STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK ISLAMIYAH DARUSSALAM BABAKAN KABUPATEN CIREBON SUNENGSIH ABSTRAK
|
|
- Susanti Atmadjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMK ISLAMIYAH DARUSSALAM BABAKAN KABUPATEN CIREBON SUNENGSIH ABSTRAK SUNENGSIH. Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Belajar Pada Siswa Kelas XI SMK Islamiyah Darussalam Babakan Kabupaten Cirebon. Motivasi belajar merupakan kekuatan dari dalam diri siswa yang dapat meningkatkan dan menurunkan kekuatan dan usaha siswa untuk bertingkah laku dalam belajar. Motivasi belajar mendorong siswa untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat gambaran motivasi belajar pada siswa kelas XI SMK Islamiyah Darussalam Babakab Kabupaten Cirebon. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 68 siswa kelas XI SMK Islamiyah Darussalam. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan pada teori Motivation of Learning dari De Cecco & Crawford (1977). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 57% responden termasuk pada motivasi belajar rendah. Berdasarkan tiap aspek dari faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, faktor arousal (kesiapsiagaan) memiliki skor rendah (83%), faktor expectancy (usaha siswa untuk mencapai harapan) memiliki skor rendah (60%), faktor incentive (usaha belajar siswa untuk mencapai tujuan) memiliki skor rendah (66%), namun sebaliknya pada aspek punishment (kedisiplinan) responden memiliki skor tinggi (69%). Simpulannya, siswa kelas XI SMK Islamiyah Darussalam memiliki motivasi belajar yang rendah, hal ini dapat dilihat dari usaha yang ditampilkan siswa dalam belajar di sekolah. Kata kunci: Motivasi Belajar
2 PENDAHULUAN Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No. 20 Tahun 2003, pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Pendidikan nasional diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Agar tercapainya harapan dari pendidikan nasional ini perlu adanya sumber daya manusia atau generasi muda yang cerdas dan berkualitas dalam menghadapi persaingan global. Kemajuan teknologi yang sangat cepat serta perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga pendidikan dituntut untuk berperan aktif dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan secara optimal guna mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta meningkatkan daya saing lulusan guna menghadapi ketatnya persaingan dan tantangan dunia kerja. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan. Salah satu hal yang penting dalam program pendidikan pemerintah adalah penyelenggaraan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 tahun serta pendidikan SMA atau SMK untuk menjawab kebutuhan dan tantangan zaman. Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Sedangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) mempunyai tujuan yaitu mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. (UU Sisdiknas No: ).
3 Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu subsistem dari sistem pendidikan nasional dengan tugas utamanya adalah mempersiapkan lulusannya memasuki dunia kerja, mengisi keperluan tenaga terampil tingkat menengah. Pendidikan kejuruan melalui PP 29 tahun 1990 Pasal 1 ayat 3 menyebutkan bahwa pendidikan Kejuruan merupakan pendidikan pada jenjang menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk melaksanakan jenis pekerjaan tertentu ( Oleh sebab itu, dalam hal ini generasi muda diharapkan agar dengan adanya pendidikan dapat menjadi modal dan bekal untuk masa depannya dalam menghadapi tantangan zaman dan persaingan yang semakin ketat seperti sekarang ini. Dari sini terlihat bahwa siswa SMK dituntut untuk lebih cepat dalam menghadapi persaingan di dunia kerja. Sehingga siswa SMK harus mampu menambah kemampuan bersaingnya dalam dunia kerja dengan bekal 3 tahun belajar di SMK. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi mereka, karena mereka masih berada pada usia remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak, baik bentuk badan ataupun cara berpikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang. Usia remaja sangat rentan dengan keadaan lingkungan dan pergaulan. Pada era sekarang ini remaja telah terkontaminasi dengan perkembangan zaman dan teknologi. Perkembangan teknologi tidak berarah pada perubahan yang positif justru menjadikan remaja menuju pada hal-hal negatif yang membentuk pribadi dan motivasi yang kurang baik bagi remaja (Gita, 2011). Remaja merupakan calon penerus bangsa yang artinya remaja dituntut untuk mampu mengembangkan diri dan mencapai cita-cita demi kehidupan yang lebih baik di masa depan. Remaja dalam hidupnya akan berusaha mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berbagai potensi yang
4 dimiliki remaja merupakan bekal bagi dirinya dalam menghadapi masa depan. Kehidupan remaja di masa depan merupakan salah satu sumber perhatian remaja khususnya remaja sekolah menengah atas/kejuruan. Hurlock (1999) mengemukakan bahwa remaja pada sekolah menengah atas/kejuruan sudah mulai memikirkan berbagai hal yang akan di hadapi di masa depan. Oleh karena itu, remaja akan berusaha mempersiapkan dirinya dengan baik demi tercapainya kehidupan yang dicita-citakan. Salah satu hal yang menjadi pusat perhatian remaja mengenai kehidupannya di masa depan yaitu berkaitan dengan pendidikan dan pekerjaan yang nantinya ingin ditekuni. Hal ini merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja yakni mempersiapkan diri untuk sekolah dan bekerja (Havighurts, dalam Hurlock, 1999). Oleh karena itu, pada remaja sangat di perlukan motivasi yang tinggi dalam belajar agar apa yang menjadi tujuan baik secara nasional maupun tujuan dirinya tercapai dan mampu bersaing secara global. Namun kenyataannya banyak siswa SMK yang tidak menunjukkan adanya motivasi belajar yang tinggi, bahkan sebaliknya, kebanyakan siswa SMK menunjukkan motivasi belajar yang rendah. Seperti di salah satu SMK yang berada di Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon yakni SMK Islamiyah Darussalam Babakan Cirebon terlihat bahwa motivasi belajar siswa-siswinya tersebut kurang terbangun dengan baik, masih banyak siswa yang kurang memiliki kesadaran akan kewajibannya dalam belajar di sekolah. SMK Islamiyah Darussalam adalah salah satu Sekolah Menengah Kejuruan swasta yang ada di Kabupaten Cirebon. Sekolah Menengah Kejuruan Islamiyah Darussalam memiliki dua jurusan, yakni jurusan Administrasi Perkantoran (AP) dan Teknik Kendaraan Ringan (TKR). Visi misi dari SMK Islamiyah Darussalam ini adalah terwujudnya pendidikan yang efektif dan disiplin untuk membentuk siswa cerdas, beriman dan bertaqwa serta kompetitif. Sedangkan misinya adalah menciptakan susasana belajar yang religious, aktif, kreatif dan produktif. Meningkatkan budaya kerja yang produktif dilandasi
5 kekeluargaan dan kebersamaan. Menghasilkan lulusan yang memiliki kepribadian mandiri, jujur, ulet, dan berakhlakul karimah. Menghasilkan lulusan yang kompeten dibidangnya sehingga dapat bersaing di perguruan tinggi, di dunia kerja dan berwirausaha. Visi misi ini akan terwujud salah satunya harus ditunjang dengan motivasi belajar yang tinggi dari siswa, dan kesadaran siswa akan pentingnya belajar di sekolah. Peneliti melakukan wawancara kepada 3 siswi kelas XI Administrasi Perkantoran (AP), 3 siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan TKR SMK Islamiyah Darussalam, dan 3 orang guru pada tanggal 30 April 2015 dan tanggal 6 Mei Dari hasil wawancara tersebut, peneliti melihat beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut kurang termotivasi dalam melakukan proses pembelajaran di sekolah. Idealnya dalam mengikuti kegiatan belajar siswa akan memahami bahan yang dipelajari dan berperan aktif dalam kegiatan belajar agar kegiatan belajar mengajar di sekolah berjalan dengan optimal. Siswa yang memiliki motivasi rendah akan kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah, tidak memiliki ketertarikan terhadap materi pelajaran yang di berikan guru, perilaku yang terlihat seperti lebih acuh tak acuh pada proses pembelajaran di kelas, berbincang dengan temannya saat guru menerangkan, tidak mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, bahkan hingga siswa belajar di dalam kelas tanpa persiapan apa-apa dan kurang aktif dalam pembelajaran. Tentu belajar tidak hanya dilihat dari hasil akhir saja, tetapi dari proses dan usaha-usaha yang dilakukan siswa yang berlangsung dari awal hingga akhir. Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap dari suatu kecenderungan tingkah laku sebagai hasil dari latihan yang mendapat penguatan (De Cecco & Crawford, 1977). Jadi, individu dapat dikatakan telah menjalani proses belajar, meskipun pada dirinya hanya ada perubahan dalam kecenderungan perilaku.
6 Dalam proses belajar, motivasi merupakan dorongan terkuat dalam melancarkan proses belajar, karena tanpa adanya motivasi belajar maka kegiatan belajar menjadi kurang efektif. Agar peranan motivasi lebih optimal maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui tetapi juga harus diterapkan dalam kegiatan belajar. Dalam proses pembelajaran siswa dapat menemukan hal yang mendukung ataupun menghambat dalam pencapaian belajarnya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses motivasi belajar siswa. Kesadaran diri akan kebutuhan pendidikan bagi masa depan merupakan hal yang sangat mempengaruhi bagi kelancaran proses belajar. Motivasi yang timbul pada diri peserta didik merupakan salah satu faktor terpenting, karena tanpa adanya motivasi belajar maka tidak akan mungkin terjadi proses belajar yang efektif. Dikatakan belajar efektif apabila dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Motivasi belajar itu sendiri adalah kekuatan dari dalam diri siswa yang dapat meningkatkan dan menurunkan kekuatan dan usaha siswa untuk bertingkah laku dalam belajar. Individu dalam bertingkah laku senantiasa dipengaruhi oleh motivasinya yang akan memberikan dorongan atau arahan terhadap tingkah laku yang di keluarkannya. Motivasi akan memberi alasan mengapa individu meningkatkan atau menurunkan tingkah laku tertentu. Motivasi merupakan sumber kekuatan siswa dalam belajar, usaha siswa dalam belajar yang ditunjukkan dalam tampilan belajarnya (De Cecco & Crawford, 1977, dalam Lulu, 2002). Menurut Sardiman (1996, dalam Larasati 2009), salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya pendidikan seseorang dalam proses belajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi belajar merupakan motif yang penting dimiliki oleh siswa yang dibuktikan dengan adanya usaha yang mengarah pada aktivitas belajar, kekuatan dari dalam diri siswa yang dapat meningkatkan dan menurunkan kekuatan dan usaha siswa tersebut
7 dalam bertingkah laku dalam belajar (De Cecco & Crawford, 1977). Dalam hal ini, seberapa tinggi atau rendahnya motivasi belajar yang ditunjukkan oleh seseorang akan terlihat dari bagaimana usaha yang ditunjukkannya dalam belajar. METODE PENELITIAN Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non eksperimental. Penelitian non eksperimen adalah telaah empirik sistematis dimana peneliti tidak dapat mengontrol secara langsung variabel bebasnya karena manifestasinya telah muncul, atau karena sifat hakekat variabel itu memang menutup kemungkinan manipulasi (Kerlinger, 1990). Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang berfokus dalam menggambarkan atau menjelaskan fenomena, kegiatan, atau suatu situasi yang terjadi (Christensen, 2006). Penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian non eksperimental kuantitatif adalah penelitian tipe deskriptif yang memiliki tujuan untuk menjelaskan secara akurat atau menggambarkan situasi tertentu atau fenomena (Christensen, 2006). Partisispan Dalam penelitian ini tidak menggunakan sampel penelitian, subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi penelitian. Jumlah responden yang dijaring menjadi populasi sasaran adalah seluruh siswa kelas XI SMK Islamiyah Darussalam yang memenuhi karakteristik yang telah ditentukan, yaitu sebanyak 58 siswa. Pengukuran Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan konsep Motivasi Belajar dari De Cecco & Crawford (1977) yang di kembangkan oleh Anandiasari (2002) berdasarkan tingkah laku yang muncul pada siswa ketika belajar,
8 dan hasilnya direview oleh expert. Data kuesioner adalah kumpulan informasi yang diperoleh melalui jawaban-jawaban responden terhadap sejumlah pertanyaan tertulis yang isinya menyangkut suatu topik yang sedang diteliti atau perlu diketahui. Kuesioner yang dipakai adalah kuesioner tertutup, namun ada beberapa dari data penunjang yang pertanyaannya merupakan pertanyaan terbuka. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang pilihan jawabannya sudah dibatasi atau ditetapkan oleh peneliti sedemikian rupa, sehingga kemungkinan jawaban dari setiap responden sudah bisa diperkirakan. HASIL Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis mengenai motivasi belajar pada siswa Kelas XI SMK Islamiyah Darussalam, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Sebagian besar siswa kelas XI SMK Islamiyah Darussalam (57%) memiliki motivasi belajar yang rendah. Dari 58 partisipan penelitian ini, sebanyak 33 orang (57%) termasuk pada kategori motivasi belajar rendah. Sedangkan 25 orang lainnya (43%) termasuk pada kategori motivasi belajar tinggi. 2. Berdasarkan aspek arousal, sebanyak 48 responden (83%) memiliki kesiapsiagaan yang rendah. Sedangkan 10 lainnya (17%) memiliki kesiapsiagaan yang tinggi dalam belajar. 3. Pada aspek expectancy, sebanyak 35 responden (60%) memiliki usaha yang rendah dalam meningkatkan belajar siswa untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan 23 lainnya (40%) memiliki usaha yang tinggi dalam meningkatkan belajar siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. 4. Pada aspek incentive, sebanyak 38 siswa (66 %) memiliki usaha yang rendah dalam meningkatkan belajar siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Sedangkan 20 siswa lainnya (34%) memiliki usaha yang tinggi dalam meningkatkan belajar siswa untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
9 5. Pada aspek punishment, sebanyak 40 siswa (69%) menunjukkan tingkah laku kedisiplinan yang baik atau tinggi. Sedangkan 18 lainnya (31%) menunjukkan tingkah laku kedisiplinan yang rendah. DAFTAR PUSTAKA Agustiani, Hendriati Psikologi Perkembangan; Pendekatan Ekologi Kaitannya dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja. Bandung: Aditama. Anandiasari, Lulu Hubungan Antara Persepsi Siswa SMF tentang Tuntutan-Tuntutan di Kelas 3 dengan Motivasi Belajar Siswa. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran: Skripsi yang Tidak Dipublikasikan. Atkinson, Rita L. (1996). Hilgard s Introduction to Psychology 12 th edition. USA: Harcourt Brace College Publisher. Christensen, Larry B Experimental Methodology: Tenth Edition. USA: Pearson Education, Inc. De Cecco, J.P. & Crawford, W. (1977). The Psychology of Learning and Intruction. 2 nd edition. New Delhi Prentice-Hall. Departemen Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia. Departemen Dalam Negeri. Undang-Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bandung Gage, N.L. & Berliner, D.C (1984). Educational Psychology. Bostom: Houghtom Mifflin Company. Jayanti, Gita Studi Deskriptif Mengenai Pengasuhan Orang Tua pada Siswa Kelas XI yang Memiliki Motivasi Belajar Tinggi di Sekolah Menengah Atas Negeri X Tanggerang. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran: Skripsi yang Tidak Dipublikasikan. Kaplan, Robert M. & Denis P. Saccuzzo Psychological Testing, Priciples, Applications, and Issues. USA : Wadsworth Kerlinger, N. Fred Asas-asas Penelitian Behavioral diterjemahkan oleh Simatupang Landang. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Larasati, Tresna Studi Deskriptif Mengenai Motivasi Belajar pada Pemain Angklung. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran: Skripsi yang Tidak Dipublikasikan. Morgan, C.T. (19886). Introduction to Psychology. Singapore: Mc. Graw-Hill International.
10 Rauf, Abdur. Dr. (1976). Texbook of Educatinal Psychology. New Delhi: Light & Life Publishers. Santrock, John W Adolescence 13 th ed. New York : McGraw Hill Sardiman Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Seifert, Kelvin. (1983). Educational Psychology. Bostom: Houghtom Mifflin Company. Slameto Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. PT. Rineka Cipta, Jakarta. Sudjana Metode Statistika. Bandung: Tarsito Winkel, W.S. (1989). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Grasindo. Woolfolk, Anita. E. (1998). Educational Psychology. 7 th edition. Boston: Allyn and Bacon. Sumber Internet: Diakses pada tanggal 15 Februari 2015 pukul WIB. Diakses pada tanggal 28 Agustus 2015 pukul WIB. Diakses pada tanggal 16 September 2015 pukul WIB. Diakses pada tanggal 13 November 2015 pukul WIB. Diakses pada tanggal 13 November 2015 pukul WIB.
Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran
Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah
Lebih terperinciGAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA
GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward
Lebih terperinciKata kunci : Iklim, Iklim Organisasi, Litwin & Stringer
ABSTRAK CHIKA ANINDYAH HIDAYAT. Gambaran Mengenai Iklim Organisasi pada Pegawai Biro Umum Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional. Iklim Organisasi merupakan sesuatu yang dihayati sebagai pengaruh subjektif
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
STUDI MENGENAI GAMBARAN HARDINESS PADA MAHASISWA YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI DI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN AININ RAHMANAWATI ABSTRAK Mahasiswa, sebagai anggota dari pendidikan tinggi
Lebih terperincikata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa
HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan
Lebih terperinciSTUDI KORELASI MENGENAI SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 BANDUNG
STUDI KORELASI MENGENAI SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMATANGAN KARIR PADA SISWA KELAS XII SMA NEGERI 3 BANDUNG NYAYU NAZIHAH KHAIRUNNISA Dr. Indun Lestari Setyono, M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciGAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK
GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.
Lebih terperinciPENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK
PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa depannya
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONFORMITAS DALAM KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP TERBUKA FIRDAUS
HUBUNGAN PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KONFORMITAS DALAM KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP TERBUKA FIRDAUS ANGGI SEPTIA NIZARWAN ABSTRAK Masa remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan jaman yang semakin maju dibidang ilmu maupun teknologi akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan diharapkan mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan yang sabar, kompeten, mandiri, kritis, rasional, cerdas, kreatif, dan siap menghadapi
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PARENTING TASK PADA ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK BERPRESTASI NASIONAL DI SD X ARINA MARLDIYAH ABSTRACT Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting task pada anak
Lebih terperinciStudi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian. Lembang. LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.
Studi Deskriptif mengenai Gaya Kepemimpinan di Balai Besar Pelatihan Pertanian Lembang LARISSA GINA SARI, AZHAR EL HAMI, S.Psi, M.Si ABSTRAK Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting dalam setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan titik tolak perwujudan generasi muda untuk siap bersaing di era globalisasi dan perkembangan zaman. Era kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Undang Undang Dasar Pendidikan Nasional harus tanggap. terhadap tuntutan perubahan zaman. Untuk mewujudkan cita-cita ini,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945. Pendidikan Nasional harus tanggap terhadap tuntutan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sebagai suatu wadah dalam menyiapkan generasi bangsa yang mempunyai kemampuan
Lebih terperinciGAMBARAN ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG BERWIRAUSAHA. Kelly Yo Filla
GAMBARAN ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG BERWIRAUSAHA Kelly Yo Filla Azhar El Hami, S.Psi., M.Psi. T Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ABSTRAK
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI DI LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN EXA ALIFA BUDIYANTO ABSTRAK Ketika mahasiswa memasuki perguruan tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaran pendidikan adalah mengenai minat belajar siswa. salah satu jenjang pendidikan adalah SMK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempelajari pengetahuan dan ketrampilan baru sehingga dapat diperoleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan wahana
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BAGIAN JARINGAN PLN AREA BANDUNG DAN SEKSI TEKNIK PLN RAYON BANDUNG
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI MOTIVASI KERJA PADA PEGAWAI BAGIAN JARINGAN PLN AREA BANDUNG DAN SEKSI TEKNIK PLN RAYON BANDUNG NADIA RAHMI ANDITA ABSTRAK Manusia menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini memiliki andil penting dalam kemajuan bangsa. Andil tersebut tentunya menuntun manusia sebagai pelaku pendidikan menuju peradaban yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan di era globalisasi seperti saat ini. (Rudiono, 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Globalisasi memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap negara-negara di dunia. Globalisasi telah menjadikan negara-negara dunia saling berinteraksi, bergantung,
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI PSYCHOLOGICAL CAPITAL PADA SISWA KELAS XII SMA DAN SEDERAJAT DI WILAYAH KECAMATAN JATINANGOR SHABRINA SYFA ABSTRAK
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PSYCHOLOGICAL CAPITAL PADA SISWA KELAS XII SMA DAN SEDERAJAT DI WILAYAH KECAMATAN JATINANGOR SHABRINA SYFA ABSTRAK Psychological Capital adalah keadaan positif perkembangan psikologis
Lebih terperinciGAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini
GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR. Dr. Poeti Joefiani, M.Si
HUBUNGAN ANTARA TIPE POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN PERILAKU REMAJA AKHIR DYAH NURUL HAPSARI Dr. Poeti Joefiani, M.Si Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Pada dasarnya setiap individu memerlukan
Lebih terperinciR. EL AMANDA DE YURIE ARRAFAJR SURYADIMULYA ABSTRAK
STUDI DESKTIPTIF MENGENAI SUMBER STRES (STRESSOR) KERJA PADA PERAWAT GEDUNG KEMUNING INSTALASI PELAYANAN TERPADU JAMKESMAS/JAMKESDA DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR. HASAN SADIKIN BANDUNG R. EL AMANDA DE YURIE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur. Maka semakin dirasakan pentingnya dunia usaha. Salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai upaya dasar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KECAMATAN JATINANGOR
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMPETENSI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI KECAMATAN JATINANGOR RINA ANDINI ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi akan pentingnya kompetensi yang dimiliki oleh pegawai aparatur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas setiap individu yang dipersiapkan untuk mampu mengikuti laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI GAMBARAN SENSE OF COMMUNITY PADA PEMAIN GAME ONLINE YANG TERGABUNG DALAM GUILD/CLAN
STUDI MENGENAI GAMBARAN SENSE OF COMMUNITY PADA PEMAIN GAME ONLINE YANG TERGABUNG DALAM GUILD/CLAN DEFRYANSYAH AMIN ABSTRAK Komunitas pada zaman sekarang sedang marak berada di dunia maya atau dunia virtual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dewasa ini menuntut manusia terus mengembangkan wawasan dan kemampuan di berbagai bidang khususnya bidang pendidikan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya ini mengakibatkan ilmu pengetahuan memiliki. dampak positif dan negatif. Agar dapat mengikuti dan meningkatkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang saat ini, akan membawa dampak kemajuan dibidang kehidupan masa depan dalam bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciTuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,
Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik
Lebih terperinciKata kunci: Remaja Akhir, Sexting, Intensi
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN SEXTING PADA REMAJA AKHIR DI KOTA BANDUNG Karya Ilmiah Pramudya Wisnu Patria (190110070051) Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Abstrak. Masa
Lebih terperincipendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses menyiapkan individu untuk mampu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan. Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan suatu bangsa, maju tidaknya suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa itu sendiri. Oleh
Lebih terperinciPenerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Diklat Pemeliharaan Sistem Rem Siswa Kelas XI TMO SMK YPT Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013 Oleh :
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Sebagai negara berkembang, Indonesia dituntut untuk siap berkompetisi dengan negara-negara lain di dunia dalam segala aspek kehidupan. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi manusia dewasa, beradap, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya yang terpenting adalah manusia. Sejalan dengan tuntutan dan harapan jaman
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia bukan hanya merupakan negara yang sedang berkembang melainkan juga negara yang sedang membangun. Dalam usaha untuk membangun itu dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan akan layanan bimbingan dan konseling dalam pendidikan berkaitan erat dengan hakekat makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan aspek kehidupan. Selain
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF GAMBARAN TAHAP PLANNING ORIENTASI MASA DEPAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN.
STUDI DESKRIPTIF GAMBARAN TAHAP PLANNING ORIENTASI MASA DEPAN MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN Tri Dini Oktarina Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran e-mail: tridini.oktarina@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Teknologi telah memberikan manfaat yang lebih banyak bagi kehidupan manusia serta telah mencakup segala aspek kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang telah dinyatakan dalam
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad XXI yang dikenal sebagai abad informasi, teknologi, komunikasi, dan globalisasi di mana persaingan antar bangsa semakin ketat, dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memajukan kesejahteraan umum dan mewujudkan ketertiban dunia, serta ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 yang memuat tujuan negara, memajukan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting bagi pembangunan bangsa, karena merupakan salah satu aspek utama dalam pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan
Lebih terperinciStudi Korelasional Mengenai Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Feedback yang
Studi Korelasional Mengenai Hubungan Persepsi Mahasiswa Tentang Feedback yang Diberikan Oleh Dosen Pembimbing Dengan Prokrastinasi Dalam Mengerjakan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis, dimana seluruh segi kehidupan bangsa dan negara di atur di dalamnya. Dalam pembukaan Undang Undang
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA. Siti Ma rifah Setiawati. Guru BK MTs Negeri III Surabaya
HUBUNGAN ANTARA NILAI TUGAS SEKOLAH (SCHOOL TASK S VALUE) DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA Siti Ma rifah Setiawati Guru BK MTs Negeri III Surabaya marifah0404@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Tanpa adanya pendidikan seseorang akan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi manusia dewasa, beradap, dan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HETEROSEKSEKSUAL
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH YANG DITERAPKAN ORANG TUA DENGAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HETEROSEKSEKSUAL Penelitian terhadap siswa bersusia (11-14 tahun) di SMP N X Indramayu Hernika Prihatina (190110100127)
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK
189 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK Akhmad F. Amar 1, Dadang Hidayat 2, Amay Suherman 3 Departemen Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus informasi mengalir cepat seolah tanpa hambatan, jarak dan ruang yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa dampak kemajuan di berbagai bidang kehidupan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia yang serba modern dan kehidupan yang semakin kompleks setiap orang dituntut untuk ikut ambil bagian di dalamnya. Untuk itu harus memiliki pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyediaan sumber daya manusia yang berkualitas sangat diperlukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam pembinaan sumber daya manusia. Oleh karena itu bidang pendidikan harus mendapatkan perhatian,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah suatu proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia secara adil dan merata, serta
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Menggunakan Jurisprudential Inquiry Model di MTs N 2 Kudus Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan hasil dokumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan mempertahankan diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan titik sentral yang sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu negara. Melalui pendidikan harkat dan martabat bangsa dapat ditingkatkan
Lebih terperinci2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan bagi bangsa yang sedang membangun seperti bangsa Indonesia merupakan kebutuhan wajib yang harus dikembangkan, sejalan dengan tuntutan perkembangan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena keberhasilan dunia pendidikan sebagai faktor penentu tercapainya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan pada jenjang pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 29 tahun 1990 bab I pasal 1 ayat 3 tentang pendidikan menengah dimana dijelaskan bahwa Pendidikan menengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan sikapnya (afektif) serta keterampilannya (psikomotorik). pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Republik
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia yaitu sebagai proses pemberdayaan dan pembudayaan manusia. Melalui pendidikan, manusia
Lebih terperinciPENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA
PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajad S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia khususnya dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa sehingga
Lebih terperinciPSIKOLOGI PENDIDIKAN 1
PSIKOLOGI PENDIDIKAN 1 LITERATUR Gage, N.L ; David C Berliner. 1998. EDUCATIONAL PSYCHOLOGY. 6 th Edition. New York : Houghton Mifflin Co. Woolfolk, Anita.2004. Educational Psychology 9 th Edition. Boston:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan hidup individu. Hal tersebut diungkapkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Rupublik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah dari Allah SWT, Setiap orang tua menginginkan anakanaknya cerdas, berwawasan luas dan bertingkah laku baik, berkata sopan dan kelak suatu
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR DISIPLIN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI HASIL MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH IDEAL WANITA DEWASA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 10 MEDAN
ANALISIS FAKTOR DISIPLIN SEKOLAH YANG MEMPENGARUHI HASIL MENGGAMBAR PROPORSI TUBUH IDEAL WANITA DEWASA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 10 MEDAN Weni Anjar Sari 1, Halida Hanim 2 Program Studi Pendidikan Tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak kemajuan diberbagai bidang
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK
16 HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN TEAM TEACHING TERHADAP MOTIVASI PENYELESAIN TUGAS GAMBAR TEKNIK Amin Solihin 1, Ono Wiharna 2, Mumu Komaro 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas
Lebih terperinciSTUDI DESKRIPTIF MENGENAI PENALARAN MORAL PADA REMAJA USIA TAHUN DALAM MELAKUKAN PERILAKU MENYONTEK DI SMA NEGERI X JAKARTA ARFIANTY ANDARYANI
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI PENALARAN MORAL PADA REMAJA USIA 16-18 TAHUN DALAM MELAKUKAN PERILAKU MENYONTEK DI SMA NEGERI X JAKARTA ARFIANTY ANDARYANI ABSTRAK ARFIANTY ANDARYANI. Studi Deskriptif Mengenai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Bina Umat (SMK YASBU) Al-qomariah adalah sebuah sekolah kejuruan yang dinaungi oleh Yayasan bina umat Al-qomariah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan III-2015
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, keadaan ekonomi di Indonesia sedang meningkat, pertumbuhan ekonomi di Indonesia menempati peringkat kedua setelah China. Ekonomi Indonesia triwulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting dalam mendukung pelaksanaan dan pencapaian tujuan pembangunan nasional di era globalisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Minat Baca Dengan Prestasi Belajar Pada Mata Pelajaran Produktif Di Smk
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang. Meningkatnya jumlah penduduk, serta lapangan pekerjaan yang makin sedikit, menyebabkan persaingan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi, bersikap mental dan berwawasan (Wiratno, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu isue dalam menghadapi era globalisasi, baik persiapan jangka pendek sesuai AFTA 2003 maupun persiapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera globalisasi, memerlukan pendidikan sebagai proses penyiapan warga negara dan penyiapan tenaga
Lebih terperinciGAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA
GAMBARAN GOAL MECHANISM AKADEMIK MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MEMILIKI IPK TINGGI DAN AKTIF BERORGANISASI AGUS SUHENDRA ABSTRAK Pendidikan sangat penting dan dibutuhkan dalam
Lebih terperinci