Efektifitas Propranolol dibandingkan dengan Ligasi pada Pencegahan Primer Varises Esofagus Pasien Sirosis Hepatis
|
|
- Suparman Setiabudi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Efektifitas Propranolol dibandingkan dengan Ligasi pada Pencegahan Primer Varises Esofagus Pasien Sirosis Hepatis Dewi Mira Ratih Latar Belakang Sirosis merupakan tahap akhir seluruh penyakit hati kronis. Sirosis dapat terkompensasi selama bertahun-tahun sebelum berkembang menjadi terdekompensasi. Sirosis dekompensata ditandai dengan adanya komplikasi berikut: kuning, perdarahan varises, asites atau ensefalopati. 1 Hipertensi portal berperan pada kebanyakan komplikasi pasien sirosis, contohnya, terjadinya verises esophagus, asites, sindroma hepatorenal, sirkulasi hiperdinamik dan ensefalopati hepatikum. 2 Varises gastroesofagus ada pada 50% pasien sirosis. Sebesar 12-15% pasien dengan varises gastroesofagus akan menjadi perdarahan esophagus. Mortalitas pada setiap episode perdarahan varises berkisar 15-20%. Salah satu tolak ukur utama pada pencegahan perdarahan varises pada sirosis kompensara adalah pencegahan perdarahan varises pertama (profilaksis primer). 1 Dua terapi yang diterima untuk hal tersebut adalah beta bloker non selektif dan ligase varises esophagus. 1,2 Pasien yang melewati episode perdarahan varises akut memiliki risiko perdarahan ulang dan kematian. Angka median perdarahan ulang pada pasien yang tidak diterapi adalah 60% dalam 1-2 tahun, dengan mortalitas sebesar 33%. 2 Propranolol efektif dalam menurunkan tekanan portal dan mengurangi perdarahan gastrointestinal. Propranolol dilaporkan menurunkan hepatic venous pressure gradient (HVPG) sebesar 20% atau lebih, dan dapat mengurangi perdarahan inisial pada 47% pasien dan mengurangi 39% perdarahan ulang. 3 Non selektif beta blocker juga memiliki manfaat tambahan lainnya seperti mengurangi komplikasi sirosis hati seperti peritonitis bakterial spontan dan infeksi lainnya. 4 Dosis propranolol yang direkomendasikan dimulai dengan 20 mg dua kali sehari sampai target frekuensi jantung kali permenit atau dosis maksimal yang dapat ditoleransi. 5 Seiring dengan adanya deteksi dini pada penyakit hati, saat ini ada pendapat bahwa propranolol dapat digunakan sebagai obat umum pencegahan sirosis 1
2 seperti pemberian asipirin pada penyakit kardiovaskular, walaupun tidak akan menurunkan hepatic venous pressure gradient (HVPG) secara nyata. 4 Terapi endoskopi, apakah endoscopic variceal band ligation (EVBL) atau sklerotherapi, sangat efektif dalam tatalaksana perdarahan akut maupun pada pencegahan sekunder. EVBL menurunkan risiko relatif perdarahan primer sebesar 64% dan mortalitas sebesar 46% dibandingkan tidak dilakukan EVBL. 6 Artikel ini bertujuan untuk membandingkan penggunaan dua rekomendasi terapi pencegahan varises esophagus pada pasien sirosis hepatis. Kasus Klinis Pasien, laki-laki usia 68 tahun, datang dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 6 jam sebelum masuk rumah sakit, tidak ada mual atau muntah. Buang air besar terakhir 3 hari yang lalu,tidak berwarna hitam. Demam batuk tidak ada. Pasien diketahui menderita hepatitis B dan sirosis hepatis Child Pugh B. Pasien telah mendapatkan terapi dengan tenofovir. Telah dilakukan endoskopi tetapi tidak dilakukan ligasi. Selama perawatan terdapat perbaikan kesadaran. Hasil pemeriksaan fisik, kesadaran compos mentis, tanda vital dalam batas normal dengan nadi 84 x permenit. Pemeriksaan mata, jantung, paru dalam batas normal. Pemeriksaan abdomen tidak terdapat asites dan tidak ada organomegali. EGD pertama terdapat varises esophagus grade II dan EGD terakhir menunjukan varises esophagus grade I. Pasien telah mendapatkan terapi propranolol dengan dosis 2x20 mg. Pertanyaan Klinis Kami mempertanyakan efektifitas pemberian propranolol dibandingkan ligase pada pasien sirosis hepatis dalam mencegah perdarahan esophagus yang pertama. Untuk menjawab pertanyaan tersebut kami memformulasikan pertanyaan klinis berikut, Pada pasien dengan [sirosis], bagaimanakah efektifitas penggunaan [propranolol] dibandingkan [ligasi] dalam mencegah [perdarahan esophagus] primer? 2
3 Metodologi Pencarian jurnal dilakukan dengan menggunakan mesin pencari PubMed pada tanggal 19 Juni 2014 dengan menggunakan kata kunci [propranolol] AND [cirrhosis] AND [variceal bleeding] Penapisan awal jurnal dengan memasukan kriteria inklusi dan eksklusi. Kami mengikutsertakan studi pada dewasa yang ditulis dalam bahasa Inggris. Penapisan berikutnya dikerjakan dengan membaca abstrak masing-masing apakah sesuai dengan studi yang dimaksud. Kami membaca naskah lengkap 4 artikel. Dua tidak dimasukan karena tidak sesuai dengan pertanyaan klinis. Pada akhirnya hanya 2 studi yang dimasukan dalam artikel ini. Kedua studi ditelaah dengan menggunakan kriteria validitas dan relevansi dari Center of Evidence Based Medicine (CEBM). Hasil penilaian dapat dilihat pada tabel 1. Gambar 1. Alur Pencarian dan Seleksi Artikel [Propranolol] AND [Cirrhosis] AND [Variceal bleeding[ Kriteria inklusi : Bahasa Inggris Studi pada dewasa Waktu publikasi 5 tahun 176 Pembatasan pencarian 22 Penapisan judul abstrak 4 Kriteria Eksklusi : Laporan kasus Studi pada hewan Studi pada populasi anak-anak Kriteria Seleksi: Pemberian propranolol sebagai intervensi Penapisan naskah lengkap 2 3
4 Tabel 1. Telaah Kritis Studi yang diikutsertakan Validitas Kriteria Sampel representative jelas dan berada pada tahap yang sama dalam perjalanan penyakit yang sama Drastich et Ayuso et al 6 al Pemantauan yang cukup lengkap dan panjang + + Kriteria luaran yang objektif + + Penyesuaian untuk faktor-faktor prognostik - - Total nilai validitas 3 3 Aplikabilitas Domain + + Dampak klinis + + Total nilai Aplikabilitas 2 2 Hasil Kami menemukan 2 studi yang membandingkan penggunaan propranolol dan ligasi sebagai pencegan primer pada pasien dengan sirosis hepatis. Kedua studi dipublikasikan pada 5 tahun terakhir. Rangkuman kedua studi dapat dilihat di tabel 2. Tabel 2. Rangkuman Studi yang Dianalisis Variabel Drastich et al 6 Perez-Ayuso et al 7 Jumlah Peserta Intervensi Kontrol Domain Pasien sirosis dengan varises esophagus Randomisasi Dilakukan Dilakukan Intervensi EVBL EVBL Kontrol Propranolol Propranolol Pemantauan 18 bulan 1647 ±1096 Pasien sirosis dengan varises esophagus risiko tinggi Studi Drastich, dipublikasikan tahun 2011, bertujuan menilai penggunaan EVBL dengan propranolol pada pasien sirosis hepatis dengan varises esophagus. Dari 73 pasien, dilakukan randomisasi, dan didapatkan 40 pasien dilakukan EVBL dan 33 diberikan propranolol. EVBL dilakukan 1 minggu setelah randomisasi. EVBL dilakukan dengan rentang interval 2 minggu sampai varises esophagus dapat dieradikasi. Propranolol diberikan 1 minggu setelah randomisasi. Dosis diberikan mulai 20 mg 4
5 sehari dua kali. Dosis dititrasi naik mg perhari setiap minggu sampai penurunan denyut jantung berkurang 25% namun tidak kurang dari 55 kali permenit. Pemantauan dilakukan dalam kurun waktu 18 bulan. Pada kelompok EVBL, terdapat 3 perdarahan, 2 akibat perdarahan esophagus dan 1 hemoroid internal. Kematian terjadi pada satu pasien karena komplikasi operasi kolesistektomi. Efek samping berat terjadi pada 2 pasien yang disebabkan ulkus dalam. Rekurensi dievaluasi setelah 6 bulan tindakan. Terdapat 4 pasien terjadi varises berulang pada bulan ke-6, 9 dan 12 setelah randomisasi. Setelah EVBL kedua tidak terjadi rekurensi varises. Terdapat gastropati hipertensi portal (PHG=portal hypertension gastropaty) pada 24 pasien. Selama pemantaun 12 bulan, 13 pasien (54,2%) derajat PHG tidak berubah, memburuk pada 3 pasien, (12,5%) dan perbaikan atau menghilang pada 8 pasien (33,3%). Pada kelompok propranolol, dosis yang dibutuhkan adalah 66,7 ±30,6 mg (median 80 mg, mg). Tidak ada efek samping serius pada penggunaan propranolol. Dari dua kematian, penyebab pertama adalah perdarahan varises tak terkontrol yang ada setelah 2 bulan pasien setelah didapatkan penurunan denyut jantung yang adekuat. Satu kematian lagi disebabkan sindroma hepato renal, akibat konsumsi alkohol berkelanjutan. Risiko perdarahan varises pada bulan ke 18 adalah 5% pada kelompok ligase (95% CI,0-12%) dan 20% (95%, CI 0-49%) pada kelompok propranolol. Probabilitas kematian pada bulan ke 18 pemantauan adalah 5% (95%, CI 0-11%) pada kelompok ligase dan 7% (95%, CI 0-17%) pada kelompok propranolol. Studi Perez-Ayuso dilakukan pada tahun 2010 dengan karakteristik responder yang hampir sama dengan Drastich. EVBL dilakukan dalam interval 3 minggu sampai tidak ada lagi varises. Propranolol diberikan mulai dosis 20 mg dua kali sehari. Dosis ditingkatkan setiap 3 hari sampai penurunan denyut jantung sebesar 25% nilai awal, denjut jantung sebanyak 55 kali permenit atau tekanan sistolik kurang dari 90 mmhg. Dosis maksimun yang dapat diterima adalah 320 mg. Tujuh puluh lima pasien yang masuk kriteria inklusi, dilakukan randomisasi dan didaptkan 36 pasien pada kelompok propranolol dan 39 pasien pada kelompok EVBL. Rentang waktu follow up berkisar 67±34,7 bulan. Dosis propranolol yang diberikan 5
6 berkisar 87,5±79,7 mg perhari. Varisesberulang terjadi pada 14 dari 35 pasien. Pada kelompok propranolol 2 pasien didapatkan efek samping sesak nafas dan pusing. Efek samping kelompok EVBL terjadi pada 7 pasien (17,9%), 4 akibat disfagiaringan atau moderat, odinofagia berkelanjutan, esophagitis akibat terapi bisfosfonat. Tiga pasien terdapat efek samping yang fatal, 2 akibat perdarahnulkus ligase dan 1 berasal dari subcardial varises pada EVBL ke dua. Selama pemantauan perdarahan terjadi pada 9 pasien pada kelompok propranolol (25%) dan 5 pasien pada kelompok EVBL (12,8%) (p=0,17). Adanya proporsi perdarahan esophagus pada kelompok propranolol dibandingkan kelompok EVBL (25% VS 5,1%; p=0,027). Namun, proporsi perdarahan varises subkardia lebih tinggi pada kelompok EVBL dibandingkan kelompok propranolol (7,6% vs 0%, p=0,027). Perdarahan yang mengakibatkan kematian terjadi pada 3 pasien pada kelompok propranolol (8,3%) dan 2 pasien pada kelompok EVBL (5,1%). Risiko kematian pada 2tahun pemantaun berkisar 12 (33,3%) pada kelompok propranolol dan 19(48,7%) pada keompok EVBL. Diskusi Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenerative.lebih dari 40% pasien sirosis tanpa gejala. Insidens sirosis di Amerika diperkirakan 360 per penduduk. Pengobatan untuk sirosis sesuai dengan penyebabnya 8 Hipertensi portal berperan pada kebanyakan komplikasi pasien sirosis, contohnya, terjadinya verises esophagus, asites, sindroma hepatorenal, sirkulasi hiperdinamik dan ensefalopati hepatikum. 2 Dib et al. 9 menuliskan tiga hal yang membuat risiko perdarahan VGE, yaitu (1) peningkatan hipertensi porta: kerusakan hati yang ditimbulkan penyakit, asupan makanan, asupan etanol, irama sirkadian, olahraga fisik dan peningkatan tekanan intraabdomen; (2) faktor yang melemahkan dinding varises, seperti asam asetilsalisilat dan OAINS; (3) infeksbakteri yang dapat membuat perdarahan awal dan berulang. Profilaksis primer pada pencegahan perdarahan varises pertama kali menjadi terapi standar pada pasien sirosis hati dan varises esophagus besar. 6 6
7 Berdasarkan patofisiologinya, terapi dibagi dua yaitu terapi yang menurunkan tekanan porta dan terapi lokal tanpa menurunkan tekanan porta. Terapi yang menurunkan tekanan porta dapat berupa terapi farmakologis dengan sasaran menurunkan tahanan sistemik vaskular, tahanan intrahepatik atau aliran darah splanknik serta terapi pembuatan shunt atau pembedahan. Terapi lokal tanpa menurunkan tekanan porta menggunakan bantuan endoskopi untuk melakukan ligase atau skleroterapi. 10 Penghambat b-adrenergik nonselektif mempengaruhi laju aliran porta dengan cara penurunan curah jantung dan vasokonstriktor splanknik. Penghambat b nonselektif seperti propanolol atau nadolol lebih baik daripada penghambat beta selektif. Obat tersebut diberikan secara oral dan digunakan untuk tata laksana jangka panjang hipertensi porta, namun terdapat kontraindikasi untuk penggunaan obat tersebut yaitu: asma, bradikardi, blok atrioventrikular, hipotensi dan hiperglikemia yang tidak terkontrol. Dosis non selective beta blocker maksimal yang ditolerasi berdasarkan American Association for the Study of Liver Disease dapat mencegah perdarahan varises dan meningkatkan kesintasa melalui penurunan hipertensi portal pada pasien sirosis dengan varises esophagus. Dosis maksimal yang dapat ditoleransi adalah dosis bertahap samapai denyut jantung 55 kali permenit atau penurunan denyut jantung sebesar 25% dari denyut jantung awal. 5 Elastic band baru-baru ini menggantikan skleroterapi sebagai terapi endoskopi karena lebih aman, lebih efektif, dan berkaitan dengan morbiditas yang rendah, namun tidak dapat mengubah tekanan portal dan aliran darah splanknik yang tinggi sehingga varises seringkali timbul kembali. 10 Baik studi Drastich et al maupun Perez-Ayuso et al, memperkuat studi-studi sebelumnya. Didapatkan pada kedua studi tersebut, tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok EVBL maupun propranolol baik terhadap timbulnya efek samping, kejadian perdarahan, mortalitas maupun survival. Efek samping kedua tindakan tersebut,juga termasuk rendah. Pada studi Perez-Ayuso et al, ditemukan bahwa perdarahan esophagus lebih tinggi pada kelompok propranolol dibandingkan dengan kelompok EVBL. Namun perdarahan subkardia pada kelompok EVBL lebih tinggi pada kelompok propranolol. 7
8 Kesimpulan Pasien dengan sirosis hati dan varises esophagus dan tidak ada riwayat perdarahan, EVBL dan propranolol keduanya memiliki efektifitas dan keamanan yang setara. Pada EVBL, saat obliturasi tercapai, maka tidak ditemukan perdarahan varises berikutnya. Oleh karena itu EVBL dapat dijadikan alternative yang efektif dan aman bagi pasien dengan kompliens buruk atau tidak respon terhadapat pemberian propranolol. Daftar Pustaka 1. Tsao GG, Lim J. Management and treatment of patients with cirrhosis and portal hypertension : Recommendations from the department of veterans affairs hepatitis C resource center rogram and the national hepatitis c program. Am J Gastroenterol 2009; 104: Reiberger T, Ulbrich G, Ferlitsch A, Payer BA, Scwabl P, Pinter M, et aal. Carvedilol for primary prophylaxis of variceal bleeding in cirrhotic patients with haemodynamic non-response to propranolol. Gut 2013;62: Agasti AK, Mahajan AU, Phadke AY, Nathani PJ, Sawant P. Comparative randomized study on efficacy of losartan versus propranolol in lowering portal pressure 8
9 in decompensated chronic liver disease. Journal of Digestive Diseases 2013; 14; Kim TW, Kim HJ, Won HS, Park JH, Park D, Cho YK, et al. Is there any vindication for low dose nonselective beta blocker medication in patient with liver cirrhosis? Clin Mol Hepatol. 2012; 18(2): Garcia-Tsao G, Sanyal, AG, Grace ND, Carey W. Prevention and management of gastroesophageal varices and variceal hemorrhage in cirrhosis. Hepatology. 2007;46: Drastich P, Lata J, Petrtyl J, Bruha R, Prochazka V, Vanasek T et al. Endoscopic variceal band ligation compared with propranolol for prophylaxis of first variceal bleeding. Annals of Hepatology. 2011;10(2): Perez-Ayuso RM, Valderrma S, Espinoza M, Rollan A, Sanchez R, Otarola F, Medina B, Riquelme A. Endoscopic band ligation versus propranolol for primary prophylaxis of variceal bleeding in cirrhotic patients with high risk esophageal varices. Annals of Hepatology, 2010:9(1): Nurdjanah, S. Sirosis hat. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S, editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 2009; Edisi V(I): Widjaya, FF, Karjadi, T. Pencegahan perdarahan ulang pada pasien sirosis hati. J Indon Med Assoc. 2011;61:
PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014
Jurnal e-clinic (ecl), Volume 3, Nomor 1, Januari-April 2015 PROFIL PASIEN SIROSIS HATI YANG DIRAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE AGUSTUS 2012 AGUSTUS 2014 1 Yunellia Z. Patasik 2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. varises pada pasien dengan sirosis sekitar 60-80% dan risiko perdarahannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perdarahan varises esofagus (VE) merupakan satu dari banyak komplikasi mematikan dari sirosis karena tingkat mortalitasnya yang tinggi. Prevalensi varises
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006). Pada sirosis hati terjadi kerusakan sel-sel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu penyakit yang memiliki penyebaran di seluruh dunia. Individu yang terkena sangat sering tidak menunjukkan gejala untuk jangka waktu panjang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari struktur
Lebih terperinciProfilaksis Primer Perdarahan Varises Gastroesofagus pada Sirosis Hati: Peranan Penghambat Beta
Profilaksis Primer Perdarahan Varises Gastroesofagus pada Sirosis Hati: Peranan Penghambat Beta Sostro Mulyo SMF Penyakit Dalam, RSUD Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Indonesia ABSTRAK Perdarahan
Lebih terperinciPengukuran Hipertensi Portal dengan Metode Invasive (HVPG) dan Non Invasive (Fibroscan, Spleen size)
EVIDENCE-BASED CASE REPORT Pengukuran Hipertensi Portal dengan Metode Invasive (HVPG) dan Non Invasive (Fibroscan, Spleen size) dr. Herikurniawan NPM: 1106024432 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DEPARTEMEN
Lebih terperinciEBCR Hepatologi Muhammad Ikhsan Mokoagow
EBCR Hepatologi Perbandingan antara Ligasi Varises Esofagus dengan Terapi Medikamentosa dalam Pencegahan Primer terhadap Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas pada Pasien Sirosis Hepatis oleh: Muhammad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hepar dan pembentukan nodulus regenatif (Nurdjanah, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. arsitektur hati dan pembentukan nodulus regeneratif (Sherlock dan Dooley,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati (cirrhosis hati / CH) adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hati yang ditandai dengan distorsi arsitektur hati dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatik merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif (Nurdjanah, 2009). Sirosis hepatik merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pemeriksaan rutin kesehatan atau autopsi (Nurdjanah, 2014).
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Sirosis adalah suatu keadaan patologik yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar
Lebih terperinciAKIBAT PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PORTAL TERHADAP EPISODE KEJADIAN HEMATEMESIS-MELENA
Eka, Purnomo, Djoko Wahyono, Dewa Putu Pramantara AKIBAT PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PORTAL TERHADAP EPISODE KEJADIAN HEMATEMESIS-MELENA PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HATI DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1. Perumusan masalah Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan penyebab kematian kesembilan di Amerika Serikat dan bertanggung jawab terhadap 1,2% seluruh
Lebih terperinciGambaran Derajat Varises Esofagus Berdasarkan Beratnya Sirosis Hepatis
457 Artikel Penelitian Gambaran Derajat Varises Esofagus Berdasarkan Beratnya Sirosis Hepatis Yestria Elfatma 1, Arnelis 2, Nice Rachmawati 3 Abstrak Sirosis hepatis adalah suatu keadaan patologis yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. SIROSIS HATI Sirosis hati adalah penyakit hati yang menahun yang difus yang ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya
Lebih terperinciFAKTOR RISIKO TERKAIT PERDARAHAN VARISES ESOFAGUS BERULANG PADA PENDERITA SIROSIS HATI
Artikel asli ABSTRACT FAKTOR RISIKO TERKAIT PERDARAHAN VARISES ESOFAGUS BERULANG PADA PENDERITA SIROSIS HATI Divisi Gastroentero-Hepatologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Universitas Airlangga/RS Dr Soetomo,
Lebih terperinciPencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati
Artikel Pengembangan Pendidikan Keprofesian Berkelanjutan Pencegahan Perdarahan Berulang pada Pasien Sirosis Hati Felix Firyanto Widjaja,* Teguh Karjadi** *Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kasus. Kematian yang paling banyak terdapat pada usia tahun yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit hati (liver) merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan, baik di negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Kerusakan atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradangan sel hati yang luas dan menyebabkan banyak kematian sel. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sirosis hati adalah penyakit hati menahun yang mengenai seluruh organ hati, ditandai dengan pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Keadaan tersebut terjadi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sirosis merupakan suatu penyakit hati kronis yang menggambarkan stadium akhir dari fibrosis hepatik, peradangan, nekrosis atau kematian sel-sel hati, dan terbentuknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit hati dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Banyak pasien yang meninggal pada dekade
Lebih terperinciGambaran Kadar Trombosit, Besar Limpa dan Kadar Albumin Serum pada Pasien Sirosis Hati dengan Varises Esofagus
680 Artikel Penelitian Gambaran Kadar Trombosit, Besar Limpa dan Kadar Albumin Serum pada Pasien Sirosis Hati dengan Varises Esofagus Vella Paraditha 1, Saptino Miro 2, Eti Yerizel 3 Abstrak Varises esofagus
Lebih terperincisex ratio antara laki-laki dan wanita penderita sirosis hati yaitu 1,9:1 (Ditjen, 2005). Sirosis hati merupakan masalah kesehatan yang masih sulit
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Spontaneous Bacterial Peritonitis (SBP) tidak hanya disebabkan oleh asites pada sirosis hati melainkan juga disebabkan oleh gastroenteritis dan pendarahan pada saluran
Lebih terperinciHasil. Hasil penelusuran
Pendahuluan Karsinoma hepatoselular (KHS) adalah keganasan kelima tersering di seluruh dunia, dengan angka kematian sekitar 500.000 per tahun. Kemajuan dalam pencitraan diagnostik dan program penapisan
Lebih terperinciGAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA
GAMBARAN KLINIS PASIEN SIROSIS HATI: STUDI KASUS DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE 2010-2012 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana Strata-1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam tubuh manusia, hati merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam mempertahankan hidup. Hati termasuk organ intestinal terbesar dengan berat antara 1,2-1,8
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati merupakan suatu kondisi dimana jaringan hati yang normal digantikan oleh jaringan parut (fibrosis) yang terbentuk melalui proses bertahap. Jaringan parut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi Sirosis Hati (SH) diseluruh dunia menempati urutan ketujuh penyebab kematian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Sirosis Hati (SH) diseluruh dunia menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar 25.000 orang meninggal tiap tahun akibat penyakit ini. Prevalensi penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas (SCBA) merupakan salah satu kasus kegawatan dibidang gastroenterologi yang saat ini masih menjadi permasalahan dalam bidang kesehatan
Lebih terperinciPeran Transfusi Packed Red Blood Cells pada Perdarahan Varises Esofagus
EVIDENCE BASED CASE REPORT Peran Transfusi Packed Red Blood Cells pada Perdarahan Varises Esofagus Oleh: Yuhana Fitra PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS I DIVISI HEPATOLOGI DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM
Lebih terperinciB A B I PENDAHULUAN. kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang
B A B I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Penyakit hati kronis termasuk sirosis telah menjadi masalah bagi dunia kesehatan global karena prevalensinya yang cukup tinggi, etiologinya yang komplek, meningkatnya
Lebih terperinciAntibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis
Evidence-based Case Report Antibiotik Profilaksis terhadap Spontaneous Bacterial Peritonitis pada Asites dengan Sirosis Penulis: dr. Oldi Dedya NPM: 1006824421 Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit
Lebih terperinciEvidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites
Evidence Based Case Report Manfaat Klonidin pada Pasien Sirosis Hepatis dengan Asites Oleh : Dr. Krishna Adi Wibisana Program Pendidikan Dokter Spesialis I Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya transisi epidemiologi secara paralel, transisi demografi dan transisi teknologi di Indonesia dewasa ini telah mengubah pola penyebaran penyakit dari penyakit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Gagal jantung adalah keadaan di mana jantung tidak mampu memompa darah untuk mencukupi kebutuhan jaringan melakukan metabolisme dengan kata lain, diperlukan peningkatan
Lebih terperinciEVIDENCE BASED CLINICAL REVIEW PERAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIK
EVIDENCE BASED CLINICAL REVIEW PERAN ZINC DALAM PENATALAKSANAAN ENSEFALOPATI HEPATIK Disusun oleh: dr. Yusuf Aulia Rahman NPM. 1006767525 PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT DALAM-DIVISI
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI
LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI A. KONSEP MEDIK 1. Pengertian Hepatomegali Pembesaran Hati adalah pembesaran organ hati yang disebabkan oleh berbagai jenis penyebab seperti infeksi virus hepatitis, demam
Lebih terperinciSIROSIS HEPATIS R E J O
SIROSIS HEPATIS R E J O PENGERTIAN : Sirosis hepatis adalah penyakit kronis hati oleh gangguan struktur dan perubahan degenerasi fungsi seluler dan selanjutnya perubahan aliran darah ke hati./ Jaringan
Lebih terperinciPeran Analog Nukleos(t)ida dalam Meningkatkan Kesintasan Pada Pasien Hepatitis B yang mengalami Acute on Chronic Liver Failure
Peran Analog Nukleos(t)ida dalam Meningkatkan Kesintasan Pada Pasien Hepatitis B yang mengalami Acute on Chronic Liver Failure (ACLF): Sebuah Laporan Kasus Berbasis Bukti Jerry Nasarudin Abstrak Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesembilan di Amerika Serikat, sedangkan di seluruh dunia sirosis menempati urutan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit hati menahun dan sirosis merupakan salah satu penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Sirosis hati merupakan penyebab kematian kesembilan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menempati urutan ketujuh penyebab kematian. Sekitar orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati (liver cirrhosis) merupakan perjalanan patologi akhir berbagai penyakit hati (Franchis R, 2005). Prevalensi sirosis hati (SH) diseluruh dunia menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. WHO pada tahun 2002, memperkirakan pasien di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO pada tahun 2002, memperkirakan 783 000 pasien di dunia meninggal akibat sirosis hati. Sirosis hati paling banyak disebabkan oleh penyalahgunaan alkohol dan infeksi
Lebih terperinciPerdarahan Saluran Cerna Bagian Atas karena Sirosis Hepatis. Upper Gastrointestinal Tract Bleeding due to Cirrhosis Hepatis
Perdarahan Saluran Cerna Bagian Atas karena Sirosis Hepatis Hilyati Ajrina Amalina, Rina Kriswiastiny Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Abstrak Sirosis hepatis merupakan stadium terakhir dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam waktu mendatang jumlah golongan usia lanjut akan semakin bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Bertambahnya
Lebih terperinciPROPORSI DAN KARAKTERISTIK PENYEBAB PERDARAHAN SALURAN CERNA BAHAGIAN ATAS BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN ENDOSKOPI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN
1 PROPORSI DAN KARAKTERISTIK PENYEBAB PERDARAHAN SALURAN CERNA BAHAGIAN ATAS BERDASARKAN HASIL PEMERIKSAAN ENDOSKOPI DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2010 Oleh : AGUS PRATAMA PONIJAN 080100396 FAKULTAS
Lebih terperinciLigasi varises esofagus dengan gelang karet per endoskopi pada penderita sirosis hepatis dewasa
Januari-April 2003, Vol.22 No.1 Ligasi varises esofagus dengan gelang karet per endoskopi pada penderita sirosis hepatis dewasa A. Nurman Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSAL Dr. Mintohardjo Jakarta ABSTRACT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hati adalah suatu keadaan disorganisasi dari struktur hati akibat nodul regeneratif yang dikelilingi jaringan yang mengalami fibrosis. Secara lengkap sirosis
Lebih terperinciARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. FAKTOR RISIKO KEMATIAN PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN
ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH FAKTOR RISIKO KEMATIAN PENDERITA SIROSIS HATI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2002-2006 Karya Tulis Ilmiah Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sirosis hati merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan adanya pembentukan jaringan ikat disertai nodul. Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan,
Lebih terperinciA 50 YEARS OLD MAN WITH CIRRHOSIS HEPATIS DEKOMPENSATA : CASE REPORT
A 50 YEARS OLD MAN WITH CIRRHOSIS HEPATIS DEKOMPENSATA : CASE REPORT Rizki Putra Sanjaya, S.Ked. Faculty of Medicine, Universitas Lampung Abstract Cirrhosis hepatis (SH) is a chronic liver disease characterized
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sirosis hati (SH) menjadi problem kesehatan utama di dunia. Sirosis hati dan penyakit hati kronis penyebab kematian urutan ke 12 di Amerika Serikat pada tahun 2002,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sirosis merupakan suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur
Lebih terperinciHUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B
HUBUNGAN SKOR APRI DENGAN DERAJAT VARISES ESOFAGUS PASIEN SIROSIS HATI KARENA HEPATITIS B SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran ELSY NASIHA ALKASINA G0014082 FAKULTAS KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik (SBP, 140
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan banyak komplikasi. Hipertensi yang didefinisikan sebagai tekanan darah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, jaringan arteri, vena, dan kapiler yang mengangkut darah ke seluruh tubuh. Darah membawa oksigen dan nutrisi penting untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan, membuat usia harapan hidup manusia relatif bertambah panjang. Menurut United Nations: World Population
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akhirnya mengubah gaya hidup manusia. Konsumsi makanan cepat saji, kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan kehidupan yang semakin modern dan IPTEK yang berkembang pesat menjadikan hidup lebih mudah dalam berbagai hal. Seluruh aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentuk nodul-nodul yang abnormal. (Sulaiman, 2007) Penyakit hati kronik dan sirosis menyebabkan kematian 4% sampai 5% dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sirosis hati adalah merupakan perjalanan akhir berbagai macam penyakit hati yang ditandai dengan fibrosis. Respon fibrosis terhadap kerusakan hati bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia, masih ditemukan berbagai masalah ganda di bidang kesehatan. Disatu sisi masih ditemukan penyakit akibat infeksi dan sisi yang lain banyak ditemukan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular dimana penderita memiliki tekanan darah diatas normal. Penyakit ini diperkirakan telah menyebabkan peningkatan
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah
PERBANDINGAN VALIDITAS MADDREY S DISCRIMINANT FUNCTION DAN SKOR CHILD-PUGH DALAM MEMPREDIKSI KETAHANAN HIDUP 12 MINGGU PADA PASIEN DENGAN SIROSIS HEPATIS LAPORAN AKHIR PENELITIAN Karya Tulis Ilmiah Diajukan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.
BAB I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Angina seringkali digambarkan sebagai remasan, tekanan, rasa berat, rasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirosis Hati 2.1.1 Definisi Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai dengan fibrosis, disorganisasi dari lobus dan arsitektur vaskular, dan regenerasi nodul
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kardiovaskular yang terdiri dari penyakit jantung dan stroke merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian terjadi di negara berkembang
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Daftar Isi. Pengantar Penyunting. Formulir Berlangganan
Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi DAFTAR ISI Daftar Isi Pengantar Penyunting Formulir Berlangganan i ii iii Evaluasi Penggunaan Terapi Antihipertensi Terhadap Tekanan Darah Pra-Dialisis pada Pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut The Seventh Report of The Joint National Committe on Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun 2003, hipertensi adalah peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit dan perawatan orang sakit, cacat dan meninggal dunia. Advokasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan meliputi kemandirian atau kolaboratif dalam merawat individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit atau sehat dengan segala kondisi yang meliputinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. luas dan kompleks, tidak hanya menyangkut penderita tetapi juga keluarga,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit neoplasma ganas yang mempunyai spektrum sangat luas dan kompleks. Penyakit ini dimulai dari neoplasma ganas yang paling jinak sampai neoplasma
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA
1 LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA KLIEN DENGAN PERDARAHAN SALURAN CERNA I Deskripsi Perdarahan pada saluran cerna terutama disebabkan oleh tukak lambung atau gastritis. Perdarahan saluran cerna dibagi menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program terapi efektif untuk diabetes mellitus membutuhkan latihan komprehensif pada self-management, dukungan dari tim perawatan klinis, dan regimen farmakologis
Lebih terperinciABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI
ABSTRAK PENGETAHUAN SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA HIPERTENSI PRIMER TERHADAP HIPERTENSI Havez, 2012. Pembimbing I : H. Edwin Setiabudi, dr, SpPD-KKV. Pembimbing II : Donny Pangemanan, drg, SKM. Hipertensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit ini diperkirakan menyebabkan 4,5% dari beban penyakit secara global dan prevalensinya hampir
Lebih terperinciBAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Universitas Sumatera Utara
BAB I 1PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Nyeri merupakan masalah yang paling sering menyebabkan pasien mencari perawatan ke rumah sakit. Nyeri tidak melakukan diskriminasi terhadap manusia, nyeri tidak membeda-bedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal jantung adalah sindroma klinis yang kompleks (sekumpulan tanda dan gejala) akibat kelainan struktural dan fungsional jantung. Manifestasi gagal jantung yang
Lebih terperinciportal, ascites, spontaneous bacterial peritonitis (SBP), varises esofagus, dan ensefalopati hepatik (EASL, 2010). Menurut Doubatty (2009)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sirosis adalah proses difus yang ditandai oleh fibrosis dan perubahan struktur hepar yang normal menjadi nodul-nodul yang abnormal (Dipiro et al., 2015). Perubahan
Lebih terperinciBerdasarkan data WHO (2004), sirosis hati merupakan penyebab kematian ke delapan belas di dunia, hal itu ditandai dengan semakin meningkatnya angka
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sirosis hepatis merupakan penyakit hati kronis yang tidak diketahui penyebabnya dengan pasti. Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium akhir dari penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Insidens dan prevalensi PTM (Penyakit Tidak Menular) diperkirakan terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan tantangan utama masalah kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Self Medication menjadi alternatif yang diambil masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaanya self medication dapat menjadi sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transisi epidemiologi yang terjadi di Indonesia mengakibatkan perubahan pola penyakit yaitu dari penyakit infeksi atau penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. sentral, dislipidemia, dan hipertensi (Alberti et al., 2006; Kassi et al., 2011).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sindroma metabolik merupakan sindrom yang terdiri atas faktor-faktor yang saling berhubungan dalam meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, yaitu diabetes
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
Lebih terperinciKanker Usus Besar. Bowel Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Usus Besar Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum terjadi di Hong Kong. Menurut statistik dari Hong Kong Cancer Registry pada tahun 2013, ada 66 orang penderita kanker usus besar dari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental quasi dengan pendekatan one group pre-post test A. Populasi dan Subyek Penelitian 1. Populasi Penelitian Pasien dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi menjadi salah satu prioritas masalah kesehatan di Indonesia maupun di seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang berlangsung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan
Lebih terperinci"' ' '''l$'-zfi'mei. 1nn. Editdi: SltiNurdianah FufutBayupurnamn. InnaEaruda. llotelyugyakarta. 'ir
InnaEaruda llotelyugyakarta "' ' '''l$'-zfi'mei 1nn " "...'..o...nu. 'ir 'l ",,,' Editdi: SltiNurdianah FufutBayupurnamn 'Fenerbit: SuhBagirngr*t.oenterohepatnlngi Bekerjasama dengan PETKI FressYogyakarta
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
51 BAB V HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh terapi air terhadap proses defekasi pasien konstipasi di RSU Sembiring Delitua Deli Serdang yang dilaksanakan pada 4 April-31
Lebih terperinciEvidence based Case Report
Evidence based Case Report Pengaruh Stres Psikososial terhadap Keparahan Penyakit Hepatitis Kronik Disusun Oleh: dr. Resultanti NPM: 1006767506 Divisi Hepatologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic
10 BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyakit ginjal kronik seperti Glomerulonephritis Chronic, Diabetic Nephropathy, Hypertensi, Polycystic Kidney, penyakit ginjal obstruktif dan infeksi dapat mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh darah arteri koroner dimana terdapat penebalan dalam dinding pembuluh darah disertai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sirosis hati merupakan salah satu permasalahan. penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sirosis hati merupakan salah satu permasalahan penting dalam bidang kesehatan karena dapat menimbulkan berbagai komplikasi serius dan membutuhkan penanganan sedini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan. menyumbang 1,5-2% dari berat tubuh manusia (Ghany &
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh dan menyumbang 1,5-2% dari berat tubuh manusia (Ghany & Hoofnagle, 2004). Hati memiliki beberapa fungsi metabolik, seperti
Lebih terperinciData Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan
ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Data Demografi Nama Umur Pekerjaan Alamat a. Aktifitas dan istirahat Ø Ketidakmampuan melakukan aktifitas normal Ø Dispnea nokturnal karena pengerahan tenaga b. Sirkulasi
Lebih terperinciGambaran Jumlah Trombosit Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit pada Pasien Sirosis Hati dengan Perdarahan di RSUP Dr. M.
609 Artikel Penelitian Gambaran Jumlah Trombosit Berdasarkan Berat Ringannya Penyakit pada Pasien Sirosis Hati dengan Perdarahan di RSUP Dr. M. Djamil Padang Fadhilah Al Hijjah¹, Rismawati Yaswir² ², Nur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Diabetes mellitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya
Lebih terperinciThe Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure
The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure Pembimbing : dr. Dasril Nizam, Sp. PD Disusun oleh : Isnan Wahyudi 1102009145 Judul asli : The Prevalence and Prognosis
Lebih terperinciEvidence Based Clinical Review: Transient Elastography sebagai Prediktor Hipertensi Porta pada Pasien dengan Penyakit Hati Kronis
Evidence Based Clinical Review: Transient Elastography sebagai Prediktor Hipertensi Porta pada Pasien dengan Penyakit Hati Kronis Nikko Darnindro Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Pendahuluan Sirosis
Lebih terperinci