BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam konteks global, istilah Corporate Sosial Responsibility (CSR) mulai digunakan sejak tahun 1970-an dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998), karya John Elkington. Ada beberapa versi mengenai definisi tanggung jawab sosial perusahaan yang dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan pemahaman mengenai tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Kotler dan Lee (2005) menyebutkan definisi CSR sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan komitmen perusahaan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui praktek bisnis yang baik serta melalui pemberian sumbangan sumberdaya yang dimiliki perusahaan. World bank sebagai lembaga keuangan global memandang CSR sebagai, The commitment of business in contributing to sustainable economic development working with employees, their families, the local community and society as a whole to improve quality of life, in ways that are both good for business and good for development (Leal, Marta dan Leonardo, 2007). Sementara itu, menurut The World Business Council for Sustainability Development (WBCSD), lembaga internasional yang berdiri tahun 1995 dan beranggotakan lebih dari 120 multinasional company yang berasal lebih dari 30 9

2 10 negara, dalam publikasinya Making Good Business Sense mendifinisikan CSR atau tanggung jawab sosial perusahaan sebagai, Continuing commitment by business to behave ethically and contribute to economic development while improving the quality of life of the workface and their families as well as of the local community and society at large (Wibisono, 2007:7). Pengertian mengenai CSR juga disampaikan oleh Green Paper Unit Eropa, CSR merupakan sebuah,...konsep dimana perusahaan memutuskan secara sukarela untuk memberikan sumbangsih untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik dan lingkungan yang lebih bersih (Wibisono, 2007). Ini menandakan bahwa perusahaan memiliki kewajiban terhadap stakeholders untuk meningkatkan kualitas hidup mereka melalui pembangunan berkelanjutan, terutama bagi lingkungan sekitar yang terkena dampak dari kegiatan operasional perusahaan. 2.2 Prinsip Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Ada beberapa prinsip yang melekat pada tanggung jawab sosial perusahaan, Chowther David (2008) mengurai prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan tersebut menjadi tiga hal, yaitu : 1. Sustainability, berkaitan dengan bagaimana perusahaan dalam melakukan aktivitasnya tetap memperhitungkan keberlanjutan sumber daya di masa depan. 2. Accountability, merupakan upaya perusahaan untuk terbuka dan bertanggung jawab atas aktivitas yang telah dilakukan. Akuntabilitas dibutuhkan ketika aktivitas perusahaan dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungan ekternal.

3 11 3. Transparency, merupakan prinsip yang penting bagi pihak eksternal karena bersinggungan dengan pelaporan aktivitas perusahaan berikut dampak terhadap pihak eksternal. Penjelasan yang lebih mendetail mengenai prinsip-prinsip tanggung jawab sosial perusahaan dipaparkan oleh Alyson, seperti yang dikutip oleh Wibisono (2007:39) bahwa tanggung jawab sosial perusahaan harus diakui sebagai prioritas tertinggi korporat dalam melakukan pembangunan berkelanjutan dengan melakukan manajemen terpadu yang mengintegrasikan program-program tanggung jawab sosial perusahaan melalui berbagai aspek yang meliputi: proses perbaikan, pendidikan karyawan, pengkajian, produk dan jasa, informasi publik, fasilitas dan operasi, penelitian, pencegahaan, kontraktor dan pemasok, siaga menghadapi darurat, transfer best practice, memberi sumbangan, keterbukaan, hingga pencapaian dan pelaporan aktivitas sosial perusahaan kepada stakeholders. 2.3 Konsep Triple Bottom Line Istilah Triple Bottom Line dipopulerkan oleh John Elkington pada tahun 1998 melalui bukunya Cannibals with Fork, The Triple Bottom Line of Twentieth Century Business. Elkington mengembangkan konsep Triple Bottom Line dalam istilah economi prosperity, environmental quality dan social justice. Melalui buku tersebut, Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin berkelanjutan, harus memperhatikan 3P, singkatan dari profit, planet dan people. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan ekonomi belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

4 12 Sosial (people) Lingkungan (planet) ekonomi (profit) Gambar 2.1 Ilustrasi konsep Triple Bottom Line Sumber: Wibisono (2007:32) 2.4 Visi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Visi dari program CSR tersebut diungkapkan oleh Wibisono dalam bukunya Membedah Konsep dan Aplikasi CSR (2007): (1) Terciptanya tanggung jawab sosial korporat (Corporate Social Responsibility) terhadap komunitas lokal untuk berkomitmen dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kehidupan. (2) Menumpuk tanggung jawab seluruh stakeholders di dalamnya termasuk unsur pemerintahan dan masyarakat itu sendiri. (3) Pengembangan masyarakat (community development) untuk membangun kesejahteraan masyarakat menuju masyarakat madani (civil society) yang mandiri secara berkelanjutan. Visi ini yang menjadi landasan bagi enterprise dalam menjalankan program-program tanggung jawab sosial perusahaannya. Di dalam visi tanggung jawab sosial perusahan dinyatakan bahwa dalam lingkungan bisnis enterprise, perusahaan tidak hanya berorientasi kepada keuntungan bisnis (profit) semata, tetapi melalui tanggung jawab sosialnya, perusahaan dituntut untuk mampu

5 13 melakukan pengembangan masyarakat sekitar agar dapat hidup lebih sejahtera dan mandiri. 2.5 Pelaksanaan Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Ruang lingkup program tanggung jawab sosial perusahaan merupakan pengklasifikasian dari bidang-bidang utama perusahaan atas perbuatan sosial untuk memudahkan perusahaan untuk mengetahui item mana saja yang merupakan tanggung jawab sosialnya. Ada beberapa pendapat mengenai berbagai macam aspek program tanggung jawab sosial yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Tabel 2.1 Contoh Lingkup Program CSR 1. Bidang Sosial a. Pendidikan/ pelatihan b. Kesehatan c. Kesejahteraan sosial d. Kepemudaan/ kewanitaan e. Keagamaan f. Kebudayaan g. Penguatan kelembagaan h. Dan lain-lain 2. Bidang Ekonomi a. Kewirausahaan b. Pembinaan UKM c. Agribisnis d. Pembukaan Lapangan Kerja e. Sarana dan Prasarana ekonomi f. Usaha Produktif lainnya 3. Bidang Lingkungan a. Penggunaan energi secara efisien b. Proses produksi yang ramah lingkungan c. Pengendalian polusi d. Penghijauan e. Pengelolaan air f. Pelestarian alam g. Pengembangan ekowisata h. Penyehatan lingkungan i. Perumahan dan pemukiman Sumber : Wibisono, Yusuf Membedah Konsep&Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing.

6 14 Beberapa contoh program tanggung jawab sosial perusahaan menurut Yusuf Wibisono (2007:133) yang disarikan dari beberapa perusahaan terkemuka dibagi menjadi tiga bidang utama yaitu bidang sosial, bidang ekonomi, dan bidang lingkungan seperti ditunjukkan tabel 2.1. Dalam pelaksanaan program CSR sebagaimana yang telah dikelompokkan oleh Yusuf Wibisono ke dalam beberapa aspek utama yang penting, digunakan berbagai macam model pendistribusian bentuk tanggung jawab sosial perusahaan tersebut ke dalam langkah-langkah taktis yang diambil oleh perusahaan. Secara global Kotler dan Lee (2005: 23) menggunakan istilah corporate social initiatives untuk mendeskripsikan usaha yang paling utama di bawah payung CSR. Corporate social initiatives adalah aktivitas utama yang dijalankan oleh perusahaan untuk mendukung masalahmasalah sosial dan memenuhi komitmen untuk tanggung jawab sosial perusahaan. Keenam inisiatif sosial tersebut ialah: 1. Promotion adalah aktivitas sosial yang dilakukan melalui persuasive communications dalam rangka meningkatkan perhatian dan kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan isu sosial yang sedang berkembang. 2. Marketing, dilakukan melalui commitment perusahaan untuk menyumbangkan sebesar presentase tertentu hasil penjualannya untuk kegiatan sosial. 3. Corporate Social Marketing, dilakukan dengan cara mendukung atau pengembangan dan atau penerapan suatu behavior change dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. 4. Corporate Philantropy, merujuk pada kegiatan yang diberikan langsung atau kontribusi langsung untuk sumbangan.

7 15 5. Community Volunteering, merupakan bentuk aktivitas sosial yang diberikan perusahaan dalam rangka memberikan dukungan bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Dukungan tersebut dapat diberikan berupa keahlian, talenta, ide, dan atau fasilitas laboratorium. 6. Social Responsibility Business Practice, merupakan kegiatan penyesuaian dan pelaksanaan praktik-praktik operasional usaha dan investasi yang mendukung peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat dan melindungi atau menjaga lingkungan, misalnya membangun fasilitas pengelolahan limbah, memilihmemilih suplier dan atau kemasan yang ramah lingkungan, dan lain-lain. Di Indonesia pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering dilakukan memiliki perbedaan dengan yang disampaikan Kotler dan Lee. Ada kecenderuangan tersendiri yang dilakukan perusahaan-perusahaan besar di Indonesia dalam melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaannya. Menurut Abidin dan Said (2004:69), terdapat empat pola pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahan yang umum diterapkan di Indonesia, yaitu: keterlibatan langsung, melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, bermitra dengan pihak lain, dan mendukung atau bergabung dalam suatu konsorsium. Saidi (2003) mengemukakan bahwa dalam perkembangannya telah terjadi pergeseran paradigma pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang meliputi corporate charity, corporate philantripy, dan corporate citizenship seperti ditunjukkan tabel 2.2. Tahap pertama, corporate charity merupakan dorongan amal berdasarkan motivasi keagamaan. Tahap kedua adalah corporate philantropy, yakni dorongan kemanusiaan yang biasanya bersumber dari norma

8 16 dan etika universal untuk menolong sesama dan memperjuangkan pemerataan sosial. Tahap ketiga adalah corporate citizenship, yaitu motivasi kewargaan demi mewujudkan keadilan sosial berdasarkan prinsip keterlibatan sosial. Tabel 2.2 Karakteristik Tahap-Tahap Kedermawanan Sosial Paradigma Charity Philantropy Corporate Citizenship Motivasi Agama, tradisi, adaptasi Norma, etika, dan hukum universal Pencerahan diri dan rekonsiliasi dengan Misi Pengelolaan Mengatasi masalah setempat Jangka pendek, mengatasi masalah sesaat Mencari dan mengatasi akar masalah Terencana, terorganisir dan terprogram Pengorganisasian Kepanitiaan Yayasan/ dana abadi/ profesionalitas Penerima manfaat Kontribusi Hibah sosial Hibah pembangunan keterlibatan sosial Memberikan kontribusi kepada masyarakat Terinteralisasi dalam kebijakan perusahaan Keterlibatan bank dana maupun sumber daya lain Orang miskin Masyarakat luas Masyarakat luas dan perusahaan Hibah (pembangunan seta keterlibatan sosial) Inspirasi Kewajiban Kepentingan bersama Sumber: Anatan, Lina Corporate Sosial Responsibility (CSR): Tinjauan Teoritis dan praktis di Indonesia. Jurnal Jurusan Manajmen-Universitas Kristen Maranatha, Vol.8 No.2 Hal Pengembangan Masyarakat (Community Development) Dalam bukunya Ambadar (2008) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai sebuah aktualisasi dari CSR yang lebih bermakna daripada hanya sekadar aktivitas charity. Pemberdayaan masyarakat intinya menurut Shardlow (1998) adalah bagaimana individu atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai keinginan mereka. Keragaman dalam menginterpretasikan beberapa

9 17 pendekatan pengembangan masyarakat semakin luas mulai dari perbedaan orientasi sampai dengan berbagai tujuan-tujuan. Menurut Suharto (2005) pengembangan masyarakat adalah satu model pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan pada prinsip partisipasi sosial. Sebuah metode pekerjaan sosial dan masyarakat terlibat dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi suatu program pembangunan kesejahteraan sosial atau usaha kesejahteraan sosial. Pengembangan masyarakat memiliki fokus terhadap upaya membantu anggota mayarakat yang memiliki kesamaan minat untuk bekerja sama, dengan mengidentifikasi kebutuhan bersama dan kemudian dilakukan kegiatan bersama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Pengembangan masyarakat sering diimplementasikan dalam bentuk proyek-proyek pembangunan yang memungkinkan anggota masyarakat memperoleh dukungan dalam memenuhi kebutuhannya atau melalui kampanye dan aksi sosial yang memungkinkan kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dipenuhi oleh pihak-pihak yang bertanggung jawab (Payne, 1995). Dunham (1958) menyatakan lima prinsip dasar yang amat penting bagi mereka yang berminat pada pengorganisasian masyarakat atau pengembangan masyarakat, yaitu: 1. Penekanan pada pentingnya kehidupan masyarakat 2. Perlu adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat

10 18 3. Kebutuhan akan adanya community worker yang serba bisa pada wilayah pedesaan 4. Pentingnya pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal 5. Adanya prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan masyarakat Sedangkan Jack Rothman (1968) berpendapat bahwa model-model pengembangan masyarakat mengembangkan tiga model yang berguna dalam memahami konsep tentang pengembangan masyarakat yaitu, pengembangan masyarakat lokal, perencanaan sosial, dan aksi sosial. Di sisi lain yang perlu diperhatikan ialah lancar atau terhambatnya jalan sebuah korporasi tergantung pada kepekaan perusahaan dalam memperhatikan dan mengingat gejala sosial budaya yang ada disekitarnya, seperti munculnya kecemburuan sosial akibat dari pola hidup dan pendapatan yang sangat jauh berbeda antara perusahaan (karyawan perusahaan) dengan komunitas sekitar (Rudito dan Famiola, 2007). Dalam kenyataannya, komunitas lokal tidak hanya berdiri pada sisi lingkungan sosial perusahaan, akan tetapi juga berada di dalam perusahaan sebagai karyawan. Untuk itu diperlukan suatu wadah program yang berguna untuk menciptakan kemandirian komunitas lokal untuk menata sosial ekonomi mereka sendiri, maka diciptakan suatu wadah yang berbasis pada komunitas yang sering disebut community development yang mempunyai tujuan untuk pemberdayaan komunitas (enpowerment).

11 Tujuan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Sesuai dengan prinsip pertama tanggung jawab sosial yang dikemukakan oleh Chowther David (2008) yaitu mengenai sustainability, Unruh (2008) berpendapat bahwa sustainability harus merupakan tujuan akhir perusahaan. Tujuan akhir tersebut diantaranya menyeimbangkan kinerja ekonomi, kesejahteraan sosial dan peremajaan serta pelestarian lingkungan hidup yang keseluruhannya itu dilakukan melalui program tanggung jawab sosial perusahaan. Sehingga penting bagi seluruh pelaku bisnis untuk mencapai pembangunan berkelanjutan (sustainable development) dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaannya. Selain itu, isu mengenai pentingnya tanggung jawab sosial perusahaan memaksa para pelaku bisnis untuk lebih meningkatkan transparansi dan akuntabilitas kegiatan operasionalnya sesuai prinsip CSR berikutnya. Oleh karena itu, tujuan dari tanggung jawab sosial perusahaan menurut Budiman, Prasetyo dan Rudianto (2004:72) adalah agar hubungan antara perusahaan dan stakeholders tidak lagi bersifat pengelolahan saja, tetapi sekaligus melakukan kolaborasi, yang dilakukan secara terpadu dan fokus kemitraan. Pernyataan tersebut juga didukung oleh Leal, Marta dan Leonardo (2007) yang menyatakan bahwa pembangunan berkelanjutan dan tanggung jawab sosial:...is necessary to have public participation at the local, national, even international level; it is necessary to have process of education and achievement of awareness of the community involved, in order to continue beyond the existence of plant.

12 20 Dengan pengelolaan secara terpadu dan kolaborasi antara pelaku bisnis dan masyarakat ini diharapkan dapat meredam isu dan konflik interest antara stakeholders dan pelaku bisnis, sehingga perusahaan dan masyarakat sekitar dapat menyelaraskan posisinya dan saling bersimbiosis mutualisme. Hal yang senada juga diungkapkan oleh Wibisono (2007) bahwa terdapat tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon CSR agar sejalan dengan keberlangsungan operasional perusahaan. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat, sehingga wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya mempunyai hubungan simbiosis mutualisme untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Ketiga, kegiatan CSR merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindarkan konflik sosial. 2.8 Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) Sesungguhnya konsep pembangunan berkelanjutan dikenal lebih awal dibanding CSR. Konsep pembangunan berkelanjutan inilah yang mengembangkan konsep triple bottom line yang dipopulerkan oleh John Elkington bahwa seharusnya dalam melaksanakan praktik bisnisnya suatu perusahaan juga mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) ini ada pada awalnya didefinisikan secara umum oleh World Commision on Economic Devlopment (WCED), Sustainable development is defined as development that meet the needs of the present without comprosing the ability of future generations to meet their own needs (Abdurrahman, 2003). Pembangunan berkelanjutan dimaknai sebagai

13 21 pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi sekarang tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan. Tetapi definisi ini dirasa kurang operasional. Kemudian Ismail Seragaldin dari World Bank mengemukakan definisi yang yang lebih operasional, yaitu pembangunan berkelanjutan dapat dilihat dari jumlah total kapital -sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, politik, personal- yang ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya minimal sama (Seragaldin, 1996). Sedangkan Sofyan Effendi dalam Abdurrahman (2003) berpendapat bahwa pembangunan berkelanjutan adalah suatu proses pembangunan yang pemanfaatan sumber dayanya, arah investasinya, orientasi pengembangan teknologinya dan perubahan kelembagaannya dilakukan secara harmonis dan dengan amat memperhatikan potensi pada saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Namun pandangan lain diungkapkan Sonny Keraf (2002) bahwa paradigma pembangunan berkelanjutan adalah sebuah kritik pembangunan di satu pihak tetapi di pihak lain adalah suatu teori normatif yang menyodorkan praktik pembangunan yang baru sebagai jalan keluar dari kegagalan developmentalisme selama ini (Abdurrahman, 2003). Sehingga pada dasarnya perlu disadari bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan tujuan bersama bagi setiap pelaku bisnis bahwa sebagai entitas yang berupaya memaksimalkan laba, mereka tidak boleh mengabaikan kepentingan stakeholders. 2.9 Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Implementasi program tanggung jawab sosial perusahaan memiliki manfaat yang tidak hanya akan dirasakan oleh perusahaan, tetapi lebih dari itu

14 22 masyarakat sekitar juga akan mendapatkan keuntungan dari pembangunan berkelanjutan yang merupakan tujuan dari tanggung jawab sosial perusahaan. Hosmer dan Jones (1995) menyatakan bahwa In the long run, CSR can increase trust and possibly reduce transaction costs.. Kotler dan Lee (2005) juga berpendapat bahwa partisipasi perusahaan dalam berbagai bentuk tanggung jawab sosial dapat memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, antara lain: meningkatkan penjualan dan market share, memperkuat brand positioning, meningkatkan image dan pengaruh perusahaan, meningkatkan kemampuan untuk menarik hati, memotivasi dan mempertahankan (retain) karyawan, menurunkan biaya operasional, dan meningkatkan hasrat bagi investor untuk berinvestasi. Sedangkan bagi masyarakat sekitar, tanggung jawab sosial perusahaan memiliki dampak yang positif (Erni, 2007). Pertama, mengentaskan kemiskinan, dengan menggunakan pekerja yang berasal dari sekitar perusahaan, mereka dapat menyumbangkan kenaikan angka angkatan kerja dengan menciptakan lapangan kerja, menyediakan pelatihan dan menyediakan produk-produk yang disediakan untuk golongan ekonomi lemah, secara langsung akan memberikan dampak kepada golongan tersebut. Kedua, meningkatkan standar pendidikan, dengan memberikan beasiswa bagi yang benar-benar membutuhkan dan membantu dalam pembangunan sarana dan prasarana pendidikan khususnya untuk pendidikan dasar. Ketiga, meningkatkan standar kesehatan dengan menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang kesehatan terutama bagi masyarakat sekitar perusahaan.

15 23 Implementasi tanggung jawab sosial perusahaan ini menjadi sangat penting dilakukan sebagai bentuk timbal balik dan kepedulian perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar melalui distribusi profit untuk kepentingan stakeholders. Selain itu, perusahaan juga dapat mengambil keuntungan dari pelaksanaan tanggung jawab sosialnya untuk kelanjutan usahanya (going concern) sebagaimana yang disampaikan oleh Martinez dan Ana (2005) bahwa pelaksanaan CSR bisa jadi akan membawa keuntungan bagi perusahaan, dimana seringkali keuntungan tersebut tidak berwujud (intangible). Keuntungan tidak berwujud inilah yang sering kali dikaitkan dengan keselarasan dan dukungan sosial terhadap operasional perusahaan yang mengakibatkan perusahaan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan Landasan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Indonesia Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dilaksanakan sejak tahun 1983 seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 1983 Tentang Tata Cara Pembinaan Perjan, Perum dan Persero. Pada saat itu BUMN yang melaksanakan pembinaan usaha kecil dikenal dengan sebutan Bapak angkat usaha kecil/industri kecil. Seiring dengan terbitnya Keputusan Menteri Keuangan RI No.: 1232/KMK.013/1989 tanggal 11 Nopember 1989 tentang Pedoman Pembinaan Pengusaha Ekonomi Lemah dan Koperasi melalui Badan Usaha Milik Negara, nama program dikenal sebagai Program Pegelkop. Kemudian berdasarkan keputusan Menteri Keuangan No.: 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi melalui

16 24 Pemanfaatan Dana dari Bagian Laba badan usaha Milik Negara, nama program diubah menjadi PUKK. Program kemitraan juga dikuatkan dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No.32 Tahun 1998 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil yang selanjutnya pada tahun 2003 diterbitkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Kemudian sebagai tindaklanjut dari Pasal 2 dan Pasal 88 UU BUMN No.19/2003, diterbitkan Keputusan Menteri BUMN No.: Kep- 236/MBU/2003 tentang PKBL. Keputusan tersebut disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/2007 yang merupakan tindak lanjut dari UU No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas yang disinggung pada pasal 74 yang berbunyi: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. (2) Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan Peraturan Pemerintah.

17 25 Untuk tanggung jawab perusahaan terhadap lingkungan penjabaran lebih terperinci ada pada Undang-undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) di Indonesia PKBL adalah bentuk program pembinaan usaha kecil dan pemberdayaan kondisi lingkungan oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN. Jumlah penyisihan laba untuk pendanaan program maksimal sebesar 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Kemitraan dan maksimal 2% (dua persen) dari laba bersih untuk Program Bina Lingkungan. Pemberian pinjaman dana bergulir atau kredit lunak kepada mitra binaan bukan bantuan cuma-cuma, tetapi dana ini merupakan dana bergulir yang harus dikembalikan. Kemudian dana tersebut akan disalurkan kepada masyarakat ekonomi lemah lainnya yang sangat membutuhkan. Menurut Arief Mufthie (2007), secara konsepsi, PKBL merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap para stakeholders, baik internal (tenaga kerja dan manajemen perusahaan) maupun eksternal (masyarakat sebagai kelompok sasaran dan penerima manfaat). PKBL terbagi menjadi dua kategori yaitu Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan, definisi mengenai PK dan BL ini dipaparkan oleh Wibisono (2007:83). PK adalah program untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil untuk pinjaman baik untuk modal usaha maupun pembelian perangkat penunjang produksi agar usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri. PK diberikan dalam bentuk pinjaman untuk pembiayaan modal kerja, pinjaman khusus yang biasanya bersifat jangka pendek dan hibah untuk membiayai pendidikan,

18 26 pelatihan, pemagangan, pemasaran promosi, serta penelitian. Sedangkan, BL adalah program pemberdayaan kondisi sosial masyarakat untuk tujuan yang memberikan manfaat kepada masyarakat di wilayah usaha BUMN yang bersangkutan. Program BL karena pemberiannya lebih berdimensi sosial diberikan dalam bentuk bantuan korban bencana alam, pendidikan dan atau pelatihan, peningkatan kesehatan pengembangan prasaran atau saran umum dan sarana ibadah. Peran PKBL BUMN menurut Kementrian Negara BUMN (2010) merupakan cakupan yang lebih luas dibanding praktik CSR yang dilakukan oleh perusahaan swasta karena PKBL BUMN juga diharapkan mampu mewujudkan 3 pilar utama pembangunan (triple tracks) yang telah dicanangkan pemerintah dan merupakan janji politik kepada masyarakat, yaitu: pengurangan jumlah pengangguran, pengurangan jumlah penduduk miskin dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Melalui PKBL diharapkan terjadi peningkatan partisipasi BUMN untuk memberdayakan potensi dan kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat dengan fokus diarahkan pada pengembangan ekonomi kerakyatan untuk menciptakan pemerataan pembangunan Penelitian Sebelumnya Secara umum penelitian mengenai penerapan CSR sudah banyak ditulis oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Salah satu penelitian yang telah membahas mengenai dampak pelaksanaan program CSR terhadap masyarakat lokal ialah penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2010). Penelitian ini berjudul Dampak Pelaksanaan Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Indocement

19 27 Tunggal Prakarsa Tbk Terhadap Masyarakat Lokal (Studi kasus di Desa Nambo, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Penelitian ini berisi mengenai pelaksanaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dan dampaknya terhadap masyarakat lokal. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan program CSR terhadap masyarakat lokal. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang dilaksanakan di desa binaan (kasus Desa Nambo) adalah kegiatan Community Development yang mencakup aspek: pendidikan, ekonomi, kesehatan, keamanan, sosial, budaya, dan agama dan Sustainable Development Project. Dampak yang dirasakan oleh warga adalah meningkatnya pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan berusaha, serta meningkatkan penghasilan. Namun dampak yang ditimbulkan lebih terasa hanya kepada para penerima program saja, karena data pengangguran yang berkurang hanya sebesar 15 orang dari total 3657 orang pengangguran, sehingga dampak atau perubahan sosial yang ditimbulkan tidak begitu besar. Adapun faktor internal yang mempengaruhi pelaksanaan Program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ialah cara pandang CSR sebagai komitmen, visi misi CSR, perencanaan, divisi CSR yang baik, dan alokasi dana yang tersedia. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah karakteristik dan kebutuhan masyarakat, serta persepsi masyarakat terhadap perusahaan dan program CSR. Persamaan antara penelitian Utomo dengan penelitian sekarang terdapat pada metode penelitiannya dan masalah yang diteliti, yaitu menggunakan metode

20 28 penelitian kualitatif dengan studi kasus, sedangkan untuk masalah yang diteliti sama-sama meneliti mengenai dampak pelaksanaan program CSR. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu adanya perbedaan subjek penelitian yaitu peneliti yang terdahulu meneliti dampak pelaksanaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan studi kasus Desa Nambo, sedangkan dalam penelitian ini peneliti menggunakan subjek penelitian di PT Petrokimia Gresik dan Desa Roomo. Selain penelitian tersebut masih ada penelitian yang membahas mengenai penerapan CSR yang kaitannya dengan pengembangan masyarakat yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muryaningrum (2010). Penelitian ini berjudul Analisis Program Corporate Sosial Responsibility (CSR) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Dalam Upaya Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat). Penelitian ini berisi mengenai evaluasi pelaksanaan program CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang berbasis pemberdayaan dan pengembangan masyarakat melalui evaluasi Proyek Bengkel Sepeda Motor yang merupakan salah satu program CSR di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dalam mengembangkan masyarakat sekitar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa meskipun pedoman dan landasan pelaksanaan CSR sudah terintegrasi pada kebijakan perusahaan, akan tetapi dalam pelaksanaannya belum mendasarkan pada konsep pengembangan masyarakat. Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu PT Indocement termasuk ke dalam Philantropy yang tercermin dari misinya untuk mencari dan mengatasi

21 29 masalah. Pengelolaan program brsifat terencana dan terorganisir oleh Departemen CSR dan penerima manfaat adalah masyarakat sekitar lingkup pabrik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Sedangkan berdasar tingkat partisipasi, partisipasi masyarakat dalam keseluruhan pelaksanaan Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu termasuk pada tingkatan ke-5 yaitu penentraman atau peredaman dimana saran masyarakat diterima tetapi tidak selalu dilaksanakan yang menunjukkan bahwa program tersebut masih belum dalam pengembangan masyarakat. Persamaan antara penelitian Muryaningrum dengan penelitian sekarang terdapat pada metode penelitiannya yakni menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Selain itu, penelitian Muryaningrum juga mengupas mengenai pelaksanaan CSR pada suatu perusahaan dalam mengembangkan masyarakat. Sedangkan perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu evaluasi CSR yang diteliti Muryaningrum hanya sebatas dalam mengembangkan masyarakat, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti membahas mengenai dampak CSR terhadap masyarakat sekitar dalam aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Selain itu subjek penelitian yang digunakan juga berbeda, Muryaningrum meneliti pelaksanaan CSR di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk dengan studi kasus Desa Bantar Jati, sedangkan penelitian ini meneliti pelaksanaan CSR di PT Petrokimia Gresik dengan studi kasus di Desa Roomo.

22 Kerangka Berpikir Corporate Sosial Responsibility BUMN PT Petrokimia Gresik Kebijakan Pemerintah : 1. UU No. 40 tahun Peraturan Menteri Negara BUMN No.: Per-05/MBU/ Undang-undang No.32 Tahun 2009 Pelaksanaan CSR Masyarakat Sekitar (Desa Roomo) Menganalisis dampak pelaksanaan program CSR terhadap masyarakat sekitar Wibisono (2007) Sosial Ekonomi Lingkungan Menyimpulkan hasil penelitian Sumber: data diolah penulis, 2012

23 31 Gambar 2.2 Kerangka Berpikir

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini dunia usaha tidak lagi hanya memperhatikan catatan keuangan perusahaan semata (single bottom line), juga aspek sosial dan lingkungan yang biasa

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Konseptualisasi CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-1 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi adalah sesuatu hal yang pasti. Perkembangan teknologi semakin lama semakin berkembang dengan pesat

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Corporate Social Responsibility 2.1.1.1 Konsep Corporate Social Responsibility Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki banyak definisi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam

Bab 1. Pendahuluan. untuk menjawab tantangan yang terus berkembang di industri telekomunikasi dalam Bab 1 Pendahuluan Latar Belakang PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menyediakan layanan telekomunikasi dan jaringan terbesar di Indonesia. PT Telekomunikasi Indonesia,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONTEKS MASALAH Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan yang lain. Kehidupan manusia di bumi ini adalah suatu sistem, yang saling berkaitan satu sama lain,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal

PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal PENDAHULUAN 1.5 Latar Belakang Tanggung jawab sosial (Social Responsibility) pada hakekatnya adalah hal yang tidak bisa lepas dari kehidupan manusia. Tanggung jawab sosial merupakan suatu kewajiban yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. korporasi tidak hanya dituntut memiliki kepedulian pada isu-isu lingkungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini.

BAB I PENDAHULUAN. disahkan 20 Juli 2007 menandai babak baru pengaturan CSR di negeri ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) yang dikemukakan H. R. Bowen (1953), muncul sebagai akibat karakter perusahaan yang

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Paradigma dalam CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-7 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Corporate Social Resposibility (CSR) Corporate social responsibility atau tanggung jawab social merupakan sebuah konsep yang sangat populer bagi dunia bisnis saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 mengamanatkan tujuan pembentukan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kerusakan lingkungan dan masyarakat (Prastowo dan Huda, 2011:39). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sering dipandang sebagai pedang bermata dua, perusahaan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar, namun di sisi lain perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan sekarang ini, perusahaan tidak lagi berhadapan pada tanggung jawab pada aspek keuntungan secara ekonomis saja, yaitu nilai perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility mungkin masih kurang populer di kalangan pelaku bisnis di Indonesia. Namun, tidak berlaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian media. Namun, tentunya media tidak bisa meliput setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. perhatian media. Namun, tentunya media tidak bisa meliput setiap perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media merupakan salah satu pemangku kepentingan dalam perusahaan. Keberadaan media tentu membawa dampak bagi perusahaan, baik yang bersifat positif maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab atas usaha tersebut (Badan Pusat Statistik, 2013). Tujuan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu unit (kesatuan) usaha yang melakukan kegiatan ekonomi bertujuan menghasilkan barang atau jasa, terletak pada suatu bangunan atau lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesuksesan pembangunan dalam masa globalisasi saat ini mengarah kepada pembangunan yang berkelanjutan dan penguatan ekonomi kerakyatan. Program pembangunan yang demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan suatu negara menjadi tanggung jawab semua insan yang berada di dalam negara tersebut, tidak terkecuali perusahaan ataupun industri, untuk mewujudkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu atau lebih unit-unit usaha yang disebut pabrik. Perusahaan merupakan suatu lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya

BAB V PENUTUP. go public pertama kali. PT. Bank mandiri (PERSERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan PT. Bank mandiri (PESERO) Kanwil VIII Tbk Surabaya yang bergerak pada bidang perbankan yang merupakan salah satu perusahaan BUMN yang telah go public pertama kali. PT. Bank

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam pembangunan nasional. Pembangunan merupakan suatu usaha yang terencana untuk menciptakan kondisi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan

LAMPIRAN. 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan LAMPIRAN 1. Surat Tugas 2. Daftar hadir peserta pengabdian masyarakat 3. Materi pengabdian masyarakat 4. Foto kegiatan 25 26 27 28 PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Peningkatan Kesadaran Hukum Pelaku Usaha Kecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perekonomian negara dan masyarakat luas. Meskipun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa perusahaan merupakan salah satu pelaku ekonomi yang tentunya mempunyai peranan sangat penting terhadap kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya penerapan sistem tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance (GCG) masih menjadi fokus utama dalam pengembangan usaha di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Kecenderungan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Gray et al., (1995) teori kecenderungan pengungkapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Sudah lama kita ketahui bahwa tujuan umum dari sebuah usaha didirikan adalah untuk mencari keuntungan atau laba, laba sendiri merupakan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR)

KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) KEBIJAKAN KEMENTERIAN BUMN TENTANG PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DISAMPAIKAN OLEH : ASDEP PEMBINAAN KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN PADA ACARA RAKOR PENGUATAN KERJASAMA PENGELOLAAN PELUANG

Lebih terperinci

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6

Materi Kuliah ETIKA BISNIS. Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Materi Kuliah ETIKA BISNIS Tanggungjawab Sosial Perusahaan (CSR) Pertemuan ke-6 Latar Belakang Munculnya isu pemanasan global, penipisan ozon, kerusakan hutan, kerusakan lokasi di pertambangan, pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. manfaat ekonomi yang menjadi tujuan dibentuknya dunia usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Penelitian Salah satu isu penting yang masih terus menjadi perhatian dalam dunia usaha hingga saat ini yaitu terkait tentang tanggung jawab sosial perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari stakeholder pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) pertama kali dikemukakan oleh Howard R. Bowen pada tahun 1953. Setelah itu,csr

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan pasti memiliki tujuan sosial, ekonomis dan jangka panjang. Tujuan sosial lebih mengarah ke tujuan sebuah perusahaan dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang timbul dari perkembangan dan peradaban masyarakat. Semakin tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab sosial muncul dan berkembang sejalan dengan adanya hubungan antara perusahaan dan masyarakat, yang sangat ditentukan oleh dampak yang timbul dari perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan dewasa ini telah banyak dirasakan dampak paham ekonomi kapitalis. Banyak perusahaan yang dalam kegiatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR

BAB I PENDAHULUAN. kepada pemangku kepentingan (stakeholders). Praktik pengungkapan CSR BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada pemangku kepentingan (stakeholders).

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan akhir-akhir ini semakin marak dibahas di dunia baik di media cetak, elektronik maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini tingkat persaingan antar perusahaan sangat ketat, hal itu juga berdampak pada perubahan tingkat kesadaran masyarakat mengenai perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional dalam suatu negara bukan merupakan tanggung jawab pemerintah saja. Setiap warga negara mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungkapan informasi oleh perusahaan merupakan hal yang penting khususnya bagi para investor. Pengungkapan informasi tersebut disajikan perusahaan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai Corporate Social Responsibility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Namun, sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJP) atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu tindakan atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan sesuai kemampuan

Lebih terperinci

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UNTUK INISIATIF PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Oleh H.ASEP HIKMAT, M.Si.

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UNTUK INISIATIF PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Oleh H.ASEP HIKMAT, M.Si. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) UNTUK INISIATIF PEMBANGUNAN DALAM PERSPEKTIF KEBIJAKAN PUBLIK Oleh H.ASEP HIKMAT, M.Si. Abstrak Corporate Social Responsibility adalah sebuah kewajiban yang dibebankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti saat ini : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat penelitian yang telah dilakukan yang berhubungan dengan implementasi tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam kebijakan pengembangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, menyebabkan banyak sekali perusahaan yang melakukan segala cara agar dapat menekan biaya produksi serendah-rendahnya

Lebih terperinci

Bab II. Corporate Social Responsibility

Bab II. Corporate Social Responsibility Bab II Corporate Social Responsibility 2.1. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR) Konsep Corporate Social Responsibility (CSR) kian berkembang. Namun belum ada standar maupun seperangkat kriteria

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan ekonomi dilakukan oleh pelaku-pelaku ekonomi, baik perorangan yang menjalankan perusahaan maupun badan-badan usaha, baik yang mempunyai kedudukan sebagai badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR), atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai tanggung jawab sosial perusahaan, adalah kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan

Lebih terperinci

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun

kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan terencana untuk mencapai tujuan khusus maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan sebagai pelaku dunia usaha adalah salah satu dari pemangku kepentingan pembangunan di Indonesia. Setiap perusahaan di Indonesia melakukan berbagai kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan meningkatnya kesadaran akan arti keseimbangan antar aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (profit-people-planet), kini semakin banyak perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83)

BAB I PENDAHULUAN. relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto (2014:83) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial perusahaan menjadi isu yang semakin relevan dalam konteks ekonomi saat ini (Garzella & Fiorentino, 2014). Mardikanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perusahaan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan adanya perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR),

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR), belakangan ini patut untuk dirayakan. Corporate Social Responsibility (CSR) memang sedang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi tersebut. Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan menuju bangsa yang maju, mandiri, sejahtera dan berkeadilan bukan merupakan suatu proses yang mudah dilalui. Banyak tantangan dan agenda pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara berkembang memiliki keanekaragaman dalam hal adat istiadat, bahasa, kepercayaan, norma, dan nilai budaya lainnya. Tidak hanya dalam hal budaya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAGIAN I. PENDAHULUAN

BAGIAN I. PENDAHULUAN BAGIAN I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Kegiatan di sektor ketenagalistrikan sangat berkaitan dengan masyarakat lokal dan Pemerintah Daerah. Selama ini keberadaan industri ketenagalistrikan telah memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. dari kegiatan atau tindakan ekonomi perusahaan. Kegiatan produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan bisnis tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan keuntungan secara maksimal. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan seringkali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak).

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini, pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara dikarenakan pajak memiliki kontribusi yang paling besar pada pos penerimaan negara pada Anggaran

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut

BAB 1 PENDAHULUAN. sejalan dengan semakin berkembangnya industrialisasi yang selanjutnya juga turut BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban masyarakat yang semakin tahun semakin meningkat mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk dapat hidup dengan lebih baik. Hal tersebut, sejalan

Lebih terperinci

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR )

Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Bussiness Ethic and Good Governence Corporate Social Responsibility ( CSR ) Dr.H. Ahmad Badawi Saluy, SE.,MM www.mercubuana.ac.id Corporate Social Responcibility Definisi World Bank komitmen dunia usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keberadaan perusahaan dalam masyarakat dapat memberikan aspek yang positif dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terutama negara-negara berkembang, khususnya Indonesia. Ditambah lagi. baru yang memanfaatkan kawasan Free Trade Area dalam tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi yang ditandai dengan adanya keterbukaan dan kebebasan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, terutama negara-negara berkembang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban

BAB I PENDAHULUAN. Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Corporate Social Reponsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan masyarakat merupakan tanggungjawab semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha (swasta dan koperasi), serta masyarakat. Pemerintah dalam hal ini mencakup pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai bagian dari perekonomian nasional mempunyai andil yang besar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian besar perusahaan, terutama di Indonesia saat ini masih fokus untuk mengungkapkan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena perkembangan isu Corporate Social Responsibility (CSR) cukup popular di Indonesia dalam beberapa tahun ini. Banyak perusahaan yang mulai antusias dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis

Corporate Social Responsibility. Etika bisnis Corporate Social Responsibility Etika bisnis Perkembangan CSR Dalam perkembangan negara industri, terjadi pengelompokkan negaranegara terutama dalam golongan yang dikenal sebagai negara penghasil bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 melandasi perekonomian Indonesia sekaligus pelaksanaan pembangunan sektor pertambangan, yaitu : (a) Perekonomian disusun sebagai usaha

Lebih terperinci

Etika & Tanggung Jawab Sosial

Etika & Tanggung Jawab Sosial Manajemen Bisnis Internasional Etika & Tanggung Jawab Sosial Adhiatma Nanda Wardhana Irfan Dwi Nurfianto Etika itu apa ya? Studi atas proses pembelajaran yang melibatkan pemahaman moralitas, sementara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya

BAB I PENDAHULUAN. (shareholders) namun juga bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan suatu perusahaan secara langsung maupun tidak langsung memiliki dampak yang dirasakan tidak hanya bagi para pemegang saham (shareholders) namun juga bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melihat ketatnya persaingan di industri transportasi, khususnya transportasi darat, PT. Kereta Api Indonesia (Persero) masih senantiasa bertahan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu bentuk organisasi yang melakukan aktivitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Lebih terperinci