Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik"

Transkripsi

1 PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar, Dedet Candra Riawan dan Dimas Anton Asfani Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya dedet@ee.its.ac.id, anton@ee.its.ac.id Abstrak Kendaraan listrik memiliki kelemahan dalam hal penggunaan motor penggerak, khususnya dilihat dari segi biaya, pemeliharaan dan keamanan dari tegangan listrik. Motor induksi adalah salah satu jenis yang banyak dipilih sebagai motor penggerak kendaraan listrik karena memiliki keandalan, daya tahan yang tinggi serta harga yang lebih murah. Sistem tegangan rendah diterapkan dengan tujuan untuk menghindari bahaya sistem tegangan tinggi, kerumitan isolasi tegangan tinggi serta mengurangi efek dv/dt yang berpengaruh terhadap masa kerja motor dan keandalan sistem serta mengurangi dimensi baterai. Dalam tugas akhir ini diterapkan rewinding pada belitan stator motor induksi 3 fasa untuk mendapatkan rating tegangan baru pada motor induksi 3 fasa 220 V yang diturunkan menjadi 56 V serta dilakukan sejumlah tes untuk mendapatkan perbandingan karakteristik performa motor induksi 3 fasa sebelum dan sesudah rewinding. Hasil simulasi dan eksperimen yang dilakukan pada motor induksi 3 fasa menunjukkan bahwa rewinding yang dilakukan pada motor induksi 3 fasa dalam penelitian ini tidak mengubah rating daya yang dihasilkan oleh motor namun menyebabkan penambahan slip yang cukup besar. Selain itu dari simulasi didapatkan torsi start yang meningkat cukup signifikan dari 1,88 N.m menjadi 4,17 N.m namun dari torsi maksimum tidak mengalami perubahan signifikan hanya meningkat dengan kisaran sebesar 1 N.m, dari 7,32 N.m menjadi 8,19 N.m. Kata Kunci motor induksi 3 fasa, rewinding, rating tegangan, karakteristik performa, torsi. K I. PENDAHULUAN ENDARAAN listrik hanya membutuhkan pemeliharaan minimal, namun sanggup menghasilkan torsi tinggi pada kecepatan rendah, kokoh, serta menguntungkan pada beberapa hal. Melihat hal tersebut, kendaraan listrik dapat bersaing dengan kendaraan berbahan bakar minyak dalam hal konsumsi energi secara spesifik. Selama ini, jenis yang sering digunakan oleh banyak kendaraan listrik adalah motor DC karena karakteristik kecepatan-torsi nya sesuai dengan kebutuhan daya cengkeram kendaraan dan pengaturan kecepatannya sederhana. Namun, motor DC memiliki kelemahan yaitu memiliki komutator yang membutuhkan pemeliharaan rutin. Dalam beberapa tahun terakhir, motor tanpa komutator lebih sering digunakan karena memiliki keunggulan dibandingkan dengan motor DC. Pengembangan motor induksi terjadi sangat pesat dikarenakan keandalan dan daya tahannya tinggi, serta digabungkan dengan biaya pemeliharaan yang rendah. Oleh karena itu motor induksi adalah salah satu jenis yang banyak dipilih sebagai tipe motor tanpa komutator pada sistem penggerak kendaraan listrik. Sistem tegangan rendah untuk mengendalikan kendaraan listrik diterapkan dengan tujuan untuk menghindari bahaya sistem tegangan tinggi, kerumitan isolasi tegangan tinggi serta mengurangi efek dv/dt yang berpengaruh terhadap masa kerja motor dan keandalan sistem [1]. Selain itu penurunan rating tegangan pada motor induksi ini dapat mengurangi dimensi baterai yang digunakan menggunakan baterai sebagai sumber listriknya. Dalam Tugas Akhir ini diperhatikan bagaimana kinerja motor induksi yang telah dililit ulang dengan tegangan rating 56 volt dapat mencapai berbagai karakteristik seperti torsi, efisiensi dan daya keluaran yang identik dengan motor induksi awal dengan tegangan rating 220 volt demi memenuhi kebutuhan motor penggerak kendaraan listrik. II. KONSTRUKSI DAN BELITAN MOTOR INDUKSI 3 FASA A. Detail Konstruksi Stator adalah bagian stasioner luar pada motor, yang tersusun oleh: Rangka silindris motor, yang terbuat dari lembaran baja yang dilas, besi tuang atau campuran aluminium tuang. Lintasan magnet, yang tersusun dari kumpulan slot berlaminasi baja yang disebut inti stator yang ditekankan pada ruang silindris di dalam rangka luar. Lintasan magnet tersebut dilaminasi untuk mengurangi arus eddy, mengurangi rugi-rugi dan panas berlebih. Kumpulan belitan elektrik terisolasi, yang ditempatkan dalam slot pada stator terlaminasi. Area penampang pada belitan harus cukup besar sesuai dengan rating daya dari motor. Untuk motor 3 fasa, 3 set belitan dibutuhkan, satu untuk tiap 2 fasa yang terhubung dalam belitan bintang maupun delta. Rotor sangkar tupai terdiri dari kumpulan tembaga atau batang aluminium yang ditempatkan dalam slot yang terhubung ke sisi lingkaran pada tiap ujung rotor. Sehingga konstruksi dari tipe rotor ini ditambah dengan belitannya menyerupai rotor sangkar. Batang rotor aluminium biasanya ditempatkan dalam slot rotor, dimana konstruksinya akan berbentuk sangat kasar. Walaupun batang rotor aluminium langsung bersinggungan dengan laminasi baja, secara praktisnya semua arus rotor mengalir langsung menuju batang aluminium dan bukan ke laminasinya [2]. B. Detail Desain Untuk mendapatkan detail desain motor induksi 3 fasa dibutuhkan spesifikasi lengkap motor seperti daya keluaran rating, tegangan rating, kecepatan, frekuensi, hubungan

2 PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) belitan stator, jenis belitan rotor, kondisi kerja dan lain-lain. Untuk tambahan detail desain, diperlukan juga persamaan desain yang berdasarkan beberapa parameter performa motor seperti rugi besi dan tembaga, arus no-load, faktor daya, kenaikan temperatur dan efisiensi. C. Diagram Belitan Dalam merancang diagram belitan pada motor induksi perlu diperhatikan beberapa elemen yang membangunnya seperti conductor, turn, coil, coil group, winding, pole pitch, dan lain-lain. Terdapat berbagai jenis belitan dalam belitan motor induksi. Berdasarkan jaraknya belitan dibagi jadi dua, yaitu belitan full pitch dan belitan fractional pitch atau belitan chorded. Belitan full pitch adalah jika jarak kumparan untuk belitan sama dengan pole pitch belitan. Belitan fractional pitch adalah ketika jarak belitan kurang dari full pitch atau pole pitch. Pitch factor dan faktor distribusi belitan biasanya dikombinasikan untuk mempermudah penggunaan dalam faktor belitan tunggal k w. Faktor belitan pada stator diberikan oleh, dan untuk pitch factor kumparan diberikan oleh, Mengaplikasikan persamaaan-persamaan sebelumnya maka didapatkan persamaan emf pada sebuah motor induksi yaitu, Fluks air gap per kutub didapatkan dari persamaan, Frekuensi rating didapatkan dari persamaan, (2) (3) (4) (5) Gambar 1. Belitan full pitch (a) dan Belitan fractional pitch (b) Berdasarkan jumlah lapisnya belitan dibagi dua, yaitu belitan single layer dan belitan double layer. Belitan single layer yaitu hanya satu sisi kumparan ditempatkan dalam satu slot. Belitan double layer yaitu dua sisi kumparan ditempatkan dalam satu slot. Pada belitan motor induksi, jika jumlah kumparan per kutub per fasa sama dengan keseluruhan kumparan maka belitan tersebut disebut balanced winding atau belitan seimbang. Jika jumlah kumparan per kutub per fasa tidak sama dengan keseluruhan kumparan maka belitan tersebut disebut unbalanced winding atau belitan tak seimbang [3]. Konstruksi belitan stator dalam mesin AC secara nyata sangat rumit. Stator mesin AC normal terdiri dari sejumlah kumparan dalam masing-masing fasa, terdistribusi dalam slot di sekeliling permukaan bagian dalam stator. Pada mesin yang lebih besar, masing-masing kumparan terdiri dari sejumlah lilitan, tiap lilitan terisolasi dari lilitan lainnya dan dari sisi statornya sendiri. Tegangan dalam tiap lilitan tunggal pada kawat ukurannya sangat kecil, dan hanya dengan menempatkan sejumlah lilitan tersebut secara seri maka tegangan dapat dihasilkan. Sejumlah besar lilitan biasanya dibagi dalam beberapa kumparan, dan kumparan tersebut ditempatkan dalam slot pada permukaan stator [4]. Faktor distribusi adalah cara tepat untuk menyederhanakan penurunan dalam tegangan dikarenakan oleh distribusi spasial pada kumparan dalam belitan stator. Untuk belitan dengan n slot per sabuk fasa terpisah γ derajat, faktor distribusi ditunjukkan oleh, (1) Oleh karena itu lilitan per fasa dapat didapatkan dari persamaan emf, dengan jumlah konduktor per fasa yaitu, Area penampang konduktor stator dapat diperkirakan dari arus stator per fasa dan diasumsikan sesuai dengan nilai kerapatan arus untuk belitan stator. Persamaan area penampang konduktor stator yaitu [2], (6) (7) (8) (9) Dimana α s adalah ukuran penampang konduktor stator dengan satuan mm 2 dan δ s adalah kerapatan arus dalam belitan stator dengan satuan A/mm 2. Kemudian pole pitch dalam satuan meter didapatkan, III. MODIFIKASI BELITAN STATOR MOTOR INDUKSI 3 FASA UNTUK PENURUNAN RATING TEGANGAN A. Motor Induksi 3 Fasa Awal Motor induksi yang digunakan dalam perancangan ini adalah motor induksi 3 fasa jenis rotor sangkar dengan pertimbangan biaya yang lebih murah. Nameplate dan datasheet motor induksi 3 fasa rotor sangkar ini dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Nameplate motor induksi 3 fasa rotor sangkar Manufacturer Alliance-Motori Rated Voltage 220/380 V Output Power 1 HP Rated Current 3.6/2.1 A Power Factor 0.76 Rated Speed 1390 rpm Rated Frequency 50 Hz Number of Poles 4 Insulation Class (Is) F Index Protection (IP) 55 Type A-Y3A-80M2-4 B3 (10)

3 PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) Efficiency 73 % Rotor Inertia 0,0021 kg.m 2 B. Rangkaian Ekivalen Total Motor Induksi Semua nilai hasil tes disimulasikan dengan perangkat lunak dan didapatkan nilai yang identik dengan tes riil. Dari data tes riil berupa tes DC, tes no-load, tes blocked-rotor yang diambil pada motor induksi pada perancangan ini dengan rating 1 HP, 4 kutub, 380/220 V, 50 Hz, Desain A, dengan terhubung bintang dan memiliki arus rating 2,1 A didapatkan: Tabel 2. rangkaian ekuivalen motor induksi 3 fasa awal R 1 19,96415 Ω X 2 16,052 Ω 3,49585 Ω R 2 Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi dapat dilihat pada gambar 2. Dalam persamaan tersebut nilai B av dipilih 0,35 Wb/m 2 sesuai dengan referensi untuk motor dengan diameter inti stator 0,15 meter [5]. Sehingga fluks tiap kutub sesuai persamaan (5) yaitu Jarak slot per kutub per phasa (q) adalah jumlah slot stator dibagi dengan jumlah kutub kali dengan jumlah phasa, dimana (11) Karena lilitan yang akan digunakan adalah jenis fractional pitch sebesar 5/6 maka untuk pitch factor kumparan sesuai dengan persamaan (3) sebesar jarak antar grup belitan per slot dalam satuan derajat radian adalah Gambar 2. Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi 3 fasa awal Dari rangkaian ekivalen tersebut, nilai ekivalen thevenin serta nilai slip dan torsi motor induksi didapatkan: Tabel 3. ekivalen thevenin, slip, dan torsi V TH 202,229 V R TH 17,0223 Ω X TH 16,052 Ω S max 10,8 % τ max 7,3159 N.m τ ind 7,12977 N.m 1,87696 N.m τ start C. Penentuan Ukuran Konduktor dan Jumlah Lilitan untuk Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Untuk menentukan ukuran konduktor dan jumlah lilitan motor induksi 3 fasa dalam perancangan ini perlu diukur terlebih dahulu beberapa parameter yang dibutuhkan yang ditunjukkan pada tabel 5 Tabel 4. Konstruksi motor induksi 3 fasa awal Tegangan Fasa Rating 220 V Arus Rating 2,1 A Jumlah kutub (P) 4 Jumlah slot stator (G) 24 Diameter inti stator (D) 11,1 cm Panjang inti stator (L) 6,8 cm Diameter konduktor 0,55 mm Jumlah lilitan per kutub per fasa 125 Jenis belitan pada motor induksi dalam perancangan ini termasuk jenis unbalanced winding, karena dari hasil penghitungan jumlah lilitan per kutub per fasa nya tidak seimbang, pada sebagian kutub ada yang mencapai 128 lilitan namun yang dipilih adalah jumlah belitan yang paling rendah sebesar 125 belitan. Untuk menghitung jumlah lilitan yang diperlukan perlu diketahui pertama kali yaitu pole pitch atau jarak antar kutub yang didapatkan dari persamaan (10) yaitu (12) faktor distribusi ditunjukkan oleh persamaan (1) sehingga didapatkan dari hasil-hasil diatas bisa didapatkan jumlah lilitan per fasa yaitu Tujuan dalam perancangan ini adalah untuk mengenalkan motor induksi tegangan rendah untuk kendaraan listrik dengan biaya rendah. Solusi yang dilakukan adalah melilit ulang motor induksi 3 phasa dengan tegangan standar 220 V (mesin-a) untuk memenuhi kebutuhan motor induksi baru. Ini akan lebih murah dan sangat membantu untuk memahami dan melakukan studi pada motor tersebut [1]. Tujuan utamanya adalah menurunkan tegangan 220 V pada mesin awal ke tegangan 56 V dengan tetap mempertahankan daya motor orisinal dan karakteristik yang dibutuhkan tidak berubah, dengan persamaan Diberikan: dan, maka (13) (14) Kemudian dari persamaan (10) bisa diketahui:, sementara, maka (15)

4 PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) dimana (S) adalah total daya, (V) adalah tegangan fasa, (I) adalah arus fasa, ( adalah area penampang konduktor dan (δ) adalah kerapatan arus. Harus diperhatikan bahwa belitan stator mesin-a disusun dari satu kawat dengan diameter 0,55 mm dan berarti jarijari (r) bernilai 0,275 mm sehingga ukuran A sama dengan (18) Karena jumlah lilitan per fasa per kutub T A sebesar 125 belitan maka berdasarkan persamaan (18) jumlah lilitan per fasa per kutub T B sebesar berdasarkan persamaan (14) dan arus rating mesin-a sebesar 2,1 A, maka didapatkan arus I B sebesar dan jumlah konduktor per fasa per kutub berdasarkan persamaan (8) yaitu Dari persamaan (15) dan nilai A sebesar 0,23768 mm 2 didapatkan B sebesar sehingga diameter konduktor mesin-b secara teoritis minimal harus memiliki diameter sebesar (16) karena di pasaran tidak terdapat konduktor dengan ukuran 1,09 mm maka dipilih ukuran konduktor dengan diameter sebesar 1,1 mm. Namun karena faktor metode rewinding yang dilakukan secara manual sehingga konduktor dengan diameter 1,1 mm sulit untuk dilakukan penggulungan ditambah dengan rentang slot pada motor induksi yang digunakan dalam perancangan ini tidak mencukupi sehingga tidak mampu menampung ukuran konduktor dengan diameter 1,1 mm maka digunakan rangkaian paralel untuk mengatasi hal tersebut. Untuk rangkaian paralel konduktor yang setara dengan konduktor 1 x 1,1 mm adalah konduktor 2 x 0,85 mm dan konduktor 3 x 0,64 mm. Namun untuk mengurangi biaya konduktor yang digunakan serta mempermudah penggulungan maka dalam rewinding motor induksi ini dipilih rangkaian paralel 4. Rumus untuk menentukan ukuran dan jumlah rangkaian paralel konduktor sebagai berikut Ukuran konduktor ( ) dibagi sejumlah n paralel Hasilnya dimasukkan dalam persamaan (16) maka diameter konduktor paralel 4 adalah jadi dari hasil penghitungan secara teoritis dan praktis hasilnya sama sejumlah 128 lilitan per fasa. Dari penghitungan untuk mendapatkan motor induksi 3 fasa baru, maka didapatkan parameter baru seperti pada tabel 5. Tabel 5. Konstruksi motor induksi 3 fasa baru Tegangan Fasa Rating 56 V Arus Rating 8,25 A Jumlah kutub (P) 4 Jumlah slot stator (G) 24 Diameter inti stator (D) 11,1 cm Panjang inti stator (L) 6,8 cm Diameter konduktor 4 x 0,55 mm Jumlah lilitan per fasa per kutub (T B ) 32 Jumlah Konduktor per fasa per kutub (Z B ) 64 IV. PERBANDINGAN KARAKTERISTIK MOTOR INDUKSI 3 FASA SEBELUM DAN SESUDAH REWINDING Perbandingan karakteristik performa ini dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap motor induksi 3 fasa sesudah rewinding untuk mendapatkan rangkaian ekivalennya kemudian melakukan simulasi. Dari rangkaian ekivalen tersebut bisa didapatkan nilai torsi dan slip seperti pada motor induksi 3 fasa awal dan dari simulasi bisa didapatkan kurva karakteristik. A. Rangkaian Ekivalen Total Motor Induksi 3 Fasa Sesudah Rewinding Dari data tes DC, tes no-load dan tes blocked-rotor yang diambil pada motor induksi sesudah rewinding dengan rating 1 HP, 4 kutub, 56V, 50 Hz, Desain A, dengan terhubung bintang dan memiliki arus rating 8,25 A didapatkan rangkaian ekivalen per fasa seperti pada gambar 3 serta parameter dan karakteristik yang didapatkan dari motor induksi 3 fasa baru yang terangkum pada tabel 6. karena di pasaran tidak terdapat konduktor dengan ukuran 0,545 mm maka dipilih ukuran konduktor dengan diameter sebesar 0,55 mm. Jadi motor induksi baru ini menggunakan rangkaian paralel sejumlah 4 dengan ukuran diameter konduktor masing-masing 0,55 mm. Kemudian untuk mempertahankan total ampere turns dari kedua mesin tetap konstan, maka digunakan persamaan sehingga (17) Gambar 3. Rangkaian ekivalen per fasa motor induksi 3 fasa baru Tabel 6. rangkaian ekivalen motor induksi 3 fasa baru R 1 1,0297 Ω X 2 1,02 Ω R 2 0,4973 Ω X 2 1,02 Ω X M 12,3771 Ω V TH 51,584 V 0,879 Ω R TH

5 PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) X TH 1,02 Ω S max 22,39 % τ max 8,19257 N.m τ ind 5,46542 N.m 4,1716 N.m τ start B. Tes Pembebanan Motor Induksi 3 Fasa Baru Pada motor induksi sesudah rewinding ini dilakukan tes pembebanan menggunakan beban magnetic powder brake yang diatur dengan brake control rheostat, sedangkan pengukuran kecepatannya dengan cara disambungkan dengan tacho generator. Tes pembebanan ini bertujuan untuk membuktikan nilai karakteristik yang didapatkan ketika melakukan penghitungan secara teoritis berdasarkan rangkaian ekivalen yang didapatkan. Peralatan tes pembebanan dapat dilihat pada gambar 4, sedangkan hasil tes pembebanan dapat dilihat pada tabel 7. Gambar 6. Karakteristik Power Output vs Kecepatan C. Perbandingan Karakteristik Performa Motor Perbandingan karakteristik performa ini bertujuan untuk melihat apakah motor induksi 3 fasa baru ini mengalami perubahan karakteristik jika dibandingkan dengan motor induksi 3 fasa awal. Karakteristik dari motor induksi 3 fasa awal dan baru didapatkan melalui pengujian serta simulasi dengan yang ditunjukkan pada gambar 7, 8, 9, dan 10. Gambar 4. Peralatan tes pembebanan P out yang tercatat disini tidak terukur secara spesifik menggunakan alat ukur pada rotor motor induksi 3 fasa pada penelitian ini namun hanya berdasarkan penghitungan rugirugi yang dapat dihitung. P out juga diasumsikan sama dengan P conv sehingga torsi load yang didapatkan sama dengan torsi induksi untuk dibandingkan dengan nilai dari grafik hasil simulasi seperti pada gambar 5 dan 6. Tabel 7. Hasil Tes Pembebanan V LN (V) I L (A) cos φ n m (rpm) w m (rad/s) P in (W) P out * (W) τ load * (N.m) 56 4,35 0, ,72 168,08 62,43 0, , , ,35 3, ,5 0, ,92 617,1 511,45 4, , ,35 719,28 613,63 5, ,5 0, ,25 831,87 726,22 5, , ,16 918,54 812,89 6, ,5 0, ,07 989,77 884,12 7, , , ,3 942,67 7,825 Gambar 7. Perbandingan karakteristik Torsi Induksi vs Kecepatan Gambar 8. Perbandingan karakteristik Power Converted vs Kecepatan Gambar 9. Perbandingan karakteristik Efisiensi vs Kecepatan Gambar 5. Karakteristik Torsi Induksi vs Kecepatan Perbandingan performa antara motor induksi 3 fasa awal dan baru dapat dilihat bahwa karakteristik torsi induksikecepatan motor induksi 3 fasa awal dan baru memiliki

6 PROSEDING TUGAS AKHIR TEKNIK ELEKTRO ITS, ( 2013) cukup banyak perbedaan seperti pada torsi start motor induksi 3 fasa baru mencapai dua kali lebih besar dari motor induksi 3 fasa awal, serta torsi maksimum motor induksi 3 fasa baru yang lebih besar dibandingkan dengan motor induksi 3 fasa awal, namun karakteristik kurva keduanya masih identik. Kurva Power Converted yang ditunjukkan pada gambar 8 diasumsikan identik dengan nilai Power Output karena dalam simulasi ini tidak dipertimbangkan rugi gesekan dan belitan dan rugi inti serta tidak memperhitungkan rugi lainlain. Walaupun arus rating dalam motor induksi 3 fasa baru hampir mencapai 4 kali lipat lebih besar dari motor induksi 3 fasa awal karena tegangan rating yang diturunkan namun untuk karakteristik daya sebisa mungkin tidak berubah sesuai dengan persamaan awal untuk tetap mempertahankan daya orisinal motor. Perbandingan motor induksi 3 fasa awal dan baru menunjukkan daya orisinal motor tetap namun terjadi pergeseran kurva yang berarti slip untuk motor induksi 3 fasa baru lebih besar dari slip motor induksi 3 fasa awal. efisiensi pada gambar 9 menunjukkan nilai efisiensi yang lebih besar dibandingkan dengan datasheet motor ini, karena seperti diketahui bahwa nilai Power Output dianggap sama dengan nilai Power Converted sehingga tidak dipertimbangkan rugi-rugi pada motor. Maka perbandingan daya keluaran dan daya masukan untuk mendapatkan efisiensi bisa didapatkan. Perbandingan performa antara motor induksi 3 fasa awal dan baru dalam hal efisiensi menunjukkan karakteristik yang hampir sama dan tidak terjadi perubahan berarti dengan dilakukannya rewinding. Dalam dunia industri saat ini motor induksi 3 fasa tegangan rendah untuk kendaraan listrik sudah diproduksi secara massal, produk motor induksi 3 fasa tersebut salah satu contohnya adalah buatan dari EVE (Electro Vehicle Europe) yang memproduksi motor induksi 3 fasa 48 volt tipe M0-AC04/4-AS dengan rating daya 4 kw. Motor ini konstruksinya kecil dan ringan, menghasilkan akselerasi bagus serta daya tinggi pada kecepatan tinggi ( rpm) yang berfungsi sebagai motor penggerak untuk electric go-karts, electric scooters, quads, golf-carts, dan lain-lain. Perbandingan dengan motor induksi yang telah dibuat dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 8. Tabel 8. Perbandingan karakteristik motor induksi 3 fasa tegangan rendah Motor Induksi 3 Fasa Tegangan Rendah A B Manufacturer Alliance-Motori Electro Vehicle Europe Rated battery voltage 72 VDC 48 VDC Rated power (1h) 0,75 kw 4 kw Peak Power (60 s) 1 kw 6 kw Peak torque (60 s) 8,2 N.m 30 N.m Rated current (1 h) 8,25 A 120 A Rated frequency 50 Hz 100 Hz Rated speed 1270 rpm 2900 rpm Weight 5 kg 21 kg IP protection class IP 55 IP 66 Estimated Total Cost Rp , / Rp ,- V. KESIMPULAN/RINGKASAN Dari hasil modifikasi motor induksi 3 fasa serta perbandingan motor induksi 3 fasa awal dan baru, dapat disimpulkan bahwa rewinding yang dilakukan pada motor induksi 3 fasa dalam penelitian ini menyebabkan penambahan slip yang cukup besar pada motor induksi 3 fasa baru tanpa mengubah karakteristik daya dan efisiensi yang dihasilkan oleh motor. Kemudian berbagai tes secara praktis khususnya tes pembebanan menunjukkan secara valid bahwa motor induksi 3 fasa baru (sesudah rewinding) pada penelitian ini dapat diaplikasikan pada kendaraan listrik ditambah dengan keuntungan biaya yang jauh lebih rendah, lebih aman terhadap bahaya tegangan tinggi karena penggunaan tegangan rating yang lebih rendah serta mengurangi dimensi baterai yang digunakan karena sel baterai yang digunakan juga lebih sedikit. Saran untuk pengembangan motor induksi ini bisa dilakukan dengan melihat nilai dari resistansi dan induktansi belitan sebaiknya dipertimbangkan ulang untuk mendapatkan efisiensi yang lebih baik dan performansi yang optimal. Kemudian penentuan jenis motor induksi 3 fasa konvensional untuk rewinding nantinya sebaiknya dipertimbangkan untuk menggunakan tipe motor induksi yang lebih sesuai karakteristiknya dengan motor induksi untuk kendaraan listrik. Dan pengembangan sistem kontroler berupa konverter dan inverter sebaiknya segera diteliti agar motor indukssi 3 fasa sesudah rewinding ini bisa segera diaplikasikan pada sistem penggerak kendaraan listrik. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Dedet Candra Riawan dan bapak Dimas Anton Asfani selaku dosen pembimbing tugas akhir ini, serta teman-teman satu perjuangan lab Konversi Energi yang setia bahu-membahu untuk saling bekerja sama dalam pengerjaan tugas akhir. Tidak lupa juga penulis ucapkan terimakasih kepada orangtua yang selalu memberikan kepercayaannya dan juga hippo yang selalu menemani serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu. DAFTAR PUSTAKA [1] Aglan, Tarek Samir dan Ashour, Hamdy Ahmed, Reduced Voltage Combined AC Motor and Drive System for Safe Electric Vehicle, First International Conference on Renewable Energies and Vehicular Technology, pp , [2] VTU Learning, Design of Induction Motor, Unit 6. [3] VTU Learning, Computer Aided Electrical Drawing (CAED), Unit 1. [4] Chapman, Stephen J., Electric Machinery Fundamentals, Fourth Edition, Ch. 7 dan Appendix B. [5] M. G. Say, Performance and design of AC machines, Pitman, London, 1970.

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik

Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Penurunan Rating Tegangan pada Belitan Motor Induksi 3 Fasa dengan Metode Rewinding untuk Aplikasi Kendaraan Listrik Muhammad Qahhar 2209 100 104 Dosen Pembimbing: Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D.

Lebih terperinci

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V

Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Juli 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.2 Rewinding Motor Induksi 3 Fasa Double Speed dengan Rating Tegangan 80 V MUHAMAD KOSIM

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Bagian 9: Motor Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Outline Pendahuluan Konstruksi Kondisi Starting Rangkaian Ekivalen dan Diagram Fasor Rangkaian

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Part 3 : Dasar Mesin Listrik Berputar Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 2012 Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id

Lebih terperinci

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal. 62-68 ISSN 0216-7395 PERANCANGAN PARAMETER PADA MOTOR INDUKSI TIGA FASA TIPE ROTOR BELITAN UNTUK PENINGKATAN UNJUK KERJA Tejo Sukmadi Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil

Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Pemodelan Dinamik dan Simulasi dari Motor Induksi Tiga Fasa Berdaya Kecil Nyein Nyein Soe*, Thet Thet Han Yee*, Soe Sandar Aung* *Electrical Power Engineering Department, Mandalay Technological University,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 Umum Motor induksi merupakan motor arus bolak balik ( AC ) yang paling luas digunakan dan dapat dijumpai dalam setiap aplikasi industri maupun rumah tangga. Penamaannya

Lebih terperinci

Penurunan Rating Tegangan Terpasang dari 380V ac Menjadi 120V ac dengan Melilit Ulang Belitan Stator pada Motor Induksi 3 Fasa

Penurunan Rating Tegangan Terpasang dari 380V ac Menjadi 120V ac dengan Melilit Ulang Belitan Stator pada Motor Induksi 3 Fasa Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2015 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.3 No.1 Penurunan Rating Tegangan Terpasang dari 380V ac Menjadi 120V ac dengan Melilit Ulang

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Mesin sinkron merupakan mesin listrik yang kecepatan putar rotornya (N R ) sama (sinkron) dengan kecepatan medan putar stator (N S ), dimana: (2.1) Dimana: N S = Kecepatan

Lebih terperinci

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat

Yanti Kumala Dewi, Rancang Bangun Kumparan Stator Motor Induksi 1 Fasa 4 Kutub dengan Metode Kumparan Jerat RANCANG BANGUN KUMPARAN STATOR MOTOR INDUKSI 1 FASA 4 KUTUB DENGAN METODE KUMPARAN JERAT (DESIGN OF 4 POLE 1 PHASE INDUCTION MOTOR STATOR WINDING WITH COIL MESHES METHODE) Yanti Kumala Dewi, Widyono Hadi,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi yang merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas penggunaannya. Penamaan ini berasal dari kenyataan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA 2.1 Umum Motor listrik merupakan beban listrik yang paling banyak digunakan di dunia, motor induksi tiga fasa adalah suatu mesin listrik yang mengubah energi listrik menjadi

Lebih terperinci

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK Motor induksi Motor induksi merupakan motor yang paling umum digunakan pada berbagai peralatan industri. Popularitasnya karena rancangannya yang sederhana, murah

Lebih terperinci

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH Wahyudi Budi Pramono 1*, Warindi 2, Achmad Hidayat 1 1 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang hampir sama dengan komponen mesin-mesin lainnya. Secara garis besar generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA II.1 UMUM Faraday menemukan hukum induksi elektromagnetik pada tahun 1831 dan Maxwell memformulasikannya ke hukum listrik (persamaan Maxwell) sekitar tahun 1860. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA.1 UMUM Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (ac) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA 2.1 Umum Motor listrik yang paling umum dipergunakan dalam perindustrian industri adalah motor induksi. Berdasarkan phasa sumber daya yang digunakan, motor induksi dapat

Lebih terperinci

9/10/2015. Motor Induksi

9/10/2015. Motor Induksi 9/10/015 Motor induksi disebut juga motor tak serempak Motor Induksi Merupakan motor AC yang paling banyak dipakai di industri baik 1 phasa maupun 3 phasa Lab. istem Tenaga Lab. istem Tenaga Keuntungan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU)

ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) ANALISIS PENGARUH JATUH TEGANGAN TERHADAP KINERJA MOTOR INDUKSI TIGA FASA ROTOR BELITAN (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) M. Arfan Saputra, Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator. BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA II.1. Umum Mesin Induksi 3 fasa atau mesin tak serempak dibagi atas dua jenis yaitu : 1. Motor Induksi 3 fasa 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengukuran Setelah melakukan pengujian di PT. Emblem Asia dengan menggunakan peralatan penguji seperti dijelaskan pada bab 3 didapatkan sekumpulan data berupa

Lebih terperinci

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri

Mesin AC. Motor Induksi. Dian Retno Sawitri Mesin AC Motor Induksi Dian Retno Sawitri Pendahuluan Mesin induksi digunakan sebagai motor dan generator. Namun paling banyak digunakan sebagai motor. MI merupakan perangkat penting di industri Kebanyakan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik 1 Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik Pada motor DC berlaku persamaan-persamaan berikut : V = E+I a Ra, E = C n Ф, n =E/C.Ф Dari persamaan-persamaan diatas didapat : n = (V-Ra.Ra) / C.Ф

Lebih terperinci

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi Mengetahui macam-macam pengereman pada motor induksi. Menetahui karakteristik pengereman pada motor induksi. II. Alat dan bahan yang digunakan Autotrafo

Lebih terperinci

Transformator (trafo)

Transformator (trafo) Transformator (trafo) ф 0 t Transformator adalah : Suatu peralatan elektromagnetik statis yang dapat memindahkan tenaga listrik dari rangkaian a.b.b (arus bolak-balik) primer ke rangkaian sekunder tanpa

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA PERBANDINGAN PENGARUH TAHANAN ROTOR TIDAK SEIMBANG DAN SATU FASA ROTOR TERBUKA : SUATU ANALISIS TERHADAP EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Wendy Tambun, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi

MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz. M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi TEKNO, Vol : 19 Maret 2013, ISSN : 1693-8739 MODIFIKASI ALTERNATOR MOBIL MENJADI GENERATOR SINKRON 3 FASA PENGUAT LUAR 220V/380V, 50Hz M. Rodhi Faiz, Hafit Afandi Abstrak : Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar

Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Jurnal Kompetensi Teknik Vol.1, No. 2, Mei 2010 57 Dampak Perubahan Putaran Terhadap Unjuk Kerja Motor Induksi 3 Phasa Jenis Rotor Sangkar Isdiyarto Jurusan Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum 1 Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik (AC) yang paling BAB II TINJAUAN PUSTAKA banyak digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA

ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA ANALISA PENGARUH SATU FASA ROTOR TERBUKA TERHADAP TORSI AWAL, TORSI MAKSIMUM, DAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI TIGA FASA Ali Sahbana Harahap, Raja Harahap, Surya Tarmizi Kasim Konsentrasi Teknik Energi Listrik,

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motor Arus Searah Sebuah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanik dikenal sebagai motor arus searah. Cara kerjanya berdasarkan prinsip, sebuah konduktor

Lebih terperinci

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2)

Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) Generator Sinkron Ahmad Qurthobi, MT. Teknik Fisika Telkom University Ahmad Qurthobi, MT. (Teknik Fisika Telkom University) Teknik Tenaga Listrik(FTG2J2) 1 / 35 Outline 1

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1. Umum Motor arus searah (DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah

Lebih terperinci

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK Zainal Abidin, Tabah Priangkoso *, Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 UMUM Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling banyak dipakai dalam industri dan rumah tangga. Dikatakan motor induksi karena arus rotor motor ini merupakan

Lebih terperinci

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI

MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives. Oleh PUSPITA AYU ARMI MAKALAH ANALISIS SISTEM KENDALI INDUSTRI Synchronous Motor Derives Oleh PUSPITA AYU ARMI 1304432 PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013 SYNCHRONOUS

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR ARUS SEARAH BAB II MOTOR ARUS SEARAH 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) adalah mesin yang mengubah energi listrik arus searah menjadi energi mekanis. Pada prinsip pengoperasiannya, motor arus searah sangat identik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Generator fluks radial yang telah dirancang kemudian dilanjutkan dengan pembuatan dan perakitan alat. Pada stator terdapat enam buah kumparan dengan lilitan sebanyak 650 lilitan.

Lebih terperinci

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT

REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT REWINDING MOTOR INDUKSI 3 FASA JENIS IMC (INDUCTION MOTOR CAGE) DI PT. HOLCIM INDONESIA Tbk CILACAP PLANT Nama : Arif Andriansyah NPM : 11410068 Fakultas Jurusan Pembimbing : Teknologi Industri : Teknik

Lebih terperinci

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA I. MOTOR LISTRIK 1 FASA Pada era industri modern saat ini, kebutuhan terhadap alat produksi yang tepat guna sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan effesiensi waktu dan biaya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Umum Seperti telah di ketahui bahwa mesin arus searah terdiri dari dua bagian, yaitu : Generator arus searah Motor arus searah Ditinjau dari konstruksinya, kedua mesin ini adalah

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah tenaga listrik arus searah ( listrik DC ) menjadi tenaga gerak atau tenaga mekanik, dimana tenaga gerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri. Keinginan untuk mendapatkan mesin yang mudah dirangkai, memiliki torsi yang besar, hemat

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG) II.1 Umum Motor induksi tiga phasa merupakan motor yang banyak digunakan baik di industri rumah tangga maupun industri skala besar. Hal ini dikarenakan konstruksi

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum ) Makruf Abdul Hamid,Panusur S M L Tobing Konsentrasi Teknik Energi Listrik, Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Dalam tugas akhir ini, penulis memaparkan empat penelitian terdahulu yang relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed Drive

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA. Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU PHASA II1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan putaran

Lebih terperinci

Mesin Arus Bolak Balik

Mesin Arus Bolak Balik 1 Mesin Arus Bolak balik TE091403 Institut Teknologi Sepuluh Nopember August, 01 ACARA PERKULIAHAN DAN KOMPETENSI Pertemuan ke- Kompetensi Dasar 13-16 Memahami Motor Induksi Materi Pokok Indikator keberhasilan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sebuah generator magnet permanen fluks axial yang dirangkai dengan keluaran 1 fase. Cara kerja dari generator axial ini adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motor DC Motor DC adalah suatu mesin yang mengubah energi listrik arus searah (energi lisrik DC) menjadi energi mekanik dalam bentuk putaran rotor. [1] Pada dasarnya, motor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di PT. INDORAMA SYNTHETICS, Tbk Jatiluhur Purwakarta. Yang akan dijadikan subjek skripsi adalah motor induksi 3 fasa yang

Lebih terperinci

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah

Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah Tes Surja untuk Mendeteksi Kerusakan Belitan pada Motor Induksi Tegangan Rendah Oleh : Pradika Sakti 2211106027 Pembimbing 1 Dimas Anton Asfani, ST, MT, Ph.D Pembimbing 2 Dr.Eng. I Made Yulistya Negara,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

Gambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat

Gambar 2.1 : a. Bentuk kumparan jerat b. Bentuk kumparan sepusat 2.1 Bentuk Bentuk Kumparan Stator Bentuk kumparan stator dari motor induksi 1 fasa dapat dibagi menjadi 2 macam, hal semacam ini adalah tergantung dari cara melilitkannya kedalam alur alur stator. Bentuk

Lebih terperinci

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO ANALISIS KARAKTERISTIK TORSI DAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI OPERASI SATU FASA DENGAN PENAMBAHAN KAPASITOR (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k

UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH. I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k UNIT I MOTOR ARUS SEARAH MEDAN TERPISAH I-1. JUDUL PERCOBAAN : Pengujian Berbeban Motor Searah Medan Terpisah a. N = N (Ia) Pada U = k If = k I-2. MAKSUD PERCOBAAN : Menentukan besar kecepatan putar motor

Lebih terperinci

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder TRANSFORMATOR PENGERTIAN TRANSFORMATOR : Suatu alat untuk memindahkan daya listrik arus bolak-balik dari suatu rangkaian ke rangkaian lainnya secara induksi elektromagnetik (lewat mutual induktansi) Bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di 24 BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 umum. Pada bab ini akan dibahas tentang perencanaan pembuatan alat simulasi, perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA METODE PERHITUNGAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI YANG SEDANG BEROPERASI SKRIPSI

UNIVERSITAS INDONESIA METODE PERHITUNGAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI YANG SEDANG BEROPERASI SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA METODE PERHITUNGAN EFISIENSI MOTOR INDUKSI YANG SEDANG BEROPERASI SKRIPSI RIZAL ANGGA GHAZALI 07 06 26 7950 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2011 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin sinkron yangdigunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA II.1. Umum Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor dengan

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab

Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Analisis Pengaruh Perubahan Tegangan Terhadap Torsi Motor Induksi Tiga Fasa Menggunakan Simulasi Matlab Fitrizawati 1, Utis Sutisna 2 Miliono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI

BAB II MOTOR INDUKSI BAB II MOTOR INDUKSI 2.1 Umum Motor-motor listrik pada dasarnya digunakan sebagai sumber beban untuk menjalankan alat-alat tertentu atau membantu manusia dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari, terutama

Lebih terperinci

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan.

MESIN ASINKRON. EFF1 adalah motor listrik yang paling efisien, paling sedikit memboroskan tenaga, sedangkan. MESIN ASINKRON A. MOTOR LISTRIK Motor listrik yang umum digunakan di dunia Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC dan NEMA. Motor asinkron IEC berbasis metrik (milimeter),

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Umum Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak

Lebih terperinci

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG

BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG 20 BAB III PENDAHULUAN 3.1. LATAR BELAKANG Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan

Lebih terperinci

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN

MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN MENGUBAH KUMPARAN MOTOR TIGA PHASA SATU KECEPATAN MENJADI EMPAT KECEPATAN MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR ARIF KURNIAWAN LF30144 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang 003 A

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. commit to user

BAB II DASAR TEORI. commit to user BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Chen, et al (2012) melakukan penelitian mengenai mekanisme munculnya cogging torque dari motor sinkron permanen magnet, dengan tujuan untuk meningkatkan performa

Lebih terperinci

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN

BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN 8.2 PENYAJIAN BAB VIII MOTOR DC 8.1 PENDAHULUAN Deskripsi Singkat Manfaat Relevansi Capaian Pembelajaran Pembahasan mengenai prinsip dasar motor DC. Pembahasan bagian-bagian motor DC. Pembahasan tentang prinsip kerja

Lebih terperinci

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum Motor arus searah ialah suatu mesin listrik yang berfungsi mengubah energi listrik arus searah (listrik DC) menjadi energi gerak atau energi mekanik, dimana energi gerak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Pembangkit Listrik Tenaga Angin Pembangkit Listrik Tenaga Angin memberikan banyak keuntungan seperti bersahabat dengan lingkungan (tidak menghasilkan emisi gas), tersedia dalam

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa Telah disebutkan sebelumnya bahwa motor induksi identik dengan sebuah transformator, tentu saja dengan demikian

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi Siti Aisyah 2209100179 Dosen Pembimbing Dedet Candra Riawan ST,M.Eng, PhD Ir. Arif Musthofa MT. Latar Belakang Proses ON/OF

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN Manfaat Penulisan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Motor induksi merupakan motor arus bolak-balik yang paling luas diaplikasikan dalam dunia industri dan juga dalam rumah tangga. Motor ini mempunyai banyak

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA. dengan putaran medan pada stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA 2.1 Umum Motor induksi adalah motor listrik arus bolak-balik (ac) yang putaran rotornya tidak sama dengan putaran medan putar pada stator, dengan kata lain putaran rotor

Lebih terperinci

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT

PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT PENGARUH POSISI SIKAT DAN PENAMBAHAN KUTUB BANTU TERHADAP EFISIENSI DAN TORSI MOTOR DC SHUNT Jesayas Sihombing Syamsul Amien Konsentrasi Teknik Energi Listrik Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman Judul 1. Daftar Isi 2. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Sistematika Penulisan 4

DAFTAR ISI. Halaman Judul 1. Daftar Isi 2. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Maksud Dan Tujuan Sistematika Penulisan 4 DAFTAR ISI Halaman Judul 1 Daftar Isi 2 BAB I PENDAHULUAN 3 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Maksud Dan Tujuan 3 1.3 Sistematika Penulisan 4 BAB II PEMBAHASAN 5 2.1 Prinsip Kerja Motor Satu Phasa 5 2.2 Jenis-jenis

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii)

BAB 2. MESIN DC. Model konstruksi berbagai mesin DC dapat dilihat pada gambar 2.0 di bawah. (i) (ii) (iii) (iv) (v) (vi) (vii) (viii) BAB 2. MESIN DC Meskipun persentase yang jauh lebih besar dari mesin listrik dalam pelayanan adalah mesin AC, namun mesin DC sangat penting bagi industri. Keuntungan utama dari mesin DC, khususnya DC Motor,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB)

Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Rancang Bangun Generator Portable Fluks Aksial Magnet Permanen Jenis Neodymium (NdFeB) Fithri Muliawati 1, Taufiq Ramadhan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Ibn Khaldun

Lebih terperinci

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron

Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Karakteristik Kerja Paralel Generator Induksi dengan Generator Sinkron Oleh: Luthfi Rizal Listyandi I. Latar Belakang Salah satu potensi sumber energi terbarukan yang dapat dimanfaatkan guna mewujudkan

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH (Aplikasi pada PLTU Labuhan Angin, Sibolga) Yohannes Anugrah, Eddy Warman Konsentrasi Teknik Energi

Lebih terperinci

TUGAS PERTANYAAN SOAL

TUGAS PERTANYAAN SOAL Nama: Soni Kurniawan Kelas : LT-2B No : 19 TUGAS PERTANYAAN SOAL 1. Jangkar sebuah motor DC tegangan 230 volt dengan tahanan 0.312 ohm dan mengambil arus 48 A ketika dioperasikan pada beban normal. a.

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK

PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK PERANCANGAN MOTOR LISTRIK BLDC 10 KW UNTUK SEPEDA MOTOR LISTRIK Wahyudi Budi Pramono 1*, Habib Putra Pratama 1, Warindi 2 1 Program Studi Teknik Elektro, FTI, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jl.

Lebih terperinci

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK

Kata Kunci: motor DC, rugi-rugi. 1. Pendahuluan. 2. Rugi-Rugi Pada Motor Arus Searah Penguatan Seri Dan Shunt ABSTRAK PENGARUH PENAMBAHAN KUTUB BANTU PADA MOTOR ARUS SEARAH PENGUATAN SERI DAN SHUNT UNTUK MEMPERKECIL RUGIRUGI (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FTUSU) Al Magrizi Fahni, Syamsul Amien Konsentrasi

Lebih terperinci

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC MOTOR DC Karakteristik Motor DC Karakteristik yang dimiliki suatu motor DC dapat digambarkan melalui kurva daya dan kurva torsi/kecepatannya, dari kurva tersebut dapat dianalisa batasanbatasan kerja dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø

BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø BAB II MOTOR INDUKSI 3 Ø 2.1. Prinsip Kerja Motor Induksi Pada motor induksi, supply listrik bolak-balik ( AC ) membangkitkan fluksi medan putar stator (B s ). Fluksi medan putar stator ini memotong konduktor

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN BAKAR Warsono Rohmat Subodro (UNU Surakarta, rohmadsubodro@yahoo.com) ABSTRAK Tujuan penelitian

Lebih terperinci

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa

Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa 39 Penentuan Parameter dan Arus Asut Motor Induksi Tiga Fasa Yandri Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura e-mail : yandri_hasan@hotmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II

Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Bahan Kuliah Mesin-mesin Listrik II Pada motor satu fasa terdapat dua belitan stator, yaitu belitan fasa utama (belitan U 1 -U 2 ) dan belitan fasa bantu (belitan Z 1 -Z 2 ), Belitan utama menggunakan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja BAB II DASAR TEORI 2.1 Mesin arus searah 2.1.1. Prinsip kerja Motor listrik arus searah merupakan suatu alat yang berfungsi mengubah daya listrik arus searah menjadi daya mekanik. Motor listrik arus searah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN. fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Umum Untuk menganalisa kegagalan pengasutan pada motor induksi 3 fasa dari segi sistim kelistrikannya maka dilakukan pengamatan langsung ( visual ) terhadap motor induksi

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci