Profil Balai Wilayah Sungai Sulawesi I

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Profil Balai Wilayah Sungai Sulawesi I"

Transkripsi

1 Profil Balai Wilayah Sungai Sulawesi I Bendung Sangkub DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

2 Daftar Isi A. Informasi Umum 1 B. Potensi dan Prasarana Sumber Daya Air 1. Sungai 2 2. Air Tanah 5 3. Iriigasi 7 4. Pantai 9 5. Danau Pengendalian Banjir 12 C. Pengembangan Sumber Daya Air 1. Peta Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan yang Siap Diresmikan 19 D. Proyek-proyek Unggulan Daerah Irigasi Sangkub 20

3 Provinsi Sulawesi Utara memiliki wilayah seluas ,29 km² dan jumlah penduduk jiwa. Terdapat 4 kota dan 9 kabupaten di Prov. Sulawesi Utara yaitu: 1. Kota Manado 2. Kota Bitung 3. Kota Tomohon 4. Kota Kotamobagu 5. Kabupaten Sangihe 6. Kabupaten Talaud 7. Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) 8. Kabupaten Minahasa 9. Kabupaten Minahasa Utara 10. Kabupaten Minahasa Selatan* 11. Kabupaten Minahasa Tenggara* 12. Kabupaten Bolaang Mongondow Utara* 13. Kabupaten Bolaang Mongondow Informasi Umum A Kab. Kepulauan Talaud Kab Bolaang Mongondow Utara Kab. Sangihe Kab. Sitaro Kab. Minahasa Selatan Kota Kotamobagu Kab Bolaang Mongondow Kota Manado Kab. Minahasa Utara Kota Tomohon Kab. Minahasa Kab. Minahasa Tenggara Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara berada pada posisi 00 16'LU 05 34'LU dan 'BT 'BT, sebelah Utara berbatasan dengan Laut Sulawesi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Gorontalo, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Maluku, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Teluk Tomini. Provinsi Sulawesi Utara terletak di dekat garis khatulistiwa dan dicirikan oleh suhu dan kelembaban yang relatif tinggi sepanjang tahun. Ada dua musim yaitu musim kemarau yang umumnya berlangsung dari bulan April s.d. September dan musim hujan yang berlangsung dari bulan Oktober sampai Maret. Suhu mengalami sedikit perubahan dalam satu tahun yaitu antara 26 0 C s.d C. Rata-rata curah hujan efektif tahunan (80%) tertinggi di Minahasa, Bolaang Mongondow Selatan berkisar 1200 sampai 1800 mm, daerah yang terendah curah hujannya adalah kepulauan Sangihe, kepulauan Talaud dan kepulauan Sitaro dengan rata-rata sekitar 300 sampai 900 mm km * Data batas wilayah belum tersedia 1

4 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B 1. S U N G A I PETA WILAYAH SUNGAI PROVINSI SULAWESI UTARA Di Wilayah Sungai Sulawesi I, terdapat 3 wilayah sungai yang menjadi kewenangan Pemerintah yaitu : 1. Wilayah Sungai Sangihe Talaud (Wilayah Sungai Strategis Nasional) 2. Wilayah Sungai Tondano Likupang (Wilayah Sungai Strategis Nasional) 3. Wilayah Sungai Dumoga Sangkup (Wilayah Sungai Lintas Provinsi) Sedangkan satu wilayah sungai yaitu wilayah Sungai Poigar-Ranoyapo, merupakan wilayah sungai yang menjadi tanggung jawab pengelolaan pemerintah provinsi (Wilayah Sungai Lintas Kabupaten). 2

5 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B Sungai-sungai di WS Dumoga Sangkub No Nama Sungai Panjang (km) Dumoga Sangkub Hanga Ongkau Mongondow Tuadaan Ayong Nuangan Lobong Milanggodaa Moayat Pusian Tobayagan Kotulidan Potule Moyosiboi Sonduk Matabulu Salongo 87,2 53,6 43,3 42,1 37,5 30,2 22,7 20,8 19,0 17,2 16,3 16,1 13,2 12,1 11,2 11,2 9,6 9,1 Potensi Air di WS Dumoga-Sangkup No Water District Juta m 3 /tahun m 3 /detik Prosentase 1 Lolak % 2 Bayan % 3 Toraut % 4 Pusian % 5 Onggak Dumoga % 6 Ilanga % 7 Onggak Mongondow % 8 Kosingolan % 9 Gamputa % 10 Bolangitan % 11 Tumpah % 12 Dutula Saibuah % 13 Mayosibai % 14 Ayong % 15 Dutula Biniha % 16 Pinolosian % 17 Pinolosian % 18 Tapa T % 19 Tubig Mataindo % 20 Pinolosian % 21 Tubig Tobayagan % 22 Dumagin % 23 Nuangan % 24 Nuangan % 25 Mobolog % 26 Lunsio % 27 Kotabunan % 28 Tombolikat % 29 Kotabunan % WS Dumoga-Sangkup 4, % 3

6 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B Debit Andalan di Kabupaten Kepulauan Sangihe No Kecamatan Nama DAS Luas DAS (km 2 ) Debit Andalan 80% (Q80) Basic Month Debit (m 3 /dt) Volume (m 3 ) 1 Tabukan Selatan Embuhanga ,875, Tamako Peliang ,795, Tabukan Utara Liane ,733, Manganitu Bebowang , Tabukan Tengah Kuma ,018, Debit Andalan di Kabupaten Kepulauan Sitaro No Kecamatan Nama DAS Luas DAS (km 2 ) Debit Andalan 80% (Q80) Basic Month Debit (m 3 /dt) Volume (m 3 ) 1 Tagulandang Utara Minanga , Siau Timur Batuwawang , Siau Barat Paniki , Siau Timur Lanage , Siau Timur Keting , Debit Andalan di Kabupaten Kepulauan Talaud No Kecamatan Nama DAS Luas DAS (km 2 ) Debit Andalan 80% (Q80) Basic Month Debit (m 3 /dt) Volume (m 3 ) 1 Beo Lobba , Essang Essang , Essang Tatou , Rainis Apel , Essang Ensem ,

7 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B 2. A I R T A N A H Peta Potensi Air Tanah di WS Dumoga Sangkub 5

8 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B NO. KABUPATEN/KECAMATAN Akuifer Produksi Sedang Akuifer Produktif Akuifer Produktif Kecil Daerah Air Tanah Langka Air Tanah Langka I Bolaang Mongondow 2, , , Bolaang Lolak Lolayan Dumoga Utara Nuangan Pinolosian Bolaang Uki Sang Tombolang Dumoga Barat Dumoga Timur Posigadon Poigar Kotabunan Passi Modayag II Bolaang Mongondow Utara , Pinogaluman Kaidipang Bolangitang Sangkup (54.70) Bintauna III Kota Kotamubago Kotamubago IV Gorontalo Atongila Kabila V Minahasa Maesaan Tompaso Baru JUMLAH TOTAL Data Air Tanah di WS Dumoga Sangkub DATA AIR TANAH (km2) JUMLAH (km2) 2, , ,

9 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B 3. I R I G A S I Berikut ini adalah daftar daerah irigasi di Sulawesi Utara No. Daerah Irigasi Lokasi Luas (Ha) Keterangan 1. DI Kosinggolan Bolaang Mongondow Utuh Kabupaten 2. DI Toraut Bolaang Mongondow Utuh Kabupaten 3. DI Sangkub DAERAH IRIGASI KEWENANGAN PUSAT TOTAL Bolaang Mongondow Utara Utuh Kabupaten REKAP DAERAH IRIGASI PROVINSI SULAWESI UTARA No. Daerah Irigasi Jumlah DI Luas (Ha) A. KEWENANGAN PUSAT B. KEWENANGAN PROVINSI C. KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA TOTAL

10 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B Permasalahan yang dihadapi dalam pekerjaan irigasi: Masalah pembebasan lahan terutama pada pembangunan bendung dan pembangunan jaringan irigasi yang baru. Khusus kegiatan irigasi terdapat pekerjaan yang dibiayai oleh dana BLN (JBIC ODA Loan IP-509) melalui p r o g r a m D I S I M P (Desentralized Irrigation System Improvement Project), yang dimulai sejak tahun Permasalahan yang dihadapi dalam Pemberdayaan, Peningkatan Partisipasi Masyarakat, Swasta dan Pemerintah Pembinaan P3A sudah dilaksanakan secara kontinu namun dalam pengoperasian dan pemeliharaan jaringan irigasi P3A kurang mendapatkan bimbingan aplikasi dari petugas OP karena kenyataan sekarang ini juru pengairan maupun petugas penjaga bendung dan penjaga pintu air sudah tidak menjalankan tugasnya di lapangan karena tidak lagi tersedia upah bagi petugas OP. 8

11 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B 4. P A N T A I Tahun 2008 dilakukan pembangunan prasarana pengamanan pantai sepanjang 1130 m, di Pantai Ratatotok, Pantai Kota Bunan, Pantai Belang, Pantai Tahuna, Pantai Kema dan Pantai Inobonto. Permasalahan yang dihadapi pada pekerjaan ini antara lain adalah daerah pemukiman penduduk berada pada garis pantai yang mengakibatkan penanganan sering kali terhambat akibat adanya penolakan dari masyarakat karena letak rencana bangunan pengaman pantai yang akan dibangun berada tepat di rumah-rumah penduduk. 9

12 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B 5. D A N A U No. Danau Kabupaten Luas Danau (km 2 ) Luas Catchment (km 2 ) Curah Hujan (mm) 1. Bunung Minahasa 0,80 6, Iloloi Minahasa 0,60 35, Limboto Gorontalo 49,00 900, Linau Minahasa 0,60 7, Luak Bolaang Mongondow 0,50 8, Mala Minahasa 6,30 126, Tondano Minahasa 45,00 269, Tonsawan Minahasa 0,50 33, DANAU TONDANO DANAU LIMBOTO 10

13 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B Sebagai gambaran, luas DAS Limboto atau DAS Bone Bolango adalah ,13 ha. DAS ini terdiri dari 4 sub DAS dengan rincian sebagai berikut : No. Sub DAS Luas (ha) Kelerengan (%) Panjang Sungai (m) 1. Biyonga ,63 25,62 terjal Alo ,42 11,14 landai Pohu ,86 16,37 miring Alahu ,26 19,44 miring Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Koppen dalam Schdmit dan Ferguson, DAS Limboto mempunyai iklim yang bervariasi yaitu Afa, Ama dan Awa dengan curah hujan tahunan berkisar antara mm s/d mm, temperatur maksimum 37 0 C dan minimum 23 0 C. No. Tabel Peruntukan Lahan DAS Danau Limboto. Kegiatan Luas (ha) Persentase (%) 1. Pemukiman ,22 12,22 2. Tegalan/ladang ,22 21,76 3. Kebun campuran 1.951,22 2,14 4. Sawah 7.741,22 8,49 5. Perkebunan rakyat ,75 12,92 6. Hutan ,22 25,81 7. Belukar ,25 11,37 8. Rumput/alangalang 1.286,52 1,41 9. Bandar udara 152,22 2, Danau 3.222,52 3, Rawa danau 539,13 2,59 Jumlah ,13 122,22 Berdasarkan data yang ada, luas penggunaan lahan di DAS Limboto didominasi oleh hutan 25,82 % dan ladang/tegalan 21,76 %. Rata-rata pengelolaan ladang belum menerapkan tehnik RLKT sehingga menyebabkan tingkat bahaya erosi tinggi dan terjadinya lahan kritis. Status kawasan hutan di DAS Limboto adalah sebagai berikut : DANAU LIMBOTO No. Status Fungsi Kawasan Hutan Luas (ha) Persentase (%) 1. Hutan Suaka Alam 1.937,72 5,54 2. Hutan Lindung 8.157,82 23,32 3. Hutan Produksi Terbatas ,92 55,83 4. Hutan Produksi Tetap 5.357,22 15,31 Jumlah ,42 122,22 11

14 Potensi & Prasarana Sumber Daya Air B 6. P E N G E N D A L I A N B A N J I R Kegiatan yang dilakukan pada tahun 2008 meliputi: 1. Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir 1950 m 2. Pembangunan Sabo Dam/ Bangunan Pengendali Sedimen 3 Buah 3. Pembangunan Prasarana Pengamanan Pantai 1130 m. Permasalahan utama dalam pelaksanaan pekerjaan pengendalian banjir dan perbaikan sungai adalah pembebasan lahan dan penyebaran pemukiman penduduk yang berada di daerah bantaran sungai sehingga penanggulangan banjir tidak dapat dilaksanakan secara maksimal. Disamping itu terjadi kerusakan hutan di daerah hulu DAS akibat dari eksploitasi hasil hutan. 12

15 Pengembangan Sumber Daya Air C 2. P E T A P E K E R J A A N Kab. Sangihe 1. Pembangunan Pengamanan Pantai Tahuna 2. O&P bangunan pengendali sedimen Sungai Kalekube & Kalesuge 3. Perkuatan tebing Sungai Ulung Peliang Kab. Sitaro 1. O&P bangunan pengendali sedimen Batuawang dan Sungai Kahetang Kab. Minahasa Utara 1. Pembangunan Dam Pengendali Sedimen Makalonsow 2. O&P Pengamanan Pantai Kema Kota Manado 1. O&P Sungai Sario 2. Perkuatan tebing Sungai Tikala & Tondano 3. Penanganan banjir Sungai Tondano Kab. Kepulauan Talaud Kab. Sangihe Kab. Siau Tagulandang Biaro Kab. Minahasa Utara Kota Manado Kota Bitung Kota Tomohon Kab. Minahasa Kab. Minahasa 1. Pembangunan Dam Pengendali Sedimen Makalonsow 2. Pembangunan Dam Pengendali Sedimen Sungai Munte 3. Pemboran sumur DTW termasuk pengadaan materialnya 4. Rehabilitasi DI Noongan 5. Pembangunan Prasarana Air Baku Kasuratan Kab Bolaang Mongondow Utara Kab. Kepulauan Talaud 1. Pembangunan prasarana PAB Lalue 2. Pembangunan DI Bantane, Bowombaru & Lalue Kab Bolaang Mongondow Kota Kotamobagu Kab. Bolaang Mongondow Utara 1. Rehabilitasi DI Maelang & Ayong 2. O&P Sungai Andegile 3. Perkuatan tebing dan tanggul banjir Sungai Andegile Kab. Bolaang Mongondow 1. Pembangunan Prasarana Air Baku Bukaka 2. Perkuatan Tebing Sungai Potay 3. Pembangunan bangunan pengendali sedimen Sungai Kotabunan 4. Perkuatan tebing Sungai Nonapan Wineru 5. Perkuatan tebing dan tanggul banjir Sungai Buyat 6. Perkuatan tebing dan tanggul banjir Sungai Poigar 7. O&P Sungai Poigar 8. Pembangunan pengamanan Pantai Inobonto 9. Pembangunan pengamanan Pantai Kotabunan 10. Rehabilitasi DI Pusian, Salongo & Moayat 11. Rehabilitasi dan Upgrading DI Kosinggolan 12. Pembangunan DI Bakan, Torosik, Lolak, Otam, Pinaingan, Halabolu 13. Pembangunan bendung & jaringan DI Nunuk 13

16 Pengembangan Sumber Daya Air C 2. P E K E R J A A N STATUS 21 OKTOBER

17 Pengembangan Sumber Daya Air C 15

18 Pengembangan Sumber Daya Air C 16

19 Pengembangan Sumber Daya Air C 17

20 Pengembangan Sumber Daya Air C 18

21 Pengembangan Sumber Daya Air C 3. PEKERJAAN YANG SIAP DIRESMIKAN Tahun 2008 tidak ada pekerjaan yang siap diresmikan. 19

22 Proyek-proyek Unggulan D DAERAH IRIGASI SANGKUB A. INFORMASI UMUM Daerah Irigasi Sangkub berada di Provinsi Sulawesi Utara pada 0 o 49' 0 o 59 LU dan 123 o o ' 39 BT yang terletak di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara tepatnya berada di Kecamatan Sangkub dan Kecamatan Bintauna. Daerah Irigasi Sangkub berada km sebelah barat Manado. Daerah Irigasi Sangkub direncanakan akan mengairi areal persawahan di 12 desa, yaitu pada Kecamatan Sangkub 5 desa dan Kecamatan Bintauna 7 desa. Gambaran kondisi kondisi lokasi Daerah Irigasi Sangkub adalah sebagai berikut : Sarana dan prasarana yang ada cukup baik, meliputi : listrik, transportasi dan fasilitas umum serta pendidikan. Sawah yang ada merupakan sawah tadah hujan dengan luas total 1.572,39 Ha. Ladang dan kebun dengan luas = 1.007,04 Ha Lahan yang belum terbuka (semak belukar) = 1.021,58 Ha Produksi padi = 3,50 ton/ha (gabah kering giling) Dengan dibangunnya Irigasi Teknis diharapkan akan meningkatkan kondisi perekonomian masyarakat. Kondisi yang nantinya terjadi setelah adanya proyek adalah : Luas sawah Irigasi Teknis = Ha Pola tanam = Padi Padi Palawija Produksi padi = 6 ton/ha 20

23 Proyek-proyek Unggulan D B. DATA TEKNIS BENDUNG Lokasi bendung berada m kearah down-stream dari pertemuan sungai Biyau dan sungai Ilanga Konstruksi bendung digunakan beton Cyclop yang dilapisi beton bertulang mutu K300 Lebar total bendung = 100 m Tinggi Mercu = 4,50 m Bentuk Mercu bular R = 2,00 m dengan kemiringan 1 : 1 Kolam olak type MDO dengan panjang lantai olak = 26 m Panjang lantai depan (upron) = 33,50 m yang terbagi dalam 7 pias Lebar pintu penguras lebar = 2,00 m, jumlah = 4 bh (kiri =2 bh, kanan = 2 bh) Pintu intake lebar = 1,50 m, jumlah = 4 bh (kiri = 2 bh, kanan = 2 bh) Panjang Kantong Lumpur kanan = 153 m, kiri = 150 m Dinding penahan digunakan beton bertulang mutu K175, tinggi = 10,05 m Panjang tanggul banjir = 920 m dengan tinggi rata-rata = 6,00 m Jembatan beton berada di up-stream bendung dengan panjang 100 m yang terbagi dalam 5 bentang. C. DATA TEKNIS JARINGAN IRIGASI Sangkub Kanan Luas = 1825,85 ha Panjang Saluran = ,97 m (Primer = ,30 m; Sekunder = ,67 m) Jumlah Bangunan Sadap/Bagi Sadap = 20 bh, Bangunan Muka = 2 bh, Gorong-gorong = 18 bh, Talang = 1 bh Sangkub Kiri Luas = 1775,35 Ha Panjang Saluran = ,20 m (Primer = ,81 m; Sekunder = ,39 m) Jumlah Bangunan Sadap/Bagi Sadap = 22 bh Bangunan Muka = 2 bh, Gorong-gorong = 20 bh) 21

24

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : BOLAANG MONGONDOW 1.01 BOLAANG MONGONDOW 123.163 112.138 235.301 1 1.01.05 SANG TOMBOLANG 6.065 5.458 11.523 2 1.01.09 DUMOGA BARAT 9.812 8.819 18.631 3 1.01.10 DUMOGA TIMUR 10.615 9.34

Lebih terperinci

Lampiran I.71 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.71 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I. : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : /Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 04 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KURSI

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Utara 14.567 3.259 2.868 5.199 4.669 5.325 4.819 5.927 4.984 28.807 51.978 2 Bitung 12 2 5 1 1 2 2 5 13 16 43 3 Aertembaga - - - - - - - - - - - 4 Girian - - - - - - - - - - - 5 Lembeh Selatan

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Utara 17,309 5,206 2,144 3,085 5,802 5,518 3,706 2,404 5,212 22,659 51,757 2 Bitung 16 1 1 2 6 3 4 3 7 19 43 3 Aertembaga - - - - - - - - - - - 4 Girian - - - - - - - - - - - 5 Lembeh Selatan

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Maks. Vegetatif (41-54 HST) 1 Sulawesi Utara 15.632 2.648 3.571 3.608 2.995 4.479 4.781 4.172 8.867 23.606 51.943 2 Bitung 4 1 1 4 5 5 5 2 15 22 43 3 Aertembaga - - - - - - - - - - - 4 Girian - - - - - - - - - - - 5 Lembeh Selatan

Lebih terperinci

RINGKASAN PERUBAHAN APBD SMA/SMK

RINGKASAN PERUBAHAN APBD SMA/SMK PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA RINGKASAN APBD SMA/SMK TAHUN ANGGARAN 2017 PENDAPATAN 1.01. 1.01.01.03 SMA Negeri 1 Manado 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 3.340.400.000,00 3.340.400.000,00 3.340.400.000,00

Lebih terperinci

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis

2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik. A. Kondsi Geografis 2.1 Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik A. Kondsi Geografis Kabupaten Bolaang Mongondow adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi Utara. Ibukota Kabupaten Bolaang Mongondow adalah Lolak,

Lebih terperinci

LANGKANYA AHLI BIDANG RAWA

LANGKANYA AHLI BIDANG RAWA PEMERATAAN SARANA DAN PRASARANA INFRASTRUKTUR SDA PEMBANGUNAN BENDUNGAN PANDANDURI EMISI GAS RUMAH KACA PADA SEKTOR SUMBER DAYA AIR MEDIA INFORMASI SUMBER DAYA AIR LANGKANYA AHLI BIDANG RAWA JULI AGUSTUS

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI II-1 BAB II 2.1 Kondisi Alam 2.1.1 Topografi Morfologi Daerah Aliran Sungai (DAS) Pemali secara umum di bagian hulu adalah daerah pegunungan dengan topografi bergelombang dan membentuk cekungan dibeberapa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian 1. Geografis Secara astronomis Kabupaten Bolaang Mongondow terletak antara Lintang Utara dan antara Bujur Timur. Berdasarkan posisi geografisnya,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Daerah Irigasi Lambunu Daerah irigasi (D.I.) Lambunu merupakan salah satu daerah irigasi yang diunggulkan Propinsi Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai target mengkontribusi

Lebih terperinci

RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 967 /2009

RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 967 /2009 Unit Kerja : Kanwil Departemen Agama Prov. Sulawesi Utara RINCIAN FORMASI PENERIMAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL ( PNS ) DEPARTEMEN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2009 NOMOR : B.II/1-a/KP.00.3/ 967 /2009 NO. NAMA JABATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan I 1 I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. TINJAUAN UMUM Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 menyatakan bahwa Sumber Daya Air dengan luas areal irigasi lebih dari 3.000 Ha atau yang mempunyai wilayah lintas propinsi menjadi

Lebih terperinci

INDIKASI PROGRAM UTAMA

INDIKASI PROGRAM UTAMA LAMPIRAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2014-2034 INDIKASI PROGRAM UTAMA A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG PROVINSI

Lebih terperinci

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG MANADO

LAYANAN KURIR DAN LEAD TIME CABANG MANADO Manado Boalemo Botumoito Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Dulupi Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Mananggu Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Paguyaman Gorontalo RAW 4 Manado Boalemo Paguyaman Pantai Gorontalo

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bendung Juwero adalah bendung tetap yang dibangun untuk memenuhi keperluan air irigasi. Bendung Juwero di sungai Bodri memiliki luas DAS ± 554 km 2 dan terletak ±

Lebih terperinci

Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Diolah dari data Kanwil Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara

Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Diolah dari data Kanwil Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara Bappeda Provinsi Sulawesi Utara Diolah dari data Kanwil Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Utara DAFTAR ISI Pendahuluan. 1 Tren Pagu/Realisasi APBN 2011-2017 Sulut. 4 Total Pagu APBN Sulut T.A. 2017.. 5

Lebih terperinci

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU

PETA SUNGAI PADA DAS BEKASI HULU KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Sub DAS pada DAS Bekasi Hulu Berdasarkan pola aliran sungai, DAS Bekasi Hulu terdiri dari dua Sub-DAS yaitu DAS Cikeas dan DAS Cileungsi. Penentuan batas hilir dari DAS Bekasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi Ketersediaan dan Kebutuhan Air Daerah Irigasi Namu Sira-sira. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan air (dependable flow) suatu Daerah Pengaliran Sungai (DPS) relatif konstan, sebaliknya kebutuhan air bagi kepentingan manusia semakin meningkat, sehingga

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 No.50/08/71/Th.VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 2.826 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 8.461 TON DAN BAWANG MERAH SEBESAR 1.354 TON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM BAB I PENDAHULUAN 1.1 UMUM Air merupakan elemen yang sangat mempengaruhi kehidupan di alam. Semua makhluk hidup sangat memerlukan air dalam perkembangan dan pertumbuhannya. Siklus hidrologi yang terjadi

Lebih terperinci

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN MINAHASA UTARA 2.1 GEOGRAFIS, ADMINISTRATIF, DAN KONDISI FISIK 1. Geografis Kabupaten Minahasa Utara terletak pada 1 0 17 51,93 LU - 1 0 56 41,03 LU dan 124 0 40 38,39 BT - 125 0 5 15,53 BT dengan batas-batas sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. besar yaitu 76% dari total kebutuhan air. Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, terletak antara 2 lintang utara -

I. PENDAHULUAN. besar yaitu 76% dari total kebutuhan air. Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah, terletak antara 2 lintang utara - 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Sampai saat ini kebutuhan air pertanian (untuk keperluan

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI UTARA Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara

Gambar 3. Peta Sulawesi Utara HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Propinsi Sulawesi Utara mencakup luas 15.272,44 km 2, berbentuk jazirah yang memanjang dari arah Barat ke Timur pada 121-127 BT dan 0 3-4 0 LU. Kedudukan

Lebih terperinci

TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1

TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1 TINJAUAN HIDROLOGI DAN SEDIMENTASI DAS KALI BRANTAS HULU 1 Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I Jl. Surabaya 2 A, Malang Indonesia 65115 Telp. 62-341-551976, Fax. 62-341-551976 http://www.jasatirta1.go.id

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU 75 GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU Sumatera Barat dikenal sebagai salah satu propinsi yang masih memiliki tutupan hutan yang baik dan kaya akan sumberdaya air serta memiliki banyak sungai. Untuk kemudahan dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Konservasi Lahan Sub DAS Lesti Erni Yulianti PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG Erni Yulianti Dosen Teknik Pengairan FTSP ITN

Lebih terperinci

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG

2016 ANALISIS NERACA AIR (WATER BALANCE) PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) CIKAPUNDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Dalam melaksanakan kegiatannya, manusia selalu membutuhkan air bahkan untuk beberapa kegiatan air merupakan sumber utama.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003

Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003 LAMPIRAN 34 Lampiran 1. Curah Hujan DAS Citarum Hulu Tahun 2003 Bulan Cikapundung Citarik Cirasea Cisangkuy Ciwidey mm Januari 62,9 311 177 188,5 223,6 Februari 242,1 442 149 234 264 Maret 139,3 247 190

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa awal orde baru situasi dan keadaan ketersediaan pangan Indonesia sangat memprihatinkan, tidak ada pembangunan bidang pengairan yang berarti pada masa sebelumnya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan

I. PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahan merupakan salah satu faktor yang penting bagi kehidupan manusia. Lahan banyak digunakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, selain itu lahan

Lebih terperinci

BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU ( )

BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU ( ) BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU (1968-1998) Gambar 5. Pohon Tidur Tarsius di Cagar Alam Tangkoko 16 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara Foto : Giyarto BAB III PERIODE PEMERINTAHAN ORDE BARU

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI BAB I KONDISI FISIK A. GEOGRAFI Kabupaten Lombok Tengah dengan Kota Praya sebagai pusat pemerintahannya merupakan salah satu dari 10 (sepuluh) Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK i UCAPAN TERIMA KASIH ii DAFTAR ISI iii DAFTAR GAMBAR vi DAFTAR TABEL viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 2 1.3 Tujuan Penelitian 3 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010). BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Air juga merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kebutuhan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR

PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR PENGENDALIAN DAYA RUSAK AIR Oke, kali ini aku akan nge-jelasin tentang pengendalian daya rusak air, yang sumber asli dari UU No.7 th. 2004 tentang SUmber Daya Air. Semoga bermanfaat! tinggalkan komentar

Lebih terperinci

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.663, 2016 KEMENPU-PR. Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai. UPT. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PRT/M/2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan taraf muka air sungai dan membendung aliran sungai sehingga aliran sungai bisa bisa disadap dan

Lebih terperinci

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara

Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara DAFTAR PUSTAKA 92 Kiprah Kehutanan 50 Tahun Sulawesi Utara DAFTAR PUSTAKA Balai Penelitian Kehutanan Manado. 2014. Statistik Balai Penelitian Kehutanan Manado. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PRT/M/2016 TENTANG KRITERIA TIPOLOGI UNIT PELAKSANA TEKNIS

Lebih terperinci

Lampiran I. Paket Terimbas pada Pemasukan Dok PQ. Tanggal Pemasukan Dok PQ 1/21/ :59. No Nama Paket Nama Pokja

Lampiran I. Paket Terimbas pada Pemasukan Dok PQ. Tanggal Pemasukan Dok PQ 1/21/ :59. No Nama Paket Nama Pokja Lampiran I Paket Terimbas pada Pemasukan Dok PQ No Nama Paket Nama Pokja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Evaluasi Modul Pelatihan Keahlian Manajemen Pengendalian Pelatihan Penyusunan Mekanisme Seleksi

Lebih terperinci

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU

KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU KAJIAN HIDROLIK PADA BENDUNG SUMUR WATU, DAERAH IRIGASI SUMUR WATU INDRAMAYU Sih Andayani 1, Arif Andri Prasetyo 2, Dwi Yunita 3, Soekrasno 4 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air (SDA) bertujuan mewujudkan kemanfaatan sumberdaya air yang berkelanjutan untuk sebesar-besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Bendung Kaligending terletak melintang di Sungai Luk Ulo, dimana sungai ini merupakan salah satu sungai yang cukup besar potensinya dan perlu dikembangkan untuk dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah dalam usaha pertanian. Aliran air pada sungai atau rawa adalah sumber air yang dapat digunakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Letak dan Luas. Komponen fisik KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Letak dan Luas Daerah penelitian mencakup wilayah Sub DAS Kapuas Tengah yang terletak antara 1º10 LU 0 o 35 LS dan 109 o 45 111 o 11 BT, dengan luas daerah sekitar 1 640

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak 1. Luas DTA (Daerah Tangkapan Air) Opak Dari hasil pengukuran menggunakan aplikasi ArcGis 10.1 menunjukan bahwa luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2

GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 2 Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Bab 2 GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI Desain Pengamanan Pantai Pulau Karakelang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH ( DPA PPKD )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH ( DPA PPKD ) PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( ) TAHUN ANGGARAN 2015 NAMA FORMULIR 1 2.1 3.1 3.2 Ringkasan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Rincian Dokumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah memproyeksikan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010-2035. Proyeksi jumlah penduduk ini berdasarkan perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pengelolaan air di suatu daerah irigasi, kenyataannya seringkali terdapat pembagian air yang kurang sesuai kebutuhan air di petak-petak sawah. Pada petak yang

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI

BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI BAB III TINJAUAN DAERAH STUDI 3.1 DEFINISI WADUK Waduk merupakan salah satu sarana pemanfaatan sumber daya air yang mempunyai fungsi sebagai penyimpan dan penyedia air, baik sebagai bahan baku air bersih

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

BUKU SAKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2012

BUKU SAKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2012 BUKU SAKU PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2012 i UPTD 1. BALAI DATA, SURVEILANS DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN 2. BALAI PENUNJANG PELAYANAN KESEHATAN 3. BALAI KESEHATAN MATA MASYARAKAT 4.

Lebih terperinci

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH :

PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR KHAIRUL RAHMAN HARKO DISAMPAIKAN OLEH : PRESENTASI TUGAS AKHIR PERENCANAAN BENDUNG TETAP SEMARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK PROPINSI JAWA TIMUR DISAMPAIKAN OLEH : KHAIRUL RAHMAN HARKO PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persentasi uap air di udara semakin banyak uap air dapat diserap udara.

BAB I PENDAHULUAN. persentasi uap air di udara semakin banyak uap air dapat diserap udara. BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Air merupakan salah satu komponen penting untuk kehidupan semua makhluk hidup di bumi, air juga merupakan kebutuhan dasar manusian yang digunakan untuk kebutuhan minum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1)

BAB I PENDAHULUAN. 9 Tubuh Air Jumlah Sumber : Risdiyanto dkk. (2009, hlm.1) A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sub Daerah Aliran Sungai (Sub DAS) Cisangkuy merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum hulu yang terletak di Kabupaten Bandung, Sub DAS ini

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup daratan bagian pesisir timur Pulau Sumatera dan wilayah kepulauan,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan kondisi hidrologi DAS sebagai dampak perluasan lahan kawasan budidaya yang tidak terkendali tanpa memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air seringkali

Lebih terperinci

PENGERTIAN HIDROLOGI

PENGERTIAN HIDROLOGI PENGERTIAN HIDROLOGI Handout Hidrologi - Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T., 2009 1 Pengertian Hidrologi (Wikipedia Indonesia) Hidrologi (berasal dari Bahasa Yunani: Yδρoλoγια, Yδωρ+Λoγos, Hydrologia, "ilmu air")

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK No. 41/07/71/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 No.50/08/71/Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 5.451 TON, CABAI RAWIT SEBESAR 8.486 TON DAN BAWANG MERAH SEBESAR 1.242 TON

Lebih terperinci

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK

OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA. Hendra Kurniawan 1 ABSTRAK OPTIMALISASI PENGGUNAAN AIR IRIGASI DI DAERAH IRIGASI RENTANG KABUPATEN MAJALENGKA Hendra Kurniawan 1 1 Program Studi Magister Teknik Sipil, Universitas Trisakti, Jl. Kyai Tapa No. 1 Jakarta ABSTRAK Sesuai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated

IV. GAMBARAN UMUM. mempergunakan pendekatan one river basin, one plan, and one integrated IV. GAMBARAN UMUM A. Umum Dalam Pemenuhan kebutuhan sumber daya air yang terus meningkat diberbagai sektor di Provinsi Lampung diperlukan suatu pengelolaan sumber daya air terpadu yang berbasis wilayah

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan hidup yang sangat mendasar bagi makhluk hidup, namun hingga kini belum semua masyarakat mampu menikmatinya secara maksimal.

Lebih terperinci

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang MPS Kabupaten Bantaeng 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari negara-negara tetangga, apalagi dibandingkan dengan Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak

DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN. Oleh Yudo Asmoro, Abstrak DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WALANAE, SULAWESI SELATAN Oleh Yudo Asmoro, 0606071922 Abstrak Tujuan dari tulisan ini adalah untuk melihat pengaruh fisik dan sosial dalam mempengaruhi suatu daerah aliran sungai.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain :

BAB III METODOLOGI. Dalam pengumpulan data untuk mengevaluasi bendungan Ketro, dilakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait, antara lain : BAB III METODOLOGI 45 3.1. URAIAN UMUM Di dalam melaksanakan suatu penyelidikan maka, diperlukan data-data lapangan yang cukup lengkap. Data tersebut diperoleh dari hasil survey dan investigasi dari daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pengembangan sumber daya air merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang berbagai sektor pembangunan seperti pertanian, industri, penyediaan sumber energi disamping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) merupakan daerah tangkapan air (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Apabila lahan

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD ) DINAS PEKERJAAN UMUM TAHUN ANGGARAN 20 NAMA FORMULIR DPA SKPD DPA SKPD DPA SKPD 2. Ringkasan Dokumen

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id

Lebih terperinci

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS

2015 ZONASI TINGKAT BAHAYA EROSI DI KECAMATAN PANUMBANGAN, KABUPATEN CIAMIS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lahan merupakan tanah terbuka pada suatu daerah yang dapat menjadi salah satu faktor penentu kualitas lingkungan. Kondisi lahan pada suatu daerah akan mempengaruhi

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu. 25 IV. KONDISI UMUM 4.1 Letak dan luas DAS Cisadane segmen Hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane secara keseluruhan terletak antara 106º17-107º BT dan 6º02-6º54 LS. DAS Cisadane segmen hulu berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan I - 1

Bab 1 Pendahuluan I - 1 Bab 1 Pendahuluan I - 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air merupakan kebutuhan hidup yang sangat mendasar bagi makhluk hidup, namun hingga kini belum semua masyarakat mampu menikmatinya secara maksimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Azwar Wahirudin, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kebutuhan air untuk pertanian di Indonesia merupakan hal yang sangat penting, untuk tercapainya hasil panen yang di inginkan, yang merupakan salah satu program pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Solehudin, 2015 Kajian Tingkat Bahaya Erosi Permukaandi Sub Daerah Aliran Sungai Cirompang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Solehudin, 2015 Kajian Tingkat Bahaya Erosi Permukaandi Sub Daerah Aliran Sungai Cirompang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jumlah manusia yang menghuni permukaan bumi kian hari kian meningkat, tetapi kondisi tersebut berlaku sebaliknya dengan habitat hidup manusia, yaitu lahan.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Studi 1. Letak dan Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Jepara dan Daerah Tangkapan Hujan Waduk Way Jepara secara geografis terletak pada 105 o 35 50 BT

Lebih terperinci

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPPA SKPD ) PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN ( DPPA SKPD ) PPKD - HIBAH BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) TAHUN ANGGARAN 2013 DPPA SKPD DPPA SKPD 1 DPPA SKPD 2.1 DPPA SKPD

Lebih terperinci

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak

KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW. Abstrak KOMPARASI PEMBERIAN AIR IRIGASI DENGAN SISTIM CONTINOUS FLOW DAN INTERMITTEN FLOW Muhamad Taufik Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstrak Analisa dan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Bogor tercatat 11.850 Ha atau 0,27 persen dari luas Propinsi Jawa Barat. Secara administrasi, Kota Bogor terdiri dari 6 Kecamatan, yaitu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan seluas

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan seluas IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Luas dan Tata Guna Lahan Daerah Kabupaten Lampung Selatan mempunyai daerah daratan seluas 210.974 ha, dengan kantor Pusat Pemerintahan di Kota Kalianda, yang diresmikan

Lebih terperinci