KAITAN RETURN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP BEBERAPA MATA UANG ASING. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KAITAN RETURN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP BEBERAPA MATA UANG ASING. Abstrak"

Transkripsi

1 KAITAN RETURN DAN VOLATILITAS NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP BEBERAPA MATA UANG ASING Didit Budi Nugroho a Tundjung Mahatma a Yulius Pratomo b* a Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana b Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana * yulius.pratomo@staff.uksw.edu Abstrak Tulisan ini menunjukkan kaitan return dan volatilitas harian nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing seperti franc, yuan, euro, pound, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar AS. Untuk mengungkapkan hal tersebut, studi ini menggunakan model Asymmetric Stochastic Volatility oleh karena model tersebut merupakan model yang realistis dan fleksibel. Periode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dari bulan Januari tahun 2010 hingga bulan Desember tahun Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara return dan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang franc, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat. Berdasarkan pada apa yang telah ditemukan dalam studi ini, kepada Pemerintah Indonesia diusulkan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya terhadap mata uang franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat. Hal ini mengingat volatilitas return nilai tukar rupiah terhadap keempat mata uang asing tersebut adalah yang paling memiliki risiko yang tinggi. Kata kunci: return, volatilitas kurs, risiko, model stokastik Abstract This paper shows the link between daily return and volatility of the rupiah against to foreign currencies like the franc, yuan, euro, pound, Hong Kong dollar, Singapore dollar and the US dollar. To express this, this study uses Asymmetric Stochastic Volatility model because the model is a model that is realistic and flexible. The period used in this study is from January 2010 to December The results showed that there is a significant relationship between return and volatility of the rupiah against to the franc, Hong Kong dollar, Singapore dollar and the US dollar. Based on what has been found in this study, the Indonesian Government proposed to maintain the stability of the rupiah against to foreign currencies, particularly against the Swiss franc currency, Hong Kong dollar, Singapore dollar and the US dollar. This is because the return and the volatility of the rupiah against to the four foreign currencies is the highest risk. Keywords: return, exchange rate volatility, risk, stochastic model 1

2 Pendahuluan Stabilitas ekonomi suatu negara ditunjukkan oleh pergerakan nilai mata uang terhadap barang dan jasa (diukur atau tercermin pada perkembangan laju inflasi) serta terhadap mata uang negara lain (diukur atau tercermin pada perkembangan nilai tukar atau kurs mata uang). Sebagai salah satu nilai penting dalam globalisasi keuangan, kurs mempunyai pengaruh yang besar bagi arus modal atau investasi dalam perdagangan internasional. Saat ini, salah satu masalah ekonomi internasional yang paling penting dan menantang yaitu volatilitas kurs yang berlebihan (fluktuasi yang sangat besar dari mata uang nasional dalam nilai internasional) (Salvatore, 2013:15). Dalam studi keuangan, volatilitas nilai asset, misalnya mata uang, merujuk kepada laju perubahan nilai (return) yang mana ini mempunyai sifat statistik yang menarik (Campbell dkk seperti dirujuk dalam Tsay (2010:2)). Para pelaku pasar mata uang dan pembuat kebijakan secara khusus tertarik dalam mengukur dan memprediksi volatilitas return, dimana ketika nilainya semakin tinggi maka peluang terjadinya perubahan nilai aset yang besar juga semakin tinggi yang mengindikasikan risiko tinggi. Bukti menunjukkan bahwa ketika pasar bervolatilitas tinggi, maka hal ini dapat menjadi penghalang yang potensial untuk berinvestasi (Goudarzi dan Ramanarayanan, 2010). Sejauh ini, analisis volatilitas mata uang di pasar keuangan Indonesia kebanyakan didasarkan pada fungsi eksak dan bukan stokastik. Padahal, secara teoritis, volatilitas stokastik merupakan pendekatan yang lebih realistis. Oleh karena itu, studi ini memandang bahwa sangat penting untuk diketahui volatilitas return kurs rupiah terhadap mata uang asing yang dominan dengan menggunakan model stokastik. Itulah yang menjadi tujuan utama penelitian ini. Untuk sampai kepada tujuan dimaksud, sebelumnya perlu diketahui terlebih dahulu empat fakta utama return harian berikut ini. Pertama, distribusi return adalah tidak normal dan tidak ada korelasi antara return untuk hari-hari yang berbeda. Kedua, volatilitas mengikuti proses stokastik yang mempunyai sifat bahwa volatilitas saat ini berkorelasi positif dengan volatilitas masa depan. Ketiga, proses volatilitas stokastik adalah tidak linear yang mengikuti transformasi pangkat. Terakhir, return saat ini berkorelasi dengan volatilitas masa depan. 2

3 Riset ini memiliki aspek strategis dari sisi keuangan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan (tercermin dalam volatilitas) yang bersifat acak/stokastik dari kurs rupiah terhadap beberapa mata uang asing yang dominan dalam perdagangan internasional. Dengan penelitian yang berbasis ekonometrika keuangan empiris ini, diharapkan bahwa rumusan model volatilitas stokastik return kurs rupiah dapat membantu para pelaku pasar keuangan (seperti pedagang mata uang asing, investor, importir-eksportir) dan para pembuat kebijakan (pemerintah) untuk mengenali dan memahami volatilitas kurs rupiah berdasarkan karakteristik statistik dari data riil dalam periode waktu harian dan yakin saat mengambil keputusan (yang terkait dengan risiko usaha). Tinjauan Pustaka Pasar Mata Uang Asing Sebagaimana dijelaskan oleh Salvatore (2013), pasar mata uang asing adalah pasar di mana individu, perusahaan, dan bank membeli dan menjual mata uang asing. Fungsi utamanya yaitu pemindahan dana atau daya beli dari satu negara dan mata uang ke negara lain. Hal ini biasanya dilakukan dengan transfer elektronik dan internet. Dengan cara demikian, bank dalam negeri menginstruksikan kepada bank koresponden di pusat moneter asing untuk membayar sejumlah tertentu mata uang lokal kepada individu, perusahaan, atau bank. Dalam kegiatan ekonomi yang melibatkan transaksi mata uang asing, mata uang yang dipergunakan mempunyai nilai tertentu terhadap mata uang lainnya. Nilai tersebut mencerminkan berapa banyak suatu mata uang dipertukarkan/diperlukan untuk memperoleh satu satuan mata uang lainnya. Rasio pertukaran antara dua mata uang berbeda tersebut dinamakan kurs. Sebagai contoh, kurs antara mata uang X dan Y adalah sama dengan sejumlah X yang diperlukan untuk membeli satu Y. Model Volatilitas Return Dalam rangka untuk mendapatkan pendekatan yang lebih realistis terhadap masalah penentuan volatilitas return aset, banyak peneliti telah mengusulkan model volatilitas atas waktu yang berubah-ubah. Tiga kelas populer model ekonometrik berikut ini menggambarkan dinamika volatilitas (Nugroho, 2014:1): 3

4 1) Volatilitas diperhatikan sebagai fungsi eksak dari himpunan variabel-variabel, yaitu model ARCH (autoregressive conditional heteroskedasticity) dan diperumum menjadi model GARCH (generalized ARCH). 2) Volatilitas diasumsikan sebagai fungsi stokastik, yaitu dikenal sebagai model SV (stochastic volatility). Secara teoritis, model ini jauh lebih fleksibel, realistis, dan berkinerja lebih baik daripada ARCH maupun GARCH. 3) Volatilitas dikonstruksi dari data intra harian berfrekuensi tinggi, yaitu dikenal sebagai realized variance (RV). Survei Model Volatilitas Aset di Pasar Keuangan Indonesia Terdapat sedikit penelitian empiris mengenai volatilitas return aset di pasar keuangan Indonesia yang menggunakan model-model di atas. Kebanyakan dari penelitian tersebut menggunakan model ARCH atau GARCH dan mungkin tidak ada yang menggunakan model volatilitas stokastik dan RV. Sebagai contoh, untuk aset di pasar mata uang asing, Hakam (2007) dan Mukhlis (2011) menganalisis tentang volatilitas kurs rupiah terhadap USD menggunakan model ARCH dan GARCH. Model tersebut juga telah digunakan oleh Aklimawati dan Wahyudi (2013) tetapi untuk menganalisis volatilitas return harga kakao di pasar komoditas. Sementara itu, untuk aset di pasar saham, Anton (2006) menganalisis model volatilitas saham LQ45 menggunakan model GARCH dan EGARCH. Survei Model Volatilitas Stokastik Model volatilitas stokastik (stochastic volatility), selanjutnya disingkat VS, yang baku dan paling populer adalah model yang diperkenalkan oleh Taylor (1982): = exp h, = 1,, h = + h +, = 1,, 1 h ~ 0,, = 0 dimana Rt adalah return aset atas satu satuan periode waktu dan diasumsikan tidak berkorelasi, ht adalah logaritma natural volatilitas kuadrat yang didefinisikan oleh h = log, dimana adalah volatilitas pada waktu volatilitas pada waktu t, dan N adalah distribusi normal. Dalam 4

5 naskah akademik keuangan, return aset didefinisikan sebagai perubahan harga aset dalam logaritma natural dan dikonstruksi seperti: = 100 log log, dimana St adalah adalah nilai aset pada waktu t. Telah lama diketahui bahwa return aset keuangan berkorelasi negatif dengan perubahan volatilitas return, artinya, 0, yang dikenal sebagai fenomena efek asimetris atau leverage. Untuk mengakomodasi efek tersebut, perluasan model VS telah dianalisis oleh, sebagai contoh, Harvey and Shephard (1996), Jacquier dkk. (2004), and Yu (2005). Selain efek asimetris, banyak studi empiris telah membuktikan bahwa return tidak berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya kurtosis lebih (heavy-tails) pada return keuangan (lihat, sebagai contoh, Watanabe dan Asai, 2001; Chib dkk., 2002; Jacquier dkk., 2004; Nakajima dan Omori, 2009). Terlebih lagi, karakteristik tersebut telah diperumum ke distribusi non-central t-student (Tsiotas, 2012) dan distribusi skew t-student (Tsiotas, 2012; Nakajima dan Omori, 2012) untuk mengakomodasi kemiringan (skewness) dalam return. Model VS baku mengasumsikan bahwa volatilitas mengikuti suatu proses autoregresi orde satu normal. Terkini, Yu dkk. (2006) (diperumum oleh Zhang and King (2008)) mengusulkan suatu klas proses VS tak linear dengan mengaplikasikan transformasi Box Cox. Secara jelas, mereka mengasumsikan bahwa transformasi Box Cox dari volatility mengikuti suatu distribusi normal autoregresi. Mereka menemukan bahwa spesifikasi yang diusulkan mempunyai hasil yang lebih baik daripada versi linear VS. Dalam konteks model yang menggabungkan VS dan RV, karakteristik-karakteristik asimetris, ketidaknormalan distribusi return, dan ketidaklinearan volatilitas stokastik telah diaplikasikan oleh Nugroho dan Morimoto (2014) untuk data TOPIX Jepang. 5

6 Metode Penelitian Studi ini fokus pada model volatilitas stokastik dengan efek asimetris dan distribusi return mengikuti t-student yang diperumum. Karena parameter volatilitas tidak bisa diestimasi langsung, maka parameter tersebut bersama dengan parameter lainnya diestimasi dengan menggunakan algoritma Markov chain Monte Carlo (MCMC). Dalam algoritma ini dikonstruksi metode berbasis Hamiltonian Monte Carlo untuk membangkitkan sampel-sampel parameter. Masalah komputasi rumit yang muncul dalam pengestimasian diatasi dengan membuat suatu kode program komputer dalam MATLAB. Selanjutnya model dan metode diaplikasikan pada data kurs rupiah terhadap franc Swis, yuan Tiongkok, euro, poundsterling Inggris, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat untuk periode harian dari bulan Januari 2010 hingga Desember Dalam riset ini, secara khusus, diperlukan komputer dengan spesifikasi tinggi untuk mempercepat penghitungan terhadap data yang besar dan komputasi yang rumit (khususnya untuk parameter volatilitas). Dari hasil estimasi kemudian diperoleh model volatilitas stokastik return kurs rupiah yang mempunyai efek asimetris dan berdistribusi t-student diperumum. Berdasarkan model tersebut, selanjutnya bisa diukur nilai-nilai prediksi volatilitas return kurs rupiah di masa depan. Hasil ini dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Indonesia dan para pelaku pasar keuangan. Hasil Analisis Dan Bahasan Hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan model ASV-SKT disajikan pada Tabel 1. berikut ini. 6

7 Tabel 1. Hasil Estimasi Model ASV-SKT Stat CHF HKD SGD USD ρ Mean SD % HPD (-0.300, ) (0.140, 0.261) (-0.306, -010) (0.023, 0.260) IF υ Mean SD % HPD (10.9, 25.1) (8.3, 22.3) (10.9, 23.8) (8.6, 21.6) IF β Mean SD % HPD (-0.590, 0.258) (-0.543, 249) (-0.529, 0.225) (-0.479, 0.222) IF LML ASV ASV-T ASV-NCT ASV-SKT Sumber: hasil analisis data penulis Keterangan: HPD: highest posterior density IF: inefficiency factors LML: log marginal likelihood Selain disajikan dalam bentuk tabel, hasil analisis dengan menggunakan model ASV-SKT dapat juga disajikan dalam Gambar 1. berikut. 7

8 Gambar 1. Volatilitas Return Kurs Rupiah Terhadap Beberapa Mata Uang Asing Sumber: hasil analisis data penulis Tabel 1. Dan Gambar 1. menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara return dan volatilitas kurs rupiah terhadap franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat. Diantara keempat mata uang tersebut, di pasar keuangan Indonesia, volatilitas return kurs rupiah paling tinggi adalah terhadap dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat. Hal ini mencerminkan bahwa aktivitas perdagangan valuta asing di pasar keuangan Indonesia lebih dominan dikuasai oleh dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat dibandingkan dengan franc Swis dan dollar Singapura dan mata uang asing lainnya seperti yuan Tiongkok, euro, dan poundsterling Inggris. 8

9 Lebih jauh, temuan yang telah diperoleh dapat diinterpretasikan sebagai berikut. Pertama, perubahan nilai sekuritas yang diukur dengan menggunakan dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat di pasar keuangan Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan franc Swis dan dollar Singapura. Hal itu berarti bahwa kepemilikan asset dalam bentuk dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kepemilikan asset dalam bentuk franc Swis dan dollar Singapura. Kedua, performa potensial franc Swis dan dollar Singapura untuk investasi di pasar keuangan Indonesia lebih stabil dibandingkan dengan dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat. Dengan kata lain, ketiga, potensi kerugian dari kepemilikan asset dalam bentuk dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat di pasar keuangan Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan franc Swis dan dollar Singapura. Volatilitas return kurs rupiah terhadap franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat selama periode penelitian, secara keseluruhan, dapat diakibatkan oleh adanya penurunan harga-harga komoditas. Penurunan harga-harga komoditas tersebut menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura dan dollar Amerika Serikat menjadi tidak stabil. Simpulan Berdasarkan pada analisis yang telah dilakukan, riset ini menyimpulkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara return dengan volatilitas kurs rupiah terhadap mata uang franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat untuk periode bulan Januari 2010 hingga bulan Desember Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas perdagangan untuk keempat mata uang asing tersebut di pasar keuangan Indonesia adalah diprediksi yang teraktif dibandingkan dengan perdagangan mata uang asing lainnya, yakni yuan Tiongkok, euro, dan poundsterling Inggris, di pasar keuangan Indonesia pada rentang penelitian dimaksud. Lebih lanjut, volatilitas return nilai tukar rupiah terhadap dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat lebih tinggi bila dibandingkan dengan volatilitas return nilai tukar rupiah terhadap franc Swiss dan dollar Singapura. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa potensi kerugian dari berinvestasi dalam bentuk mata uang dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat lebih tinggi daripada investasi dalam bentuk mata uang franc Swis dan dollar Singapura. Dengan kata lain, hal 9

10 ini menunjukkan, perubahan nilai asset dalam wujud mata uang dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang franc Swis dan dollar Singapura. Selain itu, temuan tersebut menunjukkan bahwa performa investasi dalam wujud franc Swis dan dollar Singapura dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan dua mata uang yang lainnya, yakni dollar Hongkong dan dollar Amerika Serikat, selama periode waktu penelitian. Temuan lain dari penelitian ini adalah bahwa pada periode awal tahun 2012, volatilitas return nilai tukar rupiah terhadap mata uang franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat adalah yang paling tinggi. Hal ini diperkirakan dapat terjadi oleh adanya kejadian yang cukup ekstrim, yakni penurunan harga-harga komoditas yang berakibat pada tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat. Implikasi Kebijakan Berdasarkan pada apa yang telah ditemukan dalam studi ini, kepada Pemerintah Indonesia diusulkan untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, khususnya terhadap mata uang franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat. Hal ini mengingat volatilitas return nilai tukar rupiah terhadap keempat mata uang asing tersebut adalah yang paling memiliki risiko yang tinggi. Dengan risiko yang tinggi, return dari kepemilikan asset berupa franc Swis, dollar Hongkong, dollar Singapura, dan dollar Amerika Serikat akan menurun. Inilah yang perlu dikendalikan. Saran Untuk Penelitian Mendatang Penelitian ini tidak menganalisis dampak-dampak dari adanya peristiwa-peristiwa ekstrim terhadap volatilitas return kurs rupiah terhadap mata uang asing utama dunia. Penelitian selanjutnya perlu untuk menganalisis hal ini terutama terkait pada prediksi berapa besarnya kerugian kepemilikan asset berupa mata uang asing yang mungkin ditimbulkan oleh adanya peristiwa-peristiwa ekstrim di dalam perekonomian. 10

11 Daftar Pustaka Aklimawati, L. & Wahyudi, T. (2013). Estimasi volatilitas harga kakao menggunakan model ARCH dan GARCH. Pelita Perkebunan, 29 (2), Alfian (2012). Model volatilitas stokastik dengan metode Markov chain Monte Carlo. Tesis, Universitas Gadjah Mada. Anton (2006). Analisis model volatilitas return saham. Tesis, Universitas Diponegoro. Chib, S., Nardari, F., & Shephard, N. (2002). Markov chain Monte Carlo methods for stochastic volatility models. Journal of Econometrics, 108, Goudarzi, H. & Ramanarayanan, C. S. (2010). Modeling and estimation of volatility in the Indian stock market. International Journal of Business and Management, 5 (2), Harvey, A. C. & Shephard, N. (1996). The estimation of an asymmetric stochastic volatility model for asset returns. Journal of Business and Economic Statistics, 14, Hakam, L. (2007). Analisis karakteristik volatilitas nilai tukar valuta asing dan pengaruhnya terhadap IHSG periode Skripsi, Unika Atma Jaya. Jacquier, E., Polson, N. G., & Rossi, P. E. (2004). Bayesian analysis of stochastic volatility models with fat-tails and correlated errors. Journal of Econometrics, 122 (1), Kompas (2015). Importir kena dampak rupiah, 16 Maret 2015, hlm 1. Mukhlis, I. (2011). Analisis volatilitas nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar. Journal of Indonesian Applied Economics, 5 (2), Nakajima, J. & Omori, Y. (2009). Leverage, heavy-tails and correlated jumps in stochastic volatility models. Computational Statistics and Data Analysis, 53, Nakajima, J. & Omori, Y. (2012). Stochastic volatility model with leverage and asymmetrically heavy-tailed error using GH skew Student s t-distribution. Computational Statistics and Data Analysis, 56, Nugroho, D. B. (2014). Extension of realized stochastic volatility model using generalized student's t-error distributions and power transformations. Disertasi, Kwansei Gakuin University. Nugroho, D. B. and Morimoto, T. (2014). Realized non-linear stochastic volatility model with asymmetric effects and generalized student's t-distributions. Journal of The Japan Statistical Society, 44 (1), Nugroho, D. B. and Morimoto, T. (2015). Estimation of Realized Stochastic Volatility Models using Hamiltonian Monte Carlo-Based Methods, Computational Statistics, forthcoming. Salvatore, D. (2013). International cconomics (11th ed.). John Wiley & Sons. Santoso, I. (2014). Valas bisa jadi pilihan investasi selama Antaranews.com, 3 Maret Taylor, S. J. (1982). Financial returns modelled by the product of two stochastic processes a study of the daily sugar prices Dalam N. Shephard (Ed.), Stochastic Volatility: Selected Readings (hlm ). Oxford University Press, New York. Taylor, S. J. (2005). Asset price dynamics, volatility, and prediction. Princeton University Press. Tsay, R. S. (2010). Analysis of financial time series, John Wiley & Sons. Tsiotas, G. (2012). On generalized asymmetric stochastic volatility models. Computational Statistics and Data Analysis, 56, Watanabe, T. & Asai, M. (2001). Stochastic volatility models with heavy-tailed distributions: A Bayesian analysis. In Bank of Japan, IMES Discussion Paper Series No E-17. Yu, J. (2005). On leverage in a stochastic volatility model. Journal of Econometrics, 127 (2),

12 178. Yu, J., Yang, Z., & Zhang, X. (2006). A class of nonlinear stochastic volatility models and its implications for pricing currency options. Computational Statistics and Data Analysis, 51, Zhang, X., & King, M. L. (2008). Box-Cox stochastic volatility models with heavytails and correlated errors. Journal of Empirical Finance, 15 (3),

ESTIMASI MCMC UNTUK RETURN VOLATILITY DALAM MODEL ARCH DENGAN RETURN ERROR BERDISTRIBUSI T-STUDENT

ESTIMASI MCMC UNTUK RETURN VOLATILITY DALAM MODEL ARCH DENGAN RETURN ERROR BERDISTRIBUSI T-STUDENT ESTIMASI MCMC UNTUK RETURN VOLATILITY DALAM MODEL ARCH DENGAN RETURN ERROR BERDISTRIBUSI T-STUDENT Imam Malik Safrudin. 1), Didit Budi Nugroho 2) dan Adi Setiawan 2) 1),2), 3) Program Studi Matematika

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO

ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO ESTIMASI PARAMETER DALAM MODEL RETURN STOKASTIK DENGAN LOMPATAN MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO Yessy Okvita 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

Estimasi MCMC untuk Model GARCH(1,1) Studi Kasus: Kurs beli JPY dan EUR terhadap IDR

Estimasi MCMC untuk Model GARCH(1,1) Studi Kasus: Kurs beli JPY dan EUR terhadap IDR SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 25 Estimasi MCMC untuk Model GARCH(,) Studi Kasus: Kurs beli JPY dan EUR terhadap IDR Fransisca Cynthia Salim ), Didit Budi Nugroho 2), Bambang

Lebih terperinci

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC)

ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) ESTIMASI VOLATILITY (σ) DARI MODEL AR(p) MENGGUNAKAN METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO (MCMC) Radite Astana Murti 1), Bambang Susanto 2), dan Hanna Arini Parhusip 3) 1) Mahasiswa Program Studi Matematika

Lebih terperinci

Penerapan model aparch untuk volatilitas returns Kurs beli eur dan jpy terhadap idr periode

Penerapan model aparch untuk volatilitas returns Kurs beli eur dan jpy terhadap idr periode 1 Penerapan model aparch untuk volatilitas returns Kurs beli eur dan jpy terhadap idr periode 2009-2014 Saragah Repi Pratama, Didit Budi Nugroho *, Bambang Susanto Program Studi Matematika, Universitas

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 39 (1) (2016): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 39 (1) (2016): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 39 (1) (16): 78-84 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm MODEL VOLATILITAS ARCH(1) DENGAN RETURN ERROR BERDISTRIBUSI SKEWED STUDENT-T E D Saputri, D B Nugroho, A Setiawan

Lebih terperinci

Program Studi Matematika

Program Studi Matematika Model Volatilitas ARCH(1) untuk Returns dengan Error Berdistribusi non-central Student-t dan Skewed Student-t Studi Kasus: Pasar Valuta Asing Indonesia ARCH(1) Volatility Models for Returns with non-central

Lebih terperinci

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH)

Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH) Metode Peramalan dengan Menggunakan Model Volatilitas Asymmetric Power ARCH (APARCH) (Studi Kasus : Return Kurs Mata Uang Rupiah terhadap Dollar) SKRIPSI Disusun oleh : CINDY WAHYU ELVITRA J2E 009 015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter,

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perilaku dari harga suatu aset finansial dapat dilihat dari dua parameter, yaitu mean dan standar deviasi harga aset tersebut. Dalam bahasa keuangan, standar deviasi

Lebih terperinci

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENERAPAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING DALAM PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR M1, M2 PER CADANGAN DEVISA, DAN M2 MULTIPLIER Esteti Sophia Pratiwi,

Lebih terperinci

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS

PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH. Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si. Jurusan Matematika FMIPA UNS S-9 PEMODELAN TARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Retno Hestiningtyas dan Winita Sulandari, M.Si Jurusan Matematika FMIPA UNS ABSTRAK. Pada data finansial sering terjadi keadaan leverage effect,

Lebih terperinci

Jurnal MIPA 39 (1) (2016): Jurnal MIPA.

Jurnal MIPA 39 (1) (2016): Jurnal MIPA. Jurnal MIPA 39 (1) (2016): 63-69 Jurnal MIPA http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jm MODEL VOLATILITAS GARCH(1,1) DENGAN ERROR STUDENT-T UNTUK KURS BELI EUR DAN JPY TERHADAP IDR F C Salim, D B Nugroho,

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan data BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Langkah-langkah dalam menentukan model EGARCH pada pemodelan

Lebih terperinci

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Anis Nur Aini, Sugiyanto, dan Siswanto Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR SIMPANAN BANK, NILAI TUKAR RIIL, DAN NILAI TUKAR PERDAGANGAN Anis Nur Aini, Sugiyanto,

Lebih terperinci

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 110 117 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERAMALAN NILAI TUKAR DOLAR SINGAPURA (SGD) TERHADAP DOLAR AMERIKA (USD) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong

BAB I PENDAHULUAN. tukar uang tersebut dinamakan kurs atau exchange rate. uang tersebut merupakan salah satu aset finansial yang dapat mendorong BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uang memegang peranan penting dalam perekonomian setiap negara. Aktifitas ekonomi yang dapat dilakukan suatu negara dengan menggunakan uang adalah perdagangan, baik

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO DALAM PENENTUAN HARGA KONTRAK BERJANGKA KOMODITAS

IMPLEMENTASI METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO DALAM PENENTUAN HARGA KONTRAK BERJANGKA KOMODITAS E-Jurnal Matematika Vol. 4 (3), Agustus 2015, pp. 122-126 ISSN: 2303-1751 IMPLEMENTASI METODE MARKOV CHAIN MONTE CARLO DALAM PENENTUAN HARGA KONTRAK BERJANGKA KOMODITAS Putu Amanda Setiawani 1, Komang

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA DENGAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PADA INDIKATOR IMPOR, EKSPOR, DAN CADANGAN DEVISA Vivi Rizky Aristina Suwardi, Sugiyanto, dan Supriyadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

BAB I PENDAHULUAN. utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Risk management atau manajemen risiko saat ini merupakan salah satu prioritas utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang dikemukakan oleh Jorion

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dalam perkembangannya ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Perdagangan bebas merupakan suatu kegiatan jual beli produk antar negara tanpa adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian A. Pasar Valuta Asing Pasar Valuta Asing menyediakan mekanisme bagi transfer daya beli dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Pasar ini bukan entitas

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR IMPOR DAN EKSPOR MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING Sisca Rahma Dwi, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi

Lebih terperinci

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA

PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA PEMODELAN NEURO-GARCH PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA SKRIPSI Disusun Oleh: UMI SULISTYORINI ADI 24010212140082 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang makin berkembang telah membuka peluang dalam dunia bisnis semakin lebar dan luas. Aset dan modal yang dimiliki perusahaan di Indonesia juga mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini berkembang pesat. Hal ini mendorong manusia untuk terus berupaya memanfaatkan kemajuan teknologi di antaranya diwujudkan

Lebih terperinci

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH

MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH MENAKSIR VALUE AT RISK (VAR) PORTOFOLIO PADA INDEKS SAHAM DENGAN METODE PENDUGA VOLATILITAS GARCH INTAN AWYA WAHARIKA 1, KOMANG DHARMAWAN 2, NI MADE ASIH 3 1, 2, 3 Jurusan Matematika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh investor untuk berinvestasi, salah satunya adalah dengan berinvestasi di pasar modal, pasar modal adalah tempat yang memperjualbelikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dua dekade terakhir ini (1993-2012) Indonesia mengalamai dua kali krisis keuangan, yang pertama terjadi pada tahun 1998 yang pada saat itu nilai tukar rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis and Management mengatakan we invest to make money. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga mengandung resiko. Besar kecilnya resiko di pasar modal sangat dipengaruhi oleh keadaan negara khususnya

Lebih terperinci

Meganisa Setianingrum, Sugiyanto, Etik Zukhronah Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta

Meganisa Setianingrum, Sugiyanto, Etik Zukhronah Prodi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR OUTPUT RIIL, KREDIT DOMESTIK PER PDB, DAN IHSG Meganisa Setianingrum, Sugiyanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, peramalan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan di suatu instansi. Untuk melakukan peramalan

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA KONTRAK BERJANGKA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AS MENGGUNAKAN DISTRIBUSI LOGNORMAL

MENENTUKAN HARGA KONTRAK BERJANGKA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AS MENGGUNAKAN DISTRIBUSI LOGNORMAL E-Jurnal Matematika Vol. 4 (2), Mei 2015, pp. 43-48 ISSN: 2303-1751 MENENTUKAN HARGA KONTRAK BERJANGKA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR AS MENGGUNAKAN DISTRIBUSI LOGNORMAL Gede Sumendra 1, Komang Dharmawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui

BAB I PENDAHULUAN. proses globalisasi. Begitu pula halnya dengan pasar modal Indonesia, melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara dimana nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menjadi kunci indikator ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini didasari oleh gejolak/volatilitas nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (valuta asing).pada nilai transaksi jual beli valuta asing yang

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA

Manajemen Investasi.  SUTIA BUDI STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA Manajemen Investasi SUTIA BUDI sutia_budy@yahoo.com sutiabudi19@gmail.com STIE AHMAD DAHLAN JAKARTA INVESTMENT MANAGEMENT Session 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times 2 Times Chapter Introduction

Lebih terperinci

MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan

MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan MA6281 Topik Statistika IV: Analisis Deret Waktu Keuangan Referensi: Taylor (2008), Modeling Financial Time Series Tsay (2005), Analysis of Financial Time Series Silabus: Return, volatilitas dan distribusi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Oleh RETNO HESTININGTYAS M0106061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi tentang rata-rata bersyarat pada Y BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari- hari sering dijumpai data time series yang terdiri dari beberapa variabel yang saling terkait yang dinamakan dengan data time series

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjual, menahan, atau membeli saham dengan menggunakan indeks BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pasar modal merupakan pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian suatu negara dapat diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengetahui tingkat perkembangan pasar modal dan industri industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan negara lainnya semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (variables) seperti harga, volume instrumen, dan varian (variance) yang berubah

BAB I PENDAHULUAN. (variables) seperti harga, volume instrumen, dan varian (variance) yang berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Selama beberapa tahun terakhir ada banyak perubahan pada lembaga keuangan dalam mengevaluasi dan mengukur risiko. Usaha perbaikan regulasi berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangannya, pasar saham menawarkan berbagai macam bentuk perdagangan, misalnya kontrak keuangan yang menyatakan pemegangnya adalah pemilik dari suatu aset.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perdagangan dan investasi internasional. melemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar AS,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perdagangan dan investasi internasional. melemahnya kurs rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar AS, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar merupakan perbandingan nilai mata uang suatu negara dibandingkan dengan negara lain. Nilai tukar mata uang suatu negara memiliki peranan yang sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Data runtun waktu dari fenomena real seperti data finansial biasanya bersifat nonstasioner. Tipe data runtun waktu finansial biasanya dicirikan oleh pola-pola seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Foreign Exchange (forex) saat ini berkembang pesat sebagai salah satu model investasi yang menggiurkan, karena forex trading memiliki tingkat pengembalian yang tinggi.

Lebih terperinci

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR

STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN ANALISIS VAR Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 16 Mei 2009 STUDI KAUSALITAS GRANGER ANTARA NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP USD DAN AUD MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS PEMODELAN RETURN PORTOFOLIO SAHAM MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS SKRIPSI Disusun Oleh : MUHAMMAD ARIFIN 24010212140058 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

UNNES Journal of Mathematics

UNNES Journal of Mathematics UJM 5 (2) (2016) UNNES Journal of Mathematics http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujm PERBANDINGAN TAKSIRAN VALUE AT RISK DENGAN PROGRAM R DAN MATLAB DALAM ANALISIS INVESTASI SAHAM MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi berkaitan dengan penempatan dana ke dalam bentuk aset yang lain selama periode tertentu dengan harapan tertentu. Aset yang menjadi objek investasi seseorang

Lebih terperinci

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI

AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI PEMODELAN MARKOV SWITCHING VECTOR AUTOREGRESSIVE (MSVAR) SKRIPSI Disusun Oleh: HAYUK PERMATASARI 24010210130066 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 PEMODELAN

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied I. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif terapan ( Applied Descriptive Reasearch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan maksud

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berperanan dalam menyalurkan dana dari pihak yang memiliki dana berlebih kepada pihak yang membutuhkan dana. Dalam

Lebih terperinci

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar Mater 5 Andri Helmi M, S.E., M.M. Pengantar Kita akan mempelajari hubungan penting paritas internasional yang memiliki pengaruh besar bagi penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indeks harga saham merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham dalam suatu periode, dengan adanya indeks maka dapat diketahui tren yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan perekonomian dunia. Hal ini terjadi setelah dianutnya sistem perekonomian terbuka yang dalam aktivitasnya

Lebih terperinci

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE SISTEM MONETER INTERNASIONAL Oleh : Dr. Chairul Anam, SE PENGERTIAN KURS VALAS VALUTA ASING (FOREX) Valas atau Forex (Foreign Currency) adalah mata uang asing atau alat pembayaran lainnya yang digunakan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN

PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN PENDETEKSIAN DINI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DENGAN MARKOV SWITCHING BERDASARKAN INDIKATOR KONDISI PERBANKAN (Studi Kasus Pada Indikator Selisih Suku Bunga Pinjaman

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN:

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013 ISBN: METODE PERAMALAN MENGGUNAKAN MODEL VOLATILITAS ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY PADA RETURN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLLAR Cindy Wahyu Elvitra 1, Budi Warsito 2, Abdul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Dalam bursa berjangka, sejumlah komoditas diperjualbelikan dengan harga tertentu yang penyerahannya dilakukan pada saat yang akan datang. Komoditas

Lebih terperinci

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih Skripsi. Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar PEMODELAN DAN PERAMALAN NILAI RETURN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN METODE ASYMMETRIC POWER AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (APARCH) Disusun oleh : Nur Musrifah Rohmaningsih 24010211120019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saham adalah surat berharga yang menjadi bukti seseorang berinvestasi pada suatu perusahaan. Harga saham selalu mengalami perubahan harga atau biasa disebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika bisa diterapkan di berbagai bidang. Salah satu contoh penerapannya adalah di bidang ekonometrika. Ekonometrika merupakan bidang ilmu ekonomi yang menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi dunia berdampak luas tidak hanya pada hubungan perdagangan antar negara tetapi juga pada kondisi perekonomian antar negara. Hal ini terbukti dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama ini telah diketahui bahwa di pasar saham dan pasar lainnya sering kali terjadi anomali-anomali yang termasuk di dalamnya adalah Weekday Effect yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga SBI, Nilai Tukar Rupiah. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Terdapat beberapa faktor yang bisa mempengaruhi IHSG, salah satunya faktor makroekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan alternatif bagi para investor untuk melakukan penanaman modal (investasi) selain bank dan lembaga keuangan non bank. Di era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Data time series merupakan serangkaian data pengamatan yang berasal dari satu sumber tetap yang terjadi berdasarkan waktu t secara berurutan dan dengan interval

Lebih terperinci

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA

2016 VOLATILITAS HARGA SAHAM EMERGING MARKET PADA 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Investasi merupakan penanaman dana pada salah stau atau lebih obyek investasi yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Reilly

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi menyebabkan pemodelan pada data keuangan mengalami perkembangan yang cukup pesat. Sistem elektronik dalam perdagangan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR)

PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR) PENERAPAN MODEL EGARCH-M DALAM PERAMALAN NILAI HARGA SAHAM DAN PENGUKURAN VALUE AT RISK (VAR) Oleh: Julianto (1) Entit Puspita (2) Fitriani Agustina (2) ABSTRAK Dalam melakukan investasi dalam saham, investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX, atau pasar mata uang) adalah bentuk pertukaran untuk perdagangan desentralisasi global mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan perekonomian setiap negara tidak selalu stabil, tetapi berubahubah akibat berbagai masalah ekonomi yang timbul. Salah satu aspek penting dari kegiatan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH Jurnal Matematika UNAND Vol. VI No. 1 Hal. 1 8 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PERBANDINGAN INVESTASI PADA MATA UANG DOLAR AMERIKA (USD) DAN YEN JEPANG (JPY) DENGAN MODEL ARIMA DAN GARCH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Esti Pertiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama sebagai salah satu faktor dalam pengambilan keputusan. Peramalan biasanya

Lebih terperinci

PEMODELAN KURS MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS

PEMODELAN KURS MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS PEMODELAN KURS MATA UANG RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN METODE GARCH ASIMETRIS SKRIPSI Disusun Oleh : ULFAH SULISTYOWATI 24010210120052 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat

Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat Pemodelan Jaringan Syaraf Tiruan dengan Algoritma One Step Secant Backpropagation dalam Return Kurs Rupiah Terhadap Dolar Amerika Serikat SKRIPSI Disusun oleh: MAULIDA NAJWA 24010212130028 DEPARTEMEN STATISTIKA

Lebih terperinci

PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM)

PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) Jurnal LOG!K@, Jilid 6, No 1, 2016, Hal 32-41 ISSN 1978 8568 PREDIKSI PERGERAKAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA SERIKAT MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV MODEL (HMM) Mahmudi dan Ardi Program Studi Matematika,

Lebih terperinci

BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH)

BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH) BAB III NONLINEAR GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (N-GARCH) 3.1 Proses Nonlinear Autoregressive Conditional Heteroskedasticity (N-ARCH) Model Nonlinear Autoregressive Conditional

Lebih terperinci

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 43 Materi Minggu 6 Lalu Lintas Pembayaran Internasional 6.1. Gambaran Umum Lalu Lintas Pembayaran Internasional Transaksi-transaksi pembayaran antar daerah tidak

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR)

PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) PENDETEKSIAN KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA BERDASARKAN INDIKATOR RASIO CADANGAN INTERNASIONAL TERHADAP M2 (UANG BEREDAR) oleh DIAH PUTRI UTAMI NIM. M0110018 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL.i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR iii ABSTRAK v ABSTRACT..vi KATA PENGANTAR.vii DAFTAR ISI..1 DAFTAR TABEL.Error! DAFTAR GAMBAR.Error! i DAFTAR LAMPIRAN..Error! BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Prosiding Manajemen ISSN:

Prosiding Manajemen ISSN: Prosiding Manajemen ISSN: 2460-6545 Pengaruh Eksposur Transaksi terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan LQ45 Bursa Efek Indonesia Tahun 2011 2015) The Influence of Transaction

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di

BAB I PENDAHULUAN. Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Value at Risk (VaR) telah menjadi ukuran standar dalam resiko pasar di lembaga-lembaga keuangan seperti bank. Alasan utama mengapa VaR begitu populer adalah

Lebih terperinci

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13 Transaksi Mata Uang Asing Bab 13 Mengenal Valuta Asing Valuta asing atau biasa disebut juga dengan kata lain seperti valas, foreign exchange, forex atau juga fx adalah mata uang yang di keluarkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar modal diantaranya surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, dan instrumen lainnya. Saham merupakan

Lebih terperinci

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE

PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE PEMODELAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE asa M arga ro) C ng Semara SKRIPSI Oleh : FIQRIA DEVI ARIYANI 24010210120021 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014 PEMODELAN

Lebih terperinci

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia)

INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia) PERHITUNGAN VALUE AT RISK MENGGUNAKAN MODEL INTEGRATED GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSCEDASTICITY (IGARCH) (Studi Kasus pada Return Kurs Rupiah terhadap Dollar Australia) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kinerja ekonomi tercermin dalam kinerja perusahaanperusahaan. Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu Negara di lihat dari perkembangan pasar keuangannya, termasuk pasar uang, pasar saham, dan pasar komoditi. Demikian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi perdagangan saat ini, kemajuan suatu negara tidak dapat dilepaskan dari keberhasilan negara tersebut melakukan ekspor barang dan jasa yang

Lebih terperinci

Ratri Oktaviani, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Ratri Oktaviani, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret HUBUNGAN KONDISI INDIKATOR NILAI TUKAR RIIL DAN IHSG DALAM MENDETEKSI KRISIS KEUANGAN DI INDONESIA MENGGUNAKAN GABUNGAN MODEL VOLATILITAS DAN MARKOV SWITCHING Ratri Oktaviani, Sugiyanto, dan Yuliana Susanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Abdul Halim, 2005 : 4). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. (Abdul Halim, 2005 : 4). Umumnya investasi dibedakan menjadi dua, yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Investasi pada hakikatnya merupakan komitmen terhadap sejumlah sumber daya pada saat ini dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan (Abdul

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL EGARCH PADA ESTIMASI VOLATILITAS HARGA MINYAK KELAPA SAWIT

PENERAPAN MODEL EGARCH PADA ESTIMASI VOLATILITAS HARGA MINYAK KELAPA SAWIT PENERAPAN MODEL EGARCH PADA ESTIMASI VOLATILITAS HARGA MINYAK KELAPA SAWIT Yoseva Agung Prihandini 1, Komang Dharmawan 2, Kartika Sari 3 1 Jurusan Matematika, Fakultas MIPA - Universitas Udayana [Email:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya bagi para pelaku ekonomi. Dewasa ini pasar modal merupakan indikator kemajuan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian negara dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat

Lebih terperinci

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya

Suma Suci Sholihah, Heni Kusdarwati, Rahma Fitriani. Jurusan Matematika, F.MIPA, Universitas Brawijaya PEMODELAN RETURN IHSG PERIODE 15 SEPTEMBER 1998 13 SEPTEMBER 2013 MENGGUNAKAN THRESHOLD GENERALIZED AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY (TGARCH(1,1)) DENGAN DUA THRESHOLD Suma Suci Sholihah,

Lebih terperinci

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY

PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING AUTOREGRESSIVE CONDITIONAL HETEROSKEDASTICITY ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 1, Tahun 2015, Halaman 103-111 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN TINGKAT INFLASI INDONESIA MENGGUNAKAN MARKOV SWITCHING

Lebih terperinci

PADA PORTOFOLIO SAHAM

PADA PORTOFOLIO SAHAM PERBANDINGAN PENDEKATAN GENERALIZED EXTREME VALUE DAN GENERALIZED PARETO DISTRIBUTION UNTUK PERHITUNGAN VALUE AT RISK PADA PORTOFOLIO SAHAM SKRIPSI Disusun oleh: AYU AMBARSARI 24010212140079 DEPARTEMEN

Lebih terperinci