BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah survai yang bersifat deskriptif yaitu untuk mengetahui perbedaan sanitasi pengelolaan rumah makan dan restoran berdasarkan tingkat mutu (grade A, B dan C) di Kota Medan tahun 2013 dengan menggunakan teknik survai dan observasi Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di 8 Rumah makan atau restoran Grade A,B,C dan tanpa grade di kota Medan, yakni : 1. Killiney Indonesia, Jl. Thamrin. Medan. 2. KFC (Kentucky Fried Cickhen), Jl. Gajah Mada No. 14 Medan. 3. Simpang Tiga, Jl. Mongonsidi, Medan. 4. Sajian Bhinneka, Jl. Babura Lama No.4 Pattimura, Medan. 5. Warung Nenek, Jl. Pattimura, Medan. 6. Batagor Ihsan, Jl. Setia Budi No. 628, Medan. 7. Waroeng Triboy, Jl. Dr Mansyur No. 134, Medan. 8. Selera Baru, Jl. Dr Mansyur, Medan. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena : 1. Untuk membandingkan beberapa rumah makan dan restoran grade A, B, C dan tanpa grade dikota Medan.

2 2. Belum pernah dilakukan penelitian tentang sanitasi dapur pada beberapa rumah makan dan restoran dikota Medan Waktu Penelitian Penelitian dimulai dengan survai awal, penelusuran pustaka, konsultasi judul, mempersiapkan proposal penelitian, pelaksanaan seminar proposal, penyusunan data dan penyusunan laporan akhir, maka waktu penelitian diperkirakan selama 5 (lima) bulan dari Agustus 2013 sampai dengan Januari Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah restoran dan rumah makan di kota medan dengan kriteria berdasarkan grade A, B, C dan tanpa grade Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 8 rumah makan dan restoran dimana 2 sampel diambil dari restoran dan rumah makan grade A yakni Restoran KFC (Kentucky Fried Chicken) dan Killeney Indonesia, 2 sampel lainnya pada Grade B yaitu Restoran Sajian Bhinneka dan Restoran Simpang Tiga, Grade C yaitu Warung Nenek dan Batagor Ihsan, dan tanpa grade diambil dari rumah makan dan restoran Waroeng Triboy dan Selera Baru. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yakni data grade A,B,C dan tanpa grade diperoleh dari Dinas Kesehatan kota Medan Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner tertulis yang diberikan kepada pengelola dan penjamah makanan, wawancara dan observasi.

3 Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari manager rumah makan dan restoran yang diteliti selaku penanggung jawab rumah makan dan restoran, studi kepustakaan, dan literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian ini Definisi Operasional 1. Higiene sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. 2. Rumah Makan adalah setiap tempat usaha komersial yang ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempatusahanya. 3. Restoran adalah salah satu jenis usaha jasa pangan yang bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen di lengkapi dengan peralatan dan perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan, penyajian dan penjualan makanan dan minuman bagi umum di tempat usahanya. 4. grading adalah semua kegiatan yang berhubungan pemberian peringkat/penggolongan/pengkelasan berdasarkan faktor higiene sanitasi serta diberikan sertifikat sebagai bukti telah memenuhi standar persyaratan restoran/rumah makan yang telah ditentukan. a. Grade A merupakan rumah makan dan restoran yang memenuhi standar persyaratan yang paling lengkap dan biasanya dipunyai oleh restoran/rumah makan yang besar.

4 b. Grade B merupakan rumah makan dan restoran yang memenuhi persyaratan cukup baik termasuk persyaratan fisik didalam maupun diluar restoran/rumah makan. c. Grade C merupakan rumah makan dan restoran yang memenuhi persyaratan minimal. 5. Persyaratan Hygiene Sanitasi adalah ketentuan-ketentuan teknis yang ditetapkan terhadap produk rumah makan dan restoran, personel dan perlengkapannya yang meliputi persyaratan bakteriologis, kimia dan fisika Aspek Pengukuran Aspek pengukuran yaitu mengukur perbedaan sanitasi pengelolaan rumah makan dan restoran berdasarkan tingkat mutu (grade A, B dan C) di Kota Medan tahun 2013 yakni : a. Grade A memenuhi syarat jika nilai yang diperoleh > 90% total penilaian b. Grade B memenuhi syarat jika nilai yang diperoleh > 90% total penilaian c. Grade C memenuhi syarat jika nilai yang diperoleh > 90% total penilaian d. Tanpa Grade memenuhi syarat jika nilai yang diperoleh > 90% total penilaian A. Wawancara Berdasarkan buku Riduwan (2009), Untuk penilaian dikategorikan dengan dua penilaian yaitu Ya dan Tidak. analisis dilakukan seperti pada skala Likert. 1. Kriteria Penilaian a. Jawaban Ya diberi nilai 2 b. Jawaban Tidak diberi nilai 1

5 2. Membuat Kategori a. Dikatakan memenuhi syarat : Apabila nilai yang diperoleh > 90% b. Dikatakan tidak memenuhi : Apabila nilai yang diperoleh 90% B. Penilaian Nilai tertinggi dari wawancara dan pengamatan adalah 100% responden menjawab a atau kategori Ya. Dimana nilai diperoleh dari = Jumlah skor yang diperoleh Total skor yang seharusnya x Analisa Data Data yang telah diolah akan dianalisa secara deskriptif, kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dinarasikan dengan kepustakaan yang relevan kemudian dibandingkan dengan Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/ SK/VII/2003.

6 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Killiney Indonesia Killiney Indonesia di medan merupakan Franchise dari Singapore berdiri dari tahun 1919 yang beralamat di Jalan M. H. Thamrin No. 75 R Medan terletak di food court Thamrin Plaza. Jenis makanan yang dijual di Killiney ini adalah makanan siap saji, kopi, teh, snack dan makanan lain yang dimasak sendiri sesuai menu yang telah ditentukan. Killiney ini termasuk dalam golongan grade atau tingkat mutu A karna sudah berskala internasional dan sudah diuji kelaikan higiene dan sanitasinya oleh Dinas Kesehatan kota Medan. Ruangan Killiney terpisah antara dapur dan tempat makan dan dengan ruangan dengan fungsi lainnya, Konstruksi lantai, dinding, ventilasi, pencahayaan, dan langitlangit sesuai persyaratan. Bahan untuk coffee dan minuman lain di datangkan dari Singapura. Bahan makanan berupa bumbu dan pasta diimpor dari Singapura, Untuk bahan makan lain berasal dari dalam negeri yakni membeli bahan makanan ditempat yang telah berizin atau resmi. Bahan makanan diolah sesuai dengan pesanan pelanggan, makanan diolah dengan menggunakan bumbu masakan yang telah diracik sendiri Kentucky Fried Chicken (KFC) KFC didirikan tahun 1930 oleh Harland Sanders di Nicholas Ville and Corbin, Kentucky. PT FASTFOOD INDONESIA, Tbk didirikan oleh kelompok usaha Gelael, sebagai pemegang hak eksklusif usaha waralaba KFC di Indonesia dan berada

7 dibawah korporasi Yum! Brands Inc, sebuah perusahaan publik di Amerika Serikat dan pemilik waralaba dari merek ternama lainnya, yaitu : Pizza Hut dan Taco Bell. Restoran KFC yang menjadi objek pengamatan berada di Simpang Mataram JL.Gajah Mada no. 14 Medan terletak di dekat sumber pencemaran debu, asap kendaraan dan pencemaran lainnya, dan jaraknya berada kurang dari 100 m dari jalan raya. Terdapat dokumen random check ayam oleh PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Ayam potong broiler diperoleh dari pemasar lokal di setiap wilayah restoran KFC hanya mengandalkan pasokan dari 15 peternak besar seperti Charoen Phokphand dan Sierad Ayam KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi. KFC digolongkan restoran tingkat mutu atau grade A karena sudah berskala internasional dan sudah diuji kelaikan higiene dan sanitasinya oleh dinas kesehatan kota medan Restoran Simpang Tiga Restoran Simpang Tiga beralamat di jalan mongonsidi No. 26 Medan, Restorannya sendiri cukup besar dan sangat bersih, dan seperti rumah makan padang yang menyediakan makanan yang hampir 89% menggunakan lemak santan dan kaya bumbu yang sudah disajikan dan pembeli tinggal pesan makanan yang telah tersedia. Restoran simpang tiga digolongkan restoran tingkat mutu atau grade B dan sudah diuji kelaikan higiene dan sanitasinya oleh Dinas Kesehatan kota Medan Restoran Sajian Bhinneka Restoran Bhineka terletak di Jalan Babura Lama No.4 yang berjarak 200 meter dari jalan raya, Suasana tradisional langsung terasa ketika memasuki kawasan restoran Sajian Bhinneka, Tidak berada pada arah angin dari sumber pencemaran

8 debu, asap, bau, dan cemaran lainnya. Tidak berada pada jarak <100 meter dan sumber pencemaran debu, asap, bau dan cemaran lainnya. Pemilik / pengusaha pernah mengikuti kursus atau temu karya dan salah satu penjamah makananpun pernah mengikuti kursus, sajian bhinneka digolongkan restoran tingkat mutu atau grade B dan sudah diuji kelaikan higiene dan sanitasinya oleh Dinas Kesehatan kota Medan Warung Nenek Warung Nenek merupakan restoran yang bertema sederhana dan tradisional, cukup besar dan sangat bersih, beralamat di jl. Pattimura, Medan, terletak di pinggir jalan raya sekitar 100 m dari jalan raya. Pemilik / pengusaha pernah mengikuti kursus atau temu karya dan salah satu penjamah makanan pun pernah mengikuti kursus, Warung nenek digolongkan restoran tingkat mutu atau grade C dan sudah diuji kelaikan higiene dan sanitasinya oleh Dinas Kesehatan kota Medan. Mempunyai fasilitas sanitasi yang lengkap dan bersih seperti toilet, tempat sampah, tempat cuci tangan dan juga tersedia tempat ibadah atau musholla Batagor Ihsan Batagor Ihsan merupakan rumah makan dengan klasifikasi Inn Tavern yaitu Restoran dengan harga yang tergolong murah, dikelola oleh perorangan di tepi kota. Suasananya dibuat dekat dan ramah dengan tamu-tamu dan hidangan yang disajikan sangat lezat. Batagor pertama yang terkenal di Bandung dan sekarang sudah mempunyai cabang di kota Medan berlokasi tepatnya di Jalan Setia Budi No. 26, Medan. Ruangan Batagor Ihsan resto yang didesain minimalis ini cukup lapang dan asri, karena memiliki ventilasi udara yang baik.

9 Tidak hanya batagor saja, Batagor Ihsan resto juga menyediakan makanan lain yang dimasak sendiri sesuai menu yang telah ditentukan. Batagor Ihsan digolongkan restoran tingkat mutu atau grade C dan sudah diuji kelaikan higiene dan sanitasinya oleh Dinas Kesehatan kota Medan dan higiene dan sanitasinya telah memenuhi persyaratan kesehatan Waroeng Triboy Warung Triboy merupakan tempat makan yang cukup terkenal dikota Medan, Berada tak jauh dari kampus (USU), membuat Waroeng Triboy menjadi tempat nongkrong mahasiswa beralamat di jl. Dr mansyur no. 134 A. Terdiri dari 20 tenaga pengolah yang pimpin oleh bapak boy hakia. Makanan yang disediakan yakni makanan yang dimasak tergantung permintaan pengunjung sesuai menu yang telah ditentukan. Waroeng Triboy ini sangat ramai dikunjungi masyarakat kota medan terutama mahasiswa karena selain enak harganya murah dan terjangkau. Waroeng Triboy menyediakan menu masakan dan makanan khas Aceh seperti, Mie Aceh, Nasi kuning dan menu-menu lainnya. Semua penjamah makanan belum pernah mengikuti pelatihan mengenai penyehatan makanan dan higiene dan sanitasinya kurang baik maka Waroeng Triboy ini digolongkan sebagai rumah makan dan restoran tingkat mutu tanpa grade atau belum laik sehat karena belum terdaftar di Dinas Kesehatan tentang kelaikan sehat nya Selera Baru Selera Baru beralamat di dr. Mansyur no. 100 Medan menyediakan menu masakan dan makanan khas Aceh seperti, Mie Aceh, Nasi kuning dan menu-menu lainnya. Semua penjamah makanan belum pernah mengikuti pelatihan mengenai

10 penyehatan makanan dan higiene dan sanitasinya kurang baik maka Selera Baru ini digolongkan sebagai rumah makan dan restoran tingkat mutu tanpa grade karena belum terdaftar di Dinas Kesehatan tentang kelaikan sehat nya Prinsip-prinsip Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan Pengadaan Bahan Makanan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi pada rumah makan dan restoran grade A, B, C dan tanpa grade dikota Medan terdapat suatu persamaan. Semua restoran sudah memenuhi syarat kesehatan yakni restoran Killiney, KFC Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, Batagor Ihsan, Waroeng Triboy dan Selera Baru telah memilih bahan makanan yang akan dipergunakan dalam kondisi fisik yang baik, dalam membeli bahan makanan di tempat yang telah berizin dari pemerintah seperti pasar tradisional dan super market, dalam memakai bahan makanan berasal dari sumber resmi dan untuk pengadaan bahan makanan kemasan seperti susu kaleng, minuman kaleng, saus, kecap, daging kalengan dan lain-lain dibeli dalam wadah asli, keadaan rapi, tidak rusak, terdaftar di depkes RI dan memperhatikan masa kadaluarsa sedangkan untuk pengadaan bahan makanan yang tidak dikemas seperti beras, telur, sayur-sayuran dan buah-buahan, ikan, daging dan lain-lain dibeli dalam keadaan tidak busuk, tidak basi dan tidak berjamur dan tidak mengandung bahan yang berbahaya. Pengadaan bahan makanan mentah atau basah dilakukan setiap hari dan dikonsumsi habis untuk satu hari langsung habis Penyimpanan Bahan Makanan Berdasarkan hasil pengamatan pada rumah makan dan restoran grade A, B, C dan tanpa grade dikota Medan, restoran yang sudah memenuhi syarat kesehatan yakni

11 dengan menyimpan bahan makanan dalam kulkas sudah sesuai dengan jenis makanan, menyimpan bahan makanan terpisah dengan makanan jadi, membersihkan tempat penyimpanan bahan makanan, dan menyusun bahan makanan dalam rak-rak dan ditempatkan dalam aturan sejenis yakni restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan karena menyimpan bahan makanan sejenis dalam kulkas, masih menggabungkan tempat bahan makanan dan makanan jadi, tidak selalu membersihkan tempatpenyimpanan bahan makanan dan tidak semua bahan makanan yang disimpan disusun dalam rak-rak dan tidak ditempatkan dalam aturan sejenis Pengolahan Makanan a. Penjamah Makanan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi untuk penjamah makanan yang memenuhi syarat kesehatan yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan karena dalam pengambilan makanan jadi penjamah makanan selalu memakai alat bantu, tenaga pengolah makanannya selalu memakai pakaian kerja, sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan karena dalam pengambilan makanan jadi penjamah makanan tidak memakai alat bantu atau memakai tangan langsung dan jarang memakai pakaian kerja. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan pada penjamah makanan rumah makan dan restoran grade A,B,C dan tanpa grade di kota Medan tahun 2013 diperoleh hasil sebagai berikut :

12 Tabel 4.1. Distribusi Penilaian Penjamah Makanan Rumah Makan dan Restoran Grade A,B,C dan D dikota Medan Tahun 2013 Total No Nama Restoran Grade Persentase Keterangan Skor 1 Killiney Memenuhi A KFC Memenuhi A Simpang Tiga Memenuhi B Sajian Bhinneka Memenuhi B Warung Nenek Memenuhi C Batagor Ihsan Memenuhi C Tidak Tanpa 7 Waroeng Triboy Memenuhi Grade Tidak Tanpa 8 Selera Baru Memenuhi Grade Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui bahwa adanya perbedaan penjamah makanan pada rumah makan dan restoran Grade A, B, C, dan Tanpa grade dikota Medan. Restoran yang Memenuhi persyaratan kesehatan yakni Restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga dengan persentase (100%), Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan dengan persentase (97,06%), sedangkan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan yakni restoran Waroeng Triboy dengan persentase (73,53%) dan Selera Baru dengan persentase (76,47%). B. Cara Pengolahan Makanan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, restoran yang cara pengolahan makanannya memenuhi syarat kesehatan yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan karena pada saat mengolah makanan

13 penjamah makanan selalu bekerja dengan bersih, saat pengambilan makanan jadi penjamah makanan memakai alat bantu Sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru tidak memenuhi syarat kesehatan karena dalam pengambilan makanan jadi penjamah makanan tidak memakai alat bantu atau memakai tangan langsung dan tenaga pengolah kurang bersih pada saat mengolah makanan. C. Tempat dan Peralatan dalam mengolah makanan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, restoran yang tempat dan peralatan dalam mengolah makanannya memenuhi syarat kesehatan yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan karena pada saat mengolah makanan menggunakan peralatan dengan benar sedangkan Waroeng Triboy dan Selera baru belum memenuhi syarat kesehatan karena tidak menggunakan peralatan dengan benar Penyimpanan Makanan Jadi Pada rumah makan dan restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sanitasi penyimpanan makanan jadi hampir sama yakni sudah memenuhi syarat kesehatan karena semua rumah makan dan restoran tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan yang telah matang, tempat penyimpanan makanan tersebut tertutup dengan baik dan terlindung dari pencemaran sedangkan Waroeng Triboy dan Selera baru belum memenuhi syarat kesehatan karena tidak tersedia tempat khusus untuk menyimpan makanan yang telah matang. Menyimpan makanan jadi sudah sesuai dengan syarat kesehatan (kurang dari 6 jam) yakni Killiney, KFC, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, dan Batagor Ihsan

14 sedangkan Simpang Tiga waktu yang digunakan untuk makanan jadi tidak sesuai dengan persyaratan kesehatan yakni lebih dari 6 jam dan Warung Triboy dan Selera Baru tidak memiliki tempat khusus untuk menyimpan makanan yang telah matang karena setelah makanan matang langsung disajikan kepada pengunjung Pengangkutan Makanan Hasil observasi pada rumah makan dan restoran yang diamati, semua restoran sudah memenuhi syarat kesehatan yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, Batagor Ihsan, Waroeng Triboy dan Selera Baru memiliki tempat khusus untuk pengangkutan makanan yang sudah matang baik itu troly maupun talam biasa, dan semua tempat pengangkutan makanan tersebut mudah dibersihkan tapi tidak mempunyai tutup yang baik, dan semua restoran yang diamati dalam pengangkutan makanan, wadah yang digunakan tidak bertumpuk-tumpuk kecuali restoran Simpang Tiga Penyajian Makanan Cara penyajian semua restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, Batagor Ihsan, Waroeng Triboy dan Selera Baru yang diobservasi sudah memenuhi syarat kesehatan yaitu pada saat menyajikan makanan tidak dengan cara ditutup, makanan jadi diletakkan ditempat yang bersih, di rumah makan dan restoran Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sebelum menggunakan wadah untuk tempat makanan jadi, penjamah makanan membersihkan tempat makanannya terlebih dahulu dan ketika mengambil makanan jadi memakai alat bantu, sedangkan Warung Triboy dan Selera Baru tempat makanan jadi jarang dibersihkan dan mengambil makanan tidak memakai alat bantu.

15 Berdasarkan uraian diatas maka dapat diketahui bahwa keenam prinsip higiene dan sanitasi pengelolaan makanan yang dilakukan oleh penjamah makanan dapat dilihat secara rinci yang disajikan dalam tabel 4.2 berikut : Tabel 4.2. Distribusi Penilaian 6 Prinsip Sanitasi Pengelolaan Makanan Rumah Makan dan Restoran Grade A,B,C dan tanpa grade dikota Medan tahun No Nama restoran Grade Total Skor Persentase Keterangan 1 Killiney A Memenuhi 2 KFC A Simpang Tiga Sajian Bhinneka Warung Nenek Batagor Ihsan Waroeng Triboy 8 Selera Baru B 41 B Memenuhi Memenuhi Memenuhi C Memenuhi C Memenuhi Tanpa Grad e Tanpa Grad e Tidak Memenuhi Tidak Memenuhi Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa adanya perbedaan 6 prinsip sanitasi pengelolaan makanan rumah makan dan restoran Grade A, B, C, dan tanpa grade dikota Medan, Restoran Grade A, B, C yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan Memenuhi persyaratan kesehatan dengan persentase yang sama yakni (93.18 %) sedangkan rumah makan dan restoran tanpa grade yakni Waroeng Triboy dan Selera Baru Tidak memenuhi persyaratan kesehatan dengan persentase yakni (68.18 %).

16 4.3. Fasilitas Sanitasi Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti secara langsun, semua restoran yang diteliti menggunakan sumber air bersih dari PDAM, air bersih yang tersedia tidak berbau tidak berwarna dan tidak berasa, toilet tersedia air bersih yang cukup, Saluran air limbah lancar, pengangkutan sampah dilakukan maksimal setiap 24 jam, dan restoran Waroeng Triboy dan Selera Baru memiliki saluran limbah yang tidak tertutup dan di dalam toilet tidak terdapat sabun dan alat pengering. Berdasarkan uraian di atas makan dapat diketahui bahwa Fasilitas sanitasi rumah makan dan restoran grade A, B, C dan tanpa grade di kota medan dapat dilihat secara rinci yang disajikan dalam tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3. Distribusi Penilaian Fasilitas Sanitasi Rumah Makan dan Restoran Grade A,B,C dan Tanpa grade dikota Medan Tahun No Nama Restoran Grade Total Skor Persentase Keterangan 1 Killiney A Memenuhi 2 KFC A Memenuhi 3 Simpang Tiga B Memenuhi 4 Sajian Bhinneka B Memenuhi 5 Warung Nenek C Memenuhi 6 Batagor Ihsan C Memenuhi 7 Waroeng Triboy Tanpa grade Tidak Memenuhi 8 Selera Baru Tanpa grade Tidak Memenuhi Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa adanya perbedaan fasilitas sanitasi rumah makan dan restoran Grade A, B, C, dan tanpa grade dikota Medan yakni Grade

17 A, B, C yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan Memenuhi persyaratan kesehatan dengan persentase yang sama yakni (96.15 %) sedangkan rumah makan dan restoran tanpa grade Waroeng Triboy dengan persentase (73,08%) dan Selera Baru dengan persentase (84,62%) tidak memenuhi persyaratan kesehatan Perbedaan Sanitasi Pengelolaan rumah makan dan restoran grade A,B,C dan tanpa grade dikota Medan Untuk dapat melihat atau menyimpulkan suatu Perbedaan mengenai kualitas hygiene sanitasi pengelolaan rumah makan dan restoran grade A, B, C dan tanpa grade di Kota Medan secara jelas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.4 Distribusi Penilaian Perbedaan Sanitasi Pengelolaan Rumah Makan dan Restoran berdasarkan 6 prinsip sanitasi pengelolaan makanan dan fasilitas sanitasi Grade A, B, C dan tanpa grade dikota Medan 2013 No Nama Restoran Grade Keterangan 1 Killiney A Memenuhi Kesehatan 2 KFC A Memenuhi Kesehatan 3 Simpang Tiga B Memenuhi kesehatan 4 Sajian Bhinneka B Memenuhi Kesehatan 5 Warung Nenek C Memenuhi Kesehatan 6 Batagor Ihsan C Memenuhi Kesehatan 7 Waroeng Triboy Tanpa grade Belum Memenuhi Kesehatan 8 Selera Baru Tanpa grade Belum Memenuhi Kesehatan

18 Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diatas, dapat dilihat bahwa hygiene sanitasi pengelolaan rumah makan dan restoran Grade A, B, dan C telah memenuhi syarat kesehatan sedangkan tanpa grade Belum memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Kepmenkes RI No. 1098/Menkes/SK/VII/2003, karena ada 6 prinsip sanitasi, fasilitas sanitasi dan lainnya yang belum memenuhi syarat kesehatan.

19 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Prinsip-prinsip Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang peneliti lakukan pada rumah makan dan restoran Grade A, B, C dan tanpa grade di kota medan maka dalam prinsip-prinsip higiene sanitasi pengelolaan makanan Restoran grade A, B, dan C telah memenuhi syarat kesehatan sedangkan tanpa grade tidak memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan permenkes 1098/Menkes/SK/VII/ Pengadaan Bahan Makanan Hasil wawancara dan observasi dalam prinsip melakukan pengadaan/pemilihan bahan makanan yang dilakukan oleh rumah makan dan retoran Grade A,B,C dan tanpa grade yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, Batagor Ihsan, Waroeng Triboy dan Selera Baru sudah memenuhi syarat kesehatan yang ditentukan. Pengadaan bahan makanan adalah semua bahan baik terolah maupun tidak termasuk bahan tambahan dan bahan penolong, Dalam memenuhi kebutuhan akan bahan makanan, rumah makan dan restoran yang ditelili memilih bahan makanan yang akan dipergunakan dalam kondisi fisik yang baik, Dalam pemilihan bahan makanan tersebut mereka juga mengutamakan kualitas, karena tidak terlihat busuk maupun rusak. Semuanya juga memperhatikan masa kadaluarsa dalam memakai bahan tambahan makanan, dan membeli bahan makanan ditempat resmi/berizin. Dari hasil wawancara dan observasi dalam pemilihan bahan makanan yang dilakukan sudah memenuhi syarat kesehatan.

20 Depkes RI (2000), menyatakan bahwa salah satu titik pengendalian dalam lajur makanan adalah penerimaan bahan atau memilih bahan yang baik dan bersih, membuang yang rusak dan kotor serta pencucian bahan dengan melarutkan kotoran yang mungkin masih ada. Untuk memelihara kesehatan masyarakat perlu sekali pengawasan terhadap pembuatan dan penyediaan bahan-bahan makanan dan minuman agar tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Hal-hal yang dapat membahayakan antara lain zat-zat kimia yang bersifat racun, bakteri-bekteri pathogen dan bibit penyakit lainnya, parasit-parasit yang berasal dari hewan, serta tumuh-tumbuhan yang beracun (Entjang, 2000) Penyimpanan Bahan Makanan Hasil wawancara dan observasi yang dilakukan restoran yang menyimpan bahan makanan dalam kulkas sudah sesuai dengan pesyaratan jenis makanan yakni restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sudah memenuhi persyaratan kesehatan sedangkan warung triboy dan selera baru belum menyimpan bahan makanan sejenis dalam kulkas tidak memenuhi persyaratan kesehatan Menyimpan bahan makanan terpisah dengan makanan jadi yakni restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sudah memenuhi syarat kesehatan sedangkan warung triboy dan selera baru masih menggabungkan tempat bahan makanan dan makanan jadi tidak memenuhi syarat kesehatan. Restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan selalu membersihkan tempat penyimpanan bahan makanan sudah

21 memenuhi syarat kesehatan sedangkan warung triboy dan selera baru tidak selalu membersihkan tempat penyimpanan bahan makanan tidak memehuhi syarat kesehatan. Menyusun bahan makanan dalam rak-rak dan ditempatkan dalam aturan sejenis yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sudah memenuhi syarat kesehatan sedangkan warung triboy dan selera baru tidak semua bahan makanan yang disimpan disusun dalam rak-rak dan tidak ditempatkan dalam aturan sejenis tidak memenuhi syarat kesehatan. Penyimpanan bahan makanan adalah suatu cara dalam memberikan kualitas bahan makanan dalam tempat penyimpanan agar tidak mudah membusuk dan siap diolah. Meletakkan bahan makanan menurut jenisnya dan aturan sanitasi tempat penyimpanan makanan, suhu penyimpanan, dan lamanya penyimpanan di rak-rak makanan (Depkes, 2011). Menurut Prabu (2009) lokasi penyimpanan yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme seperti jamur, bakteri, virus, parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan resiko terhadap kesehatan Pengolahan Makanan Hasil wawancara dan observasi pada penjamah makanan dan observasi tentang pengolahan makanan dalam pengambilan makanan jadi penjamah makanan selalu memakai alat bantu Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sudah memenuhi syarat kesehatan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru dalam pengambilan makanan jadi penjamah makanan tidak

22 memakai alat bantu atau memakai tangan langsung tidak memenuhi syarat kesehatan. Rumah makan dan restoran restoran yang tenaga pengolah makanannya selalu memakai pakaian kerja yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan dan selera baru sudah memenuhi syarat kesehatan sedangkan tenaga penjamah di Waroeng triboy memakai baju sehari-hari tidak memakai baju seragam sama sekali tidak memenuhi syarat kesehatan. Saat mengolah makanan penjamah makanan selalu bekerja dengan bersih dan pada saat mengolah makanan menggunakan peralatan dengan benar yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sudah memenuhi syarat kesehatan sedangkan di Waroeng Triboy dan Selera Baru tenaga pengolah kurang bersih pada saat mengolah makanan dan tidak menggunakan peralatan dengan benar tidak memenuhiu syarat kesehatan. Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah cara pengolahan makanan yang baik (Depkes, 2011). Pengolahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam pengolahan bahan makanan dengan memperhatikan faktor tempat pengolahan, peralatan memasak dan cara penjamah dalam mengolah makanan Penyimpanan Makanan jadi Hasil wawancara dan observasi penyimpanan makanan jadi, Pada rumah makan dan restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sudah memenuhi syarat kesehatan yakni sanitasi penyimpanan makanan jadinya hampir sama yakni semuanya tersedia tempat khusus untuk

23 menyimpan makanan yang telah matang, tempat penyimpanan makanan tersebut tertutup dengan baik dan terlindung dari pencemaran sedangkan Waroeng Triboy dan Selera baru belum memenuhi syarat kesehatan. Menyimpan makanan jadi sudah sesuai dengan syarat kesehatan (kurang dari 6 jam) yakni Killiney, KFC, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, dan Batagor Ihsan sudah memenuhi syarat kesehatan sedangkan Simpang Tiga waktu yang digunakan untuk makanan jadi tidak sesuai dengan persyaratan kesehatan yakni lebih dari 6 jam dan Warung Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan tidak memiliki tempat khusus untuk menyimpan makanan yang telah matang karena setelah makanan matang langsung disajikan kepada pengunjung. Penyimpanan makanan jadi adalah menyimpan dan menempatkan makanan yang telah jadi/masak dengan memperhatikan prinsip penyimpanan sementara waktu pada ruang penyimpanan makanan jadi dengan memperhatikan kebersihan tempat maupun wadah penyimpanan. Menurut Permenkes No.1096 tahun 2011, penyimpanan makanan jadi/masak harus terpisah dengan bahan makanan mentah dan memperhatikan suhu penyimpanan makanan jadi/masak Pengangkutan Makanan Hasil observasi pada rumah makan dan restoran yang diamati sudah memenuhi syarat kesehatan, semua restoran yakni Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, Batagor Ihsan, Waroeng Triboy dan Selera Baru memiliki tempat khusus untuk pengangkutan makanan yang sudah matang baik itu

24 troly maupun talam biasa, dan semua tempat pengangkutan makanan tersebut mudah dibersihkan. Pengangkutan makanan adalah suatu cara untuk memindahkan makanan jadi/masak ketempat penyimpanan makanan sementara sampai pada penghidangan dan tetap memeperhatikan kebersihan cara pengangkutan, alat pengangkut dan tenaga pengangkutnya. Makanan yang berasal dari tempat pengolahan makanan memerlukan pengangkutan untuk disimpan dan disajikan. Selama pengangkutan makanan kemungkinan untuk terjadinya pengotoran makanan dapat terjadi apabila cara pengangkutannya kurang tepat dan alat angkutnya kurang baik dari segi kualitasnya. Cara pengangkutan makanan atau bahan makanan harus memenuhi persyaratan sanitsi, misalnya apakah saran pengangkutan memiliki alat pendingin dan tertutup. Pengangkutan tersebut dilakukan baik dari sumber ke tempat penyimpanan agar bahan makanan atau makanan tidak tercemar oleh kontaminasi dan tidak rusak (Chandra,2006). Menurut Depkes RI (2011), dalam pengangkutan makanan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3). 2. Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan jadi/masak dan harus selalu higienis. 3. Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan bertutup. 4. Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai dengan jumlah makanan yang akan ditempatkan.

25 5. Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang mencair (kondensasi). 6. Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan diatur agar makanan tetap panas pada suhu 60ºC atau tetap dingin pada suhu 40ºC Penyajian Makanan Hasil wawancara dan observasi pada rumah makan dan restoran yang diteliti cara penyajian semua restoran Killiney, KFC, Simpang Tiga, Sajian Bhinneka, Warung Nenek, Batagor Ihsan, Waroeng Triboy dan Selera Baru yang diobservasi hampir sama yaitu pada saat menyajikan makanan tidak dengan cara ditutup tidak memenuhi syarat kesehatan, makanan jadi diletakkan ditempat yang bersih, di rumah makan dan restoran Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sebelum menggunakan wadah untuk tempat makanan jadi, penjamah makanan membersihkan tempat makanannya terlebih dahulu dan ketika mengambil makanan jadi memakai alat bantu memenuhi syarat kesehatan, sedangkan Warung Triboy dan Selera Baru tempat makanan jadi jarang dibersihkan dan mengambil makanan tidak memakai alat bantu tidak memenuhi syarat kesehatan. Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan. Makanan yang disajikan adalah makanan yang siap santap, makanan yang siap santap harus laik santap (Depkes, 2001). Menurut Azwar (1990) ketika menyajikan makanan yang telah dimasak, maka kebersihan orang yang menyajikan pun harus diperhatikan dengan baik. Adapun syarat yang sering ditetapkan pada waktu menyajikan makanan ialah : 1. Orang yang menyajikan makanan harus menjaga kebersihan badan dan pakaian.

26 2. Orang tersebut hendaknya dapat memelihara etika serta kesopanan serta mempunyai penampilan yang baik. 3. Orang tersebut menguasai teknik membawa makanan, serta dapat mengatur makanan di meja dengan komposisi yang biak Fasilitas Sanitasi Hasil observasi yang dilakukan pada 8 rumah makan dan restoran, yang mempunyai toilet dan letaknya tidak berhubungan langsung dengan dapur atau ruang makan ada Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek, selera baru dan Batagor Ihsan rumah makan yang mempunyai toilet sudah memenuhi persyaratan kesehatan, karena toilet tersebut setiap pagi selalu dibersihkan sedangkan rumah makan dan restoran Waroeng Triboy tidak memenuhi syarat kesehatan karena toilet dibuat letaknya tidak jauh atau berhadapan dengan dapur. Hanya Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan yang menyediakan sabun dan alat pengering didalam toilet sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru tidak menyediakan sabun dan alat pengering. Ditoilet Semua rumah makan dan restoran yang diteliti tersedia air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan. Menurut Depkes (2011), toilet harus dalam jumlah yang cukup, dan tersedia sabun, nyaman dipakai dan mudah dibersihkan. Hasil observasi pembuangan limbah, semua rumah makan dan restoran memenuhi syarat kesehatan saluran air limbahnya berjalan dengan lancar tetapi hanya sebagian rumah makan dan restoran yang saluran limbahnya tertutup. Limbah cair industri pangan pada umumnya berasal dari sisa pencucian, perebusan dan pemasakan lain. Seperti halnya limbah padat, limbah ini pun mengandung cukup banyak bahan

27 organik. Keberadaan bahan organik inilah yang sering menimbulkan bau tidak sedap setelah mengalami pembusukan. Oleh karena itu limbah hasil pengolahan makanan harus dibuang ke saluran limbah yang tertutup (BPOM, 2003). Hasil observasi tempat sampah, semua rumah makan dan restoran yang diteliti menyediakan tempat sampah dan memenuhi syarat kesehatan dibuat dari bahan kedap air untuk menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah kecuali warung triboy memakai tempat sampah seperti keranjang yang tidak kedap air. Semua rumah makan dan restoran pengangkutan sampah yang biasa diangkut dengan mobil sampah maksimal 24 jam. Tempat pembuangan sampah harus terpisah antara sampah basah dan sampah kering, anti lalat, kecoa, tikus dan dilapisi kantong plastic dan diangkat setiap kali penuh. Tempat sampah harus tertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan diletakkan sedekat mungkin dengan dengan sumber produksi sampah, namun dapat menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah (Depkes, 2011). Sampah diwilayah dapur hendaknya dimasukkan kedalam tempat sampah yang tertutup dan kedap air, dipisahkan antara sampah basah (garbage) dan sampah kering (rubbish) masing-masing mempunyai tempat sendiri, waktu pengangkutan/pemindahan sampah ke tempat penampungan lainnya supaya diperhatikan jangan sampai berceceran atau menimbulkan pengotoran. (Sihite, 2000). Hasil observasi tempat pencucian peralatan dan bahan makanan pada rumah makan dan restoran warung triboy tersedia air yang kurang memadai untuk mencuci peralatan dan bahan makanan karena air yang digunakan sedikit. Sedangkan rumah makan dan restoran yang lain sudah cukup memadai. Untuk bak pencucian peralatan

28 makanan yang terdiri dari tiga bilik terdapat (90%) memenuhi syarat kesehatan sedangkan selebihnya tidak memenuhi syarat kesehatan yakni hanyak tersedia satu bilik saja. Penjamah makanan harus mencuci peralatan dan bahan makanan sebelum dan sesudah bekerja, agar kotoran yang melekat pada peralatan dan bahan makanan tidak mencemari makanan. Dengan mencuci peralatan dan bahan makanan dapat mencegah terkontaminasi kuman pathogen dengan bahan-bahan makanan maupun peralatan yang ada sehingga terjaga higiene sanitasi makanan. Fasilitas sanitasi adalah kebutuhan dasar sebagai penunjang sarana kebersihan yang terdapat ditempat penjualan. Keseluruhan rumah makan dan restoran yang diteliti menggunakan sumber air bersih dari PDAM dan air bersih yang tersedia sudah memenuhi syarat kesehatan. Sumber air bersih harus berasal dari tempat yang aman, jumlahnya mencukupi dan bertekanan dan kualitas air bersih harus memenuhi syarat sesuai dengan peraturan yang berlaku yakni tidak berbau tidak berasa dan tidak berwarna. (Depkes, 2011).

29 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Pengadaan bahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan. 2. Penyimpanan bahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan. 3. Pengolahan bahan makanan yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan. 4. Penyimpanan makanan jadi yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan. 5. Pengangkutan makanan yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan. 6. Penyajian makanan yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan.

30 7. Fasilitas sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan adalah Killiney, KFC, Bhinneka, Simpang Tiga, Warung Nenek dan Batagor Ihsan sedangkan Waroeng Triboy dan Selera Baru belum memenuhi syarat kesehatan Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan agar selalu mengadakan penyuluhan mengenai hygiene sanitasi rumah makan dan restoran, melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap pekerja/penjamah makanan dan tingkat mutu (grade) rumah makan dan restoran tersebut. 2. Bagi pemilik rumah makan dan restoran : a. Agar selalu meningkatkan grading (tingkat mutu) rumah makan atau restoran yang dimiliki. b. Agar menyediakan fasilitas/sarana bekerja bagi pekerja saat mengolah makanan. c. Agar mengikuti 6 (enam) prinsip higiene sanitasi pengelolaan makanan, agar memenuhi persyaratan Permenkes No.1098/Menkes/PER/VI/ Para penjamah makanan sebaiknya mengikuti kursus higiene sanitasi pengolahan makanan, memiliki sertifikat kesehatan, dan buku panduan kesehatan agar makanan dan minuman bagi para pengunjung rumah makan dan restoran lebih terjaga lagi kebersihannya.

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 KUESIONER PENELITIAN PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 I. Identitas Responden 1. Nama Rumah makan : 2. Alamat :

Lebih terperinci

PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013

PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 PERBEDAAN SANITASI PENGELOLAAN RUMAH MAKAN DAN RESTORAN BERDASARKAN TINGKAT MUTU (GRADE A,B DAN C) DI KOTA MEDAN TAHUN 2013 Sepka Syafdalni 1, Wirsal Hasan 2, Irnawati Marsaulina 2 1 Program Sarjana Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran

Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran LAMPIRAN Lampiran 1. Aspek Penilaian GMP dalam Restoran No Parameter Bobot Nilai A Kondisi umum sekitar restoran 1 Lokasi 1 0 Jarak jasaboga minimal 500 m dari sumber pencemaran seperti tempat sampah umum,

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan

LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI. Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER UNTUK PENJAMAH MAKANAN LAPAS KELAS IIA BINJAI A. IDENTITAS PEKERJA Nama Alamat Usia :... :... :. Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Status Perkawinan : 1.Kawin 2.

Lebih terperinci

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak

Gambar lampiran 1: Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran : Tempat Pencucian Alat masak dan makan hanya satu bak Gambar lampiran 2: saluran limbah yang kotor dan tidak tertutup dekat dengan Pengolahan sambal Gambar lampiran 3: keadaan dapur yang

Lebih terperinci

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI

UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI Lampiran 1. LEMBAR KUESIONER UNTUK KEPALA SEKOLAH SDN KOTA BINJAI A. IDENTITAS INFORMAN Nama :. Alamat : Usia :.Tahun Jenis Kelamin : 1.Laki-laki 2. Perempuan Pendidikan terakhir : Unit Kerja : Masa kerja

Lebih terperinci

Sanitasi Penyedia Makanan

Sanitasi Penyedia Makanan Bab 6 Sanitasi Penyediaan Makanan Sanitasi Penyedia Makanan Sanitasi Jasa Boga Sanitasi Rumah Makan & Restoran Sanitasi Hotel Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi Transportasi Penggolongan Jasa Boga Jasa boga

Lebih terperinci

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN

1 KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Lampiran KUISIONER GAMBARAN HYGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA MAKANAN DI RUMAH MAKAN KHAS MINANG JALAN SETIA BUDI KELURAHAN TANJUNG REJO KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga memiliki keterbatasan dalam pengambilan variabel-variabelnya. Laik fisik penilaiannya berdasarkan ketentuan Kepmenkes No. 715 tahun

Lebih terperinci

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan

Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah makanan Kuesioner ditujukan kepada karyawan pengolah A. Karakteristik Responden 1. Nama :. Umur :. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : B. Pertanyaan 1. Apakah ibu/bapak sebelum dan sesudah bekerja mengolah selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN

PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN PENILAIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN LINGKUNGAN HYGIENE SANITASI DI RUMAH MAKAN/RESTORAN Nama Rumah Makan/Restoran : Alamat : Nama Pengusaha : Jumlah Karyawan : Jumlah Penjamah Makanan : Nomor Izin Usaha :

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :.

PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN 1. Nama rumah makan/restoran :. 2. Alamat :. b.. CONTOH FORMULIR RM.. PEMERIKSAAN KELAIKAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN. Nama rumah makan/restoran :.. Alamat :... NamaPengusaha/penanggungjawab :.. Jumlah karyawan :... orang. Jumlah penjamah

Lebih terperinci

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a.

II Observasi. No Objek pengamatan. Total skor masing masing setiap kantin Bobot Nilai Lokasi & Bangunan SMA Lokasi : a. LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN MINUMAN PADA KANTIN SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) DI KECAMATAN PERBAUNGAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 0 I. Indentitas

Lebih terperinci

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A

II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A II OBSERVASI. NO OBJEK PENGAMATAN. TOTAL SKOR MASING MASING SETIAP KANTIN BOBOT NILAI LOKASI & BANGUNAN SMA LOKASI : A LAMPIRAN I LEMBAR OBSERVASI KONDISI HIGIENE DAN SANITASI PENYELENGGARA MAKANAN DAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan :

I. Data Responden Penjamah Makanan 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis Kelamin : 4. Pendidikan : KUESIONER HIGIENE SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A THALIB KABUPATEN KERINCI TAHUN 0 I. Data Responden Penjamah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK

BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK - 11 - BAB III CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK Pengelolaan makanan pada jasaboga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan mulai dari pemilihan bahan makanan sampai dengan penyajian makanan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 18 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGAWASAN HIGIENE SANITASI MAKANAN DAN MINUMAN DAN PENGERTIAN RESTORAN HOTEL 2.1 Pengawasan 2.2.1 Pengertian Pengawasan Pengawasan secara umum merupakan serangkaian kegiatan

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI

- 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI - 5 - BAB II PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI A. BANGUNAN 1. Lokasi Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran

Lebih terperinci

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK Lany Mulyani Malango. 811408049. 2012. Aspek Hygiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Terminal

Lebih terperinci

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012

Lembar Observasi. Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Lampiran 1 Lembar Observasi Hygiene dan Sanitasi Pedagang Minuman Teh Susu Telur (TST) yang Dijual di Kecamatan Medan Area di Kota Medan Tahun 2012 Nama : No. sampel : Lokasi : Jenis kelamin : Umur : Lama

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI Lampiran 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN, PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, PELATIHAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya pendapatan masyarakat dan meningkatnya kegiatan pekerjaan di luar rumah, akan meningkatkan kebutuhan jasa pelayanan makanan terolah termasuk makanan dari

Lebih terperinci

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL BINA HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN PENGAWASAN NORMA KERJA NO. : SE.86/BW/1989 TENTANG PERUSAHAAN CATERING NG MENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA Dalam rangka tindakan lanjut

Lebih terperinci

HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013 HIGIENE DAN SANITASI PENGELOLAAN MAKANAN DAN KEPADATAN LALAT PADA WARUNG MAKAN DI PASAR TRADISIONAL PASAR HORAS PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013 Devi Justika Sembiring 1, Taufik Ashar 2 dan Wirsal Hasan 2 1.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 113 LAMPIRAN 113 114 Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice 1 Lokasi Lokasi produksi harus jauh dari tempattempat yang menjadi sumber cemaran, seperti: tempat pembuangan sampah,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia, sebab makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi tetapi harus juga aman dalam

Lebih terperinci

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN

LAMPIRAN ORGANISASI PENELITIAN LAMPIRAN Lampiran 1. Organisasi Penelitian ORGANISASI PENELITIAN Pembimbing Peneliti Objek Penelitian Keterangan: 1. Pembimbing Pembimbing dalam penelitian ini adalah dosen Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/

DAFTAR PUSTAKA. Anonimous, Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ DAFTAR PUSTAKA Anonimous, 2008. Mengenal Jenis-jenis Restoran. Diakses tanggal 13 Januari 2011. http:// jttcugm.wordpress.com/2008/12/16/restoran/ Azwar,Azrul, 1995. Pengantar Kesehatan Lingkungan, PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan sekolah merupakan syarat sekolah sehat. Upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Makanan siap santap dianggap mempunyai mutu yang baik jika dapat memuaskan konsumen dalam rasa, penampakan, dan keamanannya. Kandungan dan komposisi gizi seringkali tidak diperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan bagian penting dalam pengolahan makanan yang harus dilaksanakan denga baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor

I. PENDAHULUAN. permintaan atas penyedia makanan siap saji meningkat, disamping itu faktor I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern menyebabkan perubahan yang cukup signifikan pada gaya hidup masyarakat. Perubahan ini juga terlihat pada pola konsumsi masyarakat

Lebih terperinci

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan

B. Bangunan 1. Umum Bangunan harus dibuat sesuai dengan peraturan perundangundangan Syarat kesehatan yang mengacu pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/MENKES/SK/VI/2008 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pasar Sehat: A. Lokasi 1. Lokasi sesuai dengan Rencana Umum

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 922-933 Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Menimbang MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Bahwa masyarakat

Lebih terperinci

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan, biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau di masak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar

Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar Penyehatan Makanan dan Minuman Makanan adalah kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan setiap saat dan memerlukan pengelolaan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Menurut WHO, yang dimaksud makanan

Lebih terperinci

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

Kegiatan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: Dinas Kesehatan Kota Palembang menyambut hangat Pesta Olah Raga SEA GAMES ke XXVI yang sebentar lagi akan diadakan di Kota Palembang. Salah satu bentuk apresiasi dari Dinas Kesehatan kota Palembang adalah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN

Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN 97 Lampiran 1. Formulir Persetujuan Partisipasi Dalam Penelitian FORMULIR PERSETUJUAN PARTISIPASI DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) NASKAH PENJELASAN Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi di

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU HYGIENE PERAWAT DAN FASILITAS SANITASI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PERDAGANGAN KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012 1. DATA UMUM A.

Lebih terperinci

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga HANDOUT PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga MATERI PERKULIAHAN Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga 1. Dapur Usaha Boga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Higiene dan Sanitasi Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.1096/MENKES /PER/VI tahun 2011 menyebutkan bahwa higiene sanitasi adalah upaya untuk

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM DI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2010 Karakteristik Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD b.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN (INFORMED CONSENT) LAMPIRAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL Jl.Arjuna Utara 9, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 0 Indonesia Telp. (02) 674223 Fax. (02) 674248 Saya yang bertanda tangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan 52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan data, dan pembahasan hasil penelitian mengenai Manfaat Hasil Belajar Manajemen Sistem Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor

Lebih terperinci

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 APA ITU CPPOB? adalah cara produksi yang memperhatikan aspek keamanan pangan, antara lain dengan cara : a. mencegah tercemarnya pangan

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI PANGAN

HIGIENE SANITASI PANGAN HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK

GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK GAMBARAN PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN DI INSTALASI GIZI RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK Eka Septiarini, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: septiarinieka@yahoo.co.id

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 236/MENKES/PER/IV/1997 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN JAJANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15

PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL. Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 PERANAN HYGIENE DAN SANITASI MAKANAN UNTUK MENJAGA KUALITAS MAKANAN HOTEL Oleh: Nama : I Wayan Lingga Dwi Prabawa Kelas : XI IPA 2 No : 15 SMA NEGERI 3 AMLAPURA TAHUN AJARAN 2015/2016 KATA PENGANTAR Om

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization atau WHO (2006), mendefinisikan foodborne disease sebagai istilah umum untuk menggambarkan penyakit yang disebabkan oleh makanan dan minuman

Lebih terperinci

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR

LAMPIRAN PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR 53 LAMPIRAN Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENYELENGGARAAN MAKANAN, KONSUMSI PANGAN DAN STATUS GIZI SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN DARUSALAAM BOGOR Nomor : Nama : Alamat : Tanggal wawancara : DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa.kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

Lebih terperinci

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN SERTIFIKAT PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DAN SERTIFIKAT LAIK HYGIENE SANITASI JASABOGA, DEPOT AIRMINUM

Lebih terperinci

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen

LAMPIRAN Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen LAMPIRAN Lampiran. Daftar Pertanyaan Keluhan Konsumen. Kapan anda datang untuk makan di restoran ini? Jawab:....... Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawab:....... Selama makan di restoran ini apakah

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X

Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X 7 Lampiran. Daftar Pertanyaan Wawancara kepada Konsumen Restoran X. Kapan Anda datang untuk makan di Restoran ini? Jawaban:. Produk apa yang biasanya Anda beli? Jawaban:. Selama makan di restoran ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan kantin, faktor higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap penyajian makanan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Higiene Sanitasi Makanan Higiene adalah suatu usaha yang dilakukan untuk melindungi, memelihara, dan meningkatkan derajat kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 55 BAB III METODE PENELITIAN A. KERANGKA KONSEP Variabel Bebas Variabel Terikat Pengetahuan pelaku industri Sanitasi Hygiene Hasil monitoring keamanan produk industri rumah tangga (PIRT) pada makanan dan

Lebih terperinci

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja

Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Keputusan Menteri Kesehatan No. 261/MENKES/SK/II/1998 Tentang : Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Menimbang : MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, bahwa untuk mencegah timbulnya gangguan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Higiene makanan sangatlah bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Makanan merupakan kebutuhan manusia dan semua makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya secara sehat,

Lebih terperinci

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak : secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA

ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA ANALISA SANITASI DAN HIGIENE PENYAJIAN MAKANAN DI KANTIN UNIVERSITAS KRISTEN PETRA SURABAYA Yessica Febriani Sutanto, Erni Lucyana Kuntani Program Manajemen Perhotelan, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan

Lebih terperinci

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS

PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner. Vol., No., November 2009 PENERAPAN HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) DALAM PENYELENGGARAAN WARUNG MAKAN KAMPUS Rina Febriana, Guspri Devi Artanti 2 Abstrak

Lebih terperinci

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI

Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Potensinya terbuka, baik pasar bebas maupun industri. Kebutuhan cabai perkapita (2013) adalah 5 Kg/ tahun. Dengan jumlah penduduk 230 juta jiwa, maka

Lebih terperinci

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN - 18 - BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN A. PENYELENGGARAAN 1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau pengusaha/pemilik/penanggung

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6

HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 HIGIENE SANITASI DI TEMPAT KERJA PERTEMUAN KE-6 PERSONAL HIGIENE HIGIENE adalah usaha untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan atau ilmu yang mempelajari cara-cara yang berguna bagi kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan

Lebih terperinci

1. Pengertian Makanan

1. Pengertian Makanan PENYEHATAN MAKANAN 1. Pengertian Makanan Makanan merupakan satu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia, makanan yang kita makan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik,

Lebih terperinci

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia

Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia Pedoman Sanitasi Rumah Sakit di Indonesia PENYEDIAAN AIR BERSIH 1. Pendahuluan Air bersih merupakan kebutuhan yang tidak dapat dilepaskan dari kegiatan di rumah sakit. Namun mengingat bahwa rumah sakit

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 26 TAHUN 2012 TENTANG SERTIFIKASI TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN, TEMPAT-TEMPAT UMUM DAN PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

Lebih terperinci