Drs. Tamrin, M.Si. Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Drs. Tamrin, M.Si. Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2012"

Transkripsi

1 Drs. Tamrin, M.Si Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2012

2 Kajian pembangunan negara-negara berkembang sudah muncul sejak sebelum Perang Dunia II, tetapi masih terbatas dalam wilayah kajian antropologi dan filsafat sosial. Selanjutnya kajian ini berkembang tahun 1950an dan 1960an seiring dengan lahirnya pendekatan sistem dalam ilmu politik dan studi perbandingan sistem, serta penggunaan statistik untuk mengukur data-data hasil pembangunan Minat untuk mempelajari pembangunan politik meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah negara baru yang muncul setelah selesainya Perang Dunia II, negara tersebut memiliki sistem politik yang berbeda dari negara Barat serta bisa membantu mereka dalam menentukan kebijakan yang tepat untuk membantu negara ini.

3 Dari latar belakang perkembangan pembangunan politik sebagai kajian disiplin ilmu, maka pembangunan politik dapat diartikan beragam. Pembangunan politik dapat dilihat sebagai dampak pembangtunan ekonomi atau sosial maupun sebaliknya pembangunan politik merupakan penyebab dari pembangunan ekonomi atau sosial itu sendiri. Dari hubungan pembangunan politik dengan pembangunan lainnya, maka pembangunan politik dapat dilihat sebagai variable bebas atau variabel tergantung dari pembanguna sosial maupun ekonomi. Dari keragaman pengertian pembangunan politik, tersebut maka Lucyan W Pye mernegmukakan terdapat 10 buah konsep yang digunakan dalam menjelaskan pengertian pembangunan politik berdasarkan., diantaranya; (1). Pembangunan politik sebagai prasyarat politik terhadap pembangunan ekonomi,; (2). Pembangunan politik sebagai kehidupan politik khas masyarakat industri.; (3). Pembangunan politik sebagai modernisasi politik,; (4). Pembangunan politik sebagai operasi negara kebangsaan,; (5). Pembangunan politik sebagai pembangunan administrasi dan hukum, (6). Pembangunan politik sebagai mobilisasi massa dan partisipasi, ; (7). Pembangunan politik sebagai pembinaan demokrasi, (8). Pembangunan politik sebagai statbilitas dan perubahan yang teratur,;(9). Pembangunan politik sebagai mobilisasi dan kekuasaan; (10) Pembangunan politik sebagai salah satu aspek perubahan sosial multidimensional.

4 Pembangunan politik merupakan bagian perubahan politik yang direncanakan, menyangkut berbagai perspektif perubahan yang ada, baik perspektif determinatif/revolusioner, normatif/perskriptif maupun perspektif deskriptif/analitis Kajian pembangunan politik melibatkan pendekatan sistem, perubahan politik, serta teroi modernisasi. Penggunaan teori modernisasi dalam kajian pembangunan politik adalah untuk menjelaskan perubahan sistem politik melalui berbagai variabel yang terkait dengan perubahan tersebut.

5 Pendekatan sistem merupakan faktor penunjang kajian pembangunan politik, diantara konsep penting yang digunakan adalah sistem, struktur, legitimasi, input, ouput, umpan balik (feedback), lingkungan equilibrium Penjelasan terhadap perubahan politik terjadi pada saat adanya perubahan input politik, input ini dapat berbentuk tuntutan dan dukungan politik yang diperoleh dari masyarakat dalam negeri, tokoh politik maupun lingkungan internasional. Perubahan input ini bisa dijelaskan dari output dalam bentuk transaksi politik, terdiri dari : (1). Ekstraksi,; (2). Kemampuan mengatur tingkahlaku (regulasi),: (3). Pengalokasian barang da jasa,; (4). Output simbolik

6 Terdapat istilah tantangan, prasyarat, hambatan dan persoalan untuk menggambarkan bebrapa krisis pembangunan politik, krisis ini merupakan dampak modernisasi yang melairkan tidak seiramanya kecepatan perubahan dengan proses pelembagaan politik. Krisis pembangunan politik tersebut, diantaranya krisis identitas, krisis integrasi, krisis penetrasi, krisis partisipasi,, krisis distribusi. Beberapa bentuk krisisi ini merupakan bentuk krisis legitimasi politik dari dalam negeri dalam negara-negara berkembangt

7 Pembangunan politik melibatkan nperubahan multimensional antara aspek khidupan sosial, ekonomi dan politik, perubahan ekonomi memiliki dampak sosial yang selanjutnya mempengruhi perubahan politik. Teori modernisasi mempelajari bentuk perubahan multimensional tersebut, salah satu teori tersebut teori tahap-tahap pembangunan politik yang dikemukakan oleh JFR Organksi. Dari beberapa tahap pembangunan yang terjadi maka peranan pemerintah berada dalam proses mobilisasi sumberdaya secara efekstif dan efisien untuk mencapai tujuan pembangunan nasional jangka panjang melalui tahap-tahap yang ditentukan. Beberapa tahap pembangunan tersebut, diantaranya;yahap unifikasi sederhana, tahap pembangunan masyarakat industri, tahap mencapai pembangunan yang merata, dan tahap otomatisasi. Pemerintah memiliki peran-peran tertentu dalam masaing-masing tahap ini.

8 Keseimbangan (ekuilibrium) yang menjadi prinsip pendekatan sistempolitik tidak membuka raung terhadap perubahan, perubahan merupakan bentuk lain dari pengertian politik. Teori modernisasi politik yang dikemukakan oleh David E Apter menawarkan sebuah konsep perubahan dalam sistem politik melalui nilai-nilai dan ideologi yang masuk dari luar lingkungan sistem politik tersebut. Nilai dan ideologi yang ditawarkan oleh Apter sebagai faktor pendorong perubahan sistem politik berangkai dari nilai-nilai kesempurnaan yang didorong oleh pengetahuan dan teknologi. Inovasi yang dilakukan dalam sektor ekonomi dalam bidang pengatahuan dan teknollogi bisa mendorong perubahan-perubahan sosial yang memungkinkan lahirnya struktur sosial yang mengakomodasi tuntutan inovasi ilmu pengetahuan tersebut, differensiasi struktur sosial yang lahir dari berbagai kekuatan ekonomi masyarakat dalam industrilisasi memungkinkan lahirnya bentuk kewenangan liberatarian sekuler yang menjanjikan nilai-nilai kesempurnaan. Kewenangan libertarian sekuler ini memiliki ciri tawar menawar politik atau masuknya unsur pasar dalam politik, model kewenangan ini bisa menggantikan bentuk kewenangan mobilitas sakral sebagai bentuk agama politik yang memiliki ciri ketaaan berlebihan kepada pemimpin atau kolektif partai. Dalam hal ini, Apter membedakan antara pengertian pembangunan, modernisasi, dan industriliasi. Modernisasi merupakan sebuah kasus khusus pembangunan.l

9 Teori perubahan politik merupakan bagian dari teori sistem umum, dari teori umum berkembang menjadi teori perbandingan politik sistem modern dan tradisional, perhatiannya pada awalnya kepada proses-proses sejarah, bergeser kepada prinsip konsep-konsep yang digunakan dalam pembangunan politik, kemudian naik lagi menjadi abstraksi tinggi tentang teori-teori umum perubahan politik. Salah satu kelemahan pendekatan perubahan dalam pembangunan politik adalah terlalu menekankan kepada arah perubahan, tetapi kurang memperhatikan obyek perubahan itu sendiri. Huntington memperbaiki teori perubahan politik melalui cara identifikasi komponen-kompoen yang mengalami perubahan dalam sistem politik, lahu perubahan tersebut, serta pengaruh perubahan tersebut terhadap perubahan yang terjadi dalam komponen-komponen sistem politik lainnya. Huntington mengidentifikasi beberapa komponen sistem politik yang mengalami perubahan, diantaranya; kultur, struktur, kelompok, kepemimpinan dan kebijaksanaan. Kelima komponen ini mengalami perubahan, tetapi kecepatan perubahan pada masing-masing komponen berbeda dari suatu sistem politik dengan sistem politik lainnya. Perbedaan laju perubahan ini ditentukan oleh skala prioritas perubahan yang diinginkan. Dari proses identifikasi komponen yang mengalami perubahan, laju perubahan dan pengaruh perubahan terhadap perubahan komponen lainnya, maka dapat diketahui bentuk perubahan sistem politik apakah berada dalam kategori stabilitas, stagnan, instabilitas (ketidaksabilan politik) atau revolusi.

10 Pendekatan peralihaan dari teori statis menjadi dinamis teori perubahan politik diantaranya dikemukakan oleh Huntington (1968). Menurutnya, pembangunan ekonomi yang lahir dari proses modernisasi melahirkan dampak terhadap lembaga politik, pembangunan lembaga politik tidak berkaitan dengan modernisasi ekonomi. Tetapi, justru sebaliknya pembangunan lembaga politik merupakan salah satu upaya untuk mempertahankan kelangsungan pembangunan melalui sarana untuk menahan dampak sosial dan ekonomi yang ditimbulkan oleh proses modernisasi tersebut. Tuntutan peluasan partisipasi ini jika tidak diimbangi oleh pelembagaan politik yang kuat, maka akan melahirkan peluruhan politik. Sementara, perluasan partisipasi politik muncul dari akibat dari proses mobilisasi politik terhadap frustrasi sosial yang muncul dari kesempatan ekonomi dibandingkan dengan mobilitas sosial yang muncul dari proses modernisasi tersebut Upaya dalam mencapai tujuan pembangunan dicapai melalui pembentukan stabilitas melalui pelembagaan politik yang kuat yang dilakukan melalui pembatasan terhadap masuknya kelompok baru ke dalam rekruitmen politik, pembatasan mass media serta jenjang pendidikan yang lebih tinggi sebagai model konservatif, dibandingkan daripada model dialektikal antara tuntutan dan kapasitas yang terjadi dalam mengimbangi tuntutan yang lahir sebagai akibat pembangunan dari politik Upaya untuk membentuk lembaga politik yang kuat Kemudian, hubungan antara dampak ekonomi dan sosial terhadap pelembagaan politik diuji oleh Huntington dan Nelson melalui hubungan antara pembangtunan ekonomi dengan demokrasi, dalam hubungan tersebut ditemukan tidak ada demokrasi politik yang bisa dilahirkan dari proses pembangunan yang dimulai dari tujuan pembangunan ekonomi. Karenanya, proses pembangunan lebih membutuhkan lembaga politik yang kuat dan bisa menahan tuntutan perluasan partisipasi politik yang lahir dari dampak sosial dan ekonomi modernisasi.

11 Lembaga politik dihasilkan dari interaksi yang harmonis antara usaha sadaryang dilakukan manusia dengan eksistensi budaya yang ada Dari pengertian ini, maka dua komponen yang penting untuk dipertimbangkan dalam pembangunan lembaga politik adalah faktor psikologis yang berhubungan dengan pola budaya serta kemampuan untuk membangun lembaga politik tersebut. Dalam pembangunan lembaga politik terdapat dua kepentingan yang berbeda antara kepentingan bangsa sebagai hasil perjalanan historis jangka panjang dengan kepentingan pembangunan organisasi politik yang berjalan secara perlahan dalam rentang waktu yang panjang. Kecepatan mobilitas sosial dari komponen bangsa bisa mengancam pelembagaan politik, dan sebaliknya proses pelembagaan politik bisa menghambat mobilitas sosial masyarakat (bangsa). Terdapat dua strtaegi pembangunan lembaga politik, diantaranya;(1)strategi melalui usaha memperlambat mobilitas sosial dalam masyarakat; (2) strategi melalui jalur dalam lembagta politik itu sendiri.

12 Seleksi adalah sebuah proses dimana semua persyaratan yang diperlukan untuk peranan politik dapat diwujudkan, proses tersebut berlangsung baik dalam jabatan politik maupun administratif. Sementara itu, pengertian pembangunan jika dikaitkan dengan proses integrasi tokoh politik ini adalah sebagai suatu kebijaksanaan pengasimilasian setiap nilai-nilai baru menuju kepada kemampuan yang mandiri untuk dapat bertahan dan berkembang secara wajar. Di negara-negara baru berkembang, tokoh tokoh pembaharu memiliki peran ganda dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, mereka berperan ganda dalam menjaga dua kutub antara dorong untuk melakukan perubahan dengan tuntutan untuk memelihara kelestarian niali-nilai traidisonal. Pelaksanaan dua peran ini ditentukan oleh dua faktor, diantaranya,; (1) tingkat perubahan, (2). metode perubahan yang digunakan. Dalam mengukur tingkat perubahan, terdapat beberapa upaya memelihara terdiri dengan melaksanakan perubahan. Perbandingan penilaian terhadap proses pengangkatan tokoh politik dalam pembangunan politik dapat dilakukan melalui penetapan indikator penelitian melalui persoalan dilematis pengerahan tenaga dalam pembangunan Untuk menjelaskan nilai politik dan penyebaran kekuasaan dalam pembangunan politik dapat dilihat dari pengangkaktan tokoh-tokoh politik, pengangkatan ini dapat dilihat sebagai akibat maupun sebagai akibat. Pengangkatan politik sebagai akibat menggambarkan sistem nilai dalam masyarakatsebagai akibat, maka pola dan sistem pengangkatan tokoh-tokoh politik akan menentukan partisipasi politik dan kesempatan untuk memperoleh status.

13 Crii birokrasi adalah ketegangan antara dua kutub, antara upaya penemuan pola-pola baru serta tuntutan melestarikan nilai-nilai tradisional kuno. Birokrasi berada dalam dua kondisi yang berbeda antara ikatan komunalisme dengan modernisasi, pada satu sisi mereka diharapkan kepada upaya untuk melakukan pembaruan serta menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat modern, sementara itu pada sisi lain mereka diharuskan melaksanakan kewajiban mereka melaksanakan tradisi masyarakat. Dua posisi yang berbeda ini menempatkan mereka sebagai agen pembaruan, serta berperan penting dalam melaksanakan integrasi bangsa Dalam melakukan peranan integrasi bangsa tersebut, birokrasi dijadikan sebagai model maupun sebagai alat. Birokrasi menjadi sarana dalam perubahan sosial dan ekonomi masyarakat dalam proses modernisasi, sedangkan sebagai model merupakan tujuan akhir dari mobilitas karir dalam sistem politik yang berjalan normal Upaya untuk memperbaiki kerangka kerja birokrasi tersebut, memelukan beberapa pertimbangan, diantaranya; masalah kebudayaan politik,tampinya faktor etika serta perluasan aktifitas negara dan persiapan terhadap pembentukan lembaga baru

14 Terdapat dua kebutuhan dalam masyarakat negara berkembang yang bertolak belakang, diantaranya kebutuha untuk diperhtungkan keberadaan dirinya serta kebutuhan terhadap sebuah negara modern yang efisien dan dinamis. Persoalan politik di negara berkembang adalah mensejajarkan tuntutan dua kebutuhan tersebut, agar berjalan selaras. Sementara, kedua kebutuhan tersebut bisa menjelaskan perbedaan antara bangsa (nation), kebangsaan (nationality) dan nasionalisme. Beberapa penyebab kegoncangan primordial yang mungkin muncul sendiri atau bersamaan, diantaranya. Pertama, hubungan darah (suku), Kedua, jenis bangsa (ras). Ketiga, Bahasa. Keempat, daerah. Kelima, agama. Keenam, Kebiasaan. konflik ikatan primordial dapat dibedakan, diantaranya. Pertama, konflik ikatan-ikatan yang terjadi dalam sebuah negara kebangsaan. Kedua, konflik ikatan-ikatan yang terjadi di antara dua negara kebangsaan. Perbedaan ini bisa memberikan pengertian bahwa pengelompokan suku, ras, agama, bahasa, daerah, dan kebiasaan tersebut lebih kecil dari negara kebangsaan, serta yang lainnya pengelompokan tersebeut berlaku di antara dua negara kebangsaaan atau territorial. Terdapat tipologi pola keanekaragaman primordial di negara berkembang, diantaranya. Pertama, Pola umum sederhana yang menggambarkan adanya kelompok dominan berhadapan dengan kelompok minoritas yang mengganggu. Kedua, pola ini lebih rumit dari pola pertama dimana terdapat kelompok sentral dalam pengertian geografis atau politis berhadapan dengan beberapa kelompok menengah yang menentang, seperti konflik Jawa dengan luas Jawa di Indonesia. Ketiga, pola dua kutub yang terdiri dari kelompok besar yang berhadapan secara berimbang disebabkan oleh tidak adanya homogenitas internal dalam negeri, seperti suku Melayu dan Cina di Malaysia Sunni dengan Shiah di Irak. Keempat, pola yang menggambarkan urutan kepentingan yang hampir sama, tanpa adanya pihak yang dominan atau perbedaaan yang jelas, seperti di Filipina, India, Kelima, perpecahan sederhana berdasarkan pembagian etnnis yang terdiri dari banyak kelompok kecil, seperti yang terjadi di Afrika.

15 Banyak pengertian tentang integrasi politik, keragaman konsep inetgrasi politik menempatkan integrasi nasional lebih dikenal daripada integrasi politik. Salah satu pengertian integrasi politik dikemukakan oleh Carl G Rosberg dan James J. Colemann yang menempatkan integrasi politik bagian dari integrasi nasional, integrasi nasional mengandung dua dimensi, diantaranya dimensi vertical dalam bentuk hubungan elit dengan massa dan dimensi horizontal (territorial). Integrasi politik berada pada dimensi vertikal. Weiner berusaha menjelaskan pengertian integrasi berdasarkan persoalanpersoaalan yang melahirkan integrasi. Perspektif yang digunakan oleh Weiner adalah dari atas sistem politik, dimana integrasi nasional bisa dibentuk jika perbedaan-perbedaan masyarakat dapat disatukan melalui strtegi asimilasi atau bineka tunggal ika (persamaan dalam keanekargaman). Sementara itu, Nazaruddin Syamsuddin lebih menyukai istilah Integrasi politik daripada 9integrasi nasional. Integrasi politik tidak hanya menyangkut tujuan, seperti pendapat Casber dan Colemen, tetapi juga meloibatkan proses serta yang berpengaruh terhadap proses tersebut. Karenanya, dalam kajian integrasi politik di Indonesia melibatkan berbagai faktor, diantaranya faktor komunikasi sosial (Deutsch), ekonomi (schmidt), faktor golongan (Feith), faktor etnisitas (liddle) yang berpengaruh terhadap persoalan integrasi nasional di Indonesia.

JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang Telp.(0751)71266, Fax.

JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang Telp.(0751)71266, Fax. JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK Universitas Andalas Kampus Unand Limau Manis, Padang-25163 Telp.(0751)71266, Fax.71266 Rancangan Pembelajaran Nama Matakuliah : Pembangunan Politik

Lebih terperinci

IDENTITAS NASIONAL dan tantangan era Globalisasi. Oleh : Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si.

IDENTITAS NASIONAL dan tantangan era Globalisasi. Oleh : Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si. IDENTITAS NASIONAL dan tantangan era Globalisasi Oleh : Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si. HAKIKAT & DIMENSI IDENTITAS NASIONAL ARTI KATA : INDENTITAS IDENTITY : Harfiah ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri

Lebih terperinci

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional. Definisi Global Profesi Pekerjaan Sosial Pekerjaan sosial adalah sebuah profesi yang berdasar pada praktik dan disiplin akademik yang memfasilitasi perubahan dan pembangunan sosial, kohesi sosial dan pemberdayaan

Lebih terperinci

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial

Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Modul ke: Komunikasi dan Proses Perubahan Sosial Fakultas ILKOM Desiana E. Pramesti, M.Si. Program Studi Periklanan www.mercubuana.ac.id Abstract Media massa berlaku sebagai agen pembawa perubahan sosial

Lebih terperinci

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III

Sistem Politik Gabriel Almond. Pertemuan III Sistem Politik Gabriel Almond Pertemuan III Teori Fungsionalisme Lahir sebagai kritik terhadap teori evolusi, yang dikembangkan oleh Robert Merton dantalcott Parsons. Teori fungsional memandang masyarakat

Lebih terperinci

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.

SISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa

Lebih terperinci

28 Oktober 1928, yaitu sumpah pemuda. Waktu itu, sejarah mencatat betapa masingmasing

28 Oktober 1928, yaitu sumpah pemuda. Waktu itu, sejarah mencatat betapa masingmasing ==============dikirim untuk Harian Kedaulatan Rakyat============== Semangat Sumpah Pemuda, Masihkah Diperlukan? Oleh Dr. Drs. Muhammad Idrus, S.Psi., M.Pd HARI ini bangsa dan rakyat Indonesia memperingati

Lebih terperinci

POLITIK & SISTEM POLITIK

POLITIK & SISTEM POLITIK POLITIK & SISTEM POLITIK Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Kesehatan merupakan hak semua warga negara

Lebih terperinci

IDENTITAS NASIONAL. Februl Defila Yola Sri Wahyuni Wahyu Rahma Dahlia Novita Wahyuli Windy Violita

IDENTITAS NASIONAL. Februl Defila Yola Sri Wahyuni Wahyu Rahma Dahlia Novita Wahyuli Windy Violita IDENTITAS NASIONAL Februl Defila Yola Sri Wahyuni Wahyu Rahma Dahlia Novita Wahyuli Windy Violita Kata identitas berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda, atau sesuatu yang membedakannya dengan

Lebih terperinci

Identitas Nasional Dan Pembangunan Stabilitas Nasional

Identitas Nasional Dan Pembangunan Stabilitas Nasional Identitas Nasional Dan Pembangunan Stabilitas Nasional A. PENGERTIAN IDENTITAS NASIONAL Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi sekarang ini mendapat tantangan yang sangat kuat, terutama karena pengaruh

Lebih terperinci

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut

Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN INTEGRASI NASIONAL : PLURALITAS MASYARAKAT. Modul ke: 14Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN INTEGRASI NASIONAL : PLURALITAS MASYARAKAT. Modul ke: 14Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: 14Fakultas Nurohma, FASILKOM INTEGRASI NASIONAL : PLURALITAS MASYARAKAT S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika Pendahuluan Abstract : Menjelaskan pengertian dan arti penting

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Politik Identitas Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas tentunya menjadi sesuatu yang sering kita dengar. Terlebih lagi, ini merupakan konsep

Lebih terperinci

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar.

Para filsuf Eropa menyebut istilah akhir sejarah bagi modernisasi yang kemudian diikuti dengan perubahan besar. Tiga Gelombang Demokrasi Demokrasi modern ditandai dengan adanya perubahan pada bidang politik (perubahan dalam hubungan kekuasaan) dan bidang ekonomi (perubahan hubungan dalam perdagangan). Ciriciri utama

Lebih terperinci

Administrasi bagi Pembangunan: Pembangunan di Berbagai Bidang

Administrasi bagi Pembangunan: Pembangunan di Berbagai Bidang Administrasi bagi Pembangunan: Pembangunan di Berbagai Bidang Pembangunan nasional bersifat multifaset dan multidimensional Pembangunan setidaknya terdiri dari beberapa bidang, yaitu politik, ekonomi,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap Pemilihan Kepala Daerah. Hal ini dikarenakan etnis bisa saja

I. PENDAHULUAN. setiap Pemilihan Kepala Daerah. Hal ini dikarenakan etnis bisa saja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Isu Etnisitas adalah isu yang sangat rentan menjadi komoditi politik pada setiap Pemilihan Kepala Daerah. Hal ini dikarenakan etnis bisa saja dimobilisasi dan dimanipulasi

Lebih terperinci

Hakikat Sosialisasi Politik

Hakikat Sosialisasi Politik Perilaku dan Sikap Politik SOSIALISASI POLITIK 1. Alexis S. Tan dalam Mass Communication; Theories and Research, mengatakan sosialisasi politik merupakan proses perubahan perilaku yang berhubungan erat

Lebih terperinci

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU

KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU BAB VI KONFLIK HORIZONTAL DAN FAKTOR PEMERSATU Konflik merupakan sebuah fenonema yang tidak dapat dihindari dalam sebuah kehidupan sosial. Konflik memiliki dua dimensi pertama adalah dimensi penyelesaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. politik sangat tergantung pada budaya politik yang berkembang dalam masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan politik suatu negara, negara tidak lepas dari corak budaya yang ada dalam masyarakatnya. Peran masyarakat dalam kehidupan politik sangat tergantung

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang begitu unik. Keunikan negara ini tercermin pada setiap dimensi kehidupan masyarakatnya. Negara kepulauan yang terbentang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesenian merupakan hasil dari kebudayaan manusia yang dapat didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan dan dikembangkan sebagai salah salah satu upaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa atau yang disebut dangan nama lainnya sebagaimana yang dikemukakan oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah suatu kesatuan masyarakat

Lebih terperinci

STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK

STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIA MASYARAKAT MAJEMUK MEMILIKI SUB STRUKTUR DENGAN CIRI YANG SANGAT BERAGAM SEHINGGA DISEBUT MAJEMUK MASING-MASING SUB STRUKTUR BERJALAN DENGAN SISTEMNYA MASING-MASING

Lebih terperinci

8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI

8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI 8 KESIMPULAN DAN REFLEKSI 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Transformasi dan Pola Interaksi Elite Transformasi kekuasaan pada etnis Bugis Bone dan Makassar Gowa berlangsung dalam empat fase utama; tradisional, feudalism,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DIKTAT PERKULIAHAN SEJARAH KETATANEGARAAN. Oleh: ZULKARNAIN,M.Pd

DIKTAT PERKULIAHAN SEJARAH KETATANEGARAAN. Oleh: ZULKARNAIN,M.Pd DIKTAT PERKULIAHAN SEJARAH KETATANEGARAAN Oleh: ZULKARNAIN,M.Pd KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH TAHUN AJARAN 2011 i UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 105 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dan saran dari skripsi dengan judul GEJOLAK PATANI DALAM PEMERINTAHAN THAILAND (Kajian Historis Proses Integrasi Rakyat Patani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki makna sesuatu yang beragam, sesuatu yang memilik banyak perbedaan begitupun dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ragam fungsi,platform (program partai) dan dasar pemikiran. Fungsi Partai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem demokrasi, eksistensi Partai Golkar merupakan sebuah keniscayaan. Upaya demokratisasi membutuhkan sarana atau saluran politik dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai masyarakat yang beragam. Keragamannya meliputi berbagai aspek dimensi kehidupan, dari mulai suku, bahasa, agama,

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only. Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi Birokrasi, Demokrasi, dan Masalah Legitimasi N I C H O L A S H E N R Y Asumsi Dasar Birokrasi Pertumbuhan birokrasi yang besar disebabkan Pluralisme politik Pemindahan/konsentrasi kekuasaan Teknobirokrasi:

Lebih terperinci

: Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA

: Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA MATA KULIAH DOSEN : KEBIJAKAN PUBLIK : Prof. Said Zainal Abidin, Ph.D., MPIA Soal Ujian Tengah Semester Gasal STIA-LAN RI 1. Apa yang menentukan suatu kebijakan dianggap berkualitas dan mampu diimplementasikan,

Lebih terperinci

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG

DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG DIMANA BUMI DIPIJAK DISITU LANGIT DIJUNJUNG Bangsa Indonesia yang merupakan negara kepulauan, memiliki beraneka ragam suku bangsa dan budaya. Masing-masing budaya memiliki adat-istiadat, kebiasaan, nilai-nilai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS

TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS TEKNOLOGI DALAM AGRIBISNIS Teknologi agribisnis merupakan sarana utama untuk mencapai tujuan efektifitas, efisiensi, serta produktifitas yang tinggi dari usaha agribisnis. Penentuan jenis teknologi sangat

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008

BAB IV PENUTUP. Strategi keamanan..., Fitria Purnihastuti, FISIP UI, 2008 BAB IV PENUTUP A.Kesimpulan Sangat jelas terlihat bahwa Asia Tengah memerankan peran penting dalam strategi China di masa depan. Disamping oleh karena alasan alasan ekonomi, namun juga meluas menjadi aspek

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH Perencanaan dan implementasi pelaksanaan rencana pembangunan kota tahun 2011-2015 akan dipengaruhi oleh lingkungan strategis yang diperkirakan akan terjadi dalam 5 (lima)

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA

TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA TUGAS AKHIR KONFLIK DI INDONESIA DAN MAKNA PANCASILA Nama : AGUNG NOLIANDHI PUTRA NIM : 11.11.5170 Kelompok : E Jurusan : 11 S1 TI 08 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 ABSTRAK Konflik adalah sesuatu yang hampir

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA ABSTRAK Prinsip-prinsip pembangunan politik yang kurang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila telah membawa dampak yang luas dan mendasar bagi kehidupan manusia Indonesia.

Lebih terperinci

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si.

Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Daru Retnowati, M.Si. Pertemuan ke-10 (02) Berdasarkan keragka teori dan metode pengkajiannya, teori modernisasi mampu menurunkan berbagai impliaksi kembijakan pembangunan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian dan Pola Kemitraan Usaha Kemitraan usaha adalah jalinan kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil dengan pengusaha

Lebih terperinci

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07 PANCASILA & AGAMA Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Reza Oktavianto Nim : 11.12.5818 Kelas : 11-S1SI-07 Jurusan : S1 SISTEM INFORMASI KEL. : NUSANTARA DOSEN : Drs.

Lebih terperinci

Pendahuluan. Utama, Jakarta, 2000, p Hadi, dkk., pp

Pendahuluan. Utama, Jakarta, 2000, p Hadi, dkk., pp Pendahuluan Timor Timur berada di bawah penjajahan Portugal selama lebih dari empat abad sebelum akhirnya Revolusi Anyelir di tahun 1974 membuka jalan bagi kemerdekaan negaranegara koloninya. Setelah keluarnya

Lebih terperinci

Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi. Modul ke: Identitas Nasional Fakultas Rusmulyadi, M.Si. Program Studi www.mercubuana.ac.id Pengertian Identitas Nasional Identitas nasional merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian.

Materi Bahasan. n Definisi Partai Politik. n Fungsi Partai Politik. n Sistem Kepartaian. n Aspek Penting dalam Sistem Kepartaian. Partai Politik Cecep Hidayat cecep.hidayat@ui.ac.id - www.cecep.hidayat.com Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Materi Bahasan Definisi Partai Politik. Fungsi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG, PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PELESTARIAN ADAT ISTIADAT DAN PEMBERDAYAAN LEMBAGA ADAT MELAYU KEPULAUAN BANGKA BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung,

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung, II. TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Politik Menurut Budihardjo (2008:367) Partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan

Lebih terperinci

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG

- 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG - 1 - BUPATI KEPULAUAN SANGIHE PROVINSI SULAWESI UTARA PERATURAN BUPATI KEPULAUAN SANGIHE NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XI (SEBELAS) SOSIOLOGI STRUKTUR DAN DIFERENSIASI SOSIAL Pengertian Konflik Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) konflik diartikan sebagai percekcokan,

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah

PARTAI POLITIK. Oleh : Nur Hidayah PARTAI POLITIK Oleh : Nur Hidayah A. ASAL USUL PARTAI POLITIK 1. Teori Kelembagaan : partai politik dibentuk oleh kalangan legislative (dan eksekutif) karena ada kebutuhan para anggota parlemen untuk mengadakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Proses pengembangan SDM Aparatur di dinas Provinsi Jawa Barat belum optimal, karena dari 4 fase yang harus dilakukan hanya fase mendiagnosa kebutuhan

Lebih terperinci

sepenuhnya mempengaruhi dinamika dalam sistem. Dengan demikian, pastinya terdapat perilaku politik yang lebih beragam pula.

sepenuhnya mempengaruhi dinamika dalam sistem. Dengan demikian, pastinya terdapat perilaku politik yang lebih beragam pula. Industri Politik Sejak awal dibentuknya, politik digunakan sebagai aturan bermain dalam kenegaraan. Pada dasarnya politik lahir secara alamiah melalui proses yang panjang, dengan evolusi yang cukup rumit

Lebih terperinci

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan

A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan GEOPOLITIK Modul ke: 9 Fakultas Udjiani EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Geopolitik B. Latar Belakang Wawasan Nusantara C. Kedudukan, Fungsi, dan Tujuan D. Kedudukan (Status) Wawasan Nusantara E. Bentuk

Lebih terperinci

UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA

UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA UKURAN, DAUR HIDUP DAN PERTUMBUHAN ORGANISASI IKA RUHANA UKURAN ORGANISASI mengenai besar-kecilnya organisasi, serta apa dan bagaimana dampaknya terhadap pengelolaan organisasi. UKURAN ORGANISASI Ukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai suatu negara multikultural merupakan sebuah kenyataan yang tak terbantahkan. Penduduk Indonesia terdiri atas berbagai etnik yang menganut

Lebih terperinci

MATERI ULANGAN HARIAN

MATERI ULANGAN HARIAN BANK SOAL SOSIOLOGI MATERI ULANGAN HARIAN Mata Pelajaran Kelas Kurikulum Materi : Sosiologi : XI : KTSP : Mobilitas Sosial 1. Beberapa faktor sosial: 1) Individu di lapisan atas terbatas. 2) Tingkat pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia ini terdapat berbagai macam suku bangsa, adat istiadat, pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan perempuan dan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengembangan Wilayah

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pengembangan Wilayah penghematan ongkos produksi dan distribusi yang disebabkan oleh kegiatankegiatan produksi yang dilakukan di satu tempat atau terkonsentrasi di suatu lokasi (Sitorus 2012), didekati dengan menganalisis

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 08 Komunikasi dan Perubahan Sosial Fakultas ILMU KOMUNIKASI Program Studi PUBLIK RELATIONS http://mercubuana.ac.id Dr. Heri Budianto.M.Si Pengertian Perubahan Sosial Gillin

Lebih terperinci

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN

POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN POLICY BRIEF ANALISIS PERAN MODAL SOSIAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN PERTANIAN DI KAWASAN PERBATASAN Ir. Sunarsih, MSi Pendahuluan 1. Kawasan perbatasan negara adalah wilayah kabupaten/kota yang secara

Lebih terperinci

KETAHANAN NASIONAL DALAM BIDANG POLITIK

KETAHANAN NASIONAL DALAM BIDANG POLITIK KETAHANAN NASIONAL DALAM BIDANG POLITIK MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Dosen Pengampu Aminudin Sanwar Disusun Oleh : Yulia Syafira (1601026133) Fakultas Dakwah

Lebih terperinci

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd IDENTITAS NASIONAL Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd PROSES BERBANGSA DAN BERNEGARA Bangsa Indonesia adalah seluruh manusia yang menurut wilayahnya telah ditentukan untuk tinggal bersama di wilayah nusantara dari

Lebih terperinci

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU

MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU MAKALAH PENGARUH PARTAI POLITIK TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT MENGIKUTI PEMILU DISUSUN OLEH : NAMA : FAJAR GINANJAR NIM : 21060110083001 PSD III TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAN DIPONEGORO SEMARANG BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah

POLITICAL REGIMES. Lina Miftahul Jannah POLITICAL REGIMES Lina Miftahul Jannah Sistem Politik-Birokrasi di Negara Berkembang Birokrasi militer-sipil memegang posisi kunci dalam penentuan kebijakan Elit (tradisional) dalam struktur masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilainilai dan cita-cita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada umumnya para remaja sekarang senang berbelanja tertutama pada mahasiswa, semakin berkembangnya social media maka banyak yang membuka usaha di social media contohnya

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional

BAB II PEMBAHASAN. A. Pengertian Identitas Nasional BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Identitas Nasional Istilah Identitas nasional secara terminologis Adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PENGEMBANGAN ETIKA DAN MORAL BANGSA Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI Disampaikan Pada Sarasehan Nasional Pendidikan Budaya Politik Nasional Berlandaskan Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu berupa kekayaan alam maupun kekayaan budaya serta keunikan yang dimiliki penduduknya. Tak heran

Lebih terperinci

parameter nominal Dapat menyebabkan disintegrasi sosial/budaya

parameter nominal Dapat menyebabkan disintegrasi sosial/budaya KONFLIK ANTAR ETNIS INDONESIA Pluralisme sosial Heterogenitas diferensiasi sosial parameter nominal kesenjangan sosial parameter graduate SARA,Parpol & ormas ekonomi & jabatan Dapat menyebabkan disintegrasi

Lebih terperinci

Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional Kelahiran identitas nasional suatu bangs amemiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung

Lebih terperinci

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KOTA TANGERANG

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME

PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME PERBANDINGAN KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA SERIKAT TERHADAP NEGARA- NEGARA ISLAM PADA MASA PEMERINTAHAN GEORGE WALKER BUSH DAN BARACK OBAMA RESUME Dinamika politik internasional pasca berakhirnya Perang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149).

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan, bahasa maupun sikap dan perasaan (Kamanto Sunarto, 2000:149). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial karena di dalam kehidupannya tidak bisa melepaskan diri dari pengaruh manusia lain. Pada diri manusia juga terdapat

Lebih terperinci

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA

MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN. by. EVY SOPHIA MANUSIA, KERAGAMAN DAN KESETARAAN by. EVY SOPHIA A. Hakikat Keragaman dan Kesetaraan Manusia. B. Kemajemukkan Dalam Dinamika Sosial Budaya. C. Keragaman & Kesetaraan sebagai kekayaan sosial budaya. D.

Lebih terperinci

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG - 1 - BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 50 TAHUN 2017 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TATA KERJA, TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA

Lebih terperinci

CIVIC EDUCATION. Identitas Nasional. Oleh : Idzan Mustafidah ( ) Dosen Pengampu : H. M. Sudiyono, M. Pd

CIVIC EDUCATION. Identitas Nasional. Oleh : Idzan Mustafidah ( ) Dosen Pengampu : H. M. Sudiyono, M. Pd CIVIC EDUCATION Identitas Nasional Oleh : Idzan Mustafidah (14.31.00920) Dosen Pengampu : H. M. Sudiyono, M. Pd Prodi Pengembangan Masyarakat Islam 1 STAIMAFA Margoyoso Pati Pengertian Identitas Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan memiliki berbagai macam suku bangsa, bahasa, adat istiadat atau sering disebut kebudayaan.

Lebih terperinci

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Radar Lampung dan surat kabar Tribun Lampung, surat kabar Radar 143 VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6. 1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil perhitungan nilai

Lebih terperinci

Kementerian Dalam Negeri 2017

Kementerian Dalam Negeri 2017 Arah Kebijakan Bidang Bina Ideologi Karakter dan Wawasan Kebangsaan oleh Dr. Prabawa Eka Soesanta, S.Sos, M.Si Direktur Bina Ideologi, Karakter dan Wawasan Kebangsaan Kementerian Dalam Negeri 2017 1 Tahapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia ditakdirkan menghuni kepulauan Nusantara ini serta terdiri dari berbagai suku dan keturunan, dengan bahasa dan adat istiadat yang beraneka ragam,

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI SYARAT PENEGAKAN DAN PEMBERANTASAN KKN OLEH:

REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI SYARAT PENEGAKAN DAN PEMBERANTASAN KKN OLEH: REFORMASI BIROKRASI SEBAGAI SYARAT PENEGAKAN DAN PEMBERANTASAN KKN OLEH: ERRY RIANA HARDJAPAMEKAS Reformasi Birokrasi: Tantangan dan Peluang Erry Riyana Hardjapamekas 1 Kondisi Birokrasi Indonesia Mencermati

Lebih terperinci

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI 9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI Manajer senatiasa mengantisipasi perubahan-perubahan dalam lingkungan yang akan mensyaratkan penyesuaian-penyesuaian disain organisasi diwaktu yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan ini merupakan inti pembahasan yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian yang dikaji. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian

Lebih terperinci

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il

Denis M c Q u a il. Teori Komunikasi Massa c Q a il Denis M c Q u a il Teori Komunikasi Massa c Q a il Prakata Bagaimana Menggunakan Buku Ini ix xi BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1 1 Pengenalan terhadap Buku 3 Objek Studi 4 Struktur Buku Tema dan Isu dalam Komunikasi

Lebih terperinci

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2 PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Materi ke 2 Program pascasarjana ITATS PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pertama, pemerataan dan keadilan sosial. Harus menjamin adanya pemerataan untuk generasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang

Lebih terperinci

jsh Jurnal Sosial Humaniorah, Vol 3 No.2, November

jsh Jurnal Sosial Humaniorah, Vol 3 No.2, November MENCIPAKAN SISTEM POLITIK BERDASARKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KETAHANAN NASIONAL Usman Arief * Abstrak Setiap bangsa yang merdeka dan berdaulat tentu mempunyai kepentingan utama, yaitu terjaminnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur

BAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara, yang membentang mulai dari Kabupaten Langkat di sebelah Utara, membujur

Lebih terperinci

Perkembangan Sepanjang Hayat

Perkembangan Sepanjang Hayat Modul ke: Perkembangan Sepanjang Hayat Memahami Masa Perkembangan Dewasa Madya dalam Aspek Psikososial Fakultas PSIKOLOGI Hanifah, M.Psi, Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Setiap fase

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

SILABUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SILABUS MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KURIKULUM SMA NEGERI 3 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 DINAS PENDIDIKAN KOTA MEDAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 MEDAN Jl. Budi Kean No. 3, Kel. Pulo Brayan Kota, Kecamatan

Lebih terperinci

KOPERASI DALAM OTONOM DAERAH

KOPERASI DALAM OTONOM DAERAH 5 KOPERASI DALAM OTONOM DAERAH 5.1. Substansi Otonom Daerah Secara subtantif otonomi daerah mengandung hal-hal desentralisasi dalam hal bidang politik, ekonomi dalam rangka kemandirian ekonomi daerah dan

Lebih terperinci

PENUTUP. Degradasi Lahan dan Air

PENUTUP. Degradasi Lahan dan Air BAB VI PENUTUP Air dan lahan merupakan dua elemen ekosistem yang tidak terpisahkan satu-sama lain. Setiap perubahan yang terjadi pada lahan akan berdampak pada air, baik terhadap kuantitas, kualitas,

Lebih terperinci

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si

PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA. Dr. H. Kadri, M.Si PARTAI POLITIK DAN KEBANGSAAN INDONESIA Dr. H. Kadri, M.Si Outline Peran dan Fungsi Partai Politik Nilai-Nilai Kebangsaan Indonesia Realitas Partai Politik saat ini Partai Politik sebagai Penjaga Nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian pesat dengan berbagai aspek permasalahannya. Pendidikan tidak hanya bersinggungan dengan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT UMUM Pembangunan ekonomi pada Pembangunan Jangka Panjang Pertama telah

Lebih terperinci

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014

SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014 KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN DIRJEN KESBANGPOL DISAMPAIKAN PADA FORUM KOMUNIKASI DAN KOORDINASI PENANGANAN FAHAM RADIKAL WILAYAH BARAT TAHUN 2014 SUMATERA KALIMANTAN IRIAN JAYA

Lebih terperinci