PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG
|
|
- Veronika Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG Suwardiyono*) ABSTRAK PERANCANGAN KONTAINER LIMBAH REFLEKTOR PADA PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET TRIGA MARK II BANDUNG. Telah dilakukan perancangan kontainer limbah reflektor pada program dekomisioning reaktor riset Triga Mark II Bandung. Kontainer ini dirancang untuk mengatasi pengelolaan limbah reflektor dengan cepat, aman dan lebih murah untuk spesifikasi limbah reflektor berat 1000 kg, paparan radiasi 37 Rem/jam. Hasil rancangan kontainer terdiri dari beton bertulang/concrete K-350 dengan tebal 180 mm dibungkus/dijaketi plat baja karbon tebal 12 mm dan plat baja karbon tebal 8 mm. Lapisan kedua adalah timah hitam tebal 42 mm dibungkus/dijaketi plat baja karbon tebal 8 mm. Ukuran kontainer diameter luar (OD) mm diameter dalam (ID) mm, tinggi (H) mm dan volume isi kontainer 1,73 m 3. Kontainer kosong beratnya sekitar kg dan ditambah dengan limbah reflektor dengan berat sekitar kg, sehingga berat total adalah kg. Kata kunci: limbah reflektor, triga mark II, dekomisioning ABSTRACT DESIGN OF CONTAINER FOR REFLECTOR WASTE TO DECOMMISSIONING PROGRAM OF TRIGA MARK II RESEARCH REACTOR BANDUNG. The container for reflector waste to decommissioning program of Bandung Triga Mark II research reactor was designed. This design of container for handling of reflector waste management with rapidly, safely and cheaper for specification of 1000 kg reflector weight, 37Rem/hr of radiation exposure. The result of this design is consist of K-350 concrete with 180 mm of thickness and covered/jacketed by carbon steel plate of 12 mm thickness and carbon steel plate of 8 mm thickness. The second layer is lead of 42 mm thickness and covered/jacketed of carbon steel plate 8 mm thickness. The container dimension are outside diameter (OD) of 1,750 mm, inside diameter (ID) of 1,250 mm, height (H) of 1,906 mm and container volume content is 1.73 m 3. The weight of empty container is about 12,520 kg and with addition of weight of reflector waste weight about 1,000 kg, and the total of weight about 13,520 kg. Key words: reflector waste, triga mark II, decommissioning PENDAHULUAN Salah satu reaktor riset yang dimiliki oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) terletak di Kota Bandung, propinsi Jawa Barat. Reaktor riset Bandung ini adalah tipe TRIGA MARK II, dimana pada tahun beroperasi pada daya 250 kw, tahun up-grading pada daya 1 MW dan pada tahun 2000 di upgrade kembali pada daya 2 MW sampai dengan sekarang. Umur reaktor ini sudah 44 tahun lebih, cukup tua untuk ukuran reaktor riset, maka sudah selayaknya jika dilakukan dekomisioning. Jika BATAN memutuskan untuk mendekomisioning reaktor riset tersebut, maka dari hasil pekerjaan dismantling komponen internal reaktor akan timbul limbah radioaktif yang perlu dikelola dengan baik. Para pekerja dan lingkungan harus tetap aman atau tidak menerima paparan radiasi yang berlebihan. Reflektor merupakan salah satu komponen yang memerlukan penanganan secara khusus karena disamping ukurannya cukup besar, paparan radiasinya cukup tinggi dan bentuknya sangat spesial, dimana di dalam reflektor tersebut terdapat grafit yang di bungkus dengan alumunium, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Pengalaman pada up-grading reaktor riset Triga Mark II Bandung pada tahun dari 1MW menjadi 2 MW, ditemukan bahwa setelah *) Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN 181
2 bahan bakar di keluarkan dari dalam teras reaktor, paparan radiasi permukaan reflektor terukur 66 Rem/jam, tetapi setelah dikeluarkan dari dalam tangki reaktor paparan radiasi permukaan reflektor terukur 37 Rem/jam[1]. Dalam pekerjaan handling, pekerja tidak boleh terlalu lama, maka diperlukan kontainer yang dapat menampung limbah reflektor secara utuh, dapat masuk dengan cepat dan dapat menahan paparan radiasi secara aman. Jika limbah reflektor akan dipotong-potong, maka memerlukan peralatan yang khusus dan akan menimbulkan berbagai limbah sekunder, sehingga biaya akan lebih mahal. Kontainer tersebut akan memudahkan pekerjaan dismantling, karena ketika limbah reflektor dikeluarkan dari dalam reaktor dapat langsung dimasukkan ke dalam kontainer, selanjutnya kontainer ditutup rapat, sehingga akan aman bagi para pekerja saat operasi dan pengangkutan, sekaligus sebagai wadah di dalam penyimpanan sementara, karena paparan radiasi di permukaan kontainer sudah dirancang aman pada kondisi yang terkontrol [2]. DASAR PERANCANGAN Bahan: 1. Reflektor bekas reaktor riset Triga Mark II Bandung adalah terbuat dari bahan garfit dan aluminium sebagai pembungkus/jaket pada bagian luar, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1. Ukuran reflektor secara umum, berdiameter luar (ID) adalah 1.162,05 mm dan tinggi (H) adalah 1.352,25 mm, dimana ukuran reflektor ini harus diperhitungkan agar bisa masuk ke dalam kontainer. Berdasarkan data yang diperoleh pada waktu up-grading daya 1 MW menjadi 2 MW setelah bahan bakar dikeluarkan paparan radiasi permukaan reflektor terukur 66 Rem/jam, kemudian setelah dikeluarkan dari dalam tangki reaktor paparan radiasi permukaan reflektor terukur menjadi 37 Rem/jam. Oleh karena itu paparan radiasi akhir saat reflektor dikeluarkan dari tangki reaktor yang digunakan sebagai acuan di dalam perancangan kontainer ini. 2. Plat baja karbon, tebal 12mm dan 8 mm 3. Besi beton eizer ø 12 mm 4. Baja karbon pejal ø 80 mm 5. Timah hitam (Pb) METODE PERANCANGAN Limbah reflektor yang sudah dikeluarkan dari tangki reaktor harus sudah dalam keadaan bersih dari rak bahan bakar, lasysuzan, grid, tabung pengarah dan lainlain. Hal ini secara otomatis akan dilakukan sesuai dengan konstruksinya, yaitu dari bagian-bagian tersebut di atas akan dikeluarkan terlebih dahulu, selanjutnya reflektor dapat dikeluarkan dari tangki reaktor. Ukuran reflektor tersebut di atas akan digunakan sebagai dasar perancangan ruangan bagian dalam kontainer agar reflektor bisa masuk, maka dari itu diameter dan kedalaman kontainer harus dibuat lebih besar dari ukuran volume reflektor dengan perhitungan sebagai berikut : Perhitungan tebal dinding kontainer dapat dihitung menggunakan rumus perisai radiasi sebagai berikut[3] : I = Io Exp. µx. (1) Keterangan: I = intensitas radiasi pada kondisi setelah ada perisai Io = intensitas radiasi pada kondisi sebelum ada perisai µ = koefisien serap linier radiasi bahan perisai ( lihat Tabel 1) X = tebal perisai radiasi (cm) 182
3 Gambar 1. Reflektor tamapak atas dan samping Tabel 1. Koefisien serap linier radiasi bahan perisai. No. Bahan Energi (MeV) µ cm -1 ) Bahan Energi (MeV) µ (cm -1 ) 1 0,102 60,20 0,15 0,36 2 0,128 33,60 0,20 0,33 3 0,170 16,50 0,30 0,286 4 Timbal (Pb) 0,255 6,32 Beton 0,40 0,254 5 ρ = 11,34 0,340 3,40 (concrete) 0,50 0,234 6 (g/cm 3 ) 0,409 2,43 ρ = 2,40 0,60 0, ,511 1,65 (g/cm 3 ) 0,80 0, ,681 1,16 1,00 0, ,022 0,772 1,50 0, ,362 0,624 2,00 0, ,533 0, ,043 0,
4 Diketahui : Kontainer ini dirancang untuk bungkusan kategori III-kuning, tingkat paparan radiasi permukaan bungkusan lebih dari 0,5 msv/jam (50 mrem/jam) tetapi tidak lebih dari 2 msv/jam (200 mrem/jam) [1]. Oleh karena itu dapat ditentukan beberapa parameter sebagai berikut: Io = 37 rem/jam = mrem/jam (paparan radiasi reflektor bekas setelah dikeluarkan dari tangki reaktor ) I = 200 mrem/jam (regulasi) µ = 0,138 cm -1 (dari Tabel 1, pada Energi 1,50 MeV untuk perisai dari bahan beton/concrete) I = Io Exp - µ X. 200 = Exp. 0,138 X ln 37000/200 = 0,138 X X = ln 185/0,138 X = 37, cm ~ X = 38 cm = 380 mm (concrete). Untuk mengurangi agar ukuran kontainer tidak terlalu besar, maka kontainer dibuat dari bahan beton dan Pb. Tebal beton/concrete dibuat 18 cm, sehingga diperlukan ketebalan Pb.= [(X 18) x (ρ beton / ρ Pb.)] = [( 38 cm 18 cm) x (2,4 : 11,34)] = 4,225 cm Kontruksi kontainer adalah beton/concrete dibungkus/jaket plat baja karbon tebal 12 mm sekaligus sebagai begesting untuk pengecoran dan pada bagian dalam kontainer dilapisi dengan coran timah hitam(pb), tebal 42 mm dibungkus/jaket plat baja tebal 8 mm. Jadi total tebal dinding kontainer dari bahan beton dan timah hitam adalah: [( 18 cm cm) + 0,8 cm + 0,8 cm + 1,2 cm)] = 25 cm = 250 mm. Perhitungan besi tempat dudukan kait crane atau kawat baja untuk mengangkat kontainer dapat dilihat dari besarnya defleksi/pelenturannya dengan rumus sebagai berikut[4] : Defleksi/pelenturan : f = p l 3 / 3 E I. (2) Keterangan: f = defleksi/pelenturan ( mm) p = beban yang diangkat (kg) (kontainer ini dipasang tempat kait sebanyak 4 buah) l = panjang dudukan kait pengangkat (mm) E = modulus kekenyalan, baja st-52, maka E = kg/mm 2 I = momem inersia I = D 4 /20 (mm 4 ) (3) D = diameter baja pejal dudukan pengait pengangkat (mm) Defleksi dapat dihitung dengan melihat spesifikasi dan ukuran-ukuran kontainer yang ditunjukkan pada Gambar 2. Diketahui: Diameter poros untuk dudukan kait pengangkat (D) = 80 mm Beban yang harus diangkat oleh 4 buah dudukan kait pengangkat adalah berat kontainer ditambah isi limbah reflektor yaitu kg, maka beban (p) = kg /4 = kg (perhitungan berat kontainer kosong secara garis besar dapat dijelaskan dengan perhitungan dibawah, sedangkan berat limbah reflektor berdasarkan keterangan dari pengguna PTNBR-Bandung adalah kg). Panjang dudukan kait pengangkat (l) = 120 mm, terlihat pada Gambar 2. I = D 4 /20 = (80) 4 / 20 = mm 4 f = p l 3 / 3 E I = [( kg : 4) x (120) 3 / (3 x x )] = [3.380 x / ] = / = 0,045 mm Defleksi yang terjadi adalah sebesar 0,045 mm ini sangat kecil sekali, berarti baja karbon pejal st-52, ø 80 mm, panjang 120 mm yang dipasang pada kontainer pada 4 posisi sangat aman. Perhitungan berat kontainer kosong sebelum diisi limbah reflektor digunakan rumus sebagai berikut: Berat material yang berbentuk silider (m) : m = Π OD h t ρ (ton) (4) m = berat material (ton) Π = 3,14 OD = diameter luar silinder (meter) h = tinggi silinder (meter) t = tebal plat ( meter) ρ = berat jenis material (ton/m 3 ) 184
5 Perhitungan berat untuk bagian kontainer yang berbentuk bulat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: m = Π/4 D 2 t ρ (ton) (5) m = berat material (ton) Π = 3,14 D = diameter lingkaran (meter) t = tebal plat ( meter) ρ = berat jenis material (ton/m 3 ) Perhitungan berat besi beton dapat digunakan rumus sebagai berikut : m = Π/4 D 2 l ρ (ton) (6) m = berat material (ton) Π = 3,14 D = diameter besi beton (meter) l = panjang besi beton ( meter) ρ = berat jenis besi beton (ton/m 3 ) Perhitungan berat jaket plat baja karbon tebal 12 mm dan tebal 8 mm dengan ukuran-ukuran kontainer seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2., dimana ρ baja = 7,8 ton/m 3 dengan kedua rumus di atas maka dapat dihitung: M plat baja = 2,635 ton = kg m besi beton = 0,215 ton = 215 kg (besi beton ø 10 mm) Perhitungan berat perisai dari bahan conrete/beton seperti yang terlihat pada Gambar 2., dimana ρ beton = 2,40 ton/m 3 dengan menggunakan kedua rumus di atas maka dapat dihitung: M concrete = 5,920 ton = kg Perhitungan berat perisai dari bahan timah hitam/lead seoerti yang terlihat pada Gambar 2., dimana ρ beton = 11,34 ton/m 3 maka dengan menggunakan kedua rumus di atas dapat dihitung: m lead = 3,750 ton = kg Berat total kontainer kosong = m plat baja + m besi beton + m conrete + m lead = 2,635 ton + 0,215 ton + 5,920 ton + 3,750 = 12,520 ton = kg Berat limbah reflektor sekitar 1000 kg, jadi berat kontainer dengan isi limbah reflektor = 13,520 ton = kg. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangan kontainer ini dapat diperlihatkan pada Tabel 2 dan Gambar 2. Kontainer dirancang untuk bungkusan kategori III-kuning, yaitu: tingkat paparan radiasi di permukaan bungkusan lebih dari 0.5 msv/jam (50 mrem/jam) tetapi tidak lebih dari 2 msv/jam (200 mrem/jam). Maka ditentukan paparan radiasi permukaan kontainer harus 2 msv/jam (200 mrem/jam). Dari beberapa perhitungan di atas dapat ditentukan ukuran utama kontainer sebagai berikut : Tabel 2. Ukuran dan spesifikasi kontainer Tipe kontainer Jumlah (buah) A 1 Ukuran kontainer (mm) Tebal dinding (mm) Volume kontainer (m 3 ) OD = ID = H = ,73 Regulasi : 1. Paparan radiasi permukaan kontainer pada jarak kontak 200 mrem/jam 2. Paparan radiasi kontainer pada jarak 1 meter 100 mrem/jam Dudukan kait pengangkat Baja karbon st-52, ø 80 mm dan panjang 120 mm 185
6 Gambar 2. Hasil Rancangan Kontainer untuk Limbah Reflektor Diameter dalam kontainer (ID) = diametrer luar reflektor + jarak kelonggaran kiri-kanan, maka (ID) = 1162,05 mm + 2(43,975) mm = mm Diameter luar kontainer adalah (OD) = ID kontaner + tebal perisai/dinding kontainer kiri-kanan, maka (OD) = mm + 2(250) mm = mm Tinggi kontainer (H) = tinggi refektor + tebal perisai/dinding kontainer atas-bawah + jarak limbah reflektor dengan tutup atas, maka (H) = 1362,25 mm + 2(250) mm + 43,75 mm = mm Kontainer ini dirancang berbentuk silindris karena bentuknya lebih kompak, kokoh dan lebih kuat, sehingga tebal dinding kontainer betul-betul merata jika dibandingkan dengan bentuk kotak/kubus. Konstruksi kontainer dibuat dua lapis, lapis pertama dari bahan conrete/beton bertulang K-350 dengan tulangan baja karbon ø 10 mm dianyam/mesh dengan jarak 100 mm rangkap dua/double, kemudian di beri jaket dengan plat baja tebal 12 mm untuk jaket silindris, tutup atas- bawah bagian paling luar, dan plat baja karbon tebal 8 mm untuk semua bagian yang terletak pada bagian dalam seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Plat baja ini sekaligus sebagai begesting pengecoran agar dapat dilakukan pengecoran ditempat dan juga berfungsi sebagai penguat. Lapisan kedua bagian dalam setelah concrete dengan bahan timah hitam tebal 42 mm yang diberi jaket plat baja karbon tebal 8 mm sekaligus sebagai 186
7 jaket/begesting pengecoran. Teknik pengecoran langsung ini akan lebih murah jika dibandingkan dengan pembuatan lead brick yang harus dicor dan kemudian dikerjakan dengan mesin bubut/frais yang memerlukan waktu lama. Tujuan dibuat dua lapisan concrete dan timah hitam ini agar diameter kontainer tidak terlalu besar dan juga tebal dinding kontainer dapat diperkecil/lebih tipis. Tutup kontainer juga dibuat dua lapis pada bagian bawah lapisan timah hitam tebal 42 mm dan bagian atas concrete tebal 180 mm dengan jaket plat baja karbon tebal 12 mm. Kontainer ini dirancang bahwa ketebalan di segala sisi dinding harus sama agar paparan radiasi pada permukaan kontainer dapat merata sesuai dengan yang dirancang agar tidak lebih dari 2 msv/jam (200 mrem/jam). Tempat dudukan kait pengangkat kontainer dipasang 4 buah menggunakan baja pejal st-52, diameter 80 mm dan panjang dari dinding luar kontainer 120 mm. Dudukan kait pengangkat kontainer ini dibuat 4 buah agar pada waktu mengangkat dapat seimbang. Berat kosong kontainer sekitar kg ditambah berat limbah reflektor sekitar kg, sehingga berat kontainer isi limbah reflektor adalah kg. Berat ini masih ringan untuk diangkat dengan crane mobile dengan kapasitas angkat 25 ton dan untuk pengangkutan menggunakan dumtruck/trailler yang mampu mengangkut sekitar ton. KESIMPULAN Kontainer ini dirancang untuk mengatasi pengelolaan limbah reflektor dengan cepat, aman dan lebih murah. Hasil rancangan kontainer terbuat dari bahan beton bertulang/concrete K-350, tebal 180 mm dibungkus/jaket dengan plat baja karbon tebal 12 mm dan plat baja karbon tebal 8 mm. Setelah concrete lapisan kedua bagian dalam kontainer adalah timah hitam dengan tebal 42 mm dibungkus/jaket dengan plat baja karbon tebal 8 mm. Ukuran utama kontainer terdiri dari diameter luar (OD) mm diameter dalam (ID) 1,250 mm, tinggi (H) mm dan volume dalam/isi kontainer adalah 1,73 m 3. Kontainer kosong beratnya sekitar kg dan ditambah dengan limbah reflektor beratnya sekitar kg, sehingga berat total sekitar kg. DAFTAR PUSTAKA 1. YAZID. P. I, Pembongkaran Teras Reaktor Triga Mark II 1 MW. Bandung. 2. Proceedings Seminar Sains dan Teknologi Nuklir PPTN Bandung, IAEA., Decommissioning Techniques for Research Reactors, Tehnical Reports Series No. 373, Viena, Besar Winarno, Kursus Teknik Radiografi Tingkat II, PUSDIKLAT BATAN, Jakarta, Juli Mohd. Taib Sutan Sati, Soetomo Wongso Tjitro, Buku Polyteknik, Sumur Bandung, Tahun
8 188
Pra Kondisi untuk Pengelolaan Limbah Reflektor dari Reaktor Triga Mark II
Pra Kondisi untuk Pengelolaan Limbah Reflektor dari Reaktor Triga Mark II Mulyono Daryoko 1 *, Sutoto 1, dan Dwi Luhur Ibnu Saputra 1 1 Pusat Teknologi Limbah Radioaktf -BATAN, Kawasan Puspiptek, Serpong,
Lebih terperinciPERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF
PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali,Beny Syawaludin PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK,
Lebih terperinciPERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF
PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali, Beny Syawaludin Pusat Rekayasa Perangkat
Lebih terperinciPRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir
ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN
Lebih terperinciREAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR)
REAKTOR GRAFIT BERPENDINGIN GAS (GAS COOLED REACTOR) RINGKASAN Reaktor Grafit Berpendingin Gas (Gas Cooled Reactor, GCR) adalah reaktor berbahan bakar uranium alam dengan moderator grafit dan berpendingin
Lebih terperinciPERANCANGAN HANDLING TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3
ISSN 979-2409 (Antonio ogo) PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM DI IPSB3 Antonio ogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PERANCANAN HANDLIN TOOL OUTER CONTAINER LIMBAH IRM
Lebih terperinciGambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi
Gambar 17. Paparan kolektif selama dekomisioning reaktor riset: (a) reaktor daya; dan (b) reaktor energi terintegrasi 67 Masalah dengan mudah dapat diralat dengan melihat kondisi terburuk suatu kasus berdasar
Lebih terperinciBAB III METOLOGI PENELITIAN
BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan
Lebih terperinciANALISIS KINEMATIKA DAN DINAMIKA DISMANTLING KOMPONEN INTERNAL REAKTOR TRIGA MARK II. Suwardiyono. Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif
ANALISIS KINEMATIKA DAN DINAMIKA DISMANTLING KOMPONEN INTERNAL REAKTOR TRIGA MARK II Suwardiyono Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS KINEMATIKA DAN DINAMIKA DISMANTLING KOMPONEN
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di
22 III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan 20 22 Maret 2013 di Laboratorium dan Perbengkelan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian,
Lebih terperinciDISAIN KONSEPSUAL PROGRAM MANAGEMEN DEKOMISIONING REAKTOR RISET
DISAIN KONSEPSUAL PROGRAM MANAGEMEN DEKOMISIONING REAKTOR RISET ABSTRAK Suwardiyono Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, BATAN Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Gedung 71, Tangerang 15310 E-mail: swardy@batan.go.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Timbal atau timah hitam, merupakan jenis logam yang banyak digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan berbagai jenis perangkat logam, hal ini sudah diketahui oleh
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR
PROSDNG SEMNAR PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR ANALSS PERHTUNGAN BERAT KONTANER SUMBER r-192 AKTVTAS 1 Ci UNTUK BRAKTERAP HDR Kristiyanti, Tri Harjanto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN,PUSPPTEK
Lebih terperinciSTUDI TEKNIK DISMANTLING INSTALASI PEMIPAAN REAKTOR TRIGA MARK II BANDUNG
STUDI TEKNIK DISMANTLING INSTALASI PEMIPAAN REAKTOR TRIGA MARK II BANDUNG Maryudi, Ir.Budi Kaliwanto, Ade Suherman Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI TEKNIK DISMANTLING INSTALASI
Lebih terperinciOPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI
OPTIMASI SHIELDING NEUTRON PADA THERMALIZING COLUMN REAKTOR KARTINI Fidayati Nurlaili 1, M. Azam 1, K. Sofjan Firdausi 1, Widarto 2 1). Jurusan Fisika Universitas Diponegoro 2). BATAN DIY ABSTRACT Shield
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM
ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM Kristiyanti, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan Puspiptek Serpong 15314 Abstrak ANALISIS
Lebih terperinciBAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi
BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR BAB III KARAKTERISTIK DESAIN HTTR DAN PENDINGIN Pb-Bi 3.1 Konfigurasi Teras Reaktor Spesifikasi utama dari HTTR diberikan pada tabel 3.1 di bawah ini. Reaktor terdiri
Lebih terperinciPRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA
ABSTRAK DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA Sri Mulyono Atmojo*Krismawan*Abdul Jalil* *Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Telah dilakukan perancangan pintu
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA
STUDI PENGEMBANGAN DESAIN TERAS REAKTOR NUKLIR RISET 2 MWTH DENGAN ELEMEN BAKAR PLAT DI INDONESIA Anwar Ilmar Ramadhan 1*, Aryadi Suwono 1, Nathanael P. Tandian 1, Efrizon Umar 2 1 Kelompok Keahlian Konversi
Lebih terperinciKETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1
KETENTUAN KESELAMATAN DEKOMISIONG REAKTOR NUKLIR 1 Dewi Prima Meiliasari, Zulfiandri, dan Taruniyati Handayani Direktorat Pengaturan Pengawasan Instalasi dan Bahan Nuklir Badan Pengawas Tenaga Nuklir ABSTRAK.
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN
IV. PENDEKATAN DESAIN A. Kriteria Desain Alat pengupas kulit ari kacang tanah ini dirancang untuk memudahkan pengupasan kulit ari kacang tanah. Seperti yang telah diketahui sebelumnya bahwa proses pengupasan
Lebih terperinciPerancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta
Proceeding 1 st Conference on Safety Engineering and Its Application ISSN No. 581 1770 Perancangan Keselamatan Ruangan Radiologi Pesawat Sinar-X Di PSTA BATAN Yogyakarta M. Tekad Reza R 1, Galih Anindita,
Lebih terperinciMS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA
MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA. Tulisan ini
Lebih terperinciPONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.
PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.
Lebih terperinciKAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)
KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO) Mahrus Salam, Supriyatni dan Fajar Panuntun, BATAN jl Babarsari Po box 6101 ykbb
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR
YOGYAKARTA, 3OKTOBER 0 PERANCANGAN RUANGAN RADIOGRAFI MEDIK DI SEKOLAH TINGGI TEKNIK NUKLIR Kristiyanti, Ferry Suyatno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Gd 7 Kawasan Puspiptek Serpong Email untuk korespondensi
Lebih terperinciKONSEP PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET
KONSEP PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PROGRAM DEKOMISIONING REAKTOR RISET Sutoto 1,Suwardiyono 2 1. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN 2. Pusat Perekayasa Perangkat Nuklir, BATAN ABSTRAK KONSEP PENGELOLAAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Laju Perubahan 2.1.1 Laju Perubahan Rata-Rata Laju perubahan rata-rata fungsi dalam selang tertutup ialah : 2.1.2 Garis Singgung pada Sebuah Kurva Andaikan sebuah fungsi
Lebih terperinciRANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI
No. 08/ Tahun IV. Oktober 2011 ISSN 1979-2409 RANCANG BANGUN AUTOCLAVE MINI UNTUK UJI KOROSI Yatno Dwi Agus Susanto, Ahmad Paid Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK RANCANG BANGUN AUTOCLAVE
Lebih terperinciOPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI
ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60
PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB IV ANALISA & PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN 4.1 PERHITUNGAN CETAKAN ES Dari gambar 3.7.b didapat volume total cetakan adalah 0.013160739.18 m 3 0.013 m 3. Dengan massa jenis es, ρ es = 900 kg/m 3, maka massa es, m air
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TUNGKU PELEBURAN LOGAM DENGAN PEMANFAATAN OLI BEKAS SEBAGAI BAHAN BAKAR Akhyar1 akhyarhasan@yahoo.com Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala Jalan Syech
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI
PENGELOLAAN LIMAH RADIOAKTIF SUMER TERUNGKUS DARI RUMAH SAKIT DAN INDUSTRI ASTRAK Suhartono, Ayi Muziyawati, Imam Sasmito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-ATAN PENGELOLAAN LIMAH RADIOAKTIF SUMER TERUNGKUS
Lebih terperinciPENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN
PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN Kristiyanti, Budi Santoso, Leli Yuniarsari, Wiranto B.S. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciPERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)
PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) Johanes Januar Sudjati 1, Hastu Nugroho 2 dan Paska Garien Mahendra 3 1 Program Studi Teknik Sipil,
Lebih terperinciMETODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG
METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG A. Arwin Amiruddin 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar
Lebih terperinciPERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60
PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK. PERANCANGAN
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT
BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran pengerjaannya. Pengadaan
Lebih terperinciRANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET
RANCANGAN AWAL PERISAI RADIASI MESIN BERKAS ELEKTRON DUET Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 ykbb Yogyakarta 55281 Email : rany@batan.go.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan
Lebih terperinciSIMULASI PENGUJIAN KEKUATAN MEKANIK WADAH BAHAN BAKAR PADA BULK SHIELDING REAKTOR KARTINI MENGGUNAKAN CATIA V5 R20
SIMULASI PENGUJIAN KEKUATAN MEKANIK WADAH BAHAN BAKAR PADA BULK SHIELDING REAKTOR KARTINI MENGGUNAKAN CATIA V5 R20 Dedy Haryanto Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Email : ptrkn@batan.go.id
Lebih terperinciANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.
ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. Benar Bukit, Kristiyanti, Hari Nurcahyadi Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI
Lebih terperinciPERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING. Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA KERING Dewi Susilowati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PERTIMBANGAN DALAM PERANCANGAN PENYIMPANAN BAHAN BAKAR BEKAS SECARA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Beton memiliki berat jenis yang cukup besar (± 2,2 ton/m 3 ), oleh sebab itu. biaya konstruksi yang semakin besar pula.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk di dunia serta tingkat perekonomian yang semakin maju, maka diperlukan juga infrastruktur yang mampu menunjang kegiatan
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DI PTNBR
PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT TINGGI DAN BAHAN BAKAR NUKLIR BEKAS DI PTNBR Rini Heroe Oetami Endang Kurnia, Zainal Arifin, Soleh Sofyan, Widanda Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri ABSTRAK
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PROSES UJI BAHAN
BAB IV ANALISA PROSES UJI BAHAN 4.1 Data Pengujian Pirolisis Pada bab ini akan di jelaskan tentang data pengujian yang di ambil pada saat proses pirolisis dimulai dan pada saat proses destilasi selesai.
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan Pirolisis Bahan yang di gunakan dalam pirolisis ini adalah kantong plastik es bening yang masuk dalam kategori LDPE (Low Density Polyethylene). Polietilena (PE)
Lebih terperinciBAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut
BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,
Lebih terperinciSYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA
SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara
Lebih terperinciREAKTOR PENDINGIN GAS MAJU
REAKTOR PENDINGIN GAS MAJU RINGKASAN Reaktor Pendingin Gas Maju (Advanced Gas-cooled Reactor, AGR) adalah reaktor berbahan bakar uranium dengan pengkayaan rendah, moderator grafit dan pendingin gas yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomis, lebih tahan akan cuaca, lebih tahan korosi dan lebih murah. karena gaya inersia yang terjadi menjadi lebih kecil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang konstruksi dewasa ini mengakibatkan beton menjadi pilihan utama dalam suatu struktur. Beton mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN ALAT
54 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENGUJIAN ALAT 4.1 DESAIN ALAT Gambar 4.1 Desain Alat Pengepresan Geram Sampah Mesin Perkakas 55 Tabel 4.1 Keterangan Part Number Desain Item No. Part Number Material Qty
Lebih terperinciEVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI
No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 EVALUASI KEGIATAN PROTEKSI RADIASI DALAM PROSES PEMINDAHAN BAHAN PASCA IRADIASI Muradi, Sjafruddin Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK EVALUASI
Lebih terperinci2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Mesin Cetak Bakso Dibutuhkan mesin cetak bakso dengan kapasitas produksi 250 buah bakso per menit daya listriknya tidak lebih dari 3/4 HP dan ukuran baksonya
Lebih terperinciPERBAIKAN WALL PLUG HOTCELL 01 INSTALASI RADIOMETALURGI
No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 PERBAIKAN WALL PLUG HOTCELL 01 INSTALASI RADIOMETALURGI Antonio Gogo*, Supriyono*, Saud Maruli Tua**, Haris Gunawan** *Bidang Pengembangan Radiometalurgi, PTBN-Batan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Beton Beton adalah bahan homogen yang didapatkan dengan mencampurkan agregat kasar, agregat halus, semen dan air. Campuran ini akan mengeras akibat reaksi kimia dari air dan
Lebih terperinciPERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI
PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI Rahmat, Budi Santoso, Kristiyanti Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir-BATAN ABSTRAK PERANCANGAN KONSUL UNTUK OPERATOR PADA PEREKAYASAAN
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME
PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA DENGAN METODE REDUKSI VOLUME Bung Tomo *) ABSTRAK PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT AKTIVITAS RENDAH TERKONTAMINASI AKTINIDA
Lebih terperinciPENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM
Youngster Physics Journal ISSN : 232-7371 Vol. 4, No. 1, Januari 215, Hal 87-92 PENENTUAN NILAI KOEFISIEN SERAPAN BAHAN DAN DOSIS RADIASI PADA VARIASI KOMBINASI KAYU DAN ALUMINIUM Andri Yanyah dan Heri
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL 2012
B-67 PERHITUNGAN PERKIRAAN BIAYA PENGELOLAAN LIMBAH PADA PERENCANAAN DEKOMISIONING REAKTOR TRIGA MARK II BANDUNG Ir. Mulyono Daryoko, SU Drs. Sutoto Ir. Aisyah, MT Wati, ST Kuat Heriyanto, ST BADAN TENAGA
Lebih terperinciPERANCANGAN TANGKI PENYEDIA AIR KAPASITAS 1000 LITER
PERANCANGAN TANGKI PENYEDIA AIR KAPASITAS 1000 LITER -BATAN Yogyakarta ABSTRAK PERANCANGAN TANGKI PENYEDIA AIR KAPASITAS 1000 LITER. Telah dilakukan perancangan tangki penyedia air kapasitas 1000 liter
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan dari bulan Januari hingga November 2011, yang bertempat di Laboratorium Sumber Daya Air, Departemen Teknik Sipil dan
Lebih terperinciREAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU)
REAKTOR AIR BERAT KANADA (CANDU) RINGKASAN Setelah perang dunia kedua berakhir, Kanada mulai mengembangkan PLTN tipe reaktor air berat (air berat: D 2 O, D: deuterium) berbahan bakar uranium alam. Reaktor
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 BB III METODOLOGI PENELITIN Metode yang digunakan dalam pengujian ini adalah pengujian eksperimental terhadap lat Distilasi Surya dengan menvariasi penyerapnya dengan plastik hitam dan aluminium foil.
Lebih terperinciBONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB
BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Diagram Alir Tugas Akhir. Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium. Skala Laboratorium.
BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir Diagram alir Tugas Akhir Rancang Bangun Tungku Pengecoran Alumunium Skala Laboratorium. Gambar 3.1. Diagram Alir Tugas Akhir 3.2. Alat dan Dalam rancang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin
BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan
Lebih terperinciWaste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016)
Waste Acceptance Criteria (Per 26 Feb 2016) No Jenis Karakteristik Pewadahan Keterangan 1. cair aktivitas total radionuklida pemancar gamma: 10-6 Ci/m 3 2.10-2 Ci/m 3 (3,7.10 4 Bq/m 3 7,14.10 8 Bq/m 3
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciTINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT
TINJAUAN KUAT LENTUR PLAT LANTAI MENGGUNAKAN TULANGAN WIRE MESH DENGAN PENAMBAHAN POLYVINYL ACETAT Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1 Teknik Sipil disusun oleh
Lebih terperinciPerancangan Dermaga Pelabuhan
Perancangan Dermaga Pelabuhan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kompetensi mahasiswa program sarjana Teknik Kelautan dalam perancangan dermaga pelabuhan Permasalahan konkret tentang aspek desain dan analisis
Lebih terperinciBadan Tenaga Nuklir Nasional 2012
logo lembaga B.27 Pengumpulan Data dan Penyiapan Prosedur untuk Mendukung Program Dekomisioning Reaktor TRIGA 2000 Bandung Dr. Ir. Efrizon Umar Drs. Ketut Kamajaya, M.T Dra. Azmairit Aziz Drs. Edison Sihombing,
Lebih terperinciKOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR
KOMPARASI ASPEK EKONOMI TEKNIK SC (STEEL PLATE REINFORCED CONCRETE) DAN RC (REINFORCED CONCRETE) PADA KONSTRUKSI DINDING PENGUNGKUNG REAKTOR Yuliastuti, Sriyana Pusat Pengembangan Energi Nuklir BATAN Jl.
Lebih terperinciLAMPIRAN III PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI PROYEK DEKOMISIONING REAKTOR RISET CONTOH KASUS
LAMPIRAN III PELAJARAN YANG DAPAT DIAMBIL DARI PROYEK DEKOMISIONING REAKTOR RISET CONTOH KASUS Contoh berikut ini adalah pelajaran yang dapat diambil dari suatu kasus, termasuk di dalamnya informasi ringkas
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir BAB IV MODIFIKASI
BAB IV MODIFIKASI 4.1. Rancangan Mesin Sebelumnya Untuk melakukan modifikasi, terlebih dahulu dibutuhkan data-data dari perancangan sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari perancangan sebelumnya adalah
Lebih terperinciTugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap
BAB III METODE PENELETIAN Metode yang digunakan dalam pengujian ini dalah pengujian eksperimental terhadap alat destilasi surya dengan memvariasikan plat penyerap dengan bahan dasar plastik yang bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun. Hal tersebut dibuktikan dengan bertambah banyaknya
Lebih terperincibaku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga
BAB I PENDAHULUAN Dengan melihat perkembangan di bidang teknik sipil dewasa ini, khususnya mengenai penggunaan beton dalam struktur bangunan, maka dalam penyusunan tugas akhir ini penulis akan melakukan
Lebih terperinciPRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF
PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM
Lebih terperinciBAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen
BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN
Lebih terperinciPENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH SAKIT DAN PATIR-BATAN
PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH SAKIT DAN PATIR-BATAN Bung Tomo Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK PENGELOLAAN LIMBAH SUMBER BEKAS RADIUM-226 BERASAL DARI RUMAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan konstruksi bangunan di Indonesia semakin meningkat. Hal ini terbukti dari semakin meningkatnya jumlah individu di Indonesia serta semakin berkembangnya
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum
Lebih terperinciPERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM)
PENGELOLAAN LlMBAH RADIOAKTIF PADAT PAPARAN TINGGI TIDAK DAPAT BAKAR DI INSTALASI RADIOMETALURGI (IRM) Susanto, Pertiwi Diah Winastri, Hendro wahyono Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir Badan Tenaga Nuklir
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap
BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) Pemanfaatan energi surya memakai teknologi kolektor adalah usaha yang paling banyak dilakukan. Kolektor berfungsi sebagai pengkonversi energi surya untuk menaikan
Lebih terperinciPEMODELAN DOSIS NEUTRON DAN GAMMA DI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5
PEMODELAN DOSIS NEUTRON DAN GAMMA DI REAKTOR TRIGA 2000 DENGAN METODE MONTE CARLO MCNP5 Rasito 1, P. Ilham Y. dan Putu Sukmabuana Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN Jl. Tamansari No.71 Bandung
Lebih terperinciPelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan
Pelaksanaan Pekerjaan Balok Dan Plat Lantai Pada Gedung 2 Lantai 5 Pusat Pemerintahan Kota Tangerang Selatan Nama : Bias Cahya Islami NPM : 21312452 Dosen Pembimbing : Remigius Hari S, ST.,M.Ars Latar
Lebih terperinciPLAT BORDEST. Iwan B Pratama Hal 1
PLAT BORDEST Plat bordest atau chekered plate berbentuk plat dengan permukaan beralur teratur pada satu sisi dan mempunyai tebal yang bervariasi. Material ini dalam bidang otomotif banyak digunakan sebagai
Lebih terperinci