Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat"

Transkripsi

1

2 Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat (Modul Tatalaksana Batuk) PANDUAN BAGI FASILITATOR MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT BERBASIS MASYARAKAT REACH PROJECT JAYAWIJAYA

3 Ucapan Terima Kasih Paket pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat merupakan hasil kerjasama dari berbagai individu dan organisasi. Muatan teknis dari paket pelatihan ini didasarkan pada Perawatan Bayi dan Anak Balita Sakit di Masyarakat WHO Paket pelatihan ini juga mencerminkan materi pelatihan yang dikembangkan oleh BASICS untuk program MTBS-M di Afganistan, Kementerian Kesehatan Uganda, dan JSI di Nepal. Beberapa metode pembelajaran dan sesi teknik komunikasi mengadaptasi modul Infant and Young Child Feedng Community Focused Approach yang dikembangkan oleh Care International. Paket pelatihan ini merupakan dokumen yang hidup yang akan selalu diperbaharui berdasarkan umpan balik teknis dan pemakaian di lapangan. Kami ingin menyampaikan terima kasih atas partisipasi aktif dari lembaga/badan dan perorangan dalam pengembangan materi ini: - Dinas Kesehatan Kabupaten Jayawijaya dan jajarannya (Puskesmas dan RSUD) - Kementerian Kesehatan Indonesia - UNICEF Jakarta dan Papua - WHO Jakarta - World Vision Indonesia - Tim REACH Jayawijaya dan kantor pusat Dan yang paling penting, kami ingin menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya kepada para kader, ibu, pengasuh, dan anak-anak yang berada di Jayawijaya. Kami berterima kasih atas inspirasi dan solusi lokal yang mereka sumbangkan dalam pengembangan modul ini. 2

4 KATA PENGANTAR MODUL FASILITATOR MTBSM Anak adalah investasi keluarga, masyarakat dan bangsa. Sebagai sebuah investasi maka derajat kesehatan anak menjadi sebuah tanggungjawab bersama dan lintas sektoral atas pemenuhan hak anak. Data nasional menyebutkan angka kematian anak di bawah lima tahun adalah 44 per 1000 kelahiran hidup (SDKI 2007). Sementara untuk Papua, angka kematian anak di bawah 5 tahun adalah 64 per 1000 kelahiran hidup ( Riskesdas 2010). Tingginya angka kematian anak di Papua disebabkan oleh beberapa faktor seperti minimnya tenaga kesehatan yang berada di desa, ketersediaan fasilitas kesehatan yang minim, jarak tempuh yang cukup jauh serta tantangan geografis untuk mencapai tenaga kesehatan maupun fasilitas kesehatan dan kondisi social budaya kemasyarakatan. Secara khusus di wilayah Pegunungan Jayawijaya, dua penyakit utama penyebab kematian anak adalah pneumonia ( 40%) dan diare (37%) (REACH, 2010). Dengan data tersebut berikut faktor faktor lain yang berkontribusi ( minim tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan dan tantangan geografis), maka sangat diperlukan langkah terobosan untuk menyikapi hal tersebut dalam rangka menurunkan angka kematian anak. Kader sebagai komponen masyarakat menjadi sebuah kekuatan pelayanan kesehatan yang dapat ditingkatkan kemampuannya berkaitan dengan kesehatan anak. Di beberapa negara ( Uganda dan Nepal) membuktikan pemberdayaan kader memiliki daya ungkit yang cukup bermakna untuk menurunkan angka kematian anak di bawah lima tahun. Pengalaman dari Uganda dan Nepal, mendorong World Vision Indonesia bersama dengan Dinas Kesehatan Jayawijaya dan Unicef menggagas terobosan pemberdayaan kader untuk menangani masalah kesehatan anak khususnya pneumonia dan diare melalui Program REACH. Dalam proses pemberdayaan kader, peran fasilitator menjadi sangat penting dalam melatih dan menyampaikan materi penanganan diare dan pneumonia. Untuk menunjang peran fasilitator tersebut maka dibangun modul dalam rangka memberdayakan dan meningkatkan kapasitas-kompetensi kader. Modul ini belum mencapai kesempurnaan. Perjalanan proses pelatihan kader, refleksi atas setiap kegiatan pemberdayaan kader akan semakin menyempurnakan modul ini. Harapan kami, penggunaan modul fasilitator ini dapat diperluas ke daerah lain di wilayah Papua dalam rangka pemberdayaan kader menuju penurunan angka kematian anak di bawah lima tahun. Roriwo Karetji, Manajer untuk Kantor Operasional Regio Papua Wahana Visi Indonesia 3

5 Pengantar Modul Pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat merupakan bagian dari paket pelatihan untuk melatih kader di masyarakat dengan tingkat kemampuan baca tulis yang terbatas guna membantu para kader untuk bisa merawat dan mengobati bayi muda dan anak balita sakit di masyarakat. Panduan ini dimaksudkan memberi bekal/pegangan bagi para fasilitator dengan keterampilan fasilitasi dasar dan pengetahuan teknis dasar tentang perawatan anak sakit di masyarakat. Modul dan media pelatihan ini dikembangkan untuk pemakaian pada situasi dengan keterbatasan sumber daya, tanpa ketergantungan pada penggunaan slide, LCD, atau media OHP lain. Dalam Modul Pelatihan ini, pelatih dirujuk sebagai Fasilitator. Pengasuh adalah semua orang yang mengasuh anak, biasanya dilakukan oleh ibu. Beberapa istilah medis juga disesuaikan dengan konteks bahasa setempat, seperti Batuk dengan napas cepat untuk Pneumonia dan Mencret untuk Diare. 4

6 Tinjauan Umum Agenda Pelatihan Panduan Pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat bagi Fasilitator dibagi menjadi sesi-sesi yang terdiri dari 1-3 jam dan dapat diselenggarakan dalam interval waktu yang bervariasi, tergantung pada program dan pertimbangan sumber daya manusia. Pendekatan modular ini memungkinkan adanya keluwesan dalam penataan jadwal sesi pelatihan, dan juga memungkinkan adanya ruang untuk praktik di masing-masing sesi pengajaran. Masing-masing sesi dalam Pelatihan Perawatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat bagi Fasilitator ini menguraikan tujuan khusus pembelajaran, rincian kegiatan, waktu yang disediakan, materi yang diperlukan dan metodologi kegiatan pembelajaran yang akan digunakan oleh fasilitator dan peserta pelatihan. Saat ini belum ada studi yang menunjukkan apakah pelatihan tatalaksana penyakit anak untuk kader lebih baik dilakukan secara bertahap atau terintegrasi. Namun dari pengalaman di beberapa negara, pelaksanaan pelatihan yang bertahap memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik. Di konteks Jayawijaya hal ini perlu menjadi pertimbangan karena keterbatasan kader dalam baca tulis dan pemahaman terhadap hal baru. Oleh karena itu sebaiknya pelatihan dilakukan bertahap. Dalam modul ini pelatihan dibagi menjadi dua tahap: Tahapan Materi Durasi Pelatihan* Tahap I - Pendahuluan, harapan, tujuan 5 hari pembelajaran - Peran kader dalam tatalaksana penyakit anak - Konsep Waktu dan Menentukan usia anak - Tanda bahaya pada bayi dan anak balita - Menghitung nafas - Melakukan klasifikasi batuk dengan atau tanpa nafas cepat - Pengisian lembar pengobatan dan lembar rujukan - Pemberian nasihat pengobatan dan pengelolaan obat di masyarakat Tahap II - Penyegaran mengenai konsep 5 hari umur, tanda bahaya, evaluasi lembar pengobatan dan LPLPO kader - Klasifikasi demam dan RDT ** - Tatalaksana demam - Melakukan klasifikasi mencret dan 5

7 mencret berdarah - Mengenal tanda bahaya dehidrasi berupa mata cekung - Pengisian lembar pengobatan dan lembar rujukan - Pemberian nasihat pengobatan dan pengelolaan obat di masyarakat * Durasi pelatihan masih fleksibel disesuaikan dengan hasil ujicoba di lapangan ** RDT hanya diajarkan pada daerah endemis malaria Metodologi Pelatihan Modul ini menggunakan pendekatan partisipatif yang berfokus untuk mendorong praktik langsung yang bisa dilakukan. Di beberapa wilayah di Kabupaten Jayawijaya sebagian besar kader sudah memberikan pengobatan kepada orang dewasa dan anakanak yang sakit. Oleh karena itu, modul ini mendasarkan pada teori pembelajaran orang dewasa yaitu orang dewasa belajar paling baik dengan merefleksikan pengalaman pribadi mereka sendiri. Pelatihan ini menerapkan berbagai metode pelatihan, media bantu visual, demonstrasi, diskusi kelompok, studi kasus, bermain peran, dan praktik klinis. Peserta pelatihan juga saling menjadi nara sumber bagi yang lain dan mendapat manfaat dari praktik-praktik klinis dan bekerja secara langsung dengan tenaga kesehatan. Idealnya, perbandingan jumlah peserta pelatihan dengan supervisor dan fasilitator untuk setiap pelatihan adalah 4:1:1. Metode pelatihan yang digunakan dalam modul ini mengambil model untuk pelatihan dengan peserta pelatihan yang berkemampuan baca tulis yang terbatas. Oleh karena itu pengunaan materi tertulis diusahakan seminimal mungkin serta pre-test dan post-test disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan peserta pelatihan yang mungkin kurang atau terbatas kemampuan baca tulisnya. Lokasi Pelatihan Di mana pun pelatihan direncanakan, lokasi sebaiknya terletak di dekat fasilitas kesehatan (missal: puskesmas, rumah sakit dan lain-lain) untuk mendukung praktek klinis. Penyiapan tempat praktik dilakukan dalam koordinasi dengan fasilitas kesehatan setempat untuk menerima peserta pelatihan dan mempersiapkan ruang untuk mempraktikkan keterampilan. 6

8 Tujuan Pelatihan Pada akhir modul ini peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mengenali motivasi kader kesehatan dan tujuan mulia pelayanan yang bisa diberikan untuk masyarakat. 2. Melakukan komunikasi dengan baik dan efektif dengan ibu, pengasuh berkaitan dengan penanganan bayi dan balita sakit. 3. Mampu memahami konsep waktu dan menentukan usia anak. 4. Mengenali tanda-tanda bahaya umum pada bayi muda dan anak balita. 5. Melakukan rujukan bila menemukan satu tanda bahaya umum atau menemukan tanda bahaya berdasarkan klasifikasi ke fasilitas/tenaga kesehatan. 6. Mampu menghitung nafas dan melakukan klasifikasi penyakit. 7. Untuk anak yang dapat dirawat di rumah, membantu pengasuh untuk menyediakan perawatan dasar di rumah serta mengajari mereka bagaimana cara memberikan oralit dan tablet zinc untuk mencret, obat penurun panas untuk demam, serta obat antibiotik untuk nafas cepat, mencret berdarah, infeksi kulit, dan telinga keluar nanah. 8. Menganjurkan pengasuh mengenai perawatan di rumah untuk mencret dan batuk dengan napas cepat dan segera membawa anak mereka kembali jika anak bertambah sakit, serta kembali pada kunjungan lanjutan yang sudah dijadwalkan. 9. Pada kunjungan lanjutan yang sudah dijadwalkan, kader dapat mengenali kemajuan anak dan memastikan perawatan di rumah yang baik dan jika anak tidak membaik, rujuk anak ke fasilitas/tenaga kesehatan. 10. Melakukan pemeriksaan darah malaria dan mampu membaca hasil pemeriksaan pada daerah endemis malaria. 11. Menggunakan lembar pengobatan, lembar rujukan untuk memandu dalam melaksanakan tugas merawat anak sakit serta mencatat keputusan serta tindakan yang diambil. 12. Menggunakan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat dalam tatalaksana batuk, mencret, batuk infeksi kulit dan infeksi telinga. Metode dan Materi Pelatihan Pada pelatihan ini, Anda akan membaca, mengamati, serta mempraktikkan manajemen kasus yang yang berhubungan dengan tujuan di atas. Pada pelatihan ini terdapat beberapa material: Buku Panduan Fasilitator Anda sekarang sedang membaca Buku Panduan Fasilitator, yang ditujukan untuk fasilitator sebagai pegangan dalam memberikan pelatihan kepada kader. Buku ini berisikan penjelasan, diskusi, dan latihan yang terdapat pada pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit berbasis Masyarakat. Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan Buku bergambar ini meringkas langkah-langkah yang telah kader pelajari dalam mengenali tanda-tanda kesakitan, merujuk ataupun merawat anak sakit, serta bagaimana memberi anjuran pada pengasuh. Kader tidak perlu mengingat keseluruhan langkah-langkah ini, karena kader akan menyimpan dan membuka buku bergambar ini jika diperlukan. Setelah pelatihan

9 ini selesai, buku ini akan berfungsi untuk mengingatkan kader tentang hal-hal penting serta tugas-tugas kader yang telah dipelajari. Lembar Pengobatan Lembar pengobatan juga merupakan panduan untuk mengenali tanda-tanda kesakitan serta dalam merujuk ataupun mengobati anak. Pada lembar ini, kader akan mencatat informasi tentang anak dan keluarganya. Kader juga akan mencatat tanda-tanda kesakitan anak, pengobatan yang diberikan, serta tindakan lainnya. Formulir Rujukan Lembar rujukan digunakan jika pasien perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat Lembar ini digunakan untuk mencatat jumlah obat yang terpakai dalam satu bulan dan jumlah obat yang diminta kepada Puskesmas. Material lainnya Fasilitator akan menggunakan bagan, foto, video, serta material lainnya untuk memperkenalkan serta mengulangi tugas-tugas manajemen kasus. Pembangkit/Penghangat Suasana Berikut adalah deskripsi pembangkit semangat untuk penyegaran kembali sebagai sarana review yang dapat dipilih untuk setiap akhir sesi guna memperkuat pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai. Peserta pelatihan, Supervisor dan Fasilitator membentuk lingkaran. Seorang fasilitator memegang satu bola yang dilempar ke seorang peserta pelatihan. Fasilitator mengajukan pertanyaan ke peserta yang menangkap bola. Peserta pelatihan memberikan jawaban/ tanggapan. Ketika peserta pelatihan telah selesai menjawab dengan benar dan memuaskan kelompok, peserta pelatihan tersebut melemparkan bola tersebut ke peserta pelatihan yang lain dan kemudian mengajukan suatu pertanyaan. Peserta pelatihan yang melempar bola mengajukan pertanyaan. Peserta pelatihan yang menangkap bola menjawab pertanyaan tersebut. Pembagian Kelompok Kecil Beberapa cara membentuk kelompok kecil: 1. Tergantung pada jumlah peserta pelatihan (misalnya 20 peserta) dan jumlah kelompok yang harus dibentuk (misalnya 5 kelompok), mintalah peserta pelatihan untuk menghitung angka satu sampai 5. Mulai hitung dengan mengikuti arah jarum jam. Pada kesempatan yang lain, mulailah menghitung secara berlawanan dengan arah jarum jam. 2. Tergantung pada jumlah peserta pelatihan (misalnya 16), dan jumlah kelompok yang harus dibentuk (misalnya 4), kumpulkan 16 tutup botol yang terdiri dari empat warna: 4 berwarna merah, 4 hijau, 4 oranye dan 4 hitam. Mintalah peserta pelatihan untuk memilih tutup botol. Segera setelah dipilih, mintalah peserta pelatihan untuk membentuk kelompok sesuai dengan warna yang mereka pegang. 8

10 3. Kapal Tenggelam: mintalah peserta pelatihan untuk berjalan seolah mereka berada di atas kapal. Umumkan bahwa kapal akan tenggelam dan sekoci telah diturunkan. Sekoci hanya akan mampu menampung penumpang dalam jumlah tertentu. Teriakkan jumlah orang yang dapat ditampung oleh sebuah sekoci dan mintalah peserta pelatihan untuk mengelompokkan diri sesuai dengan jumlah /angka yang diteriakkan. Ulang beberapa kali dan akhiri dengan jumlah peserta pelatihan yang anda inginkan untuk setiap grup yang anda bentuk. Misalnya, bagi 15 peserta pelatihan menjadi kelompok yang masing-masing beranggota tiga orang, sekoci terakhir yang disebut/dipanggil adalah angka 3. Evaluasi Harian Berikut adalah beberapa deskripsi evaluasi harian yang dapat dipilih oleh fasilitator di setiap akhir hari untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan yang telah dikuasai dan/atau untuk mendapatkan umpan balik dari peserta pelatihan. A. Bentuk kelompok yang beranggotakan tiga orang dan mintalah peserta pelatihan untuk menjawab satu, dua atau semua pertanyaan berikut secara kelompok*: 1. Apa pelajaran yang Anda dapatkan hari ini yang nantinya akan berguna dalam pekerjaan Anda? 2. Apa yang Anda sukai dari pelajaran hari ini? 3. Berikan saran untuk memperbaiki sesi hari ini? *Tanyakan kepada peserta pelatihan dari masing-masing kelompok untuk menyampaikan jawaban ke seluruh kelompok. B. Happy Faces untuk mengukur mood atau suasana hati peserta pelatihan. Gambar muka berikut (tersenyum, netral, merengut) ditempatkan di bangku atau di lantai dan peserta pelatihan (di setiap akhir hari) diminta untuk menempatkan sebuah batu atau tutup botol di gambar muka yang dianggap paling mewakili tingkat kepuasan mereka (puas, agak puas dan tidak puas). 9

11 JADWAL PELATIHAN TAHAP 1: BATUK Waktu Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima Pembukaan (15 menit) Penyegaran Hari 1 Penyegaran Hari 2 Sesi 11 (1 jam) Praktek Klinik 2 Sesi 1 (45 menit) Pendahuluan, harapan dan mengapa kita hadir di sini? Sesi 13 (1 jam) Nasihat perawatan di rumah Sesi 2 (1 jam) Peran kader dalam pengobatan bayi muda dan anak balita sakit di masyarakat Sesi 5 (1 jam) Tanya, lihat dan periksa tanda bahaya Sesi 8 (1 jam) Mengenali Napas Cepat Sesi 11 - lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 2 Sesi 13 - lanjutan (1 jam) Nasihat perawatan di rumah Istirahat Sesi 3 (1 jam 15 menit) Bertanya dan mendengarkan pengasuh mengenai sakit yang dialami anak Sesi 5 - lanjutan (1 jam 15 menit) Tanya, lihat dan periksa tanda bahaya Sesi 8 - lanjutan (1 jam 15 menit) Mengenali Napas Cepat Makan Siang Sesi 3 lanjutan (1 jam) Sesi 6 (1 jam) Sesi 9 (2 jam) Bertanya dan mendengarkan pengasuh mengenai sakit yang dialami anak Merujuk bayi muda atau anak balita dengan tanda bahaya ke tenaga kesehatan Pengenalan tentang batuk tanpa atau disertai napas cepat Sesi 4 (1 jam) Pengenalan Konsep Waktu Sesi 7 (1 jam) Praktek Klinik 1 10 Sesi 11 - lanjutan (1 jam 15 menit) Praktek Klinik 2 Sesi 11 - lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 2 Sesi 12 (1 jam) Menentukan dosis kotrimoksazol Sesi 14 - lanjutan (1 jam 15 menit) Pengelolaan Obat di Masyarakat dan Pengisian Laporan Kader Sesi 15 (2 jam) Rencana Tindak Lanjut

12 JADWAL PELATIHAN TAHAP 1: BATUK (anjutan) Waktu Hari Pertama Hari Kedua Hari Ketiga Hari Keempat Hari Kelima Istirahat Sesi 4 lanjutan (1 jam) Pengenalan Konsep Waktu Sesi 7 lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 1 Sesi 10 (1 jam) Menangani batuk tanpa tanda bahaya Sesi 12 lanjutan (1 jam) Menentukan dosis kotrimoksazol Penutupan dan pembagian perlengkapan kader Sesi 4 lanjutan (1 jam) Pengenalan Konsep Waktu Sesi 7 lanjutan (1 jam) Praktek Klinik 1 Evaluasi harian Evaluasi harian Evaluasi harian Evaluasi harian 11

13 SESI 1 Pendahuluan, Harapan, dan Mengapa Kita Hadir di Sini? Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini. Tujuan Pembelajaran Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mulai menyebutkan nama rekan fasilitator dan peserta pelatihan. 2. Mendiskusikan harapan-harapan mereka. 3. Menjelaskan alasan mengapa kita hadir di sini 4. Menjadi tahu dan terbiasa dengan Buku Bergambar untuk Kader Kasehatan. Waktu 1 jam. Materi yang diperlukan Buku bergambar, kertas flipchart dan spidol, plester, sticky notes. Metode Demonstrasi, diskusi, curah pendapat. 12

14 Pendahuluan dan Doa Pembuka - Pastikan setiap peserta duduk nyaman dan mereka dapat melihat fasilitator dengan jelas. - Jika memungkinkan, aturlah supaya para peserta bisa duduk melingkar sehingga mereka bisa melihat satu dengan yang lain. - Sebelum pelatihan dimulai, mintalah salah seorang peserta untuk memimpin doa pembukaan. Perkenalan Memperkenalkan peserta pelatihan yang duduk di samping Anda - Mintalah peserta pelatihan untuk berbicara dengan peserta pelatihan yang duduk di samping mereka. Topik yang dibicarakan adalah: nama, asal, sudah berapa lama menjadi kader, dan minta peserta pelatihan untuk membagikan pengalaman yang berkesan selama menjadi kader. Mereka boleh memilih: pengalaman yang paling membahagiakan, yang paling sulit, yang paling lucu atau pencapaian paling besar selama menjadi kader - Setelah selesai, mintalah masing-masing peserta pelatihan memperkenalkan peserta di dekatnya dengan menyebut nama, asal, dan sudah berapa lama menjadi kader dan minta peserta pelatihan untuk membagikan pengalaman yang berkesan selama menjadi kader. Mengapa kita hadir di sini? Ambil waktu sekitar 10 menit untuk meminta peserta menyampaikan harapan-harapan dalam pelatihan ini. Salah satu fasilitator akan mencatat harapan-harapan yang disampaikan oleh peserta. (Salah satu tujuan dari diskusi ini adalah supaya setiap peserta bisa mulai berpartisipasi aktif. Berikan kesempatan kepada peserta yang pendiam dan kendalikan peserta yang berisik) - Apa yang mereka harapkan dari mengikuti pelatihan ini? Beberapa peserta mungkin memiliki harapan umum, namun beberapa bisa memiliki harapan khusus. - Jika peserta agak lama menjawab, tanyakan apa yang mereka rasakan paling berguna dari pelatihan kader sebelumnya. Apakah menurut mereka pelatihan ini bisa memberikan manfaat yang sama? 13

15 Perkenalkan Tujuan Pembelajaran Bandingkan tujuan umum dan tujuan khusus pelatihan dengan harapan peserta pelatihan dan lakukan tinjauan ikhtisar pelatihan. - Tujuan dari pelatihan ini adalah untuk memampukan kader lebih mahir dan percaya diri dalam merawat dan mengobati bayi muda dan balita sakit di masyarakat. - Ada beberapa penyakit yang akan diajarkan yaitu batuk, demam, mencret, mencret berdarah, sakit kulit, dan sakit telinga. - Namun tidak semua penyakit ini akan diajarkan pada waktu yang bersamaan. Pelatihan ini akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengajarkan peserta tentang cara merawat dan mengobati anak balita yang menderita batuk. Berikutnya jika kader sudah mahir mengobati anak yang menderita batuk, maka akan diajarkan cara mengobati mencret, demam, sakit telinga, dan sakit kulit. - Lima hari ini adalah pelatihan tahap pertama. Tujuan dari pelatihan tahap pertama ini adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada kader cara merawat dan mengobati anak yang menderita batuk untuk mencegah kematian anak. - Kader juga akan belajar mengenali tanda bahaya pada bayi muda dan anak balita. - Kader memiliki peran yang penting untuk menurunkan angka kematian anak. - Pelatihan ini akan mengajarkan cara merawat dan mengobati anak balita yang mengalami batuk. Termasuk di dalamnya adalah mengenali anak yang menderita batuk dengan napas cepat dan mengetahui cara merujuk. Bandingkan tujuan umum pelatihan dengan harapan peserta pelatihan. Masalah administrasi, aturan dasar/tata tertib dan logistik - Pelatihan selama 5 hari ini dibuat dengan menggunakan banyak aktivitas dan diskusi tidak hanya pelajaran agar peserta pelatihan menjadi aktif. - Pada hari ketiga kita akan mulai belajar di puskesmas untuk melihat anak yang sakit. - Anda diharapkan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pelatihan, baik di kelas atau di puskesmas. - Jelaskan pengaturan istirahat makan siang dan istirahat snack. - Jelaskan pengaturan untuk penggantian biaya transportasi. - Berikan jawaban jika ada pertanyaan tentang pelatihan ini. 14

16 Penjelasan Sekilas tentang Modul yang akan Dipakai dalam Pelatihan Persiapan: - Pastikan masing-masing peserta memiliki Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan. - Pastikan bahwa ruangan cukup terang sehingga peserta dapat membaca Buku Bergambar dengan mudah. - Pastikan bahwa setiap peserta dapat melihat fasilitator dan Buku Bergambar yang fasilitator pegang dengan jelas. - Pastikan setiap saat bahwa semua peserta sudah menemukan lembar yang benar (jangan asumsikan bahwa semua peserta bisa membaca nomor lembar Buku Bergambar). Tunjukan contoh Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan sambil menunjuk gambar yang Anda jelaskan kepada peserta. - Tidak ada kertas panduan dalam pelatihan ini. Untuk mempelajari cara mengobati penyakit pada anak maka Anda akan menggunakan buku bergambar dengan tulisan yang sedikit. Sangat penting bagi Anda untuk memahami gambar-gambar dan arti dari gambar-gambar tersebut. - Jika Anda memahami arti gambar tersebut maka saat Anda melihat kembali gambar tersebut Anda akan mengingat langkah-langkah yang diajarkan kepada Anda. - Melalui pelatihan ini, cara membaca buku bergambar akan diajarkan dan Anda akan mempelajari arti-arti gambar yang ada. - Kita semua akan melihat masing-masing halaman dari Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan untuk: Memahami makna dari masing-masing gambar. Memahami bagaimana buku bergambar ini disusun di tiap-tiap halaman. - Buku ini adalah milik mereka dan mereka harus merawatnya. - Mereka harus membawa buku ini pada saat pelatihan. - Semua pedoman untuk cara mengobati anak balita yang menderita batuk terdapat pada Buku Bergambar ini. - Anda harus selalu melihat kembali Buku Bergambar ini saat menanganani anak sakit. - Anda akan belajar menggunakan buku ini selama pelatihan ini. 15

17 SESI 2 Peran Kader dalam Pengobatan Bayi Muda dan Anak Balita Sakit di Masyarakat Catatan untuk Fasilitator: Paparkan ikhtisar pembelajaran untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini. Tujuan Pembelajaran: Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami bagaimana peran kader saat ini berbeda dengan peran kader sebelumnya 2. Memahami peran kader setelah mengikuti pelatihan ini Waktu 1 jam Materi yang diperlukan Kertas flipchart dan spidol, plester Metode Diskusi, curah pendapat 16

18 Motivasi Kader untuk Melayani? Apa yang mendorong bapak dan ibu menjadi kader? Kemungkinan jawaban: - Menggerakkan masyarakat untuk peningkatan kesehatan. - Mengobati orang sakit. - Pelayanan kepada masyarakat. - Mendapatkan insentif. Peran kader setelah mendapat pelatihan dibandingkan peran saat ini Apa peran kader kesehatan di masyarakat? Kemungkinan jawaban: - Menggerakan masyarakat untuk peningkatan kesehatan. - Mengobati orang sakit. - Promosi kesehatan untuk mencegah penyakit. - Mencatat data kesehatan masyarakat setiap bulan di kampung. - Melaporkan masyarakat yang sakit kepada tenaga kesehatan. - Merujuk masyarakat yang sakit atau yang membutuhkan layanan kesehatan (imunisasi, pemeriksaan kehamilan) kepada tenaga kesehatan. Tunjukan lembar penunjuk peran dan tanggung jawab kader setelah pelatihan (sebelumnya tuliskan dulu peran dan tanggung jawab kader di dalam kertas flipchart): - Mengenal tanda bahaya umum dan segera merujuk ke tenaga kesehatan bila terdapat satu tanda bahaya umum atau tanda bahaya berdasarkan klasifikasi penyakit. - Memeriksa dan mengobati anak yang menderita batuk. - Melakukan kunjungan lanjutan kepada anak yang diobati dan yang dirujuk. - Memberi nasihat kepada ibu dan keluarga tentang tanda bahaya, perawatan anak sakit batuk di rumah dan cara pencegahan. - Melengkapi lembar pengobatan. - Menyimpan obat untuk masyarakat kampung (tempat tinggal dan bekerja). Bagaimana peserta akan melakukan peran yang baru ini? Kemungkinan jawaban - Mengumpulkan dan menjelaskan kepada mama-mama dan masyarakat - Bekerja sama dengan Puskesmas - Membuat tempat penyimpanan obat - Mencari anak yang sakit - Menggambar peta desa untuk mengetahui honai yang memiliki anak balita - Melaporkan kejadian kematian pada balita 17

19 - Pelatihan ini dirancang untuk membantu kader dalam mengobati anak balita yang sakit batuk - Diharapkan terjadi hubungan yang lebih dekat antara petugas kesehatan dan kader - Puskesmas akan memberikan kebutuhan obat untuk kader dan melakukan pendampingan kegiatan kader - Kader terbuka terhadap tenaga kesehatan dan masyarakat dalam hal pengobatan - Kader akan menyimpan obat dengan aman - Kader bisa melayani di Pos Obat Desa (POD) atau Pos Obat Gereja - Kader akan dilengkapi dengan perlengkapan kader untuk bisa bekerja dengan baik Rangkuman Sesi 2 Apakah peserta mempunyai pertanyaan sampai sejauh ini? Dengan menggunakan butir-butir rangkuman pada kotak di bawah, BACA dengan keras kepada peserta fokus rangkuman. Butir-Butir Ringkasan: - Pelatihan ini memperkenalkan peran baru kepada kader. - Kader diharapkan untuk bekerja sama dengan Puskesmas lebih erat. - Kader dapat menggerakan pengasuh dalam mencari pertolongan dengan tepat. - Kader dapat mengenali anak yang sakit dengan cara sebagai berikut: Mama atau pengasuh membawa anak yang sakit kepada kader. Kader mencari anak yang sakit. 18

20 SESI 3 Bertanya dan Mendengarkan Pengasuh Mengenai Sakit yang Dialami Anak Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini. Tujuan Pembelajaran: Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Menjelaskan bagaimana mendengarkan pengasuh anak. 2. Menjelaskan bagaimana cara bertanya mengenai penyakit anak. 3. Menjelaskan cara mencatat riwayat pasien di dalam lembar pengobatan. Waktu 2 jam. Materi yang diperlukan Buku bergambar versi kecil dan besar, lembar pengobatan versi kecil dan besar, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester. Metode Demonstrasi, diskusi, curah pendapat. 19

21 - Keterampilan bertanya dan mendengarkan adalah keterampilan yang harus dipelajari dan dipraktikkan. - Keterampilan ini penting dimiliki kader sehingga pengasuh merasa diterima dan nyaman untuk memberikan informasi tentang anaknya yang sakit. Apa yang harus dilakukan untuk membuat pengasuh merasa nyaman dan diterima saat bertemu kader? Kemungkinan jawaban: - Berikan senyuman kepada pengasuh. - Ucapkan salam pada ibu yang membawa anaknya yang sakit kepada Anda ataupun yang meminta Anda untuk mengunjunginya. Perkenalkan diri Anda. - Ajak ibu untuk duduk dengan anak pada tempat yang nyaman. - Duduklah yang dekat dan bicara dengan lembut. - Melihat langsung pada ibu dan anak. - Bicaralah secara jelas dan hangat dalam pertemuan tersebut. - Sekarang kita akan berlatih cara bertanya dan mendengarkan pengasuh supaya mereka merasa diterima dan nyaman. - Kami akan memperagakan beberapa contoh baik dan buruk dari cara bertanya dan mendengarkan. Peserta akan menentukan mana contoh yang baik dan mengapa. 20

22 Siapkan dan peragakan bermain peran bertanya dan mendengarkan serta belajar menggunakan latihan-latihan berikut (tim dengan dua fasilitator). Peragaan 1: Komunikasi non Verbal Dengan masing-masing peragaan, katakan beberapa kata yang sama secara persis dan coba ucapkan kata-kata tersebut dengan cara yang sama, misalnya: Selamat pagi Amina, anaknya sakit apa A. Posisi badan: Mengganggu Membantu : Berdiri dengan kepala Anda lebih tinggi dari kepala ibu : Duduklah sehingga kepala Anda sejajar dengan kepala ibu. Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? Jaga agar kepala Anda sejajar dengan kepala pengasuh sehingga pengasuh merasa lebih nyaman pada saat berbicara dengan Anda B. Kontak mata: Mengganggu Membantu : Melihat ke hal lain atau melihat catatan. : Lihat ke arah pengasuh dan perhatikan ketika ia berbicara. Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? Berikan perhatian melalui kontak mata sehingga pengasuh merasa bahwa Anda memberikan perhatian kepada apa yang disampaikannya C. Penghalang/Pemisah: Mengganggu : Duduk di belakang meja, atau menulis catatan ketika berbicara. Membantu : Singkirkan meja atau catatan. Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? Hilangkan penghalang (meja dan catatan) sehingga pengasuh merasa lebih nyaman dan terbuka.jangan LUPA : SENYUM, SALAM, SAPA (3S) 21

23 Peragaan 2 Menghindari bahasa yang menghakimi Fragmen 1: Kader : Selamat pagi mama, anak mama sakit apa? Ibu : Ibenus sudah batuk sejak 2 minggu ini. Kader : Mama ini bagaimana, anak sudah batuk dua minggu baru dibawa berobat. Nanti bagaimana kalau dia mati? Ibu : Tidak tahu.. Mudah-mudahan tidak... (Ia nampak khawatir dan takut) Kader : Ibenus pasti isap asap banyak di dapur ya? Ibu : Tidak tahu Fragmen 2: Kader : Selamat pagi mama, anak mama sakit apa? Ibu : Ibenus sudah batuk sejak 2 minggu ini. Kader : Bolehkah saya hitung napas Ibenus? Mama boleh angkat sedikit baju dia? Ibu : Boleh (sambil menangkat baju Ibenus). Kader : (Menghitung napas Ibenus). Kader : Jumlah napas Ibenus bagus. Apakah Ibenus mau makan dan minum? Ibu : Iya, dia makan dan minum seperti biasanya. Contoh mana yang merupakan cara bertanya yang baik? Mengapa? Hindari bahasa yang menghakimi. Bahasa yang menghakimi akan membuat pengasuh merasa bersalah dan takut untuk menyampaikan informasi yang lebih lengkap dan sebenarnya tentang keadaan anaknya yang sakit. 22

24 Sesi 4 Konsep Waktu Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini. Tujuan Pembelajaran: Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami konsep waktu 2. Menentukan umur anak Waktu 3 jam. Materi yang diperlukan Kalender kecil, Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan versi kecil dan besar, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester. Metode Demonstrasi, diskusi, curah pendapat. 23

25 Tanya Umur Anak Kita akan belajar bagaimana bertanya umur anak.! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 1 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Tanya Umur Anak Apa yang Anda lihat dari gambar ini? - Sangat penting untuk mengetahui umur anak untuk menilai apakah anak menderita batuk dengan napas cepat. - Oleh karena itu, Anda harus tanya umur anak. Memperkirakan Umur Anak - Jika pengasuh lupa, tanyakan apakah pengasuh memiliki KMS atau Buku KIA dan lihat apakah tanggal lahir anak tertulis di dalam buku ini. - Apabila ibu tidak mengetahui tahun dan bulan kelahiran anak yang tepat, bantulah ia untuk memperkirakannya dengan menggunakan garis waktu peristiwa-peristiwa di masyarakat. Garis waktu ini harus dikembangkan bersama dengan masyarakat pada saat awal sebelum kader mulai pelayanan pengobatan anak sakit. - Dalam menetapkan garis waktu untuk memperkirakan tanggal-tanggal kelahiran anak-anak, tanyakan kepada para anggota dan pemimpin masyarakat peristiwaperistiwa penting apa yang telah terjadi dalam masyarakat mereka selama 5 tahun terakhir. - Daftar ini harus mencakup berbagai panen, bencana, kekeringan, banjir, festival, peristiwa politik besar seperti pemilihan kepala kampung, dll. - Gambarlah suatu garis menuju ke tengah dua kertas flipchart dan satukan dua kertas tersebut bersama-sama. Di sepanjang garis ini (yang kita sebut sebagai garis waktu), letakkan peristiwa-peristiwa ini dalam urutan yang benar. - Gunakan gambar-gambar dan kata-kata untuk menunjukkan peristiwa tertentu. Letakkan garis waktu ini di dinding Pos Obat Desa atau lokasi yang akan menjadi tempat pemeriksaan anak balita sakit. - Ajukan beberapa pertanyaan untuk membantu para ibu menghubungkan kelahiran anak mereka dengan peristiwa-peristiwa ini. Contohnya: apakah anak tersebut lahir selama terjadinya banjir besar? Apakah anak tersebut lahir sekitar waktu festival tahun baru? 24

26 Bermain Peran Menentukan tanggal lahir Bagi peserta ke dalam pasangan-pasangan. - Kita akan berlatih memperkirakan tanggal lahir. Satu orang dalam pasangan tersebut berperan sebagai kader dan orang yang lain berperan sebagai pengasuh. - Kader berbincang-bincang dengan pengasuh tentang usia anak. - Pengasuh tidak mengetahui tahun atau bulan anaknya dilahirkan dengan tepat. Sehingga kader dan pengasuh tersebut harus bekerja sama untuk menentukan kapan anak tersebut dilahirkan sehubungan dengan peristiwa-peristiwa masyarakat yang penting. Catatan untuk Fasilitator: Para peserta akan perlu menentukan suatu contoh garis waktu untuk masyarakat untuk bermain peran. Katakan kepada mereka bahwa garis waktu tersebut dapat hanya berupa garis waktu yang cepat dan sederhana untuk tujuan latihan Ini. Hujan terakhir Pilkada Bupati Festival lembah Baliem Pembangunan Posyandu Banjir Kepala Adat meninggal April Juli Okt April Juli Okt April Juli Okt April Juli Okt

27 SESI 5 Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini. Tujuan Pembelajaran Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Mengetahui tanda-tanda bahaya umum ( 0 5 tahun). 2. Mengetahui tanda bahaya pada bayi muda (0-2 bulan). Waktu 2 jam. Materi yang diperlukan Buku bergambar, lembar pasien, video, kartu latihan, kertas flipchart dan spidol, plester. Metode Demonstrasi, diskusi, curah pendapat. 26

28 Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar no. 2 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya. Tunjuk judul pada Buku Bergambar pada saat membacakan masing-masing tanda bahaya. - Tanda bahaya menunjukkan bahwa anak sakit parah sehingga kader tidak bisa mengobatinya. - Kader tidak memilki persediaan obat untuk penyakit yang diderita anak ini. - Kader harus SEGERA merujuk anak ini ke fasilitas kesehatan. Tanda bahaya UMUM untuk Bayi Muda dan Balita (0 5 tahun): - Sekali lagi perlihatkan kembali Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan lembar no.2: Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya. - Tunjuk bagian 2.1 dari lembar ini: Semua bayi muda atau balita pada saat Anda membacakan masing-masing tanda bahaya pada setiap kategori. - Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada bayi muda dan balita. - Bayi muda adalah bayi yang berumur 0-2 bulan. Sedangkan anak balita adalah yang berumur 2 bulan-5 tahun. - Tanda-tanda bahaya ini disebut tanda bahaya UMUM, dan dijelaskan pada kotak 2.1. Terdapat 5 (lima) tanda bahaya UMUM untuk anak berusia 0-5 tahun, yaitu: - Selalu muntah setiap kali makan/minum Jika anak muntah, tanyakan: Apakah anak memuntahkan setiap yang dimakan/minum? Anak yang tidak mampu menahan makanan di dalam perutnya sama sekali mengalami gejala yang disebut memuntahkan setiap yang dimakan/minum. Anak ini juga tidak akan mampu menahan obat yang diberikan. Tanyakan pada ibu seberapa sering anak muntah. Apakah setiap kali anak menelan makanan atau cairan, atau kadang-kadang saja? Anak yang muntah beberapa kali namun masih sanggup menahan sejumlah cairan dalam perutnya tidak disebut sebagai selalu muntah setiap kali makan/minum. - Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Terkadang anak dengan batuk bisa terlihat sangat sakit. Anak tersebut dapat menderita radang paru. Radang paru dapat menjadi berat, sehingga paru-paru menjadi kaku. Bernafas dengan paru-paru yang kaku ini dapat mengakibatkan tarikan dinding dada ke dalam. Dada bekerja lebih keras untuk dapat menarik udara, akibatnya bernafas menjadi sulit. Anak-anak dengan radang paru berat tidak dapat diobati secara baik di rumah. Mereka harus dirujuk ke fasilitas/tenaga kesehatan. Lihat tarikan dinding dada pada semua anak sakit. Perhatikan baik-baik anak dengan batuk atau pilek, ataupun anak yang memiliki kesulitan bernafas. 27

29 Untuk melihat tarikan dinding dada ke dalam, anak harus tenang. Anak tidak boleh sedang disusui. Jika anak tidur, cobalah untuk tidak membangunkan anak. Minta ibu untuk menaikkan baju anak hingga di atas dada. Lihat dinding dada sebelah bawah (iga bawah). Normalnya, ketika anak menarik nafas, dada dan perut akan bergerak bersamaan. Akan tetapi, pada anak dengan tarikan dinding dada ke dalam, dinding dada di bawah tulang iga tertarik ke dalam akibat menarik udara. Pada gambar berikut, anak yang di sebelah kanan mengalami tarikan dinding dada ke dalam. Lihat garis pada dadanya saat anak yang di sebelah kanan menarik nafas. Anak terlihat memiliki tarikan dinding dada ke dalam saat dinding dada bawah bergerak KE DALAM ketika anak sedang MENARIK nafas. Tarikan dinding dada tidak terlihat pada saat anak membuang atau menghembuskan nafas. Anda tidak dapat melihat tarikan dinding dada ke dalam ketika anak menghembuskan nafas. Pada gambar di bawah, anak yang sebelah kiri sedang menghembuskan nafas atau membuang nafas keluar. Jika anda melihat tarikan dinding dada ketika anak menangis atau menyusui, maka anak tersebut bukan memiliki tarikan dinding dada ke dalam. Jika anda tidak yakin apakah anak memiliki tarikan dinding dada ke dalam atau tidak, lihat kembali. Jika ada kader lain pada saat itu, tanyakan apa yang mereka lihat. 28

30 - Kejang Tanyakan apakah anak pernah kejang selama sakit yang sekarang ini. Jika anak memiliki riwayat kejang tapi dalam waktu yang sudah lama, bukan selama sakit yang sekarang, maka riwayat kejang ini bukan tanda bahaya. Selama kejang, lengan dan kaki anak biasanya kaku. Anak terkadang berhenti bernafas. Anak juga dapat kehilangan keasadaran dan untuk beberapa waktu tidak dapat bangun. Ketika anda bertanya tentang kejang, gunakan kata-kata awam yang dimengerti oleh pengasuh misalnya mati-mati ayam. - Tidak mau menyusu atau minum Tanyakan apakah anak mengalami kesulitan minum atau makan, tanyakan: Apakah anak tidak dapat minum atau makan sama sekali? Anak biasanya tidak dapat minum atau makan bila terlalu lemah untuk mengisap atau menelan minuman atau ASI yang diberikan. - Kesadaran menurun atau sulit dibangunkan Amati apakah anak terlihat sangat mengantuk SARAN: Jika Anda tidak yakin apakah anak dapat minum atau tidak, minta ibu untuk memberikan minuman ke anak. Untuk anak yang menyusui, lihat apakah anak dapat menyusui atau minum susu (ASI) melalui gelas atau tidak sadar. Jika anak tertidur dan Anda tidak tahu apakah anak pernah terbangun sebelumnya, tanyakan pada pengasuh apakah tidur anak terlihat tidak biasa. Secara lembut, cobalah untuk membangunkan anak dengan menggoyangkan lengan atau kakinya. Jika anak susah bangun, lihat apakah anak merespon ketika ibunya menepukkan tangan. Anak yang sulit dibangunkan tidak akan berespon selayaknya anak normal. Anak terlihat sangat mengantuk dan terlihat tidak peduli dengan apa yang ada di sekelilingnya. Anak yang tidak sadar tidak dapat dibangunkan. Anak tidak akan merespon ketika disentuh atau diajak berbicara. Anak yang sangat mengantuk atau tidak sadar tidak akan rewel atau menangis. Sedangkan, anak yang sadar akan memperhatikan sesuatu dan orang-orang di sekitarnya. Meskipun anak lelah, namun anak tetap dapat dibangunkan. Sementara khusus untuk bayi berusia 0-2 bulan terdapat tambahan bahaya tanda umum, yaitu: - Badan teraba dingin. - Kulit di sekitar tali pusat merah dan/atau tali pusat bernanah. - Terdapat banyak (lebih dari 10) bisul pada kulit. 29

31 PRAKTIKUM VIDEO 1 Menentukan Adanya Tanda Bahaya Umum Menggunakan Video - Anda akan melihat video tentang demonstrasi tanda bahaya. - Anda akan praktik menentukan anak sakit yang mengalami penurunan kesadaran atau sulit dibangunkan serta tarikan dinding dada. Minta peserta pelatihan: Melihat Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan, lembar no. 2 pada saat Anda melihat Video. Mulai putar video. Anda bisa mengulang bagian dari tayangan ini beberapa kali untuk memastikan bahwa semua peserta mengerti bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya umum dengan benar. Setelah anda mendiskusikan tentang tarikan dinding dada di dalam video, bahas kembali pertanyaan-pertanyaan berikut ini. Apakah anda akan dapat melihat tarikan dinding dada ke dalam jika anak: a. dada anak tertutup pakaian/selimut? b. anak sedang menangis? c. anak sedang menyusui? d. badan anak tertekuk? - Anak harus dalam keadaan tenang ketika anda melihat adanya tarikan dinding dada ke dalam. - Untuk menenangkan anak, bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti ini: Minta ibu untuk menyusui anak, kemudian lihat ke dada anak pada saat ibu sedang menyusuinya. Minta ibu untuk menyusui anak hingga anak menjadi lebih tenang. Kemudian amati jika terdapat tarikan dinding dada ke dalam pada saat anak tengah beristirahat. Lanjutkan mengamati berbagai tanda-tanda kesakitan lain. Pengamatan terhadap tarikan dinding dada dilakukan belakangan, pada saat anak sudah tenang. 30

32 Tanda bahaya untuk BAYI MUDA Perlihatkan kembali lembar no.2 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Tanya, Lihat dan Periksa Tanda Bahaya. Tunjukkan bagian 2.2: Bayi muda (0-2 bulan)... saat Anda membacakan masingmasing tanda bahaya pada kategori ini. Ada tambahan tanda bahaya pada bayi muda yang berumur 0-2 bulan: - Kulit di sekitar tali pusat merah dan/atau tali pusat bernanah. - Terdapat banyak (lebih dari 10) bisul pada kulit. - Nafas cepat (lebih dari 60 kali per menit). - Badan teraba dingin. PRAKTIKUM VIDEO 2 Menentukan Adanya Tanda Bahaya Bayi Muda Menggunakan Video - Anda akan melihat video tentang demonstrasi tanda bahaya bayi muda. - Anda akan membandingkan tanda bahaya pada Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan no. 2 pada saat melihat video. Minta peserta pelatihan: - Melihat Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan, lembar no. 3 pada saat Anda melihat Video. - Mulai putar video. Anda bisa mengulang bagian dari tayangan ini beberapa kali untuk memastikan bahwa semua peserta mengerti bagaimana cara mengenali tanda-tanda bahaya dengan benar. Tanda Bahaya untuk Balita yang Menderita Batuk Perlihatkan Lembar no. 7 Buku Bergambar untuk Kader Kesehatan: Pengobatan Batuk Tunjukkan bagian 7.1: Batuk 3 minggu atau lebih pada saat Anda membaca tanda bahaya pada bagian ini. - Anak balita yang menderita batuk selama 21 hari atau lebih mungkin menderita penyakit yang berbahaya seperti tuberkulosis (TB) atau penyakit lainnya. Anak ini memerlukan pemeriksaan yang lebih teliti dan pengobatan di fasilitas kesehatan. Menggunakan Buku Bergambar sebagai pengingat - Kader sebaiknya melihat Buku Bergambar untuk mengingat apa saja tandatanda bahaya. - Kader tidak perlu mengingat tanda-tanda bahaya ini. 31

33 - Apakah ada hal yang baru dalam sesi ini. - Berikan alasan kenapa Anda perlu memeriksa apakah ada tanda-tanda bahaya pada anak. PRAKTIKUM 3 Berlatih menentukan tanda-tanda bahaya - Saya akan membacakan beberapa kasus anak. - Untuk masing-masing kasus, saya ingin Anda untuk memberi tahu saya apakah anak ini: Ada Tanda Bahaya atau Tidak ada Tanda Bahaya. - Anak pertama berumur 6 bulan dan jumlah nafasnya 56 kali tiap menit serta terdapat tarikan dinding dada. Apakah anak ini terdapat tanda bahaya? - Teruskan proses ini sampai semua kartu ditempelkan pada tempat yang benar di flipchart. Ulangi proses ini beberapa kali. Berikan peserta pelatihan kartu yang berbeda untuk latihan. (Lihat kunci jawaban di bawah beserta catatan untuk ditambahkan pada saat diskusi). - Apakah Anda memiliki pertanyaan sejauh ini? Tanggapi dan berikan klarifikasi. PRAKTIKUM 3 Berlatih menentukan tanda-tanda bahaya berdasarkan kelompok umur anak Acak kartu gambar tanda bahaya dari tiga kelompok yang berbeda (umum, 0-2 bulan, 2 bulan-5 tahun). Kemudian minta salah satu kelompok untuk mengelompokkan kartu gambar tanda bahaya berdasarkan kelompoknya. Kelompok yang lain harus mengamati dan memberikan masukan. Fasilitator juga bisa membuat praktikum ini menjadi pertandingan antar kelompok dan menentukan kelompok yang paling cepat mengelompokkan tanda bahaya dengan benar. Lembar Pengobatan Lihat lembar pengobatan dan tunjukkan bagian tanda bahaya. Gunakan poster lembar pengobatan untuk membantu peserta melihat masing-masing bagian pada saat Anda menjelaskan. Peragakan bagaimana mencentang kotak-kotak yang ada. Rangkuman Sesi 4 Apakah Anda memiliki pertanyaan sejauh ini? 32

34 SESI 6 Merujuk Bayi Muda atau Anak Balita dengan Tanda Bahaya ke Tenaga Kesehatan Catatan untuk Fasilitator: Presentasikan ikhtisar tujuan untuk sesi ini (sebagaimana tercantum di bawah ini) dan alokasi waktu untuk sesi ini. Tujuan Pembelajaran Pada akhir sesi ini, peserta pelatihan diharapkan mampu: 1. Memahami cara membuat lembar rujukan. 2. Memahami hal-hal apa yang sebaiknya dilakukan kader agar anak yang dirujuk bisa cepat sampai ke tenaga/fasilitas kesehatan. 3. Mengetahui kapan menindak-lanjuti anak yang diberi rujukan. Waktu 1 jam. Materi yang diperlukan Lembar rujukan yang diperbesar; kertas flipchart; spidol besar; studi kasus tentang Yosep (tempatnya di belakang sesi/pembahasan ini). Metode Studi kasus; curah pendapat; demonstrasi dan diskusi kelompok. 33

35 - Sesi ini membicarakan tentang seorang anak yang sakit parah sehingga perlu dibawa ke tenaga/fasilitas kesehatan - Anda perlu mempelajari tentang rujukan guna membantu pengasuh untuk pergi dan menindak-lanjutinya Lembar Rujukan! TUNJUKKAN kepada peserta pelatihan: Lembar rujukan (lihat di belakang pembahasan ini). Jelaskanlah kepada mereka mengenai lembar itu. Tegaskan bahwa lembar rujukan itu adalah untuk anak maupun bayi yang baru lahir. - Lembar ini diberikan kepada anak yang diberi rujukan. Apabila anak itu mendatangi tenaga/fasilitas kesehatan maka pengasuh yang membawa anak tersebut harus menunjukkan lembar ini kepada petugas kesehatan yang akan meneruskan perawatan anak. - Lembar ini dirancang sedemikian rupa agar tulisannya sesedikit mungkin. Yang perlu Anda tuliskan adalah tanggal rujukan. Kemudian Anda tuliskan unit kesehatan ke tempat Anda merujukkan anak ini, desa tempat tinggal pasien, nama pasien, umur, jenis kelamin dan sebagainya. - Lembar rujukan ini mirip dengan lembar pengobatan hanya saja bagian pengobatan dihilangkan dan ada tambahan bagian rujukan kembali. Sekarang demonstrasikan cara mengisi lembar rujukan sambil menjelaskan setiap langkah dengan hati-hati kepada peserta. Tuliskan tanggal rujukan, sebutkan nama desa, nama pasien, umur, jenis kelamin, dll pada lembar rujukan dinding (versi besar). Kemudian edarkanlah lembar rujukan kosong kepada setiap peserta dan beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka sekarang akan berlatih mengisi lembar rujukan, jangan segan-segan membantu para peserta yang tidak bisa menulis. 34

36 Pertama-tama, tuliskanlah tanggal rujukan dan nama desa. (Berjalanlah mengelilingi ruangan dan pastikanlah bahwa para peserta telah melakukan hal ini dengan benar). Kemudian, tuliskanlah nama anak (buatlah nama rekaan) dan nama Anda (Kader) pada garis yang disediakan (Kelilingilah ruangan dan pastikanlah bahwa para peserta telah melakukan ini dengan benar). Selanjutnya, tuliskan tanda-tanda yang telah Anda amati ketika memeriksa anak dan tulislah jumlah pernapasan anak jika anak terserang batuk. Sebutkan sejumlah tanda-tanda bahaya bagi kader untuk diisi pada lembar rujukan. Sebagai contoh, jika Kader menghitung jumlah napas lebih dari 60 kali per menit, ia harus menuliskan jumlah angka napas pada tempat yang disediakan. Jika dinding dada yang tertarik ke dalam juga diobservasi, maka ia juga harus menuliskannya pada lembar. Pergilah mengelilingi ruangan untuk meastikan apakah para kader telah mengisi lembar dengan benar atau tidak.! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Lembar Rujukan terdiri dari dua bagian. Anda perlu mengisi yang bagian atas saja. - Pengasuh anak tersebut harus mengambil lembar ini untuk dibawa kepada Fasilitas Kesehatan. - Anda harus mengajarkan pentingnya lembar rujukan ini kepada mereka (biasanya pihak keluarga/orang tua) yang mengantarkan anak. Untuk praktik lebih lanjut, bagilah para kader menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat orang. Berikanlah kepada setiap anggota sehelai Lembar Rujukan. Berikan informasi kepada setiap kelompok bahwa mereka harus mengisinya. Biarlah anggota-anggota kelompok itu saling tolong menolong satu sama lain dalam mengisi lembar. Biarkan kelompok-kelompok mengemukakan cara mereka mengisi lembar beserta alasannya kepada para anggota kelompok selebihnya. Buatlah perbaikan seperlunya. Nasihat saat rujukan! JELASKAN kepada para peserta pelatihan: - Jika anak masih bisa minum atau makan, anjurkan ibu untuk melanjutkan pemberian minuman dan makanan kepada anak selama dalam perjalanan menuju fasilitas/tenaga kesehatan atau tenaga kesehatan. - Jika anak masih disusui, anjurkan ibu untuk melanjutkan menyusui. Berikan ASI sesering mungkin dan lebih lama setiap kali menyusui. - Jika anak mengalami diare, bantu ibu untuk segera mulai memberikan oralit. Kadang-kadang oralit dapat membantu anak untuk berhenti muntah, sehingga anak dapat minum obat. - Anjurkan untuk tetap menjaga anak agar tetap hangat, jika anak TIDAK panas akibat demam. Untuk menjaga anak agar tetap hangat, selimuti anak, termasuk kepalanya, tangan, dan kaki, dengan selimut. Jaga anak agar tetap kering, jika 35

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian / masalah kebutuhan Peserta dapat menyebutkan masalah-masalah yang sering ditemukan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 0,014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 1. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) Manajemen Terpadu Balita Sakit bagi Masyarakat

Lebih terperinci

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita 306.874 3 Ind p Departemen Kesehatan Republik Indonesia PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita Untuk Petugas Kesehatan BUKU PANDUAN PESERTA DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN International Labour Organization UPAYA PENCEGAHAN DAN PENGHAPUSAN PEKERJA RUMAH TANGGA ANAK PEDOMAN UNTUK PENDIDIK Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Bekerja sama dengan Proyek

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Penyuluhan Tentang Tablet Obat Cacing

Penyuluhan Tentang Tablet Obat Cacing Nama: Penyuluhan Tentang Tablet Obat Cacing Bagian Pemberian Tablet Obat Cacing ( tahun sampai tahun kurang) Obat cacing akan diberikan Sambutan selamat datang kepada anakanak dan pengasuh 4 Berikan setiap

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Manjilala

PENDAHULUAN. Manjilala PENDAHULUAN Manjilala www.gizimu.wordpress.com PENDAHULUAN Selama ini Kader Posyandu lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola Posyandu. Pengelola Posyandu artinya bukan hanya melaksanakan

Lebih terperinci

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012

Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 Disampaikan pada : REFRESHING KADER POSYANDU Kabupaten Nias Utara Tahun 2012 I. PENDAHULUAN A. PENGERTIAN 1. Posyandu adlh salah satu bentuk UKBM yg dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

Pertanyaan yang Sering Diajukan (PSD) tentang Suplementasi Vitamin A

Pertanyaan yang Sering Diajukan (PSD) tentang Suplementasi Vitamin A Pertanyaan yang Sering Diajukan (PSD) tentang Suplementasi Vitamin A 1. Apa yang harus saya lakukan jika anak menangis ketika diberi vitamin A? Jangan memaksa anak meminum vitamin A dan jangan memberikannya

Lebih terperinci

Penyuluhan tentang VAS+D

Penyuluhan tentang VAS+D Nama: Penyuluhan tentang VAS+D Bagian Pemberian Tablet Obat Cacing Umur 6- bulan (6 bulan sampai tahun Umur - bulan ( tahun sampai tahun Usia 4-59 bulan ( tahun sampai 5 tahun Vitamin A Sambutan selamat

Lebih terperinci

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini

Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar. Pedoman Fasilitator. Tentang pedoman ini Epidemiologi Lapangan Tingkat Dasar Pedoman Fasilitator Tentang pedoman ini Pedoman ini memuat informasi untuk membantu fasilitator mempersiapkan dan menyampaikan pelatihan mengenai Epidemiologi Lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis

BAB I PENDAHULUAN. tubuh) terhadap penyakit (Biddulph, 1999). Salah satu penyakit. yang umumnya diderita oleh bayi dan balita adalah jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak merupakan kelompok dalam masyarakat yang paling rentan terserang penyakit. Hal ini karena mereka belum mempunyai cukup perlindungan (imunitas atau

Lebih terperinci

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia

Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian neonatus, yaitu : 1. Hipotermia 2. Asfiksia Pendahuluan Komplikasi obstetri yang menyebabkan tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara berkembang, yaitu : 1. Perdarahan pasca persalinan 2. Eklampsia 3. Sepsis 4. Keguguran 5. Hipotermia

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

Bab III Sistem Kesehatan

Bab III Sistem Kesehatan Bab III Sistem Kesehatan Sistem Kesehatan Bagaimana mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik? Apabila Anda membutuhkan pelayanan rumah sakit Berjuang untuk perubahan 45 Ketika petugas kesehatan

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan

Bab II. Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan. Cerita Juanita. Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Bab II Solusi Terhadap Masalah-Masalah Kesehatan Cerita Juanita Apakah pengobatan terbaik yang dapat diberikan? Berjuang untuk perubahan Untuk pekerja di bidang kesehatan 26 Beberapa masalah harus diatasi

Lebih terperinci

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan

5) Penanggulangan diare. 6) Sanitasi dasar. 7) Penyediaan obat esensial. 5. Penyelenggaraan POSYANDU 1. Pengertian Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (www.bkkbn.com) Posyandu adalah pusat pelayanan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

MATERI PENYEGARAN KADER

MATERI PENYEGARAN KADER MATERI PENYEGARAN KADER 1. Topik : KMS a. Pengertian Kartu Menuju Sehat (KMS) KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan serta beberapa informasi lain mengenai perkembangan anak, yang dicatat setiap

Lebih terperinci

Penyuluhan tentang VAS

Penyuluhan tentang VAS Nama: Penyuluhan tentang VAS Bagian 1 Umur 6-11 bulan Vitamin A 2 Vitamin A akan 1 Sambutan selamat datang kepada anakanak dan pengasuh 4 Berikan setiap 6 bulan sekali Usia 12-59 bulan (6 bulan sampai

Lebih terperinci

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita

PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita 306.874 3 Ind p Departemen Kesehatan Republik Indonesia PELATIHAN KELAS IBU Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita Untuk Petugas Kesehatan BUKU PEGANGAN PELATIH DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelahiran bayi merupakan saat yang membahagiakan orang tua, terutama bayi yang lahir sehat. bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian.masa neonatal,

Lebih terperinci

Apa yang terjadi selama menggunakan obat aborsi?

Apa yang terjadi selama menggunakan obat aborsi? Seorang wanita memiliki banyak keputusan untuk membuat ketika mempertimbangkan aborsi. Jika Anda berpikir tentang aborsi, penyedia layanan kesehatan Anda mungkin berbicara dengan Anda tentang beberapa

Lebih terperinci

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik.

DASAR PRESENTASI. Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. DASAR PRESENTASI PERSIAPAN Kunci presentasi yang sukses adalah persiapan yang baik. Persiapan Dasar Persiapan yang baik bisa dimulai dengan menganalisis tiga faktor di bawah ini: - pada acara apa kita

Lebih terperinci

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE

MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE Lampiran 8 MODUL STRATEGI PELAKSANAAN PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI DENGAR OLEH ANNISETYA ROBERTHA M. BATE 2009.33.032 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI 1 AIR SUSU IBU A. PENDAHULUAN Dalam rangka pekan ASI (Air Susu Ibu) yang jatuh pada minggu I bulan Agustus Tahun 2012 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berupaya untuk memberikan informasi yang memadai

Lebih terperinci

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA. No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor Lampiran 1 STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP1) PADA KLIEN DENGAN KEHILANGAN DAN BERDUKA Nama klien : Ny. M Ruangan : Nakula No. MR : 60xxxx RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor A. Proses Keperawatan 1. Kondisi Klien

Lebih terperinci

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016

Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 Tema Lomba Infografis Community TB HIV Care Aisyiyah 2016 TEMA 1 : Tuberkulosis (TB) A. Apa itu TB? TB atau Tuberkulosis adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis. Kuman

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No. PUSKESMA IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM Revisi Halaman 1. Pengertian Identifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat / sasaran program adalah Kegiatan mencari, menemukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Muti ah, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kejang demam adalah kejang yang terjadi karena adanya suatu proses ekstrakranium tanpa adanya kecacatan neurologik dan biasanya dialami oleh anak- anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia saat ini dan sering terjadi pada anak - anak. Insidens menurut kelompok umur

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda- 55 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Nurjannah/105102085 adalah mahasiswa Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

Lebih terperinci

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun

Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Pendaftaran di Dusun/RW oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising) dengan Kepala Desa/Lurah... 2 2. Pelaksanaan Pertemuan

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT K ematian ibu, bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara. MDG s dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka kematian balita

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 155/Menkes/Per/I/2010 TENTANG PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) BAGI BALITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH. Manjilala

PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH. Manjilala MATERI 9 PELAKSANAAN KUNJUNGAN RUMAH Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan cara-cara menggerakkan masyarakat Peserta dapat menjelaskan tujuan kunjungan rumah Peserta

Lebih terperinci

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK

MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK MATERI 8 PELAKSANAAN DISKUSI KELOMPOK Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan perbedaan penyuluhan dengan diskusi kelompok Peserta dapat menjelaskan langkah-langkah

Lebih terperinci

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste

Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi. Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste Pertanyaan dan Jawaban tentang imunisasi Petunjuk untuk pemuka masyarakat, kader PSF, kelompok masyarakat, tentang imunisasi di Timor Leste Apa itu imunisasi dan bagaimana kerja nya? 1. Apa tujuan dari

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang. Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah perubahan energi diri BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Motivasi 2.1.1. Definisi Motivasi Istilah motivasi berasal dari bahasa Latin, yakni movere yang berarti menggerakkan (Winardi, 2007). Menurut Sadirman (2007), motivasi adalah

Lebih terperinci

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK

KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN BAYI DI KAB TRENGGALEK Kemitraan Bidan dan Dukun Bayi di Kabupaten Trenggalek merupakan suatu bentuk kerja sama antara bidan dan dukun dengan tujuan meningkatkan akses ibu dan

Lebih terperinci

Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Tine A. Wulandari, S.I.Kom. Komunikasi verbal atau lisan yang efektif tergantung pada sejumlah faktor dan tidak dapat sepenuhnya dipisahkan dari kecakapan antarpribadi yang penting lainnya seperti komunikasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) atau permulaan menyusui dini adalah bayi mulai menyusui sendiri segera setelah lahir (Roesli, 2008). Inisiasi

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare akut masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas anak di negara berkembang. Di Indonesia penyakit diare menjadi beban ekonomi yang tinggi di sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan

Lebih terperinci

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018

RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 RUK PROGRAM DIARE TAHUN 2018 OLEH : PEMEGANG PROGRAM DIARE PUSKESMAS RAMPAL CELAKET KOTA MALANG JANUARI 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat

Lebih terperinci

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK

MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK MODUL PEMETAAN SOSIAL BERBASIS KELOMPOK ANAK 00 LATAR BELAKANG Social Mapping, Pemetaan Sosial atau Pemetaan Masyarakat yang dilakukan oleh anak dimaksudkan sebagai upaya anak menyusun atau memproduksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 PENGANTAR Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi dan anak biasanya rentan terhadap penyakit infeksi salah

Lebih terperinci

MATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session

MATERI DAN PROSEDUR. Pertemuan I : Pre-Session MATERI DAN PROSEDUR Pertemuan I : Pre-Session 1. Sesi 1 : Penjelasan tentang program intervensi Tujuan : - Membuat partisipan paham tentang terapi yang akan dilakukan - Memunculkan motivasi pada diri partisipan

Lebih terperinci

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit.

ANALISA KOMUNITAS. Kelompok sasaran: Alat dan bahan: Rencana fasilitasi. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit. Modul I1: MemMerencanakan Kegiatan Waktu: 90 menit Pengantar: ANALISA KOMUNITAS Aktivitas belajar ini tepat diberikan kepada kelompok yang mau menyusun rencana kegiatan atau yang mau memfasilitasi perencanaan

Lebih terperinci

LOKAKARYA KESLING DESA

LOKAKARYA KESLING DESA MODUL: LOKAKARYA KESLING DESA I. DESKRIPSI SINGKAT U ntuk mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat harus memperhatikan lokasi, kualitas tanah dan air tanah, kualitas udara ambien, kebisingan, getaran

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya MENILAI, MENKLASIFIKASI DAN MENGOBATI BAYI 0 2 BULAN (TIMOR-LESTE) TANYAKAN atau Periksa penyakit yang sangat berat (J2, J7) - Apakah bayi menyusui LIHAT - pernafasan cepat(>60/men) - Kemungkinan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah anugrah yang diberikan Tuhan kepada keluarga, yang harus dijaga dan dilindungi. Anak merupakan generasi penerus bangsa maka dari itu harus tumbuh menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN

BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN BAB 1: ORIENTASI PELATIHAN Pokok Bahasan Perkenalan dan Kontrak Belajar Langkah-langkah Fasilitasi Perkenalan Langkah-langkah Fasilitasi Kontrak Belajar Penulis Muchtadlirin Penyelia Tulisan Fahsin M.

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDGs) 4 menargetkan penurunan angka kematian balita (AKBa) hingga dua per tiganya di tahun 2015. Berdasarkan laporan terdapat penurunan

Lebih terperinci

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp.

Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Beberapa Teknik Fasilitasi* *Mengacu pada bahan bacaan yang disusun Dani Wahyu Munggoro dan Budhita Kismadi atas budi baik Bp. Yando Zakaria Sasaran sesi ini : Peserta mengetahui ciri-ciri fasilitator

Lebih terperinci

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam

gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam Unit 8 gugushandaka.wordpress.com RESEP PELAKSANAAN KEGIATAN KKG DAN MGMP Waktu : 3 jam A. PENGANTAR Banyak upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional guru. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

Melakukan Pendampingan yang Efektif

Melakukan Pendampingan yang Efektif Kegiatan 3: Simulasi Pendampingan Menggunakan Panduan (70 menit) (1) Fasilitator membagikan Handout Peserta 2.1: Lima Langkah Pendampingan yang Efektif, peserta mempelajarinya, kemudian fasilitator memberi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum TK Purwanida I BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Setting Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum TK Purwanida I TK Purwanida I terletak di Jalan Srikandi No 12 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan

Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan BUKU 4d SERI SIKLUS PNPM Mandiri Perkotaan Teknik-teknik Pemetaan Swadaya (PS) Kajian Kesehatan Perkotaan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Direktorat Jenderal Cipta Karya Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan Panduan

Lebih terperinci

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA

MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA MANUAL KETERAMPILAN KLINIK KEDOKTERAN KOMUNITAS TEKNIK KOMUNIKASI : MENYAMPAIKAN KABAR BURUK DAN KONSELING KELUARGA Diberikan Pada Mahasiswa Semester VII Fakultas Kedokteran Unhas Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

Mengapa disebut sebagai flu babi?

Mengapa disebut sebagai flu babi? Flu H1N1 Apa itu flu H1N1 (Flu babi)? Flu H1N1 (seringkali disebut dengan flu babi) merupakan virus influenza baru yang menyebabkan sakit pada manusia. Virus ini menyebar dari orang ke orang, diperkirakan

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan

MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI. : Menjalin rapport dengan anak serta membuat peraturan-peraturan dengan LAMPIRAN 1. Informed Consent 152 153 154 LAMPIRAN 2. Modul Psikoedukasi 155 MODUL PSIKOEDUKASI MENINGKATKAN REGULASI EMOSI PADA ANAK MENTAL RETARDASI Sesi 1 Tema Tujuan : ice breaking : Menjalin rapport

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak

Lebih terperinci

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak

Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat. Oleh: Wakhyudi. Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP. Abstrak Tips Menangani Pertanyaan Peserta Diklat Oleh: Wakhyudi Widyaiswara Madya Pusdiklatwas BPKP Abstrak Dalam proses belajar mengajar, terdapat berbagai dinamika yang dialami, baik oleh widyaiswara maupun

Lebih terperinci

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN

KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN KETERAMPILAN KONSELING : KLARIFIKASI, MEMBUKA DIRI, MEMBERIKAN DORONGAN, MEMBERIKAN DUKUNGAN, PEMECAHAN MASALAH DAN MENUTUP PERCAKAPAN oleh Rosita E.K., M.Si Konsep dasar dari konseling adalah mengerti

Lebih terperinci

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun

Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun Pendaftaran di Kecamatan oleh Siapapun Manual untuk Fasilitator dan Pewawancara Daftar Isi I. Persiapan dan Sosialisasi... 2 1. Koordinasi (liaising)... 2 a. Koordinasi dengan Camat... 2 b. Koordinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan progam kesehatan. Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu menurut WHO, adalah kematian wanita selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhir kehamilan terlepas dari berapa lama kehamilan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangsungan Hidup anak ditunjukkan dengan Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita Indonesia adalah tertinggi

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare Hari/Tanggal : Rabu/ 23 Januari 2008 Pukul : 11.00-11.45 Sasaran: Seluruh orang tua bayi/anak di RT 02 / RW 04 Kel. Andalas Timur Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh. merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang sangat penting. Kesehatan tubuh merupakan hal yang penting karena dapat mempengaruhi individu dalam melakukan aktivitasnya. Kesehatan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC)

KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) No. Dokumen : No.Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS DR. IYOS ROSMAWATI NIP. 19740416 200801 2 003 KERANGKA ACUAN POSTNATAL CARE (PNC) A.

Lebih terperinci