AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN"

Transkripsi

1 ISSN Jurnal AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN Hesti Sadtyadi Sujiono Suhartoyo, dkk Mujiyanto, dkk Mujiyanto Hariyanto Sukodoyo Tri Yatno, dkk Untung Suhardi Pengembangan Instrumen Motivasional, Kepuasan Kerja dan Kinerja Guru Pendidikan Agama Buddha. Penerapan Metode SQ3R Pada Pembelajaran Komptensi Membaca Kritis Korelasi Antara Upacara Pelimpahan Jasa (Pattidana) dengan Bhakti Anak Kepada Leluhur Di Kabupaten Kebumen Provinsi Jawa Tengah Pengaruh Kompetensi Sosial Guru Pendidikan Agama Buddha Tersertifikasi Terhadap Pembinaan Umat Di Kecamatan Kaloran Kabupaten Temanggung Pengaruh Disiplin Belajar Dan Keaktifan Kegiatan ekstrakurikuler Pendalaman Kitab Suci (PKS) Agama Buddha Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha Siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Kaloran Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2011/2012 Pengaruh Media Gambar dan Lagu Buddhis Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Buddha Motivasi Bekerja di Vihâra Pada Wanita Dewasa Awal (Studi Kasus Di Vihâra Tanah Putih Semarang) Pengembangan Model Asesmen Otentik Pada Pendidikan Agama Buddha di Sekolah Dasar dalam Rangka Peningkatan Kinerja Guru Eksistensi Perempuan Hindu Kajian Nilai Pendidikan Etika Hindu Tentang Kedudukan Perempuan dalam Kitab Sarasamuccaya Volume 1 Nomor 1 September 2014

2 ISSN Jurnal AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN DAFTAR SUSUNAN PENGURUS Penanggung Jawab : 1. Ketua STAB N Raden Wijaya 2. Hesti Sadtyadi Ketua UP2M: Sukodoyo Ketua Unit: Tri Yatno Sekretaris: Prihadi Dwi Hatmono Penyunting Pelaksana: Hesti Sadtyadi Hariyanto Novianti Situ Asih Mitra Bestari: Eni Lestari Penyunting Bahasa: Sujiono Urip Widodo Penerbit Yayasan Cipta Sarana Budhi Bekerjasama dengan Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah

3 ISSN Jurnal AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN Volume I Nomor 1 September 2014

4

5 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa dan Sang Tiratana sehingga Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan edisi perdana ini dapat terbit. Seiring dengan meningkatnya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan serta sumberdaya manusia maka hasil-hasil penelitian maupun sanggahan ilmiah dibidang Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan perlu dipublikasikan dan dapat diakses dengan mudah, gratis oleh pembaca. Selain itu, publikasi ilmiah di bidang Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan yang diterbitkan di jurnal-jurnal masih terbatas sehingga penyebaran hasil-hasil penelitian juga sangat terbatas. Sehubungan dengan hal tersebut Yayasan Cipta Sarana Budhi bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Raden Wijaya Wonogiri Jawa Tengah berinisiatif untuk menerbitkan jurnal bidang Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan. Tulisan ilmiah hasil penelitian maupun sanggahan ilmiah yang dapat dimuat dalam jurnal ini meliputi: Pendidikan Agama Buddha, Pendidikan, Keagamaan Buddha, dan Ilmu Pengetahuan, dan bidang lain yang berkaitan dengan Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan merupakan pilihan utama masa kini dan masa mendatang untuk digunakan sebagai media diseminasi hasil-hasil penelitian maupun sanggahan ilmiah karena melalui media ini: (1) pembaca akan dapat dengan cepat mengakses informasi (isi) dalam jurnal tersebut, (2) penulis akan lebih cepat melakukan komunikasi dengan penerbit, (3) potensi jumlah pembaca jurnal ini menjadi lebih besar. Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan ini diharapkan dapat terbit secara berkala sekali dalam setahun. Dalam edisi perdana ini, menyajikan sebanyak sembilan jurnal yang terdiri dari bidang pendidikan Agama Buddha, Keagamaan Buddha, Pendidikan, dan Ilmu Pengetahuan. Semoga Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan ini dapat menambah dan melengkapi diseminasi hasil-hasil penelitian di bidang Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan serta sebagai ajang komunikasi sesama ilmuwan untuk pengembangan Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan. ii

6

7 ISSN DAFTAR ISI Nama Penulis Judul Halaman Hesti Sadtyadi PENGEMBANGAN INSTRUMEN MOTIVASIONAL, 1 KEPUASAN KERJA DAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Sujiono PENERAPAN METODE SQ3R PADA PEMBELAJARAN KOMPETENSI MEMBACA KRITIS 17 Suhartoyo, dkk KORELASI ANTARA UPACARA PELIMPAHAN JASA 31 (PATTIDANA) DENGAN BHAKTI ANAK KEPADA LELUHUR DI KABUPATEN KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH Mujianto, dkk PENGARUH KOMPETENSI SOSIAL GURU PENDIDIKAN 45 AGAMA BUDDHA TERSERTIFIKASI TERHADAP PEMBINAAN UMAT DI KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG. Mujiyanto. PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN KEAKTIFAN 59 KEGIATANEKSTRAKURIKULER PENDALAMAN KITAB SUCI (PKS) AGAMA BUDDHA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGERI 2 KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN AJARAN 2011/2012 Hariyanto PENGARUH MEDIA GAMBAR DAN LAGU BUDDHIS 73 TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA Sukodoyo MOTIVASI BEKERJA DI VIHĀRA PADA WANITA DEWASA 90 AWAL (Studi Kasus di Vihāra Tanah Putih Semarang) Tri Yatno, dkk PENGEMBANGAN MODEL ASESMEN OTENTIK PADA PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DI SEKOLAH DASAR DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA GURU 106 Untung Suhardi EKSISTENSI PEREMPUAN HINDU KAJIAN NILAI 121 PENDIDIKAN ETIKA HINDU TENTANG KEDUDUKAN PEREMPUAN DALAM KITAB SARASAMUCCAYA iii

8

9 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 1 PENGEMBANGAN INSTRUMEN MOTIVASIONAL, KEPUASAN KERJA DAN KINERJA GURU PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA AN INSTRUMENT DEVELOPMENT OF MOTIVASIONAL, TASTE AND PERFORMANCE RELIGION BUDDHIS T SCHOOL TEACHERS Hesti Sadtyadi 15hestisadtyadi@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan instrumen dengan menemukan dan mengetahui komponen yang berpengaruh terhadap motivasional, kepuasan dan kinerja guru pendidikan agama Buddha, serta indikator komponen dari motivasi, kepuasan kerja dan kinerja guru pendidikan agama Buddha. Penelitian ini dikembangkan dengan metode research and development, berdasarkan model pengembangan pembelajaran Borg and Gall, yang disesuaikan. Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas, instrumen tersebut valid dan reliabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen motivasi dapat disusun berdasarkan indikator sub komponen ektrinsik yang meliputi 1) kebijakan dan administrasi, 2) pengawasan, dan 3) kondisi kerja, serta dari faktor instrinsik yang terdiri dari 1) pengembangan, 2) pekerjaan dan 3) tanggung jawab. Komponen kepuasan kerja dapat disusun dari indikator 1) penggunaan jam kerja, 2) keadilan, 3) kedisiplinan, 4) penghargaan dan 5) stres kerja. Komponen kinerja dapat disusun dari indikator yang meliputi tugas guru dalam mengajar, tugas guru dalam mendidik, serta tugas guru dalam membimbing dan melatih. Kata Kunci : instrumen motivasional, kepuasan kerja, kinerja, guru agama Buddha ABSTRACT The purposes of this research are to develop an instrument with find and know the components that affect the motivational, satisfaction, and performance of Buddhism religious teacher and components indicators of the motivation, job satisfaction and performance of Buddhism religious teachers. This research developed with research and development methods based on the Borg and Gall s learning development model, which is adjusted. Based on validity and reliability test, these instruments are valid and reliabel, so that it can be concluded that the motivation instrument can be composed based on the indicator of extrinsic factor which includes of 1) policy and administration, 2) supervision, and 3) working conditions, as well as from intrinsic factors of which consists of 1) development, 2) job and 3) responsibilities. The job satisfaction components can be composed from the indicator of 1) use of working hours, 2) justice, 3) discipline, 4) reward, and 5) work stress. The performance components can be composed from indicators of teachers duties in teaching, teachers duties in educational, and teachers duties in guiding and coaching. Keywords: motivational instrument, job satisfaction, performance, Buddhism religious teacher

10 2 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Pendahuluan Peningkatan mutu pendidikan tidak akan terlepas dari keadaan guru. Memahami guru dengan upaya mamahami karakter yang ada, dalam kaitannya dengan motivasionalnya dapat menyebabkan proses pendidikan akan berjalan sangat baik. Terlebih jika berbagai faktor penunjang bekerja seiring mengerakkan kearah positip kemajuan pendidikan. Kita pahami bahwa motivasional dapat kita bagi menjadi dua bagian yakni motivasional ekstrinsik dan instrinsik. Jika pemahaman kita pada bagaimana mengembangkan faktor ektrinsik dan instrinsik, tentunya adalah bagaimana dapat dipetakan motivasional guru tersebut. Dipahami bahwa kebijakan pemerintah terkait dengan pemberian tunjangan yang cukup mengiurkan seperti tunjangan sertifikasi merupakan faktor yang mampu memberikan dorongan guru untuk berpacu dan termotivasi seperti tujuan dalam sertifikasi yakni profesional. Namun pemahaman dalam pemetaan motivasi disini diharapkan akan mampu memberikan pandangan bahwa dengan pencapaian tunjangan dimaksud, guru akan tetap termotivasi untuk tetap terdorong menjadi lebih profesional, atau dalam makna evaluasi bagaimana kinerja yang akan dicapai atas dorongan tunjangan sertifikasi atau faktor eksternal tersebut. Meningkatkan kinerja melalui motivasi diri guru tentunya yang terpenting adalah melalui pemetaan motivasional intrinsik guru. Faktor apa yang akan meningkatkan kinerjanya, dan melalui keadaan bagaimana dapat dicapai? Mengembangkan faktor instrinsik, dengan penekanan pada lebih profesional, merupakan motivasional yang tidak akan pernah berhenti, dan tentunya dengan pemahaman demikian akan mampu meningkatkan secara terus menerus profesional guru. Teori Maslow yang disederhanakan oleh Herzberg dari lima tingkatan kebutuhan menjadi dua faktor ektrinsik dan instrinsik, jika kita sesuaikan dengan bidang pekerjaan guru, tentunya merupakan upaya untuk memberikan dorongan dari dalam pribadi guru untuk mencapai apa yang diinginkan melalui proses pembelajaran. Dengan proses pemotivasian guru tentunya akan memberikan dorongan dalam capaian proses pembelajaran yang semakin baik dan berkualitas serta akan selalu bersesuaian dengan target atau hasil yang akan dicapai. Meningkatkan motivasi, berarti meningkatkan dorongan, jika hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja, maka berarti kinerja yang diharapkan akan berubah, seperti yang diharapkan. Hal ini juga terkait dengan proses pembagian waktu dalam kerja, yang masih dipengaruhi oleh pekerjaan yang bersifat administratif diantaranya; penyelesaian administrasi guru, administrasi terkait dengan sekolah, tugas yang diberikan kepala sekolah, komite sekolah, maupun dari dinas atau departemen terkait, selain adanya fungsi dan peran kontrol pengawas pendidikan, yang kadang juga menuntut akan kriteria pekerjaan guru. Pembagian waktu kerja akan memiliki dampak pada pekerjaan itu sendiri, dan penempatan sekala prioritas dalam pekerjaan yang menunjukkan atau menggambarkan adanya motivasi instrinsik. Motivasional pada bagian intrinsik guru, yang berdampak pada kinerja. Motivasional juga akan mengarah pada proses pembelajaran yang baik, tentunya akan berdampak pada peningkatan kinerja atau motivasional siswa dalam proses pembelajaran. Guru yang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran yang baik, tentunya akan berdampak pada motivasional siswa yang baik pula, dengan gambaran bahwa siswa akan terbangun motivasinya dalam proses pembelajaran. Dampak motivasi siswa dalam berbagai hasil proses pembelajaran akan tampak pada kemampuan yang tergambar dalam struktur taksonomi Bloom, baik dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Terpenting disini adalah bagaimana mengupayakan dorongan tersebut untuk menjadi motivasional yang tidak pernah padam, sehingga akan berpengaruh positip pada lingkungan sekolah khususnya siswa. Guru sebagai tulang punggung keberhasilan pendidikan dengan kondisi penting terkait dengan bagaimana motivasional dapat dikedepankan, merupakan hal yang utama, nilai penting ini dapat dilihat dengan berbagai permasalahan mendasar guru, sebagai contoh dalam Tabel 1. yang terlihat bahwa 45 % guru yang dimiliki untuk guru SD berstandar DII, SLTP sebanyak 21 % dengan standar DIII dan 29 % pada SLTA dengan kualifikasi Sarjana (S1).

11 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 3 Motivasi guru, yang merupakan kajian penting, yang sudah seharusnya dipahami dari awal, yang dimulai dari penilaian formal, sudah seharusnya dapat dilihat dan dipahami sejak dini. Namun keadaan penilaian tersebut khususnya terkait dengan kinerja, secara umum masih dalam bentuk penilaian formalitas saja, dan belum berkembang kearah pengkajian atas hasil dari penilaian tersebut. Sudah sepantasnya penilaian tersebut menjadi penilaian yang memiliki nilai guna yang dapat digunakan untuk mengkaji kedudukan dan posisi motivasional guru. Tabel 1. Daftar Kebutuhan Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kategori Tingkatan Pendidikan Prosentase SD DII 45% SMP DIII 21% SMA S1 29% Sumber Data : Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas Th2004. Pentingnya pemahaman motivasional, akan meningkatkan kinerja, pada satu sisi, yang merupakan keharusan seoarang guru, sehingga tugas dan peran utamanya dapat dicapai. Meningkatkan kinerja bukan berarti hanya terkait bagaimana mengeksploitasi guru sebagai tenaga pendidik, tetapi sekaligus memahami guru dengan motivasinya, sehingga dapat dicapai kepuasan kerja. Bentuk pemahaman ini akan membawa bentuk keseimbangan, pada satu sisi tujuan atas pekerjaan dan sisi yang lain, apa yang menjadi tujuan guru dapat terpenuhi. Berdasarkan latar belakang tersebut maka diperlukan penelitian dengan upaya memahami motivasional, kepuasan kerja dan kinerja guru pendidikan agama Buddha dengan mengembangkan instrumen motivasional, kepuasan kerja dan kinerja yang disesuaikan dengan karakteristik guru yang ada, sehingga dapat disajikan struktur motivasional guru, kinerja maupun kepuasan kerjanya. Berdasarkan latar belakang tersebut permasalahan yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah 1). Faktor apa sajakah yang mempengaruhi motivasional, kepuasan dan kinerja guru pendidikan agama Buddha? 2). Indikator apa sajakah yang mempengaruhi motivasi, kepuasan dan kinerja guru pendidikan agama Buddha. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan dan mengetahui: 1). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap motivasional, kepuasan dan kinerja guru pendidikan agama Buddha. 2). Indikator komponen dari motivasi, kepuasan kerja dan kinerja guru pendidikan agama Buddha. Diharapkan dengan penelitian ini dapat menjadi informasi dan referensi bagi pihak pihak terkait dalam membuat kebijakan mengenai motivasi kinerja guru dalam usaha penentuan kebijakan terkait dengan motivasional dan memberikan kepuasan kerja serta meningkatkan kinerja. Diharapkan pula, penelitian ini menjadi masukan dan bahan referensi bagi penelitian lebih lanjut terkait dengan motivasi guru, kepuasan kerja, dan kinerja guru. Dalam studi pendahuluan beberapa teori terkait dengan variabel dilakukan pembahasan seperti teori Motivasi Herzberg, yang membagi faktor kebutuhan menjadi dua faktor penting dalam lingkungan kerja, salah satu diantaranya adalah faktor ekstrinsik, yang terdiri dari upah, keamanan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu penyeliaan, dan mutu hubungan interpersonal antara sesama rekan kerja, atasan dan bawahan. Keberadaanya terhadap kepuasan tenaga kerja tidak selalu memotivasi mereka, tetapi ketidak beradaanya menyebabkan ketidak puasan bagi tenaga kerja. (Gibson, et al.,1996,p. 197). Kepuasan kerja juga diartikan sebagai suatu derajat dimana individu merasakan positip atau negatip tentang pekerjaanya, kondisi tersebut sebagai seperangkat pernyataan emosional terhadap tugasnya yang disebabkan oleh kondisi fisik dan sosial di lingkungan pekerjaan. (Osborn et al., 1991, p.55). Kepuasan kerja didefinisikan sebagai suatu respon efektif emosional yang mengarah kepada berbagai tampilan dari suatu pekerjaan (Kreitner, 1995, p. 159). Dalam pengembangan instrumen kepuasan kerja juga mempertimbangkan dari Minnesofa Satisfaction Questionare (MSQ). Instrumen ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja individu terhadap aspek pekerjaannya (Baron, & Greenberg,1990 ; Osborn et al., 1991). Menurut Dunham et al.(1977) seperti dikutip Praptini (2000) MSQ versi pendek dengan dua puluh (20) item

12 4 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan pernyataan, memiliki instrumen yang sudah lengkap dan telah teruji validitasnya. Motif diartikan sebagai dorongan atau tenaga yang menggerakkan jiwa dan jasmani untuk berbuat sesuatu. Hal ini menunjukkan bahwa motif adalah yang melatar belakangi individu dalam berbuat untuk mencapai tujuan tertentu atau dapat dikatakan bahwa motif merupakan pendorong dalam mencapai suatu tujuan tertentu dan motivasi adalah sesuatu yang menimbulkan motif. Jadi motivasi kerja adalah sesuatu yang memberikan semangat atau dorongan seseorang untuk bekerja. Kuat lemahnya motivasi kerja seseorang akan ikut menentukan besar kecil prestasi kerjanya. (As ad, 1995, p. 44). Arah dan tujuan dari pemberian motivasi adalah memberikan dorongan agar apa yang menjadi tujuan suatu organisasi tersebut dapat tercapai. Dalam hal ini menunjukkan bahwa motivasi tersebut dapat berasal dari dalam diri guru atau dapat pula berasal dari lingkungan luar mereka. Dapat dikatakan bahwa pada dasarnya motivasi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu motivasi internal dan eksternal. The Liang Gie, (Martoyo, 1996, p. 155) dengan rumusannya sebagai berikut : Motivasi adalah pekerjaan yang dilakukan seorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan dorongan kepada orang lain, dalam hal ini tenaga kerjanya, untuk menggambil tindakan tindakan. Pemberian dorongan itu bertujuan untuk mengiatkan orang orang atau tenaga kerja agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana dikehendaki dari orang orang tersebut. (Martoyo, 1996, p. 155) Herzberg, (Dessler, 1997, p. 332) membagi faktor kebutuhan menjadi dua faktor penting dalam lingkungan kerja, yaitu dissatisfiers atau hygiene factors dan satisfiers atau motivators. 1. Dissatisfiers atau hygiene factors, merupakan kebutuhan tingkat rendah, seperti : kebutuhan fisiologis, rasa aman, dan sosial,.yaitu suatu kondisi pekerjaan dimana apabila suatu faktor tidak dipenuhi akan dapat menimbulkan ketidakpuasan para pegawai, tetapi bila kondisi tersebut ada tidak akan memotivasi pegawai. 2. Satisfiers atau motivators, merupakan kebutuhan tingkat tinggi, seperti : kebutuhan ego dan perwujudan diri, yaitu suatu kondisi yang apabila dipenuhi akan menimbulkan kepuasan kerja dan akan menggerakkan motivasi yang kuat sehingga dapat menghasilkan prestasi yang baik, tetapi bila faktor faktor tersebut tidak ada tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan. Dalam hal penilaian kinerja dilakukan terhadap hasil kerja, yang dicapai guru dalam melaksanakan tugas-tugas keguruanya, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru, yang meliputi tugas mendidik, mengajar (menilai, dan mengevaluasi), membimbing, mengarahkan dan atau melatih, peserta didik yang dibebankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan atau kemampuan, pengalaman, kesanggupan serta waktu. Hasil kerja guru pendidikan agama Buddha adalah berupa output yang berwujud hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru pendidikan agama Buddha, yang dilaksanakan berdasarkan kemampuannya. Penilaian kinerja didasarkan atas instrument kinerja guru dapat dibandingkan dengan sejumlah pertanyaan pengetahuan yang berdiri sendiri tanpa menguji aplikasi atas pengetahuan guru pada saat mengajar. Penilaian kinerja didasarkan pada pertanyaan yang diinginkan dalam penggunaan untuk menentukan profesionalitas kualitas kinerja, sebab tidak ada satu jawaban yang benar seperti dalam test objektive. Metode pertanyaan kinerja dinilai oleh ahlinya dan disusun oleh penilai yang mempergunakan rubrik menulis skala yang berarti tingkatan atas kualitas kinerja yang berstandar dapat digunakan untuk membuat keputusan terhadap kualitas kinerja (Coggshall, 2008, p. 1). Tugas guru yang pertama adalah tugas profesional, kedua adalah tugas kemanusiaan, yang menunjukkan bahwa guru adalah orang tua kedua bagi siswa di sekolah. Dengan tugas memberikan pengawasan dan pendidikan kepada para siswa (Suharjo, 2006, p ). Tugas ketiga adalah kemasyarakatan, yang berarti guru mempunyai tugas menyiapkan siswa agar menjadi warga negara yang baik. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah pola relasi dalam keluarga, relasi antar manusia dan pandangan tentang hidup dan kehidupan. Jadi guru pendidikan agama Buddha memiliki tugas kemasyarakatan untuk memberikan pendidikan dan menyiapkan peserta didik dan warga masyarakat menjadi warga negara yang baik

13 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 5 berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 (Suharjo, 2006: 61-62). Bentukan hasil belajar yang merupakan proses yang terjadi secara terus menerus, menghasilkan perubahan tingkah laku yang merupakan interaksi keseluruhan proses, sebagai hasil atas proses belajar dalam hal tingkah laku dapat berupa a. Tingkah laku baru itu berupa kemampuan aktual dan potensial, b. Kemampuan itu berlaku dalam waktu yang relative lama c. kemampuan diperolah melalui usaha (Sudjana, 1990; p. 5). Melihat tugas guru pendidikan agama Buddha dengan tujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak didik berupa pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai dengan tingkat perkembangannya, dan mempersiapkannya untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, pada pendidikan agama Buddha. Kinerja guru pendidikan agama Buddha adalah hasil pelaksanaan tugas guru dalam mendidik, mengajar, melatih dan mengarahkan, membimbing serta mengevaluasi peserta didiknya. Dengan wujud berupa indikator kinerja yang berkaitan dengan tugas pokok guru pendidikan agama Buddha, yang dapat berupa kedisiplinan, kuantitas, kualitas kerja guru, pengetahuan, kemandirian, kerja sama, loyalitas, kebiasaan dan sikap serta manajerial. Untuk melakukan penilaian motivasional, kepuasan kerja dan kinerja guru pendidikan agama Buddha, maka dilakukan pengembangan instrumen, yang dapat digunakan sebagai asesmen terhadap komponen tersebut. Menurut TGAT dalam Djemari Mardapi (2007,p.1), asesmen mencakup semua cara yang digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok. Pengertian asesmen atau penilaian berbeda dengan evaluasi. Penilaian menunjuk pada proses memperoleh informasi, sedangkan evaluasi menunjuk pada proses menentukan kualitas kerja. Asesmen bertujuan untuk menyediakan informasi yang selanjutnya digunakan untuk keperluan evaluasi (Lutan, 2000, p. 9). Worthen and Sanders (1984, p.19) mendefinisikan evaluasi sebagai...the determination of worth of a thing. It includes obtaining information for use in judging the worth of a program, product, procedure, or objective, or potential utility alternative approach desiged to attain sepcified objective. Hal ini berarti bahwa evaluasi adalah pengumpulan dan pengunaan informasi untuk membuat keputusan mengenai program pendidikan (Worthen dan Sanders, 1984,p. 19). Berarti evaluasi mencakup semua proses kegiatan belajar yang terjadi didalamnya. Evaluasi menurut Guba dan Lincoln (1991,p.35-36) adalah a process for describing an evaluation and judging its merit and wort Evaluasi dalam hal ini diartikan sebagai usaha untuk menguraikan karakteristikkarektesitik yang akan dievaluasi. Pendapat Gay (1981, p.61) menyebutkan bahwa : (1) Evaluation is systematic proses of collecting and analyzing data in order to determine whether, and to what degree, objective have been or are being achieved ; (2) evaluation is systematic process of collecting and analyzing data in order to make decision. Asesmen dan evaluasi memiliki perbedaan dan persamaan, perbedaan terletak pada fokus kegiatannya yakni asesmen memfokuskan pada proses pengumpulan data sedangkan evaluasi memfokuskan pada pengambilan keputusan. Hubungan asesmen dan evaluasi merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen. Jadi asesmen merupakan bagian dari evaluasi, jika membicarakan evaluasi maka asesmen sudah termasuk di dalamnya. Demikian halnya menurut Griffin dan Nix dalam Djemari Mardapi (2008, p. 1) menyatakan bahwa pengukuran, asesmen, dan evaluasi adalah hirarki. Membandingkan hasil pengamatan dengan kriteria disebut sebagai pengukuran, sedangkan asesmen adalah penjelasan dan penafsiran atas hasil pengukuran, sedangkan penetapan nilai atau implikasinya terhadap suatu perilaku baik individu atau lembaga disebut sebagai evaluasi. Demikian juga menurut Allen Yen (1979, p. 2), yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka dengan cara yang sistematis untuk menyatakan keadaan yang dimiliki individu. Sedangkan Penilaian (assessment) merupakan proses menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran. Oleh karena itu, pengukuran dan penilaian merupakan suatu rangkaian proses. Dalam proses penilaian selalu didahului oleh pengukuran. Bentuk-bentuk asesmen alternatif menurut O Malley & Pierce (1996) antara lain 1. Asesmen kinerja (performance asessment), 2. Observasi dan pertanyaan (observation and question), 3. Presentasi dan diskusi (presentation and Discussion), 4. proyek/

14 6 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan pameran (Project/Exhibition), 5. Exsperimen/ demontrasi (experimen/demontration), 6. bercerita (story or text reteling) 7.Evaluasi diri (self assesment) 8. Portofolio dan jurnal. Asesmen kinerja guru adalah merupakan performance assessment., yang menekankan pada apa yang dapat dikerjakan oleh guru sekolah dalam bentuk kinerja. Asesmen kinerja merupakan penilaian pada kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Jadi asesmen kinerja merupakan cara untuk menilai sesuatu dari berbagai sudut pandang seperti tingkatan, nilai guna dan keunggulannya (Badarudin, 2010). Asesmen kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja guru pendidikan agama Buddha secara periodik yang ditentukan oleh organisasi. Hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengembangan diri, menjadi reward, perencanaan, kompensasi dan motivasi. Berdasarkan rumusan tentang motivasional, yang disusun berdasarkan indikator dari komponen motivasional dari Herzberg, yang dapat dipilah menjadi komponen intrinsik dan ekstrinsik. Pengembangan ini akan mengembangkan instrumen dari kedua komponen tersebut. Berdasarkan teori tentang kepuasan kerja, maka akan dikembangkan intrumen, dari intrumen yang sebelumnya ada, yaitu dari minesofa satisfaction questionary, instrumen akan disesuaikan dengan kondisi guru pendidikan agama Buddha. Berdasarkan rumusan tentang asesmen kinerja guru adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis data tentang kualitas pekerjaan sebagai guru kelas pendidikan agama Buddha dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Tugas pokok guru pendidikan agama Buddha adalah mendidik, mengajar, melatih, dan membimbing. Penilaian kinerja guru pendidikan agama Buddha bertujuan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawab sebagai guru dalam melaksanakan tugas mendidik, mengajar, melatih, dan membimbing di tempat tugasnya. Pengembangan asesmen yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu dari petunjuk Borg and Gall sebagai berikut, bahwa model penelitian dan pengembangan selain untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and Development juga bertujuan menemukan pengetahuanpengetahuan baru melalui basic research atau untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui applied research yang digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Pengembangan dimaksud adalah merupakan pengembangan instrumen dengan menggabungkan beberapa instrumen yang ada, baik intrumen kinerja yang digunakan oleh pengawas sekolah, yang dipadukan dengan teori terkait dengan kinerja guru, serta peraturan perundangan yang berlaku. Perbedaan instrumen yang dihasilkan adalah, instrumen kinerja guru yang dihasilkan berdasarkan atas hasil kerja guru dalam wujud hasil pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru, meliputi tugas guru dalam mendidik, mengajar, melatih dan membimbing yang bersifat lebih melengkapi asesmen yang dipergunakan dalam operasional penilaian kinerja, sedangkan komponen motivasi di kembangkan dari teori Herzberg, serta kepuasan kerja dari Minesofa Satisfaction Questionary. Pengembangan intrumen yang dibentuk, dengan mengembangkan intrumen yang ada, sehingga menghasilkan intrumen yang dapat mendukung dan membantu intrumen sebelumnya, serta lebih mudah dalam penerapannya, selain lebih praktis. Rencana mekanisme penilaian juga lebih sederhana, yaitu dari guru itu sendiri, siswa, serta pihak pengguna yang terdiri dari masyarakat Buddha, ataupun pengguna pendidikan agama Buddha lainnya. Penilaian dilakukan setiap bulan atau tengah semester, sehingga penilaian tersebut dapat menjadi masukan dan perubahan positip pada guru tersebut, tahap berikutnya. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan dalam bidang pendidikan. Menurut Borg and Gall yang dimaksud model penelitian dan pengembangan adalah a process used to develop and validate educational product atau disebut juga sebagai research based development. Selain untuk mengembangkan dan memvalidasi hasil-hasil pendidikan, Research and Development juga bertujuan menemukan pengetahuanpengetahuan baru untuk menjawab pertanyaan khusus tentang masalah-masalah yang bersifat praktis melalui applied research yang

15 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 7 digunakan untuk meningkatkan praktik-praktik pendidikan. Dalam penelitian ini mempergunakan sepuluh langkah dari model Borg & Gall (1983, p.772), yang disesuaikan. Sampel penelitian adalah guru pendidikan agama Buddha di wilayah Temanggung, Semarang, Boyolali dan Wonogiri, siswa dan masyarakat Budhis dari lingkungan sekitar guru tersebut berdomisili. Teknik pengambilan sampel adalah Quota proportional random sampling, dengan masingmasing kabupaten kota diambil berdasarkan proporsi sesuai dengan jumlah guru pendidikan agama Buddha yang dimiliki. Berdasarkan pokok masalah dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dikelompokan sebagai berikut : Penelitian ini terdiri dari 3 (Tiga) variabel utama, yaitu : Pertama. Kinerja Kedua Variabel kepuasan kerja sebagai variabel antara. Dan ketiga. Variable motivasi. Variabel motivasi sebagai variabel X, adalah merupakan motivasi guru pendidikan agama Buddha, Variabel ini merupakan kondisi intrinsik atau motivator dari Herzberg, yang meliputi indikator prestasi, pengakuan lingkungan terhadap keberhasilan dan penghargaanya atas pekerjaanya, pekerjaan yang menantang, pemberian tanggung jawab yang diberikan dari sekolah, dan kemungkinan untuk mewujudkan potensi diri atau mengembangkan diri dalam lingkungan pekerjaan dalam usaha untuk ikut mengembangkan sekolah, yang dinyatakan dengan angka. Variabel ini sebelumnya akan dilakukan pengkajian atas faktor-faktor manakah yang berlaku pada guru pendidikan agama Buddha, dengan isntrumen dari faktorfaktor tersebut manakah yang dapat digunakan sebagai komponen penilaian motivasi kinerja guru. Variabel kedua kepuasan kerja (X), merupakan variabel antara, pengukuran dilakukan dengan mempergunakan Minnesofa Satisfaction Questionare (MSQ), versi pendek, dengan 15 item pernyataan, yang telah dilakukan perubahan dan disesuaikan dengan keperluan dalam penelitian ini. Variabel ketiga yaitu kinerja guru, yang merupakan variable independent. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data Dalam penelitian ini diawali dengan penelitian pendahuluan, dengan maksud untuk mengetahui hal hal yang lebih mendalam mengenai responden yang akan diteliti, yang dilakukan dengan metode inventory. Tahap selanjutnya seperti dalam tujuan penelitian, dilakukan penelitian terhadap Guru pendidikan agama Buddha, sebagai sumber data dalam penelitian ini, yang akan memberikan jawaban atas instrumen melalui kuesioner. Pertanyaan pertanyaan tersebut mengenai variabel motivasi, kepuasan kerja dan kinerja yang selanjutnya jawaban tersebut merupakan data primer yang akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan. Selain data Primer, penelitian ini didukung pula dengan data sekunder yang diperoleh dari literatur sebagai penunjang data primer. Instrumen pengumpulan data dalam penelitian pengembangan ini adalah: a. Instrumen yang dihasilkan dari kajian teoritis sebagai panduan pelaksanaan Focus Group Discussion. b. Instrumen motivasional, kepuasan kerja dan kinerja, guru yang dikembangkan berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun. Validitas dan Reliabilitas Mehrens & Lehmann (1973, p. 124) mengatakan bahwa ada beberapa jenis validitas diantaranya validitas kontruk dan validitas isi. Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan ketepatan suatu tes mengukur sebuah konstruk. Validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana muatan instrumenn dapat mewakili faktor sebagaimana yang diidentifikasikan berdasarkan konstruk teorinya (Sugiyono, 2003, p.270). Kriteria yang dijadikan dasar pengujian validitas kontruk mengunakan analisis faktor dengan tujuan untuk menemukan komposisi butir terbaik. Kim & Muller (1978, p. 70), dan Coakes & Steed, (1996, p. 124), demikian halnya Syamsul Bachri Thalib (2010, p. 315) serta Eko Putro Widoyoko (2012, p. 180), bahwa kriteria yang dijadikan dasar untuk menentukan valid tidaknya intstrumen dengan melihat muatan factor setiap indicator, bahwa setiap intrumen harus memiliki muatan factor lebih besar dari 0,3. Validitas isi menunjuk pada seberapa jauh muatan intrumen/tes sesuai jika dibanding dengan materi yang ada. Dalam menetapkan validitas isi seorang harus melihat topik atau pokok bahasan yang dicakup oleh tes. Validitas isi diperoleh dari keputusan para

16 8 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan ahli tentang hubungan antara bagian-bagaian tes konstruk yang diukur (Sukardi, 2007,p. 123). Reliabilitas intrumen menunjuk tingkat keandalan instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila ia digunakan berkali-klai, maka data yang diperoleh sama. Dengan kata lain intrumen reliabel adalah instrumen yang dapat dipercaya (konsisten). Kriteria digunakan dengan cronbach alpha, reliabilitas 0,65 atau lebih maka intrumen tersebut handal (Mehrens & Lehmann, 1973,p. 122: Nunally, 1981,p. 230). Keandalam tes model evaluasi kinerja guru diperoleh melalui uji reliabilitas interrater. Untuk menghitung koefisien reliabilitas inter-rater, penelitian ini menggunakan bantuan komputer program SPSS. Teknik Analisis Data Hasil pengumpulan data survai dan dari FGD dianalisis dengan metode kualitatif. Sedangkan data hasil pengembangan asesmen dianalisis secara kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan inventory dan rating scale. Instrumen pengumpulan data dianalisis dengan EFA (Exploratory Faktor Analysis), (Eisengart, 2006), model akan dilakukan analisis diskriptif berdasarkan penilaian guru sekolah dasar, siswa, dan masyarakat Buddhis. Pengujian atas kecocokan model teoritis dengan data empiris, model pengukuran dan asesmen didasarkan pelaksanaan tugasnya. Penentuan cut off score atas kinerja salah satunya dilakukan dengan mempergunakan kajian teori, pendapat ahli maupun nilai aktual, sehingga didapatkan nilai cut off score yang sesuai, dengan batasan ini akan dapat diklasifikasikan kedalam bentuk nilai : Sangat tinggi, tinggi, kurang, rendah dan sangat rendah. Dari batasan dapat dirunut guru yang bermotivasi, kepuasan kerja dan berkinerja sangat tinggi, bermotivasi, kepuasan kerja dan berkinerja tinggi, bermotivasi, kepuasan kerja dan berkinerja cukup, bermotivasi, kepuasan kerja dan berkinerja rendah, maupun sangat rendah. Teknik ini sekaligus untuk memahami dan mendapatkan bagaimana sesungguhnya guru yang berkinerja tinggi, yang sesuai bagi guru sekolah dasar, dengan tidak meninggalkan tujuan, metode pembelajaran, kemampuan yang seharusnya bagi siswa sekolah dasar, dan kesesuaiannya dalam proses pembelajaran bagi siswa sekolah dasar. Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian diawali dengan penyusunan indikator melalui telaah teoritis dan telaah empirik. Telaah empirik dilakukan dengan menggunakan Foccus Group Discussion (FGD) yang dilakukan sebanyak dua kali. FGD I dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 2013 di Dharmasala Vihara Cipta Sarana Budhi diikuti oleh sejumlah nara sumber yang memiliki pengalaman dalam bidangnya. Selain itu dilakukan telaah oleh sejumlah sejumlah mahasiswa STAB N Raden Wijaya pada tanggal 27 Agustus 2013, dengan maksud untuk mendapatkan masukan berkaitan dengan instrumen yang telah disusun dan direvisi. FGD II yang dilaksanakan pada tanggal 26 September 2013 di Lab Bahasa STAB N Raden Wijaya. Dalam FGD ini dilakukan oleh sejumlah Dosen STAB N Raden Wijaya serta mahasiswa, dan tidak terlepas peneliti, selaku penanggung jawab. Uji coba instrumen kinerja guru atas indikator yaitu 1). KMO. 2.Uji Bartlet, dan secara butir dari loading faktornya.. Analisis data yang terkumpul akan juga dipergunakan teknik statistik deskriptif kuantitaif dan deskriptif kualitatif. Teknik statistik deskriptif kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berapa responden yang hadir dan memberi masukan, berapa responden yang hadir tetapi tidak memberi masukan, serta berapa responden yang tidak hadir. Sementara itu, teknik statistik deskriptif kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan kata, kalimat, dan atau substansi apa saja yang harus dihilangkan atau ditambahkan pada draf asesmen, selain proses mengkonversikan nilai dari kuantitatif menjadi kualitatif, sehingga didapatkan makna yang berarti bagi dilaksanakan dua kali, yaitu uji coba I pada pengembangan asesmen kinerja guru sekolah bulan Agustus sampai dengan September dasar. 2013, yang dilaksanakan dalam wilayah Penentuan batasan kriteria guru dengan Wonogiri dan Boyolali jumlah sampel 55 orang motivasional, kepuasan kerja dan kinerjanya responden. Uji coba II dilaksanakan pada bulan mempergunakan pembagian berdasarkan kurve September-Nopember 2013 jumlah sampel normal, dengan didasarkan standar kualifikasi 110 orang responden. Instrumen yang guru dengan kinerja yang tinggi, dengan diujicobakan adalah instrumen motivasional, kepuasan kerja dan kinerja guru dengan model

17 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 9 inventori dengan skala summated ratings atau skala Likert. Instrumen yang dikembangkan adalah tentang motivasi, kepuasan kerja dan kinerja guru yang meliputi tugas guru dalam mengajar, dalam mendidik,dalam melatih dan mengarahkan, dalam membimbing serta dalam evaluasi. Dimensi yang diukur disesuaikan dengan teori-teori tentang motivasi, kepuasan kerja dan kinerja guru yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi guru dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No.16 Tahun 2009, tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No. 03/V/PB/2010, No. 14 Tahun 2010, tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, Permendiknas No. 35 Tahun 2010, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta hasil FGD. Instrumen yang disusun dianalisis dengan analisis faktor yang ada pada program SPSS versi 15,0. Analisi faktor untuk mengukur validitas konstrak, yaitu menemukan butir soal yang cocok atau mempunyai bobot faktor evaluatif tertinggi berdasarkan korelasi antar faktor dengan skor butir soal, kemudian menemukan faktor dan butir soal yang mewakili dalam faktor yang ditentukan secara empiris (berdasarkan uji coba instrumen) sesuai dengan indikator dalam kinerja guru yang tersusun dalam tugas pokok dan fungsi guru. Pengujian reliabilitas bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen konsisten dan stabil untuk mengukur suatu konstrak pengujian reliabilitas untuk instrumen dengan formula koefisien Alpha dari Cronbach. Indeks reliabilitas ditentukan 0,70, artinya jika berdasarkan uji statistik koefisien reliabilitas lebih besar atau sama dengan 0,70, maka instrumen tersebut memliki konsistensi/kepercayaan yang tinggi Focus Group Discussion dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Analisis dilakukan dengan mencermati setiap tanggapan peserta FGD melalui rekaman diskusi yang dituangkan ke dalam tulisan. Hasil analisis FGD I dan FGD II kemudian dibandingkan dengan kajian teoritis dan selanjutnya dilakukan analisis akhir untuk menentukan indikator-indikator motivasional, kepuasan kerja dan kinerja guru yang berasal dari tugas pokok dan fungsi guru, sesuai dengan Permendiknas No. 35 Tahun 2010, tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Hasil Uji Coba Tahap I Komponen Motivasional Instrumen motivasional, kepuasan kerja dan kinerja guru terdiri dari 3 intrumen meliputi : instrumen motivasional, instrumen kepuasan kerja dan instrumen kinerja guru. Dalam uji coba I berjumlah 50 butir dengan 5 alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban merupakan sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan motivasi, kepuasan kerja dan kinerja guru dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi guru. Pernyataan yang sesuai adalah pernyataan yang mampu memisahkan antara mereka yang masih dalam kelompok responden yang bermotivasi, memiliki kepuasan, serta berkinerja tinggi dan mereka yang termasuk dalam kelompok responden yang berkinerja rendah. Dengan wujud intrumen tersebut memiliki kehandalan. Dalam uji tahap I untuk instrumen motivasional memiliki KMO > 0,5 yaitu 0,743, yang menunjukkan bahwa indikator dapat dianalisis, didukung dengan nilai Bartlett s test, yang menunjukkan signifikan. Jika dilihat berdasarkan loading faktor tampak dalam tabel nilai loading faktor > 0,5, yang menunjukkan bahwa tiap intrumen tersebut valid. Hal ini didukung dengan nilai koefisien korelasinya, yang memiliki nilai > 0,5. Besaran nilai loading faktor yang lebih dari 0,5 menunjukkan bahwa tiap butir instrumen sudah sangat baik. Hal ini menunjukkan jika instrumen yang disusun merupakan instrumen yang sesuai digunakan untuk mengukur motivasi kerja guru pendidikan agama Buddha. Tabel 3 menunjukkan bahwa faktor kebijakan dan administrasi memiliki varian sebesar 17,21%, artinya faktor kebijakan dan administrasi mengukur konstrak teori motivasi guru yang berada pada komponen ektrinsik guru, pada bagian kebijakan dan administrasi sebesar 17,21% yang diwakili oleh instrumen (item) nomor 1 sampai dengan 4. Faktor-faktor yang lain dapat dijelaskan seperti cara menjelaskan faktor pertama dengan melihat nama faktor, varian, dan nomor butir pernyataan yang mewakili faktor yang bersangkutan.

18 10 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan Tabel 2. Rangkuman Hasil Uji I Komponen Motivasi Indikator Loading Indikator Loading Motiva1 0, BMOTIVA1 0, Motiva2 0, BMOTIVA2 0, Motiva3 0, BMOTIVA3 0, Motiva4 0, BMOTIVA4 0, Motiva5 0, BMOTIVA5 0, Motiva6 0, BMOTIVA6 0, Motiva7 0, BMOTIVA7 0, Motiva8 0, BMOTIVA8 0, Motiva9 0, BMOTIVA9 0, Motiva10 0, BMOTIVA10 0, Motiva11 0, BMOTIVA11 0, Motiva12 0, Sumber : Hasil olahan SPSS Berdasarkan Tabel 2 dan 3 tersebut dapat menunjukkan bahwa terdapat intrumen untuk komponen ekstrinsik yang mempengaruhi motivasional guru pendidikan agama Buddha yang terdiri dari: 1. Kebijakan dan administrasi, 2.Pengawasan, dan 3. Kondisi kerja. Indikator komponen motivasional instrinsik yang dapat digunakan untuk menyusun instrumen motivasional guru pendidikan agama Buddha yang terdiri dari: 1. Pengembangan, 2. Pekerjaan, dan 3. Tanggung jawab. Tabel 3. Rangkuman Hasil Uji I Komponen Motivasi dalam Besaran Varian Komponen Kepuasan Kerja Berdasarkan uji tahap I terhadap komponen kepuasan kerja, dihasilkan nilai KMO sebesar 0,717, berarti analisis dapat dilanjutkan, karena sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan, untuk nilai KMO > 0,5. Faktor loding untuk tiap indikator lebih besar dari 0,5, hal ini menunjukkan bahwa tiap indikator valid untuk mengukur komponen kepuasan kerja. Artinya masing-masing indikator tersebut telah mengukur sesuai dengan komponen yang seharusnya diukur. Berdasarkan Tabel 4, tersebut tampak bahwa tidak terdapat nilai loding faktor yang kurang dari 0,5. Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa penggunaan jam kerja memiliki varian sebesar 18,124%, artinya faktor penggunaan jam kerja mengukur konstrak teori kepuasan kerja, pada bagian kepuasan kerja sebesar 17,21% yang diwakili oleh instrumen (item) nomor 1 sampai dengan 3. Faktor-faktor yang lain dapat dijelaskan seperti cara menjelaskan faktor pertama dengan melihat nama faktor, varian, dan nomor butir pernyataan yang mewakili faktor yang bersangkutan. Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji I Komponen Kepuasan Kerja Component Rotated Component Matrix(a) Component % of Variance Total Variance Explained Rotation Sums of Squared Loadings Cumulative % Total % of Variance 1 26, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , PUAS1.864 PUAS2.918 PUAS3.928 PUAS4.935 PUAS5.958 PUAS6.858 PUAS7.871 PUAS8.918 PUAS9.882 PUAS PUAS PUAS PUAS PUAS PUAS15.864

19 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan 11 Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji I Komponen Kepuasan Kerja dalam Besaran Varian Component % of Variance Total Variance Explained Cumulative % Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance 1 33, ,0207 2, , , ,2224 2, , , ,7977 2, , , ,5221 2, , , ,481 2, ,8864 Komponen Kinerja Guru Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji I Komponen Kinerja Guru Berdasarkan uji tahap I, menunjukkan bahwa perencanaan pembelajaran memiliki varian sebesar 19,214%, artinya faktor perencanaan pembelajaran mengukur konstrak tugas guru dalam mengajar, pada bagian perencanaan pembelajaran sebesar 17,21% yang diwakili oleh instrumen (item) nomor 1 sampai dengan 3. Faktor-faktor yang lain dapat dijelaskan seperti cara menjelaskan faktor pertama dengan melihat nama faktor, varian, dan nomor butir pernyataan yang mewakili faktor yang bersangkutan. Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji I Komponen Kinerja Guru dalam Besaran Varian Component % of Variance Total Variance Explained Cumulative % Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance 1 25, ,1097 2, ,2138 Component Rotated Component Matrix(a) 2 19, ,2673 2, , , ,582 2, , , ,1865 2, , AJAR1 0,8513 AJAR2 0,9041 AJAR3 0,7924 DIDIK1 0,8589 DIDIK2 0,8834 DIDIK3 0,8361 BIMBING1 0,7594 BIMBING2 0,7927 BIMBING3 0,6694 BIMBING4 0,6784 LATIH1 0,8992 LATIH2 0,9402 Berdasarkan uji tahap I komponen kinerja guru, menunjukkan bahwa komponen kinerja guru memiliki KMO sebesar 0,643, yang lebih besar dari 0,5, berarti tiap indikator dalam intrumen tersebut dapat dianalisis. Hal ini ditunjang pula dengan Bartlet s test yang dignifikan. Loding faktor tiap indiator yang menyusun kinerja guru pendidikan agama Buddha memiliki nilai yang cukup valid, hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai masing-masing loding faktor dalam indikator komponen tugas guru yang lebih besar dari 0,5. Kumulatif muatan faktor berdasarkan rotation sums of sequared loading sebesar 74,186% untuk instrumen kinerja guru, artinya instrumen kinerja guru yang terdiri dari komponen tugas guru dalam mengajar, mendidik, melatih dan mengarahkan, dan membimbing dapat dijelaskan oleh 4 komponen dan konstruk teoritis yang tercermin dalam butir pernyataan yang mewakili faktor yang ada sebesar 74,186%. Validitas dan Reliabilitas instrumen uji tahap I. Berdasarkan analisis terhadap validitas dan reliabilitas intrumen dapat menunjukkan bahwa indikator yang menyusun tiap komponen memiliki nilai yang valid. Nilai validitas tersebut dapat ditunjukkan berdasarkan nilai loading faktor yang lebih besar dari 0,5. Artinya indikator dalam tiap instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Nilai reliabilitas dapat dilihat dari koefisien Cronbach Alpha. Kriteria yang digunakan dalam mengukur validitas tersebut adalah sebesar 0,7, dapat dijelaskan hasilnya

20 12 Jurnal Agama Buddha dan Ilmu Pengetahuan sebagai berikut : Nilai Cronbach Alpha untuk intrumen motivasi sebesar 0,807, artinya bahwa intrumen tersebut reliabel, berarti intrumen memiliki reliabilitas yang baik. Nilai reliabilitas untuk instrumen kepuasan kerja sebesar 0,848, yang dapat menunjukkan bahwa intrumen tersebut reliabel, artinya intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur kepuasan kerja guru pendidikan agama Buddha. Nilai reliabilitas untuk intrumen kinerja guru pendidikan agama Buddha sebesar 0,702. Nilai koefisien ini masih lebih besar dari 0,7, yang menunjukkan bahwa intrumen kinerja guru reliabel. Berdasarkan analisis uji tahap I memberikan gambaran bahwa intrumen telah memiliki nilai validitas dan reliabilitas yang cukup baik, tetapi tahapan dalam penelitian tetap akan melakukan uji sampai dengan dua kali uji. Uji tahap ke dua sekaligus merupakan uji implementasi. Berdasarkan uji tahap I dapat memberikan pendapat bahwa komponen motivasi dapat diukur berdasarkan indikator motivasi yang terdiri dari 3 indikator komponen ektrinsik dan 3 indikator komponen intrinsik. Komponen kepuasan kerja dapat diukur dengan mempergunakan lima indikator kepuasan kerja dan komponen kinerja guru dapat diukur dengan empat indikator yang terdiri dari mengajar, mendidik, membimbing dan melatih. Hasil Uji Tahap II Komponen Motivasi Berdasarkan perbaikan yang dilakukan berdasarkan saran dalam uji tahap I, serta FGD tahap II, serta diskusi dengan guru dan mahasiswa juga masyarakat pengguna, maka dalam Instrumen motivasi kerja guru, uji coba II berjumlah 23 butir dengan 5 alternatif jawaban yang dapat dibagi dalam rentang nilai Termotivasi Sangat Tinggi, Memiliki motivasi Tinggi, Sedang, Kurang, dan Sangat Kurang. Hasil dari uji II dengan mempergunakan analisis faktor dengan pendekatan konfirmatori dengan exctraction method: maximum likelihood. Berdasarkan hasil analisis untuk kedua kalinya menunjukkan bahwa instrumen motivasi guru pendidikan agama Buddha, memiliki indeks determinan tidak sama dengan nol. KMO_MSA sebesar 0,857, uji Bartlett s signifikan. Berdasarkan eigen values dan akar laten pada uji Scree terdapat 6 indikator komponen yang dapat dianalisis. Jika dilihat berdasarkan loading faktor, tampak bahwa ke 23 pernyataan atau butir tersebut tergolong baik (100%) untuk semua butir. Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji II Komponen Motivasi Component Rotated Component Matrix(a) Component Rotated Component Matrix(a) Motiv1 0,868 BMotiv1 0,911 Motiv2 0,849 BMotiv2 0,871 2 Motiv3 0,883 BMotiv3 0,907 Motiv4 0,882 BMotiv4 0,897 Motiv5 0,840 BMotiv5 0,918 Motiv6 0,790 BMotiv6 0,923 1 Motiv7 0,838 BMotiv7 0,934 Motiv8 0,875 BMotiv8 0,938 Motiv9 0,877 BMotiv9 0,941 Motiv10 0,820 6 BMotiv10 0,896 Motiv11 0,810 BMotiv11 0,946 Motiv12 0,855 Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji II Komponen Motivasi Guru dalam Besaran Varian Component % of Variance Total Variance Explained Cumulative % Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance 1 34,735 34,735 3,645 15, ,343 53,078 3,568 15, ,675 64,753 3,429 14, ,404 73,157 3,314 14, ,524 80,680 3,233 14, ,161 86,842 2,785 12,108 Kumulatif muatan faktor berdasarkan rotation sums of sequared loading sebesar 86,842% untuk instrumen motivasi guru, artinya instrumen motivasi guru yang terdiri

AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN

AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN ISSN 2406-7601 Jurnal AGAMA BUDDHA DAN ILMU PENGETAHUAN Hesti Sadtyad Sujiono Suhartoyo, dkk Mujiyanto, dkk Mujiyanto Hariyanto Sukodoyo Tri Yatno, dkk Untung Suhardi Pengembangan Instrumen Motivasional,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,

BAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ketercapaian Standar Kompetensi Mahasiswa KKN-PPL Berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ketercapaian Standar Kompetensi Mahasiswa KKN-PPL Berdasarkan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian Evaluasi Ketercapaian Standar Kompetensi Mahasiswa KKN-PPL Berdasarkan Persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research. Jenis penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang 26 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek Penelitian Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Dalam penelitian kali ini, populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rangkaian sistematis dari penjelasan secara rinci tentang keseluruhan rencana penelitian mulai dari perumusan masalah, tujuan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang berbentuk korelasional, artinya penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode sensus, menurut Arikunto (1996:115) populasi adalah keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN A. Hasil Deskripsi dan Analisis Data Penelitian Penelitian dan pengembangan instrumen penilaian sikap sosial (KI 2) dengan teknik antar teman yang dilakukan peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Syaodih, 2005:164)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif, menurut Sudijono (2010) penelitian komparatif adalah salah satu teknik analisis statistik yang dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara atau prosedur untuk mengetahui dan mendapatkan data dengan tujuan tertentu yang menggunakan teori dan konsep yang bersifat empiris, rasional

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian 46 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode penelitian pengembangan (Research and Development) dari Borg dan Gall. Penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian yang bersifat kuantitatif, karena menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa. Karena angka tersebut

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. yang harus ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah.

III. METODELOGI PENELITIAN. yang harus ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah. III. METODELOGI PEELITIA 3.1 Prinsip Metodologi Penelitian Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji langkah-langkah yang harus ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini mengikuti langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata, 2011)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk mendeskriptifkan sesuatu yang ada pada saat ini. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden.

BAB III METODE PENELITIAN. pertanyaan dalam bentuk daftar isian (kuesioner) kepada responden. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode survei karena peneliti mengajukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tahap Penelitian Penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu pemetaan kompetensi dan analisis kebutuhan pelatihan. Dua tahap ini merupakan satu rangkaian yang tidak dipisahkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research &

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau research & development (R & D) dengan menggunakan model pengembangan instrumen yang dikemukakan oleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah data yang berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian A. Jenis dan Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian eksperimen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program

BAB III METODE PENELITIAN. keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program 91 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model bimbingan dan konseling keagamaan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu. Komponen program disusun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Variabel Penelitian Berdasarkan landasan teori dan hipotesis yang telah diajukan, maka dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable)

Lebih terperinci

Sumarlan 1), Liandy Disma Anggara 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun

Sumarlan 1), Liandy Disma Anggara 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Merdeka Madiun ANALISIS PENGARUH FAKTOR PEMBERIAN GAJI, TUNJANGAN, FASILITAS DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA DINAS PERHUBUNGAN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI KABUPATEN MADIUN 2) 1) Sumarlan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. penelitian ini dipilih berdasarkan kemudahan dalam memperoleh data dan mahasiswa

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. penelitian ini dipilih berdasarkan kemudahan dalam memperoleh data dan mahasiswa BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah mahasiswa - mahasiswi jurusan Akuntansi angkatan 2007-2008 dan program ganda (Akuntansi - Sistem Informasi) angkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Adapun tempat yang dijadikan lokasi penelitian adalah Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo. Sedangkan waktu yang dibutuhkan peneliti untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk 38 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjabaran rinci mengenai metode penelitian pengembangan instrumen penilaian otentik untuk mengukur keterampilan proses sains pada pembelajaran reaksi eksoterm

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Utama 2 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Utama 2 Bandar 21 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Utama 2 Bandar Lampung pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri atas 5

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.

III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan. Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. 44 III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri 3 Gedung Air kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung.. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al-

III. METODE PENELITIAN. SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung pada tahun pelajaran 2011/2012. SMA Al- Azhar 3 Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di MAN Tebing Tinggi Tahun Pelajaran 2010-2011 yang beralamat di Jalan Baja Kecamatan Padang Hilir Kota Tebing Tinggi.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilakukan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Tegallega di Jalan Soekarno Hatta No 216,

Lebih terperinci

ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI

ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI LAPORAN ASESMEN PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI ORGANIZATION CHANGE READINESS ASSESSMENT PADA PEJABAT STRUKTURAL SEKRETARIAT JENDERAL DPR RI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono. menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan suatu produk di bidang pendidikan. Sugiyono menyatakan bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang digunakan 22 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2006:2). Metode penelitian yang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HSP ACADEMY

ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HSP ACADEMY ANALISIS PENGARUH BEBAN KERJA, STRES KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. HSP ACADEMY Dwi Putri Rahmadini, Idi Setyo Utomo Binus University, Jln. Kebon Jeruk Raya No. 21 Kemanggisan /

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini 33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2012. 3.2. Metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan jumlah dan kategori ranah dari pertanyaan yang diajukan siswa adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y).

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas yaitu supervisi akademik pengawas sekolah (X 1 ), komunikasi. terikat kinerja guru dalam pembelajaran (Y). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menguji kausalitas (pengaruh) regresi dengan metode survei. Variabel penelitian meliputi tiga variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan 73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan

Lebih terperinci

WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Website:

WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Website: WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan WIYATA DHARMA Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Website: www.mpd.ustjogja.ac.id Email: pep.s2@ustjogja.ac.id PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObyekPenelitian Obyek dalam penelitian ini adalah para pengusaha yang pernah melakukan promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di instagram. 3.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat. 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih PT Meprofarm sebagai objek penelitian. PT Meprofarm adalah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini adalah penelitian yang berorientasi pada pembuatan insrumen penilaian unjuk kerja melalui pendekatan problem solving dengan model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitaif, maka proses penelitian banyak menggunakan angka mulai dari pengumpulan, penafsiran, dan penyajian hasil. Penelitian

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 35 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016.

Ekonomi FKIP UKSW Salatiga yang kuliah pada semester genap 2015/2016. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sebelum melaksanakan penelitian di lapangan, maka perlu disusun metode penelitian yang tepat untuk digunakan menyusun penelitian dalam studi. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain atau suatu proses yang memberikan arahan atau petunjuk secara sistematis kepada peneliti dalam melakukan proses penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode, Desain, dan Teknik Pengumpulan Data 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen yang merupakan bagian dari metode kuantitatif

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU 44.594.02 JEPARA) PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan bukti-bukti atau karya-karya hasil belajar siswa meliputi BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Asesmen portofolio Asesmen portofolio adalah penilaian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan merupakan suatu penelitian untuk memperolah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. dirancang untuk mencari informasi yang jelas tentang gejala-gejala pada saat

METODE PENELITIAN. dirancang untuk mencari informasi yang jelas tentang gejala-gejala pada saat III. METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan korelasional. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan untuk mengembangkan instrumen penilaian otentik yang valid dan reliabel dalam menilai pengetahuan dan keterampilan praktikum siswa SMK. Setelah itu,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja 25 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan sebuah tinjauan teori motivasi Maslow terhadap kinerja karyawan pada PT. CPB Tanjung Bintang. Objek penelitian yang menjadi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier berganda. Tujuan analisis penelitian ini adalah menjawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang bekerja dengan angka,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif karena diperlukan hasil penelitian mengenai motivasi berprestasi siswa. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian dan Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan mempergunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009) penelitian korelasional merupakan jenis penelitian yang sifatnya menanyakan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, sedangkan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex post facto yang mengambil sampel dari populasi. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Memotivasi karyawan dianggap penting karena motivasi terkait dengan kinerja karyawan. Motivasi bisa mengakibatkan kepuasan dan ketidakpuasan karyawan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji

BAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

Pengembangan Instrumen Tes Program Aplikasi Berorientasi Performance Assessment

Pengembangan Instrumen Tes Program Aplikasi Berorientasi Performance Assessment Pengembangan Instrumen Tes Program Aplikasi Berorientasi Performance Assessment Fitrianto Eko Subekti 1, Eka Setyaningsih 2 1,2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Univeritas Muhammadiyah Purwokerto

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian terpaan pesan pencegahan bahaya demam berdarah dan sikap ibu-ibu rumah tangga dilakukan di Kelurahan Rangkapan Jaya Baru yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Arikunto (2006:270) mengemukakan bahwa penelitian korelasional bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian kuantitatif yang mana bersifat deskriptif komparatif. Dikatakan seperti itu karena penelitian ini membahas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 23 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat selama dua bulan dari bulan Maret sampai dengan bulan April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Dimana penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional.

III. METODE PENELITIAN. dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Secara umum penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang di dalamnya merupakan kegiatan perancangan desain intruksional. Penelitian pengembangan didasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks

Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Tulang Bawang yang beralamat di Jalan Cemara Kompleks Perkantoran

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

BAB IV METODE PENELITIAN. komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan dan Ruang Lingkup Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rencana yang terstruktur dan komprehensif mengenai hubungan hubungan antar variabel variabel yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang berlokasi dikawasan Ringroad Selatan Yogyakarta, sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian dan sifat masalah yang akan diteliti, maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2013: 14) mengemukakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, tujuan dari metode deskriptif adalah untuk mendeskripsikan tingkat penguasaan kompetensi

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh : Eko Supriyadi Sumarjo H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci