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan

Lebih terperinci

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017 VEE DIAGRAM DIPADU CONCEPT MAP SEBAGAI ALAT KONSEPTUAL UNTUK MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA Handayani Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Kuningan handa_yani08@yahoo.co.id ABSTRAK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fisika merupakan ilmu fundamental yang menjadi dasar perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengingat begitu pentingnya peranan ilmu fisika, sudah semestinya

Lebih terperinci

ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU

ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU Wildan Hasyim Amin, Darsikin, dan Unggul Wahyono wildanhasyimamin@yahoo.com Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas

Lebih terperinci

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Daimul Hasanah. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa IDENTIFIKASI MISKONSEPSI CALON GURU FISIKA PADA MATERI LISTRIK DINAMIS MENGGUNAKAN INSTRUMEN EDCT (ELECTRIC DYNAMIC CONCEPT TEST) DENGAN CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) Daimul Hasanah Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR. 18 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK MELINGKAR Juli Firmansyah 1 dan Safitri Wulandari 2 1,2) Pendidikan Fisika FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas usaha dari manusia untuk meningkatkan kepribadian dan kecerdasan. Usaha ini dapat dilakukan dengan membina potensi atau kemampuan

Lebih terperinci

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari.

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. Standar Kompetensi 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari. Lampiran 08 RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII/ 1 Topik/ Sub Topik :Gaya/ Jenis-jenis Gaya dan Pengukuran Gaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Siswa masuk ke dalam kelas tidak seperti papan tulis kosong, namun dengan sebuah pengetahuan awal yang tidak semuanya benar (Wenning, 2005). Pengetahuan awal atau konsepsi

Lebih terperinci

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU

PENGARUH PROBLEM SOLVING LABORATORY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONFLIK KOGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KONSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU PENGARUH PRBLEM SLVING LABRATRY MENGGUNAKAN PENDEKATAN KNFLIK KGNITIF TERHADAP PERUBAHAN KNSEP FISIKA SISWA SMA NEGERI 5 PALU Sitti Hadija, Nurjannah dan Jusman Mansyur Khadijaamatullah221@yahoo.com Program

Lebih terperinci

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB

J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA. TKS-4101: Fisika. Hukum Newton. Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Hukum Newton Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mekanika Kinematika Mempelajari gerak materi tanpa melibatkan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP A PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MEREMEDIASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI HUKUM NEWTON DI SMP Nopa Ratna Putri, Edy Tandililing, Syukran Mursyid Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Untan Email: nopa_ratnaputri@yahoo.com

Lebih terperinci

KONSEPSI SISWA TENTANG SOAL-SOAL PEMECAHAN MASALAH DI SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG

KONSEPSI SISWA TENTANG SOAL-SOAL PEMECAHAN MASALAH DI SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG KONSEPSI SISWA TENTANG SOAL-SOAL PEMECAHAN MASALAH DI SMA YPI TUNAS BANGSA PALEMBANG Rina Anggraini, Ely Susanti, Cecil Hiltrimartin Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya E-mail: anggraini_djy@yahoo.co.id

Lebih terperinci

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si

DINAMIKA. Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA Rudi Susanto, M.Si DINAMIKA HUKUM NEWTON I HUKUM NEWTON II HUKUM NEWTON III MACAM-MACAM GAYA Gaya Gravitasi (Berat) Gaya Sentuh - Tegangan tali - Gaya normal - Gaya gesekan DINAMIKA I (tanpa gesekan)

Lebih terperinci

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB

DINAMIKA. Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB DINAMIKA Staf Pengajar Fisika TPB Departemen Fisika FMIPA IPB DINAMIKA Bahasan tentang kaitan antara keadaan gerak suatu benda dengan penyebabnya Diam Bergerak Lambat Cepat Lurus Berbelok Isaac Newton

Lebih terperinci

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut!

GAYA DAN PERCEPATAN. Gb. anak sedang main ayunan. Apakah dorongan atau tarikan yang kamu lakukan itu? untuk mengetahuinya lakukanlah kegiatan berikut! GAYA DAN PERCEPATAN 1. Pengertian Gaya Pernahkah kamu bermain ayunan? Bagaimanakah usahamu agar ayunan dapat berayun tinggi? Tentu kamu harus menggerakan kaki dan badan sehingga ayunan dapat melayang semakin

Lebih terperinci

Hukum Newton dan Penerapannya 1

Hukum Newton dan Penerapannya 1 Hukum Newton dan Penerapannya 1 Definisi Hukum I Newton menyatakan bahwa : Materi Ajar Hukum I Newton Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus

Lebih terperinci

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG

MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG MENGUNGKAP MISKONSEPSI MEKANIKA MAHASISWA CALON GURU FISIKA SEMESTER AKHIR PADA SALAH SATU UNIVERSITAS DI LAMPUNG Wayan Suana Universitas Lampung, Jln. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung E-mail:

Lebih terperinci

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA

PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA PENGGUNAAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM MENINGKATKAN AKTIFITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR FISIKA Rouli Pardede SMP Negeri 1 Secanggang, kab. Langkat Abstract: The purpose of this study to determine the increase

Lebih terperinci

Joni Rokhmat Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram

Joni Rokhmat Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP Universitas Mataram J. Pijar MIPA, Vol. IX No.2, September : 56-61 ISSN 1907-1744 PENGGUNAAN PARADIGMA GAYA-REAKSI DAN PENDEKATAN ANALOGI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA GESEK BAGI MAHASISWA CALON GURU FISIKA (STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fuji Hernawati Kusumah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisika merupakan suatu ilmu yang sangat berhubungan erat dengan fenomena alam. Sebagai suatu ilmu, dalam Fisika pasti terdapat berbagai macam konsep. Konsep merupakan

Lebih terperinci

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar.

1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. 1. Sebuah benda diam ditarik oleh 3 gaya seperti gambar. Berdasar gambar diatas, diketahui: 1) percepatan benda nol 2) benda bergerak lurus beraturan 3) benda dalam keadaan diam 4) benda akan bergerak

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH

PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PENGEMBANGAN KETERAMPILAN BERPIKIR MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA DALAM PERKULIAHAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH Nyoman Rohadi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan

Lebih terperinci

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA CAKUPAN MATERI A. Hukum Pertama Newton B. Hukum Kedua Newton C. Hukum Ketiga Newton D. Gaya Berat, Gaya Normal & Gaya Gesek E. Penerapan Hukum Newton Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebelum memperoleh pendidikan formal, sejak lahir anak sudah memperoleh pengalaman dan pengetahuan mengenai alam yang berkaitan dengan Fisika. Pengalaman dan

Lebih terperinci

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI

Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Materi dan Soal : USAHA DAN ENERGI Energi didefinisikan sebagai besaran yang selalu kekal. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan. Energi hanya dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kepentingan hidup. Secara umum tujuan pendidikan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha yang sengaja dan terencana untuk kepentingan peserta didik dalam membantu perkembangan potensi dan kemampuannya agar bermanfaat bagi kepentingan

Lebih terperinci

Students misconception about archimedes law

Students misconception about archimedes law SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 206 Makalah Pendamping

Lebih terperinci

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis

Silabus. Tes tertulis. Membedakan gaya sentuh dan gaya tak sentuh. Tes unjuk kerja. Mengukur gaya suatu benda. Tes tertulis Sekolah : SMP... Kelas : VIII (Delapan) Mata Pelajaran : IPA Fisika Silabus Standar Kompetensi : 5. Memahami peranan usaha, gaya, dan energi dalam Kompetensi Dasar 5.1 Mengidentifikasi jenis-jenis gaya,

Lebih terperinci

1 Soal latihan UTS Ganjil IPA-Fisika kelas VIII Semester 1 A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar! 1. Perhatikan beberapa pernyataan berikut: 1) Dapat merubah kecepatan benda 2) Dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul.

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi dan berhadapan dengan masalah-masalah yang timbul. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendidikan adalah membangun kemampuan orang untuk menggunakan pengetahuannya. Whitehead (Abdullah, 2006) menegaskan hal ini dengan menyatakan

Lebih terperinci

BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN

BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN BAB 4 GAYA DAN PERCEPATAN A. GAYA SENTUH Gaya merupakan besaran vector, karena memiliki satuan, besaran, dan arah. Gaya adalah sesuatu yang dapat berupa dorongan atau tarikan. Pengaruh gaya dapat berupa:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembangunan di Indonesia antara lain diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan dalam

Lebih terperinci

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS.

USAHA DAN ENERGI. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. USAHA DAN ENERGI Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MT., MS. SOAL - SOAL : 1. Pada gambar, kita anggap bahwa benda ditarik sepanjang jalan oleh sebuah gaya 75

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KOGNITIF MAHASISWA PADA KONSEP HUKUM NEWTON

ANALISIS STRUKTUR KOGNITIF MAHASISWA PADA KONSEP HUKUM NEWTON ANALISIS STRUKTUR KOGNITIF MAHASISWA PADA KONSEP HUKUM NEWTON Deviliana RanteTampang, I Komang Werdhiana, Syamsu Devilia_rantetampang@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II

MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II MODEL PEMBELAJARAN YANG MEMADUKAN PENDEKATAN KONSEPTUAL INTERAKTIF DAN STRATEGI PROBLEM SOLVING UNTUK PERKULIAHAN FISIKA DASAR II Selly Feranie dan Yuyu R Tayubi Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Biologi bertujuan membuat siswa mampu memahami konsepkonsep Biologi, mampu mengaplikasikan konsep yang dipelajari, mampu mengkaitkan satu konsep

Lebih terperinci

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA

PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA PROFIL KONSEPSI SISWA SMP DENGAN CRI TEST BERBASIS REVISED BLOOM S TAXONOMY PADA MATERI KLASIFIKASI MATERI DAN PERUBAHANNYA Diana Adityawardani 1) 1) Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Sains, FMIPA,

Lebih terperinci

Theo Jhoni Hartanto - Studi Tentang Pemahaman Konsep-konsep Fisika Sekolah Menengah Pertama di Kota Palangka Raya 9

Theo Jhoni Hartanto - Studi Tentang Pemahaman Konsep-konsep Fisika Sekolah Menengah Pertama di Kota Palangka Raya 9 Theo Jhoni Hartanto - Studi Tentang Pemahaman -konsep Fisika Sekolah Menengah Pertama di Kota Palangka Raya 9 Studi Tentang Pemahaman -konsep Fisika Sekolah Menengah Pertama di Kota Palangka Raya (masuk/received

Lebih terperinci

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM A. Menjelaskan hubungan usaha dengan perubahan energi dalam kehidupan sehari-hari dan menentukan besaran-besaran terkait. 1. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula

Lebih terperinci

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri.

BAB V Hukum Newton. Artinya, jika resultan gaya yang bekerja pada benda nol maka benda dapat mempertahankan diri. BAB V Hukum Newton 5.1. Pengertian Gaya. Gaya merupakan suatu besaran yang menyebabkan benda bergerak. Gaya juga dapat menyebabkan perubahan pada benda misalnya perubahan bentuk, sifat gerak benda, kecepatan,

Lebih terperinci

Kata Kunci: startegi, konflik kognitif, dan perubahan konsep

Kata Kunci: startegi, konflik kognitif, dan perubahan konsep Pengaruh Pembelajaran Menggunakan Strategi Konflik Kognitif terhadap Perubahan Konsep tentang Gerak pada Siswa Kelas X MAN 2 Model Palu Filda Ambo Tayeb, Muslimin dan Jusman Mansyur e-mail: Fildaambotayeb@yahoo.com

Lebih terperinci