Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA"

Transkripsi

1 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012

2 Ind m Katalog dalam terbitan. kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Modul tatalaksana standar pneumonia,-- Jakarta : Kementerian Kesehatan RI, ISBN : Judul I. PNEUMONIAL II. INFANT III. CHILD IV. RESPIRATORY TRACT INFECTIONS

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan HidayahNya maka Pedoman Tatalaksana Pneumonia Balita ini dapat direvisi sesuai dengan perkembangan situasi. Pneumonia merupakan penyakit paling serius dan paling membahayakan jiwa anakanak dibandingkan dengan infeksi saluran pernapasan lainnya terutama pada bayi dan anak berusia di bawah lima tahun. Dari tahun ke tahun Pneumonia selalu menduduki peringkat atas dalam hal penyebab kematian bayi dan anak Balita Indonesia. Strategi dalam penanggulangan pneumonia adalah penemuan dini dan tatalaksana anak batuk dan atau kesukaran bernapas yang tepat. Sejak tahun 1990 Departemen Kesehatan telah mengadaptasi, menggunakan dan menyebarluaskan pedoman tatalaksana pneumonia Balita yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian Balita karena pneumonia. Dengan adanya pedoman ini diharapkan cakupan penemuan dini dan tatalaksana pneumonia Balita akan lebih dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya perkembangan situasi utamanya dalam hal pemberian pengobatan, pedoman telah mengalami beberapa kali revisi dan ini merupakan revisi ketiga. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk tenaga kesehatan baik untuk dokter maupun untuk bidan, perawat dalam melaksanakan tatalaksana pneumonia pada Balita di pelayanan kesehatan dasar. Semoga pedoman ini bermanfaat bagi upaya peningkatan kesehatan masyarakat kita. Jakarta, April 2010 DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama NIP KATA PENGANTAR i

4 ii KATA PENGANTAR

5 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR BAGAN, TABEL DAN GRAFIK... DAFTAR ISTILAH... BAB I. PENDAHULUAN Besaran Masalah ISPA Balita di Indonesia Definisi Cara Penggunaan Bagan Tatalaksana Anak Batuk dan atau Kesukaran Bernapas... 3 BAB II. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS Menanyakan Kepada Ibu Tentang Keluhan Utama Batuk dan atau Kesukaran Bernapas Menilai Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas... 6 BAB III. KLASIFIKASI DAN TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN Menentukan Penyakit Sangat Berat pada Anak Berumur 2 bulan - <5 tahun Menentukan Klasifikasi dan Tindakan BAB IV. KLASIFIKASI DAN TINDAKAN UNTUK BAYI BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAPAS UMUR < 2 BULAN Perbedaan Penting Menentukan Penyakit Sangat Berat pada Bayi Berumur <2 Bulan Menentukan Klasifikasi dan Tindakan BAB V. PENGOBATAN DAN RUJUKAN Pengobatan Pemberian Antibiotik Oral Pengobatan Demam Pengobatan Wheezing Rujukan Pengobatan Pra Rujukan (Antibiotik Dosis Pertama) Merujuk Anak Jika Rujukan Tidak Memungkinkan BAB VI. KONSELING BAGI IBU Mengajari Ibu Cara Pemberian Obat Oral di Rumah Ibu Memberi Dosis Pertama pada Anak Menjelaskan Bahwa Antibiotik yang Diberikan Harus Diminum Sampai Habis Sesuai Jadwal Pengobatan Walaupun Keadaan Anak Sudah Membaik Cek Pemahaman Ibu Sebelum Meninggalkan Puskesmas v vii DAFTAR ISI iii

6 6.2. Menggunakan Buku KIA untuk Petunjuk Pemberian Makanan, Cairan/ASI serta Tanda-tanda untuk Kembali Segera Nasihat Pemberian Makanan Nasihat Pemberian Cairan Kembali Segera Mengajari Ibu Menggunakan Bahan yang Aman untuk Meredakan Batuk di Rumah BAB VII. TINDAK LANJUT Kunjungan Ulang untuk Pneumonia Kunjungan Rumah untuk Pneumonia BAB VIII. PENERAPAN DI PUSKESMAS Persiapan Penerapan di Puskesmas Diseminasi Informasi Kepada Seluruh Petugas Puskesmas Persiapan Logistik Penerapan di Puskesmas Perhitungan Perkiraan Kejadian Pneumonia Balita Pertahun Pencatatan dan Pelaporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA DAFTAR KONTRIBUTOR iv DAFTAR ISI

7 DAFTAR GRAFIK, TABEL, BAGAN, GAMBAR dan LAMPIRAN Halaman DAFTAR GRAFIK 1.1. Penyebab Kematian Balita (Survei Mortalitas 2005) Angka Kesakitan Pneumonia Balita Tahun Target Nasional DAFTAR TABEL 2.1. Batas Napas Cepat Sesuai Golongan Umur Pemberian Antibiotik Oral Pemberian Parasetamol Dosis Parasetamol Wheezing Episode Pertama Wheezing Berulang (Asma) Salbutamol Nebulisasi Adrenalin Subkutan Salbutamol Oral Antibiotik Oral Pra-Rujukan untuk Kelompok Umur <2 Bulan Mencegah Agar Gula Darah Tidak Turun Antibiotik Intramuskular untuk Kelompok Umur 2 Bulan - <5 Tahun Antibiotik Intramuskular untuk Kelompok Umur <2 Bulan Pemberian Oksigen DAFTAR BAGAN 2.1. Menghitung Frekuensi Napas Bayi Umur <2 Bulan Klasifikasi & Tindakan Anak Batuk Dan Atau Sukar Bernapas Untuk Kelompok Umur 2 Bulan - <5 Tahun Klasifikasi & Tindakan Anak Batuk Dan Atau Sukar Bernapas Untuk Kelompok Umur <2 Bulan Wheezing Pada Kelompok Umur 2 bulan - <5 tahun Pereda Batuk Yang Aman Kunjungan Ulang DAFTAR GAMBAR 1.1. Anatomi Saluran Pernapasan Tarikan Dinding Dada Bagian Bawah ke Dalam Marasmus Kwashiorkor Stempel Program P2 ISPA Alat Spacer Dan Sungkup Wajah Contoh Surat Rujukan Selang Hidung (Nasal Prong) Oksigen Konsentrator Contoh Label Obat DAFTAR GRAFIK, TABEL, BAGAN, GAMBAR DAN LAMPIRAN v

8 DAFTAR LAMPIRAN 1. Formulir 2B Formulir Supervisi Care Seeking Program P2 ISPA Tingkat Kabupaten/Kota Formulir 2C Formulir Supervisi Care Seeking Program P2 ISPA Tingkat Puskesmas Formulir 2D Formulir Kunjungan Rumah Penderita Pneumonia Balita Dalam Rangka Care Seeking Program P2 ISPA Formulir 2E Formulir Rekapitulasi Care Seeking Program P2 ISPA Tingkat Puskesmas Formulir Laporan Bulanan Program P2 ISPA Formulir Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Pneumonia di tingkat Puskesmas Bagan Tatalaksana Penderita Batuk dan atau Kesukaran Bernapas pada Balita Bagan Pengobatan dan Rujukan vi DAFTAR GRAFIK, TABEL, BAGAN, GAMBAR DAN LAMPIRAN

9 DAFTAR ISTILAH Akut : Kejadian baru yang berlangsung <14 hari. Anak Balita : Usia <5 tahun. Angka Kematian Pneumonia : Jumlah anak di bawah 5 tahun yang meninggal dengan tanda pneumonia per 1000 anak dalam suatu masa tertentu (biasanya satu tahun). Alat pengukur waktu(timer) : Alat sederhana yang memungkinkan pengukuran jarak waktu tertentu, seperti 60 detik. Antibiotik : Obat yang membunuh bakteri atau menghentikan pertumbuhannya. Obat ini tidak membunuh virus (juga disebut sebagai antimikroba). Asma : Suatu keadaan yang ditandai oleh serangan wheezing yang berulang-ulang dimana saluran napas menyempit karena bronkhospasme (kontraksi otot-otot di sekeliling bronkhos). Angka Kematian Bayi : Jumlah bayi yang meninggal per 1000 kelahiran hidup per tahun. Bakteri : Mikroorganisme atau kuman yang mati dengan antibiotik. Batuk kronis : Batuk yang berlanjut lebih dari 3 minggu. Batuk pilek : Infeksi virus yang akut pada saluran pernapasan bagian atas (juga disebut common cold). Bayi (infant) : Usia kurang dari 1 tahun. Bronkhi : Saluran udara besar dari paru-paru. Bronkhiolus : Saluran-saluran udara yang terkecil dari paru-paru. Bronkhodilator : Obat untuk membuka saluran napas yang menyempit. Bronkhospasme : Kontraksi otot disekitar saluran napas, yang mempersempit saluran napas itu dan menyebabkan wheezing. Campak (measles) : Infeksi virus dengan gejala demam, ruam yang khas pada kulit, radang selaput lendir kelopak mata dan bola mata (conjuctivitis). Croup : Penyempitan laring, trakea atau epiglotis yang mengganggu masuknya udara ke paru-paru. Bisa disebabkan infeksi virus atau bakteri. Distress pernapasan : Gangguan karena kurangnya udara masuk ke paru-paru sehingga menimbulkan gejala gelisah. Epinefrin (adrenalin) : Obat bronkodilator kerja cepat yang disuntikkan di bawah kulit (subkutan) untuk mengobati bronkospasme. Hipoksia : Tidak cukup/kekurangan oksigen dalam tubuh. Influenza : Gejala serupa batuk pilek biasa; diagnosis dibuat hanya bila virus penyebabnya dapat ditemukan (diisolasi). Nebulizer : Alat untuk mengubah cairan menjadi uap. Sianosis : Warna kulit kebiruan atau ungu yang disebabkan hipoksia (kekurangan oksigen). Sepsis : Keadaan yang merupakan akibat masuknya bakteri atau toksinnya dalam aliran darah (juga disebut Septikemia). daftar istilah vii

10 viii daftar istilah

11 BAB I Pendahuluan BAB I 1.1. BESARAN MASALAH ISPA BALITA DI INDONESIA ANGKA KEMATIAN PNEUMONIA BALITA Hingga saat ini Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Kematian pada Balita (berdasarkan Survei Kematian Balita tahun 2005) sebagian besar disebabkan karena pneumonia 23,6%. Grafik 1.1. Penyebab Kematian Balita (Survei Mortalitas 2005) ANGKA KESAKITAN ISPA BALITA Selama ini digunakan estimasi bahwa insidens pneumonia pada kelompok umur Balita di Indonesia sekitar 10-20%. Angka Kesakitan Pneumonia menurut SDKI dan Survei Morbiditas ISPA 2004 melaporkan data persentase anak yang menderita batuk dengan napas cepat dalam dua minggu sebelum survei, sebagai berikut: Grafik 1.2. Angka Kesakitan Pneumonia Balita tahun PENDAHULUAN 1

12 MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 1.2. DEFINISI Untuk menghindari kerancuan istilah ISPA dan pneumonia maka cermatilah definisi berikut ini: INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) Infeksi akut yang menyerang salah satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura) PNEUMONIA Infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Apabila pneumonia bertambah parah, paru akan bertambah kaku dan timbul tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Anak dengan pneumonia dapat meninggal karena hipoksia atau sepsis (infeksi menyeluruh) CARA MENGGUNAKAN BAGAN TATALAKSANA ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS Pedoman ini digunakan untuk tenaga kesehatan (dokter, perawat, bidan, pengelola Program P2 ISPA) dalam tatalaksana anak dengan batuk dan atau kesukaran bernapas. Dalam pedoman ini proses manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah cara pelaksanaannya. BAB I Gambar 1.1. Anatomi Saluran Pernapasan Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernapasan dapat berupa: batuk, kesukaran bernapas, sakit tenggorok, pilek, sakit telinga dan demam. Anak dengan batuk atau sukar bernapas mungkin menderita pneumonia atau infeksi saluran pernapasan yang berat lainnya. Akan tetapi sebagian besar anak batuk yang datang ke Puskesmas/fasilitas pelayanan kesehatan lainnya hanya menderita infeksi saluran pernapasan yang ringan. Petugas kesehatan perlu mengenal anak-anak yang sakit serius dengan gejala batuk atau sukar bernapas yang membutuhkan pengobatan dengan antibiotik, yaitu pneumonia (infeksi paru) yang ditandai dengan napas cepat dan mungkin juga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Paru-paru terdiri dari ribuan bronkhi yang masing-masing terbagi lagi menjadi bronkhioli, yang tiap-tiap ujungnya berakhir pada alveoli. Di dalam alveoli terdapat kapiler-kapiler pembuluh darah dimana terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ketika seseorang menderita pneumonia, nanah (pus) dan cairan mengisi alveoli tersebut dan menyebabkan kesulitan penyerapan oksigen sehingga terjadi kesukaran bernapas. Anak yang menderita pneumonia, kemampuan paru-paru untuk mengembang berkurang sehingga tubuh bereaksi dengan bernapas cepat agar tidak terjadi hipoksia (kekurangan oksigen). Lima langkah penggunaan bagan tatalaksana anak batuk dan atau kesukaran bernapas adalah sebagai berikut: MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS Menilai berarti memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan anamnesis (mengajukan pertanyaan kepada ibu) dan pemeriksaan fisik Balita dengan cara melihat dan mendengarkan pernapasan. Cara pemeriksaan fisik yang digunakan adalah dengan mencari beberapa tanda klinik tertentu yang mudah dimengerti dan diajarkan tanpa penggunaan alat-alat kedokteran seperti stetoskop, pemeriksaan penunjang baik laboratorium, radiologi ataupun pemeriksaan lainnya. Tanda klinik tersebut adalah: napas cepat, tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) dan suara napas tambahan (wheezing dan stridor) MEMBUAT KLASIFIKASI & MENENTUKAN TINDAKAN SESUAI UNTUK 2 KELOMPOK UMUR BALITA Membuat klasifikasi berarti membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan tingkat keparahannya. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan yang akan diambil oleh tenaga kesehatan dan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit. Klasifikasi ini memungkinkan seseorang dengan cepat menentukan apakah kasus yang dihadapi adalah suatu penyakit serius atau bukan, apakah perlu dirujuk segera atau tidak. Dalam membuat klasifikasi harus dibedakan menjadi 2 (dua): - Kelompok umur <2 bulan - Kelompok umur 2 bulan - <5 tahun. Menentukan tindakan berarti mengambil tindakan pengobatan terhadap infeksi bakteri yang secara garis besar dibedakan menjadi 3 (tiga) yaitu: - Rujuk segera ke rumah sakit - Beri antibiotik di rumah - Beri perawatan di rumah Pemilihan pengobatan dengan antibiotik disini lebih bersifat empiris, bukan berdasarkan diagnosis etiologis. 2 PENDAHULUAN PENDAHULUAN 3

13 MENENTUKAN PENGOBATAN DAN RUJUKAN Menentukan petunjuk pengobatan yang tepat berarti memiliki ketrampilan untuk pemberian antibiotik, menjelaskan petunjuk perawatan di rumah bagi ibu/pengasuh, pengobatan demam dan wheezing MEMBERI KONSELING BAGI IBU Memberi konseling bagi ibu berarti juga termasuk menilai cara pemberian makan Balita termasuk pemberian ASI, memberi anjuran pemberian makan yang baik serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan MEMBERI PELAYANAN TINDAK LANJUT Memberi pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang PENERAPAN DI PUSKESMAS Menjelaskan tentang persiapan yang harus dilakukan, proses pelaksanaan dan pencatatan pelaporan di Puskesmas. 4 PENDAHULUAN

14 BAB II Menilai anak batuk dan atau kesukaran bernapas Anak yang menderita batuk dan atau kesukaran bernapas mungkin menderita pneumonia, suatu penyakit yang parah dan bisa mengakibatkan kematian. Tetapi batuk atau kesukaran bernapas juga bisa disebabkan oleh batuk-pilek biasa, hidung tersumbat, lingkungan berdebu, pertusis, tuberkulosis, campak, croup/stridor atau wheezing. Pemeriksaan yang teliti dapat mencegah kematian anak dari pneumonia atau penyakit berat yang lain. BAB II Di bawah ini adalah bagian bagan yang harus diikuti: TANYAKAN 1. Berapa umur anak? 2. Apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas? Berapa Lama? 3. Apakah anak 2 bulan - <5 tahun tidak bisa minum atau menetek? Apakah bayi < 2 bulan kurang bisa minum atau menetek? 4. Apakah anak demam? Berapa lama? 5. Apakah anak kejang? LIHAT dan DENGARKAN Anak harus dalam kondisi tenang 1. Adakah napas cepat? 2. Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)? 3. Apakah terdengar stridor? 4. Apakah terdengar wheezing? Apakah berulang? 5. Apakah terlihat kesadarannya menurun? 6. Apakah teraba demam/terlalu dingin? 7. Adakah tanda gizi buruk? 2.1. MENANYAKAN KEPADA IBU TENTANG KELUHAN UTAMA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS Apabila Saudara bertemu dengan ibu dan anaknya, maka: Sambutlah ibu dengan baik dan persilakan duduk bersama anaknya. Tanyakan kepada ibu mengenai masalah anaknya Catat apa yang dikatakan ibu mengenai masalah anaknya. Hal ini penting untuk membina komunikasi yang baik dengan ibu. Komunikasi yang baik akan meyakinkan ibu bahwa anaknya akan ditangani dengan baik. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS 5

15 Langkah-langkah menjalin hubungan yang komunikatif: - Dengarkan dengan seksama apa yang disampaikan ibu. Ini akan menyakinkan ibu bahwa saudara sungguh-sungguh menanggapi permasalahannya. - Gunakan kata-kata yang dimengerti ibu. Jika ibu tidak mengerti pertanyaan yang diajukan, Saudara tidak akan mendapatkan jawaban yang dibutuhkan untuk menilai dan mengklasifikasikan anak itu dengan tepat. - Beri ibu waktu yang cukup untuk menjawab pertanyaan - Ajukan pertanyaan tambahan apabila ibu tidak pasti akan jawabannya Tentukan apakah ini merupakan kunjungan pertama atau kunjungan ulang - Jika anak datang untuk pertama kali karena penyakit ISPA saat ini maka disebut kunjungan pertama. - Jika anak sudah diperiksa beberapa hari yang lalu untuk penyakit yang sama maka disebut kunjungan ulang MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS Penting sekali menjaga ketenangan anak selama pemeriksaan, sebab anak yang menangis atau gelisah bisa mengaburkan tanda-tanda penyakitnya. Sebelum memeriksa mintalah kepada ibu agar: - Tidak perlu membangunkan anak bila sedang tidur - Tidak perlu membuka pakaian atau mengganggu anak Lihatlah BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA. Kemudian mulailah pemeriksaan sesuai dengan kotak PENILAIAN yang terdiri dari: - TANYAKAN (5 langkah) serta - LIHAT dan DENGARKAN (7 langkah) Satu demi satu tulislah hasil pemeriksaan yang diperoleh dari langkah-langkah berikut ini TANYAKAN PERTANYAAN DI BAWAH INI KEPADA IBU TANYA: Berapa umur anak? Umur anak menentukan pilihan bagan yang akan digunakan sesuai dengan dua kelompok umur Balita. Tanyakan umur anaknya, jika: - Umur anak 2 bulan - <5 tahun gunakan: Bagan Penilaian, Penentuan Tanda Bahaya & Klasifikasi Umur 2 bulan - <5 tahun - Umur anak <2 bulan gunakan: Bagan Penilaian, Penentuan Tanda Bahaya & Klasifikasi Umur <2 Bulan 6 MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

16 TANYA: Apakah anak menderita batuk dan atau sukar bernapas? Sukar bernapas adalah pola pernapasan yang tidak biasa. Para ibu menggambarkannya dengan berbagai cara. Mereka mungkin mengatakan bahwa anaknya bernapas cepat atau berbunyi atau terputus-putus. Jika ibu menjawab TIDAK, periksa apakah menurut pendapat Saudara anak itu batuk atau sukar bernapas. Jika anak tidak batuk atau sukar bernapas, tidak perlu memeriksa anak lebih lanjut untuk tanda-tanda yang berhubungan dengan batuk atau sukar bernapas. Jika jawabannya YA, ajukan pertanyaan berikut ini: TANYA: Sudah berapa lama? Anak dengan batuk atau sukar bernapas selama lebih dari 3 minggu berarti menderita batuk kronik. Kemungkinan ini adalah tanda TB, Asma, Batuk Rejan atau penyakit lain. BAB II TANYA: Apakah anak BISA minum atau menetek? (jika anak berusia 2 bulan-< 5 tahun) Anak menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menetek jika anak terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa mengisap atau menelan apabila diberi minum atau diteteki. Jika Saudara bertanya kepada ibu, apakah anaknya bisa minum, pastikan bahwa ibu mengerti pertanyaan itu. Apakah anak dapat menerima cairan dalam mulutnya dan menelannya. Jika Saudara ragu akan jawaban ibu, mintalah agar ibu memberi anak tersebut minum air matang atau menetekinya. Perhatikan apakah anak bisa menelan atau menetek. Anak yang menetek, sulit mengisap jika hidungnya tersumbat. Apabila anak dapat menetek setelah hidungnya dibersihkan, berarti anak tidak mempunyai tanda tidak bisa minum atau menetek TANYA: Apakah anak KURANG BISA minum atau menetek? (jika anak berusia <2 bulan) Pertanyaan ini mirip dengan pertanyaan di atas. Bedanya, pada anak yang lebih tua adalah tidak bisa minum sama sekali, sedangkan pada usia di bawah 2 bulan, kemampuan minumnya paling banyak hanya setengah dari kebiasaannya menyusu/minum susu buatan. Ibu dapat memperkirakan jumlah ASI yang dihisap anaknya berdasarkan lamanya menyusu. Anak yang tidak bisa minum mungkin menderita pneumonia berat, bronkiolitis, sepsis/ septikemia, infeksi otak (meningitis atau malaria cerebral) dan abses tenggorok TANYA: Apakah anak demam? Berapa lama? Jika ibu mengatakan anak demam maka riwayat demam sudah cukup untuk menilai sebagai anak demam walaupun saat ini anak tidak demam. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS 7

17 TANYA: Apakah anak kejang? Tanyakan kepada ibu apakah anaknya kejang selama sakit ini. Gunakan kata-kata yang dimengerti oleh ibu. Mungkin ibu menggungkapkan istilah kejang sebagai step atau kaku dan lain sebagainya. Pada saat kejang, lengan dan kaki anak menjadi kaku karena otot-ototnya berkontraksi. Tanda dan gejala klinis kejang pada bayi muda sangat bervariasi bahkan kadang sulit dibedakan dengan gerakan normal. Meskipun demikian, jika saudara menjumpai gejala/ gerakan yang tidak biasa, terjadi secara berulang-ulang dan periodik, Saudara harus memikirkan kemungkinan bayi kejang. Kejang dapat berupa gerakan tidak terkendali berulang-ulang pada mulut seperti menguap, mengunyah atau mengisap. Anak menderita pneumonia yang mengalami kejang-kejang, kesadaran menurun ataupun sukar dibangunkan dapat diakibatkan oleh kekurangan oksigen, sepsis, cerebral malaria (pada daerah endemis malaria falciparum) dan meningitis LIHAT dan DENGARKAN Penting diingat bahwa untuk melihat dan mendengar usahakan hanya pada saat anak diam atau tenang. Sulit untuk menghitung napas dengan tepat atau menentukan tanda lain dari kesukaran bernapas apabila anak ketakutan, menangis atau marah. Untuk menenangkan anak bisa dilakukan berbagai cara misalnya memberi anak mainan, minta ibunya untuk menggendong, menyusui atau diminta menunggu di ruang lain sampai anak tenang LIHAT : Adakah napas cepat? Hitung frekuensi napas anak dalam satu menit untuk menentukan apakah anak bernapas dengan cepat. Beritahu ibu bahwa Saudara akan menghitung napas anaknya, untuk itu ibu diminta agar menjaga anaknya tetap tenang. Jika anak takut, menangis atau marah, saudara sulit menghitung napas anak dengan tepat. Untuk menghitung napas dalam 1 (satu) menit: Terdapat 3 (tiga) cara yang benar dalam menghitung frekuensi napas: 1) Gunakan timer untuk menghitung frekuensi napas. Caranya: Tentukan titik dimana Saudara akan melihat gerakan napas anak. Tekanlah timer dan mulailah menghitung. Bunyi pertama menunjukkan 30 detik pertama. Setelah terdengar bunyi panjang (bunyi kedua) yang menunjukkan waktu 1 menit (60 detik) penghitungan napas anak selesai. 2) Menggunakan jam tangan yang mempunyai jarum detik. Bisa minta bantuan orang lain untuk memberi aba-aba setelah 60 detik, sehingga Saudara bisa sepenuhnya mengamati pernapasan anak. Kalau tidak ada orang lain yang bisa membantu, buatlah posisi jam sedemikian sehingga Saudara bisa melihat jarumnya dan sekaligus melihat gerak pernapasan anak. 3) Gunakan jam tangan dengan jarum detik atau jam digital. Hitung pernapasan sampai ke batas napas cepat (60, 50 atau 40 sesuai umur anak), kemudian segera melihat jam. Bila pernapasan anak normal, maka Saudara akan memerlukan waktu menghitung lebih dari satu menit. 8 MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

18 Batas napas cepat tergantung umur anak Tabel 2.1. Batas Napas Cepat Sesuai Golongan Umur Jika Umur Anak Anak Dikatakan Bernapas Cepat Jika < 2 bulan Frekuensi napas: 60 kali per menit atau lebih 2 sampai <12 bulan Frekuensi napas: 50 kali per menit atau lebih 12 bulan sampai <5 tahun Frekuensi napas: 40 kali per menit atau lebih Bagan 2.1. Menghitung Frekuensi Napas Bayi Umur <2 Bulan BAB II Penghitungan frekuensi napas harus dilakukan selama 1 menit (60 detik) penuh. Frekuensi napas bayi umur <2 bulan tidak menentu. Kadang-kadang napasnya berhenti beberapa detik, diikuti periode napas cepat. Untuk menyatakan bayi umur kurang dari 2 bulan bernapas cepat perhatikanlah bahwa: Apabila hasilnya kurang dari 60 kali per menit, anak tersebut tidak mengalami napas cepat. Apabila hasilnya 60 kali per menit atau lebih, tunggulah beberapa menit dan ulangi penghitungan - Kalau hasil penghitungan kedua masih juga 60 kali per menit atau lebih berarti napas cepat. - Kalau hasil penghitungan kedua < 60 kali per menit, berarti tidak ada napas cepat. Sebelum mencari tanda selanjutnya: tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, stridor dan wheezing, perhatikan anak itu untuk menentukan saat menarik dan mengeluarkan napas LIHAT : Apakah terlihat tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK)? Jika Saudara tidak membuka baju anak pada saat Saudara menghitung napas, mintalah ibu untuk membukanya sekarang. Lihatlah apakah dinding dada tertarik ke dalam pada saat anak itu menarik napas. Perhatikan dada bagian bawah (tulang rusuk terbawah). Pada pernapasan normal, seluruh dinding dada (atas dan bawah) dan perut bergerak keluar ketika anak menarik napas. Anak dikatakan mempunyai TDDK jika dinding dada bagian bawah MASUK ke dalam ketika anak MENARIK napas. MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS 9

19 Anak MENGELUARKAN napas Anak MENARIK napas dan Tampak TDDK Gambar 2.1. Tarikan Dinding Dada Bagian Bawah Ke Dalam Perhatikan! Jika Saudara melihat dada anak itu tertarik ke dalam hanya pada saat anak menangis atau diberi makan, berarti tidak terdapat TDDK. Jika yang tertarik ke dalam itu hanya jaringan lunak di antara rusuk saat anak menarik napas (yang juga disebut tarikan/retraksi interkostal), berarti tidak terdapat TDDK. Jika Saudara tidak yakin ada TDDK, periksalah lagi dengan meminta ibu mengganti posisi anaknya sehingga posisi anak tidak tertekuk di pinggangnya. Sebaiknya anak dibaringkan di atas pangkuan ibunya. Bila tak tampak pada posisi itu berarti tidak ada TDDK. Berhati-hatilah melihat TDDK pada bayi umur kurang dari 2 bulan, tarikan dinding dada yang ringan biasa terjadi karena tulang rusuknya relatif masih lunak. Tetapi jika tarikan dinding dada tersebut kuat (sangat dalam dan mudah terlihat), hal ini merupakan tanda adanya pneumonia. Anak dengan TDDK umumnya menderita pneumonia berat. TDDK terjadi bila kemampuan paru-paru mengembang berkurang dan mengakibatkan perlunya tenaga untuk menarik napas. Anak dengan TDDK tidak selalu disertai pernapasan cepat. Kalau anak menjadi letih bernapas, akhirnya anak akan bernapas lambat. Karena itu TDDK mempunyai risiko mati yang lebih besar dibanding dengan anak yang hanya menderita napas cepat tanpa disertai TDDK DENGAR: Apakah terdengar stridor? Stridor adalah bunyi khas yang terdengar pada saat anak MENARIK napas. Stridor terjadi apabila ada pembengkakan pada laring, trakhea atau epiglottis, sehingga menyebabkan sumbatan yang menghalangi masuknya udara ke dalam paru dan dapat mengancam jiwa anak. Anak yang menderita stridor pada saat tenang menunjukkan suatu keadaan yang berbahaya. Untuk melihat dan mendengar stridor, amati ketika anak menarik napas. Dekatkan telinga Saudara ke mulut anak untuk lebih jelas mendengarkan stridor. Kadang-kadang terdengar suara jika hidung anak tersumbat, bersihkan lubang hidung dan dengarkan lagi. Seringkali anak yang sakitnya tidak parah timbul stridor pada waktu menangis dan marah, oleh karena itu pastikan untuk mendengarkan stridor saat anak tenang. 10 MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

20 DENGAR: Apakah terdengar wheezing? Apakah berulang? Lihatlah untuk mengetahui kapan anak mengeluarkan napas. Wheezing adalah suara bising seperti siulan atau tanda kesulitan waktu anak MENGELUARKAN napas. Hal ini disebabkan penyempitan saluran napas. Untuk mendengarkan wheezing, bahkan pada kasus ringan, dekatkan telinga Saudara ke mulut anak untuk lebih jelas mendengarkan wheezing. Pada usia dua tahun pertama, wheezing pada umumnya disebabkan oleh infeksi respiratorik akut akibat virus, seperti bronkiolitis atau batuk dan pilek. Setelah usia dua tahun, hampir semua wheezing disebabkan oleh asma. Kadang-kadang anak dengan pneumonia disertai dengan wheezing. Diagnosis pneumonia harus selalu dipertimbangkan terutama pada usia dua tahun pertama. BAB II Dengarkan wheezing dengan cara memegang telinga Saudara dekat mulut anak, sebab seringkali kurang terdengar. Wheezing disebabkan karena penyempitan jalan napas di paru-paru. Fase pengeluaran napas menjadi lebih lama dari normal dan memerlukan tenaga. Kadang-kadang tidak terdengar bising apapun karena jumlah udara hanya sedikit. Amatilah apakah saat mengeluarkan napas perlu tenaga dan lebih lama dari normal. Bila anak wheezing, tanyakan apakah tanda seperti itu pernah terjadi sebelum anak sakit pada periode yang ini. Bila pernah, berarti anak dianggap mengalami wheezing berulang LIHAT : Apakah terlihat kesadarannya menurun? Anak yang kesadarannya turun akan sulit dibangunkan sebagaimana seharusnya. Anak tampak mengantuk dan tidak punya perhatian akan apa yang terjadi di sekelilingnya (letargis). Seringkali anak yang letargis tidak melihat kepada ibu atau memperhatikan wajah Saudara pada waktu Saudara bicara. Anak mungkin menatap hampa (pandangan yang kosong) dan terlihat bahwa ia tidak memperhatikan keadaan sekitarnya. Anak yang tidak sadar tidak dapat dibangunkan, tidak bereaksi ketika disentuh, digoyang atau diajak bicara. Tanyakan kepada ibu apakah anaknya mengantuk tidak seperti biasanya atau tidak dapat dibangunkan. Perhatikan apakah anak itu terbangun jika diajak bicara atau digoyang jika Saudara bertepuk tangan. Mengantuk/letargis atau tidak sadar merupakan salah satu tanda adanya infeksi berat pada bayi muda. Catatan: Jika anak sedang tidur, hitunglah dulu frekuensi napasnya sebelum Saudara mencoba membangunkannya RABA: Apakah teraba demam/terlalu dingin? Periksa untuk mengetahui apakah anak demam (suhu badannya lebih dari 37,5 0 C) atau hipotermia (suhu di bawah normal/ kurang dari 35,5 0 C). Jika suhu badan anak belum diukur dan Saudara mempunyai termometer, ukurlah suhu badan anak. Jika tak tersedia termometer maka rabalah perut atau bawah ketiak anak dan MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS 11

21 tentukan apakah anak demam atau dingin. Kadang-kadang tangan dan kaki anak teraba dingin karena selimutnya kurang menutup. Bagaimanapun, bila kaki/betis dan ketiak yang teraba dingin menunjukkan anak hipotermia (sangat dingin). Anak mempunyai riwayat demam jika ia menderita demam selama periode sakit ini, walaupun mungkin saat ini sudah tidak lagi demam. Gunakan istilah untuk demam yang dimengerti oleh ibu. Di daerah endemis malaria falciparum: anak yang datang dengan batuk atau kesukaran bernapas disertai demam >38 0 C (atau menurut keterangan pernah demam di atas 38 0 C) mungkin menderita Malaria. Jika demikian obat malaria bisa diberikan untuk mengatasi kemungkinan malaria falciparum. Bila demam pada anak lebih dari lima hari, rujuklah untuk pemeriksaan lebih lanjut LIHAT : Adakah tanda gizi buruk? Memeriksa tanda kekurangan gizi berat dilakukan secara klinis dengan melihat kondisi anak. Metode lain dapat digunakan untuk menetapkan anak yang kurang gizi, ukur berat dan tinggi badan, atau ukur lingkar lengan. Ikutilah petunjuk program gizi yang ada. Tanda klinis gizi buruk dapat dilihat pada gambar di bawah ini: Marasmus: adalah keadaan dimana anak kehilangan lemak dan otot sehingga kelihatan tinggal kulit dan tulang Gambar 2.2. Marasmus Kwashiorkor: adalah keadaan dimana badan anak membengkak karena penimbunan cairan, disertai gambaran rambut yang tipis Gambar 2.3. Kwashiorkor Anak dengan gizi buruk mempunyai risiko yang besar untuk menderita pneumonia dan bisa tanpa disertai tanda-tanda khas pneumonia. 12 MENILAI ANAK BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAFAS

22 BAB III Klasifikasi & Tindakan untuk Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas Umur 2 bulan - <5 tahun Dalam menentukan klasifikasi dan tindakan maka langkah pertama adalah memastikan bahwa anak yang batuk dan atau sukar bernapas berumur antara 2 bulan - <5 tahun. Umur anak ditanyakan pertama karena bayi berumur di bawah 2 bulan menggunakan bagan yang berbeda dengan kelompok umur 2 bulan - <5 tahun ini. BAB III Tabel klasifikasi mempunyai 3 (tiga) kolom: merah, kuning, hijau. Warna kolom menunjukkan derajat keparahan penyakit serta tindakan maupun pengobatan yang diperlukan. Setiap penyakit berkaitan dengan tindakan pengobatan yang harus diberikan setelah klasifikasi ditentukan. Secara garis besar ada tiga macam tindakan walaupun ada sedikit perbedaan tergantung pada umur anak, adanya wheezing atau demam, serta mungkin tidaknya rujukan dilaksanakan. - Merah : PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT Berarti : RUJUK SEGERA KE RUMAH SAKIT - Kuning : PNEUMONIA Berarti : BERI ANTIBIOTIK DENGAN PERAWATAN DI RUMAH - Hijau : BATUK BUKAN PNEUMONIA Berarti : BERI PERAWATAN DI RUMAH Untuk menentukan PENYAKIT SANGAT BERAT atau salah satu dari 3 klasifikasi yaitu PNEUMONIA BERAT, PNEUMONIA dan BATUK BUKAN PNEUMONIA maka Saudara harus mengikuti langkah-langkah pada BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA khususnya di kotak yang berjudul: TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN dan KLASIFIKASI PENYAKIT UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN 13

23 MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 3.1. MENENTUKAN PENYAKIT SANGAT BERAT PADA ANAK BERUMUR 2 BULAN - <5 TAHUN Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun menderita Penyakit Sangat Berat apabila dari pemeriksaan ditemukan salah satu tanda bahaya yaitu: Tidak bisa minum Kejang Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan Stridor pada waktu anak tenang Gizi buruk Tanda-tanda ini disebabkan oleh banyak kemungkinan. Walaupun begitu dalam buku ini hanya mengenalkan tanda-tanda bahaya tersebut untuk mengetahui bahwa anak sedang menderita penyakit yang sangat berat tanpa menjelaskan penyakit penyebabnya. TINDAKAN Anak yang mempunyai salah satu tanda bahaya harus dirujuk segera ke rumah sakit. - Sebelum anak meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin. - Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak dirujuk (bila memungkinkan). - Kalau tidak dapat dirujuk, lihat petunjuk BAB V PENGOBATAN & RUJUKAN. TANDA Ada tanda bahaya: Tidak bisa minum Kejang Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan Stridor pada waktu anak tenang Gizi buruk KLASIFIKASI PENYAKIT SANGAT BERAT TINDAKAN Kirim segera ke rumah sakit Beri satu dosis antibiotik Obati demam, jika ada Obati wheezing, jika ada Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan lihat 14 KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

24 MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 3.2. MENENTUKAN KLASIFIKASI & TINDAKAN PNEUMONIA BERAT PADA ANAK BERUMUR 2 BULAN - <5 TAHUN Hanya apabila tidak ada tanda bahaya maka Saudara dapat meneruskan langkah berikutnya untuk menentukan klasifikasi pneumonia berat. KLASIFIKASI Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita pneumonia berat apabila dari pemeriksaan ditemukan: Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) TINDAKAN Anak yang diklasifikasikan menderita pneumonia berat harus dirujuk segera ke rumah sakit. - Berikan satu kali dosis antibiotik (bila mungkin). - Sebelum anak meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin. - Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan, lihat BAB V PENGOBATAN & RUJUKAN BAB III TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK) PNEUMONIA BERAT Rujuk segera ke rumah sakit Beri satu dosis antibiotik Obati demam, jika ada Obati wheezing, jika ada Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan lihat KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN 15

25 PNEUMONIA PADA ANAK BERUMUR 2 BULAN - <5 TAHUN Sebagian besar anak yang menderita pneumonia tidak akan menderita pneumonia berat kalau cepat diberi pengobatan yang tepat. KLASIFIKASI Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita pneumonia apabila dari pemeriksaan: Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Adanya napas cepat: - 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan - 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun TINDAKAN Penderita pneumonia cukup diberikan pengobatan antibiotik di rumah. - Nasihati ibu untuk memberikan obat sesuai anjuran petugas kesehatan dan membawa kembali jika keadaan anak bertambah buruk serta jelaskan cara pemberian antibiotik. - Anjurkan untuk kembali kontrol dalam 2 hari (48 jam) atau lebih cepat bila keadaan anak: - Pernapasan menjadi cepat atau sesak - Tidak dapat minum - Sakitnya bertambah parah TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam (TDDK). Adanya napas cepat: 50 x/menit atau lebih pada anak umur 2 - <12 bulan 40 x/menit atau lebih pada umur 12 bulan - <5 tahun PNEUMONIA Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah. Beri antibiotik selama 3 hari. Anjurkan ibu untuk kontrol 2 hari atau lebih cepat bila keadaan anak memburuk. Obati demam, jika ada. Obati wheezing, jika ada. 16 KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

26 BATUK BUKAN PNEUMONIA PADA ANAK BERUMUR 2 BULAN - <5 TAHUN Sebagian besar penderita batuk-pilek tidak disertai tanda-tanda bahaya atau tanda-tanda pneumonia (TDDK dan napas cepat). Hal ini berarti anak ini hanya menderita batuk-pilek dan diklasifikasikan sebagai batuk bukan pneumonia KLASIFIKASI Seorang anak berumur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan menderita batuk bukan pneumonia apabila dari pemeriksaan: Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Tidak ada napas cepat, frekuensi napas: - Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan - Kurang dari 40 x/menit pada umur 12 bulan - <5 tahun TINDAKAN Pengobatan anak yang menderita batuk bukan pneumonia bisa dirawat di rumah tanpa antibiotik. BAB III - Jangan berikan antibiotik kepada anak dengan batuk atau pilek tanpa tanda-tanda pneumonia. - Meskipun anak dengan batuk atau pilek tidak membutuhkan antibiotik, hargailah usaha ibu yang telah membawa anaknya berobat. Anjurkan untuk memberikan tindakan penunjang/perawatan di rumah (lihat bab VI. Konseling Bagi ibu) dan mengamati kemungkinan adanya tanda-tanda pneumonia. Anak dengan batuk dianjurkan juga untuk kembali kalau keadaannya memburuk. Sebagian anak dengan batuk pilek bisa juga mempunyai masalah lain seperti: - Anak dengan batuk akan sembuh sesudah satu atau dua minggu, tetapi anak dengan batuk kronis (batuk lebih dari 3 minggu) mungkin menderita TB, asma, batuk rejan atau yang lain lain. Rujuklah ke rumah sakit/puskesmas bila anak batuk lebih 3 minggu. TANDA Tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Tidak ada napas cepat Kurang dari 50 x/menit pada anak umur 2 - <12 bulan Kurang dari 40 x/menit pada anak umur 12 bln -<5thn KLASIFIKASI BATUK BUKAN PNEUMONIA TINDAKAN Bila batuk > 3 minggu, rujuk Nasihati ibunya untuk tindakan perawatan di rumah Obati demam, jika ada Obati wheezing, jika ada KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN 17

27 Bab ini telah menguraikan 3 (tiga) klasifikasi penyakit dan 3 macam tindakan yang harus dilakukan untuk anak batuk dan sukar bernapas yang berumur 2 bulan - <5 tahun. CONTOH KASUS Pada contoh kasus berikut Saudara dapat berlatih menentukan klasifikasi dan tindakan pengobatan dengan menggunakan Bagan Tatalaksana Umur 2 bulan - <5 tahun. Cermatilah cara pencatatannya dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA di kartu berobat milik masing-masing anak. Pada tempat yang tersedia: - isilah data/informasi yang ditemukan - berilah tanda pada kotak pilihan yang sesuai - lingkari pilihan yang sesuai Gambar 3.1. Stempel Program P2 ISPA Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK l Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia Batuk bukanpneumonia l Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke : l Obat yang : Antibiotika : berikan Obat lain : l Nasihat : Kontrol ulang : Hari Cara minum obat : Pemberian makanan-minuman : 1. Karina berumur 2 tahun. Ibunya membawa berobat ke Puskesmas karena dia batukpilek selama 4 hari. Setelah memeriksa, petugas kesehatan menemukan bahwa Karina menderita demam dengan suhu 38,5 0 C tetapi tidak ada tanda-tanda lainnya. Petugas kesehatan melihat BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA untuk kelompok umur 2 BULAN - <5 TAHUN. Mula-mula petugas kesehatan mencoba mencari adanya tanda bahaya untuk menentukan adanya penyakit sangat berat, ternyata tidak ada sehingga harus meneruskan langkah berikutnya. Ingatlah bahwa meskipun ada demam (38,5 0 C) tetapi itu bukanlah salah satu kriteria tanda bahaya untuk anak berumur 2 bulan - <5 tahun. Petugas kesehatan mencari ada/tidaknya pneumonia berat pada kolom merah dilanjutkan mencari ada/tidaknya pneumonia dengan melihat ke kolom kuning. Karina tidak mempunyai TDDK maupun napas cepat, oleh karena itu Karina diklasifikasikan sebagai batuk bukan pneumonia (batuk-pilek biasa) sesuai dengan kolom hijau. Berikut ini adalah cara petugas kesehatan mencatat informasi tentang tanda-tanda penyakit di kartu berobat milik Karina dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA. 18 KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

28 2 4 Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk 32 Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK l Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia Batuk bukanpneumonia l Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke : l Obat yang : Antibiotika : berikan Obat lain : l Nasihat : Kontrol ulang : Hari Cara minum obat : Pemberian makanan-minuman : Parasetamol 500mg, Kecap, jeruk nipis Waspada tanda pneumonia 4 x 1/4 tablet (Buku KIA) Teruskan pemberian makanan 2. Mahmud berumur 6 bulan dan dibawa ke Puskesmas karena batuk 2 hari. Setelah diperiksa petugas mendapati adanya demam dan napas cepat (58 kali per menit). Petugas kesehatan melihat BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA untuk kelompok umur 2 BULAN - <5 TAHUN. BAB III Mula-mula petugas kesehatan mencoba mencari adanya tanda bahaya untuk menentukan adanya penyakit sangat berat, ternyata tidak ada sehingga harus meneruskan langkah berikutnya. Petugas kesehatan mencari ada/tidaknya pneumonia berat pada kolom merah dilanjutkan mencari ada/tidaknya pneumonia dengan melihat ke kolom kuning. Mahmud tidak mempunyai TDDK tetapi ada napas cepat, oleh karena itu Mahmud diklasifikasikan sebagai pneumonia sesuai dengan kolom kuning. Berikut ini adalah cara petugas kesehatan mencatat informasi tentang tanda-tanda penyakit di kartu berobat milik Mahmud dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA. 6 2 Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk 58 Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK l Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia Batuk bukanpneumonia l Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke : l Obat yang : Antibiotika : berikan Obat lain : Kontrimoksazol Parasetamol 2 l Nasihat : Kontrol ulang : Hari Cara minum obat : Pemberian makanan-minuman : KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN 19

29 3. Ibu si Badu membawa anaknya ke Puskesmas karena Badu tampak sukar bernapas. Setelah diperiksa, diketahui umurnya 18 bulan, Badu tidak bisa minum, terdengar stridor pada waktu tenang, ada tarikan dinding dada ke dalam tetapi tidak ada napas cepat (35 kali permenit) Petugas kesehatan melihat BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA untuk kelompok umur 2 BULAN - <5 TAHUN. Mula-mula mencari apakah Badu mempunyai tanda bahaya yang menunjukkan penyakit sangat berat. Karena Badu mempunyai 2 tanda bahaya yaitu tidak dapat minum dan stridor waktu tenang maka petugas menentukan adanya penyakit sangat berat. Berikut ini adalah cara petugas kesehatan mencatat informasi tentang tanda-tanda penyakit di kartu berobat milik Badu dengan menggunakan stempel Program P2 ISPA Umur Tahun Bulan Batuk: Hari Gangguan Napas: Hari Tanda bahaya : Tidak bisa minum Kejang YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor Kesadaran menurun Wheezing Demam dingin Gizi buruk Frekuensi napas : kali per menit TDDK : YA/TIDAK l Klasifikasi Penyakit sangat Berat Pneumonia Berat Pneumonia Batuk bukanpneumonia l Tindak lanjut : Rawat jalan Rujuk ke : l Obat yang : Antibiotika : berikan Obat lain : 58 l Nasihat : Kontrol ulang : Hari Cara minum obat : Pemberian makanan-minuman : Rumah sakit 20 KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

30 Bagan 3.1. Klasifikasi dan Tindakan Anak Batuk dan atau Sukar Bernapas untuk kelompok umur 2 bulan - <5 tahun. PENENTUAN ADA TIDAKNYA TANDA BAHAYA (PENYAKIT SANGAT BERAT) TANDA BAHAYA UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN TIDAK BISA MINUM, KEJANG, KESADARAN MENURUN, STRIDOR, GIZI BURUK, ANAK YANG MEMPUNYAI SALAH SATU TANDA BAHAYA HARUS SEGERA DIRUJUK KE RUMAH SAKIT KLASIFIKASI PENYAKIT UMUR 2 BULAN - <5 TAHUN * Tarikan diding dada bagian * Tidak ada tarikan dinding dada * Tidak ada tarikan dinding dada bawah ke dalam (TDDK) bagian bawah ke dalam (TDDK) bagian bawah ke dalam (TDDK) TANDA * Ada napas cepat : * Tidak ada napas cepat : 2 bl - <12 bl : 50 x/menit 2 bl - <12 bl : <50 x/menit 12 bl - <5 th : 40 x/menit 12 bl - <5 th : <40 x/menit KLASIFIKASI PNEUMONIA BERAT PNEUMONIA BATUK BUKAN PNEUMONIA * Rujuk segera ke rumah sakit * Nasihati ibunya untuk tindakan * Bila batuk >3 minggu, rujuk * Beri 1 dosis antibiotik perawatan di rumah * Nasihati ibunya untuk tindakan * Obati demam, jika ada * Beri antibiotik selama 3 hari perawatan di rumah TINDAKAN * Obati wheezing, jika ada * Anjurkan ibu untuk kontrol * Obati demam, jika ada 2 hari atau lebih cepat bila * Obati wheezing, jika ada keadaan anak memburuk * Obati demam, jika ada * Obati wheezing, jika ada BAB III KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN 21

31 22 KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR 2 BULAN -< 5 TAHUN

32 BAB IV Klasifikasi & Tindakan untuk Bayi Batuk dan atau Sukar Bernapas Umur <2 Bulan Pada bab ini Saudara akan menggunakan tanda-tanda dalam menilai dan mengklasifikasikan penyakit batuk dan atau kesukaran bernapas pada bayi kurang dari 2 bulan. Prosesnya serupa dengan apa yang telah kita pelajari pada bab 3 untuk anak umur 2 bulan <5 tahun. Bayi muda yang menderita pneumonia tidak selalu disertai batuk, seringkali hanya timbul tanda-tanda non-spesifik seperti: kurang mau minum, demam ataupun hipotermi (suhu tubuh turun di bawah normal). Karena itu tanda dan gejala yang digunakan dalam klasifikasi dan tindakan pada bayi muda berbeda dengan bayi/anak yang lebih besar PERBEDAAN PENTING Pada kelompok umur <2 bulan terdapat perbedaan penting dalam penentuan: BAB IV TANDA BAHAYA Pada bayi umur kurang 2 bulan ditambahkan beberapa tanda bahaya lain seperti: kurang mau minum, demam, teraba dingin dan wheezing. Tanda gizi buruk tidak dimasukkan dalam kelompok umur ini BATASAN NAPAS CEPAT Batasan napas cepat pada bayi kurang 2 bulan ialah bila frekuensi napasnya 60 kali/menit atau lebih TARIKAN DINDING DADA BAGIAN BAWAH KE DALAM Bayi berumur kurang 2 bulan tergolong menderita pneumonia berat bila mempunyai TDDK kuat. Pada kelompok umur 2 bulan - <5 tahun, setiap adanya TDDK (walaupun tidak kuat) sudah bisa digolongkan sebagai pneumonia berat KLASIFIKASI & TINDAKAN Semua pneumonia pada bayi berumur kurang dari 2 bulan diklasifikasikan sebagai pneumonia berat, tidak boleh diobati di rumah, harus dirujuk ke rumah sakit. Perhatikan bahwa pada bayi umur <2 bulan hanya diklasifikasikan satu jenis pneumonia yaitu pneumonia berat. Pada kelompok umur 2 bulan - <5 tahun diklasifikasikan dua macam pneumonia yaitu pneumonia berat dan pneumonia. KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR < 2 BULAN 23

33 Pada kelompok umur ini terdapat 2 macam tindakan - Merah : PNEUMONIA BERAT atau PENYAKIT SANGAT BERAT Berarti : RUJUK SEGERA KE RUMAH SAKIT - Hijau : BATUK BUKAN PNEUMONIA Berarti : BERI PERAWATAN DI RUMAH Untuk menentukan PENYAKIT SANGAT BERAT atau salah satu dari 2 klasifikasi yaitu PNEUMONIA BERAT dan BATUK BUKAN PNEUMONIA maka Saudara harus mengikuti langkah-langkah pada BAGAN TATALAKSANA PENDERITA BATUK DAN ATAU KESUKARAN BERNAPAS PADA BALITA khususnya di kotak yang berjudul: TANDA BAHAYA UMUR <2 BULAN dan KLASIFIKASI PENYAKIT UMUR <2 BULAN 24 KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR < 2 BULAN

34 MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 4.2. MENENTUKAN PENYAKIT SANGAT BERAT PADA BAYI BERUMUR <2 BULAN Seorang bayi berumur <2 bulan menderita penyakit sangat berat apabila dari pemeriksaan ditemukan salah satu tanda bahaya yaitu: Kurang mau minum Kejang Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan Stridor pada waktu anak tenang Wheezing Demam atau terlalu dingin Bayi muda dengan tanda bahaya sangat berisiko untuk meninggal. Sulit membedakan antara pneumonia, sepsis atau meningitis pada kelompok umur ini. Tetapi Saudara tidak perlu membedakan penyakit yang diderita, cukup dengan mengenali tanda-tanda bahaya yang menunjukkan penyakit sangat berat. TINDAKAN Bayi yang mempunyai salah satu tanda bahaya harus dirujuk segera ke rumah sakit. - Sebelum bayi meninggalkan Puskesmas, petugas kesehatan dianjurkan memberi pengobatan pra rujukan, (misal atasi demam, wheezing, kejang dan sebagainya), tulislah surat rujukan ke rumah sakit dan anjurkan pada ibu agar anaknya dibawa ke rumah sakit sesegera mungkin. - Berikan satu kali dosis antibiotik sebelum anak dirujuk (bila memungkinkan). - Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI. - Penting untuk menjaga agar bayi tetap hangat. Cara terbaik untuk mempertahankan kehangatan adalah dengan menyelimuti bayi dan tetap menempelkan ke tubuh ibunya. Hipotermi dapat berakibat fatal/mematikan untuk bayi muda. - Kalau tidak dapat dirujuk, lihat petunjuk BAB V PENGOBATAN & RUJUKAN. BAB IV TANDA KLASIFIKASI TINDAKAN Ada tanda bahaya umum: Kurang bisa minum Kejang Kesadaran menurun atau sukar dibangunkan Stridor pada waktu anak tenang Wheezing Demam atau terlalu dingin PENYAKIT SANGAT BERAT Rujuk segera ke rumah sakit Beri satu dosis antibiotik Obati demam, jika ada Obati wheezing, jika ada Anjurkan ibunya untuk tetap memberikan ASI Apabila rujukan tidak dapat dilaksanakan lihat BAB V PENGOBATAN & RUJUKAN KLASIFIKASI & TINDAKAN UNTUK ANAK BATUK DAN ATAU SUKAR BERNAFAS UMUR < 2 BULAN 25

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA

Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA 616.241 Ind m MODUL TATALAKSANA STANDAR PNEUMONIA Kementerian Kesehatan REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan 2012 616.241 Ind m Katalog dalam terbitan.

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi ini diawali dengan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 2.1.1 Definisi ISPA Infeksi saluran pernapasan akut yang lebih dikenal dengan ISPA biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Infeksi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Pneumonia Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan terjadinya proses infeksi

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus. CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di Indonesia. ISPA dapat diklasifikasikan menjadi infeksi saluran

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organization (WHO) memperkirakan insidens Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT A. KONSEP DASAR MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh ISPA, diare,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ISPA adalah proses infeksi akut berlangsung selama 14 hari, yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menyerang salah satu bagian, dan atau lebih dari saluran napas, mulai

Lebih terperinci

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun

13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT. a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per penduduk < 15 tahun 13 CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA PENYAKIT a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 1) Pengertian a) Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 PENGANTAR Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, malaria, dan campak. Infeksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Infeksi Saluran Pernapasan Akut 2.1.1 Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).

Lebih terperinci

E. BATASAN OPERASIONAL

E. BATASAN OPERASIONAL BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infekasi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak.insiden menurut kelompok umur Balita diperkirakan 0.29 episode per anak/tahun

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok

BAB I PENDAHULUAN. (Infeksi Saluran Pernafasan Akut). Saat ini, ISPA merupakan masalah. rongga telinga tengah dan pleura. Anak-anak merupakan kelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak setiap orang. Masalah kesehatan sama pentingnya dengan masalah pendidikan, perekonomian, dan lain sebagainya. Usia balita dan anak-anak merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur 12-59 bulan (Kemenkes RI, 2015: 121). Pada usia ini, balita masih sangat rentan terhadap berbagai

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 8 Anak menderita HIV/Aids Catatan untuk fasilitator Ringkasan Kasus: Krishna adalah seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit dari sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat

Lebih terperinci

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA

PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA PEDOMAN PROGRAM P2P ISPA PUSKESMAS KLABANG TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan Pedoman Upaya Kesehatan

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 3 Permasalahan neonatal dan bayi muda infeksi Rangkuman Kasus 3 Bayi Bambang berusia 1 minggu, dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari desanya, dengan riwayat demam

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Imunisasi Pentavalen Hari / Tanggal : Selasa/ 08 Desember 2014 Tempat : Posyandu Katelia Waktu Pelaksanaan : 08.00 sampai selesai Peserta / Sasaran : Ibu dan Anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai penyakit seperti TBC, difteri, pertusis, hepatitis B, poliomyelitis, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Imunisasi merupakan bentuk intervensi kesehatan yang efektif dalam menurunkan angka kematian bayi dan balita. Dengan imunisasi, berbagai penyakit seperti TBC,

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

Penyuluhan tentang VAS+D

Penyuluhan tentang VAS+D Nama: Penyuluhan tentang VAS+D Bagian Pemberian Tablet Obat Cacing Umur 6- bulan (6 bulan sampai tahun Umur - bulan ( tahun sampai tahun Usia 4-59 bulan ( tahun sampai 5 tahun Vitamin A Sambutan selamat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH ISPA PUSKESMAS DTP CIGASONG KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN RUMAH PUSKESMAS DTP CIGASONG A. Pendahuluan Infeksi Saluran Pernapasan Akut () merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Insidens menurut kelompok umur Balita diperkirakan

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT Pendahuluan Sejarah; Thn 1984 ISPA Ringan ISPA Sedang ISPA Berat Thn 1990 Titik berat PNEUMONIA BALITA Pneumonia Pneumonia Berat Bukan Pneumonia Di Indonesia Kematian bayi

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Definisi Imunisasi Imunisasi adalah suatu upaya untuk mendapatkan kekebalan terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan kuman atau produk kuman yang sudah dilemahkan

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak dibawah lima tahun atau balita adalah anak berada pada rentang usia nol sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian, identifikasi kerangka kerja konseptual, pertanyaan penelitian, variabel penelitian,

Lebih terperinci

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian.

F. Originalitas Penelitian. Tabel 1.1 Originalitas Penelitian. Hasil. No Nama dan tahun 1. Cohen et al Variabel penelitian. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian yang tersering pada anak-anak di negara yang sedang berkembang dan negara

Lebih terperinci

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB?

BAB XXV. Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? BAB XXV Tuberkulosis (TB) Apakah TB itu? Bagaimana TB bisa menyebar? Bagaimana mengetahui sesorang terkena TB? Bagaimana mengobati TB? Pencegahan TB Berjuang untuk perubahan 502 TB (Tuberkulosis) merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat, penyakit ini sering menyerang anak balita, namun juga dapat ditemukan pada orang dewasa,

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Jangan Sembarangan Minum Antibiotik Beragamnya penyakit infeksi membuat kebanyakan orang segera berobat ke dokter meski hanya penyakit ringan. Rasanya tidak puas jika dokter tidak memberi obat apapun dan

Lebih terperinci

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 0,014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 1. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) Manajemen Terpadu Balita Sakit bagi Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi yang menyerang saluran nafas mulai dari hidung sampai alveoli termasuk organ di sekitarnya seperti sinus, rongga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan;

PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku. yang bersifat proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan; BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana pembangunan jangka panjang bidang kesehatan RI tahun 2005 2025 atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku masyarakat yang diharapkan dalam Indonesia

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena. mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan anak merupakan suatu hal yang penting karena mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bayi dan anak biasanya rentan terhadap penyakit infeksi salah

Lebih terperinci

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya MENILAI, MENKLASIFIKASI DAN MENGOBATI BAYI 0 2 BULAN (TIMOR-LESTE) TANYAKAN atau Periksa penyakit yang sangat berat (J2, J7) - Apakah bayi menyusui LIHAT - pernafasan cepat(>60/men) - Kemungkinan suatu

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang disertai nafas sesak atau nafas cepat. Penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan Nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan yang tercantum dalam Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar

BAB I PENDAHULUAN. Nigeria masing-masing 6 juta episode (Kemenkes RI, 2011). (15%-30%). Berdasarkan hasil penelitian Khin, dkk tahun 2003 di Myanmar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia saat ini dan sering terjadi pada anak - anak. Insidens menurut kelompok umur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang. menular serta dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indikator derajat kesehatan masyarakat di Indonesia salah satunya di lihat dari angka kematian dan kesakitan balita. Masa balita merupakan kelompok yang rawan akan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih

KUESIONER PENELITIAN. Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih KUESIONER PENELITIAN Pengetahuan dan Sikap Ibu terhadap Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat di desa Ronga-Ronga kecamatan Gajah Putih A. Data Demografi No. Responden : Umur : Pendidikan

Lebih terperinci

Informasi penyakit ISPA

Informasi penyakit ISPA Informasi penyakit ISPA ISPA ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),

Lebih terperinci

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH

MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH MATERI 7 PEMBAHASAN MASALAH POSYANDU Manjilala www.gizimu.wordpress.com TUJUAN BELAJAR Peserta dapat menjelaskan pengertian / masalah kebutuhan Peserta dapat menyebutkan masalah-masalah yang sering ditemukan

Lebih terperinci

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

Mengenal Penyakit Kelainan Darah Mengenal Penyakit Kelainan Darah Ilustrasi penyakit kelainan darah Anemia sel sabit merupakan penyakit kelainan darah yang serius. Disebut sel sabit karena bentuk sel darah merah menyerupai bulan sabit.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Gambaran umum Penelitian ini dilakukan di desa Kebondalem Kabupaten Batang dengan batas wilayah barat berbatasan dengan desa Yosorejo, sebelah

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT K ematian ibu, bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara. MDG s dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka kematian balita

Lebih terperinci

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun... Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun di Instalasi Rawat Jalan Puskesmas Sumbersari Periode 1 Januari-31 Maret 2014 (Study of Antibiotics Use on ARI Patients in Under

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda-

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. melakukan penelitian tentang Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida Terhadap Tanda- 55 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bernama Nurjannah/105102085 adalah mahasiswa Program Studi D- IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Saat ini sedang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah masuknya 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) 1. Definisi ISPA Istilah ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran pernapasan Akut dengan pengertian sebagai berikut: Infeksi adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) khususnya Pneumonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian bayi dan Balita. Pneumonia

Lebih terperinci

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu

Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Kesehatan Anak - Aneka penyakit anak yg perlu diketahui semua ortu Fakta tentang penyakit Anak Sementara vaksin telah membuat beberapa penyakit masa kanak-kanak yang langka, yang lain masih banyak fakta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi

BAB I PENDAHULUAN. yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Sebagian besar dari infeksi saluran pernafasan hanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 1. Defenisi Istilah ISPA yang merupakan singkatan dari infeksi saluran pernapasan akut diperkenalkan pada tahun 1984. Istilah ini merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA RASMALIAH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universtias Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA RASMALIAH. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universtias Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DAN PENANGGULANGANNYA RASMALIAH Fakultas Kesehatan Masyarakat Universtias Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dalam GBHN, dinyatakan bahwa pola dasar

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp No. Urut Sikap Total Skor Kategori Umur Pendidikan Lama Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 41 Positif 25 BIDAN 5 Tahun 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 22 Negatif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di dunia. Pneumonia diperkirakan membunuh sekitar 1,2 juta anak usia dibawah lima tahun (balita) dalam setiap tahunnya,

Lebih terperinci

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1

Mengapa Kita Batuk? Mengapa Kita Batuk ~ 1 Mengapa Kita Batuk? Batuk adalah refleks fisiologis. Artinya, ini adalah refleks yang normal. Sebenarnya batuk ini berfungsi untuk membersihkan tenggorokan dan saluran napas. Atau dengan kata lain refleks

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran umum penyakit ISPA 1. Definisi ISPA Istilah ISPA atau Infeksi Saluran Pernafasan Akut mengandung tiga unsur yaitu infeksi, Saluran Pernafasan dan Akut. Pengertian atau

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan yang serius terutama pada anak usia 1-5 tahun dan merupakan penyebab kematian anak di negara

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur

Lebih terperinci