FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KOMUNIKASI PENYIAR GO RADIO FM TERHADAP PENDENGAR DI PROGRAM GORONTALO SELAMAT PAGI (GSP) JURNAL OLEH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KOMUNIKASI PENYIAR GO RADIO FM TERHADAP PENDENGAR DI PROGRAM GORONTALO SELAMAT PAGI (GSP) JURNAL OLEH"

Transkripsi

1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI GAYA KOMUNIKASI PENYIAR GO RADIO FM TERHADAP PENDENGAR DI PROGRAM GORONTALO SELAMAT PAGI (GSP) JURNAL OLEH FENGKI KARIM NIM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2015

2

3 PENDAHULUAN Komunikasi menempati posisi dan fungsi penting dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan menyadari sebuah kenyataan, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya istilah komunikasi bukanlah sebuah kata, konsep, definisi atau kumpulan teori sederhana yang tiba-tiba hadir di hadapan kita, melainkan fenomena sosial masyarakat melalui proses, kajian, telaah ilmiah, adaptasi dan dinamisasi keilmuan yang matang berkembang menjadi sebuah disiplin ilmu sosial yang mandiri. Sebagai bagian dari ilmu sosial, maka ilmu komunikasi sasarannya adalah pernyataan pesan dan teknik penyampaian pesan yang disampaikan manusia. Sebab, sebagai makhluk yang paling sempurna manusia dikaruniai akal pikiran. Dengan akal pikiran itulah manusia mengalami perubahan. Perubahan tersebut tidak akan terlepas dari komunikasi dan interaksi sosial. Dalam komunikasi ada pesan yang disampaikan secara verbal (bahasa lisan), kata-kata yang memiliki kekuatan yang sangat besar, digunakan dengan baik dan mempengaruhi orang disekitarnya. Sedangkan secara non verbal (bahasa isyarat), dapat dilakukan dengan isyarat-isyarat fisik seperti bahasa tubuh, pergerakan dan sentuhan. Menurut Kleinjan yang dikutip oleh Hawaii (Dalam Cangara, 2014: 1), komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari kehidupan manusia, seperti halnya bernafas. Sepanjang manusia ingin hidup, ia perlu berinteraksi dan berkomunikasi. Jadi, interaksi dan komunikasi sosial jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ia diperlukan untuk mengatur tata krama pergaulan antar manusia, sebab berkomunikasi dengan baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam bermasyarakat. Menurut Devito (2011: 24), dalam bukunya komunikasi antar manusia komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) berfungsi untuk melengkapi kemampuan masyarakat dengan jalan memberikan pengalaman belajar yang tidak diperoleh dalam pendidikan sekolah. Pendidikan Luar Sekolah adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang teratur dan terarah di luar sekolah. Dalam Pendidikan Luar Sekolah (PLS), seseorang memperoleh informasi-informasi pengetahuan, latihan ataupun bimbingan sesuai dengan usia dan kebutuhan hidupnya dengan tujuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap-sikap masyarakat yang efisien dan efektif

4 dalam lingkungan keluarga bahkan masyarakat dan negaranya. Isi program didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Program Pendidikan Luar Sekolah (PLS) bermacam-macam, seperti pendidikan keterampilan produktif, olahraga, kesenian, kelompok belajar, kelompok rekreasi dan kelompok pencinta alam. Akhirnya, dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami, menjelaskan, dan melakukan aktivitas interaksi sosial dan komunikasi, sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan. Komunikasi tidak lagi hanya dilakukan secara personal, namun sudah dilakukan lewat kelompok (massa) dengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal ini adalah kumpulan individu yang berada di suatu lokasi tertentu. Lebih menunjuk pada penerima pesan atau sering disebut khalayak, audience, penonton, pemirsa, dan pembaca, melalui komunikasi massa. Pendidikan Luar Sekolah sebagai pelengkap pendidikan formal dirasakan perlu oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat dan mendekatkan fungsi pendidikan sekolah dengan kenyataan yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, mahasiswa PLS mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap masyarakat. Berkecimpung dalam masyarakat bukanlah hal yang mudah tetapi harus membawa diri dan mampu berkomunikasi serta berinteraksi dalam masyarakat. Mahasiwa PLS adalah kaum intelek yang dipersiapkan untuk bersinergi bersama masyarakat. Kemampuan berkomunikasi mahasiswa PLS seharusnya lebih sudah terlatih ketika berhadapan bersama masyarakat. Salah satu profesi yang berhubungan dengan kemampuan berkomunikasi adalah penyiar radio (announcer). Radio yang merupakan media komunikasi memberikan banyak manfaat kepada masyarakat karena mampu menyiarkan informasi yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pendengar bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk berita, hiburan, penerangan, pendidikan, propaganda dan semua itu tidak terlepas dari tugas seorang penyiar. Profesi Penyiar Radio (Announcer) mempunyai nilai seni yang sangat tinggi, karena kreatifitas pengolahan kata oleh seorang penyiar radio mampu menghipnotis pendengar. Bahkan dengan gaya bicara yang khas penyiar/reporter mampu menarik perhatian setiap orang yang mendengarkan. Tak hanya mengandalkan suara penyiar, banyak informasi disertai alunan lagu yang merdu pun akan dihantarkan ke ruang dengar pendengar untuk menjadi teman setia selagi beraktifitas. Berdasarkan pengalaman di lapangan diketahui bahwa kemampuan komunikasi penyiar pada Program Gorontalo Selamat Pagi (GSP) sangat berpengaruh besar terhadap

5 pendengar. Program GSP ini sudah mengudara selama 8 tahun sejak tahun 2007 yang disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul wita hingga berakhir pukul wita. Program ini dipandu oleh 3 orang penyiar dengan gaya komunikasi dan cara penyampaian informasi sangat berbeda. Oleh karena itu, program siaran radio harus memperhatikan teknik penyiaran yang baik yang harus dimiliki oleh penyiarnya. Peran penyiar di sini tidak hanya untuk membuat siaran yang baik, tapi juga menarik pendengar. Hal lain, beberapa temuan data di lapangan, seperti perbedaan komunikasi dan konsep pemahaman interaksi dari pendengar. Inilah yang menyebabkan menurunnya pendengar beberapa bulan terakhir dimulai dari bulan september 2014 hingga sekarang yang dipantau langsung dari alat pengukur daya pendengar siaran Go Radio FM yang dinamakan Traic Red. KAJIAN TEORITIS Menurut Cherry (dalam Cangara, 2014: 20), istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi. Sebuah definisi singkat dibuat oleh Lasswell (dalam Cangara, 2014: 21), bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaaan siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa, dan apa pengaruhnya. Demikian pula menurut Shannon dan Weaver (dalam Cangara, 2014: 22), komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh memengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. Menurut Beger dan Chaffe (dalam Effendy, 2000: 29) bahwa: ilmu komunikasi adalah ilmu pengetahuan tentang produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem tanda dan lambang melalui pengembangan teori-teori yang dapat diuji dan digeneralisasikan dengan tujuan menjelaskan fenomena yang berkaitan dengan produksi, proses dan pengaruh dari sistem-sistem, tanda dan lambang. Senjaya (2007: 11) menyatakan bahwa Ilmu komunikasi pada dasarnya adalah ilmu pengetahuan tentang peristiwa komunikasi yang diperoleh melalui suatu penelitian tentang sistem, proses dan pengaruhnya yang dilakukan secara rasional dan sistematik, serta kebenarannya dapat diuji dan digeneralisasikan.

6 Menurut Rakhmat (2005: 48) bahwa komunikasi terdiri dari dua macam yaitu komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal. Menurut Rakhmat (2005: 49) bahwa: komunikasi intrapersonal adalah proses pengolahan informasi. Proses ini melewati empat tahap: sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Proses pertama dari komunikasi intrapersonal terjadi pada saat sensasi terjadi. Sensasi berarti kemampuan yang dimiliki manusia untuk menyerap segala hal yang diinformasikan oleh pancaindera. Informasi yang diserap oleh pancaindera disebut stimuli yang kemudian melahirkan proses sensasi. Dengan demikian sensasi adalah proses menangkap stimuli. Untuk memahami apa yang terjadi ketika orang saling berkomunikasi, maka seseorang perlu untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain. Karena pemahaman ini diperoleh melalui proses persepsi. Effendy (2003: 30) menyatakan bahwa: komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal ini adalah komunikasi yang hanya dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan sebagainya (Mulyana, 2005: 73). Menurut Rogers (dalam Dilla, 2007: 21), komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Dari pendapat di atas tersebut dapat simpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi dalam bentuk pesan oleh seseorang kepada orang lain melalui saluran, sehingga dapat menghasilkan umpan balik, dengan demikian maka pada dasarnya komunikasi merupakan proses yang mampu mempengaruhi setiap pesan yang disampaikan kepada pendengar (komunikan) seperti yang dikemukakan oleh Effendy (dalam Rosmawaty, 2010: 20), dimana komunikasi merupakan proses berlangsungnya penyampaian ide, informasi, opini, kepercayaan, perasaan, oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan lambang, misalnya bahasa, gambar, warna, yang merupakan isyarat. Adapun tujuan komunikasi menurut Rosmawaty (2010: 30 ), adalah untuk mengubah sikap (to change the attitude), (b) mengubah opini/pendapat (to change the opinion), (c) mengubah masyarakat/sosial (to change the society). Istilah komunikasi berasal dari bahasa Yunani technikos, yang berarti keterampilan. Pada komunikasi, terhadap beberapa teknik atau keterampilan dalam buku Rosmawati (2010: 3), antara lain: Komunikasi informatif (informative communication), komunikasi persuasif (persuasive communication), komunikasi hubungan manusiawi (human relations).

7 Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa setiap proses komunikasi, mempunyai fungsi yang berbeda, sesuai dengan tujuan komunikasi. Setiap tujuan komunikasi ditentukan oleh gaya (style) komunikan dalam penyampaian pesan. Hariyana (2009, 14-18), berpendapat bahwa terdapat berbagai gaya dalam komunikasi, yaitu The Controlling Style, The Equalitarian Style, The Structuring, The dynamic style, The Relinguishing Style, The Withdrawal Style. The Controlling Style, gaya komunikasi yang bersifat mengendali ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pkikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau oneway communicators. Pihak-pihak yang memakai Controlling Style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. The Equalitarian Style, the equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication). Dalam gaya komunikasi ini, tidak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The Structuring, gaya komunikasi yang terstrukturini, memanfaat pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tesebut. The dynamic style, gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaanya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawahi para wiranegara (salesmen). Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau

8 merangsang pekerjaan/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut. The Relinguishing Style, gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima sara, pendapat ataupun gagasan orng lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengiriman pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan menguntrol orang lain. Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengiriman pesan atau sender seadng bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya. The Withdrawal Style, akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut. Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dunamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dua gaya komunikasi terakhir: controlling, dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat dan produktif. Pendengar dalam proses komunikasi, disebut pula sebagai komunikan atau penerima pesan. Namun demikian, penerima pesan dalam proses komunikasi yang lebih luas disebut sebagai khalayak seperti yang dikemukakan oleh Cangara, (2014: 171) dimana komunikan dalam jumlah besar biasa disebut dengan istilah khalayak, sasaran, pembaca, pendengar, pemirsa, audience, decorder, atau komunikan. Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi. Karena itu unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Pada awalnya, sebelum media massa ada, audiens adalah sekumpulan penonton drama, permainan dan tontonan. Setelah ada kegiatan komunikasi massa, audiens sering diartikan sebagai penerima pesan-pesan media massa. Mcquails (1997: 12) berusaha merubah istilah audiens, bahwa audiens merupakan suatu kelompok kemudian diubahnya menjadi receivers dalam proses komunikasi. Mcquail (1987: 90) juga menyebutkan beberapa konsep alternatif tentang audiens sebagai berikut: Audiens sebagai kumpulan penonton, pembaca, pendengar, pemirsa.

9 Konsep audiens diartikan sebagai penerima pesan-pesan dalam komunikasi massa, yang keberadaanya tersebar, heterogen, dan berjumlah banyak. Audiens sebagai massa, konsep audiens diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang berukuran besar, heterogen, penyebaran, dan anomitasnya serta lemahnya organisasi sosial dan komposisinya yang berubah dengan cepat dan tidak konsisten. McQuail menyatakan bahwa konsep ini sudah tidak layak lagi dipakai. Audiens sebagai kelompok sosial atau publik, konsep audiens diartikan sebagai suatu kumpulan orang yang terbentuk atas dasar suatu isu, minat, atau bidang keahlian. Audiens ini aktif untuk memperoleh informasi dan mendiskusikannya dengan sesama anggota audiens. Pendekatan sosial politik sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini. Audiens sebagai pasar, konsep audiens diartikan sebagai konsumen media dan sebagai audiens (penonton, pembaca, pendengar, atau pemirsa) iklan tertentu. Pendekatan sosial ekonomi sangat menonjol untuk mengkaji konsep ini. Radio merupakan media massa yang digunakan untuk menyalurkan sebuah informasi kepada khalayak, seperti yang dikemukan dalam buku The Stokkink, (1992: 21), adalah media yang buta, tetapi dapat menstimulasi sehingga begitu suaranya terdengar dari pengeras suara, pendengar berusaha menfisualisasikan apa yang didengarnya dan menciptakan bayangan mereka sendiri tentang pemilik suara tersebut. Menurut Lerner (dalam Rosmawaty, 2010: 126), media radio dalam perkembangannya sangat akrab dengan masyarakat tradisional dan kaum muda. Mulai dikenal sebagai media bagi khalayak umum sekitar tahun 1922 dan sekitar tahun 1950 sampai dengan 1970 menjadi primadona di Indonesia, karena radio memiliki kemampuan, di antaranya: Mampu menjangkau khalayak sasaran yang besar pada waktu yang bersamaan, mampu menjangkau individu atau kelompok masyarakat yang hidup terpencildan terpencar-pencar seperti kehidupan masyarakat agraris pada umumnya, cepat menyampaikan pesan sehingga dapat memberikan informasi mutakhir yang berguna, mengatasi berbagai kendala geogrfis, mudah dimengerti dan tidak memerlukan kemampuan membaca, tidak memerlukan konsentrasi yang tinggi karena dapat didengar. Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan bahwa radio merupakan salah satu alat (saluran) yang mengeluarkan bunyi atau suara, dan berfungsi untuk memberikan sebuah informasi kepada audiens. Asociation For Education And Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan dengan baik. Sehingga dapat dikatakan media merupakan perantara dari suatu proses komunikasi. Menurut

10 McQuail (dalam Nurudin, 2013: 34), ada beberapa asumsi pokok sebagai berikut: Media merupakan industri yang berubah dan berkembang yang menciptakan lapangan kerja, barang, dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media massa merupakan sumber kekuatan, alat kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumberdaya lainnya. Media merupakan lokasi atau norma yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional. Media seringkli berperan sebagai wahana pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan normanorma. Media telah menjadi sumber dominan, bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat dan kelompok secara kolektif. Penyiar merupakan ujung tombak radio, mewakili radio, penyiar berinteraksi langsung dengan pendengar. Baik buruk siaran bahkan perilakunya berpengaruh terhadap integritas radionya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, penyiar adalah orang yang menyiarkan dan penyeru pada radio. Barri (2012: 09), dalam bukunya yang berjudul Teknik dan Komunikasi penyiar Televisi dan Radio MC sebagai pengetahuan Praktis menerangkan bahwa pengertian Penyiar adalah seorang yang bertugas menyebarkan (syiar) sesuatu atau lebih suatu Informasi yang terjamin akurasinya dengan menggunakan radio dengan tujuan untuk diketahui oleh pendengarnya, untuk dilaksanakan, dipatuhi, dan dipahami. Sedangkan menurut Thomdike dan Barnhart (2012: 99) dalam bukunya yang berjudul Junior Dictionary mengatakan bahwa penyiar adalah person who make announcements overtheradio. Menurut Effendi (2012: 49) Radio siaran Teori dan Praktek mengatakan Penyiar adalah Orang yang menyajikan materi siaran kepada para pendengar. Chester, Garishon dan willis (2012: 90) Television and Radio mengatakan Penyiar dalam sebuah station memainkan banyak peranan, pada umumnya penyiar adalah juru bicara station radio siaran. Di belakang layar studio penyiar juga memiliki peranan penting yang memilki tugas lain sesuai keterampilan yang dimilkinya. Tentu saja penyiar adalah seorang penampil yang melakukan pekerjaan penyiaran, menyajikan produk komersial, menyiarkan berita/informasi, acting sebagai pembawa acara, pelawak, olahraga, pewawancara, diskusi, quiz, dan narasi. TUJUAN PENELITIAN Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya komunikasi penyiar Go Radio FM terhadap pendengar di program Gorontalo Selamat Pagi.

11 METODE PENELITIAN Tempat penelitian ini dilaksanakan di Go Radio FM Jl. Nani Wartabone Kota Gorontalo. Perusahaan ini didirikan pertama kali pada tahun 2007 tanggal 11 bulan Januari. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan kurang lebih 3 bulan dari bulan Maret 2015 sampai bulan Mei 2015 dengan tahapan penelitian meliputi: (1) observasi awal, (2) pengumpulan data, (3) analisis data, (4) penulisan laporan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional. Karena dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara gaya komunikasi dengan pendengar di program Gorontalo selamat pagi. Adapun desain hubungan kedua variabel dalam penelitian ini sebagai berikut: X Y Keterangan: X Y : Gaya Komunikasi Penyiar : Pendengar Program Gorontalo Selamat Pagi HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik skor dari subjek penelitian dari setiap variabel yang telah diteliti, (b) hasil pengujian persyaratan analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, dan (2) pembahasan. Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri dari: Pendengar (Y) dan gaya komunikasi penyiar (X). skor masing-masing data ini dideskripsikan dalam bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), distribusi frekuensi, dan histogram. Data gaya komunikasi penyiar diperoleh melalui kuesioner yang tersebar ke dalam 12 butir pernyataan. Berdasarkan data dari 30 orang pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi, diperoleh skor minimum 35, maksimum 46, rerata (M) sebesar 40,03; median (Me) sebesar 40,5; modus (Mo) sebesar 41,5; dan standar deviasi (SD) sebesar 2,83. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 11, panjang kelas interval 2 dan banyaknya kelas interval 6.

12 Data pendengar diperoleh melalui kuesioner yang tersebar ke dalam 10 butir pernyataan. Berdasarkan data orang pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi, diperoleh skor minimum 16, maksimum 38, rerata (M) sebesar 26,7; median (Me) sebesar 26,41; modus (Mo) sebesar 25,9; dan standar deviasi (SD) sebesar 4,83. Dari skor maksimum dan minimum tersebut, diperoleh rentangan skor 22, panjang kelas interval 4 dan banyaknya kelas interval 6. Pengujian persyaratan analisis data yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengujian normalitas galat regresi pendengar (Y) atas gaya komunikasi penyiar (X). Pengujian normalitas data menggunakan uji galat taksiran (Y-Yˆ ) dengan menggunakan uji Lilliefors(l 0 ) Hipotesis statistik yang diuji dinyatakan sebagai berikut: H 0 : Populasi galat taksiran berdistribusi normal H 1 : Populasi galat taksiran tidak berdistribusi normal Kriteria pengujiannya adalahh 0 jika L0 Ltabel dan tolak H 0 jika L0 Ltabel pada taraf nyata α yang dipilih. Dalam penelitian ini dipilih α = 0,05, sehingga untuk n = 30 maka nilai L tabel= 0,161. Dari hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan program Excel For Windows 2003 diperolehl 0 = 0,05. (Hasil perhitungan disajikan pada lampiran 9 hal 64). Karena nilai L 0 = 0, 118<L tabel = 0,161 maka di simpulkan bahwa galat regresi Y atas X berdistribusi normal. Dalam hal ini data berasal dari populasi berdistribusi normal, yang berarti persyaratan normalitas data untuk regresi linear sederhana Y atas X dipenuhi. Pembahasan hasil penelitian mengacu pada hasil pengujian hipotesis penelitian yaitu pengaruh antara gaya komunikasi penyiar dengan pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi. Dari analisis diperoleh persamaan regresi antara gaya komunikasi penyiar dengan pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi adalah Y = 7, ,844X. Model regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikan satu skor gaya komunikasi penyiar akan diikuti oleh kenaikan skor pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi sebesar 0,844 unit pada konstanta 7,364. Dengan kata lain makin tinggi tingkat gaya komunikasi penyiar, makin tinggi pendengar. Karena gaya komunikasi penyiar yang baik selalu berkonotasi positif, maka pada kondisi tertentu, maka penyiar dapat meningkatkan kemampuan dalam menguasai gaya komunikasi penyiar, hal ini demi meningkatkan pendengardi Program Gorontalo Selamat Pagi. Nilai koefisien korelasi antara gaya komunikasi penyiar dengan pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi (r xy ) sebesar 0,504. Nilai ini mengindikasikan bahwa hubungan antara gaya komunikasi penyiar dengan pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi

13 adalah hubungan positif dan cukup. Sedangkan hubungan gaya komunikasi penyiar dengan pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi, ditunjukkan pula oleh harga koefisien determinasi r 2 sebesar 0,25 dengan kontribusi 25%. Artinya ada sebesar 25% variasi pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi dapat dijelaskan oleh gaya komunikasi penyiar, sedangkan 75% ditentukan oleh faktor lain, misalnya tema yang dibawakan, jenis kelamin dan dll. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil pengujian hipotesis penelitian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya komunikasi dan pendengar di program Gorontalo Selamat Pagi (GSP) diterima sedangkan hipotesis yang menyatakan tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara gaya komunikasi dan pendengar di program Gorontalo Selamat Pagi (GSP) ditolak. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ini, maka gaya komunikasi penyiar selalu mengindikasikan adanya efek positif terhadap pendengar khususnya pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi. Pengaruh pendengar di Program Gorontalo Selamat Pagi dapat dijelaskan oleh gaya komunikasi penyiar sebesar 25%. Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut. (1) Dalam menyiar, sebaiknya penyiar selalu mengutamakan dalam hal penguasaan gaya komunikasi, sehingga hal ini dapat meningkatkan jumlah pendengar dan pendengar semaksimal mungkin dapat menerima dan memahami maksud dari apa yang disampaikan. (2) Dalam proses kelancaran program, sebaiknya memberikan pelatihan kepada para penyiar dalam hal penguasaan gaya komunikasi karena hal ini dapat meningkatkan respon baik dari para pendengar (3) Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh peneliti baik pada hasil penelitian maupun pada pengkajian teori, maka diharapkan dapat melakukan beberapa pengkajian dan penelitian terutama menyangkut faktor yang mempengaruhi pendengar di program Gorontalo Selamat Pagi seperti selera musik, unsur lokalitas, dll.

14 DAFTAR RUJUKAN Ai Hanoi Audiens Massa. ( diakses 5 Januari 2015). Apriadi Tamburaka Literasi Media Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Chester,Garishon and Wilis Television and Radio. Yogyakarta: Media Perkasa. Faturohmano Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi dan Media. Bandung: Wordpress. Hafied Cangara Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers. Hariyana Ilmu komunikasi. Bandung: PT Media Sejati Hidajanto Djamal and Andi Fachrudin Dasar-Dasar Penyiaran Sejarah, Organisasi, Operasional, Dan Regulasi. Edisi Kedua. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Huda Al Mujib Program Radio. ( blogspot.com/2011/09/programradio.html diakses 5 Januari Jalaluddin Rakhmat Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Joseph A. Devito Komunikasi Antar Manusia. Edisi kelima. Tangerang selatan: Karisma Publishing Group. M. Habib Barri Teknik dan Komunikasi Penyiar. Jakarta: Jakarta Media. Mcquails Perubahan Komunikasi. Jakarta: PT Media Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa dalam kehidupan kita sehari-hari banyak dipengaruhi dan dibentuk oleh komunikasi. Apa yang kita ketahui, maknai, pahami, bahkan yang kita

Lebih terperinci

Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu

Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu JURNAL E-KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Pengaruh Gaya Komunikasi Direktur terhadap Kepuasan Komunikasi Karyawan di PT. Sumarni Mustajab Batu Felina Limantoro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis, (c) hasil pengujian hipotesis penelitian, (2) pembahasan, dan (3) keterbatasan penelitian. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan perpolitikan di Indonesia semakin menuju kearah tidak beretika lagi, dengan berbagai manuver politik dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kemenangan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan bersosial manusia tidak terlepas dari komunikasi. Sebuah ungkapan yang berasal dari bahasa asing mengatakan, Manusia adalah zoon politicon yang artinya

Lebih terperinci

Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1

Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1 Jurnal Tugas Akhir Skpipsi 1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Berkomunikasi Dalam Berdiskusi Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo MARSIANA DINA

Lebih terperinci

WE CANNOT NOT COMMUNICATE

WE CANNOT NOT COMMUNICATE 1 WE CANNOT NOT COMMUNICATE (Bateson, 1972) Komunikasi adalah prasyarat kehidupan Manusia, Fakta : KESIMPULAN : 1. Individu menghabiskan 70% dari waktu mereka untuk berkomunikasi menulis, membaca, berbicara,

Lebih terperinci

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Luas Lingkup Komunikasi. Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Luas Lingkup Komunikasi Drs. Alex Sobur, M.Si. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Untuk Apa Kita Berkomunikasi? (Berbagai Kekeliruan dalam Memahami Komunikasi) Tidak ada yang sukar tentang komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO

KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO KOMUNIKASI ORGANISASI TIM DOSEN PERPUSINFO PENGANTAR MANUSIA ADALAH MAKHLUK SOSIAL YANG MEMBUTUHKAN ORANG LAIN ATAU SEKELOMPOK ORANG UNTUK BERINTEGRASI DALAM KEHIDUPANNYA MANUSIA MEMBUTUHKAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa).

BAB I. komunikasi massa berasal dari pengembangan kata media of mass. communication (media komunikasi massa). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terdapat banyak definisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan oleh para ahli. Komunikasi massa adalah komunikasi yang terdiri dari media cetak dan

Lebih terperinci

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi)

Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi) Kajian KOMUNIKASI dalam ORGANISASI (sub kajian Periku Organisasi) Sebelum membahas pengertian komunikasi organisasi sebaiknya kita uraikan terminologi yang melekat pada konteks komunikasi organisasi, yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.

KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb. KOMUNIKASI DOKTER PADA PASIEN GANGGUAN JIWA (Studi Deskriptif Kualitatif pada Pasien Gangguan Jiwa Di RSJ.Prof.Dr.Hb.Sa anin Padang) SKRIPSI Oleh YUKE IRZANI BP. 0810862017 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari sutu pihak ke pihak lain. Pada umumnya komunikasi dilakukaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Jurusan Pendidikan Sejarah dari semester II, IV, dan VI, (b) hasil pengujian analisis BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) deskripsi latar, digunakan untuk menggambarkan jumlah keseluruhan mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan berturut-turut (1) hasil penelitian yang meliputi (a) hasil pengujian analisis deskriptif data penelitian untuk memperoleh gambaran tentang

Lebih terperinci

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si

Nanda Agus Budiono/ Bonaventura Satya Bharata, SIP., M.Si Faktor-faktor Pendorong Orang Menonton Program Berita Liputan 6 di SCTV (Studi Eksplanatif-Kuantitatif Faktor-Faktor Pendorong Masyarakat Kampung Sudagaran Kelurahan Tegalrejo Yogyakarta Menonton Program

Lebih terperinci

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF KOMUNIKASI YANG EFEKTIF Oleh: Muslikhah Dwihartanti Disampaikan pada kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun 2004 Penyuluhan tentang Komunikasi yang Efektif bagi Guru TK di Kecamatan Panjatan A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menyatakan distribusi frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menyajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1

Komunikasi Bisnis Kelompok 7 1 1.1 Pengertian Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis ynag mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal. Berikut ini merupakan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30).

Komunikasi. Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Komunikasi I. PENGERTIAN Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR ( Suatu Penelitian di SMP Negeri 3 Satap Lemito)

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR ( Suatu Penelitian di SMP Negeri 3 Satap Lemito) HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN PRESTASI BELAJAR ( Suatu Penelitian di SMP Negeri 3 Satap Lemito) Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Gorontalo. 2014.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing di deskripsikan dalam bentuk rata rata atau Mean (M), Median BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini terdiri : Prestasi Belajar Kimia Dasar (Y) dan Epistemologi Sains (X1), dan Motivasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Agama Islam merupakan agama paling benar yang merupakan pegangan hidup seluruh umat Islam yang ada di dunia. Dengan ajaran Agama Islam kuat bisa membedakan mana yang

Lebih terperinci

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas Pengaruh Kualitas Komunikasi Interpersonal Pemimpin terhadap Tingkat Pengetahuan Karyawan tentang Nilai-Nilai dalam Budaya Organisasi di Mirota Batik Yogyakarta Leidora Ardiyani / Ike Devi Sulistyaningtyas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. frekuensi skor responden untuk masing-masing variabel dan pengolahan statistik inferesial BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini disajikan proses pengolahan data dengan menggunakan statistik deskripti dan statistik infernsial. Pengolahan statistik deskriptif digunakan untuk menyatakan distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau common dalam bahasa inggris

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau common dalam bahasa inggris 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communis atau common dalam bahasa inggris yang berarti sama. Berkomunikasi berarti kita berusaha untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Kasoos. Untuk itu, di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang apa BAB II TINJAUAN TEORITIS Tinjauan teoritis merupakan pendekatan teori yang akan digunakan untuk menjelaskan persoalan penelitian. Dalam bab II ini akan membahas pengertian mengenai komunikasi, interaksi

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Humas) Menurut Rumantir (2002:7) Public Relation (PR) adalah interaksi dan menciptakan opini public sebagai input yang menguntungkan untuk kedua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With

BAB I PENDAHULUAN. menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Harold D. Lasswell menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who Say What In Which Channel To Whom With What Effect? (siapa mengatakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI

HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI HUBUNGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA BUKITTINGGI Novia Gusliza Jurusan/Program Studi Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract This research

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO MENTARI FM SURAKARTA DALAM ACARA MP3 MUSIK PAGI PILIHAN PENDENGAR

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO MENTARI FM SURAKARTA DALAM ACARA MP3 MUSIK PAGI PILIHAN PENDENGAR ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO MENTARI FM SURAKARTA DALAM ACARA MP3 MUSIK PAGI PILIHAN PENDENGAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajad Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI

PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI PENDAMPINGAN ORANGTUA DENGAN AKTIVITAS ANAK MENONTON TELEVISI (Studi kasus pada keluarga di Perumahan Meranti Permai, Kecamatan Siantar utara, Kota Pematangsiantar) Julius Osvaldo Situmorang 100904041

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations

Modul ke: Komunikasi Massa. Bidang Kajian Komunikasi Massa. Radityo Muhammad, SH.,MA. Fakultas FIKOM. Program Studi Public Relations Modul ke: Komunikasi Massa Bidang Kajian Komunikasi Massa Fakultas FIKOM Radityo Muhammad, SH.,MA Program Studi Public Relations Peran Penting Media Massa Peran Penting Media Massa (Dennis McQuail,1987)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Komunikasi kelompok Proses komunikasi kelompok tidak bisa terlepas dari hubungan dengan orang lain. Sekumpulan orang yang melakukan suatu proses komunikasi tentunya memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI

KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Dewi Ma rufah H 0106006 KEJELASAN KOMUNIKASI BERDASARKAN UNSUR KOMUNIKASI Komunikasi merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Komunikasi yang baik tentunya akan menciptakan hubungan

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN

Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN Pertemuan 1 PENGERTIAN PENYIARAN BROADCASTING SEBAGAI OBJEK STUDI ILMU KOMUNIKASI Apa sebenarnya komunikasi itu? Menurut pendapat Carl I Hovland yang mengetengahkan definisinya mengenai Science of Communication

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi begitu sangat penting di dalam kehidupan manusia, tidak ada yang tidak memerlukan komunikasi, dimana seseorang akan dapat menyampaikan isi hati,

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1.

BAB I. Pendahuluan. baik itu lingkungan rumah, sekolah, kampus maupun lingkungan kerja 1. BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi adalah hal mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hal tersebut muncul dan berkembang dengan besarnya manfaat komunikasi yang didapatkan

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

Komunikasi dan Etika Profesi

Komunikasi dan Etika Profesi Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Program Studi Manajemen Komunikasi dan Etika Profesi Perspektif Komunikasi Dosen : Nia Kusuma Wardhani, S.Kom, MM. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yang satu sama lainnya saling berinteraksi, dan dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan suatu komunikasi yang baik diantara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business

BAB 4 HASIL PENELITIAN Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Data Terdistribusi Kualitas Sistem Informasi Business Trip Berdasarkan instrumen penelitian yang menggunakan skala 1 (satu) sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat

BAB I PENDAHULUAN. Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media informasi yang berkaitan dengan masyarakat pada zaman yang modern saat ini sangat menunjang mobilitas dan gaya hidup konsumen. Konsumen cenderung memiliki

Lebih terperinci

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR

PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR PENGARUH KOMUNIKASI PIMPINAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI KELURAHAN RABADOMPU TIMUR Oleh: Ahmad Yani, S.EI., M.Pd. (Program Studi Ilmu Komunikasi STISIP Mbojo Bima) ABSTRAK Penelitian ini berjudul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan

BAB I PENDAHULUAN. sesuai, dimana didalamnya membahas tentang bagaimana seni menyampaikan pesan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah euforia masyarakat yang sangat mengutamakan hal yang bersifat baru dan kekinian, ilmu komunikasi seolah hadir sebagai disiplin ilmu modern yang paling

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media komunikasi massa yang sangat penting dan menjadi salah satu kebutuhan hidup masyarakat. Televisi memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi agar membawa dampak optimal untuk organisasi, publik, maupun kepentingan bisnis menuju ke arah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil dari sebuah program komunikasi, pada dasarnya diawali oleh perencanaan yang matang di bidang komunikasi. Perencanaan yang baik, tepat, akurat akan mendorong

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan Praktek. Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris Communications

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi Keuangan Kelas XI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini tergolong ke dalam tipe penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah ilmu dan seni yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses di mana seorang komunikator menyampaikan stimulus/pesan yang biasanya dalam bentuk kata-kata dengan tujuan mengubah atau membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi antar umat manusia satu sama lain. Komunikasi begitu sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan kehidupan manusia di dunia tidak terlepas dari proses komunikasi, dimulai sejak perolehan bahasa dan tulisan yang digunakan sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makhluk sosial memang merupakan istilah yang sangat tepat untuk manusia, yang berarti setiap manusia tidak dapat hidup sendiri dan sangat dianjurkan untuk dapat

Lebih terperinci

LINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si.

LINGKUP KOMUNIKASI. Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si. LINGKUP KOMUNIKASI Tim Dosen Teori Komunikasi: 1. Drs. Dinn Wahyudin, M.A. 2. Dra. Permasih, M.Pd. 3. Riche Cynthia, S.Pd, M.Si. Pengantar llmu Komunikasi merupakan llmu yang mempelajari, menelaah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (Cangara, 2006:

BAB I PENDAHULUAN. menurut Dr. Everett Kleinjan dari East West Center Hawaii (Cangara, 2006: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam hidup bermasyarakat, orang yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain niscaya akan terisolasi dari masyarakatnya. Oleh sebab itu, menurut Dr. Everett

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 87 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data dari hasil penelitian, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik responden. Karakteristik responden meliputi

Lebih terperinci

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO HUBUNGAN KESULITAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Desrianty Abdullah, Surya Kobi*, Yusni Pakaya** Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah Provinsi, Daerah Provinsi itu dibagi lagi atas daerah Kabupaten dan daerah Kota. Setiap daerah Provinsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dilepaskan oleh semua makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri berfungsi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan berjalannya era globalisasi di indonesia ini membuat pemikiran masyarakat indonesia yang semakin berkembang dan kritis, perkembangan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI

UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI UNSUR, PRINSIP, MODEL KOMUNIKASI Fitri Rahmawati, MP. Jurusan Pendidikan Teknik Boga dan Busana Fakultas Teknik UNY email: fitri_rahmawati@uny.ac.id Unsur-unsur komunikasi Adalah yang membuat komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan Banyak sekali penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai etnografi komunikasi. Untuk mendukung penelitian ini, penelitian yang sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah, merakyat dan bisa dibawa atau didengarkan di mana mana. Radio memiliki kekuatan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan akan berlangsung efektif apabila memiliki satu kesepahaman

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan akan berlangsung efektif apabila memiliki satu kesepahaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia adalah makhluk Tuhan yang tidak bisa lepas dari komunikasi. komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya,

Lebih terperinci

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh :

TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL. Communication Skill. Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom. Disusun oleh : TUGAS KECAKAPAN ANTAR PERSONAL Communication Skill Dosen Utama : Ria Wulandari S.Kom Disusun oleh : Desi Sartika Evi Hana Yanti Fiqih Arzia Fitria Nursetianingsih Siti Ainiyah Simma Uli Siregar Kode kelas

Lebih terperinci

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata commonicatio atau dari kata comunis yang berarti sama atau sama maknanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa adalah sarana informasi yang menjadi bagian terpenting dalam kehidupan manusia saat ini. Media massa adalah media komunikasi dan informasi yang melakukan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI

KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Modul ke: KOMUNIKASI DAN ETIKA PROFESI Pengertian etika dasar - metode etika - kebebasan dan tanggung jawab Fakultas FASILKOM Program Studi Sistem Informasi http://www.mercubuana.ac.id Dosen: Indrajani,

Lebih terperinci