Prosedur Operasi Standar untuk kesejahteraan ternak Australia selama transportasi darat jarak jauh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosedur Operasi Standar untuk kesejahteraan ternak Australia selama transportasi darat jarak jauh"

Transkripsi

1 1 Prosedur Operasi Standar untuk kesejahteraan ternak Australia selama transportasi darat jarak jauh Manual ini menguraikan dengan singkat cara menggunakan Prosedur Operasi Standar (POS) untuk menjaga kesejahteraan hewan selama transportasi darat jarak jauh. Transportasi jarak jauh di Indonesia diartikan secara umum sebagai perjalanan yang tidak dapat ditempuh kurang dari 48 jam. Manual memberikan gambaran umum proses transportasi dan mencantumkan hasil kesejahteraan hewan yang diharapkan. Persyaratan standar Organisasi Kelayakan Hewan Dunia (OIE, Office International des Epizooties) dicakup di bab ini dan di sepanjang masing-masing POS. Manual ini meliputi satu pengantar dan empat prosedur operasi standar yang terkait dengan penanganan ternak Australia selama transportasi jarak jauh. POS ini dapat digunakan ketika mengangkut ternak untuk jarak berapa pun, namun juga berisi persyaratan tambahan bagi fasilitas pemberhentian peristirahatan serta penyediaan makanan dan air bila waktu tempuh total akan mengakibatkan hewan tidak bisa memperoleh air selama 48 jam.

2 2 Isi POS 1: Persiapan untuk transportasi darat jarak jauh POS ini membahas perencanaan perjalanan dan persiapan ternak untuk transportasi jarak jauh. Perencanaan perjalanan yang baik adalah sebuah faktor utama yang memengaruhi kesejahteraan hewan. Prosedur membahas proses-proses berikut: 1. Perencanaan perjalanan dan pemberhentian peristirahatan 2. Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk transportasi 3. Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk 3. Persyaratan kepadatan muatan 4. Prosedur darurat POS 2: Pemeriksaan ternak terhadap kelayakan untuk transportasi Karena alasan kesejahteraan dan kebersihan, hewan harus layak untuk perjalanan. POS ini membahas pemeriksaan ternak, oleh orang yang kompeten, terhadap kelayakan untuk transportasi. Prosedur membahas proses-proses berikut: 1. Proses pemeriksaan 2. Penanganan ternak ambruk (downer) 3. Metode penyembelihan yang manusiawi POS 3: Penanganan hewan selama bongkar muat Ternak harus ditangani dengan baik untuk meraih kesejahteraan hewan dan kualitas daging yang bagus. Penting bagi petugas pengurus ternak untuk memahami perilaku hewan dan prinsipprinsip dasar penanganan hewan rendah stres. POS ini membahas bongkar muat ternak. Proses-proses berikut dicakup di bagian ini: 1. Rancangan dan perawatan fasilitas bongkar muat 2. Menggiring dan memisahkan ternak 3. Penggunaan alat penghalau (talker) ternak

3 3 POS 4: Penanganan hewan selama perjalanan dan pemberhentian peristirahatan POS ini membahas prosedur yang terkait dengan proses transportasi sebenarnya, seperti mempertahankan kondisi transportasi yang optimal dan menyertakan masa istirahat untuk perjalanan berwaktu tempuh panjang. 1. Mengelola waktu tempuh dan mempertahankan kondisi transportasi yang optimal 2. Fasilitas pemberhentian peristirahatan 3. Penyediaan pakan dan air selama masa istirahat

4 4 POS 1: PERSIAPAN UNTUK PENGANGKUTAN DARAT JARAK JAUH Butir-Butir Pokok Perencanaan perjalanan dan pemberhentian peristirahatan Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk transportasi Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk Persyaratan kepadatan muatan Prosedur darurat 1.1 Perencanaan perjalanan dan pemberhentian peristirahatan 1) Periksalah bahwa rencana sudah dibuat untuk perjalanan yang diusulkan. Rencana ini harus mencakup rencana pemuatan, waktu tempuh perjalanan, jalur yang digunakan, dan tempat pemberhentian peristirahatan. Pemberhentian peristirahatan diperlukan bila perjalanan mungkin mengakibatkan hewan tidak mendapat air sampai selama 48 jam. Sebelum perjalanan dimulai, rencana harus dibuat mengenai pilihan kendaraan dan kerapatan muatan. Rencana harus disusun untuk mengatasi keadaan darurat, misalnya: Tindakan yang harus diambil bila cuaca buruk Perawatan hewan selama perjalanan Tindakan yang harus diambil bila ada kecelakaan lalu lintas Menangani penundaan yang tidak terduga 2) Pastikan bahwa ada komunikasi dengan pengelola fasilitas pemberhentian peristirahatan, atau petugas kesejahteraan hewan di fasilitas itu, untuk memastikan

5 5 bahwa tersedia tempat untuk menurunkan dan mengistirahatkan hewan. 3) Sediakan data kontak lokasi penggemukan dan, bilamana tepat, fasilitas pemberhentian peristirahatan, kepada sopir. Memelihara sebuah buku catatan perjalanan akan berfaedah bagi sopir kendaraan ternak. Buku catatan ini harus digunakan untuk mencatat kondisi hewan ketika dimuat, waktu keberangkatan, waktu istirahat, dan waktu kedatangan. 4) Periksalah bahwa jumlah hewan yang diangkut dan ketersediaan ruang relatif (kepadatan muatan) telah ditentukan sebelum pemuatan dimulai. 5) Selama proses perencanaan perjalanan, pemeriksaan dan pastikan bahwa semua fasilitas bongkar muat tidak akan menyebabkan cedera pada hewan. 6) Singkirkan setiap gangguan dari fasilitas bongkar muat yang dapat menyebabkan hewan berhenti, enggan maju, atau berbalik. 7) Jika fasilitas bisa menyebabkan cedera, hewan harus dimuat/diturunkan di tempat lain atau kerusakan diperbaiki sebelum bongkar muat. Periksalah lantai terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan hewan terjatuh. Kerusakan rel dan panel logam dapat menyebabkan cedera pada ternak.

6 6 8) Waktu truk datang untuk memuat harus direncanakan seakurat mungkin, agar perjalanan dimulai sesegera mungkin. Di cuaca panas, perjalanan harus direncanakan untuk menurunkan risiko stres panas. Hal ini dapat mencakup pemuatan dan transportasi ternak di waktu yang lebih sejuk, terus menjalankan kendaraan, dan menyediakan naungan. 9) Untuk transportasi jarak jauh, sediakan pakan dan air hingga ke titik pemuatan.

7 7 1.2 Penempatan ternak di kelompok yang tepat untuk transportasi 1) Cobalah mempertahankan hewan di kelompok sosialnya kapan saja mungkin. Campurkan hewan yang bertanduk dan yang tidak hanya jika saling serasi (misalnya, pernah diangkut bersama sebelumnya tanpa masalah yang berarti). Mencampur berbagai kelompok hewan dapat menyebabkan saling serang dan berakibat pada kualitas daging yang buruk. 2) Untuk transportasi jarak jauh, misalnya, perjalanan lebih dari 30 jam, hanya hewan yang paling layak di kelompoknya yang boleh dipilih. 3) Pemilihan juga harus memperhitungkan hewan yang paling cocok untuk kondisi iklim yang mungkin akan dialami selama perjalanan. 4) Pastikan bahwa hewan yang telah dipilih untuk transportasi adalah layak untuk perjalanan. Bacalah dokumen MLA Layakkah untuk diangkut? 5) Pastikan bahwa prosedur dan dokumentasi yang benar tersedia untuk menjaga keterlacakan kelompok sepanjang proses transportasi, yang mencakup waktu pemberhentian peristirahatan. Harus ada catatan mengenai waktu terakhir ternak mendapat air. 6) Begitu ternak yang akan diangkut telah dipilih, harus ada pemeriksaan akhir terhadap kelayakan untuk perjalanan. Hal ini harus dilakukan sesuai dengan petunjuk di POS 2. Hewan bertanduk dan tidak bertanduk boleh diangkut di dalam kelompok yang sama hanya jika pernah berhasil diangkut bersama.

8 8 Sebuah masa istirahat pra-transportasi disarankan demi sebaikbaik kesejahteraan ternak, untuk memungkinkan hewan memperoleh air sebelum transportasi jarak jauh (pastikan bahwa masa maksimum puasa minum tidak terlampaui). Masa istirahat minimum yang dapat diterima adalah sekitar empat jam akses ke air dengan ruang berbaring dan beristirahat. Pakan mungkin juga disediakan selama masa ini jika dianggap perlu.

9 9 1.3 Rancangan, pemeliharaan, dan pemeriksaan truk 1) Pastikan bahwa truk yang digunakan cocok untuk ternak dan dirancang untuk meminimalkan peluang hewan kabur. 2) Periksa truk ternak terhadap setiap tanda kerusakan dan aus yang dapat melukai hewan dan laporkan kerusakan yang mencolok kepada sopir truk atau pengawas. 3) Berikan petunjuk bahwa setiap perbaikan terhadap truk yang rusak harus selesai sebelum truk digunakan kembali untuk mengangkut ternak. Daftar pemeriksaan truk harus mencakup pemeriksaan terhadap kerusakan, antara lain ban yang gundul dan terkikis. Truk harus juga diperiksa terhadap kelaikan mekanis sebelum mengangkut ternak. Truk yang kurang terawat dapat menyebabkan kerusakan dan penundaan. Hanya truk yang paling terawat yang boleh digunakan untuk transportasi ternak jarak jauh. Buku catatan perawatan atau catatan servis harus disimpan untuk kendaraan ini. 4) Periksalah bahwa kendaraan dan bak truk ternak dalam keadaan bersih sebelum ternak dimuat. Hal ini akan meminimalkan kemungkinan penyebaran penyakit menular selama transportasi. 5) Periksalah bahwa rel samping dirancang dan dirawat untuk mencegah hewan dari menyusupkan kepala dan kaki ke sela-selanya. 6) Periksalah bahwa lantai truk kesat atau anti-selip (walau saat basah) dan untuk transportasi jarak jauh, tersedia

10 10 bahan alas tidur yang cocok untuk membantu menyerap kotoran dan air kencing. 7) Pastikan bahwa lapisan sisi dalam kendaraan pengangkut mulus dan terawat baik, guna mengurangi risiko dari bagian penonjolan dan terjadinya memar. 8) Periksalah bahwa semua pintu palka serta kait bak truk ternak dan gerbang tidak menonjol ke jalur lintas hewan karena hal ini dapat menyebabkan cedera. 9) Periksalah bahwa ketika kendaraan berjalan, asap buangannya tidak mencemari bak truk ternak secara mencolok. Kerusakan pada truk dapat mencakup: Lubang di lantai Tonjolan logam yang tajam Kerusakan sekat/tangga atau pintu bak. Ban gundul/terkikis Bak truk ternak rapuh/tidak stabil Hematoma panggul dapat disebabkan oleh kait yang menonjol di jalur ternak. Membuat daftar pemeriksaan yang dapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan truk akan bermanfaat dalam hal ini.

11 Persyaratan kepadatan muatan PEDOMAN OIE Bila berdiri, hewan harus memiliki ruang yang cukup untuk mencapai posisi seimbang dengan selayaknya. Bila berbaring, semua hewan harus bisa mengambil sikap berbaring yang normal, tanpa saling bertumpuk. 1) Tentukan jumlah ternak yang harus diangkut kendaraan sebelum memuatnya. Hal ini harus menjadi bagian dari rencana perjalanan (Bagian 1.1). 2) Kurung ternak dengan cukup padat sehingga dapat saling memberikan topangan fisik selama transportasi. Kerapatan muatan harus membuat hewan bisa saling menopang selama perjalanan. Kerapatan muatan untuk ternak harus sedemikian sehingga ternak mempunyai ruang untuk berbaring (persyaratan OIE). Tetapi, ternak akan sering berdiri di sebagian besar perjalanan, khususnya jika kondisi jalan buruk atau banyak pengereman tajam dilakukan. 3) Periksalah bahwa bobot hidup ternak yang dimuat tidak berselisih lebih dari 50 kg terhadap bobot rata-rata di kandang. 4) Pertimbangkan penggunaan sekat untuk membagi kelompok ternak guna meminimalkan risiko cedera akibat gerakan maju dan mundur. 5) Jika digunakan, sekat harus tertutup selama transportasi untuk memastikan kepadatan ternak tersebar merata. Bila tidak digunakan, sekat harus disimpan untuk mencegah kemungkinan cedera pada ternak.

12 12 Kepadatan ternak yang lebih tinggi daripada yang terlihat di lokasi penggemukan mungkin dibutuhkan untuk mencegah cedera selama transportasi darat. 6) Jika truk bertingkat atau beratap digunakan, pastikan bahwa hewan bisa mengambil posisi berdiri yang alami tanpa kepalanya menyentuh lantai atas atau atap. Persyaratan kepadatan muatan harus memperhitungkan: Spesies dan kelas ternak Ukuran dan kondisi tubuh (yang mencakup ketebalan bulu) Adanya tanduk Kemungkinan kondisi iklim selama perjalanan Sifat dan lama perjalanan Kondisi jalan Desain dan kondisi bak truk ternak Penyediaan bahan alas tidur 1.5 Prosedur darurat 1) Periksalah bahwa petugas yang bersangkutan memahami prosedur keadaan darurat. Prosedur ini harus mencakup tindakan untuk: a. Kendaraan mogok dan penundaan tidak terduga b. Hewan kabur c. Penyembelihan yang manusiawi 2) Petunjuk kerja yang tepat harus diikuti sehubungan dengan hal-hal di atas.

13 13 3) Jika terjadi penundaan yang tidak terduga, misalnya kendaraan mogok, sopir harus berupaya menghubungi lokasi penggemukan atau fasilitas pemberhentian peristirahatan (bilamana tepat). Jika mungkin, air harus disediakan untuk ternak apabila waktu total di kendaraan bisa melampaui 48 jam sebelum ternak dapat diturunkan dan diistirahatkan. 4) Jika dibutuhkan penyembelihan yang manusiawi, ikuti petunjuk terinci di Bagian 2.3.

14 14 POS 2: PEMERIKSAANTERNAK TERHADAP KEBUGARAN UNTUK PENGANGKUTAN Tujuan Utama Proses pemeriksaan Kriteria untuk pemeriksaan Penanganan ternak ambruk (downer) Penyembelihan darurat 2.1 Proses pemeriksaan Bahwa hewan layak untuk perjalanan yang dimaksudkan dan harus tetap cukup layak sepanjang perjalanan adalah dua hal yang penting diperhatikan. Petugas yang menilai kelayakan harus terbiasa dengan ternak dan mampu menilai tanda-tanda kelayakan yang baik. Periksa seluruh kelompok sebelum pemilihan untuk diangkut. PEDOMAN OIE Hewan yang tidak layak untuk perjalanan mencakup, namun mungkin tidak terbatas kepada, yang: sakit, terluka, lemah, lumpuh, atau kelelahan tidak bisa berdiri tanpa dibantu atau tidak bisa menopang badan dengan semua kakinya buta di kedua matanya tidak bisa bergerak tanpa memperparah penderitaannya baru lahir dengan pusar belum sembuh bunting di 10% terakhir masa mengandung di waktu pemuatan yang direncanakan betina yang diangkut tanpa anak yang baru beranak 48 jam sebelumnya dengan kondisi tubuh yang akan memperburuk kesejahteraannya akibat kondisi iklim

15 15 1) Bekerjalah sebagai tim untuk menggiring dan memisahkan ternak bagi keperluan pemeriksaan, dengan memastikan bahwa setiap orang paham akan tanggung jawabnya. 2) Ikutilah pedoman penanganan hewan yang digariskan di POS 3. PEDOMAN OIE Prosedur yang menyakitkan tidak boleh digunakan untuk menggiring hewan. Hal ini mencakup: memecut, memuntir ekor, menggunakan kekang hidung, tekanan pada mata, telinga atau alat kelamin luar, atau menggunakan angkus atau bantuan lainnya yang menyebabkan nyeri dan kesakitan (antara lain pentungan besar, pentungan berujung tajam, batang pipa logam, kawat pagar, atau sabuk kulit yang berat). 3) Ketika hewan sedang ditangani selama pemeriksaan ternak, penting untuk tidak mengejar hewan yang sendirian, atau membuat hewan terkucil dari kelompoknya. Selalu giring dua hewan terakhir di kandang bersama-sama. Hindari meninggalkan seekor hewan di dalam kandang. 4) Periksa hewan bersama-sama sebagai kelompok. Perhatikan setiap hewan yang berperangai berbeda dengan mayoritas.

16 16 Adakah hewan yang berperangai berbeda dengan yang lainnya? Adakah ada tanda-tanda sakit dan/atau cedera yang mencolok? Apakah ternak memamah biak? Apakah ternak bersih atau adakah tumpukan kotoran pada bulunya? Apakah ternak berdiri atau berbaring? Apakah hewan batuk-batuk? Adakah tanda-tanda stres panas? 5) Periksalah setiap sapi. Perhatikan kaki hewan dan amati cara berjalannya. Catat dan laporkan setiap tanda kepincangan. Saat memeriksa kaki hewan, perhatikan tanda-tanda pembengkakan yang kasatmata Adakah cedera apa pun yang terlihat? Amati seluruh punggung ternak untuk mencari tanda-tanda bahu atau panggul terbungkuk Amati kaki hewan untuk mendeteksi hewan yang berdiri dengan kaki setengah meregang Periksa cara jalan ternak. Pincangkah jalannya? Bisakah ia menahan badannya dengan empat kaki? 6) Periksa mata hewan. Pisahkan setiap hewan yang buta kedua matanya. Hewan ini tidak boleh dimuat untuk diangkut. Hewan yang buta kedua matanya tidak boleh dimuat untuk diangkut.

17 17 Perhatikan radang selaput mata sebagaimana yang ditandai oleh mata berair/keruh dan/atau noda pada pipi. Catat dan laporkan setiap radang selaput mata. 7) Jangan angkut ternak yang bunting untuk disembelih. 8) Bila ternak dipindahkan ke penyembelihan, pilih hanya hewan yang dianggap cocok. Hewan-hewan ini harus dipilih sebelum dimuat untuk meminimalkan waktu tempuh yang dihabiskan ternak di dalam truk. 9) Jika ada keraguan terhadap kelayakan untuk perjalanan, bicaralah dengan petugas kesejahteraan hewan atau dokter bedah hewan. 10) Jangan angkut hewan yang tidak dianggap layak untuk perjalanan kecuali atas nasihat khusus dari dokter hewan. Hewan yang tidak layak tidak boleh diangkut, antara lain hewan yang tidak mampu berdiri di keempat kaki dan yang buta kedua matanya. 2.2 Penanganan ternak ambruk (downer) 1) Ternak ambruk (downer, hewan yang tidak bisa berjalan atau berdiri) memiliki kebutuhan khusus sehubungan dengan penanganan dan pengangkutannya. 2) Amati saksama hewan saat bongkar muat untuk memeriksa terhadap cedera. Hewan yang terluka tidak boleh diangkut; jika kelayakan untuk perjalanan meragukan, bicaralah dengan dokter hewan.

18 18 3) Jika hewan terluka selama transportasi dan tidak dapat diturunkan tanpa memperparah nyeri dan stresnya, turunkan lebih dulu ternak yang layak, dengan setenang mungkin. 4) Hewan yang terluka sangat parah harus disembelih segera. Hal ini harus dilakukan di atas truk jika bisa dituntaskan dengan selamat. Hewan besar yang ambruk sukar digiring tanpa menambah cederanya. Karena itu, hewan ini lebih baik disembelih di tempat rebahnya. Cedera dan kondisi yang mengharuskan hewan disembelih segera mencakup: patah tulang kaki, panggul, atau rusuk kekurusan (emasiasi) dan kehilangan tenaga (debilitasi) kelumpuhan akibat cedera traumatis atau penyakit yang mengakibatkan kelayuhan kebutaan perdarahan berat atau cedera parah. 5) Sembelih ternak yang ambruk dengan cara menyembelihnya dengan pisau yang tajam atau alat pemingsanan (cash knocker). Ikuti petunjuk di Bagian 2.3 dan petunjuk kerja yang tepat. Bantuan harus diminta dari dokter hewan atau orang yang kompeten bilamana perlu. 6) Hewan yang hidup tidak boleh diangkat pada tanduk, kaki atau ekornya, dan tidak boleh diseret. Jangan pernah ikat

19 19 hewan yang terluka ke suatu titik tetap, lalu bawa dengan truk. 7) Jika memindahkan hewan sakit atau terluka tidak akan memperparah nyeri atau stresnya, pindahkan hewan ke kandang terpisah sesegera mungkin untuk disembelih atau dirawat. PEDOMAN OIE Hewan yang ambruk (yang tidak dapat berdiri atau berjalan tanpa dibantu) tidak pernah boleh diseret. 2.3 Metode penyembelihan yang manusiawi 1) Nilailah apakah hewan berpeluang tinggi untuk pulih jika diberikan perawatan yang tepat (Anda mungkin membutuhkan nasihat seorang dokter hewan atau petugas kesejahteraan hewan untuk mengambil putusan ini). Sopir harus kompeten dan diberi wewenang untuk membuat keputusan ini selama perjalanan. 2) Putuskan apakah hewan akan mengalami stres yang parah jika perjalanan dilanjutkan. Penyembelihan yang manusiawi diwajibkan jika melanjutkan perjalanan akan membuat hewan semakin stres. Jika hewan ambruk di atas truk, penyembelihan harus dilakukan sebelum hewan dipindahkan. Lakukan penyembelihan darurat di atas truk hanya jika proses ini tidak menyebabkan stres berat pada ternak lain di truk atau mendatangkan bahaya bagi diri sopir.

20 20 3) Bila hewan telah ditandai untuk penyembelihan yang manusiawi, putuskan metode yang tepat dalam situasi itu. Metode utama haruslah pemingsanan yang manusiawi dengan alat pemingsanan (cash knocker) (diikuti dengan memotong tenggorokan); akan tetapi, alat ini tidak selalu tersedia. Jika demikian, memotong tenggorokan dengan pisau yang tajam dapat diterima. 4) Pilih metode pengendalian yang sesuai dengan metode penyembelihan yang digunakan, petugas yang tersedia, dan lokasi. Keselamatan petugas harus selalu diutamakan. 5) Jika hewan ambruk di atas truk, penyembelihan harus dilakukan sebelum hewan dipindahkan. 6) Untuk melakukan prosedur penyembelihan, ikuti petunjuk kerja yang tepat. Bilamana mungkin, pistol atau tongkat pemingsan hewan harus digunakan untuk memingsankan hewan secara manusiawi sebelum memotong tenggorokannya. Tanda-tanda bahwa metode itu efektif antara lain: Tidak ada napas yang berirama Tidak ada refleks kedipan Tidak ada putaran bola mata Raut pandangan mata melompong Tidak ada lenguhan POS 3: PENANGANAN HEWAN SELAMA BONGKAR MUAT Tujuan Utama Menggunakan perilaku alami ternak untuk menggiringnya Penanganan hewan yang rendah stres

21 21 Penggunaan secara tepat alat penghalau ternak untuk menggiringnya Memeriksa dan meningkatkan fasilitas penanganan Bongkar muat dengan stres minimum 3.1 Rancangan dan perawatan fasilitas bongkar muat 1) Sebelum memuat dan/atau membongkar ternak, pemeriksaan fasilitasnya untuk memastikan bahwa fasilitas tidak akan menyebabkan cedera pada hewan. Periksalah lantai terhadap kerusakan yang dapat menyebabkan hewan terjatuh. Kerusakan rel dan panel logam dapat menyebabkan cedera pada ternak. Tangga pemuatan harus cukup terang untuk memudahkan penanganan dan pemeriksaan hewan. 2) Jika fasilitas bisa menyebabkan cedera, hewan harus dimuat/diturunkan di tempat lain atau kerusakan diperbaiki. 3) Periksalah bahwa pencahayaan di semua area penanganan teduh dan merata. Tanjakan muat atau truk yang cukup terang akan mendorong hewan bergerak maju. 4) Periksalah bahwa kemiringan tangga tidak melampaui kira-kira 30 derajat. Periksalah fasilitas bongkar muat terhadap tanda-tanda kerusakan seperti tepian logam yang tajam, serta lubang dan celah di antara panel-panel. 5) Pastikan bahwa jalur ternak (raceway) dan tangga adalah kesat (anti-selip). Jika permukaan tidak kesat, petugas penggiring harus memperhitungkan hal ini dan hewan harus digiring perlahan guna mengurangi risiko terpeleset.

22 22 Selama siang hari, mungkin ada kenaikan tingkat kontras antara pekarangan terbuka di satu sisi dan naungan kandang serta jalur ternak di sisi lain, yang dapat memengaruhi gerakan hewan. Ternak cenderung bergerak lebih nyaman dari area gelap ke terang dan cenderung ragu-ragu untuk bergerak dari area terang ke gelap. Fasilitas penanganan hewan harus menyediakan area bertutup untuk ternak selama pemeriksaan dan pemindahan ke truk. Faktor lingkungan yang berpengaruh pada gerakan ternak: Pantulan pada genangan air/logam Tali yang longgar dan rantai Dencing logam Bising yang nyaring, misalnya dari pompa angin Udara yang bertiup ke muka hewan Pakaian yang tergantung di jalur ternak Orang yang bergerak masuk ke lintasan hewan Perubahan pada lantai dan teksturnya Mencoba menggiring hewan dari terang ke gelap 6) Pastikan bahwa setiap air yang tergenang dan area yang tidak mengalir dengan baik dibersihkan sebelum hewan digiring melalui sistem. 7) Jika jalur ternaknya panjang, pastikan bahwa jumlah hewan yang ditempatkan dalam penggiringan itu tidak terlalu besar. 8) Pencahayaan harus disediakan untuk bongkar muat di malam hari. Pastikan bahwa ada cukup cahaya untuk mendorong hewan bergerak naik atau turun truk, namun

23 23 pastikan bahwa cahaya itu tidak mengarah ke mata ternak (misalnya, lampu sorot atau sinar matahari). 9) Singkirkan semua benda yang menggantung pada atau di atas jalur ternak sebelum hewan digiring melalui sistem. Benda-benda ini dapat menyebabkan reaksi mogok atau kabur. Singkirkan benda-benda seperti pakaian, selang, sampah, ember, dan tali. Jalur ternak harus bersih sama sekali guna memungkinkan hewan melewatinya tanpa ragu.

24 Menggiring dan memisahkan ternak 1) Bekerjalah sebagai tim untuk menggiring dan memisahkan ternak serta pastikan bahwa setiap orang paham akan tanggung jawabnya. 2) Anda harus memiliki pemahaman akan perilaku hewan dan mampu menggunakan pengetahuan ini untuk menggiring ternak dengan tenang dan efektif. Pemahaman akan perilaku hewan adalah penting saat menanganinya. Karakteristik perilaku utama yang penting untuk memastikan gerakan ternak adalah: Pandangan dan reaksi terhadap gerakan Reaksi terhadap kebisingan Zona kabur (flight zone) dan reaksi takut Ukuran dan kekuatan Perilaku hewan harus digunakan untuk menggiring ternak. Pentungan, angkus, dan metode lain yang menyakiti hewan tidak boleh digunakan. 3) Dengan gerakan dan posisi untuk menggiring ternak, selalulah bekerja di samping hewan, sehingga Anda tidak berdiri langsung di belakangnya di titik butanya (blind spot). 4) Saat menggiring hewan dari kandang ke gerbang atau jalur ternak, lakukan dengan mengelilingi tepi zona kabur sehingga hewan bergerak menjauh namun tidak lari. 5) Terapkan tekanan kepada kawanan dengan bergerak melintas belakang kelompok dengan gaya pola silang (kiri ke kanan). 6) Untuk membuat hewan berhenti, keluarlah dari zona kabur. Petugas penggiring hewan harus memahami konsep zona kabur. Kehadiran petugas penggiring di puncak tangga dapat menghalangi gerakan hewan. 7) Jangan coba membuat hewan bergerak (dengan menggiringnya masuk ke zona kabur) jika tidak ada lagi ruang bergerak baginya.

25 25 8) Selalu sadari sekeliling Anda dan ingatlah untuk menutup gerbang di belakang Anda. 9) Hindari membuat hewan terlalu heboh. Semua penanganan harus dilakukan dengan santai dan tenang. 10) Jangan pernah pukul atau berikan tekanan pada hewan yang sudah bergerak ke arah yang benar. 11) Gunakan tongkat giring listrik hanya pada hewan yang bandel, bila metode pasif tidak berhasil atau petugas penggiring menghadapi situasi yang berbahaya. 12) Jangan pernah giring ternak dengan menarik atau membawa salah satu anggota tubuh, tanduk, telinga, atau bulunya. 13) Meminimalkan stres adalah penting dengan cara membatasi interaksi manusia dengan ternak. Orang yang tidak berkepentingan harus dijauhkan dari jalur. Berdiri di depan hewan di dalam bidang pandangnya dapat menyebabkan hewan mogok, lalu berbelok di jalur. 14) Jangan berdiri di depan hewan atau di bidang pandangan langsungnya karena dapat menghentikan hewan dari bergerak ke truk. Alih-alih, berdirilah di satu sisi, karena ini akan mendorong hewan bergerak. 15) Jangan kejar hewan yang sendirian, atau kucilkan hewan dari kelompoknya. Selalu giring dua hewan terakhir di kandang bersama-sama. Hindari meninggalkan seekor hewan di dalam kandang. 16) Minimalkan gerakan tiba-tiba dan terlalu bising. Jangan bersiul dengan nyaring, berteriak, atau banting gerbang. 17) Petugas penggiring harus mengetahui jalur pelarian darurat. 18) Pastikan bahwa Anda mengetahui kewajiban Anda sehubungan dengan standar OIE. Bilamana pekerja ditemukan salah menangani ternak, Anda bertanggung jawab memberi tahu pengawas atau memerintahkan pekerja itu tentang prosedur yang benar. Gunakan tongkat giring listrik di pinggul hewan hanya sebagai senjata terakhir, bila semua bujukan pasif lainnya tidak berhasil.

26 26 PEDOMAN OIE Prosedur yang menyakitkan tidak boleh digunakan untuk menggiring hewan. Hal ini mencakup: memecut, memuntir ekor, menggunakan kekang hidung, tekanan pada mata, telinga atau alat kelamin luar, atau menggunakan angkus atau bantuan lainnya yang menyebabkan nyeri dan kesakitan (antara lain pentungan besar, pentungan berujung tajam, batang pipa logam, kawat pagar, atau sabuk kulit yang berat). 3.3 Penggunaan alat penghalau (talker) ternak 1) Gunakan alat penghalau ternak pada hewan hanya bila hewan menolak melangkah maju (padahal ada ruang bergerak baginya). Posisi petugas penggiring adalah alat paling efektif dan paling tidak membuat stres untuk menggiring ternak. Bila digunakan dengan pemahaman yang baik akan zona kabur hewan, stres dan kebisingan dapat ditekan. Gerakan tubuh, misalnya melambaikan tangan, akan membuat petugas penggiring tampak lebih besar bagi hewan. Alat penghalau ternak dapat digunakan sebagai alat yang efektif untuk menggiring ternak. 2) Sentuhlah hewan secara lembut hanya pada pinggulnya dengan alat penghalau ternak. 3) Jangan pernah gunakan alat penghalau ternak langsung pada wajah hewan dalam upaya membuatnya berhenti atau berbelok. 4) Jangan gunakan alat penghalau ternak untuk mendorong ternak terlalu cepat. Terlalu banyak tekanan bergerak

27 27 pada kelompok dapat menyebabkan sebagian anggotanya panik dan mencari jalur pelarian. 5) Petugas pengurus ternak tidak boleh membawa atau menggunakan secara rutin tongkat giring listrik pada ternak. Alat ini hanya boleh digunakan sebagai senjata terakhir, bila metode pasif lainnya tidak berhasil, atau dalam keadaan darurat untuk melindungi keselamatan petugas. Alat penghalau ternak dapat digunakan untuk menggiring ternak. Alat ini tidak boleh digunakan untuk memukul atau menyodok ternak, namun sebagai perpanjangan tangan (untuk membuat petugas pengurus ternak tampak lebih besar). Kebisingan yang dihasilkan oleh setrip plastik pada alat penghalau ternak dapat membuat hewan melangkah maju. 6) Alat penghalau ternak dan alat bantu lainnya tidak boleh digunakan berulang-ulang jika hewan tidak menanggapi atau bergerak. Alih-alih, selidiki apakah ada sesuatu yang mencegah hewan dari bergerak. 3.4 Bongkar muat 1) Semua ternak harus menjalani bongkar muat oleh petugas pengurus ternak, petugas bongkar muat, atau sopir truk ternak yang berpengalaman. 2) Bongkar muat tidak boleh dimulai hingga platform/gerbang bongkar muat sudah aman. Cek bahwa sudut tangga bongkar tidak melampaui 30 derajat. Singkirkan semua penghalang dan pengalih perhatian.

28 28 3) Petugas pengurus ternak harus siap melakukan bongkar muat ternak segera setelah truk ditempatkan dengan benar. 4) Semua bongkar muat harus dilakukan dengan mengikuti informasi tentang penanganan hewan yang dirinci di Bagian 3.2 dan 3.3. Cedera dan stres paling mungkin terjadi selama bongkar muat. 5) Tongkat giring listrik hanya boleh digunakan pada hewan yang bandel, bila metode pasif tidak berhasil atau petugas penggiring menghadapi situasi yang berbahaya. 6) Hewan tidak boleh ditahan di jalur ternak berlama-lama sebelum dimuat ke truk. 7) Truk harus dimundurkan secara perlahan dan terkendali sampai tangga bongkar. 8) Sebelum bongkar muat, pastikan bahwa truk merapat ke bibir tangga sehingga tidak ada celah. Truk harus ditempatkan dengan benar sebelum pintu baknya diturunkan dan pintu bak itu harus ditutup kembali sebelum truk mulai bergerak menjauhi tangga. Bayangan yang melintang di jalur giring dapat membuat hewan mogok dan berbalik. Bahan alas tidur kering yang ditempatkan di permukaan, misalnya gabah atau serbuk gergaji, akan membantu hewan mencengkeram lantai selama diturunkan, khususnya bila tangga basah. Ram kawat atau beton berpola dapat memberi hewan cengkeraman yang baik. Bahan alas tidur juga dapat berguna selama transportasi di truk dengan lantai logam yang licin atau panas. Hewan dapat merundukkan kepalanya untuk mengendus tangga dan berjalan ke truk. Biarkan hewan bergerak dengan kemauannya sendiri.

29 29 9) Amati ternak selama dimuat dan periksa bahwa semua hewan layak untuk diangkut (POS 2). Ternak yang sakit dan terluka tidak boleh dimuat. Selama pembongkaran, amati setiap hewan selagi berjalan lewat terhadap tandatanda kepincangan dan cedera. 10) Setelah pemuatan selesai, lakukan pemeriksaan terakhir bahwa hewan yang diangkut truk memiliki cukup ruang untuk berdiri dengan nyaman. Perjalanan harus dimulai tanpa menunda-nunda untuk mencegah hewan tertahan di truk yang diam. Jika mungkin, penerangan harus memberikan cahaya yang merata di tangga, jalur ternak, pekarangan, dan kandang. Cahaya tidak boleh menyebabkan tempat-tempat terang atau berbayang, yang bisa membuat ternak ragu bergerak. Saat menyiapkan fasilitas dan peralatan untuk membongkar hewan, pertimbangkan kemungkinan bahwa hewan kelelahan. 11) Biarkan hewan bergerak keluar masuk truk dengan kecepatannya sendiri, khususnya jika lantai truk tidak dibuat dari bahan kesat (anti-selip). Hewan harus dibiarkan turun dengan kecepatannya sendiri, tanpa tekanan dari petugas pengurus ternak.

30 30 POS 4: PENANGANAN HEWAN SELAMA PENGANGKUTAN DAN HENTI ISTIRAHAT Tujuan Utama Mengelola waktu tempuh perjalanan dan mempertahankan kondisi transportasi yang optimal Pemeriksaan selama transportasi Fasilitas dan pengelolaan pemberhentian peristirahatan selama masa istirahat Penyediaan pakan dan air Mengelola hewan selama kondisi stres panas 4.1 Mengelola waktu tempuh perjalanan dan mempertahankan kondisi transportasi yang optimal 1) Untuk meraih hasil transportasi yang optimal, periksa peralatan dan pilih hewan sesuai dengan POS 1-3 sebelum transportasi. Cuaca dapat menjadi pertimbangan penting sewaktu mengelola kondisi transportasi. Cuaca ekstrem dapat menurunkan kesejahteraan hewan dengan menyebabkan stres panas atau dingin. Suhu rendah dengan angin dan hujan bisa membuat hewan kedinginan, sementara gelombang panas bisa menyebabkan stres panas yang hebat. Dampak cuaca ekstrem dapat berat pada hewan yang baru tiba dari Australia. 2) Lakukanlah pemeriksaan terakhir atas muatan tepat sebelum keberangkatan.

31 31 Sopir harus memastikan bahwa teknik berkendaranya mulus dan terkendali, dengan menghindari pengereman dan pembelokan mendadak. 3) Lakukan pemeriksaan pada hewan segera setelah memulai perjalanan, dan juga setiap kali sopir berhenti untuk istirahat atau mengisi bahan bakar. 4) Periksalah bahwa hewan ditempatkan dengan benar dan kondisi fisiknya memuaskan. 5) Jika ada hewan yang ditemukan mati selama pemeriksaan, hewan itu harus ditangani sesuai dengan rencana pra-transportasi. 6) Hewan yang sakit atau terluka harus ditangani sesuai dengan kondisinya. Barangkali hewan ini perlu dipisahkan selama sisa perjalanan atau disembelih secara manusiawi sebelum perjalanan dilanjutkan. 7) Bila penyembelihan yang manusiawi diperlukan, sopir harus mengikuti petunjuk terinci di dalam POS 2. Mungkin naungan kain perlu diberikan untuk hewan di lantai atas truk guna melindunginya dari sinar matahari langsung. Bahan alas tidur dapat digunakan untuk menutupi permukaan logam yang panas dari lantai truk. Suasana di dalam truk ditentukan oleh gerakan truk, karena itu pemberhentian perjalanan (saat truk diam, namun hewan tetap di kendaraan) harus diminimalkan dan kendaraan harus diparkir di bawah naungan kapan saja mungkin.

32 Fasilitas pemberhentian peristirahatan 1) Pastikan bahwa jumlah kandang cukup untuk menampung semua ternak. Ternak harus diturunkan selama masa istirahat (pemberhentian peristirahatan ternak). Perhatikan: Pemberhentian peristirahatan ternak berbeda dengan pemberhentian peristirahatan sopir (ketika ternak tidak diturunkan). Waktu tempuh yang melebihi 30 jam misalnya, dapat mulai berakibat pada tingkat stres dan kematian yang tinggi akibat cedera dan penyakit. Karena itu, sebaiknya sisihkan waktu untuk pemberhentian peristirahatan, saat ternak diturunkan, diberi makan, dan diairi. Pada kejadian yang jarang ketika waktu transportasi total mungkin melampaui 60 jam, misalnya dari Lampung ke Aceh, pemberhentian peristirahatan kedua akan diperlukan. Palung air harus berisi air bersih dan sejuk, serta dapat diakses oleh semua ternak, termasuk di antaranya yang bertanduk. 2) Pastikan bahwa jumlah hewan per kandang memungkinkan semua hewan berdiri, berbaring, berputar, dan mengakses titik-titik pemberian pakan/air. 3) Bersihkan dan periksa sepenuhnya fasilitas pemberhentian peristirahatan sebelum kedatangan ternak. Pemeriksaan kandang penampung terhadap tanda-tanda kerusakan yang dapat melukai ternak yang masuk. 4) Periksalah fasilitas pembongkaran untuk memastikan bahwa fasilitas itu tidak akan menyebabkan cedera pada hewan. Ikuti POS 3: Penanganan hewan selama bongkar-muat untuk kebutuhan fasilitas bongkar tertentu. 5) Setiap fasilitas yang dapat menyebabkan cedera atau berdampak merugikan pada kesejahteraan hewan harus diperbaiki sebelum digunakan.

33 33 6) Jika bongkar/muat dilakukan malam hari, pastikan bahwa tersedia pencahayaan yang memadai (lampu portabel jika perlu). 7) Periksalah bahwa tersedia area yang cukup terang untuk memungkinkan hewan diperiksa sambil diturunkan dan sebelum dimuat kembali. Kerapatan muatan yang disarankan akan memungkinkan hewan berbaring, berputar, serta mengakses pakan dan air. Pemeriksaan harus mencakup sebuah pengamatan terhadap gerbang dan pagar yang cacat; gerbang atau tutup saluran buang yang rusak; lantai atau permukaan yang licin; benda runcing atau tajam; perangkat air yang bocor atau pecah. Periksalah rak yang digunakan untuk pakan serat kasar karena kerusakan dapat menyebabkan cedera mata pada ternak. Kandang harus menyediakan permukaan yang kering. 8) Pastikan bahwa bahan alas tidur yang bersih atau area berbaring yang lunak tersedia bagi ternak begitu diturunkan. Pemeriksaan harus melibatkan pengamatan perilaku dan tampilan umum hewan, serta indikator kelayakan hewan lainnya seperti tampilan kotoran segar dan asupan pakan/air. Semua ternak harus terlihat berdiri dan bergerak selama pemeriksaan sebelum dimuat ulang. 9) Bersihkan dan isi palung air. Pastikan bahwa palung air tidak tercemar oleh kotoran atau tumpahan pakan. Periksalah bahwa palung air berfungsi dengan baik, tanpa kebocoran atau luapan. Pastikan bahwa tingkat aliran cukup untuk memberikan air dengan suhu yang tepat ke semua ternak. Suhu ini harus <37 ºC, bilamana mungkin. Cek dengan saksama fasilitas pemberhentian peristirahatan terhadap tanda-tanda kerusakan sebelum kedatangan ternak.

34 34 10) Pastikan bahwa petugas pengurus ternak siap menerima hewan saat truk datang. Hal ini akan mengurangi waktu tunggu di truk sebelum pembongkaran. 11) Ikuti petunjuk untuk penanganan dan penurunan hewan seperti yang dirinci di dalam POS 3: Penanganan hewan sewaktu bongkar muat. Semua ternak harus diturunkan oleh petugas pengurus ternak atau sopir truk ternak yang berpengalaman. 12) Pertimbangkan hewan dengan kebutuhan khusus. Bilamana mungkin, pengelompokan sosial dari setiap truk harus dipertahankan. Hal ini khususnya penting bagi sapi jantan muda. 13) Di cuaca buruk, kurung ternak di kandang yang terlindung dari angin yang bertiup dan pindahkan hewan yang rentan ke area yang lebih hangat di fasilitas. Bilamana mungkin, naungan harus tersedia bagi semua ternak selama kondisi lingkungan panas. PEDOMAN OIE Area pengumpulan/kandang harus dirancang untuk melindungi hewan dari terkena kondisi cuaca keras. Fasilitas istirahat harus menyediakan penampungan dan naungan untuk melindungi ternak dari pengaruh suhu ekstrem, kelembaban, angin, dan hujan. 14) Jangan kucilkan hewan atau tambat/ikat ternak Australia. 15) Jika hewan sakit atau cedera terlihat selama pembongkaran, ikuti langkah-langkah yang diuraikan di POS 2: Pemeriksaan ternak untuk mengetahui kelayakan

35 35 bagi transportasi, dan perawatan yang tepat bagi ternak yang ambruk. 16) Pindahkan atau pisahkan (jika pemindahan tidak dibolehkan) setiap ternak yang mati di kendaraan pengangkut. 17) Begitu hewan telah diturunkan dan ditempatkan ke dalam kandang, periksa sekali lagi terhadap cedera atau penyakit apa pun yang mungkin luput Menahan hewan terluka untuk jangka waktu yang lama tanpa tindakan lebih lanjut, misalnya perawatan oleh dokter hewan atau penyembelihan, bukanlah perlakuan yang dapat diterima. 18) Teruskan memeriksa hewan selama masa istirahat terhadap tanda-tanda penyakit, cedera, dan stres panas. 19) Bila ada keraguan tentang kelayakan hewan untuk melanjutkan perjalanan, masa singgah di fasilitas istirahat harus diperpanjang. Mintalah nasihat dokter hewan sebelum melepas hewan untuk melanjutkan perjalanan. Kipas portabel dapat digunakan untuk mendinginkan ternak di situasi stres panas. Ternak yang terkena stres panas harus ditangani dengan tenang dan tidak berisik. Giring ternak hanya jika mutlak perlu.

36 Penyediaan pakan dan air selama masa istirahat 1) Berikan sesegera mungkin air dan pakan kasar berserat kepada hewan yang baru saja menempuh jarak jauh (sebelum mengumpankan konsentrat apa pun). Waktu yang dihabiskan di fasilitas pemberhentian peristirahatan harus ditentukan untuk mencapai hasil kesejahteraan hewan sebaik mungkin. Setelah waktu tempuh yang panjang, misalnya dari Lampung ke Medan (sekitar 60 jam), sebaiknya hewan diistirahatkan selama 24 jam di sebuah fasilitas peristirahatan yang kira-kira berada di tengah-tengah perjalanan. Sebaiknya hewan diberi pakan dan jika mungkin, ruang bergerak, selama masa istirahat 12 jam dan lebih lama. Semua ternak harus mendapatkan akses ke diet berkualitas dan kuantitas cukup selama masa istirahat. 2) Periksa bahwa semua ternak dapat selalu mengakses pasokan kontinu air bersih (bersuhu <37ºC bila mungkin). 3) Pantau ternak selama masa istirahat untuk memastikan bahwa ternak minum seperti biasanya. Jika ternak tidak mau minum, tindakan harus diambil untuk mendorong asupan air. Mengoptimalkan hidrasi dengan memberi hewan akses kontinu ke air segar akan meningkatkan bobot karkas dan produksi daging. Tingkatkan asupan air dengan memeriksa kebersihan air dan palungnya, menambahkan elektrolit atau molase, menyediakan air di tanah, atau menyediakan pakan. Bila ada masalah umum dengan banyak ternak tidak mau minum air, kelezatan rasa air harus diperiksa.

37 37 4) Pastikan bahwa pakan dengan kualitas dan jumlah memadai tersedia bagi semua hewan dan singkirkan pakan berjamur dari palung. 5) Pastikan bahwa palung air tidak tercemar kotoran atau tumpahan pakan dan bersihkan setiap palung yang kotor. 6) Periksalah titik-titik pemberian air sering-sering selama masa istirahat untuk memastikan bahwa titik-titik itu berfungsi dengan benar. PEDOMAN OIE Penting bahwa pemberhentian peristirahatan selama perjalanan panjang adalah cukup lama untuk memenuhi kebutuhan setiap hewan akan pakan dan air Pakan berjamur harus disingkirkan dari palung. Kerbau harus dipantau dengan hati-hati ketika dimasukkan kembali ke kubangan air selama beristirahat. Kerbau mungkin makan berlebihan ketika dimasukkan kembali ke kubangan air, dengan dampak buruk pada kesejahteraannya. Sebaiknya kerbau tetap dikurung di kendaraan selama pemberhentian peristirahatan (dan diberi air), serta diparkir di bawah naungan, jika mungkin, bila suhu tinggi.

Prosedur standar operasional untuk kesejahteraan ternak

Prosedur standar operasional untuk kesejahteraan ternak Prosedur standar operasional untuk kesejahteraan ternak Kontak: Meat & Livestock Australia Level 1, 165 Walker Street North Sydney NSW 2060 Australia Tel: +61 2 9463 9333 Fax: +61 2 9463 9393 www.mla.com.au

Lebih terperinci

Tempat Penampungan Sementara Hewan Kurban

Tempat Penampungan Sementara Hewan Kurban 1 1 Tempat Penampungan Sementara Hewan Kurban Tempat penampungan sementara merupakan lokasi penampungan sebelum hewan disembelih pada hari tasyriq Idul Kurban. Tempat penampungan sementara biasanya terletak

Lebih terperinci

Panduan pengobatan sapi feedlot

Panduan pengobatan sapi feedlot Panduan pengobatan sapi feedlot Tentang panduan ini Menjaga kondisi kesehatan dan kesejahteraan hewan adalah penting bagi keberhasilan dan keuntungan perusahaan. Merupakan hal yang penting bahwa staf feedlot

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) I. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan, maka pengembangan

Lebih terperinci

TEMPAT PENJUALAN HEWAN

TEMPAT PENJUALAN HEWAN TEMPAT PENJUALAN HEWAN Pemenuhan kebutuhan hewan kurban di wilayah Provinsi Jawa Barat umumnya berasal dari hewan yang didatangkan dari berbagai daerah dan diperdagangkan di wilayah Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA

BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB III HANDLING TERNAK RIMINANSIA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati

PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati PENERAPAN KESEJAHTERAAN HEWAN DI RUMAH POTONG HEWAN Oleh. drh. Aryani Widyawati Kesejahteraan hewan merupakan persoalan sosial yang cukup penting saat ini. Adanya larangan expor sapi dari negara Australia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Rumah Pemotongan Hewan (RPH) merupakan bangunan atau kompleks bangunan yang dibuat menurut bagan tertentu di suatu kota yang digunakan sebagai tempat

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lingkungan Kelinci dipelihara dalam kandang individu ini ditempatkan dalam kandang besar dengan model atap kandang monitor yang atapnya terbuat dari

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN

MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.007.01 MENERAPKAN PRINSIP KESEJAHTERAAN HEWAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051.

Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051. Bahasa Indonesia BLENDER MODEL NO : MJYL-C051 www.marubi.co.id DAFTAR ISI BLENDER MJYL C051 Buku Pentunjuk Pemakaian DAFTAR ISI Bab I Langkah Pengamanan Penting... 2 Bab II Bagian-bagian dan Isi... 4 Bab

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2

Daftar Isi. Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2 Daftar Isi Kata Pengantar : Tiga Hal Penting Yang Diharapkan Dari Para Peserta Pelatihan Praktek Kerja Teknis 2 1. Tiga Jenis Kecelakaan Yang Sering Terjadi di Tempat Kerja 3 2. Mengapa Kecelakaan Bisa

Lebih terperinci

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER

Laboratorium Komputasi Dasar Ilmu Komputer PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER PANDUAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM KOMPUTASI DASAR JURUSAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS LAMPUNG 2017 PENDAHULUAN Bahwa agar fungsi Laboratorium komputer jurusan ilmu komputer Universitas

Lebih terperinci

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA

TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA PRESS RELEASE TIPS MUDIK DARI YAMAHA INDONESIA 10 August 2011 Image not found or type unknown JAKARTA - Hari Raya Lebaran kian dekat dan para pemudik pun siap-siap mudik untuk merayakannya bersama keluarga

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN LEMARI PENDINGIN MINUMAN Untuk Kegunaan Komersial SC-178E SC-218E Harap baca Petunjuk Pengoperasian ini sebelum menggunakan. No. Pendaftaran : NAMA-NAMA BAGIAN 18 17 16 1. Lampu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki

I. PENDAHULUAN. Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Broiler adalah ayam yang memiliki karakteristik ekonomis, memiliki pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging, konversi pakan sangat irit, siap dipotong pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing berlokasi di Denpasar dan Tabanan, Tempat Pemotongan Ayam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing berlokasi di Denpasar dan Tabanan, Tempat Pemotongan Ayam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tempat Pemotongan Ayam Daging ayam di Bali seluruhnya disediakan oleh pihak swasta, yang terdiri dari 2 unit Rumah Pemotongan Unggas (RPU) yang berbentuk perusahaan masing-masing

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Perkembangan industri peternakan yang semakin pesat menuntut teknologi yang baik dan menunjang. Salah satu industri peternakan yang paling berkembang adalah industri

Lebih terperinci

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM

PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM PANDUAN KESELAMATAN KERJA DAN PRAKTIKUM D3 UNIVERSITAS BUDI LUHUR Buku Pedoman untuk Dosen Pengajar dan Mahasiswa Versi 2 (2012) Universitas Budi Luhur Jakarta PENDAHULUAN Panduan ini menjelaskan tentang

Lebih terperinci

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG

PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP DALAM SISTEM RESI GUDANG LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : 03/BAPPEBTI/PER-SRG/7/2007 TANGGAL : 9 JULI 2007 PERSYARATAN UMUM DAN PERSYARATAN TEKNIS GUDANG TERTUTUP 1. Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005). 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam ras merupakan ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, kulit putih dan bulu merapat ke tubuh (Suprijatna et al., 2005).

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Daftar Isi

Kata Pengantar. Daftar Isi Kata Pengantar Daftar Isi Oiltanking berkomitmen untuk menjalankan semua kegiatan usaha dengan cara yang aman dan efisien. Tujuan kami adalah untuk mencegah semua kecelakaan, cidera dan penyakit akibat

Lebih terperinci

EN IN Petunjuk Penggunaa

EN IN Petunjuk Penggunaa EN Petunjuk Penggunaa Selamat atas pembelian ECOVACS ROBOTICS DEEBOT Anda! Kami harap produk ini memberikan kepuasan bagi Anda. Kami percaya pembelian robot baru Anda akan membantu menjaga rumah Anda tetap

Lebih terperinci

Matahari dan Kehidupan Kita

Matahari dan Kehidupan Kita Bab 5 Matahari dan Kehidupan Kita Tema Peristiwa dan Kesehatan Pernahkah kalian berjalan di siang hari yang terik? Misalnya, saat sepulang sekolah. Apa yang kalian rasakan? Kalian tentu merasa kepanasan.

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion

Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion Buku Petunjuk Pemakaian Pengeriting Rambut Berpelindung Ion NACC10 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan

JE65 PERLINDUNGAN PENTING. Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan Alat Pengambilan Sari / Ekstraktor Jus 2 Kecepatan PERLINDUNGAN PENTING Saat menggunakan peralatan elektronik, untuk mengurangi resiko kebakaran, sengatan listrik, dan/atau cedera ke seseorang, tindakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan menguraikan kesimpulan studi yang merupakan ringkasan hasil studi yang dilakukan sesuai dengan tujuan dan sasaran dalam melakukan studi, serta saran-saran

Lebih terperinci

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT

>> PENDAHULUAN >> TUJUAN >> MANFAAT >> PENDAHULUAN Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik di Pasar Tradisional adalah acuan yang digunakan dalam melakukan kegiatan ritel pangan di pasar tradisional dan dalam rangka pengawasan keamanan pangan

Lebih terperinci

LUKA BAKAR Halaman 1

LUKA BAKAR Halaman 1 LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air

Lebih terperinci

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI

II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI II. PENGAWETAN IKAN DENGAN PENGGARAMAN & PENGERINGAN DINI SURILAYANI 1. PENGERINGAN Pengeringan adalah suatu proses pengawetan pangan yang sudah lama dilakukan oleh manusia. Metode pengeringan ada dua,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN NOMOR 41 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG SELATAN, Menimbang : a. bahwa untuk lebih meningkatkan

Lebih terperinci

Register your product and get support at HP8699. Buku Petunjuk Pengguna

Register your product and get support at  HP8699. Buku Petunjuk Pengguna Register your product and get support at www.philips.com/welcome HP8699 Buku Petunjuk Pengguna r q p o a b s t n m c d u l k e Salon j f g h i v 23 24 x 3 4 7~10 sec. 5 7~10 sec. 6 7~10 sec. 7 7~10 sec.

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

BAGIAN III: PRAKTIK & KEMAJUAN Pastikan Anda berlatih sampai Anda yakin pada langkah sebelum Anda melanjutkan ke langkah berikutnya.

BAGIAN III: PRAKTIK & KEMAJUAN Pastikan Anda berlatih sampai Anda yakin pada langkah sebelum Anda melanjutkan ke langkah berikutnya. RC Helicopter Flying Tips BAGIAN I: PROFIL Penting saran untuk belajar terbang helikopter model cepat, aman dan tanpa menabrak setiap minggu: 1. Mengundang flyer berpengalaman untuk membantu Anda: Menyiapkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA

ANALISIS KESELAMATAN KERJA (JOB SAFETY ANALYSIS)/PROSEDUR JSA Nomor dan Nama Pekerjaan Nomor dan Nama Jabatan 068 & Memeriksa Alat pemadam api ringan (APAR) Tanggal 28 Desember 2008 No JSA : JSA/SHE/068 Safety Officer Disusun Oleh Tanda tangan No Revisi 0 Seksi/Departemen

Lebih terperinci

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M Alat Pemotong Berbentuk Jari Manual 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk memotong material belt termoplastik. PERINGATAN Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK

Lebih terperinci

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik?

Bagaimana Cara Melindungi Diri dari Menghirup Abu Vulkanik? Bagaimana Cara Untuk Melindungi Diri Dari Menghirup Abu Vulkanik? Berkas ini dibuat/disusun oleh International Volcanic Health Hazard `untuk meningkatkan keselamatan bagi (orang) yang terdampak abu vulkanik.

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

Ketentuan gudang komoditi pertanian

Ketentuan gudang komoditi pertanian Standar Nasional Indonesia Ketentuan gudang komoditi pertanian ICS 03.080.99 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar Isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Istilah dan definisi...1 3 Persyaratan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA STUDI KASUS

BAB IV ANALISA STUDI KASUS BAB IV ANALISA STUDI KASUS IV.1 GOR Bulungan IV.1.1 Analisa Aliran Udara GOR Bulungan terletak pada daerah perkotaan sehingga memiliki variasi dalam batas-batas lingkungannya. Angin yang menerpa GOR Bulungan

Lebih terperinci

Didesain agar nyaman dan tahan lama.

Didesain agar nyaman dan tahan lama. Didesain agar nyaman dan tahan lama. Inter IKEA Systems B.V. 2015 Sebagian besar dari kita menghabiskan banyak waktu di meja, baik saat bekerja di kantor maupun di rumah. Itulah mengapa ruang kerja yang

Lebih terperinci

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM Mini Hospital Farm Sebagai upaya pengobatan dan usaha penggemukan ternak kambing Oleh : Nama Nim : Ananda Saka Prayogo : H0512010 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja

Keselamatan Kerja. Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Garis Besar Bab Bab ini menjelaskan dasar-dasar pengoperasian yang aman. Keselamatan Kerja Keselamatan Kerja Pengetahuan Selama Bekerja Pengetahuan selama bekerja 1. Selalu bekerja dengan

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi

PETUNJUK PRAKTIS. Petunjuk Praktis Pengukuran Ternak Sapi PETUNJUK PRAKTIS i PENGUKURAN TERNAK SAPI POTONG Penyusun : Awaluddin Tanda Panjaitan Penyunting : Tanda Panjaitan Ahmad Muzani KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api.

PROSEDUR PERLENGKAPAN PEMADAM KEBAKARAN. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. A. Perlengkapan Pemadam Kebakaran 1. Sifat api Bahan bakar, panas dan oksigen harus ada untuk menyalakan api. Gambar 1. Bahan bakar adalah bahan yang dapat terbakar, baik padat, cair maupun gas. Bahan

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi BAB 3 Etika dan Moral dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi A. Etika, Moral, dan Hukum dalam Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi B. Menerapkan Kesehatan dan Keselamatan Kerja C. Undang-Undang

Lebih terperinci

Register your product and get support at HP8697. Buku Petunjuk Pengguna

Register your product and get support at  HP8697. Buku Petunjuk Pengguna Register your product and get support at www.philips.com/welcome HP8697 Buku Petunjuk Pengguna o n a m b l k c d j e Salon i f g h p q 24 r 3 4 7~10 sec. 7~10 5 7~10 sec. 6 sec. 7 7~10 sec. Indonesia Selamat

Lebih terperinci

[Pemanenan Ternak Unggas]

[Pemanenan Ternak Unggas] SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN [AGRIBISNIS TERNAK UNGGAS] [Pemanenan Ternak Unggas] [Endang Sujana, S.Pt., MP.] KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1993 TENTANG KENDARAAN DAN PENGEMUDI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas

Lebih terperinci

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater.

S o l a r W a t e r H e a t e r. Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. BUKU PANDUAN SOLAR WATER HEATER Pemanas Air Dengan Tenaga Matahari S o l a r W a t e r H e a t e r Bacalah buku panduan ini dengan seksama sebelum menggunakan / memakai produk Solar Water Heater. Pengenalan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Gerakan-gerakan kerja operator untuk tiap stasiun kerja sudah dirancang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap ini meliputi: 1. Survei pendahuluan lokasi untuk mendapatkan gambaran

Lebih terperinci

"Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini". Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati.

Jika saya begitu takut maka biarlah saya mati malam ini. Saya takut, tetapi saya tertantang. Bagaimanapun juga toh akhirnya kita harus mati. Malam di Perkuburan Diposkan pada 03 Januari 2016 Sebelumnya saya tidak pernah tinggal di tanah perkuburan. Dan tak ingin tinggal di sana. Namun suatu saat saya mengajak seorang pa-kow. Ketika saya sampai

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Metode Baumann Metode Baumann adalah sebuah metode untuk menentukan tipe wajah berdasarkan kadar kandungan minyak pada wajah. Beberapa studi telah menunjukkan jika banyak pasien

Lebih terperinci

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet

Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga. ke Outlet Handling dan Tata Cara Pemakaian Tabung ELPIJI.hingga ke Outlet 1 Urgensi Memelihara Tabung ELPIJI Gas ELPIJI terkenal dengan sifatnya yang mudah terbakar, sehingga kebocoran pada peralatan ELPIJI beresiko

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

11. PEMECAHAN MASALAH

11. PEMECAHAN MASALAH 11. PEMECAHAN MASALAH Sejumlah masalah terjadi akibat kurangnya pemeliharaan yang sederhana, atau tidak terperhatikan, yang sesungguhnya dapat dengan mudah diselesaikan tanpa memanggil teknisi. Sebelum

Lebih terperinci

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian

PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI Panduan Keselamatan dan Pengoperasian PUN M ALAT PEMOTONG MODEL JARI 300-600 - 900 Panduan Keselamatan dan Pengoperasian Hanya untuk MEMOTONG material sabuk termoplastik. Penggunaan alat ini secara TIDAK BENAR ATAU TIDAK AMAN dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA POUCOWPANTS TEMAN SETIA PENELITI ILMU NUTRISI DALAM PENGUMPULAN FESES BIDANG KEGIATAN : PKM-KARSA CIPTA Diusulkan oleh: Lukman Maulana D24110082 2011 Chressya

Lebih terperinci

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION)

Standard Operating Procedure PENGOPERASIAN CHAINSAW (CHAINSAW OPERATION) 1. KAPAN DIGUNAKAN Prosedur ini berlaku pada saat melakukan pekerjaan menggunakan chainsaw 2. TUJUAN Prosedur ini memberikan petunjuk penggunaan chainsaw secara aman dalam melakukan pekerjaan dimana chainsaw

Lebih terperinci

BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA SEHARUSNYA

BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA SEHARUSNYA 1 Jabatan yang mengerjakan tugas ini BEBERAPA KESALAHAN UMUM WAKTU MEMBUAT JSA OLEH PENGAWAS SERTA BAGAIMANA 1 Ditinggal kosong Harus diisi 2 Di isi dengan JABATAN pengawas sendiri Harusnya JABATAN ANAK

Lebih terperinci

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna

Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna 1 Cara cepat untuk membuat terarium padang pasir yang sempurna Kita semua pasti tahu kalau di gurun sangatlah panas. Fakta lainnya kurang dikenal, tetapi akan jadi penting jika menyangkut tentang hewan

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus

Pendahuluan. Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus CARA PANEN BUAH Pendahuluan Setelah diketahui bahwa buah sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan buah harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Purbowati, 2009). Domba lokal jantan mempunyai tanduk yang kecil, sedangkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Domba Ekor Tipis Domba Ekor Tipis (DET) merupakan domba asli Indonesia dan dikenal sebagai domba lokal atau domba kampung karena ukuran tubuhnya yang kecil, warnanya bermacam-macam,

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kesadaran Menurut Hasibuan (2012:193), kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Menurut

Lebih terperinci

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA (Berita Resmi Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta) Nomor : 4 Tahun 1999 Seri : D - ---------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213

Panduan penggunamu. ZANKER TD4213 Anda dapat membaca rekomendasi di buku petunjuk, panduan teknis atau panduan instalasi untuk ZANKER TD4213. Anda akan menemukan jawaban atas semua pertanyaan Anda pada ZANKER TD4213 di manual user (informasi,

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N Pendahuluan Ekosistem terumbu karang merupakan gantungan hidup bagi masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

MENETAPKAN KESIAPAN HEWAN UNTUK DISEMBELIH

MENETAPKAN KESIAPAN HEWAN UNTUK DISEMBELIH BAHAN AJAR PELATIHAN JURU SEMBELIH HALAL KODE UNIT KOMPETENSI : A. 016200.010.01 MENETAPKAN KESIAPAN HEWAN UNTUK DISEMBELIH BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN (K3L) NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR

Lebih terperinci

Pertama Kali Aku Mengenalnya

Pertama Kali Aku Mengenalnya 1 Pertama Kali Aku Mengenalnya Aku berhasil menjadi kekasihnya. Laki-laki yang selama 4 tahun sudah aku kagumi dan cintai. Aku pertama kali bertemu dengannya ketika aku duduk di bangku SMP. Saat itu hidupku

Lebih terperinci

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah.

Atmosfer Bumi. Ikhlasul-pgsd-fip-uny/iad. 800 km. 700 km. 600 km. 500 km. 400 km. Aurora bagian. atas Meteor 300 km. Aurora bagian. bawah. Atmosfer Bumi 800 km 700 km 600 km 500 km 400 km Aurora bagian atas Meteor 300 km Aurora bagian bawah 200 km Sinar ultraviolet Gelombang radio menumbuk ionosfer 100 km 80 km Mesopause Stratopause 50 km

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN BAB I KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA AgroinovasI TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH PASCA Dalam menghasilkan benih bermutu tinggi, perbaikan mutu fisik, fisiologis maupun mutu genetik juga dilakukan selama penanganan pascapanen. Menjaga mutu fisik

Lebih terperinci

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan LAPORAN PENYULUHAN DALAM RANGKA MERESPON SERANGAN WABAH PENYAKIT NGOROK (Septicae epizootica/se) PADA TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SAMOSIR BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Sumber :Nusantara-Polo.com Ilustrasi 1. Nusantara Polo Club Nusantara Polo Club adalah sebuah club olahraga kuda polo satu satunya berada di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Bangsa sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Zebu dan Banteng. Tubuh dan tanduknya relatif kecil, warna bulu pada jantan dan betina sama seperti

Lebih terperinci

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI

Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik. Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Seleksi dan Penyembelihan Hewan Qurban yang Halal dan Baik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Pendahuluan Dan makanlah makanan yang Halal lagi Baik dari apa yang

Lebih terperinci