BAB 8 PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK KONDISI DARURAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 8 PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK KONDISI DARURAT"

Transkripsi

1 BAB 8 PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK KONDISI DARURAT 8.1 Pendahuluan Bencana banjir di Indonesia dewasa ini sering terjadi khususnya di wilayah yang dialiri sungai. Curah hujan yang tinggi dan meluasnya wilayah terbangun serta berkurangnya kawasan hutan telah menyebabkan jumlah limpasan air hujan bertambah besar, di lain pihak besarnya sedimentasi telah menyebabkan kapasitas sungai atau saluiran berkurang. Akibatnya di kawasan-kawasan rendah rendah, air sungai akan melimpah keluar sehingga menyebabkan banjir kawasan yang rendah. Pada situasi ini untuk mendapatkan air bersih yang layak dikonsumsi oleh masyarakat pada lokasi banjir sangat sulit. Pasokan air bersih hanya dilakukan dengan menggunakan mobil tangki dengan kapasitas terbatas. Saat ini penyaringan air berbasis teknologi konvensional seperti koagulasi flokulasi, sedimentasi dan filtrasi seringkali kurang efektif untuk penyediaan air bersih di lokasi banjir atau untuk kondisi darurat karena pengolahannya memerlukan waktu tinggal yang cukup lama sehingga diperlukan unit peralatan yang relatif besar. Disamping memerlukan bahan kimia, kecepatan dalam melakukan produksi air bersih juga lebih lambat. Untuk mengatasi krisis air bersih di lokasi banjir diperlukan teknologi alternatif yang dapat mengolah air pada lokasi banjir dengan air baku air banjir itu sendiri untuk mendapatkan air bersih. Salah satu alternatif adalah dengan menggunakan Membrane Ultrafiltrasi yang dapat menurunkan paramater zat organik dan kekeruhan yang terdapat pada air baku air banjir. Teknologi ini juga mampu menghasilkan air bersih relatif 188

2 cepat dan dalam jumlah yang cukup besar untuk didistribusikan kepada masyarakat dilokasi banjir. Kelebihan teknologi membrane ini diantaranya adalah : Unit peralatan relatif kecil dengan kapasitas pengolahan yang relatif lebih besar. Teknologi membran ultrafiltrasi adalah teknologi yang berwawasan lingkungan dan ramah lingkungan, tidak menggunakan bahan kimia yang berbahaya dan menimbulkan pencemaran. Teknologi membran memberikan jaminan kualitas air yang lebih konstan atau stabil. Teknologi membrane dapat memberikan biaya operasional yang lebih tetap bila dibandingkan dengan teknologi konvensional. 8.2 Fungsi Alat Untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat pada saat kondisi darurat misalnya gempa bumi, banjir atau kondisi dimana infra struktur penyediaan air bersih masyarakat tidak berfungsi. Peralatan dirancang untuk dapat dibawa atau dirakit dilokasi. 8.3 Air Baku Yang Dapat Diolah Air permukaan yang keruh, misalnya air sungai, air banjir, air danau, air genangan hujan dll. Persyaratan air baku adalah sebagai berikut : Air baku adalah air tawar (TDS maksimum 600 mg/l). Air baku bukan air limbah. Air baku tidak tercemar oleh limbah industri atau limbah B Kapasitas Pengolahan Kapasitas Pengolahan Air Baku sungai, air danau, Kualitas air Olahan : 5 m 3 per jam : Air permukaan yang keruh, misalnya air air genangan hujan dll. : Air Bersih Standar DEPKES RI. 189

3 8.5 Proses Pengolahan Proses pengolahan yang digunakan adalah proses filtrasi membran dengan menggunakan membran hollow fiber dengan diameter pori 0,01 mikon. Air baku yang berasal dari air Air permukaan yang keruh, misalnya air sungai, air danau, air genangan hujan dll, dipompa dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) ke bak penampung air baku. Dari bak penampung air baku, selanjutnya air dipompa dan dilewatkan mikro strainer sambil diinjeksi dengan larutan disinfektan misalnya larutan kaporit. Mikro strainer berfungsi untuk menyaring kotoran padatan misalnya pasir, lumpur dan kotoran padatan lainnya. Injeksi larutan kaporit berfungsi untuk membunuh kuman serta untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku serta mengoksidasi zat organik yang ada di dalam air. Selanjutnya air diproses dengan Unit ultrafiltrasi menggunakan modul membrane tipe hollow fiber dengan derajat penyaringan 0,01 mikron. Air yang keluar dari unit ultra filtrasi dilairkan ke bak penampung air olahan dan selanjutnya dilairkan ke sistem distribusi. Proses penyaringan dengan sistem ultrafiltrasi berjalan secara otomatis yakni menit proses penyaingan dan 1-2 menit proses pencucian balik (back wash). Unit ultrafiltrasi dilengkapi dengan selenoid valve serta alat pengatur waktu sehingga proses penyaringan dapat diatur sesuai dengan kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi air bakunya. Secara garis besar proses pengolahan air banjir menjadi bersih dengan proses ultrafiltrasi dapat dilihat sepertri pada Gambar 8.1. Dengan sistem ultrafiltrasi mempunyai beberapa kelebihan antara lain adalah : Tanpa menggunakan bahan koagulan dan flokulan. Dalam hal ini bahan yang digunakan hanya larutan kaporit untuk mendapatkan konsentrasi sisa klor yang cukup agar tidak terjadi rekontaminasi. Dengan proses ultrafiltrasi dapat dihasilkan air olahan dengan kualitas yang sangat baik dan stabil. Bentuknya lebih kompak sehingga luas area yang dibutuhkan lebih kecil. Sangat fleksibel jika ada penambahan kapasitas. Unit pilot plant pengolahan air banjir menjadi air bersih untuk keadaan darurat kapasitas 5 m 3 per jam yang telah terpasang dapat dilihat pada Gambar 8.2 sampai dengan Gambar

4 Proses Filtrasi Proses Backwash Gambar 8.1 : Diagram Aliran Di Dalam Unit Ultrafiltrasi Pada Saat Penyaringan Dan Pada Saat Pencucian Balik. 191

5 Gambar 8.2 : Unit Ultrafiltrasi Kapasitas 5 m 3 per jam. Gambar 8.3 : Pompa Air Baku, Slang Fleksibel, Tangki Penampung Air Baku, Unit Ultrafiltrasi, Tangki Penampung Air Olahan) 192

6 Gambar 8.4 : Sumber Air baku dan Pompa Air Baku. Gambar 8.5 : Bak Penampung Air Baku dan Lemari untuk Penyimpanan Pompa AirBaku dan Pipa Fleksibel. 193

7 Gambar 8.6 : Unit Ultrafiltrasi Kapasitas 5 m 3 Per Jam. Gambar 8.7 : Bak Penampung Air Olahan Atau Air Bersih. 194

8 Gambar 8.8 : Genset 5 KVA Sebagai Sumber Tenaga Listrik. Gambar 8.9 : Uji Coba Lapangan Di Depok. 195

9 Gambar 8.10 : Penampakan Fisisk Air Baku dan Air Olahan. 8.6 Keunggulan Unit Ultrafiltrasi Menyaring bakteri, suspended solid, warna, partikel koloid, silikat, serta mereduksi kekeruhan, zat besi koloid dan mangan koloid. Menggunakan murni teknik filtrasi tanpa bahan kimia, sehingga hasilnya jauh lebih absolut. Kondisi air baku dapat berfluktuasi sepanjang waktu tetapi hasil air olahan akan tetap selalu sama. Tidak dibutuhkan pondasi sipil karena sudah berada dalam rangkaian skid mounted base, sehingga instalasinya cepat dan mudah Bila ingin ditambah kapasitasnya hanya tinggal menambahkan modul membranenya saja. Mempunyai konsumsi listrik dan penggunaan biaya perawatan yang rendah dan konstan. Dapat dioperasikan dengan sederhana dan handal, manual flushing dilakukan sesuai kebutuhan dengan indikator pressure gauge. Biaya investasi yang ekonomis. 196

10 8.7 Spesifikasi Teknis Unit Ultrafiltrasi Kapasitas 5 M 3 Per Jam Flexible Inlet Pipe + Accessories Panjang : 30 m Diameter : 1 inch Jumlah : 1 unit Pompa Celup Air Baku Kapasitas Bahan Head Listrik Jumlah : 60 liter per menit : Stainless steel : 8 m : 0,5 KW, 220 V : 1 unit Bak Penampung Air Baku Volume : 1 m 3 Bahan : PE Perlengkapan : Pipa overflow dan Valve untuk Drain Jumlah : 1 unit Pompa Feed Ultrafiltrasi Brand : CNP CHL8-30 Kapasitas : 5 m 3 per jam Head Maks : 25 m Bahan : Stainless steel Head : 20 m. Tekanan maks : 3 BAR Listrik : 1,1 KW, 220 V, 1 Phase Diameter inlet/outlet : 11/2 Jumlah : 1 unit Dosing Pump Tipe : Chemtech 100/030 Tekanan : 7 Bars Kapasitas : 4.7 lt/hour Pump head : SAN Diaphragm : Hypalon Jumlah : 1 unit 197

11 Tangki kimia Bahan Volume Bahan pelapis Jumlah : Poly Etylene : 100 liter : anti chemicals : 3 unit Membrane Ultra Filtration ( UF ) Merek : HyFluX atau yang setara Membrane : Hollow Fiber Mateial : Modified Poly Ester Sulfonate (PES) Diemesi Membrane : Dia. 6 panjang 40 Derajad Filtrasi : micron Jumlah Membrane : 4 unit Back wash : Otomatis Kapasitas : 1,5 2 m 3 per Jam Jumlah : 1 unit Pompa Backwash Ultrafiltrasi Brand : CNP CHL8-30 Kapasitas : 5 m 3 per jam Head Maks : 25 m Bahan : Stainless steel Head : 20 m. Tekanan maks : 3 BAR Listrik : 1,1 KW, 220 V, 1 Phase Diameter inlet/outlet : 11/2 Jumlah : 1 unit Solenoid Valve Bahan : Brass Diameter inlet : 2 Diameter outlet : 2 Jumlah : 5 unit Rotameter Bahan : PVC/Glass Diameter inlet : 1 1/2 Diameter outlet : 1 1/2 Range : 0 8 m 3 /jam 198

12 Jumlah : 2 unit Tusion klep Bahan : Brass Diameter inlet : 2 Diameter outlet : 2 Jumlah : 3 unit Power /Genset Output Voltage Phase Tipe : 5 KVA : 220 V : 1 Phase : starter. Bak Penampung Air Baku Volume : 1 m 3 Bahan : PE Perlengkapan : Valve untuk Drain Jumlah : 1 unit Sistem Automatic Control dan Kelistrikan (Paket) Box Panel Panel Type Accessories : Mildsteel powder coating finishing. : Outdoor, convesional relay. : Conductivity meter, alarm system, selector switch, Manual-auto, Volt Ampere meter 8.8 OPERASIONAL DAN PERAWATAN ALAT Operasional Unit Ultrafiltrasi (UF) Operasional unit ultrafiltrasi berjalan secara otomatis yang dikontrol dengan pengatur waktu (timer). Oleh karena penyaringan dengan membran ultrafiltrasi adalah filtrasi cross flow maka pada saat penyaringan ada dua jenis air yang keluar dari unit ultrafiltrasi yaitu air produk atau air olahan dan air buangan yang pekat (reject water). 199

13 Ada beberapa peralatan penting yang mendukung agar unit ini dapat bekerja dengan efektif, yaitu pompa airbaku, pompa umpan (feed pump) dan pompa pencucian balik (back wash). Pompa air baku berfungsi untuk mengalirkan air baku dari sumber (air sungai, air danau, air genangan) ke tangki air baku, dimana air pada tangki ini yang akan diolah dengan teknologi membran ultrafiltrasi. Proses penyaringan berjalan selama menit sedangkan proses pencucian balik berjalan sekitar 2 menit secara bergantian. Pengaturan waktu penyaringan dan waktu pencucian balik diatur dengan alat kontrol waktu (timer). Pompa distribusi dibutuhkan untuk megalirkan air olahan dari tangki hasil olahan ke wadah penampung air milik penduduk. Pada saat operasi penyaringan, pompa umpan bekerja memompa air baku dari bak penampung air baku ke membran ultrafiltrasi dan air yang keluar dari membran UF ada dua yakni air produk atau air olah dan sebagian air yang merupakan konsentrat atau air reject. Jumlah air olahan atau air produk dan air reject diatur dengan cara mengatur bukaan valve pengatur reject sehingga tekanan operasi pompa tidak melebihi 2 bar. Pada saat pencucian balik, pompa back wash bekerja dan mengalirkan air dari bak penampung produk ke membran UF dengan arah aliran kebalikan dari proses penyaringan. Air buangan (reject) dikembalikan lagi ke sungai atau kesaluran karena air ini membawa pengotor yang terlarut pada air baku. Diagram aliran di dalam ultrafiltrasi pada saat penyaringan dan pada saat pencucian balik dapat dilihat pada Gambar 8.11 dan Gambar Petunjuk Operasi Ultrafiltrasi 1. Isi tangki air baku, putar selektor pompa baku searah jarum jam untuk menghidupkan pompa air baku. 2. Jika tangki air baku sudah penuh buka keran BV 1, putar selektor utama berlawanan arah jarum jam ke posisi auto pada panel utama unit ultrafiltrasi. 3. Unit pertama kali melakukan pencucuian ( backwash ), apabila air bersih belum tersedia putar seting timer backwash ke angka nol (jarum timer yang berwarna hijau ) kembalikan posisi semula. 4. Saat ini unit memproduksi air bersih, apabila pompa baku tidak dapat menghisap air, maka matikan unit lakukan pemancingan dengan mengisi air pada pompa. 200

14 Keran BV1 S1 S2 S3 S4 S5 BV2 R1 Mode Produksi Status O O X O X X O O O : Buka, X : Tutup Gambar 8.11 : Diagram Aliran Di Dalam Unit Ultrafiltrasi Pada Saat Proses Penyaringan (Produksi). Keran BV1 S1 S2 S3 S4 S5 BV2 R1 Mode Produksi Status O X O X O X O O O : Buka, X : Tutup Gambar 8.12 : Diagram Aliran Di Dalam Unit Ultrafiltrasi Pada Saat Proses Penyaringan Pencucian Balik (Back Wash). 201

15 5. Isi tangki air baku, putar selektor pompa baku searah jarum jam untuk menghidupkan pompa air baku. 6. Jika tangki air baku sudah penuh buka keran BV 1, putar selektor utama berlawanan arah jarum jam ke posisi auto pada panel utama unit ultrafiltrasi. 7. Unit pertama kali melakukan pencucuian ( backwash ), apabila air bersih belum tersedia putar seting timer backwash ke angka nol ( jarum timer yang berwarna hijau ) kembalikan posisi semula. 8. Saat ini unit memproduksi air bersih, apabila pompa baku tidak dapat menghisap air, maka matikan unit lakukan pemancingan dengan mengisi air pada pompa. 9. Lakukan prosedur 2 dan 3, kondisi ini juga berlaku ketika pompa cuci balik / backwash tidak dapat mengisap air jangan lupa untuk membuka keran BV Apabila unit sudah berjalan normal maka untuk menaikan produksi cukup mengatur keran R1, tetapi perlu diperhatikan agar tekanan operasi tidak melebihi 2 Bar, agar membran tidak cepat rusak. 11. Periksa pompa kimia apakah sudah bekerja juga, pompa kimia ini tersambung langsung dengan pompa air baku, periksa larutannya apakah perlu di tambah. 12. Untuk mendistribusikan air bersih, putar selektor P.Produksi searah jarum jam untuk menghidupkan pompa. 13. Selektor Manual Pompa Feed dan Pompa Backwash saat ini belum digunakan dan akan dijelaska lebih lanjut pada buku petunjuk operasional. 14. Unit ini dilengkapi pengaman tekanan jika terjadi kelebihan tekanan operasi pressure switch akan bekerja sehingga S5 bekerja membuang kelebihan tekanan tersebut. Periksa ulang semua keran - keran apakah posisinya sudah benar. Untuk lebih jelas tentang konfigurasi keran keran unit ultrafiltrasi dapat dilihat pada Gambar 8.13, Gambar 8.14, dan Gambar

16 Gambar 8.13 : Unit Ultrafiltrasi Dan Peralatanya. 203

17 Gambar 8.14 : Pemasangan Unit Ultrafiltrasi. Gambar 8.15 : Panel Utama Unit Ultrafiltrasi. 204

18 8.8.3 Fouling Pada Membrane Setelah beroperasi pada periode tertentu, membrane dapat mengalami fouling. Fouling adalah tertutupnya permukaan membrane dengan kontaminan atau pengotor. Bahan pengotor atau kontaminan dinamakan Foulant. Apabila foulant ini dibiarkan, maka dapat menyebabkan turunnya performance dari sistem UF yang pada akhirnya dapat merusak element dari membran, sehingga lifetime (usia pakai) dari membrane menjadi singkat. Foulant yang biasa dijumpai adalah : Kerak dari kalsium karbonat. Kerak senyawa sulfat dari : Kalsium, Barium atau Stronsium. Oksida logam dari besi, mengan, tembaga, dan aluminium. Kerak dari silika yang terpolimerisasi. Koloid dari senyawa Inorganik. Bahan organik alami (NOM = Natural Organic Material) Bahan kimia yang ditambahkan ke dalam system (misal : polymer, dispersant, flocculant) Mikroorganisme ( bakteri, algae dan jamur) Perawatan Perawatan bertujuan untuk menjaga kemampuan sistem UF selalu berada dalam kondisi yang optimal. Kapasitas Ultrafiltrasi dapat menurun disebabkan karena terbentuknya biofouling di permukaan membran. Oleh karena itu selain mekanisme backwash yang dilakukan secara otomatis, diperlukan pula perawaran rutin secara berkala yaitu dengan melakukan pencucian membran (cleaning) dengan menggunakan bahan kimia tertentu. Metoda pencucian membran dengan larutan kimia dilkukan ditempat dengan cara melakukan sirkulasi larutan kimia ke dalam membran. Proses pencucian membran terdiri dari dua tahap yakni tahap pencucian kimia (cleaning) dan tahap pembilasan (flushing). Diagram sistem aliran pada saat pencucian kimia pada Gambar 8.16, dan diagram aliran pada saat pembilasan dapat dilihat pada Gambar Pencucian membran UF (Cleaning) dilakukan secara manual secara berkala dan dilakukan jika kapasitas Unit Ultrafiltrasi sudah turun di bawah 80 % dari kapasitas disainnya. 205

19 Proses pencucian membran UF terbagi menjadi dua tahapan : 1. Tahapan pertama, cleaning dengan menggunakan larutan Soda Ash 0.5 %. 2. Tahapan kedua, pencucian dengan larutan oksidator dengan menggunakan larutan Sodium Hypochlorite (NaOCl) atau Kaporit cair 2.5 %. Tahap Pertama : Cleaning dengan Pelarut Kotoran Organik Pastikan tangki Cleaning dengan air produk UF sebanyak 100L. Timbang 500 gram soda ash (Na 2 CO 3 ), 2000 gram Sodium Tri Poly Phosphate (STPP, bahan aktif penurun tegangan permukaan/ surfactant, biasanya ada pada sabun cair), dan 100 gram EDTA (pelarut kerak anorganik). Masukkan semua bubuk ini ke dalam tangki air baku. Aduk hingga semua bubuk larut dengan baik Atur ballvalve supaya terjadi sirkulasi dari tangki air baku kembali lagi ke tangki air baku melalui selang backwash. Biarkan unit melakukan CLEANING selama kurang lebih 25 menit. Lebih baik bila dalam masa ini UF dibiarkan off/mati selama satu malam. Setelah selesai, buka drain valve di bawah tangki air baku agar air terbuang. Pastikan air tidak masuk ke sumur air baku. Selesai tahap satu Tahap Kedua : Pembilasan dengan menggunakan Air UF Isi tangki produksi dengan air dari hasil olahan sampai penuh (prosedur ini dilakukan sebelum melakukan prosedur cleaning ) Atur ball valve mengikuti gambar prosedur cleaning supaya terjadi sirkulasi. Posisi selektor switch sama dengan posisi cleaning tahap I Cuma sekarang arahkan selektor II ke arah bilas. Biarkan unit melakukan pembilasan selama kurang lebih 10 menit. Setelah selesai, buka keran pembuangan agar air terbuang. Buka juga drain valve di bawah Tangki bilas. Pastikan air tidak masuk ke kolam air baku. Selesai tahap dua. 206

20 Gambar 8.16 : Diagram Sistem Aliran Di Dalam Unit Ultrafiltrasi Pada Saat Pencucian Kimia (Cleaning). 207

21 Gambar 8.17 : Diagram Sistem Aliran Di Dalam Unit Ultrafiltrasi Pada Saat Bilas (Flushing). 208

22 Petunjuk jadwal perawatan serta frekuensi serta petunjuk penanganan permasalahan dapat dilihat pada Tabel 8.1 dan Tabel 8.2. Salah satu contoh unit pengolahan air banjir menjadi air bersih kapasitas 1 m 3 per jam dapat dilihat pada Gambar 8.18, sedangkan contoh pengopersian unit pengolahan air banjir menjadi air bersih kapasitas 5 m 3 perjam dapat dilihat pada Gambar Tabel 8.1 : Jadwal Perawatan dan frekuensinya. ITEM PERAWATAN UMUM : Inspeksi dari kebocoran dan kerusakan Pencatatan indikator Operasional (Pressure, Flow, TDS) POMPA DAN MOTOR Pengecekan terhadap getaran yang berlebih, kebisingan dan panas Penggantian Seals dan O-ring pada shaft assembly MEMBRANE UF Inspeksi operasional kebocoran cleaning Membrane Cuci dan Desinfeksi Membrane Penggantian Membrane CARTRIDGE FILTER Penggantian O-ring housing Penggantian Cartridge element LAIN-LAIN Pengecekan kebocoran pada pipa dan valve Pengecekan mounting pada pompa/motor Pembersihan gelas ukur rotameter Sistem kelistrikan FREKUENSI Harian Harian Harian Tahunan Harian Mingguan 2 Mingguan Tahunan Tahunan Jika dibutuhkan Harian Bulanan Mingguan Mingguan 209

23 Tabel 8.2 : Permasalahan, Penyebab serta Penanganan Masalah. Masalah Penyebab Pemeriksaan Solusi Low permeate flow Membrane UF Periksa pressure gauge setelah Lakukan cleaning lebih sering tersumbat UF membrane Debit aliran pompa turun Periksa apakah ada gelembung pada flow meter atau adanya fluktuasi tekanan pompa pada. Periksa kondisi tangki air baku, Perbaiki bila ada kebocoran atau kotoran pada pipa hisap dari pompa. Buang lumpur pada tangki air apakah penuh dengan baku. kotoran. Tidak ada aliran Periksa tekanan pada Cari sumber kebocoran dan dan segera perbaiki bila ada Salah satu dari valve tertutup Periksa sambungan pipa inlet Periksa kondisi manual valve yang seharusnya terbuka dan periksa posisi auto valve. Cari sumber kebocoran dan dan segera perbaiki bila ada Sesuaikan dengan kebutuhan arah aliran. 210

24 Low pump performance Arah rotasi salah Periksa arah rotasi seperti pada casing pompa Ganti koneksi phase Pressure gauge (PG) rusak Periksa dari ketidakstabilan dan vibrasi selama pompa bekerja Clean or change the guard filter and check the pressure gauge after guard filter. Periksa arah jarumnya Ganti impeller pompa Ganti impeller pompa Ganti PG 211

25 Gambar 8.18 : Unit Pengolahan Air Banjir Menjadi Air Bersih Kapasitas 1 m 3 per jam. 212

26 Gambar 8.19 : Foto foto Unit Pengolahan Air Banjir Menjadi Air Bersih Untuk Darurat Banjir Kapasitas 5 m 3 per jam, Jakarta Januari

27 8.9 Unit Pengolahan Air Banjir Menjadi Air Bersih Dan Air Siap Minum Dengan Teknologi Membran Ultrafiltrasi Dan Reverse Osmosis (RO) Kapasitas Pengolahan Air Baku sungai, air danau, Kualitas air Olahan Kapasitas Pengolahan : Air permukaan yang keruh, misalnya air air genangan hujan dll. : Air Bersih dan Air Siap Minum : Air Bersih 2 m 3 per jam Air Siap Minum 20 liter per menit Proses Pengolahan Proses pengolahan yang digunakan adalah proses filtrasi membran dengan menggunakan membran hollow fiber dengan diameter pori 0,01 mikon. Secara garis besar proses pengolahan yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 2. Air baku yang berasal dari air Air permukaan yang keruh, misalnya air sungai, air danau, air genangan hujan dll, dipompa dengan menggunakan pompa celup (submersible pump) ke Bag Filter untuk menyaring kotoran padatan, selajutnya dilairkan ke bak penampung air baku. Dari bak penampung air baku, selanjutnya air dipompa dan dilewatkan mikro strainer sambil diinjeksi dengan larutan disinfektan misalnya larutan kaporit. Mikro strainer berfungsi untuk menyaring kotoran padatan misalnya pasir, lumpur dan kotoran padatan lainnya. Injeksi larutan kaporit berfungsi untuk membunuh kuman serta untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku serta mengoksidasi zat organik yang ada di dalam air. Selanjutnya air diproses dengan Unit ultrafiltrasi menggunakan modul membrane tipe hollow fiber dengan derajat penyaringan 0,01 mikron. Air yang keluar dari unit ultra filtrasi dilairkan ke bak penampung air olahan dan selanjutnya dilairkan ke sistem distribusi. Proses penyaringan dengan sistem ultrafiltrasi berjalan secara otomatis yakni menit proses penyaingan dan 1 menit proses pencucian balik (back wash). Unit ultrafiltrasi dilengkapi dengan selenoid valve serta alat pengatur waktu sehingga proses penyaringan dapat diatur sesuai dengan 214

28 kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi air bakunya. Untuk mengolah air menjadi air siap minum, air hasil olahan unit ultrafiltrasi dipompa ke unit Reverse Osmosis yang bisa menyaring kotoran sampai ukuran 0,0001 mikron. Unit reverse osmosis (RO) terdiri dari pompa umpan (feed), cartidge filter, pompa tekanan tinggi dengan tekanan maksimum 20 bar. Air hasil olahan unit ultrafiltrasi dipompa ke cartridge filter, selanjutnya dipompa dengan menggunakan tekanan tinggi dan dilairkan ke membran RO. Air yang keluar dari membran RO ada dua yaitu air produk yang telah siap minum dan air buangan (reject water). Debit air produk RO dapat diatur dengan cara mengatur bukaan regulator valve. Air produk yang keluar dari membran RO merupakan air yang siap minum. Diagram proses pengolahan air bersih dengan proses ultra filtrasi dan pengolahan air siap minum dengan proses reverse osmosis dapat dilihat sepertri pada Gambar Sedangkan salah satu contoh pengoperasian unit pengolahan air banjir menjadai air bersih dan air siap minum dapat dilihat pada Gambar

29 Gambar 8.20 : Diagram Proses Pengolahan Air Banjir Menjadi Air Bersih Dan Air Siap Minum Dengan Teknologi Ultrafiltrasi Dan Reverse Osmosis (RO). 216

30 Gambar 8.21 : Pengoperasian unit Pengolahan air Banjir menjadi Air Bersih dan Air Siap Minum pada saat Banjir. 217

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC LAMPIRAN LAMPIRAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN 67 LAMPIRAN 1 EVALUASI KINERJA IPAL DAN UNIT RE-USE AIR OLAHAN IPAL PT. UCC Untuk melihat performa kinerja IPAL domestik dan unit re-use air olahan IPAL PT. UCC maka secara berkala telah

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK Wahyu Widayat Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta 10340 e-mail: wdytwahyu@yahoo.com

Lebih terperinci

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) Asti Sawitri (208 700 573) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2011 A. Membran Reverse Osmosis (RO) Membran RO dibuat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Dalam pengujian ini bahan yang digunakan adalah air. Air dialirkan sling pump melalui selang plastik ukuran 3/4 menuju bak penampung dengan variasi jumlah

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

BERIKAN FEEDBACK ANDA DAN DAPATKAN HADIAHNYA!

BERIKAN FEEDBACK ANDA DAN DAPATKAN HADIAHNYA! Terimakasih atas keputusan anda menggunakan Waterflo untuk memenuhi kebutuhan air bersih anda. Kepuasan anda adalah tujuan bisnis kami. Silakan pelajari panduang penggunakan berikut agar anda bisa mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Peralatan Yang Digunakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu reaktor berskala pilot plant. Reaktor ini mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman air

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN BAB 5 SPESIFIKASI BANGUNAN IPAL DAN PERALATAN 42 5.1. Spesifikasi Bangunan a. Bak Pengumpul Ukuran : lihat gambar as built. Jumlah ruang : 2 ruang. Material : Beton tebal 15 cm, besi 10 mm satu lapis.

Lebih terperinci

The water softening proses

The water softening proses Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

BERIKAN FEEDBACK ANDA DAN DAPATKAN HADIAHNYA!

BERIKAN FEEDBACK ANDA DAN DAPATKAN HADIAHNYA! Terimakasih atas keputusan anda menggunakan Waterflo untuk memenuhi kebutuhan air bersih anda.kepuasan anda adalah tujuan bisnis kami.silakan pelajari panduan penggunaan berikut agar anda bisa mendapatkan

Lebih terperinci

PETUNJUK PENGOPERASIAN

PETUNJUK PENGOPERASIAN PETUNJUK PENGOPERASIAN UNIT PENGOLAHAN LIMBAH CHEMICAL WASTEWATER TREATMENT (CWWTP) FAKULTAS KEDOKTERAN PROYEK PENGEMBANGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA OECF LOAN IP - 494 PT. BESTINDO PUTRA MANDIRI 2003 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 25 BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS 4.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas hasil pencucian membran reverse osmosis dengan variasi konsentrasi larutan HCl dengan pompa low pressure, proses

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PENGOLAHAN AIR TANAH ARTESIS MENJADI AIR LAYAK MINUM DI DESA BURUK BAKUL Hikmatul Amri* 1, Syaiful Amri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis e-mail: hikmatul_amri@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja Alat dan Bahan 1. Sampel air yaitu sungai dan sumur sebagai bahan uji 2. Filter sebagai media filtrasi, batu basal, ijuk, karbon aktif, pasir silica (batu kuarsa) 3. Bak

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan di bahas alur proses pencucian membran mesin pengolahan air minum osmosis terbalik (Reverse Osmosis, R.O). Bahan yang gunakan dalam pencucian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH Nusa Idaman Said Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah air. 3.2. Alat Penelitian Sling pump skala laboratorium terdiri dari motor listrik, reducer, rangka sling

Lebih terperinci

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN

BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN BAB VII PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN VII.1 Umum Operasi dan pemeliharaan dilakukan dengan tujuan agar unit-unit pengolahan dapat berfungsi optimal dan mempunyai efisiensi pengolahan seperti yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E PENDAHULUAN PROFIL PERUSAHAAN VISI & MISI PRODUK UNGGULAN: WTP PRODUK UNGGULAN: RO Surat Izin Perdagangan ( SIUP ) Nomor : 503/SIUP.K/2701/KPPT/2012

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa adanya air, metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berjalan dengan sempurna. Manusia membutuhkan air, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Keran Tanpa Kaki 3 Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100%

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK 59 6.1 Perawatan Yang Perlu Diperhatikan Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Perawatan unit IPAL yang perlu diperhatikan antara lain : Hindari sampah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER

MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER SEKILAS PRODUK MODEL F56A/F56F/F56D MANUAL VALVE FILTER 1.1. Aplikasi Utama & Penerapan Digunakan untuk sistem penyaringan perawatan air. Sangat cocok untuk: Sistem Penyaringan Perumahan Perlengkapan Penyaringan

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip Siphon Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK

PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK BAB IV PENGATURAN IPAL PT. UNITED TRACTOR TBK 4.1. Penentuan Dosis Bahan Kimia (Untuk Proses Koagulasi Flokulasi) 4.1.1. Jar Test Proses pengolahan limbah secara Koagulasi Flokulasi didasari dengan suatu

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO)

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) Naniek Ratni Juliardi A.R Staf Pengajar Teknik Lingkungan FTSP-UPN Veteran Jatim ABSTRACT Intention of this research is to improve;repair

Lebih terperinci

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO Kaps GPD CNP (Setara dengan 400 Galon /Hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO Kaps GPD CNP (Setara dengan 400 Galon /Hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 4. Air Bersih/ Air Minum 1. Metode Pengujian Meter Air Bersih (Ukuran

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW 69 Nusa Idaman Said IV.1 PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dg 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dg 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap tahun serta percepatan perkembangan pembangunan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta menyebabkan peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 - BUKU PETUNJUK UNTUK TIPE: SP 127, SP 129A, SP 130A, SWP 100, SWP 250A, DWP 255A,DWP DWP 375A DWP 505A, DPC 260A - 1 - Pembukaan Sebelum menyalakan pompa harap membaca buku petunjuk ini terlebih dahulu

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)

BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det Evaluasi Pengolahan Air Minum Eksisting Kapasitas 2 L/det BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 2 L/det V.1. Umum Pelayanan air bersih di Kota Kendari diawali pada tahun 1928 (zaman Hindia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

BAB III APLIKASI TEKNOLOGI AIR MINUM DI RAJA AMPAT

BAB III APLIKASI TEKNOLOGI AIR MINUM DI RAJA AMPAT BAB III APLIKASI TEKNOLOGI AIR MINUM DI RAJA AMPAT 3.1. Latar Belakang Penyediaan air di daerah kepulauan merupakan salah satu masalah yang umum terjadi pada sebagian besar kawasan pesisir. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dengan 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO GPD (setara a dengan 200 galon per hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM DI KELURAHAN TANJUNG TENGAH, PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM DI KELURAHAN TANJUNG TENGAH, PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR Setiadi dan Kristyawan :Teknologi Pengolahan Air Gambut Asin... JAI Vol 8. No. 2. 2015 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM DI KELURAHAN TANJUNG TENGAH, PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR

Lebih terperinci

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Nazava saringan air Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Kami mengucapkan dan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat

Lebih terperinci

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL

BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI. 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL BAB 4 PAKET INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT KAPASITAS 30 M 3 PER HARI 4.1 Lokasi dan Kapasitas IPAL Untuk IPAL rumah sakit dengan kapasitas kecil dapat dibuat dalam bentuk paket IPAL rumah

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

[Type text] BAB I PENDAHULUAN

[Type text] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Limbah cair merupakan salah satu masalah yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan tata kota. Mengingat limbah mengandung banyak zatzat pencemar yang merugikan bahkan

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO Kaps GPD CNP (Setara 400 Galon /Hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO Kaps GPD CNP (Setara 400 Galon /Hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA) Dalam perencanaan dan perancangan istalasi penjernihan air (IPA) harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang berlaku guna mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

Sewage Treatment Plant

Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Sewage Treatment Plant Adalah sebuah sistem pengolahan air limbah menjadi air berkualitas 3, yang kemudian bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman atau dibuang ke saluran pembuangan

Lebih terperinci

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO)

JAWABAN 1. REVERSE OSMOSIS (RO) PERTANYAAN 1. Suatu industri bermaksud memanfaatkan efluen pengolahan air limbah yang telah memenuhi baku mutu sebagai air baku untuk kebutuhan domestik (karyawan), proses produksi dan boiler. Industri

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN 2008 2 Modul 1.04 FILTRASI I. Tujuan Praktikum: Mahasiswa dapat memahami tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A...

DAFTAR ISI. 1. Ruang Lingkup Acuan Normatif Istilah dan Definisi Ketentuan Umum KetentuanTeknis...2. Lampiran A... DAFTAR ISI 1. Ruang Lingkup...1 2. Acuan Normatif...1 2.1 Produk Statuter...1 2.2 Produk Standar...1 3. Istilah dan Definisi...1 4. Ketentuan Umum...2 5. KetentuanTeknis...2 5.1 Sarana Pengambilan Air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan

Lebih terperinci

CARA PENGOLAHAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR MINUM

CARA PENGOLAHAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR MINUM CARA PENGOLAHAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR MINUM Oleh Teknologi Pengolahan Air Sumur Siap Minum Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang

Lebih terperinci

UJI KINERJA PENGOLAHAN AIR SIAP MINUM DENGAN PROSES BIOFILTRASI, ULTRAFILTRASI DAN REVERSE OSMOSIS (RO) DENGAN AIR BAKU AIR SUNGAI

UJI KINERJA PENGOLAHAN AIR SIAP MINUM DENGAN PROSES BIOFILTRASI, ULTRAFILTRASI DAN REVERSE OSMOSIS (RO) DENGAN AIR BAKU AIR SUNGAI UJI KINERJA PENGOLAHAN AIR SIAP MINUM DENGAN PROSES BIOFILTRASI, ULTRAFILTRASI DAN REVERSE OSMOSIS (RO) DENGAN AIR BAKU AIR SUNGAI Nusa Idaman Said Pusat Teknologi Lingkungan, BPPTeknologi Jl. MH. Thamrin

Lebih terperinci

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR

BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR BAB III CARA KERJA MESIN PERAKIT RADIATOR 3.1 Mesin Perakit Radiator Mesin perakit radiator adalah mesin yang di gunakan untuk merakit radiator, yang terdiri dari tube, fin, end plate, dan side plate.

Lebih terperinci

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN PEMANAS AIR (WATER HEATER) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi semua mahluk hidup di dunia terutama bagi manusia, dengan terus bertambahnya jumlah populasi manusia, maka kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

14 Kelistrikan : Kabel Serabut Besar, Saklar Broco, Stopkontak, Jack, Lampu Accessoris Warna Biru, dll. (untuk estimasi ruangan 4 M 2 )

14 Kelistrikan : Kabel Serabut Besar, Saklar Broco, Stopkontak, Jack, Lampu Accessoris Warna Biru, dll. (untuk estimasi ruangan 4 M 2 ) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang) CAP COMBI 1400 CL (4,400 L Tangki Lumpur + 2,450 L Air, total 6,850 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

CAP COMBI 2600 CL (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L) "CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur + 5250 L air, total 15,250 L) Peralatan kombinasi yang diperuntukkan untuk menyedot & membersihkan saluran dan cairan apapun (tidak termasuk limbah berbahaya),

Lebih terperinci

Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI 02/10/2017

Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI 02/10/2017 Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI Drinking Water a. Tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna. b. Bebas mikro-organisme patogen yang sering dijumpai dalam air, seperti : E. coli,salmonella, Mycobacteri

Lebih terperinci

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN Air adalah salah satu bahan pokok (komoditas) yang paling melimpah di alam tetapi juga salah satu yang paling sering disalahgunakan Definisi Water Treatment (Pengolahan Air) Suatu proses/bentuk pengolahan

Lebih terperinci

PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*)

PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*) PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA Damiyana Krismayasari**) dan Sugito*) Abstrak : Peningkatan jumlah pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL

BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL BAB III PROSES PENGOLAHAN IPAL 34 3.1. Uraian Proses Pengolahan Air limbah dari masing-masing unit produksi mula-mula dialirkan ke dalam bak kontrol yang dilengkapi saringan kasar (bar screen) untuk menyaring

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

BAB III PERANCANGAN SISTEM. menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Sistem Water Filter Sistem water filter adalah sistem pengolahan air dengan metode penyaringan menggunakan media filter untuk memisahkan kandungan partikel-partikel yang

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci