Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Alvina Widhani 1, Aida Lydia, Rino A Gani 3, Siti Setiati 4 1 Program Pendidikan Dokter Subspesialis Ilmu Penyakit Dalam FKUI Divisi Ginjal Hipertensi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM 3 Divisi Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM 4 Divisi Geriatri, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM ABSTRAK Pendahuluan. Pasien hemodialisis (HD) tergolong kelompok risiko tinggi terinfeksi virus hepatitis C. Penelitian mengenai serokonversi hepatitis C di RS Cipto Mangunkusumo belum pernah dilakukan. Agar transmisi hepatitis C dapat diturunkan, faktor risiko serokonversi hepatitis C penting diketahui. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi dan faktor risiko serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo. Metode. Penelitian potong lintang terhadap pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo pada bulan JuniJuli 011. Pemeriksaan antihcv menggunakan Roche Elecsys ECLIA, Analisis multivariat menggunakan regresi logistik. Hasil. Pada bulan JuniJuli 011 terdapat 135 pasien HD yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Serokonversi mencapai 1,5%. Analisis bivariat menunjukkan hubungan yang bermakna antara lama dialisis (p=0,003) dan jenis kelamin pria (OR,43; 95%CI 0,995,98; p=0,048) dengan serokonversi hepatitis C. Pasien yang menjalani dialisis >4 bulan (sebelum pemrosesan ulang dialiser menggunakan mesin) lebih banyak yang mengalami serokonversi dibandingkan pasien yang yaitu HBsAg negatif (p=0,07) dan menggunakan dialiser proses ulang (p=0,07). Pada analisis multivariat, didapatkan jenis kelamin pria (OR,91; 95%CI 1,14 7,48; p=0,03) dan lama dialisis (OR 1,0; 95%CI 11,03; p=0,007) berhubungan dengan serokonversi hepatitis C. Simpulan. Serokonversi hepatitis C pada pasien yang menjalani HD di RS Cipto Mangunkusumo mencapai 1,5%. Terdapat Kata Kunci. serokonversi, hepatitis C, hemodialisis PENDAHULUAN 1 disebabkan prosedur dialisis sendiri, penurunan fungsi imunitas seluler, dan pajanan dengan produk darah dalam waktu lama.,3 carrier 4 Meskipun sudah ada guideline untuk mengontrol infeksi 5 harapan hidup. 1 dengan gagal ginjal terminal. 6 independen berperan meningkatkan mortalitas pasien 3 kondisi. atau MICS berhubungan dengan komplikasi 7 0,4% di Perancis hingga 30% di Saudi Arabia. Insidens protokol pengendalian infeksi. 1,5,8 (sesuai dengan rekomendasi Perhimpunan Nefrologi pemrosesannya dilakukan dengan mesin yang khusus Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari

2 Alvina Widhani, Aida Lydia, Rino A Gani, Siti Setiati 7%. 9 Bila dibandingkan dengan 13 tahun yang lalu, saat ini telah terdapat beberapa perubahan yang dapat C. Saat ini pemrosesan ulang dialiser dilakukan dengan bantuan mesin. Sebelumnya, pemrosesan ulang dialiser dilakukan secara manual. Pemrosesan ulang dialiser sehingga pemberian transfusi darah sudah jauh berkurang. berbagai faktor risiko yang berhubungan dengan hubungan antara transfusi darah, usia, jenis kelamin pria, METODE ( Cipto Mangunkusumo. Pengambilan data akan dilakukan pada bulan JuniJuli 011. populasi terjangkau yang memenuhi kriteria pemilihan pasien. Berdasarkan perhitungan rumus besar sampel untuk mengtahui proporsi dan beda proporsi, ditetapkan besar sampel minimal adalah 114 subjek. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara yaitu semua populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan berupa penelusuran rekam medik, anamnesis lengkap, kelamin, lama dialisis, jumlah unit transfusi darah selama HASIL pada 65 pasien (38%). Sebanyak 9 pasien telah diketahui dilihat pada tabel 1. tahun ( 1086). Median lama dialisis yaitu 31 bulan ( 6149). Median jumlah transfusi darah yaitu 400 cc ( 04463). Lima puluh orang subjek proses ulang. 16 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari 015

3 Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Lakilaki Perempuan Nikah Belum menikah Perusahaan Umum PNS Pegawai swasta Pelajar Pensiunan Tidak bekerja Diabetes melitus ,3 34,7 81,3 18, ,8 1,5 3,7 10,4 7,4 1,5 3,7 4,4 5,6 76,3, 1,5 9,6 7 89,6 90,4 11,1 81,5 Pada tabel dapat dilihat hubungan yang didapatkan yang menjalani dialisis >4 bulan (sebelum pemrosesan ulang dialiser dilakukan dengan mesin) lebih banyak yang Variabel Lakilaki Perempuan Transfusi darah (+) Transfusi darah () Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 43,66 ± 15,99 1 (7,6%) 8 (13,6%) 0 (19,4%) 9 (30%) 0 (0%) 51,10 ± ,1 ± 186,4 18 (1,%) 11 (%) 0 (0%) 9 (6,%) 7 (19,4%) (,%) 9 (3,8%) 0 (0%) 5 (33,3%) 4 (0%) 4 (1,8%) 5 (0%) 45,78 ± 15,35 55 (7,4%) 51 (86,4%) 83 (80,6%) 1 (70%) (100%) 31,88 ±,73 785,31 ± 1034,76 67 (78,8%) 39 (78%) 13 (100%) 93 (73,8%) 9 (80,6%) 77 (77,8%) 93 (76,%) 13 (100%) 10 (66,7%) 96 (80%) 86 (78,%) 0 (80%) OR 0,51 0,9 0,84 0,91 0,73 0,31 0,84,43 0,6 0,95 0,84 1,1 0,995,98 0,51,53 0,41, 0,33,19 0,66,4 0,383,8 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari

4 Alvina Widhani, Aida Lydia, Rino A Gani, Siti Setiati Variabel yang memiliki p<0,5 yaitu jenis kelamin Cipto Mangunkusumo menurun secara bermakna setelah pemrosesan dialiser dilakukan dengan menggunakan mesin. Variabel OR Jenis kelamin (pria),91 1,147,48 0,03 Lama dialisis 1,0 11,03 0,007 Dialiser proses ulang Tidak bisa dihitung karena 0,77 terdapat sel yang 0 0,77 DISKUSI lakilaki (56,3%) dengan rasio lakilaki:perempuan yaitu lakilaki lebih banyak dari perempuan. 9 hal yang sama range 14 sebelumnya yang dilakukan oleh Abdullah pada tahun 9 ulang dialiser dilakukan dengan bantuan mesin. Dahulu, pemrosesan ulang dialiser dilakukan secara manual. Selain itu, saat ini pemrosesan ulang dialiser untuk pasien dengan meningkat sehingga pemberian transfusi darah yang Sardjito Yogyakarta), Soetjipto (Surabaya), dan Santoso 55%; 76,3%; dan 88% berturutturut Dibandingkan beberapa negara di luar negeri hasil yang dilaporkan di Italia (,53,1%); Yunani (109%); Perancis (16,3%); Iran (13,%); Swedia (11%); Belgia (6,8%); Mexico (6,7%); Jerman (6,1%); Inggris (4%); Puerto 1,18 masih terjadi bisa berada dalam masa jendela pada saat pemeriksaan memiliki riwayat yang berhubungan dengan sumber jendela. 0 pasien dengan masa jendela yaitu 1: (1: :80.000). 1 transfusi darah atau peralatan dialisis. Berdasarkan karena kendala biaya. Pasienpasien tersebut dapat C berhubungan dengan lama dialisis. Lama dialisis 18 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari 015

5 Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo merupakan faktor risiko yang paling banyak didapatkan 1,5,11,1, yang bermakna dengan lama dialisis. Perbedaan hasil 19 Pasien yang lebih lama menjalani dialisis lebih lama dengan durasi dialisis lebih lama mulai menjalani dialisis dikerjakan, transfusi darah lebih sering diberikan, dan 10 Lama dialisis dapat menggambarkan adanya transmisi nosokomial. 1 Transmisi dapat terjadi antara lain melalui transfusi darah, bekas 3 dan darah. 4 diterapkannya pemrosesan ulang dialiser dengan mesin ulang dialiser yang dilakukan dengan mesin dapat Faktor risiko lain yang dapat berperan terhadap yang mendapatkan hubungan antara riwayat operasi dan Faktor disingkirkan karena merupakan kriteria eksklusi. dan ElAmin. 1 mendapatkan hubungan yang bermakna antara transfusi yang berdampak pada turunnya kebutuhan transfusi 1 Meski pada Pemrosesan ulang dialiser beberapa kali dapat menyebabkan kerusakan mikroskopis pada dialiser yang dengan penggunaan dialiser proses ulang didapatkan mendapatkan dengan penggunaan dialiser proses ulang. Sebuah mendapatkan bahwa insidens unit yang melakukan pemrosesan ulang dialiser insidens ruangan khusus untuk melakukan pemrosesan ulang 5 menggunakan mesin terpisah namun di ruangan yang sama dengan pasien lain. Data yang menunjukkan adanya kontaminasi membran dialiser dari pasien yang terinfeksi. Virion kemudian pindah dari tabung drain ke cairan dialisat baru. untuk kemudian menginfeksi pasien lain. Sebenarnya, namun perubahan ukuran pori dan mikrofraktur pada Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari

6 Alvina Widhani, Aida Lydia, Rino A Gani, Siti Setiati pemrosesan ulang dialiser dapat menyebabkan transmisi pada kelompok yang menggunakan mesin khusus dengan 5 5 DOPPS juga mendapatkan hasil yang sama. Isolasi kebijakan isolasi pasien. yang dilakukan oleh Valtuille dkk selama enam tahun pada pusat dialisis di yang ketat tanpa isolasi berhubungan dengan penurunan bila transmisi nosokomial terus terjadi walaupun dengan prosedur kontrol infeksi yang baik. 5 kelamin lakilaki berhubungan dengan peningkatan infeksi 6,7 Fissell dkk jenis kelamin lakilaki berhubungan dengan 10 Suatu lebih baik pada perempuan dibandingkan lakilaki. Infeksi 8 11,9 30 Agar dapat melihat hubungan dialisis di berbagai negara. 10 oleh Saxena dkk yang mendapatkan hubungan antara 31 Baldessar. 11,9 lebih muda. 7,3,33 yang lebih tua. pada fungsi sistem imun. 0 Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari 015

7 Serokonversi Hepatitis C pada Pasien Hemodialisis di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo 34 yang kurang. Pada menggunakan dialiser proses ulang. Agar dapat melihat dapat merepresentasikan sampel yang dikehendaki sesuai dengan jumlah subjek yang terpilih. Atas dasar itu, terhadap representasi subjek yang direkrut sesuai dengan kriteria pemilihan terhadap populasi terjangkau. Populasi 011. Teknik perekrutan subjek dari populasi merupakan jenis yang paling baik untuk merepresentasikan populasi terjangkau. dan berdasarkan pengetahuan umum Mangunkusumo). Populasi terjangkau adalah pasien yang rumah sakit milik pemerintah lain. Namun, diperlukan data apakah fasilitas pemrosesan ulang dialiser yang dilakukan Berdasarkan uraian tersebut, maka generalisasi yang menerapkan cara pemrosesan ulang dialiser yang bersangkutan. SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA ; 0(1): ; 4(): experience of Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari 015 1

8 Alvina Widhani, Aida Lydia, Rino A Gani, Siti Setiati 7. a district general hospital in Brunei Darussalam. Singapore Med J 008; 49(11): Urol Nephrol 007; 39: Indonesia, pp. Tesis ; 0(1): units: serological diagnosis and genotyping. J Med Microbiol 00; 51: Dis Transplant 1995; 6(): with hepatocellular carcinoma in Surabaya, Indonesia. J Clin Microbiol 1996; 34(1): with hepatocellular carcinoma in Surabaya, Indonesia. J Clin Microbiol 1996; 34(1): on maintenance dialysis. TMJ 005; 55(): : Transplant 1995; 6(): ; 40: possible breach in hemodialysis machines. Can J Infect Dis Med Microbiol 009; 0():e ; 18(1): Jurnal Penyakit Dalam Indonesia Vol., No. 1 Januari 015