PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELOMPOK DALAM PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELOMPOK DALAM PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL)"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PENDAMPINGAN KELOMPOK DALAM PROGRAM BINA KELUARGA LANSIA (BKL) *YUSNADI DAN **YUSNIAR * Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah ** Mahasiswa Jurusan Pendidikan Luar Sekolah pd1fip@gmail.com ABSTRAK Permasalahan penelitian ini berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan kelompok yang dilakukan pendamping terhadap lansia dalam program Bina Keluarga Lansia. Jenis penelitian yang digunakan adalah evaluasi dengan pendekatan kuantitatif. Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yang berupa penyebaran angket (kuesioner) dan dokumentasi. Sampel penelitian ini adalah pendamping lapangan yang bertugas di dalam program BKL sebanyak 80 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu angket dengan rumus P=F/N x 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pelaksanaan pendampingan kelompok secara klasikal cenderung baik (B) dilihat dari 46 responden berada pada kategori baik dengan persentase 57,5% (2) tahap persiapan sebelum pelaksanaan pendampingan sebesar 38,75% (3) tahap identifikasi yang dilakukan pendamping diperoleh sebesar 42,07% (4) tahap perencanaan alternatif program sebesar 44% (5) tahap perumusan rencana kegiatan sebesar 40,41% (6) tahap pelaksanaan program sebesar 43,65% (7) tahap evaluasi diperoleh sebesar 46,96%. Dapat disimpulkan bahwa berdasarkan aspek pada tahap yang telah dilakukan di atas, dengan adanya pelaksanaan pendampingan kelompok menentukan keberhasilan program BKL sehingga pelaksanaan pendampingan kelompok dalam program bina keluarga lansia di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dinyatakan baik. Kata Kunci : Pendampingan Kelompok, Program Bina Keluarga Lansia PENDAHULUAN Lanjut usia merupakan fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup. Usia lanjut pasti akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai usia panjang, terjadinya tidak bisa dihindari oleh siapapun. Indonesia mengalami peningkatan jumlah dan proporsi penduduk berusia 60 tahun keatas cukup pesat. Di Indonesia jumlah lansia meningkat menjadi pada tahun 2009 jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang (U.S.Sensus Bureau, International Data Base. 2009). Badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa penduduk lansia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang (Depkes RI. 2005). Berdasarkan Laporan Kementrian Kesehatan RI (2013), jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia pada tahun 1990 sebesar 11,3 juta jiwa (6,4%), meningkat menjadi 15,3 juta jiwa (7,4%) pada tahun Pada tahun 2011 diketahui jumlah lansia sama dengan jumlah balita yaitu sekitar 24 juta jiwa atau 9,77% dari seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN provinsi Sumatera Utara), 8

2 bahwa jumlah penduduk lansia mencapai sekitar 24 juta jiwa. Padahal, tahun 1970 silam, jumlah penduduk lansia di Indonesia baru mencapai 2 juta jiwa. Jumlah penduduk Sumatera Utara sebanyak jiwa dan sekitar 6,3% dari populasi tersebut adalah lanjut usia yang jumlahnya jiwa, sedangkan jumlah lanjut usia yang dibina sebesar atau sekitar 30% dari seluruh populasi lansia (BPS, 2013). Dengan meningkatnya jumlah penduduk lansia, maka perhatian terhadap lansia perlu ditingkatkan agar terwujud kualitas keluarga yang sejahtera. Kenyataannya, peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan berbagai masalah diberbagai aspek kehidupan lansia, baik secara individu dalam kaitannya dengan keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Permasalahan tersebut berupa aspek kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi. Manusia lanjut usia akan mengalami kemunduran terutama dibidang kemampuan kesehatan fisiknya karena adanya proses penuaan atau perubahan yang dialami lansia sendiri, yang dapat mengakibatkan pada timbulnya gangguan dalam mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang lain (old age ratio dependency). Pemerintah masih terus bergulat dengan berbagai pemikiran dan kebijakan agar para lansia tetap berdaya dimasa tuanya. Pembangunan kesehatan adalah salah satu upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat masyarakat setinggi-tingginya. Seiring dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi lansia, maka BKKBN memiliki suatu program yang berfokus pada kesehatan lansia yaitu melalui program Bina Keluarga Lansia (BKL). Program Bina Keluarga Lansia dilaksanakan melalui kegiatan posyandu lansia merupakan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat yang bekerja sama antara petugas kesehatan dengan masyarakat. Program Bina Keluarga Lansia (BKL) merupakan suatu wadah yang dilakukan oleh keluarga yang memiliki lansia untuk mengetahui, memahami, dan mampu membina kondisi dan masalah yang dihadapi lansia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia, melalui kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Dengan demikian, diperlukan kesiapan keluarga khususnya keluarga lansia atau keluarga yang memiliki lansia untuk dapat dibina melalui kelompok kegiatan Bina Keluarga Lansia (BKKBN, 2010). 9

3 Peran keluarga dalam program ini dituntut dalam memenuhi kebutuhan lansia diantaranya berupa pemenuhan kebutuhan ekonomi, kesehatan fisik, nutrisi makanan, serta berupaya memotivasi lansia agar tetap menanamkan perilaku hidup sehat sehingga lansia tetap sehat, bugar, dan tidak menjadi beban. Program Bina Keluarga Lansia kiranya perlu disosialisasikan keberadaannya kepada masyarakat yang menjadi sasaran program melalui berbagai media massa. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dengan memanfaatkan keberadaan kegiatan yang ada dimasyarakat, seperti majelis taklim atau pengajian. Semua itu perlu dilakukan agar program Bina Keluarga Lansia semakin dikenal oleh masyarakat dan mau mengikuti program ini. Selain itu, agar program Bina Keluarga Lansia berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka diperlukan orang yang ahli yaitu pendamping dalam menangani program tersebut. Sebagaimana sumodiningrat dalam priyono (1996) mengemukakan bahwa pendamping dapat meliputi pendamping setempat, yaitu kader-kader yang ada di desa setempat, pendamping teknis yang berasal dari tenaga penyuluh kementrian teknis, dan pendamping khusus yang disediakan bagi masyarakat desa miskin di desa tertinggal dengan pembinaan khusus. Pendampingan kelompok merupakan salah satu cara menentukan keberhasilan program bina keluarga lansia (BKL). Untuk mengembangkan peran keluarga, demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat lansia, maka harus melibatkan masyarakat sebagai subjek bukan hanya objek yang hanya menerima program Bina Keluarga Lansia (BKL). Dengan demikian, masyarakat diajak bertanggung jawab dalam perencanaan kegiatan yang akan dilakukan hingga pelaksanaan serta pengembangan dari kegiatan dimasa yang akan datang. Oleh sebab itu, hendaknya pendamping bisa mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dengan melakukan pendampingan kelompok agar tujuan keluarga sehat dan sejahtera dapat terwujud. Pada tahun 2013 jumlah penduduk lansia di Kecamatan Tanjung Morawa mencapai 8125 jiwa. Jumlah Lansia yang kurang sejahtera sekitar 1289 jiwa. Jumlah ini tidak sebanding dengan jumlah Lansia yang menjadi anggota BKL yaitu hanya 313 jiwa atau sekitar 24,3% dan pendamping yang ada di kecamatan tanjung morawa hanya berjumlah 80 orang pendamping. (Data Basis Kecamatan Tanjung Morawa, 2013). Dari data di atas menunjukkan bahwa sampai saat ini program Bina Keluarga Lansia mengalami kendala untuk melaksanakan program tersebut. Program Bina Keluarga Lansia yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa belum banyak dikenal oleh masyarakat lansia. Hal ini terjadi 10

4 karena kurangnya sosialisasi yang diberikan pendamping kepada masyarakat sehingga program bina keluarga lansia belum berjalan dengan maksimal dan dilihat secara jumlah, pendamping yang ada di kecamatan tanjung morawa tidak sebanding atau setara dengan banyaknya lansia, sehingga mereka tidak mampu menjangkau lokasi karena keterbatasan tenaga pendamping. Padahal, peran pendamping sangat menentukan keberhasilan suatu program karena mereka akan menjadi ujung tombak di lapangan dalam memberikan motivasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan program. Melalui pendampingan, informasi tentang lanjut usia dapat tersampaikan kepada anggota kelompok BKL disetiap kecamatan dan adanya pendamping juga akan menjadi wahana bagi masyarakat untuk saling belajar mentransformasikan pikiran, persepsi, perilaku yang diharapkan akan terjadi peningkatan kearah yang lebih baik. Tetapi, pendamping masih memiliki kekurangan dalam menyampaikan informasi kepada kelompok lansia sehingga kurangnya partisipasi masyarakat lansia untuk mengikuti kegiatan yang telah dibuat. Dari uraian latar belakang permasalahan yang dihadapi, maka akan dilakukan penelitian Pelaksanaan Pendampingan Kelompok dalam program Bina Keluarga Lansia di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. METODE PENELITIAN Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan untuk mendapatkan penjelasan dan menjawab permasalahan penelitian. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan angket dan dokumentasi. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Angket yang digunakan dalam penelitian ini ditujukan kepada pendamping dalam program BKL di Kecamatan Tanjung Morawa. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item instrumen menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sampai negatif yaitu dengan pilihan jawaban berjumlah empat (a, b, c, dan d) dengan skor: a. Pilihan jawaban a skor 4 menyatakan Sangat sering b. Pilihan jawaban b skor 3 menyatakan sering c. Pilihan jawaban c skor 2 menyatakan kadangkadang d. Pilihan jawaban d skor 1 menyatakan tidak pernah 11

5 Pengukuran variabel berdasarkan skala Likert yaitu: 76%-100% = Sangat Baik 51%-75% = Baik 26%-50% = Cukup Baik 0%-25% = Kurang Baik (Hadi: 1982) Tabel 1 Kisi-kisi angket No. Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah Item 1. Pelaksanaan pendampinga n Kelompok 1. Persiapan 1.1.Pendataan lingkungan sasaran program 2. Identifikasi 2.1.Identifikasi masalah yang terjadi dimasyarakat 3. Perencanaan Alternatif Kegiatan 4. Perumusan rencana kegiatan atau indakan 5. Pelaksanaan Program 3.1.Pembagian program kerja pendamping 4.1.Menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam program BKL 5.1. Proses dan target yang akan dicapai dalam program Bina Keluarga Lansia 6. Evaluasi 6.1.Penilaian hasil pencapaian pelaksanaan program Bina Keluarga Lansia No. Item 3 1, 2, 3 3 4, 5, 6 5 7, 8, 9, 10, , 13, ,16, 17,18, 19,20, 21,22, 23,24, 25,26, 27, ,30, 31,32, 33,34, 35 Dokumentasi Dokumentasi adalah cara untuk mendapatkan informasi dan data melalui tulisan-tulisan yang didokumentasikan (disimpan). Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, baik data-data yang berasal dari tempat penelitian dan data-data yang mendukung penelitian ini. Seperti data mengenai jumlah pendamping dan kepengurusan organisasi yang diperoleh dari surat SK di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli serdang yang diambil/diminta dari kepala pemerintahan setempat. Teknik Analisis Data Teknik analisis adalah cara untuk memudahkan atau menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dimengerti untuk menguasai dan menganalisis data agar dapat 12

6 dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka data tersebut perlu di uji dan di analisis secara sistematis. Data yang digunakan dalam penelitian adalah dalam bentuk kuantitatif. Untuk menggambarkan distribusi data maka digunakan central tendency. Central tendency merupakan ukuran statistik yang menerangkan secara akurat tentang skor atau penilaian suatu objek yang sedang diteliti baik secara individu maupun kelompok, melalui pengukuran tunggal (Sudjana, 2005: 77). Terdapat tiga ukuran central tendency yaitu: 1. Mean Mean/rata-rata hitung adalah nilai rata-rata dari sejumlah data. Cara menghitung mean/rata-rata yaitu dengan menjumlahkan semua nilai (sum) dibagi dengan banyaknya data. Rumus untuk mencari mean yaitu: Keterangan : µ = Rata-rata Σx = Jumlah seluruh data n = Banyaknya data 2. Median Median adalah nilai yang terdapat persis di tengahtengah jika nilai semua pengamatan diurutkan dari yang terkecil sampai yang terbesar. Median dapat dihitung dengan rumus: Keterangan : Me = Median b = Batas bawah kelas median p = Panjang kelas median n = Ukuran sampel atau banyak data F = Jumlah semua frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari `tanda kelas median f = frekuensi kelas median 3. Modus Modus adalah ukuran untuk menunjukkan kejadian atau peristiwa yang paling sering terjadi. Modus dapat ditentukan dengan rumus: Mo = b + p ( ) Keterangan : Mo = Modus b = Batas bawah kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = Panjang kelas interval b1 = Frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi kelas sebelumnya b2 = Frekuensi terbanyak dikurangi frekuensi kelas sesudahnya Untuk melengkapi hasil data penelitian dilakukan pengujian kecenderungan dari variabel penelitian skor ideal dan standar deviasi dari variabel yang kemudian dikategorikan kepada 4 (empat) kategori data yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. M +1,5 SD : Sangat baik M-M+1,5 SD : Baik M-M-1,5 SD : Cukup baik M-1,5 SD : Kurang baik (Sya ban: 2005) Me = b + p ( ) 13

7 Setelah diperoleh kecenderungan tengah (central tendency) maka selanjutnya digunakan tabel frekuensi untuk mengetahui presentase jawaban responden, dengan rumus : P = x 100% Keterangan : P = Persentase jawaban responden F = Frekuensi jawaban atau jumlah responden yang menjawab N = Jumlah keseluruhan responden HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Angket dalam penelitian ini berjumlah 35 pernyataan yang diajukan kepada responden yang berjumlah 80 orang, yaitu para pendamping kegiatan di 9 desa yang ada di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang pada Program Bina Keluarga Lansia. Uji Kecenderungan Untuk melengkapi hasil data penelitian dilakukan pengujian kecenderungan dari variabel penelitian skor ideal dan standar deviasi ideal dari variabel yang kemudian dikategorikan kepada 4 (empat) kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik dan kurang baik. Berdasarkan hasil pengolahan data variabel evaluasi pelaksanaan pendampingan kelompok dalam program bina keluarga lansia, diperoleh skor maksimum sebesar = 136, skor minimum sebesar = 91. Hasil uji kecenderungan variabel Pelaksanaan Pendampingan Kelompok Dalam Program Bina Keluarga Lansia pada tabel berikut: Tabel 2 Tingkat Kecenderungan Pelaksanaan Pendampingan Kelompok Dalam Program Bina Keluarga Lansia (BKL) Interval Skor Frekuensi F relatif (%) Kategori 127,59 7 8,75 Sangat baik 115,77-127, ,5 Baik 103,57-115, ,5 Cukup baik 103,57 5 6,25 Kurang baik Jumlah Berdasarkan pada Tabel 2 dapat dijabarkan untuk variabel pelaksanaan pendampingan kelompok kategori sangat baik yang menjawab ada 7 responden dengan persentase sebesar 8,75%, kategori baik yang menjawab 46 responden dengan persentase sebesar 57,5%, kategori cukup baik yang menjawab 22 orang dengan persentase sebesar 27,5%, dan kategori kurang baik yang menjawab 5 responden dengan persentase jawaban sebesar 6,25%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pendampingan kelompok dalam program bina 14

8 keluarga lansia dalam penelitian ini cenderung baik dibuktikan dengan 57,5% responden termasuk dalam kategori baik. Pembahasan Indonesia merupakan negara berkembang dengan masalah kependudukan yang relatif tingi terutama pada penduduk lansia. Peningkatan jumlah penduduk lansia menimbulkan permasalahan berupa aspek kesehatan fisik, psikologis, sosial, dan ekonomi. Sadar akan hal itu pemerintah membuat berbagai macam program untuk para lansia salah satunya melalui program Bina Keluarga Lansia yang dibuat oleh BKKBN bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan lansia yang sehat, bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, mandiri, produktif, dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Keberhasilan dari kegiatan atau program yang dilakukan pemerintah terhadap masyarakat dapat diukur dengan baik atau tidaknya pelaksanaan pendampingan kelompok yang dilakukan oleh pendamping. Dalam mengikuti suatu kegiatan program biasanya memiliki tujuan dan harapan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan program. Dalam pelaksanaan program perlu adanya tahapan-tahapan yang harus dilakukan untuk menilai sejauh mana pelaksanaan program telah tercapai. Program Bina Keluarga Lansia (BKL) yang berada di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dipilih menjadi tempat penelitian karena peneliti ingin melihat pelaksanaan pendampingan kelompok yang dilakukan pendamping terhadap masyarakat lansia. Ada beberapa tahap untuk mengetahui pelaksanaan pendampingan kelompok dapat berjalan baik atau tidak yaitu sebagai berikut. 1. Tahap Persiapan a. Pendataan Lingkungan Sasaran Program Pendataan lingkungan merupakan pengumpulan datadata yang dilakukan sebelum suatu kegiatan dilaksanakan untuk mengetahui sasaran program yang ada dilingkungan tersebut. Dalam melakukan pendataan, jawaban setiap responden berbeda-beda. Pendataan yang dilakukan oleh para pendamping tergolong cukup baik (38,75%). Pendamping yakin bahwa dengan melakukan pendataan dapat menjangkau sasaran program untuk ikut program Bina Keluarga Lansia. Dalam hal ini, pendamping juga dibekali dengan mengikuti pelatihan sebelum melaksanakan program yang telah direncanakan agar para pendamping tidak kaku dan mengerti apa yang akan dilakukan pada saat melaksanakan program BKL. Dari hasil jawaban angket yang telah disebarkan kepada responden, pendamping yang mengikuti pelatihan tergolong 15

9 cukup baik (51,25%) karena pendamping percaya bahwa dengan mengikuti pelatihan, akan mendapatkan ilmu yang dapat disalurkan kepada lansia sebelum pelaksanaan program. Selain itu, dalam tahap persiapan yang harus dilakukan pendamping yaitu mensurvei lokasi sasaran program. Tujuannya yaitu agar program BKL yang akan dilaksanakan tepat pada sasaran atau sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan para lansia dengan sumber daya alam yang dimiliki didalam lingkungan mereka. Jadi, selain para lansia diberikan kesehatan, bagi para lansia yang masih produktif dapat menambah penghasilan mereka dengan dibekali keterampilan yang diberikan tergantung kesepakatan. 2. Identifikasi a. Identifikasi masalah yang terjadi Identifikasi mencakup pengidentifikasian masalah tentang kebutuhan yang dirasakan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat lansia serta mengidentifikasi lansia yang masih produktif dan yang tidak agar program BKL yang diberikan dapat dikenal masyarakat secara menyeluruh dan merasakan manfaat dari adanya program yang akan dilaksanakan. Sebelum melaksanakan kegiatan, pengidentifikasian yang dilakukan pendamping sangat menentukan keberhasilan pelaksanaan program. Dalam hal ini, pendamping dikatakan belum sepenuhnya melakukan identifikasi terhadap masalah yang ada di lapangan terbukti hanya 42,07% pendamping yang melakukannya. Dalam pengidentifikasian masalah, yang harus dilakukan adalah menemukan masalah yang terjadi karena banyak keganjalan yang terjadi di dalam masyarakat. Dalam hal ini, pendamping yang terjun ke lapangan untuk menemukan masalah yang terjadi masih tergolong cukup baik yaitu hanya 38,75%. Pendamping kebanyakan kurang yakin apabila terjun kelapangan langsung menemukan masalah yang terjadi sehingga mereka tidak terjun langsung kelapangan. Keuntungan apabila pendamping langsung terjun ke lapangan yaitu dapat memberikan solusi dari apa yang menjadi masalah para lansia sehingga dalam pelaksanaan BKL sesuai dengan kebutuhan lansia. Dari hasil angket yang diberikan kepada responden, yang membuat kegiatan sesuai kebutuhan berada pada kategori cukup baik yaitu 43,75%. Dengan melakukan pengidentifikasian masalah, akan mempererat tali kekeluargaan antara pendamping 16

10 dengan masyarakat lansia sehingga dalam hal ini, mempermudah target yang akan dicapai. Dari hasil angket yang diberikan, hanya 45% pendamping yang mengajak masyarakat lansia untuk merencanakan kegiatan secara bersama-sama kepada lansia. 3. Perencanaan Alternatif Kegiatan a. Pembagian Program Kerja Pendamping Dalam merencanakan alternatif program, diperlukannya pendamping dalam pembagian program kerja agar hasil dari pelaksanaan pendampingan kelompok dalam program Bina Keluarga Lansia (BKL) dapat dikatakan berhasil. Dalam melakukan pembagian kerja, pendamping dalam kategori cukup baik dalam membagi program kerja (44%). Hal ini dilakukan agar pendamping sadar akan kewajibannya untuk melayani lansia. Selain itu, dalam perencanaan alternatif program, perlu melibatkan masyarakat lansia dan keluarga lansia untuk ikut andil dalam memberikan masukan berupa keluh kesah ataupun masalah lansia itu sendiri. Pendamping yang mengikutsertakan keluarga lansia untuk mencurahkan masalah yang dihadapi hanya sekitar 40%. Dalam hal ini, tidak kalah penting seorang pendamping mengikutsertakan masyarakat untuk menyampaikan masalah yang dihadapi lansia agar program BKL yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan para lansia. 4. Perumusan Rencana Kegiatan a. Menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam BKL Dalam perumusan rencana kegiatan, menentukan kegiatan apa saja yang akan dilakukan dalam BKL agar dapat menentukan keberhasilan program. Untuk itu, sebelum melaksanakan program, ada baiknya mengelompokkan masalah-masalah yang terjadi pada masyarakat lansia. Setelah itu, barulah adanya kebijakan pendamping dalam memberikan alternatif jalan keluar masalah. Kebijakan pendamping tergolong masih dalam kategori cukup baik (45%). Hal ini terlihat para pendamping kurang memfasilitasi dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam program Bina Keluarga Lansia. Terbukti dari 80 responden, hanya 36,25% yang selalu memfasilitasi masyarakat lansia. 5. Pelaksanaan Program a. Proses dan target yang akan dicapai Pelaksanaan program merupakan melakukan apa yang telah direncanakan untuk memenuhi target yang akan dicapai dengan memberikan pelayanan kesehatan setiap bulannya, memberikan informasi 17

11 yang jelas kepada lansia misalnya sosialisasi tentang merawat kesehatan tubuh lansia, melakukan kunjungan rumah sasaran apabila masyarakat lansia tidak hadir dalam pertemuan yang telah dijanjikan. Dalam hal ini, pendamping memiliki andil yang cukup besar agar pelaksanaan program BKL dapat berjalan dengan baik. Namun, hanya sebahagian dari pendamping yang mau melaksanakan hal tersebut terbukti dari hasil angket yang di sebarkan kepada 80 responden hanya sebesar (43,65%) yang selalu melaksanakan program BKL dengan baik. 6. Evaluasi a. Penilaian hasil pencapaian pelaksanaan program BKL Penilaian merupakan proses pengawasan serta pengukuran terhadap pelaksanaan kegiatan. Hal-hal yang perlu dievaluasi dalam pendampingan kelompok dalam program BKL yaitu menilai proses kegiatan, menilai hasil pelaksanaan program, memantau lansia dalam setiap pertemuan apakah bertambah atau berkurang dalam setiap pelaksanaan program yang telah dibuat, membuat laporan serta melaporkannya, dan mencatat hal-hal yang kurang agar dapat disesuaikan dengan evaluasi program yang telah dilakukan untuk menjadi bahan perbaikan dalam pelaksanaan program kedepannya. Dalam penilaian hasil pencapaian pelaksanaan program BKL, dari hasil angket yang dibagikan kepada 80 responden, hanya 46,96% yang selalu melakukan evaluasi program dengan baik. Pelaksanaan pendampingan kelompok adalah suatu hal atau proses untuk melaksanakan ide berupa pendampingan yang dilakukan oleh seorang pendamping terhadap klien secara berkelompok dengan harapan terjadinya perubahan terhadap diri klien sehingga tercapainya sebuah program yang telah direncanakan. Pendampingan diperlukan agar para lansia dapat mencapai sesuatu lebih baik dan menjadi lansia yang lebih mandiri. Kemandirian disini menyiratkan suatu kemampuan otonom untuk mengambil keputusan bertindak untuk memilih arah tindakannya sendiri tanpa terhalang oleh pengaruh dari luar. Dalam pelaksanaan pendampingan kelompok, seorang pendamping dapat melaksanakan pendampingan secara berbeda-beda, ada yang melaksanakan pendampingan dengan baik dan ada yang kurang baik. Hal ini terlihat dari jawaban yang diberikan oleh para pendamping. Pendampingan kelompok akan menentukan tingkat keberhasilan untuk mencapai apa yang ingin dicapai dalam suatu program. Selain itu, dengan melibatkan keluarga lansia dalam pelaksanaan pendampingan dengan Seseorang yang menjadi pendamping 18

12 pada program Bina Keluarga Lansia berasal dari desa-desa setempat berupa kader-kader kelompok yang telah dipilih. Dan yang menjadi sasaran program Bina Keluarga Lansia yaitu masyarakat yang telah berusia 60 tahun keatas serta keluarga lansia itu sendri dengan tujuan memberikan pelayanan kesehatan dan melakukan penyuluhan guna memberikan informasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan sikap mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi BKL. Program Bina Keluarga Lansia Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu upaya pemerintah dalam menanggulangi masalah kesehatan lansia serta untuk meningkatkan kesejahteraan lansia melalui kepedulian dan peran keluarga dalam mewujudkan lansia yang sehat, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, produktif dan bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam program ini yaitu memberikan layanan kesehatan yang dilakukan setiap pertemuannya, memberikan penyuluhan, bagi masyarakat lansia yang masih produktif dibekali pelatihan untuk menanggulangi rawan ekonomi, pembinaan kesehatan fisik dan jasmani, pembinaan sosial, serta pembinaan keluarga lansia. Dengan mengikuti program Bina Keluarga Lansia pemerintah berharap kesehatan para lansia dapat terjaga sehingga berkualitasnya usia harapan hidup di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Dengan adanya pendampingan kelompok dalam program Bina Keluarga Lansia (BKL) yamg dilakukan setiap sebulan sekali, adanya rasa tanggung jawab keluarga lansia untuk mengikuti program tersebut. Semua ini dilakukan karena program ini dibuat untuk menjaga kesehatan lansia melalui pemeriksaan kesehatan secara gratis yang diadakan pemerintah untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi lansia. Selain itu, pendamping yakin tanpa mensurvei lokasi yang menjadi sasaran program pelaksanaan pendampingan kelompok tetap akan berjalan. Hal ini dapat dibuktikan pelaksanaan pendampingan kelompok berdasarkan hasil angket yang dibagikan kepada 80 orang responden, diperoleh bahwa pada tahap persiapan tergolong cukup baik (38,75%), tahap identifikasi tergolong cukup baik (42,07%), tahap alternatif kegiatan tergolong cukup baik (44%), tahap perumusan rencana kegiatan tergolong cukup baik (40,41), tahap pelaksanaan tergolong cukup baik (43,65%), dan tahap evaluasi tergolong cukup baik (46,96%). Dan melalui uji kecenderungan diperoleh kategori sangat baik 7 orang (8,75%), kategori baik 46 orang (57,5%), kategori cukup baik 22orang (27,5%), dan kategori kurang baik 5 orang (6,25%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 19

13 pelaksanaan pendampingan kelompok dalam program Bina Keluarga Lansia dalam penelitian ini cenderung baik, dibuktikan dengan 57,5% responden yang termasuk dalam kategori baik. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang, tentang Pelaksanaan Pendampingan Kelompok Dalam Program Bina Keluarga Lansia (BKL) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Tahap persiapan merupakan penyiapan petugas/pendamping berupa pemberian pelatihan dan bertugas melakukan studi kelayakan terhadap daerah yang akan dijadikan sasaran sebelum melaksanakan pendampingan kelompok terhadap masyarakat lansia dinyatakan 38,75% (memiliki tingkat persiapan cukup baik). 2. Tahap identifikasi yang merupakan proses pengidentifikasian masalah yang terjadi pada lansia serta merencanakan tindakan-tindakan pemecahan masalah dalam kelompok tersebut dinyatakan 42,07% (melakukan identifikasi yang cukup baik) 3. Tahap perencanaan alternatif kegiatan atau program yang merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pendamping yang mencoba melibatkan keluarga lansia untuk berpartisipasi untuk berfikir tentang masalah yang dihadapi dan mencari jalan keluarnya dinyatakan 44% (memiliki kategori cukup baik). 4. Tahap perumusan rencana tindakan atau kegiatan yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan pendamping untuk membantu masing-masing kelompok lansia dalam merumuskan dan menentukan program yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada dinyatakan 40,41% (berada pada kategori cukup baik). 5. Tahap pelaksanaan program atau kegiatan yang merupakan tahap melaksanakan perencanaan yang telah dibuat dalam bentuk kegiatan dalam program Bina Keluarga Lansia dinyatakan 43,65% (berada pada kategori cukup baik). 6. Tahap evaluasi kegiatan yaitu menilai atau mengukur suatu proses dan hasil kegiatan kelompok secara menyeluruh dinyatakan 46,96% (berada pada kategori cukup baik). 7. Hasil perolehan skor data variabel tentang Pelaksanaan Pendampingan Kelompok Dalam Program Bina Keluarga Lansia (BKL) cenderung baik (57,5%). Saran Pendamping memiliki peranan yang penting dalam program 20

14 Bina Keluarga Lansia. Hal ini dapat dikatakan dengan adanya pendampingan secara berkelompok, membuat masyarakat lansia untuk memiliki keinginan yang lebih untuk datang mengikuti program Bina Keluarga Lansia seperti mengecek kesehatan mereka secara rutin, mengikuti pengajian dan sosialisasi yang dibuat oleh pendamping, serta kegiatan tambahan yang telah dirancang. Semua itu dapat terwujud a pabila para pendamping mengikuti prosedur dalam melaksanakan pendampingan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang diberikan sebagai berikut: 1. Bagi pihak pemerintah pusat, kiranya lebih memberikan perhatian yang lebih pada program BKL, dengan memberikan dana untuk terlaksananya program ini. Apabila dana yang diberikan oleh pemerintah tidak lancar, hal ini tentu saja memberikan hambatan dalam pelaksanaan program BKL karena keterbatasan biaya dalam pelaksanaan program. 2. Bagi pendamping, kiranya dapat meningkatkan pelayanannya dalam melaksanakan program Bina Keluarga lansia (BKL). Apalagi saat ini pendamping BKL di Kecamatan tanjung morawa tergolong sedikit sehingga dihimbau kepada Petuga Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) untuk menambah pendamping dalam program tersebut. Selain itu, lansia sangat membutuhkan orang-orang yang ahli dalam pelayanan BKL sehingga mempermudah semua kegiatan yang ada. Untuk itu, pihak pendamping kiranya dapat memberikan pendekatan yang lebih lagi dari sebelumnya sehingga program Pendampingan kelompok pada program BKL yang dilakukan terlaksana dengan lebih baik. 3. Bagi lansia, diharapkan dapat menerima pengarahan dari para pendamping sehingga semua program yang ada dapat terlaksana dengan baik dan tertib, juga tidak malas melaksanakan program yang ada, karena semua program pelayanan yang dilaksanakan adalah untuk kebaikan lansia itu sendiri dan tidak dipungut biaya apapun. RUJUKAN Adi, I. R Pemberdayaan, Pengembangan masyarakat dan Intervensi Komunitas. Depok: FE-UI. Arikunto, S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Akhmad, N, Soni Sistem Pelayanan Kelompok Bina Keluarga Lansia (Studi kasus pada kelompok BKL Bougenville di Kelurahan Batununggal Kecamatan Bandung Kidul Kota Bandung). Program Pasca Sarjana Kesejahteraan Sosial: UI. (Online) dalam 21

15 ( login.jsp/requester/filedigital/ T Sistem20pelayanan.pdf diakses 20 maret 2014). BPS Sumatera Utara BPS kabupaten Sumatera Utara (online) dalam ( ata_sp2010_menurut_kelompok _umur_pdf diakses tanggal 12 maret 2014). BKKBN Modul Bina Keluarga Lansia. Medan.. Pedoman Pembinaan Ketahanan Keluarga Lansia. Jakarta. Badan Perkumpulan Keluarga Berencana Pendampingan Masyarakat. Jawa Timur. Bina Desa. (1991), Pendampingan Bagi Masyarakat pedesaan, Jakarta: Depsos RI. Crow, L.D & Crow, Alice An Introduction To Guidance. New Delhi: Eurasio Publishing House. Departemen Kesehatan RI UU RI No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan. Depkes RI Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta. Efendi, Ferry Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Hadi, Sutrisno Metodologi Reseach.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hurlock, B, E Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga. Iskandar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial.Jakarta: Referensi. Malhotra Riset Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Maryam, R. Siti, dkk Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika. Mubyaharto dkk Keswadayaan Masyarakat Desa Tertinggal.Yogyakarta: Aditya Media. Primahendra. R Pedoman Pendampingan Untuk Pemberdayaan Masyarakat: Jakarta. Priyono, Onny,S Pemberdayaan, Konsep, Kebijakan dan Implementasi: Jakarta. Santrock, W.J Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup (Edisi Kelima). Jakarta: Erlangga. Soekanto, S Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Soniacinanta pengertian kelompok menurut para tokoh. (online). dalam ( 22

16 10/pengertian-kelompokmenurut-para-tokoh.html diakses tanggal 28 maret 2014). Sudirman, dkk Penegakan Hukum, dan HIV/AIDS, Pusat Kependudukan dan Kebijakan: Universitas Gaja Mada. Sudjana Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: Reflika Aditama. Sukardi Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sya ban, Ali Teknik Analisis Data Penelitian. Jakarta: Universitas Muhammadiyah. Walgito, Bimo Psikologi Kelompok. Yogyakarta: Andi Offset. Waryasaputra, T. S. (2006). Ready to care: Pendamping dan konseling Psikoterapi, Yogyakarta: Galang Press. 23

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan

BAB I PENDAHULUAN. seluruh jumlah penduduk. Hal ini sama dengan yang disampaikan oleh Badan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia merupakan fase menurunnya kemampuan akal dan fisik, yang dimulai dengan adanya perubahan dalam hidup. Usia lanjut pasti akan dialami oleh semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lanjut usia yang lazim disingkat, Lansia adalah warga negara Indonesia yang berusia di atas 60 tahun (Badan Pusat Statistik, 2014). Menurut WHO saat ini di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bemaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek penelitian misalnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:. Untuk mengetahui secara jelas motivasi belajar siswa yang bertempat tinggal di Pondok Pesantren..

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam proses penelitian, sehingga dapat memahami objek sasaran yang dikehendaki dalam mencapai tujuan pemecahan masalah. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan dan gizi merupakan Hak Asasi Manusia (HAM) dan merupakan faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan pesatnya perkembangan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian dikategorikan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala. 49 Penelitian ini

Lebih terperinci

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi

Kata Kunci : Minat, Hasil Belajar, Variabel, Uji Signifikansi Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Kompetensi Dasar Perawatan dan Perbaikan Sistem Pengisian Konvensional Bowo Wahyu Hidayat (10320090) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang dipakai merupakan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI Hendra Nazmi Dosen Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui ada dan tidaknya hambatan guru fisika dalam mengimplementasikan KTSP,

Lebih terperinci

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN

Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman ISSN JURNAL BENCHMARKING Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol 1. No 1. Januari - Juni 2017 Halaman 91 98 ISSN. 3459-2461 HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN REWARD DENGAN KINERJA GURU DI SD HIKMATUL FADHILLAH MEDAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini riset lapangan (field Research) dengan menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kuantitatif dengan 2 (dua) variabel. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan tentang Pengaruh komunikasi dalam keluarga terhadap kreativitas Siswa SDIT Cahaya Bangsa Mijen Semarang adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi, Waktu, dan Subyek Penelitian 1. Deskripsi Lokasi SMP Negeri 15 Yogyakarta ada sejak sebelum kemerdekaan atau lebih tepatnya masa Hindia Belanda,

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR ABSTRAK GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA Oleh : Resti Kurnia Yulianti Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang-

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang- BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini jumlah kelompok lanjut usia (usia 60 tahun menurut Undang- Undang RI No. 13, Tahun 1998) di Indonesia adalah sebesar 7,28% dari jumlah penduduk. Diperkirakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto,

BAB III METODE PENELITIAN. merumuskan masalah sampai dengan menarik kesimpulan (Purwanto, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian merupakan keseluruhan cara atau kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian mulai dari merumuskan masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

BAB III METODE PENELITIAN. analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain penelitian Jenis penelitian yang dilakukan bersifat kuantitatif dengan desain penelitian analitik dimana penelitian ini ditunjukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa

BAB III METODE PENELITIAN. persepsi siswa tentang pemberian tugas dengan hasil belajar IPS siswa BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat korelasional karena penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar dan persepsi siswa tentang pemberian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

Oleh : Lukman Hakim Paryanto

Oleh : Lukman Hakim Paryanto PERBEDAAN PERSEPSI PENCEGAHAN DAN PERAWATAN CEDERA SAAT PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN ANTARA SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA KABUPATEN KLATEN Oleh : Lukman Hakim Paryanto

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian adalah suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan terjun ke lapangan untuk menggali,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna pendekatan yang nantinya akan digunakan untuk memecahkan masalah. Adapun metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, karena bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi di lapangan. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari sampai bulan Agustus Tahun 016.. Tempat Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya kerawanan sosial ekonomi serta harapan PRSE ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari angka harapan hidup penduduknya (life expectancy). Indonesia sebagai salah satu negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 1 Pada pembahasan ini, akan diuraikan tentang jenis penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode memiliki arti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. 1 Sedangkan penelitian diartikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara

Lebih terperinci

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA Kontribusi minat kerja (Simholis Dwi) 1 KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA CONTRIBUTION OF WORK INTEREST AND CAREER GUIDANCE TO THE WORKING READINESS Oleh:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Desain Penelitian Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang berarti sesudah fakta, maksudnya penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI MTs MUSLIMAT NU PALANGKARAYA Oleh : Mudzalifah Mayasari * dan M. Fatchurahman ** Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang

METODE PENELITIAN. untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan,

Lebih terperinci

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2

Asti Nurilah Khadar 1, Dewi Hanifah 2 HUBUNGAN PENGETAHUAN KADER POSYANDU TENTANG POSYANDU DAN KADER DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN NANGGELENG WILAYAH KERJA PUSKESMAS NANGGELENG KOTA SUKABUMI Asti Nurilah Khadar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk field research atau penelitian lapangan. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kunjungan Balita ke Posyandu di Kelurahan Jayaraksa Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kecamatan Baros Kota Sukabumi Pramanik Gantini, Dewi Hanifah, S.SIT., M.Keb Abstrak Rendahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penuaan dapat dilihat dari berbagai perspektif. Menurut perspektif biologis penuaan adalah sejumlah total perubahan selama kehidupan yang umum terjadi pada semua spesies"

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan minat siswa putra kelas atas SD Negeri dan MI di Desa Kaliwungu, Kecamatan Mandiraja, Kabupaten Banjarnegara

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan karakteristik mengenai

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017

HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 HUBUNGAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS 2 SD NEGERI 2 MIMBAAN SITUBONDO TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Amalia Risqi Puspitaningtyas Universitas Abdurachman Saleh Situbondo amalia_risqi88@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN

KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN KINERJA PERAWAT DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI RUMAH SAKIT TK II PUTRI HIJAU MEDAN Desri Natalia Siahaan*, Mula Tarigan** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan USU ** Dosen Departemen Keperawatan Dasar

Lebih terperinci

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh : DIANA WAHYU NUGRAHENI A

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Anak Usia Dini. Disusun Oleh : DIANA WAHYU NUGRAHENI A PERBANDINGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK ANTARA YANG DIINTERVENSI ORANG TUA DAN YANG TIDAK DIINTERVENSI ORANG TUA DALAM PENYELESAIAN TUGAS DI KELAS DI TK MANGGUNG NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang kemandirian belajar yang layak sebagai media layanan bimbingan bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. tentang kemandirian belajar yang layak sebagai media layanan bimbingan bagi BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil uji lapangan awal, uji coba terbatas, uji coba produk akhir, dan hasil pengembangan yang telah dibahas pada bab sebelumnya, penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO EFEKTIVITAS LAYANAN BIMBINGAN MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO (Suatu Penelitian Deskripsi di Universitas Negeri Gorontallo) Supandi T. Angio, Sumarno Ismail,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani,

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pembangunan nasional menurut Radiansyah (dalam Oktaviani, dkk : 2008) adalah peningkatan kualitas sumber daya mantusia (SDM) yang dilakukan secara

Lebih terperinci

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN POSYANDU OLEH IBU BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUMBERJAYA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2014 Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA

TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA Tingkat Kean Layanan...(Triska Rahayu) 293 TINGKAT KEPUASAN LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DAN KONSELING INDIVIDUAL PADA SISWA SMP NEGERI 8 YOGYAKARTA SATISFACTION LEVEL OF A CLASSICAL GUIDANCE AND INDIVIDUAL

Lebih terperinci

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita Cipta Aji Atmojo (08130014) Mahasiswa Pendidikan Geografi IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Kegiatan posyandu yang dilakukan ibu-ibu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses. pembangunan,terutama di bidang kesehatan (Komnas Lansia, 2010). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Struktur penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk lanjut usia. Meningkatnya jumlah

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012 Yeti Yuwansyah*, Suyanti**, Aris Wahyuni*** * Dosen Program Studi DIII

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa terbaik yang mengajarkan bahasa Prancis kepada siswa siswinya dan

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa terbaik yang mengajarkan bahasa Prancis kepada siswa siswinya dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini diadakan di SMA N 7 Purworejo. Dipilihnya SMA N 7 Purworejo sebagai lokasi penelitian karena SMA N 7 Purworejo merupakan sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini riset lapangan (field Research) dengan menggunakan correlation research, yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi

Lebih terperinci

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur Ranti Lestari 1, Budiman 2 1.Dosen Akademi Kebidanan Cianjur Email : Ranti

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS AKSELERASI DI SMP N 7 KOTA JAMBI Dwi Wulan Sari, Drs. Suparjo Herlambang, M.Pd, Drs. Asradi, MM Program Studi Bimbingan Konseling

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian BAB II METODOLOGI PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisa kuantitatif yang menggambarkan kenyataan

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 285 PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Djoko Santoso, Niken Ayu Larasati, Ramlan Arief Fathony Jurusan Pendidikan Teknik

Lebih terperinci

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT

GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT GAMBARAN PERKEMBANGAN SOSIAL DAN KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH USIA 4-6 TAHUN DI TK AL- ISLAH UNGARAN BARAT Fiktina Vifri Ismiriyam 1), Anggun Trisnasari 2), Desti Endang Kartikasari 3) Universitas

Lebih terperinci

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir

Kata Kunci : Layanan Informasi Karir, Pemilihan Karir PENGARUH LAYANAN INFORMASI KARIR TERHADAP PEMILIHAN KARIR (CAREER CHOICE) PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 WONOSEGORO TAHUN PELAJARAN 2015-2016 Oleh : Ahmad Roni. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dam Sampel 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Posbindu Melati Desa Sukatani Ngamprah Kabupaten Bandung Barat. Lokasi ini dipilih karena

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rinci (Nana Syaodih, 2007:287). Penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. rinci (Nana Syaodih, 2007:287). Penelitian ini menggunakan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian akan dilaksanakan atau langkah-langkah pengumpulan data yang diuraikan secara rinci (Nana Syaodih,

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015

TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DI DESA SILEBO-LEBO KECAMATAN KUTALIMBARU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2015 Erwin Silitonga Dosen Akbid Dewi Maya Medan ABSTRAK Keluarga disebut Sadar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4. jangkau sehingga memudahkan dalam pengumpulan data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian yang di lakukan oleh peneliti berlokasi di SMA Negeri 4 Gorontalo. Pemilihan lokasi penelitian ini karena

Lebih terperinci

agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua

agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang dan menjadi objek inferensi, Statistika inferensi mendasarkan diri pada dua 68 3.3 Populasi dan Sampel Jenuh (Sampel Sensus) Populasi dan sampel dalam suatu penelitian perlu ditetapkan dengan tujuan agar penelitian yang dilakukan benar-benar mendapatkan data sesuai yang diharapkan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian ini menggambarkan mengenai kemampuan mahasiswa dalam penerapan problem based learning

Lebih terperinci

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Oleh: Niken Ayu Larasati 10502247004 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reserch) kuantitatif. Pada dasarnya penelitian ini mengunakan pendekatan deduktifinduktif,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang diarahkan kepada 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,2013;3). Penelitian adalah penerapan

Lebih terperinci

PERAN SERTA WALI MURID DALAM MENSUKSESKAN UKS DI SDN 27 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Tutiliana 1*) Diterima 9 Juli 2017/Disetujui 15 September 2017

PERAN SERTA WALI MURID DALAM MENSUKSESKAN UKS DI SDN 27 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN. Tutiliana 1*) Diterima 9 Juli 2017/Disetujui 15 September 2017 PERAN SERTA WALI MURID DALAM MENSUKSESKAN UKS DI SDN 27 PEUSANGAN KABUPATEN BIREUEN Tutiliana 1*) 1 Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Almuslim *) Email: tutiliana.liana85@gmail.com Diterima

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU Analisis Persepsi Siswa (Eko Wahyu Nugroho ) 1 ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU STUDENTS PERCEPTIONS ANALYSIS TO ENHANCE LEARNING

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Metode Penelitian Metode penelitian diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian. Metode merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,

Lebih terperinci

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 Keterlaksanaan Usaha Kesehatan...(Rizky Mahardhani) 1 KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 The Implementation of School Health (Usaha Kesehatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan umur harapan hidup memberikan dampak pada semakin meningkatnya jumlah pendunduk yang berusia diatas 60 tahun atau lanjut usia (Kepmenkes RI Nomor 264,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2000 adalah dari jumlah penduduk Indonesia dan tahun 2006 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong negara dengan struktur penduduk lanjut usia (aging structured population ) karena jumlah penduduk kelompok lanjut usia di Indonesia tahun

Lebih terperinci

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU

UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU UPAYA KADER PKK DALAM MENINGKATKAN GIZI KELUARGA MELALUI PENYULUHAN PENCAPAIAN KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA DI POSYANDU Neni Rumniati neni.rumniati@ymail.com Program Studi Pendidikan Luar Sekolah Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan mengetahui materi apa saja yang belum dikuasai oleh mahasiswa PGSD. Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan mengetahui materi apa saja yang belum dikuasai oleh mahasiswa PGSD. Data 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1. Dekripsi Penguasaan Matematika Pada bab 1 telah dijelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penguasaan matematika

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KETERLAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KOTA BLITAR

IDENTIFIKASI KETERLAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KOTA BLITAR IDENTIFIKASI KETERLAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KOTA BLITAR Debi Rahmawati Universitas Negeri Malang Email: debi.kejora@gmail.com Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECERDASAN INTERPERSONAL ANAK KELOMPOK B DI RA KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengetahui tingkat pemahaman siswa tentang makanan lauk pauk dan sayuran tradisional di SMA N 11 Yogyakarta, maka penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI NILAI TUGAS KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN YANG DIPEROLEH MAHASISWA

IDENTIFIKASI NILAI TUGAS KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN YANG DIPEROLEH MAHASISWA Pedagogy Volume 3 Nomor 1 ISSN 252-382 IDENTIFIKASI NILAI TUGAS KELOMPOK DAN INDIVIDU PADA MATA KULIAH TEORI BILANGAN YANG DIPEROLEH MAHASISWA Sukmawati 1 Program Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Padang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Sungai Bangek, Balai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Padang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Sungai Bangek, Balai BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di lingkup wilayah UIN Imam Bonjol Padang Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Sungai Bangek, Balai Gadang, Koto Tangah Kota Padang

Lebih terperinci

MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 2 GODEAN ARTIKEL E - JOURNAL

MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 2 GODEAN ARTIKEL E - JOURNAL MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 2 GODEAN ARTIKEL E - JOURNAL Oleh: Putri Sekar Arum NIM. 07104244079 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Mojolaban. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut sebagai lokasi penelitian karena tingkat

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU BUNGA KRISAN TULAKAN SINE NGAWI ABSTRAK Aninggar Citra Sari, Ana Wigunantiningsih

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian kuantitatif (correlational studies). Penelitian korelasional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan korelasi non intervensi yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan korelasi non intervensi yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan korelasi non intervensi yaitu suatu penelitian yang dirancang untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya angka harapan hidup (life expectancy). Akibatnya jumlah penduduk BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Upaya kesehatan telah dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat mencakup kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dalam pembangunan nasional. Salah satu

Lebih terperinci