Penyusunan Program BK berdasar KTSP
|
|
- Shinta Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 By: Asroful Kadafi
2 Penyusunan Program BK berdasar KTSP 1. Rambu-rambu penyusunan program BK berdasarkan KTSP a. Perencanaan Kegiatan 1)Perencanaan kegiatan pelayanan BK mengacu pada program tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan, dan mingguan. 2)Perencanaan kegiatan pelayanan BK harian yang merupakan jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masing-masing memuat: a) Sasaranlayanan/kegiatanpendukung b) Substansi layanan/kegiatan pendukung c) Jenis layanan/kegiatan pendukung serta alat bantu yang digunakan d) Pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan pihak-pihak yang teriibat e) Waktu dan tempat 3) Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor. 4) Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran. 5) Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseiing dalam satu minggu minimal ekuivalen dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/madrasah.
3 b. Pelaksanaan Kegiatan 1) Bersama pendidik dan personl sekolah/madrasah lainnya, konselor berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pengembangan diri yang bersifat rutin, insidental dan keteladanan. 2) Program pelayanan konseling yang direncanakan dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasaran, substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pihak-pihak yang terkait. 3) Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling a) Di dalam jam pembelajaran sekolah/madrasah: Kegiatan tatap muka secara klasikal dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumentasi, serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam kelas. Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua) jam per kelas perminggu dan dilaksanakan secara terjadwal. Kegiatan tidak tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan rumah, pemanfaatan kepustakaan, dan alihtangan kasus.
4 b) Di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah: Kegiatan tatap muka dengan peserta didik untuk menyelenggarakan layanan orientasi, konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling kelompok, dan mediasi, serta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luar kelas. Satu kali kegiatan layanan/pendukung konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam kelas. Kegiatan pelayanan konseling di luar jam pembelajaran sekolah/madrasah maksimum 50% dari seluruh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan sekolah/madrasah. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laporan pelaksanaan program (LAPELPROG). Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas dan di luar kelas setiap minggu diatur oleh konselor dengan persetujuan pimpinan sekolah/ madrasah. Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antarkelas dan antar jenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/madrasah.
5 c. Penilaian Kegiatan 1) Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui: Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung konseling untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis layanan dan atau kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui dampak layanan/kegiatan terhadap peserta didik. Penilaian jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau beberapa layanan dan kegiatan pendukung konseling diselenggarakan untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan dan atau kegiatan pendukung konseling terhadap peserta didik. 2) Penilaian proses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis terhadap keteriibatan unsur-unsur sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan. 3) Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG. 4) Hasil kegiatan pelayanan konseling secara keseluruhan dalam satu semester untuk setiap peserta didik dilaporkan secara kualitatif.
6 2. Langkah-langkah Penyusunan Program BK Berdasarkan KTSP a. Identifikasi Kebutuhan dan Permasalahan Siswa Mengacu pada pengembangan diri dalam KTSP bahwa beban tugas guru adalah 24 jam pelajaran per minggu, dan setiap satu layanan atau kegiatan BK ekivalen dengan 2 jam pelajaran, maka setiap minggu seorang konselor minimal harus menyelenggarakan 12 layanan dan atau kegiatan pendukung. Oleh karena itu, identifikasi kebutuhan dan permasalahan siswa paling tidak harus dapat menurunkan 12 layanan dan atau kegiatan per minggu. Apabila dalam satu tahun ada 36 minggu efektif maka diperlukan 12 layanan/pendukung dikalikan 36 yaitu 432 layanan dan atau pendukung
7 B. BIMBINGAN NO KEBUTUHAN / PERMASALAHAN J. LAYANAN KEG. PENDUKUNG PRIBADI Need Assesment *AI 1 Pertumbuhan dan perkembangan remaja yang INFO TKP HD meliputi: a. Fisik b. Psikis c. Sosial BKP KKP 2 Mengenal dan memahami karakteristik diri INFO PKO TKP sendiri 3 Mengenal dan memahami tentang kecerdasan INFO TKP emosi 4 Pengendalian diri INFO BKP TKP 5 Latar belakang keluarga: a. Tingkatan ekonomi KSIKP BKP KKP HD *KR lemah b. Broken Home c. Kurang mempematikan tumbuh kembang anakanaknya 6 Menghilangkan kebiasaan yang kurang baik INFO BKP 7 Mengelola perasaan iri/cemburu secara positif INFO BKP 1 Prestasi akademis di bawah kriteria ketuntasan KSI BKP KP HD *KK minimal (KKM) 2 Mempunyai kelompok belajar INFO PP BKP*APIN HD PKO
8 B. BIMBINGAN NO KEBUTUHAN / PERMASALAHAN J. LAYANAN K. PENDUKUNG BELAJAR 3 Mengetahui dan memahami kemampuan akademis din sendiri INFO PKO HD berdasarkan hasil rapot semester sebelumnya 4 Merencanakan target hasil belajar secara periodik INFO PKO HD 5 Mengembangkan kreatifitas INFO TKP 6 Bagaimana meraih sukses INFO TKP 7 Kurang motivasi belajar INFO KSI KP TKP SOSIAL 1 Beradaptasi dengan, a. Lingkungan kelas bam b. Peiajaran dengan ORIN INFO tingkat kesulitan yang lebih tinggi BKP 2 Mendapatkan teman duduk yang 'sesuai' PP HD 3 Mengenal dan memahami nilai-nilai kehidupan INFO BKP 4 Bersosialisai dengan lingkungan sesuai dengan norma-norma BKP KP yang berlaku 5 Berhubungan dengan lawan jenis (pacar) INFO BKP KP 6 Mengembangkan sikap toleransi INFO BKP KARIR 1 Mengenal dan memahami Bakat INFO PKO 2 Mengenal dan memahami Minat INFO PKO 3 Mengenal jenis sekolah lanjutan INFO PKO BKP 4 Mengenal berbagai jenis pekerjaan dan persyaratannya INFO 5 Merencanakan masa depan berdasarkan bakat, minat dan PKO lingkungannya
9 Catatan: Minggu efektif - Semester 1 = 22minggu Semester 2 = 14minggu + Jumlah = 36minggu Tugas Guru Pembimbing 1 minggu = 24 jam, ekuivalen dengan 12 layanan 1 tahun=36 minggu x 12 layanan, Jadi Jumlah layanan dalam 1 tahun adalah 432 layanan 432:4 kelas = 108 layanan/kelas (36 layanan klasikal di dalam kelas dan 72 layanan di luar kelas dengan format individual, lapangan, kelompok, dan khusus)
10 b. Menentukan Prioritas Layanan c. Menentukan dan memperhatikan situasi dan kondisi sekolah. d. Memperhatikan potensi konselor sekolah. e. Langkah selanjutnya adalah menyusun program bimbingan yang meliputi program tahunan, program semesteran, program bulanan, program mingguan dan harian
11 Penyusunan Program Berdasarkan PPBS Apabila penyusuan program bimbingan konseling berdasarkan konvensional (KTSP) dimulai dengan analisis kebutuhan siswa, maka penyusunan program bimbingan menurut PPBS dimulai dari belakang meja artinya penyusunan program didasarkan pada konsep kurikulum bimbingan dan konseling yang sudah dijabarkan dalam tujuan layanan bimbingan dan konseling yaitu tercapainya kemandirian dan perkembangan yang optimal. Adapun langkah-lankah penyusunan program menurut PPBS sebagai berikut: 1. Menentukan Kategori Program Utama (KPU). Penentuan Kategori Program Utama dijabarkan berdasarkan tujuan yang telah ditentukan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Secara eksplisit telah dikemukakan bahwa perkembangan yang optimal dapat diturunkan menjadi tujuan bimbingan yang mencakup 4 bidang yatiu pribadi, sosial, belajar, dan karir.
12 2. Menentukan Program Utama Misalnya saja dalam kategori porgram utama adalah pengembangan bimbingan pribadi maka program utamanya dapat berupa: a. penanaman sikap kebiasaan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, b. pengenalan dan pengembangan tentang kekuatan diri sendiri dan penyalurannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, baik dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun untuk peranannya di masa depan, c. pengenalan dan pemahaman tentang bakat dan minat pribadi serta penyaluran dan pengembangannya melalui kegiatan-kegiatan yang kreatif dan produktif, d. pengenalan dan pemahaman tentang kelemahan diri sendiri serta usaha-usaha penanggulangannya, e. Pengembangan kemampuan mengambil keputusan sederhana dan mengarahkan diri, dan f. perencanaan dan pemeliharaan hidup sehat.
13 3. Program Tugas utama adalah menentukan program apa saja yang dapat dilakukan agar semua rencana yang telah dicanangkan dapat terealisasi. Hal terpenting adalah apakah program yang disusun dapat memenuhi tercapainya program utama. 4. Target Target dapat dilihat dari seberapa peserta didik yang mendapat layanan, bagaimana perubahan sikap dan perilaku individu setelah memperoleh sejumlah layanan, dan lain-lain. 5. Jangka waktu Berdasarkan program dalam jangka waktu satu tahun, kemudian disusunlah program semesteran, bulanan, mingguan, dan akhirnya kegiatan. 6. Biaya Hal penting yang perlu diingat bahwa penyusunan anggaran biaya perlu memperlhatikan situasi dan kondisi keuangan sekolah.
14 Penyusunan Program Bimbingan dan konseling Komprehensif Dalam penyusunan program konvensional atau berdasarkan KTSP, need assesment hanya didasarkan pada assesment peserta didik, sedangkan dalam program bimbingan dan konseling komprehensif kegiatan asesmen mencakup keduanya yaitu need assesment peserta didik dan need assesment lingkungan.
15 Need assesment peserta didik adalah segala kebutuhan atau masalah yang ada pada peserta didik yang meliputi aspek fisik yaitu (kesehatan dan keberfungsian fisik), psikologis (kecerdasan, motivasi belajar, minat, sikap, dan kebiasaan belajar, kepribadian, sifat-sifat/karakteristik peserta didik), serta sosial yang antara lain berkaitan dengan hubungan sosial dalam keluarga, teman-teman. Need assesment lingkungan yaitu mengumpulkan berbagai kebutuhan atau keinginan dari lingkungan seperti harapan orang tua, sekolah, kemampuan konselor, sarana, dan prasarana pendukung layanan bimbingan dan konseling.
16 Langkah-langkah menyusun program Bimbingan dan Konseling komprehensif meliputi : a. mengkaji produk hukum yang berlaku, b. menyusun visi dan misi, c. bidang pengembangan, d. deskripsi kebutuhan, e. tujuan, f. komponen program, g. rencana operasional, h. pengembangan tema, i. pengembangan satuan layanan, j. evaluasi, dan k. beaya.
17 Mengkaji produk hukum yang ada (Undang-Undang No 20 tahun 2003) Indikator kompetensi harus searah dan sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu: a. beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, b. berakhlak mulia, c. memiliki pengetahuan dan keterampilan, d. memiliki kesehatan jasmani dan rohani, e. memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri, f. memiliki rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan,
18 Merumuskan visi, misi, dan tujuan bimbingan dan konseling. 1. Visi adalah pandangan kedepan tentang harapan/cita-cita yang ingin dicapai oleh aktivitas bimbingan dan konseling dalam kurun waktu tertentu. 2. Misi adalah penjabaran lebih operasional tentang visi atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh konselor dan tim untuk membantu tercapainya visi yang telah ditetapkan. 3. Sedangkan tujuan adalah merupakan seperangkat penguasaan kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum bimbingan dan konseling. Visi, misi, dan tujuan ini merupakan pedoman/arah yang harus dipatuhi oleh semua petugas bimbingan dan konseling sekolah agar program bimbingan dan konseling yang telah direncanakan dapat tercapai.
19 Langkah selanjutnya adalah menentukan bidang bimbingan dan konseling. Bidang bimbingan dan konseling meliputi 3 bidang yaitu: pengembangan pribadi-sosial, pengembangan akademik/belajar, dan pengembangan karir. Pengembangan ketiga bidang tersebut diarahkan pada pencapaian kompetensi yang sesuai dengan tugas-tugas perkembangan pribadi. Untuk itu fokus pengembangan diri dalam bimbingan dan konseling mencakup kompetensi: 1. self esteem, 2. motivasi berprestasi, 3. keterampilan pengambilan keputusan, 4. keterampilan komunikasi antar pribadi, 5. keterampilan pengentasan masalah, 6. penyadaran keragaman budaya, dan 7. perilaku bertanggungjawab.
20 Disamping itu fokus dalam perkembangan karir mencakup: a. fungsi agama bagi kehidupan, b. pemantapan pilihan program studi, c. keterampilan kerja profesional, d. kesiapan pribadi dalam menghadapi pekerjaan, e. perkembangan dunia kerja, f. iklim kehidupan dunia kerja, dan g. cara melamar pekerjaan. Dalam kehidupan sosial antara lain diberikan pemantapan agar memahami kasus-kasus seperti: a. kriminalitas, b. bahaya narkotika dan obat-obat terlarang, c. penyakit-penyakit masyarakat, dan d. Dampak pergaulan bebas.
21 Deskripsi kebutuhan, pada tahap ini konselor mengidentifikasi kebutuhan peserta didik dan kebutuhan lingkungan. Untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan peserta didik digunakan instrumen tugas perkembangan (ITP) yang dikembangkan dari konsep teoritis tugas perkembangan pada usia peserta didik. Sedangkan kebutuhan lingkungan (orang tua, guru, kepala sekolah, dan lain-lain) digunakan instrumen wawancara, angket, atau observasi. Hasil instrumen yang diberikan kemudian ditabulasi dan dianalisis untuk mengetahui dimana posisi perkembangan anak dibandingkan dengan kelompoknya. Aspek perkembangan yang berada di bawah rata-rata merupakan prioritas utama dalam pemberian layanan bimbingan dan konseling.
22 Penentuan tujuan, yaitu bahwa dalam penyusunan program bimbingan dan konseling diarahkan pada pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik (klien). Apabila dikelompokkan kompetensi yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. kompetensi yang terkait dengan perkembangan akademik yang meliputi memiliki sikap, pengetahuan dan ketrampilan untuk belajar di sekolah dan dalam kehidupannya, mempersiapkan diri untuk mempersiapkan studi lanjut dan persiapan hidup di masyarakat, dan pemahaman tentang hubungan antara penguasaan akademik dengan pengalaman hidup, 2. kompetensi yang terkait dengan perkembangan karir yang meliputi memperoleh pemahaman diri dan ketrampilan untuk menyesuaikan dengan dunia kerja dan pembuatan keputusan tentang karir, memperoleh strategi untuk mencapai karir dan memperoleh kepuasan dan kesuksesan dalam karir, memahami hubungan antara kualitas pribadi, pendidikan, dan latihan dengan dunia kerja, dan 3. kompetensi yang terkait dengan perkembangan pribadi-sosial yang mencakup, memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan hubungan antar pribadi untuk memahami diri dan hormat pada orang lain, membuat keputusan untuk mencapai tujuan, dan memperoleh keterampilan hidup dalam menghadapi kehidupannya.
23 Komponen program, artinya bahwa dalam menyusun program bimbingan dan konseling komprehensif hendaknya mencakup: 1. komponen kurikulum bimbingan atau layanan dasar, 2. komponen layanan responsif, 3. komponen layanan perencanaan individual, dan 4. komponen dukungan sistem
24 Rencana operasional merupakan rencana implementasi dari serangkaian program bimbingan yang telah disusun Rencana operaional dikembangkan dan dijabarkan berdasarkan perilaku yang telah diperoleh dari analisis tugas perkembangan dan sejumlah kompetensi yang harus dikuasai peserta didik (klien). Untuk itu perlu diperhatikan dan dipertimbangkan tentang/materi, kapan diberikan, insidental atau terus menerus, siapa yang akan memberikan, dimana dilakukan, bentuk layanan apa yang diberikan, tehnik dan strategi apa yang akan digunakan, layanan bersifat langsung atau tidak langsung, kesemuanya diperlukan kecermatan dalam penyusunan rencana operasional. Dalam rencana operasional juga disusun dalam bentuk agenda atau schedule yang berupa rencana tahunan, semesteran, bulanan, mingguan, dan harian.
25 Kegiatan berikutnya adalah mengembangkan tema yang akan diberikan kepada klien. Pengembangan tema ini didasarkan pada analisis kebutuhan, kompetensi yang akan dicapai. Hasil pengembangan tema berupa materi yang akan disampaikan dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling.
26 Langkah selanjutnya adalah mengembangkan tema menjadi satuan layanan. Dengan demikian satuan layanan adalah unit terkecil dari serangkaian program yang telah disusun. Pengembangan satuan layanan disesuaikan dengan siapa yang menjadi sasaran kegiatan, siapa yang memberikan, dimana diberikan dan waktu yang disediakan untuk satu layanan.
27 Rencana evaluasi yang diberikan hendaknya mencakup evaluasi proses, evaluasi hasil, dan evaluasi personil. Dalam evaluasi proses beberapa komponen yang hendaknya dinilai antara lain: 1. kesesuaian antara pelaksanaan dengan rancangan program, 2. tingkat partisipasi personil misalnya dalam pembagian siswa asuh, konferensi kasus, penanganan kasus, remedial teaching, dan lain-lain, 3. keberhasilan dan hambatan yang muncul selama aktivitas bimbingan dan konseling. Keberhasilan dapat dilihat dari tingkat kepuasan peserta didik, kepala sekolah, dan semua personil sekolah yang lain. Evaluasi keberhasilan pemberian layanan lebih banyak menggunakan penilaian segera (laiseg), pemahaman guru dan kepala sekolah tentang peran BK dan adanya kesesuaian antara program yang disusun dengan program yang berhasil dilaksanakan. 4. respon stakeholder (Kepala Sekolah, guru, orang tua) selama proses layanan bimbingan dan konseling.
28 Evaluasi hasil pelaksanaan bimbingan dan konseling sekolah yang dilaksanakan yaitu evaluasi laporan program, analisis, dan tindak lanjut yang dilaporkan ke kepala sekolah dan pengawas BK sebagai supervisi administrasi penilaian akhir semester atau akhir tahun (penilaian kinerja BK). Selain itu, evaluasi hasil yang selama ini dilaksanakan di sekolah yaitu dengan melihat adanya perubahan/peningkatan pada: 1. kualitas ketaqwaan kepada Tuhan YME (akhlak) peserta didik, 2. kualitas pemahaman, penerimaan, dan pengarahan diri peserta didik, 3. sikap dan kebiasaan belajar peserta didik, 4. sikap peserta didik terhadap layanan/program BK, 5. kualitas prestasi peserta didik, 6. kualitas kedisiplinan peserta didik, 7. kualitas sikap sosial peserta didik (empati, altruis, kooperatif, toleransi, den lain-lain).
29 Penilaian Personil adalah salah satu jenis penilaian yang sasarannya adalah kinerja guru pembimbing di sekolah. Dalam penilaian personil beberapa komponen yang perlu dinilai meliputi: 1. kemampuan dalam menjalin hubungan dengan pimpinan, 2. partisipasi konselor dengan berbagai pihak (stake holder), 3. perbaikan administrasi BK, 4. layanan langsung (80%) dan layanan tidak langsung (20%), 5. koordinasi dengan berbagai pihak yang terkait, 6. kepemimpinan konselor dalam menjalankan aktivitasnya dalam bimbingan dan konseling, dan 7. pelaksanaan layanan (layanan dasar, perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem).
30 Dalam setiap aktivitas apapun memerlukan biaya, demikian pula program bimbingan dan konseling, Biaya yang disusun hendaknya bersifat realistis, artinya sesuai dengan kebutuhan, dan hendaknya digunakan seefisien mungkin. Hal ini perlu disadari karena kondisi dan situasi masing-masing sekolah tidak sama sehingga penganggaran/pembiayaan sangat tergantung pada kebijakan kepala sekolah. Namun demikian apabila konselor mampu memberikan rincian penggunaan dana secara proporsional dan rasional tentunya kepala sekolah memberikan respon yang positif.
31 Berdasarkan pengamatan di lapangan belum semua guru pembimbing di sekolah yang telah menyusun program bimbingan konseling sesuai dengan tahap-tahap maupun teori penyusunan program. Namun satu hal yang perlu dicermati oleh guru pembimbing di sekolah bahwa dengan adanya program yang jelas maka personal di sekolah seperti kepala sekolah dan guru bidang studi lainnya akan memperoleh pencerahan dan keyakinan bahwa guru pembimbing adalah bukan pengangguran melainkan guru yang mempunyai program yang jelas sehingga pada gilirannya mereka akan secara sukarela mau bekerjasama untuk melaksanakan program bimbingan konseling di sekolah. Selanjutnya bila kerjasama telah terjalin maka keberadaan bimbingan konseling sekolah akan semakin diakui dan dihargai oleh semua pihak termasuk staf sekolah dan masyarakat.
32 Sumber: Sugiyo Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Semarang: Widya Karya
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH I. Struktur Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan
Lebih terperinciPANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI
PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Landasan Pengembangan Diri UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3 tentang tujuan pendidikan,
Lebih terperinciPANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Landasan Pengembangan Diri UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas: Pasal 1 butir 6 tentang pendidik, pasal 3 tentang tujuan pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN
BAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN 1. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak, pasal 9 ayat 1 menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
Lebih terperinciKONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling
KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
Lebih terperinciTUGAS PERKEMBANGAN SISWA VISI DAN MISI BIMBINGAN KONSELING
TUGAS PERKEMBANGAN SISWA 1. Mencapai kematangan dalam beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa 2. Mencapai kematangan pertumbuhan jasmani dan rohani yang sehat 3. Mencapai kematangan dalam hubungan
Lebih terperinciPROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi
PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING By: Asroful Kadafi Konsep Dasar Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan bimbingan dan konseling yang dirancang secara
Lebih terperinciBAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI
BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Program bimbingan dan konseling adalah satuan rencana kegiatan bimbingan dan konseling
Lebih terperinciBIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013
BIMBINGAN DAN KONSELING DAN PENELUSURAN MINAT DI SMP DALAM KURIKULUM 2013 Hak Cipta 2014 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Lebih terperinciBIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA
BIMBINGAN BELAJAR BAGI MAHASISWA Dra. Gantina Komalasari, M.Psi Email : gantina_komalasari@yahoo.com Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta I. Pendahaluan Meskipun
Lebih terperinciI.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Optimalisasi pelayanan bimbingan dan konseling perlu dilakukan sehingga pelayanan BK benar-benar memberikan kontribusi pada pencapaian visi, misi, dan tujuan
Lebih terperinciPENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1
PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi
Lebih terperinciMODEL DAN CONTOH PENGEMBANGAN DIRI SEKOLAH DASAR
MODEL DAN CONTOH PENGEMBANGAN DIRI SEKOLAH DASAR PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 ABSTRAK Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Lebih terperinciDAFTAR SISWA ASUH SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA. Guru Pembimbing : Drs. Bandono, MM.
Lampiran: 8 DAFTAR SISWA ASUH Tahun Pelajaran : 2006-2007 Kelas : I - A : No. urut No.Buku Pokok No. Kode *) Nama Siswa Asuh Keterangan *) Nomor Kode siswa membuat tahun pelajaran (2002), kelas I-A, dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar 2.1.1 Pengertian Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar Bimbingan dan Konseling di sekolah dasar adalah suatu bentuk penerapan Bimbingan
Lebih terperinciPROGRAM TAHUNAN LAYANAN BK KOMPREHENSIF SMA N I BANGUNTAPAN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017
PROGRAM TAHUNAN LAYANAN BK KOMPREHENSIF SMA N I BANGUNTAPAN TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 DAFTAR ISI Halaman Sampul Halaman Pengesahan Daftar Isi BAB I Pendahuluan A. Rasional B. Visi dan misi bimbingan dan
Lebih terperinciJURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JENJANG STRATA 1 (SARJANA : S1 )
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JENJANG STRATA 1 (SARJANA : S1 ) PANDUAN PRAKTIK LAPANGAN KONSLING PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH (PLKP-LS) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN
BAB I PENDAHULUAN A. LANDASAN 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 butir 6 yang mengemukakan bahwa konselor adalah pendidik, Pasal 3 bahwa pendidikan nasional
Lebih terperinciPERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN
PERTEMUAN 13 PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA JALUR PENDIDIKAN FORMAL RAMBU-RAMBU PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM JALUR PENDIDIKAN FORMAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN
Lebih terperinciDIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1
PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.
Lebih terperinciDIKLAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK GURU BK/KONSELOR SMP/MTs MODUL 2
DIKLAT IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 UNTUK GURU BK/KONSELOR SMP/MTs MODUL 2 PENGELOLAAN PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 KATA
Lebih terperinciPOKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) :
POKOK BAHASAN MATA - KULIAH BK PRIBADI SOSIAL (2 SKS) : 1. Konsep dasar bimbingan dan konseling pribadi - sosial : a. Keterkaitan diri dengan lingkungan sosial b. Pengertian BK pribadi- sosial c. Urgensi
Lebih terperinciLAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK)
LAYANAN KONSELING DI SEKOLAH (KONSEP & PRAKTIK) Pelayanan Pendidikan di Sekolah Administratif / Manajemen Pembelajaran Perkembangan individu yang optimal dan mandiri Konseling (Naskah Akademik ABKIN, 2007)
Lebih terperinciPENYUSUNAN PENYUSUN KTSP
PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional a Pendidikan d Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. 2002), hlm.22
BAB IV ANALISIS A. Optimalisasi manajemen layanan bimbingan dan konseling di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Pendidikan merupakan aset yang tidak akan ternilai bagi individu dan masyarakat, pendidikan
Lebih terperinciKONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING. By: Asroful Kadafi
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING By: Asroful Kadafi Kelima belas kekeliruan pemahaman itu adalah: 1. Bimbingan dan Konseling Disamakan atau Dipisahkan Sama Sekali dari Pendidikan 2. Menyamakan Pekerjaan
Lebih terperinciMODEL DAN CONTOH PENGEMBANGAN DIRI SEKOLAH MENENGAH ATAS
MODEL DAN CONTOH PENGEMBANGAN DIRI SEKOLAH MENENGAH ATAS PUSAT KURIKULUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN NASIONAL DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2007 ABSTRAK Dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Lebih terperinciMODEL PENGEMBANGAN DIRI
MODEL PENGEMBANGAN DIRI SD/MI/SDLB - SMP/MTs/SMPLB SMA/MA/SMALB/SMK PUSAT KURIKULUM, BALITBANG DEPDIKNAS Jl. Gunung Sahari Raya No. 4, Jakarta Pusat Telp. : (62-21)3804248,3453440,34834862 Fax. : (62-21)
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Program Bimbingan dan Konseling 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling Dalam melaksanakan kegiatan bimbingan konseling, guru bimbingan konseling harus berpanduan pada program
Lebih terperinciINSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING
INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Pengantar : Di bawah ini terdapat pernyataan - pernyataan yang berhubungan dengan penyelengaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Anda diminta untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang matang akan menciptakan generasi-generasi yang cerdas baik cerdas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan. Pendidikan yang dilaksanakan secara baik dan dikelola dengan perencanaan yang matang akan menciptakan
Lebih terperinciRESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING. #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor
Nama : Nella Andriyani NIM : 1002423 Kelas : Biologi B 2010 RESUME PRESENTASI KULIAH BIMBINGAN DAN KONSELING #1: Keterkaitan, Keunikan, Tugas Guru dan Konselor Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan
Lebih terperinciOleh : Sugiyatno, M.Pd
Oleh : Sugiyatno, M.Pd Dosen PPB/BK- FIP- UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Beriman
Lebih terperincieksperimen atau untuk menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan
BAB II PROGRAM BIMBINGAN KELOMPOK DAN KESIAPAN BERWIRAUSAHA A. Kesiapan Berwirausaha 1. Konsep Dasar Wirausaha Wirausaha merupakan inovator yang mampu memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang
Lebih terperinciPROGRAM SEMESTER GANJIL PELAYANAN KONSELING
PROGRAM SEMESTER GANJIL PELAYANAN KONSELING SEKOLAH : SMP NEGERI 2 TOLITOLI SEMESTER : I ( GANJIL ) KELAS : VIII ( DELAPAN ) Konselor : Muh.Nur Yasin,S.Pd.,M.M No Semester I ( Juli - Desember 2012 ) Bulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi individu. Secara filosofis dan historis pendidikan menggambarkan suatu proses yang melibatkan
Lebih terperinciVIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR
VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat pelayanan BK dari guru BK/Konselor sebelum pengamatan pembelajaran, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah pelayanan
Lebih terperinciPEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER
LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER I. PENDAHULUAN Pasal 3 Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciOLEH : H. Dedi Herdiana Hafid
PARADIGMA DAN MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING (BAHASAN BEBERAPA KOMPONEN) OLEH : H. Dedi Herdiana Hafid MAKNA PENGEMBANGAN DIRI Dalam KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pelajaran ) diungkapkan bahwa Pengembangan
Lebih terperinciINSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR
INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR NO TUGAS UTAMA DAN INDIKATOR KINERJA GURU BK/KONSELOR HASIL ANALISIS KAJIAN ATAU KESIMPULAN DARI DATA/BUKTI-BUKTI/DOKUMEN DAN/ATAU CATATAN HASIL PENGAMATAN
Lebih terperinciBimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Rasional, Tujuan, dan Permasalahan
Bimbingan Konseling dalam Pembelajaran Berbasis Kompetensi Rasional, Tujuan, dan Permasalahan Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Dengan Dosen Pengampu Dr. Sutarno, M.Pd DI
Lebih terperinciI. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak
I. ANALISIS KEBUTUHAN A. RASIONAL Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penerapan program Bimbingan dan Konseling di sekolah bukan hanya terletak pada atau tidaknya landasan hukum (perundang-undangan).
Lebih terperinciKata Kunci: Bimbingan Konseling, Manajemen Berbasis sekolah
PERANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR Oleh: G. Rohastono Ajie FIP IKIP PGRI SEMARANG Abstrak Sekolah Dasar yang selanjutnya dipaparkan dengan singkatan SD adalah
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA/MA.. TP.2009/2010
LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA/MA.. TP.2009/2010 119 OLEH: KONSELOR SEKOLAH: NIP.. SMA / MA.. KAB.PROVINSI.. 2009 120 DAFTAR SISWA ASUH SEKOLAH :..... TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciPENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi
PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan
Lebih terperinciMODUL DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK/KONSELOR SMP/MTs IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013
MODUL DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU BK/KONSELOR SMP/MTs IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM KURIKULUM 2013 PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Bimbingan Konseling yang dilaksanakan atau dipraktekan sebagai upaya untuk membantu individu-individu yang memerlukan bantuan diperlukan adanya berbagai persiapan-persiapan
Lebih terperinciSigit Sanyata
#6 Sigit Sanyata sanyatasigit@uny.ac.id School guidance curriculum Individual student planning Responsive servise System support proses pemberian bantuan kepada seluruh konseli penyiapan pengalaman terstruktur
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan
Lebih terperinciARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK)
ARAH PENGEMBANGAN MATERI KURIKULUM : Program Pendidikan Sarjana (S-1) BK Program Pendidikan Profesi Konselor (PPK) PENGANTAR Perkembangan dunia di tanah air mendapat momentum yang amat menentukan, yaitu
Lebih terperinciKemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah k
FOKUS LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Dr. Suherman, M.Pd. Kemandirian sebagai tujuan Bimbingan dan Konseling Kompetensi peserta didik yang harus dikembangkan melalui pelayanan bimbingan dan konseling adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan media dalam membangun kecerdasan dan kepribadian anak atau peserta didik menjadi manusia yang lebih baik. Oleh karena itu, pendidikan secara terus
Lebih terperinciKTSP DAN IMPLEMENTASINYA
KTSP DAN IMPLEMENTASINYA Disampaikan pada WORKSHOP KURIKULUM KTSP SMA MUHAMMADIYAH PAKEM, SLEMAN, YOGYAKARTA Tanggal 4-5 Agustus 2006 Oleh : Drs. Marsigit MA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA KTSP DAN
Lebih terperinciPEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA
PEDOMAN BIMBINGAN DAN KONSELING MAHASISWA AKADEMI KEBIDANAN HARAPAN MULYA PONOROGO Jl. Batoro Katong No. 30 Ponorogo Jawa Timur. Telp/Fax: (0352) 489171 Web: akbidharapanmulya.ac Email : akbidharapanmulya@gmail.com
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 1 UNGARAN Disusun oleh Nama : Cahya Dewi Rizkiwati NIM : 1301409045 Jurusan : Bimbingan dan Konseling FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013 Disusun oleh: NUR IDA FARIDA 1301409034 Bimbingan dan Konseling, S1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling
BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan
Lebih terperinciKOMPETENSI KONSELOR. Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani
KOMPETENSI KONSELOR Kompetensi Konselor Sub Kompetensi Konselor A. Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani 1. Menghargai dan menjunjung tinggi 1.1. Mengaplikasikan pandangan positif nilai-nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggulangi perilaku kenakalan peserta didik serta membina peserta didik untuk berakhlakul karimah.
BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern, kehadiran bimbingan konseling Islami telah menjadi wawasan baru dalam perkembangan keilmuan bimbingan dan konseling di sekolah ataupun di madrasah.
Lebih terperinciSebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta
Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistim sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama
Lebih terperinciBimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd
Bimbingan Dan Konseling (Guidance & Counseling) Sugiyatno, M.Pd sugiyatno@uny.ac.id Sugiyatno. MPd Jln. Kaliurang 17 Ds. Balong, Pakembinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta Hp. 08156009227 Isi Layanan Bimbingan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG
BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan tugas Negara yang amat penting. pembukaan UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia 1945, yaitu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar yang sengaja (terkontrol, terencana dengan sadar dan secara sistematis) diberikan kepada anak didik oleh pendidik agar anak didik dapat
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna, secara fitrah manusia telah dibekali potensi untuk tumbuh dan berkembang serta mempunyai kecenderungan
Lebih terperinciTRILOGI PROFESI KONSELOR DAN PENGELOLAAN BERBASIS KINERJA
TRILOGI PROFESI KONSELOR DAN PENGELOLAAN BERBASIS KINERJA Oleh: Prayitno A. Trilogi Profesi Pendidik Di awal abad ke-21 ini dunia pendidikan di Indonesia mulai memasuki era profesional. Hal ini ditandai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 P E N D A H U L U A N
BAB 1 P E N D A H U L U A N Program Bimbingan Konseling merupakan acuan dasar untuk pelaksanaan kegiatan satuan layanan bimbingan konseling. Perencanaan ini dibuat bersama oleh personil sekolah yang terkait
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam hidupnya didunia ini. Pendidikan sangat berperan dalam upaya menjamin kelangsungan hidup
Lebih terperinciDAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2
DAFTAR HADIR A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN
Lebih terperinciAnnisa Restu Purwanti, 2015 MANAJEMEN PEMBINAAN PESERTA DIDIK FULL DAY SCHOOL
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil suatu kesimpulan berikut : manajemen pembinaan peserta didik di SDIT
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Berikut dikemukakan landasan teori tentang pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dasar. 2.1 Pengertian Program Bimbingan Menurut pendapat Hotch dan Costor (dalam
Lebih terperinciBERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA
BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA Myrick, 1993. (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Pendekatan
Lebih terperinciPENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI
PENGERTIAN PENGEMBANGAN DIRI Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir; melalui proses pembiasaan, pemahaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Landasan Pemikiran Diagnosis dan Pemecahan Kesulitan Belajar Proses pembelajaran adalah merupakan salah satu strategi untuk mentransfer pengetahuan (kebudayaan) dari guru ke sipembelajar.
Lebih terperinciPARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM
ARTIKEL ILMIAH PARTISIPASI GURU BIDANG STUDY DALAM KEGIATAN PENDUKUNG BIMBINGAN KONSELING DI SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI OLEH : ELA WULANDARI ERA1D010125 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian,
1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan inti dan arah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian,
Lebih terperinciPENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING AMIN BUDIAMIN. Oleh JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI
PENILAIAN KINERJA BIMBINGAN DAN KONSELING Oleh AMIN BUDIAMIN JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UPI Penilaian kinerja bagian dari penilaian alternatif. Berkembang tahun
Lebih terperinciMATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciSebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta
Sebuah Rekonseptualisasi Yang Dilatarbelakangi Oleh Sebuah Fakta 1. BK Komprehensif muncul berdasar evaluasi thp sistem sebelumnya 2. Sistem yang lama berorientasi tradisional/konselor 3. Sistim yang lama
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. analisis dikemukakan oleh Miles dan Huberman. Analisis data kualitatif dilakukan
BAB V PEMBAHASAN Dalam bab ini dibahas dan dianalisa semua hasil temuan yang disajikan pada bab sebelumnya. Dalam menganalisis hasil temuan penulis menggunakan analisis dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Bab satu memaparkan latar belakang masalah pembahasan masalah, identifikasi masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, metode penelitian,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling unik di dunia. Sifat individualitas manusia memunculkan perbedaan karakter antara satu dengan yang lainnya. Tidak hanya seseorang
Lebih terperinciKTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
KTSP KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Pengertian kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap-tahap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bimbingan dan konseling sangat berperan penting dalam dunia pendidikan, karena tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu untuk mengembangkan diri secara
Lebih terperinciMENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd
MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan
Lebih terperinciKISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH
Manajerial Menyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan perencanaan Memimpin dalam rangka pendayagunaan sumber daya secara optimal Menciptakan budaya dan iklim yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Masalah Sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menggariskan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 1 SEMARANG
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Eka Pratiwi Wijiasih NIM : 1301408012 Program studi : Bimbingan dan Konseling FAKULTAS ILMU PENDIDIKANN UNIVERSITAS NEGERI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni:
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Pendidikan di Indonesia dewasa ini mengemban tugas menghasilkan sumber daya insani bermutu, seperti yang tercantum dalam UU RI No. 20 tahun
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 CIKANDE
BAB II GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 CIKANDE A. Profil SMP Negeri 1 Cikande 1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Cikande SMP Negeri 1 Cikande berdiri sejak tahun 1967, merupakan pengembangan sekolah baru dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Pendidikan adalah proses melatih daya-daya jiwa seperti pikiran, ingatan, perasaan, baik untuk memahami realitas, nilai-nilai dan kebenaran, maupun sebagai warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran guru sangat strategis pada kegiatan pendidikan formal, non formal maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara pendidik dengan
Lebih terperinciKURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) 1. APA YANG DIMAKSUD DENGAN KTSP? 2. MENGAPA MUNCUL KTSP? Dra. Masitoh, M.Pd. 3. BAGAIMANA MENGEMBANGKAN KTSP? PENGERTIAN KTSP KTSP adalah kurikulum operasional
Lebih terperinciPERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
PERENCANAAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1. Tugas Perkembangan 1 : Memantapkan nilai dan cara bertingkah laku yang dapat diterima dalam kehidupan yang lebih luas 2. Rumusan Kompetensi : Memahami
Lebih terperinciPERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
PERATURAN AKADEMIK SMAN 1 KENDARI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Peraturan akademik merupakan peraturan yang mengatur persyaratan kehadiran, ketentuan ulangan, remidial, kenaikkan kelas, kelulusan, dan
Lebih terperinci