Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara Bujur Timur dan antara Lintang Selatan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara Bujur Timur dan antara Lintang Selatan."

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN BOYOLALI.. GEOGRAFI, TOPOGRAFI, DAN GEOHIDROLOGI... KONDISI GEOGRAFI Kabupaten Boyolali terletak pada posisi geografis antara Bujur Timur dan antara 77-7 Lintang Selatan. Posisi geografis wilayah Kabupaten Boyolali merupakan kekuatan yang dapat dijadikan sebagai modal pembangunan daerah karena berada pada segitiga wilayah Yogyakarta-Solo-Semarang (Joglosemar) yang merupakan tiga kota utama di wilayah Jawa dikembangkannya (Kabupaten Tengah-Daerah wisata Magelang) Solo-Selo atau SSB, Istimewa Yogyakarta. (Kabupaten diharapkan pengembangan pariwisata di Kabupaten Boyolali. Dengan Boyolali)-Borobudur lebih meningkatkan Disamping itu, seiring dengan mulai perencanaan pembangunan jalan tol Solo-Semarang dan jalan tol Solo-Ngawi yang melintasi wilayah Kabupaten Boyolali, maka diharapkan potensi pengembangan Kabupaten Boyolali, terutama dalam sektor perekonomian dan industri menjadi sangat besar....kondisi TOPOGRAFI Topografi wilayah Kabupaten Boyolali adalah, sebagai berikut: a. Antara 7 m dpl yaitu Kecamatan Teras, Banyudono, Sawit, Mojosongo, Ngemplak, Simo, Nogosari, Kemusu, Karanggede, dan sebagian Boyolali, b. Antara 7m dpl yaitu Kecamatan Boyolali, Musuk, Mojosongo, Cepogo, Ampel, dan Karanggede, c. Antara 7 -.m dpl yaitu sebagian Kecamatan Musuk, Ampel, dan Cepogo, d. Antara. -.m dpl yaitu sebagian Kecamatan Cepogo, Ampel, dan Selo, e. Antara. -.m dpl yaitu Kecamatan Selo. II-

2 Gambar. Peta Topografi Kabupaten Boyolali Gambar. Peta Kontur Kabupaten Boyolali Gambar. Peta Kemiringan Lereng Kabupaten Boyolali II-

3 .. KONDISI GEOHIDROLOGI Mengingat kondisi geologi Kabupaten Boyolali yang sangat kompleks, maka kondisi geohidrologi daerah tersebut juga sangat bervariasi. Keberadaan air tanah sangat dipengaruhi permeabilitasnya, oleh kondisi sifat daerah fisik batuan, resapan, dan terutama topografi porositas dan daerah yang bersangkutan. Berdasarkan Peta Hidrogeologi Lembar Yogyakarta, maka daerah Boyolali dan sekitarnya mempunyai kondisi akuifer yang beragam dari akuifer dengan produktivitas tinggi yang berupa akuifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir hingga daerah dengan air tanah langka. Berdasarkan sistem penyaluran air tanah di dalam batuan, maka akifer di Boyolali dapat dibedakan menjadi : a. Akifer dengan aliran melalui ruang antar butir Akifer ini terdapat pada batuan endapan aluvial, aluvial vulkanik dan endapan undak. Akifer ini memiliki permeabilitas sedang tinggi tergantung jenis litologinya. Di daerah yang didominansi lempung permeabilitasnya akan rendah, sebaliknya permeabilitas akan tinggi pada litologi yang didominasi pasir. b. Akifer dengan aliran melalui celah dan ruang antar butir Sifat fidik akifer ini mempunyai permeabilitas yang baik dan ditemukan pada Endapan Vulkanik Muda. Akifer yang berongga dijumpai pada lava vesikuler yang produktivitasnya cukup tinggi, terbukti dengan banyak munculnya mata air dari batuan ini di sekitar daerah kaki lereng Merbabu. c. Akifer bercelah Secara umum akifer ini mempunyai tingkat kelulusan rendah - sedang, dan air tanah dijumpai pada daerah lembah dan zona pelapukan. Akifer ini dijumpai pada Endapan Miosen. Pada material batupasir dan konglomerat mempunyai tingkat kelulusan lebih besar dibanding pada batuan lempung. Sedangkan berdasarkan keterdapatannya dapat dikelompokan menjadi empat zona yaitu: a. Daerah dengan kondisi akuifer setempat produktif tinggi dan mempunyai penyebaran sempit yaitu daerah dataran di sekitar daerah selatan Ampel sampai Kota Boyolali II-

4 b. Daerah dengan kondisi akuifer produktivitas sedang yang terletak di bagian utara dengan litologi endapan pasir lereng Timur Laut Gunung Merbabu, sekitar Tengaran dan Ampel. c. Daerah dengan kondisi akuifer produktivitas kecil, terletak pada perbukitan rendah sampai dataran sekitar Simo. d. Daerah langka air tanah merupakan daerah perbukitan terjal, daerah Kemusu dan lereng atas Gunung Merbabu. Gambar. Peta Penggunaan Lahan.. KONDISI HIDROLOGI Kabupaten Boyolali mempunyai curah hujan yang tinggi dan memiliki sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas masyarakatnya, termasuk iklim tropis dengan rata-rata curah hujan sekitar milimeter/tahun. Wilayah kabupaten Boyolali yang berupa dataran rendah dan dataran tinggi ini memiliki keadaan pengairan cukup baik karena terdapat sumber mata air dan sungaisungai yang mengalir di wilayah ini. Selain itu, di Kabupaten Boyolali juga terdapat beberapa waduk yang dapat dimanfaatkan masyarakat selain dari mata air dan sungai. Waduk ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat jika musim kemarau tiba. Potensi Hidrologi yang dimiliki Kabupaten Boyolali dan dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga, irigasi maupun kepentingan lainnya, baik alami maupun buatan. Kondisi hidrologi di Kabupaten Boyolali sangat bervariasi antara satu tempat dengan tempat yang lain. Beberapa faktor penyebabnya antara lain II-

5 adalah perubahan iklim, topografi, dan struktur geologi. Keadaan hidrologi tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :. Sumber Air Dangkal (Air Permukaan) Air Permukaan adalah air yang terdapat di permukaan tanah yang berupa air sungai, danau, telaga, waduk, dan rawa. Sumber air dangkal yang terdapat di Kabupaten Boyolali antara lain: a. Waduk Air permukaan yang terdapat di Kabupaten Boyolali yang berasal dari waduk yaitu: - Kedung Ombo (. Ha) dan memiliki tampungan efektif,9 juta m, airnya dimanfaatkan sebagai bahan baku PDAM dan hanya dapat dinikmati oleh penduduk di desa Genengsari dan sekitarnya. Waduk ini berada di wilayah Kecamatan Kemusu. - Kedungdowo (8 Ha) di wilayah Kecamatan Andong. - Cengklik (Ha) di wilayah Kecamatan Ngemplak yang saat ini mengalami banyak pendangkalan. - Bade (8 Ha) di wilayah Kecamatan Klego. TABEL. RATA-RATA DEBIT PADA WADUK DI KABUPATEN BOYOLALI No Nama/Lokasi Luas (Ha) Volume (m) I. Waduk Cengklik Ds. Senting Kec. Sambi 8../8. Kab. Boyolali b. Ds. Ngargorejo Ds. Sobokerto Kec. Ngemplak Kab. Boyolali II. Waduk Klego a. Ds. Bade Ds. Klego Ds. Blumbang,.9./. Kec. Klego Kab. Boyolali Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, 8 a. b. Sungai II-

6 Sungai yang terdapat di Kabupaten Boyolali mempunyai pola radial dan mempunyai bentuk lembah v yang menandakan erosi vertikal lebih intensif dibandingkan erosi horisontal. Sungai-sungai tersebut adalah : - Sungai Serang melintasi wilayah Kecamatan Karanggede, Kemusu dan Wonosegoro. - Sungai Cemoro melintasi wilayah Kecamatan Simo dan Nogosari. - Sungai Pepe melintasi wilayah Kecamatan Boyolali, Mojosongo, Teras, Banyudono, Sambi, Ngemplak. - Sungai Gandul yang melintasi wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras dan Sawit. - Sungai Bedoyo yang merupakan sungai yang cukup besar. Berikut merupakan daftar sungai dan anak sungai Kabupaten Boyolali : TABEL. DAFTAR SUNGAI/ DAS DAN DANAU/ WADUK BESERTA PANJANG DAN DEBITNYA DI KABUPATEN BOYOLALI a. Sungai/ DAS No. Nama (Sungai dan DAS) Serang / DAS Serang Pepe / DAS Bengawan Solo Iramg grenjeng / DAS Serang Kapuk / DAS Serang Wates / DAS Bengawan Solo Gondang / / DAS Bengawan Solo Rejoso / DAS Bengawan Solo Bogo / DAS Bengawan Solo Nongko / DAS Bengawan Solo Pule / DAS Bengawan Solo Sombo / DAS Bengawan Solo Luwuk / DAS Bengawan Solo Debit Air (m/dtk) Max / Min.8/../ Panjang (Km). Permasalahan Upaya Konservasi - Penambangan liar (pasir dan batu) - Pemetaan tepitepi sungai bersedimen kemudian dimanfaatkan untuk lahan pertanian - Erosi pada tikungan alur sungai / tebing sehingga rawan longsor - Lahan gundul di sempadan / sekitar sungai - Adanya bangunan di atas sungai - Sosialisasi masyarakat sekitar sungai (dalam rangka pengamanan sungai) - Pengamanan tebing (cek dam) - Penghijauan Larangan tangkap ikan dengan strom, racun (Perda Kab. Boyolali No. 8/ 8 II-

7 Gandul / DAS Bengawan Solo 7 Palang / DAS Serang Klumpit / DAS Serang Mati / DAS Serang Tambakan / DAS Serang Mojolegi / DAS Serang Kedungmangir / DAS Serang Selo / DAS Serang Makasih / DAS Serang Bodeh / DAS Serang Klampok / DAS Serang Grenjengan / DAS Serang Jengglong / DAS Bengawan Solo Bendungan / DAS Tuntang Timo / DAS Serang Bagor / DAS Serang Bedoyo / DAS Bengawan Solo Dungguyangan / DAS Serang Dungori / DAS Serang Lunyu / DAS Serang Kedungrong / DAS Serang Sranten / DAS Serang Bengle / DAS Serang Pringapus / DAS Serang Kedungbendo / DAS Bengawan Solo Gebang / DAS Bengawan Solo Nanas / DAS Bengawan Solo Jowo / DAS Bengawan Solo Cemoro / DAS Bengawan Solo / /. Butak / DAS Bengawan Solo Andong / DAS Serang Tempel / DAS Bengawan Solo Gede / DAS Bengawan Solo Larangan / DAS Bengawan Solo II-7

8 Sumber data: Badan Lingkungan HidupKabupaten Boyolali, b. Danau/Waduk/Situ/Embung No. Nama (Sungai dan DAS) Panjang (Km) Waduk Kedung Ombo Desa Bawu, Kemusu, Genengsari, Kedungrejo, Wonoharjo, Kedungmulyo, Sarimulyo, Klewor, Watugede, Kecamatan Kemusu 7 Waduk Cengklik Desa Senting Kecamatan Sambi, Desa Ngargorejo, Sobokerto, Kecamatan Ngemplak Waduk Bade Desa Bade, Blumbang, Klego, Kecamatan Klego 8 Debit Air (m/dtk) Max / Min Data tidak tersedia Permasalahan - Pemanfaatan sabuk hijau (greeenbelt) sebagai tempat permukiman dan lahan budidaya - Pendangkalan waduk Upaya Konservasi Relokasi warga sekitar waduk ke lokasi yang sesuai dengan peruntukannya Mengatasi erosi daerah hulu / Pendangkalan waduk - Banyaknya karamba di waduk (mempercepat pendangkalan) Mengatasi erosi daerah hulu Pengawasan dan pengendalian usaha karamba/ pendekatan masyarakat.8. / 99. Pendangkalan waduk Mengatasi erosi daerah hulu Sumber data: Badan Lingkungan HidupKabupaten Boyolali,. Air Tanah Air tanah yang ada di Kabupaten Boyolali muncul dalam bentuk mata air. Pada bagian selatan Kabupaten Boyolali lebih banyak ditemukan mata air daripada bagian utara sehingga rentan timbul kekeringan. Di Boyolali bagian selatan mata air ditemukan di Kecamatan Ampel, Boyolali, Banyudono, Teras dan Sawit. Sedangkan di bagian utara ditemukan di Kecamatan Juwangi, Wonosegoro, dan Kemusu mata air ini dimanfaatkan untuk keperluan irigasi, PDAM dan air minum masyarakat. Untuk lebih jelasnya data mata air yang terdapat di Kabupaten Boyolali dapat dilihat pada tabel berikut: TABEL. DAFTAR MATA AIR KABUPATEN BOYOLALI No... Nama Sumber Mata Air Bantengan Pinggir Klego Lokasi Desa Kecamatan Bentengan Pinggir Klego Karanggede Karanggede Klego Luas Area Oncoran (Ha)... Debit Sumber (Lt/dt) II-8

9 No Nama Lokasi Luas Area Sumber Oncoran Desa Kecamatan Mata Air (Ha). Tanjung Tanjung Klego.. Sangge Sangge Klego.. Kedung Kd. Lengkong Simo. 7. Sirah Gunung Simo. 8. Tlatar Kebonbimo Boyolali. 9. Ketingan Mudal Boyolali.. Sililin/Tlogo Kiringan Boyolali 7.. Blimbing Manggis Mojosongo Karangandong Metuk Mojosongo.. Pulerejo Jurug Mojosongo.. Gendol Tambak Mojosongo.. Tawangsari Dlingo Mojosongo.. Kenteng Cepoko Sawit Sawit. 7. Cepoko Sawit Cepoko Sawit Sawit. 8. Gomban Tan Cepoko Sawit Sawit. 9. Nledok Cepoko Sawit Sawit 7.. Kebatan Jenengan Sawit.. Soka Jenengan Sawit 8.. Gombang Gombang Sawit.. Mungup Kemasan Sawit.8. Lajan Kemasan Sawit 8.. Langse Nepen Teras 9.. Manggis Nepen Teras Rembang Nepen Teras Bon Siji Dukuh Banyudono.8 9. Dahar Dukuh Banyudono.. Temanten Dukuh Banyudono.. Tirtomoyo Dukuh Banyudono 7.. Sidomulyo Cangkringan Banyudono 7.. Sungsang Bendan Banyudono.. Ngrancah Urut Sewu Ampel.. Ngreco Selodoko Ampel 7.. Jambe Gondang Slamet Ampel. 7. Mliwis Mliwis Cepogo Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Boyolali, 8 Debit Sumber (Lt/dt) II-9

10 Gambar. Peta Curah Hujan Kabupaten Boyolali Gambar. Peta Tata Guna Lahan Kabupaten Boyolali II-

11 .. KONDISI GEOLOGI. Geomorfologi Regional Secara fisiografi regional wilayah Kabupaten Boyolali termasuk dalam Gunung api Kuarter Jawa Tengah. Fisiografi Jawa Tengah secara garis besar terdiri dari: a. Pegunungan Serayu Utara Pegunungan ini merupakan rangkaian pegunungan tertinggi di Jawa Tengah, terbentang mulai dari utara Ajibarang di sebelah barat sampai Karangkobar di sebelah timur dan terpotong oleh Gunungapi Slamet, G. Butak, G. Bisma, G. Ronggo Jembangan, G. Sindoro, dan G. Sumbing beserta produk volkaniknya. Formasi batuan pada zona ini berumur Eosen hingga Pliosen. Struktur geologi di dalam zona ini berupa kombinasi lipatan dan sesar naik dengan arah barat-timur yang terpotong oleh sesar geser berarah utaraselatan. Kejadian rangkaian pegunungan ini terkait dengan desakan lempeng Hindia-Australia yang bergerak relatif ke utara menyusup di bawah lempeng Asia. b. Pegunungan Serayu Selatan Pegunungan ini terbentang dari selatan Kawunganten ke arah timur sampai dengan Purworejo. Formasi batuan pada zona ini merupakan kumpulan Formasi Pra Tersier Holosen. Batuan Pra tersier tersingkap di Luk Ulo, Karangsambung dan Banjarnegara Selatan dengan litologi beraneka ragam yang tercampur aduk secara tektonik (Melange) sebagai salah satu ciri khas endapan palung penunjaman (subduction zone). Struktur geologi yang ada merupakan bagian dari Axial Ridge dan Southern Slope berupa kombinasi antiklin asimetri sinklin berarah relatif barat timur yang terpotong oleh sesar turun dan sesar naik berarah relatif utara selatan. c. Gunung Api Kuarter Secara tektonik terbentuk setelah terjadi gunung api daratan (Fore Arc Basin) pada akhir zaman Tersier, dimulai dengan munculnya G. Rogojembangan pada kala Pleistosen. Pada kurun waktu berikutnya (Holosen) terbentuk G. Dieng, G.Slamet, G.Sindoro dan G. Sumbing, G. Merbabu dan Gunung Merapi serta Gunung Lawu yang masih aktif hingga sekarang. II-

12 d. Zona Depresi Tengah Jawa Zona ini membentang pada lembah Sungai Serayu yang memisahkan antara Pegunungan Serayu Utara dengan Pegunungan Serayu Selatan dan Gunung api Kuarter. Formasi batuan pada zona ini berupa endapan sungai tua (terrace deposit) yang berumur Pleistosen dan endapan sungai muda yang terbentuk hingga sekarang. e. Pegunungan Selatan Pegunungan ini merupakan bagian yang terpisahkan dari rangkaiannya di barat (Gabon High di Nusakambangan, Cilacap) dan di timur (Pegunungan Jiwo) oleh Kebumen Low Kulon Progo High dan Kroya Low Wangon Depression yang tersusun oleh sedimen klastik non klastik berumur Tersier. f. Zona Rembang dan Kendeng Zona ini merupakan antiklinorium yang berarah umum barat-timur sejajar dengan arah memanjang P. Jawa. Zona ini tersusun oleh batuan-batuan sedimen berumur Oligosen sampai Pleistosen yang didominasi oleh batuan berbutir halus. g. Zona Depresi Solo Zona ini merupakan cekungan antara pegunungan Kendeng di bagian utara dan Pegunungan Selatan di bagian selatan, namun depresi ini sekarang telah terisi oleh endapan volkanik yang cukup besar. h. Zona Dataran Pantai Utara Zona ini terletak di sebelah utara dari Zona Gunung Api Kuarter dan Antiklinorium Bogor-Kendeng dan tersusun oleh endapan alluvial dan alluvial pantai yang didominasi oleh endapan pasir dan lempung.. Geologi Kabupaten Boyolali Sebagian besar wilayah Kabupaten Boyolali adalah dataran rendah dan dataran bergelombang dengan perbukitan yang tidak begitu terjal. Kabupaten Boyolali secara umum termasuk bagian lereng gunung api II-

13 kuarter G. Merbabu dan Gunung Merapi. Sedangkan di bagian utara juga terdapat waduk Kedungombo. Secara umum topografi tinggi terletak di wilayah barat mulai dari Kecamatan Selo, Kecamatan Cepogo, Kecamatan Winong yang merupakan kaki lereng Gunung Merapi dan Kecamatan Ampel lereng Gunung Merbabu. Kemudian secara berangsur semakin bertopografi rendah ke arah timur Kecamatan Teras dan ke arah timur laut Kecamatan Simo.. Struktur Tanah Tanah yang terdapat pada lapisan luar bumi, terdiri atas kumpulan aktivitas geologi, kimia, dan fisik, yang selalu berlangsung setiap saat secara konstan, yang berubah dan berkembang sesuai perubahan yang ada, baik perubahan iklim, bentang alam dan vegetasi.. Stratigrafi Regional Berdasarkan Peta Geologi Lembar Salatiga yang disusun oleh Sukardi dan Budhitrusna (99) litologi di Kecamatan Ampel dan sekitarnya terdiri dari beberapa satuan batuan yaitu : a. Formasi Kerek (Tmk) Formasi Kerek merupakan sedimen tipe flysh yang berselang-seling terdiri dari perselang-selingan batu lanau, batu lempung, batu pasir gampingan, dan batu gamping pasiran yang mengandung bahan vulkanik. Sifat fisik batuan : - Bersifat mudah hancur - Ada batuan kedap (Napal, Lempung) - Ada batuan porus (batu pasir, batu gamping, batu pasir kerikilan) Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Juwangi, Karanggede, Klego, Wonosegoro, Andong, Kemusu, Nogosari, Simo dan Sambi. b. Formasi Kalibeng (Pliosen) Formasi ini terdiri dari batu gamping koral, batu gamping globigerina, dan napal pasiran dengan glaukonite dan foraminifera kecil. Sifat fisik: - Batuan bersifat porus - Sebagian bersifat agak kedap c. Formasi Notopuro (Pleistosen). II-

14 Formasi ini terdiri dari batuan breksi andesit dan agglomerat dan secara lokal terdapat endapan lahar. Sifat fisik : - batuan bersifat porus - mudah mololoskan air d. Formasi Kabuh (Pleistosen) Formasi ini terdiri dari batu pasir silang-siur, kerikil sisipan tuf andesit, dan konglomerat basal Sifat fisik : - batuan bersifat porus - mudah mololoskan air e. Batuan Vulkanik Kuarter Batuan vulkanik kuarter terdiri dari: i) Batuan Gunung Api Merbabu berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan breksi lahar. Sifat fisik : - Bersifat porus (breksi, breksi lahar) - Ada yang bersifat kedap (lava) Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Ampel, Karanggede, Klego, Wonosegoro, Sambi, Simo, Nogosari, dan Ngemplak. ii) Batuan Gunung Api Merapi berupa breksi gunung api, lava, tuf, dan breksi lahar (pasir lepas sampai pasir agak padu). Sifat fisik : - Bersifat porus - Sebagian kedap pada lava Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Selo, Cepogo, Banyudono, Ampel, Kota Boyolali, Mojosongo, Sawit, dan Teras. f. Endapan alluvial terdiri dari lempung, lanau dan pasir. Termasuk didalamnya alluvial yang berupa lempung, lanau, pasir dan kerikil sampai boulder batuan beku yang bersifat lepas. Batuan ini tersingkap di wilayah Kecamatan Ngemplak, Sambi, Simo, Mojosongo, Sawit, Teras. Tanah merupakan hasil pelapukan batuan selama ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu, dimana lapisan tanah yang telah matang (solum) terdiri atas zat padat, cair dan gas. Struktur tanah wilayah Kabupaten Boyolali terdiri atas : II-

15 - Bagian Timur Laut (Kecamatan Karanggede dan Simo) pada umumnya terdiri dari tanah lempung. - Bagian Tenggara (Kecamatan Sawit dan Banyudono) struktur tanahnya adalah tanah Galih. - Bagian Barat Laut (Kecamatan Musuk dan Cepogo) struktur tanahnya berpasir. - Bagian Utara sepanjang perbatasan Kabupaten Boyolali dengan Kabupaten Grobogan struktur tanahnya berupa tanah kapur. Sedangkan jenis tanah yang ada di Kabupaten Boyolali adalah sebagai berikut : - Tanah asosiasi litosol dan grumosol terdapat di wilayah Kecamatan Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro dan Juwangi. - Tanah litosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. - Tanah regosol kelabu terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel, Boyolali, Mojosongo, Banyudono, Teras, dan Sawit. - Tanah regosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Musuk, Mojosongo, Teras, Sawit dan Banyudono. - Tanah andosol cokelat terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. - Tanah kompleks regosol kelabu dan grumosol terdapat di wilayah Kecamatan Kemusu, Wonosegoro, dan Juwangi. - Tanah grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari, dan Ngemplak. - Tanah kompleks andosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah Kecamatan Cepogo, Ampel dan Selo. - Tanah asosiasi grumosol kelabu tua dan litosol terdapat di wilayah Kecamatan Simo, Sambi, Nogosari dan Ngemplak. - Tanah mediteranian cokelat tua terdapat di wilayah Kecamatan Kemusu, Klego, Andong, Karanggede, Wonosegoro, Simo, Nogosari, Ngemplak, Mojosongo, Sambi, Teras, dan Banyudono. II-

16 Gambar.7 Peta Jenis Tanah Kabupaten Boyolali Gambar.8 Peta Geohidrologi Kabupaten Boyolali II-

17 Gambar.9 Peta Kedalamam Air Tanah Kabupaten Boyolali Gambar. Peta Permeabilitas Air Tanah Kabupaten Boyolali II-7

18 . ADMINISTRATIF. a. Nama kabupaten b. Nama ibu kota : BOYOLALI : BOYOLALI. Provinsi : JAWA TENGAH. Letak Geografis/ Perbatasan - Sebelah Utara : Kab. Grobogan dan Kab. Semarang - Sebelah Timur : Kab. Karanganyar, Kab, Sragen, Sukoharjo - Sebelah Selatan : Kab. Klaten dan DIY - Sebelah Barat : Kab. Magelang dan Kab. Semarang dan Kab. :., km Luas Wilayah Total Kabupaten. Jumlah Kecamatan : 9 kecamatan. Jumlah Penduduk Total Kabupaten (9) 7. Rata-rata Kepadatan Penduduk Kabupaten 8. Tingkat pertumbuhan penduduk : 9,77 jiwa : 98 jiwa/ km : ±. % Kabupaten Boyolali dengan bentang Barat - Timur sejauh 8 km dan bentang Utara - Selatan sejauh km, mempunyai luas wilayah kurang lebih., hektar yang terbagi dalam 9 kecamatan terdiri dari desa dan kelurahan. WILAYAH ADMINISTRATIF. Luas Wilayah Kota/ administratif :. km. Jumlah penduduk di wilayah administrasi : 9, jiwa. Rata-rata Kepadatan penduduk : jiwa/ km TABEL. Kecamatan. Selo. Ampel. Cepogo. Musuk. Boyolali BANYAKNYA DESA/KELURAHAN, DUSUN, R W DAN R T DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 9 Jml Desa /Keluraha n 9 Rukun Warga Dusun 78 Rukun Tetangga II-8

19 Mojosongo Teras Sawit Banyudono Sambi Ngemplak Nogosari Simo Karanggede Klego Andong Kemusu Wonosegoro Juwangi Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali Gambar. Peta Admistrasi Kabupaten Boyolali Gambar. Peta Jaringan Jalan Kabupaten Boyolali II-9

20 .. KEPENDUDUKAN Secara agregat penduduk Kabupaten Boyolali pada tahun 9 tercatat 9.77 jiwa, tumbuh sebesar.% dari tahun sebelumnya. Kepadatan penduduk Kabupaten Boyolali sebesar 98 jiwa/km. Tabel :. Kecamatan JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 9. Selo. Ampel. Cepogo. Musuk. Boyolali. Mojosongo 7. Teras 8. Sawit 9. Banyudono. Sambi. Ngemplak,78 9,9,998,,, 9,9 7,,79,9 8,7 Laki-laki Perempuan Jumlah Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km ) Nogosari. Simo. Karanggede. Klego. Andong 7. Kemusu 8. Wonosegoro 9. Juwangi,8 8,,7,877,8 99,8 9,998 79, Jumlah.,.8 8.,.87 7.,.9.,.8.,.7., 9. Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali Luas (Km ) Jumlah Penduduk II-

21 Tabel :. Kecamatan. Selo. Ampel. Cepogo. Musuk. Boyolali. Mojosongo 7. Teras 8. Sawit 9. Banyudono. Sambi. Ngemplak. Nogosari. Simo. Karanggede. Klego. Andong 7. Kemusu 8. Wonosegoro 9. Juwangi BANYAKNYA RUMAH TANGGA, PENDUDUK DAN SEX RATIO DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 9 Rumah tangga Penduduk Laki-laki Jumlah Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Boyolali Perempuan Jiwa / Rumah tangga Sex Ratio ,,,8,7,,,,9,,9,,,,,9,,,8, 9,7 9,8 9,8 9, 9,88 9, 98,88 97,98 9, 98,7 97, 9, 9, 9, 9, 9,9 97,9 97, 98, ,,7,7,8,8,9 9, 9,89 9,78 9,7 9, 9,7 Jumlah penduduk laki-laki sebanyak.8 jiwa dan perempuan sebanya 8. jiwa sehingga sex rasionya sebesar 9,. Sedangkan jumlah rumah tangga ada.9 dengan rata-rata, jiwa/rumah tangga. II-

22 Tabel.7 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Boyolali Tahun 9 Rentang Usia (tahun) > JUMLAH Jumlah Tahun Sumber data: BPS Kaupaten. Boyolali Dilihat menurut kelompok umur, penduduk dibawah tahun sebesar,9% (7.8 jiwa) dan penduduk usia tahun keatas sebesar 7,7% (7.8 jiwa), sedang penduduk usia tahun sebesar 7,% (.7 jiwa). Berdasarkan hasil Studi EHRA terhadap status rumah responden diketahui bahwa mayoritas kepemilikan rumah adalah milik sendiri sebanyak 8,9%, milik orang tua sebanyak,%, berbagi dengan keluarga lain,88%, dan selebihnya dengan status kepemilikan rumah dinas, sewa, kontrak, lainnya sebanyak,7%. Grafik.. Status kepemilikan rumah responden Studi EHRA (N =. rumah tangga) II-

23 II-

24 Tabel.8 Proyeksi penduduk di Kabupaten Boyolali Tahun 9 NO KECAMATA N Selo,777 Ampel 8, Cepogo,7 Musuk, Boyolali 8,9 Mojosongo, 7 Teras,8 8 Sawit, 9 Banyudono,8 Sambi 8,7 Ngemplak 9,8 Nogosari,89 Simo Karangged,,87 7,8 8,9 8,, 8,8, 7, 7,, 8,7 7,8,77,, 8,8 8,,,8 9, 7,7, 7, 7,7 8, 7,,7,,7 9,8 8,78,, 8 9,,, 8,99,9 8,8 7,8,,, , 7, 8,9 8,8 8,8 8,7 9,8 9,7 9,99 7,9,78,,,7,8,78,7,97,7,8,,9,,8 8,8,9,,9,,7,99,87 8,8 9,,7,9,,7,988,8,8,9,8,,9 9,7 9,98,7,,8 7,98 7,7 77, 8,7 8,99,9,9,,9,9,797,77,,88,9,8,7,9,8,7 II-9

25 e,,8,9 Klego,8 7,,7,7,9 Andong, 9,,7,, 7 Kemusu, 7,9 Wonosegor,8,,7 8 o,89 9,8,8,, 9 Juwangi,77 7,7 9, 97, 99, 9,7 97, TOTAL Sumbe datar: RTRW Kabupaten Boyolali -,7,88,99,,7,9,87,7 7,9 7,9 8,9 9,,7 8, 9,7, 7,7 97, 9, 99,,8,, 7,9,, 9 II-

26 Gambar. Peta Kepadatan Penduduk Tahun.. PENDIDIKAN Kondisi pendidikan di Kabupaten Boyolali, dapat dilihat dari kinerja bidang pendidikan secara makro pada tabel berikut ini. Tabel.9 Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Kelulusan (AK) di Kabupaten Boyolali Tahun 9 No..... Tahun SD SLTP SLTA APK APM AK APK APM AK APK,7 9 8, 9 99, 8,, 9,,, 97,77, 8, 99, 8,, 8 9,,8, 9,7 7 98, 8, 7 98,8 88,,9 9 9,9,, 97, 9 8, 97, 9,8 9, 7, 9,9,9 7, 9,9 9, 8 8, 99,8 9, 7, 9,9,9,8 97, APM AK II-

27 Sumber data: Disdikpora Kabupaten Boyolali Ketersediaan fasilitas pendidikan baik sarana maupun prasarana akan sangat menunjang dalam meningkatkan mutu pendidikan. Jumlah fasilitas pendidikan di Kabupaten Boyolali sebagai berikut. Tabel. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Boyolali Tahun 9 N Jenis Sekolah o Taman Kanak-kanak Negeri Taman Kanak-kanak Swasta Taman kanak-kanak BA/RA SD Negeri SD Swasta Madrasah Ibtidaiyah (MI) Negeri Madrasah Ibtidaiyah (MI) Swasta SMP Negeri SMP Swasta Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Swasta SMA/SMK Negeri SMA/SMK Swasta Madrasah Aliyah (MA) Negeri Madrasah Aliyah (MA) Swasta Perguruan Tinggi Jumlah Jumlah Jumlah Sekolah Murid Guru Sumber : Boyolali Dalam Angka, 9 Jumlah sekolah taman kanak-kanak 8 sekolah dengan jumlah murid. orang dan jumlah guru. orang sehingga ratio murid terhadap guru adalah. Jumlah sekolah dasar 8 sekolah dengan jumlah murid.9 orang dan jumlah guru 7.8 orang sehingga ratio murid terhadap guru adalah. Jumlah sekolah menengah pertama sekolah dengan jumlah murid.8 orang dan jumlah guru. orang sehingga ratio murid II-

28 terhadap guru adalah. Jumlah sekolah menengah atas 77 sekolah dengan jumlah murid orang dan jumlah guru.7 orang sehingga ratio murid terhadap guru. Tabel. Jumlah Penduduk Usia Tahun Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Boyolali Tahun - 9 Jumlah Tahun Pendidikan Tidak / Belum Tamat SD 7 8 9* Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Akademi/Diploma.79.. Tamat PT/ D IV TOTAL..8 Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali ; 9* : Data sementara Gambar. Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 9* II-

29 Penjelasan atau interpretasi Tabel. dan Gambar. bahwa struktur penduduk Kabupaten Boyolali dilihat dari tingkat pendidikan menjadi semakin meningkat karena komposisi untuk penduduk yang lulus SLTA dan Perguruan Tinggi semakin meningkat, hal tersebut akan dapat mengkontribusi HDI (Human Development Index). Penangananan buta aksara di Kabupaten Boyolali sejak tahun 9 telah mencapai % dimana penduduk usia tahun telah % bebas buta aksara. Saat ini adalah tahap pelestarian agar tidak kembali buta aksara. Peningakatan ketrampilan kepada masyarakat dilaksanakan melalui SKB oleh pemerintah dan PKBM serta kursus yang diselenggarakan oleh masyarakat. Permasalahan saat ini adalah belum optimalnya peran dan fungsi SKB dan kurangnya jaminan kualitas PKBM...KESEHATAN Pembangunan pembangunan kesehatan manusia. menyangkut Keberhasilan aspek pembangunan mendasar kesehatan dalam akan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kondisi kesehatan masyarakat salah satunya tercermin dari angka harapan hidup pada tahun yaitu 9,9 tahun, sedangkan tahun yaitu 7, tahun, sehingga terjadi peningkatan angka harapan hidup di Kabupaten Boyolali. Hal ini disebabkan keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui puskesmas, meningkatnya daya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yang pada gilirannya akan II-

30 meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara umum, khususnya di bidang kesehatan antara lain dipengaruhi oleh adanya kecenderungan menurunnya angka kematian bayi kelahiran hidup, meningkatnya keluarga sadar gizi dan dipengaruhi oleh faktor lain, yaitu sebagai berikut : a. Meningkatnya jumlah Puskesmas dari tahun sampai dengan tahun 7 sebanyak 7 Puskesmas menjadi 9 Puskesmas pada tahun 8 dan 9. b. Meningkatnya status Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas sebanyak unit. c. Meningkatnya jumlah Rumah Sakit Umum Daerah dari sampai dengan tahun 7 hanya buah (RSUD Pandan Arang), menjadi buah RSUD (RSUD Banyudono) pada Tahun 8 dan meningkat lagi menjadi buah RSUD (RSUD Simo) pada tahun 9. Sedangkan untuk status rumah sakit tersebut adalah: RSUD Simo masuk kategori kelas/type D; RSUD Banyudono masuk kategori kelas/type D; dan RSUD Pandan Arang masuk kategori kelas/type C dengan terakreditasi pelayanan pada tahun 7 serta dengan sebutan Akreditasi Penuh Tingkat Lanjut. d. Keadaan jumlah tenaga medis juga mengalami kenaikan yang cukup berarti untuk mendukung lancarnya pelayanan kepada masyarakat dari tahun 7 sebanyak naik menjadi pada tahun 8, dan meningkat lagi pada tahun 9 menjadi orang tenaga medis. Keberhasilan bidang kesehatan yang pernah diperoleh, antara lain : a. Juara Nasional Lomba Tingkat Nasional untuk kegiatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Keluarga pada tahun 7/8; b. Berhasilnya RSUD Pandan Arang mendapatkan Piala Citra Pelayanan Prima dari Presiden pada tahun 8 dengan tetap konsistennya melaksanakan jenis pelayanan yang telah terakreditasi serta bersamaan pula dengan diterimanya Penghargaan Pelopor Inovasi Layanan Prima oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI bagi direktur RSUD Pandan Arang, dan sebagainya. II-

31 Dokter merupakan sumber daya manusia yang sangat dibutuhkan dalam dunia kesehatan, pada tahun 9 jumlah dokter (umum, spesialis, gigi) yang ada di Kabupaten Boyolali secara keseluruhan sebanyak orang, sedangkan yang bertugas di puskesmas/pustu sebanyak 8 orang dokter umum dan orang dokter gigi. Tabel. Tenaga Kesehatan di Kabupaten Boyolali No. Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Tenaga Medis Perawat dan Bidan Farmasi Gizi Teknis Medis Sanitasi Kesmas (orang) 7 78 Sumber :Dinkes kabupaten Boyolali 9. Tabel. Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Boyolali No. Fasilitas Kesehatan Jumlah. Jumlah Rumah Sakit Umum.. dan Swasta Jumlah Puskesmas Jumlah Puskesmas Inap Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Rawat Pustu Pusling Posyandu Laboratorium Kesehatan Sumber : Dinkes Kab Boyolali 9.. SOSIAL MASYARAKAT Dalam meningkatan kesejahteraan masyarakat sejak tahun telah dilaksanakan program dan kegiatan. Adapun program dan kegiatannya adalah sebagai berikut : II-

32 Pertama, program penanggulangan kemiskinan, keluarga miskin di Kabupaten Boyolali sejak tahun sampai dengan tahun 9, adalah sebagaimana tabel berikut. Tabel. Prosentase Keluarga Miskin dan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun - 9 No Tahun KK Miskin Prosentase Penduduk Prosentase (%) KK Miskin Miskin Penduduk Miskin,7,7,87, 8,7 Naik, Naik,8 Turun,8 Turun,7 (%),,, 8,8, Naik, Naik, Turun, Turun, Sumber data: Bapermaskin Kabupaten Boyolali Penjelasan tabel di atas, bahwa KK Miskin di Kabupaten Boyolali pada tahun 7 mengalami peningkatan hal ini sebanding dengan adanya peningkatan jumlah keluarga atau KK secara umum. Pada tahun 8 jumlah KK Miskin di Kabupaten Boyolali mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu,8% dibandingkan kondisi pada tahun 7 dan kondisi pada tahun 9 mengalami penurunan sebesar,7% dibandingkan kondisi tahun 8. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dilaksanakan di Kabupaten Boyolali dapat berjalan secara efektif pada tahun 8 hal ini sejalan dengan adanya berbagai kebijakan yang ditetapkan pemerintah Kabupaten Boyolali dalam rangka percepatan penanggulangan kemiskinan antara lain: Penetapan data base warga penanggulangan miskin dengan kemiskinan SK Bupati, Kabupaten penyusunan Boyolali tahun masterplan 8-, peningkatan peran dan fungsi TKPKD, penajaman APBD pada prioritas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. Kedua, untuk melihat tingkat keberhasilan dalam pembangunan manusia, dapat dilihat dari angka Human Development Index (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Menurut Skala Internasional dalam perhitungan IPM, berdasarkan indeks yang disusun dapat dikategorikan suatu II-

33 wilayah kedalam tiga kelompok tingkat keberhasilan pembangunan manusia, sebagai berikut: a. Skor IPM kurang dari angka, dikategorikan tingkat pembangunan manusianya masih rendah atau kurang; b. Skor diantara angka s/d 79,99, dikategorikan tingkat pembangunan manusianya cukup atau sedang; c. Skor diatas 8 keatas, dikategorikan tingkat pembangunan manusianya di suatu daerah tinggi. Adapun angka IPM Kabupaten Boyolali sejak tahun sampai dengan tahun 9 sebagaimana tabel berikut. Tabel. Perkembangan Nilai IPM Kabupaten Boyolali Tahun 9 Tahun Nilai IPM 9, 9, 9,7 9,98 7, Sumber data: BPS Penjelasan tabel di atas, bahwa Nilai IPM kabupaten Boyolali selalu meningkat dari sampai dengan 9 dengan angka terakhir 7, atau Tabel : BANYAKNYA KELUARGA SEJAHTERA MENURUT TINGKATAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 9 katagori sedang/cukup. Kehidupan agama yang harmonis sangat didambakan masyarakat. Hal Pra Sejahtera Sejahtera II Sejahtera III Sejahtera Jumlah Kecamatan Non Sejahtera I III+ ini terlihat darialasan tempat-tempat peribadatan yang ada di sekitar warga seperti Alasan Ekonomi masjid, gereja,ekonomi kuil/vihara, surau/mushola. Pada tahun 9 banyaknya sarana 7 peribadatan di Kabupaten Boyolali tercatat jumlah masjid sebanyak.7. Selo buah, kuil/vihara sebanyak 88 buah,. Cepogo Musuk.97. Pemeluk. agama. 7.9 surau/mushola sebanyak. buah. di Kabupaten Boyolali. Boyolali Mojosongo.7 Katholik,.9 Kristen 7. cukup beragam, yaitu. agama Islam, Protestan,Hindu,.8 dan 7. Teras Budha 8. Sawit yang tersebar.9 di seluruh.kecamatan.. Islam.9 adalah agama 8 yang Banyudono terbanyak pemeluknya 8. yaitu 97,7% kemudian agama lainnya,77%,. Sambi. disusul Ngemplak ,%,,, dan,9%. 7.. Nogosari Simo Karanggede Klego TABEL :. Banyaknya8.989 Keluarga.999 Sejahtera.7 menurut.77 Tingkatan dikabupaten. Andong Kemusu Wonosegoro Boyolali Tahun Juwangi Ampel gereja buah, sebanyak Jumlah... 8.*) *) 8.99.*).8.77*) *) Termasuk Keluarga Pra Sejahtera Karena Alasan Ekonomi **) Termasuk Keluarga Sejahtera II dan Keluarga Sejahtera III Sumber : BKBPP Kabupaten Boyolali **) 9.8**) 77.**) 78.8**) II

34 Proporsi jumlah keluarga pra sejahtera tertinggi ada di Kecamatan Ampel, sedangkan yang memiliki proporsi jumlah keluarga pra sejahtera terendah terdapat di Kecamatan Cepogo..7. PEREKONOMIAN. Pendapatan Domestik Regional Bruto Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Boyolali dilihat dari indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), secara agregat ADHB (Atas Dasar Harga Berlaku) sejak tahun sampai dengan tahun 9 rata-rata terjadi kenaikan sebesar,%. Sedangkan PDRB ADHK (Atas Dasar Harga Konstan) sejak tahun sampai dengan tahun 9 rata-rata terjadi kenaikan sebesar,%. Adapun kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali sejak tahun sampai dengan tahun 9 atas dasar harga berlaku (ADHB) dan atas dasar harga konstan (ADHK) dapat dilihat, tabel berikut. Tabel.7 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Boyolali Tahun -9 Tahun PDRB ADHB Nilai (Rp ) (%) PDRB ADHK Nilai (Rp ) (% ) II-8

35 perubaha n perubahan.9.. 9,......, , , ,8... Rata , rata Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali,7,9,8,,, Gambar. Grafik PDRB Kabupaten Boyolali Tahun -9 (dalam Jutaan Rupiah) Penjelasan atau interpretasi tabel.7 dan gambar. di atas bahwa selama tahun terakhir baik PDRB berlaku maupun konstan mengalami kenaikan yang relatif stabil, yaitu rata-rata sebesar,% ADHB dan,% ADHK. Pertumbuhan signifikan terjadi pada sektor jasa-jasa dan keuangan, sektor lainnya juga tumbuh, tetapi tidak begitu besar. Tabel.8 PDRB ADHB Eks Karesidenan Surakarta dan Provinsi Jawa Tengah Tahun - 9 (Tahun =) Kabupaten / Kota PDRB ADHB (Rp Milyar) Rata rata Provinsi Jateng Pertumbuhan II-9

36 BOYOLALI KLATEN SUKOHARJO WONOGIRI KARANGANYAR SRAGEN SURAKARTA 8. JAWA TENGAH Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali (%),8,78,7,9,,,,7 Penjelasan atau interpretasi tabel.8 di atas bahwa PDRB berlaku untuk Kabupaten Boyolali selama tahun terakhir pertumbuhannya paling rendah, jika dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Karesidenan Surakarta maupun dengan Jawa Tengah. Hal ini dikarenakan kenaikan harga barang dan jasa paling lambat atau inflasi rendah. Tabel.9 PDRB ADHK Eks Karesidenan Surakarta dan Propinsi Jawa Tengah Tahun - 9 (Tahun =) PDRB ADHK (Rp. Milyar) Kabupaten/Kota Prop. Jateng BOYOLALI KLATEN SUKOHARJO WONOGIRI KARANGANYAR SRAGEN SURAKARTA JAWA TENGAH Rata rata Pert (%),,,,,,, 7, II-

37 9 Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali Penjelasan atau interpretasi tabel.9 bahwa pertumbuhan ekonomi eks Karesidenan Surakarta hampir sama yaitu berkisar %, tidak ada yang menonjol, yang kelihatan lambat pertumbuhannya adalah Kabupaten Klaten selanjutnya Kabupaten Boyolali. Dalam pertumbuhan riil PDRB harga konstan yang paling baik dibandingkan dengan kabupaten lain, karena faktor harga dan inflasi tidak ikut didalamnya. Kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali tahun sampai dengan tahun 9 atas dasar harga konstan (ADHK) berdasarkan sektor dapat dilihat tabel berikut. Tabel. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)Tahun - 9 ( Rp.) No Lapangan. Usaha Tahun Pertanian Pertamban gan/ Penggalian Industri Listrik, Gas dan air minum Pertb (%),,9,8, Bangunan/ Konstruksi,8 Perdagang an/ Hotel/Rum ah makan, Angkutan 9 dan komunikas i,7 7 II-

38 8 9 Perbankan dan lembaga keuangan Jasa-jasa , Jumlah , PDRB PER KAPITA (Rp.).87.,.8.,7.978.,..7,9..87,, Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa secara komulatif PDRB harga konstan mengalami pertumbuhan,%, pertumbuhan yang signifikan sektor jasa-jasa yaitu,% dan pertumbuhan yang lambat adalah pada sektor pertanian sebesar,%. Sedangkan kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Boyolali tahun sampai dengan tahun 9 atas dasar harga Berlaku (ADHB) berdasarkan sektor dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Boyolali Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Tahun - 9 ( Rp) No. Lapangan Usaha Tahun Pertb (%) Pertanian , 8 Pertamban gan/ 8 Penggalian, 9 Industri , Listrik, Gas dan air minum, 8 Bangunan/ Konstruksi ,7 Perdagang , II-

39 an/ Hotel/Ruma h makan Angkutan dan komunikasi, Perbankan dan lembaga keuangan 7, Jasa-jasa ,9 7 Jumlah ,.8.,..7, ,7, PDRB PER KAPITA (Rp.),8 Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa pertumbuhan PDRB atas dasar harga berlaku, sebesar,%, pada umumnya output (keluaran) barang dan jasa ada kenaikan dan diikuti dengan kenaikan harga, tetapi tidak begitu tinggi. Produk Domestik Regional Bruto berdasarkan harga berlaku berdasarkan kontribusi masing-masing lapangan usaha/sektor, yang dapat disajikan tahun sampai dengan 9, sebagaimana tabel berikut. Tabel. Distribusi Sumbangan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali Tahun 9 TAHUN N SEKTOR ,8,,,7, Pertanian.... Pertambangan dan penggalian Industri pengolahan Listrik dan air besar Bangunan dan konstruksi,7,8,88,8,8 7, 7,,,8,,99,9,,7,,,8,7,7, II-

40 Perdagangan Penggangkutan dan komunikasi Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa JUMLAH,7,8,,7,8,,9,,,8,7,,9,,8 8, 8,98 9,79 9,9,,,,,, Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa sumbangan terhadap PDRB yang dominan adalah sektor pertanian %, industri,%, perdagangan,8% dan sektor jasa-jasa,% sedangkan sektor lainnya andilnya masih dibawah % berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku. Tabel. Distribusi Sumbangan PDRB ADHK Kabupaten Boyolali Tahun 9 N SEKTOR TAHUN 7 8 9,7,8,8,7,,7,8,9,9,9. Pertanian. Pertambangan dan penggalian. Industri pengolahan,,8,,7,. Listrik dan air besar,98,9,,,. Bangunan dan konstruksi,,7,8,7,8. Perdagangan,97,9,9,9, 7. Penggangkutan dan komunikasi,,7,9,7,7 8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan,,,,, 9. Jasa-jasa 7,8 8,7 9,8,,, Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali,,,, JUMLAH II-

41 Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa untuk PDRB harga konstan tidak jauh berbeda dengan harga berlaku, sektor yang mempunyai andil di atas %, yaitu: sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa-jasa. Tabel. Pertumbuhan PDRB ADHB Kabupaten Boyolali Tahun 9 TAHUN thd thd 7 thd 8 thd 7 9 thd 8 Pertanian. 8, 8,8,,,8 Pertambangan dan penggalian.,,8, 9 8, Industri pengolahan. 7, 8,8 7,7 7,8 Listrik dan air besar.,9 7,8,7 8,8 Bangunan dan konstruksi., 8,, 7, Perdagangan. 8, 9, 9,7, 8 7 Penggangkutan dan komunikasi., 9 9,, 9,,8 8, 9,,9 8,8,9,,9,9 9,,8,,9 N SEKTOR 8 Keuangan, persewaan. Perusahaan dan Jasa 9 Jasa-jasa. JUMLAH,9,,8 9,7 9,, 7,,8 Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa pertumbuhan PDRB harga berlaku sangat tergantung pada harga barang dan jasa pada saat penelitian (atau tahun yang bersangkutan), jika inflasi tinggi akan berpengaruh signifikan terhadap PDRB berlaku, berbeda dengan PDRB harga konstan. Tabel. Pertumbuhan PDRB ADHK Kabupaten Boyolali Tahun 9 II-

42 TAHUN N SEKTOR thd thd 7 thd 8 thd 7 9 thd 8 7. Pertanian,9,8,7,7. Pertambangan dan penggalian, 8, 9,7,. Industri pengolahan,8,,,79. Listrik dan air besar 9,, 9, 8,9. Bangunan dan konstruksi,97 9,,,8. Perdagangan,9,,8,,8 7. Penggangkutan dan komunikasi,9 8,99,,7,7 8. Keuangan, persewaan dan Jasa Perusahaan,,,, 9. Jasa-jasa, 8, 9 7,,,,8,9,8, JUMLAH,,,9,8,,8, Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa pada tahun 9 secara agregat ada kenaikan pertumbuhan sebesar,% terhadap tahun 8. Sektor yang mengalami kenaikan adalah sektor pertanian, keuangan dan jasajasa. Sektor jasa ada kenaikan yang signifikan pada sub sektor gaji PNS dan TNI/Polri yaitu ± %. Pertumbuhan sebesar,% adalah pertumbuhan riil, yang tidak dipengaruhi oleh harga barang dan jasa yang terjadi pada tahun yang bersangkutan. Data tersebut bila disusun dalam grafik adalah sebagai berikut : II-

43 Gambar. Grafik Distribusi Sumbangan PDRB Kabupaten Boyolali Tahun - 9 Berdasarkan Harga Konstan (dalam Milyar Rupiah) Jika dilihat dari sumbangannya terhadap PDRB ADHB tahun sampai dengan 9 sebagaimana tersaji pada tabel di atas, sektor pertanian dominan peranannya terhadap PDRB, yaitu: memberikan kontribusi sebesar Rp..8.9., atau % dari total PDRB.. Tingkat Inflasi Inflasi adalah besarnya perubahan harga barang dan jasa secara rata- rata yang mencakup ratusan komoditas yang dikonsumsi masyarakat. Indikator ini menunjukkan tingkat stabilitas perekonomian di suatu wilayah pada periode tertentu. Inflasi yang rendah dan terkendali merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi, karena kegiatan produksi barang dan jasa berlangsung sesuai hukum pasar yang berlaku dan dapat diprediksi sifat dan perilakunya di pasar. Laju Inflasi di Kabupaten Boyolali periode 9 mulai stabil dan berangsur turun. Tahun sebesar,% dan pada tahun 9 sebesar,%. Secara agregat inflasi dengan system point to point tahun sampai dengan 9 disajikan tabel berikut. Tabel. Perkembangan Inflasi Kabupaten Boyolali Tahun -9 Tahun Inflasi II-7

44 Nilai (%) perubahan, 9, 7, 7, 7,, 8,,9 9,, Rata-rata 7, Sumber data: BPS Kabupaten Boyolali, Penjelasan atau interpretasi tabel. bahwa selama tahun tidak ada kenaikan harga yang berarti. Harga barang dan jasa selama setahun relatif stabil. Khusus sektor angkutan terjadi deflasi -,%, inflasi tinggi terjadi pada sektor kesehatan yaitu 7,9%.. Pajak dan Retribusi Daerah Perkembangan Pendapatan Asli Daerah dari Pajak dan Retribusi daerah dalam (tiga) terakhir 7 9, sebagaimana dalam tabel berikut ini. Tabel.7 Realisasi penerimaan Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 7 9 Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali No Uraian. Pajak Daerah. Retribusi Daerah % Pinjaman Daerah Realisasi Pinjaman Pemerintah Kabupaten Boyolali masuk pada pembiayaan daerah. Perkembangan (tiga) tahun 7-9 sebagaimana pada tabel berikut ini. No... Tabel.8 Realisasi Pinjaman Daerah Tahun 7-9 URAIAN Penerimaan Pinjaman Daerah Penerimaan Kembali Pemberian pinjaman Daerah Penerimaan piutang % II-8

45 daerah Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali. Dana Perimbangan Perkembangan dana perimbangan di Kabupaten Boyolali dalam (tiga) tahun terakhir sebagaimana pada tabel berikut ini. No..... Tabel.9 Realisasi penerimaan Dana Perimbangan Tahun 7-9 Uraian % Bagi hasil pajak Bagi hasil Bukan pajak (SDA) Dana Alokasi Umum Dana Alokasi Khusus Sumber data : DPPKAD Kabupaten Boyolali Tabungan Pemerintah Daerah Tabungan Pemerintah Kabupaten Boyolali berupa penyertaan modal yang masuk pada struktur APBD pada pembiayaan daerah. Perkembangan (tiga) tahun terakhir bahwa penyertaan modal Tahun 7 Rp.7..,; Tahun 8 Rp 9..., dan Tahun 9 Rp 8...,. 7. Investasi Capaian kinerja di bidang penanaman modal dalam (tiga) tahun terakhir menunjukkan adanya kenaikan yang cukup signifikan yaitu tahun 7 sebesar,7%, tahun 8 sebesar,% dan tahun 9 sebesar,89%. Kenaikan realisasi investasi digambarkan dalam tabel berikut. Tabel. Perkembangan Jumlah Investor dan Nilai Investasi s/d Tahun 9 Nilai Jumlah Akumula Akumulasi Realisasi Investo si Jumlah ProsenTahun Investasi r Jumlah Investasi tase per Tahun Masuk Investor (Rp) (Rp) II-9

46 Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali , %,8 %, %,9 % Adapun realisasi investasi dan jumlah investor pada tahun yang tercatat sampai dengan bulan Juli adalah sebagai berikut : Data Tabel. Investasi dan Investor Tahun Perusahaa Perusahaa Perusaha n n Kecil an Besar Menengah TK Jumlah Jumlah Jumlah Investasi Investasi Investasi (juta Rp) (juta Rp) (juta Rp) ,., 7.99, No Bulan Jumlah Investor 7 Januari Pebruar i 9.799,., Maret.8,.9,,.9, April 7.,.9, 8.787,7 Mei 7..9,., 9.9, Juni 8.,.,8 8.8, 7 Juli , 9.9,.,.99,.88,.,8 Total 8 Jumlah investasi tahun s/d bln Juli : Rp Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali Total Investasi 8.7,.88, 9.97,.9, 7.,.,8., 9.7, 9.7.., Perkembangan Investasi Penanaman Modal Asing di Kabupaten Boyolali tersaji sebagai berikut : Tabel. Perkembangan Investasi PMA di Kabupaten Boyolali Tahun II-

47 No Nama Perusahaan..... PT PT PT PT PT Hanil Indonesia Tupai Adyamas Indonesia Bengawan Solo Garment Indonesia Primayudha Mandiri Jaya Cartini Lingerie Indonesia Jumlah Tahun Berdiri Nilai Investasi (US$) Sumber data : KPPM Kabupaten Boyolali 8. Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Koperasi dan UMKM merupakan unit-unit usaha yang telah teruji mempunyai daya tahan dalam menghadapi krisis ekonomi dalam satu dekade belakangan ini. Hal ini tercermin dari adanya kecenderungan jumlah koperasi dan UKM yang terus meningkat. Berdasarkan data yang ada diketahui bahwa pada tahun 7 di Kabupaten Boyolali terdapat 9 unit koperasi dan.9 UKM, pada akhir tahun 9 tercatat sebanyak 97 unit koperasi, dimana 7 unit atau 7,8% di antaranya merupakan koperasi aktif dan. UKM. Jumlah anggota koperasi pada tahun 7 tercatat sebanyak.9 anggota, terus meningkat menjadi. pada tahun 9. Sedangkan volume usaha koperasi pertanian maupun koperasi non pertanian meningkat masing-masing dari Rp,8 milyar dan Rp,8 milyar pada tahun 7 dan menjadi Rp,78 milyar dan Rp 9,9 milyar pada tahun 9. Perkembangan koperasi dan UKM dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel. Perkembangan Koperasi Tahun 9 No. Uraian Jumlah Koperasi Jumlah Koperasi Aktif Jumlah Pelaksanaan Audit Koperasi Jumlah Pelaksanaan Rapat Anggota Tahunan (RAT) Jumlah Anggota Koperasi a. Koperasi Pertanian : Jumlah Koperasi Primer II-

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Boyolali 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22'

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL II.1 Fisiografi Menurut van Bemmelen (1949), Jawa Timur dibagi menjadi enam zona fisiografi dengan urutan dari utara ke selatan sebagai berikut (Gambar 2.1) : Dataran Aluvial Jawa

Lebih terperinci

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG BAB 3 GEOLOGI SEMARANG 3.1 Geomorfologi Daerah Semarang bagian utara, dekat pantai, didominasi oleh dataran aluvial pantai yang tersebar dengan arah barat timur dengan ketinggian antara 1 hingga 5 meter.

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

B U P A T I B O Y O L A L I PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

B U P A T I B O Y O L A L I PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 B U P A T I B O Y O L A L I PERATURAN BUPATI BOYOLALI NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI 2015 DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Geografis Propinsi Jawa Tengah secara geografis terletak diantara 108 30-111 30 BT dan 5 40-8 30 LS dengan batas batas sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah selatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan keterusan BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pembahasan Masalah Ditinjau dari kedalaman air tanah, wilayah Boyolali termasuk dalam kategori akuifer berproduksi sedang, yaitu akuifer tidak menembus, tipis dan

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Regional Daerah penelitian berada di Pulau Jawa bagian barat yang secara fisiografi menurut hasil penelitian van Bemmelen (1949), dibagi menjadi enam zona fisiografi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan manusia akan air, keberadaan air semakin lama dirasa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Gambaran Umum Kota Surakarta 3.1.1 Kondisi Geografis dan Administratif Wilayah Kota Surakarta secara geografis terletak antara 110 o 45 15 dan 110 o 45 35 Bujur Timur dan antara

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 0 19 06 0 28 Lintang Selatan dan 106 0 43 BT-106 0 55 Bujur Timur. Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Geografis Regional Jawa Tengah berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Jawa Barat di sebelah barat, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM BAB II TINJAUAN UMUM Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium BALAI BESAR KERAMIK Jalan Jendral A. Yani 392 Bandung. Conto yang digunakan adalah tanah liat (lempung) yang berasal dari Desa Siluman

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Regional Secara fisiografis, daerah Jawa Tengah oleh van Bemmelen, (1949) dibagi menjadi 6 zona fisiografi, yaitu: Dataran Aluvial Jawa Utara, Gunungapi Kuarter,

Lebih terperinci

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL

BAB 2 GEOLOGI REGIONAL BAB 2 GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Secara fisiografis, menurut van Bemmelen (1949) Jawa Timur dapat dibagi menjadi 7 satuan fisiografi (Gambar 2), satuan tersebut dari selatan ke utara adalah: Pegunungan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi 3.1.1 Geomorfologi Daerah Penelitian Secara umum, daerah penelitian memiliki morfologi berupa dataran dan perbukitan bergelombang dengan ketinggian

Lebih terperinci

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun

PENGANTAR. guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun PENGANTAR Latar Belakang Upaya peningkatan produksi susu segar dalam negeri telah dilakukan guna memenuhi kebutuhan masyarakat yang cenderung bertambah dari tahun ke tahun. Perkembangan usaha sapi perah

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah memiliki peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional. Pada masa Orde baru pembangunan nasional dikendalikan oleh pemerintah pusat, sedangkan

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI

PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN KABUPATEN BOYOLALI Yetti Anita Sari Fakultas Geografi UGM; Yogyakarta E-mail: yettianitasari@gmail.com ABSTRAK Sektor pertanian merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL II.1 Fisiografi dan Morfologi Van Bemmelen (1949), membagi fisiografi Jawa Barat menjadi empat zona, yaitu Pegunungan selatan Jawa Barat (Southern Mountain), Zona Bandung (Central

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Regional Kabupaten Brebes terletak di Jawa Tengah bagian barat. Fisiografi Jawa Tengah berdasarkan Van Bemmelen (1949) terbagi atas 6 zona (Gambar 2.1), yaitu: 1.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SOPPENG 2.1. Batas Administratif Kabupaten Soppeng merupakan salah satu bagian dari Provinsi Sulawesi Selatan yang secara administratif dibagi menjadi 8 kecamatan, 21 kelurahan,

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi dan Morfologi Secara fisiografis, daerah Jawa Tengah dibagi menjadi 4 zona yang berarah timur-barat (van Bemmelen, 1949). Zona tersebut dari arah utara ke

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan merupakan segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro BAB III DATA LOKASI 3.1 Data Makro 3.1.1 Data Kawasan wilayah Kabupaten Sleman yaitu : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Magelang (Provinsi Jawa Tengah) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM PETA WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 1 LETAK GEOGRAFI Kabupaten Temanggung terletak antara : 110 o 23' - 110 o 46'30" Bujur Timur 7 o 14'

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Situasi Wilayah Letak Geografi Secara geografis Kabupaten Tapin terletak antara 2 o 11 40 LS 3 o 11 50 LS dan 114 o 4 27 BT 115 o 3 20 BT. Dengan tinggi dari permukaan laut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Umum Semua makhluk hidup di dunia ini pasti membutuhkan air untuk hidup baik hewan, tumbuhan dan manusia. Begitu besar peran air dalam kehidupan membuat air termasuk kebutuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 39 BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI 4.1 KARAKTERISTIK UMUM KABUPATEN SUBANG 4.1.1 Batas Administratif Kabupaten Subang Kabupaten Subang berada dalam wilayah administratif Propinsi Jawa Barat dengan luas wilayah

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 FISIOGRAFI REGIONAL Kabupaten Brebes terletak di Jawa Tengah bagian baratlaut. Fisiografi Jawa Tengah berdasarkan Bemmelen (1949) terbagi atas 6 zona (Gambar 2.1), yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Regional Fisiografi Jawa Barat dapat dikelompokkan menjadi 6 zona yang berarah barattimur (van Bemmelen, 1949 dalam Martodjojo, 1984). Zona-zona ini dari utara ke

Lebih terperinci

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016 JUMLAH PEGAWA NEGER SPL/CALON PEGAWA NEGER SPL MENURUT SATUAN KERJA & GOLONGAN PEMERNTAH KABUPATEN BOYOLAL AUGUST 0 NO Sekretariat Daerah 0 Asisten Pemerintahan 0 8 Asisten Ekonomi, Pembangunan dan 0 Kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Bantul terletak pada Lintang Selatan dan 110 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Deskripsi Daerah Daerah hulu dan hilir dalam penelitian ini adalah Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Secara geografis Kabupaten Sleman terletak pada 110 33 00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Cekungan Air Tanah Magelang Temanggung meliputi beberapa wilayah administrasi di Kabupaten Temanggung, Kabupaten dan Kota Magelang. Secara morfologi CAT ini dikelilingi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan penting pada pemenuhan kebutuhan makhluk hidup untuk berbagai keperluan. Suplai air tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Embung Logung Dusun Slalang, Kelurahan Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Dalam rangka peningkatan taraf hidup masyarakat dan peningkatan sektor pertanian yang menjadi roda penggerak pertumbuhan ekonomi nasional, pemerintah berupaya melaksanakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta, BAB II Geomorfologi II.1 Fisiografi Fisiografi Jawa Barat telah dilakukan penelitian oleh Van Bemmelen sehingga dapat dikelompokkan menjadi 6 zona yang berarah barat-timur (van Bemmelen, 1949 op.cit Martodjojo,

Lebih terperinci

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016

JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 2016 JUMLAH PEGAWAI NEGERI SIPIL/CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL MENURUT SATUAN KERJA & JENIS KELAMIN PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI AUGUST 0 NO Sekretariat Daerah Asisten Pemerintahan Asisten Ekonomi, Pembangunan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.. Luas Wilayah Kota Tasikmalaya berada di wilayah Priangan Timur Provinsi Jawa Barat, letaknya cukup stratgis berada diantara kabupaten Ciamis dan kabupaten Garut.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 39 KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN Letak Geografis dan Administrasi Kabupaten Deli Serdang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Sumatera Utara dan secara geografis Kabupaten ini terletak pada 2º 57-3º

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH Asmoro Widagdo*, Sachrul Iswahyudi, Rachmad Setijadi, Gentur Waluyo Teknik Geologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Jawa Barat Fisiografi Jawa Barat (Gambar 2.1), berdasarkan sifat morfologi dan tektoniknya dibagi menjadi empat bagian (Van Bemmelen, 1949 op. cit. Martodjojo, 1984),

Lebih terperinci

Katalog BPS :

Katalog BPS : Katalog BPS : 1101002.6409010 Statistik Daerah Kecamatan Babulu 2015 Statistik Daerah Kecamatan Babulu No. Publikasi : 6409.550.1511 Katalog BPS : 1101002.6409010 Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN 3.1 Geomorfologi Bentukan topografi dan morfologi daerah penelitian adalah interaksi dari proses eksogen dan proses endogen (Thornburry, 1989). Proses eksogen adalah proses-proses

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Secara fisiografi, Pulau Jawa berada dalam busur kepulauan yang berkaitan dengan kegiatan subduksi Lempeng Indo-Australia dibawah Lempeng Eurasia dan terjadinya jalur

Lebih terperinci

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Profil Daerah 1. Letak Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar ± 77.378,64 ha terletak antara

Lebih terperinci

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL

BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL BAB II TATANAN GEOLOGI REGIONAL II.1 FISIOGRAFI DAN MORFOLOGI Secara fisiografis, daerah Jawa Tengah dibagi menjadi lima zona yang berarah timur-barat (van Bemmelen, 1949). Zona tersebut dari arah utara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam rangka memenuhi kebutuhan pangan nasional dan meminimalkan perbedaan distribusi pengembangan sumber daya air di daerahdaerah, maka Pemerintah Indonesia telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak. timur adalah 51 Km dan dari utara ke selatan adalah 34 Km (dalam Peta Rupa

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak. timur adalah 51 Km dan dari utara ke selatan adalah 34 Km (dalam Peta Rupa digilib.uns.ac.id 53 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak a. Letak Astronomis Kabupaten Rembang terletak diantara 111 o 00 BT - 111 o 30 BT dan 6 o 30 LS - 7 o 00 LS atau dalam

Lebih terperinci

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM Konsentrasi pembangunan perekonomian Kota Batam diarahkan pada bidang industri, perdagangan, alih kapal dan pariwisata. Akibat krisis ekonomi dunia pada awal tahun 1997 pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian

GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian GEOGRAFI DAN IKLIM Curah hujan yang cukup, potensial untuk pertanian Curah hujan Kecamatan Babulu rata-rata 242,25 mm pada tahun 2010 Kecamatan Babulu memiliki luas 399,46 km 2. Secara geografis berbatasan

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Perumusan Masalah 15 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Daerah Bangunjiwo yang merupakan lokasi ini, merupakan salah satu desa di Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, D.I Yogyakarta. Berdasarkan Peta Geologi Lembar Yogyakarta,

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 FISIOGRAFI Menurut van Bemmelen (1949), fisiografi Jawa Barat dibagi menjadi enam zona, yaitu Zona Dataran Aluvial Utara Jawa Barat, Zona Antiklinorium Bogor, Zona Gunungapi

Lebih terperinci

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang.

Gambar 2. Lokasi Penelitian Bekas TPA Pasir Impun Secara Administratif (http://www.asiamaya.com/peta/bandung/suka_miskin/karang_pamulang. BAB II KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Geografis dan Administrasi Secara geografis daerah penelitian bekas TPA Pasir Impun terletak di sebelah timur pusat kota bandung tepatnya pada koordinat 9236241

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN GUNUNG KIJANG 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1419 Katalog BPS : 1101001.2102.061 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : Naskah:

Lebih terperinci

BAB 2 Tatanan Geologi Regional

BAB 2 Tatanan Geologi Regional BAB 2 Tatanan Geologi Regional 2.1 Geologi Umum Jawa Barat 2.1.1 Fisiografi ZONA PUNGGUNGAN DEPRESI TENGAH Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949). Daerah Jawa Barat secara fisiografis

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Umum Kabupaten Tanggamus 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus Secara geografis wilayah Kabupaten Tanggamus terletak pada posisi 104 0 18 105 0 12 Bujur Timur dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM A. Peta Daerah Istimewa Yogyakarta BAB IV GAMBARAN UMUM GAMBAR 4.1 Peta Daerah Istimewa Yogyakarta B. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu provinsi

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM 51 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Keadaan Geografis 1. Keadaan Alam Wilayah Kabupaten Bantul terletak antara 07 o 44 04 08 o 00 27 Lintang Selatan dan 110 o 12 34 110 o 31 08 Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 66 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kondisi Geografis a. Kabupaten Brebes Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten terluas di Jawa Tengah yaitu pada posisi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

BAB II GEOLOGI REGIONAL

BAB II GEOLOGI REGIONAL BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Regional Fisiografi Jawa Barat dibagi menjadi empat bagian besar (van Bemmelen, 1949): Dataran Pantai Jakarta (Coastal Plain of Batavia), Zona Bogor (Bogor Zone),

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Administrasi Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 106.970,997 Ha terletak antara 7 o 12 sampai 7 o 31 Lintang Selatan dan 109 o 20 sampai 109 o 45

Lebih terperinci

GEOLOGI REGIONAL. Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949)

GEOLOGI REGIONAL. Gambar 2.1 Peta Fisiografi Jawa Barat (van Bemmelen, 1949) BAB II GEOLOGI REGIONAL 2.1 Fisiografi Fisiografi Jawa Barat menurut van Bemmelen (1949) terbagi menjadi enam zona (Gambar 2.1), yaitu : 1. Zona Gunungapi Kuarter 2. Zona Dataran Aluvial Jawa Barat Utara

Lebih terperinci

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI

Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI Lampiran Peraturan Bupati Tanah Datar Nomor : 18 Tahun 2015 Tanggal : 18 Mei 2015 Tentang : Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2016 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR ISI i

Lebih terperinci

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah 2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah Provinsi Kalimantan Timur dengan ibukota Samarinda berdiri pada tanggal 7 Desember 1956, dengan dasar hukum Undang-Undang

Lebih terperinci

A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten BOYOLALI. A.1. Kondisi Geografis

A. GAMBARAN WILAYAH. Kabupaten BOYOLALI. A.1. Kondisi Geografis A. GAMBARAN WILAYAH A.1. Kondisi Geografis Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/ Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22' - 110 50' Bujur Timur dan 7 7' - 7 36' Lintang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Kondisi Geografis dan Iklim Provinsi Banten secara geografis terletak pada batas astronomis 105 o 1 11-106 o 7 12 BT dan 5 o 7 50-7 o 1 1 LS, mempunyai posisi strategis pada lintas

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak Geografis, Topografi, Curah Hujan, dan Jenis Tanah Secara geografis wilayah Kabupaten Serang terletak diantara 5 50' - 6 21' Lintang Selatan dan 105 7' 106

Lebih terperinci