PENINGKATAN KUALITAS CSR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENINGKATAN KUALITAS CSR"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KUALITAS CSR BERLANDASKAN COMMUNITY DEVELOPMENT Menigkatkan kualitas CSR dengan mengembangkan suatu unit usaha yang mengolah kekayaan sumber daya lokal dengan memberdayakan masyarakat lokal sebagai pelaku utama

2 Abstrak CSR atau corporate social responsibility yang merupakan imbal balik suatu perusahaan atas dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan perusahaan tersebut akhir- akhir ini banyak sekali dilakukan oleh perusahaan. Bentuk yang mereka lakukan adalah memberikan beasiswa, bakti lingkungan, membantu korban bencana dan memberi santunan dan sumbangan kepada masyarakat di sekitar perusahaan tersebut. Program CSR ini sejalan dengan tujuan pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah yakni MDGs Dengan melaksanakan progam CSR ini, biasanya akan menguntungkan bagi perusahaan karena keberadaannya akan direspon secra positif oleh masyarakat yang akan menyebabkan kepercayaan masyarakat akan meningkat yang ujungnya juga akan meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan. Pada karya tulis ini, kami akan melakukan suatu inovasi program CSR yang dikembankan oleh PT.Indocement Tunggal Perkasa Tbk. Program CSR yang dijalankan oleh Indocement dibangun berdasarkan lima pilar utama, yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial- Budaya-Agama-Olahraga dan Keamanan.Selama ini CSR yang dilakukan telah berjalan dengan baik, dibuktikan dengan diraihnya CSR Award 2008 dan Peringkat Emas PROPER Pembahasan pada makalah ini kami akan berupaya berinovasi program CSR di sektor perekonomian dengan mempertimbangkan aspek kekayaan sumber daya lokal. Sehingga nantinya masyarakat tidak langsung menerima bantuan tunai dari perusahaan tapi mereka harus mengupayakan dana bantuan tersebut untuk dikembangkan sesuai dengan sumber daya yang dimiliki. Sehingga, mereka tidak hanya memperoleh pembangunan secara fisik namun juga faktor psikis dan kognitif mereka. Dampak jangka panjangnya, mereka akan mampu survive secara mandiri tanpa bantuan perusahaan yang bersangkutan dan mereka mampu mengembangkan kemampuan ekonomi mandiri mereka sendiri. Kata kunci : CSR, Indocement, sumber daya lokal, ekonomi mandiri

3 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pelaksanaan CSR (Corporate Social Responsibility) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin marak dibicarakan dalam dunia bisnis dan perusahaan di era globalisasi ini, terutama sejak dilakukannya penandatanganan Millenium Development Goals (MDGs) oleh beberapa negara di dunia pada tahun Indonesia sebagai salah satu negara yang turut menandatangani perjanjian MDGs tersebut telah mengatur sejumlah regulasi yang terkait dengan pelaksanaan program CSR bagi perusahaan yang melakukan pemanfaatan sumber daya alam, seperti yang tercantum dalam UU PT tahun 2007 Pasal 74 ayat 1. PT Indocement Tunggal Prakarsa sebagai salah satu perusahaan ekstraktif besar yang bergerak di bidang pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia turut memiliki kewajiban dalam melaksanakan kegiatan CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Implementasi program CSR oleh perusahaan ini dinilai telah terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari sejumlah penghargaan yang diterima perusahaan terkait dengan pelaksanaan program CSR, diantaranya Penghargaan Terbaik 1 Indonesian CSR Awards 2008 dan Peringkat Emas PROPER dari Kementerian Lingkungan Hidup pada tahun Indocement berkeinginan untuk melaksanakan kegiatan yang terkait dengan lingkungan serta komunitas yang berkesinambungan, dengan mengintegrasikannya dengan tujuan Perseroan untuk mengurangi kemiskinan. Karenanya, penciptaan lapangan pekerjaan dan terciptanya lingkungan tempat tinggal yang berkelanjutan merupakan aspek kunci dari program CSR lingkungan. Program CSR yang dijalankan oleh Indocement dibangun berdasarkan lima pilar utama, yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial-Budaya- Agama-Olahraga dan Keamanan. Seringkali, dua atau lebih dari tujuan mungkin saling tumpang tindih dalam suatu program. Dalam kerangka Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDG), program CSR Indocement terutama fokus pada tujuan: Penanggulangan kemiskinan, Pendidikan, dan Lingkungan. Program-program di Indocement dirancang untuk memenuhi kebutuhan strata sosial yang berbeda dalam masyarakat. Banyak kegiatan berupaya melibatkan dan memberikan manfaat bagi sebagian besar anggota masyarakat yang kurang mendapatkan kesempatan, sementara yang lain

4 bertujuan untuk menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi individu dan tokoh masyarakat yang berpotensi. Pelaksanaan dan implementasi program CSR berlandasakan pada kebijakan PT.Indocement yang mempertimbangkan konsep Sustainable Development dan prinsip Triple Bottom Lines (ekonomi, sosial, dan lingkungan). Perumusan kebijakan PT.Indocement mengacu pada ISO dalam lingkup implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. Dalam menjalankan tugasnya, Departemen CSR memiliki visi dan misi yang menjadi landasan tugas departemen. Visi Departemen CSR adalah membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan misi Departemen CSR adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development). Dengan meninjau visi dan misi departemen CSR indocement tersebut, kami bermaksud untuk mengembangkan program CSR dimana Indocement sebagai corporate melakukan langkah sosial dengan membuka suatu unit usaha yang mengolah sumber daya lokal dimana pengelola dan pekerja di unit usaha tersebut dilakukan oleh masyarakat lokal. Sebagai contoh misal program CSR akan diterapkan pada suatu daerah yang mempunyai kekayaan alam berupa singkong. Nah, indocement sebagai pelaksana CSR melakukan pelatihan pengolahan pasca panen produk singkong kemudian memberikan sumbangan dana untuk membuka suatu unit usaha (sejenis pabrik skala kecil), dimana masyarakat yang telah di training dijadikan pengelola untuk kemudian merekrut pekerja dari masyarakat sekitar yang menganggur. Sehingga hasil dari program CSR ini, selain dapat membantu ekonomi masyarakat, juga akan mampu mengurangi masalah sosial dan dengan meningkatnya perekonomian masyarakat, maka sektor pendidikan akan mengalami peningkatan dan nantinya juga masyarakat akan memiliki kemampuan untuk melestarikan kekayaan budaya mereka. 1.2 Rumusan Masalah

5 Dalam makalah ini, kami memaparkan tentang pengembangan progam CSR yang sudah ada, agar tujuan dari pelaksanaan CSR ini akan sejalan dengan progam pembangunan pemerintah yang berorientasi pada tercapainya MDGs Dengan demikian, kami akan memaparkan bagaimana CSR suatu perusahaan tidak hanya memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar perusahaan namun juga bagaimana memberdayakan masyarakat agar mampu menjaga keberadaan manfaat yang dirasakan agar dapat terus terpelihara bahkan hingga anak cucu mereka. 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan makalah ini bertujuan untuk beberapa hal sebagai berikut: 1. Mengembangkan program CSR yang telah dijalankan oleh suatu perusahaan dalm hal ini PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk. agar sejalan dengan progam pembangunan MDGs 2020 dari pemerintah. 2. Mengenal startegi dan bentuk- bentuk pelaksanaan CSR pada suatu perusahaan 3. Dapat menjadi bahan acuan dan evaluasi perusahaan terhadap progam CSR yang telah dijalankan 1.4 Pembatasan Masalah Pada makalah ini, pembahasan masalah kami batasi pada penerapan progam CSR pada PT.Indocement Tunggal Perkasa Tbk dimana kami hanya akan meninjau pelaksanaan Progam CSR pada sektor perekonomian. Disini kami tidak akan mengusulkan perubahan pengelolaan CSR, namun kami menyarankan adanya suatu revitalisasi terhadap sistem CSR yang selama ini dilakukan.

6 II. Dasar teori 2.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi yang dikemukakan oleh banyak ahli. Wibisono (2007) menyebutkan bahwa definisi CSR berasal dari konsep dan pemikiran yang dicetuskan oleh John Elkington (1997) dalam bukunya yang berjudul Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Dalam buku tersebut, Elkington mengemukakan konsep 3P (profit, people, dan planet) yang menerangkan bahwa dalam menjalankan operasional perusahaan, selain mengejar profit (keuntungan ekonomis) sebuah korporasi harus dapat memberikan kontribusi positif bagi people (masyarakat) dan berperan aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan (planet). Konsep inilah yang senada dengan latar belakang kemunculan konsep lain mengenai pelaksanaan CSR bagi perusahaanperusahaan yang dicetuskan oleh World Bank, yakni pembangunan berkelanjutan yang dikembangkan lagi menjadi dua konsep penting, yaitu business sustainability dan triple bottom line. World Bank mendefinisikan konsep pembangunan berkelanjutan secara operasional sebagai A process whereby future generations receive as much capital per capita, or more than, the current generation has available. Definisi tersebut menggambarkan bahwa penurunan modal natural yang diakibatkan oleh kegiatan operasional perusahaan seharusnya dapat dikompensasikan dengan peningkatan bentuk modal yang lain, yang dapat dituangkan melalui pelaksanaan keberadaan tujuan perusahaan, yaitu tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Secara etimologis, istilah CSR di Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan. Adiprigandri (2006) mendefinisikan istilah tanggung jawab sosial perusahaan sebagai sebuah tindakan pengambilan keputusan yang rasional dan menghormati kelangsungan hidup dan harkat semu pihak sehingga tidak hanya memikirkan kepentingan diri tapi kepentingan umum. Definisi istilah ini didasari oleh ciri penting dari esensi konsep tanggung jawab yang bermoral, yakni rasionalitas (tindak impulsif atau semena-mena dan berupaya memetakan alternatif dengan melihat akibatnya, serta jelas tujuan dan memperhatikan rincian implementasinya) dan hormat (kesadaran dan kehendak untuk memperhatikan

7 bagaimana efek dari keputusan atau kebijakan yang diambil yang melebihi kesadaran dan keprihatinan secara rasional sehingga tidak melihat pihak lain hanya sebagai alat pencapaian tujuan sendiri). Ambadar (2008) mendefinisikan CSR merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menciptakan keberlangsungan usaha dalam menciptakan dan memelihara keseimbangan antara mencetak keuntungan, fungsi-fungsi sosial, dan pemeliharaan lingkungan hidup (triple bottom line). Implementasi CSR merupakan salah satu upaya membangun konsep sustainable development yang menghendaki hubungan yang harmonis antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, sebab dunia usaha merupakan salah satu stakeholder yang memiliki peranan penting terkait dengan kepemilikan terhadap potensi sumber daya manusia dan modal perusahaan. Sukada (2006) menyimpulkan beberapa perbedaan definisi dari istilah CSR menjadi segala upaya manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasarkan keseimbangan pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, dengan meminimumkan dampak negatif dan memaksimumkan dampak positif dari setiap pilar. Berdasarkan definisi-definisi mengenai istilah CSR tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya konsep CSR mencakup segala sesuatu yang dilakukan oleh perusahaan dalam memenuhi tanggung jawab sosial atas eksistensinya dalam kehidupan masyarakat dan terkait usaha untuk mendapatkan keuntungan ekonomis. Berdasarkan konteks tersebut, pelaksanaan CSR merupakan pengimplemetasian konsep triple bottom line demi tercapainya tujuan pembangunan dan bisnis yang berkelanjutan. International Organization for Standardization (ISO) sebagai induk organisasi standarisasi internasional berhasil menghasilkan panduan dan standardisasi untuk tanggung jawab sosial pada bulan September tahun 2004, yang diberi nama ISO 26000: Guidance Standard on Social Responsibility. ISO menjadi standar pedoman untuk penerapan CSR. ISO mengartikan CSR sebagai tanggung jawab suatu organisasi yang atas dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang transparan dan etis.

8 Di dalam ISO 26000, CSR mencakup tujuh isu pokok, yaitu: 1. Pengembangan masyarakat 2. Konsumen 3. Praktek kegiatan institusi yang sehat 4. Lingkungan 5. Ketenagakerjaan 6. Hak Asasi Manusia; dan 7. Organisasi Kepemerintahan (Adji satrio, 2010) 2.2 Motivasi Perusahaan dalam Pelaksanaan CSR Motivasi perusahaan terkait CSR adalah sejumlah alasan dari pelaksanaan kegiatan CSR, diantaranya yaitu feedback yang baik dari para stakeholder untuk keberlanjutan kegiatan perusahaan. Menurut Susanta (2007), ada beberapa motivasi perusahaan terkait dengan pelaksanaan CSR, diantaranya sebagai berikut: 1. Menciptakan brand image dan brand reputation. Image atau reputasi dari sebuah merek, baik merek produk maupun perusahaan, menjadi semakin relevan pada masa sekarang, dimana pembelian produk oleh konsumen semakin dipengaruhi oleh reputasi merek produk maupun perusahaan pembuat; 2. Mengatasi krisis manajemen. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam kegiatan CSR dapat menciptakan komunitas-komunitas yang bisa membantu perusahaan mengatasi krisis 3. Meningkatkan motivasi karyawan dan menarik karyawan berkualitas. Kualitas perusahaan di bidang CSR dapat menimbulkan dampak positif di dalam seperti meningkatkan kebanggaan karyawan. Melibatkan karyawan dalam kegiatan CSR juga dapat meningkatkan kualitas moral karyawan dan bahkan menarik karyawan berkualitas untuk masuk ke dalam perusahaan; dan 4. Menciptakan inovasi. Perusahaan tidak dapat bertahan tanpa adanya inovasi. Seringkali inovasi didapatkan dari hubungan yang dibangun oleh perusahaan dengan masyarakat sekitar melalui aktivitas CSR. Pemberdayaan masyarakat juga merupakan

9 inovasi yang dapat diciptakan untuk memperoleh sumber daya yang lebih murah dan efisien. (Adji satrio, 2010) 2.3 Strategi Pelaksanaan CSR Mulyadi (2007) menjelaskan bahwa terdapat empat model strategi pelaksanaan kedermawanan sebagai upaya tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat dan lingkungan, yaitu: 1. Perusahaan terlibat langsung dan menyelenggarakan sendiri kegiatan sosialnya tanpa perantara atau bantuan pihak lain, misalnya melalui corporate secretary, public affair, hubungan masyarakat, atau manager community development; 2. Perusahaan menyelenggarakan bantuan melalui yayasan atau organisasi sosial yang umumnya sering diterapkan di negara maju; Perusahaan bermitra dengan pihak lain yang dinilai kompeten untuk menyelenggarakan program kedermawanan misalnya dengan LSM, universitas, dan media massa; dan 3. Perusahaan membentuk atau bergabung dalam satu konsorsium di mana perusahaan tersebut ikut serta dalam mendirikan, menjadi anggota, atau mendukung suatu lembaga sosial yang dilakukan untuk tujuan sosial tertentu. (adji satrio, 2010) Strategi pelaksanaan CSR sangat terkait dengan sudut pandang yang dimiliki oleh korporasi dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaannya. Strategi pelaksanaan program-program yang dimaksud dapat berupa kerjasama dengan pihak ketiga, yayasan milik perusahaan atau dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Pada dasarnya, pelaksanaan kegiatan CSR dalam jangka panjang memerlukan berbagai pihak, untuk menciptakan pola kemitraan yang lebih strategis, yakni antara pelaku bisnis, pemerintah dan masyarakat sebagai sasaran kegiatan CSR tersebut. Strategi perusahaan dalam mengimplementasikan kegiatan CSR dipengaruhi oleh standar yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan CSR tersebut. Standar pelaksanaan CSR tersebut antara lain Global Reporting Initiatives (GRI), Global Sullivan Principles, OECD Guidelines for Multinational Enter, Principles for Global

10 Corporate Responsibility-Benchmarks, SA 8000, dan United Nations Global Compact. Secara umum, dapat dilihat bahwa standar pelaksanaan kegiatan CSR mengacu pada penerapan etika bisnis yang diindikasikan dengan faktor keselamatan kerja karayawan, kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan (Susanta, 2007). (Rahmawati, 2010) 2.4 Konsep Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Penerapan program CSR oleh perusahaan sering kali tidak menjadikan masyarakat sebagai faktor utama yang menentukan keberhasilan program. Peran serta masyarakat pun dibatasi hanya pada tahap pelaksanaan saja, sehingga masyarakat tidak dapat berdaya dan tidak berkembang daya kreatifnya. Akhirnya, partisipasi menjadi bentuk yang pasif dan tidak memiliki kesadaran kritis (Nasdian, 2006). Payne (1979) dalam Nasdian (2006) menjelaskan bahwa pemberdayaan ditujukan untuk membantu klien memperoleh daya (kuasa) untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan yang akan ia lakukan yang terkait dengan diri mereka, termasuk mengurangi efek hambatan pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. Hal ini dilakukan melalui peningkatan kemampuan dan rasa percaya diri untuk menggunakan daya yang ia miliki, antara lain melalui transfer daya dari lingkungannya. Nasdian (2006) menjelaskan bahwa partisipasi adalah proses aktif, inisiatif diambil oleh warga komunitas sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif. Pengertian ini melihat keterlibatan masyarakat mulai dari tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan, penikmatan hasil, dan evaluasi (Cohen dan Uphoff, 1980 dalam Nasdian, 2006). Melihat berbagai pendapat yang ada mengenai pemberdayaan dan partisipasi di tingkat komunitas dapat dikatakan dua konsep yang erat kaitannya (Nasdian, 2006). Pendapat ini sejalan dengan Craig dan Mayo (1995) dalam Nasdian (2006), yaitu empowerment is road to participation. (adji satrio, 2010)

11 2.5 Program Corporate Social Responsibility yang Berkelanjutan Mengutip sebuah artikel yang pernah dimuat di majalah lensa etf edisi 1 nov 2006, eka tjipta foundation yang ditulis oleh timotheus lesmana dengan isi sebagai berikut: CSR memang tidak memberikan hasil secara keuangan dalam jangka pendek. Namun CSR akan memberikan hasil baik langsung maupun tidak langsung pada keuangan perusahaan di masa mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan melakukan programprogram CSR diharapkan keberlanjutan perusahaan akan terjamin dengan baik. Oleh karena itu, program-program CSR lebih tepat apabila digolongkan sebagai investasi dan harus menjadi strategi bisnis dari suatu perusahaan. Dengan masuknya program CSR sebagai bagian dari strategi bisnis, maka akan dengan mudah bagi unit-unit usaha yang berada dalam suatu perusahaan untuk mengimplementasikan rencana kegiatan dari program CSR yang dirancangnya. Pada saat ini telah banyak perusahaan di Indonesia, khususnya perusahaan besar yang telah melakukan berbagai bentuk kegiatan CSR, apakah itu dalam bentuk community development, charity, atau kegiatan-kegiatan philanthropy. Tidak mudah memang untuk memberikan jawaban yang tegas terhadap pertanyaan diatas, namun penulis (timotheus lesmana) beranggapan bahwa CSR is the ultimate level towards sustainability of development. Umumnya kegiatan-kegiatan community development, charity maupun philanthropy yang saat ini mulai berkembang di bumi Indonesia masih merupakan kegiatan yang bersifat pengabdian kepada masyarakat ataupun lingkungan yang berada tidak jauh dari lokasi tempat dunia usaha melakukan kegiatannya. Dan sering kali kegiatannya belum dikaitkan dengan tiga elemen yang menjadi kunci dari pembangunan berkelanjutan tersebut. Namun hal ini adalah langkah awal positif yang perlu dikembangkan dan diperluas hingga benar-benar dapat dijadikan kegiatan Corporate Social Responsibility yang benar-benar sustainable. Selain itu program CSR baru dapat menjadi berkelanjutan apabila, program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan.

12 Melakukan program CSR yang berkelanjutan akan memberikan dampak positif dan manfaat yang lebih besar baik kepada perusahaan itu sendiri maupun para stakeholder yang terkait. Sebagai contoh nyata dari program CSR yang dapat dilakukan oleh perusahaan dengan semangat keberlanjutan antara lain, yaitu: pengembangan bioenergi, melalui kegiatan penciptaan Desa Mandiri Energi yang merupakan cikal bakal dari pembentukan eco-village di masa mendatang bagi Indonesia. Program CSR yang berkelanjutan diharapkan akan dapat membentuk atau menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera dan mandiri. Setiap kegiatan tersebut akan melibatkan semangat sinergi dari semua pihak secara terus menerus membangun dan menciptakan kesejahteraan dan pada akhirnya akan tercipta kemandirian dari masyarakat yang terlibat dalam program tersebut. Program CSR tidak selalu merupakan promosi perusahaan yang terselubung, bila ada iklan atau kegiatan PR mengenai program CSR yang dilakukan satu perusahaan, itu merupakan himbauan kepada dunia usaha secara umum bahwa kegiatan tersebut merupakan keharusan/tanggung jawab bagi setiap pengusaha. Sehingga dapat memberikan pancingan kepada pengusaha lain untuk dapat berbuat hal yang sama bagi kepentingan masyarakat luas, agar pembangunan berkelanjutan dapat terealisasi dengan baik. Karena untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan mandiri semua dunia usaha harus secara bersama mendukung kegiatan yang terkait hal tersebut. Dimana pada akhirnya dunia usaha pun akan menikmati keberlanjutan dan kelangsungan usahanya dengan baik. 2.6 Manfaat dari program CSR bagi perusahaan di Indonesia Memang pada saat ini di Indonesia, praktek CSR belum menjadi suatu keharusan yang umum, namun dalam abad informasi dan teknologi serta adanya desakan globalisasi, maka tuntutan terhadap perusahaan untuk menjalankan CSR akan semakin besar. CSR akan menjadi strategi bisnis yang inheren dalam perusahaan untuk menjaga atau meningkatkan daya saing melalui reputasi dan kesetiaan merek produk (loyalitas) atau citra perusahaan. Kedua hal tersebut akan menjadi keunggulan kompetitif perusahaan yang sulit untuk ditiru oleh para pesaing. Di lain pihak, adanya pertumbuhan keinginan dari konsumen untuk membeli produk berdasarkan kriteria-kriteria berbasis nilai-nilai dan etika akan merubah perilaku konsumen di masa mendatang. Implementasi kebijakan CSR adalah suatu proses yang terus menerus dan berkelanjutan. Dengan demikian akan tercipta satu

13 ekosistem yang menguntungkan semua pihak (true win win situation) konsumen mendapatkan produk unggul yang ramah lingkungan, produsen pun mendapatkan profit yang sesuai yang pada akhirnya akan dikembalikan ke tangan masyarakat secara tidak langsung. Sekali lagi untuk mencapai keberhasilan dalam melakukan program CSR, diperlukannya komitmen yang kuat, partisipasi aktif, serta ketulusan dari semua pihak yang peduli terhadap program-program CSR. Program CSR menjadi begitu penting karena kewajiban manusia untuk bertanggung jawab atas keutuhan kondisi-kondisi kehidupan umat manusia di masa datang. Perusahaaan perlu bertanggung jawab bahwa di masa mendatang tetap ada manusia di muka bumi ini, sehingga dunia tetap harus menjadi manusiawi, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan kini dan di hari esok. III Pembahasan 1. Gambaran Umum PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. Indocement didirikan pada tahun 1985 dan dioperasikan secara terpadu dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 17,1 juta ton semen per tahun. Indocement saat ini mengoperasikan 12 pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sejak tahun 2005, Indocement telah melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan Semen Komposit Portland (Portland Composite Cement/PCC). Perseroan juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen Ordinary Portland Tipe I, Tipe II dan Tipe V, serta Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih. Sampai saat ini, Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. Produk-produk Indocement tersebut dipasarkan dengan merek dagang Tiga Roda. Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen semen terkemuka di dunia yang berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi pemegang saham mayoritas Indocement. Sejak itu, Indocement bertekad untuk memulihkan kondisi keuangan yang

14 sehat seperti sebelum terjadinya krisis keuangan di Asia. Untuk mencapai hal tersebut, dan dengan dukungan HeidelbergCement Group, Indocement kembali memfokuskan kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen, beton siap-pakai dan agregat. Sejak 2006 hingga saat ini, Indocement telah berhasil mencapai kondisi keuangan yang sehat. Indocement menyelesaikan proyek modifikasi Pabrik ke delapan di Citeureup pada tahun 2007, yang memberikan tambahan kapasitas produksi terpasang sebesar ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan Indocement meningkatkan volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan, Indocement berhasil mengembangkan lebih dari 170 hektar perkebunan jarak (Jatropha curcas) pada lahan bekas penambangan batu kapur. Indocement juga berhasil memprakarsai proyek pengolahan sampah rumah tangga dalam skala kecil untuk masyarakat di sekitar Pabrik Citeureup dan Cirebon. Sampah yang diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa yang menghasilkan energi pada proses produksi, dan juga menghasilkan kompos. 3.2 Visi dan Misi PT Indocement Visi dari PT Indocement ialah Menjadi pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas. Sedangkan misi dari PT Indocement dalam mewujudkan visinya ialah Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, semen dan bahan bangunan yang terkait, serta jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan. PT Indocement juga mempunyai motto untuk mendorong semangat para karyawan yaitu Turut membangun kehidupan bermutu (better shelter for a better life) yang merupakan nilai-nilai dalam perusahaan sebagai corporate identity (PT Indocement, 2008). Berdasarkan visi yang telah diputuskan oleh perusahaan maka dapat terlihat secara eksplisit di dalam misinya menekankan adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Selanjutnya misi PT Indocement diterjemahkan ke dalam empat kebijakan utama PT Indocement yang mencangkup (Dewani, 2009): 1. Kebijakan Mutu a) Senantiasa meningkatkan sistem manajemen mutu dan melakukan pengendalian mutu secara ketat pada seluruh tahapan proses sehingga produk klinker dan semen yang

15 dihasilkan serta pelayanan pendukung yang terkait memiliki mutu yang konsisten untuk memenuhi persyaratan bahkan melampaui kepuasan pelanggan. b) Secara terus menerus melatih seluruh jajaran manajer dan karyawan agar memahami serta menghayati prinsip dan metode Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Manajemen Mutu Internasional. c) Memacu seluruh jajaran manajer dan supervisor untuk mengikutsertakan segenap karyawan untuk secara terus menerus meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. d) Membangun keyakinan bahwa sumber daya manusia adalah penyangga utama bagi prakarsa mutu melalui pelatihan dan pengembangan tenaga kerja berwawasan teknologi dan berorientasi pada mutu akan menghasilkan teknologi dan terobosan baru 2. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan, Lingkungan dan Komunitas a) Senantiasa manjalankan perusahaan untuk selalu mematuhi undang-undang, peraturan yang berlaku dan standar yang relevan. b) Senantiasa menjalankan perusahaan dengan melaksanakan pengendalian resiko untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, selamat, dan sehat. c) Senantiasa berupaya untuk menghemat sumberdaya alam, mengutamakan keselamatan kerja serta mengendalikan dan mengurangi dampak terutama emisi debu melalui kegiatan perbaikan secara terus-menerus. d) Senantiasa berusaha meningkatkan program untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan lingkungan sekitar. 3. Kebijakan Gaya Manajemen a) Senantiasa memberikan semangat pada segenap tingkatan dalam perusahaan untuk berinisiatif dan berpartisipasi dalam rangka memenuhi tujuan dan sasaran perusahan. b) Senantiasa menghargai hubungan yang baik pada segenap tingkatan dengan pihak eksternal dan internal yang dilandasi saling menghormati, kejujuran, dan kepercayaan. c) Senantiasa mengembangkan sistem komunikasi internal dan eksternal yang efektif untuk mendukung keberhasilan penerapan sistem manajemen perusahaan. d) Senantiasa berkeyakinan seluruh jajaran manajer, selalu mematuhi prinsipprinsip kebijakan yang dideklarasikan ini dan memberikan keteladanan. 4. Kebijakan Karyawan

16 a) Senantiasa mengharapkan segenap kemampuan karyawan untuk loyal, kerjasama, tanggung jawab, siap melayani, kemauan belajar, mempunyai integritas, dan disiplin. b) Senantiasa meningkatkan bakat karyawan melalui pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan. c) Senantiasa mendorong karyawan untuk bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan tugas yang didelegasikan, serta mempunyai wawasan berpikir yang luas dalam rangka mewujudkan mobilitas dan fleksibilitas. d) Senantiasa mengutamakan budaya perusahaan secara terus menerus untuk mendorong tim kerja yang prima. Pelaksanaan dan implementasi program CSR berlandasakan pada kebijakan PT. Indocement yang mempertimbangkan konsep Sustainable Development dan prinsip Triple Bottom Lines (ekonomi, sosial, dan lingkungan). Perumusan kebijakan PT.Indocement mengacu pada ISO dalam lingkup implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. 3.3 Departemen CSR PT Indocement PT Indocement memiliki sebuah Departemen CSR yang dibentuk pada tahun 2005 yang berlandaskan pada Triple Bottom Lines. Kegiatan sosial perusahaan PT.Indocement sebenarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri pada tahun 1985 melalui divisi Community Development. Saat ini Departemen CSR unit Citeureup dipimpin oleh Ibu Dian Octavia sebagai Head Officer Departemen CSR dan memiliki 15 orang staf yang terbagi menjadi Community Develeopment Section (Comdev Section) yang dikepalai oleh Bapak Ayi Ibrohim dan Sustainable Development Project Section (SDP Section) yang dikepalai oleh Ibu Lia Damayanti. Dalam menjalankan tugasnya, Departemen CSR memiliki visi dan misi yang menjadi landasan tugas departemen. Visi Departemen CSR adalah membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan misi Departemen CSR adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development). Selain memiliki

17 visi dan misi, Departemen CSR PT Indocement juga memiliki motto yaitu Turut membangun kehidupan bermutu (better shelter for a better life) yang selalu dijadikan pijakan bagi setiap karyawan perusahaan dari berbagai tingkatan dalam menjalankan aktivitas perusahaan ini. Departemen CSR mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sosial yang dilakukan PT Indocement di 12 desa binaan yang berada di sekitarlingkungan pabrik dan jalur konvayer khususnya dan lingkup nasional umumnya. Ruang lingkup Departemen CSR meliputi kegiatan memutuskan program/proyek yang akan dilaksanakan, membuat perencanaan, melaksanakan prgram/proyek di 12 desa binaan, melakukan survai, monitoring program/proyek CSR, dan melakukan dokumentasi. PT Indocement yang beroperasi di Citeureup berada dalam tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Citeureup, Kecamatan Klapanunggal, dan Kecamatan Cileungsi. Dari tiap- tiap kecamatan tersebut ditentukan desa binaan yang memiliki kedekatan lokasi dari pabrik. Berdasarkan kedekatan tersebut maka jumlah seluruh desa binaan PT.Indocement sebanyak 12 desa binaan, yaitu: Desa Gunung Putri, Citeureup, Puspanegara, Lulut, Bantarjati, Nambo, Hambalang, Leuwi Karet, Tarikolot, Gunung Sahari, Pasir Mukti, dan Tajur. Penentuan program CSR di 12 desa binaan dilakukan berdasarkan social mapping atau pemetan sosial oleh pihak karyawan Departemen CSR untuk mendapatkan gambaran umum dan data yang jelas mengenai situasi dan kondisi yang ada di masyarakat binaan sehingga dapat menentukan prioritas program yang akan dilaksanakan agar tepat guna dan tepat sasaran. Perencanaan program CSR dilandasi oleh konsep Triple Bottom Lines dan dibuat dalam bentuk rencana strategis dengan jangka waktu pelaksanaan program selama lima tahun (Gambar 5) yang menjadi acuan pelaksanaan program CSR Indocement. Departemen CSR melakukan pertemuan BILIKOM (Bina Lingkungan dan Komunikasi) di 12 desa binaan setiap tiga bulan sekali. Pertemuan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan di masyarakat yang berlandasakan pada Renbangdes (Rencana Pembangunan Desa) merupakan hasil dari pertemuan atau musyawarah rencana pembangunan yang dilakukan di tiap desa.

18 Gambar 5. Skema Strategic Planning Program CSR PT Indocement Sumber : Intranet Departemen CSR (diakses pada tanggal 23 November 2009) Pada Gambar 6 disajikan proses tahapan pelaksanaan program CSR PT.Indocement melalui BILIKOM dan Renbangdes, pihak Departemen CSR menganalisis kebutuhan masyarakat sesuai dengan prioritas dan target dengan skala yang telah ditentukan dengan menggunakan social mapping dan disesuaikan pula dengan rencana strategis. Hasil dari analisis kebutuhan tesebut ditetapkan melalui kebijakan perusahaan yang selanjutnya dilaksanakan oleh Departemen CSR. Setelah selesai dilaksanakan program, tahap selanjutnya adalah dilakukannya kegiatan pemantauan dan evaluasi program yang kemudian di kembalikan kembali dalam BILIKOM dan kebijakan Departemen CSR.

19 Gambar 6. Skema Tahapan Pelaksanaan Program CSR PT Indocement Tahun Sumber : Intranet Departemen CSR (diakses pada tanggal 23 November 2009) 2. Evaluasi Dari Program CSR Yang Selama Ini Telah Dilakukan Oleh Perusahaan Program CSR yang dijalankan oleh Indocement dibangun berdasarkan lima pilar utama, yaitu: Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial-Budaya-Agama-Olahraga dan Keamanan. Seringkali, dua atau lebih dari tujuan mungkin saling tumpang tindih dalam suatu program. Dalam kerangka Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDG), program CSR Indocement terutama fokus pada tujuan: Penanggulangan kemiskinan, Pendidikan, dan Lingkungan. Program-program di Indocement dirancang untuk memenuhi kebutuhan strata sosial yang berbeda dalam masyarakat. Banyak kegiatan berupaya melibatkan dan memberikan manfaat bagi sebagian besar anggota masyarakat

20 yang kurang mendapatkan kesempatan, sementara yang lain bertujuan untuk menciptakan kesempatan yang lebih besar bagi individu dan tokoh masyarakat yang berpotensi. Beberapa progam yang telah dilaksanakan sebagai berikut: 1. Pendirian Rumah Seni dan Budaya, pusat komunitas baru yang terletak di dekat Pabrik Citeureup; gedung baru SMA di sekitar Pabrik Tarjun. 2. RUTILAHU (Rumah Tidak Layak Huni) adalah suatu program baru untuk merevitalisasi rumah-rumah di berbagai desa di sekitar wilayah operasi Indocement. 3. Program renovasi obyek wisata Banyu Panas di Pabrik Palimanan, Cirebon. 4. Perkebunan Jarak Pagar (Jatropha Curcas). Untuk merevitalisasi tanah bekas tambang batu kapur yang berdekatan dengan Pabrik Indocement. Dengan mempekerjakan sekelompok petani lokal untuk merawat ladang dan memanen saat buahnya matang. Indocement kemudian memproses buah untuk membuat bio-fuel yang digunakan sebagai salah satu bahan bakar alternatif. 5. Membangun instalasi pengolahan sampah kedua di dekat Pabrik Citeureup. Selain dua pusat pengolahan sampah rumah tangga di Citeureup, fasilitas ketiga yang terletak di dekat Pabrik Palimanan juga telah dibangun. 6. Program pelatihan terintegrasi untuk memberi pelatihan beragam keahlian bagi warga setempat, sehingga mampu mengembangkan mata pencaharian seperti peternakan, bercocok tanam dan pelatihan perbengkelan (sepeda motor, telepon genggam, dll.). Hingga saat ini, program tersebut telah memberikan pelatihan kepada sejumlah 554 warga. 7. Program pemberian kredit mikro. Bersama dengan badan usaha milik negara Bank Mandiri, Indocement telah memberikan pinjaman skala kecil yang memungkinkan perusahaan-perusahaan lokal untuk membiayai kegiatan usaha mereka. 8. Memberikan bantuan kemanusiaan pada saat bencana alam. Sumber : diakses 26/5/12 Dari beberapa progam CSR diatas, dapat diketahui bahwa program CSR yang telah dijalankan tersebut, sebagian besar bersifat pemberian yang tidak produktif karena hanya diberikan kepada masyarakat secara hadiah (cuma- cuma). Sementara beberapa yang mungkin bisa dikatakan produktif seperti pelatihan terintegrasi, pemberian pinjaman mikro, dan perkebunan jarak. Akan tetapi jika dilihat lebih seksama, program tersebut tidak

21 sepenuhnya untuk kemanfaatan masyarakat karena masyarakat yang diberi pelatihan keterampilan bertani nantinya dapat dijadikan sebagai pengelola perkebunan jarak yang mana hasil dari perkebunan jarak tersebut yang mengolah adalah PT.Indocement. Pun dengan program pemberian kredit mikro, karena yang memberikan kredit mikro adalah pihak perbankan dalam hal ini adalah bank mandiri bukan PT.Indocement. Oleh karenanya, progam CSR kedepan perlu dilakukan suatu perbaikan agar lebih bermanfaat dan tercipta suatu community development yang sejalan dengan rencana MDGs Konsep Ide CSR Yang Dibuat Untuk menjelaskan konsep saya ini, kami akan mengambil contoh apabila konsep CSR kami ini diterapkan oleh PT.Indocement di wilayah Cirebon dimana disana terdapat salah satu cabang PT.Indocement. Sebelum mulai membahas ide kami, kami akan memaparkan terlebih dahulu potensi cirebon. Palimanan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat, IndonesiaSaat ini, Wilayah Kecamatan Palimanan telah dimekarkan menjadi 2 (dua) kecamatan, yaitu Kecamatan Palimanan dan Kecamatan Gempol. Kota Cirebon yang terletak di pesisir Laut Jawa, pada Jalur Pantura Jakarta - Cirebon - Semarang merupakan jalur terpadat di Indonesia. Kota Cirebon juga adalah kota terbesar keempat di wilayah Pantura setelah Jakarta, Surabaya, dan Semarang. Karena letaknya yang amat strategis yaitu pada persimpangan antara Jakarta, Bandung, dan Semarang, menjadikan kota Cirebon sangat cocok dan potensial untuk berinvestasi dalam segala bidang investasi seperti hotel, rumah makan, pusat perbelanjaan, maupun pendidikan. Kota Cirebon merupakan pusat bisnis, industri, dan jasa di wilayah Jawa Barat bagian timur dan utara. Banyak sekali industri baik skala kecil, menengah, maupun besar menanamkan modalnya di kota wali ini (Cirebon). Dengan didukung oleh banyaknya orangorang yang bekerja, beraktifitas dan menuntut ilmu di kota Cirebon, sekitar kurang lebih 1 juta orang, menjadikan kota Cirebon lebih hidup. Pembangunan di Kota Cirebon juga menggeliat dan menunjukkan respons positif, hal ini terbukti dengan banyaknya bangunanbangunan besar dan tinggi yang berada di jalan-jalan utama kota Cirebon. Untuk mewujudkan kota Cirebon sesuai dengan fungsinya yang diarahkan sebagai kota perdagangan dan jasa, kota pelabuhan, kota industri, dan kota budaya dan pariwisata, maka peluang atau prospek kota Cirebon dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

22 1. Masih terdapatnya lahan yang kosong dan komersil yang dapat dikembangkan untuk kegiatan perekonomian yang letaknya tersebar diseluruh wilayah kota Cirebon seperti untuk kegiatan perdagangan dan jasa, perumahan wisata, industri, dan lainlain. 2. Lahan pertanian yang masih luas di pinggiran Kota Cirebon yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan agrobisnis. Sumber daya laut di sepanjang pantai kota Cirebon yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan wisata laut, agro industri, dan sebagainya. 3. Terdapat juga pelabuhan Cirebon dan Kejawanan atau pelabuhan perikanan yang masih terbuka untuk kegiatan industri, perdagangan (ekspor, impor, antar daerah atau pulau). 4. Jumlah penduduk yang cukup dapat dikembangkan dan dilatih agar dapat ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan yang didukung oleh sejumlah perguruan tinggi dan sekolah kejuruan. Tersedianya infrastruktur atau sarana atau prasarana penunjang kegiatan perekonomian seperti listrik, air, telekomunikasi, jalan, dan lain-lain. Untuk sektor-sektor unggulan yang mempunyai potensi dan peluang yang bisa dikembangkan oleh pengusaha atau investor baik ber-fasilitas (Penanaman Modal Asing) dan non fasilitas (Penanaman Modal Swasta Nasional) adalah sebagai berikut: Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; Sektor Industri Non Migas; Sektor Listrik, Gas dan Air Minum; Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran; Pertanian, Peternakan dan Perikanan. Tanaman pangan meliputi tanaman bahan makanan, sayur-sayuran dan buahbuahan, tanaman bahan makanan terdiri dari jenis padi-padian, umbi-umbian, dan kacangkacangan. Produksi tanaman bahan makanan pada tahun 2003 mayoritas mengalami peningkatan. Produksi tanaman sayur-sayuran yang ada di kota Cirebon terdiri dari delapan komoditas. Saat ini, kota Cirebon tengah gencar-gencarnya menggalakkan CPC (Cirebon Promotion Center). Cirebon Promotion Center (CPC) adalah sebuah lembaga Non Pemerintah yang didirikan dan difasilitasi oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Cirebon melalui Program Pendanaan Kompetisi (PPK) yang berfungsi sebagai pusat promosi investasi, produk dan pariwisata. Kota Cirebon sebagai kota perdagangan dan jasa mempunyai berbagai potensi yang cukup besar, baik potensi ekonomi, industri,

23 perdagangan, budaya dan pariwisata yang masih belum tergali secara optimal dan dapat dikembangkan ke arah yang lebih baik guna menunjang pertumbuhan ekonomi. Karena sebelumnya, PT.Indocement telah mempunyai progam CSR berupa pelatihan pengolahan pertanian kepada warga sekitar perusahaan maka ide kami adalah merevitalisasi progam tersebut, dengan mengingat potensi kota cirebon dibidang pertanian seperti : 1. Bawang Merah ; luas lahan potensial yang di kembangkan 3000 Ha dengan produsi ton/tahun. Prospek pemasaran: Bahan baku industri bawang goreng (3.533 ton/th). Pemasaran lokal ( kabupaten/kota cirebon ) dan kabupaten sekitarnya. Pemasaran pada pusat di Jawa ( Jakarta, bandung, bogor dan surabaya ). Pemasaran luar Jawa(kalimantan,sumatra,sulawesi ) Eksport ke Malaysia, Singapura, dan Taiwan 2. Cabe Merah; Di Kabupaten Cirebon sangat cocok untuk tanaman cabe, karena cabe merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, di lahan sawah ataupun di lahan kering/tegalan. Komoditi cabe merah memiliki nilai ekonomi tinggi. Pengembangan cabe merah ini pada areal potensial seluas Ha (status tanah milik masyarakat). 3. Jagung Manis Tantangan pasar yang di hadapi saat ini produksi yang di hasilkan masih relatif sedikit, sedangkan kebutuhan pasokan adalah kg/ hari terdiri dari : Pasar Lokal Cirebon 3.000/hari Pasar Jakarta dan Bogor /hari Pasar Bandung /hari Adapun luas lahan yang akan dikembangkan tersedia sekitar 200 Ha dengan perkiraan produsi kg/Ha. 3. Jamur Wilayah yang potensial dikembangkan di Kecamatan Sumber, Dukupuntang, Palimanan, Susukan, Gegesik, Suranenggala, Sedong, Kapetakan, Klangena, Jamblang, Panguragan dan Arjawinangun.

24 4. Kacang Hijau Luas lahan yang potensial untuk dikembangkan seluas Ha. Produktifitas per tahun yang diharapkan sebanyak Ton. Peluang Investasi : Teknologi pengolahan hasil budidaya Bibit, Pupuk dan Teknologi untuk pengembagan budidaya kacang hijau. Lokasi andalan yang dikembangkan berada di Kecamatan waled, Ciwaringin, Babakan, Susukan, Plumbon, Gegesik, Losari, Palimanan,dan Ciledung. Sumber : Dengan memperhatikan data potensi dari kota cirebon seperti data diatas, maka misalnya PT.Indocement akan mengembangkan progam CSR di wilayah ini, misal dengan fokuskan untuk memajukan petani di wilayah palimanan yang mempunyai potensi komoditi berupa kacang hijau, maka pihak PT.Indocement dapat menjadi pelaksana CSR dengan memberikan pelatihan pengolahan pasca panen kacang hijau serta memberikan bantuan mesin pengolah kacang hijau. dengan bekal training yang diberikan, maka bantuan mesin yang diberikan dapat digunakan masyarakat untuk mengembangkan suatu usaha pengolahan kacang hijau. kemudian dari sini, peran pemerintah daerah dilibatkan sebagai pihak yang membantu memasarkan hasil olahan masyarakat. 3.4 Metode Implementasi / Cara Menerapkan Ide CSR Yang Anda Buat Untuk menerapkan ide kami ini, maka harus ada suatu komitmen dai masyarakat dan ppihak pelaksana csr dengan campur tangan pemerintah daerah sebagai pemangku jabatan untuk membantu memasarkan produk hasil olahan yang dilakukan masyarakat agar tujuan kesejahteraan masyarakat dapat dicapai. usaha pengolahan kekayaan alam training PT.Indocem ent kesejateraan masyarakat pasar masyarakat

25 Seperti tampak pada diagram diatas, bahwa konsep ide kami adalah masyarakat sebagai input(sumber) sasaran CSR yang akan mengikuti program training dari pelaksana CSR. Setelah ditraining, maka masyarakat tersebut diarahkan untuk membuka suatu usaha untuk mengolah sumber daya lokal. Hasil dari olahan masyarakat kemudian dijual kepasar sehingga masyarakat memperoleh pendapatan. Sebagai usaha rakyat, tantangannya adalah menembus pasar. Oleh karenanya, peran pemerintah daerah diharapkan mampu membantu untuk memasarkan hasil olahan masyarakat. Metode yang bisa ditempuh untuk menerapkan ide kami adalah: indocement Pemkab melakukan mediasi dan kesepahaman dengan pemkab menyiapkan skenario training menindaklanjuti kesepahaman dari perusahaan dengan berupa kerja sama dengan puhak swasta atau pemkab lain memprakarsai terciptanya pasar bagi olahan masyarakat masyarakat mengidentifikasi kekayaan sumber daya lokal melakukan rapat desa untuk melakukan usaha dengan memanfaatkan kekayaan lokal tertentu usaha lokal memulai usaha lokal dengan pengelola dan pekerja dari masyarakat 3.5 Dampak Positif Yang Dihasilkan Dampak positif dari pelaksanaan ide kamia adalah: A. Bagi masyarakat 1. Terciptanya masyarakat yang mandiri yang memiliki kemampuan berbisnis yang mampu mengelola kekayaan sumber daya lokal namun mampu bersaing di pasar. 2. Kesejahteraan ekonomi masyarakat meningkat karena memiliki usaha tambahan sehingga meningkatkan pendapatan 3. Mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap bantuan perusahaan pelaksana CSR. Khususnya bantuan yang sifatnya tidak produktif. Karena dengan

26 meningkatnya pendapatan, maka masyarakat akan mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri baik untuk sanitasi maupun biaya pendidikan 4. Pemberdayaan masyarakat sehingga mengurangi pengangguran. Karena dengan berdirinya unit usaha masyarakat yang dikelola secara profesional akan mampu membuka lapangan kerja. 5. Terciptanya masyarakat yang cerdas dalam memanfaatkan potensi lokal dan Terciptanya pembangunan masyarakat yang menyeluruh, baik secara fisik, maupun secara psikis dan kognitif. 6. Terciptanya produk kreatif dari masyarakat dan ide dari masyarakat dapat dilaksanakan dengan segala kemampuan yang mereka miliki dan mereka usahakan sendiri. B. Bagi pelaksana CSR 1. Mengurangi peranannya tanpa mengurangi manfaat yang diterima oleh masyarakat. 2. Dapat menghemat anggaran CSR karena hanya perlu memberikan pelatihan (bimbingan bisnis) dan bantuan mesin diawal, sehingga tidak perlu memberikan bantuan berupa dana secara terus menerus. 3. Dapat menjadi partner bisnis, dimana masyarakat sasaran CSR dapat diberikan peran sebagai penyedia bahan perantara untuk mendukung usaha dari pemberi CSR. Kesimpulan Dari uraian diatas, dapat kami simpulkan bahwa pelaksanaan CSR PT.Indocement kurang produktif sehingga kurang selaras dengan tujuan pemerintah yeng berupa terciptanya MDGs Dengan demikian, progran CSR yang selama ini telah dilaksanakan perlu adanya upaya revitalisasi. Salah satu langkah untuk merevitalisasi progam CSR tersebut adalah dengan mengarahkan masyarakat penerima CSR untuk didorong agar mampu mendirikan suatu badan usaha yang mengolah kekayaan sumber daya lokal. Dengan demikian, maka masyarakat tidak akan tergantung dengan sumbangan yang diberikan oleh perusahaan pelaksana CSR. Selain itu, juga meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga

27 kesejahteraan masyarakat juga akan meningkat dan yang lebih penting, terciptanya suatu masyarakat yang cerdas dalam mengolah kekayaan sumber daya alam yang mereka miliki. Sementara bagi perusahaan pelaksana CSR, dengan metode CSR seperti ini akan mampu mengurangi biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk progam CSR. Serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas departemen CSR sehingga mampu menekan biaya labor cost perusahaan. Referensi Artikel Di Majalah Lensa Etf Edisi 1 Nov 2006, Eka Tjipta Foundation karya Timotheus Lesmana Utomo,adji satrio Dampak Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (Csr) Pt. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Terhadap Masyarakat Lokal (Studi Kasus Di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat).Bogor.IPB Rahmawati, Anisa Efektivitas Organisasi Dan Implementasi Program Corporate Social Responsibility Pt. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Bogor.IPB Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Beberapa waktu dalam dasawarsa terakhir ini, konsep mengenai programprogram Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan semakin

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dituntut untuk senantiasa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar ekonomi yang

Lebih terperinci

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF 40 BAB V STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF Perencanaan strategi dalam hubungan masyarakat melibatkan pengambilan keputusan tentang tujuan dan sasaran program,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu yang didasarkan pada cirri-ciri keilmuan yang rasional, empiris dan sistematis. 3.1 Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berkomunikasi tidak hanya dilakukan oleh individu sebagai makhluk yang mutlak memerlukan aktifitas berkomunikasi demi terselenggaranya kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT

BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT 4.1 Sejarah dan Perkembangan PT Indocement Pada tahun 1973, Empat Sekawan yaitu Soedono Salim, Djuhar Sutanto, Sudwikatmono dan Ibrahim Risjid sepakat untuk membangun

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan bisnis pada perusahaan manufaktur merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari, Tingkat persaingan bisnis akan makin meningkat dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35 PT. Pertamina (Persero) adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan yang ada pada saat ini tidak dapat lepas dari pertumbuhan infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Opini publik merupakan sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama yang berhubungan dengan arah opini, pengukuran intensitas, stabilitas, dukungan informasional,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.(Indocement) adalah salah satu BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV.1 Sejarah PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 36 BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4.1.1 Sejarah PT Indocement 9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya

I. PENDAHULUAN. Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemikiran yang mendasari Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR sering dianggap inti dari etika bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan mempunyai tanggung jawab bukan hanya kepada pemegang saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga kepada lingkungan dan

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB IV VISI DAN MISI DAERAH 4.1 Visi Berdasarkan kondisi Kabupaten Lamongan saat ini, tantangan yang dihadapi dalam dua puluh tahun mendatang, dan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki, maka visi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Semen Tiga Roda adalah sebuah merek semen yang diproduksi oleh PT. Indocement Tunggal Prakarsa. Perusahaan ini menjadi salah satu produsen utama semen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Banyak badan usaha yang membangun usaha kecil menengah yang memerlukan

Lebih terperinci

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah

BAB I PENDAHULUAN. social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbincangan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) bukanlah hal yang baru, karena CSR telah berkembang sejak era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DI KABUPATEN KENDAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Republik Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan luas sekitar 2/3 bagian (5,8 juta Km 2 ) adalah lautan, dan sekitar 1/3 bagian (2,8 juta km 2 ) adalah daratan,

Lebih terperinci

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan BAB - VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN 6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan Strategi adalah langkah-langkah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi, yang dirumuskan dengan kriterianya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu menarik yang sedang menjadi perhatian dunia adalah masalah yang berkaitan dengan lingkungan, khususnya masalah yang berkaitan dengan etika dan tanggungjawab

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon

BAB I PENDAHULUAN. Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dan calon investor untuk pengambilan keputusan. Adanya informasi yang lengkap, akurat serta tepat waktu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi telah mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang paling signifikan perubahannya adalah

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate social responsibility (CSR) merupakan bagian penting dari strategi bisnis berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada bagian perumusan isu strategi berdasarkan tugas dan fungsi Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan mengemukakan beberapa isu strategis

Lebih terperinci

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 5.1 Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang Untuk Masing masing Misi Arah pembangunan jangka panjang Kabupaten Lamongan tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

Pengantar. responsibility (CSR).

Pengantar. responsibility (CSR). Pengantar Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dan masing-masing perusahaan beradu strategi dan inovasi untuk menarik konsumen. Persaingan ketat yang ini

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR BUPATI LUMAJANG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG TANGGUNGJAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar

BAB I PENDAHULUAN. operasional perusahaan akan memberikan dampak sosial dan lingkungan disekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menjaga keberlangsungannya, perusahaan tidak bisa hanya memperhatikan aspek keuangan namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat memantau perkembangan perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya tujuan utama yang ingin dicapai oleh semua perusahaan adalah bagaimana perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang sebesarbesarnya. Karena keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih mengarah kepada pertumbuhan yang positif, sehingga hal ini memicu terjadinya persaingan yang sangat ketat baik dari investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perusahaan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan adanya perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Terwujudnya Masyarakat Bengkulu Utara yang Mandiri, Maju, dan Bermartabat Visi pembangunan Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2011-2016 tersebut di atas sebagai

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan

BAB I PENDAHULUAN. Hal inilah yang mendorong perubahan paradigma para pemegang saham dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era yang sekarang ini, sektor bisnis di Indonesia mulai berkembang. Tentu saja kebanyakan dari mereka masih memfokuskan tujuan utamanya pada pencarian

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN P T Darma Henwa Tbk PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN PT Darma Henwa Tbk DAFTAR ISI Kata Pengantar 3 BAB I PENGANTAR. 4 1. Mengenal Good Corporate Governance (GCG) 4 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu kesatuan usaha yang menghasilkan barang dan jasa. Dalam setiap aktivitasnya, komunikasi adalah suatu instrumen yang penting dalam

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Menimbang BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan dibidang pertanian menjadi prioritas utama karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis

KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan

Lebih terperinci

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda

agribisnis untuk mencapai kesejahteraan wilayah pedesaan (prospherity oriented) (Bappeda Kabupaten Lampung Barat, 2002). Lebih lanjut Bappeda 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah, pembangunan ekonomi menghadapi berbagai tantangan, baik dari dalam daerah maupun faktor eksternal, seperti masalah kesenjangan dan isu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Paradigma pembangunan di Indonesia telah mengalami perubahan. Diawali dari pembangunan berbasis ekonomi menjadi paradigma pembangunan berkelanjutan. Gagasan

Lebih terperinci

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : PRESIDEN RUPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sumber daya energi

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa misi terpenting dalam pembangunan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya.

Daya Mineral yang telah diupayakan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Jawa Tengah pada periode sebelumnya. BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Dan Misi Dinas Energi Dan Sumber Daya Mineral VISI Memasuki era pembangunan lima tahun ketiga, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Lebih terperinci

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan

Menjadikan Bogor sebagai Kota yang nyaman beriman dan transparan BAB 3 ISU ISU STRATEGIS 1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN a. Urusan Perdagangan, menghadapi permasalahan : 1. Kurangnya pangsa pasar

Lebih terperinci