WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG"

Transkripsi

1 WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN

2 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR BELAKANG Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta... 2 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 3 C. LANDASAN HUKUM... 3 D. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA... 3 E. SISTEMATIKA... 5 BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN... 6 A. KONDISI GEOGRAFIS Luas Wilayah Letak Geografis Topografi, Klimatologi dan Penggunaan Lahan... 8 B. PEREKONOMIAN DAERAH Produk Domestik Regional Bruto Struktur Perekonomian Daerah PDRB Per Kapita Pertumbuhan Ekonomi Inflasi Keuangan Daerah Investasi C. SOSIAL BUDAYA DAERAH Kependudukan Kesehatan Pendidikan Ketenagakerjaan Kesejahteraan Sosial Agama Pariwisata Budaya Kelompok Kesenian Di Kota Yogyakarta... 37

3 D. PRASARANA DAN SARANA DAERAH Prasarana dan Sarana Ekonomi Prasarana dan Sarana Transportasi dan Perhubungan Prasarana dan Sarana Energi Prasarana dan Sarana Telekomunikasi dan Informasi Prasarana dan Sarana Air Bersih Prasarana dan Sarana Kesehatan Prasarana dan Sarana Irigasi Sarana Kebersihan Kota Sarana Air Limbah Sarana Permukiman E. PEMERINTAHAN UMUM Pemerintahan Ketertiban Masyarakat Hukum Politik F. KONDISI YANG DIHARAPKAN BAB III VISI, MISI DAN SASARAN PEMBANGUNAN A. VISI B. MISI PEMBANGUNAN C. SASARAN PEMBANGUNAN BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH A. KEBIJAKAN UMUM B. KEBIJAKAN KHUSUS C. STRATEGI PEMBANGUNAN BAB V ARAH KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH A. ARAH PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH B. ARAH PENGELOLAAN BELANJA DAERAH C. ARAH PEMBIAYAAN DAERAH D. KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN... 72

4 BAB VI KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PENDIDIKAN B. MEMPERTAHANKAN PREDIKAT KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI KOTA PARIWISATA, KOTA BUDAYA DAN KOTA PERJUANGAN C. MEWUJUDKAN DAYA SAING KOTA YOGYAKARTA YANG UNGGUL DALAM PELAYANAN JASA D. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG NYAMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN E. MEWUJUDKAN MASYARAKAT KOTA YOGYAKARTA YANG BERMORAL, BERETIKA, BERADAB, BERBUDAYA DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA F. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG MEMILIKI GOOD GOVERNANCE (TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK), CLEAN GOVERNMENT (PEMERINTAH YANG BERSIH), BERKEADILAN, DEMOKRATIS DAN BERLANDASKAN HUKUM G. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA YANG AMAN, TERTIB, BERSATU DAN DAMAI H. MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA BERKUALITAS I. MEWUJUDKAN KOTA YOGYAKARTA SEHAT J. MATRIKS MISI, KEBIJAKAN DAN PROGRAM RPJMD KOTA YOGYAKARTA TAHUN K. PAGU INDIKATIF PROGRAM TAHUN BAB VII KAIDAH PELAKSANAAN BAB VIII PENUTUP

5 WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, perlu disusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah; b. bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut pada huruf a di atas, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Yogyakarta Tahun Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan dalam Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang; 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup; 4. Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah Yang Bersih; 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; 7. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

6 8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005; 9. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 10. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun ; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah / Wakil Kepala Daerah; 12. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun ; 13. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Yogyakarta Nomor 1 tahun 1992 tentang Yogyakarta Berhati Nyaman. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Daerah Kota Yogyakarta; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Yogyakarta; 3. Walikota adalah Walikota Yogyakarta; 4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah memuat penjabaran dari visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun; 5. Rencana Pembangunan Tahunan Daerah yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan Daerah untuk kurun waktu 1 (satu) tahun; 6. Rencana Strategik Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra - SKPD) adalah dokumen perencanaan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun.

7 BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Pasal 2 RPJMD merupakan Dokumen Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang memuat visi, misi dan program Kepala Daerah untuk kurun waktu 5 (lima) tahun, terhitung mulai tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Walikota ini. Pasal 3 Penjabaran dari RPJMD ini akan ditindaklanjuti dalam RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dan Renstra-SKPD yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 4 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Yogyakarta. Diundangkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2007 Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 20 Maret 2007 WALIKOTA YOGYAKARTA ttd H. HERRY ZUDIANTO Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA YOGYAKARTA ttd Drs. RAPINGUN NIP DIUNDANGKAN DALAM BERITA DAERAH TAHUN 2007 NOMOR 17 SERI D

8 PENJELASAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN I. UMUM Pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang mengamanatkan daerah untuk menyusun Peraturan Walikota tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Dalam penyusunan Peraturan Walikota tentang RPJMD ini, Pemerintah Kota Yogyakarta berpedoman pada landasan idiil yaitu Pancasila dan Landasan Konstitusional Undang-Undang Dasar 1945 serta landasan operasional yang meliputi seluruh peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pembangunan Kota Yogyakarta. Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dalam penjelasan umum Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 mencantumkan bahwa RPJMD merupakan visi dan misi Kepala Daerah terpilih yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. RPJMD Kota Yogyakarta sebagai dokumen perencanaan pembangunan kota untuk kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota dimaksudkan untuk memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan di Kota Yogyakarta (Pemerintah, Masyarakat dan Dunia Usaha) dalam menyelengggarakan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. RPJMD Kota Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan kehidupan yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang

9 beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan dan menjadi pedoman di dalam penyusunan RKPD Kota Yogyakarta dan Renstra-SKPD Kota Yogyakarta. Dalam penyusunan Peraturan Walikota ini mengacu pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun serta merupakan penjabaran dari visi, misi, kebijakan dan strategi Walikota terpilih dengan pendekatan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman, yang menggambarkan struktur permasalahan yang dihadapi sebagai input dan pencapaian hasil pembangunan yang kemudian dianalisis untuk merumuskan kecenderungan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. Berdasarkan pendekatan tersebut, maka RPJMD Kota Yogyakarta memuat visi yaitu Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan, dengan harapan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Cukup jelas Pasal 4 Cukup jelas ooooo

10 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun , maka Pemerintah Kota Yogyakarta perlu menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD adalah suatu dokumen perencanaan strategis sebagai penjabaran visi, misi dan program kepala daerah selama kurun waktu 5 (lima) tahun yang penyusunannya berpedoman kepada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Selama masa jabatan kepala daerah terpilih, RPJMD merupakan acuan dan pedoman dasar pembangunan yang ingin dicapai daerah berdasarkan visi, misi dan program kepala daerah. Program dan kegiatan yang direncanakan sesuai dengan kewenangan dan urusan pemerintahan yang diamanatkan dalam undang-undang dengan mempertimbangkan kemampuan daerah. RPJMD sebagai pedoman manajerial taktis strategis kepala daerah beserta perangkatnya dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat dan juga RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

11 digunakan sebagai tolok ukur Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dalam menilai pertanggungjawaban kepala daerah pada setiap akhir tahun anggaran dan pada akhir masa jabatan. Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kota Yogyakarta menyusun RPJMD Kota Yogyakarta Tahun Pengertian RPJMD Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah Kota Yogyakarta untuk kurun waktu 5 (lima) tahun yang memuat visi, misi, strategi pembangunan daerah, arah kebijakan keuangan daerah, kebijakan dan program pembangunan daerah serta kaidah pelaksanaannya. 2. Proses Penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta Dalam penyusunan RPJMD Kota Yogyakarta Tahun dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut : Pertama, menyiapkan rancangan RPJMD untuk mendapatkan gambaran awal dari visi, misi kepala daerah dan kebijakan keuangan daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum hingga penyusunan program SKPD, lintas SKPD, rencana kerja dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaan indikatif. Kedua, melaksanakan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) Jangka Menengah Daerah untuk mendapatkan masukan dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan terhadap rancangan RPJMD. Ketiga, menyusun rancangan akhir RPJMD berdasarkan hasil Musrenbang Jangka Menengah Daerah yang menjadi masukan utama dalam penyempurnaan rancangan RPJMD. Keempat, menetapkan Peraturan Walikota tentang RPJMD beserta pengundangannya dalam berita daerah. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

12 B. MAKSUD DAN TUJUAN RPJMD Kota Yogyakarta Tahun ditetapkan dengan maksud memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh pelaku pembangunan yaitu pemerintah, masyarakat dan dunia usaha di Kota Yogyakarta dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya adalah untuk memberikan acuan dalam pengelolaan dan pelaksanaan pembangunan oleh seluruh pelaku pembangunan dalam mewujudkan kehidupan Kota Yogyakarta yang demokratis, transparan, partisipatif, akuntabel, berkeadilan sosial, melindungi hak asasi manusia, menegakkan supremasi hukum dalam tatanan masyarakat daerah yang beradab, berakhlak mulia, mandiri, bebas, maju dan sejahtera dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan. C. LANDASAN HUKUM Landasan idiil dari RPJMD Kota Yogyakarta Tahun adalah Pancasila dan landasan konstitusionalnya adalah UUD 1945, sedangkan landasan operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangundangan yang berkaitan langsung dengan pembangunan Kota Yogyakarta. D. HUBUNGAN RPJMD DENGAN DOKUMEN PERENCANAAN LAINNYA RPJMD Kota Yogyakarta Tahun mempunyai kedudukan sebagai kerangka dasar bagi kepala daerah dalam melaksanakan pembangunan yang merupakan penjabaran kehendak masyarakat Kota Yogyakarta dan diwujudkan dalam visi dan misi kepala daerah dengan memperhatikan arahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. RPJMD berfungsi sebagai arah serta pedoman dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat, bagi Pemerintah Kota Yogyakarta, pelaku bisnis dan sektor swasta serta seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan keserasian pembangunan, pertumbuhan dan kemajuan kota di segala bidang. Selain itu RPJMD berfungsi sebagai tolok ukur penilaian kinerja RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

13 kepala daerah di setiap akhir tahun anggaran dan juga pada akhir masa jabatan. Pemerintah Kota Yogyakarta telah menyusun Rencana Induk Kota pada tahun 1986 yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7 Tahun Perda tersebut merupakan Rencana Induk Tata Ruang Kota dari tahun di mana Kota Yogyakarta dibagi dalam beberapa blok kawasan pembangunan. Rencana Induk Tata Ruang Kota tersebut diikuti dengan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota yang ditetapkan dengan Perda Nomor 5 Tahun 1991 yang merupakan perencanaan ruang kota dari tahun Pemanfaatan ruang kota terbagi menjadi 5 bagian wilayah kota dan disertai dengan adanya rencana infrastruktur kota. Pada tahun 1992 Pemerintah Kota Yogyakarta menetapkan slogan "Yogyakarta Berhati Nyaman" dengan Perda Nomor 1 Tahun 1992 yang merupakan dasar tata nilai kehidupan lahir maupun batin masyarakat Yogyakarta dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang bersumber pada nilai-nilai budaya daerah "Ngayogyakarta Hadiningrat" sebagai bagian dari budaya nasional yang bersumber pada falsafah Pancasila. Slogan Yogyakarta Berhati Nyaman dijiwai semangat Mangayu Hayuning Bawana sebagai cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta. Rencana Umum Tata Ruang Kota yang ditetapkan dengan Perda Nomor 6 Tahun 1994 sebagai dasar dalam perencanaan ruang kota dari tahun , diantaranya berisi; (i) pemanfaatan dan pengendalian ruang kota dengan potensi yang terdapat di dalamnya sehingga berdaya guna dan berhasil guna, (ii) terselenggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya, (iii) adanya penetapan kawasan lindung, (iv) tertatanya perkembangan kawasan budidaya yang meliputi kawasan permukiman dan pusat pelayanan kegiatan, (v) penetapan kawasan prioritas pengembangan, (vi) penetapan sistem pelayanan perkotaan dan tertatanya jaringan induk sistem prasarana perkotaan, (vii) penetapan kebijakan yang berkaitan dengan tata guna tanah, tata guna air dan sumber daya alam, serta (viii) kebijakan penunjang penataan ruang. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, selain menyusun RPJPD, daerah RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

14 diwajibkan menyusun RPJMD untuk 5 (lima) tahun ke depan yang diarahkan untuk ikut mencapai tujuan nasional. Dalam rangka ikut mewujudkan tujuan pembangunan nasional tersebut khususnya bagi masyarakat Kota Yogyakarta, perlu ditetapkan Peraturan Walikota tentang RPJMD Kota Yogyakarta Tahun E. SISTEMATIKA RPJMD Kota Yogyakarta Tahun disusun dengan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Bab II Gambaran Umum dan Kondisi yang Diharapkan Bab III Visi, Misi dan Sasaran Pembangunan Bab IV Strategi Pembangunan Daerah Bab V Arah Kebijakan Keuangan Daerah Bab VI Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah Bab VII Kaidah Pelaksanaan Bab VIII Penutup RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

15 BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI YANG DIHARAPKAN A. KONDISI GEOGRAFIS 1. Luas Wilayah Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah Ha atau 32,50 Km 2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,50 km dan dari barat ke timur kurang lebih 5,60 Km. Secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 Kecamatan, 45 Kelurahan, 614 Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Penggunaan lahan paling banyak diperuntukkan bagi perumahan, yaitu sebesar 2.103,27 Ha dan bagian kecil berupa lahan kosong seluas 20,20 Ha. Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang wilayahnya paling luas yaitu 812,00 Ha atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan yang wilayahnya paling sempit adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 63,00 Ha (1,94%). Adapun luas masing-masing kecamatan di Kota Yogyakarta sebagai berikut : Tabel 2.1 Pembagian Administrasi dan Luas Wilayah Tahun 2006 Kota Yogyakarta No Kecamatan Kelurahan 1. Mantrijeron 1.Gedongkiwo 2.Suryodiningratan 3.Mantrijeron 2. Kraton 1.Patehan 2.Panembahan 3.Kadipaten 3. Mergangsan 1.Brontokusuman 2.Keparakan 3.Wirogunan 4. Umbulharjo 1.Giwangan 2.Sorosutan 3.Pandeyan Luas Km Jumlah RW Jumlah RT RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

16 No Kecamatan Kelurahan 4.Warungboto 5.Tahunan 6.Muja Muju 7.Semaki 5. Kotagede 1.Prenggan 2.Purbayan 3.Rejowinangun 6. Gondokusuman 1.Baciro 2.Demangan 3.Klitren 4.Kotabaru 5.Terban 7. Danurejan 1.Suryatmajan 2.Tegalpanggung 3.Bausasran 8. Pakualaman 1.Purwokinanti 2.Gunungketur 9. Gondomanan 1.Prawirodirjan 2.Ngupasan 10. Ngampilan 1.Notoprajan 2.Ngampilan 11. Wirobrajan 1.Patangpuluhan 2.Wirobrajan 3.Pakuncen 12. Gedongtengen 1.Pringgokusuman 2.Sosromenduran 13. Jetis 1.Bumijo 2.Gowongan 3.Cokrodiningratan 14. Tegalrejo 1.Tegalrejo 2.Bener 3.Kricak 4.Karangwaru Luas Km Jumlah RW Jumlah RT Jumlah 45 32, Sumber Data : Bagian Tata Pemerintahan Setda Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

17 2. Letak Geografis Letak geografis Kota Yogyakarta di antara dan Bujur Timur, dan Lintang Selatan dengan ketinggian rata-rata 114 m diatas permukaan laut. Wilayah Kota Yogyakarta sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sleman, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bantul serta sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul dan Sleman. Ditinjau dari faktor geografis permasalahan yang dialami Kota Yogyakarta berasal dari dua faktor, yaitu faktor bawaan daerah dan manusia. Faktor bawaan daerah adalah faktor-faktor yang dimiliki daerah dan tidak sepenuhnya mampu dikendalikan. Faktor bawaan daerah tersebut antara lain letak geografis Kota Yogyakarta yang berdekatan dengan Gunung Merapi dan Samudera Indonesia. Geomorfologi Kota Yogyakarta tersebut memberikan keuntungan daerah, namun di sisi lain juga menimbulkan masalah terkait dengan risiko terjadinya bencana alam gempa bumi vulkanik maupun tektonik. 3. Topografi, Klimatologi dan Penggunaan Lahan a. Topografi Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng Gunung Merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0-2%) dan berada pada ketinggian rata-rata 114 meter dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah dengan luas Ha terletak pada ketinggian kurang dari 100 meter dan sisanya Ha berada pada ketinggian antara meter dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat 3 sungai yang mengalir dari arah utara ke selatan yaitu Sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat kota. Ketinggian wilayah Kota Yogyakarta dari permukaan air laut dapat dibagi menjadi dua kelas yaitu ketinggian < 100 m dan m dari permukaan laut. Ketinggian < 100 m dari permukaan laut seluas ha atau 51,98% dari luas wilayah terdapat di RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

18 Kecamatan Mantrijeron, Kraton, Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondomanan, Ngampilan dan Wirobrajan. Ketinggian m dari permukaan laut seluas Ha atau 49,02% dari luas wilayah, terdapat di Kecamatan Mergangsan, Umbulharjo, Kotagede, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gondomanan, Ngampilan, Wirobrajan, Gedong-tengen, Jetis dan Tegalrejo. b. Klimatologi Secara umum rata-rata curah hujan tertinggi selama Tahun 2006 terjadi pada bulan Maret yaitu sebanyak 387,5 mm dan terendah terjadi pada bulan Juni sampai dengan September yaitu 0 mm. Rata-rata hari hujan per bulan 11,08 hari hujan, suhu rata-rata 27,8 C dan kelembaban udara rata-rata cukup tinggi terjadi pada bulan Maret sebesar 87% dan terendah pada bulan Juni sampai dengan September sebesar 72%. Pada umumnya bertiup angin muson dan pada musim hujan bertiup angin barat daya dengan arah 240 bersifat basah dan mendatangkan hujan, pada musim kemarau bertiup angin muson tenggara yang agak kering dengan arah ± dengan rata-rata kecepatan 2-3 knot/jam. c. Penggunaan Lahan Penggunaan lahan dibedakan menurut jenisnya meliputi perumahan, jasa, perusahaan, industri, pertanian, kosong diperuntukan (DPK) dan lain-lain. Dominasi penggunaan lahan untuk Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah untuk perumahan, sedangkan penggunaan lahan secara lengkap adalah sebagai berikut: Tabel 2.2 Luas Penggunaan Tanah Berdasarkan Status Peruntukan Lahan Tahun 2005 di Kota Yogyakarta JENIS PENGGUNAAN TANAH (HA) No Kecamatan Kosong Jumlah Perumahan Jasa Perusahaan Industri Pertanian Lain-lain DPK 1 Mantrijeron 200,8500 9, ,6399 0,4880 4,5577 0, , , Kraton 104, ,2000 8, , , Mergangsan 156, , ,5093 1,6000 5,5319 0, , , Umbulharjo 509, , , , , , , , Kotagede 221,8490 8, , , ,0918 0, , ,0000 RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

19 JENIS PENGGUNAAN TANAH (HA) No Kecamatan Kosong Jumlah Perumahan Jasa Perusahaan Industri Pertanian Lain-lain DPK 6 Gondokusuman 228, , ,3547 6,3400 0,0291 0, , , Danurejan 49, , ,2400 0, , , Pakualaman 34, ,0400 5,7500 0,3200-0, , , Gondomanan 47, , ,8800 1, , , Ngampilan 62,2250 3,3600 4, , , , Wirobrajan 136,4522 7, ,7200 0,6000 0, , , Gedongtengen 66,8790 3, , , , Jetis 105, , ,8296 2,8800-0, , , Tegalrejo 183, ,4019 8,2556 9, ,4966 0, , ,0000 Jumlah (Ha) 2.103, , , , , , , ,0000 Sumber Data : - Kantor Pertanahan Kota Yogyakarta - Berdasarkan Status Peruntukan Lahan. B. PEREKONOMIAN DAERAH 1. Produk Domestik Regional Bruto Produk Domestik Regional Bruto Kota Yogyakarta pada tahun 2005 berdasarkan harga konstan 2000 nilainya Rp ,-, mengalami kenaikan sebesar 4,88% apabila dibandingkan tahun 2004 yaitu sebesar Rp ,-. Tabel 2.3 Perkembangan PDRB Kota Yogyakarta Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 (dalam jutaan Rupiah) No Sektor Kegiatan Pertanian Pertambangan/Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air bersih Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa Jumlah Sumber : BPS Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

20 2. Struktur Perekonomian Daerah Persentase kontribusi sektor-sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta tahun 2001 dan 2005 atas dasar konstan 2000 selama lima tahun terakhir cukup seimbang artinya dari nilai kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB nilainya konstan. Dari kesembilan sektor yang ada sektor tersier merupakan sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling besar. Sektor ini terdiri dari perdagangan, hotel dan restoran; angkutan dan komunikasi; keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; serta sektor jasa-jasa. Pada tahun 2005 sektor yang memberikan kontribusi paling tinggi terhadap PDRB Kota Yogyakarta adalah sektor perdagangan dan restoran yaitu sebesar 25,52%, sedangkan sektor jasa-jasa/service berada di urutan kedua yaitu sebesar 21,33%. Dua sektor yang kontribusinya terhadap PDRB paling kecil adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian masing-masing hanya memberikan kontribusi sebesar 0,01% dan 0,50%. 3. PDRB Per Kapita PDRB perkapita Kota Yogyakarta dari tahun 2003 sampai 2005 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2005 PDRB Perkapita Kota Yogyakarta adalah sebesar Rp ,- sedangkan pada tahun 2004 adalah Rp ,- atau mengalami kenaikan sebesar 2,94%. Pertumbuhan ini sedikit lebih kecil apabila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2004 yang sebesar 3,11%. TAHUN Tabel 2.4 PDRB Per Kapita Menurut Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2000 Tahun Harga Berlaku PDRB PERKAPITA Harga Konstan Sumber : BPS Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

21 4. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta pada tahun 2005 adalah sebesar 4,88%, sedikit lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2004 yaitu sebesar 5,05%. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat terjadi pada sektor keuangan sewa dan jasa perusahaan, perdagangan serta jasa-jasa, masing-masing sebesar 7,50%, 6,24% dan 2,46%. Pada tahun 2005 sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor pertanian, masing-masing mengalami penurunan sebesar 34,77% dan 11,79%, hal ini disebabkan berkurangnya lahan pertanian dan keterbatasan luas lahan yang tersedia untuk sektor-sektor tersebut. Apabila dilihat selama kurun waktu sektor ini selalu mengalami pertumbuhan yang negatif meskipun besarnya nilai penurunan berfluktuatif. Tabel 2.5 Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar harga Konstan Tahun 2000 Di Kota Yogyakarta Tahun No Sektor Kegiatan Pertanian Pertambangan/Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air bersih Bangunan Perdagangan Pengangkutan dan Komunikasi Keuangan, Persewaan & jasa Perusahaan Jasa-jasa PERTUMBUHAN EKONOMI Sumber : BPS Kota Yogyakarta 5. Inflasi Laju inflasi di Kota Yogyakarta tahun 2005 adalah 14,98%, mengalami kenaikan sebesar 115,53% jika dibandingkan tahun 2004 yang sebesar 6,95%. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

22 Tabel 2.6 Tingkat Inflasi Kota Yogyakarta Tahun No Tahun/Bulan Kumulatif Inflasi , , , ,40 Sumber : BPS Kota Yogyakarta 6. Keuangan Daerah Realisasi pendapatan daerah Kota Yogyakarta pada tahun 2006 sebesar Rp ,64 mengalami kenaikan sebesar 32,47% dari tahun sebelumnya. Sedangkan realisasi belanja pada tahun 2006 sebesar Rp ,30. Tabel 2.7 Realisasi APBD Tahun No. Uraian Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 I PENDAPATAN , , , ,64 1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) , , , ,52 a. Pajak Daerah , , , ,00 b. Restribusi , , , ,00 c. BUMD , , , ,62 d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah , , , ,90 2 Dana Perimbangan , , , ,12 a. Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak , , , ,00 b. Dana Alokasi Umum (DAU) 196,100,000, ,787,000, ,231,000, ,832,000, c. Dana Alokasi Khusus (DAK) 4,200,000, ,500,000, ,600,000, ,800,000, D Bagi Hasil Pajak dan , , , ,12 Bantuan Provinsi 3 Lain-Lain Pendapatan Yang Syah , , , ,00 II BELANJA , , , ,30 1 Aparatur , , , ,30 2 Publik , , , ,00 III PEMBIAYAAN ( ,70) , ,21 ( ,34) 1 Penerimaan Daerah , , , ,15 2 Pengeluaran Daerah , , , ,49 Sumber : Badan Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Yogyakarta 7. Investasi Industri merupakan sektor yang mendukung bagi perkembangan investasi di Kota Yogyakarta. Industri di Kota Yogyakarta terdiri dari industri kecil hasil pertanian dan kehutanan, industri logam, industri RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

23 aneka, serta industri sedang dan besar. Industri sedang merupakan industri dengan jumlah tenaga kerja orang, sedangkan industri besar adalah industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Pada Tahun 2005 jumlah industri kecil di Kota Yogyakarta adalah sebanyak unit, dengan jumlah tenaga kerja orang dan nilai investasi sebesar Rp ,-. Tahun 2005 jumlah industri kecil yang ada mengalami kenaikan sebesar 0,68% jika dibandingkan tahun 2004 yang hanya unit. Jumlah tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan sebesar 1,23% dengan pertumbuhan nilai investasi sebesar 2,25 %. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan nilai investasi pada tahun 2004 yang mencapai Rp Tabel 2.8 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun Usaha/Busines Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (Orang) (Rp.000) Sumber : BPS Kota Yogyakarta Banyaknya industri kecil hasil pertanian dan kehutanan pada Tahun 2005 adalah unit mengalami kenaikan sebesar 0,94% jika dibandingkan tahun Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak orang, mengalami kenaikan sebesar 1,61% dengan nilai investasi sebesar Rp ,- atau mengalami kenaikan sebesar 4,60%. Tabel 2.9 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Hasil Pertanian dan Kehutanan Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun Usaha/Bisnis Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (Orang) (Rp.000) Sumber : BPS Kota Yogyakarta RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

24 Nilai investasi industri logam, mesin dan kimia di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 sebesar Rp ,- mengalami kenaikan sebesar 3,44% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah unit usaha yang ada sebanyak unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak orang. Jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang diserap mengalami kenaikan apabila dibandingkan tahun sebelumnya yaitu masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,22% dan 3,44%. Tabel 2.10 Banyaknya Usaha Industri Kecil, Logam, Mesin dan Kimia (LMK), Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Tahun Usaha/Bisnis Tenaga Kerja Nilai Investasi (Unit) (Orang) (Rp.000) Sumber : BPS Kota Yogyakarta Banyaknya tenaga kerja yang diserap oleh industri aneka pada Tahun 2005 adalah orang, dengan jumlah industri sebanyak unit dan nilai investasi sebesar Rp ,-. Jumlah unit usaha, tenaga kerja yang diserap dan nilai investasi masing-masing mengalami kenaikan sebesar 0,38%, 0,87% dan 0,41%. Tabel 2.11 Banyaknya Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Investasi Industri Aneka (I A) Usaha/Busines Tenaga Kerja Nilai Investasi Tahun (Unit) (Orang) (Rp.000) Sumber : BPS Kota Yogyakarta Total jumlah industri besar dan sedang yang ada di Kota Yogyakarta pada Tahun 2005 adalah 106 unit, terdiri dari 18 unit industri besar dan 88 unit industri sedang. Industri besar dan sedang yang paling banyak terdapat di Kecamatan Mergangsan dan Umbulharjo, masing- RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

25 masing memberikan kontribusi sebesar 15,45%. Di Kecamatan Mergangsan terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2 unit industri besar, sedangkan di Kecamatan Umbulharjo terdiri dari 15 unit industri sedang dan 2 unit industri besar. Di posisi yang selanjutnya adalah Kecamatan Jetis sebanyak 13 unit usaha sedang dan 3 unit usaha besar dengan proporsi 14,55%. Kecamatan yang paling sedikit unit industrinya adalah Kecamatan Gedongtengen. Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit industri sedang dengan proporsi sebesar 0,91%. Tabel 2.12 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta Tahun 2006 Kecamatan Industri Industri Besar Sedang Jumlah 1. Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah Tahun Tahun Sumber : BPS Kota Yogyakarta C. SOSIAL BUDAYA DAERAH 1. Kependudukan a. Penduduk menurut jenis kelamin dan Kecamatan Berdasarkan registrasi penduduk tahun 2006, jumlah penduduk Kota Yogyakarta tahun 2006 adalah orang, terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

26 Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 51,37% lakilaki dan 48,63% perempuan. Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk perempuan. Hal tersebut terlihat dengan nilai sex rasio yang lebih tinggi dari 100 yaitu sebesar 105,63%. Apabila dilihat selama kurun waktu tahun 2001 sampai 2006, pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta nilainya selalu positif walaupun kenaikannya tidak banyak. Dari tahun 2005 dan 2006 pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta secara berturutturut adalah 0,97% dan 0,80%. Apabila dilihat dari banyaknya penduduk per kecamatan, pada tahun 2006 Kecamatan Gondokusuman merupakan kecamatan yang penduduknya paling banyak di Kota Yogyakarta yaitu sebanyak orang dengan proporsi 14,48%, sedangkan diposisi kedua yaitu Kecamatan Umbulharjo sebanyak orang dengan proporsi 14,21%. Kecamatan yang penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Pakualaman hanya sebanyak orang dengan proporsi sebesar 2,88 %. Kecamatan yang kepadatan penduduknya paling tinggi adalah Kecamatan Ngampilan yaitu sebesar orang/km2. Kecamatan ini mempunyai luas wilayah sebesar 0,82 Km 2 dan berpenduduk sebanyak orang. Sedangkan kecamatan yang kepadatan penduduknya paling kecil adalah Kecamatan Umbulharjo yaitu sebanyak Orang/Km2. Meskipun kecamatan ini merupakan kecamatan yang penduduknya terbanyak di urutan kedua, akan tetapi karena wilayahnya luas yaitu sebesar 8,12 Km 2 maka kepadatan penduduknya kecil. Berbeda halnya dengan Kecamatan Ngampilan, meskipun jumlah penduduknya relatif cukup besar akan tetapi karena luas wilayahnya sempit maka mengakibatkan kepadatan penduduknya besar. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

27 Tabel 2.13 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Hasil Registrasi Tahun 2005 dan 2006 di Kota Yogyakarta No Kecamatan Penduduk Menurut Jumlah Rumah Jumlah Penduduk Jenis Kelamin Tangga L P Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah Sumber : Badan Kependudukan, Keluarga Berencana dan Catatan Sipil (BKKBC) b. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Persebaran penduduk yang tidak merata persebarannya perlu mendapat perhatian karena berkaitan dengan daya dukung lingkungan yang tidak seimbang antara Kabupaten atau Kota. Oleh karena itu dibutuhkan persebaran penduduk yang lebih merata dari wilayah yang padat penduduknya ke wilayah yang jarang penduduknya atau rendah tingkat kepadatannya. Selama tahun Kota Yogyakarta merupakan kota yang kepadatan penduduknya paling tinggi apabila dibandingkan dengan daerah lain di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2006 kepadatan penduduk di Kota Yogyakarta mencapai orang per Km 2. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

28 Tabel 2.14 Kepadatan Penduduk Per Kecamatan Tahun 2005 dan 2006 Di Kota Yogyakarta NO. Kecamatan Kepadatan Penduduk(jiwa/Km2) Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Rata-rata Sumber : BKKBC Kota Yogyakarta 2. Kesehatan a. Derajat kesehatan Derajat kesehatan di Kota Yogyakarta dapat dilihat dari indikator antara lain : angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita per kelahiran hidup, angka kematian ibu melahirkan per kelahiran hidup, rata-rata usia harapan hidup penduduk dan status gizi. Umur harapan hidup di Kota Yogyakarta pada tahun 2005 untuk jenis kelamin laki-laki adalah 66,38 tahun, sedangkan untuk perempuan adalah 70,25 tahun. Angka kematian untuk bayi adalah 3,57 per Kelahiran Hidup, angka kematian balita adalah 0,14 per Kelahiran Hidup dan angka kematian ibu melahirkan adalah 141 per Kelahiran Hidup. Indeks gizi baik pada tahun 2005 mencapai 83,29%. Angka kesakitan Tuberculose (TB) paru adalah 222 per penduduk, angka kesakitan campak adalah 313 kunjungan, angka kesakitan diare adalah 10,38%, angka kesakitan Infeksi SaIuran Pernafasan Atas (ISPA) adalah RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

29 kunjungan dan angka kesakitan demam berdarah adalah 20 per penduduk. Jumlah kematian ibu di Kota yogyakarta pada tahun 2005 adalah 9 orang. Angka ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun 2004 yaitu sebanyak 5 orang atau mengalami kenaikan sebesar 80%. Sedangkan untuk jumlah kematian bayi pada tahun 2005 adalah 1 orang mengalami penurunan sebesar 14,28% dibandingkan tahun 2004 yang mencapai 7 orang. Banyaknya balita gizi buruk pada tahun 2005 adalah sebanyak 570 Orang dan pada tahun 2004 adalah 582 orang mengalami penurunan sebesar 2,06%, maka angka ini merupakan salah satu keberhasilan pemerintah Kota Yogyakarta dalam pengupayaan penurunan balita gizi buruk. b. Upaya Kesehatan Upaya pelayanan kesehatan yang telah dilaksanakan bagi masyarakat Kota Yogyakarta meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun saat ini upaya kesehatan yang dilaksanakan masih lebih banyak bersifat kuratif dari pada promotif dan preventif. Sarana pelayanan kesehatan swasta (dokter praktek swasta) lebih banyak berperan dibidang upaya kesehatan perorangan dan lebih banyak melakukan upaya kuratif. Adapun upaya kesehatan yang berbasis masyarakat telah dikembangkan di Kota Yogyakarta sebagai peran serta aktif masyarakat dapat dilihat dari kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Hasil evaluasi terhadap posyandu yang ada 630 pos atau 51,92% merupakan posyandu purnama dan 32,54% merupakan posyandu mandiri. Menurut standar pelayanan minimal bidang kesehatan secara nasional cakupan posyandu purnama di suatu wilayah adalah 40%. c. Pembiayaan Kesehatan Dalam hal pembiayaan kesehatan, khususnya untuk masyarakat miskin sejak awal tahun 2005 dilaksanakan oleh PT. ASKES berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

30 mengatur tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Jumlah Keluarga Miskin di Kota Yogyakarta penerima Kartu ASKESKIN tahun 2005 sebanyak KK dan Tahun 2006 sebanyak KK. d. Sumber Daya Manusia Sumber daya kesehatan manusia di Kota Yogyakarta sudah termasuk lengkap. Jenis tenaga kesehatan adalah meliputi : Dokter Umum, Dokter Gigi, Nutrisionis, Apoteker, Asisten Apoteker, Fisioterapi, Radiolog, Analis Kesehatan, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sanitarian, Anastesi, dan tenaga lainnya. Rasio praktek dokter umum : 111,1 / penduduk Rasio praktek dokter gigi : 28,8 / penduduk Rasio bidan swasta : 13,4 / penduduk Tenaga kesehatan tersebut tersebar di seluruh sarana pelayanan kesehatan baik swasta maupun pemerintah. Suplai tenaga kesehatan dapat terpenuhi dari sekolah-sekolah kesehatan yang ada di Kota Yogyakarta baik negeri maupun swasta. 3. Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu didukung dengan penyediaan sarana fisik pendidikan maupun tenaga pengajar yang memadai. Gambaran umum mengenai jumlah sekolah, jumlah kelas, jumlah guru maupun jumlah murid dari jenjang pendidikan prasekolah sampai menengah di Kota Yogyakarta pada tahun ajaran 2005/2006 dapat dilihat di bawah ini : a. Sekolah Taman Kanak-kanak Jumlah Sekolah Taman Kanak-kanak pada Tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta adalah 206 unit terdiri dari 2 TK negeri dan 204 TK swasta, dengan jumlah kelas 529 unit (14 negeri dan 515 swasta) dan jumlah guru 928 orang (27 guru di TK Negeri dan 901 RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

31 guru di TK Swasta). Adapun total jumlah murid TK adalah siswa yang terdiri dari 310 siswa negeri dan swasta. Tabel 2.15 Jumlah TK, Jumlah Kelas, Guru dan Murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 Jumlah TK Jumlah Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid No Kecamatan 2005/ / / / / / / / Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta b. Sekolah Dasar (SD) Pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta terdapat 208 unit Sekolah Dasar terdiri dari 127 SD Negeri dan 81 SD Swasta. Jumlah ini lebih sedikit apabila dibandingkan tahun ajaran 2004/2005 yang mencapai sebesar 219 sekolah. Jumlah kelas yang ada adalah kelas, 999 di SD Negeri dan 706 di SD Swasta, sedangkan jumlah guru SD adalah orang, guru di SD Negeri dan guru di SD Swasta. Total jumlah murid SD adalah orang yang terdiri dari orang di SD Negeri dan orang di SD Swasta. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

32 Tabel 2.16 Jumlah SD, Jumlah Kelas, Guru dan Murid Se Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 Jumlah SD Jumlah Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid NO Kecamatan 2005/ / / / / / / / Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH Sumber Data : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta c. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Jumlah Madrasah Ibtidaiyah (MI) paling kecil jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lain yaitu hanya sebanyak 2 MI terdiri dari 1 MI Negeri dan 1 MI swasta dengan jumlah kelas 12 unit 6 kelas di MI Negeri dan 6 kelas di MI Swasta. Total jumlah guru MI adalah 55 orang, 34 orang di MI Negeri dan 21 orang di MI Swasta. Adapun jumlah murid MI adalah 218 orang yang terdiri dari 143 orang murid MI Negeri dan 75 orang murid MI Swasta. d. Sekolah Luar Biasa Di Kota Yogyakarta terdapat 7 Sekolah Luar Biasa, 3 SLB Negeri dan 4 SLB Swasta, dengan jumlah kelas 127 kelas, 87 kelas di SLB Negeri dan 40 kelas di SLB Swasta. Adapun jumlah guru SLB adalah sebanyak 189 orang, 145 guru di SLB Negeri dan 44 orang di SLB Swasta dengan jumlah murid 438 orang yang terdiri dari 326 orang murid di SLB Negeri dan 112 orang murid di SLB Swasta. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

33 e. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Banyaknya Sekolah Menengah Pertama pada tahun ajaran 2005/2006 di Kota Yogyakarta adalah 59 unit terdiri dari 16 SMP Negeri dan 43 SMP Swasta. Jumlah kelas yang ada sebanyak 627 kelas, 280 kelas di SMP Negeri dan 347 kelas di SMP Swasta. Total jumlah guru orang terdiri dari 797 orang guru di SMP Negeri dan orang di SMP Swasta. Jumlah murid SMP adalah orang, yaitu orang di SMP Negeri dan orang di SMP Swasta. Tabel 2.17 Jumlah SLTP Umum Serta Jumlah kelas,guru, dan Murid Se-Kota Yogyakarta Per Kecamatan Tahun Ajaran 2005/2006 dan 2006/2007 Jumlah SLTP Jumlah Kelas Jumlah Guru Jumlah Murid No Kecamatan 2005/ / / / / / / / Mantrijeron Kraton Mergangsan Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo JUMLAH Sumber Data: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta f. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Yogyakarta pada tahun 2005/2006 adalah 7 unit, dengan jumlah kelas 51, 15 kelas di MTs Negeri dan 36 kelas di MTs Swasta. Jumlah guru MTs sebanyak 180 orang terdiri dari 45 orang di MTs Negeri dan 135 orang di MTs Swasta. Adapun jumlah murid yang ada adalah 552 orang di MTs Negeri dan orang di MTs Swasta. RPJMD Kota Yogyakarta Tahun

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Kondisi Pusat Olahraga Papan Luncur 3.1.1 Tinjauan Pusat Olahraga Papan Luncur di Yogyakarta Pusat

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta dikenal dengan julukan sebagai kota pelajar, kota budaya serta kota pariwisata. Julukan tersebut tersemat bukan tanpa alasan. Salah satunya tentu

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Yogyakarta tahun 2005-2025 maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian BAB II Gambaran Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta 1. Letak Wiayah Kota Yogyakarta terletak antara 110º24 19-110º28 53 Bujur Timur dan antara 07º49 26-07º15 24 Lintang Selatan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA BAB II GAMBARAN UMUM KOTA 2.1. Geografis Kota Yogyakarta terletak di koordinat 110 24'19"-110 28'53" Bujur Timur dan 07 49'26" 07 15'24" Lintang Selatan. Luas Kota Yogyakarta adalah sekitar 32,5 Km2 atau

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta Studio foto sewa di Kota Yogyakarta merupakan wadah bagi fotograferfotografer baik hobi maupun freelance untuk berkarya dan bekerja dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Kota Yogyakarta 1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Filosofi pembentukan Kota Yogyakarta bertumpu pada keberadaan kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang secara spesifik

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit. BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Deskripsi Kota Yogyakarta a. Geografi Luas wilayah Kota Yogyakarta kurang lebih hanya 1,02 % dari seluruh luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32, km2. Terbagi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian mengenai tingkat bahaya dan kerentanan banjir juga pernah dilaksanakan oleh Lusi Santry, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua bukanlah pilihan, melainkan suatu kepastian yang akan dialami setiap orang yang memiliki kesempatan hidup lebih lama, hanya saja yang membedakan adalah

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2018 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

H a l I-1 1.1 LATARBELAKANG

H a l I-1 1.1 LATARBELAKANG H a l I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATARBELAKANG Dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA 2.1 Profil Kota Yogyakarta 2.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2012

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta 1. Sejarah Singkat Kota Yogyakarta Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal Februari 1755 yang ditandatangani

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2011-2015 Diperbanyak oleh: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

Yogyakarta, 15 September 2012

Yogyakarta, 15 September 2012 Yogyakarta, 15 September 2012 Latar Belakang dan Permasalahan Sumbangan sektor Telematika terhadap struktur Perekonomian Nasional, naik dari 89 T (2006) menjadi 205 T (2010): sumber BPS Sumbangan Sektor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA BOGOR TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN PADANG LAWAS

PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG KABUPATEN PADANG LAWAS Julian Aditya Pratama Blog PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG http://julian.staff.ipb.ac.id/2011/04/19/penyusunan-rencana-pembangunan-jangka-panjang-kabupat e PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Yogyakarta Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim hujan 20016/2017. Gambar 4.1 Prakiraan Awal musim Hujan 2016/2017 di Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 PEMERINTAH KOTA SEMARANG TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KABUPATEN PACITAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Luas Wilayah Kota Yogyakarta Gambar 3.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo. BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 1.1 Profil Kota Yogyakarta 1.1.1 Keadaan Geografis Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disamping empat kabupaten lainnya yaitu

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KOTA BOGOR TAHUN

PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KOTA BOGOR TAHUN PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG (RPJP) DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013

RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI SKPD TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013 RINGKASAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN

Lebih terperinci

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ~ 1 ~ BUPATI BONDOWOSO Rancangan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping empat daerah

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI Cimahi berasal dari status Kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Bandung sesuai dengan perkembangan dan kemajuannya berdasarkan Undangundang Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJM-D) KOTA PANGKALPINANG TAHUN 2008-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang

Lebih terperinci

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak POLA DISTRIBUSI KERUANGAN MCK KOMUNAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA Ariyani Indrayati Dosen Jurusan Geografi FIS - Unnes Abstrak Kota Yogyakarta dilalui tiga sungai utama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintahan Daerah telah diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut

Lebih terperinci

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA BERKUALITAS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG YOGYAKARTA PROVINSI DAER O WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STEMPEL / CAP DAN KOP NASKAH DINAS PADA SATUAN KERJA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dari 33 provinsi yang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2011 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas dari peran dan upaya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri. Menjaga

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI)

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUKAMARA (REVISI) BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 363 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 363 TAHUN 2014 TENTANG KEPUTUSAN NOMOR 363 TAHUN 2014 TENTANG TAMBAHAN FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL DARI PELAMAR UMUM Menimbang : a. bahwa agar setiap SKPD mampu melaksanakan tugas pokok dan fungsi secara optimal untuk mencapai

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN SERTA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. KONDISI UMUM KOTA YOGYAKARTA 1. Visi dan Misi Kota Yogyakarta a. Visi Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas, Berkarakter dan Inklusif, Pariwisata

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI SUMBA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016-2021 DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN DEMAK TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH

Lebih terperinci

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyampaian laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD merupakan amanah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12

Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 12 BAB I PENDAHULUAN Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Konsekuensi logis sebagai negara kesatuan

Lebih terperinci

-1- WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG

-1- WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG -1- WALIKOTA TEGAL PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2014-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR 7 PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR Ridayati 1,a Jurusan Teknik Sipil STTNAS Yogyakarta 1 Jalan Babarsari No.1 Depok,

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Kota Yogyakarta 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km2 (1,2% dari luas

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA Program Magister Bidang Keahlian Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Surabaya, 2012 PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA Oleh: Meria

Lebih terperinci

[Type the company name]

[Type the company name] [Type the company name] user [Pick the date] KATA PENGANTAR R PJM Daerah Kota Pontianak Tahun 2010 2014 merupakan penjabaran dari visi, misi dan program prioritas Walikota Pontianak yang akan dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA Bangunan Rehabilitasi Alzheimer di Yoyakarta merupakan tempat untuk merehabilitasi pasien Alzheimer dan memberikan edukasi atau penyuluhan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis Kabupaten Lombok Timur merupakan salah satu dari delapan Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Secara geografis terletak antara 116-117

Lebih terperinci

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN

LAPORAN KINERJA KAB. TOBA SAMOSIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Kabupaten Toba Samosir Kabupaten Toba Samosir dimekarkan dari Kabupaten Tapanuli Utara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1998 tentang Pembentukan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Letak Geografis Kabupaten Bandung terletak di Provinsi Jawa Barat, dengan ibu kota Soreang. Secara geografis, Kabupaten Bandung berada pada 6 41 7 19 Lintang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Kondisi Fisik Daerah Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara 7.33-8.12 Lintang Selatan dan antara 110.00-110.50 Bujur

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2011-2016; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 13 TAHUN 2011

BUPATI SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 13 TAHUN 2011 SALINAN BUPATI SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan

Bab I Pendahuluan. Pendahuluan Bab I Pendahuluan LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR TAHUN 2012 TANGGAL JUNI 2012 Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima)

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 12 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2010 NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN 2010 2015 DENGAN

Lebih terperinci