Pusat Penyuluhan Pertanian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pusat Penyuluhan Pertanian"

Transkripsi

1 PEDOMAN TA. 2016

2 PEDOMAN PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 i

3 ii

4 KATA PENGANTAR Pemerintah pusat melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian c.q. Pusat Penyuluh Pertanian mengalokasikan dana bagi penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah melalui Satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tahun Kegiatan penyelenggaraan penyuluhan pertanian tersebut merupakan penjabaran dari rencana strategis (Renstra) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun melalui program aksi pemantapan sistem penyuluhan pertanian yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) periode tahun Untuk mencapai sasaran tersebut, Pusat Penyuluhan Pertanian menyusun program aksi pemantapan sistem penyuluhan pertanian yang tetap difokuskan pada tataran implementasi Undang Undang Nomor 16 Tahun 2006 dan Renstra Pusat Penyuluhan Pertanian, dengan ruang lingkup kegiatan, yaitu: pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian, pengembangan ketenagaan penyuluhan pertanian, pemberdayaan petani, peningkatan mutu penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dan peningkatan dukungan sarana prasarana. Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian digunakan untuk mendukung Program Swasembada Pangan Nasional yang disinergikan dengan kegiatan pembangunan pertanian di daerah, terutama dana yang bersumber dari APBD provinsi maupun kabupaten/kota, serta sumber sumber lain yang sah dan tidak mengikat. Pedoman pelaksanaan penggunaan Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tahun 2016 ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi pelaksanaan iii

5 penyelenggaraan penyuluhan pertanian di tingkat provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan, agar penyelenggaraan penyuluhan lebih produktif, efektif, dan efisien. Jakarta, Desember 2015 Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Ir. H. Fathan A. Rasyid, M.Ag NIP iv

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii v vii viii BAB I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 6 C. Ruang Lingkup... 7 D. Pengertian... 7 E. Dasar Hukum... 8 F. Sasaran BAB II. ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN A. Alokasi Dana Dekonsentrasi B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi BAB III. ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi B. Mekanisme Kerja Pengelolaan Dana Dekonsentrasi C. Mekanisme Pelaksanaan Keuangan D. Alur Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi E. Prosedur Pengajuan Revisi Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran v

7 BAB IV. PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI. 29 A. Kegiatan di Provinsi B. Kegiatan di Kabupaten/Kota C. Kegiatan di Kecamatan (BP3K) D. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi BAB V. KEGIATAN PUSAT MENDUKUNG PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DAERAH TAHUN ANGGARAN BAB VI. DUKUNGAN PEMBIAYAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN OLEH PEMERINTAH DAERAH BAB VII. PENUTUP LAMPIRAN vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Bagan Alur Kerja Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran vii

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Rekap Kegiatan dan Anggaran (Pagu Tetap) Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian TA Lampiran 2. Jadwal Rencana Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran Lampiran 3. Format Laporan Perjalanan Dinas viii

10 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian diarahkan untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional, yaitu menciptakan pertanian Indonesia yang bermartabat, mandiri, maju, adil dan makmur. Pertanian yang bermartabat artinya bahwa petani Indonesia memiliki kepribadian luhur, harga diri, kebanggaan, serta merasa terhormat dan dihormati sebagai petani. Untuk mewujudkan arah pembangunan pertanian tersebut, digunakan dua pendekatan, yaitu (1) Pembangunan ekonomi berdasarkan Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (pada tataran nasional); dan (2) Pembangunan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan berdasarkan Paradigma Biokultura (pada tataran sektoral). Paradigma Pertanian untuk Pembangunan menekankan sepuluh fungsi yang harus diemban, yaitu: (1) Pengembangan sumber daya insani; (2) Ketahanan pangan; (3) Penguatan ketahanan penghidupan keluarga; (4) Basis pengembangan bioenergi; (5) Pengentasan kemiskinan dan pemerataan pembangunan; (6) Jasa lingkungan alam; (7) Basis untuk pengembangan bioindustri; (8) Penciptaan iklim kondusif bagi pembangunan; (9) Penguatan daya tahan perekonomian; dan (10) Sumber pertumbuhan berkualitas. Paradigma tersebut diatur, tergambarkan dalam Strategi Induk Pembangunan Pertanian (edisi ke-2) yang disusun oleh Kementerian Pertanian, merumuskan visi pembangunan pertanian Indonesia , yaitu Terwujudnya sistem pertanian bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 1

11 bernilai tambah tinggi dari sumber daya hayati pertanian dan kelautan tropika. Visi tersebut dijabarkan dalam misi pembangunan pertanian yang salah satunya mencakup pengembangan sistem penelitian untuk pembangunan pertanian bioindustri berorientasi inovasi pertanian spesifik lokasi, pengembangan sumberdaya manusia yang berkualitas, peningkatan entrepreneurship (kewirausahaan) pertanian dan penguatan modal sosial. Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) dilaksanakan secara bertahap. Tahun (RPJM2 RPJPN1) merupakan periode terbangunnya fondasi pertanian bioindustri berkelanjutan sebagai sistem pertanian terpadu yang berdaya saing, ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. Adapun tahun (RPJM3-RPJP1) merupakan tahapan atau periode kokohnya fondasi sistem pertanian bioindustri berkelanjutan menuju tercapainya keunggulan daya saing pertanian terpadu berbasis sumber daya alam berkelanjutan, sumber daya insani berkualitas dan berkemampuan IPTEK bioindustri untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan petani. SIPP tersebut selanjutnya menjadi acuan bagi Badan PPSDMP dalam merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran. Dukungan Pemerintah terhadap penyelenggaraan penyuluhan tahun 2016 di provinsi dan kabupaten/kota, dilaksanakan melalui: 1. Dana Dekonsentrasi yang bersumber dari APBN yang dialokasikan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota; 2. Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pertanian dalam rangka membantu kabupaten/kota untuk pembangunan, rehabilitasi/renovasi, penyediaan sarana Balai Penyuluhan Kecamatan, penyediaan seperangkat alat 2 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

12 pembelajaran untuk Balai Penyuluhan Kecamatan, dan pengadaan sarana motor roda 2 untuk penyuluh pertanian; 3. Alokasi dana untuk Pembinaan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di pusat yang secara tidak langsung mendukung penyelenggaraan penyuluhan di daerah, seperti pengembangan sistem informasi penyuluhan melalui jaringan internet (Cyber Extension) dan Pengembangan Sistem Informasi Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN). 4. Dukungan pemerintah terhadap penyelenggaraan tersebut merupakan implementasi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K), Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2009 dan Perpres 154 Tahun 2014 sampai saat ini belum optimal, hal ini pelaksanaannya dapat dilihat dari keragaan, sebagai berikut: a. Kelembagaan: 1) Pada tingkat provinsi terbentuk 22 unit Badan Koordinasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berdasarkan Perda sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, 10 (sepuluh) unit Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan berdasarkan Perda, dan 2 (dua) unit masih berada pada kelembagaan yang membidangi pertanian (dinas pertanian teknis); 2) Pada tingkat kabupaten/kota terbentuk 156 unit Badan Pelaksanan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan berdasarkan Perda Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 3

13 sesuai Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006, 182 unit Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan berdasarkan Perda, 173 unit masih berada pada kelembagaan yang b. Ketenagaan: membidangi pertanian (dinas pertanian teknis); Tenaga Penyuluh Pertanian yang difasilitasi pada tahun 2016 sebanyak orang, terdiri atas: 1) Penyuluh Pertanian PNS sebanyak orang; 2) Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak orang; dan 3) Penyuluh Pertanian Swadaya sebanyak orang. c. Penyelenggaraan: 1) Programa penyuluhan sebagai acuan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian harus disusun di setiap tingkatan wilayah yang menjadi acuan dalam perencanaan pembiayaan penyuluhan pertanian dan pelaksanaan penyuluhan pertanian. 2) Guna mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian, dibangun sarana dan prasarana penyuluhan pertanian seperti: Pembangunan Balai Penyuluhan di Kecamatan, Perangkat Cyber Extension, Soil Tester dan penyediaan kendaraan Roda Dua bagi Penyuluh Pertanian serta sarana dan prasarana lainnya sesuai dengan Juknis Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pertanian tahun Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

14 3) Sistem informasi dan pelaporan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dari daerah ke pusat dilakukan melalui pos udara, faximile ( ) dan dengan alamat: Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pada periode tersebut, Badan PPSDMP melaksanakan 5 (lima) kegiatan utama, yaitu: (1) Pemantapan sistem penyuluhan pertanian; (2) Pemantapan sistem pelatihan pertanian; (3) Revitalisasi sistem pendidikan, standardisasi dan sertifikasi profesi SDM pertanian; (4) Dukungan administrasi manajemen dan teknis lainnya; serta (5) Pendidikan menengah pertanian. Pencapaian pelaksanaan kegiatan utama tersebut ditempuh melalui strategi: (1) Penataan dan penguatan kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani mulai dari tingkat desa sampai tingkat pusat; (2) Pengembangan program dan sistem informasi penyuluhan pertanian yang mendukung empat sukses pembangunan pertanian serta antisipasi perubahan iklim dan kelestarian lingkungan; (3) Penataan serta peningkatan jumlah dan kompetensi penyuluh pertanian melalui optimalisasi peran penyuluh PNS, penyuluh swadaya dan penyuluh swasta; (4) Penataan dan pengembangan usahatani yang mandiri dan berdaya saing; (5) Penataan serta peningkatan kompetensi THL-TBPP; (6) Peningkatan jumlah dan kompetensi ketenagaan pelatihan pertanian yang profesional dan kredibel; (7) Peningkatan jumlah dan mutu penyelenggaraan pelatihan aparatur dan non aparatur pertanian; (8) Peningkatan jumlah dan mutu sarana dan prasarana kelembagaan pelatihan pertanian; (9) Akreditasi kelembagaan pelatihan pertanian pemerintah dan pelatihan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 5

15 petani (P4S); (10) Restrukturisasi kelembagaan dan pengembangan program studi pendidikan tinggi kedinasan pertanian; (11) Pengembangan kelembagaan pendidikan menengah kejuruan pertanian; (12) Penumbuhkembangan wirausahawan muda di bidang pertanian; (13) Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang pertanian; (14) Pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) bidang pertanian; (15) Pemantapan tata kelola organisasi dan kepegawaian; (16) Pemantapan sistem perencanaan; (17)Pemantapan sistem pengelolaan keuangan dan perlengkapan; dan (18) Pemantapan sistem pengendalian, evaluasi, pelaporan dan kehumasan. B. Maksud dan Tujuan Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian dimaksudkan agar pengelolaan dana dekonsentrasi sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan, baik dari aspek teknis maupun administrasi. Sedangkan tujuannya adalah: 1. Memenuhi sasaran kegiatan untuk mencapai target yang telah ditetapkan dalam mendukung/percepatan pencapaian swasembada pangan; 2. Melaksanakan kegiatan penyuluhan yang dibiayai melalui dana dekonsentrasi secara tertib administrasi dan teknis; 3. Meningkatkan koordinasi dan sinergitas penyelenggaraan kegiatan penyuluhan pertanian antara pusat dan daerah. 6 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

16 C. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian tahun 2016 adalah sebagai berikut: 1. Alokasi Anggaran dan Kegiatan; 2. Organisasi dan Mekanisme Kerja dan; 3. Pelaksanaan Kegiatan. D. Pengertian 1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di wilayah tertentu. 2. Dana dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan dana dekonsentrasi. 3. Kelembagaan Penyuluhan Provinsi adalah lembaga pemerintah di provinsi yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Koordinasi Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di provinsi. 4. Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota adalah lembaga pemerintah di kabupaten/kota yang mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan penyuluhan, yaitu: Badan Pelaksana Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 7

17 5. Honorarium THL-TB Penyuluh Pertanian adalah pembayaran atas jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada THL-TB Penyuluh Pertanian dalam pelaksanaan tugas dan fungsisebagai THL-TB Penyuluh Pertanian. 6. Biaya Operasional Penyuluh (BOP) adalah biaya yang diberikan kepada para penyuluhuntuk lebih memperlancar pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana kerja pelaksanaan penyuluhan pertanian yang telah dibuat, sehingga dapat meningkatkan kinerjanya. 7. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah pejabat yang ditetapkan oleh Gubernur selaku Pengguna Anggaran yang menggunakan APBN (dilihat aturannya). 8. Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan. 9. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) adalah pejabat yang ditetapkan oleh KPA yang bertanggung jawab atas pelaksanaan keuangan. E. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 3. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, 8 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

18 Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan; 7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan; 9. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 58/Permentan/ KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan Kepada Gubernur dalam Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010; 10. Peraturan Presiden Nomor 154 tahun 2014 tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 11. DIPA Satker Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Nomor: SP DIPA /2015, tanggal 14 November Peraturan Menteri Pertanian Nomor 131 Tahun 2014 Tentang Mekanisme dan Hubungan Kerja antar Lembaga yang Membidangi Pertanian dalam Mendukung Peningkatan Produksi Pangan Strategis Nasional. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 9

19 F. Sasaran Sasaran kegiatan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2016 meliputi: 1. Kelembagaan Penyuluhan Pertanian di 34 provinsi, 514 kabupaten/kota, dan kecamatan; 2. Penyuluh Pertanian Pegawai Negeri Sipil (PNS) Penerima BOP sebanyak orang; 3. Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) sebanyak orang di 514 kabupaten/ kota; 4. Kelembagaan Petani di Unit/WKPP. 10 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

20 BAB II ALOKASI DAN KEGIATAN DANA DEKONSESNTRASI TAHUN 2016 A. Alokasi Dana Dekonsentrasi Pengalokasian dana dekonsentrasi Pusat Penyuluhan Pertanian mengacu pada sinergitas antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta berbagai sumber pembiayaan yang tersedia, baik dari APBD provinsi dan kabupaten/kota maupun sumber-sumber lain yang sah. Dana dekonsentrasi penyelenggaraan penyuluhan pertanian dialokasikan kepada 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota. Pemberian dana dekonsentrasi tersebut dititikberatkan kepada kelembagaan penyuluhan yang sesuai dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang SP3K dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2009 tentang Pembiayaan, Pembinaan, dan Pengawasan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Di tingkat provinsi, status kelembagaan penyuluhan dibagi dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: 1. Badan Koordinasi Penyuluhan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA); 2. Badan Koordinasi Penyuluhan dan Ketahanan Pangan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) atau Peraturan Gubernur (PERGUB); 3. Unit kerja pelaksana penyuluhan tingkat provinsi (kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian). Sedangkan untuk tingkat kabupaten/kota, status dan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 11

21 bentuk kelembagaan penyuluhan dibagi dalam 4 (empat) kategori, yaitu: a. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) yang dibentuk berdasarkan PERDA; b. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) yang dibentuk berdasarkan PERDA; c. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) dan Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan (BP2KP) atau sebaliknya, yang dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati/Walikota; 4. Unit kerja pelaksana penyuluhan (kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian). Kategori Status dan Bentuk Kelembagaan Penyuluhan Provinsi dan Kabupaten/Kota. B. Kegiatan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pusat Penyuluhan Pertanian pada tahun 2016 didukung dengan anggaran sebesar Rp (Delapan Ratus Sembilan Puluh Satu Milyar Dua Ratus Dua Puluh Lima Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Empat Ribu Rupiah). Kegiatan Dana Dekonsentrasi berdasarkan output antara lain sebagai berikut: 1. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Pertanian: 12 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

22 a. Provinsi: 1) Pertemuan Koordinasi; 2) Pertemuan Evaluasi; 3) Apresiasi SMIPP; 4) Pengembangan Data Base; 5) Pembinaan dan Supervisi; 6) Monitoring dan Evaluasi; 7) Administrasi; 8) Materi Penyuluhan; b. Kabupaten/Kota 1) Pertemuan Temu Teknis; 2) Pertemuan Evaluasi; 3) Pengembangan Data Base; 4) Pembinaan dan Supervisi; 5) Monitoring dan Evaluasi; 6) Administrasi; 7) Materi Penyuluhan. c. Kecamatan 1) Administrasi dan Pengolahan Data Base; 2) Pertemuan Teknis; 3) Rembuktani, Kursustani, dan FFD; 4) Latihan, Kunjungan dan Monev; 5) Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani. 2. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Petani; a. Pendampingan Kelompoktani di Lokasi Sentra Produksi Pangan: Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 13

23 1) Rembugtani Desa; 2) Kursustani Desa; 3) Bantuan Transport. b. Pemberdayaan Kelembagaan Ekonomi Petani/KEP: 1) Penumbuhan KEP/BUMP; 2) Pengembangan KEP/BUMP. 3. Peningkatan Kinerja Penyuluhan Pertanian; a. BOP Penyuluh Pertanian PNS; b. Honorarium THL-TB Penyuluh Pertanian; c. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya. 14 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

24 BAB III ORGANISASI DAN MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI A. Organisasi Pengelola Dana Dekonsentrasi Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 58/Permentan/KU.410/12/2009 tentang Pelimpahan Pengelolaan Kegiatan dan Tanggung Jawab Dana Dekonsentrasi Provinsi Tahun Anggaran 2010 kepada Gubernur, Gubernur menetapkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi. Penyelenggaraan Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh Kepala Sekretariat Bakorluh/ Kelembagaan yang menangani Penyuluhan Pertanian di provinsi selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Satker Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di provinsi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Gubernur. Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran Pembantu/BPP dan Pejabat Penguji Surat Perintah Membayar (SPM) yang ditetapkan oleh KPA Satker Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di Provinsi berdasarkan usulan Kepala Sekretariat Bakorluh/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan di tingkat provinsi. Dalam pelaksanaannya, Sekretariat Badan Koodinasi Penyuluhan/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di tingkat provinsi secara fungsional berkoordinasi dengan BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 15

25 Berdasarkan surat pejabat KPA Satker Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di provinsi, meminta kepada Kepala BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota bertindak selaku Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), dan Bendahara Pengeluaran Pembantu/BPP kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota sekaligus menunjuk pejabat Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan mengusulkan ke Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Penunjukan petugas tersebut ditetapkan berdasarkan peraturan yang berlaku. B. Mekanisme Kerja Pengelolaan Dana Dekonsentrasi 1. Provinsi Untuk membantu Pelaksanaan Kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota, KPA meminta Kepala Bapeluh/BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (P2K), Bendahara Pengeluaran Pembantu/BPP sebagai pelaksana kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota: a. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi mengadakan rapat koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) kabupaten/kota untuk membahas rencana pelaksanaan kegiatan Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang difasilitasi melalui Dana Dekonsentrasi Tahun 2016, 16 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

26 dengan mengundang dinas teknis terkait, BPTP, UPT lingkup BPPSDMP; b. Berdasarkan hasil rapat koordinasi tersebut, Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi menyusun Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Provinsi yang bersangkutan selama satu tahun; c. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi melakukan supervisi terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan untuk mengevaluasi keterlaksanaan kegiatan yang menjadi tanggung jawab kabupaten/ kota; d. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi menyampaikan Laporan Triwulanan, Bulanan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi setiap minggu ke-ii pada triwulan berikutnya kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Gedung D lantai V, Jalan Harsono R.M. No. 3 Jakarta 12550, Programpusluh@yahoo.co.id. 2. Kabupaten/Kota a. Berdasarkan hasil rapat koordinasi di provinsi, Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota mengadakan pertemuan teknis untuk mensinergikan dan menyusun Rencana Kerja Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 17

27 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian selama satu tahun di kabupaten/kota; b. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota melakukan supervisi dan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat kecamatan (BP3K); c. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota menyampaikan Laporan Bulanan Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian setiap minggu ke-i pada bulan berikutnya kepada Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi Kementerian Pertanian di tingkat provinsi dan ditembuskan ke Pusat Penyuluhan Pertanian; d. Dalam Pengelolaan Dana Dekonsentrasi, penanggung jawab kegiatan di kabupaten/kota dibantu oleh pelaksana teknis kegiatan (pejabat struktural). 3. Kecamatan (BP3K) a. Berdasarkan hasil rapat Temu Teknis di kabupaten/ kota, Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan mengadakan pertemuan teknis untuk mensinergikan dan menyusun Rencana Kerja Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian selama satu tahun di kecamatan; b. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di kecamatan melakukan supervisi dan pembinaan terhadap pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat Wilayah Kerja Penyuluh Pertanian/WKPP; c. Penanggung Jawab Kegiatan Penyuluhan Pertanian di kecamatan menyampaikan Laporan Bulanan 18 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

28 Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Pertanian setiap minggu ke-i pada bulan berikutnya kepada Pejabat Pembuat Komitmen/PPK Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsentrasi di tingkat kabupaten/kota ditembuskan ke Sekretariat Bakorluh Provinsi; d. Dalam Pengelolaan Dana Dekonsentrasi, Penanggung Jawab Kegiatan di kecamatan dibantu oleh pelaksana teknis kegiatan. C. Mekanisme Pelaksanaan Keuangan 1. Proses Pengajuan Kegiatan a. Pengajuan Pelaksanaan Kegiatan 1) Penanggung Jawab Kegiatan berdasarkan Rencana Operasional Kegiatan (ROK) yang telah disusun menyampaikan usulan pelaksanaan kegiatan (termasuk permintaan uang muka kerja bila diperlukan) kepada Pejabat Pembuat Komitmen (P2K); 2) Apabila telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen, maka Penanggung Jawab Kegiatan melaksanakan rencana kegiatan unit kerjanya; 3) Atas dasar persetujuan tersebut untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan dapat dimintakan uang muka kerja oleh Pemegang Uang Muka Kerja (PUMK) kepada Bendahara Pengeluaran; 4) Penanggung Jawab kegiatan setelah selesai melaksanakan kegiatan: a) Menyusun laporan hasil pelaksanaan kegiatan; Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 19

29 b) Menyelesaikan bukti pertanggungjawaban keuangan (SPJ). b. Pengajuan Penyelesaian SPJ di Unit Kerja Pembuat Komitmen 1) Penanggung Jawab Kegiatan menyampaikan bukti-bukti pertanggungjawaban keuangan (SPJ) dari Penanggung Jawab Kegiatan kepada Pejabat Pembuat Komitmen melalui PUMK untuk memeriksa secara cermat kebenaran dan keabsahan dokumen tersebut; 2) Selanjutnya Penanggung Jawab Kegiatan dan PUMK meneliti bukti-bukti pengeluaran berikut kelengkapan persyaratannya, ketersediaan dana, ketepatan pembebanan dan perhitungannya; 3) PUMK menatausahakan pertanggungjawaban keuangan; 4) Setelah mendapat persetujuan dari Pejabat Pembuat Komitmen, maka SPJ tersebut disampaikan kepada Petugas Penguji Tagihan/ SPP (Verifikator); 5) Oleh petugas Verifikator SPJ tersebut diteliti dan diperiksa secara cermat kebenarannya dan keabsahan dokumen tersebut. SPJ yang dinyatakan lulus dari verifikasi, maka SPJ tersebut oleh Petugas Verifikasi akan disampaikan kepada Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4). Ababila SPJ tersebut tidak lulus verifikasi akan dikembalikan kepada Pejabat Pembuat Komitmen. Oleh Pejabat Penguji Tagihan dan Perintah Pembayaran (P4), 20 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

30 SPJ tersebut mendapatkan persetujuan pembebanan, yang kemudian disampaikan ke Bendaharawan Pengeluaran; 6) Bendaharawan Pengeluaran akan meminta persetujuan pembayaran kepada Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran; 7) Apabila Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran menyetujui pembayaran SPJ tersebut maka Bendaharawan pengeluaran mengusulkan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) kepada Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran (P4) yang apabila memenuhi persyaratan peraturan yang berlaku oleh Pejabat Penguji dan Perintah Pembayaran akan menerbitkan Surat Perintah Pembayaran/SPM; 8) Surat Perintah Pembayaran/SPM yang telah disetujui diteruskan ke Kantor Pelayanan Pembendaharaan Negara (KPPN) untuk proses pencairan dana; 9) Jika disetujui maka KPPN akan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana/SP2D yang kemudian disampaikan ke Pejabat Perintah Pembayaran dan copy-nya disampaikan ke Bendahara Pengeluaran; 10) Copy SP2D dan copy SPM oleh Pejabat Perintah Pembayaran/SPM akan diteruskan ke Petugas Perintah Pembayaran/SPM untuk ditatausahakan, yang kemudian disampaikan ke Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/SAP; 11) Pejabat Sistem Akuntansi Pemerintahan/SAP akan menatausahakan dan mengolah data-data SP2D dan SPM untuk menyusun Laporan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 21

31 Keuangan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian. c. Ketentuan Uang Muka 1) Pemberian uang muka dibatasi pada kegiatankegiatan yang karena sifat pekerjaannya membutuhkan uang muka kerja; 2) Permintaan uang muka kerja dirinci sesuai kebutuhan disampaikan kepada Bendahara Pengeluaran untuk mendapat persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran; 3) Penerima uang muka bertanggung jawab atas penyelesaian uang muka kerja yang diterimanya sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) Uang muka kerja yang diterima dari Bendahara Pengeluaran harus segera dipertanggungjawabkan (SPJ Rampung) selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah menerima uang tersebut dan apabila belum mempertanggungjawabkannya maka tidak dibenarkan untuk diberikan uang muka baru; 5) Kuitansi untuk pembayaran uang muka kerja dibuat rangkap dua, kuitansi yang asli dibukukan Bendahara Pengeluaran dan Lembar Kedua (copy) sebagai arsip PUMK; 6) Pertanggungjawaban uang muka kerja adalah bukti-bukti pengeluaran yang sah berupa kuitansi berikut kelengkapan pendukungnya dengan daftar rincian penggunaan uang muka kerja dan kuitansi yang ditandatangani oleh PUMK dan Pejabat Pembuat Komitmen; 22 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

32 7) Apabila uang muka kerja sudah dipertanggungjawabkan oleh PUMK, maka kuitansi asli uang muka ditulis tanggal lunas dan ditandatangani Bendahara Pengeluaran kemudian dikembalikan kepada PUMK dan kuitansi lembar keduanya diserahkan ke Bendahara Pengeluaran sebagai arsip. 2. Mekanisme Cara Pembayaran a. Ketentuan Pembayaran Melalui Uang Persediaan 1) Kuasa Pengguna Anggaran dapat mengajukan permintaan Uang Persediaan dengan menerbitkan SPM-UP; 2) Bendahara Pengeluaran dapat melakukan pembayaran melalui Uang Persediaan setinggitingi Rp ,- (lima juta rupiah) kepada satu rekanan; 3) Uang persediaan dapat diberikan untuk keperluan belanja barang meliputi: keperluan sehari-hari perkantoran, belanja inventaris kantor, belanja pengadaan bahan makanan, belanja barang pelaksana Tupoksi, belanja barang operasional lainnya, belanja bahan, langganan daya dan jasa, jasa pos dan giro, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan, biaya pemeliharaan gedung dan bangunan lainnya, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin, biaya pemeliharaan peralatan dan mesin lainnya, serta belanja perjalanan biasa; 4) Perubahan (revisi) besaran uang persediaan sesuai kebutuhan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 23

33 Pembendaharaan Departemen Keuangan yaitu setinggi-tingginya 1/12 x pagu (jumlah dan MAK yang dapat dimintakan uang persediaan menurut ketentuan) untuk keperluan 1 (satu) bulan; 5) Pembayaran melalui uang persediaan untuk keperluan di luar jenis belanja (MAK) tersebut diatas (uang honor tidak tetap dan belanja perjalanan lainnya) dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Direktur Jenderal Pembendaharaan Departemen Keuangan dengan cara mengajukan permintaan tambahan uang persediaan; b. Ketentuan Pembayaran Secara Langsung (LS) 1) Pembayaran pada dasarnya dilakukan secara langsung melalui penerbitan Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS); 2) Pembayaran Langsung (LS) adalah pelaksanaan pembayaran yang dilakukan oleh KPPN kepada pihak yang berhak/karena berdasarkan SPM-LS yang diterbitkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran atas nama pihak yang berhak sesuai bukti pengeluaran yang sah; 3) Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran yang pelaksanaannya dilakukan oleh rekanan/pihak ketiga dalam rangka pengadaan barang/jasa yang bernilai diatas Rp ,- (lima juta rupiah); 4) Pembayaran langsung dilakukan untuk keperluan pembayaran gaji dan belanja pegawai lainnya; 24 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

34 5) Dalam menerbitkan SPM-LS harus memperhitungkan pajak-pajak yang timbul dan harus dibayar sebagai akibat pengeluaran yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman administrasi keuangan Tahun D. Alur Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Agar pelaksanaan kegiatan dana dekonsentrasi tahun 2016, dapat berjalan dengan baik dan efektif sesuai pelaksanaan penyuluhan pertanian maka perlu digambarkan bagan dan alur kegiatannya mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai hasil dan pelaporan. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 25

35 Gambar 1. Bagan Alur Kerja Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun Anggaran Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

36 E. Prosedur Pengajuan Revisi Dana Dekonsentrasi Penyuluhan Pertanian Tahun Anggaran Aspek Teknis a. Dalam pengajuan revisi DIPA/POK khususnya terkait dengan kegiatan teknis, KPA/PPK Provinsi harus mengusulkan revisi disertai alasan yang jelas kepada Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian cq. Bidang Program dan Informasi untuk diverifikasi/ ditelaah terlebih dahulu agar revisi tersebut sesuai mekanisme yang sudah dituangkan dalam juklak maupun juknis. b. Usulan Revisi DIPA/POK yang sudah mendapatkan persetujuan dari Pusat Penyuluhan Pertanian cq. Bidang Program dan Evaluasi akan segera ditindaklanjuti di Bagian Perencanaan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian untuk mendapatkan pengesahan. c. Apabila revisi DIPA/POK tidak melalui verifikasi/ telaahan dari Pusat Penyuluhan Pertanian cq. Bidang Program dan Evaluasi, dan ternyata kegiatan tersebut menjadi masalah dikemudian hari oleh tim pemeriksa, maka kami tidak akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. 2. Aspek Keuangan Untuk aspek keuangan, akan mengacu kepada peraturan-peraturan yang berlaku. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 27

37 28 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

38 BAB IV PELAKSANAAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI Pelaksanaan Kegiatan Dana Dekonsentrasi Tahun 2016 di provinsi dan kabupaten/kota difokuskan pada kegiatan sebagai berikut: A. Kegiatan di Provinsi 1. Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Temu Koordinasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi dilaksanakan di 34 provinsi, kegiatan ini dilakukan untuk membangun persamaan persepsi, meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergitas antar instansi lingkup pertanian dan SKPD terkait. Tujuan Terpadunya pelaksanaan kegiatan dan anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari APBN dan APBD bersama-sama dengan dinas teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh)/Kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi; Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian yang disinergikan dengan kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Bapeluh/ kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi dalam rangka mendukung percepatan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 29

39 pencapaian sasaran prokduksi dan produktivitas 7 (tujuh) komoditas prioritas yaitu Padi, Jagung, Kedelai, Tebu, Aneka Cabai, Bawang Merah dan Daging Sapi. Sasaran Kepala Dinas Provinsi, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Kepala Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota, Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi (KPPP), dan Penyuluh Pertanian Provinsi. Pelaksanaan 1 (satu) kali Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Februari 2016 Metode Pelaksanaan Pertemuan Output a. Tersosialisasikan Permentan Nomor 131 Tahun 2014 tentang mekanisme dan hubungan kerja antar lembaga yang membidangi pertanian dalam mendukung peningkatan produksi pangan strategis nasional; b. Terciptanya sinkronisasi kegiatan dan anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari APBN dan APBD dengan dinas teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Badan Pelaksana Penyuluhan (Bapeluh)/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi; c. Untuk mendukung percepatan pencapaian tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di tingkat provinsi/kabupaten/kota 30 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

40 selama 1 (satu) tahun yang disinergikan dengan kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian tingkat provinsi, Bapeluh/kelembagaan yang membidangi penyuluhan pertanian, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Provinsi. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di provinsi/satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan a. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu Koordinasi dan Sinkronisasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 2. Temu Evaluasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tujuan a. Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan yang bersumber dari APBN; b. Mengetahui realisasi fisik dan keuangan pada tahun berjalan; c. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan; d. Merencanakan rencana tindak lanjut pelaksanaan Sasaran kegiatan penyuluhan di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan yang bersumber dari APBN. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsenttrasi di provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 31

41 Pelaksanaan 1 (satu) kali Waktu Pelaksanaan Bulan Juli 2016 Metode Pelaksanaan Pertemuan Output Melakukan konsolidasi terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari APBN serta permasalahan yang terjadi sehingga dapat diambil suatu kebijakan dalam rangka perbaikan pelaksanaan pada tahun berjalan. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di provinsi/satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan a. Membuat Laporan Penyeleggaraan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu Evaluasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 3. Apresiasi Sistem Manajemen Informasi Penyuluhan Pertanian/SMIPP Apresiasi SMIPP diikuti oleh Admin SMIPP tingkat kabupaten maupun BP3K yang ditugaskan untuk mengelola dan updating database pada wilayah kerjanya. 32 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

42 Tujuan a. Memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi Admin SMIPP tingkat kabupaten maupun BP3K agar dapat melakukan updating data pada WEB SMIPP; b. Melakukan evaluasi pengelolaan database SMIPP Sasaran berkaitan dengan aspek kelembagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan ketenagaan penyuluhan serta data luas tanam, produksi, panen dan produktivitas, penggunaan aplikasi SMIPP offline maupun online, kesepakatan waktu updating setiap bulannya. Petugas pengelola (Admin) SMIPP yang sudah/belum pernah mengikuti apresiasi sejenis tingkat kabupaten maupun BP3K. Pelaksanaan 3 (tiga) hari Waktu Pelaksanaan Bulan Maret - April 2016 MetodePelaksanaan Pertemuan, diskusi dan praktek penggunaan perangkat komputer. Output a. Ketersediaan data tentang penyuluhan pertanian melalui WEB SMIPP yang dapat dipergunakan untuk pengambilan kebijakan di tingkat BP3K, kabupaten, provinsi dan pusat; b. Akurasi data penyuluhan pertanian berkaitan dengan aspek: kelembagaan, ketenagaan serta penyelenggaraan dapat digunakan sebagai acuan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 33

43 monitoring secara online dan dapat diakses oleh pengambil kebijakan. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di provinsi/satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan a. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Apresiasi SMIPP Tingkat Provinsi; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 4. Pengembangan Database Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian/SMIPP Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian tingkat provinsi dilakukan dengan melakukan review dan verifikasi updating data yang dilakukan oleh Admin Kabupaten maupun Kecamatan. Admin Provinsi memberikan bimbingan dan advokasi kepada Admin Kabupaten maupun Kecamatan. Selanjutnya Admin Provinsi memberikan laporan tertulis kepada pimpinan kelembagaan penyuluhan provinsi yang berisikan tentang rekapitulasi data yang tercantum dalam SMIPP. Adapun data yang dimaksud meliputi: data dan informasi tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani, dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi Penyuluhan. Review data dan informasi dilakukan oleh petugas admin provinsi yang telah dilatih. 34 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

44 Tujuan Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian yang akurat dan mutakhir. Sasaran Balai Penyuluhan Kecamatan. Pelaksanaan 1 (satu) paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember MetodePelaksanaan a. Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat Kecamatan; b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita; c. Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan; d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian tingkat kecamatan; e. Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap triwulan dalam 1 tahun. Output a. Tersedianya data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan yang akurat dan mutakhir; b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di provinsi/satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 35

45 Laporan a. Laporan hasil pengolahan database Penyuluhan Pertanian di provinsi. b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 5. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh 34 provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pembinaan dilaksanakan melalui pendekatan kepada BP4K/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kabupaten/kota agar mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian secara efektif dan efisien. Tujuan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian di BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian dengan memberikan pembinaan, masukan, pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut pelaksanaan kegiatan. Sasaran BP4K/BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota/kecamatan dan Kelembagaan Petani. Pelaksanaan 1 (satu) Paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari Desember Metode Pelaksanaan Kunjungan dan Pertemuan. 36 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

46 Output BP4K/BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota/kecamatan dan Kelembagaan Petani memperoleh bimbingan dan pembinaan dari Satker Kelembagaan Penyuluhan Provinsi. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. Laporan a. Membuat Laporan Pelaksanaan Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tingkat Provinsi; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 6. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 34 provinsi yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban. Tujuan a. Mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di tingkat kabupaten/kota dan kecamatan; b. Mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan; c. Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 37

47 Sasaran BP4K/BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota/kecamatan dan Kelembagaan Petani. Pelaksanaan 1 (satu) Tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember Metode Pelaksanaan Kunjungan, survey dan Focus Group Disscusion (FGD). Output a. Diketahuinya tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di kabupaten/kota dan kecamatan; b. Diketahuinya tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan; c. Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. Laporan a. Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi di Provinsi; b. Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan yang harus diserahkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian; c. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 38 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

48 7. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan Penyusunan materi penyuluhan dimaksudkan untuk memantapkan peran dan fungsi kelembagaan penyuluhan pertanian dalam memberikan layanan kepada petani agar tercapai kualitas hidup secara sosial maupun ekonomi (better farming, better business dan better living). Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan inovasi baru untuk mengatasi permasalahan atau memperkenalkan informasi yang berkaitan dengan teknologi dalam pengembangan agribisnis yang mencakup lintas kabupaten dalam satu provinsi. Sasaran Petani, Gapoktan, Kelembagaan Petani, Penyuluh Pertanian. Pelaksanaan 1 (satu) Paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember Metode Pelaksanaan a. Partisipatif; b. Berorientasi pada kebutuhan petani/pelaku usaha dalam peningkatan produktivitas komoditas unggulan; c. Berorientasi pada pemecahan masalah; d. Menggunakan media yang efektif. Tahapan Kegiatan a. Penetapan topik; b. Pengumpulan bahan materi yang dibutuhkan; Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 39

49 d. Penyusunan materi; e. Pencetakan. Output a. Tersedianya materi penyuluhan yang dapat mengatasi permasalahan atau memperkenalkan informasi inovatif dalam pengembangan agribisnis mencakup lintas kabupaten dalam satu provinsi; b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh di provinsi/satker Pelaksana Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Laporan a. Laporan judul materi dan bentuk media (leaflet, brosur, poster, dll.); b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 8. Pengembangan Materi Penyuluhan melalui Langganan Tabloid Pertanian Tabloid pertanian merupakan bentuk media cetak yang berisi informasi pertanian, yang dapat digunakan sebagai bahan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Tujuan Memberikan alternatif informasi yang berkaitan dengan teknologi yang dapat digunakan sebagai bahan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sasaran BP4K/Kelembagaan Penyuluhan/dinas lingkup pertanian kabupaten/kota dan Balai Penyuluhan Kecamatan. 40 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

50 Pelaksanaan 1 (satu) paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari Desember Metode Pelaksanaan Pengadaan langsung dengan mempertimbangkan issue yang berkembang sebagai materi yang dibutuhkan. Persyaratan tabloid pertanian sebagai materi penyuluhan, adalah sebagai berikut: a. Terbit minimal 4 kali dalam sebulan; b. Memuat rubrik penyuluhan pertanian; c. Memuat rubrik suara penyuluh pertanian; d. Mampu melayani pendistribusian sampai ke tingkat kecamatan/desa; e. Menyampaikan informasi teknis pertanian dan kebijakan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian; f. Berbadan hukum. Output Meningkatnya kompetensi dan kapasitas penyuluh dalam melaksanakan pengawalan dan pendampingan terhadap pelaku utama. Penyelenggara Satker provinsi. Laporan a. Laporan hasil kegiatan Langganan Tabloid Pertanian; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 41

51 9. Langganan Majalah Kebijakan Pertanian bagi Kelembagaan Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan Majalah Kebijakan Pertanian merupakan bentuk media cetak yang berisi informasi pertanian, yang dapat digunakan sebagai bahan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan funngsinya. Tujuan Memberikan alternatif informasi yang berkaitan dengan teknologi yang dapat digunakan sebagai bahan peningkatan kapasitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. Sasaran BP4K/Kelembagaan Penyuluhan/dinas lingkup pertanian kabupaten/kota dan Balai Penyuluhan Kecamatan. Pelaksanaan 1 (satu) paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari Desember Metode Pelaksanaan Pengadaan langsung dengan mempertimbangkan issue yang berkembang sebagai materi yang dibutuhkan. Untuk materi yang berisikan tentang kebijakan sektor pertanian didistribuskan sampai kabupaten/kota. Sedangkan materi yang berisikan teknologi dan informasi pemasaran, pengolahan hasil didistribusikan sampai kecamatan. Persyaratan tabloid pertanian sebagai materi penyuluhan adalah sebagai berikut: 42 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

52 a. Terbit minimal 1 kali dalam sebulan; b. Memuat rubrik penyuluhan pertanian; c. Mampu melayani pendistribusian sampai ke tingkat kabupaten/kota; d. Menyampaikan informasi teknis pertanian dan kebijakan pemerintah khususnya Kementerian Pertanian; e. Berbadan hukum. Output Meningkatnya kompetensi dan kapasitas penyuluh dalam melaksanakan pengawalan dan pendampingan terhadap pelaku utama. Penyelenggara Satker provinsi. Laporan a. Laporan hasil kegiatan Langganan Tabloid Pertanian. b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 10. Administrasi Kegiatan Administrasi kegiatan di provinsi dilaksanakan di 34 provinsi untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mendukung Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian. Tujuan a. Menyediakan honorarium petugas yang terkait dengan operasional Satker, petugas SAI dan petugas SIMONEV; b. Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapat- Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 43

53 rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan provinsi ke pusat; dan c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi. Sasaran Pelaksana Satker Dana Dekonsentrasi lingkup Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian. Pelaksanaan 1 (satu) Tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember Metode Pelaksanaan a. Penyaluran honorarium petugas yang terkait dengan Operasional Satker, Petugas SAI dan Petugas SIMONEV; b. Pengadaan bahan dan ATK; dan c. Koordinasi dan Konsultasi. Output a. Diterimanya honorarium petugas yang terkait dengan operasional Satker, petugas SAI dan petugas SIMONEV; b. Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapatrapat serta penyusunan dan pengiriman laporan provinsi ke pusat; dan c. Terlaksananya koordinasi dan konsultasi. Penyelenggara Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. 44 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

54 Laporan a. Perjalanan dinas dalam rangka perencanaan, koordinasi dan konsultasi ke pusat disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di tingkat provinsi. b. Laporan Bulanan, Triwulanan, dan Tahunan Tingkat Provinsi (format terlampir) paling lambat diterima tanggal 10 pada periode/bulan berikutnya, yang meliputi rekapitulasi kegiatan di kabupaten/kota dan kegiatan di provinsi dengan alamat Pusat Penyuluhan Pertanian akan menginformasikan keragaan penerimaan laporan bulanan/triwulanan/tahunan kepada Satker Provinsi setiap 6 bulan sekali yang selanjutnya sebagai bahan penilaian dan pemberlakuan "punishment"pada tahun berikutnya. B. Kegiatan di Kabupaten/Kota 1. Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota dilaksanakan di 514 Kabupaaten/Kota, kegiatan ini dilakukan untuk membangun persamaan persepsi, meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinergitas antar instansi lingkup pertanian dan SKPD terkait. Tujuan a. Sinkronisasinya kegiatan dan anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari APBN dan APBD bersama-sama dengan dinas teknis Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 45

55 lingkup pertanian kabupaten/kota, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP3K); b. Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian yang disinergikan dengan Sasaran kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian kabupaten/kota dan BP3K. Kepala Dinas Kabupaten/Kota Lingkup Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), BP3K, Komisi Penyuluhan Pertanian Kabupaten dan Penyuluh Pertanian Kabupaten/Kota. Pelaksanaan 1 (satu) kali. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Februari Metode Pelaksanaan Pertemuan. Output a. Terciptanya sinkronisasi kegiatan dan anggaran Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian yang bersumber dari APBN dan APBD dengan dinas teknis lingkup pertanian kabupaten/kota, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP3K); b. Tersusunnya rencana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian yang disinergikan dengan kegiatan dari dinas teknis lingkup pertanian kabupaten/kota, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian dan Kehutanan (BP3K); c. Tersusunnya Rencana Pelaksanaan Kegiatan tahun berjalan (Januari Desember 2016). 46 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

56 Penyelenggara Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota. Laporan a. Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu Teknis Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 2. Temu Evaluasi Penyuluhan Pertanian Tingkat Kabupaten/Kota Tujuan a. Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan penyuluhan di kabupaten/kota dan kecamatan yang bersumber dari APBN; b. Mengetahui realisasi fisik dan keuangan pada tahun berjalan; c. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi saat pelaksanaan kegiatan; d. Merencanakan rencana tindak lanjut pelaksanaan Sasaran kegiatan penyuluhan di kabupaten/kota dan kecamatan yang bersumber dari APBN. Satker Pelaksana Kegiatan Dana Dekonsenttrasi di kabupaten/kota dan kecamatan. Pelaksanaan 1 (satu) kali Waktu Pelaksanaan Bulan Juli 2016 Metode Pelaksanaan Pertemuan. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 47

57 Output Melakukan konsolidasi terhadap perkembangan pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari APBN serta permasalahan yang terjadi sehingga dapat diambil suatu kebijakan dalam rangka perbaikan pelaksanaan pada tahun berjalan. Penyelenggara Sekretariat Bapeluh di kabupaten/kota. Laporan a. Membuat Laporan Penyeleggaraan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Temu Evaluasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian kabupaten/kota; b. Mengirimkan ke Provinsi. 3. Pengembangan Database Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian/SMIPP Tingkat Kabupaten/Kota Kegiatan Pengolahan Database Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota dilakukan dengan melakukan review dan verifikasi updating data yang dilakukan oleh Admin Kecamatan. Admin Kabupaten/Kota memberikan bimbingan dan advokasi kepada Admin Kecamatan. Selanjutnya Admin Kabupaten/Kota memberikan laporan tertulis kepada pimpinan kelembagaan penyuluhan kabupaten/kota yang berisikan tentang rekapitulasi data yang tercantum dalam SMIPP. Adapun data yang dimaksud meliputi: data dan informasi tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani, dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi Penyuluhan. Review data dan informasi dilakukan oleh petugas admin kabupaten/kota yang telah dilatih. 48 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

58 Tujuan Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian kabupaten/kota yang akurat dan mutakhir. Sasaran Admin SMIPP Kabupaten/Kota. Pelaksanaan 1 (satu) Paket. WaktuPelaksanaan Bulan Januari - Desember Metode Pelaksanaan a. Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan; b. Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita; c. Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan; d. Penyusunan profil database penyuluhan pertanian tingkat kecamatan; e. Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap triwulan dalam 1 tahun. Output a. Tersedianya data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan yang akurat dan mutakhir; b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 49

59 Laporan a. Laporan hasil pengolahan database Penyuluhan Pertanian di kabupaten/kota; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 4. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Kecamatan/BP3K Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian dilaksanakan oleh 514 kabupaten/kota kepada kecamatan dalam rangka peningkatan kualitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian. Pembinaan dilaksanakan melalui pendekatan kepada BP3K/ Kelembagaan yang menangani penyuluhan di kecamatan agar mampu melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian secara efektif dan efisien. Tujuan Meningkatkan kualitas penyelenggaraan penyuluhan pertanian di BP3K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian dengan memberikan pembinaan, masukan, pemecahan masalah dan rencana tindak lanjut pelaksanaan kegiatan. Sasaran BP3K Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian dan Kelembagaan Petani. Pelaksanaan 1 (satu) Paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember Metode Pelaksanaan Kunjungan dan Pertemuan. 50 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

60 Output BP3K kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian dan Kelembagaan Petani memperoleh bimbingan dan pembinaan dari Satker Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota. Penyelenggara Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota. Laporan a. Membuat Laporan Pelaksanaan Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Kabupaten/Kota; b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 5. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian di Kabupaten/Kota Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 514 kabupaten/kota yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban. Tujuan a. Mengetahui tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di kecamatan; b. Mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/ tindakan yang diperlukan; c. Menyediakan umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 51

61 Sasaran BP3K baik yang mendapatkan fasilitasi dari Dana Dekonsentrasi maupun yang tidak. Pelaksanaan 1 (satu) Tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember Metode Pelaksanaan Kunjungan, survey dan Focus Group Disscusion (FGD). Output a. Diketahuinya tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan sumberdaya penyuluhan pertanian di kecamatan; b. Diketahuinya tingkat kemajuan pelaksanaan kegiatan yang sedang berjalan maupun yang telah dilaksanakan sebagai bahan untuk pengambilan kebijakan/tindakan yang diperlukan; c. Tersedianya umpan balik dari seluruh stakeholders dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian. Penyelenggara Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota. Laporan a. Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi di Kabupaten/Kota; b. Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan yang harus diserahkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 52 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

62 6. Penyusunan dan Penyebarluasan Materi Penyuluhan Kabupaten/Kota Penyusunan materi penyuluhan dimaksudkan untuk memantapkan peran dan fungsi kelembagaan penyuluhan pertanian dalam memberikan layanan kepada petani agar tercapai kualitas hidup secara sosial maupun ekonomi (better farming, better business dan better living). Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan inovasi baru untuk mengatasi permasalahan atau memperkenalkan informasi yang berkaitan dengan teknologi dalam pengembangan agribisnis yang mencakup lintas kecamatan dalam satu kabupaten/kota. Sasaran Petani, Gapoktan, Kelembagaan Petani, Penyuluh Pertanian. Pelaksanaan 1 (satu) Paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari Desember Metode Pelaksanaan a. Partisipatif; b. Berorientasi pada kebutuhan petani/pelaku usaha dalam peningkatan produktivitas komoditas unggulan; c. Berorientasi pada pemecahan masalah; d. Menggunakan media yang efektif. Tahapan Kegiatan a. Penetapan topik; b. Pengumpulan bahan materi yang dibutuhkan; Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 53

63 c. Penyusunan materi; d. Pencetakan. Output a. Tersedianya materi penyuluhan yang dapat mengatasi permasalahan atau memperkenalkan informasi inovatif dalam pengembangan agribisnis mencakup lintas kecamatan dalam satu kabupaten/ kota; b. Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. Penyelenggara Sekretariat Bapeluh di Kabupaten/Kota. Laporan a. Laporan judul materi dan bentuk media (leaflet, brosur, poster, dll.); b. Mengirimkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 7. Administrasi Kegiatan Administrasi kegiatan di kabupaten/kota dilaksanakan di 514 kabupaten/kota untuk menunjang pelaksanaan penyelenggaraan penyuluhan pertanian dalam mendukung Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian. Tujuan a. Menyediakan honorarium petugas yang terkait dengan operasional kegiatan; b. Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapatrapat serta penyusunan dan pengiriman laporan kabupaten/kota ke provinsi; dan c. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi. 54 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

64 Sasaran Pimpinan Balai Penyuluhan di kecamatan/koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan. Pelaksanaan 1 (satu) Tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari Desember Metode Pelaksanaan a. Penyaluran honorarium petugas yang terkait dengan operasional kegiatan; b. Pengadaan bahan dan ATK; dan c. Koordinasi dan konsultasi. Output a. Diterimanya honorarium petugas yang terkait dengan operasional kegiatan; b. Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat-menyurat, konsumsi rapatrapat serta penyusunan dan pengiriman laporan kabupaten/kota ke provinsi; dan c. Terlaksananya koordinasi dan konsultasi. Penyelenggara BP4K/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian di kabupaten/kota. Laporan a. Perjalanan dinas dalam rangka perencanaan, koordinasi dan konsultasi ke provinsi; b. Laporan Bulanan, Triwulanan, dan Tahunan Kabupaten/Kota (format terlampir) paling lambat diterima tanggal 10 pada periode/bulan berikutnya, yang meliputi rekapitulasi kegiatan di kecamatan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 55

65 dan kegiatan di kabupaten/kota kepada Kepala Sekretariat Bakorluh/Kelembagaan yang menangani penyuluhan pertanian provinsi. C. Kegiatan di Kecamatan (BP3K) 1. Administrasi dan Pengelolaan Data Base a. Administrasi Administrasi di Balai Penyuluhan Kecamatan digunakan untuk mengintegrasikan segala sumberdaya penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan memfasilitasi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan dalam rangka mengoperasionalkan kegiatan yang telah direncanakan. Tujuan Menyediakan bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan ke kabupaten/kota. Sasaran Camat, Penyuluh Pertanian Lapangan, POPT, Mantri Tani, Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan 1 (satu) tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan April Desember Metode Pelaksanaan 1) Pengadaan bahan dan ATK pelaksana penyuluhan pertanian tingkat Kecamatan; 56 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

66 2) Perjalanan dinas dalam rangka perencanaan, koordinasi dan konsultasi ke kabupaten/kota. Output Tersedianya bahan dan alat tulis kantor, penggandaan, surat menyurat, konsumsi rapat-rapat serta penyusunan dan pengiriman laporan ke kabupaten/kota. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan 1) Laporan hasil kegiatan administrasi di kecamatan; 2) Laporan hasil perjalanan dinas dalam rangka perencanaan, koordinasi dan konsultasi ke kabupaten/kota dan provinsi disesuaikan dengan kebutuhan dan ketersediaan dana di kecamatan. b. Pengolahan Data Base Kegiatan Pengelolaan Database Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian/SMIPP tingkat BP3K dilaksanakan melalui pemutakhiran data dan informasi penyuluhan pertanian (data dan informasi tentang Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Ketenagaan Penyuluhan Pertanian, Kelembagaan Petani, dan Kelembagaan Ekonomi Petani dan Materi Penyuluhan) melalui SMIPP yang meliputi SIMLUHTAN dan Cyber Extension. Pemuktakhiran data dan informasi dilakukan oleh petugas admin yang telah dilatih. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 57

67 Tujuan Menyediakan data dan informasi penyuluhan pertanian yang akurat dan mutakhir, khususnya database yang dibutuhkan untuk mendukung program swasembada padi, jagung, dan kedelai (luas sawah, luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas). Sasaran Balai Penyuluhan Kecamatan. Pelaksanaan 1 (satu) Paket. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember Metode Pelaksanaan 1) Kompulasi, verifikasi dan input data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan; 2) Penyediaan materi penyuluhan spesifik lokalita; 3) Pemutakhiran data dilakukan setiap bulan; 4) Penyusunan profil database penyuluhan pertanian tingkat kecamatan; 5) Pembayaran honorarium admin dilakukan setiap Output triwulan dalam 1 tahun. 1) Tersedianya data kelembagaan penyuluhan, ketenagaan penyuluhan, kelembagaan petani dan kelembagaan ekonomi petani tingkat kecamatan yang akurat dan mutakhir; 2) Tersedianya materi penyuluhan spesifik lokalita. 58 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

68 Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan. Laporan Laporan hasil pengolahan database Penyuluhan Pertanian di kecamatan. 2. Temu Teknis Penyuluhan di Kecamatan Temu Teknis Penyuluhan Pertanian di kecamatan dilakukan untuk meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan Pertanian di kecamatan. Hasil dari koordinasi ini dituangkan dalam programa penyuluhan yang dilaksanakan di WKBPP dan WKPP. Tujuan BP3K mampu merencanakan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian di kecamatan. Sasaran Camat, Petugas POPT, Mantri Tani, Pengurus Poktan/ P3A, Pengurus Gapoktan/GP3A, Pengurus KEP, Penyuluh Pertanian Lapangan, Mantri Statistik, Babinsa, dan atau petugas terkait lainnya. Pelaksanaan 1 (satu) kali. Waktu Pelaksanaan Bulan Maret April 2016 atau sesuai kebutuhan di lapangan. Metode Pelaksanaan Pertemuan dan diskusi. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 59

69 Output Rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil pelaksanaan dan rencana tindak lanjut Kegiatan Temu Teknis Penyuluhan di Kecamatan. 3. Rembug Tani, Kursus Tani dan Farmers Field Day (FFD) a. Rembug Tani Rembug Tani sebagai salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan yang dilakukan secara rutin oleh Poktan dan Gapoktan dalam menjalankan usahataninya yang difasilitasi oleh penyuluh yang berada di wilayah kerja Balai Penyuluhan Kecamatan. Tujuan 1) BP3K melalui Penyuluh Pertanian masing-masing WKPP mampu memfasilitasi poktan dalam melaksanakan rembug tani untuk menyepakati rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi; 2) Menyampaikan informasi tentang rencana kegiatan penyuluhan sesuai dengan programa 60 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

70 penyuluhan dan rencana pengembangan usahatani tingkat kecamatan. Sasaran Penyuluh Pertanian Urusan Programa dan Penyuluh Pertanian masing-masing WKPP. Pelaksanaan 1 (satu) Kegiatan. Waktu Pelaksanaan Paling lambat April Metode Pelaksanaan Pertemuan/Rembug. Output 1) Rencana kegiatan usahatani sebagai penjabaran dari rencana kegiatan percepatan peningkatan produksi pangan strategis nasional dan kegiatan penyuluhan yang memberikan daya ungkit tinggi; 2) Terinformasikannya rencana kegiatan penyuluhan sesuai dengan programa penyuluhan dan rencana pengembangan usahatani tingkat kecamatan. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani. b. Kursus Tani Kursus Tani di Kecamatan dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi sesuai dengan rekomendasi. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 61

71 Tujuan Meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi sesuai dengan rekomendasi. Sasaran Gapoktan. Pelaksanaan 1 (satu) tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember 2016 sesuai dengan jadwal dan materi yang telah disepakati oleh kelompoktani. Metode Pelaksanaan 1) Melakukan pembelajaran mencakup materi teknis; 2) Pengembangan jejaring dan kemitraan dalam agribisnis; 3) Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan Output dalam mendukung pelaksanaan di lapangan. Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil kegiatan kursus tani di kecamatan. c. Farmers Field Day (FFD) Kegiatan Farmer s Field Day (Hari Temu Lapangan Petani) sebagai salah satu metode pemberdayaan 62 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

72 petani melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh untuk saling tukar-menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan umpan balik dari petani. Kegiatan ini dapat dilaksanakan pada saat panen dan atau setiap tahapan proses budidaya untuk menyampaikan pesan terkait dengan teknologi yang diterapkan, khususnya yang berkaitan dengan upaya peningkatan produksi dan produktivitas 7 (tujuh) komoditas pangan strategi (padi, jagung, kedelai, aneka cabai, bawang merah dan daging sapi). Tujuan Menyampaikan informasi tentang teknologi pertanian terapan serta umpan balik dari petani. Sasaran Petani, peneliti dan penyuluh pertanian. Pelaksanaan 1 (satu) kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan April Desember Metode Pelaksanaan Pertemuan dan pameran, demonstrasi hasil, dan demonstrasi cara. Output Terinformasikannya teknologi pertanian terapan serta umpan balik dari petani. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil pelaksanaan Farmer s Field Day. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 63

73 4. Latihan Kunjungan dan Monitoring Evaluasi a. Latihan Kunjungan (LAKU) Kegiatan Latihan bagi penyuluh pertanian di Balai Penyuluhan Kecamatan secara rutin 2 (dua) minggu sekali. Sedangkan kunjungan dilaksanaan oleh Penyuluh Pertanian secara rutin kepada Poktan dan Gapoktan di wilayah binaannya (Permentan Nomor 82 Tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani yang telah ditindaklanjuti dengan Pedoman Pelaksanaan Sistem Kerja LAKU SUSI Tahun 2014). Tujuan Meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian melalui pelatihan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap petani melalui kunjungan penyuluh pertanian ke Poktan dan Gapoktan. Sasaran Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh Pertanian, Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan 1 (satu) paket. Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember Metode Pelaksanaan Pelatihan di Balai Penyuluhan Kecamatan dan kunjungan ke Poktan dan Gapoktan, khususnya dalam penerapan pendampingan teknologi yang direkomendasikan dalam percepatan peningkatan produksi dan produktivitas 7 (tujuh) komoditas 64 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

74 pangan strategi (padi, jagung, kedelai, aneka cabai, bawang merah dan daging sapi). Metode Pelaksanaan Pelatihan di Balai Penyuluhan Kecamatan dan kunjungan ke Poktan dan Gapoktan. Output 1) Meningkatnya kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian; 2) Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani dalam penerapan. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil pelaksanaan latihan dan kunjungan. b. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Tingkat Provinsi dilaksanakan di 34 provinsi yang merupakan bagian dari proses manajemen dalam suatu kegiatan pertanggungjawaban. Tujuan Mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan dapat mengawal serta mendampinginya lebih optimal untuk mencapai suatu tujuan. Sasaran Penyuluh Pertanian Lapangan, THL-TB Penyuluh Pertanian, Penyuluh Pertanian Swadaya. Pelaksanaan 1 (satu) paket. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 65

75 Waktu Pelaksanaan Bulan April - Desember Metode Pelaksanaan Kunjungan lapangan, analisis materi atau sesuai kebutuhan Output 1) meningkatnya kualitas kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; 2) meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan sikap petani. Penyelenggara BP3K yang difasilitasi. Laporan 1) Membuat Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi di provinsi; 2) Membuat Laporan Bulanan, Triwulan, dan Tahunan yang harus diserahkan ke Pusat Penyuluhan Pertanian. 5. Penumbuhan dan Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani a. Penumbuhan Kelompoktani Penumbuhan dan pengembangan Poktan dilakukan melalui pemberdayaan petani untuk merubah pola pikir petani agar mau meningkatkan usahataninya dan meningkatkan kemampuan poktan dalam melaksanakan fungsinya. Pemberdayaan petani dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan dan penyuluhan dengan pendekatan kelompok. Hingga saat ini masih banyak petani yang belum bergabung dalam kelompoktani, hal ini disebabkan 66 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

76 oleh kurangnya pemahaman akan manfaat berkelompok. Selain itu, bagi kelompoktani yang telah tumbuh masih banyak yang belum mengelola kelompoknya sesuai dengan fungsinya sebagai kelas belajar, wahana kerjasama dan unit produksi. Tujuan 1) Meningkatnya jumlah petani yang tergabung dalam kelompoktani; 2) Meningkatnya kemampuan manajemen kelompoktani. Sasaran Petani yang belum berkelompok; Kelompoktani. Pelaksanaan 1 (satu) paket kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember Metode Pelaksanaan Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk pelaksanaan tersendiri. Output 1) Peningkatan jumlah kelompoktani; 2) Peningkatan kualitas manajemen kelompoktani. Laporan Laporan hasil kegiatan penumbuhan dan pengembangan kelompoktani di seluruh Balai Penyuluhan Kecamatan se-indonesia. b. Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani Kegiatan penilaian kelas kemampuan kelompoktani dilakukan untuk mengetahui perkembangan Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 67

77 klasifikasi kemampuan kelompoktani yang telah tumbuh minimal 2 tahun di setiap kecamatan. Tujuan Meningkatkan kelas kemampuan kelompoktani. Sasaran Kelompok tani, kepala desa/lurah, camat, penyuluh pertanian dan pimpinan BP3K. Pelaksanaan 1 (satu) paket kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember Metode Pelaksanaan Pertemuan secara rinci terdapat pada petunjuk pelaksanaan tersendiri. Output Jumlah kelompoktani yang meningkat kelas kemampuannya. Laporan Laporan hasil kegiatan penilaian kelas kemampuan kelompoktani di seluruh Balai Penyuluhan Kecamatan se-indonesia. 6. Pemberdayaan Kelompoktani di Lokasi Sentra Pangan a. Rembug Tani Desa Rembug Tani Desa sebagai salah satu metode pemberdayaan petani melalui pertemuan yang dilakukan secara rutin oleh Poktan dan Gapoktan dalam menjalankan usahataninya yang di fasilitasi oleh penyuluh yang berada di wilayah kerja Balai Penyuluhan Kecamatan. 68 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

78 Tujuan 1) Merencanakan kegiatan usahatani dan menyusun jadwal pelaksanaan pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan dan panen sesuai dengan paket bantuan dan rekomendasi teknologi untuk mencapai sasaran peningkatan IP dan produktivitas padi, jagung dan kedelai; 2) Mengidentifikasi masalah dan pemecahannya, Sasaran serta mengevaluasi hasil usahatani. Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan 3 (tiga) kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - November 2016 atau sesuai kebutuhan lapangan. Metode Pelaksanaan Pertemuan/Rembug. Output 1) Tersusunnya rencana kegiatan usahatani dan jadwal pelaksanaan; 2) Teridentifikasinya masalah dan pemecahannya, serta terevaluasinya hasil usahatani. Penyelenggara Balai Penyuluhan Kecamatan yang difasilitasi. Laporan Laporan hasil pelaksanaan Rembug Tani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman petunjuk pelaksanaan Pemberdayaan Kelompoktani di Lokasi Sentra Produksi Pangan. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 69

79 b. Kursus Tani Kursus Tani Desa dilaksanakan desa dalam rangka meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (Komoditas Strategis Nasional) sesuai dengan rekomendasi. Tujuan Meningkatkan kemampuan petani dalam menerapkan teknologi (padi, jagung dan kedelai) sesuai dengan rekomendasi. Sasaran Poktan dan Gapoktan. Pelaksanaan 1 (satu) tahun. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember 2016 sesuai dengan jadwal dan materi yang telah disepakati oleh kelompoktani. Metode Pelaksanaan 1) Melakukan pembelajaran mencakup materi teknis; 2) Pengembangan jejaring dan kemitraan dalam agribisnis; 3) Metode lain secara spesifik yang dibutuhkan Output dalam mendukung pelaksanaan di lapangan. Meningkatnya kemampuan petani dalam menerapkan teknologi 7 (tujuh) komoditas pangan strategi. Penyelenggara Penyuluhan Pertanian di WKPP. 70 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

80 Laporan Laporan hasil kegiatan kursus tani di Desa. 7. Pemberdayaan Kelembagaan Petani a. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani Penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani merupakan upaya pemberdayaan petani yang berorientasi pasar yang ditujukan untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam penguasaan teknis budidaya/produksi, manajemen usahatani dan pemasaran dengan mengoptimalkan rantai nilai untuk produk pertanian dengan nilai ekonomis tinggi. Tujuan 1) memberikan acuan bagi pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan dalam melaksanakan kegiatan Pemberdayaan Kelompoktani di Lokasi Sentra Pangan; 2) Meningkatnya pengembangan kegiatan usaha agribisnis yang dilakukan oleh kelembagaan ekonomi petani berbasis komoditas unggulan sesuai potensi wilayah; 3) meningkatkan kinerja Penyuluh Pertanian Sasaran dalam melakukan pengawalan dan pendampingan kepada para petani dalam upaya pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan komoditas pangan strategis nasional. 1) Penyuluh pendamping di WKPP di lokasi sentra pangan; Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 71

81 2) Kelompoktani di lokasi sentra pangan; 3) Para penyelenggara penyuluhan di pusat, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan yang menangani kegiatan pemberdayaan kelompoktani di lokasi sentra pangan. Pelaksanaan 1 (satu) paket kegiatan. Waktu Pelaksanaan Bulan Februari - Desember Metode Pelaksanaan Penumbuhan Kelembagaan Ekonomi Petani. Output 1) meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pangan strategis nasional melalui Gerakan Pemberdayaan Kelompoktani di Lokasi Sentra Pangan; 2) meningkatnya kinerja penyuluh pertanian dalam melakukan pengawalan dan pendampingan kepada petani guna mencapai swasembada dan swasembada berkelanjutan komoditas pangan strategis nasional; 3) terfasilitasinya tim pengawalan dan pendampingan di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kecamatan guna mewujudkan pemberdayaan petani di lokasi sentra pangan. Laporan Laporan hasil kegiatan penumbuhan kelembagaan ekonomi petani. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman petunjuk pelaksanaan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani. 72 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

82 D. Ketenagaan Penyuluhan yang Difasilitasi 1. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS Biaya Operasional Penyuluh (BOP) PNS dan THL-TB Penyuluh Pertanian dimaksudkan untuk memfasilitasi operasional penyuluh di tingkat provinsi dan kabupaten/ kota untuk melakukan kunjungan/pembinaan penyuluhan di wilayah binaannya masing-masing. Besaran BOP setiap bulan dibedakan dalam 3 (tiga) wilayah dengan rincian sebagai berikut: No. Wilayah BOP (Rp) 1 Wilayah Barat Wilayah Tengah Wilayah Timur Penyuluh pertanian yang berhak menerima BOP, yaitu: a. Penyuluh pertanian PNS yang telah diangkat menjadi pejabat fungsional penyuluh pertanian sesuai dengan PERMENPAN Nomor PER/02/MENPAN/ 2/2008 (dibuktikan dengan SK pengangkatan jabatan fungsional penyuluh pertanian); b. Bertugas dan melakukan pembinaan penyuluhan pertanian di wilayah kerjanya (dibuktikan dengan Surat Keputusan Pejabat Berwenang); c. Untuk penyuluh pertanian PNS dengan keahlian perikanan dan telah diangkat kembali sebagai pejabat fungsional penyuluh pertanian (dibuktikan dengan SK pengangkatan kembali kedalam jabatan fungsional penyuluh pertanian). Penyuluh pertanian yang tidak berhak menerima BOP, yaitu: Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 73

83 a. Penyuluh Pertanian sedang dalam tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan berturut-turut; b. Penyuluh Pertanian telah mengalami mutasi jabatan dari fungsional ke struktural; c. Penyuluh Pertanian mendapat tugas khusus di luar tugas sebagai penyuluh; d. Penyuluh Pertanian tidak menyusun Rencana Kerja Tahunan (RKT) Penyuluh Pertanian berdasarkan Programa Penyuluhan sesuai lokasi penugasan; e. Penyuluh Pertanian tidak menyusun Laporan Bulanan Kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian berdasarkan RKT; f. Penyuluh Pertanian yang dalam melaksanakan tugasnya tidak mendapat persetujuan dari Koordinator Penyuluh atau atasan langsung penyuluh pertanian. Tahapan pelaksanaan pencairan dan pendistribusian BOP bagi Penyuluh Pertanian, adalah sebagai berikut: a. Satker pengelola Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem Penyuluhan Pertanian Provinsi melakukan verifikasi ulang terhadap Penyuluh Pertanian calon penerima BOP, baik Penyuluh Pertanian di provinsi maupun kabupaten/kota; b. KPA pada satker Pengelola Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem penyuluhan Pertanian Provinsi menerbitkan SK Penyuluh Pertanian Penerima BOP di Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan usulan dari Bakorluh/kelembagaan yang menangani penyuluhan di Provinsi dan BP4K/kelembagaan yang menangani penyuluhan di Kabupaten/Kota; 74 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

84 c. KPA pada satker Pengelola Dana Dekonsentrasi Pemantapan Sistem penyuluhan Pertanian Provinsi, berdasarkan Surat Keputusan Penyuluh Pertanian penerima BOP dan Rekomendasi dari kabupaten/ kota melakukan pencairan BOP; d. Pencairan BOP dilakukan oleh bendahara pengeluaran Satker Provinsi yang selanjutnya ditransfer ke rekening Penyuluh Pertanian penerima BOP, atas dasar persetujuan/rekomendasi dari Koordinator Penyuluh Pertanian atau atasan langsung penyuluh pertanian; e. Persetujuan/rekomendasi yang diberikan untuk pencairan BOP pertama kali oleh provinsi dan Kabupaten/kota diawali dengan menyerahkan programa penyuluhan pertanian, RKT penyuluh pertanian, serta laporan bulanan kegiatan pelaksanaan penyuluhan pertanian, dan untuk persetujuan/rekomendasi selanjutnya Penyuluh Pertanian menyerahkan laporan kegiatan penyuluhan setiap bulan berikutnya; f. Kinerja setiap penyuluh pertanian akan dievaluasi berdasarkan 9 (sembilan) Indikator Keberhasilan Penyuluh Pertanian oleh atasan langsung Penyuluh Pertanian; g. Koordinator penyuluh atau atasan langsung Penyuluh Pertanian agar segera melaporkan kepada Satker provinsi, apabila terjadi alih tugas, pensiun, wafat, dan tindak indisipliner lainnya, untuk dilakukan pemberhentian terhadap penyaluran BOP. Apabila penyuluh tersebut tetap menerima BOP, maka yang bersangkutan akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 75

85 h. Pencairan dana BOP dilakukan paling lambat setiap 3 bulan sekali; i. Terhadap BOP tidak dikenakan pemotongan, termasuk pemotongan pajak; j. Dana BOP Penyuluh Pertanian PNS yang tidak terserap, tidak dapat direvisi dan harus disetorkan ke Kas Negara. k. Pencairan BOP setelah para penyuluh telah mengirimkan: 1) Laporan realisasi 2) Data Produksi 3) Laporan Produktivitas 4) Laporan Luas Tanam Mengingat keterbatasan dana dekonsentrasi yang tersedia di tingkat pusat, maka daerah dapat menambahkan dukungan dana operasional bagi penyuluh pertanian, antara lain melalui penyediaan Uang Kerja Bimbingan (UKB) dan bentuk-bentuk pendanaan lain yang bersumber dari APBD provinsi, kabupaten/kota atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat. 2. Honorarium dan Biaya Operasional Penyuluh Pertanian THL-TB Penyuluh Pertanian Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu (THL-TB) Penyuluh Pertanian yang direkrut oleh Kementerian Pertanian sejak tahun 2007, sampai dengan Juni 2015 tercatat masih sebanyak orang yang tersebar di kabupaten/kota seluruh Indonesia, dengan rincian berdasarkan Angkatan dan Pendidikan, seperti tabel berikut: 76 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

86 No. Pendidikan Jumlah (Orang) Honor (RP) 1 S1/D D SLTA Jumlah Lebih rinci diatur tersendiri dalam Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Honorarium dan BOP THL-TB Penyuluh Pertanian. 3. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya Tujuan a. Meningkatkan peran dan motivasi penyuluh pertanian swadaya sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian PNS dalam pendampingan kelompoktani. b. Meningkatkan wawasan dan kemampuan penyuluh pertanian swadaya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. c. Meningkatkan kualitas pendampingan penyuluh Sasaran pertanian swadaya guna mendukung pencapaian program prioritas pembangunan pertanian; Penyuluh Pertanian Swadaya di 34 provinsi seluruh Indonesia. Pelaksanaan 1 (satu) paket. Waktu Pelaksanaan Bulan Januari - Desember Metode Pelaksanaan Pembinaan dan Kunjungan Lapangan. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 77

87 Output a. Meningkatnya peran dan motivasi penyuluh pertanian swadaya dalam sebagai mitra kerja Penyuluh Pertanian PNS dalam pendampingan kelompoktani; b. Meningkatnya wawasan dan kemampuan penyuluh pertanian swadaya dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian; c. Meningkatnya kualitas pendampingan penyuluh pertanian swadaya guna mendukung pencapaian program prioritas pembangunan pertanian. Penyelenggaraan Balai Penyuluhan Pertanian di Kecamatan. Laporan Laporan hasil kegiatan Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pedoman petunjuk pelaksanaan Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya. 78 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

88 BAB V KEGIATAN PUSAT MENDUKUNG PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi dapat berjalan lebih efektif dan efisien sesuai dengan yang direncanakan diperlukan dukungan kegiatan penyuluhan di pusat. Kegiatan-kegiatan pusat yang mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian di daerah adalah sebagai berikut: A. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Provinsi 1. Temu Koordinasi Penyuluhan Provinsi; 2. Administrasi Kegiatan; 3. Pengembangan Data Base Sistem Informasi Penyuluhan Pertanian; 4. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan pertanian; 5. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Provinsi; 6. Penyusunan dan Penyebaran Materi Provinsi; 7. Langganan Tabloid dan Majalah Pertanian. B. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota 1. Temu Teknis Penyuluhan Kabupaten/Kota; 2. Pengembangan Data Base Simluhtan; Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 79

89 3. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; 4. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan; 5. Administrasi Kegiatan; 6. Penyusunan dan Penyebaran Materi; 7. Langganan Tabloid Pertanian. C. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Balai Penyuluhan (BP3K) 1. Temu Teknis Penyuluhan Tingkat Kecamatan; 2. Penyusunan Programa Kecamatan; 3. Rembug Tani; 4. Farmer Field Days; 5. Supervisi; 6. Penyusunan Rencana Kerja Tingkat Kecamatan; 7. Administrasi BP3K; 8. Pengelolaan Database dan Cyber Extension; 9. Kursus Tani; 10. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi; 11. Peningkatan Kapasitas Penyuluh; 12. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 13. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani; 14. Penilaian dan Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok Tani. 80 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

90 D. Dukungan Penyelenggaraan Penyuluhan di BP3K 1. Supervisi; 2. Administrasi BP3K; 3. Pengelolaan Database dan Cyber Extension. E. Ketenagaan Penyuluhan Pertanian yang Difasilitasi 1. Biaya Operasional Penyuluh Pertanian PNS; 2. Honorarium dan BOP Tenaga Harian Lepas Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TB PP) Selama 10 Bulan. F. Kelembagaan Petani yang Difasilitasi 1. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani; 2. Pemberdayaan Petani di Sentra Produksi Pangan. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 81

91 82 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

92 BAB VI DUKUNGAN PEMBIAYAAN KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN OLEH PEMERINTAH DAERAH Agar penyelenggaraan penyuluhan dapat berjalan secara efektif dan efisien, juga diperlukan dukungan pembiayaan oleh pemerintah daerah terhadap kegiatan-kegiatan yang dibiayai melalui dana dekonsentrasi dan/atau tidak dialokasikan pada dana dekonsentrasi tahun 2016, seperti: A. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluh Provinsi 1. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; 2. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Provinsi; 3. Penyusunan dan Penyebaran Materi Provinsi; 4. Langganan Tabloid dan Majalah Pertanian; 5. Apresiasi Cyber Extension; 6. Pertemuan Rembug Tani Tingkat Provinsi; 7. Fasilitasi Kegiatan Komisi Penyuluhan Pertanian Provinsi; 8. Penilaian Kelas dan Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompok Tani; 9. Penilaian Penghargaan Tingkat Provinsi. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 83

93 B. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Penyuluhan Kabupaten/Kota 1. Pembinaan dan Supervisi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian; 2. Monitoring dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan; 3. Penyusunan dan Penyebaran Materi; 4. Rembug Tani; 5. Apresiasi SMIPP bagi BP3K; 6. Fasilitasi Penilaian Kelas Kemampuan Kelompoktani; 7. Fasilitasi Penilaian Klasifikasi BP3K; 8. Eksploitasi dan Biaya Berlangganan Internet Cyber Extension; 9. Penyusunan Programa Penyuluhan Kabupaten; 10. Advokasi Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes. C. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Balai Penyuluhan (BP3K) 1. Latihan dan Kunjungan; 2. Rembug Tani; 3. Farmer Field Days; 4. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi (di BP3K); 5. Peningkatan Kapasitas Penyuluh (Bimtek); 6. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 7. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani; 8. Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes. 84 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

94 D. Dukungan Penyelenggaraan Penyuluhan di BP3K 1. Temu Teknis Penyuluhan Tingkat Kecamatan; 2. Penyusunan Programa Kecamatan; 3. Percontohan/Demplot; 4. Latihan dan Kunjungan; 5. Rembug Tani; 6. Farmer Field Days; 7. Supervisi; 8. Pengelolaan Data Base dan Cyber Extension; 9. Kursus Tani; 10. PendampinganPenyusunan RDK/RDKK; 11. Penyusunan dan Penyebaran Media Informasi Spesifik Lokasi (di BP3K); 12. Peningkatan Kapasitas Penyuluh (Bimtek); 13. Penumbuhan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Swadaya; 14. Penumbuhan dan Pengembangan Kelompok Tani; 15. Penumbuhan dan Pengembangan Posluhdes. E. Penilaian dan Peningkatan Kelas Kemampuan Kelompoktani Ketenagaan Penyuluhan Pertanian yang Difasilitasi 1. Tambahan Honorarium dan BOP Tenaga Harian Lepas Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) Selama 2 Bulan; 2. Penyesuaian Honorarium Sesuai Dengan UMP Provinsi. Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 85

95 F. Kelembagaan Petani yang Difasilitasi 1. Penumbuhan dan Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Petani; 2. Pemberdayaan Petani di Sentra Produksi Pangan. G. Pemenuhan Sarana dan Prasarana Penyuluhan Pertanian 1. Pembangunan dan Renovasi/Rehabilitasi BP3K; 2. Sarana dan Prasarana BP3K (Sarana, Perkantoran, Meubelair, dll); 3. Sarana Keinformasian bagi BP3K (PC, Laptop, Printer, Modem, Alat Penguat Sinyal, GPS Point, dll); 4. Kendaraan Roda-2 Bagi Penyuluh Pertanian; 5. Alat Bantu Percontohan; 6. Mobil Unit Penyuluhan; 7. Sarana Operasional Penyuluh (Jas Hujan). 86 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

96 BAB VII PENUTUP Pedoman Penggunaan Dana Dekonsentrasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2016 disusun untuk dapat digunakan sebagai acuan bagi Satker Provinsi dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian di provinsi dan kabupaten/kota. Ini khususnya dalam mendukung percepatan pencapaian swasembada padi, jagung, dan kedelai. Untuk lebih operasional lagi kegiatan penyuluhan pertanian melalui dana dekonsentrasi, Satker Provinsi diwajibkan menyusun dan menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian melalui rapat sinkronisasi kegiatan tahun Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 87

97 88 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

98 L A M P I R A N Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 89

99 90 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

100 Lampiran 1. REKAP KEGIATAN DAN ANGGARAN [PAGU TETAP] PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN TA No Provinsi KAB BP3K Penyuluh PNS THL-TB PP Pemberdayaan Petani S1 D4 D3 SLTA TOTAL Pengawalan Sentra Pangan Pemberdayaan Penyuluh Swadaya Penumbuhan KEP Pengembangan KEP 1 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA JUMLAH DEKON PUSAT TOTAL Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 91

101 Lampiran 1. Lanjutan REKAP KEGIATAN DAN ANGGARAN [PAGU TETAP] PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERTANIAN TA NO. PROVINSI FASILITASI PROVINSI FASILITASI KAB/KOTA BP3K PAKET FULL BOP PENYULUH PNS PAGU PER KEGIATAN HONOR DAN BOP THL-TB PP PEMBERDAYAAN PENYULUH SWADAYA PENUMBUHAN KEP PENGEMBANGAN KEP PENGAWALAN SENTRA PAGU TETAP 1 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BANTEN BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR KALIMANTAN UTARA SULAWESI UTARA SULAWESI TENGAH SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA GORONTALO SULAWESI BARAT MALUKU MALUKU UTARA PAPUA BARAT PAPUA JUMLAH DEKON PUSAT TOTAL Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan

102 Pedoman Pelaksanaan Penggunaan Dana Dekonsentrasi 2016 Pusluhtan 93

Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsesntrasi 2015 Pusluhtan

Pedoman Pelaksanaan Dana Dekonsesntrasi 2015 Pusluhtan Final PEDOMAN_layout.indd 1 3/3/2015 11:48:28 AM ii Final PEDOMAN_layout.indd 2 3/3/2015 11:48:29 AM KATA PENGANTAR Pemerintah pusat melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM pertanian c.q Pusat Penyuluh

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K

PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PEDOMAN PELAKSANAAN PENINGKATAN KAPASITAS BP3K PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 ii KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT,

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016

PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PEDOMAN PELAKSANAAN PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 PEDOMAN PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA

PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA PEDOMAN TEKNIS SUPERVISI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN TAHUN 2011 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN JAKARTA KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji Syukur kepada

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BADAN PPSDMP TA 2017

PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BADAN PPSDMP TA 2017 1 PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS BADAN PPSDMP TA 2017 Oleh: Kepala Badan PPSDMP (Ir. Pending Dadih Permana,M.Ec.Dev) Disampaikan pada Musrenbangtan Nasional 2016 Jakarta, 31 Mei 2016 VISI DAN MISI VISI

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013

RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian. Tahun 2013 RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) Pusat Penyuluhan Pertanian Tahun 2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2013 No. A SASARAN INDIKATOR

Lebih terperinci

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017

FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017 FOKUS KEBIJAKAN DAN PROGRAM BADAN PPSDMP TA 2017 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP Ir. Pending Dadih Permana,M.Ec.Dev Hotel Bidakara Jakarta, 4-5 Januari 2017 d) Realisasi berdasarkan kegiatan utama Penyuluhan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03//Permentan/OT.140/1/2011 TANGGAL : 31 Januari 2011 PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 03/Permentan/OT.140/1/2011 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP 04 Jun 15 FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PPSDMP TAHUN 2016 OLEH : KEPALA BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 3 4 Juni 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019 1 2 OPTIMALISASI

Lebih terperinci

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN V. PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN Upaya Pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang bermuara kepada kesejahteraan rakyat semakin meningkat. Penyerahan wewenang urusan pemerintahan kepada Daerah Otonom

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA DEFINITIF KELOMPOKTANI DAN RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOKTANI BAB I

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN HONORARIUM DAN BIAYA OPERASIONAL PENYULUH (BOP) BAGI TENAGA HARIAN LEPAS TENAGA BANTU (THL-TB) PENYULUH PERTANIAN PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2012

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 2012 PETUNJUK PELAKSANAAN PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI PENYELENGGARAAN PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 202 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 202 KATA

Lebih terperinci

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistim Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, GUBERNUR GORONTALO PERATURAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI BADAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang

Lebih terperinci

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA)

3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) 1. Indikator Kinerja Utama 2. Indikator Kinerja Kunci 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) BPPSDMP (IKU) (IKK) Outcome Kementan Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Sistem Pertanian Bioindustri Berkelanjutan

Lebih terperinci

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/8/2013 TANGGAL : 19 Agustus 2013 PEDOMAN SISTEM KERJA LATIHAN DAN KUNJUNGAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pendekatan pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015 RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2015 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP (Disampaikan pada Pra-Musrenbangtan di IICC Bogor, 7 9 Mei2014) ISI PAPARAN I SASARAN IKU DAN KEBIJAKAN BADAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 29 /PB/2007 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN GAJI DAN INSENTIF PEGAWAI TIDAK

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 71 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.26/MEN/2010 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN TAHUN 20 KATA PENGANTAR Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) sebagai salah satu unit kerja/organisasi di lingkungan Badan Penyuluhan dan Pengembangan

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da

2018, No Menteri Pertanian sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu ditinjau kembali; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud da No.124, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMTAN. Penyuluhan Pertanian. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/Permentan/SM.200/1/2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016

RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 RENCANA KERJA BADAN PPSDMP DAN EVALUASI E-PROPOSAL TAHUN 2016 OLEH : SEKRETARIS BADAN PPSDMP Disampaikan pada : Pra-Musrenbangtannas Kementerian Pertanian Jakarta, 12 Mei 2015 ARAH KEBIJAKAN 2015-2019

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 71/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG PELIMPAHAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENGELOLAAN KEGIATAN DAN TANGGUNG JAWAB DANA DEKONSENTRASI PROVINSI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Revisi ke 10 Tanggal : 06 Desember 2017

Revisi ke 10 Tanggal : 06 Desember 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016

1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016 1. Indikator Kinerja Utama (IKU) 2. Indikator Kinerja Kunci (IKK) 3. Indikator Kinerja Aktivitas (IKA) B P P S D M P TA 2016 Kementan Outcome Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani". Activitas

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENYULUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1151, 2012 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Penyuluh Kehutanan. Swasta. Swadaya Masyarakat. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.42/MENHUT-II/2012 TENTANG PENYULUH

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1344, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pemerintahan. Pelimpahan. Penugasan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2012 TENTANG PELIMPAHAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.42/Menhut-II/2012 TENTANG PENYULUH KEHUTANAN SWASTA DAN PENYULUH KEHUTANAN SWADAYA MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2 0 1 5 BPPSDMP www.bppsdmp.pertanian.go.id I. PENDAHULUAN Presiden

Lebih terperinci

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

LAKIP BPPSDMP TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan amanat Inpres Nomor 7 Tahun 1999 yang ditindaklanjuti dengan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/2003 serta disempurnakan dengan Peraturan Menteri

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 61/Permentan/OT.140/11/2008 TENTANG PEDOMAN PEMBINAAN PENYULUH PERTANIAN SWADAYA DAN PENUYUH PERTANIAN SWASTA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2015

REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN TAHUN 2015 REALIS BADAN REALISASI FISIK DAN ANGGARAN KEGIATAN STRATEGIS ESELON I LINGKUP KEMENTAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM TAHUN 2015 No. NASIONAL 1. 018.10.13 1810. 1 Jumlah Aparatur Pertanian yang

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67, Tam No. 2005, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Dekonsentrasi. Pelimpahan dan Pedoman. TA 2017. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL TAHUN ANGGARAN 2018 DENGAN

Lebih terperinci

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 84 Tahun 2009 TENTANG PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT TAHUN 2009 GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengendalian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2, 2012 KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Urusan Pemerintah. Pelimpahan dan Penugasan. Tahun Anggaran 2012. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.905, 2015 KEMENDESA-PDT-Trans. Urusan Pemerintahan. Ditjen Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. TA 2015. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

Revisi ke : 02 Tanggal : 8 Juli 2014

Revisi ke : 02 Tanggal : 8 Juli 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

Revisi ke : 03 Tanggal : 7 Agustus 2014

Revisi ke : 03 Tanggal : 7 Agustus 2014 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : SATU SET DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN A. DASAR HUKUM : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE

KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE KEBIJAKAN PENYULUHAN DALAM MENDUKUNG UPSUS PAJALE Oleh: Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian 2015 BPPSDMP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PELIMPAHAN DAN PEDOMAN PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI BIDANG PENGENDALIAN PELAKSANAAN PENANAMAN MODAL

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben - 2-3. 4. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968

Lebih terperinci

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 70 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Sistim informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN)

Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Sistim informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) Standar Operasional Prosedur Pengelolaan Sistim informasi Manajemen Penyuluhan Pertanian (SIMLUHTAN) KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-nya

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep. KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 01/Per/Dep.3/II/2014

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 32 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BANYUMAS DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244) sebagaimana t No.33, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAGRI. Urusan Pemerintahan. Tahun 2015. Penugasan. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN BIDANG KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci

Revisi ke 02 Tanggal : 30 Maret 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 30 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DI LOKASI SENTRA PANGAN TAHUN 2016

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DI LOKASI SENTRA PANGAN TAHUN 2016 PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DI LOKASI SENTRA PANGAN TAHUN 2016 PUSAT PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 KATA PENGANTAR Pemberdayaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 28/Permentan/OT.140/4/2012 TANGGAL : 23 April 2012 PEDOMAN PENILAIAN BALAI PENYULUHAN KECAMATAN BERPRESTASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai amanat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1469, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Anggaran. Transfer. Pelaksanaan. Pertanggungjawaban. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183/PMK.07/2013 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

Revisi ke 03 Tanggal : 31 Desember 2015

Revisi ke 03 Tanggal : 31 Desember 2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN

PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN 5 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN I. Pendahuluan

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 91/Permentan/OT.140/9/2013 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 9/Permentan/OT.40/9/03 TENTANG PEDOMAN EVALUASI KINERJA PENYULUH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.239, 2014 KEMENDAG. Dekonsentrasi. Perdagangan. Gubernur. Pelimpahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74/M-DAG/PER/12/2013 TENTANG PELIMPAHAN

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1725, 2015 KEMENPAR. Dekonsentrasi. Pelaksanaan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN DEKONSENTRASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jl. Jenderal Sudirman, Senayan Jakarta 10270 Telp. 5725058, 57906195

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.1-/215 DS8665-5462-5865-5297 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 154 TAHUN 2014 TENTANG KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar : 1. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.645, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Uang Makan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 /PMK.05/2016 TENTANG UANG MAKAN BAGI PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN SINERGI DAN PERAN KOMISI PENYULUHAN PERIKANAN NASIONAL (KPPN) DALAM PENYELENGGARAAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN Oleh : Ir.Sumardi S. M.Ed dan Dr Soen an HP Komisi Penyuluhan Perikanan Nasional Disampaikan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 27 Tahun

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 15 TAHUN : 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER- 34 /PB/2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYALURAN DAN PENCAIRAN DANA PROGRAM

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN PENYULUHAN PUSAT DAN DAERAH Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian PENAS XIV-2014 Malang, 8 Juni 2014 KEMENTERIAN PERTANIAN ISI PAPARAN I PENDAHULUAN II KONDISI UMUM

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 81 2016 SERI : D PERATURAN WALI KOTA BEKASI NOMOR 81 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA PADA DINAS KEPEMUDAAN DAN

Lebih terperinci

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perem No.933, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPP-PA. Dekonsentrasi. Penatausahaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menhut-II/2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN, PENYALURAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA ANGGARAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA BADAN PPSDMP TAHUN 2018

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA BADAN PPSDMP TAHUN 2018 RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN UTAMA BADAN PPSDMP TAHUN 2018 Disampaikan pada Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Pertanian Jakarta, 26-27 Januari 2017 1 PROGRAM AKSI BADAN PPSDMP DALAM MENDUKUNG PENCAPAIAN

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 126 /PMK.07/2010 TENTANG PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ANGGARAN TRANSFER KE DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 156/PMK.07/2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA DEKONSENTRASI DAN DANA TUGAS PEMBANTUAN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) A.1. Visi dan Misi Visi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2013 2018 adalah Terwujudnya masyarakat Kalimantan

Lebih terperinci

Revisi ke 05 Tanggal : 12 April 2017

Revisi ke 05 Tanggal : 12 April 2017 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 18 Tahun

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, 1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PERMEN-KP/2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI TERPADU PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN PEMBANGUNAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN

Lebih terperinci