IPPHAMI IKATAN PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA
|
|
- Susanto Cahyadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IPPHAMI IKATAN PERUSAHAAN PENGENDALIAN HAMA INDONESIA
2 Didirikan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 1973 dengan tujuan : 1. Menghimpun dan membina serta memupuk rasa solidaritas Perusahaan Nasional yang bergerak di bidang pengendalian hama dan meningkatkan peranserta anggotanya dalam pembangunan sosial; 2. Meningkatkan kemampuan dan mutu anggota dalam menyelenggarakan jasa pengendalian hama yang berwawasan lingkungan; 3. Sebagai wadah berhimpun dan ikatan perusahaan sejenis, IPPHAMI merupakan organisasi profesi yang bersifat non politik.
3 Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, maka IPPHAMI menyelenggarakan tugas dan usaha sebagai berikut : Membantu usaha peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dengan jalan melaksanakan bidang pengendalian hama sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku; Meningkatkan komunikasi dan mengusahakan agar IPPHAMI menjadi partner pemerintah dan badan-badan lain baik swasta maupun nasional dan internasional dalam bidang pengendalian hama;
4 Membantu memberikan pendidikan khusus yang kreatif dan dinamis bagi para anggota; Merupakan biro konsultasi bagi para anggota dan arbiter terhadap /antara para anggota maupun pihak ketiga.
5 Keanggotaan IPPHAMI Dewan Pengurus Daerah Provinsi DKI Jakarta hingga saat ini tercatat 110 perusahaan pest control sebagai anggota biasa dan 6 perusahaan/distributor pestisida sebagai anggota kehormatan
6 Dalam perjalanannya IPPHAMI khususnya DPD DKI Jakarta telah menjalin kerjasama dengan berbagai institusi pemerintah dalam rangka mewujudkan tujuan dan program-programnya, antara lain: Kerjasama dengan Dinas Kesehatan sejak tahun 1980 an hingga saat ini dalam mendidik dan melatih tenaga Teknisi dan Supervisor perusahaan pest control agar lebih profesional dalam menjalankan tugasnya;
7 Kerjasama dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam penanggulangan bahaya Demam Berdarah Dengue (DBD) ; Mengajukan usulan/ draft agar disahkannya RUU Keselamatan Bangunan dan Gedung dengan perlakuan Anti Rayap menjadi Peraturan Daerah (Perda);
8 Kerjasama dengan Badan Karantina Pertanian (Barantan) dalam hal pendidikan dan pelatihan fumigasi standar Barantan bagi perusahaan fumigasi anggota IPPHAMI; Menyelenggarakan seminar-seminar yang berkaitan dengan peran dan fungsi IPPHAMI dalam mendukung program pemerintah atau meningkatkan profesionalisme anggotanya.
9 Penanggulangan penyakit yang ditimbulkan pasca banjir : IPPHAMI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan 5 wilayah serta Puskesmas dan dibantu warga masyarakat melaksanakan penyemprotan di wilayah-wilayah bekas terkena banjir;
10 Penanggulangan DBD di wilayah-wilayah endemis dengan melaksanakan penyemprotan berkala langsung pada titik-titik berkembangnya nyamuk Aedes Aegypti
11 PERATURAN DAN PERUNDANG UNDANGAN 1. UU RI No. 23/1992 ttg Kesehatan - Kesehatan lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, dilaksanakan di tempat-tempat umum, pemukiman kerja, angkutan umum, dll; - Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air, udara, pengamanan limbah padat, cair dan gas, pengendalian vektor penyakit, dll. 2. UU RI No. 23/1997 ttg Lingkungan Hidup - Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun; - Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun meliputi menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan/atau membuang. 3. PP No. 7 tahun 1973 ttg Pengawasan Atas Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan pestisida - Setiap orang/ badan hukum dilarang menggunakan pestisida yang tidak didaftar dan/atau memperoleh Izin Menteri pertanian
12 4. Kepmenkes RI no 1350/2001 tentang Pestisida a. Pengertian - Pengelolaan pestisida : pembuatan, pengangkutan, penyimpanan, peragaan, penggunaan dan pembuangan/pemusnahan pestisida; - Pestisida kesehatan masyarakat : digunakan untuk pemberantasan vektor penyakit menular atau untuk pengendalian hama di rumah, tempat kerja, tempat umum, sarana angkutan dan gudang; - Pestisida terbatas : karena sifat fisik dan kimia dan atau daya racunnya dinilai sangat berbahaya, hanya diizinkan diedarkan, disimpan dan digunakan secara terbatas; - Persyaratan kesehatan pestisida : ketentuan teknis kesehatan untuk melindungi, memelihara dan atau mempertinggi derajat kesehatan; - Pengamanan Pengelolaan Pestisida : kegiatan untuk mencegah dan menanggulangi keracunan dan pencemaran pestisida
13 5. SK GUBERNUR DKI JAKARTA NO TH 1976 Dilarang mendirikan usaha pest control di wilayah DKI Jakarta tanpa ijin Gubernur; Kewajiban mengirimkan laporan bulanan 6. Tindak lanjut berkaitan dengan UU No. 22 th 199 ttg Pemerintah Daerah, UU no. 34/2000 ttg Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Negara RI Jakarta, PP No. 25 th 2000 ttg Kewenangan Pemerintah Pusat dan Provinsi sebagai Daerah Otonomi: SE Kepala Dinkes Prop. DKI Jakarta ttg Pengajuan Izin Usaha Pest Control melalui Suku Dinas Kesmas Kotamadya
14 Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terus berulang setiap kali pergantian musim menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi setiap warga masyarakat DKI Jakarta khususnya. Dan, menurut pengamatan, kejadian yang terus berulang tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kesadaran masyarakat yang masih kurang tentang pola hidup sehat.
15 PERAN IPPHAMI ( IKATAN PERUSAHAAN PENGENDALI HAMA INDONESIA ) DALAM PENGENDALIAN VEKTOR PENDAHULUAN Pekerjaan pembangunan fisik secara nasional dilakukan antara lain melalui pembangunan prasarana dan sarana pemukiman,gedung gedung perkantoran, gedung komersial, perumahan. Didalam sebuah pembangunan harus diperhatikan berbagai aspek, selain aspek fungsional, aspek keselamatan dan keandalan bangunan. Persyaratan keselamatan bangunan dan kesehatan lingkungan berlaku bukan hanya bagi bangunan yang hendak dibangun, tetapi juga bangunan yang telah berdiri. Bangunan milik pemerintah yang digunakan untuk sarana publik seperti puskesmas,sekolah-sekolah,rumah sakit,kantor pemerintah,dll, merupakan asset yang harus dirawat, dan dilindungi melalui pemeliharaan yang rutin.
16 Dalam situasi perekonomian yang serba sulit ini, pembangunan dan sarana lingkungan masih terus berjalan meskipun dalam jumlah terbatas. Jika diukur dari luas bangunan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun belakangan ini menurun menjadi rata-rata 70 % setiap tahunnya, sedangkan rehabilitasi dan perawatan gedung sebesar 40 % setiap tahunnya. Keadaan kemampuan keuangan pemerintah yang masih terbatas untuk pembangunan semua sektor, maka pilihan jatuh pada pemeliharaan dan perawatan gedung, supaya gedung-gedung khususnya milik pemerintah dan suatu kawasan tersebut lebih optimal pengunaannya, maka sangat diperlukan KESEHATAN LINGKUNGAN. Selain gedun-gedung yang megah, bangunan sarana umum, yang bagus bagus, hal yang palin penting adalah masalah KESEHATAN PENGHUNI GEDUNG/BANGUNAN tersebut, harus diminimalkan atau kalau bisa jangan sampai ada korban manusia akibat penyakit yang dapat ditimbulkan oleh hama-hama pada gedung/bangunan tersebut. mengingat besarnya resiko atas keselamatan dan kerugian yang ditimbulkan, maka sangat diperlukan upaya pencegahan dan penangulangan pest control pada setiap bangunan yang ada, dan tidak kalah pentingnya adalah penangulangan pest control itu harus berwawasan lingkungan.
17 MAKSUD Agar maksud dan proses perencanaan kesehatan penghuni pada bangunan efektif dan berhasil, maka diperlukan kerjasama antara berbagai pihak yang saling terkait Perencana bangunan Kontraktor ( pelaksana bangunan ) Penghuni Gedung Perusahaan Pest Control Dan yang lebih dibutuhkan adalah, paradigma harus dimiliki pemerintah daerah dalam pengaturan, pembinaan, pengawasan konstruksi dan terlebih kesehatan penghuni bangunan. Tak luput, tidak hanya kepatuhan dari masyarakat dan pemerintah yang diinginkan, tetapi dibutuhkan kesadaran, agar lebih menjamin keselamatan dan kesehatan penghuninya. PECEGAHAN LEBIH BAIK DARIPADA PENGOBATAN
18 T U J U A N Dengan adanya tindakan preventive, yaitu pencegahan lebih baik daipada pengobatan, maka gedung-gedung, bangunan yang dibangun dengan biaya mahal itu, apabila sudah berdiri maupun baru akan dibangun perlu pekerjaan Pest control Jika Pekerjaan Pest control ini dilaksanakan bertujuan untuk : Meningkatkan Citra Iinstitusi / lembaga / Perusahaan secara umum Meningkatkan kepercayaan diri semua staff, karena bekerja pada situasi lingkungan yang sehat Mencegah kerugian materi yang lebih besar akibat dari hama penyakit Menjaga keselamatan penguna/penghuni bangunan
19 PERIZINAN OPERASIONAL PERUSAHAAN PENGENDALI HAMA Sebelum memulai usahanya perusahaan pengendali hama terlebih dahulu harus memiliki kelengkapan 1. Surat Izin Usaha perrdagangan (SIUP) 2. Izin Penyelengara Usaha Pest Control dari Dinas Kesehatan, dibuktikan dengan sertifikat dari Dinas Kesehatan untuk Teknisi dan Supervisor 3. Memiliki Kartu Tanda Anggota Ikatan Perusahaan Pengendali Hama Indonesia (IPPHAMI) 4. S B U ( Sub Bidang Usaha ) KADIN
20 FOTO-FOTO KEGIATAN PELATIHAN TEKNISI & SUPERVISOR KERJASAMA DPD IPPHAMI DKI JAKARTA & DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA Pembukaan Pelatihan Teknisi & Superv isor Peserta Pelatihan
21 Praktek Pengenalan Alat Praktek Fogging
22 Praktek Anti Rayap Team Building
23
Boyke Arie Pahlevi, SE. Ketua Umum DPP ASPPHAMI
Boyke Arie Pahlevi, SE Ketua Umum DPP ASPPHAMI SEJARAH ASPPHAMI Awal berdiri ASPPHAMI tanggal 06 Februari 1973 di Jakarta yang dipelopori oleh Bapak Drs. Darmawan dan Bapak Willman Pangabean dengan nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. operasi, sisa suntikan, obat kadaluarsa, virus, bakteri, limbah padat dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan sumber limbah B3 yang harus mendapat perhatian. Limbah B3 yang dikeluarkan dari rumah sakit meliputi limbah infeksius, sisa operasi, sisa suntikan,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama hampir dua abad, penyakit Demam Berdarah Dengue dianggap sebagai penyakit penyesuaian diri seseorang terhadap iklim tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1987 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM KEPADA DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1987 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM KEPADA DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi kesehatan yang tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai dengan kondisi dan situasi serta
Lebih terperinciMEMUTUSKAN : BABI KETENTUAN UMUM. Pasal 1
3. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 4. Undang-undang Nomor 34 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Negara Republik
Lebih terperinciWALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH
SALINAN WALI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA PALU, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Health Organization (WHO) memperkirakan penduduk yang terkena DBD telah meningkat selama 50 tahun terakhir. Insiden DBD terjadi baik di daerah tropik
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS KESEHATAN JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR MENIMBANG : bahwa sebagai
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciSARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan mencapai derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.
BAB I PENDAHULUAN 1.4 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk keperedaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus aedes
Lebih terperincif1~ r '~{5))'~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG
" '" ISALINAN I f1~ r '~{5))'~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENANGGULANGAN BAHAYA RAYAP PADA BANGUNAN GEDUNG MILIK PEMERINTAH PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN WALIKOTA TARAKAN,
PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN WALIKOTA TARAKAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka optimalisasi peningkatan pelayanan kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengeu Hemorragic Fever (DHF) saat ini merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang cenderung jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit ini banyak menimbulkan kekhawatiran masyarakat karena perjalanan penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap individu masyarakat yang harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk memproteksi masyarakatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk
Lebih terperinciPeraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1987 Tentang : Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dibidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1987 Tentang : Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dibidang Pekerjaan Umum Kepada Daerah Oleh : PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14 TAHUN 1987(14/1987) Tanggal :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insiden Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia dari waktu ke waktu terus bertambah, namun demikian jumlah korban jiwa akibat serangan penyakit berbahaya ini cenderung
Lebih terperinciPENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015
PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR 2015 Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015 1 BAB VI PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang Penyakit demam berdarah dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akibat infeksi virus dengue yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan subtropik di seluruh
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.665, 2013 KEMENTERIAN KESEHATAN. Hapus Tikus. Hapus Serangga. Alat Angkut. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 59/2006 TENTANG
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 59/2006 TENTANG PEDOMAN UMUM PENGENDALIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANGAN (KUDR) KEPALA BADAN PENGELOLAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vector borne disease merupakan penyakit-penyakit yang ditularkan pada manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda yang dapat menularkan
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.188, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LINGKUNGAN HIDUP. Sampah. Rumah Tangga. Pengelolaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5347) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes aegypti yang mengakibatkan banyaknya jumlah penderita demam berdarah dengue setiap tahunnya.
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 49, 1991 (KESEHATAN. Wabah. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447) PERATURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, karena jumlah penderita penyakit DBD cenderung meningkat dari tahun ke
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1987 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM KEPADA DAERAH
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1987 TENTANG PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG PEKERJAAN UMUM KEPADA DAERAH Menimbang : Presiden Republik Indonesia, a. bahwa dengan
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGAWASAN HYGIENE DAN SANITASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2012 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN HYGIENE DAN SANITASI DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Demam berdarah adalah penyakit akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah tropis dan sub tropis, dan menjangkit
Lebih terperincimasyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menurut Sistem Kesehatan Nasional adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN
PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN,
Lebih terperinciINFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE
INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE I. Kondisi Umum Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan endemis di sebagian kabupaten/kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. DBD banyak dijumpai terutama di daerah tropis dan sering
Lebih terperinciBISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 89 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PEKERJAAN UMUM PENGAIRAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 288/MENKES/SK/III/2003 TENTANG PEDOMAN PENYEHATAN SARANA DAN BANGUNAN UMUM MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bupati dalam melaksanakan kewenangan otonomi. Dengan itu DKK. Sukoharjo menetapkan visi Masyarakat Sukoharjo Sehat Mandiri dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) sebagai organisasi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo sebagai unsur pelaksana pemerintah daerah dalam bidang kesehatan. Tugas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia, terutama negara-negara tropis dan subtropis termasuk Indonesia. Penyakit
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan yang bersifat sentralistik ke arah desentralistik yang. masing-masing Provinsi dan Kabupaten/ Kota. Tujuan pembangunan di
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era Otonomi Daerah saat ini telah mengubah paradigma pembangunan yang bersifat sentralistik ke arah desentralistik yang dicirikan oleh penggalian potensi maksimal di setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagaimana disebutkan dalam Pembukaaan Undang-Undang Dasar 1945, bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever (DHF) merupakan penyakit akut bersifat endemik yang di sebabkan oleh virus dengue yang masuk ke peredaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) ialah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang di tularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan nasional diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim merupakan perubahan variabel iklim, khususnya suhu udara dan curah hujan yang terjadi secara berangsur-angsur dalam jangka waktu yang panjang antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh virus dengue dengan tanda-tanda tertentu dan disebarkan melalui gigitan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dengan tanda-tanda tertentu dan disebarkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa penanggulangan
Lebih terperinciDINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 73
DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUPANG Bagian Pertama Dinas Pasal 73 Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas pokok membantu Bupati dalam melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah
Lebih terperinciMENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 258/MENKES/PER/III/1992 TENTANG PERSYARATAN KESEHATAN PENGELOLAAN PESTISIDA MENTERI KESEHATAN, Menimbang : a. bahwa dengan tersedianya pestisida yang sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit menular adalah penyakit yang dapat ditularkan melalui berbagai media. Penyakit jenis ini merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang
Lebih terperinciWALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,
WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I
0 HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Salah satu penyakit menular yang jumlah kasusnya dilaporkan cenderung meningkat dan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disadari. Bahkan telah lama pula disinyalir, bahwa peran lingkungan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengaruh lingkungan dalam menimbulkan penyakit pada manusia telah lama disadari. Bahkan telah lama pula disinyalir, bahwa peran lingkungan dalam meningkatkan derajat
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah lingkungan erat sekali hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal ini
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama lebih dari tiga dasawarsa, derajat kesehatan di Indonesia telah mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan angka kematian bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae yang mempunyai empat serotipe,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR : 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SUNGAI DAN DRAINASE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciBAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui
1 BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (Dengue Hemorrhagic Fever) atau lazimnya disebut dengan DBD / DHF merupakan suatu jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU
1 PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 36 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PEKERJAAN UMUM PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR RIAU Menimbang : a. Bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dangue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty. Diantara kota di
Lebih terperinciSkripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN KEPALA KELUARGA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA GONDANG TANI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GONDANG KABUPATEN SRAGEN Skripsi ini Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG RS Duta Indah dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selalu berusaha melakukan peningkatan mutu dan keselamatan pasien,yang harus didukung
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM KEWASPADAAN DINI KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat tahun 2015 adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma pembangunan kesehatan yang harus lebih mengutamakan upaya promotif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah satunya adalah musim penghujan. Pada setiap musim penghujan datang akan mengakibatkan banyak genangan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR : 29 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERKOTAAN DAN PERMUKIMAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHI RAHMANI RAHIM DENGAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2006
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KAWASAN DILARANG MEROKOK KEPALA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG, Menimbang: Mengingat: a. bahwa dalam rangka mewujudkan lingkungan yang baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat di Indonesia. Penyakit ini sering terjadi pada saat memasuki musim
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa Demam
Lebih terperinciPerbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS
Perbedaan puskesmas dan klinik PUSKESMAS 1. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama
Lebih terperinciGUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG
GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 7 TAHUN 1995 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM CIPTA KARYA DAERAH PROPINSI DAERAH
Lebih terperinciBUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 1999 SERI D NO. 7
LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 10 TAHUN 1999 SERI D NO. 7 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SEMARANG NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pembangunan di bidang perekonomian. Pembangunan ini dilakukan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Banyak sekali pembangunan-pembangunan yang masih dilakukan di negara ini. Salah satunya adalah pembangunan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit menular masih merupakan masalah kesehatan yang besar di hampir semua negara berkembang karena angka kesakitan dan kematiannya yang tinggi dan dalam waktu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada masalah dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan perubahan
Lebih terperinciWALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL KLINIK
WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR : 10 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL KLINIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengembangan sistem..., Levina Ardiati, FKM UI, 2009
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dan wabah dalam waktu singkat. Wabah Dengue pertama
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 1997 SERI D NO. 13
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 1997 SERI D NO. 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 1996 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA DINAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam pasal 10 ayat 2 Undang Undang Nomor 32 tahun 2004
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pemerintah pusat telah memberikan wewenang kepada pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri melalui otonomi daerah, sebagaimana diatur dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Pengertian proyek konstruksi menurut Ervianto (2005), adalah suatu proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian kegiatan yang hanya satu kali dilaksanakan dan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KUPANG
PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KUPANG, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa bangunan gedung negara merupakan barang milik negara/daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang : a. bahwa beberapa
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1098/MENKES/SK/VII/2003 TENTANG PERSYARATAN HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DAN RESTORAN Menimbang MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA a. Bahwa masyarakat
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN
Lampiran II : Surat Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 4009/-075.61 Tanggal 27 September 2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN
Lebih terperinciPENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN
PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN I. PENJELASAN UMUM Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari pembangunan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod-Borne Virus, genus Flavivirus, dan family Flaviviridae. DBD
Lebih terperinciGUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA INSTRUKSI GUBERNUR PROVINSI DAEAAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG KESIAPSIAGAAN PENINGKATAN.KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) GUBERNUR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan adalah suatu keadaan yang optimal baik dari segi badan, jiwa maupun sosial yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomi
Lebih terperinci