BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI"

Transkripsi

1 BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah Kota Yogyakarta terletak antara Bujur Timur dan Lintang Selatan dengan luas sekitar 32,5 Km 2. Kota Yogyakarta memiliki kemiringan lahan yang cukup datar 0-2% dengan ketinggian rata-rata 114 meter diatas permukaan air laut (dpa). Terdapat tiga buah sungai mengaliri Kota Yogyakarta dari utara ke selatan yaitu: Sungai Gajah Wong yang mengalir di sisi timur, Sungai Code yang mengalir di sisi tengah dan Sungai Winongo yang mengalir di sisi barat. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah timur Sebelah selatan Sebelah barat : Kabupaten Sleman : Kabupaten Bantul dan Sleman : Kabupaten Bantul : Kabupaten Bantul dan Sleman Peta Wilayah Kajian SSK dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut : II-1

2 PEMUTAHIRAN STRATEGI SANTASIKOTA YOGYAKARTA DAN MEMORANDUM SANITASI PETA WILAYAH KAJIAN SSK KOTA YOGYAKARTA Sumber :RTRW Kota Yogyakarta Gambar Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kota II-2

3 berikut. Luasan lahan yang sudah terbangun ataupun belum dapat dilihat pada Tabel 2.1. Nama Kecamatan Tabel 2.1. Nama dan Luas Wilayah perkecamatan serta Jumlah Kelurahan Jumlah Kelurahan/ Desa Km² Administrasi (Ha) Luas Wilayah (%) terhadap Total Administrasi Km² Terbangun (Ha) (%) terhadap Luas Administrasi Mantrijeron 3 2, , ,19 Kraton 3 1, , ,14 Mergangsan 3 2, , Umbulharjo 7 8, Kotagede 3 3, , Gondokusuman 5 3, , ,40 Danurejan 3 1, , ,91 Pakualaman 2 0, , ,48 Gondomanan 2 1, , ,27 Ngampilan 2 0, , ,05 Wirobrajan 3 1, , Gedongtengen 2 0, ,71 Jetis 3 1, , ,53 Tegalrejo 5 2, , Total 32, Sumber: BPS Kota Yogyakarta dalam angka 2014 Penggunaan lahan paling banyak adalah untuk perumahan yaitu sebesar 64.6%, jasa 8.6%, perusahaan 9.3%, industri 1.6%,pertanian 3,4%, non-produktif 0,6% dan lain-lain 11,9%. Jumlah penduduk Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebanyak jiwa dengan rincian jiwa penduduk laki-laki dan jiwa penduduk perempuan, dengan prosentase kenaikan jumlah penduduk pertahun rata-rata sebesar 1,6% maka di tahun 2015 jumlah penduduk kota Yogyakarta menjadi jiwa dan di tahun 2020 sebanyak jiwa. Jumlah penduduk terbanyak ada di Kecamatan Umbulharjo dengan jiwa dan terendah Kecamatan Pakualaman dengan jumlah penduduk jiwa. Kepadatan penduduk Kota Yogyakarta adalah per km 2. Untuk kecamatan paling padat adalah Kecamatan Ngampilan dengan kepadatan jiwa per km 2 dan terjarang adalah Kecamatan Umbulharjo yaitu jiwa per km 2. Jumlah Penduduk ini disajikan pada Tabel 2.2 berikut ini. II-3

4 Tabel Jumlah Penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Jumlah Penduduk (orang) Wilayah Perkotaan Nama Kecamatan Tahun Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja Sanitasi Jumlah Kepala Keluarga Kota Yogyakarta pada tahun 2013 sebanyak KK denganprosentase rata-rata kenaikan jumlah KK pertahun sebesar 0,82 % maka di tahun 2015 jumlah KK Kota Yogyakarta menjadi KK dan di tahun 2020 sebanyak KK. Jumlah terbanyak ada di Kecamatan Umbulharjo dengan dan terendah Kecamatan Pakualaman dengan jumlah KK sebanyak Tabel 2.3 menyajikan jumlah KK saat ini di Kota Yogyakarta dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang. Tabel Jumlah Kepala Keluarga saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Jumlah Kepala Keluarga (KK) Nama Kecamatan Wilayah Perkotaan Tahun Mantrijeron Kraton Mergangsan II-4

5 Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja Proyeksi pertumbuhan penduduk merupakan data dasar yang diperlukan dalam menyusun strategi sanitasi kota. Dengan mengetahui proyeksi penduduk akan di dapatkan kondisi kepadatan penduduk untuk beberapa kurun waktu ke depan. Proyeksi penduduk dapat didekati dengan metode statistika. Metode statistika yang paling umum digunakan dalam proyeksi penduduk yaitu: 1. Metode aritmatika ; 2. Metode Geometrik ; 3. Metode Least Square. Berdasarkan beberapa penelitian mengenai proyeksi penduduk untuk Kota Yogyakarta yang paling sesuai berdasarkan data penduduk yang ada maka digunakan metode Aritmatika dengan persamaan sebagai berikut: P P K.( T ) 0 n K a 0 a n T P2 P1 T T 2 Dengan: P n P 0 T n T 0 K a P 2 P 1 1 = jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa) = jumlah penduduk pada tahun awal (jiwa) = tahun pada akhir tinjauan = tahun pada awal tinjauan = koefisien pertumbuhan penduduk = jumlah penduduk akhir tinjauan (jiwa) = jumlah penduduk awal tinjauan (jiwa Tabel 2.4 dibawah ini menyajikan tingkat pertumbuhan penduduk di Kota Yogyakarta dalam kurun waktu lima tahun mendatang. II-5

6 Tabel 2.4. Tingkat pertumbuhan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Nama Kecamatan Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja Tingkat Pertumbuhan (%) Tahun Analisis kepadatan penduduk merupakan hasil bagi antara luas wilayah yang ada dengan jumlah penduduk yang menempati wilayah tersebut. Kecamatan Ngampilan merupakan kecamatan dengan tingkat kepadatan paling tinggi yaitu jiwa per kilo meter persegi (km 2 ). Sedangkan untuk Kecamatan Wirobrajan menduduki peringkat terakhir kepadatan penduduknya yaitu jiwa per kilometer persegi (km 2 ). Untuk proyeksi kepadatan penduduk dalam lima tahun ke depan dapat dilihat pada Tabel 2.5 dibawah ini. Tabel 2.5. Tingkat kepadatan penduduk dan proyeksinya untuk 5 tahun mendatang Nama Kecamatan Kepadatan Penduduk per km 2 Tahun Mantrijeron Kraton Mergangsan II-6

7 Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Sumber: BPS 2014 dan hasil analisis Pokja. Jumlah penduduk miskin di Kota Yogyakarta sebanyak jiwa atau KK atau 14,66 % dari jumlah penduduk tahun 2014 yang ada di Kota Yogyakarta. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari jiwa yang termasuk rawan miskin, jiwa adalah penduduk miskin, dan 101 jiwa fakir miskin. Jumlah penduduk miskin ini dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut ini. Tabel 2.6. Jumlah Penduduk Miskin tiap Kecamatan NO KECAMATAN / KELURAHAN Penduduk KK RM M FM RM M FM 1 Kec Tegalrejo Kricak Karangwaru Tegalrejo Bener Kec Jetis Bumijo Cokrodiningratan Gowongan Kec Gondokusuman Demangan Kotabaru Klitren Baciro II-7

8 Terban Kec Danurejan Suryatmajan Tegalpanggung Bausasran Kec Gedongtengen Sosromenduran Pringgokusuman Kec Ngampilan Ngampilan Notoprajan Kec Wirobrajan Pakuncen Wirobrajan Patangpuluhan Kec Mantrijeron Gedongkiwo Suryodiningratan Mantrijeron Kec Kraton Patehan Panembahan Kadipaten Kec Gondomanan Ngupasan Prawirodirjan Kec Pakualaman Purwokinanti Gunungketur Kec Mergangsan Keparakan Wirogunan Brontokusuman Kec Umbulharjo Semaki Muja-Muju Tahunan Warungboto Pandeyan II-8

9 Sorosutan Giwangan Kec Kotagede Rejowinangun Prenggan Purbayan Jumlah Kota Yogyakarta Sumber : TKPK Kota Yogyakarta Th 2014 Rencana Struktur Ruang Wilayah Kota yang terdiri dari pelayanan kota, rencana sub pelayanan kota dan pelayanan lingkungan dapat dilihat pada gambar 2.1, sedangkan pemanfaatan pola ruang Kota Yogyakarta terlihat pada gambar 2.2 di bawah ini. II-9

10 Sumber :RTRW Kota Yogyakarta Gambar Peta Wilayah Kajian Strategi Sanitasi Kota II-10

11 Sumber :RTRW Kota Yogyakarta Gambar 2.3. Peta Pola Pemanfaatan Ruang Kota Yogyakarta II-11

12 Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota 2.2. Kemajuan Pelaksanaan SSK Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam rangka Penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) disajikan pada Tabel 2.7 sampai Tabel 2.9 berikut: a. Air limbah domestik Tabel 2.7. Kemajuan SSK Air Limbah Domestik di Kota Yogya Strategi Sanitasi Kota tahun SSK saat ini Tujuan Sasaran Data dasar* Meningkatkan sistem pengelolaan air limbah yang terhubung di IPAL Sewon Jumlah pelanggan terpenuhi menjadi 5000 pelanggan atau meningkat dari 63% ke 100 % tahun 2014 Jumlah sambungan rumah sebanyak pelanggan Jumlah sambungan rumah sebanyak pelanggan. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam perawatan sarana IPAL komunal Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang septik-tank yang aman Peningkatan Kapasitas IPAL Terpusat di Sewon Partisipasi masyarakat dalam perawatan sarana IPAL meningkat tahun 2014 Masyarakat meningkatkan perawatan terhadap sarana septink-tank tahun 2014 Jumlah (Kartamantul) pelanggan IPAL terpenuhi tahun atau melayani 100% kebutuhan SR kota Pemakaian IPAL komunal belum dimanfaatkan secara optimal Jumlah septik tank komunal 45 dan melayani kk Sumber: :Analisa Pokja *(Data dasar BPS 2012) Jumlah sambungan rumah sebanyak pelanggan Optimalisasi IPAL komunal Pemungutan retribusi untuk biaya perawatan IPAL komunal Jumlah septik tank komunal meningkat menjadi 56 unit dan melayani kk Jumlah sambungan rumah sebanyak pelanggan. (Kuota untuk kota sudah terpenuhi, jika kuota Sleman dan Bantul tidak dipakai, maka bisa dimanfaatkan oleh Kota) II-12

13 Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota b. Pengelolaan Persampahan Tabel 2.8. Kemajuan SSK Persampahan di Kota Yogya Strategi Sanitasi Kota tahun Tujuan Sasaran Data dasar* Mendorong regulasi tentang persampahan Tersedianya regulasi tentang persampahan di tahun 2014 Terciptanya regulasi pengelolaan persampahan Meningkatkan sarana/prasarana persampahan Peningkatan jumlah layanan pengangkut an sampah dari 78% ke 90% ditahun 2016 Sampah dipilah kemudian diolah tidak semua masuk ke TPA Piyungan SSK saat ini Perda No. 5 tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Umum, Perda No 10 Tahun 2012, tentang Pengelolaan Persampahan Dalam persiapan IPST di beberapa wilayah Kota Yogyakarta. Meningkatkan kesadaran masyarakat akan penting nya pengelolaan persampahan *Data Dasar: BPS 2012 Menurunkan menjadi 0% masyarakat yang membuang sampah sembarangan, meningkatkan pengelolaan sampah dengan pola 3R Penyebarluasan tentang pengeloaan sampah dan perilaku hidup bersih sehat oleh Dinas terkait Pengelolaan sampah berbasis masyarakat dengan melakukan pemilahan sampah mulai dari sumbernya (rumah,sekolah, kantor dll) Sampah dikelola dengan 3 R. (316 Bank sampah di Kota) Pembentukan bank sampah di tingkat RW c. Drainase Perkotaan Tabel 2.9. Kemajuan SSK Drainase di Kota Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota tahun Tujuan Sasaran Data dasar* Terbentuknya regulasi tentang pengelolaan drainase tahun 2014 Adanya regulasi tentang pengelolaan drainase yang komprehensif Terwujudnya pembangunan antar kawasan mengenai sistem pengelolaan drainase yang komprehensif Mengurangi titik-titik genangan dengan pembuatan sudetan dengan cakupan layanan dari 50% menjadi 81% di tahun 2015 Belum adanya sanksi kepada masyarakat yang menggunakan saluran drainase bukan untuk peruntukannya Jumlah titik genangan masih ada 57 titik(kpy) Studi genangan di tahun 2013 ada 50 titik SSK saat ini Merencanakan untuk menciptakan peraturan maupun UU tentang drainase Merencanakan mengurangi titiktitik genangan yang berjumlah 35 titik(10 ha dari luas wilayah ha) Rencana II-13

14 Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota Terpeliharanya sarana/prasarana drainase Meningkatkan kesadaran masya rakat akan penting nya saluran drainase Saluran drainase yang mengalami kerusakan dibeberapa titik (13%) harus diperbaiki sampai tahun 2017 Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tdak membuang limbah di saluran drainase Saluran drainase banyak yang tidak berfungsi sebagai SAH, saluran drainase banyak yang sudah tua sehingga perlu perbaikan Peran serta masya rakat dalam pengelolaan dan perawatan saluran drainase melakukan Studi genangan setiap 5 tahun sekali yaitu di tahun 2018 Perbaikan yang sudah dilaksanakan sudah mencapai 50.% Perlunya gerakan penyadaran masyarakat untuk merawat saluran drainase Air Limbah Domestik Limbah domestik diklasifikasikan menjadi dua yaitu grey water dan black water. Air limbah yang termasuk dalam kategori grey water adalah air limbah rumah tangga berupa limbah cucian dapur, cucian pakaian (sabun), dan air buangan dari kamar mandi. Sedangkan yang termasuk dalam black water adalah, tinja manusia, urine, air penggelontor, kertas pembersih, dan air pembersih. Secara umum dari hasil survey air limbah relatif terkelola dengan baik. Limbah rumah tangga selain tinja masuk dalam saluran air limbah ataupun sumur peresapan, sedangkan limbah tinja terkelola dengan tangki septik ataupun instalasi air limbah baik on site maupun off site. 1. Sistem dan Infrastruktur Pengelolaan air limbah ini sangat mempengaruhi derajat kesehatan di masyarakat. Jika limbah tidak dikelola dengan baik maka akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan terutama pada air tanah. Pengelolaan air limbah yang baik dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: kesadaran masyarakat akan kesehatan, sarana dan prasarana infrastruktur yang mendukung, dan kelembagaan yang ada. Di kota Yogyakarta ini sistem pengelolaan air limbah di masyarakat dapat dijelaskan pada Gambar 2.4 Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah di bawah ini. II-14

15 Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota 1. Black Water Tanki septic Sumur peresapan 2. Black Water IPAL komunal Sungai 3. Black Water IPAL Sewon/Regional Sungai 4. Black Water Sungai 5. Grey Water Peresapan 6. Grey Water Sungai 7. Grey Water IPAL Regional (Sewon) Gambar 2.4. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Dari Gambar 2.4 dapat dijelaskan bahwa yang termasuk dalam sistem pengelolaan air limbah adalah: 1. Black water, ditampung dengan tanki septik, selanjutnya airnya diresapkan dalam sumur peresapan, sehingga meresap ke dalam tanah, dan menambah suplai air tanah. 2. Black water ditampung di IPAL komunal, kemudian effluent-nya dibuang ke sungai. 3. Black water langsung di buang di IPAL Regional dengan sistem perpipaan, dan effluent-nya di buang ke sungai, Di sini masyarakat yang terkoneksi dengan saluran air limbah ini dikenakan wajib retribusi (WR). II-15

16 Yogyakarta Strategi Sanitasi Kota 4. Black grey dibuang langsung ke sungai tanpa diolah di tanki septik, jadi dari kloset langsung ke sungai. Hal ini dikarenakan lokasi penduduk yang dekat dengan sungai, namun lahan tidak ada untuk membangun tangki septik maupun tangki septik komunal. Ada penduduk yang buang air besar langsung ke sungai, hal ini dikarenakan rumah dekat dengan sungai, dan sudah menjadi kebiasaan buang air besar langsung ke sungai. 5. Grey water langsung diresapkan ke dalam sumur peresapan. 6. Grey water langsung dibuang ke Sungai 7. Grey water dibuang ke IPAL Regional dengan sistem perpipaan, dan masyarakat dikenakan retribusi (WR) Dari Gambar 2.5 dibawah ini dapat dijelaskan bahwa di Kota Yogyakarta ini bahwa masih ada masyarakat Yogyakarta yang buang air besar di sungai, saluran terbuka, ataupun ditempat lain yang tidak di jamban (BABS) atau dengan kata lain sanitasi yang tidak layak, yaitu seperti di Kelurahan Terban, Kricak, Tegalrejo,Kotabaru, Baciro, dan Pandeyan. Biasanya masyarakat ini tempat tinggalnya dekat dengan sungai ataupun saluran terbuka, sehingga mereka kalau mau BAB langsung ke sungai. Selain kebiasaan BAB di sungai, faktor keterbatasan lahan manjadi penyebab masyarakat tersebut tidak membuat jamban. Hal ini perlu segera diatasi dengan membuat jamban komunal, ataupun IPAL komunal, ataupun tangki septik komunal, dan jika memungkinkan dengan saluran air limbah yang langsung ke Sewon (IPAL Regional). Masyarakat yang masih mempunyai kebiasaan BABS di Kota Yogyakarta ini sebesar 0,22% dari penduduk Kota Yogyakarta, seperti yang disajikan pada Tabel 2.10 dibawah ini. Sanitasi yang tidak layak selain BABS adalah masyarakat yang menggunakan jamban untuk BAB dengan tangki septik yang tidak layak seperti cubluk, bocor, ataupun rusak. Tangki septik yang dikatakan layak adalah jika tangki tersebut kedap air, tidak bocor dan dapat melakukan proses penguraian limbah oleh bakteri yaitu tangki septik dengan lubang penghawaan. Sarana dan prasarana pendukung juga masih kurang seperti tidak adanya mobil pelayanan sedot tinja. Belum terdapat Masterplan air limbah skala Kota Yogyakarta juga merupakan permasalahan pembangunan sanitasi kota. Diperlukan juga SDM yang memadai untuk pembangunan dan pengelolaan air Limbah Kota Yogyakarta. II-16

17 Sumber:RTRW Kota Yogyakarta Gambar 2.5. Peta Cakupan Akses dari Sistem Air Limbah di Kota Yogyakarta II - 15 II-17

18 Keterbatasan kapasitas IPAL Regional juga muncul sebagai permasalahan sanitasi khususnya pengelolaan air limbah domestik. Pada Tabel 2.10, masyarakat yang tangki septiknya tidak layak atau tidak aman sebesar 2,09%.Tangki septik yang tidak layak ini masih dijumpai di Kelurahan Baciro, Klitren, Demangan, Sorosutan, Pandeyan, Giwangan,dan Rejowinangun. Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik per kecamatan dan kelurahan disajikan pada Tabel 2.10 berikut ini: II-18

19 Tabel Cakupan akses dan sistem layanan air limbah domestik Kota Yogyakarta Sanitasi Tidak Layak Sanitasi Layak No Nama Kecamatan BABS Cubluk Jamban Tidak Aman Individual Sistem On Site Cubluk Aman/Jamban Keluarga dgn Tangki Septik aman MCK Komunal Sistem Berbasis Komunal Tangki Septik Komunal (>10KK) Sistem Off Site IPAL Komunal Skala Kawasan/ Terpusat Sambungan Rumah yang berfungsi Keterangan Kecamatan Mantrijeron Kecamatan Kraton Kecamatan Mergangsan Kecamatan Umbulharjo Kecamatan Kotagede Kecamatan Gondokusuman Kecamatan Danurejan Kecamatan Pakualaman Kecamatan Gondomanan Kecamatan Ngampilan (KK) (KK) (KK) (KK) (KK) (KK) (KK) (KK) II-19

20 Kecamatan Wirobrajan Kecamatan Gedongtengen Kecamatan Jetis Kecamatan Tegalrejo Jumlah Maka Prosentase Layanan Limbah adalah Sumber: Hasil survei 0.22% 2.09% 75.88% 4.56% 0.63% 1.99% 14.63% 0.22% 77.97% 7.18% 14.63% 82.53% 17.25% 2.31% 97.69% *Yang termasuk BABS : BAB langsung di kebun, kolam, sungai ** Tidak Aman : Tangki septik tidak sesuai kriteria SNI atau tidak mempunyai tangki septik sama sekali *** Cubluk dikategorikan tidak aman bila dibanguun di area dengan kepadatan > 50 org/ha dan jarak sumber air bersih yang bukan perpipaan <10m **** MCK komunal : cakupan layanan KK baik dengan tangki septik, biofilter dan dapat dilengkapi dengan biodegester. Termasuk didalamnya toilet bergerak (mobile toilet) II-20

21 Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Pengelolaan Air Limbah Domestik No Jenis Satuan SPAL Setempat (On Site) 1 Berbasis Komunal Jumlah/ kapasitas Kapasitas MCK Komunal unit Kondisi Tidak Berfungsi berfungsi 2 Truk Tinja unit IPLT m 3 /hari 25 1 Keterangan SPAL Terpusat (Off Site) 1 Tangki Septik Komunal unit > 10 KK IPAL Komunal unit IPAL Kawasan/Terpusat 1 1 Kapasitas m 3 /hari Sistem 2. Kelembagaan dan Peraturan Dinas yang terkait dalam penanganan air limbah domestik di Kota Yogyakarta adalah Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil). Guna mendukung target pencapaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kota Yogyakarta telah diatur dalam: 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air; 3. Keputusan Presiden Nomor 185 Tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air minum dan Sanitasi; 4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/2008 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP- SPLAP); 5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah; 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total berbasis Masyarakat; II-21

22 7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor /Kep/Bangda/2015 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor /Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun 2015; 8. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah; 9. Peraturan Daerah Propinsi DIY Nomor 03 tahun 2013 Tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik; 10. Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Air Limbah Domestik; Persampahan Masalah persampahan menjadi masalah klasik di setiap wilayah, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Volume sampah akan selalu meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Untuk itu diperlukan suatu pengelolaan sampah supaya tidak menimbulkan gangguan kesehatan di masyarakat, baik itu sampah di tingkat rumah tangga, tingkat RT, RW, ataupun tingkat perkotaan. Pengelolaan sampah dapat dibagi dalam dua kegiatan utama yaitu: a. Pengumpulan sampah b. Pemrosesan akhir Kegiatan pengumpulan sampah dapat dimulai dari lingkup rumah tangga, kemudian lingkup RT, dan kemudian lingkup kota. Pengelolaan sampah ini harus ada organisasi pengelola, dari mulai tahapan pengumpulan, pengangkutan, sampai dengan tahapan pemrosesan akhir baik oleh kelompok masyarakat, ataupun yang dikelola oleh dinas terkait. Aktifitas pengelolaan sampah di tingkat masyarakat Kota Yogyakarta ini ada beberapa model, yaitu: 1. Produksi sampah (rumah tangga) dikumpul di depan rumah dengan bak sampah dan kemudian diambil oleh petugas sampah dengan gerobak sampah untuk ditampung di Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS). Selanjutnya dari TPSS diangkut dengan truk sampah oleh petugas dari dinas terkait ke tempat pembuangan akhir. 2. Sampah rumah tangga dibuang langsung ke TPSS, kemudian dari TPSS diangkut dengan truk sampah oleh petugas ke tempat pembuangan akhir. II-22

23 3. Sampah rumah tangga dipilah atau dilkelompokan dalam beberapa jenis yaitu organik, kertas, kaca, dan plastik oleh setiap rumah tangga, dan kemudian dibawa ke bank sampah terdekat. Dalam hal ini sampah kering yang di bawa ke bank sampah. Selanjutnya dari bank sampah dijual ke pengepul, sedangkan sampah organik di buang ke tempat pembuangan sampah sementara untuk diangkut petugas sampah, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir. 4. Sampah rumah tangga dikumpul di arm roll dan diangkut oleh petugas dengan truk sampah untuk dibuang ke tempat pembuangan akhir. 5. Sampah rumah tangga dikumpul dan dibakar, sedangkan sampah organik dikumpul di lubang tanah dan ditimbun. Model pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta ini dapat dijelaskan dalam diagram sanitasi pengelolaan sampah berikut ini: Gambar 2.6. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Sampah Model pengelolaan di masyarakat yang lainnya adalah dengan memilah dan kemudian melakukan 3 R yaitu mengurang (reduce), menggunakan kembali yang masih bisa dipakai (reuse), dan mendaur ulang(recycle) sampah menjadi barang yang lebih bernilai. Pengelolaan 3 R oleh masyarakat di kota Yogyakarta dilakukan secara berkelompok dengan II-23

24 membentuk Bank Sampah. Di kota Yogyakarta ini terbentuk Bank Sampah kurang lebih 323 kelompok. Di Kota Yogyakarta pada tahun 2014 timbunan sampah per harinya rata-rata kg/hari, yang terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kg/hari. Dari hasil studi lapangan yang telah dilaksanakan permasalahan yang timbul dalam pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta adalah bahwa masyarakat masih ada yang membuang sampah tidak pada tempatnya, keterbatasan sarana dan prasarana, keterbatasan lahan. Pola pengelolaan sampah dari produksi sampah sampai pembuangan akhir disajikan pada Gambar 2.5 berikut ini. Cakupan akses pelayanan sampah di Kota Yogyakarta tahun 2014 disajikan pada Gambar 2.7 dan Tabel 2.12 berikut. Tabel 2.13 menyajikan timbulan sampah di Kota Yogyakarta per kecamatan. II-24

25 Sumber :Pokja Sanitasi Kota Yogyakarta Gambar 2.7. Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kota Yogyakarta II-25

26 Nama Kecamatan Tabel Cakupan Akses Pelayanan Sampah di Kota Yogyakarta tahun 2014 Pengelolaan 3R Volume Sampah Yang terangkut Ke TPA Wilayah Perkotaan Total Wilayah Perkotaan Total % m 3 /hari % m 3 /hari % m 3 /hari % m 3 /hari Mantrijeron 0.44% % % % Keraton 0.41% % % % Mergangsan 0.66% % % % Umbulharjo 1.22% % % % Kota Gede 0.18% % % % Gondokusuman 0.75% % % % Danurejan 0.41% % % % Pakualaman 0.12% % % % Gondomanan 0.25% % % % Ngampilan 0.28% % % % Wirobrajan 0.40% % % % Gedong Tengen 0.53% % % % Jetis 0.48% % % % Tegalrejo 0.76% % % % TPST ( 6 unit) 93.11% % % II-26

27 Nama Kecamatan Pengelolaan 3R Volume Sampah Yang terangkut Ke TPA Wilayah Perkotaan Total Wilayah Perkotaan Total % m 3 /hari % m 3 /hari % m 3 /hari % m 3 /hari Jumlah 100% % % % Akses Layanan 14.91% 85.09% Sumber : BLH Kota Yogyakarta Timbulan sampah di Kota Yogyakarta per Kecamatan pada tahun 2014 disajikan pada Tabel 2.13 berikut ini II-27

28 Tabel Timbulan sampah per kecamatan, di Kota Yogyakarta, tahun 2014 Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah Nama Kecamatan Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan Total Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan Total Orang Orang Orang (%) m 3 /hari (%) m3/hari (%) m 3 /hari Mantrijeron % % Kraton % % Mergangsan % % Umbulharjo % % Kotagede % % Gondokusuman % % Danurejan % % Pakualaman % % Gondomanan % % Ngampilan % % Wirobrajan % % Gedongtengen % % Jetis % % II-28

29 Jumlah Penduduk Volume Timbulan Sampah Nama Kecamatan Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan Total Wilayah Perdesaan Wilayah Perkotaan Total Orang Orang Orang (%) m3/hari (%) m3/hari (%) m3/hari Tegalrejo Jumlah Sumber : BLH Kota Yogyakarta 8.88% % % % Kondisi sarana dan prasarana persampahan juga sangat menentukan keberhasilan dari tujuan pengelolaan sampah. Untuk kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kota Yogya disajikan pada Tabel 2.14 terkait jumlah tempat pembuangan sampah sementara dan jumlah gerobak sampah, dan Tabel 2.15 terkait kondisi sarana dan prasarana persampahan di Kota Yogya. II-29

30 Tabel Rekapitulasi Jumlah TPSS dan Gerobak Sampah Saat ini dan Usulan di Kota Yogyakarta NO KELURAHAN JUMLAH SAAT INI (UNIT) JUMLAH USULAN (UNIT) TPSS GS TPSS GS 1 Baciro Bausasran Bener Bumijo Cokrodiningratan Demangan Giwangan Gunungketur Klitren Kotabaru Kricak Muja-muju Ngupasan Notoprajan Panembahan Patehan Prawirodirjan Pringgokusuman Purbayan Rejowinangun Semaki Sosromenduran Suryatmajan Tegalpanggung Tegalrejo Terban Wirogunan Jumlah Sumber : Pemetaan Sarana dan Prasarana, Kota Yogyakarta II-30

31 Untuk kondisi sarana dan prasarana persampahan disajikan pada Tabel 2.15 Tabel Kondisi Sarana dan Prasarana Persampahan Tabel Kondisi Prasarana dan Sarana Persampahan No Jenis Prasarana/ Sarana Satuan Jumlah/luas total terpakai Kapasitas daya tampung Ritasi/ hari Kondisi Keterang an ** M3 Baik Rusak ringan Rusak berat (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) (ix) (x) 1 Pengumpulan Setempat Gerobak unit Becak/Becak Motor(roda 3) unit Kendaraan Pick Up unit Tempat Penampungan Sementara (TPS) Bak Sampah (beton/kayu/fiber) unit Container unit Transfer Stasiun unit baik - - SPA (Stasiun Peralihan Antara) unit baik Pengangkutan 4 Dump Truck unit Arm Roll Truck unit Compactor Truck unit Pengolahan Sampah Sistem 3R unit Incinerator unit TPA/TPA Regional Konstruksi: lahan urug saniter/lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka II-31

32 Operasional: lahan urug saniter/ lahan urug terkendali/ penimbunan terbuka Luas total TPA yang terpakai BLH Luas sel Landfill Daya tampung TPA Alat Berat Bulldozer unit Whell/truck loader unit Excavator/backhoe unit Truck tanah unit IPL: Sistem kolam/aerasi/ Hasil pemeriksaan lab (BOD dan COD): Efluen di Inlet Efluen di Outlet IPL: Instalasi Pengolahan Lindi * daya tampung TPA: m3/tahun 2. Kelembagaan dan Peraturan Untuk melaksanakan pengelolaan sampah di Kota Yogyakarta ini diperlukan sebuah lembaga yang bertanggungjawab. Di Kota Yogyakarta ini dinas yang terkait adalah Badan Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta. Dalam rangka pencapaian target pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Yogyakarta telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Persampahan. Selain hal tersebut diatas bahwa untuk kewenangan dalam pengelolaan persampahan melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik itu pemerintah, swasta maupun masyarakat. Di mana pemerintah memfasilitasi mulai perencanaan, pengadaan sarana, pengelolaan, pembinaan dan monitoring. Sedangkan swasta bisa berperan dalam pengadaan sarana dan prasarana persampahannya seperti armada angkutan sampah. persampahan untuk pemrosesan akhir, diatur dalam UU 18/2008 tentang pengelolaan sampah menyebutkan: 3 tahun setelah diundangkannya peraturan ini, maka sistem open dumping sudah tidak diperkenankan lagi (pada 2011). Setelah 2012, maka, yang diperkenankan hanyalah sistem controlled dan sanitary landfill. Dari draf SPM yang II-32

33 ada, maka kota besar diharuskan menggunakan sistem sanitary landfill dan kota kecil menggunakan sistem controlled landfill. Dalam praktiknya, ini boleh diartikan TPA regional akan makin banyak dibangun. Keunggulan TPA regional adalah: i) skala ekonomisnya, ii) pembebasan tanah yang relatif lebih murah, iii) pengelolaan dan operasinya mudah dan lebih murah diberikan ke pihak ketiga, dan iv) dapat dilokasikan di luar kota. Perlu dicatat, draf SPM menyatakan juga bahwa, jika TPA diletakkan sejauh lebih dari 25 km dari pusat kota, maka diperlukan paling tidak satu tempat penampungan sementara (TPS) seluas mimimum 1 ha. Berikut ini beberapa peraturan yang terkait mengenai persampahan. 1. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 660/4919/SJ tentang Pedoman Pengelolaan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) di Daerah; 2. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor /Kep/Bangda/2015 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor /Kep/Bangda/2014 tentang Penetapan Kabupaten/Kota Sebagai Pelaksana Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman Tahun Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21/PRT/ 2006 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP) 4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis MAsyarakat 5. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah; 6. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet I judul Petunjuk Teknis Pengomposan Sampah Organik Skala Lingkungan; 7. Petunjuk Teknis Nomor KDT Pet. I judul Petunjuk Teknis Spesifikasi Kompos Rumah Tangga, Tata cara Pengelolaan Sampah Dengan Sistem Daur Ulang Pada Lingkungan, Spesifikasi Area Penimbunan Sampah Dengan Sistem Lahan Urug Terkendali Di TPA Sampah. II-33

34 Drainase Perkotaan Drainase memegang peranan penting dalam rangka menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Lingkungan yang bersih dan sehat dapat meningkatkan produktivitas masyarakat. Drainase berfungsi untuk mengalirkan air hujan ataupun kelebihan air di permukaan yang disebabkan luapan sungai yang masuk ke pemukiman, sehingga tidak menimbulkan genangan air di lingkungan. Drainase dikatakan berfungsi dengan baik jika kapasitas dari saluran drainase itu mencukupi kebutuhan untuk mengalirkan kelebihan air permukaan. Kelebihan air di permukaan dapat menimbulkan genangan yang dapat menimbulkan masalah seperti: kekumuhan lingkungan yang berdampak pada kondisi kesehatan dan kenyamanan hidup. Genangan yang menimbulkan masalah yaitu jika tinggi genangan tersebut minimal 30 cm, dan tidak segera surut dalam selama 2 jam, dan terjadi minimal 2 kali dalam setahun. Kondisi saluran drainase perkotaan yang tidak terhubung oleh saluran drainase primer. Panjang saluran drainase yang ada di Kota Yogyakarta ini total ,92 m dan disajikan pada Tabel 2.17, dan data lokasi genangan di Kota Yogyakarta pada tahun 2013 ada 50 titik genangan, dan sudah tertangani di beberapa titik, sehingga di tahun 2014 tinggal 35 titik genangan yang perlu di tangani selanjutnya, dan lokasi genangan rencana yang tersisa di tahun 2015 diharapkan hanya tinggal 10 titik. Data lokasi genangan dan penyebab genangan disajikan pada Tabel 2.16, sedangkan kondisi sarana dan prasarana drainase perkotaan di Kota Yogyakarta disajikan pada Tabel 2.17 berikut ini. II-34

35 Tabel Genangan dan Penyebabnnya di Kota Yogyakarta Wilayah Genangan Infrastruktur No. Lokasi Luas Gena ngan (ha) Tinggi Gena ngan (m) Lama Gena ngan (jam) Frekuensi Kejadian Genangan per tahun Penyebab Jenis Ket 1 Jl.Kusumanegara Jl.Cendana, Jl.Soka, Jl.Sukonandi, Jl.Kapas, dan Jl. Kenari Dimensi saluran tidak cukup, Kapasitas Kali Manunggal / Kali Belik sudah tidak mencukupi, Tambahan debit air irigasi dari jalan Gondosuli (Bendung Ngebruk) Primer 2 Jl.Atmosukarto Jl.Krasak, Jl.Zakir, Jl.Trimo, dan Jl.Dr.Sutomo Dimensi saluran tidak cukup, Tambahan debit air pengglontor limbah dari selokan Mataram, Khusus Jln.Atmosukarto posisi jalan lebih rendah, Banyaknya utilitas bawah tanah yang menghalangi aliran air Sekunder 3 Jl.Menteri Supeno Jl.Batikan, Jl.Veteran, Jl.Sidikan 4 Jl.Sorogenen, Kel.Sorosutan Jl.WR.Monginsidi, Kel.Karangwaru Jl.Kartini, Jl.Sagan kidul dan Jl.Sagan timur, jl.sagan barat Luapan kali manunggal/kali belik. Primer Jl.Pakuningratan, Kel.Cokrodiningratan SAH bercampur dengan saluran irigasi, SAH yang ke arah sungai code terhalang oleh saluran irigasi sehingga dimensinya menyempit, Posisi jalan lebih rendah (pada daerah cekungan) Inlet masih kurang, khusus untuk Jl.Sagan timur dan Jl.Kartini saluran belum ada Jl.Pakuningratan sisi tengah posisi lebih rendah (cekungan), Dimensi saluran tidak cukup Primer Sekunder Sekunder Tersier II-35

36 8 Jl.Jambon, Kel.Kricak Jl.Secodiningratan, Kel.Prawirodirjan Jl.Sorosutan, Kel. Sorosutan Dimensi saluran tidak cukup karena tambahan debit dari saluran irigasi Posisi jalan lebih rendah daripada Jl. Panembahan Senopati sehingga air dari utara dan dari timur masuk ke jalan yang posisinya paling rendah Dimensi saluran tidak cukup dan terdapat beberapa penyempitan pada in-gang Primer Primer Sekunder 11 JL. Bener, Kel. Bener Luapan air irigasi Sekunder 12 Jl.Wiratama Timur dan Jl.Indraprasta Luapan air irigasi dan kapasitas saluran tidak cukup, Kapasitas kali widuri sudah tidak mencukupi Primer 13 Jl.Perwakilan, Kel. Suryatmajan Belum ada salurannya Jl.Letnan Jendral S.Parman, Kel. Patangpuluhan Jl.Suryadiningratan, Kel. Suryadiningratan Posisi jalan cekung atau lebih rendah Primer Posisi jalan lebih rendah daripada Jl.Bantul, Saluran irigasi sudah tidak mencukupi menampung saluran air hujan dari Jl.Suryodiningratan Primer 16 Jl.Kusbini, Kel. Demangan RW 13 Kel.Keparakan Posisi jalan rendah, Kapasitas saluran tidak mencukupi Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai code Sekunder Primer 18 Jl.Manunggal, Kel. Bener Luapan air irigasi Sekunder II-36

37 19 20 RT 48 RW 05 sampai Jl.Karangsari, Kel. Rejowinangun RT 75 Barat Pasar Talok RW 18, Kel. Baciro Belum ada SAH Saluaran drainase belum ada, Posisi jalan lebih rendah sehingga aliran air hujan dari Jl.Kebunraya masuk ke Jl.Karangsari Sekunder 21 Ngaglik Kel.Giwangan (Tamanan) Gorong-gorong di Ring road selatan kecil Sekunder 22 RW 14 RT 52, Kel. Karangwaru Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai Buntung Tersier 23 RT 01 RW 01 dan RT 05 Rw 02, Kel. Wirogunan Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai Code Primer 24 RW 17 RT 61,62, dan 63 Danunegaran, Kel. Mantrijeron Tanah cekung dan tidak ada SAH Tersier 25 RT 30 RW 07 (Sal.Urip Sumoharjo), Kel. Klitren Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai belik Sekunder 26 RW 13 RT 54 (timur jembatan Jambu), Kel. Tegalpanggung Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai code Sekunder 27 Sekitar Ledok Gondomanan RW 05, 14, 15, 16, 17, dan 18 bantaran kali Code, Kel. Prawirodirjan Jl.Bimo Kunthing, Kel. Demangan Jl.Kusbini, Kel. Klitren Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai code Kapasitas saluran yang di Jl.Bimosakti tidak muat Posisi jalan rendah, Kapasitas dimensi saluran tidak mencukupi Primer Tersier Sekunder 30 RW 12 RT 46, Kel. Bausasran Tidak ada sumur resapan dan SAH Sekunder II-37

38 31 Sekitar Utara Pertemuan Sungai Buntung dan kali Winongo RW 09, 12, dan 13 bantara Kali Winongo Kel. Kricak Posisi kawasan lebih rendah daripada ambang debit banjir sungai Code Primer 32 Sekitar RW 07 dan 08 di bantaran kali Code, Kel. Ngupasan luapan sungai Winongo Primer 33 RT 44 RW 05 (5 titik), Kel. Notoprajan luapan sungai Winongo Primer 34 Jl.Kebun Raya, Kel. Rejowinangun, belum ada saluran drainase Sekunder 35 Jl.Gambiran sisi selatan belum ada saluran drainase Sekunder Jumlah/rata-rata Sumber: Kimpraswil Kota Yogyakarta II-38

39 Tabel Data Kondisi Sarana dan Prasrana Drainase Perkotaan di Kota Yogyakarta No Jenis Prasarana / sarana Satuan Volume Terbuka (m) Tipe Tertutup (m) Dolker (m) Kondisi Baik (m) Sedang (m) Buruk (m) Frekuensi Pemeliharaan (Kali/Tahun) 1 Saluran Primer m Saluran Sekunder m Saluran Tersier m Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa unit Pintu Air unit Trash Rack/ Saringan Sampah unit Jumlah Prosentase 35.45% 63.30% 1.26% 87.02% 10.06% 2.92% Sumber: Kimpraswil Kota Yogyakrta II-39

40 Tabel Data Panjang Saluran Drainase di Kota Yogyakarta NO NAMA JALAN SISI JALAN ARAH PANJANG SALURAN (M) 1 Bugisan Kanan Selatan Bugisan Kanan Selatan Jl. A.Yani Kiri Selatan Jl. A.Yani Kiri Selatan Jl. Abubakar Ali Kiri Timur Jl. Abubakar Ali Kiri Selatan Jl. Ahmad Jazuli Kiri Selatan Jl. Alun-Alun Kidul Kn-Kiri Selatan Jl. Alun-Alun Kidul Kr.-Kn Selatan Jl. Alun-Alun Utara Kiri Timur Jl. Alun-Alun Utara Kanan Selatan Jl. AM Sangaji Kiri Timur Jl. AM Sangaji Kanan Selatan Jl. AM Sangaji Kiri Selatan Jl. AM Sangaji Kiri Selatan Jl. AM Sangaji Kanan Selatan Jl. AM Sangaji Kiri Selatan Jl. Andong Kanan Selatan Jl. Babaran Kiri Timur Jl. Bangirejo Taman Kanan Barat Jl. Bangirejo Taman Kanan Selatan Jl. Bantul Kiri Sel-Tim Jl. Bantul Kanan Selatan Jl. Bantul Kiri Selatan Jl. Basuki Kanan Selatan Jl. Batikan Kanan Selatan Jl. Batikan Kanan Tim-Sel Jl. Batikan Kanan Selatan Jl. Bausasran Kanan Barat Jl. Bayangkara Kanan Selatan Jl. Bayangkara Kiri Selatan Jl. Bayangkara Kanan Selatan Jl. Bener Kiri Timur Jl. Bener Kanan Selatan Jl. Bener Kiri Selatan Jl. Beskalan Kanan Bar-Sel Jl. Bimokunting Kiri Timur Jl. Bimosakti Kiri Timur Jl. Blunyahrejo Kanan Selatan Jl. Blunyahrejo Kiri Selatan II-40

41 41 Jl. Blunyahrejo Kanan Selatan Jl. Brigjen Katamso Kiri Selatan Jl. Brigjen Katamso Kiri Selatan Jl. Brigjen Katamso Kiri Selatan Jl. Brigjen Katamso Kanan Selatan Jl. Brigjen Katamso Kiri Selatan Jl. Brigjen Katamso Kanan Selatan Jl. Bumijo Kanan Selatan Jl. Bumijo Tengah Kn.-Kiri Barat Jl. Bumijo Tengah Kanan Selatan Jl. C.Simanjutak Kanan Selatan Jl. C.Simanjutak Kanan Selatan Jl. C.Simanjutak Kiri Selatan Jl. Cantel I Kiri Selatan Jl. Cantel I Kanan Selatan Jl. Cempaka Kanan Selatan Jl. Cendana Kiri Selatan Jl. Cendana Kanan Selatan Jl. Cik. Di Tiro Kanan Selatan Jl. Dagen Kanan Barat Jl. Depokan Kiri Selatan Jl. Depokan Kanan Barat Jl. Depokan Kanan Selatan Jl. Diponegoro Kiri Timur Jl. Diponegoro Kanan Timur Jl. DR. Sarjito Kanan Selatan Jl. DR. Sarjito Kiri Timur Jl. DR. Sarjito Kiri Selatan Jl. DR. Sarjito Kiri Barat Jl. Dr. Sutomo Kanan Selatan Jl. Dr. Sutomo Kiri Selatan Jl. Dr. Sutomo Kiri Selatan Jl. Dr. Wahidin Sudiro Kiri Timur Jl. Dr. Wahidin Sudiro Kiri Selatan Jl. Dr. Wahidin Sudiro Kanan Selatan Jl. Dr. Wahidin Sudiro Kiri Selatan Jl. Emplasemen Lempuyan Kanan Selatan Jl. Emplasemen Lempuyan Kiri Selatan Jl. FM. Noto Kanan Barat Jl. FM. Noto Kiri Selatan Jl. Gajah Kanan Selatan Jl. Gajah Kiri Selatan Jl. Gajah Mada Kanan Selatan II-41

42 84 Jl. Gajah Mada Kiri Selatan Jl. Gambir Anom Kanan Selatan Jl. Gambir Sawit Kiri Timur Jl. Gambiran Kiri Timur Jl. Gambiran Kanan Tim-Sel Jl. Gambiran Kiri Selatan Jl. Gamelan Kanan Selatan Jl. Gamelan Kiri Selatan Jl. Gampingan Kanan Selatan Jl. Gampingan Kiri Selatan Jl. Gandekan Kanan Selatan Jl. Gandekan Kiri Selatan Jl. Gandekan Kanan Selatan Jl. Gandekan Kiri Selatan Jl. Gandekan Kidul Kiri Bar-Sel Jl. Gayam Kiri Timur Jl. Gayam Kanan Barat Jl. Gedong Kuning Kanan Selatan Jl. Gedong Kuning Kanan Selatan Jl. Gejayan Kanan Selatan Jl. Gejayan Kiri Selatan Jl. Glagahsari Kanan Selatan Jl. Glagahsari Kiri Selatan Jl. Golo Kiri Timur Jl. Golo Kanan Selatan Jl. Gondosuli Kanan Selatan Jl. Gondosuli Kiri Selatan Jl. Gotong Royong Kiri Timur Jl. Gowongan Kidul Kn-Kr Sel-Tim Jl. Gowongan Kidul Kiri Sel-Tim Jl. Gowongan Lor Kiri Sel-Tim Jl. Harjono Kiri Selatan Jl. Harjowinatan Kanan Selatan Jl. Harjowinatan Kiri Selatan Jl. Hayam Wuruk Kanan Selatan Jl. Hayam Wuruk Kiri Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kanan Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kiri Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kiri Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kanan Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kiri Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kiri Selatan Jl. HOS Cokroaminoto Kanan Selatan II-42

43 127 Jl. HOS Cokroaminoto Kiri Selatan Jl. I Dewa Nyoman Oka Kanan Selatan Jl. I Dewa Nyoman Oka Kiri Selatan Jl. Ibu Ruswo Kanan Barat Jl. Imogiri Kiri Selatan Jl. Imogiri Kanan Selatan Jl. Indraprasto Kiri Timur Jl. Ipda Tut Harsono Kn-Kiri Timur Jl. Ipda Tut Harsono Kanan Selatan Jl. Ipda Tut Harsono Kiri Timur Jl. Ipda Tut Harsono Kanan Selatan Jl. Ipda Tut Harsono Kiri Selatan Jl. Ipda Tut Harsono Kiri Selatan Jl. Ipda Tut Harsono Kanan Selatan Jl. Ireda Kiri Timur Jl. Ireda Kanan Selatan Jl. Ireda Kiri Selatan Jl. Ireda Kanan Selatan Jl. Ireda Kiri Timur Jl. Iromejan Kanan Selatan Jl. Jagalan Kiri Selatan Jl. Jambon Kiri Timur Jl. Jatimulyo Kn.-Kiri Selatan Jl. Jend. Sudirman Kanan Timur Jl. Jend. Sudirman Kanan Barat Jl. Jend. Sudirman Kiri Selatan Jl. Jlagran Kiri Barat Jl. Jlagran Kanan Barat Jl. Jlagran Kanan Selatan Jl. Jlagran Kiri Selatan Jl. Jogonegaran Kanan Selatan Jl. Jogonegaran Kiri Selatan Jl. K.H. Ahmad Dahlan Kiri Barat Jl. K.H. Ahmad Dahlan Kanan Barat Jl. K.H. Ahmad Dahlan Kiri Selatan Jl. Kadipaten Kiri Barat Jl. Kadipaten Kulon Kiri Selatan Jl. Kapas Kiri Bar-Sel Jl. Kapas Kanan Selatan Jl. Kapas II Kiri Bar-Sel Jl. Kapt. KKO Usman Kiri Selatan Jl. Kapten Laut Samadik Kanan Barat Jl. Kapten Laut Samadik Kanan Sel-Bar II-43

44 170 Jl. Kapten Piere Tendea Kanan Selatan Jl. Kapten Piere Tendea Kanan Selatan Jl. Karanglo Kiri Timur Jl. Kartini Kiri Selatan Jl. Kauman Kanan Barat Jl. Kebun Raya Kanan Utara Jl. Kebun Raya Kiri Utara Jl. Kebun Raya Kanan Selatan Jl. Kebun Raya Kiri Selatan Jl. Kemasan Kiri Barat Jl. Kemasan Kiri Selatan Jl. Kemasan Kiri Selatan Jl. Kemasan Kanan Selatan Jl. Kemetiran Kiri Selatan Jl. Kemetiran Kiri Selatan Jl. Kemetiran Kidul Kiri Timur Jl. Kemitbumen Kanan Barat Jl. Kenanga Kanan Selatan Jl. Kenari Kiri Timur Jl. Kenari Kanan Tim-Sel Jl. Kenari Kanan Tim-Sel Jl. Kerto Kanan Tim-Sel Jl. Kerto Kiri Selatan Jl. KH. Agus Salim Kn.-Kiri Barat Jl. Ki Mangunsarkoro Kiri Timur Jl. Ki Mangunsarkoro Kanan Tim-Sel Jl. Ki Penjawi Kn-Kiri Barat Jl. Kol. Sugiyono Kanan Timur Jl. Kol. Sugiyono Kiri Timur Jl. Kompol B. Suprapto Kiri Timur Jl. Kompol B. Suprapto Kanan Timur Jl. Kompol B. Suprapto Kanan Barat Jl. Kranggan Kiri Timur Jl. Krasak Kn-Kr Barat Jl. KS Tubun Kanan Barat Jl. Kusbini Kiri Timur Jl. Kusbini Kanan Barat Jl. Kusbini Kiri Timur Jl. Kusumanegara Kiri Barat Jl. Kusumanegara Kanan Timur Jl. Kusumanegara Kiri Timur Jl. Kusumanegara Kanan Barat Jl. Kusumanegara Kiri Barat II-44

45 213 Jl. Kyai Mojo Kanan Timur Jl. Kyai Mojo Kiri Timur Jl. Kyai Mojo Kanan Barat Jl. Kyai Mojo Kiri Barat Jl. Laksda Adisucipto Kiri Timur Jl. Laksda Adisucipto Kanan Selatan Jl. Langenarjan Kidul Kanan Barat Jl. Langenarjan Lor Kanan Barat Jl. Langenastran Kidul Kanan Barat Jl. Langenastran Lor Kanan Barat Jl. Lempuyangan Kiri Selatan Jl. Letjend S.Parman Kanan Timur Jl. Letjend S.Parman Kanan Barat Jl. Letjend S.Parman Kiri Timur Jl. Letjend Suprapto Kanan Selatan Jl. Letjend Suprapto Kiri Selatan Jl. Letjend Suprapto Kanan Selatan Jl. Letjend Suprapto Kiri Selatan Jl. Letjend Suprapto Kanan Selatan Jl. Letjend Suprapto Kiri Selatan Jl. Letjend Suprapto Kiri Utara Jl. Letjend Suprapto Kanan Utara Jl. Lobaningratan Kiri Timur Jl. Lor Pasar Kanan Tim-Sel Jl. Lor Pasar Kiri Sel-Tim Jl. Magelang Kiri Selatan Jl. Magelang Kanan Selatan Jl. Magelang Kiri Selatan Jl. Magelang Kanan Sel-Bart Jl. Magelang Kanan Selatan Jl. Magelang Kanan Selatan Jl. Malioboro Kiri Selatan Jl. Malioboro Kiri Selatan Jl. Malioboro Kanan Selatan Jl. Mangkubumi Kiri Selatan Jl. Mangkuyudan Kanan Barat Jl. Manunggal Kanan Selatan Jl. Manunggal Kiri Selatan Jl. Mas Suharto Kiri Barat Jl. Mas Suharto Kanan Barat Jl. Mataram Kiri Tim-Sel Jl. Mataram Kanan Selatan Jl. Mataram Kiri Selatan II-45

46 256 Jl. Mataram Kanan Selatan Jl. Mawar Kiri Selatan Jl. Mayor Jendral Sutoy Kiri Barat Jl. Mayor Jendral Sutoy Kanan Selatan Jl. mayor Laut Wiratmo Kanan Selatan Jl. Mayor Suryotomo Kiri Selatan Jl. Mayor Suryotomo Kiri Selatan Jl. Melati Wetan Kiri Selatan Jl. Menteri Supeno Kiri Barat Jl. Menteri Supeno Kanan Barat Jl. Menteri Supeno Kanan Selatan Jl. Mentok Raya Kiri Selatan Jl. Menukan Kiri Timur Jl. Menur Kanan Selatan Jl. Menur Kiri Selatan Jl. Minggiran Kiri Timur Jl. Minggiran Kanan Barat Jl. Mojo Kiri Selatan Jl. Mojo Kanan Selatan Jl. Mondorakan Kanan Bar-Sel Jl. MT. Haryono Kiri Barat Jl. MT. Haryono Kanan Barat Jl. Munggur Kanan Selatan Jl. Munggur Kiri Selatan Jl. Nagan Kulon Kiri Selatan Jl. Nagan Lor Kiri Timur Jl. Nagan Lor Kiri Bar-Sel Jl. Nagan Tengah Kiri Timur Jl. Nagan Tengah Kanan Barat Jl. Nagan Tengah Kanan Selatan Jl. Namburan Lor Kanan Selatan Jl. Ngasem Kanan Selatan Jl. Ngasem Kiri Selatan Jl. Ngeksigondo Kiri Barat Jl. Ngeksigondo Kanan Selatan Jl. Nitikan Kiri Selatan Jl. Nogobondo Kiri Selatan Jl. Nogobondo Kanan Selatan Jl. Nogosari Kanan Selatan Jl. Nyai Ahmad Dahlan Kanan Selatan Jl. Nyi Adisoro Kiri Selatan Jl. Nyi Pembayun Kanan Barat Jl. Nyi Pembayun Kanan Selatan II-46

47 299 Jl. P. Mangkurat Kanan Barat Jl. P. Mangkurat Kanan Selatan Jl. P. Mangkurat Kiri Selatan Jl. P. Senopati Kanan Timur Jl. P. Senopati Kanan Tim-Sel Jl. Pakel Baru Kanan Selatan Jl. Pakel Baru Kiri Selatan Jl. Pakuningratan Kiri Timur Jl. Pakuningratan Kiri Selatan Jl. Pandean Kiri Selatan Jl. Pandean Kanan Selatan Jl. Pandu Kanan Barat Jl. Panembahan I (s1) J Kanan Selatan Jl. Panembahan I (s1) J Kiri Selatan Jl. Pangeran Romo Kanan Selatan Jl. Pangeran Romo Kiri Bar-Sel Jl. Panjaitan Kiri Selatan Jl. Panjaitan Kiri Selatan Jl. Panjaitan Kiri Selatan Jl. Parangtritis Kiri Selatan Jl. Parangtritis Kiri Selatan Jl. Parangtritis Kanan Selatan Jl. Parangtritis Kanan Selatan Jl. Patehan Kidul Kanan Barat Jl. Patehan Lor Kanan Barat Jl. Patehan Tengah Kanan Selatan Jl. Patehan Wetan Kiri Selatan Jl. Patimura Kanan Selatan Jl. Pembela Tanah Air Kanan Timur Jl. Pembela Tanah Air Kiri Timur Jl. Pengok Kidul Kanan Selatan Jl. Pengok Kidul Kiri Selatan Jl. Perintis Kemerdekaa Kanan Timur Jl. Pesindenan Kanan Barat Jl. Pingit Kanan Selatan Jl. Pingit Kiri Selatan Jl. Pingit Kiri Utara Jl. Pingit Kanan Utara Jl. Poncowinatan Kiri Sel-Tim Jl. Poncowinatan Kiri Timur Jl. Pramuka Kanan Selatan Jl. Prapanca Kanan Barat Jl. Prawirotaman Kiri Timur II-47

48 342 Jl. Pringgokusuman Kiri Timur Jl. Prof. Dr. Soepomo Kanan Selatan Jl. Prof. Dr. Soepomo Kiri Selatan Jl. Prof. Dr. Soepomo Kiri Selatan Jl. Prof. Dr. Soepomo Kanan Selatan Jl. Pugeran Kanan Barat Jl. Pugeran Kanan Selatan Jl. Pugeran Timur Kiri Sel-Tim Jl. Puntodewo Kr.-Kan. Tim-Sel Jl. Pusponyidro Kiri Selatan Jl. R. Ronggo I Kiri-Kn Selatan Jl. R. Wolter Mongisidi Kanan Barat Jl. R. Wolter Mongisidi Kanan Timur Jl. R. Wolter Mongisidi Kiri Barat Jl. Raden Ronggo Kiri Selatan Jl. Rahayu tembus Samiron Kanan Selatan Jl. Rahayu tembus Samiron Kiri Selatan Jl. RE Martadinata Kanan Timur Jl. RE Martadinata Kiri Timur Jl. Rejowinangun Kanan Barat Jl. Rejowinangun Kiri Bar-Sel Jl. Reksobayan Ngupasan Kanan Selatan Jl. Retno Dumilah Kanan Barat Jl. Retno Dumilah Kiri Selatan Jl. Retno Dumilah Kanan Selatan Jl. Retno Dumilah Kanan Selatan Jl. Retno Dumilah Kiri Bar-Sel Jl. Ring Road Kanan Barat Jl. Ringin Putih Kiri Bar-Sel Jl. Ronodigdayan Kanan Barat Jl. Sawit Kanan Selatan Jl. Sawit Kiri Selatan Jl. Sekarwidjan Kiri Timur Jl. Semangu Kanan Utara Jl. Semangu Kiri Utara Jl. Serangan Kanan Selatan Jl. Serangan Kanan Selatan Jl. Sertu Harun M. Ali Kiri Bar-Utr Jl. Sertu Harun M. Ali Kanan Selatan Jl. Sidikan Kiri Timur Jl. Sidikan Kanan Selatan Jl. Sidikan Kanan Selatan Jl. Sidikan Kiri Selatan II-48

49 385 Jl. Sidobali Kiri Tenggara Jl. Sidobali Kanan Teng-Sel Jl. Sidobali Balerejo Kanan Selatan Jl. Sidobali Balerejo Kiri Selatan Jl. Sidokabul Kiri Selatan Jl. Singojayan Kanan Selatan Jl. Sisingamangaraja Kanan Selatan Jl. Sisingamangaraja Kanan Selatan Jl. Sisingamangaraja Kiri Selatan Jl. Soga Kanan Selatan Jl. Soga Kiri Selatan Jl. Sorogenen Kiri Timur Jl. Sorosutan Kanan Selatan Jl. Sorosutan Kiri Selatan Jl. Sosrowijayan Kanan Barat Jl. Sriwedani Kiri Timur Jl. Sriwedani Kiri Timur Jl. Sugeng Jeroni Kiri Timur Jl. Sugeng Jeroni Kanan Timur Jl. Sugeng Jeroni Kn.-Kiri Barat Jl. Sugeng Jeroni Kanan Barat Jl. Suhartono Kanan Selatan Jl. Suhartono Kiri Selatan Jl. Sukonandi II Kanan Selatan Jl. Sultan Agung Kiri Barat Jl. Sultan Agung Kanan Barat Jl. Sultan Agung Kiri Timur Jl. Sultan Agung Kiri Selatan Jl. Supadi Kanan Selatan Jl. Suripto Kanan Selatan Jl. Suronatan Kanan Selatan Jl. Suronatan Kiri Selatan Jl. Suryatmajan Kiri Timur Jl. Suryatmajan Kanan Tim-Sel Jl. Suryodiningratan Kanan Barat Jl. Suryomentaraman Kanan Selatan Jl. Suryonegaran Kn.-Kiri Barat Jl. Suryopranoto Kanan Selatan Jl. Suryopranoto Kiri Selatan Jl. Tahunan Kanan Selatan Jl. Taman Kanan Barat Jl. Taman Kiri Selatan Jl. Taman Siswa Kanan Selatan II-49

50 428 Jl. Taman Siswa Kanan Selatan Jl. Taman Siswa Kiri Selatan Jl. Taman Siswa Kanan Selatan Jl. Taman Siswa Kiri Selatan Jl. Taman Siswa Kiri Selatan Jl. Tegal Gendu Kiri Sel-Tim Jl. Tegal Kemuning Kanan Selatan Jl. Tegal Panggung Kiri Selatan Jl. Tegal Turi Kanan Barat Jl. Tegalmulyo Kanan Selatan Jl. Tegalmulyo Kiri Selatan Jl. Tembus Gedongkiwo Kn.-Kiri Bar-Sel Jl. Tembus Jl. Bantul Kanan Barat Jl. Tent. Rakyat Mataram Kanan Selatan Jl. Tent. Rakyat Mataram Kiri Selatan Jl. Tent. Rakyat Mataram Kiri Utara Jl. Tent. Rakyat Mataram Kanan Utara Jl. Tentara Pelajar Kanan Barat Jl. Tentara Pelajar Kiri Selatan Jl. Tentara Pelajar Kanan Selatan Jl. Tilarso Kanan Selatan Jl. Tilarso Kiri Selatan Jl. Tilarso Kanan Selatan Jl. Timoho Kanan Timur Jl. Tirtodipuran Kanan Barat Jl. Tompeyan Kiri Timur Jl. Tompeyan Kanan Selatan Jl. Tompeyan Kiri Selatan Jl. Trikora Kiri Selatan Jl. Trimo Kanan Barat Jl. Tukangan Kanan Selatan Jl. Tukangan Kiri Selatan Jl. Tunjung Kanan Barat Jl. Tunjung Kiri Timur Jl. Turonggo Kiri Selatan Jl. Urip Sumoharjo Kanan Timur Jl. Urip Sumoharjo Kiri Barat Jl. Urip Sumoharjo Kiri Timur Jl. Urip Sumoharjo Kanan Barat Jl. Urip Sumoharjo Kanan Tim-Sel Jl. Veteran Penggal sel Kiri-Kn Timur Jl. Veteran Penggal sel Kanan Timur Jl. Veteran Penggal sel Kanan Selatan II-50

51 471 Jl. Wachid Hasyim Kanan Selatan Jl. Wachid Hasyim Kiri Selatan Jl. Wachid Hasyim Kanan Selatan Jl. Wachid Hasyim Kiri Selatan Jl. Wachid Hasyim Kiri Selatan Jl. Wijilan Kanan Selatan Jl. Wiratamam Kiri Timur Jl. Wiratamam Kanan Selatan Jl. Wiratamam Kn.-Kiri Selatan Jl. Wongsodirjan Kiri Sel-Tim Jl. Yos Sudarso Kiri Bar-Sel Lokananta Kiri Timur Lokananta Kiri Selatan Madu Murti Kanan Barat Pareanom Kiri Timur Patangpuluhan Kiri Barat Patangpuluhan Kanan Barat Tritunggal Kanan Barat Werkudoro Kiri Timur Werkudoro Kiri Selatan Total panjang Saluran Sumber : data dari Dinas Kimpraswil Kota Yogyakarta II-51

52 Gambar 2.8. Gambar 2.6.Peta Prioritas Titik Genangan Tahun 2014 II-52

53 1.4. Area Berisiko dan Permasalahan Mendesak Sanitasi Hasil studi EHRA yang telah dilakukan menghasilkan area beresiko untuk beberapa Kelurahan. Dari hasil survei EHRA telah didapatkan untuk wilayah yang beresiko disajikan pada Tabel 2.20 berikut. Tabel Hasil Skoring Studi EHRA Berdasarkan Indeks Resiko Cluster Nilai IRS Demangan 177 Gowongan 182 Klitren 176 Ngupasan 183 Notoprajan 178 Pakuncen 190 Patangpuluhan 173 Rejowinangun 186 Suryatmajan 175 Tegalpanggung 197 Tegalrejo 185 Bener 166 Cokrodiningratan 158 Keparakan 160 Kotabaru 139 Kricak 149 Prawirodirjan 166 Pringgokusuman 148 Sorosutan 158 Sosromenduran 143 Wirobrajan 144 Baciro 125 Brontokusuman 120 Bumijo 122 Gedongkiwo 108 Kadipaten 117 Karangwaru 133 Mujamuju 126 Patehan 124 Prenggan 133 Purbayan 119 Skor EHRA Resiko sangat tinggi Resiko tinggi Resiko sedang II-53

54 Purwokinanti 108 Semaki 137 Tahunan 117 Terban 109 Warungboto 137 Wirogunan 128 Bausasran 100 Giwangan 88 Gunungketur 76 Mantijeron 106 Ngampilan 102 Pandeyan 93 Panembahan 92 Suryodiningratan 102 Resiko sedang Resiko rendah Dari hasil analisa survei EHRA dan penyesuaian dengan SKPD-SKPD terkait dihasilkan tingkatan resiko untuk wilayah-wilayah di Kota Yogyakarta. Tingkatan tersebut ada tiga tingkatan resiko, artinya tingkatan dengan resiko paling tinggi haruslah segera mendapatkan perhatian serius untuk segera ditangani. Dari tabel 2.21 di atas ada empat tingkatan yaitu sangat beresiko tinggi dengan skor 4 yang pada peta ditandai dengan warna merah, resiko tinggi dengan skor 3 di peta ditandai dengan warna kuning, resiko sedang dengan skor 2 pada peta ditandai dengan warna biru dan resiko rendah dengan skor 1 pada peta ditandai dengan warna hijau. Berikut ini permasalahan yang mendesak di sistem drainase di Kota Yogyakarta. II-54

55 250 Grafik Indeks Risiko Sanitasi Kota Yogyakarta PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR. 3. PERSAMPAHAN. 2. AIR LIMBAH DOMESTIK. 1. SUMBER AIR 50 - Gambar 2.9. Peta Indeks Resiko Sanitasi Kota Yogyakarta, Tahun 2015 II-55

56 Sumber : Hasil Analisa Survei EHRA, Pokja Gambar 2.10 Peta Area Beresiko Sanitasi II-56

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Yogyakarta tahun 2005 2025 bahwa Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Kondisi Pusat Olahraga Papan Luncur 3.1.1 Tinjauan Pusat Olahraga Papan Luncur di Yogyakarta Pusat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Yogyakarta tahun 2005-2025 maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran RINGKASAN EKSEKUTIF Strategi Sanitasi Kabupaten Wonogiri adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi secara komprehensif pada tingkat kabupaten yang dimaksudkan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta dikenal dengan julukan sebagai kota pelajar, kota budaya serta kota pariwisata. Julukan tersebut tersemat bukan tanpa alasan. Salah satunya tentu

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA] BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak POLA DISTRIBUSI KERUANGAN MCK KOMUNAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA Ariyani Indrayati Dosen Jurusan Geografi FIS - Unnes Abstrak Kota Yogyakarta dilalui tiga sungai utama,

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI BAB 2 PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1. Gambaran Wilayah 2.1.1. Kondisi Administratif Posisi geografis Kota Metro secara administratif terbagi dalam 5 (lima) wilayah kecamatan dan 22 (dua puluh dua) kelurahan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KISARAN SUMATERA UTARA KOTA KISARAN ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari Kecamatan Kisaran dan merupakan bagian dari kabupaten Asahan

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

Enumerator menggunakan tenaga sanitarian puskesmas yaitu sebanyak 30 orang sanitarian serta ditambah sejumlah kader kesehatan desa.

Enumerator menggunakan tenaga sanitarian puskesmas yaitu sebanyak 30 orang sanitarian serta ditambah sejumlah kader kesehatan desa. 2.1 Gambaran Wilayah Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak antara 7º 46-8º 09 Lintang Selatan dan 110º 21-110º 50 Bujur Timur, yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah

Lebih terperinci

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan 1. Meningkatnya pembangunan Tersedianya Tersedianya Penyusunan Masterplan Penyusunan Masterplan

Lebih terperinci

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua bukanlah pilihan, melainkan suatu kepastian yang akan dialami setiap orang yang memiliki kesempatan hidup lebih lama, hanya saja yang membedakan adalah

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA Program Magister Bidang Keahlian Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Surabaya, 2012 PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA Oleh: Meria

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG YOGYAKARTA PROVINSI DAER O WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STEMPEL / CAP DAN KOP NASKAH DINAS PADA SATUAN KERJA

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA RANTAU PRAPAT SUMATERA UTARA KOTA RANTAU PRAPAT ADMINISTRASI Profil Wilayah Luas wilayah Kota Rantau Prapat menurut Data Sarana dan Prasarana Kota adalah seluas 17.679 Ha.

Lebih terperinci

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017 L ampiran - 1 A. Kerangka Kerja Logis (KKL) A.1 Kerangka Kerja Logis Air Limbah Permasalahan Isu Strategis Tujuan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Penaganan air limbah

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu Subsektor Permasalahan Mendesak Rumusan Tujuan Rumusan Sasaran dan Air Limbah Domestik 1 Pencemaran air tanah dan sungai Meningkatkan kinerja SKPD terkait memiliki

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PADANG SIDEMPUAN SUMATERA UTARA KOTA PADANG SIDEMPUAN ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Padang Sidempuan merupakan salah satu kota sedang yang terletak di Propinsi Sumatera

Lebih terperinci

Lampiran 7 Rencana Implementasi Lampiran 7.a.1: Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran n+1 (khusus sumber dana dari Pemerintah)

Lampiran 7 Rencana Implementasi Lampiran 7.a.1: Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran n+1 (khusus sumber dana dari Pemerintah) Lampiran 7 Rencana Implementasi Lampiran 7.a.1: Kriteria Kesiapan dalam Mekanisme Penganggaran n+1 (khusus sumber dana dari Pemerintah) No AIR LIMBAH Kegiatan / Sub Kegiatan Kegiatan Pemeliharaan Sarana

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA KENDARI SULAWESI TENGGARA KOTA KENDARI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Kendari merupakan bagian dari wilayah administrasi dari propinsi Sulawesi Tenggara. Batas-batas administratif

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi II-1 BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Visi Pembangunan Tahun 2011-2015 adalah Melanjutkan Pembangunan Menuju Balangan yang Mandiri dan Sejahtera. Mandiri bermakna harus mampu

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BULELENG BALI KOTA BULELENG ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Buleleng merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Batas-batas administratif kota Buleleng

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian BAB II Gambaran Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta 1. Letak Wiayah Kota Yogyakarta terletak antara 110º24 19-110º28 53 Bujur Timur dan antara 07º49 26-07º15 24 Lintang Selatan,

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Secara astronomis Kota Lumajang terletak pada posisi 112 5-113 22 Bujur Timur dan 7 52-8 23 Lintang Selatan. Dengan wilayah seluas

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun

Lebih terperinci

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah

Deskripsi Program/ Kegiatan Sanitasi. Dinas PU Kabupaten Tapanuli Tengah Deskripsi Program/ Sanitasi Kabupaten Tapanuli Tengah A. Program/ Air Limbah Nama Program/ Pembangunan MCK Komunal - Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk tidak BABS dan mempunyai jamban yang aman /

Lebih terperinci

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin...

Tabel 3.34 Daftar Program/Proyek Layanan Yang Berbasis Masyarakat Tabel 3.35 Kegiatan komunikasi yang ada di Kabupaten Merangin... Daftar Isi Kata Pengantar Bupati Merangin... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... iv Daftar Peta... vi Daftar Gambar... vii Daftar Istilah... viii Bab 1: Pendahuluan... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Landasan

Lebih terperinci

Yogyakarta, 15 September 2012

Yogyakarta, 15 September 2012 Yogyakarta, 15 September 2012 Latar Belakang dan Permasalahan Sumbangan sektor Telematika terhadap struktur Perekonomian Nasional, naik dari 89 T (2006) menjadi 205 T (2010): sumber BPS Sumbangan Sektor

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Rencana kegiatan air limbah di Kabupaten Buru Selatan diarahkan pada sasaran yang tingkat resiko sanitasinya yang cukup tinggi,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian mengenai tingkat bahaya dan kerentanan banjir juga pernah dilaksanakan oleh Lusi Santry, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1. Rencana Kegiatan Air Limbah Sasaran dan strategi untuk mencapai visi sanitasi dan melaksanakan misi sanitasi, dirumuskan berdasarkan kondisi terkini dari

Lebih terperinci

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017 Sub Sektor Air Limbah Domestik A. Teknis a. User Interface Review Air Limbah Buang Air Besar Sembarangan (BABS), pencemaran septic tank septic tank tidak memenuhi syarat, Acuan utama Air Limbah untuk semua

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA PINANG SUMATERA UTARA KOTA KOTA PINANG ADMINISTRASI Profil Kota Pinang merupakan ibukota kecamatan (IKK) dari Kecamatan Kota Pinang dan merupakan bagian dari kabupaten Labuhan

Lebih terperinci

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KOTA : YOGYAKARTA KODE WILAYAH : 34.71 ALAMAT : Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta, Kode Pos 55165 NOMOR TELEPON : (0274) 514448,

Lebih terperinci

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015

MEMORANDUM PROGRAM SANITASI Program PPSP 2015 BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.. Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 00% terlayani (universal

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Bagian selatan Bagian barat Secara astronomis, Kota Situbondo yang terdiri dari 9 desa/kelurahan, terletak diantara 7º35 7º 44 Lintang

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1 Bab 5 Strategi Monitoring dan Evaluasi 1.1 Kerangka Monitoring dan Evaluasi Implementasi SSK Monitoring dapat diartikan sebagai proses rutin pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan secara singkat tentang gambaran umum situasi sanitasi Kabupaten Pesawaran saat ini, Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten yang akan memberikan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SIDAMANIK SUMATERA UTARA KOTA SIDAMANIK ADMINISTRASI Profil Kota Kota Kisaran merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. PENDUDUK Jumlah

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Tujuan Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik Secara umum kegiatan pengelolaan limbah cair di Kota Yogyakarta sudah berjalan dengan cukup

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BAB II GAMBARAN UMUM KOTA 2.1. Geografis Kota Yogyakarta terletak di koordinat 110 24'19"-110 28'53" Bujur Timur dan 07 49'26" 07 15'24" Lintang Selatan. Luas Kota Yogyakarta adalah sekitar 32,5 Km2 atau

Lebih terperinci

PROSIDING Seminar Nasional Planocosmo

PROSIDING Seminar Nasional Planocosmo PROSIDING Seminar Nasional Planocosmo 12 13 September 2012 Editor : Dr. Petrus Natalivan Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Kota Yogyakarta 1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Filosofi pembentukan Kota Yogyakarta bertumpu pada keberadaan kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang secara spesifik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan sanitasi sampai saat ini masih belum menjadi prioritas dalam pembangunan daerah. Kecenderungan pembangunan lebih mengarah pada bidang ekonomi berupa pencarian

Lebih terperinci

BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II. PROFIL SANITASI SAAT INI CATATAN TINJAUAN : KEMAJUAN SSK ( data dasar persampahan belum lengkap,data dasar dan SSK saat ini drainase kosong ). Tabel Area Berisiko Air Limbah, Sampah, Drainase kosong.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dan pertumbuhan perekonomian Kota Yogyakarta yang semakin baik menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota yang memiliki daya tarik bagi para pencari kerja.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA BERKUALITAS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah

Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Bab 3: Profil Sanitasi Wilayah Tabel 3.1: Rekapitulasi Kondisi fasilitas sanitasi di sekolah/pesantren (tingkat sekolah: SD/MI/SMP/MTs/SMA/MA/SMK) (toilet dan tempat cuci tangan) Jumlah Jumlah Jml Tempat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Lokasi Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer untuk lokasi penelitian di Kota Yogyakarta dengan melakukan pengambilan data secara acak sesuai dengan data yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA MOJOKERTO JAWA TIMUR KOTA MOJOKERTO ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota yang terkenal dengan makanan khas ondeondenya ini menyandang predikat kawasan pemerintahan dengan luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas dari peran dan upaya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri. Menjaga

Lebih terperinci

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 L-3 Kerangka Kerja Logis TABEL KKL Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1 TABEL KKL SUBSEKTOR KEGIATAN AIR LIMBAH IPLT masih dalam proses optimalisasi BABs masih 34,36% Cakupan layanan sarana prasarana

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA JAWA TIMUR KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Tuban merupakan ibukota Kabupaten Tuban. Apabila dilihat dari posisi Kota Tuban yang berada di jalan arteri primer yang menghubungkan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP

KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP KEBIJAKAN DAN STRATEGI BIDANG PLP Oleh: Direktur Pengembangan PLP Jakarta, 26 Januari 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN PEKERJAAN UMUM UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TARGET BIDANG SANITASI Amanat RPJPN 2005-2025 Pembangunan

Lebih terperinci

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah

Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah Pertemuan Konsultasi dengan Tim Pengarah Pertemuan konsultasi ini mengkonsultasikan perumusan visi dan misi, tujuan dan sasaran, penetapan sistem dan zona sanitasi, serta penetapan layanan, termasuk rumusan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG DAERAH IMEWA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 22 TAHUN 2015

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT A. Sub Sektor Air Limbah Domestik Tabel Kerangka Kerja Logis (KKL) Sektor Air Limbah Domestik Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi (SWOT) Indikasi Program Indikasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA 2.1 Profil Kota Yogyakarta 2.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BALIGE SUMATERA UTARA KOTA BALIGE ADMINISTRASI Profil Kota Kota Balige merupakan ibukota Kabupaten (IKAB) dari kabupaten Toba Samosir yang terletak di propinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA UTARA KOTA ADMINISTRASI Profil Kota Kota Percut Sei Tuan merupakan ibukota Kecamatan (IKK) dari kecamatan Percut Sei Tuan yang merupakan bagian dari kabupaten Deli

Lebih terperinci

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA DESKRIPSI PROGRAM UTAMA PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh

Lebih terperinci

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pengelolaan pembangunan air limbah domestik Kota Tangerang yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah akses 100% terlayani (universal akses)

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SANITASI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BANTUL

IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SANITASI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BANTUL IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SANITASI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BANTUL Amos Setiadi 1 1 Program Studi Magister Teknik Arsitektur, Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jl. Babarsari 43 Yogyakarta

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA BENGKULU BENGKULU KOTA BENGKULU ADMINISTRASI Profil Wilayah Tabel 1. LUAS WILAYAH KOTA BENGKULU No. Kecamatan Luas (Ha) 1. Gading Cempaka 2.885 2. Teluk Segara 1.668 3. Bengkahulu

Lebih terperinci

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat

Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan

Lebih terperinci

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi

Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 45 Memorandum Program Sanitasi Kabupaten Sukabumi Bab 3 Rencana Kegiatan Pembangunan Sanitasi 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Peningkatan akses layanan air limbah rumah tangga menjadi 85 90 % pada akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik III-1 BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab strategi percepatan pembangunan sanitasi akan dijelaskan lebih detail mengenai tujuan sasaran dan tahapan pencapaian yang ingin dicapai dalam

Lebih terperinci

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Salah satu sasaran pembangunan air limbah yang akan dicapai pada akhir perencanaan ini adalah 100% terlayani pada tahun 2019.

Lebih terperinci

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota.

Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan. Perencanaan menyeluruh pengelolaan sistem air limbah skala Kota. A. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) A.1. KERANGKA KERJA LOGIS AIR LIMBAH Permasalahan Mendesak Tujuan Sasaran Strategi Program Kegiatan Belum adanya Master Plan dan peta Pengelolaan air limbah domestik Mendapatkan

Lebih terperinci

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA

5.1 PROGRAM DAN KEGIATAN SEKTOR & ASPEK UTAMA Bagian ini memuat daftar program dan kegiatan yang menjadi prioritas pembangunan sanitasi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 2015 ini disusun sesuai dengan strategi untuk mencapai tujuan dan sasaran dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT ANALISIS SWOT Air Limbah Domestik A. Analisa SWOT O lingkungan mendukung agresif stabil w lemah selektif berputar Besar-besaran kuat s * (-39 : -24) ceruk terpusat lingkungan

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA DUMAI RIAU KOTA DUMAI ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota Dumai adalah ibu kota Kota Dumai, dengan status adalah sebagai kota administratif dari Kota Dumai. Kota Dumai memiliki

Lebih terperinci

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018

ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN. Jumlah KK yang tidak mempunyai jamban dari 30% menjadi 0% di tahun 2018 KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) AIR LIMBAH PERMASALAHAN MENDESAK ISSU STRATEGIS TUJUAN SASARAN STRATEGI KEBIJAKAN PROGRAM KEGIATAN PERNYATAAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 30% penduduk Wakatobi tidak memiliki jamban

Lebih terperinci

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN

Memorandum Program Percepatan Pembangunan Sanitasi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Program dan dalam dokumen ini merupakan hasil konsolidasi dan integrasi dari berbagai dokumen perencanaan terkait pengembangan sektor sanitasi dari berbagai kelembagaan terkait, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG

BAB I PENDAHULUAN BUKU PUTIH SANITASI KAB. SIDENRENG RAPPANG BAB I PENDAHULUAN i BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka pencapaian target RPJMN 2010-2014 dan MDGs 2015 pemerintah memperbaiki kondisi sanitasi di Indonesia dengan mengarusutamakan percepatan

Lebih terperinci

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016

1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) SEKTOR AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2016 1. Jumlah masyarakat yang BABS di Barat adalah 28.257 KK atau 15.58%. 2. Jumlah masyarakat yang menggunakan cubluk/tangki

Lebih terperinci

Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi Bab 4 Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi 4.1 Air Limbah Domestik Penetapan tujuan, sasaran dan strategi pengembangan air limbah domestik dilakukan berdasarkan misi pengembangan sanitasi yang diturunkan

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 POLA PENANGANAN INFRASTRUKTUR PADA KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH STUDI KASUS KAWASAN BANTARAN SUNGAI WINONGO Amos

Lebih terperinci

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014

CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 CARA PERHITUNGAN SPM Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 I. PENYEDIAAN AIR MINUM CARA MENGUKUR 1) Rumus: SPM air minum yang aman melalui SPAM dengan jaringan perpipaan dan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan KELOMPOK KERJA SANITASI TAHUN 2015 DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN LATAR BELAKANG Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki

Lebih terperinci

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI

BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI 2.1 Gambaran Wilayah Geografis Kabupaten Kepulauan Sangihe secara geografis terletak di antara 4 O 4 13 4 O 44 22 Lintang Utara, 125 O 9 28 125 O 56 57 Bujur Timur, berada

Lebih terperinci