BAB III APLIKASI TEKNOLOGI AIR MINUM DI RAJA AMPAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III APLIKASI TEKNOLOGI AIR MINUM DI RAJA AMPAT"

Transkripsi

1 BAB III APLIKASI TEKNOLOGI AIR MINUM DI RAJA AMPAT 3.1. Latar Belakang Penyediaan air di daerah kepulauan merupakan salah satu masalah yang umum terjadi pada sebagian besar kawasan pesisir. Hal ini dikarenakan sumber air yang ada di kawasan pesisir biasanya berasal dari sumur air tanah yang airnya berasa asin. Kualitas air tanahnya juga sangat bergantung dari curah hujan. Pada musim kemarau, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air tanah dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut. Kondisi ini makin memburuk pada musim kemarau sehingga mengakibatkan timbulnya penyakit akibat waterborne disease. Selain itu kualitas air juga semakin menurun karena pembangunan yang berkelanjutan tanpa memperhatikan lingkungan sehingga memperkecil daerah resapan air hujan. Kandungan air tawar dalam tanah semakin menipis karena diambil terus menerus sehingga semakin banyak air laut yang meresap kedalam tanah menggantikan posisi air tawar tersebut. Kondisi tanah yang umumnya berupa tanah karang membuat sumber-sumber air yang memadai sulit diperoleh. Kerusakan alam akibat penebangan hutan bakau juga akan mempercepat intrusi air laut ke darat yang menyebabkan air tawar di desa-desa pesisir pantai berubah menjadi payau. Kualitas sumber air yang terdapat di daerah seperti ini mempunyai kandungan pengotor yang tinggi untuk parameter-parameter seperti organik, warna, kekeruhan, besi dan mangan, TDS dan garam khlorida. Di daerah tersebut masalah pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minum merupakan masalah kronis, sehingga akibatnya di daerah tersebut seringkali berjangkit penyakit menular (epidemi) dimana air kotor merupakan media antaranya. Keterbatasan Pemerintah Daerah dalam hal kemampuan teknologi pengolahan air yang tepat bagi daerah seperti tersebut di atas, merupakan kendala yang sangat berarti dalam upaya mengatasi permasalahan pemenuhan kebutuhan air bersih tersebut. Pada umumnya teknologi yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah teknologi konvensional, sehingga tidak mampu mengolah/memproses air payau atau asin untuk menghasilkan air minum yang sesuai dengan standar Departemen 20

2 Kesehatan RI. Kendala lain yang cukup berarti adalah terbatasnya kemampuan sumberdaya manusia di daerah atau masyarakat pedesaan pada umumnya. Air permukaan daerah pesisir sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga hampir sepanjang tahun sumber air tersebut berasa payau atau asin (DHL > 1500mMhos/cm). Selain mengandung garam, air sungai tersebut juga keruh karena berada di daerah rawa dan erosi di daerah hulu sungai yang tinggi, serta mengandung pengotor organik yang tinggi juga. Pemanfaatan air hujan, sebagai alternatif lain dalam mengatasi masalah kurangnya air bersih, sangatlah terbatas, yaitu hanya pada saat musim penghujan saja. Salah satu teknologi pengolahan payau sistem osmosa balik (reverse osmosis) banyak dipakai di beberapa negara seperti Amerika, Jepang, Jerman dan Arab. Teknologi ini banyak dipakai untuk memasok kebutuhan air tawar bagi kota-kota tepi pantai yang langka sumber air tawarnya. Pemakai lain adalah kapal laut, industri farmasi, industri elektronika, dan rumah sakit. Selain itu masih banyak teknologi yang dapat diterapkan untuk daerah yang sumber airnya mempunyai kualitasnya kurang baik. Kegiatan ini difokuskan di daerah kepulauan dan yang mengalami masalah kurang air minum dan air bersih seperti di Kabupaten Raja Empat, Papua. Pemilihan teknologi untuk pengolahan air minum/air bersih akan dipilih teknologi yang baru, berwawasan lingkungan serta biayanya rendah. Teknologi ini diharapkan dapat merupakan pilot plant bagi masyarakat yang sumberdaya airnya makin berkurang Gambaran Umum Kabupaten Raja Ampat Kondisi Daerah dan Sumber Air Kepulauan ini berada di bagian paling Barat pulau induk Papua yang membentang di area seluas kurang lebih 46,108 Km 2. Secara geografis, Kabupaten Raja Ampat berposisi pada koordinat 00 30,33" Lintang Utara - 01 Lintang Selatan dan , Bujur Timur. Secara administratif, batas wilayah Kabupaten Raja Ampat adalah sebagai berikut: 1. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Seram Utara, Provinsi Maluku. 21

3 2. Sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Halmahera Tengah, Provinsi Maluku Utara. 3. Sebelah timur berbatasan dengan Kota Sorong dan Kabupaten Sorong, Provinsi Irian Jaya Barat. 4. Sebelah Utara berbatasan langsung dengan samudra pasifik. Lokasi Raja Empat dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Lokasi Kabupaten Raja Empat, Papua Geologi Kondisi geologi Kabupaten Raja Ampat didominasi oleh formasi batuan kapur yang terbentuk pada masa kuarter. Jenis tanah yang ada disusun oleh batuan dabas, neogen dan batu gamping yang membentuk bukit-bukit rendah. Pada umumnya batu gamping tersebut bersifat padat dan mengandung pasir seperti batu gamping facet, daram, atkari, zaag, openta, sagewin, dan bogal. Sumber utama batu gamping berasal dari terumbu gamping yang berasal dari binatang laut. Perbedaan posisi pembentukan batuan ini menimbulkan perbedaan dalam proses sedimentasinya sehingga terbentuk berbagai macam batu gamping tersebut. 22

4 Jenis batuan lain di wilayah ini adalah batuan sedimen konglomerat yang komposisinya terdiri dari bahan yang tahan lapuk berupa konglomerat aneka bahan. Batuan Breksi Yeffman dengan butiran yang lebih besar, fragmen menyudut yang umumnya terdiri dari fragmen batuan hasil rombakan, dalam massa dasar yang lebih halus atau tersemenkan. Golongan batuan sedimen berupa pasir juga terdapat di wilayah ini dengan jenis batu pasir daram. Wilayah ini juga termasuk daerah rawan gempa karena dilalui sesar Sorong yaitu yang menjulur dari daratan Papua bagian Utara menyeberangi Selat Sele dan menuju bagian Utara Pulau Salawati. Lebarnya 10 km dan arahnya ke Barat dan Barat Daya. Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Raja Ampat meliputi jenis dystropepts, eutropepts, haplorthox, humitropepts, rendolls, tropaquepts, tropudalfts, dan tropudulfts. Dystropepts merupakan jenis tanah yang paling dominan di Pulau Waigeo, Pulau Batanta, dan Pulau Salawati. Jenis tanah lainnya yang cukup banyak terdapat di wilayah ini adalah jenis tanah rendolls yang tersebar di Pulau Waigeo, Pulau Misool, dan Pulau Batanta. Kedalaman efektif tanah di Kabupaten Raja Ampat secara umum berkisar cm, dengan rincian kedalaman efektif tanah di Distrik Misool dan di Distrik Waigeo Selatan antara 0 25 cm sedangkan di Pulau Salawati, Waigeo Utara dan Waigeo Selatan berkisar antara cm. Iklim Karena posisinya berada di bawah garis katulistiwa, Kabupaten Raja Ampat mempunyai iklim tropis yang lembab dan panas dengan suhu udara terendah 23,6 0 C dan suhu tertinggi 30,7 0 C. Temperatur rata-rata sebesar 27,2 0 C dengan kelembaban udara rata-rata 87%. Curah hujan yang terjadi adalah milimeter dan merata sepanjang tahun dengan jumlah hari hujan antara hari setiap bulannya. Kondisi yang demikian menyebabkan daerah ini memiliki tipe iklim A menurut pembagian tipe iklim yang dikembangkan oleh Oldeman. Angin Musim Tenggara yang bertiup pada Mei hingga November berasal dari Benua Australia, dimana matahari berada di Utara garis khatulistiwa. Antara Desember hingga April, bertiup Angin Musim Barat Laut. 23

5 Sumber Air Kondisi kualitas sumber air tanah sudah terintrusi air laut dan sulit mendapatkan air tawar. Air tanah dangkal debitnya tergantung dari air hujan, yaitu pada musim kemarau sumur dangkal kering. Kebanyakan lokasi sulitnya mendapatkan air bersih, karena kandungan lumpur dalam tanah sangat banyak sehingga warga yang coba membuat sumur bor, hanya menemukan air bercampur lumpur. Untuk membuat sumur bor, pengeboran itu harus dibuat sumur dalam. Karena sumur hingga kedalaman 12 meter, masih campuran lumpur. Kualitas air dari sumur dangkal kurang baik bagi kesehatan sehingga penduduk jarang menggunakan sumber ini. Sebagian penduduk memenuhi kebutuhan airnya dari air tanah untuk mandi dan cuci. Untuk kebutuhan air minum, penduduk membeli air dengan botol galon. PDAM belum menyediakan sistem penyediaan air minum yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk Tujuan Tujuan kegiatan dari WBS Pilot Plant Teknologi Efisiensi Pemanfaatan Sumberdaya Air Melalui Daur Ulang Limbah, meliputi: 1. Membuat desain, membangun dan mengaplikasikan teknologi Pengolahan Air Minum di Kabupaten Raja Empat, Papua. 2. Melaksanakan sosialisasi teknologi Pengolahan Air Minum di Kabupaten Raja Empat, Papua Hasil Kegiatan Perencanaan Desain Pre-treatment Pada sistem penyaringan unit reverse osmosis ini diperlukan perangkat penyaringan pendahuluan atau disebut juga perangkat pre-treatment. Ini dibutuhkan untuk mengkondisikan kualitas air baku yang akan diolah oleh unit pengolah lanjut yaitu reverse osmosis benar benar telah memenuhi syarat syarat yang ditentukan agar unit pengolah lanjut dapat bekerja maksimal. Beberapa alat yang terdapat pada unit pretreatment ini, mempunyai fungsi yang berbeda beda sesuai dengan tujuan diadakannya alat alat tersebut. Untuk lebih jelas susunan perangkat pengolahan pendahuluan dapat dilihat pada Gambar

6 Gambar 3.1. Layout Perangkat Pegolahan Pendahuluan (pre-treatment) Desain dan Konstruksi Unit Desalinasi Desain dan Konstruksi Unit Desalinasi bertujuan untuk menghasilkan Desain dan Konstruksi Unit Desalinasi Teknologi Pengolahan Air. Secara garis besar, metode yang diterapkan pada kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu : 1. Perencanaan desain unit ultrafiltrasi dan desalinasi. 2. Membangun unit ultrafiltrasi dan desalinasi. 3. Uji coba pengolahan air minum. Tahap pertama yaitu melakukan perencanaan desain unit ultrafiltrasi dan desalinasi sesuai dengan hasil olahan air dari pre-treatment. Dalam perencanaan ini didasarkan atas parameter desain perencanaan yang sesuai dengan teknologi ultrafiltrasi dan desalinasi yang diterapkan di lokasi Raja Empat. Tahap kedua merupakan pembangunan unit ultrafiltrasi dan desalinasi sesuai dengan desain perencanaan yang telah dirancang pada tahap pertama.tahap ketiga melaksanakan uji coba pengolahan terhadap air baku dengan melakukan pembubuhan bahan kimia yang optimum dan pengaturan unit reverse osmosis sehingga didapat kualitas air yang memenuhi baku mutu air minum. 25

7 Proses Pengolahan Air Payau Menjadi Air Minum Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik (RO), tidak memungkinkan untuk memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang sangat tinggi sekali. Oleh karena itu pada kenyataanya, untuk menghasilkan air tawar maka air asin atau air laut dipompa dengan tekanan tinggi kedalam suatu modul membran osmosis balik yang mempunyai dua buah outlet yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet untuk air garam yang telah dipekatkan (reject water). Di dalam membran RO tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya, akan terpisah dan akan terikut ke dalam air buangan (reject water). Oleh karena itu air yang akan masuk kedalam membran RO harus mempunyai persyaratan tertentu misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, ph harus dikontrol agar tidak terjadi pengerakan kalsium dan lainnya. Di dalam prakteknya, proses pengolahan air minum dengan sistem reverse osmosis terdiri dari dua bagian yakni unit pengolahan pendahuluan dan unit RO.Salah satu contoh diagram proses pengolahan air dengan sistem osmosis balik (RO) dapat dilihat seperti pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Diagram Proses Pengolahah Air Payau Menjadi Air Siap Minum dengan Proses Reverse Osmosis. 26

8 Oleh karena air baku yakni air laut, terutama yang dekat dengan pantai masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral, plankton dan lainnya, maka air baku tersebut perlu dilakukan pengolahan pendahuluan sebelum diproses di dalam unit RO. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan utama yakni pompa air baku, bak koagulasi-flokulasi, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter mangan zeolit, dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5 µm. Sedangkan unit RO terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membran RO, serta pompa dosing untuk anti scalant, dan anti biofouling dan sterilisator ultra violet (UV). Air baku (air payau) dipompa ke bak koagulasi-flokulasi untuk mengendapakan zat padat tersuspensi, selanjutnya di alirkan ke rapid sand filter, selanjutnya ditampung di dalam bak penampung. Dari bak penampung air laut dipompa ke pressure filter sambil diinjeksi dengan larutan kalium permanganat agar zat besi atau mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang tak larut dalam air. Selain itu dijinjeksikan larutan anti scalant, anti biofouling yang dapat berfungsi untuk mencegah pengkerakan serta membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyumbatan akibat pertumbuahan mikro-organisme (biofouling) di dalam membrane RO. Dari pressure filter, air dialirkan ke saringan filter multi media agar senyawa besi atau mangan yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat disaring. Dengan adanya filter multi media ini, zat besi atau mangan yang belum teroksidasi dapat dihilangkan sampai konsentarsi <0,1 mg/l. Zat besi dan mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tesebut dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membran RO. Dari filter multimedia, air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi untuk menghilangkan warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan membran RO. Setelah melalui filter penghilangan warna, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5 µm. Setelah melalui filter cartridge, air dialirkan ke unit RO dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak dan zat anti biofouling. Air yang keluar dari modul membran RO ada dua yakni air tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan (reject water). Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung air olahan, sedangkan air garamnya dibuang lagi ke laut. Untuk 27

9 menghindari rekontaminasi, sebelum dimasukkan ke dalam botol galon air olahan dari tangki penampung dipompa ke filter cartridge ukuran 1 mikron dan dialirkan melalui sterilisator ultra violet dan selanjutnya dimasukkan ke dalam botol galon Fungsi dan Cara Kerja Peralatan Perangkat pengolahan air payau sistem reverse osmosis terbagi menjadi dua bagian yaitu unit pendahuluan (pre-treatment) dan unit pengolahan (treatment) dengan RO, dalam pengolahan pendahuluan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat utama dan perangkat penunjang. a. Pompa Air Baku Pompa air baku adalah pompa sentrifugal biasa dengan kapasitas yang sesuai dengan kapasitas maksimum dari Unit Pengolah Awal. Pompa air baku minimal mempunyai daya tarik minimal 30 meter dan daya dorong 50 meter. Pompa air baku kedua digunakan untuk memompa air baku untuk diolah dalam unit pre-treatment. Unit-unit yang harus dilalui oleh air baku adalah tangki pencampur (reactor tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan mangan-zeolit cepat dan saringan karbon aktif. Sebagai contoh kasus dalam proses pengolahan awal (Kapasitas 10 m 3 /hari) kehilangan tekanan sekitar 1-2 bar. Sehingga minimal pompa air baku harus bertekanan 4 bar, sehingga pada saat memasuki unit osmosa balik tekanan masih tersisa sekitar 2 bar. b. Pompa Dosing Dalam sistem pengolahan air payau dengan sistem osmosa balik ini, dibutuhkan 1 (satu) buah pompa dosing, yakni untuk pembubuhan kalium permanganat yang berfungsi untuk mengoksidasi zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku. Pompa dosing memerlukan energi listrik yang rendah, yaitu maksimum sebesar 30 Watt. Kapasitas dapat divariasikan dari 0,39 sampai dengan 12,0 liter per jam dan jumlah stroke maksimum 100 untuk setiap menit. Tekanan operasional 5-7 Bar. c. Tangki Reaktor Tangki reaktor adalah alat untuk mencampur dan mereaksikan larutan kalium permanganat dengan zat besi atau mangan yang ada di dalam air baku. Selain sebagai 28

10 zat oksidator, kalium permanganat juga berfungsi sebagai untuk menurunkan kandungan bahan organik, serta berfungsi untuk membunuh bakteri-bakteri pathogen, sehingga tidak menimbulkan masalah penyumbatan di sistem penyaringan berikutnya karena terjadinya proses biologi (terbentuknya jamur dll). d. Filter Pasir Cepat Air dari tangki pencampur masuk ke unit penyaringan pasir cepat dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air baku dan hasil oksidasi kalium permanganat atau khlorin, termasuk besi dan mangan. Unit filter berbentuk silinder dan terbuat dari bahan PVC sehingga anti karat. Unit ini dilengkapi dengan 5 valve yang dapat diatur untuk fungsi penyaringan atau pencucian balik, sehingga untuk proses penyaringan atau pencucian balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya mengatur kran atau valve tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan berupa pasir silika dan terdiri dari 4 ukuran, yaitu dari diameter terbesar 2-3 cm, kemudian 0,5-1 cm, 3-5 mm dan yang terkecil 1-2 mm. e. Filter Mangan Zeolit Unit ini mempunyai bentuk dan dimensi yang sama dengan unit penyaring pasir cepat, namun mempunyai material media filter yang sangat berbeda. Media filter adalah mangan zeolit yang berdiameter sekitar 0,3-0,5 mm. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan untuk air minum. f. Filter Karbon Aktif Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam berat dan pengotorpengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini sama dengan unit penyaring lainnya. Media penyaring yang digunakan adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1-2,5 mm, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika pada bagian dasar. 29

11 g. Filter Cartridge Penyaring ini merupakan penyaring pelengkap untuk menjamin bahwa air yang akan masuk ke proses penyaringan osmosa balik benar-benar memenuhi syarat air baku bagi sistem osmosa balik. Alat ini mempunyai media penyaring dari bahan sintetis selulosa. Alat ini juga berbentuk silinder dengan tinggi sekitar 25 cm dan diameter sebesar 12 cm. Kemampuan filtrasi filter ada dua macam, yaitu 5 m dan 1 m. Unit ini dipasang sebelum pompa tekanan tinggi dan membran osmosa balik. h. Pompa Tekanan Tinggi Pompa Tekanan Tinggi digunakan untuk mengalirkan air dari sistem penyaringan konvensional ke sistem penyaringan skala molekuler (membrane polymer). Untuk menembus membran osmosa balik membutuhkan tekanan besar. Jika air baku payau (TDS < ppm) maka tekanan yang dibutuhkan berkisar bar, sedangkan untuk air laut dibutuhkan tekanan antara bar. Tegangan listrik yang dibutuhkan oleh pompa ini adalah 380 Volt (tiga phasa). i. Pompa Dosing Dalam sistem pengolahan air payau dengan sistem osmosa balik ini, dibutuhkan 2 (dua) buah pompa dosing, yakni untuk kalium permanganat bahan anti pengerakkan (anti scalant). Pompa dosing memerlukan energi listrik yang rendah, yaitu maksimum sebesar 30 Watt. Kapasitas dapat divariasikan dari 0,39 sampai dengan 12,0 liter per jam dan jumlah stroke maksimum 100 untuk setiap menit. Berat pompa masing-masing sekitar 2,6 kg. Tekanan 5-7 Bar. j. Unit Osmosa balik Unit Osmosa balik merupakan jantung dari sistem pengolahan air secara keseluruhan. Unit ini terdiri dari selaput membran yang digulung secara spiral dengan pelindung kerangka luar (vessel) yang tahan terhadap tekanan tinggi. Kapasitas tiap unit bermacam-macam tergantung desain yang diinginkan. Daya tahan membran ini sangat tergantung pada proses pengolahan awal. Jika pengolahan awalnya baik, maka membran ini dapat tahan lama. 30

12 k. Panel Kontrol Seluruh rangkaian listrik dalam sistem osmosa balik ini berada dan berpusat dalam satu unit yang disebut panel kontrol. Panel ini dilengkapi dengan indikator-indikator tekanan dan sistem otomatis. Apabila tekanan pada membran telah mencapai nilai maksimum, maka dengan sendirinya switch aliran listrik menghentikan suplainya dan seluruh sistem juga berhenti. Dalam keadaan seperti ini kondisi membran harus diamati secara khusus dan apakah sudah saatnya harus diganti. l. Tangki Penampung Air Olahan Air hasil pengolahan sistem osmosa balik ini ditampung pada tangki penampung air olahan. Jumlah tangki penampung disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap tangki penampung ini bervolume liter. Tangki ini terbuat dari bahan fiberglass. Tangki penampung ini diletakkan ditempat yang agak tinggi (1 m atau lebih) agar supaya air hasil olahan tersebut dapat dialirkan secara gravitasi. m. Tangki Bahan-Bahan Kimia Tangki bahan kimia terdiri dari lima buah tangki fiberglass dengan volume masingmasing 30 liter. Bahan-bahan kimia utama adalah klorin, kalium permanganat, soda ash, anti penyumbatan dan anti pengerakkan. Sebuah tangki lagi dipersiapkan dan digunakan sebagai cadangan. n. Sistem Jaringan Perpipaan Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia dari pompa dosing dan jaringan pipa pembuangan air pencucian. Sistem jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 3/4, sebagian lagi 1 dan 1/2. Bahan pipa PVC tahan tekan, seperti rucika. Sedangkan keran yang dipakai adalah keran tahan karat terbuat dari plastik. 31

13 Tabel 3.1. Spesifikasi Teknis Peralatan Arsinum dengan Proses Reverse Osmosis Pompa Air Baku Spesifikasi Tipe : Centrifugal Kapasitas : liter/menit Daya : Watt/220 V Tekanan max. : 5 bar Daya hisap/dorong : 30m/60m Pompa Dosing Tangki Kimia Spesifikasi Tipe : Chemtech 100/030 Tekanan : 7 Bars Kapasitas : 4.7 lt/hour Pump head : SAN Diaphragm : Hypalon Spesifikasi Model : Drum Volume : 100 liter Dimension : ø 60 cm, H 80 cm Material : Polyethylene (PE) 32

14 Filter Spesifikasi Filter Pasir Bertekanan (Pressure Sand Filter) Kapasitas : 4-5 m 3 per jam Bahan : PVC Dimensi : Dia. 10 ", Tinggi : 120 cm Tekanan Maksimal : 5 Bar Media : Pasir slika, mangan zeolit dan karbon aktif Inlet/outlet : 1 " Filter Mangan Zeolit (Manganese Green Sand Filter) Kapasitas : 4-5 m 3 per jam Bahan : PVC Dimensi : Dia. 10 ", Tinggi : 120 cm Tekanan Maks: 5 Bar Media : mangan zeolit Inlet/outlet : 1 " Filter Karbon Aktif (Activated Carbon Filter) Kapasitas : 4-5 m 3 per jam Bahan : PVC Dimensi : Dia. 10 ", Tinggi : 120 cm Tekanan Maks : 5 Bar Media : Karbon aktif nlet/outlet : 1 " 33

15 Unit Reverse Osmosis (RO) Tangki Reaktor Spesifikasi Model : CF 20T Kapasitas : 20 m 3 / hari Tipe Membran : Filmtec BW 4040 Jumlah membran : 3 buah Raw Water : Air Payau Total Dissolved Solid : < ppm Tekanan air masuk : Minimum 1 bar Tekanan Operasi : bars Temperatur Operasi : Maximum 40 0 C Toleransi Kadar besi :Maximum 0.01 ppm Toleransi Kadar mangan: Maximum 0.01 ppm Toleransi kadar Khlorin: Maximum 0.01 ppm Type elemen : Thin Film Composite Kelengkapan : Product Flow meter Reject flow meter Inlet presure gauge Operating presure gauge Pre filter pressure gauge Reject pressure regulator Solenoid valve Kapasitas : 4-5 m 3 per jam Bahan : PVC Dimensi Dia. 16 ", Tinggi : 120 cm Tekanan Maksimal : 5 Bar Inlet/outlet : 1 " 34

16 Cartridge Filter dan Bag Filter Pompa Tekanan Tinggi (High Pressure Pump) Ultraviolet Sterilizer Spesifikasi Kapasitas : 6 m 3 / jam Ukuran : 8 x 120 cm Material : Stainless Stell Media Filter : Composite Diameter Pori : 10 mikron Pipa Inlet / outlet : 2 inch System : Drain Tekanan : 4 Bar max Jumlah : 1 unit Brand : Pro Clean Inlet/outlet : 1 Kapasitas : 4-5 m 3 per jam Fitration Degree : 1 micron Tekanan : 4 Bar max Jumlah : 2 unit Spesifikasi Brand : Flint & Walling F&W or Equal Kapasitas : 4-5 m 3 per jam Bahan : Stainless steel Tekanan maks : 15 BAR Motor : 2 KW ; 220 Volt ; 50 Hz ; 2900 RPM Spesifikasi Material : Stainless steel Max flowrate : 4.5 GPD Diamater : 2.5 inci Panjang : 22 inci Tipe Lampu : Sterilume EX Konsumsi Daya : 30 Watts Daya lampu : 24 Watts 35

17 Tangki Penampung Spesifikasi Bahan Volume Jumlah : Stainless Steel : 500 liter : 1 unit Pompa Pengisian Spesifikasi Kapasitas Daya Material Jumlah : 20 liter per menit : 100 W, 220 volt : Stainless Steel : 1 Unit Generator Set Spesifikasi Power Output : 6500 Watt, 1 Phase Tipe : mobile, open generator ahan bakar : Premium Jumlah : 1 unit Pilot Plant Teknologi Air Minum Raja Ampat tahun 2014 ini dirancang dan dibangun berdasarkan spesifikasi yang tertuang pada tabel dan gambar diatas. 36

18 Gambar 3.3. Pengolahan Air Siap Minum (Arsinum) Tampak Muka Gambar 3.4. Pengolahan Air Siap Minum (Arsinum) Tampak Belakang Sosialisasi Teknologi Pengolahan Air Minum Metode yang diterapkan pada kegiatan sosialisasi ini dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu : 1. Mengumpulkan data 2. Mempersiapkan bahan-bahan sosialisasi. 3. Sosialisasi ke pengelola dan masyarakat. Tahap pertama yaitu mengumpulkan data kondisi sekitar dan kemampuan masyarakat. Tahap kedua mengolah data yang terkumpul sesuai dengan teknologi pengolahan air yang diterapkan dan mempersiapkan sehingga mudah dimengerti oleh operator atau masyarakat sekitar sebagai bahan yang akan disosialisasikan ke pengelola dan masyarakat. Tahap ketiga melakukan sosialisasi yaitu merupakan 37

19 kegiatan pemberian informasi dan pembelajaran tentang teknologi unit pengolahan air siap minum dengan proses reverse osmosis di lokasi Raja Empat, Papua. Kegiatan sosialisasi ini di satukan dengan peresmian yang dihadiri oleh pejabat daerah dari Pemda Sorong, SKPD Lingkungan Hidup, SKPD Kesehatan dan SKPD PU serta pihak yang berkaitan dengan kegiatan ini seperti pengurus, pengelola dan camat serta lurah Raja Empat. Kegiatan ini dapat dilihat pada gambar 3.5 sampai dengan 3.8. berikut di bawah ini. Gambar 3.5. Persiapan Peresmian Arsinum di Raja Empat, Papua 38

20 Gambar 3.6. Peresmian Arsinum di Raja Empat, Papua Gambar 3.7. Uji Coba hasil Pengolahan Arsinum 39

21 Gambar 3.8. Serah Terima Pengelolaan Arsinum BPPT ke Pemda Sorong Sosialisasi teknologi pengolahan air minum yang telah dilaksanakan di Raja Empat dihadiri oleh instansi terkait, pengelola dan masyarakat sekitar. Masyarakat sangat senang dengan unit pengolahan ini karena sulitnya mendapatkan air minum di lokasi tersebut dan banyak biaya yang telah dikeluarkan masyarakat untuk keperluan air bersih dan air minum. Masyarakat mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan untuk menyediakan sistem penyediaan air bersih dengan teknologi tepat guna untuk lokasi ini Hasil Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Minum Dalam kegiatan ini telah dibangun unit pengolahan air siap minum dengan proses Reverse Osmosis di Kabupaten Raja Empat, Papua Barat sesuai dengan target yang telah ditetapkan dengan dibiayai dengan dana APBN Pembangunan Pilot Plant Pengolahan Air Siap Minum dengan proses reverse osmosis terdiri atas pengadaan instalasi sumber air baku, pembuatan bangunan pelindung, pompa air baku, pompa pembubuh kimia, static mixer, multimedia filter, tangki garam cation exhange, catridge filter, reverse osmosis, post catridge filter dan ultraviolet sterilsasi yang dapat dilihat pada gambar

22 Proses pengolahan air asin menjadi air bersih siap minum, terdiri dari empat tahapan yakni pengambilan air laut melalui pipa yang telah dipasang, selanjutnya masuk tahapan filtrasi awal mengingat air laut kadang kala tidak bersih. Setelah itu, disaring melalui membrane reverse osmosis sehingga garam bisa terpisahkan. Yang terakhir yaitu sterilisasi dengan sinar ultra violet, Pengolahan dari segi kesehatan sudah diuji dan hasilnya memenuhi standar air minum. Teknologi ini mengolah air laut dengan kadar garam miligram perliter menjadi 380 milligram perliter, Gambar 3.9. Perakitan Arsinum di Raja Empat Hasil pembangunan telah menghasilkan air siap minum yang dapat digunakan oleh masyarakat di daerah pesisir. Air olahan Arsinum telah dicoba diminum oleh pihak 41

23 Pemda Sorong. Berdasarkan hasil pengolahan Arsinum dengan proses reverse osmosis yang telah dianalisa terahadap air olahan di Raja Empat menunjukkan bahwa kualitas air hasil olahan telah memenuhi standar baku mutu air kemasan SNI (Lampiran 2) Kesimpulan dan Saran Kegiatan Aplikasi Teknologi Pengolahan Air Minum Raja Ampat ini telah berhasil dilakukan sebagai upaya kepedulian BPPT dalam mendukung program pemerintah pemenuhan kebutuhan air untuk masyarakat. Kegiatan ini pun dilakukan bersamaan dengan acara besar Republik Indonesia yakni Sail Raja Ampat. Pilot Plant Air Minum ini ditempatkan di Pelabuhan dimana banyak warga yang lalu lalang, sehingga pemanfaatannya lebih maksimal. Alat ini mempunyai kapasitas liter perhari, dapat mencukupi kebutuhan air minum warga sampai dengan orang per harinya. Dengan terbangunnya Pilot Plant Instalasi Pengolahan Air Siap Minum ini, diharapkan dapat menjadi pemicu dan percontohan bagi pemerintah Kabupaten Raja Ampat untuk menduplikasikan di tempat-tempat lain di daerahnya. Harapannya pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat dapat meningkat. Daftar Pustaka 1. Tatsumi Iwao, " Water Work Engineering (JOSUI KOGAKU) ", Japanese Edition, Tokyo, Viessman W,JR., Water Supply And Pollution Control, fourth edition, Harper and Ror Publisher, New york, Arie, H, 1989, Teknologi Pengolah Air Asin Reverse Osmosis dan prospeknya di Indonesia, Proceeding Seminar Teknologi Pengolahan Air, Krakatau Steel, Cilegon. 4. Benefiled, L.D., Judkins, J.F., and Weand, B.L., "Process Chemistry For Water And Waste Treatment", Prentice-Hall, Inc., Englewood, Bunce, N.J., 1993, Introduction to Environmental Chemistry, Wuerz Publishing Ltd, Winnipeg, Canada. 6. Hamer, M. J., "Water And Waste water Technology ", Second Edition, John Wiley And Sons, New York, Nusa, I.D., Arie, H., Nugro, R., dan Haryoto, I., 1996, Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Unit Pengolah Air Sistem Reverse Osmosis Kapasitas 500 m3/hari Untuk perusahaan minyak lepas pantai, P.T. Paramita Binasarana, Jakarta. 42

24 LAMPIRAN 1 : PERAWATAN RUTIN SISTEM PENGOLAHAN PENDAHULUAN & POMPA DOSING A. Tangki Bahan Kimia Perhatikan jumlah bahan-bahan kimia yang terdapat dalam tangki untuk dosing. Tambahkan dengan jenis larutan dan konsentrasi yang sama, bila jumlah bahan kimia dalam tangki sudah hampir tak terjangkau oleh mulut pipa inlet pompa dosingnya. B. Perawatan pompa Dosing Pompa dosing bahan kimia bila ada yang bocor dapat diperbaiki dengan cara yang sederhana. Bila selang kotor (telah terdapat kerak/lumut) sebaiknya dibersihkan. Jika terjadi penyumbatan pada injektor (umumnya karena kerak atau lumut/jamur), maka injektor harus dibuka kemudian dibersihkan. C. Pencucian Balik Unit Penyaringan Penyaring pasir cepat dan penyaring besi-mangan harus dicuci balik (backwash) minimal tiga hari sekali. Apabila air baku yang diolah agak keruh, maka pencucian harus dilakukan setiap hari sekali. Air hasil pencucian harus dibuang dengan membuka penuh kran aliran air buangan dan jangan lupa menutup kran aliran air yang menuju ke saringan berikutnya. D. Proses Penyaringan Dan Pencucian, Serta Susunan Media Filter Pasir, Filter Mangan Zeolit Dan Filter Karbon Aktif. Proses Penyaringan dan Pencucian Filter Pasir 43

25 Susunan Media Filter Pasir Proses Penyaringan dan Pencucian Filter Mangan Zeolit 44

26 Susunan Media Filter Mangan Zeolit Proses Penyaringan dan Pencucian Filter Karbon Aktif 45

27 Susunan Media Filter Karbon Aktif E. Pencucian Elemen Membran Jika produk air telah menurun hingga 15 %, elemen harus dibersihkan. Jika ini tidak dilakukan dapat menyebabkan kesulitan untuk mengembalikan sistem pada laju alir (debit) normal dan garansi tidak berlaku lagi. Pencucian dapat dilakukan dengan mengatur kran (lihat gambar skema pencucian RO). F. Pemeliharaan Unit RO Sebagian besar penyebab utama dari kegagalan sistem RO adalah tersumbatnya membran (membrane fouling) yang disebabkan karena akumulasi bahan pengotor pada permukaan membran semipermeabel. Pengaruh penyumbatan terhadap sistem RO ialah membran menjadi cepat rusak (harus diganti), menurunnya produksi air olahan dan menurunnya kualitas air hasil olahan. Untuk keperluan pemeliharaan elemen membran RO dibutuhkan bahan-bahan kimia secara khusus, yaitu : a) Pembersih Bahan Anorganik Jika terjadi pengendapan sedimen pada permukaan membran, terutama untuk sedimen garam anorganik seperti CaCO3, CaSO4, dan BaSO4, maka gunakan NASCO R/O-1. Bahan ini aman dan tidak merusak membran RO. Dosis yang digunakan adalah 200 gram untuk tiap 100 liter air. 46

28 b) Pembersih Biofilm Untuk membersihkan terhadap silika dan biofilm gunakan NASCO R/O-2. Bahan ini aman dan tidak merusak membran dalam prosedur pembersihan normal. Dosis yang digunakan adalah 2 liter untuk tiap 100 liter air. c) Pembersih Oksida Logam Jika terjadi pengendapan oksida logam pada membran gunakan NASCO R/O-3. Pembersih ini aman dan tidak merusak membran. Dosis yang digunakan adalah 2 kilogram untuk tiap 100 liter air. d) Pembersih Bahan Organik NASCO R/O-4 memang disintesa untuk pembersih bahan organik.bahan ini aman dan tidak merusak membran. Dosis yang digunakan adalah 2 liter untuk tiap 100 liter air. e) Pembersih Bahan Koloid NASCO R/O-S adalah pembersih membran yang ampuh untuk membran. R/O-S digunakan untuk membran R/O yang terbuat dari selulosa dan polyamid. Pembersih ini efektif untuk besi koloid, organik, silikat atau kalsium sulfat. Untuk penyumbatan bahan organik berat, R/O-4 dapat juga digunakan. Dosis yang digunakan adalah 2,5 kilogram untuk tiap 100 liter air. f) Pencegahan Pengerakan NASCO 904 R adalah polimer sintetis yang khusus didesain untuk mengendalikan penyumbatan bahan anorganik, seperti garam kalsium dan sedimen garam lain. NASCO 904 R harus dimasukkan dengan laju 5 25 ppm didasarkan pada air baku yang masuk. NASCO 904 R sebaiknya dimasukkan dalam larutan 2 25% proporsional dengan laju pemompaan. 47

29 48 Annual Report 2014

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS 8.1. Sistem Daur Ulang Di BTIK Magetan mempunyai dua unit IPAL yang masingmasing berkapasitas 300 m 3 /hari, jadi kapasitas total dua IPAL 600 m 3 /hari.

Lebih terperinci

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK) Asti Sawitri (208 700 573) Jurusan Fisika, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2011 A. Membran Reverse Osmosis (RO) Membran RO dibuat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bagi manusia air adalah salah satu kebutuhan utama. Hal ini dikarenakan manusia tidak hanya membutuhkan air untuk kebutuhan tubuh (minum) tetapi juga membutuhkan air

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSMOSA BALIK

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSMOSA BALIK PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSMOSA BALIK Dalam Rangka Penyediaan Air Minum Di Tanjung Aru, Kalimantan Timur Oleh : Wahyu Widayat dan Satmoko Yudo *) Abstract Tanjung Aru is a village located

Lebih terperinci

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL 5.1 Masalah Air Limbah Layanan Kesehatan Air limbah yang berasal dari unit layanan kesehatan misalnya air limbah rumah sakit,

Lebih terperinci

CARA PENGOLAHAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR MINUM

CARA PENGOLAHAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR MINUM CARA PENGOLAHAN AIR SUMUR UNTUK KEBUTUHAN AIR MINUM Oleh Teknologi Pengolahan Air Sumur Siap Minum Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang

Lebih terperinci

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI

REGISTER TEKNOLOGI RAMAH LINGKUNGAN TERVERIFIKASI Nomor register : 044/TRL/Reg-1/KLHK Instalasi Pengolahan Air Limbah Merk REDOX Advanced Oxydation Process () System FUNGSI ALAT REDOX adalah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan metode

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 18 BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang diperoleh dari berbagai sumber, tergantung pada kondisi daerah setempat. Kondisi sumber air pada setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi setiap tahun serta percepatan perkembangan pembangunan yang terjadi di propinsi DKI Jakarta menyebabkan peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 17 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Dalam bab ini akan di bahas alur proses pencucian membran mesin pengolahan air minum osmosis terbalik (Reverse Osmosis, R.O). Bahan yang gunakan dalam pencucian

Lebih terperinci

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E PENDAHULUAN PROFIL PERUSAHAAN VISI & MISI PRODUK UNGGULAN: WTP PRODUK UNGGULAN: RO Surat Izin Perdagangan ( SIUP ) Nomor : 503/SIUP.K/2701/KPPT/2012

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU PANDANGAN, KABUPATEN PANGKAJENE, SULAWESI SELATAN

APLIKASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU PANDANGAN, KABUPATEN PANGKAJENE, SULAWESI SELATAN APLIKASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS MASYARAKAT DI PULAU PANDANGAN, KABUPATEN PANGKAJENE, SULAWESI SELATAN System Application Water Supply Community-Based in Pandangan Island, Pangkajene regency,

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR ASIN DESA TARUPA KECAMATAN TAKA BONERATE KABUPATEN SELAYAR

APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR ASIN DESA TARUPA KECAMATAN TAKA BONERATE KABUPATEN SELAYAR APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR ASIN DESA TARUPA KECAMATAN TAKA BONERATE KABUPATEN SELAYAR Oleh : Wahyu Widayat Pusat Teknologi Lingkungan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Abstract Takabonerate

Lebih terperinci

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA

II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA II. PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK GEDUNG SOPHIE PARIS INDONESIA 2. 1 Pengumpulan Air Limbah Air limbah gedung PT. Sophie Paris Indonesia adalah air limbah domestik karyawan yang berasal dari toilet,

Lebih terperinci

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra LOGO I Made Indra Maha Putra 3308100041 Pembimbing : Alfan Purnomo, S.T.,M.T. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur Sidang Lisan Tugas Akhir

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI OSMOSIS BALIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM DI KAWASAN PESISIR ATAU PULAU TERPENCIL

APLIKASI TEKNOLOGI OSMOSIS BALIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM DI KAWASAN PESISIR ATAU PULAU TERPENCIL APLIKASI TEKNOLOGI OSMOSIS BALIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN AIR MINUM DI KAWASAN PESISIR ATAU PULAU TERPENCIL Nusa Idaman Said Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair, Pusat Pengkajian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable oleh: Bintang Iwhan Moehady a, Emma Hermawati Muhari b a,b Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012 E-mail : bintang@polban.ac.id E-mail

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

PROSIDING ISSN: E-ISSN:

PROSIDING ISSN: E-ISSN: PENGOLAHAN AIR TANAH ARTESIS MENJADI AIR LAYAK MINUM DI DESA BURUK BAKUL Hikmatul Amri* 1, Syaiful Amri 2 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Bengkalis, Bengkalis e-mail: hikmatul_amri@polbeng.ac.id

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Proses pengolahan air umpan boiler pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Maluku Utara 2x7 MW yang diproses dalam unit Water Treatment Plant (WTP)

Lebih terperinci

PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS KELEMBAGAAN DAN MASYARAKAT. Studi Kasus Di Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan

PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS KELEMBAGAAN DAN MASYARAKAT. Studi Kasus Di Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan PENYEDIAAN AIR BERSIH BERBASIS KELEMBAGAAN DAN MASYARAKAT Studi Kasus Di Kepulauan Pangkajene, Sulawesi Selatan Oleh : Arie Herlambang Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT Abstract Pangkep Island consist of

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH BAB 2 PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH 5 2.1 Proses Pengolahan Air Limbah Domestik Air limbah domestik yang akan diolah di IPAL adalah berasal dari kamar mandi, wastavel, toilet karyawan, limpasan septik tank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

BAB 8 PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK KONDISI DARURAT

BAB 8 PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK KONDISI DARURAT BAB 8 PILOT PLANT UNIT PENGOLAHAN AIR BANJIR MENJADI AIR BERSIH DENGAN TEKNOLOGI ULTRAFILTRASI UNTUK KONDISI DARURAT 8.1 Pendahuluan Bencana banjir di Indonesia dewasa ini sering terjadi khususnya di wilayah

Lebih terperinci

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK BAB 4 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SISTEM IPAL DOMESTIK 29 4.1 Prosedur Start-Up IPAL Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC Start-up IPAL dilakukan pada saat IPAL baru selesai dibangun atau pada saat

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN SISTEM OSMOSA BALIK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU

PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN SISTEM OSMOSA BALIK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU PENGOLAHAN AIR PAYAU MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN SISTEM OSMOSA BALIK SEBAGAI ALTERNATIF PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR MINUM MASYARAKAT KEPULAUAN SERIBU Oleh : Wahyu Widayat Kelompok Teknologi Pengelolaan Air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB 3 METODA PENELITIAN BAB 3 METODA PENELITIAN 3.1 Peralatan Yang Digunakan Penelitian dilakukan dengan menggunakan suatu reaktor berskala pilot plant. Reaktor ini mempunyai ukuran panjang 3,4 m, lebar 1,5 m, dan kedalaman air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja Alat dan Bahan 1. Sampel air yaitu sungai dan sumur sebagai bahan uji 2. Filter sebagai media filtrasi, batu basal, ijuk, karbon aktif, pasir silica (batu kuarsa) 3. Bak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan unsur penting dalam kehidupan. Hampir seluruh kehidupan di dunia ini tidak terlepas dari adanya unsur air. Sumber utama air yang mendukung kehidupan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN PAYAU MENJADI AIR MINUM DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS

PENGOLAHAN PAYAU MENJADI AIR MINUM DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS BAB 10 PENGOLAHAN PAYAU MENJADI AIR MINUM DENGAN TEKNOLOGI REVERSE OSMOSIS Oleh : Nusa Idaman Said 10.1 PENDAHULUAN Air minum adalah kebutuhan dasar manusia yang paling penting. Untuk menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sekarang ini dunia dihadapkan pada krisis air bersih. Sumber daya air yang tersedia tidak mampu mencukupi kebutuhan air bersih di beberapa negara. Selama lebih dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Air Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah merupakan

Lebih terperinci

The water softening proses

The water softening proses Difusi adalah pergerakan molekul dari daerah konsentrasi tinggi ke daerah konsentrasi rendah. Osmosis adalah kasus khusus difusi di mana molekul air dan gradien konsentrasi terjadi melintasi membran semipermeabel.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM DI KELURAHAN TANJUNG TENGAH, PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR

TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM DI KELURAHAN TANJUNG TENGAH, PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR Setiadi dan Kristyawan :Teknologi Pengolahan Air Gambut Asin... JAI Vol 8. No. 2. 2015 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR GAMBUT ASIN MENJADI AIR SIAP MINUM DI KELURAHAN TANJUNG TENGAH, PENAJAM, KALIMANTAN TIMUR

Lebih terperinci

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA Damiyana Krismayasari**) dan Sugito*) Abstrak : Peningkatan jumlah pasien dan pelayanan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON Dito Widha Hutama dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*)

PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*) PENURUNAN KANDUNGAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DAN TIMBAL PADA AIR BERSIH MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS Peni Mardiatin**) dan Setyo Purwoto*) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kandungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN

BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN BAGIAN IV: PEMILIHAN PROSES PENGOLAHAN BAB 9 DIAGRAM ALIR PROSES BERDASAR AIR BAKU RINGKASAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat merangkai diagram alir proses pengolahan air minum dengan air baku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan manusia yang mutlak harus dipenuhi dan fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa yang lain. Kandungan air dalam tubuh manusia rata-rata 65 %

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT Bebekan Masjid Gg.III/33 Sepanjang, Sidoarjo Counter : Bebekan Masjid No. 61 Sepanjang Sidoarjo, Jawa Timur Telepon: (031) 72424324 HP: 0812 3377 6464 Email: info@pabrik-amdk.com www.pabrik-amdk.com PENAWARAN

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM

SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM SISTEM PROCES PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN PROSES PEMURNIAN AIR REVERSE OSMOSIS SYSTEM Sistem pengbolahan air minum kemasan dengan sumber air bersih dengan skala atau standar air minum, memerlukan beberapa

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO)

PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) PENINGKATAN KUALITAS AIR MINUM MENGGUNAKAN MEMBRAN REVERSE OSMOSIS (RO) Naniek Ratni Juliardi A.R Staf Pengajar Teknik Lingkungan FTSP-UPN Veteran Jatim ABSTRACT Intention of this research is to improve;repair

Lebih terperinci

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT Bebekan Masjid Gg.III/33 Sepanjang, Sidoarjo, Jawa Timur Counter : Bebekan Masjid No. 61 Sepanjang - Sidoarjo Telepon : (031) 72424324 HP : 0812 3377 6464 Email: info@pabrik-amdk.com www.pabrik-amdk.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah perkebunan kelapa sawit adalah limbah yang berasal dari sisa tanaman yang tertinggal pada saat pembukaan areal perkebunan, peremajaan dan panen kelapa sawit.

Lebih terperinci

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,

Lebih terperinci

Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI 02/10/2017

Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI 02/10/2017 Klasifikasi Air FARMASI INDUSTRI Drinking Water a. Tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna. b. Bebas mikro-organisme patogen yang sering dijumpai dalam air, seperti : E. coli,salmonella, Mycobacteri

Lebih terperinci

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut Yohanna Lilis Handayani, Lita Darmayanti, Frengki Ashari A Program Studi Teknik Sipil S1, Fakultas Teknik Universitas Riau

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Air merupakan kebutuhan vital makhluk hidup. Tanpa adanya air, metabolisme dalam tubuh makhluk hidup tidak dapat berjalan dengan sempurna. Manusia membutuhkan air, terutama

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN Oleh : Edwin Patriasani Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012 Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

Lebih terperinci

BERIKAN FEEDBACK ANDA DAN DAPATKAN HADIAHNYA!

BERIKAN FEEDBACK ANDA DAN DAPATKAN HADIAHNYA! Terimakasih atas keputusan anda menggunakan Waterflo untuk memenuhi kebutuhan air bersih anda. Kepuasan anda adalah tujuan bisnis kami. Silakan pelajari panduang penggunakan berikut agar anda bisa mendapatkan

Lebih terperinci

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon

Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Nazava saringan air Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip sipon Kami mengucapkan dan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH

PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH PEMBANGUNAN IPAL & FASILITAS DAUR ULANG AIR GEDUNG GEOSTECH Nusa Idaman Said Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Jl. M.H. Thamrin No. 8, Lantai 12, Jakarta

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Keran Tanpa Kaki 3 Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100%

Lebih terperinci

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di

Kalau anda punya masalah, pertanyaan, atau saran, silahkan hubungi kami di Petunjuk Pengunaan Saringan Air Nazava Nazava Tulip Siphon Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan anda membeli Saringan Air Nazava. Dengan Saringan Air Nazava anda bisa dapat air minum yang 100% aman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air

Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Peningkatan Kualitas Air Bersih Desa Makamhaji Dengan Alat Penjernih Air Ernawati Sri Sunarsih Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan JPTK FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Jend. Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA

PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA PENGOLAHAN AIR SUNGAI/GAMBUT SEDERHANA Oleh Kelompok Teknologi Pengelolaan Air Bersih dan Limbah Cair Direktorat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, Material dan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Adapun kegiatan yang dilakukan pada proses perawatan dan pemeliharaan cooling tower pada kerja praktik ini dapat diuraikan pada diagram alir berikut. Gambar

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MASALAH APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR PAYAU DENGAN SISTEM RO DI KABUPATEN REMBANG DAN CARA MENGATASINYA

IDENTIFIKASI MASALAH APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR PAYAU DENGAN SISTEM RO DI KABUPATEN REMBANG DAN CARA MENGATASINYA IDENTIFIKASI MASALAH APLIKASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR PAYAU DENGAN SISTEM RO DI KABUPATEN REMBANG DAN CARA MENGATASINYA P. Nugro Rahardjo Pusat Teknologi Lingkungan, BPPT Jln. MH. Thamrin No.8 Jakarta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan suatu senyawa kimia yang paling dikenal dan banyak terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas dua atom hidrogen dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Vol 3 Nomor 1 Januari-Juni 2015 Jurnal Fropil PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA Endang Setyawati Hisyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

Lebih terperinci

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL DAFTAR (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL No. Judul Standar Nomor Standar Ruang Lingkup D Pemukiman (Cipta Karya) 4. Air Bersih/ Air Minum 1. Metode Pengujian Meter Air Bersih (Ukuran

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan terutama bagi makhluk hidup, makhluk hidup tidak dapat hidup tanpa air, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan, baik itu kehidupan manusia maupun kehidupan binatang dan tumbuh-tumbuhan. Air adalah merupakan bahan yang sangat vital

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO Kaps GPD CNP (Setara dengan 400 Galon /Hari, 1 Galon = 19 Liter)

No 1 Nama Komponen & Spesifikasi Teknis Mesin RO Kaps GPD CNP (Setara dengan 400 Galon /Hari, 1 Galon = 19 Liter) INVIRO Office : Jl. Parangtritis Km. 4,5 Yogyakarta Website : www.inviro.co.id Email: inviro.co.id@gmail.com Phone : 0274-385322 [Hotline], 085293 666668 [AS], 085709 666668 [M3], 085959 666668 [XL] Detail

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar POLUSI Standart Kompetensi : Memahami polusi dan dampaknya pada manusia dan lingkungan Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi jenis polusi pada lingkungan kerja 2. Polusi Air Polusi Air Terjadinya polusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Limbah merupakan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang antara lain dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, industri, pertambangan dan rumah sakit. Menurut Undang-Undang

Lebih terperinci

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

JURUSAN KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG PERANCANGAN PABRIK PENGOLAHAN LIMBAH Oleh: KELOMPOK 2 M. Husain Kamaluddin 105100200111013 Rezal Dwi Permana Putra 105100201111015 Tri Priyo Utomo 105100201111005 Defanty Nurillamadhan 105100200111010

Lebih terperinci

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya

INSTALASI PLUMBING. 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor) 3. Sarana peralatan sanitair dan perlengkapannya INSTALASI PLUMBING I. SISTEM PLUMBING Sistem plumbing di dalam gedung meliputi beberapa sarana yang terdiri dari: 1. Sarana sumber air bersih 2. Sarana pemipaan dalam gedung (air bersih dan air kotor)

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji Coba Lapang Paremeter suhu yang diukur pada penelitian ini meliputi suhu lingkungan, kaca, dan air. Suhu merupakan faktor eksternal yang akan mempengaruhi produktivitas

Lebih terperinci