Berat Lahir, Usia Awitan, dan Jenis Kelamin sebagai Faktor Risiko Sindrom Nefrotik Resisten Steroid

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Berat Lahir, Usia Awitan, dan Jenis Kelamin sebagai Faktor Risiko Sindrom Nefrotik Resisten Steroid"

Transkripsi

1 Artikel Penelitian Berat Lahir, Usia Awitan, dan Jenis Kelamin sebagai Faktor Risiko Sindrom Nefrotik Resisten Steroid Nenden Soraya, Budi Setiabudiawan, Dany Hilmanto Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin, Bandung Abstrak. Sindrom nefrotik resisten steroid (SN resisten steroid) dapat menimbulkan masalah besar pada anak, terutama dalam tata laksana dan kemungkinan progresivitas menjadi gagal ginjal kronis atau terminal. Faktor risiko utama terjadinya SN resisten steroid adalah berat lahir, usia awitan, dan jenis kelamin. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif analitik dengan rancangan kasus kontrol yang dilaksanakan di bagian ilmu kesehatan anak RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung pada Mei-Juni Subjek penelitian adalah pasien SN resisten steroid atau sensitif steroid berusia 1-14 tahun. Data diambil dari rekam medis, dilanjutkan dengan kunjungan rumah untuk mengetahui riwayat berat lahir dan usia gestasi. Sebanyak 24 pasien SN resisten steroid dan 48 pasien SN sensitif steroid ikut serta dalam penelitian. Didapatkan 4 pasien SN resisten steroid dan 1 SN sensitif steroid memiliki berat lahir rendah cukup bulan [p=0,022, OR( 95% CI): 9,4(1,0-89,45)], 14 pasien SN resisten steroid dan 11 pasien SN sensitif steroid memiliki usia awitan >6 tahun [p=0,003, OR(95% CI): 4,7(1,64-3,52)], serta 12 pasien SN resisten steroid dan 10 pasien SN sensitif steroid berjenis kelamin perempuan [p= 0,011, OR(95%CI):3,8(1,315-10,978)]. Pada analisis multivariat, berat lahir rendah cukup bulan memiliki OR tertinggi (8,082), diikuti oleh usia awitan >6 tahun (5,112). Pada penelitian ini terlihat bahwa ketiga faktor risiko tersebut saling memperkuat terjadinya SN resisten steroid dengan nilai koefisien b>1. Dapat disimpulkan bahwa berat lahir rendah cukup bulan, usia awitan >6 tahun, dan jenis kelamin perempuan secara bersama merupakan faktor risiko terjadinya SN resisten steroid. Kata kunci: sindrom nefrotik resisten steroid, faktor risiko, bayi berat lahir rendah cukup bulan 501

2 Birth Weight, Age of Onset, and Sex as Risk Factors of Steroid Resistant Nephrotic Syndrome Nenden Soraya, Budi Setiabudiawan, Dany Hilmanto Pediatric Department Faculty of Medicine Padjadjaran University Dr. Hasan Sadikin Hospital, Bandung Abstract. Steroid resistant nephrotic syndrome (steroid resistant NS) might cause a big problem in children, especially in the management and progress of the disease to become a chronic or terminal kidney disease. The major risk factors for steroid resistant nephrotic syndrome are birth weight, age of onset, and sex. This is an analytical retrospective study with case control design, which was held in the Pediatric Departement of Dr. Hasan Sadikin Hospital, Bandung in May- June The subjects were steroid resistant or steroid sensitive NS patients age 1-14 years old. Data was collected from medical records followed by home visit to find out the history of birth weight and gestational age. Twenty four patients with resistant steroid and 48 with sensitive steroid NS were included in the research. There were 4 patients of steroid resistant NS and 1of sensitive steroid NS with low birth weight term infant [p= 0.022; OR(95% CI):9,4(1, )], 14 patients of steroid resistant NS and 11 of sensitive steroid NS with age of onset >6 years [p=0.003; OR(95% CI): 4,7( )]. Twelve patients of steroid resistant NS and 10 of sensitive steroid NS were females [(p=0.011; OR(95% CI): 3,8( )]. Recording to the multivariate analysis, low birth weight term infants had the highest OR (8.082), followed by age of onset >6 years (5.112). The three mentioned risk factors potentiate the incidence of steroid resistant NS with coeficient b >1. From this research we can concluded that low birth weigh term infant, age of onset >6 years, and female sex are risk factors for the occurrence of resistant steroid NS. Key words: steroid resistant nephrotic syndrome, risk factor, low birth weight term infant Pendahuluan Sindrom nefrotik (SN) merupakan penyakit ginjal yang sering dirujuk ke ahli nefrologi anak, terutama untuk jenis frequent relapses, steroid dependent, dan steroid resistant. 1 Secara histopatologik, SN dibagi menjadi dua, yaitu SN kelainan minimal dan SN kelainan nonminimal. Biopsi ginjal merupakan baku emas untuk menentukan diagnosis dan prognosis SN, tetapi karena bersifat invasif maka ahli nefrologi anak sering menglasifikasikan SN berdasarkan respons terhadap pengobatan steroid, yaitu SN sensitif steroid dan SN resisten steroid. 2-4 Sindrom nefrotik resisten steroid merupakan SN yang dapat menimbulkan masalah besar pada anak, terutama dalam tata laksana dan kemungkinan progresivitas menjadi gagal ginjal kronis atau terminal, sehingga harus mendapat perhatian seksama. 5 Menurut International Study of Kidney Disease in Children (ISKDC), faktor utama yang diketahui memiliki kaitan dengan SN resisten steroid hingga saat ini adalah usia awitan dan jenis kelamin. Pada SN lesi nonminimal, yaitu jenis glomerulonefritis membranoproliferatif (GNMP), pasien umumnya berjenis kelamin perempuan (64,1%) dan serangan pertama kali terjadi pada usia lebih dari 6 tahun (97,4%). 6 Faktor lain yang diketahui memiliki hubungan dengan SN resisten steroid adalah gangguan pertumbuhan dalam rahim atau intrauterine growth retardation (IUGR) Namun, taksiran usia gestasi yang akurat relatif sulit didapatkan sehingga berat lahir digunakan sebagai metric yang dapat dipercaya untuk perbandingan. Secara umum, istilah bayi berat lahir rendah (BBLR) digunakan untuk menggambarkan bayi yang memiliki gangguan pertumbuhan dalam rahim. 11 Oleh karena peranan berbagai faktor risiko terhadap kejadian SN, maka akan diteliti mengenai faktor risiko bayi berat lahir rendah cukup bulan, usia awitan, dan jenis kelamin sebagai faktor risiko terjadinya SN resisten steroid. Dengan demikian, pengungkapan mengenai peranan berbagai faktor risiko terhadap SN resisten steroid menjadi lebih lengkap. Metode Penelitian ini merupakan suatu penelitian analitik dengan pendekatan studi kasus kontrol yang dilaksanakan di bagian ilmu kesehatan anak RS. Dr. Hasan Sadikin, Bandung pada Mei-Juni Subjek penelitian diperoleh secara retrospektif dari rekam medis. Kriteria inklusi penelitian adalah anak berusia 1-14 tahun yang dirawat atau berobat jalan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RS Dr. Hasan Sadikin, Bandung dengan SN resisten 502

3 steroid atau sensitif steroid, orangtua mengetahui secara pasti riwayat berat lahir dan usia gestasi berdasarkan anamnesis, dan pasien lahir dengan usia gestasi cukup bulan. Pasien akan dieksklusi jika pada anamnesis ditemukan SN sekunder atau SN resisten steroid sekunder. Untuk mendapatkan subjek penelitian, pertama-tama dilakukan pendataan yang diambil secara sekunder dari rekam medis meliputi nama, alamat, jenis kelamin, usia awitan, dan jenis sindrom nefrotik yang diderita. Kemudian dilakukan kunjungan rumah untuk menanyakan orangtua subjek mengenai berat lahir dan usia gestasi subjek ketika dilahirkan. Sebelumnya, orangtua diberi penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian, serta menandatangani surat persetujuan jika bersedia mengikutsertakan anaknya dalam penelitian ini. Analisis univariat menggunakan uji X² dilakukan untuk menguji kekuatan hubungan setiap faktor risiko dengan terjadinya SN resisten steroid, dan analisis regresi ganda logistik untuk menguji berbagai faktor risiko secara bersama. Analisis data dilakukan menggunakan piranti lunak SPSS versi 17.0 for Windows, SPSS Inc, Chicago-Illinois, USA dengan tingkat signifikansi 5%. Hasil Sejumlah 24 pasien SN resisten steroid dan 48 pasien SN sensitif steroid telah memenuhi kriteria inklusi. Selanjutnya dilakukan kunjungan rumah untuk melakukan wawancara dengan orangtua pasien mengenai kesediaan untuk mengikutsertakan pasien dalam penelitian dan memperoleh keterangan mengenai riwayat berat badan lahir dan usia gestasi saat pasien dilahirkan. Hubungan setiap variabel dengan SN resisten steroid ditampilkan pada tabel 1. Berat lahir <2 500 gram lebih banyak didapatkan pada kelompok SN resisten steroid (n=4) dibandingkan dengan kelompok SN sensitif steroid (n=1), sedangkan berat lahir >2 500 gram lebih banyak didapatkan pada kelompok SN sensitif Tabel 1. Hubungan Berbagai Variabel dengan SN Resisten Steroid Kelompok Variabel SN resisten SN sensitif X² Nilai p OR steroid steroid (n=24) (n=48) Berat Lahir (gram) < ,266 0,022 9,4 (1,0-89,45) > Usia awitan (tahun) > ,854 0,003 4,7 (1,64-13,52) < Jenis Kelamin Perempuan ,415 0,011 3,8 (1,32-10,98) Laki-laki steroid (n=47) dibandingkan dengan SN resisten steroid (n=20). dengan odds ratio sebesar 9,4 (interval kepercayaan 95% 1,0-89,45). Artinya bahwa kelompok dengan berat lahir <2 500 gram, yaitu bayi berat lahir rendah cukup bulan, mempunyai risiko untuk mengalami SN resisten steroid 9,4 kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok bayi berat lahir >2 500 gram. Usia awitan >6 tahun lebih banyak didapatkan pada kelompok SN resisten steroid dibandingkan dengan SN sensitif steroid dengan OR (odds ratio) sebesar 4,7 (interval kepercayaan 95% 1,64-13,52). Artinya bahwa usia awitan >6 tahun mempunyai risiko kejadian SN resisten steroid 4,7 kali lebih besar dibandingkan dengan usia awitan <6 tahun. Jenis kelamin perempuan lebih banyak didapatkan pada pasien SN resisten steroid (n=12) dibandingkan dengan pasien SN sensitif steroid (n=10). Secara statistik terdapat perbedaan bermakna antara proporsi jenis kelamin perempuan pada kelompok SN resisten steroid dengan kelompok SN sensitif steroid (p=0,011). Berdasarkan hasil tersebut dapat dilihat bahwa besarnya risiko anak perempuan untuk mengalami SN resisten steroid adalah 3,8 kali lebih besar dibandingkan dengan anak laki-laki (OR 3,8; interval kepercayaan 95% 1,315-10,978). Kemudian dilakukan analisis multivariabel untuk melihat hubungan ketiga variabel secara bersama terhadap kejadian SN resisten steroid. sesuai yang ditampilkan pada tabel 2. Tabel 2. Analisis Multivariabel Hubungan Berat Lahir, Usia Awitan, dan Jenis Kelamin dengan SN Resisten Steroid Variabel Koefisien SE (B) Nilai p OR(95%CI) B Berat lahir 2,090 1,244 0,046 8,082 (1,044-62,553) Usia awitan 1,632 0,599 0,002 5,112 (1,908-13,694) Jenis kelamin 1,524 0,613 0,007 4,590 (1,674-12,582) Konstanta -7,268 1,941 Keterangan: SE: standard error Akurasi 77,8% Setelah dilakukan analisis regresi logistik ganda didapatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian SN resisten steroid pada anak adalah berat lahir, usia awitan, dan jenis kelamin. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa berat lahir memiliki faktor koefisien yang terbesar, yaitu 2,090, sehingga merupakan faktor risiko paling dominan berhubungan dengan terjadinya SN resisten steroid. Setelah usia awitan dan jenis kelamin dikendalikan, berat lahir rendah cukup bulan meningkatkan risiko kejadian SN resisten steroid pada anak sebesar 8,082 kali dibandingkan dengan anak yang memiliki berat lahir >2 500 gram. Faktor yang paling berhubungan dengan kejadian SN resisten steroid pada anak setelah berat lahir adalah usia awitan dengan nilai koefisien beta sebesar 1,632 dan p=0,

4 Setelah jenis kelamin dan berat lahir dikendalikan, nilai OR usia awitan menunjukkan bahwa usia awitan >6 tahun meningkatkan risiko kejadian SN resisten steroid pada anak sebesar 5,112 kali dibanding dengan anak yang memiliki usia awitan <6 tahun. Pada penelitian ini terlihat bahwa ketiga faktor risiko tersebut saling memperkuat terjadinya SN resisten steroid dengan nilai koefisien β>1 dan positif. Diskusi Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat multivariabel dan menemukan adanya faktor risiko yang saling memperkuat terjadinya SN resisten steroid, yaitu berat lahir rendah cukup bulan, usia awitan >6 tahun, dan jenis kelamin perempuan. Sesungguhnya, penelitian ini juga menemukan beberapa faktor tersebut sebagai faktor risiko SN resisten steroid secara univariabel yang selanjutnya diikutsertakan dalam analisis multivariabel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi berat lahir rendah cukup bulan lebih besar dibandingkan dengan berat lahir >2 500 gram pada kelompok SN resisten steroid, sehingga berat lahir rendah cukup bulan merupakan faktor risiko terjadinya SN resisten steroid. Penelitian oleh Plank et al. 10 menunjukkan bahwa bayi berat lahir rendah kecil untuk masa kehamilan (bayi berat lahir rendah KMK) lebih banyak terjadi pada SN resisten steroid dibandingkan dengan SN sensitif steroid. Diet rendah protein selama kehamilan menyebabkan terjadinya penurunan pembentukan nefron dan supresi sistem renin-angiotensin yang menyetuskan peningkatan tekanan darah dan penurunan laju filtrasi. Pada bayi IUGR, pertumbuhan ginjal tidak sebaik pertumbuhan organ tubuh lainnya, sehingga ukuran ginjal tampak lebih kecil saat lahir. Jumlah penelitian yang dipublikasikan mengenai fungsi ginjal setelah kelahiran masih sedikit, tetapi data yang ada memperlihatkan bahwa ginjal pada bayi berat lahir rendah KMK berukuran lebih kecil dibandingkan dengan ginjal pada bayi berat lahir sesuai masa kehamilan (SMK). Fungsi ginjal menurun pada bayi berat lahir rendah KMK, tetapi perbedaan tersebut tidak benar-benar menunjukkan terjadinya penurunan fungsi ginjal. 12 Zidar et al. 9 serta Plank et al. 10 menyimpulkan bahwa bayi berat lahir rendah KMK berhubungan dengan perjalanan sindrom nefrotik yang lebih buruk, sama halnya dengan yang didapatkan pada penelitian ini. Berkurangnya sejumlah nefron pada bayi berat lahir rendah KMK diduga merupakan dasar mekanisme etiopatogenesis kelainan ginjal tersebut. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa usia awitan >6 tahun memiliki risiko terjadinya SN resisten steroid sebesar 4,7 (p=0,003). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh ISKDC yang menyatakan bahwa awitan SN resisten steroid (lesi nonminimal, terutama jenis glomerulonefritis membranoproliferatif) lebih banyak terjadi pada usia lebih dari 6 tahun. 6 Diduga bahwa sindrom nefrotik terjadi karena gangguan imunitas selular melalui pembentukan klon sel T abnormal yang menghasilkan mediator kimia (limfokin), sehingga terjadi peningkatan permeabilitas membran basalis dan menyebabkan proteinuria. Klon sel T abnormal diduga terdapat pada kelenjar timus yang akan mengalami ablasi saat usia pubertas, sehingga hal ini menjelaskan penyebab tingginya insidens sindrom nefrotik sensitif pada usia kurang dari 6 tahun, 13,14 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa SN yang terjadi pada usia lebih dari 6 tahun cenderung bersifat resisten steroid. Pada penelitian ini, kelompok SN resisten steroid memiliki proporsi jenis kelamin perempuan lebih besar dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian oleh ISKDC yang menyatakan bahwa kejadian SN sensitif steroid lebih banyak pada anak laki-laki dibandingkan dengan anak perempuan. Sebaliknya, SN resisten steroid (lesi nonminimal, terutama jenis glomerulonefritis membranoproliferatif) lebih banyak ditemukan pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki-laki. 6 Pada penelitian ini, risiko anak berjenis kelamin perempuan untuk mengalami SN resisten steroid (odds ratio) adalah 3,8 kali lebih besar dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki. Hingga saat ini belum ada penjelasan yang memuaskan mengenai mekanisme jenis kelamin sebagai salah satu faktor risiko terjadinya SN resisten steroid. Jika insidens sindrom nefrotik dihubungkan dengan letak klon sel T abnormal, dan karena gangguan timus lebih sering terjadi pada anak lakilaki, maka hal ini dapat menjelaskan mengapa sindrom nefrotik lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. 13 Teori lain menyebutkan bahwa SN sensitif steroid dan SN resisten steroid diduga saling mempengaruhi melalui komponen humoral dan gen glomerular. 15 Sebuah penelitian mengemukakan bahwa SN resisten steroid dengan mutasi gen NPHS2 dipengaruhi oleh faktor hormonal, di antaranya hormon estrogen yang berperan dalam menghambat proses glomerulosklerosis yang terjadi melalui penurunan bermakna urinary sex-related low molecular weight protein. 16 Hal tesebut menjelaskan mengapa SN resisten steroid lebih banyak terjadi pada lakilaki, sedangkan pada penelitian ini SN resisten steroid lebih banyak ditemukan pada anak perempuan yang diduga merupakan bentuk glomerulonefritis membranoproliferatif. Mekanisme yang menjelaskan jenis kelamin perempuan sebagai faktor risiko SN resisten steroid masih belum diketahui. Analisis secara multivariabel yang dilakukan pada penelitian ini semakin menunjukkan bahwa terdapat banyak faktor risiko SN resisten steroid yang saling mempengaruhi. Keterkaitan antara berat lahir, usia awitan, dan jenis kelamin menunjukkan bahwa faktor lingkungan (diet rendah protein selama kehamilan), gangguan fungsi imunologis (kelainan limfosit T), dan faktor hormonal (hormon estrogen) juga mempunyai peranan dalam terjadinya SN resisten steroid. Penelitian ini memiliki keterbatasan karena menggunakan metode penelitian retrospektif sehingga sangat bergantung pada parental recall. Penelitian ini hanya memasukkan usia 504

5 gestasi cukup bulan berdasarkan keterangan orangtua tanpa menggunakan kurva Lubchenko, serta tidak memasukkan usia gestasi kurang bulan, sehingga tidak menggambarkan kriteria KMK secara keseluruhan. Penentuan usia gestasi dapat menjadi lebih teliti jika dibuat dalam hitungan minggu, serta kriteria KMK akan menjadi lebih akurat dengan cara mencari hubungan antara usia gestasi dan berat lahir menggunakan kurva Lubchenko. Meskipun pada penelitian ini ternyata berat lahir rendah cukup bulan merupakan faktor yang paling dominan untuk terjadinya SN resisten steroid, tetapi interval kepercayaannya luas sehingga perlu dilakukan penelitian serupa dengan sampel yang lebih besar. Kesimpulan Berat lahir rendah cukup bulan, usia awitan <6 tahun, dan jenis kelamin perempuan merupakan faktor risiko terjadinya SN resisten steroid yang saling memperkuat. Di antara ketiga faktor tersebut, berat lahir rendah cukup bulan adalah faktor risiko SN resisten steroid yang paling dominan. Daftar Pustaka 1. Niaudet P. Steroid-sensitive idiopathic nephrotic syndrome in children. Dalam: Barrat TM, Avner ED, Harmon WE, penyunting. Pediatr Nephrol. Edisi ke-5. Baltimore: Lippincott Williams & Willkins; 2005.h Bagga A, Mantan M. Nephrotic syndrome in children. Indian J Med Res. 2005;122: Gulati S, Sengupta D, Sharma RK, Sharma A, Gupta RK, Singh U, et al. Steroid resistant nephrotic syndrome. Indian Pediatrics. 2006;43: Roth KS, Amaker BH, Chan JCM. Nephrotic syndrome: pathogenesis and management. Pediatr Rev. 2002;23(2): McBryde KD, Kershaw DB, Smoyer WE. Pediatric steroid-resistant nephrotic syndrome. Curr Probl Pediatr. 2001;31(25): A Report of the International Study of Kidney Disease in Children. Nephrotic syndrome in children: prediction of histopathology from clinical and laboratory characteristics at time of diagnosis. Kidney Intern. 1978;13: Teeninga N, Schreuder MF, Bokenkamp A, Van se Waal HAD, Van Wijk JAE. Influence of low birth weight on minimal change nephrotic syndrome in children, including a meta-analysis. Nephrol Dial Transplant. 2008;23: Na YW, Yang HJ, Choi JH, Yoo KH, Hong YS, Lee JW, et al. Effect of intrauterine growth retardation on progression of nephrotic syndrome. Am J Nephrol. 2002;22: Zidar N, Cavic MA, Kenda RB, Ferluga D. Unfavorable course of minimal change nephrotic syndrome in children with intrauterine growth retardation. Kidney Intern. 1998;54: Plank C, Ostreicher I, Dittrich K, Waldherr RE, Voigt M, Amann K, et al. Low birth weight, but not postnatal weight gain, aggravates the course of nephrotic syndrome. Pediatr Nephrol. 2007;22: Qadir M, Bhutta ZA. Low birth weight in developing countries. Pediatr Adolesc Med. 2009;13: Flynn JT, Woroniecki RP. Patophysiologi of hypertension. Dalam: Avner ED, Harmon WE, Niaudet P, penyunting. Pediatr Nephrol. Edisi ke-5. Philadelphia:Lippincott Williams & Wilkins; 2004.h Nash MA, Edelman CM, Burnstein J, Barnett HL. Minimal change nephritic syndrome, diffuse mesangial hypercellularity, and focal glomerular sclerosis. Dalam: Edelman CM, Barnstein J, Meadow SR, Spitzer A, Travis LB, penyunting. Pediatric kidney disease. Edisi ke-2. Boston: Little Brown and Company; 1992.h Shalhoub RJ. Pathogenesis of lipoid nephrosis: disorder of T cell function. Lancet. 1974;2(Suppl.7): Antignac C. Genetic models: clues for understanding the pathogenesis of idiopathic nephritic syndrome. J Clin Invest. 2002;109: Ohtsuka N, Sakemi T, Tomiyoshi Y, Morito F. Attenuating effect of castration or oestrogen administration on glomerular injury in adriamycin-induced nephrology of rats. Nephrology. 2007; 2(1): FS/SO 505

Hubungan aspek klinis dan laboratorik dengan tipe sindrom nefrotik pada anak

Hubungan aspek klinis dan laboratorik dengan tipe sindrom nefrotik pada anak Hubungan aspek klinis dan laboratorik dengan tipe sindrom nefrotik pada anak 1 Robin S. Mamesah 2 Adrian Umboh 2 Stevanus Gunawan 1 Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

Lebih terperinci

Korelasi Kadar Albumin Serum dengan Persentase Edema pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik dalam Serangan

Korelasi Kadar Albumin Serum dengan Persentase Edema pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik dalam Serangan pissn: 0126-074X; eissn: 2338-6223; http://dx.doi.org/10.15395/mkb.v47n1.408 Abstrak Korelasi Kadar Albumin Serum dengan Persentase Edema pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik dalam Serangan Novina, Dida

Lebih terperinci

Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan

Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan Sari Pediatri, Sari Pediatri, Vol. 4, Vol. No. 4, 1, No. Juni 1, 2002: Juni 20022-6 Pengaruh Lama Pengobatan Awal Sindrom Nefrotik terhadap Terjadinya Kekambuhan Partini P Trihono, Eva Miranda Marwali,

Lebih terperinci

Korelasi Antara Hipoalbunemia Dan Peningkatan Kadar Lipoprotein(A) Pada Anak Yang Menderita Sindrom Nefrotik Kambuh

Korelasi Antara Hipoalbunemia Dan Peningkatan Kadar Lipoprotein(A) Pada Anak Yang Menderita Sindrom Nefrotik Kambuh Korelasi Antara Hipoalbunemia Dan Peningkatan Kadar Lipoprotein(A) Pada Anak Yang Menderita Sindrom Nefrotik Kambuh Mulya Safri Harun, Nanan Sekarwana, Dedi Rachmadi Sambas, Dany Hilmanto Bagian Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

Hubungan Dosis Kumulatif Prednison dan Gangguan Umur Tulang pada Sindrom Nefrotik Relaps Sering

Hubungan Dosis Kumulatif Prednison dan Gangguan Umur Tulang pada Sindrom Nefrotik Relaps Sering Artikel Asli Hubungan Dosis Kumulatif Prednison dan Gangguan Umur Tulang pada Sindrom Nefrotik Relaps Sering Budi Firdaus, Ina Rosalina, Nanan Sekarwana Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011 Alvin Ferbian S. 2012. Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp. OG Pembimbing II : Winny

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom nefrotik (SN, Nephrotic Syndrome) merupakan salah satu penyakit ginjal terbanyak yang sering dijumpai pada anak. Sindrom nefrotik adalah suatu sindrom klinik

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian akan dilaksanakan di Bangsal Anak RS. Dr. Kariadi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI SA Putri, Nurdjaman Nurimaba, Henny Anggraini Sadeli, Thamrin Syamsudin Bagian

Lebih terperinci

Perbedaan dan Korelasi Kadar Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Urin pada Berbagai Derajat Kambuh Pasien Sindrom Nefrotik

Perbedaan dan Korelasi Kadar Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Urin pada Berbagai Derajat Kambuh Pasien Sindrom Nefrotik Artikel Penelitian Perbedaan dan Korelasi Kadar Neutrophil Gelatinase-Associated Lipocalin Urin pada Berbagai Derajat Kambuh Pasien Sindrom Nefrotik Defa Rahmatun Nisaa, Dany Hilmanto, Dwi Prasetyo Departemen

Lebih terperinci

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010 ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009 31 DESEMBER 2010 Stevanus, 2011; Pembimbing I : dr. Hartini Tiono, M.Kes. Pembimbing II : dr. Sri Nadya J Saanin,

Lebih terperinci

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN ABSTRAK HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN Exaudi C.P Sipahutar, 2013 Pembimbing 1 : dr. Fenny,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016 ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016 Chetrine Andiani, 2016, Pembimbing I : Cindra Paskaria, dr., MKM. Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi / FK UNDIP Semarang. 4.2 Tempat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes

ABSTRAK. Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1: Penny Setyawati M, Dr, SpPK, MKes Pembimbing 2: Yenni Limyati, Dr, SSn,SpKFR,MKes ABSTRAK HUBUNGAN MIKROALBUMINURIA (MAU) DAN ESTIMATED GLOMERULAR FILTRATION RATE (egfr) SEBAGAI PREDIKTOR PENURUNAN FUNGSI GINJAL PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 Gea Nathali Halim, 2017, Pembimbing 1:

Lebih terperinci

KADAR KOLESTEROL DARAH ANAK PENDERITA SINDROM NEFROTIK SENSITIF STEROID SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PREDNISON DOSIS PENUH ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

KADAR KOLESTEROL DARAH ANAK PENDERITA SINDROM NEFROTIK SENSITIF STEROID SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PREDNISON DOSIS PENUH ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH KADAR KOLESTEROL DARAH ANAK PENDERITA SINDROM NEFROTIK SENSITIF STEROID SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PREDNISON DOSIS PENUH BLOOD CHOLESTEROL LEVEL DIFFERENCE BETWEEN PRE AND POST FULL DOSE PREDNISONE THERAPY

Lebih terperinci

Nefritis tubulointerstisialis (NTI) adalah

Nefritis tubulointerstisialis (NTI) adalah Artikel Asli Nefritis Tubulointerstisialis pada Kasus Anak yang Menjalani Biopsi Ginjal Hertanti Indah Lestari,* Partini Pudjiastuti Trihono** * Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr.Mohammad Hoesin, Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009-31 DESEMBER 2009 Muhammad Randy, 2010 Pembimbing I : Sri Nadya J. Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : DR. Felix Kasim,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA ORANG DEWASA YANG DIRAWAT INAP DIRUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE Evan Anggalimanto, 2015 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes Pembimbing 2 : dr Rokihyati.Sp.P.D

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis. Bagian /SMF Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr. Kariadi Semarang mulai 1 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Disiplin ilmu yang terkait dengan penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam sub bagian Infeksi Tropis 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK

KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK KARAKTERISTIK KEJADIAN PENYAKIT GINJAL KRONIK PADA SINDROM NEFROTIK ANAK Arif Rifqi Pambudi 1, M. Heru Muryawan 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) adalah salah satu klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) adalah salah satu klasifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom nefrotik resisten steroid (SNRS) adalah salah satu klasifikasi sindrom nefrotik (SN) berdasarkan respon terhadap terapi kortikosteroid. Disebut penderita SNRS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control. Penelitian ini merupakan penelitian observasional karena peneliti

Lebih terperinci

FAKTOR RISIKO PENYAKIT MEMBRAN HIALIN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

FAKTOR RISIKO PENYAKIT MEMBRAN HIALIN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR RISIKO PENYAKIT MEMBRAN HIALIN PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa program strata-1 kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin.

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan masa yang penting bagi perkembangan janin. Salah satu indikasi perkembangan janin yang baik adalah berat badan. Rerata berat bayi normal pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nefrotik yang tidak mencapai remisi atau perbaikan pada pengobatan prednison

BAB I PENDAHULUAN. nefrotik yang tidak mencapai remisi atau perbaikan pada pengobatan prednison BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom Nefrotik Resisten Steroid (SNRS) merupakan jenis sindrom nefrotik yang tidak mencapai remisi atau perbaikan pada pengobatan prednison dosis penuh (full dose)

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENDERITA RAWAT INAP STROKE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 - DESEMBER 2014 Fitriana Andiani, 2015 : Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER ABSTRAK PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 Shiela Stefani, 2011 Pembimbing 1 Pembimbing

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN USIA, LAMA PEMBERIAN KOSTIKOSTEROID, DAN LAMA MENDERITA PENYAKIT SINDROMA NEFROTIK DENGAN TINGGI BADAN PENDERITA SINDROMA NEFROTIK RESISTEN STEROID DAN RELAPS SERING RELATIONSHIP BETWEEN AGE,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked. ABSTRAK PERBANDINGAN RISIKO KOMPLIKASI IBU DAN BAYI PADA KEHAMILAN REMAJA DENGAN USIA REPRODUKSI SEHAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE MEI 2009-MEI 2012 Audylia Hartono. 2012.Pembimbing I : Rimonta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia >200 mg/dl, dan lipiduria 1. Lesi glomerulus primer

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia >200 mg/dl, dan lipiduria 1. Lesi glomerulus primer BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sindrom nefrotik merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis yang ditandai dengan edema anasarka, proteinuria massif 3,5 gram/hari, hipoalbuminemia

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. 6. Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002:

DAFTAR PUSTAKA. 6. Alatas H, Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO. Buku Ajar Nefrologi. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2002: 48 DAFTAR PUSTAKA 1. National Kidney Foundation. K/DOQI Clinical Practice Guidelines for Chronic Kidney Disease: Evaluation, Clasification and Stratification. Am J Kidney Dis[internet].2002[ cited 2014

Lebih terperinci

Krisni Subandiyah Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang

Krisni Subandiyah Lab/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unibraw/RSU Dr. Saiful Anwar Malang OUTCOME SINDROM NEFROTIK PADA ANAK PENELITIAN PROSPEKTIF STUDI COHORT (THE OUTCOME OF NEPHROTIC SYNDROME IN CHILDREN - PROSPECTIVE POPULATION BASED COHORT STUDY) Krisni Subandiyah Lab/SMF Ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA MULTIDRUG-RESISTANT TUBERCULOSIS DI RUMAH SAKIT PARU DR.H.A.ROTINSULU, BANDUNG TAHUN 2014 Ferdinand Dennis Kurniawan, 1210122 Pembimbing I : Dr.Jahja Teguh Widjaja, dr., SpP.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada usia dewasa. Insidens SN pada salah satu jurnal yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada usia dewasa. Insidens SN pada salah satu jurnal yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sindrom nefrotik (SN) merupakan salah satu penyakit ginjal serta kelainan glomerular pada anak yang paling sering ditemukan. Prevalensi sindrom nefrotik pada anak lebih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian dengan desain observational analitik dengan metode case control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang dilakukan

Lebih terperinci

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara PREVALENSI PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS DENGAN RIWAYAT MEROKOK DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK (RSUP HAM) MEDAN PERIODE JANUARI 2009 DESEMBER 2009 Oleh: KHAIRUN NISA BINTI SALEH 070100443

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi/FK Undip Semarang 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.

Lebih terperinci

Musim Hujan sebagai Faktor Risiko Kambuh pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid

Musim Hujan sebagai Faktor Risiko Kambuh pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid Musim Hujan sebagai Faktor Risiko Kambuh pada Anak Penderita Sindrom Nefrotik Sensitif Steroid Arief Budiman, 1 Dany Hilmanto, 2 Herry Garna 2 1 Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Banjar

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Ervina, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone, MKK, Mpd Ked Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin M.Kes

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011 vi ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO INFERTILITAS WANITA DI POLIKLINIK RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JANUARI 2011 Aggie, 2011; Pembimbing I : DR. Felix Kasim, dr., M. Kes. Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN POLA ASUH IBU DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA ANAK BATITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA Riney Amanda Supit*, Rudolf B. Purba**, Paul

Lebih terperinci

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA [VOLUME: 01 NOMOR 01 OKTOBER 2015] ISSN: 2460-9684 HUBUNGAN DIABETES MELITUS TERHADAP KEJADIAN SINDROMA TEROWONGAN KARPAL DI RS BETHESDA YOGYAKARTA Dyah Wulaningsih Retno Edi, Rizaldy Taslim Pinzon, Esdras

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit tidak menular (non-communicable disease) yang perlu mendapatkan perhatian karena telah

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka konsep penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan, kerangka konsep mengenai angka kejadian relaps sindrom nefrotik

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL 2015 purnamirahmawati@gmail.com riza_alfian89@yahoo.com lis_tyas@yahoo.com

Lebih terperinci

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS Ardo Sanjaya, 2013 Pembimbing 1 : Christine Sugiarto, dr., Sp.PK Pembimbing 2 : Ronald Jonathan, dr., MSc., DTM & H. Latar

Lebih terperinci

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RSI BANDUNG DENGAN DOTS DAN RS

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RSI BANDUNG DENGAN DOTS DAN RS ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN BEROBAT PASIEN TB PARU DI RSI BANDUNG DENGAN DOTS DAN RS.MITRA IDAMAN BANJAR TANPA DOTS Nadia Dara Ayundha 1110179, 2014 Pembimbing I : Dr.

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN INFEKSI MALARIA DI RSUD TOBELO KABUPATEN HALMAHERA UTARA PROVINSI MALUKU UTARA PERIODE JANUARI DESEMBER 2012 Nugraheni M. Letelay, 2013. Pembimbing I : dr. Ellya Rosa Delima, M.Kes Latar

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI IBU HAMIL DAN BBLR DI RSUD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Disusun Oleh : FEBRI MARYANI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan kelainan metabolisme dari karbohidrat, protein dan lemak yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Kesehatan Anak

Jurnal Ilmu Kesehatan Anak Jurnal Ilmu Kesehatan Anak VOLUME 2 Desember 2013 NOMOR 1 Naskah Asli Faktor Risiko Kekambuhan Pasien Sindrom Nefrotik Ni Made Adi Purnami, I Gusti Ayu Putu Nilawati Abstrak Latar belakang. Sindrom nefrotik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. awal Maret 2016 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian akan dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr. Kariadi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang. 32 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan di departemen Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Kariadi Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease ABSTRAK GAMBARAN PASIEN RAWAT INAP DIABETIC KIDNEY DISEASE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE OKTOBER 2010 SEPTEMBER 2011 Widyasanti, 2012; Pembimbing I : dr. Sylvia Soeng, M.Kes Pembimbing II : Dra.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada 15 Agustus 20 Oktober 2015 di RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. B. Jenis Penelitian Jenis penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013 Melianti Mairi, 2014. Pembimbing 1 : dr. Dani, M.Kes Pembimbing 2 : dr. Budi Widyarto, M.H Pneumonia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain kohort retrospektif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP dr. Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009 Siska Wijayanti, 2010 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S.

Lebih terperinci

Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo LAPORAN PENELITIAN Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Alvina Widhani 1, Aida Lydia, Rino A Gani 3, Siti Setiati 4 1 Program Pendidikan Dokter Subspesialis

Lebih terperinci

ABSTRAK. Aisyah,2012; Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani,dr.SpKK Pembimbing II: dr. Hartini Tiono, M.Kes

ABSTRAK. Aisyah,2012; Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani,dr.SpKK Pembimbing II: dr. Hartini Tiono, M.Kes ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT DERMATITIS KONTAK BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN, GEJALA KLINIK, SERTA PREDILEKSI DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2011- DESEMBER 2011 Aisyah,2012; Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 Gizella Amanagapa, 2015 Pembimbing : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.kes., PA(K) Dr. Teresa L.W., S.Si., M.kes.,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2012 Erfina Saumiandiani, 2013 : Pembimbing I : dr. Dani,M.Kes.

Lebih terperinci

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007

ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 ABSTRAK ANALISIS KASUS PENDERITA PNEUMONIA DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2007 Fransisca Maya Angela, 2010; Pembimbing I Pembimbing II : J. Teguh Widjaja, dr., Sp P : Evi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Christine Nathalia, 2015; Pembimbing : Dani, dr., M.Kes. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010 Indra Pramana Widya., 2011 Pembimbing I : Freddy T. Andries, dr., M.S

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nefrologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Ruang lingkup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. setelah pulang dari perawatan saat lahir oleh American Academy of Pediatrics 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Rawat inap ulang merupakan masalah kesehatan yang penting. Hal ini disebabkan karena morbiditas yang bermakna dan mempengaruhi pembiayaan kesehatan yang meningkat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko

BAB III METODE PENELITIAN. kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik dengan pendekatan case control (retrospective), yaitu efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN...

Lebih terperinci

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI PROPORSI ANGKA KEJADIAN NEFROPATI DIABETIK PADA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PENDERITA DIABETES MELITUS TAHUN 2009 DI RSUD DR.MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Oleh: PIGUR AGUS MARWANTO J 500 060 047 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract. Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract.  Vivit Erdina Yunita, 1 Afdal, 2 Iskandar Syarif 3 705 Artikel Penelitian Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Timbulnya Kejang Demam Berulang pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Anak RS. DR. M. Djamil Padang Periode Januari 2010 Desember 2012 Vivit

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

I KOMANG AGUS SETIAWAN

I KOMANG AGUS SETIAWAN TESIS USIA LEBIH DARI 45 TAHUN, JUMLAH LEKOSIT, RIWAYAT KONSUMSI ALKOHOL DAN KONSUMSI OBAT NSAID SEBAGAI FAKTOR RISIKO PADA ULKUS PEPTIKUM PERFORASI DI BAGIAN BEDAH RSUP SANGLAH I KOMANG AGUS SETIAWAN

Lebih terperinci

APLIKASI METODE KESINTASAN PADA ANALISIS FAKTOR DETERMINAN LAMA RAWAT PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA

APLIKASI METODE KESINTASAN PADA ANALISIS FAKTOR DETERMINAN LAMA RAWAT PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA UNIVERSITAS UDAYANA SKRIPSI APLIKASI METODE KESINTASAN PADA ANALISIS FAKTOR DETERMINAN LAMA RAWAT PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE DI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA I KOMANG CANDRA WIGUNA 0820025045 PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah ABSTRAK Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah Dini Nur Muharromah Yuniati Diabetes melitus (DM) merupakan suatu

Lebih terperinci

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN

DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK. Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN DETEKSI DINI DAN PENCEGAHAN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK Oleh: Yuyun Rindiastuti Mahasiswa Fakultas Kedokteran UNS BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di negara maju, penyakit kronik tidak menular (cronic

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK MIGRAIN DI RUMAH SAKIT UMUM PENDIDIKAN (RSUP) DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2010 JUNI 2012 Dwi Nur Pratiwi Sunardi. 2013. Pembimbing I : Dedeh Supantini, dr.,

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2013 31 DESEMBER 2013 Amanda Haryanto, 2014 Pembimbing 1 : Dani, dr., M.Kes.

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN

ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN ABSTRAK PREVALENSI AMEBIASIS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG, JAWA BARAT PERIODE TAHUN 2007-2010 Richo Basthian, 2011 Pembimbing I : Budi Widyarto,dr,.M.H. Pembimbing II : Freddy Tumewu A,dr.,M.S.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr. Kariadi / FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Perbedaan Kadar Hb Pra dan Post Hemodialisa pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta The Difference of Hb Levels Pre and Post Hemodialysis in Chronic Renal Failure Patients

Lebih terperinci

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb. Abstrak PREVALENSI BAYI BERAT LAHIR RENDAH PADA IBU ANEMIA DEFISIENSI BESI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Anemia pada kehamilan merupakan masalah yang sering terjadi dan 50% dari wanita hamil di negara

Lebih terperinci

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2009 Oleh: LIEW KOK LEONG

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG Dwirama Ivan Prakoso Rahmadi, 1110062 Pembimbing I : dr. Sri Nadya J Saanin, M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 Ida Ayu Komang Trisna Bulan, 2015 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA (K). Pembimbing

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU TENTANG FAKTOR RISIKO PENYAKIT SEREBROVASKULAR TERHADAP KEJADIAN STROKE ISKEMIK ASSOCIATION BETWEEN KNOWLEDGE, ATTITUDE AND BEHAVIOUR ABOUT RISK FACTOR OF CEREBROVASKULAR

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang rekam medik RSUP Dr.Kariadi Semarang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian dilakukan di Departemen Ilmu Kesehatan Anak Divisi Perinatologi RSUP Dr.Kariadi/FK Undip Semarang. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Larissa Amanda

Lebih terperinci

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA

GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK. Oleh : YULI MARLINA GAMBARAN FAKTOR RISIKO PADA PENDERITA STROKE ISKEMIK DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : YULI MARLINA 080100034 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011 GAMBARAN FAKTOR RISIKO

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS MULTIDRUG RESISTANT DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2015 Ira D. Pawa, Jootje M. L. Umboh, Budi T. Ratag * Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci