UNIVERSITAS INDONESIA PENGAPLIKASIAN LANGKAH-LANGKAH NEGOSIASI : STUDI KASUS PERMASALAHAN PSSI DAN KPSI MAKALAH NON SEMINAR TYKA RAMONA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "UNIVERSITAS INDONESIA PENGAPLIKASIAN LANGKAH-LANGKAH NEGOSIASI : STUDI KASUS PERMASALAHAN PSSI DAN KPSI MAKALAH NON SEMINAR TYKA RAMONA"

Transkripsi

1 UNIVERSITAS INDONESIA PENGAPLIKASIAN LANGKAH-LANGKAH NEGOSIASI : STUDI KASUS PERMASALAHAN PSSI DAN KPSI MAKALAH NON SEMINAR TYKA RAMONA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS INDONESIA JANUARI 2014

2

3

4

5 Pengaplikasian Langkah-Langkah Negosiasi : Studi Kasus Permasalahan PSSI Dan KPSI Tyka Ramona, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok, Depok, 16424, Indonesia ty.ramona@ymail.com Abstrak Negosiasi merupakan kegiatan komunikasi yang tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari. Tanpa disadari semua orang pasti melakukan negosiasi. Negosiasi melibatkan memeriksa faktafakta dari sebuah situasi, mengekspos kepentingan yang berlawanan dari pihak-pihak yang terlibat, dan melakukan perundingan untuk sebisa mungkin menyelesaikan masalah. Didalam makalah ini akan dibahas bagaimana pengertian, proses, hingga langkah-langkah melakukan negosiasi. Setelah itu akan dibahas bagaimana pengaplikasian langkah-langkah negosiasi dalam contoh kasus PSSI dan KPSI. Kata Kunci : Negosiasi, komunikasi, proses, langkah-langkah Applying The Steps of Negotiation : A Study on problem between PSSI and KPSI) ABSTRACT Negotiation is a communication activities can t be separated from everyday life. Without realizing everyone must negotiate. Negotiation involves examining the facts of a situation, exposing both the common and opposing interests of the parties involved, and bargaining to resolve as many issues as possible. This paper will discuss definition of negotiation, the process, and to negotiate steps. After that it will be discussed how to applying the steps of negotiating in the case of PSSI and KPSI. Keyword : Negotiation, communication, process, steps to

6 Latar Belakang Dalam kejadian sehari-hari, banyak pihak-pihak yang bermasalah dan tidak bisa menyelesaikan masalahnya karena tidak bertemunya kesepakatan antara kedua belah pihak. Baik hanya sekedar masalah kecil sampai masalah besar seperti urusan ekonomi, bisnis, maupun politik. Untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut salah satunya dengan melakukan kesepakatan atau yang biasa disebut dengan melakukan negosiasi. Bahkan tanpa kita sadari kegiatan negosiasi dilakukan sejak kita bangun tidur. Misalnya saat sebelum berangkat sekolah kita bernegosiasi kepada orang tua tentang uang saku, saat di sekolah bernegosiasi dengan guru tentang tugas. Negosiasi diperlukan dalam kehidupan manusia karena sifatnya yang begitu erat dengan filosofi kehidupan manusia dimana setiap manusia memiliki sifat dasar untuk mempertahankan kepentingannya, di satu sisi, manusia lain juga memiliki kepentingan yang akan tetap dipertahankan, sehingga, terjadilah benturan kepentingan. Padahal, kedua pihak tersebut memiliki suatu tujuan yang sama, yaitu memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Apabila terjadi benturan kepentingan terhadap suatu hal, maka timbul lah suatu sengketa. Dalam penyelesaian sengketa dikenal berbagai macam cara, salah satunya negosiasi. Secara umum, tujuan dilakukannya negosiasi adalah mendapatkan atau memenuhi kepentingan kita yang telah direncanakan sebelumnya dimana hal yang diinginkan tersebut disediakan atau dimiliki oleh orang lain sehingga kita memerlukan negosiasi untuk mendapatkan yang diinginkan. Salah satu contoh kasus yang permasalahannya cukup panjang dan menghebohkan pada tahun 2012 sampai awal tahun 2013 kemaren adalah kasus PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) dengan KPSI (Komite Penyelamatan Sepakbola Indonesia). Pemicu berdamainya PSSI dan KPSI adalah karena adanya ancaman dan sanksi dari FIFA (Federasi Asosiasi Sepakbola Internasional) apabila kedua pihak ini tidak berdamai. Walaupun akhirnya pertikaian ini berakhir, penulis tetap ingin menganalisa kasus ini dan membuatkan langkah-langkah negosiasi yang tepat. Masalah ini berlalu cukup

7 lama, dan baru berakhir saat ada ancaman dari pihak luar. Padahal menurut penulis seharusnya kedua belah pihak dapat harus bisa menyelesaikan masalah itu sendiri. Karena itu pada karya tulis ini, penulis akan menjadi negosiator dari pihak PSSI untuk bernegosiasi dengan pihak KPSI. Sebelum membahas strategi-strategi negosiasi, penulis akan terlebih dahulu membahas konsep dari Negosiasi itu sendiri. Dari konsep-konsep tersebut baru akan dibuat langkah-langkah kongkrit untuk menyelesaikan permasalahan dari pihak PSSI. Permasalahan Permasalahan PSSI dan KPSI bermula pada bulan September 2011, akibat adanya ketidakpuasaan kepada PSSI. Salah satunya adalah Toni Aprilani dan La Nyalla Matalitti yang akhirnya membentuk KPSI pada akhir tahun. Selain itu, dua eks anggota exco Roberto Rouw dan Erwin Dwi Budiman turut bergabung. Kisruh di PSSI semakin menjadi-jadi semenjak munculnya LPI.Ketua Umum Nurdin Halid melarang segala aktivitas yang dilakukan oleh LPI. Pada Kongres PSSI tanggal 26 Maret 2011 di Pekanbaru, Riau, masalah kekisruhan di tubuh PSSI seperti disengaja disembunyikan dari publik dengan cara mengadakan kongres secara tertutup. Kongres tersebut pada akhirnya tidak berhasil diselenggarakan karena terjadi kekisruhan mengenai hak suara. Pada 1 April 2011, Komite Darurat FIFA memutuskan untuk membentuk Komite Normalisasi yang akan mengambil alih kepemimpinan PSSI dari komite eksekutif di bawah pimpinan Nurdin Halid. Komite Darurat FIFA menganggap bahwa kepemimpinan PSSI saat ini tidak dapat mengendalikan sepak bola di Indonesia, terbukti dengan kegagalannya mengendalikan LPI dan menyelenggarakan kongres. FIFA juga menyatakan bahwa 4 orang calon Ketua Umum PSSI yaitu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, Arifin Panigoro, dan George Toisutta tidak dapat mencalonkan diri sebagai ketua umum sesuai dengan keputusan Komite Banding PSSI tanggal 28 Februari2011. Selanjutnya, FIFA mengangkat Agum Gumelar sebagai Ketua Komite Normalisasi PSSI. Setelah melalui serangkaian kegagalan, termasuk kembali gagalnya penyelengaraan Kongres tanggal 20 Mei2011 di Jakarta, akhirnya dalam Kongres Luar Biasa tanggal

8 9 Juli 2011 di Solo, Djohar Arifin Husin terpilih sebagai Ketua Umum PSSI periode Setelah itu mulailah ada dualisme kompetisi sepakbola di Indonesia. IPL (Indonesia Premier League) dibawahi KPSI dan ISL (Indonesia Super League) yang dibawahi oleh PSSI. Sebagai komite yang resmi dari kemenpora, PSSI ingin agar KPSI dibubarkan agar tidak adanya dualisme kompetisi. Tapi KPSI tidak mau mematuhi PSSI karena tidak bertemunya kesepakatan bersama. Karena itulah diperlukan langkah-langkah negosiasi dari pihak PSSI yang dapat disetujui oleh KPSI dan tetap tidak merugikan PSSI. Kerangka Konsep Pengertian Negosiasi Negosiasi adalah sebuah bentuk interaksi sosial saat pihak - pihak yang terlibat berusaha untuk saling menyelesaikan tujuan yang berbeda dan bertentangan (Elizabeth.2003,5-6). Dalam hal ini, ada dua pihak yang berkepentingan dalam bernegosiasi yaitu pembeli dan penjual. Lebih jelasnya bahwa negosiasi merupakan suatu proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama. Shani and Lau (2005, 176) mendefinisikan negosiasi sebagai : In situations where there is both conflict and interdependency, the process used to deal with conflict is negotiations Dalam hal ini, negosiasi diartikan sebagai proses penyelesaian konflik, dimana pihak-pihak yang terlibat konflik saling bergantung. Salah satu tujuan orang bernegosiasi adalah menemukan suatu keputusan atau kesepakatan kedua belah pihak secara adil dan dapat memenuhi harapan atau keinginan kedua belah pihak tersebut. Untuk mendapatkan suatu kesepakatan kedua belah pihak, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain : Persiapan yang cermat Presentasi dan evaluasi yang jelas mengenai posisi kedua belah pihak

9 Keterampilan, pengalaman, motivasi, pikiran yang terbuka Pendekatan yang logis untuk menciptakan dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling menguntungkan serta saling menghormati Kemauan untuk membuat konsesi untuk mencapai kesepakatan melalui kompromi bila terjadi kemacetan Proses Bernegosiasi Proses negosiasi bukanlah proses sesaat kemudian dapat dengan segera diperoleh hasilnya. Oleh karena itu negosiasi merupakan suatu proses yang berlangsung secara kontinu atau terus-menerus hingga tercapai suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak. Persiapan yang baik sebelum bernegosiasi merupakan salah satu kunci sukses bernegosiasi. Menurut Casse (2000), proses bernegosiasi ada tiga tahapan penting, yaitu sebagai berikut : I. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan negosiasi membutuhkan tiga tugas utama, yaitu merencanakan sasaran negosiasi, strategi negosiasi, dan memperjelas proses negosiasi. Sasaran negosiasi adalah hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Hal ini merupakan salah satu alasan utama mengapa seseorang bernegosiasi. Penentuan sasaran sangatlah penting sebagai arahan atau petunjuk dalam bernegosiasi. Strategi negosiasi yang merupakan cara untuk mencapai tujuan bernegosiasi. Untuk mencapai kesepakatan kedua belah pihak memang diperlukan strategi yang tepat. Proses negosiasi merupakan suatu proses tawar-menawar yang diharapkan mampu menghasilkan suatu kesepakatan dikedua belah pihak yang saling menguntungkan II. Tahap Implementasi Tahap implementasi merupakan tahapan peranan atau tindakan yang diperlukan agar mencapai sukses dalam bernegosiasi. Implementasi negosiasi memiliki beberapa komponen penting, antara lain : Taktik cara anda

10 III. Adalah bahwa Anda tahu tujuan yang ingin dicapai, Anda bersikeras dan memaksa pihak lawan agar percaya bahwalah Anda yang benar dan Anda terus menekan Taktik bekerja sama Taktik ini menegaskan bahwa Anda mau mendengarkan pihak lawan dan mengetahui apa yang ada di benak mereka, Andalah yang memutuskan untuk bersikap reaktif(bukan proaktif) siap bekerjasama. Taktik tidak bertindak apa-apa Taktik ini merupakan sikap keras kepala dalam bernegosiasi. Dalam hal ini Anda tetap bersikukuh pda pendirian dan tidak mudah berubah. Taktik melangkah ke tujuan lain Taktik ini menuntut Andalah yang harus aktif menggeser suatu persoalan ke persoalan lain. Tahap Peninjauan Negosiasi Tahap ini merupakan tahapan setelah berlangsungnya suatu proses negosiasi. Ada beberapa alasan penting mengapa tahap peninjauan negosiasi perlu dilakukan, antara lain: Untuk memeriksa apakah Anda sudah mencapai tujuan anda Jika tidak, maka hal itu dapat menjadi pelajaran sekaligus pengalaman yang sangat berharga bagi seorang negosiator Jika ya, maka pastikan apa yang sudah Anda lakukan dengan baik dan bangunlah kesuksesan Anda. Langkah-langkah Melakukan Negosiasi Keberhasilan atau kesuksesan dalam bernegosiasi dapat ditentukan oleh berbagai faktor penting. Beberapa langkah-langkah oleh Stuart Diamond (2010,48-56) yang dibagi menjadi empat bagian yang harus dilakukan agar berhasilnya negosiasi tersebut. Diantaranya adalah: Bagian I : Tujuan dan Permasalahan 1. Merencanakan Tujuan Sebelum memulai proses negosiasi tentunya kita harus merencanakan tujuan akhir kita. Agar dalam persiapan melakukan negosiasi akan lebih focus. Tujuan

11 yang direncanakan biasanya dibagi dua menjadi tujuan jangka pendek dan tujuan untuk jangka panjang. 2. Permasalahan Harus diketahui dulu permasalahannya apa, sehingga dari permasalahan itulah dapat dicari solusinya. 3. Pihak yang Terlibat Cari tahu pihak-pihak mana saja yang terlibat dalam permasalahan. 4. Kemungkinan terburuk Buat persiapan analisa kemungkinan buruk apabila tidak berhasilnya negosiasi. 5. Persiapan Dibuat perkiran waktu yang dibutuhkan, persiapan yang berhubungan dan cari tahu siapa saja yang memiliki informasi lebih untuk persiapan membuat strategi negosiasi. Bagian II : Analis Situasi 6. Keinginan atau Ketertarikan Analisa apa saja yang menjadi keinginan kedu belah pihak. Nilai mana yang tidak setara dan menyebabkan konflik. 7. Persepsi Persepsi masing-masing pihak tentang lawannya. 8. Komunikasi Bagaimana hubungan kedua belah pihak. 9. Standards 10. Menguji kembali tujuan Kenapa harus mengatakan iya maupun tidak pada keinginan kedua belah pihak. Bagian III : Pengurangan pilihan atau resiko 11. Brainstorm Mencari pilihan-pilihan cara untuk bertemu dengan tujuan dan keinginnanya. Temukan jalan yang kira-kira bisa digunakan. 12. Inkremental Menentukan langkah-langkah untuk mengurangi resiko. 13. Pihak ketiga

12 Kehadiran pihak ketiga yang berpengaruh dapat membantu dalam melakukan negosiasi. 14. Konsep Harus ada konsep yang baik, untuk membuat visi maupun membuat pertanyaanpertanyaan untuk ditanyakan. 15. Alternatif Membuat pilihan-pilahan lain dapat membantu saat melakukan negosiasi. Bagian IV : Aksi 16. Prioritas Utama Harus dibuat prioritas utama agar tidak kehilangan semua tujuan. 17. Who Present Persiapkan bagaimana cara membawakan negosiasi, dan kepada siapa negosiasi tersebut ditujukan. 18. Proses Buat agenda, deadline, dan managemen waktu untuk negosiasi ini agar waktunya tepat dan tidak ada kerugian lain yang muncul dalam prosesnya. 19. Komitmen Kesepakatan yang harus disetujui oleh kedua belah pihak 20. Langkah Berikutnya Tahapan berikutnya yang harus dilakukan oleh kedua belah pihak. Pembahasan Negosiasi Pada Kasus PSSI dan KPSI Dari langkah-langkah yang diterangkan diatas, akan diimplementasikan pada kasus PSSI. Berikut penjabaran langkah-langkah dari Stuart Diamond yang akan dilakukan pihak negosiator PSSI. Pada masalah ini yang terlibat adalah pihak PSSI, KPSI dan Kemenpora - Tim Gugus Tugas, FIFA, AFC. Langkah pertama yang paling menentukan tujuan dan permasalahannya terlebih dahulu. Dalam jangka pendek PSSI bertujuan untuk menyelesaikan perseteruan dengan KPSI, menyelenggarakan liga unifikasi, menghindarkan sepak bola Indonesia dari sanksi FIFA, dan untuk menguatkan dukungan FIFA, AFC, maupun pemerintah terhadap PSSI sebagai federasi sepak bola yang sah di Indonesia. Untuk tujuan jangka panjangnya PSSI

13 harus melakukan negosiasi agar mencegah terjadinya kudeta di tubuh PSSI di masa depan. Sebelum mencari kebijakan penyeesain masalah PSSI terlebih dahulu menjadi kesalahan PSSI yang menjadi dasar bagi KPSI untuk menentang PSSI. Pertama, PSSI mencetuskan kompetisi liga tertinggi sepak bola nasional yang diikuti oleh 24 klub yang berasal dari kasta tertinggi dengan nama Liga Prima Indonesia (IPL). Hal ini merupakan pelanggaran statuta Kongress II PSSI di Bali pada 9 Juli 2011 yang memutuskan kompetisi PSSI 2011/2012 bernama Liga Super Indonesia (ISL) yang diikuti 18 klub. Dan yang kedua, soal keikutsertaan klub di kompetisi, PSSI mengikutsertakan klub-klub yang berada jauh di bawah kasta tertinggi namun naik ke posisi teratas tanpa pernah menjuarai klub divisi nomor dua. Harusnya klub yang mengikuti kompetisi tertinggi adalah klub yang sudah disepakati dalam kasta tertinggi, dan kemudian tambahan klub lainnya yang berasal dari divisi di bawahnya sebagai pengganti klub yang terdegradasi dari kompetisi tertinggi. Jika rekonsiliasi PSSI dan KPSI tidak menemukan titik terang maka akan ada dualisme federasi (PSSI dan KPSI), dualisme timnas (timnas versi PSSI dan timnas versi KPSI), dualisme liga (IPL dan ISL) di dunia sepak bola Indonesia. Selain itu FIFA akan memberikan sanksi terhadap persepakbolaan Indonesia yaitu absennya timnas Indonesia dari semua ajang kompetisi resmi di kejuaraan dunia. Kepengurusan PSSI pun akan diambil alih oleh KONI. Persiapan yang dilakukan untuk menghadapi KPSI adalah mencari celah untuk berunding yang menghasilkan win-win solution. Hal ini dengan mengkaji ulang Task Force, MOU KL, Surat peringatan FIFA/AFC, dan keputusan-keputusan PSSI yang kontroversial di mata KPSI. Selain itu perlu dikaji pula hasil KLB Ancol yang diadakan internal KPSI. Perundingan yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi segala resiko yang akan dialami oleh pihak PSSI. Karena itu perlu dicari tahu keinginan masing-masing kedua belah pihak. Hal-hal yang diinginkan oleh PSSI dari KPSI adalah KPSI dapat menghormati PSSI sebagai organisasi satu-satunya yang sah dan diakui oleh negara maupun FIFA/AFC, KPSI membubarkan diri, pemain dari timnas bentukan KPSI tidak akan dimasukkan dalam timnas bentukan PSSI dan pengakuan IPL sebagai liga

14 kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia dengan diikuti oleh 18 klub dari kasta tertinggi versi PSSI serta 6 klub tambahan dari divisi di bawahnya (total 24 klub). Sedangkan hal-hal yang diinginkan KPSI dari PSSI adalah PSSI dibubarkan dan KPSI diakui sebagai federasi sepak bola Indonesia yang sah, timnas bentukan KPSI dapat mengikuti ajang kompetisi sepak bola dunia seperti AFF, World Cup, dan pengakuan ISL sebagai liga kompetisi tertinggi sepak bola Indonesia dengan diikuti oleh 18 klub dari kasta tertinggi versi KPSI. Menurut KPSI di mata PSSI, pembentukan KPSI adalah bentuk kudeta dan upaya delegitimatisasi dari sebagian anggota PSSI yang tidak puas dengan kepemimpinan Djohar Arifin. Segala aktifitas yang dilakukan KPSI adalah ilegal dan lebih menunjukkan ketidakdewasaan para anggota KPSI yang tidak memikirkan nasib sepak bola Indonesia. Sedangkan PSSI di mata KPSI, PSSI yang dipimpin oleh Djohar Arifin mengingkari statuta dengan mengganti nama liga, menambah kuota klub, dan bersikap tidak profesional. PSSI dianggap tidak lagi dapat membawa persepakbolaan nasional ke arah yang lebih baik. KPSI juga tidak mempercayai kepemimpinan Djohar Arifin. Dalam upaya berdamai, PSSI di dalam perseteruannya dengan KPSI sudah bersikap kooperatif dengan upaya-upaya rekonsiliasi yang direncanakan PSSI, namun KPSI tetap bersikap kompetitif dan tidak mengindahkan ajakan PSSI untuk berunding, terbukti dari surat panggilan PSSI yang ditolak. Selain itu KPSI seperti ingin menunjukkan kekuatannya dengan mengajak timnas bentukan PSSI untuk bertanding dengan timnas bentukan KPSI. Di dalam konsep negosiasi, PSSI bertindak sebagai problem solver dan KPSI bertindak sebagai competitor. KPSI tidak konsisten, setelah mengaku membekukan kepengurusan PSSI Djohar Arifin KPSI tetap berharap ikut dalam Kongres Tahunan PSSI yang diperintahkan oleh FIFA dan AFC. Selain itu KPSI seperti tidak mempunyai prinsip, dibuktikan dengan ajakan KPSI kepada pemain dan klub yang berlaga di IPL untuk bertanding di ISL. KPSI adalah organisasi yang tidak menghormati hukum, terbukti dengan tetap membentuk timnas dan liga sendiri padahal organisasi legal (PSSI) masih berdiri dan sah diakui oleh FIFA, AFC maupun negara. KPSI lebih menekankan kesalahan yang

15 dilakukan oleh PSSI dan menyebarkan isu-isu negatif serta memutarbalikkan fakta di media untuk memperburuk citra PSSI di mata dunia. Goals yang dirancang oleh PSSI termasuk goal yang realistis dan memiliki tujuan yang mulia yaitu untuk menyelamatkan persepakbolaan Indonesia. KPSI juga mempunyai tujuan yang sama dari awal yaitu membuat sepak bola Indonesia lebih maju dan mempunyai prestasi di mata dunia. Jadi pada dasarnya PSSI dan KPSI mempunyai tujuan yang sama. Dalam penyelesaian masalah ini, perlu adanya keinginan untuk berekonsiliasi dari kedua belah pihak, selama ini pihak KPSI hanya memfokuskan diri pada penekanan kesalahan-kesalahan PSSI tanpa mau berunding dengan damai. Untuk menyelesaikan konflik dengan KPSI ini PSSI menawarkan opsi: (1) PSSI akan melegalkan ISL dan diselenggarakan bersamaan dengan IPL. Hal ini berdasarkan pernyataan FIFA yang menekankan peran PSSI adalah mengatur dan mengawasi semua bentuk kompetisi di tingkat nasional serta mengontrol asosiasi sepak bola wilayah Indonesia, hal ini sesuai dengan statuta FIFA pasal 10 dan 13. (2) KPSI bubar beserta timnas yang dibentuknya. Berdasarkan hasil MOU KL federasi sepak bola Indonesia yang dakui oleh AFC/FIFA adalah PSSI. KPSI hanya merupakan kelompok yang memperjuangkan kepentingan sebagian anggota PSSI. KPSI tidak berbadan hukum dan tidak memiliki wewenang untuk membentuk timnas ataupun menyelenggarakan liga di saat PSSI sebagai federasi legal masih berdiri dan diakui oleh negara maupun FIFA/AFC. Selain itu KLB Ancol yang digunakan KPSI untuk melawan PSSI ditolak terlebih dahulu oleh CAS kemudian oleh FIFA pada MOU KL. Timnas yang dibentuk oleh KPSI belum melalui tahap seleksi pemain yang diakui oleh FIFA/AFC seperti timnas yang dibentuk PSSI. PSSI tidak akan memasukkan pemain ISL dalam timnas yang dibentuk PSSI karena AFC menganggap ISL merupakan break away league dan pembentukan timnas oleh KPSI digolongkan pelanggaran sangat serius oleh AFC. Tidak perlu adanya Tim Gugus Tugas yang dibentuk oleh Kemenpora. Pemerintah seharusnya tidak mengintervensi kepengurusan sepak bola negara anggota (dalam hal ini PSSI) karena akan mempertegas sanksi FIFA. Selain itu berdasarkan UU Nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan PP Nomor 16 tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan pemerintah hanya tunduk pada aturan FIFA dan AFC, sehingga tidak mempunyai wewenang untuk mengintervensi kepengurusan

16 PSSI. Pemerintah juga seharusnya melarang adanya aktifitas federasi KPSI yang ilegal dan mendukung aktifitas dan upaya rekonsiliasi yang dilakukan oleh PSSI sebagai federasi yang legal. Karena PSSI sudah terlanjur mengakui ISL maka untuk menyelesaikan permasalahan dan terhindar dari sanksi FIFA adalah Unifikasi liga ISL dan IPL tahun 2014 sebagai Top Tier League di bawah manajemen PSSI dengan format baru serta pemakaian operator pelaksana liga unifikasi yang berasal dari luar negeri yang memiliki sistem audit yang baik. Masalah internal klub sebaiknya diselesaikan secara internal, apabila tidak tercapai mufakat dapat menempuh jalur hukum melalui CAS maupun pengadilan tinggi negeri, tidak menyebarkan isu negatif dengan memutarbalikkan fakta di media yang justru memperburuk masalah. Klub ISL harus berstatus badan hukum jika mau diakui oleh PSSI, karena hal ini pula salah satu dari persyaratan verifikasi AFC. Jumlah peserta liga unifikasi tetap 24 klub menggunakan sistem rotasi pemain. Klub yang ikut dalam liga unifikasi adalah klub-klub yang telah diverifikasi oleh PSSI, dan hal ini tidak dapat diganggu gugat karena PSSI merupakan federasi sepak bola satu-satunya yang legal dan diakui oleh AFC maupun FIFA. Mengenai perseteruan PSSI dengan KPSI tentang jumlah peserta liga dapat dibantahkan dengan adanya aturan teknis turunan yang dapat dibahas dalam Rapat Exco PSSI selain statuta. KPSI dan pendukungnya berhenti melakukan kudeta karena apapun alasannya PSSI adalah federasi legal satu-satunya yang diakui oleh FIFA maupun AFC sehingga keputusannya tidak dapat diganggu gugat. Hal yang harus segera dilakukan oleh PSSI adalah mempercepat kongres tahunan untuk memperkokoh kinerja PSSI guna membangun tata kelola sepak bola nasional dan membantah tudingan KPSI yang menganggap PSSI tidak profesional. Dan melibatkan pihak lain dari common enemies yang terdiri dai Tim Gugus Tugas dan KONI. Serta pihak Influencers dari FIFA dan AFC. Konsep yang perlu dibuat pada dasarnya PSSI mengupayakan rekonsiliasi dengan KPSI dengan tujuan untuk menyelamatkan sepak bola Indonesia dari kisruh kepengurusan PSSI maupun sanksi FIFA yang akan mengancam sepak bola Indonesia apabila masalah tidak diselesaikan dengan segera. Untuk itu perlu diakui organisasi yang sah, dalam hal ini PSSI atau KPSI, hanya satu tidak bisa dua-duanya. PSSI juga berupaya menyadarkan KPSI bahwa segala tindakannya adalah ilegal dan menyalahi

17 tujuan awal yaitu memajukan sepak bola Indonesia. Jika ada anggota PSSI tidak puas dengan kinerja Djohar Arifin hal ini dapat diselesaikan secara internal, bukan melalui pengkhianatan di tubuh PSSI. Aksi yang harus dilakukan PSSI dan menjadi prioritas utama adalah jika tidak ada titik temu antara PSSI-KPSI maka perlu ada intervensi dari pihak ketiga. Perlu diadakan Kongres Luar Biasa (KLB) yang mempertemukan PSSI, KPSI, dan pihak ketiga (FIFA, AFC, dan pemerintah) dengan menyerahkan semua keputusan pada pihak ketiga. Strategi yang dijalankan oleh PSSI dalam negosiasinya adalah act strong dan fleksibel dengan menawarkan solusi alternatif dan menyerahkan segala keputusan pada pihak ketiga sebagai pihak yang netral. Selain itu PSSI juga akan memperlihatkan keinginannya untuk memperbaiki hubungan dengan KPSI. Dalam kongres yang mempertemukan pihak yang berseteru (PSSI dan KPSI) dan pihak ketiga akan disusun beberapa agenda, yaitu pengesahan ISL, pemantapan kedudukan PSSI sebagai federasi sepak bola Indonesia satu-satunya yang legal serta Pembubaran KPSI. Selain itu harus dibuat komitmen yang disepakati kedua belah pihak agar tidak terjadi perseteruan kembali. Win-win solution yang ditawarkan oleh PSSI, disepakati oleh KPSI, dan didukung oleh pihak ketiga adalah KPSI dibubarkan, pelegalan ISL, ISL dan IPL akan berada di bawah manajemen PSSI sebagai organisasi yang legal, penggantian kepengurusan PSSI, timnas KPSI boleh digabungkan dengan timnas PSSI, dan Tim Gugus Tugas dibubarkan Langkah Berikutnya Dari komitmen yang diajukan oleh PSSI maka yang perlu dilakukan oleh PSSI, KPSI maupun pihak ketiga antara lain pembubaran KPSI, KPSI dan pendukungnya berhenti melakukan kudeta terhadap PSSI baik sekarang maupun di masa yang akan datang, pembubaran Tim Gugus Tugas, dan penyelenggaraan ISL dan IPL di bawah manajemen PSSI

18 Kesimpulan Menurut Oliver (2000), negosiasi adalah sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Sementara itu Casse, negosiasi adalah proses dimana paling sedikit ada dua pihak dengan persepsi, kebutuhan, dan motivasi yang berbeda mencoba untuk bersepakat tentang suatu hal demi kepentingan bersama. Proses negosiasi selalu melibatkan dua orang atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan kedua belah pihak, dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama kedua belah pihak yang terlibat dalam negosiasi. Seorang negosiator dapat melakukan berbagai peran penting dalam bernegosiasi, antara lain : Berperan sebagai seorang pemimpin, faktual, analitis, reliasional, intuitif. Negosiasi tidak akan akan pernah mencapai kesepakatan atau keputusan positif kalau sejak awal masing-masing atau salah satu pihak tidak memiliki niat untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan harus dibangun dari keinginan atau niat dari kedua belah pihak, sehingga kita tidak bertepuk sebelah tangan. Karena itu, penting sekali dalam awal-awal negosiasi kita memahami dan mengetahui sikap dari pihak lain Ada berbagai macam langkah-langkah dalam melakukan negosiasi. Dalam kasus PSSI ini negosiator menggunakan duapuluh langkah yang dibagi menjadi empat bagian langkah negosiasi dari Stuart Diamond. Kunci dari penyelesain masalah negosiasi adalah perlunya persiapan yang matang dari menganalisa masalah dan menentukan tujuan dari dilakukannya negosiasi tersebut. Daftar Referensi Diamond, Stuart. (2010). Getting More: How to Negotiate to Achieve Your Goals in the Real World. U.S : Crown Business Harvard Bussiness School Publishing Harvard Bussiness Reviwew on Negotiation and Conflict Resolution. Boston : Harvard Bussiness School Publishing.

19 Jackman, Ann. (2009). How To Negotiate: Teknik Sukses Bernegosiasi. Jakarta : Erlangga Lewicki, Roy J., Barry Bruce, Saunders & David M. (2012). Negosiasi 1, E6. Jakarta : Salemba Humanika Ruslan, Heri. (2012). Inilah Kronologi Perseteruan PSSI dan KPSI (Bag 1) [Online]. Tersedia: [22 Desember 2013] Seng, Joo Seng; Elizabeth, Ngah-Kiing Lim. Strategies for Effective Cross Cultural Negotiation: The FRAME Approach Singapore. McGrawHill.hal 5-6 Shani, A.B., and Lau, J.B. (2005). Behavior in Organization : an Experiential Approach. New York : Mc Graw - Hill. Thompson, Leigh L. (2004). Negotiation Theory and Research. Colombia : Taylor & Francis

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor

BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA. persepakbolaan dunia tanpa campur tangan dari kekuatan politik dan aktor-aktor BAB IV STRATEGI KEMENPORA MENGHADAPI SANKSI FIFA Perang kedaulatan antara FIFA dengan kedaulatan pemerintah semakin menjadi jadi semenjak dijatuhkannya sanksi pembekuan terhadap PSSI. Tujuan negara adalah

Lebih terperinci

PTUN, Undang-Undang dan BOPI

PTUN, Undang-Undang dan BOPI PTUN, Undang-Undang dan BOPI I. Putusan PTUN Seperti diketahui, Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Menpora RI) telah menerbitkan Surat Keputusan Nomor 01307 Tahun 2015 tanggal 17 April 2015,

Lebih terperinci

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum:

Landasan Hukum Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen. Isu Hukum: Landasan Hukum ----------------------- Alasan PT Liga Indonesia Membatalkan Turnamen Isu Hukum: Berdasarkan surat BOPI Nomor 059/BOPI/KU/V/2015 tentang jawaban surat permohonan Turnamen Pra Musim 2015

Lebih terperinci

Mencari solusi untuk PSSI Posting oleh Bursa Internet - 26 May :50

Mencari solusi untuk PSSI Posting oleh Bursa Internet - 26 May :50 Mencari solusi untuk PSSI Posting oleh Bursa Internet - 26 May 2011 17:50 Kompas_21-Mei-2011 menulis: Inilah Alasan Agum Menutup Kongres JAKARTA, KOMPAS.com Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar menilai

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012

LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012 LAPORAN KEGIATAN KETUA UMUM KONGRES PSSI 2012 KONDISI SETELAH KLB SOLO 9 JULI 2011 PSSI sebelumnya dibekukan dan Komite Normalisasi yang mengendalikan organisasi Tidak ada penyerahan memori organisasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA.

KOMUNIKASI BISNIS NEGOSIASI BISNIS. Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA. KOMUNIKASI BISNIS Modul ke: NEGOSIASI BISNIS Drs. Agung Sigit Santoso, M.Si, Psi. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA www.mercubuana.ac.id TUJUAN PEMBELAJARAN Tujuan Instruksional Umum

Lebih terperinci

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut:

Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: Regulasi Status dan Transfer Pemain Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia("PSSI") Untuk tujuan dari peraturan ini, istilah istilah di bawah ini diartikan sebagai berikut: 1) Asosiasi terdahulu: asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di tanah air ini, memiliki suporter atau pendukung fanatik dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di tanah air ini, memiliki suporter atau pendukung fanatik dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhelatan Piala AFF tahun 2012 lalu menjadi pembuktian bahwa sepak bola menjadi sebuah olahraga nasional. Olahraga yang mampu merebut perhatian masyarakat

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku.

LATAR BELAKANG KISAH. 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun. 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku. 3. Membuat Yel-yel Suku. LATAR BELAKANG KISAH 1. Menunjuk Ketua Suku dan Dukun (syaratnya : harus mempunyai kemampuan negosiasi dan mengartikulasikan pendapat dengan baik) 2. Mendandani Ketua Suku dan Dukun sesuai Adat Suku (bahan

Lebih terperinci

MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS. DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,.

MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS. DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,. MAKALAH NEGOSIASI DISUSUN GUNA MEMENUHI MATA KULIAH KOMUNIKASI BISNIS DOSEN PENGAMPU : DR. AHYAR YUNIAWAN, SE., MSi EISHA LATARUVA, SE,. MM DISUSUN OLEH : 1. Maria Aditya K C2C008084 2. Metha Kartika C

Lebih terperinci

REFORMASI Persepakbolaan Indonesia

REFORMASI Persepakbolaan Indonesia REFORMASI Persepakbolaan Indonesia Dunia persepakbolaan Indonesia boleh dikata sangat unik dalam artian lain dari pada yang lain. Lembaga tertinggi sepakbola nasionalnya baru saja lepas dari kelompok pengurus

Lebih terperinci

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KEPENGURUSAN PSSI TERKAIT FORMAT KOMPETISI LIGA INDONESIA 2011/12 PADA MEDIA ONLINE GOAL.COM INDONESIA OLEH :

ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KEPENGURUSAN PSSI TERKAIT FORMAT KOMPETISI LIGA INDONESIA 2011/12 PADA MEDIA ONLINE GOAL.COM INDONESIA OLEH : ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KEPENGURUSAN PSSI TERKAIT FORMAT KOMPETISI LIGA INDONESIA 2011/12 PADA MEDIA ONLINE GOAL.COM INDONESIA OLEH : RISKA KHAERUNNISYA E31107021 JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS

Lebih terperinci

DRS. HERWIN, M.PD.

DRS. HERWIN, M.PD. DRS. HERWIN, M.PD. herwin@uny.ac.id PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 Materi disampaikan pada Pelatihan dan Coaching Clinics Sepakbola

Lebih terperinci

2. Apakah dapat dilakukan upaya hukum terhadap putusan kasasi yang telah dikeluarkan Mahkamah Agung?

2. Apakah dapat dilakukan upaya hukum terhadap putusan kasasi yang telah dikeluarkan Mahkamah Agung? FAQ Putusan Kasasi 1. Apakah dampak dari putusan kasasi yang menyatakan menolak kasasi KEMENPORA kepada PSSI? Putusan Kasasi ini telah berkekuatan hukum tetap sehingga putusan ini bisa dengan segera dilaksanakan

Lebih terperinci

Kronologis Intervensi Pemerintah Terhadap Sepakbola Indonesia

Kronologis Intervensi Pemerintah Terhadap Sepakbola Indonesia Kronologis Intervensi Pemerintah Terhadap Sepakbola Indonesia PENGANTAR Pemerintah melalui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di akhir tahun 2014, tiba-tiba melakukan aksi yang tidak pernah

Lebih terperinci

ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI

ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI ETIKA BISNIS, TEKNIK LOBBY DAN NEGOSIASI BA-MKU Kwu UNS- Solo 2008 MEDIA PRESENTASI MK. KEWIRAUSAHAAN Universitas Sebelas Maret Solo 2008 ETIKA : sama artinya dengan MORAL, yang berarti adat kebiasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu dapat dibuktikan dengan adanya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 yang

Lebih terperinci

REGULASI MENGENAI HUKUM ACARA AJUDIKASI SENGKETA PEMAIN DI KOMITE STATUS PEMAIN. Pasal 1 Ketentuan Umum

REGULASI MENGENAI HUKUM ACARA AJUDIKASI SENGKETA PEMAIN DI KOMITE STATUS PEMAIN. Pasal 1 Ketentuan Umum REGULASI MENGENAI HUKUM ACARA AJUDIKASI SENGKETA PEMAIN DI KOMITE STATUS PEMAIN Pasal 1 Ketentuan Umum (1) Pemain adalah pemain sepak bola yang terdaftar di PSSI. (2) Klub adalah Anggota PSSI yang membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang No.3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragan Nasional. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Munculnya Undang Undang No. 3 Tahun 2005 belum memberikan jaminan sepenuhnya akan terdongkraknya olahraga Indonesia. Terbitnya Undang-Undang tersebut masih

Lebih terperinci

MEDIA RELEASE Minggu, 24 Mei Tim Pembela PSSI: Laporan Kemenpora ke FIFA Manipulatif dan Out of Context

MEDIA RELEASE Minggu, 24 Mei Tim Pembela PSSI: Laporan Kemenpora ke FIFA Manipulatif dan Out of Context MEDIA RELEASE Minggu, 24 Mei 2015 -------------------------- Tim Pembela PSSI: Laporan Kemenpora ke FIFA Manipulatif dan Out of Context JAKARTA-Ketua Tim Pembela Hukum PSSI Togar Manahan Nero menilai isi

Lebih terperinci

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM

BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM 1 BAB I KASUS POSISI DAN PERMASALAHAN HUKUM A. Kasus Posisi Olahraga adalah suatu kegiatan yang menyehatkan dan menjadi pilihan yang tepat bagi manusia. Manusia melakukan olahraga, dengan tujuan hidup

Lebih terperinci

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK

TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TEKNIK NEGOSIASI dan PENYELESAIAN KONFLIK TUJUAN : Peserta dapat melihat, memahami dan menempatkan dirinya secara proporsional, sebagai konselor, konsultan, dan resolver terhadap berbagai potensi konflik

Lebih terperinci

Program Magister Ilmu Komunikasi

Program Magister Ilmu Komunikasi BERITA TENTANG KEKISRUHAN PSSI DI MEDIA ONLINE (Analisis Framing Model Robert N. Entman tentang Pemberitaan Krisis Kepengurusan PSSI di okezone.com dan viva.co.id Edisi Januari Februari 2012) Herdiansyah

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS Negosiasi. Dosen : Widya Astuti C. SE,. MSM

MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS Negosiasi. Dosen : Widya Astuti C. SE,. MSM MAKALAH KOMUNIKASI BISNIS Negosiasi Dosen : Widya Astuti C. SE,. MSM Disusun oleh : Kelompok 12 1. Ahmad Sodiq (12401010002) 2. Musdalifah (12401010013) MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Lebih terperinci

BAB II POLITIK & KEBIJAKAN PERSEPAKBOLAAN DI INDONESIA. Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah lembaga negara yang mengatur

BAB II POLITIK & KEBIJAKAN PERSEPAKBOLAAN DI INDONESIA. Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah lembaga negara yang mengatur BAB II POLITIK & KEBIJAKAN PERSEPAKBOLAAN DI INDONESIA Kementerian Pemuda dan Olahraga adalah lembaga negara yang mengatur tentang kepemudaan dan keolahragaan. Lembaga ini dipimpin oleh Menteri Pemuda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran media cetak dalam memberitakan suatu peristiwa khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. Peran media cetak dalam memberitakan suatu peristiwa khususnya sepak bola 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peran media cetak dalam memberitakan suatu peristiwa khususnya sepak bola pada saat ini sangat terasa bagi kemajuan sepak bola Indonesia, Terbukti sekarang setiap

Lebih terperinci

Peran FIFA Dalam Upaya Penyelesaian Konflik Dualisme PSSI di Indonesia Pada Tahun

Peran FIFA Dalam Upaya Penyelesaian Konflik Dualisme PSSI di Indonesia Pada Tahun Peran FIFA Dalam Upaya Penyelesaian Konflik Dualisme PSSI di Indonesia Pada Tahun 2011-2013 I Putu Wintara Wima Putra 1). Ni Wayan Rainy Priadarsini 2), Putu Titah Kawitri Resen 3) 1,2,3) Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah hal terpenting yang selalu dilakukan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi adalah hal terpenting yang selalu dilakukan oleh semua 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah hal terpenting yang selalu dilakukan oleh semua manusia di dunia ini. Komunikasi juga merupakan hal yang paling penting dalam berkembangnya suatu

Lebih terperinci

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) 1 PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. Pedoman Kebijakan Code of Conduct sebagaimana dimaksud pada lampiran Peraturan Direksi ini terdiri dari 5 (lima) bagian, yaitu:

Lebih terperinci

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini

Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini Desain Kompetisi Sepak Bola Usia Dini KOMPETISI adalah kegiatan yang langka, khususnya kompetisi berjenjang di tingkat usia dini, dalam konteks pembinaan sepak bola di Indonesia yang baik dan terarah.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan berkembang di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang terjadi antar perusahaan-perusahaan berkembang di Indonesia saat ini sudah semakin ketat. Hal tersebut dapat terlihat dengan semakin gencarnya

Lebih terperinci

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM   HP : Lucky B Pangau. Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI Lucky B Pangau,SSos MM E-mail : lucky_pangau@yahoo.com HP : 0877 3940 4649 Lucky B Pangau Seni Negosiasi 1 NEGOSIASI Adalah proses komunikasi yang gunakan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah 14 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah pimpinan seorang Wali Kota. Masyarakat Kota Medan terdiri dari beberapa golongan dan suku bangsa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II. DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Bagian

Lebih terperinci

Oleh Anak Agung Dalem Ariyudha Suatra Putrawan Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana

Oleh Anak Agung Dalem Ariyudha Suatra Putrawan Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana PEMBEKUAN PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA OLEH MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA DITINJAU DARI STATUTA FEDERATION INTERNATIONALE DE FOOTBALL ASSOCIATION Oleh Anak Agung Dalem Ariyudha

Lebih terperinci

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA Oleh: Arya Adhitya Kusumaatmaja Ida Bagus Surya Darmajaya Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Penulisan karya ilmiah

Lebih terperinci

SELEBARAN INFORMASI SELEBARAN INFORMASI untuk Aktivitas 3: Tipe negosiator apakah anda?

SELEBARAN INFORMASI SELEBARAN INFORMASI untuk Aktivitas 3: Tipe negosiator apakah anda? SELEBARAN INFORMASI SELEBARAN INFORMASI untuk Aktivitas 3: Tipe negosiator apakah anda? Pilih antara pernyataan yang berlawanan (dari kolom sebelah kiri dan kolom sebelah kanan) yang paling sesuai menjelaskan

Lebih terperinci

Negosiasi : This is how we do it!

Negosiasi : This is how we do it! Negosiasi : This is how we do it! disusun oleh : Praluki Herliawan Universitas Islam Bandung Pengurus Harian Wilayah Kajian & Strategis ISMKI Wilayah 2 Negosiasi Pengertian Negosiasi Negosiasi menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perserikatan tahun 1985, dimana liga ini masih belum tergolong profesional. Hal ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir prestasi sepakbola di Sumatera Utara semakin menurun. Terakhir kali klub sepakbola Sumatera Utara menjuarai Liga Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar. menjadi sehat atau meningkatkan kebugaran tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga menjadi kebutuhan masyarakat dunia saat ini. Dimana fungsi olahraga sudah berkembang ke arah yang lebih luas. Olahraga tidak hanya sekedar mengolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan manfaat bagi berbagai pihak. Suatu aktifitas yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan manfaat bagi berbagai pihak. Suatu aktifitas yang dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktifitas manusia di era modern saat ini menunjukkan perkembangan kegiatan yang sangat baik karena diiringi oleh perkembangan pemahaman dan penalaran yang maju. Kegiatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN

BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN BAB V PENUTUP I. KESIMPULAN Pada bagian awal penelitian ini peneliti sudah menjelaskan bahwa melalui penelitian ini peneliti ingin mencari tahu bagaimana komunikasi resolusi konflik yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang

BAB I. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Keamanan pangan merupakan kebutuhan paling mendasar bagi setiap negara. World Trade Organization (WTO) adalah organisasi internasional yang sejak tahun 1995 memiliki peran sentral

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dilakukan dengan cara damai dan tanpa unsur pemaksaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. karena dilakukan dengan cara damai dan tanpa unsur pemaksaan. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Studi hubungan internasional memiliki cakupan yang sangat luas termasuk didalamnya adalah diplomasi. Dalam percaturan internasional, diplomasi merupakan

Lebih terperinci

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK

DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK DINAMIKA PERUBAHAN & RESOLUSI KONFLIK Resolusi dan Alternatif Resolusi Konflik (1) Dr. Teguh Kismantoroadji Dr. Eko Murdiyanto 1 Kompetensi Khusus: Mahasiswa mampu menentukan alternatif resolusi konflik

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. saya menghitung nikmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan

KATA PENGANTAR. saya menghitung nikmat dan karunia-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan HALAMAN MOTTO Di dalam hidup ini tidak ada barang yang buruk, yang ada hanyalah barang yang berada tidak pada tempatnya. Baik seperti apapun jika ditempatkan pada tempat yang tidak tepat, maka dia akan

Lebih terperinci

MEDIASI ATAU KONSILIASI DALAM REALITA DUNIA BISNIS

MEDIASI ATAU KONSILIASI DALAM REALITA DUNIA BISNIS MEDIASI ATAU KONSILIASI DALAM REALITA DUNIA BISNIS Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Alternatif Penyelesaian Sengketa Disusun Oleh: Raden Zulfikar Soepinarko Putra 2011 200 206 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Jawa Pos. FIFA Hukum Indonesia. Jokowi: Tak Masalah Demi Reformasi PSSI

Jawa Pos. FIFA Hukum Indonesia. Jokowi: Tak Masalah Demi Reformasi PSSI Jawa Pos FIFA Hukum Indonesia Jokowi: Tak Masalah Demi Reformasi PSSI JAKARTA Indonesia akhirnya dijatuhi sanksi oleh FIFA Sabtu (30/5). Berdasar surat yang diterbitkan induk sepak bola internasional itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan olahraga di Indonesia pada hakikatnya adalah usaha mengenai pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan nasional yaitu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap cabang olahraga memiliki sejarah kelahirannya sendiri-sendiri, begitu juga dengan sepakbola. Sepakbola merupakan olahraga yang dikenal sejak ribuan tahun yang

Lebih terperinci

STATUTA PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Edisi Revisi Statuta PSSI

STATUTA PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA. Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Edisi Revisi Statuta PSSI STATUTA PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia Edisi Revisi 2011 i ii PERATURAN ORGANISASI PERSATUAN SEPAKBOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) TAHUN 2010 Nomor : 02/MUNASLUB-PSSI/2009

Lebih terperinci

Sesat Pikir Menpora: Memaksa Logika Tanpa Relevansi

Sesat Pikir Menpora: Memaksa Logika Tanpa Relevansi Sesat Pikir Menpora: Memaksa Logika Tanpa Relevansi Kucing berkumis. Udin berkumis. Jadi, Udin Kucing. Atau Mafia Sepakbola Membuat Prestasi Tak Tercapai PSSI Tak Kunjung Mencapai Prestasi Jadi, PSSI Mafia

Lebih terperinci

Negosiasi dengan Hati

Negosiasi dengan Hati Negosiasi Tanpa kita sadari, setiap hari kita sesungguhnya selalu melakukan negosiasi. Negosiasi adalah sesuatu yang kita lakukan setiap saat dan terjadi hampir di setiap aspek kehidupan kita. Selain itu

Lebih terperinci

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan

A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan A. Penyelesaian Sengketa Melalui Pengadilan Litigasi atau jalur pengadilan merupakan suatu proses gugatan atas suatu konflik yang diritualisasikan yang menggantikan konflik sesungguhnya, dimana para pihak

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA UMUM PSSI PADA KONGRES TAHUNAN TAHUN 2014 Tanggal 04 Januari 2015

SAMBUTAN KETUA UMUM PSSI PADA KONGRES TAHUNAN TAHUN 2014 Tanggal 04 Januari 2015 SAMBUTAN KETUA UMUM PSSI PADA KONGRES TAHUNAN TAHUN 2014 Tanggal 04 Januari 2015 ASSALAMUALAIKUM WR WB SELAMAT PAGI, SELAMAT TAHUN BARU 2015, SALAM SEJAHTERA BAGI KITA SEMUA YANG KITA HORMATI : KETUA UMUM

Lebih terperinci

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM

MENGATASI KONFLIK, NEGOSIASI, PENDEKATAN KEAMANAN BERPERSPEKTIF HAM SEMINAR DAN WORKSHOP Proses Penanganan Kasus Perkara dengan Perspektif dan Prinsip Nilai HAM untuk Tenaga Pelatih Akademi Kepolisian Semarang Hotel Santika Premiere Yogyakarta, 7-9 Desember 2016 MAKALAH

Lebih terperinci

Konflik dan Negosiasi

Konflik dan Negosiasi Konflik dan Negosiasi Afid Burhanuddin, M.Pd. STKIP PGRI PACITAN Konflik? Pertentangan dengan hati nurani sendiri Pertentangan antara dua atau lebih terhadap satu hal atau lebih dengan sesama anggota organisasi

Lebih terperinci

Oleh Zul Andri Syamsul Gultom Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan

Oleh Zul Andri Syamsul Gultom Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan SURVEI TINGKAT PEMAHAMAN PEMAIN SEPAK BOLA TENTANG PERATURAN PERMAINAN SEPAK BOLA (LAWS OF THE GAME) 2014/2015 PADA KLUB PERSATUAN SEPAKBOLA MEDAN SEKITARNYA (PSMS) MEDAN TAHUN 2016 Oleh Zul Andri Syamsul

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008. BAB 5 KESIMPULAN Kecurigaan utama negara-negara Barat terutama Amerika Serikat adalah bahwa program nuklir sipil merupakan kedok untuk menutupi pengembangan senjata nuklir. Persepsi negara-negara Barat

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANTROPOLOGI INDONESIA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Nama Organisasi Asosiasi Antropologi Indonesia disingkat AAI selanjutnya disebut AAI. Pasal 2 Makna AAI adalah wadah tunggal

Lebih terperinci

PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMBERITAAN PERSIS SOLO DI PASOEPATI.NET TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMBERITAAN PERSIS SOLO DI PASOEPATI.NET TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI PROSES PENGAMBILAN KEBIJAKAN REDAKSIONAL DALAM PEMBERITAAN PERSIS SOLO DI PASOEPATI.NET TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi Oleh

Lebih terperinci

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL. 9. TIM DIHARGAI ATAS HASIL YANG SANGAT BAIK, DAN SETIAP Anggota DIPUJI ATAS KONTRIBUSI PRIBADINYA. 10. Anggota KELOMPOK TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. JalaWave Cakrawala dalam Melakukan Kerjasama Dengan PT. Telkom)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. JalaWave Cakrawala dalam Melakukan Kerjasama Dengan PT. Telkom) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, pada bab V ini penulis dapat menarik kesimpulan dan penulis memberikan sedikit saran kepada PT. JalaWave dari penelitian yang

Lebih terperinci

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan )

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT NUSANTARA PELABUHAN HANDAL TBK ( Perseroan ) Piagam Audit Internal ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 56/POJK.04/2015 Tahun 2015 tanggal

Lebih terperinci

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular

Kamar Kecil. Merokok. Agenda. Telepon selular 1 Kamar Kecil Merokok Agenda Telepon selular 2 Menjelaskan manfaat dari negosiasi yang efektif. Menjelaskan lima tahap negosiasi. Menekankan persiapan dan negosiasi berbasiskepentingan Menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL Latar Belakang Unit Audit Internal unit kerja dalam struktur organisasi Perseroan yang dibentuk untuk memberikan keyakinan yang memadai dan konsultasi yang bersifat independen dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola. bukan hanya sekedar olahraga, akan tetapi juga mampu membawa

BAB I PENDAHULUAN. penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola. bukan hanya sekedar olahraga, akan tetapi juga mampu membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola adalah suatu cabang olahraga yang mempunyai banyak penggemar dan peminat di berbagai belahan bumi. Bahkan sepak bola bukan hanya sekedar olahraga,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : Tanggung Jawab Hukum dan Perlindungan Hukum, Persatuan Sepak Bola Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga.

ABSTRAK. Kata Kunci : Tanggung Jawab Hukum dan Perlindungan Hukum, Persatuan Sepak Bola Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga. LEGAL MEMORANDUM PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM PEMILIK KLUB SEPAK BOLA DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMAIN SEPAK BOLA ATAS PEMBEKUAN PERSATUAN SEPAK BOLA SELURUH INDONESIA (PSSI) OLEH MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA

Lebih terperinci

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA PERATURAN PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK PANITIA PEMILIHAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA Bagian I PERATURAN MEDIASI KLRCA Bagian II SKEMA Bagian III UU MEDIASI 2012 Bagian IV PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA 2 Pusat untuk Arbitrase Regional Kuala Lumpur Peraturan

Lebih terperinci

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba.

Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Dalam rangka untuk mengatur dasar pemasaran olahraga, ada empat istilah penting untuk memahami: harga, nilai, pendapatan, dan Laba. Harga tidak hanya mempengaruhi profitabilitas produk olahraga, itu mengkomunikasikan

Lebih terperinci

2015 HUBUNGAN ANTARA VO2MAX DAN DAYA JELAJAH WASIT SEPAK BOLA LISENSI C3 DALAM SUATU KOMPETISI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

2015 HUBUNGAN ANTARA VO2MAX DAN DAYA JELAJAH WASIT SEPAK BOLA LISENSI C3 DALAM SUATU KOMPETISI DI KABUPATEN BANDUNG BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permainan sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal dan sangat digemari oleh hampir seluruh masyarakat di dunia.baik dewasa, remaja, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Futsal menjadi salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer dan banyak diminati oleh berbagai kalangan di dunia. Hal ini terlihat dari antusiasme

Lebih terperinci

KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap

KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap KODE ETIK MEDIATOR Drs. H. HAMDAN, SH., MH. Pendahuluan. Terwujudnya keadilan yang cepat, sedarhana dan biaya ringan merupakan dambaan dari setiap pencari keadilan dimanapun. Undang-Undang Nomor 48 Tahun

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom.

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI. Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi. Public Relations. Drs. Dwi Prijono Soesanto M.Ikom. TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Prinsip-Prinsip dan Dimensi Dalam Proses Negosiasi Fakultas Ilmu Komunikasi Program Studi Public Relations www.mercubuana.ac.id Drs. Dwi Prijono Soesanto

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYUSUNAN UU NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TNI : IMPLEMENTASI MODEL ANALISIS GRAHAM T.

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYUSUNAN UU NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TNI : IMPLEMENTASI MODEL ANALISIS GRAHAM T. ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PENYUSUNAN UU NOMOR 34 TAHUN 2004 TENTANG TNI : IMPLEMENTASI MODEL ANALISIS GRAHAM T. ALLISON Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP, M.Si Dosen Jurusan Hubungan Internasional

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA. (Versi Ringkas) LAMPIRAN 3 NOTA KESEPAKATAN (MOU) UNTUK MERENCANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua

Lebih terperinci

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika

Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Modul ke: Pemangku Kepentingan, Manajer, dan Etika Fakultas Pasca Sarjanan Dr. Ir. Sugiyono, Msi. Program Studi Magister Manajemen www.mercubuana.ac.id Source: Jones, G.R.2004. Organizational Theory, Design,

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

TRANSFORMASI PENGELOLAAN KLUB SEPAKBOLA DI INDONESIA Oleh: Sulistiyono Universitas Negeri Yogyakarta

TRANSFORMASI PENGELOLAAN KLUB SEPAKBOLA DI INDONESIA Oleh: Sulistiyono Universitas Negeri Yogyakarta TRANSFORMASI PENGELOLAAN KLUB SEPAKBOLA DI INDONESIA Oleh: Sulistiyono Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Profesionalisme pengelolaan klub sepakbola adalah tantangan yang harus dihadapi seluruh pengelola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk merebut kemenangan. Pertandingan tersebut bisa berbentuk 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertandingan merupakan bentuk kegiatan saling berhadapan antara satu pemain dengan pemain lainya atau antara satu tim dengan tim lainya dengan tujuan untuk merebut kemenangan.

Lebih terperinci

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis menuju pasar global atau yang dikenal dengan pasar bebas membawa dampak persaingan yang semakin ketat. Perubahan yang semakin kompetitif terlihat

Lebih terperinci

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM

PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM PERILAKU KELOMPOK PENGERTIAN KELOMPOK DAN TIM Kelompok adalah dua orang atau lebih yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Tim adalah kelompok yang sudah matang yang terdiri

Lebih terperinci

PERATURAN PERMAINAN, REGULASI, FAIR PLAY DAN KOMPETENSI DALAM SEPAKBOLA

PERATURAN PERMAINAN, REGULASI, FAIR PLAY DAN KOMPETENSI DALAM SEPAKBOLA PERATURAN PERMAINAN, REGULASI, FAIR PLAY DAN KOMPETENSI DALAM SEPAKBOLA DRS. HERWIN, M, Pd. ( herwin@uny.ac.id ) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN RUMAH TANGGA Anggaran Rumah Tangga FPTI FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PENDAHULUAN Anggaran Rumah Tangga ini merupakan pelengkap dan bagian yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar yang bertujuan

Lebih terperinci

In House Training Pengenalan Konflik, ADR, Negosiasi dan Mediasi. Manado Rabu, 03 Juni 2015

In House Training Pengenalan Konflik, ADR, Negosiasi dan Mediasi. Manado Rabu, 03 Juni 2015 In House Training Pengenalan Konflik, ADR, Negosiasi dan Mediasi Manado Rabu, 03 Juni 2015 Memahami Konflik Negosiasi dan Teknik Negosiasi ADR Mediasi Dan Teknik Mediasi DELAPAN JAM Mulai jam 09.00 Berakhir

Lebih terperinci

ATURAN PEMILU RAYA KM-ITB 2013

ATURAN PEMILU RAYA KM-ITB 2013 ATURAN PEMILU RAYA KM-ITB 2013 BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 PENGERTIAN (1) Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan: a. Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung yang selanjutnya disebut KM-ITB

Lebih terperinci

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI

TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN DIPLOMASI TEKNIK LOBBY, NEGOSIASI DAN Modul ke: DIPLOMASI Metode Pertarungan dan Penutupan Negosiasi: 1.Mengenal metode pertarungan dan taktik negosiasi. 2.Menghadapi metode pertarungan. 3.Penutupan negosiasi Fakultas

Lebih terperinci

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM AUDIT INTERNAL Piagam Audit Internal 1 I. Dasar Pembentukan Dasar pembentukan Piagam Audit Internal berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No.56/POJK.04/2015

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA

PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA DI RUSIA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN MAHASISWA INDONESIA Dl RUSIA (Permira) P E M B U K A A N Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami mahasiswa Indonesia yang menuntut ilmu di Federasi

Lebih terperinci

Sepakbola Menentukan Citra Suatu Negara. Oleh: Yosua Praditya, S.E., M.Si (Han) Wakil Kepala Bidang II Pengumpulan dan Pengelolaan Data KONI Pusat

Sepakbola Menentukan Citra Suatu Negara. Oleh: Yosua Praditya, S.E., M.Si (Han) Wakil Kepala Bidang II Pengumpulan dan Pengelolaan Data KONI Pusat Sepakbola Menentukan Citra Suatu Negara Opini, April 2016 Oleh: Yosua Praditya, S.E., M.Si (Han) Wakil Kepala Bidang II Pengumpulan dan Pengelolaan Data KONI Pusat Prestasi Olahraga Mengharumkan Nama Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Sepak Bola: Stadion: a. b. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai garis besar landasan konsep yang meliputi pengertian judul, latar belakang, permasalahan, tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode

Lebih terperinci

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL Resolusi disahkan oleh konsensus* dalam Sidang IPU ke-128 (Quito, 27 Maret 2013) Sidang ke-128 Inter-Parliamentary

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PENYELENGGARA PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA PADA BIRO ADMINISTRASI PENGADAAN DAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH SEKRETARIAT

Lebih terperinci

Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015

Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015 Sengkarut Konflik Parpol Rabu, 01 April 2015 Partai politik di negeri ini seperti istana pasir. Sedikit angin menerpa, partai sudah pecah. Tak peduli partai muda atau partai paling tua, semua terbelah.

Lebih terperinci

NEGOSIASI AKBP MUH. ARWIN,SE,MM. KASUBDIT KERMA DIT BINMAS

NEGOSIASI AKBP MUH. ARWIN,SE,MM. KASUBDIT KERMA DIT BINMAS NEGOSIASI AKBP MUH. ARWIN,SE,MM. KASUBDIT KERMA DIT BINMAS Pada dasarnya kita semua adalah negosiator. Beberapa dari kita melakukannya dengan baik, selalu menang, sedangkan sebagian lagi tidak pernah memenangkan

Lebih terperinci

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK

LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK LATIHAN KEPEMIMPINAN TINGKAT LANJUT (LKTL) LGM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Tanggal, 10 s/d 12 April 2015 MANAJEMEN KONFLIK Afifudin, SE., M.SA., Ak. (Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang)

Lebih terperinci

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com

HP : Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com e-mail : sitisyamsiar@yahoo.com HP : 081-1286833 Bisa diunduh di: teguhfp.wordpress.com Peran Kepemimpinan Peran Pemimpin yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : 1. Servant

Lebih terperinci