Perbedaan Pengetahuan Tentang HIV-AIDS Pada Siswa Dengan Metode buzz group Dan. Metode Ceramah Di SMAN 2 Ungaran Tahun 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perbedaan Pengetahuan Tentang HIV-AIDS Pada Siswa Dengan Metode buzz group Dan. Metode Ceramah Di SMAN 2 Ungaran Tahun 2016"

Transkripsi

1 Perbedaan Pengetahuan Tentang HIV-AIDS Pada Siswa Dengan Metode buzz group Dan Metode Ceramah Di SMAN 2 Ungaran Tahun 2016 Ayu Riska, Ida Sofiyanti¹, Puji Pranowowati² DIV Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo, Semarang Jawa Tengah. ABSTRAK Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Pemberian informasi dapat diberikan melalui metode penyuluhan salah satunya buzz group dan ceramah. Berdasarkan kasus HIV-AIDS di Jawa Tengah dari tahun September 2014 sebanyak kasus. Dan kasus HIV- AIDS di Ungaran lebih dari 20 orang. Adapun berdasarkan hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia tahun 2012 yang dilakukan oleh remaja usia tahun baik putra maupun putri menunjukkan bahwa tidak sedikit yang sudah pernah melakukan seks pra nikah. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian adalah Pra-Eksperiment Design. Dengan pendekatan one group pretest posttest. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X di SMAN 2 Ungaran sebanyak 387 siswa dengan besar sampel 62 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok yang menggunakan metode buzz group dan metode ceramah, pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan sebelum diberikan informasi tentang HIV- AIDS dengan metode buzz group tingkat pengetahuan tertinggi yaitu cukup sebanyak 17 (54,8%). Dan sesudah diberikan tingkat pengetahuan tertinggi yaitu baik sebanyak 31 (100%). Sedangkan sebelum diberikan informasi tentang HIV-AIDS dengan metode ceramah tingkat pengetahuan tertinggi yaitu cukup sebanyak 17 (54,8%). Dan sesudah diberikan tingkat pengetahuan tertinggi yaitu cukup sebanyak 15 (48,4%). Dan untuk uji mann-whitney didapatkan hasil nilai rata-rata siswa dengan metode buzz group sebesar 41,60, sedangkan untuk metode ceramah sebesar 21,40. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode buzz group lebih baik dari metode ceramah. uji mann-whitney untuk hipotesis didapatkan hasil p-value = 0,000 < α (0,05) sehingga Ho di tolak yang berarti ada perbedaan pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa dengan metode buzz group dan metode ceramah di SMAN 2 Ungaran tahun Kata kunci : HIV-AIDS, metode buzz group, metode ceramah ABSTRAK Human Immunodeficiency Virus (HIV) is the virus that attacks the human immune system, while the Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) is a syndrome of immune system by HIV infection. Provision of information can be provided through extension methods one buzz groups and lectures. Based on the HIV-AIDS cases in Central Java of the year September 2014 as many as cases. HIV and AIDS cases in Ungaran more than 20 people. As based on Adolescent Reproductive Health Survey Indonesia in 2012 were committed by teenagers aged years in both men's and women show that not a few who have never had sex before marriage.

2 The study design will be used in the research are the Pre-Experiment Design. With the approach of one group pretest posttest. According Notoatmodjo (2012), one group pretest posttest. The population in this study were all students of class X located at high school Tow Ungaran. In December 2015, a total of 387 students with a large sample of 62 students who were divided into tow groups using buzz group method and lecture method, nonrandom sampling using purposive sampling. The results showed that the knowledge before it is given information about HIV-AIDS with buzz group method highest level of knowledge pretty much as 17 (54.8%). And when given the highest level of knowledge that is either much as 31 (100%). Whereas before it was given information about HIV-AIDS with the highest level of knowledge of the lecture method is pretty much as 17 (54.8%). And when given the highest level of knowledge that is pretty much as 15 (48.4%). And for the Mann-Whitney test showed the average value of a group of students with methods buzz at 41.60, while on a lecture at It can be concluded that the buzz group method is better than the lecture method. Mann-Whitney test for the hypothesis showed a p- value = <α (0.05) so that Ho was rejected, which means there are differences in knowledge about HIV-AIDS in students with a buzz group method and lecture method in High School Tow Ungaran Keywords: HIV-AIDS, methods of buzz group, lecture Pendahuluan Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Perjalanan penyakit ini lambat dan gejala-gejala AIDS ratarata baru timbul 10 tahun sesudah terjadinya infeksi, bahkan dapat lebih lagi. Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara darah, semen dan sekret vagina. Sebagian besar (75%) penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013). Diseluruh dunia pada tahun 2013 ada sebanyak 35 juta orang hidup dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus) meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak berusia <15 tahun. jumlah infeksi baru HIV Pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta dewasa dan anak berusia <15 tahun. Jumlah kematian akibat AIDS sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan anak berusia <15 tahun (WHO, 2014). Jumlah kasus HIV di Indonesia pada tahun 2014 sebanyak kasus dan kasus AIDS sebanyak kasus. Infeksi HIV tertinggi pada usia produktif yaitu umur tahun sebesar 71,8%, diikuti umur tahun sebesar 15,7%. Pada tahun 2014, jumlah kasus AIDS pada lakilaki sebesar 54% dan perempuan sebesar 29% dan sebesar 17% tidak diketahui jenis kelamin. Sedangkan dari penularannya tertinggi melalui heteroseksual sebanyak 61,5% (Data Kemenkes RI, 2014). Data kasus HIV-AIDS di Jawa Tengah dari tahun September 2014 sebanyak kasus (PUSDATIN, 2014). Sedangkan penemuan kasus HIV-AIDS di Kabupaten Semarang tahun 2014 juga meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2014 ditemukan 63 kasus HIV, sedangkan tahun 2013 kasus HIV yang ditemukan sebanyak 22 kasus. Untuk kasus AIDS pada tahun 2014 sebanyak 19 kasus, sedikit meningkat dibanding tahun 2013 yang sebanyak 17 kasus (Dinkes Kabupaten Semarang, 2014). Dan kasus HIV- AIDS di Ungaran lebih dari 20 orang (KPA, September 2015).

3 Dari penemuan kasus HIV-AIDS, menunjukkan bahwa kasus AIDS lebih besar dibandingkan dengan kasus HIV, dengan penemuan terbanyak pada kelompok remaja produktif usia tahun, hal ini dikarenakan terbatasnya akses informasi dan pelayanan kesehatan yang diterima kelompok remaja produktif usia tahun, sehingga dampak yang ditimbulkan dari rendahnya pengetahuan komperhensif mengenai HIV-AIDS adalah penderita khususnya remaja baru menyadari bahwa dirinya terinfeksi HIV dan sudah masuk fase AIDS positif yang bisa menular kepada orang lain. Hasil survei yang dilakukan Riset Kesehatan Dasar, dimana capaian pengetahuan HIV- AIDS secara komperhensif pada kelompok remaja usia tahun di Indonesia masih sebesar 11,4% dari target ditahun 2014 sebesar 95%. Sedangkan di Provinsi Jawa Tengah, menunjukkan masih rendahnya pengetahuan komperhensif remaja usia antara tahun, menunjukkan bahwa sebanyak 88,7% kelompok remaja kurang memahami terkait pengetahuan komperhesif HIV-AIDS (RISKESDAS (2010). Hal ini didukung berdasarkan hasil Survei Kesehatan Reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) tahun 2012 yang dilakukan oleh remaja usia tahun baik putra maupun putri menunjukkan bahwa tidak sedikit yang sudah pernah melakukan seks pra nikah. Dari survei yang didapatkan sebanyak 4,5% dilakukan oleh remaja putra dan sebanyak 0,7% dilakukan oleh remaja putri. Sedangkan pada usia tahun sebanyak 14,6% seks pra nikah dilakukan oleh remaja putra dan sebanyak 1,8% dilakukan oleh remaja putri. Dari survei yang sama didapatkan alasan hubungan seksual pra nikah tersebut sebagian besar karena penasaran ingin tahu sebanyak 57,5% pada remaja pria, terjadi begitu saja sebanyak 38% pada remaja putri dan dipaksa oleh pasangan sebanyak 12,6% remaja putri. Hal ini mencerminkan kurangnya pemahaman remaja tentang keterampilan hidup sehat, resiko hubungan seksual dan kemampuan untuk menolak hubungan yang tidak mereka inginkan (SKRRI, 2012). Masih banyaknya kasus HIV-AIDS yang terjadi di Indonesia, semua ini karena keterbatasan akses informasi yang berdampak pada rendahnya pengetahuan tentang HIV-AIDS pada kelompok remaja. Salah satu upaya yang dilakukan dalam pencegahan HIV-AIDS adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman yang cukup baik tentang HIV-AIDS pada remaja, untuk dapat meningkatkan pengetahuan remaja yaitu, dengan cara memberikan pendidikan kesehatan pada remaja. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media seperti ceramah, seminar, diskusi kelompok, curah pendapat (brain storming), bola salju (snow balling), buzz group, role play dan simulation game (Notoatmodjo, 2007). Penelitian Wibowo (2014), menyimpulkan siswa yang setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang HIV-AIDS dengan metode pemutaran film dan media leaflet di SMK Bina Dirgantara Karanganyar, terdapat peningkatan skor pengetahuan dari 74,00 menjadi 83,60 dan pada media leaflet responden juga mengalami peningkatan skor pengetahuan HIV-AIDS dari 77,60 menjadi 80,80. Pada kelompok kontrol (tidak diberikan Leaflet dan Pemutaran Film) mengalami penurunan skor pengetahuan dari 76,00 menjadi 75,50, dari uji perbedaan skor pengetahuan antara 3 kelompok, ditemukan bahwa pemberian penyuluhan HIV-AIDS dengan pemutaran film lebih besar pengaruhnya dari pada media leaflet dan kelompok kontrol. Hasil penelitian Cahyono, Mapa Dwi (2013) yang berjudul Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja tentang HIV-AIDS di SMAN 2 Sukoharjo menyebutkan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan remaja sebelum dan sesudah diberi intervensi sebesar 35,6% menjadi 95,6% dan sikap remaja dari 23,3% sesudah diberi intervensi meningkat sebesar 100%.

4 Hasil penelitian Purnomo dkk (2013), menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan skor pengetahuan setelah diberi pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dan pendidikan sebaya pada mahasiswa Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha. Pada kelompok ceramah diperoleh hasil rata-rata nilai mahasiswa 62,77. Sedangkan kelompok pendidikan sebaya rata-rata nilai mahasiswa 69,33. Begitu juga dengan hasil penelitian Fitria Maryanah penerapan metode buzz group untuk meningkatkan kerjasama dan keaktifan siswa dalam pembelajaran siswa kelas VII C SMPN Manisrenggo kabupaten klaten dengan hasil penelitian yang menunjukkan Penerapan metode Buzz Group dapat meningkatkan kerjasama siswa. Berdasarkan hasil observasi kerjasama siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 66,25%, sedangkan pada siklus II sebesar 84,06%, berdasarkan hasil perhitungan angket juga menunjukkan peningkatan kerjasama siswa pada siklus I sebesar 69% menjadi 77% pada siklus II, sedangkan hasil untuk penerapan metode buzz group dapat meningkatkan keaktifan siswa berdasarkan hasil observasi keaktifan siswa mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 51,56%, sedangkan pada siklus II sebesar 75,63%. Dari hasil perhitungan angket juga menunjukkan peningkatan keaktifan siswa pada siklus I sebesar 71% meningkat menjadi 78% pada siklus II, penerapan metode buzz group juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 50%, pada siklus II sebanyak 78,12% dari jumlah siswa sebanyak 32 orang dan sudah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru di SMA Negeri 2 Ungaran, pendidikan kesehatan tentang HIV-AIDS diberikan melalui pelatihan yang setiap tahun diadakan di Kabupaten semarang, dalam pelatihan tersebut 10 siswa sebagai perwakilan SMAN 2 Ungaran ikut dalam pelatihan tersebut. Walaupun sudah sering mengikuti pelatihan HI-AIDS jumlah kasus siswa yang drop out dikarenakan unwantedpregnancy pada tahun 2014 ada 1 siswa. Sehingga yang perlu diteliti adalah efektifitas metode penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS. Berdasarkan Survei pendahuluan yang dilakukan di SMA 2 Ungaran dengan menggunakan instrumen kuesioner untuk mengetahui pengetahuan remaja tentang HIV-AIDS, dari 10 siswa yang telah dibagikan kuesioner, 8 diantaranya tidak memahami tentang HIV-AIDS dan 2 diantaranya hanya mengetahui cara penularan HIV-AIDS. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah Pra-Eksperiment Design. Dengan pendekatan one group pretest posttest yaitu kelompok subjek diobservasi atau pretest sebelum dilakukan intervensi, kemudian dilakukan pengukuran (observasi) lagi atau posttest. Populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas X yang berada di SMAN 2 Ungaran. Pada bulan Desember 2015, sebanyak 387 siswa. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian siswa kelas X yang ada di SMAN 2 Ungaran dengan hasil yang didapatkan menggunakan rumus besaran sampel yaitu 62 responden. Pada penelitian ini juga menggunakan tehnik Random Sampling dengan jenis simple random sampling. Data primer adalah data tentang pengetahuan remaja sebelum dan sesudah mendapatkan informasi tentang HIV-AIDS, yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu kuesioner pretest dan posttest di SMAN 2 Ungaran Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik untuk melihat efektifitas antara dua metode yaitu metode buzz group dan metode ceramah dengan menggunakan uji statistik independent sample t-test. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS for windows 16,0.

5 HASIL PENELITIAN Analisa Univariat 1. Pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa sebelum dan sesudah diberikan informasi dengan metode buzz group di SMAN 2 Ungaran tahun 2016 Tabel 4.1 Distribusi frekuensi pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa sebelum dan sesudah diberikan informasi dengan metode buzz group di SMAN 2 Ungaran tahun 2016 Pengetahuan tentang HIV-AIDS Total Baik Cukup Kurang F % F % F % F % Sebelum 10 32,3% 17 54,8% 4 12,9% % Sesudah % 0 0% 0 0% % Tabel 4.1 Berdasarkan tabel frekuensi di atas menunjukkan dari 31 responden diketahui bahwa pengetahuan siswa sebelum dilakukan pemberian informasi dengan metode buzz group tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 (54,8%) responden. Sedangkan sesudah pemberian informasi tertinggi yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (100%) responden. 2. Pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa sebelum diberikan informasi dengan metode ceramah di SMAN 2 Ungaran tahun Tabel 4.2 Distribusi frekuensi pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa sebelum dan sesudah diberikan informasi dengan metode ceramah di SMAN 2 Ungaran tahun 2016 Pengetahuan tentang HIV-AIDS Total Baik Cukup Kurang F % F % F % F % Sebelum 11 35,5% 17 54,8% 3 4,8% % Sesudah 14 45,2% 15 48,4% 2 6,5% % Tabel 4.2 Berdasarkan tabel frekuensi di atas menunjukkan dari 31 responden diketahui bahwa pengetahuan siswa sebelum dilakukan pemberian informasi dengan metode ceramah tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 (54,8%) responden. Sedangkan sesudah pemberian informasi tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 (48,4%) responden.

6 Analisa Bivariat Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Uji Mann-Whitney karena sebaran data tidak normal dengan nilai kemaknaan P 0,05 yaitu ada perbedaan pengetahuan terhadap metode yang diberikan. Dan diolah dengan SPSS 16.0 for Windows. Dengan hasil sebagai berikut: Tabel 4.5 Hasil uji Mann-Whitney U untuk Rinks Metode N Mean Ranks Sum of Ranks Buzz group 31 40, ,00 Ceramah 31 22, Total 62 Tabel 4.5 Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa terdapat 31 data dari metode buzz group dan 31 data dari metode ceramah. Mean rank untuk peningkatan pengetahuan untuk metode buzz group sebanyak 40,06 sedangkan mean rank untuk metode ceramah sebanyak 22,94. Dengan masing-masing sum of ranks untuk metode buzz group sebanyak 1242,00 dan untuk metode ceramah sebanyak 711,00. Berdasarkan data mean rank untuk peningkatan pengetahuan diketahui bahwa pada metode buzz group lebih besar dari pada mean rank metode ceramah. Sehingga dapat disimpulkan metode buzz group lebih baik dari metode ceramah. Tabel 4.6 Hasil Uji Mann-Whitney U untuk test statistics Mann-Whitney U Wilcoxon W Z Asymp. Sig. (2-tailed) Mean Ranks Tabel 4.6 Berdasarkan tabel di atas maka dapat dilakukan pengujian hipotesis dengan cara membandingkan taraf signifikansi (P-Value) dengan ketentuan: a. Jika sign. > 0,05, maka Ho Diterima b. Jika sign. < 0,05, maka Ho Ditolak Pada kasus ini terlihat bahwa signifikansi sebanyak 0,000 < 0,05, maka Ho tolak dan Ha diterima, sehingga ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara metode buzz group dan metode ceramah. PEMBAHASAN Analisa Univariat 1. Pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa dengan metode buzz group Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden yang sebelumnya diberikan informasi tentang HIV-AIDS dengan metode buzz group tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 (54,8%) responden. Sedangkan sesudah pemberian informasi tertinggi yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (100%) responden. Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan informasi tentang HIV-AIDS dengan metode buzz group. Dikarenakan metode buzz group lebih mampu membantu siswa menjadi aktif dan

7 mampu mengeluarkan ide-ide mereka saat diskusi kelompok, dengan begitu materi yang diberikan dapat cepat dipahami siswa. Hal ini juga didukung oleh Hasibuan & Moedjiono (2006) yang menyatakan bahwa metode buzz group merupakan metode yang sesuai untuk memberikan infomasi kepada siswa karena memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih aktif. Begitu juga menurut Nana Sudjana (2006) mengatakan bahwa penilaian proses pemberian informasi yang terutama adalah melihat sejauh mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses tersebut. Keaktifan siswa dapat dilihat dalam beberapa hal, diantaranya: 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. 2) Terlibat dalam pemecahan masalah. 3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada pemberi informasi apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya. 4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. 5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk pendidik. 6) Menilai kemampuan diri dan hasil-hasil yang diperolehnya. 7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah yang sejenis. 8) Kesempatan menggunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Keaktifan siswa juga bisa membuat merangsang mengembangkan bakat yang dimilikinya, tetapi terkadang siswa terlalu takut untuk mengeluarkan pendapat karena dosen yang lebih aktif dalam penyampaian materi dan siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya. Dalam kesempatan ini dengan menggunakan metode buzz group, siswa dapat mengeluarkan pendapatnya tentang permasalah yang diberikan oleh pemberi informasi dan pemberi informasi hanya sebagai fasilitator, sehingga siswa lebih aktif dalam memecahkan permasalahan yang diberikan, serta dapat mengembangkan sosialisasinya dalam bekerjasama dengan temannya. Hal ini juga didukung oleh Martinis Yamin (2007), yang menyatakan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan dapat memecah permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Disamping itu pendidik dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Begitu juga menurut Dimyati (2006), mengemukakan 7 aspek terjadinya keaktifan siswa yaitu: 1) Partisipasi siswa dalam menetapkan tujuan kegiatan pembelajaran. 2) Tekanan pada aspek afektif dalam belajar. 3) Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran, terutama yang berbentuk interaksi antar siswa. 4) Kekompakan kelas sebagai kelompok belajar. 5) Kebebasan belajar yang diberikan kepada siswa, dan kesempatan untuk berbuat serta mengambil keputusan penting dalam proses pembelajaran. 6) Pemberian waktu untuk menanggulangi masalah pribadi siswa, baik berhubungan maupun tidak berhubungan dengan pembelajaran. Dan menurut Isjoni (2010), kerjasama merupakan kerja kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda, serta siswa dituntut memiliki keterampilan-keterampilan berkerjasama. Untuk mencapai keterampilan dalam bekerjasama terdapat 8 indikator yang perlu diamati dalam pemberian informasi tentang HIV-AIDS dengan metode buzz group yaitu: 1) Keikutsertaan memberikan ide atau pendapat. 2) Menanggapi pendapat dan menerima pendapat orang lain. 4) Melaksanakan tugas. 5) Keikutsertaan dalam memecahkan masalah. 6) Kepedulian terhadap kesulitan sesama anggota kelompok. 7) Keikutsertaan membuat laporan. 8) Keikutsertaan dalam presentasi kelompok. 9) Kepedulian membantu teman dalam memecahkan masalah. Pembelajaran yang menekankan pada prinsip kerjasama siswa harus memiliki keterampilan-keterampilan khusus. Keterampilan khusus ini disebut dengan keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk memperlancar hubungan kerja dan

8 tugas (kerjasama siswa dalam kelompok). Hal ini juga didukung oleh Isjoni (2010), yang mengemukaan bebrapa keterampilan-keterampilan kooperatif sebagai berikut: 1) Menyamakan pendapat dalam suatu kelompok sehingga mencapai suatu kesepakatan bersama yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja. 2) Menghargai kontribusi setiap anggota dalam suatu kelompok, sehingga tidak ada anggota yang merasa tidak dianggap. 3) Mengambil giliran dan berbagi tugas. 4) Berada dalam kelompok selama kegiatan kelompok berlangsung. 5) Mengerjakan tugas yang telah menjadi tanggung jawabnya agar tugas dapat diselesaikan tepat waktu. 6) Mendorong siswa lain untuk berpartisipasi terhadap tugas. 7) Meminta orang lain untuk berbicara dan berpartisipasi terhadap tugas. 8) Menyelesaikan tugas tepat waktu. 9) Menghormati perbedaan individu. Berdasarkan pembahasan yang dijelaskan di atas menjadi alasan kenapa metode buzz group lebih bagus dalam penyampaian informasi tentang HIV-AIDS karena lebih cendrung membuat mahasiswa aktif dan bekerjasama dengan kelompok. Sehingga peserta didik lebih cepat memahami materi yang disampaikan. 2. Pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa dengan metode ceramah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 31 responden yang sebelumnya diberikan informasi tentang HIV-AIDS dengan metode ceramah tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 (54,8%) responden. Sedangkan sesudah pemberian informasi tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 (48,4%) responden. Berdasarkan keterangan di atas menunjukkan bahwa tidak ada peningkatan pengetahuan antara sebelum dan sesudah diberikan informasi tentang HIV-AIDS dengan metode buzz group, tetapi hal tersebut tidak bisa dikatakan bahwa metode ceramah tidak bagus untuk digunakan. Hal ini didukung oleh Sudjana (2011), juga menjelaskan bahwa ceramah merupakan metode yang tidak senantiasa jelek bila penggunaannya disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Selain itu metode ceramah juga sangat membantu para pemberi informasi tentang HIV-AIDS, karena metode ceramah sangat ekonomis dalam penyampaian informasi untuk semua kalangan masyarakat luas seperti remaja, orang dewasa, bahkan lansia sekalipun, begitu juga menurut Gunawan (2009), juga menambahkan bahwa metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Hal tersebut menunjukkan bahwa metode ceramah menarik perhatian siswa jika media yang digunakan seperti power point ditampilkan dengan bagus. Begitu juga menurut Roestiyah (2008), juga mendukung bahwa metode ceramah bila langsung diserap tanpa melalui pemahaman terlebih dahulu dari peserta didik tentu hasil yang didapatkan dari penerapan metode ini akan jauh dari harapan, seperti halnya yang terjadi akan menimbulkan rasa bosan. Hampir setiap pendidik atau pemberi informasi menggunakan metode ceramah yang jauh dari kaidah-kaidah metode ceramah seharusnya. Selain itu kelemahan metode ceramah adalah yang paling umum diketahui yaitu menimbulkan rasa bosan, membuat siswa pasif, anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual akan menjadi rugi dan anak didik yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimannya, sukar mengontrol sejauhmana kemampuan pemahaman siswa. Dalam hal ini metode ceramah bisa dapat berhasil bila media yang digunakan lebih menarik dan apabila tidak sesuai dengan kaidah dalam penggunaan metode ceramah akan

9 jauh dari harapan maka akan menimbulkan rasa bosan serta membuat siswa pasif sehingga ada beberapa faktor yang harus mendukung dalam penggunaan metode ceramah. sesuai dengan pendapat Sudjana (2011), juga mengungkapkan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah yaitu tujuan yang hendak dicapai, alat, fasilitas, waktu yang tersedia, kemampuan pemberi informasi dalam menguasai materi dan kemampuan berbicara, situasi mengajar. Analisa Bivariat Hasil penelitian ini analisis data penelitian yang diperoleh p-value = 0,000 < α (0,05) sehingga Ho di tolak yang berarti ada perbedaan pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa dengan metode buzz group dan metode ceramah di SMAN 2 Ungaran tahun Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa dari 31 responden yang mendapatkan informasi mengenai HIV-AIDS dengan menggunakan metode buzz group didapatkan hasil bahwa responden mempunyai tingkat rata-rata pengetahuan 41,60 lebih tinggi dibandingkan dengan metode ceramah yaitu 21,40. Sehingga dapat disimpulkan bahwa metode buzz group lebih efektif dari pada metode ceramah. Perbedaan pengetahuan tentang HIV-AIDS dengan metode buzz group dan metode ceramah hasilnya lebih baik yang diberikan dengan metode buzz group. Hal tersebut dikarenakan pada metode buzz group semua peserta terlibat aktif untuk menyatakan pendapatnya. Hal ini sesuai dengan teori menurut Martinis Yamin (2007), bahwa metode pemberian informasi yang baik adalah metode yang dapat membuat para peserta didik ikut aktif dengan mengeluarkan pendapat mereka. Begitu juga pendapat Sudjana (2011), juga mendukung bahwa metode pemberian informasi mempunyai peranan sebagai alat untuk menciptakan proses meningkatkan pemahaman siswa, sehingga diharapkan muncul berbagai kegiatan yang sehubungan dengan kegiatan pemberi informasi dengan kata lain terciptanya interaksi edukatif. Selain itu hal ini juga didukung menurut Muflihah (2012), bahwa keberhasilan belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang penting adalah penggunaan metode pada proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk mengatasi kebosanan dan kejenuhan pada siswa dalam proses pembelajaran. Penggunaan metode pembelajaran yang baik akan menyebabkan hasil belajar yang baik pula. Kebanyakan metode yang diterapkan di sekolah masih metode pembelajaran yang berpusat pada guru atau dikenal dengan meode ceramah, padahal metode ini sangat kurang efektif karena siswa hanya duduk, diam, dan mendengar, sehingga siswa menjadi pasif dan kondisi kelas kurang kondusif. Apabila dilakukan terus menerus akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Kegiatan belajar siswa yang aktif dapat dibangkitkan dengan cara mengubah metode pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode buzz groups. Metode pemberian informasi beraneka ragam jenisnya dan setiap metode pemberian informasi ada kelemahan dan kelebihannya masing-masing. Oleh sebab itu kombinasi penggunaan metode dapat dan wajar dilakukan dalam penyampaian informasi tentang HIV- AIDS. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Zul Salasa Akbar Lubis (2013), mengenai pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di sekolah dasar negeri kelurahan namogajah kecamatan Medan tuntungan tahun 2013, yang menunjukkan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode ceramah dan diskusi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap anak tentang PHBS di sekolah dasar negeri

10 Metode yang digunakan dalam pengajaran harus dipilih berdasarkan tujuan dan bahan yang telah ditetapkan. Karena metode berfungsi sebagai jembatan atau media transformasi pelajaran terhadap tujuan yang ingin dicapai. Metode yang digunakan harus betu-betul efektif dan efisien sehingga tercapai tujuan dengan maksimal. Dalam penelitian terlihat bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah siswa dapat mengetahui atau memahami pengetahuan tentang HIV-AIDS dan metode yang efektif adalah dengan menggunakan metode diskusi atau lebih tepatnya dengan menggunakan metode buzz group. Keterbatasan Penelitian Pada saat pelaksanaan pemberian informasi tentang HIV-AIDS dengan menggunakan metode buzz group menjadi ramai terutama saat sesi tanya jawab. Hal ini mengakibatkan kelas lain yang berdekatan dengan kelas VII C menjadi terganggu. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 2 Ungaran, pengetahuan siswa sebelum dilakukan pemberian informasi dengan metode buzz group tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 (54,8%). Sedangkan sesudah pemberian informasi tertinggi yaitu tingkat pengetahuan baik sebanyak 31 (100%). Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 2 Ungaran, pengetahuan siswa sebelum dilakukan pemberian informasi dengan metode ceramah tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 (54,8%). Sedangkan sesudah pemberian informasi tertinggi yaitu tingkat pengetahuan cukup sebanyak 15 (48,4%) responden. Berdasarkan Hasil penelitian nilai rata-rata siswa dengan metode buzz group 41,60 sedangkan metode ceramah sebesar 21,40. Sehingga menunjukkan bahwa metode buzz group lebih baik dibandingkan metode ceramah. Ada perbedaan pengetahuan tentang HIV-AIDS pada siswa dengan metode buzz goup dan metode ceramah dengan hasil penelitian p-value = 0,000 < α (0,05). Saran Bagi Remaja pengetahuan yang didapatkan remaja tentang HIV-AIDS dapat memberikan dampak yang baik dan dapat membagikan ilmu yang didapatkan tentang HIV-AIDS kepada teman sebaya yang belum dapat pengetahuan tentang HIV-AIDS. Bagi Instansi Sekolah diharapkan hasil penelitian ini digunakan sebagai bahan masukan bagi Institusi Pendidikan dalam mengembangkan pencegahan tentang HIV-AIDS. Bagi Instansi Kesehatan dapat menerapkan alternatif masukan dalam membuat perencanaan kebijakan penanggulangan kesehatan serta evaluasi program kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan HIV-AIDS. Bagi Peneliti Selanjutnya kepada peneliti lain dapat melakukan penelitian serupa dengan metode yang lain, sehingga diperoleh informasi lain tentang perbedaan pengetahuan tentang HIV-AIDS dengan metode buzz group dan metode ceramah.

11 Daftar pustaka Arikunto, Suharsimi, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Budiman dan Agus Riyanto, (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap dalam Penelitian Kesehatan; Jakarta : Salemba Medika. Cahyono MD, (2013). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang HIV-AIDS di SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun [Sripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS. Dahlan, Muhammad Sopiyudin, (2012). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba medika Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2012). Aku Bangga Aku Tahu : Pedoman Pelaksanaan Kampanye HIV dan AIDS pada Kaum Muda Usia Tahun. Jakarta : Pusat Promosi Kesehatan Departemen Republik Indonesia. Duarsa, (2008) Pengetahuan dan Sikap terhadap HIV-AIDS Kalangan Siswa Sekolah Menengah. Hasibuan & Moedjiono, (2006). Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. Ifada, (2010). Pendidikan Berbasis Nilai dan Kemasyarakatan. Bandung: PT. Refika Aditama. Juliastika, Korompis, & Ratag, (2012). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap dalam Pencegahan HIV/AIDS pada Pekerja Seks Komersial. Media Ners, Volume 2. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Dipenegoro. Kemenkes RI, ( 2014). Situasi dan Analisis HIV-AIDS. Diakses: 04 September html Kementrian Kesehatan RI. InfoDATIN: Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta Wawan dan Dewi, (2011). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia; Yogyakarta, Cetakan II, Oktober Nasronudin, (2007) Pengetahuan dan Sikap terhadap HIV-AIDS Kalangan Siswa Sekolah Menengah di Isfahan. Notoatmodjo, ( 2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Notoatmojo, S, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan2. Jakarta :Rineka Cipta. Noviana, Nana, (2012). Catatan Kuliah Kesehatan Reproduksi & HIV-AIDS; Jakarta, TIM. Nursalam, (2013). Metodologi Penelitian Klinis.Jakarta:Salemba Sardiman AM, (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sudjana, N, (2011). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya Sugiyono (2013). Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta. Sunaryo, (2012). Strategi Belajar Mengajar dalam Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta. TIM WHO (2014). HIV-AIDS. Tersedia pada: [Diakses tanggal 31 Desember 2014]. Wibowa GS, (2014). Perbedaan Pengetahuan HIV-AIDS Pada Remaja Sekolah Dengan Metode Pemutaran Film Dan Metode Leaflet Di SMK Bina Dirgantara Karanganyar. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas ilmu Yuniarta, (2011). Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Tentang HIV-AIDS Dengan Tindakan Pencegahan HIV/AIDS Pada Siswa SMK Negeri 3 Tahuna.

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR

PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR PERBEDAAN PENGETAHUAN HIV/AIDS PADA REMAJA SEKOLAH DENGAN METODE PEMUTARAN FILM DAN METODE LEAFLET DI SMK BINA DIRGANTARA KARANGANYAR ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014),

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan. masalah global. Menurut data WHO (World Health Organization) (2014), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang jumlah penderitanya sangat tinggi sehingga menjadi masalah global. Menurut data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. data WHO (World Health Organization) tahun 2012, penemuan kasus. HIV (Human Immunodeficiency Virus) di dunia pada tahun 2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2012,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Sri Murdaningrum NIM: 201010104142

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH KAMPANYE AKU BANGGA AKU TAHU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR

SKRIPSI PENGARUH KAMPANYE AKU BANGGA AKU TAHU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR SKRIPSI PENGARUH KAMPANYE AKU BANGGA AKU TAHU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS DI SMA DHARMA PRAJA DENPASAR OLEH : NI WAYAN AYU ANGGRENI PANJI NIM. 1202115007 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan masalah kesehatan utama di Indonesia. Hal ini dilihat dari prevalensi

Lebih terperinci

MELALUI HIV-AIDS DI SMA. Disusun oleh : AGUNG TRIANTO J PROGRAM FAKULTAS

MELALUI HIV-AIDS DI SMA. Disusun oleh : AGUNG TRIANTO J PROGRAM FAKULTAS PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV- AIDS MELALUI BUKU CERITA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP, DAN DAYA TERIMA REMAJA DALAM PENCEGAHANN HIV-AIDS DI SMA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : AGUNG TRIANTO

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Caecilia Takainginan 1, Ellen Pesak 2, Dionysius Sumenge 3 1.SMK Negeri I Sangkub kabupaten Bolaang Mongondow Utara 2,3,

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin *E-mail : Citramustika28@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB. SRAGEN NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Arum Yuliasari 201310104148

Lebih terperinci

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MENGGUNAKAN METODE CERAMAH DAN DISKUSI KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEBERSIHAN ALAT GENETALIA DI SMA NEGERI 1 UNGARAN ABSTRAK Remaja putri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. masalah epidemi (Human Immunodeficiency Virus/ Acquired Immune. Deficiency Syndrome) HIV/AIDS dan penyebarannya yang sangat cepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan dapat dikategorikan sebagai salah satu pembahasan utama dalam agenda Internasional, khususnya dalam membahas masalah epidemi (Human Immunodeficiency

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: 2460-657X Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Siswa SMA Negeri 1 Bandung terhadap Penularan dan Pencegahan HIV/AIDS Tahun 2016 Relationship Between Knowledge

Lebih terperinci

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J PERBEDAAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI, SIKAP SEKSUALITAS, DAN PERILAKU PACARAN PADA PELAJAR SLTA DAMPINGAN PKBI JATENG DAN PADA PELAJAR SLTA KONTROL DI KOTA SEMARANG Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN Skripsi ini disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER

EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER EFEKTIVITAS MEDIA CERITA BERGAMBAR DAN ULAR TANGGA DALAM PENDIDIKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT SISWA SDN 2 PATRANG KABUPATEN JEMBER Afif Hamdalah Departemen Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS merupakan suatu penyakit yang terus berkembang dan menjadi masalah global yang melanda dunia. Menurut data WHO (World Health Organization) tahun 2012,

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN PENGARUH PELATIHAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWI KELAS X TENTANG PERTOLOGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Ns.M.Mursid,S.Kep Ns.Maslichah,S.Kep Dosen Program Studi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KABUPATEN KARANGANYAR

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KABUPATEN KARANGANYAR PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS DI KABUPATEN KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : MARIA MULIANA J 410 100 104 PROGRAM

Lebih terperinci

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN

Vol. 1. No. 1 Januari 2015 ISSN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS TERHADAP SIKAP GAYA HIDUP BEBAS REMAJA PADA SISWA-SISWI KELAS 11 IPS 3 SMA I KRISTEN SURAKARTA Oleh : Endang Dwi Ningsih 1, Ditya Yankusuma S. 2 Abstract

Lebih terperinci

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN

PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PENGETAHUAN SISWA TENTANG HIV/AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN Rachel Dwi Wilujeng* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no. Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: LELY INDAH WAHYUNI 201110104261 PROGRAM STUDI DIPLOMA IV BIDAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP SIKAP PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KELAS X DI SMA N 1 GAMPING NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Yuni Laferani 201510104378 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG KANKER PAYUDARA TERHADAP MOTIVASI MELAKUKAN SADARI PADA WANITA USIA SUBUR Ditya Yankusuma 1, Augustin Pramulya 2 Abstract The prevalence of breast cancer is quite

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012 EFEKTIFITAS PENYULUHAN KESEHATAN OLEH PEER GROUP DAN TENAGA KESEHATAN TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) CUCI TANGAN BERSIH PADA SISWA SD N 01 DAN 02 BONOSARI SEMPOR KEBUMEN Faisal Reza 1, Marsito

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN SUMBER INFORMASI DENGAN UPAYA PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA REMAJA KOMUNITAS ANAK JALANAN DI BANJARMASIN TAHUN 2016 Noorhidayah 1, Asrinawaty 2, Perdana 3 1,2,3 Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 YOGYAKARTA TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH Siti Khotimah 1) Evin Noviana Sari 2) 1,2) Program Studi D3 Kebidanan,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG Nina Susanti * ) Wagiyo ** ), Elisa *** ) *) Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA MAHASISWA TINGKAT I TAHUN AJARAN 2013-2014 FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang melemahkan kekebalan tubuh manusia. Sedangkan Acquired Immune Deficiency Sindrome (AIDS) merupakan berbagai gejala

Lebih terperinci

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU PRO-SOSIAL PADA SISWA KELAS VIII A SMP NEGERI 2 GONDANGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Dian Setyorini ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

Keywords: Level of knowledge, HIV-AIDS, Counseling

Keywords: Level of knowledge, HIV-AIDS, Counseling TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG CARA PENULARAN HIV-AIDS SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN PADA SISWA SMAN 1 GAUNG ANAK SERKA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR Henny Savitri 1, Suyanto 2, Endang Herlianti D 3 ABSTRACT

Lebih terperinci

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2) P R O S I D I N G ISBN:978-602-8047-99-9 SEMNAS ENTREPRENEURSHIP Juni 2014 Hal:209-217 PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SEKOLAH

Lebih terperinci

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions Dengan Pendekatan Questioning dan Reflection (Studi Eksperimen

Lebih terperinci

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENARCHE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI PRA MENSTRUASI ( The Effectiveness Of Menarche Health Promotion to the Pre Menstrual Female Adolescents Knowledge And Attitude

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : ARUM TRI HIRASIANA

Lebih terperinci

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS VII (The Effect Of Health Education To The Student Knowledge Level Of First Aid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang dengan penduduk terbanyak keempat di dunia yaitu sebesar 256 juta jiwa pada tahun 2015. Pada tahun 2025 diproyeksikan jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus). Kasus HIV dan AIDS pertama kali

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil data dari United Nations Children s Fund (UNICEF) (2005), penduduk usia15-24 tahun karena HIV (Human Immunodeficiency Virus)

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil data dari United Nations Children s Fund (UNICEF) (2005), penduduk usia15-24 tahun karena HIV (Human Immunodeficiency Virus) BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil data dari United Nations Children s Fund (UNICEF) (2005), ditemukan Case Fatality Rate (CFR) sebanyak 12 kematian per 100.000 penduduk usia15-24 tahun karena HIV

Lebih terperinci

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Universitas Sam Ratulangi Manado   Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Perbandingan efektivitas dental health education metode ceramah dan metode permainan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak

Lebih terperinci

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 1 MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2015/2016 Oleh: Maharani

Lebih terperinci

Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres. melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO

Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres. melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO G2B308003 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Lisa Liana 201410104294 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

SKRIPSI. Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan SKRIPSI PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG HIV/AIDS DENGAN MEDIA VIDEO DRAMA DAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM PENCEGAHAN HIV/AIDS DI SMA N 2 BOYOLALI Skripsi Ini Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan. meningkatkan kesehatannya (Notoatdmodjo, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan kesehatan yang dikenal dengan promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan kemampuan (ability) masyarakat untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Made Intan Wahyuningrum

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 1 PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh DWI PUTRI RUPITA SARI 201110104247 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Application of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have on The Human Body Excretion System Concept (Experimental Studies at II th Grade Science of the 1 st Public Senior High School Singaparna

Lebih terperinci

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIRETROVIRAL PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) Edy Bachrun (Program Studi Kesehatan Masyarakat, STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun) ABSTRAK Kepatuhan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI UNIVERSITAS UDAYANA PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG TRIAD KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA (KRR) PADA SEKOLAH DENGAN PUSAT INFORMASI KONSELING REMAJA (PIK-R) DAN TANPA PIK-R DI KOTA DENPASAR TAHUN 2016

Lebih terperinci

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru

Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru Pengaruh Metode Time Token Arends 1998 Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas X IIS SMA Negeri 1 Waru Widya Rahayuningsih 11040284057 Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG Dyan Kunthi Nugrahaeni 1 dan Triane Indah Fajari STIKES A. Yani Cimahi ABSTRAK

Lebih terperinci

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU PENCEGAHAN KEPUTIHAN PATOLOGI PADA SISWI KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Rini Arianti

Lebih terperinci

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR Sony Cornelis Lee dan Farida Nur Kumala Pendidikan Guru Sekolah Dasar UNIKAMA sony.cornelis1994@gmail.com dan faridankumala@unikama.ac.id

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR SKRIPSI Oleh: ASRI NAFI A DEWI X4307018 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE PEER GROUP TENTANG MENSTRUASI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD KELAS V DI SD PUNDENARUM I KECAMATAN KARANGAWEN KABUPATEN DEMAK Nurul Fatimah, Isy

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com

Lebih terperinci

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK

RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG ABSTRAK RELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND ADOLESCENT POSITION ABOUT HIV-AIDS WITH BEHAVIOR OF SEX BEFORE MARRIEDINDIUM SMA PGRI 1 SEMARANG 7 ABSTRAK Di era globalisasi, dengan tingkat kebebasan yang longgar dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA GURU DI SMK PGRI CIKONENG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA GURU DI SMK PGRI CIKONENG KABUPATEN CIAMIS PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA GURU DI SMK PGRI CIKONENG KABUPATEN CIAMIS NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Zahirah Fauziyyah Gunawan 1610104274

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH Oleh : ROSMALA ATIAN R R1113072 PROGRAM STUDI D4 BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2) HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PADA MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI MALANG Meity Asshela 1), Swito Prastiwi 2), Ronasari Mahaji

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU USIA 30-50 TAHUN TENTANG ASAM URAT DI DUSUN JATISARI SAWAHAN PONJONG GUNUNGKIDUL NASKAH PUBLIKASI Disusun

Lebih terperinci

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU WUS DALAM DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DESA GENUK KECAMATAN UNGARAN BARAT TAHUN 2015 JURNAL SKRIPSI

Lebih terperinci

Hardiningsih 1 ABSTRACT

Hardiningsih 1 ABSTRACT PERBEDAAN PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN CERAMAH DAN LEAFLET TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP DALAM RANGKA PENCEGAHAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS/ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY SYNDROME (HIV/AIDS) PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA *Niken Meilani, Jurusan Kebidanan Poltekkes Yogyakarta, nikenbundaqueena@gmail.com ABSTRAK Periode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang VCT adalah kegiatan konseling yang menyediakan dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan HIV/AIDS, mencegah penularan HIV/AIDS, mempromosikan perubahan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seorang anak mengalami pubertas dan mulai mencari jati diri mereka ingin menempuh jalan sendiri dan diperlakukan secara khusus. Disinilah

Lebih terperinci

Sartika Tolingguhu NIM :

Sartika Tolingguhu NIM : Summary HUBUNGAN TINGKAT MOTIVASI MENJADI PERAWAT DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF (IPK) MAHASISWA (Suatu Penelitian Mahasiswa Semester IV di Jurusan S1 Keperawatan UNG) Sartika Tolingguhu NIM : 841 409

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME DAN COOPERATIVE SCRIPT (Studi Eksperimen pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BERMAIN PERAN TERHADAP KEMAHIRAN BERBICARA PADA SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI BINTAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh EKA PUTRI NINGSIH NIM

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : TIARA DEWI AZOLLAWATI 090201035 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : YESI FEBRIYANI J 201110201138

Lebih terperinci

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN :

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : PENGARUH LEAFLET TENTANG KONSUMSI SUSU FORMULA TERHADAP KEMAUAN MINUM SUSU FORMULA PADA IBU BERSALIN KALA I DI RSU PKU SAMPANGAN SURAKARTA Effect of Leaflet About Consumption of Formula Milk on Willingness

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel dengan judul Perbedaan pengetahuan tentang Ca mamae pada santriwati

HALAMAN PENGESAHAN. Artikel dengan judul Perbedaan pengetahuan tentang Ca mamae pada santriwati HALAMAN PENGESAHAN Artikel dengan judul Perbedaan pengetahuan tentang Ca mamae pada santriwati salaf sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah di Pondok Pesantren Askhabul

Lebih terperinci

SKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat

SKRIPSI. Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat SKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA LEAFLET DAN STIKER TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERILAKU WARIA DALAM UPAYA PENCEGAHAN HIV DAN AIDS DI HIMPUNAN WARIA SOLO (HIWASO) Sripsi ini Disusun untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH (Studi Eksperimen pada Sub Konsep Alat Pernapasan pada Manusia

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iis Suprapti 1610104196 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT DENGAN TIPE PAIR CHECKS (Studi Eksperimen pada Konsep Pencernaan Makanan pada

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SMA TENTANG HIV/AIDS DAN PENCEGAHANNYA Rosnancy Sinaga : Email: sinagaantyj@yahoo.com Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena adanya peningkatan penderita HIV/AIDS

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PAHANDUT PALANGKA RAYA Suryagustina*, Rimba Aprianti**, Isna Winarti*** Sekolah

Lebih terperinci

Unnes Physics Education Journal

Unnes Physics Education Journal UPEJ 4 (3) (2015) Unnes Physics Education Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej UPAYA PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE LEARNING START WITH A QUESTION PADA SISWA

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017 EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS INFORMATION SERVICES TO IMPROVE

Lebih terperinci

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *)

Aji Galih Nur Pratomo, Sahuri Teguh, S.Kep, Ns *) Prosiding Seminar Nasional Fakultas Ilmu Kesehatan ISSN 2460-4143 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT PADA PENDERITA GANGGUAN JIWA DI DESA NGUTER KABUPATEN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung) Novia Nalom Larasati Email: vhia_luv321@yahoo.com No Hp 0857 6824 9824 I Komang Winatha

Lebih terperinci

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PEMERIKSAAN SADARI SEBAGAI DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI DI SMK N 1 KARANGANYAR Tri Viviyawati 1 1 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIFITAS PENDIDIKAN SEKSUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN PERILAKU SEKSUAL SEHAT SISWA KELAS VIII SMPN 2 PONGGOK TAHUN AJARAN 2016/2017 Oleh: OKTAFIA EKAWATI 12.1.01.01.0286 Dibimbing oleh :

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs 425 EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA

Lebih terperinci

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Dan Learning Together (LT) (Studi Eksperimen pada Materi Ekosistem di Kelas

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI Waode Sitti Asfiah Udu*, Putu Yayuk Widyani Wiradirani** *Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Kedokteran

Lebih terperinci

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta The Relationship Between the Counseling of Smoking Dangers and the Adolescent Knowledge and Attitude Towards the Smoking Dangers in SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM : KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM : 13612504 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 CANGKRINGAN SLEMAN

EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 CANGKRINGAN SLEMAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN BOOKLET TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PENCEGAHAN HIV DAN AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII DI SMPN 1 CANGKRINGAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Diajeng Anjar Pratiwi

Lebih terperinci