ugas Pemerintah (cq. Kementerian Pertanian) masih ditunggu khususnya dalam menyelesaikan standar Sustainability
|
|
- Ivan Dharmawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 AEKI MENGHARAPKAN AGAR PEMERINTAH SEGERA MENERBITKAN ISCo (Indonesian Sustainability Coffee) T ugas Pemerintah (cq. Kementerian Pertanian) masih ditunggu khususnya dalam menyelesaikan standar Sustainability Oleh karena itu, menjadi wajar bahwa trader kopi dunia dan negara-negara konsumen kopi dunia akan terus mendorong Coffee Indonesia (ISCoffee) karena konsumen dan agar ketersediaan bahan baku kedepan dapat standar pasar kopi dunia kedepan akan terus terus terjaga dengan harga yang relatif stabil mendorong kopi-kopi yang beredar di pasar dunia dan kualitas serta keamanan pangan tetap telah menerapkan kaidah KEBERLANJUTAN terjaga. Disisi lain, keberlangsungan / (Sustainability). Aspek Keberlanjutan menekankan kepada 3 aspek yaitu sosialekonomi, kelestarian lingkungan dan ketahanan pangan. Dalam beberapa forum diskusi kopi nasional dan internasional, tergambarkan bahwa trend kedepan konsumsi kopi akan tumbuh lebih cepat dibanding dengan ketersediaan kopinya. Untuk menutupi kekurangan atau menyeimbangi antara ketersediaan bahan baku dan konsumsi kopi dunia, nampaknya harapan utama ditumpukan kepada Indonesia karena selain lahannya masih tersedia, produktifitas per hektarnya masih tergolong rendah yang sangat berpotensi untuk ditingkatkan. keberlanjutan di negara-negara produsen kopi juga dapat terjaga baik itu tingkat kesejahteraan petaninya, kelestarian lingkungannya serta dapat menopang dalam menjaga perekonomian. Terkait dengan tuntutan dan harapan bersama, maka AEKI terus mendorong agar ISCoffee yang selama ini sudah dipersiapkan oleh Pemerintah agar dapat diselesaikan dan disampaikan kepada negara-negara konsumen sebagai dasar dalam perdagangan dunia yang dapat diterima. Harapannya bahwa tingkat produktifitas kopi nasional yang saat ini rata-rata 740 kg per hektar dapat terus bergerak meningkat dari tahun ke tahun hingga dapat mencapai rata-rata 2 ton per hektar.
2 COFFEE & COCOA INDONESIA CONFERENCE IBC Asia pada tanggal Maret Umum dengan 2015 menyelenggarakan Coffee & Cocoa Indonesia - Conference bertempat di Hotel Grand Hyatt - Jakarta. Jumlah peserta mencapai sekitar 60 orang. Conference ini diikuti oleh berbagai k a l a n g a n p e l a k u usaha kopi me mb a w a k a n makalah berjudul Indonesian Coffee Market and Its Competitiveness on a Global Scale dan Bp. Pranoto Soenarto berjudul New Investments for Developing Indonesia s Coffee Future. dan kakao, Pada kesempatan kesempatan lain L e mb a g a Bp. Pranoto Soenarto dan Bp. Moelyono Penelitian, S oe s i l o NGO dan industri pengolahan kopi dan kakao. bertindak Pada kesempatan ini beberapa Pengurus AEKI menjadi Pembicara dan Nara Sum- P a ne l i s se ba ga i ber dalam diskusi yaitu Bp. Irfan Anwar, Ketua diskusi. SENSUS EKONOMI 2016 Dalam melakukan Sensus tersebut, pihak BPS menganggap keterlibatan dan partisipasi para Asosiasi dan Himpunan Profesi penting untuk turut mensukseskan Biro Pusat Statistik (BPS) pada hari terhadap penyelenggaraan Sensus Ekonomi Kamis, 19 Maret 2015 bertempat di Gedung BPS, Jl. Sutomo - Jakarta telah mengundang para Asosiasi dan Himpunan Profesi termasuk AEKI untuk menyampaikan rencana BPS melakukan SENSUS EKONOMI tersebut. Sensus Ekonomi dilakukan 10 tahun sekali yang mana pada tahun 2016 merupakan yang ke 5 kalinya setelah sensus tahun 1976, 1986, 1996 dan Sedangkan Sensus Penduduk dilakukan 10 tahun sekali dengan tahun berakhiran 0 seperti tahun 2010 dan yang akan datang tahun 2020.
3 Sensus Ekonomi 2016 telah dimulai tahun SENSUS EKONOMI 2016 ekonomi (PDB, PDRB, Ketenagakerjaan dll), penyusunan sampling frame untuk berbagai kegiatan survey, pembangunan basis data dan updating Integrated Business Register (IBR), karakteristik usaha menurut skala usaha, karakteristik usaha unik (franchise, e- commerce, bussiness dll), pemetaan daya saing bisnis menuru wilayah dan prospek bisnis dan perencanaan investasi di Indonesia dengan rencana penyusunan program dan akan berakhir tahun 2018 ( ). Pendataan di lapangan akan dilakukan dalam tahun 2016 dan Adapun out put dari Sensus EKonomi 2016 adalah pemetaan potensi ekonomi wilayah menurut industri dan pelaku usaha, benchmarking indikator HARI KONSUMEN NASIONAL Kementerian Perdagangan melalui Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen rencananya akan memperingati Hari Konsumen Nasional ke-3 yang jatuh pada tanggal 20 April. Dalam rangka itu pada hari Rabu, 18 Maret 2015 bertempat di di Ruang Dahlia, Kemendag - Jakarta telah diundang beberapa Asosiasi termasuk AEKI untuk dimintakan dukungannya dalam pameran produk dalam negeri yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 April Acara akan didahului pada tanggal 19 April 2015 dengan dimeriahkan sepeda santai yang diikuti oleh karyawan Kementerian Perdagangan dan berakhir di Plaza Sarinah. Bertempat di Lapangan parkir Sarinah akan disediakan aneka makanan berbasis bakso dengan mengundang kurang lebih 200 pedagang bakso. Untuk acara Pameran Produk Dalam Negeri akan berlangsung pada tanggal 23 April 2015 bertempat di Taman Monas Jakarta.
4 RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO Kementerian Perindustrian selalu men- pemecahan dan solusi yang ada saat ini yampaikan Program Kerja kepada seluruh adalah mengenai pengaturan dan perijinan stakeholders terkait (dunia usaha). Kebijakan Sumber Daya Air, peredaran dan pembata- Program Kerja Kementerian Perindustrian san Minuman Beralkohol, regulasi men- dalam waktu 5 tahun telah disusun menjadi genai ekspor coklat/kakao serta pembata- RIPIN (Rencana Induk Pengembangan Industri san ekspor rumput laut. Dan hal yang tidak Nasional) yang didasarkan pada Undang- kalah penting adalah akurasi data komodi- Undang nomor 3 tahun 2014 tentang Perindus- tas di Indonesia yang perlu terus dibenahi trian. dan disempurnakan serta dikoordinasikan Dalam skup dibawahnya Direktorat dengan Kementerian terkait. Jenderal Industri Agro yang membawahi 3 Direktur juga telah menjabarkan Program Kerja untuk tahun Dalam kesempatan ini Direktorat Jenderal Industri Agro menyelenggarakan Rapat Koordinasi dan Sinkronisasi Program Pengembangan Industri Agro Tahun 2015 pada tanggal 11 Maret 2015 bertempat di Ruang garuda, Kemenperin dengan mengundang seluruh pejabat eselon II, Eselon III, Eselon IV dan staf serta Asosiasi dibawah binaan Industri Agro termasuk AEKI. Acara dibuka oleh Bp. Panggah Susanto selaku Direktor Jenderal Industri Agro. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa share terhadap devisa negara dari sektor industri Bp. Faiz Achmad selaku Direktur Minuman dan Tembakau menyampaikan bahwa dalam tahun 2015 program kerja terkait dengan kopi meliputi : A. Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (roaster, barista dll) B. Fasilitasi dan koordinasi pengembangan industri pengolahan kopi C. Fasilitasi peningkatan konsumsi kopi dalam negeri dan pameran di luar negeri produk industri kopi Indonesia D. Fasilitasi peningkatan teknologi proses pengolahan kopi E. Pelaksanaan International Coffee Day di Jakarta F. Pameran Kopi dalam Rangka Penetrasi makanan dan minuman mencapai rata-rata 30% Pasar di Negara Tujuan Ekspor per tahun. Namun demikian permasalahan dan G. Bantuan alat dalam rangka peningkatan tantangan di industri makanan dan minuman mutu produk industri pengolahan kopi di juga tidak ringan. Aceh, Jawa Barat dan Jawa Tengah Beberapa hal yang terus memerlukan
5 HUKUM PERSAINGAN USAHA DI INDONESIA Hukum persaingan usaha di Indonesia Dengan kompetisi yang sehat maka nampaknyamasih belum berjalan denga n baik ekonomi akan tumbuh lebih cepat dan dan belum tersosialisasi di kalangan pen- konsumen diuntungkan. gusaha. Oleh karena itu, pada hari Kamis, 5 Dalam penjelasannya, Ibu Sukarni Maret 2015 Kementerian Koordinator Bidang mengatakan bahwa hukum persaingan Perekonomian mengundang sekitar 128 Asosi- usaha memberikan banyak manfaat dian- asi termasuk AEKI untuk mendengarkan lang- taranya mendorong inovasi, keragaman sung penyampaian Hukum Persaingan Usaha produk, harga yang identik dengan kuali- yang disampaikan oleh KPPU (Komisi Penga- tas, konsumen sebagai price taker dan was Persaingan Usaha). Acara dibuka oleh Kemenko Perekonomian, Bp. Sofyan Djalil dilanjutkan penjelasan oleh Kepala KPPU, Bp. Nawir dan presentasi Hukum Persaingan Usaha oleh Komisi 6 KPPU Ibu Sukarni. Dalam sambutannya, Bp. Sofyan Djalil mengatakan bahwa dalam melakukan bisnis semua ada aturan mainnya (Role of the Game) yang harus ditaati oleh seluruh pelaku usaha. Iklim usaha di Indonesia belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu, para pengusaha perlu terus melakukan bisnis usahanya dengan tidak melakukan monopoli yaitu dengan melakukan kebutuhan konsumen terpenuhi. Menurut Bu Sukarni di Indonesia telah terjadi persaingan usaha yang tidak sehat dengan terbentuknya kartel diantaranya kartel SMS, karel minyak goreng, kartel distribusi semen, kartel bawang putih, kartel ban dan lainnya. M e m a n g diakui bahwa memberantas kartel di Indonesia belum optimal meskipun pihak KPPU telah melakukan MOU dengan pihak kepolisian, namun dalam pelaksanaannya masih sering terjadi perbedaan pandangan dalam menanganinya. Selain itu, definisi mengenai persaingan usaha masih banyak menimbulkan perbe- persaingan usaha (kompetisi) yang sehat. Kom- daan penafsiran. petisi yang sehat adalah dengan melakukan bisnis yang efisien dengan mengambil keuntungan yang wajar.
6 EKSPOR KOPI BIJI 2014 TURUN Ekspor kopi biji (green beans) tahun 2014 turun hampir 28% dari tahun 2013 meskipun harga kopi tahun 2013 lebih baik dibandingkan tahun 2012 dan Year Green Beans Instant Coffee Jenis Extract, Essence, Concenttrate Roasted Coffee Total Volume Value Volume Value Volume Value Volume Value Value , ,918 13,186 50,491 6,096 13, , , , ,399 7,829 49,098 15,618 40, ,055 1,081, , ,999 7,200 41,616 19,647 50, , , , ,531 7,384 40,812 43, , , , ,091 1,034,814 7,196 48,467 69, , ,855 1,303, ,064 1,244,146 71, ,598 14,941 42,695 1,526 5,366 1,566, ,157 1,166,244 72, ,810 10,030 30,502 1,867 7,705 1,468, ,774 1,030,707 92, ,728 3,608 11,877 2,040 8,512 1,359,824 Sumber : BPS Note : Satuan ton, 000 US dolar
LAPORAN KEGIATAN. SIMPOSIUM KOPI NASIONAL DAN PELATIHAN EKSPOR KOPI Januari 2016,Hotel Millienium Kebun Sirih Jakarta - Indonesia
LAPORAN KEGIATAN V O L U M E : 1 0 F E B R U A R I 2 0 1 6 L A P O R A N K H U S U S : ANNUAL EVENT AEKI: SIMPOSIUM NASIONAL & PELATIHAN EKSPOR KOPI 2016 13-14 Januari 16 SIMPOSIUM KOPI NASIONAL DAN PELATIHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan antar negara akan menciptakan pasar yang lebih kompetitif dan mendorong pertumbuhan ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Kondisi sumber daya alam Indonesia
Lebih terperinciMISI DAGANG DAN PERTEMUAN BILATERAL KE BRAZIL DAN PERU, SEPTEMBER 2013 KEPEDULIAN PADA ANAK-ANAK JALANAN
BADAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI EKSPORTIR DAN INDUSTRI INDONESIA Edisi 08/Agustus 2013 MISI DAGANG DAN PERTEMUAN BILATERAL KE BRAZIL DAN PERU, 10-17 SEPTEMBER 2013 Kementerian Perdagangan RI yang dipimpin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia, yaitu sebagai penghasil devisa, sumber pendapatan petani,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah dan beraneka ragam. Hal ini tampak pada sektor pertanian yang meliputi komoditas tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA Peringatan Hari Kakao Indonesia (Cocoa Day) ke 3 Tanggal September 2015 di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA Peringatan Hari Kakao Indonesia (Cocoa Day) ke 3 Tanggal 17-20 September 2015 di Ambarukmo Plaza, Yogyakarta Yang Terhormat, 1. Menteri Perekonomian RI; 2. Menteri
Lebih terperinciEdisi II COMMON FUND FOR COMMODITIES Tidak lagi Memberikan Grand (Hibah) Tetapi Loan (Pinjaman) ommond Fund For Commodities
COMMON FUND FOR COMMODITIES Tidak lagi Memberikan Grand (Hibah) Tetapi Loan (Pinjaman) C ommond Fund For Commodities (CFC) yang selama ini diharapkan dapat menjadi salah satu penyandang dana proyek terhadap
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 JAKARTA, 16 FEBRUARI 2016 Kepada Yang Terhormat: 1. Pimpinan Komisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari aktivitas perdagangan international yaitu ekspor dan impor. Di Indonesia sendiri saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi ekonomi dalam perdagangan dan investasi menawarkan banyak peluang dan tantangan bagi agribisnis perkebunan di Indonesia. Kopi merupakan salah satu
Lebih terperinciIndustrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015
Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari beberapa peranan sektor pertanian
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berbasis pada sektor pertanian, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang sangat penting bagi
Lebih terperinciSAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN TEMU BISNIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SULAWESI TENGAH SENIN, 18 APRIL 2011
GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN PENJABAT GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN TEMU BISNIS PENGEMBANGAN INDUSTRI KAKAO SULAWESI TENGAH SENIN, 18 APRIL 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Kopi berkontribusi cukup
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu menciptakan penyerapan tenaga kerja dengan melibatkan banyak sektor, karena pengusahaannya dimulai dari kebun sampai
Lebih terperinciMenyediakan Informasi untuk Pengembangan Usaha dan Daya Saing Bangsa SE2016 1
SE2016 1 SE2016 2 LATAR BELAKANG Sensus Ekonomi (SE) dilaksanakan 10 tahun sekali, pada tahun berakhiran angka 6 SE2016 adalah SE yang ke 4 (1986, 1996, dan 2006) Sensus dilaksanakan di seluruh wilayah
Lebih terperinciKEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara
KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN
Lebih terperinciWritten by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46
RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju
Lebih terperinciCOFFEE FESTIVAL KABUPATEN BANDUNG
BADAN PENGURUS PUSAT ASOSIASI EKSPORTIR DAN INDUSTRI INDONESIA Edisi 11/Nopember 2013 HARMONISASI STANDAR BIDANG PANGAN OLAHAN TINGKAT ASEAN Dalam rangka Asean Economic Community (AEC) yang mulai berlaku
Lebih terperinciMENUJU SATU DATA GARAM NASIONAL. Oleh : Dra. Marlina Kamil, MM Direktur Sta5s5k Industri, Badan Pusat Sta5s5k
MENUJU SATU DATA GARAM NASIONAL Oleh : Dra. Marlina Kamil, MM Direktur Sta5s5k Industri, Badan Pusat Sta5s5k PENDAHULUAN 1 Garam merupakan komoditas yang sangat pen3ng baik untuk konsumsi maupun industri
Lebih terperinci1. Yulianty Widjaja (Direktur DAVINCI); dan 2. Para Hadirin Sekalian Yang Berbahagia.
Menteri Perindustrian Republik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN PAMERAN 22 TAHUN DAVINCI DI INDONESIA JAKARTA, 14 OKTOBER 2015 Yang Saya Hormati: 1. Yulianty Widjaja (Direktur
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI
DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan perekonomian nasional dan menjadi sektor andalan serta mesin penggerak pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciSalam sejahtera bagi kita semua
Menteri Perindustrian Ropublik Indonesia SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA MEMPERINGATI HARI KAKAO INDONESIA JAKARTA, 18 SEPTEMBER 2013 Yth. : 1. Sdr. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Rl
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas andalan dan termasuk dalam kelompok komoditas ekspor unggulan di Indonesia. Komoditas kopi berperan dalam meningkatkan devisa negara
Lebih terperinciANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET
ANALISIS POSISI EKSPOR KOPI INDONESIA DI PASAR DUNIA EXPORT POSITION ANALYSIS OF COFFEE INDONESIA IN THE WORLD MARKET Desi Ratna Sari 1, Ermi Tety 2, Eliza 2 Department of Agribussiness, Faculty of Agriculture,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA ACARA PERESMIAN PERLUASAN PABRIK PT. BAYER INDONESIA CIMANGGIS, DEPOK, JAWA BARAT RABU, 27 MEI 2015 Yang terhormat: Walikota Depok; Kepala Badan Koordinasi Penanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian tampaknya masih menjadi primadona perekonomian di Indonesia, meskipun telah terjadi transformasi struktur ekonomi, dimana perekonomian negara lebih ditopang
Lebih terperinciLOKAKARYA KAKAO INDONESIA
LOKAKARYA KAKAO INDONESIA 2013 Dalam Rangka Peringatan Hari Kakao Indonesia Tema Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Menuju Kakao Indonesia Berkelanjutan Jakarta, 18 September 2013 Indonesia sebagai
Lebih terperinciPENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan
PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Solo, 26 Januari 2017 OUTLINE Latar Belakang Benchmarking Trading House di Luar Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dominan, dibandingkan dengan sektor pertanian. Sektor industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, negara-negara di berbagai belahan dunia berlomba-lomba untuk memajukan seluruh sektor yang terdapat di dalam negara untuk memajukan nama negara
Lebih terperinciPeningkatan Investasi Sektor Industri Ke Seluruh Wilayah Provinsi Dalam Rangka Penyebaran Dan Pemerataan Pembangunan Industri
MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA DISKUSI ASOSIASI PEMERINTAH PROVINSI SELURUH INDONESIA Peningkatan Investasi Sektor Industri Ke Seluruh Wilayah Provinsi Dalam Rangka Penyebaran Dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013 OUTLINE V PENUTUP III II I PENDAHULUAN PERKEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Kolombia. Dari total produksi, sekitar 67 persen kopinya diekspor sedangkan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.
PENDAHULUAN Latar Belakang Kekayaan Negara Indonesia merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai. Seluruh potensi alam yang terkandung baik di dalam perut bumi Indonesia maupun di daratan dan lautan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor andalan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi pedesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Pertumbuhan sektor pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada publik mengenai kebijakan Pemerintah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan Humas di lingkungan pemerintahan sangat penting dalam membangun citra positif bangsa dan negara. Apalagi saat ini pemerintah tengah menghadapi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun luar negeri. Sebagian besar produksi kopi di Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dalam subsektor perkebunan di Indonesia karena memiliki peluang pasar yang baik di dalam negeri maupun luar negeri. Sebagian
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DAN DAYA SAING KOMODITAS PERTANIAN Kementerian Pertanian Seminar Nasional Agribisnis, Universitas Galuh Ciamis, 1 April 2017 Pendahuluan Isi Paparan Kinerja dan permasalahan Posisi
Lebih terperinciapat Dewan Pleno pertama kembali diselenggerakan di awal tahun 2015. Acara yang
R apat Dewan Pleno pertama kembali diselenggerakan di awal ran BPP AEKI Tahun 2014 dan RKAT ( R encana Kerja dan sponsorship dan biaya pendaftaran peserta pelatihan sehingga AEKI tahun 2015. Acara yang
Lebih terperinciLAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKALONGAN 2016 DAFTAR ISI Prakata Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN: Upaya Peningkatan Produksi Komoditas Pertanian Strategis 1 Pendahuluan (1) Permintaan terhadap berbagai komoditas pangan akan terus meningkat: Inovasi teknologi dan penerapan
Lebih terperinciPENUGASAN IMPORTASI DAN STABILISASI HARGA DAGING
PENUGASAN IMPORTASI DAN STABILISASI HARGA DAGING Perum BULOG Jakarta, 24 Februari 2017 Dasar Penugasan Peraturan Presiden No. 48 tahun 2016 Pemerintah menugaskan Perum BULOG dalam menjaga ketersediaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka, di mana lalu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris, yang ditunjukkan oleh luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari seluruh luas lahan yang ada di Indonesia, 82,71
Lebih terperinciMENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 10/M-DAG/PER/3/2010 TENTANG URAIAN TUGAS PUSAT PROMOSI PERDAGANGAN INDONESIA (INDONESIAN TRADE PROMOTION
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu pilihan strategis untuk menopang perekonomian nasional dan daerah, terutama setelah terjadinya krisis ekonomi yang dialami
Lebih terperinciTahun Harga Kakao Harga Simulasi
Validasi Harga Harga Biji kakao = 374 US$ tiap ton Hipotesa untuk uji validasi ini, yaitu: H : μ d = μ (tidak ada perbedaan data) H 1 : μ d μ (terdapat perbedaan data) Tahun Harga Kakao Harga Simulasi
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia masih terus berupaya untuk meningkatkan kegiatan perekonomian. Hal ini dapat berdampak bagi kemajuan ekonomi Indonesia yang dapat dilihat dari semakin berkembangnya
Lebih terperinciPIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA
PIDATO UTAMA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA The Business and Investment Forum for Downstream Palm Oil Industry Rotterdam, Belanda, 4 September 2015 Bismillahirrohmanirrahim 1. Yang Terhormat
Lebih terperinciJl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,
ANALISIS TINGKAT DAYA SAING KARET INDONESIA Riezki Rakhmadina 1), Tavi Supriana ), dan Satia Negara Lubis 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian USU ) dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan. selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Karet di Indonesia merupakan salah satu komoditas penting perkebunan selain kelapa sawit, kopi dan kakao. Karet ikut berperan dalam menyumbangkan pendapatan
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012
1 TERM OF REFERENCE (TOR) PENUNJUKAN LANGSUNG TENAGA PENDUKUNG PERENCANAAN PENGEMBANGAN PENANAMAN MODAL DI BIDANG AGRIBISNIS TAHUN ANGGARAN 2012 I. PENDAHULUAN Pengembangan sektor agribisnis sebagai salah
Lebih terperinciLAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013
LAPORAN SOSIALISASI HASIL DAN PROSES DIPLOMASI PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEDAN, SEPTEMBER 2013 I. PENDAHULUAN Kegiatan Sosialisasi Hasil dan Proses Diplomasi Perdagangan Internasional telah diselenggarakan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA
UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DAN LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAANNYA Disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Dalam acara Rapat Kerja Kementerian Perindustrian tahun
Lebih terperinci7. URUSAN PERDAGANGAN
7. URUSAN PERDAGANGAN Perdagangan mempunyai peran strategis dalam pembangunan ekonomi daerah, utamanya dalam mendukung kelancaran penyaluran arus barang dan jasa, memenuhi kebutuhan pokok rakyat, serta
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN DALAM KULIAH UMUM UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI (UIGM) DI PALEMBANG MENGENAI GERAKAN NASIONAL DALAM RANGKA MEMASUKI ERA MASYARAKAT
Lebih terperinciJakarta, 15 Desember 2015 YANG SAYA HORMATI ;
Sambutan Menteri Perindustrian Pada Acara Pengukuhan Pengurus Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) & Talkshow Realita dan Arah Keberlanjutan Industri Pengolahan dan Pemurnian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Badan Pusat Statistik Indonesia mencatat rata-rata penyerapan tenaga
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya berusaha di bidang pertanian. Dengan tersedianya lahan dan jumlah tenaga kerja yang besar, diharapkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciDUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN
DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinci2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indon
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1261, 2015 KEMENPERIN. Tembakau. Produksi Industri. ROADMAP. Pencabutan PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63/M-IND/PER/8/2015 TENTANG PETA JALAN
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Subsektor hortikultura berperan penting dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat melalui nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Produk Domestik Bruto (PDB)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gaya hidup pada zaman modern ini menuntun masyarakat untuk mengkonsumsi makanan dan minuman berkualitas. Salah satu contoh produk yang sangat diperhatian kualitasmya
Lebih terperinciB. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan
RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia. hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Luas Areal Perkebunan Kopi Robusta Indonesia Luas lahan robusta sampai tahun 2006 (data sementara) sekitar 1.161.739 hektar dengan luas lahan tanaman menghasilkan (TM) seluas 878.874
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA "PENYERAHAN PENGHARGAAN ASIA STAR AWARDS 2014" JAKARTA, 9 APRIL 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA "PENYERAHAN PENGHARGAAN ASIA STAR AWARDS 2014" JAKARTA, 9 APRIL 2015 Yang terhormat, Duta Besar Negara Amerika Serikat untuk Indonesia, Duta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumberdaya alam, terutama dari hasil pertanian. Sektor pertanian menjadi sektor penting sebagai penyedia
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PERESMIAN PABRIK ES BALOK BANTUAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DI KABUPATEN DONGGALA PROPINSI SULAWESI TENGAH Donggala, 17 November 2015 Yang saya hormati,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumberdaya alam yang melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang tepat untuk
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN INDUSTRI KOSMETIK DAN JAMU JAKARTA, 1 SEPTEMBER 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PEMBUKAAN PAMERAN INDUSTRI KOSMETIK DAN JAMU JAKARTA, 1 SEPTEMBER 2015 Yang Terhormat: 1. Perwakilan Kedutaan Besar Negara Sahabat; 2. Saudara-saudara para pejabat
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA
KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN
Lebih terperinciMENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA
MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA 2010) Oleh : Dirjen Industri Kecil dan Menengah Disampaikan ik pada acara : Rapat Kerja Departemen
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 16 JUNI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA PELANTIKAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, 16 JUNI 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb., Yang Saya Hormati, 1. Saudara Sekretaris Jenderal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Teh merupakan komoditas perkebunan unggulan di Indonesia, apalagi pada tahun 2007 Indonesia dikenal sebagai negara penghasil teh terbesar nomor enam di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan barang dan jasa antar negara di dunia membuat setiap negara mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan memperoleh keuntungan dengan mengekspor barang
Lebih terperinciMENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : KEP-44/M.EKON/07/2008 TENTANG TIM PEMANTAU FOKUS PROGRAM EKONOMI TAHUN 2008 2009 MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi
PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan dalam pembentukan
Lebih terperinciTANGGAPAN TERHADAP MATERI PRESENTASI PROF.DR. ACHMAD SURYANA BERJUDUL: 15 TAHUN DINAMIKA KETAHANAN PANGAN INDONESIA 1
TANGGAPAN TERHADAP MATERI PRESENTASI PROF.DR. ACHMAD SURYANA BERJUDUL: 15 TAHUN DINAMIKA KETAHANAN PANGAN INDONESIA 1 Dr. Erwidodo Peneliti Utama Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) Badan
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN PABRIK PT. GREAT GIANT PINEAPPLE Terbanggi, 17 April 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA KUNJUNGAN PABRIK PT. GREAT GIANT PINEAPPLE Terbanggi, 17 April 2015 Assalamu alaikum Wr Wb. Yth.JajaranDireksiPT. Great Giant Pineapple, Yth. Para hadirin sekalian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri makanan dan minuman (food and beverage) merupakan salah satu industri yang sangat berkembang di setiap negara, termasuk Indonesia. Perumbuhan sektor Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperbaharui, dalam kata lain cadangan migas Indonesia akan semakin menipis.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian masih menjadi salah satu primadona Indonesia untuk jenis ekspor non-migas. Indonesia tidak bisa menggantungkan ekspornya kepada sektor migas saja sebab
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1. Sebaran Struktur PDB Indonesia Menurut Lapangan Usahanya Tahun
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian Indonesia terutama dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto). Distribusi PDB menurut sektor ekonomi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi era otonomi daerah menghadapi berbagai tantangan, baik dari faktor internal maupun eksternal. Masalah kesenjangan dan isu globalisasi berimplikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi di dalam memasok total kebutuhan konsumsi protein di Indonesia,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan dan dua pertiga wilayahnya merupakan lautan, karenanya potensi ikan di Indonesia sangat berlimpah. Sumber daya perikanan
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF
PENTINGNYA PEMETAAN DAN HARMONISASI REGULASI EKONOMI KREATIF Dr. Sabartua Tampubolon (sabartua.tampubolon@bekraf.go.id, sabartuatb@gmail.com) Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standardisasi Badan Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang menghubungkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen dalam dunia usaha, tujuan utamanya adalah mengembangkan usaha, mendapatkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.011/2008 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR DAN/ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK TERTENTU PADA SEKTOR-SEKTOR TERTENTU
Lebih terperinciMenteri Perindustrian Republik Indonesia
Menteri Perindustrian Republik Indonesia PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107/M-IND/PER/11/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciKOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA
JURNAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN ISSN : 2337-9572 MARKET INTELLIGENCE KOPI ANDALAN EKSPOR INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN RI
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan mengenai daya saing ekspor komoditas kopi di Indonesia dan faktor-faktor pendorong dan penghambatnya, maka dapat
Lebih terperinciKEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016
KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016 PEMANTAUAN KEGIATAN Triwulan III Tahun 2016 Kode dan Nama Unit Organisasi Kode Dan Nama Program
Lebih terperinci