Hal. DELINEASI WILAYAH 2 ISU DAN PERMASALAHAN 29 KEUNGGULAN WILAYAH 31 KONSEP AWAL PENGEMBANGAN 38

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hal. DELINEASI WILAYAH 2 ISU DAN PERMASALAHAN 29 KEUNGGULAN WILAYAH 31 KONSEP AWAL PENGEMBANGAN 38"

Transkripsi

1

2 DAFTAR ISI Hal. DELINEASI WILAYAH 2 ISU DAN PERMASALAHAN 29 KEUNGGULAN WILAYAH 31 KONSEP AWAL PENGEMBANGAN 38 KETERANGAN COVER: Sunset di Pantai Karang Hawu - Perahu - Anak-Anak di Muara Pantai Citepus - Masyarakat Kampung Adat Sirnaresmi (Cisolok) - 1

3 DELINEASI WILAYAH Wilayah Palabuhanratu (Kabupaten Sukabumi) merupakan salah satu Growth Center yang terletak di koridor selatan Provinsi Jawa Barat. Wilayah ini, berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui tim WJPMDM, terdiri atas lima kecamatan, yaitu: Kecamatan Cisolok, Kecamatan Cikakak, Kecamatan Palabuhanratu, Kecamatan Simpenan dan Kecamatan Ciemas, dengan luas total sebesar ,01 Ha. GAMBAR 1 WILAYAH GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010 Berbeda dengan pendekatan delineasi yang dilakukan untuk wilayah metropolitan di Jawa Barat, delineasi Growth Center Palabuhanratu dilakukan menggunakan tiga pertimbangan utama: 1) kedekatan dengan Kecamatan Palabuhanratu yang merupakan pusat dari Growth Center Palabuhanratu, 2) posisi yang berbatasan 2

4 langsung dengan laut, serta 3) keberadaan potensi sektor ekonomi lokal (dalam konteks ini adalah sektor pariwisata dan sektor perikanan) yang sudah berkumpul pada suatu lokasi tertentu. Dengan adanya hasil delineasi ini, kebijakan investasi dan pembangunan infrastruktur di Growth Center Palabuhanratu akan dapat difokuskan pada lokasilokasi tertentu yang potensial, dapat berkembang cepat, serta mampu mendorong terciptanya aktivitas ekonomi baru di wilayah sekitarnya. Sehingga dengan begitu, target penghelaan ekonomi, kesejahteraan, modernitas dan keberlanjutan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat melalui pendekatan Metropolitan dan Growth Center akan terwujud secara optimal. KONDISI UMUM WILAYAH GROWTH CENTER PANGANDARAN A. Kondisi Sosial Kependudukan Penduduk di wilayah Growth Center Palabuhanratu tersebar di 5 (lima) kecamatan. Dengan luas total ,01 Ha, Growth Center Palabuhan memiliki jumlah penduduk sebesar jiwa pada tahun Penduduk terbanyak berada di Kecamatan Palabuhanratu dengan jumlah jiwa. Tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini masih tergolong minim, kepadatan penduduk rata-rata di seluruh wilayah Growth Center Palabuhanratu, yaitu 11 jiwa/ha. Sedangkan tingkat kepadatan tertinggi berada di Desa Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu yaitu 26 jiwa/ha. TABEL 1 JUMLAH PENDUDUK DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU TAHUN 2010 Jumlah Penduduk No Kecamatan Luas Lahan (Ha) (jiwa) 1 Ciemas , Palabuhanratu 9.195, Simpenan , Cisolok , Cikakak , Jumlah , Sumber: Podes, 2010 Perkembangan Kecamatan Palabuhanratu begitu cepat dikarenakan beberapa hal, kecamatan ini menjadi lokasi perkantoran pemerintah Kabupaten Sukabumi dan sektor perbankan, serta di kecamatan ini juga 3

5 terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu. Kedua faktor ini menjadi faktor penarik utama dari pertumbuhan penduduk di Kecamatan Palabuhanratu. Untuk melihat persebaran penduduk di Growth Center Palabuhanratu, dapat dilihat pada gambar di bawah ini. GAMBAR 2 SEBARAN PENDUDUK GROWTH CENTER PALABUHANRATU TAHUN 2010 Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar 2010 B. Kondisi Lahan Terbangun Persentase luas lahan terbangun Growth Center Palabuhanratu terhadap total luas wilayah Growth Center Palabuhanratu baru mencapai 2,46 persen. Besaran tersebut menunjukkan bahwa pembangunan yang selama ini dilakukan di Wilayah Growth Center Palabuhanratu masih bersifat terbatas. Pembangunan umumnya masih terpusat di Kecamatan Palabuhanratu dan Kecamatan Cikakak. Sementara di ketiga kecamatan lainnya, pembangunan masih sangat terbatas. 4

6 Kecamatan TABEL 2 PERSENTASE LAHAN TERBANGUN GROWTH CENTER PALABUHANRATU TAHUN 2010 Desa/ Kelurahan Luas Wilayah (ha) Luas Wilayah Terbangun (ha) Persentase Lahan Terbangun (%) Ciemas Cibenda 11874,25 77,02 0,65 Ciemas Ciwaru 3316,56 0,00 0,00 Ciemas Tamanjaya 1978,96 71,02 3,59 Ciemas Mekarjaya 3051,82 43,45 1,42 Ciemas Ciemas 3332,11 44,94 1,35 Ciemas Girimukti 4294,59 22,11 0,51 Ciemas Mandrajaya 2601,06 31,34 1,20 Pelabuhan ratu Citarik 1289,65 42,64 3,31 Pelabuhan ratu Pelabuhanratu 1175,73 197,70 16,82 Pelabuhan ratu Citepus 1346,40 58,14 4,32 Pelabuhan ratu Cibodas 1000,63 114,21 11,41 Pelabuhan ratu Buniwangi 1443,49 129,28 8,96 Pelabuhan ratu Cikadu 1492,21 74,67 5,00 Pelabuhan ratu Pasirsuren 566,45 49,37 8,72 Pelabuhan ratu Tonjong 881,01 23,24 2,64 Simpenan Cihaur 3911,21 27,95 0,71 Simpenan Kertajaya 6343,27 25,52 0,40 Simpenan Loji 2299,51 19,10 0,83 Simpenan Cidadap 948,16 74,25 7,83 Simpenan Cibuntu 867,26 15,71 1,81 Simpenan Mekarasih 2431,85 43,52 1,79 Cisolok Pasirbaru 1229,77 34,97 2,84 Cisolok Cikahuripan 681,12 33,32 4,89 Cisolok Cisolok 875,72 46,75 5,34 Cisolok Karangpapak 2103,36 55,39 2,63 Cisolok Sirnaresmi 4230,26 18,46 0,44 Cisolok Cicadas 2870,14 18,52 0,65 Cisolok Cikelat 1322,43 46,23 3,50 Cisolok Gunung kramat 1647,00 28,75 1,75 Cisolok Gunung tanjung 1186,04 23,57 1,99 Cisolok Caringin 1221,35 34,35 2,81 Cikakak Cimaja 707,29 45,16 6,39 Cikakak Cikakak 497,75 93,64 18,81 5

7 Kecamatan Desa/ Kelurahan Luas Wilayah (ha) Luas Wilayah Terbangun (ha) Persentase Lahan Terbangun (%) Cikakak Sukamaju 675,48 57,43 8,50 Cikakak Cileungsing 3420,39 153,12 4,48 Cikakak Ridogalih 650,93 67,61 10,39 Cikakak Margalaksana 642,56 28,58 4,45 Cikakak Sirnarasa 4706,64 120,87 2,57 Rata-rata persen lahan terbangun 85114, ,90 2,46 Sumber: Podes, 2010 Sebaran lahan terbangun di wilayah Growth Center Palabuhanratu dapat dilihat pada gambar berikut: GAMBAR 3 SEBARAN LAHAN TERBANGUN GROWTH CENTER PALABUHANRATU TAHUN 2010 Sumber: Analisis Tim WJP-MDM, 2011, Data: SP 2010, GIS Bappeda Jabar

8 C. Kondisi Aktivitas Ekonomi Data Podes Provinsi Jawa Barat tahun 2010 menunjukkan bahwa aktivitas ekonomi masyarakat Growth Center Palabuhanratu masih didominasi oleh kegiatan pertanian. Kecuali Desa Kertajaya di Kecamatan Simpenan yang sebagian besar masyarakatnya bekerja di sektor Pertambangan dan Penggalian, masyarakat desa lainnya bekerja di sektor pertanian. Meskipun cenderung bersifat agraris, sektor perikanan di Wilayah Growth Center Palabuhanratu memiliki potensi untuk dikembangkan lebih lanjut. TABEL 3 AKTIVITAS EKONOMI MASYARAKAT GROWTH CENTER PALABUHANRATU TAHUN 2010 Kecamatan Desa/ Kelurahan Aktivitas Ekonomi Masyarakat CIEMAS CIBENDA Pertanian CIEMAS CIWARU Pertanian CIEMAS TAMANJAYA Pertanian CIEMAS MEKARJAYA Pertanian CIEMAS CIEMAS Pertanian CIEMAS GIRIMUKTI Pertanian CIEMAS MANDRAJAYA Pertanian PELABUHAN RATU CITARIK Pertanian PELABUHAN RATU PELABUHANRATU Pertanian PELABUHAN RATU CITEPUS Pertanian PELABUHAN RATU CIBODAS Pertanian PELABUHAN RATU BUNIWANGI Pertanian PELABUHAN RATU CIKADU Pertanian PELABUHAN RATU PASIRSUREN Pertanian PELABUHAN RATU TONJONG Pertanian SIMPENAN CIHAUR Pertanian SIMPENAN KERTAJAYA Pertambangan dan Penggalian SIMPENAN LOJI Pertanian SIMPENAN CIDADAP Pertanian SIMPENAN CIBUNTU Pertanian SIMPENAN MEKARASIH Pertanian 7

9 Kecamatan Desa/ Kelurahan Aktivitas Ekonomi Masyarakat CISOLOK PASIRBARU Pertanian CISOLOK CIKAHURIPAN Pertanian CISOLOK CISOLOK Pertanian CISOLOK KARANGPAPAK Pertanian CISOLOK SIRNARESMI Pertanian CISOLOK CICADAS Pertanian CISOLOK CIKELAT Pertanian CISOLOK GUNUNG KRAMAT Pertanian CISOLOK GUNUNG TANJUNG Pertanian CISOLOK CARINGIN Pertanian CIKAKAK CIMAJA Pertanian CIKAKAK CIKAKAK Pertanian CIKAKAK SUKAMAJU Pertanian CIKAKAK CILEUNGSING Pertanian CIKAKAK RIDOGALIH Pertanian CIKAKAK MARGALAKSANA Pertanian CIKAKAK SIRNARASA Pertanian Sumber: Podes, 2010 D. Kondisi Ketersediaan Infrastruktur Sarana Kesehatan Sarana pelayanan kesehatan di Growth Center Palabuhanratu mencakup rumah sakit, puskesmas inpres, puskesmas pembantu, puskesmas keliling, dan posyandu. Pada tabel di bawah terlihat bahwa ketersediaan rumah sakit hanya terdapat satu unit yaitu Rumah Sakit Tipe C di Kecamatan Palabuhanratu (RSUD Palabuhanratu). Sesuai dengan arahan RTRWN, Growth Center Palabuhanratu sebagai Pusat Kegiatan Nasional-Provinsi membutuhkan rumah sakit umum minimal tipe B karena saat ini wilayah Palabuhanratu masih merujuk pada rumah sakit di Kota Sukabumi. 8

10 Kecamatan TABEL 4 KETERSEDIAAN SARANA KESEHATAN TAHUN 2010 Rumah Sakit Puskesmas Inpres Puskesmas Pembantu Puskesmas Keliling Posyandu Ciemas Palabuhanratu Simpenan Cisolok Cikakak Jumlah Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2011 Sarana Pendidikan Sarana pendidikan yang terdapat di Growth Center Palabuhanratu mencakup Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, dan SMA/SMK. Sekolah Menengah Kejuruan yang terdapat di wilayah ini adalah jurusan teknik dan bisnis. Untuk kedepannya, ada baiknya didirikan sekolah menengah kejuruan dengan jurusan perikanan, mengingat potensi perikanan di Growth Palabuhanratu sangatlah besar, sehingga tentunya membutuhkan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. TABEL 5 KETERSEDIAAN SARANA PENDIDIKAN TAHUN 2010 Kecamatan TK SD SMP SMA SMK Ciemas Palabuhanratu Simpenan Cisolok Cikakak Jumlah Sumber: Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2011 Sarana Perdagangan dan Jasa Sarana perdagangan dan jasa di Growth Center Palabuhanratu meliputi pasar/pertokoan, koperasi, dan bank. Salah satu sarana perdagangan dan jasa yang memegang peranan penting dalam rangka pembangunan wilayah adalah pasar. Berikut ini merupakan data pasar yang terdapat di Growth Center Palabuhanratu. 9

11 No TABEL 6 LOKASI DAN NAMA PASAR TRADISIONAL DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Kecamatan Pasar Kecamatan Pasar Desa 1 Ciemas - 5 Pasar Ds. Ciemas Pasar Ds. Ciwaru Pasar Ds. Cibenda Pasar Ds. Tamanjaya Pasar Desa Girimukti 2 Palabuhanratu 1 4 Nama Pasar Lokasi Ket. Pasar Palabuhanratu Pasar Ds. Tonjong Pasar Ds.Pasirsuren Pasar Ds. Kertajaya Pasar Ds. Cikadu Ciemas Ciwaru Cibenda Tamanjaya Girimukti 3 Simpenan - 1 Pasar Ds. Cihaur Cihaur 4 Cisolok - 3 Pasar Ds. Cisolok Pasar Ds. Cibareno Pasar Ds. Cicadas 5 Cikakak - - Palabuhanratu Tonjong Pasirsuren Cigaru Cikadu Cisolok Cibareno Cicadas Sumber: RTRW Kabupaten Sukabumi Tipe A Dari kelima kecamatan di Growth Center Palabuhanratu, hanya terdapat 1 pasar kecamatan, yaitu Pasar Palabuhanratu. Pasar ini sangat berpotensi untuk berkembang menjadi pasar yang maju dan menjadi akselerator pertumbuhan ekonomi wilayah di sekitarnya. Pasar Palabuhanratu memiliki daya dukung yang signifikan untuk perkembangan dan keberlangsungan pasar, seperti cakupan penduduk, daya beli penduduk, aksesibilitas, dan tingkat supply. 10

12 Air Bersih Secara garis besar, pelayanan air bersih di Growth Center Palabuhanratu meliputi sistem perpipaan dan non perpipaan. Sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM pada umumnya berada di ibu kota kecamatan. Sejauh ini, sistem perpipaan PDAM hanya terdapat di Kecamatan Palabuhanratu. Sedangkan kecamatan lainnya diarahkan untuk memanfaatkan seoptimal mungkin air tanah dangkal dengan membuat sumur gali atau bor dan air tanah. Energi Palabuhanratu memiliki sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang sampai saat ini masih dalam pembangunan. PLTU Palabuhanratu terletak di Desa Citarik, Kecamatan Palabuhanratu dengan lahan seluas 86,2 Ha dan berkapasitas 3 x 350 megawatt. PLTU Palabuhanratu mulai dibangun pada tahun 2010 dengan target pembangunan selama 3 4 tahun. PLTU Palabuhanratu ditargetkan sudah bisa berfungsi pada tahun 2013 untuk pasokan listrik di Pulau Jawa dan Bali. Dengan mulai beroperasinya PLTU Palabuhanratu, diharapkan kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan Bali dapat tercukupi sehingga tidak ada pemadaman listrik bergilir maupun kurang pasokan. GAMBAR 4 PLTU PALABUHANRATU Persampahan Pengelolaan persampahan di Growth Center Palabuhanratu dilayani oleh TPA Cimenteng dengan cakupan pelayanan sebesar jiwa. Jumlah sarana prasarana persampahannya mencakup 8 truk sampah, 54 TPS, 18 kontainer, dan 1 TPA. 11

13 Satu-satunya TPA yang terdapat di Wilayah Growth Center Palabuhanratu adalah TPA Cimentang, yang berlokasi di Kecamatan Cikembar dengan jarak 37 km dari pusat Kota Palabuhanaru.Rata-rata sampah yang tertampung per harinya di TPA ini mencapai 103 m3, dengan daerah pelayanan meliputi Wilayah Sukabumi (Kecamatan Sukabumi, Sukaraja, Cisaat, Kadudampit, Ganunggurung, dan Citayam), Wilayah Cibadak (Kecamatan Cibadak, Cicantayan, Nagrak dan Cikembar), serta Wilayah Palabuhanratu (Kecamatan Palabuhanratu, Cikakak dan Simpenan). Saat ini, usia pakai TPA Cimentang sudah habis. Sehingga ada kebutuhan mendesak untuk menyediakan TPA baru guna menampung sampah di Wilayah Kabupaten Sukabumi secara umum, dan di Growth Center Palabuhanratu secara khusus. Transportasi Ruas Jalan Ruas jalan yang terdapat di Growth Center Palabuhanratu meliputi jalan nasional dan jalan provinsi sebagai berikut: Jalan Nasional - Cisolok Karang Hawu : km - Jalan Raya Cisolok (Sp. Karang Hawu Palabuhanratu): km - Jalan Raya Citepus (Sp. Karang Hawu Palabuhanratu): km - Jalan Kidang Kencana (Sp. Karang Hawu Palabuhanratu): km - Jalan Siliwangi (Sp. Karang Hawu Palabuhanratu): km - Jalan Raya Palabuhanratu (Palabuhanratu Bagbagan): km Jalan Provinsi - Cibadak Cikidang Palabuhanratu: km - Jalan Bhayangkara (Palabuhanratu): km 12

14 GAMBAR 5 PETA JARINGAN TRANSPORTASI GROWTH CENTER PALABUHANRATU TAHUN 2010 Sumber: GIS Tim WJPMDM, 2012 Terminal Saat ini belum ada terminal yang memadai untuk kebutuhan Growth Center Palabuhanratu, Sesuai dengan arahan RTRWN, Growth Center Palabuhanratu sebagai Pusat Kegiatan Nasional-Provinsi membutuhkan terminal minimal tipe B. Pelabuhan Laut Pelabuhan laut di Kabupaten Sukabumi umumnya adalah pelabuhan perikanan. Pelabuhan perikanan merupakan sarana dalam berbagai aktivitas perkanan yang memiliki peran penting sebagai fasilitator yang menyediakan jasa pelayanan dan berbagai kebutuhan melaut bagi para pelaku perikanan (nelayan) baik pelaku perikanan secara perorangan maupun yang tergabung dalam suatu organisasi seperti perusahaan dan kelompok nelayan. Di Growth Center Palabuhanratu terdapat 3 (tiga) lokasi, yaitu TPI Ciwaru di Kecamatan Ciemas, TPI Cisolok di Kecamatan Cisolok, dan Pelabuhan 13

15 Perikanan Nusantara Palabuhanratu yang rencananya akan ditingkatkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera. Peningkatan status menjadi pelabuhan perikanan samudera dapat mempermudah ekspor ikan dari Kabupaten Sukabumi. Pelabuhan Perikanan Samudera Palabuhanratu direncanakan memilki rute pelayanan internasional dengan moda angkutan kapal-kapal besar, dengan begitu kegiatan ekspor tidak harus melewati Jakarta terlebih dahulu. Pelabuhan laut di Kecamatan Ciemas dan Cisolok saat ini digunakan sebagai tempat berlabuh kapal-kapal ikan kecil dan sebagai Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Angkutan yang digunakan berupa perahu/kapal, perahu tanpa motor, perahu dengan motor tempel, dan kapal motor. Adapaun rute pelayanan yang dilalui umumnya masih terbatas di sekitar wilayah laut Kabupaten Sukabumi dan sekitarnya. GAMBAR 6 PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU KONDISI KHUSUS LIMA KECAMATAN DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Pada tahun 2012, tim WJPMDM telah melakukan analisis lebih lanjut untuk memahami karakteristik spesifik dari kelima kecamatan di Wilayah Growth Center Palabuhanratu. Metode yang digunakan dalam analisis ini adalah metode skoring untuk 6 (enam) indikator utama di setiap desa, di masing-masing kecamatan di Wilayah Growth Center Palabuhanratu. Keenam indikator yang digunakan dalam analisis ini meliputi: indikator kependudukan, persentase lahan terbangun, topografi, ketersediaan infrastruktur transportasi dan infrastruktur lainnya, serta kegiatan ekonomi masyarakat. Hasil analisis ini selanjutnya menunjukkan posisi relatif dari setiap desa di kelima kecamatan di Wilayah Growth Center. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel skoring berikut: 14

16 TABEL 7 SKOR WILAYAH GROWTH CENTER PALABUHANRATU No Kecamatan Desa Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor Ciemas Mekarjaya 47,70 37,37 47, ,19 15 Total Skor Cibenda 49,86 62,49 26, ,27 2 Ciwaru 51,83 0,00 19, ,73 3 Tamanjaya 38,57 63,60 30, ,01 5 Ciemas 33,73 38,40 47, ,86 6 Girimukti 22,87 18,59 22, ,90 7 Mandrajaya 27,40 27,30 53, ,40 8 Citarik 108,91 24,09 10, ,39 9 Pelabuhanratu 173,97 114,66 10, ,82 10 Citepus 60,08 32,47 28, ,87 11 Pelabuhan Cibodas 40,42 69,64 36, ,92 12 Ratu Buniwangi 52,45 70,90 28, ,30 13 Cikadu 49,88 40,62 30, ,01 14 Pasirsuren 41,13 37,67 47, ,33 15 Tonjong 36,61 14,80 29, ,46 16 Cihaur 38,59 31,63 45, ,36 17 Kertajaya 57,52 28,38 24, ,38 18 Loji 60,82 22,30 10, ,42 Simpenan 19 Cidadap 87,64 95,88 20, ,11 20 Cibuntu 25,72 20,60 11, ,26 21 Mekarasih 28,88 50,60 3, ,87 22 Pasirbaru 41,20 30,07 33, ,28 23 Cikahuripan 36,76 33,02 11, ,68 24 Cisolok 49,94 43,27 28, ,70 25 Karangpapak 44,32 43,88 23, ,21 26 Sirnaresmi 30,61 13,74 26, ,63 Cisolok 27 Cicadas 29,57 14,20 12, ,75 28 Cikelat 48,18 39,23 42, ,14 29 Gunung Kramat 24,62 23,53 19, ,75 30 Gunung Tanjung 18,92 20,41 7, ,28 31 Caringin 35,43 29,57 31, ,52 32 Cimaja 38,69 33,94 35, ,00 33 Cikakak 35,36 81,52 26, ,96 34 Cikakak Sukamaju 34,27 43,93 47, ,17 35 Cileungsing 28,69 80,73 26, ,29 36 Ridogalih 31,36 52,47 44, ,24

17 No Kecamatan Desa Skor 1 Skor 2 Skor 3 Skor 4 Skor 5 Skor 6 Total Skor 37 Margalaksana 20,66 22,29 30, ,46 38 Sirnarasa 34,22 61,80 11, ,73 Skor Rata-Rata 45,19 41,30 27,54 43,16 73,03 30,39 260,62 Keterangan: Skor 1 = Skor Kependudukan; Skor 2 = Skor Lahan Terbangun; Skor 3 = SkorTopografi; Skor 4 = Skor Ketersediaan Infrastruktur Jalan; Skor 5 = Skor Ketersediaan Infrastruktur Lainnya; Skor 6 = Skor Aktivitas Ekonomi Masyarakat Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012 Apabila diurutkan, hasil dari tabel skoring tersebut adalah sebagai berikut: TABEL 8 SORTING TOTAL SKOR WILAYAH GROWTH CENTER PALABUHANRATU Rangking Kecamatan Desa Total Skor 1 Pelabuhan Ratu Pelabuhanratu 528,82 2 Simpenan Cidadap 389,11 3 Simpenan Kertajaya 355,38 4 Cisolok Cisolok 351,70 5 Pelabuhan Ratu Citepus 330,87 6 Pelabuhan Ratu Citarik 328,39 7 Cikakak Cikakak 327,96 8 Cisolok Karangpapak 321,21 9 Pelabuhan Ratu Buniwangi 307,30 10 Pelabuhan Ratu Cikadu 306,01 11 Cikakak Cimaja 293,00 12 Pelabuhan Ratu Pasirsuren 291,33 13 Cisolok Pasirbaru 289,28 14 Cisolok Cikelat 270,14 15 Cisolok Cikahuripan 266,68 16 Pelabuhan Ratu Tonjong 265,46 17 Simpenan Cihaur 265,36 18 Simpenan Loji 263,42 19 Cikakak Cileungsing 261,29 20 Pelabuhan Ratu Cibodas 251,92 21 Ciemas Tamanjaya 243,01 22 Cikakak Ridogalih 238,24 23 Cikakak Sukamaju 236,17 16

18 Rangking Kecamatan Desa Total Skor 24 Ciemas Ciemas 224,86 25 Ciemas Mandrajaya 218,40 26 Cikakak Sirnarasa 217,73 27 Ciemas Cibenda 214,27 28 Cisolok Sirnaresmi 210,63 29 Cisolok Gunung Kramat 207,75 30 Ciemas Mekarjaya 207,19 31 Cisolok Caringin 206,52 32 Cisolok Cicadas 196,75 33 Ciemas Ciwaru 196,73 34 Simpenan Mekarasih 192,87 35 Simpenan Cibuntu 168,26 36 Cikakak Margalaksana 163,46 37 Cisolok Gunung Tanjung 157,28 38 Ciemas Girimukti 138,90 Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012 Sebagai bentuk pendetailan dari kondisi yang digambarkan oleh tabel di atas, berikut adalah gambaran lebih lanjut dari masing-masing kecamatan dan desa di dalamnya. 17

19 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Ciemas KECAMATAN CIEMAS SKOR AKTIVITAS EKONOMI SKOR PENDUDUK SKOR TERBANGUN SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI Desa Cibenda Desa Tamanjaya Desa Ciemas Desa Mandrajaya Desa Ciwaru Desa Mekarjaya Desa Girimukti Rata-Rata GC. Palabuhanratu GAMBAR 7 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN CIEMAS DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa penduduk di Kecamatan Ciemas belum tersebar merata, sebagian penduduk terkonsentrasi di Desa Ciwaru, dan sebagian besar penduduk di desa-desa di Kecamatan Ciemas skornya masih di bawah rata- 18

20 rata skor Growth Center Palabuhanratu. Skor lahan terbangun Kecamatan Ciemas belum terlalu tinggi, terkecuali untuk Desa Cibenda dan Tamanjaya yang skornya cukup tinggi. Bila disandingkan dengan skor topografi, masih ada beberapa desa yang bisa dikembangkan, salah satunya Desa Mandrajaya, Ciemas, dan Mekarjaya. Di sisi lain, skor infrastruktur jalan dan perumahan permukiman di Kecamatan Ciemas sangat kecil, hal ini menandakan bahwa di daerah tersebut masih minim akan infrastruktur jalan dan perumahan. Oleh karena itu, kedepannya dibutuhkan peningkatan pembangunan jalan dan perumahan penduduk, karena jika dilihat dari kondisi topografinya masih memungkinkan untuk dikembangkan, terutama di Desa Tamanjaya, Desa Mekarjaya, Desa Ciemas, dan Desa Mandrajaya.. Skor aktivitas ekonomi di Kecamatan Ciemas juga masih kecil, berarti kegiatan ekonomi di sana belum berkembang, terlihat dari rata-rata skornya yang rendah, yaitu

21 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Palabuhanratu KECAMATAN PALABUHANRATU SKOR AKTIVITAS EKONOMI SKOR PENDUDUK SKOR TERBANGUN SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI Desa Citarik Desa Citepus Desa Buniwangi Desa Pasirsuren Rata-Rata GC. Palabuhanratu Desa Pelabuhanratu Desa Cibodas Desa Cikadu Desa Tonjong GAMBAR 8 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN PALABUHANRATU DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM,

22 Jika dilihat gambar di atas, terlihat bahwa perkembangan Desa Palabuhanratu jauh melebihi desa-desa lainnya di Kecamatan Palabuhanratu, disusul oleh Desa Citarik, Buniwangi, dan Citepus. Persebaran penduduk di kecamatan ini belum merata. Sebagian besar penduduk terkonsentrasi di Desa Palabuhanratu dan Citarik. Lahan terbangun di Kecamatan Palabuhanratu juga belum begitu berkembang. Jika dilihat skor topografinya, memang Kecamatan Palabuhanratu terbatas untuk mengembangkannya, karena skornya yang kecil, rata-rata di bawah 40. Infrastruktur jalan baru berkembang di Desa Palabuhanratu dan Citepus. Begitu juga dengan infrastruktur permukiman dan perumahan. Skor aktivitas ekonomi di Kecamatan Palabuhanratu pun nilainya kecil. Belum begitu banyak aktivitas perekonomian yang berkembang di kecamatan tersebut, sekalipun di Desa Palabuhanratu yang umumnya lebih berkembang dibandingkan dengan desa-desa lain. 21

23 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Simpenan KECAMATAN SIMPENAN SKOR AKTIVITAS EKONOMI SKOR PENDUDUK SKOR TERBANGUN SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI Desa Cihaur Desa Loji Desa Cibuntu Rata-Rata GC. Palabuhanratu Desa Kertajaya Desa Cidadap Desa Mekarasih GAMBAR 9 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN SIMPENAN DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012 Dilihat dari gambar di atas, kondisi Kecamatan Simpenan cukup beragam di tiap desanya. Beberapa desa memiliki skor di atas rata-rata Growth Center Palabuhanratu, seperti Desa Kertajaya, Cidadap, dan Loji. Persebaran penduduk di kecamatan ini belum begitu merata, sebagian besar masih terkonsentrasi di Desa Cidadap. Begitu juga dengan lahan terbangun di sana. Beberapa desa masih minim lahan terbangun padahal jika dilihat dari skor topografinya, masih ada yang 22

24 berpotensi untuk dikembangkan, seperti Desa Cihaur. Infrastruktur jalan yang paling berkembang berada di Desa Kertajaya, Cidadap, Cihaur, dan Loji. Sementara itu desa lainnya masih berada di bawah rata-rata. Jika dilihat dari skor topografinya, memang sebagian besar desa-desa di Kecamatan Simpenan skornya cukup rendah, sehingga dalam perkembangannya memiliki keterbatasan. Begitu juga dengan infrastruktur perumahan dan permukiman, skor paling tinggi berada di Desa Kertajaya dan Cidadap. Aktivitas ekonomi di Kecamatan Simpenan paling berkembang adalah di Desa Cidadap. Sedangkan desa-desa lainya memiliki skor hampir sama dengan skor rata-rata Growth Center Palabuhanratu. 23

25 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Cisolok KECAMATAN CISOLOK SKOR AKTIVITAS EKONOMI SKOR PENDUDUK SKOR TERBANGUN SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI Desa Pasirbaru Desa Cisolok Desa Sirnaresmi Desa Cikelat Desa Gunung Tanjung Rata-Rata GC. Palabuhanratu Desa Cikahuripan Desa Karangpapak Desa Cicadas Desa Gunung Kramat Desa Caringin GAMBAR 10 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN CISOLOK DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM,

26 Berdasarkan gambar di atas, kondisi desa-desa di Kecamatan Cisolok nyaris sama. Penduduk Kecamatan Cisolok hampir tersebar merata di setiap desanya. Lahan terbangun di Kecamatan Cisolok tergolong masih sedikit dan skornya masih berada di bawah rata-rata Growth Center Palabuhanratu, kecuali Desa Karangpapak dan Cisolok yang nilainya sama dengan rata-rata Growth Center Palabuhanratu. Infrastruktur jalan di beberapa desa sudah mulai berkembang, terutama di Desa Karangpapak, Desa Pasirbaru, Desa Cikahuripan, dan Desa Cisolok. Sementara di desa lainnya belum terlalu berkembang dan nilainya masih di bawah rata-rata. Infrastruktur permukiman dan perumahan sudah mulai banyak, dan sebagian besar memiliki skor di atas rata-rata. Akan tetapi aktivitas ekonomi yang terjadi di kecamatan tersebut belum begitu berkembang. Skor topografi di Kecamatan Simpenan memang nilainya tidak terlalu tinggi, akan tetapi masih memungkinkan untuk dikembangkan di beberapa desa, seperti Desa Cikelat. 25

27 Kondisi Pembangunan di Kecamatan Cikakak KECAMATAN CIKAKAK SKOR AKTIVITAS EKONOMI SKOR PENDUDUK SKOR TERBANGUN SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI Desa Cimaja Desa Sukamaju Desa Ridogalih Desa Sirnarasa Desa Cikakak Desa Cileungsing Desa Margalaksana Rata-Rata GC. Palabuhanratu GAMBAR 11 GRAFIK PERBANDINGAN KONDISI SELURUH KECAMATAN CIKAKAK DENGAN RATA-RATA KONDISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012 Berdasarkan gambar di atas, kondisi desa-desa di Kecamatan Cikakak cukup beragam. Persebaran penduduk di kecamatan ini hampir merata di tiap desanya, namun skornya masih berada di bawah skor rata-rata Growth Center Palabuhanratu. Lahan terbangun di Kecamatan Cikakak cukup berkembang untuk beberapa desa, seperti Desa Cileungsing, Cikakak, Sukamaju, dan Sirnarasa, akan tetapi masih terbatas di beberapa desa lainnya, seperti Desa Margalaksana dan Cimaja. Infrastruktur jalan di Kecamatan Cikakak hanya terkonsentrasi di Desa Cikakak dan Desa Cimaja, sedangkan di desa lainnya infrastruktur jalan yang 26

28 tersedia masih sangat minim, terutama di Desa Sirnaras, Margalaksana, dan Ridogalih. Padahal, Desa Sirnarasa dan Ridogalih ini sudah banyak lahan terbangun akan tetapi kurang penyediaan akses jalannya. Hal ini harus segera diatasi karena dapat berpengaruh kepada kegiatan ekonomi di kedua desa tersebut. Infrastruktur perumahan dan permukiman juga sudah cukup berkembang, terutama di Desa Cileungsing, Cikakak, Cimaja, Sirnarasan, dan Sukamaju. Sedangkan untuk Desa Margalaksana perlu ditingkatkan kembali. Aktivitas ekonomi di Kecamatan Cikakak tergolong masih rendah, sama seperti keempat kecamatan lainnya. Kondisi Pembangunan di Lima Kecamatan di Growth Center Palabuhanratu GROWTH CENTER PALABUHANRATU SKOR AKTIVITAS EKONOMI SKOR PENDUDUK SKOR TERBANGUN SKOR INFRASTRUKTUR KIMRUM SKOR INFRASTRUKTUR JALAN SKOR TOPOGRAFI KECAMATAN CIEMAS KECAMATAN SIMPENAN KECAMATAN CIKAKAK KECAMATAN PELABUHANRATU KECAMATAN CISOLOK GAMBAR 12 NILAI TOTAL DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: Analisis Tim WJPMDM, 2012 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa kecamatan yang paling berkembang adalah Kecamatan Palabuhanratu. Sebagian besar penduduk berada di Kecamatan 27

29 Palabuhanratu. Sedangkan lahan terbangun di sana paling banyak berada di Kecamatan Palabuhanratu dan Kecamatan Cikakak. Infrastruktur jalan cukup berkembang di Kecamatan Palabuhanratu, Kecamatan Simpenan, dan Kecamatan Cisolok. Sedangkan Kecamatan Cikakak dan Kecamatan Ciemas masih minim infrastruktur jalan. Padahal Kecamatan Cikakak memiliki lahan persentase lahan terbangun yang cukup tinggi. Seharusnya hal ini diimbangi dengan penyediaan aksesibilitas yang memadai. Infrastruktur perumahan dan permukiman juga sudah berkembang hampir di semua kecamatan. Di sisi lain, skor topografi Growth Center Palabuhanratu memang tidak terlalu tinggi, sehingga jika ingin dikembangkan harus memperhatikan faktor-faktor lain, seperti kerentanan bencana. 28

30 ISU DAN PERMASALAHAN Wilayah Growth Center Palabuhanratu merupakan salah satu pusat pertumbuhan yang akan mendorong perkembangan di Jawa Barat bagian selatan. Dalam perkembangannya, terdapat beberapa isu-isu Growth Center Palabuhanratu yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: Transportasi, meliputi: - Minimnya aksesibilitas transportasi regional - Kurang memadainya infrastruktur jalan di wilayah Growth Center Palabuhanratu, khususnya di Palabuhanratu. Hal ini menjadi faktor utama minimnya tingkat hunian hotel di kawasan objek wisata Pantai Palabuhanratu. - Peningkatan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Palabuhanratu. - Pembangunan terminal tipe B - Pembangunan pelabuhan umum dan pelabuhan wisata Sosial Kependudukan, meliputi: - Persebaran penduduk belum merata di tiap kecamatan - Tingkat pendidikan masyarakat Growth Center Palabuhanratu tidak terlalu tinggi - Sehubungan dengan rencana Pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudera, tentunya memerlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas dan berkapasitas tertentu yang saat ini belum tentu dimiliki oleh masyarakat Growth Center Palabuhanratu Infrastruktur strategis lainnya, meliputi: - Kebutuhan TPA untuk melayani wilayah Growth Center Palabuhanratu - Belum terdapatnya rumah sakit tipe B di wilayah Growth Center Palabuhanratu - Manajemen persampahan yang belum terkelola dengan baik - Perumahan kumuh (slum dan squatter) 29

31 - Infrastruktur permukiman, seperti TPPST, TPPSA, jaringan air bersih, instalasi air bersih, jaringan air kotor, jaringan drainase, dan sarana olahraga - Fasilitas perdagangan (mall, pasar, supermarket, minimarket, dan pergudangan) Potensi Komoditas - Palabuhanratu memiliki potensi wisata yang banyak dan beragam, seperti wisata alam, wisata bahari, dan wisata budaya. Potensi ombaknya yang besar dapat menarik wisatawan untuk berselancar disana. - Produksi perikanan yang besar dan telah menjadi komoditas ekspor tetap ke Korea Selatan (ikan layur) dan Jepang (ikan tuna). 30

32 POTENSI DAN KEUNGGULAN WILAYAH POTENSI PERIKANAN TANGKAP LAUT Sektor perikanan laut telah dianggap sebagai aktivitas ekonomi utama yang berpotensi untuk dikembangkan di Growth Center Palabuhanratu. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki akses pada kawasan penangkapan ikan di laut yang memiliki kekayaan dan keunikan jenis ikan. Jenis ikan yang telah menjadi komoditas ekspor tetap adalah ikan layur untuk diekspor ke Korea Selatan dan ikan tuna untuk diekspor ke Jepang melalui Jakarta. GAMBAR 13 DISTRIBUSI IKAN DARI PPN PALABUHANRATU 209 Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2009 Pada bagan di atas dapat dilihat bahwa di tahun 2009 Pelabuhan Perikanan Laut Nusantara Palabuhanratu telah menghasilkan ikan sebesar 8,7 ton, walaupun sebesar 4,8 ton masih dibawa melalui jalan darat. Besaran produksi ini dapat meningkat signifikan apabila status PPN ditingkatkan menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera, yang berarti fasilitas pelabuhan yang lebih lengkap sehingga bisa 31

33 KG disinggahi kapal-kapal perikanan yang jauh lebih besar, serta memungkinkan untuk disinggahi oleh kapal-kapal asing. Melalui bagan yang sama dapat dilihat bahwa pada saat ini pun sektor perikanan di Palabuhanratu sudah mulai memiliki orientasi basis/ekspor, baik untuk cakupan regional maupun internasional (melalui Jakarta). Potensi ini masih dibatasi terutama oleh hambatan transportasi, yaitu ekspor ke luar negeri masih melalui jalan darat lewat Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta TAHUN GAMBAR 14 PERKEMBANGAN PRODUKSI IKAN TUNA DI PPN PALABUHANRATU Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2009 Melalui bagan berikutnya dapat dilihat bahwa produksi ikan tuna terus meningkat tahun ke tahun. Seperti telah diketahui, jenis ikan tuna merupakan salah satu jenis ikan laut yang paling diminati sebagai komoditas ekpor, selain itu juga memiliki nilai jual yang tinggi. Akan tetapi penangkapan ikan tuna membutuhkan fasilitas kapal nelayan dengan ukuran besar dan modern, oleh karena itu pengembangan sektor perikanan laut tangkap di Palabuhanratu juga harus seiring dengan pengembangan fasilitas penangkapan ikan (kapal nelayan). 32

34 GAMBAR 15 PERKEMBANGAN NILAI PRODUKSI IKAN DI PPN PALABUHANRATU Sumber: Statistik PPN Palabuhanratu 2009 Melalui bagan terakhir pada bagian ini, dapat dilihat bahwa nilai uang produksi ikan di PPN Palabuhanratu tidak dapat dianggap kecil, sejak didirikannya PPN Palabuhanratu pada tahun 2003, nilai produksi ikan terus meningkat signifikan hingga mencapai nilai total 110 milyar rupiah pada tahun Nilai ini sedikit banyak dapat menunjukkan betapa besarnya potensi sektor perikanan di Growth Center Palabuhanratu, yang juga dapat menjadi sektor andalan untuk pusat pertumbuhan ini. POTENSI PARIWISATA Growth Center Palabuhanratu merupakan salah satu tujuan wisata di Jawa Barat karena memiliki potensi objek dan daya tarik wisata yang bervariasi mulai dari wisata alam, wisata budaya, dan wisata minat khusus. Banyaknya objek dan daya tarik wisata yang terdapat di wilayah ini sangat potensial untuk menunjang perokonomian wilayah Growth Center Palabuhanratu. Berdasarkan materi teknis RTRW Kabupaten Sukabumi Tahun , potensi wisata di Growth Center Palabuhanratu terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu potensi wisata budaya, potensi wisata alam, dan potensi wisata buatan. 33

35 Pariwisata Budaya, meliputi: - Kawasan wisata budaya di Kecamatan Cisolok dan Kecamatan Cikakak (Kampung Cipta Gelar dan Cipta Rasa), dan Kecamatan Simpenan. Pariwisata Alam, meliputi: - Kawasan wisata bahari di Kawasan Wisata Palabuhanratu dan sekitarnya, Kawasan Pantai Simpenan - Kawasan ekowisata di sekitar Teluk Palabuhanratu yang mencakup daerah pesisir di Kecamatan Cisolok, Kecamatan Palabuhanratu, dan Kecamatan Cikakak. - Kawasan wisata sungai di Kecamatan Simpenan - Kawasan wisata argo di Kecamatan Ciemas Pariwisata Minat Khusus, meliputi: - Kawasan wisata spa di Kecamatan Cisolok GAMBAR 16 POTENSI PARIWISATA GROWTH CENTER PALABUHANRATU Pada umumnya, wisatawan yang datang ke Palabuhanratu berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Barat bagian Barat. Namun dengan adanya kegiatan wisata minat khusus 34

36 dan petualangan, seperti menyelam dan berselancar di Pantai Cimaja, wisatawan dari luar negeri juga mulai banyak yang berdatangan. Penetapan Kota Palabuhanratu sebagai Ibukota Kabupaten Sukabumi diharapkan dapat mempercepat perkembangan wilayah Palabuhanratu dan sekitarnya, umumnya Jawa Barat bagian selatan. Saat ini kondisi sarana dan prasarana transportasi secara umum sudah memadai, tetapi masih diperlukan peningkatan lebih lanjut untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan wisatawan. Perkembangan Pariwisata di Kawasan Palabuhanratu saat ini berada pada tahap inisiasi menuju tahap pengembangan lebih lanjut. Upaya yang telah dilakukan untuk meningkatkan daya tarik dan keamanan kawasan adalah dengan membentuk TP3TP (Tim Pelestarian dan Penataan Pesisir dan Teluk Palabuhanratu), kegiatan Jumat Bersih, maupun pembentukan balawisata (badan penyelamant wisata tirta semacam baywatch life guard). GAMBAR 17 OBJEK WISATA DI GROWTH CENTER PALABUHANRATU Sumber: RIPPDA Provinsi Jawa Barat 2005 Objek wisata lainnya yang berkembang berhubungan dengan keunikan bentukan fisik alam dari wilayah Palabuhanratu, yaitu di samping pada bagian Barat 35

37 merupakan kawasan pesisir pantai, bagian Utara dan Timur wilayah Palabuhanratu merupakan kawasan perbukitan dan hutan yang juga memiliki daya tarik seperti kawasan perkebunan teh, pemandian air panas, dan wisata arus sungai yang lebih dikenal dengan kawasan Citarik. Berbagai potensi objek wisata alam dan buatan manusia juga citra pariwisata yang telah terbangun selama ini, yang berkumpul dalam wilayah Growth Center Palabuhanratu merupakan potensi pariwisata yang sekiranya dapat dijadikan sebagai sektor ekonomi utama selain perikanan untuk mendorong perkembangan wilayah ini. KEUNGGULAN WILAYAH Berikut ini adalah keunggulan wilayah yang dimiliki oleh Growth Center Palabuhanratu. Keunggulan-keunggulan tersebut dikelompokan dalam tiga jenis keunggulan, yaitu absolute advantage, comparative advantage, dan competitive advantage. Absolute advantage atau keunggulan absolut dapat diartikan sebagai keunggulan yang dimiliki suatu wilayah dari keberadaan sumber daya alam dan sejarah yang dimilikinya dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Sedangkan comparative advantage atau keunggulan komparatif yaitu keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena memiliki sumber daya produksi yang lebih banyak/unggul dibandingkan dengan yang dimiliki wilayah lain. Adapun yang dimaksud dengan competitive advantage atau keunggulan kompetitif yaitu keunggulan yang dimiliki suatu wilayah karena sudah berpengalaman atau karena penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga menciptakan keunggulan dalam persaingan antar wilayah. Keunggulan Absolut (Absolute Advantage) Keunggulan absolut yang dimiliki oleh Growth Center Palabuhanratu adalah potensi wisatanya yang beragam, seperti wisata alam, wisata bahari, dan wisata budaya. Kawasan Palabuhanratu memiliki topografi yang khas dicirikan dengan perpaduan antara laut, pantai, dan perbukitan. Ciri-ciri kawasan pesisir Palabuhanratu adalah sebagai berikut: Gelombang airnya yang kuat dan tinggi. Hal ini merupakan daya tarik utama bagi para wisatawan yang hobi berselancar (surfing) karena ketinggian gelombangnya cukup stabil. Beberapa tempat surfing yang 36

38 sering dikunjungi wisatawan adalah Batu Guram, Karang Sari, Cimaja, Karang Haji, Indicator, Sunset Beach, dan Ombak Tujuh. Keindahan alam berupa batu-batu karang yang menjorok ke laut. Di atas batu karang ini, wisatawan dapat duduk-duduk sambil memancing. Pantai pasir. Sebagian besar pantai di Kawasan Palabuhanratu merupakan pantai berpasir halus. Pemandangan eksotik karena letak bukit yang berhadapan langsung dengan pantai. Keunggulan Komparatif (Comparative Advantage) Salah satu keunggulan komparatif yang dimiliki oleh Growth Center Palabuhanratu adalah potensi perikanan tangkap yang cukup besar dan tergolong potensial untuk diekspor ke luar negeri. Hampir 80% hasil tangkapan ikan tuna dari perairan Teluk Palabuhanratu diekspor ke berbagai negara asia, seperti Jepang, Korea Selatan, dan China. Potensi perikanan ini juga didukung dengan sumber daya manusia di Growth Center Palabuhanratu yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai nelayan. Keunggulan Kompetitif (Competitive Advantage) Salah satu keunggulan kompetitif yang dimiliki oleh Growth Center Palabuhanratu yaitu penetapan Palabuhanratu menjadi kawasan minapolitan di Jawa Barat. Palabuhanratu merupakan salah satu penghasil ikan laut terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di lokasi ini juga terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara yang rencananya akan ditingkatkan statusnya menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera. Hal ini merupakan keunggulan tersendiri yang dapat dimanfaatkan oleh Growth Center Palabuhanratu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 37

39 KONSEP AWAL PENGEMBANGAN GROWTH CENTER PALABUHANRATU Dengan merespon berbagai isu dan permasalahan serta mengoptimalkan keunggulan-keunggulan di Growth Center Palabuhanratu, maka disusunlah konsep pengembangan Growth Center Palabuhanratu sebagai penghela percepatan pembangunan di Jawa Barat, khususnya Jawa Barat bagian selatan. Berdasarkan keunggulan yang paling potensial, konsep pengembangan yang diusung yaitu Growth Center Palabuhanratu dikembangkan sebagai Pusat Pertumbuhan berbasis Sektor Pariwisata dan Perikanan. Sebagai pusat pertumbuhan, di Growth Center Palabuhanratu akan dikembangkan berbagai infrastruktur dengan skala pusat pertumbuhan yang memadai dan dapat mengakomodasi perekonomian serta aktivitas penduduk, antara lain: Penyediaan jaringan transportasi regional dan lokal, serta sistem angkutan umum yang akan menghubungkan pusat-pusat kegiatan untuk mengakomodasi pergerakan penduduk dan juga wisatawan. Penyediaan perumahan layak huni Pelayanan infrastruktur sesuai dengan standar pusat pertumbuhan - Fasilitas kesehatan - Fasilitas pendidikan - Fasilitas peribadatan - Fasilitas perdagangan dan jasa - Wisata dan rekreasi - Fasilitas sosial Peningkatan kualitas pelayanan air bersih, penanganan persampahan, drainase, dll Sebagai Growth Center berbasis sektor pariwisata, maka Palabuhanratu akan mengembangkan sektor unggulan pariwisata dengan fokus penciptaan pelayanan jasa pariwisata yang berstandar nasional dan internasional. Palabuhanratu memiliki potensi wisata yang bermacam-macam. Salah satu keunggulan yang dimiliki kawasan wisata Palabuhanratu adalah ombaknya yang besar sehingga seringkali dipakai berselancar oleh para wisatawan. 38

40 Untuk mendukung konsep tersebut, Growth Center Palabuhanratu perlu menyediakan fasilitas pariwisata bertaraf internasional untuk mengakomodasi kegiatan pariwisata dan ekonomi di dalamnya, antara lain: Infrastruktur transportasi regional untuk akses wisatawan: akses jalan raya, pengembangan terminal, dan pelabuhan. Peningkatan dan perbaikan aksesibilitas ke kawasan pariwisata Fasilitas perdagangan yang memadai, meliputi pasar, swalayan, toko souvenir, dan lain-lain Pembangunan sarana dan prasarana pendukung pariwisata, seperti restoran, rumah makan, dan hotel bertaraf internasional, pusat informasi pariwisata, dan lain-lain. Sebagai Growth Center berbasis perikanan, Palabuhanratu telah didukung oleh berbagai kebijakan, salah satunya adalah penetapan Palabuhanratu sebagai kawasan minapolitan pada tahun Penetapan ini juga didukung dengan adanya rencana pembangunan PPS Palabuhanratu. Pembangunan PPS Palabuhanratu merupakan salah satu dukungan pemerintah pusat terhadap sektor perikanan agar hasil perikanan tangkap Palabuhanratu yang diekspor tidak perlu melewati Jakarta terlebih dahulu. Hal ini dilakukan berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya adalah pertimbangan di bidang cakupan pelayanan. PPS Palabuhanratu nantinya akan memiliki daerah operasional pelayanan kapal ikan yang lebih luas daripada PPN. Daerah operasional PPN hanya meliputi Perairan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) dan Laut Teritorial, sedangkan PPS mampu juga melayani kapal ikan yang beroperasi di Zona Perairan Internasional. Sebagai salah satu kawasan minapolitan di Jawa Barat, Palabuhanratu harus didukung dengan kesiapan masyarakatnya dalam menjalankan peran Palabuhanratu sebagai kawasan minapolitan. Growth Center Palabuhanratu tentunya harus memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan berkapasitas di bidang perikanan sehingga dalam keberjalanannya sebagai kawasan minapolitan, masyarakat dapat memanfaatkan potensi dan peluang yang dimiliki Palabuhanratu dengan sebaik-baiknya. Salah satu cara membangun kesiapan masyarakat yaitu dengan upaya peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia. Upaya peningkatan kualitas dan kapasitas SDM dapat dilakukan salah satunya dengan program-program 39

41 pendidikan dan pelatihan (baik yang bersifat formal maupun non formal) bagi masyarakat. Salah satu program yang dapat diadakan adalah dengan pembelajaran bahasa asing untuk masyarakat Growth Center Palabuhanratu, serta keterampilan bekerja di sektor perikanan. Dukungan lainnya juga dapat berupa pembangunan sekolah kejuruan dan perguruan tinggi khusus sektor perikanan untuk menciptakan sumber daya manusia berkualitas dan berkapasitas tinggi di bidang perikanan. Di sisi lain, pengembangan konsep Growth Center Palabuhanratu harus terintegrasi dengan penerapan konsep minapolitan di Growth Center Palabuhanratu. Konsep minapolitan Palabuhanratu akan dilaksanakan melalui pengembangan kawasan minapolitan di daerah-daerah potensial unggulan. Kawasan-kawasan minapolitan akan dikembangkan melalui pembinaan sentrasentra produksi yang berbasis pada sumberdaya kelautan dan perikanan. Pada setiap kawasan minapolitan akan beroperasi beberapa sentra produksi berskala ekonomi relatif besar, baik tingkat produksinya maupun tenaga kerja yang terlibat dengan jenis komoditas unggulan tertentu. Berdasarkan hal ini, kawasan minapolitan Palabuhanratu akan dibagi ke dalam 3 zona, yaitu: Zona Inti, Zona Pendukung, dan Zona Keterkaitan. Zona Inti Minapolitan Palabuhanratu adalah lahan seluas 10,2 Ha yg merupakan kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, yang telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas pokok, fungsional dan penunjang. Kemudian kawasan minapolitan dapat berkembang sebagai kawasan ekonomi yang sehat, maka diperlukan keanekaragaman kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan produksi dan perdagangan lainya yang saling mendukung. Keanekaragaman kegiatan produksi dan usaha di kawasan minapolitan akan memberikan dampak positif (multiplier effect) bagi perkembangan perekonomian setempat dan akan berkembang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi daerah. Berdasarkan hal ini, Zona Pengembangan & Pendukung Minapolitan Palabuhanratu adalah lahan seluas 30 Ha untuk pembangunan kolam dermaga 3 dan 100 Ha untuk pembangunan industri perikanan, yg merupakan rencana pengembangan kawasan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu, yg saat ini sedang dalam proses pembebasan lahan. Adapun Zona Keterkaitan Minapolitan Palabuhanratu meliputi Wilayah Korea, Cina, Uni Eropa, Jakarta, Bandung, Cianjur, Sukabumi dan sekitarnya. Dengan pendekatan kawasan dan sentra produksi, diharapkan pembinaan unit-unit produksi dan usaha dapat lebih fokus dan tepat sasaran. 40

42 Di sisi lain, pembangunan fisik juga harus diperhatikan. Ketersediaan aksesibilitas untuk mendukung kegiatan pariwisata dan perikanan di Growth Center Palabuhanratu perlu dioptimalkan. Bagi sektor perikanan, aksesibilitas dibutuhkan untuk mendukung kegiatan distribusi hasil produksi ikan. Sedangkan bagi sektor pariwisata, aksesibilitas dibutuhkan untuk memudahkan wisatawan mencapai kawasan pariwisata. Dengan demikian, diharapkan linkage dan nilai tambah ekonomi bagi Growth Center Palabuhanratu dapat bertambah besar, sehingga diharapkan dapat menjadi penghela pembangunan di wilayah sekitarnya dan di Jawa Barat. 41

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi terletak di Provinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 0 57-7 0 25 Lintang

Lebih terperinci

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI

PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN SUKABUMI DISAMPAIKAN PADA KEGIATAN PROYEK ICCTF TA 2016 ADAPTASI PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM DI WILAYAH PESISIR SELATAN PULAU JAWA BERBASIS KAJIAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak Georafis dan Topografi Palabuhanratu merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi. Secara geografis, Kabupaten Sukabumi terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah/kota berdampak pada perubahan sosial, ekonomi, geografi, lingkungan dan budaya sehingga diperlukan fasilitas penunjang untuk melayani kebutuhan

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi

4 KEADAAN UMUM. 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 16 4 KEADAAN UMUM 4.1Keadaan umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km dari Kota Jakarta.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari lebih 17.000 Pulau dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km yang merupakan terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Amilia Widya, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air minum memiliki persenyawa kimia sederhana yaitu terdiri dari dua atom hidrogen (H) berikatan dengan satu atom oksigen (O), digabungkan menjadi simbolik H

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu terletak di Kecamatan Palabuhanratu yang

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Daerah Penelitian 5.1.1. Letak Geografis Teluk Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi, merupakan salah satu daerah perikanan potensial di perairan selatan Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga

Lebih terperinci

L.I - 1 BUPATI, BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIJAYA H. SUKMAWIAJAYA

L.I - 1 BUPATI, BUPATI SUKABUMI, H. SUKMAWIJAYA H. SUKMAWIAJAYA L.I - 1 LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI 2012-2032 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN A. PETA RENCANA STRUKTUR RUANG

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN Potensi dan Tantangan DI INDONESIA Oleh: Dr. Sunoto, MES Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi tersebut telah ditopang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi sumber 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan potensi sumber daya alam termasuk di dalamnya terdapat sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai modal dasar

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan jarak tempuh 96 km dari Kota Bandung dan 119 km

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI Administrasi Secara administrasi pemerintahan Kabupaten Sukabumi dibagi ke dalam 45 kecamatan, 345 desa dan tiga kelurahan. Ibukota Kabupaten terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN 2.1 Tujuan Penataan Ruang Dengan mengacu kepada Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, khususnya Pasal 3,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lautan yang lebih luas dari daratan, tiga per empat wilayah Indonesia (5,8 juta km 2 ) berupa laut. Indonesia memiliki lebih dari 17.500 pulau dengan

Lebih terperinci

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani

POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH. Oleh : Ida Mulyani POTENSI PERIKANAN DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN CILACAP, JAWA TENGAH Oleh : Ida Mulyani Indonesia memiliki sumberdaya alam yang sangat beraneka ragam dan jumlahnya sangat melimpah

Lebih terperinci

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Objek Wisata Pulau Pari merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta. Pulau ini berada di tengah gugusan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Teluk Bungus yang luasnya ± 17 km 2 atau 1383,86 Ha berada di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Kecamatan ini merupakan kecamatan pesisir di wilayah selatan Kota Padang

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Kabupaten Sukabumi Secara geografis wilayah Kabupaten Sukabumi terletak di antara 6 o 57-7 o 25 Lintang Selatan dan 106 o 49-107 o 00 Bujur Timur dan mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Palabuhnratu merupakan daerah pesisir di selatan Kabupaten Sukabumi yang sekaligus menjadi ibukota Kabupaten Sukabumi. Palabuhanratu terkenal

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis 4 KEADAAN UMUM 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian (1) Letak dan Kondisi Geografis Palabuhanratu merupakan ibukota Kabupaten Sukabumi, Palabuhanratu juga merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN TELUK PALABUHANRATU

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN TELUK PALABUHANRATU 80 BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KAJIAN TELUK PALABUHANRATU. Tinjauan Kebijakan.. Kedudukan Kabupaten Sukabumi dalam Lingkup RTRW Provinsi Jawa Barat Sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI Jawa Barat Bagian Utara memiliki banyak potensi baik dari aspek spasial maupun non-spasialnya. Beberapa potensi wilayah Jawa Barat bagian utara yang berhasil diidentifikasi

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA GEOGRAFIS KABUPATEN BANGKA PKL Sungailiat PKW PKNp PKWp PKW PKW Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka tanpa Timah Tahun 2009-2013 Sektor 2009 (%)

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 21 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu Secara astronomis wilayah Palabuhanratu berada pada 106º31' BT-106º37' BT dan antara 6 57' LS-7 04' LS, sedangkan secara administratif

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi

I.PENDAHULUAN. Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi 1 I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas minyak dan gas (migas) merupakan penghasil devisa utama bagi bangsa Indonesia, namun migas itu sendiri sifat nya tidak dapat diperbaharui, sehingga ketergantungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara Kepulauan (Archipelagic state) terbesar di dunia. Jumlah Pulaunya mencapai 17.506 dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Kurang lebih 60%

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN 2010-2029 I. UMUM Jawa Barat bagian Selatan telah sejak lama dianggap

Lebih terperinci

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN PROVINSI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,

Lebih terperinci

PROFIL KABUPATEN / KOTA

PROFIL KABUPATEN / KOTA PROFIL KABUPATEN / KOTA KOTA SUMATERA SELATAN KOTA ADMINISTRASI Profil Wilayah Kota ini berada di dataran tinggi yang sejuk, aktivitas ekonomi / perdagangan sangat ditentukan oleh sektor Pertanian dan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 1998 TENTANG PEMINDAHAN IBUKOTA KABUPATEN DAERAH TINGKAT II SUKABUMI DARI WILAYAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SUKABUMI KE KOTA PALABUHAN RATU DI WILAYAH

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Geografis dan Administratif Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru terbentuk di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan Undang-Undang Nomor 51 tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam 10 tahun terakhir, jumlah kebutuhan ikan di pasar dunia semakin meningkat, untuk konsumsi dibutuhkan 119,6 juta ton/tahun. Jumlah tersebut hanya sekitar 40 %

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan menakjubkan. Kondisi kondisi alamiah seperti letak dan keadaan geografis, lapisan tanah yang subur

Lebih terperinci

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Kelurahan Fatubesi merupakan salah satu dari 10 kelurahan yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT)

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Kesiapan Kebijakan dalam Mendukung Terwujudnya Konsep Kawasan Strategis Cepat Tumbuh (KSCT) BAB V PEMBAHASAN Pembahasan ini berisi penjelasan mengenai hasil analisis yang dilihat posisinya berdasarkan teori dan perencanaan yang ada. Penelitian ini dibahas berdasarkan perkembangan wilayah Kecamatan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau-pulau kecil memiliki potensi pembangunan yang besar karena didukung oleh letaknya yang strategis dari aspek ekonomi, pertahanan dan keamanan serta adanya ekosistem

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN KAWASAN NELAYAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT, Menimbang

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perikanan adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan dalam bidang perikanan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan paket-paket teknologi. Menurut Porter (1990)

Lebih terperinci

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA

KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan pesisir merupakan daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut. Kawasan pesisir merupakan ekosistem yang kompleks dan mempunyai nilai sumberdaya alam yang tinggi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) merupakan salah satu provinsi yang masih relatif muda. Perjuangan keras Babel untuk menjadi provinsi yang telah dirintis sejak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 8 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4. Keadaan Wilayah Kepulauan Seribu merupakan sebuah gugusan pulaupulau kecil yang terbentang dari teluk Jakarta sampai dengan Pulau Sibera. Luas total Kabupaten

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan kawasan pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan dan mampu untuk memberikan konstribusi

Lebih terperinci

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan Dalam memahami karakter sebuah wilayah, pemahaman akan potensi dan masalah yang ada merupakan hal yang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang IV. GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Propinsi Kalimantan Timur dengan luas wilayah daratan 198.441,17 km 2 dan luas pengelolaan laut 10.216,57 km 2 terletak antara 113º44 Bujur Timur dan 119º00

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS Bab ini menguraikan isu-isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Bintan. Isu-isu strategis ini berkaitan dengan permasalahan-permasalahan pokok yang dihadapi, pemanfaatan

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk. meningkatkan taraf hidup manusia. Aktivitas pembangunan tidak terlepas

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk. meningkatkan taraf hidup manusia. Aktivitas pembangunan tidak terlepas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses perubahan untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Aktivitas pembangunan tidak terlepas dari pemanfaatan sumberdaya alam yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat

BAB I PENDAHULUAN. sangat membutuhkan devisa untuk membiayai pembangunan Nasional. Amanat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama pengembangan pariwisata sebagai industri, adalah untuk meningkatkan perolehan devisa. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang, sangat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dalam beberapa dekade terakhir merupakan suatu sektor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi bangsa-bangsa di dunia. Sektor pariwisata diharapkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG 1 PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINTANG NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN DAERAH KABUPATEN SINTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINTANG,

Lebih terperinci

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang

IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang IV. KEADAAN UMUM 4.1. Regulasi Penataan Ruang Hasil inventarisasi peraturan perundangan yang paling berkaitan dengan tata ruang ditemukan tiga undang-undang, lima peraturan pemerintah, dan empat keputusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu berada di Kabupaten Sukabumi yang memiliki delapan Desa atau Kelurahan diantaranya Desa Palabuhanratu, Citarik, Citepus,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan nasional Negara Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat, diantaranya melalui pembangunan ekonomi yang berkesinambungan. Pembangunan ekonomi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN KAWASAN INDUSTRI MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Letak geografis Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat, secara geografis terletak di antara 6 0.57`- 7 0.25`

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Saefullah NIP KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas selesainya penyusunan KLHS Raperda RTR Kawasan Strategis Pantai Utara Jakarta dengan baik. Kegiatan ini adalah kelanjutan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai 31 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kota Bandar Lampung Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintahan, sosial,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI

RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI Kerjasama BPLHD Propinsi Jawa Barat BLH Kabupaten Sukabumi PKSPL IPB Oleh: Yudi Wahyudin, S.Pi. Mujio, S.Pi. Renstra ICM 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal.

Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang. menyimpan kekayaan sumber daya alam laut yang besar dan. belum di manfaatkan secara optimal. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dan maritim yang memiliki lebih dari 17.508 pulau dan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ' ini menjadikan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun membuka kesempatan kerja dan kesempatan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang pariwisata, pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pembangunan, pengusahaan obyek

Lebih terperinci

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan tentang studi pengembangan wilayah di Kapet Bima dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kapet Bima memiliki beragam potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi perikanan. Artinya, kurang lebih 70 persen dari wilayah Indonesia terdiri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi sektor perikanan Indonesia cukup besar. Indonesia memiliki perairan laut seluas 5,8 juta km 2 (perairan nusantara dan teritorial 3,1 juta km 2, perairan ZEE

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang terkenal dengan kekayaan keindahan alam yang beraneka ragam yang tersebar di berbagai kepulauan yang ada di Indonesia dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang ada dalam rangka memberikan kontribusi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas lautan hampir 70% dari total luas wilayahnya, memiliki keberagaman dan kekayaan sumber daya laut yang berlimpah. Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi seperti sekarang ini, pembangunan kepariwisataan dapat dijadikan sebagai prioritas utama dalam menunjang pembangunan suatu daerah. Pengembangan pariwisata

Lebih terperinci

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo)

MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo) MINAPOLITAN DAN DESA LIMBANGAN, KETIKA KONSEP sdpembangunan DAN POTENSI KAWASAN DISATUKANcd ( oleh : Adi Wibowo) Minapolitan mungkin merupakan istilah yang asing bagi masyarakat umum, namun bagi pelaku

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik

BAB I PENDAHULUAN. diberdayakan sebagai Daerah Tujuan Wisata. Menurut World Tourism. Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Ke Asia Pasifik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Kepulauan Nusantara dengan sebutan untaian zamrud di khatulistiwa, penuh dengan keindahan alam beserta flora dan faunanya, kaya dengan aneka ragam budaya,

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2010, Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan Pelabuhan Perikanan Nasional (PPN) Palabuhanratu sebagai lokasi proyek minapolitan perikanan tangkap.

Lebih terperinci

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL TEMA LATAR BELAKANG Bali tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor unggulan di Kota Dumai diidentifikasi dengan menggunakan beberapa alat analisis, yaitu analisis Location Quetiont (LQ), analisis MRP serta Indeks Komposit. Kemudian untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian

BAB I PENDAHULUAN. besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan, yang memiliki potensi besar sumberdaya pesisir dan pulau-pulau kecil, disisi lain masyarakat yang sebagian besar bertempat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, pemukiman semakin lama membutuhkan lahan yang semakin luas. Terjadi persaingan yang kuat di pusat kota,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Sejarah Pelabuhan Sunda Kelapa Pelabuhan Sunda Kelapa berlokasi di Kelurahan Penjaringan Jakarta Utara, pelabuhan secara geografis terletak pada 06 06' 30" LS,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 18 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pariwisata merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses pembangunan nasional dalam rangka mencapai cita cita bangsa indonesia sebagai bangsa yang mandiri,

Lebih terperinci