Kadar Carcinoembryogenic Antigen (CEA) Serum Penderita Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil di RSUP Adam Malik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kadar Carcinoembryogenic Antigen (CEA) Serum Penderita Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil di RSUP Adam Malik"

Transkripsi

1 Kadar Carcinoembryogenic Antigen (CEA) Serum Penderita Kanker Paru Karsinoma Bukan Sel Kecil di RSUP Adam Malik Noni Novisari Soeroso, Luhur Soeroso, Tamsil Syafiuddin Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU, RSUP H. Adam Malik, Medan Abstrak Latar Belakang: Nilai sensitivitas carcinoembryogenic antigen (CEA) dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada adenokarsinoma dan nilai terendah didapatkan pada tumor sel skuamosa. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh karakteristik kadar CEA serum pada penderita kanker paru bukan sel kecil di RSUP H. Adam Malik Medan. Metode: Penelitian ini merupakan studi deskriptif dengan pendekatan retrospektif dengan data diambil dari data sekunder (rekam medis) sejak Januari 2010 sampai Mei Hasil: Sebanyak 167 penderita kanker paru yang dirawat di RSUP H. Adam Malik Medan memenuhi kriteria penelitian. Jenis sitologi / histopatologi terbanyak adalah adenokarsinoma sebanyak 56,8% dan 54,8 % ditemukan pada stadium IIIB. Kadar CEA lebih dari 3 ng/ml meningkat sekitar 63,4% pada penderita KPKBSK. Tidak ditemukan perbedaan bermakna kadar CEA serum pada penderita kanker paru jenis adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel besar. Kesimpulan: Kadar CEA lebih dari 3 ng/ml ditemukan pada 63,4% penderita KPKBSK. Kadar CEA pada pada kelompok adenokarsinoma, karsinoma sel skuamosa dan karsinoma sel besar tidak berbeda bermakna. (J Respir Indo. 2014; 34: 17-25) Kata kunci: carcinoembryogenic antigen, KPKBSK, sitologi, histopatologi. Level of Serum Carcinoembryogenic Antigen (CEA) In Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) at Adam Malik Hospital Abstract Background: Increased level of CEA found on adenocarcinoma and decreased of level CEA found on squamous cell lung cancer. The purpose of this study was to evaluate serum CEA levels in Non Small Cell Lung Cancer Patients at H. Adam Malik General Hospital Medan. Methods: This is retrospective descriptive study and data taken from medical record from January 2010 until May Results: One hundred and sixty seven lung cancer patients at Adam Malik Hospital were included this study. The cytology / histopathology found was adenocarcinoma (56.8%) dan Stage III B found in about (54.8%) in one hundred sixty seven patients. Increased serum level of CEA more than 3 ng/ml found approximately in 63.4% of Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) patients. No differences in serum level of adenocarcinoma, aquamous cell carcinoma and large cell carcinoma. Conclusion: Serum level CEA more than 3 ng/ml approximately 63.4% on NSCLC patients. There is no signifi cant difference serum level CEA between adenocarcinoma, squamous cell carcinoma and large cell carcinoma. (J Respir Indo. 2014; 34: 17-25) Key words: carcinoembryogenic antigen, NSCLC, citology, histopatology. Korespondensi dr. Noni Novisari Soeroso, M.Ked,Sp.P nonisoeroso@gmail.com ; Hp: J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari

2 PENDAHULUAN Kanker paru adalah penyebab utama pada kelompok penyakit akibat keganasan. Terlihat kecenderungan peningkatan jumlah kasus bukan hanya pada laki-laki tetapi juga pada perempuan dari tahun ke tahun. 1 Jumlah pasien kanker paru meningkat 20 persen setiap tahun. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah perokok di Indonesia. Kanker paru merupakan penyebab kematian utama dalam kelompok kanker. Pada tahun 1990 di seluruh dunia, terdapat sebanyak 1,04 juta kasus baru kanker paru, yaitu laki-laki sebanyak dan perempuan sebanyak Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2000 di seluruh dunia terdapat 1,2 juta kasus baru kanker paru atau sebanyak 12,3% dari keseluruhan jenis kanker. Kematian yang disebabkan oleh kanker paru pada tahun 1990 adalah sebanyak atau 18% dari keseluruhan jumlah kematian karena kanker. 2,3 Petanda ganas atau tumor marker merupakan substansi yang dapat digunakan untuk mendeteksi peru bahan yang terjadi akibat kanker. Dewasa ini banyak diteliti dan dikembangkan pemeriksaan petanda ganas ideal yang dapat memberikan petunjuk tentang perkembangan kanker, baik di tingkat ekstraseluler, seluler maupun molekuler. 4 Salah satu petanda ganas yang digunakan yaitu carcinoembryogenic antigen (CEA). Carcinoembryonic antigen (CEA) pertama kali ditemukan pada tahun 1965 oleh Phil Gold dan Samuel O. Freedman dari ekstrak kanker adeno karsinoma kolon manusia. Carcinoembryogenic antigen (CEA) meru - pakan suatu komponen gliko protein kompleks dengan berat molekul yang ber hubungan dengan plasma membran per mukaan sel dari glikokaliks epitel entodermal, protein dalam hal ini dapat dilepaskan ke dalam darah. 5 Carcinoembryogenic antigen (CEA) meru pakan antigen karsinofetal yang diproduksi selama embrional dan perkembangan fetus. Selain dihasilkan oleh sel tumor dan sel embrio, senyawa antigen onkofetal seperti CEA ini juga dihasilkan oleh sel normal yang tidak mengalami differensiasi dalam jumlah sangat kecil. Sehingga kadar CEA akan meningkat secara bermakna pada penderita kanker. 6 Carcinoembryogenic antigen termasuk golongan antigen onkofetal yang normalnya ada selama kehidupan fetus, sampai usia janin 2-6 bulan. Pada pertumbuhan selanjutnya kadar CEA pada orang dewasa terdapat dalam konsentrasi yang rendah di bawah 2 ng/ml dan tidak pernah meningkat lagi secara berarti. 7 Para ahli sependapat bahwa kadar CEA normal adalah kurang dari 5 ng/ml. 5,6 Penetapan kadar CEA pada kanker paru sering tumpang tindih dengan penyakit bukan kanker serta kanker jenis lain, menyebabkan penetapan kadar CEA mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang kurang baik dalam menyaring keganasan pada populasi tanpa gejala karena banyak memberikan hasil positif dan negatif palsu. Oleh karena itu, penetapan CEA tidak dapat dipakai sebagai pemeriksaan penyaring kanker paru. Meskipun demikian CEA dapat memberi manfaat dalam menegakkan diagnosis bila dikombinasi dengan pemeriksaan diagnostik lainnya. 5, Konsentrasi CEA sering tinggi dijumpai pada adenokarsinoma dan kanker paru sel besar, tetapi peningkatan konsentrasi CEA juga ditemukan pada berbagai tumor jinak maupun ganas dan sedikit pening katan ada perokok. Carcinoembryogenic antigen ber peran dalam mendiagnosis banding KPKBSK jika dikombinasikan dengan CYFRA ,7 Carcinoembryogenic antigen merupakan petanda ganas yang lebih sensitif untuk KPKBSK jenis adeno karsinoma dan sensitivitasnya lebih meningkat bila dikombinasi dengan Cyfra Sensitivitas CEA sebesar 40-70% untuk karsinoma paru kelompok bukan sel kecil (KPKBSK) dan 30-65% untuk karsinoma paru kelompok sel kecil (KPKSK). Nilai sensitivitas CEA dengan konsentrasi tertinggi ditemukan pada adenokarsinoma dan nilai terendah didapatkan pada tumor sel skuamosa. 5,6 Pada beberapa penelitian yang telah ada, pemeriksaan kadar CEA lebih bermanfaat dalam mengevaluasi terapi dibandingkan digunakan sebagai diagnostik. Dalam memonitor efek kemoterapi dengan petanda tumor, penurunan yang substansial sering dikorelasikan dengan respons pada terapi di mana peningkatan maupun penurunan dari kadar petanda tumor tersebut dihubungkan dengan progresivitas 18 J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014

3 dari penyakit. Peningkatan kadar CEA terus menerus secara tajam pada suatu terapi menunjukkan respons terapi yang tidak baik atau resisten maupun mengalami relaps. Sebaliknya, penurunan kadar serum menunjukkan respons yang baik. 8 Carcinoembryogenic antigen dapat mem berikan informasi prognostik pada KPKBSK, terutama pada adenokarsinoma paru. Penetapan kadar CEA pada saat menunjang diagnosis, dapat dipakai sebagai petunjuk menentukan prognosis kanker, makin tinggi kadar CEA makin jelek prognosisnya. Kadar CEA juga mempunyai korelasi dengan stadium kanker, makin lanjut stadiumnya makin tinggi kadar CEA pada saat diagnosis. 6 Petanda tumor dapat digunakan untuk evaluasi pascabedah, efektivitas pengobatan dan deteksi kekambuhan kanker paru. Peningkatan petanda tumor akibat terjadi kerusakan jaringan normal dan tumor, tetapi beberapa waktu kemudian terjadi penurunan tergantung dari waktu paruhnya dan sisa tumor setelah operasi. Penurunan CEA terjadi lebih lambat dari petanda tumor lain (waktu paruhnya 1-4 hari). Bila tidak terdapat gangguan ginjal dan hati yang dapat memperpanjang waktu paruh petanda tumor maka bersihan petanda tumor menjadi lebih lambat atau peningkatan nilai petanda tumor meng in dikasikan terdapatnya sisa sel tumor dan memprediksikan kekambuhan dini. 9 Dari beberapa penelitian yang telah ada, pengu kuran berkala kadar CEA bermanfaat dalam meman tau respons pengobatan dan sebagai diagnosis awal terjadinya kekambuhan. Tujuan penelitian ini untuk melihat kadar CEA pada penderita Kanker Paru Kar - sinoma Bukan Sel Kecil di RS. H. Adam Malik Medan. METODE Penelitian ini merupakan studi deskriptif tentang karakteristik kadar Carcinoembriogenic Antigen (CEA) pada penderita kanker paru karsinoma paru bukan sel kecil dengan pendekatan retrospektif dengan data diambil dari data sekunder (rekam medis). Penelitian dilakukan di RSUP H. Adam Malik Medan selama 4 bulan. Data diambil secara retrospektif melalui rekam medis RSUP H. Adam Malik mulai dari Januari Mei Subjek penelitian diambil dengan cara consequitive sampling yaitu setiap penderita yang memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian dengan kriteria inklusi yaitu penderita laki-laki dan perempuan yang sudah didiagnosis secara definitif sebagai kanker paru (sitologi/histopatologi) dan kriteria eksklusi penderita diagnosis tumor mediastinum dan tumor paru metastasis. HASIL Data seluruh penderita karsinoma paru kanker paru bukan sel kecil di RSUP H. Adam Malik Medan mulai Januari 2010 Mei 2012 yang terkumpul sebanyak 167 sampel akan dijabarkan di bawah ini. Pada tahun 2010 sekitar 49 orang (29,9%), 2011 sekitar 74 orang (44,3%) dan pada tahun Mei 2012 sekitar 44 orang (26,3%). Karakteristik demografi pasien ditampilkan pada Tabel 1. Kelompok umur yang paling banyak dijumpai pada umur tahun sebanyak 64 penderita (38,32%), setiap tahunnya jenis kelamin laki-laki lebih banyak dijumpai sebesar 143 (85,62%), sedangkan perempuan 24 penderita (14,37%). Suku paling banyak ditemukan suku Batak dijumpai sekitar 82 penderita (49,1%). Pekerjaan petani yang umum sebanyak 62 penderita (37,12%). Faktor risiko utama dijumpai perokok aktif sekitar 151 penderita (90,41%). Keluhan respirasi yang paling banyak ditemukan, yaitu sesak napas 73 penderita (43,71%). Gambar 1 menunjukkan temuan yang paling banyak, yaitu adenokarsinoma sekitar 95 penderita (56,8%), skuamous sel pada 62 penderita (37,12%) dan Large cell sekitar 10 penderita (5,98%). Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa setiap tahun stadium lanjut merupakan frekuensi stadium yang terbanyak dan selama periode 3 tahun stadium lanjut dijumpai sebesar 56 penderita (33,53%) yang terdiri dari stadium IV sebesar 46 penderita (27,54%). Sementara itu, stadium dini sebesar 1 penderita pada stadium IB (0,59%). Pada Tabel 2 di atas menunjukkan petanda tumor CEA dalam darah yang tinggi pada penderita KPKBSK sekitar 106 penderita (63,4%) dan kadar CEA normal sekitar 61 orang (36,52%). J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari

4 Tabel. 1 Karakteristik sosio-demografi kanker paru karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) Januari tahun 2010 Mei TAHUN N (%) N (%) N (%) Umur (0) 0(0) 0(0) (2,04) 1 (2,04) 0 (0) (4,08) 3 ( 4,05) 2 (4,54) (24,5) 15 (20,3) 9 (20,5) (36,7) 26 (35,13) 20 (45,5) >60 16 (32,65) 29 (39,2) 13 (29,54) Jenis Kelamin Laki-Laki 42 (85,7) 59 (79,7) 42 (95,5) Perempuan 7 (14,3) 15 (20,3) 2 (4,6) Suku Bangsa Batak 21 (42,9) 41 (55,4) 20 (45,5) Jawa 10 (20,4) 14 (18,9) 5 (11,4) Melayu 7 (14,3) 10 (13,51) 6 (13,63) Minang 1 (2,04) 2 (2,7) 1 (2,3) Aceh 5 (10,20) 7 ( 9,46) 3 (6,8) Karo 1 (2,04) 0 (0) 6 (13,6) Mandailing 0 (0) 0 (0) 3 (6,8) Tionghoa 2 (4,08) 0 (0) 0 (0) dll 2 (4,08) 0 (0) 0 (0) Pekerjaan Petani 19 (38,8) 23 (31,08) 20 (45,5) PNS (pegawai negeri sipil) 7 (14,3) 7 (9,5) 3 (6,8) Wiraswasta 8 (16,3) 29 (39,2) 15 (34,09) IRT (ibu rumah tangga) 5 (10,2) 10 (13,5) 0 (0) Nelayan 2 (4,08) 3 (4,05) 3 (6,8) Supir 2 (4,08) 2 (2,7) 3 (6,8) Dll 6 (12,24) 0 (0) 0 (0) Status merokok Perokok aktif 42 (85,7) 66 (89,1 43 (97,7) Tidak merokok 7(14,3) 8 (10,81) 1 (2,27) Keluhan Utama Sesak napas 26 (53,6) 31 (41,89) 16 (36,4) Batuk darah 2 (4,08) 5 (6,75 ) 25 (56,8) Batuk 5 (10,2) 3 (4,05) 1(2,3) Nyeri dada 16 (32,6) 35 (47,3) 2 (4,54) Tabel 2. Kadar CEA dalam darah pada penderita KPKBSK. TAHUN CEA n (%) n(%) n(%) (36,7) 35 (47,29) 10 (22,7) > 3 31 (63,2) 39 (52,70) 34 (77,3) Dari tabel di atas diperoleh rerata kadar CEA pada kelompok adenokarsinoma adalah 18,6 pada kelompok sel skuamous adalah 24,5 dan pada kelompok large cell adalah 26,2. Dengan uji Kruskal- Wallis diperoleh nilai p = 0,061. Oleh karena nilai p > 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan bermakna kadar CEA pada ketiga kelompok. PEMBAHASAN Sampel penelitian ini sebanyak 167 sampel, yaitu data penderita kanker paru yang telah didiagnosis secara defi nitif (sitologi/histopatologi) yang dirawat RSUP H. Adam Malik Medan dari Januari 2010 sampai dengan Mei Berdasarkan jenis kelamin penderita terbanyak dijumpai laki-laki 143 penderita (85,62%) sedangkan perempuan 20 J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014

5 sekitar 24 penderita (14,37%). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Marlen dkk. 10 di RS Persahabatan tahun 2009, juga didapatkan penderita kanker paru terbanyak pada laki-laki, yaitu 69,8%. 10 Penelitian yang dilakukan oleh Kasuma 11 tahun 2011 tentang penilaian visualisasi pemeriksaan bronkoskopi serat optik lentur dengan konfirmasi pemeriksaan sitologi bronkus dalam menegakkan diagnosis kanker paru di RSUP H. Adam Malik Medan, dijumpai penderita kanker paru paling banyak pada laki-laki yaitu 83,43%. 11 Pada penelitian ini sejak tahun pada kelompok umur tahun sebanyak 64 penderita (38,32%) dan diikuti tahun 36 penderita (21,55%), sedangkan yang terendah pada kelompok umur kurang dari tahun sebanyak 2 orang. Penelitian yang dilakukan oleh Mong dkk. 12, kanker paru dijumpai yang terbanyak pada usia di atas 70 tahun sebanyak 51,4%. 12 Pada penelitian ini juga ditemukan 2 orang (4,08%) berusia antara tahun. Hal ini terkait penelitian lain yang menyatakan di kalangan orang bukan perokok terutama perempuan, asap tembakau lingkungan (ETS) bertanggung jawab terhadap sekitar kematian karena kanker setiap tahunnya di Amerika Serikat. 13,14 Gambar 1. Sitologi / histopatologi pada KPKBSK. Gambar 2. Stadium pada KPKBSK. J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari

6 Tabel 3. Nilai Kadar CEA berdasarkan jenis sitologi/histopatologi KPKBSK. Jenis sel N Median (Min-Maks) Mean (SD) P - Adenokarsinoma 95 3,8 ( 0,2 214,4 ) 18,6 (38,3) 0,061 - Sel Skuamous 62 5,6 (0,1 261,4 ) 24,5 (52,9) - Large cell 10 14,1 (1,9 119,4 ) 26,2 (35,6) Uji Kruskal-Wallis Berdasarkan status merokok penderita dijumpai 90,41% perokok aktif dan 9,58% tidak pernah merokok, penderita perokok terbanyak ditemukan pada laki-laki, yaitu 85,62 % dan pada penderita yang tidak pernah merokok terbanyak dijumpai pada perempuan sekitar 14,37%. Pada penelitian secara epidemiologi menyatakan bahwa perokok merupakan penyebab utama kanker paru. Perokok 22 kali lebih sering meninggal karena kanker paru dibandingkan dengan orang bukan perokok. 15 Penelitian tentang rokok mengatakan bahwa lebih dari 63 jenis bahan yang dikandung asap rokok itu bersifat karsinogen. Secara epidemiologis juga terlihat kaitan kuat antara kebiasan merokok dengan insiden kanker paru, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa menghindarkan asap rokok adalah kunci keberhasilan pencegahan yang dapat dilakukan. Keterkaitan rokok dengan kasus kanker paru diperkuat dengan data bahwa risiko seorang perempuan perokok pasif akan terkena kanker paru lebih tinggi daripada mereka yang tidak terpajan kepada asap rokok. 16 Keluhan utama penderita ketika pertama sekali datang berobat ke RS H. Adam Malik adalah sesak napas, yaitu 73 orang (43,71%), nyeri dada sekitar 53 orang (31,73%), diikuti oleh batuk darah dan batuk. Penyebab sesak kemungkinan diakibatkan oleh tumor yang langsung menganggu sistem pernapasan atau komplikasi kanker paru (pneumonia obstruktif dan efusi pleura), pasca kemoterapi ataupun radioterapi, infeksi, serta penyakit komorbid seperti penyakit paru obstruktif kronik, gagal jantung, dan malnutrisi. Kecemasan dan takut mati akibat kanker seringkali secara subjektif menimbulkan gejala sesak pada pasien. 17 Berdasarkan jenis histopatologi didapati 99% KPKBSK, yaitu terdiri dari adenokarsinoma 95%, skuamous sel karsinoma 62 % dan karsinoma sel besar 5,98 %. Pada penelitian yang dilakukan RS Persahabatan dijumpai jenis adenokarsinoma meru pakan jenis yang terbanyak, yaitu 151 (90,4%) diikuti dengan karsinoma sel skuamosa 11 (6,6%). 17 Pada penelitian ini sebagian besar sudah berada pada tahap lanjut, yaitu stadium IIIB 27,54 %, IIIA 26,94% dan stadium IV 33,53%. Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan data epidemiologi RS Persahabatan tahun 2004, penderita terdiagnosis sudah ditetapkan stadium III dan IV yang awalnya didiagnosis sebagai stadium awal yang akhirnya terjadi perubahan peningkatan staging akibat perubahan dari status KGB dan ditemukannya nodul metastasis. 10 Hal ini, berbeda dengan penelitian oleh Marlen dkk. 10 didapatkan stadium terbanyak IIB 46,5% dan Mong 12 didapatkan stadium terbanyak I 58,8%. Kedua penelitian ini sangat berbeda dengan populasi umum karena biasanya sebagian besar kanker paru, ditemukan sudah dalam keadaan stadium lanjut ketika didiagnosis sebagai tumor paru begitu juga dengan hasil penelitian ini. 10,12 Pada penelitian ini, hasil dari petanda tumor CEA dalam serum berdasarkan jenis histopatologi (adenokarsinoma, sel skuamous, large cell) tidak menunjukkan perbedaan bermakna secara Kruskal- Wallis. Penelitian yang dilakukan oleh D. Moro dkk. di Prancis menemukan 105 penderita kanker paru kadar CEA meningkat lebih dari 5 ng/ml pada 38% dan SCC lebih dari 2 ng/ml sekitar 27%. Kadar CYFRA 21-1 dijumpai meningkat sekitar lebih dari 3,3 ng/ml pada sekitar 36% penderita. Pada penderita yang dijumpai kadar CEA dan CYFRA 21-1 yang sangat meningkat mempunyai angka tahan hidup 22 J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014

7 lebih pendek dari pada dengan kadar yang normal. 18 Ragab dkk. 19 dalam penelitiannya menunjukkan data bahwa kadar CEA dan β 2-microglobulin meningkat pada pasien karsinoma bronkogenik bila dibandingkan dengan kontrol. Nilai CEA menunjukkan peningkatan yang signifikan pada pasien yang memiliki efusi pleura. Nilai CEA juga meningkat secara signifikan pada kanker paru stadium IV dibandingkan stadium III. Serum CEA menurun secara signifikan dalam respon pengobatan. 19 Konsentrasi CEA sering tinggi dijumpai pada adenokarsinoma dan kanker paru sel besar tetapi pening katan konsentrasi CEA juga ditemukan pada berbagai tumor jinak maupun ganas dan sedikit peningkatan CEA dijumpai pada perokok. Carcinoembryogenic antigen ini mempunyai peran dalam diagnosis banding KPKBSK jika dikombinasikan dengan CYFRA 21 1 terutama pada adenokarsinoma paru. Penelitian oleh Wang dkk. 20 menyimpulkan bahwa pemeriksaan petanda tumor kombinasi CEA, CA19-9, NSE dan CYFRA 21-1 dapat meningkatkan sensitivitas dan spesifisitas dalam mendignosis kanker paru, terutama pada deteksi dini kanker paru. 20 Pada beberapa penelitian yang telah ada, pemeriksaan CEA lebih bermanfaat dalam meng - evaluasi terapi dibandingkan digunakan sebagai diagnostik. Penelitian oleh Vincent dkk. 21 pada 228 pasien dengan kanker paru, menemukan penurunan konsentrasi CEA dalam plasma pasien sebagai respons dari kemoterapi dan radioterapi. 21 Demikian pula penelitian Arzonni A dkk. 22 menunjukkan penurunan kadar CEA dan Cyfra 21-1 sebanyak 20% dari baseline setelah penderita mendapatkan 2 siklus kemoterapi. Carcinoembryogenic antigen dibandingkan dengan CYFRA 21-1, CYFRA 21-1 memiliki sensitivitas 81% dan CEA 55%. 22 Pada penelitian Gropp C. dkk. dilakukan pemeriksaan serial CEA dan Ferritin pada pasien kanker paru selama dilakukan radioterapi dan kemoterapi dengan hasil peningkatan nilai CEA ditemukan pada 47% dimana sebagian besar pasien yang memiliki kadar CEA tinggi adalah pasien yang mengalami metastasis. Hasil penelitian menunjukkan penurunan serial dari kadar CEA serum menunjukkan respon kemoterapi atau radioterapi yang baik, dan peningkatan dari serial kadar CEA menunjukkan progresivitas dari penyebaran tumor serta pen derita yang tidak respon dengan kemoterapi atau radioterapi menunjukkan kadar CEA yang meningkat. 23 Hal ini menunjukkan CEA memiliki peranan dalam monitoring terapi kanker paru. Carcinoembryogenic antigen dapat memberikan informasi nilai prognostik pada KPKBSK terutama pada adenokarsinoma paru. Pengukuran CEA pada pasien dengan kanker paru pada penelitian Dent dkk. 24, menunjukkan peningkatan kadar CEA serum berhubungan dengan prognosis yang buruk, sehingga penilaian CEA ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan tambahan untuk menunjukkan prognosis pasien kanker paru. 24 Carcinoembryogenic antigen merupakan salah satu petanda tumor terbaik yang dapat men detek si kekambuhan terutama pada kanker jenis adenokarsinoma. Petanda tumor yang lain seperti NSE dan progrp juga dapat menilai kekambuhan pada KPKSK dengan angka sensitivitas dari masing-masing tumor marker tersebut adalah ProGRP 67%, CEA 38% dan NSE 20%. 25 KESIMPULAN Jenis sitologi / histopatologi ditemukan paling banyak yaitu adenokarsinoma dibandingkan dengan sel skuamous dan large cell. Kadar CEA serum di atas 3 ng/ml ditemukan pada 63,4% penderita KPKBSK. Hasil penelitian ini tidak terdapat perbedaan bermakna kadar CEA pada ketiga kelompok. DAFTAR PUSTAKA 1. Jusuf A, Syahruddin E, Hudoyo A. Kemoterapi Kanker Paru. J Respir Indo ; 29: Josen K, Siegel R, Kamp D. Incidence and Epidemiology. In Weitberg AB. Cancer of the Lung From Melocular Biology to Treatment Guidelines. New Jersey. Humana Press; 2002.p J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari

8 3. Deaen W.Tumor Paru di Daerah Toraks. In: Tiehua R, Yixin Z, Zongyuan Z, Jingqing L, Yilong W, Zhuming G. Buku Ajar Onkologi Klinis. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2008.p Bremnes RM, Sundstorm S, Aasebo U, Kaasa S, Hatlevoll R, Aamdal S; Norweigian Lung Cancer Study Group. The Value of Prognostic Factors in Small Cell Lung Cancer: Results from a Randomised Multicenter Study with Minimum 5 year Follow-up. Lung Cancer. 2003; 39: Ferrigno D, Buccheri G, Biggi A. Serum Tumour Markers in Lung Cancer: History, Biology and Clinical Applications. Eur J Respir : Bhatt AN, Mathur R, Farooque A, Verma A, Dwarakanath BS. Cancer Biomarkers-Current Per spectives. Indian J Med Res. 2010;132: Molina R, Filella X, Auge JM. Tumour Markers in Lung Cancer. European Oncological Disease. 2006: Maghadam AF and Stieber P. Sensible use of tumor markers. 2nd ed. Basel, Jurgen-Hartmann Verlagg p Ebert W, Dienemann H, Moghadam AF, Scheulen M, Konietzko N, Schleich T, Bombardieri E. Cytokeratin 19 Fragment CYFRA 21-1 Compared with Carcinoembryonic Antigen, Squamous Cell Carcinoma Antigen and Neuron Specific Enolase in Lung Cancer. Result of an International Multicentre Study. Eur J Clin. Chem 1994;32: Syahruddin E, Marleen FS. Hodoyo A. Endarjo S. Ekspresi Protein Bcl-2 Pada Sediaan Blok Parafi n Jaringan Kanker Paru. J Respir Indo. 2009:29: Kasuma D. Penilaian Visualisasi Pemeriksaan Bronkoskopi Serat Optik lentur Dengan Konfirmasi Pemeriksaan Sitologi Bronkus Dalam Menegakkan Diagnosis Kanker Paru. Tesis Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK USU. Medan; Mong C, Goron EB, Fuller C. High Prevalence of Lung Cancer in Surgical Cohort of Lung Cancer Patients a Decade After Smoking Cessation. Journal of Cardiothoracic surgery. 2011;6: Alberg AJ, Ford JG, Samet JM. Epidemiology Of Lung Cancer: ACCP Evidence-Based Clinical Practice Guidelines (2 nd Edition). Chest. 2007; 132:29S-55S. 14. Thomas L, Doyle LA, Edelman MJ. Emerging Differences in Epidemiology, Biology, and Therapy. Chest. 2005;128: Margono BP. Kanker paru. In Wibisono MJ, Winariani, Hariadi S ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru Departemen Ilmu Penyakit Paru UNAIR-RSUD Dr. Soetomo 2010;p Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Kanker Paru (Kanker Paru Jenis Karsinoma Bukan Sel Kecil). Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PT. Metro Offset Printing ; 2011: p Syahruddin E, Pratama A, Arief N. A Retrospective Study : Clinical and Diagnostic Characteristics in Advanced Stage of Lung Cancer Patients with Pleural Effussion in Persahabatan Hospital J Respir Indo. 2010;30: Schalhorn A, Fuerst H, Stieber P. Tumor markers in lung cancer. J Lab Med. 2001; 25: Ragab H, Maksoud NAE, Essam T. The Impact of Use Serum Carcinoembryonic Antigen and Beta 2-microglobulin in Monitoring Bronchogenic Carcinoma Therapy. JGEB. 2007;5: Wang WJ, Tao Z, Sun LH. Clinical Observations on the Association Between Diagnosis of Lung Cancer and Serum Tumor Markers in Combination. Asian Pac J Cancer Prev. 14(7), Vincent RG, Chu TM, Fergen TB, Ostrander M. Carcinoembryonic Antigen in 228 Patients with Carcinoma of the Lung. Cancer : Ardizzoni A, Cafferata M.A, Tiseo M, Filiberti R, Marroni P, Grossi F, Paganuzzi M. Decline in Serum Carcinoembryonic Antigen and Cytokeratin 19 Fragment During Chemotherapy Predicts 24 J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari 2014

9 Objective Response and Survival in Patients with Advanced Nonsmall Cell Lung Cancer. Cancer. 2006; 107: Gropp C, Havemann K, Lehmann FG. Carcinoembryonic Antigen and Ferritin in Patients with Lung Cancer Before and During Therapy.Cancer. 1978; 42: Dent PB, McCulloh PB, James OW, Mac Laren R, Muirhead W, Dunnet CW. Mea surement of Carcinoembryonic Antigen in Patients with Bronchogenic Carcinoma. Cancer. 1978; 42: Booth CM, Shepherd F. Adjucant Chemotherapy for Resected Non-Small Cell Lung Cancer. J Thoracic Oncol. 2006;1: J Respir Indo Vol. 34 No. 1 Januari

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2010 ABSTRAK ANGKA KEJADIAN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2009 31 DESEMBER 2010 Stevanus, 2011; Pembimbing I : dr. Hartini Tiono, M.Kes. Pembimbing II : dr. Sri Nadya J Saanin,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Karsinoma serviks uteri merupakan masalah penting dalam onkologi ginekologi di Indonesia. Penyakit ini merupakan tumor ganas yang paling banyak dijumpai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru masih merupakan masalah kesehatan karena masih banyak menyebabkan kematian. Lebih dari satu juta orang per tahun di dunia meninggal karena kanker paru.

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT KANKER PARU PERIODE 1 JANUARI 2011 31 DESEMBER 2012 DI RS. IMMANUEL KOTA BANDUNG Dwirama Ivan Prakoso Rahmadi, 1110062 Pembimbing I : dr. Sri Nadya J Saanin, M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat.

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan. penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama masyarakat di dunia dan penyebab kematian nomor dua di Amerika Serikat. Data GLOBOCAN, International Agency for Research on

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker saat ini merupakan salah satu penyebab utama kematian di dunia. Di Indonesia, diantara berbagai jenis kanker, karsinoma paru merupakan keganasan kedua

Lebih terperinci

KADAR CARCINOEMBRIONIC ANTIGEN (CEA) PADA PASIEN KANKER PARU YANG MENDAPAT KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN

KADAR CARCINOEMBRIONIC ANTIGEN (CEA) PADA PASIEN KANKER PARU YANG MENDAPAT KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN T E S I S KADAR CARCINOEMBRIONIC ANTIGEN (CEA) PADA PASIEN KANKER PARU YANG MENDAPAT KEMOTERAPI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN ADE RAHMAINI NIM 097107005 PROGRAM MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru merupakan penyebab kematian terbanyak di dunia akibat kanker, baik pada pria maupun wanita di dunia. Di seluruh dunia, kematian akibat kanker paru sendiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari

BAB 1 PENDAHULUAN. napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah penyakit keganasan yang berasal dari sel epitel saluran napas bagian bawah (tumor primer) atau dapat berupa penyebaran tumor dari organ lain (tumor

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri

BAB 6 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri 78 BAB 6 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 45 penderita karsinoma epidermoid serviks uteri stadium lanjut yaitu stadium IIB dan IIIB. Pada penelitian dijumpai penderita dengan stadium IIIB adalah

Lebih terperinci

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang

PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang PETANDA TUMOR (Tumor marker) ELLYZA NASRUL Bagian Patologi Klinik FK Unand/RS.dr.M.Djamil Padang IMUNOLOGI TUMOR INNATE IMMUNITY CELLULAR HUMORAL PHAGOCYTES NK CELLS COMPLEMENT CYTOKINES PHAGOCYTOSIS

Lebih terperinci

PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH PERBEDAAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI PADA PASIEN DENGAN KARSINOMA KOLOREKTAL THE DIFFERENCE IN CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) LEVELS BEFORE AND AFTER THERAPY IN PATIENT

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER PARU DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011- DESEMBER 2011 Christone Yehezkiel P, 2013 Pembimbing I : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes. Pembimbing II :

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014 Ida Ayu Komang Trisna Bulan, 2015 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes., PA (K). Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak dari seluruh penderita kanker dan penyebab kematian keempat dari seluruh kematian pada pasien kanker di dunia.

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi dari organ tempat sel tersebut tumbuh. 1 Empat belas juta kasus baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah suatu keganasan yang terjadi karena adanya sel dalam tubuh yang berkembang secara tidak terkendali sehingga menyebabkan kerusakan bentuk dan fungsi dari

Lebih terperinci

POLA KLINIS KANKER PARU DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI JULI 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

POLA KLINIS KANKER PARU DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI JULI 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH POLA KLINIS KANKER PARU DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JULI 2013- JULI 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN Oleh: WULAN MELANI KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER NASOFARING DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2011 Oleh: WULAN MELANI 090100114 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012 HALAMAN PERSETUJUAN Proposal

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA CARCINOMA MAMMAE DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2012-DESEMBER 2013 Bram Adhitama, 2014 Pembimbing I : July Ivone, dr, MKK.MPd.Ked Pembimbing II : Cherry Azaria,dr.

Lebih terperinci

PERAN SEROLOGI PENANDA TUMOR pada KANKER PARU IRMAWANTY SETIAPUTRI RS PARU DR.H.A ROTINSULU 2016

PERAN SEROLOGI PENANDA TUMOR pada KANKER PARU IRMAWANTY SETIAPUTRI RS PARU DR.H.A ROTINSULU 2016 PERAN SEROLOGI PENANDA TUMOR pada KANKER PARU IRMAWANTY SETIAPUTRI RS PARU DR.H.A ROTINSULU 2016 Sero-Imunologi Bagian ilmu Imunologi yang mempelajari reaksi antigen-antibodi secara invitro Sehingga umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker paru adalah kanker yang paling sering didiagnosis di dunia dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Data kasus baru kanker paru di Amerika Serikat

Lebih terperinci

Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais

Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais Karakteristik dan ketahanan hidup pasien kanker paru dengan efusi pleura ganas di RS Dharmais 009-013 Characteristics and survival of lung cancer patients with malignant pleural effusion at Dharmais Hospital

Lebih terperinci

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014

ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak yang bercampur darah dan di batukkan dari saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian. nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker paru merupakan keganasan penyebab kematian nomer satu di dunia (Cancer Research UK, 2012). Mortalitas kanker ini tercatat sebesar 1.590.000 jiwa pada tahun 2012

Lebih terperinci

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

BAB 1 PENDAHULUAN. ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru. kanker, 17.8% dari kematian karena kanker). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker paru merupakan kasus keganasan yang paling sering ditemukan di seluruh dunia dewasa ini (12.6% dari seluruh kasus baru kanker, 17.8% dari kematian karena kanker).

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Jennifer Christy Kurniawan, 1210134 Pembimbing I : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.Kes.,

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

Diponegoro No. 1, Pekanbaru,

Diponegoro No. 1, Pekanbaru, ANGKA KETAHANAN HIDUP SATU TAHUN PENDERITA KANKER PARU DI RUANG RAWAT INAP PARU RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE MARET 2010 MARET 2011 Silvi Zuelmi 1), Adrianison 2), Wiwit Ade Fidiawati 3) ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling. mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan keganasan yang paling mematikan di bidang ginekologi. Setiap tahunnya 200.000 wanita didiagnosa dengan kanker ovarium di seluruh dunia dan 125.000

Lebih terperinci

Penatalaksanaan Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Selama 5 Tahun (1 Januari 1996 s.d.

Penatalaksanaan Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Selama 5 Tahun (1 Januari 1996 s.d. Penatalaksanaan Kanker Serviks di RSUP H. Adam Malik dan RSUD Dr. Pirngadi Medan Selama 5 Tahun (1 Januari 1996 s.d. 31 Desember 2000) M. Fauzi Sahil, Deri Edianto Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU/RSU

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014 Oleh: VINOTH VISWASNATHAN 110100518 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

The Role of Thoracic Surgery in Lung Cancer Management at Dr.H.A.Rotinsulu Lung Hospital Bandung

The Role of Thoracic Surgery in Lung Cancer Management at Dr.H.A.Rotinsulu Lung Hospital Bandung The Role of Thoracic Surgery in Lung Cancer Management at Dr.H.A.Rotinsulu Lung Hospital Bandung ACHMAD PETER SYARIEF Thoracic Surgery Department - Dr.H.A.Rotinsulu Lung Hospital Bandung World Cancer Day

Lebih terperinci

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Paru yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015

Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Paru yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Kanker Paru yang Menjalani Kemoterapi di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 Oleh: Kristian Gerry Raymond Sinarta Bangun 120100203 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 ABSTRAK PREVALENSI KANKER PAYUDARA DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN, BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2009 Ervina, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone, MKK, Mpd Ked Pembimbing II : dr. Sri Nadya Saanin M.Kes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker atau karsinoma merupakan istilah untuk pertumbuhan sel abnormal dengan kecepatan pertumbuhan melebihi normal dan tidak terkontrol. (World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker kolorektal merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas diseluruh dunia. Keganasan ini berkontribusi terhadap 9% seluruh kanker di dunia (World

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. berdampak pula pada peningkatan angka kematian dan kecacatan. World Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti kardiovaskular, stroke, kanker, diabetes mellitus, penyakit paru kronik obstruktif di banyak negara, terutama di negara berkembang

Lebih terperinci

KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono

KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA. Oleh. Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono KANKER PARU MERUPAKAN FAKTOR RISIKO TERJADINYA EFUSI PLEURA DI RUMAH SAKIT Dr. MOEWARDI SURAKARTA Oleh Agus Suprijono, Chodidjah, Agung Tri Cahyono ABSTRAK Insiden kanker paru meningkat di seluruh dunia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Al Baqarah ayat 233: Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Payudara merupakan salah satu bagian tubuh wanita yang memiliki kedudukan istimewa baik secara lahir dan batin. Selain memiliki nilai estetika, bagian tubuh

Lebih terperinci

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta

Kata kunci : asap rokok, batuk kronik, anak, dokter praktek swasta ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN ANGKA KEJADIAN BATUK KRONIK PADA ANAK YANG BEROBAT KE SEORANG DOKTER PRAKTEK SWASTA PERIODE SEPTEMBER OKTOBER 2011 Devlin Alfiana, 2011. Pembimbing I :

Lebih terperinci

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9 Kanker Paru-Paru Kanker paru-paru merupakan kanker pembunuh nomor satu di Hong Kong. Ada lebih dari 4.000 kasus baru kanker paru-paru dan sekitar 3.600 kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini setiap

Lebih terperinci

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011

Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode 1 Januari Desember 2011 Gambaran Karakteristik Penderita Rawat Inap Karsinoma Serviks di RSUD Karawang Periode Januari 0 3 Desember 0 Eveline Febrina, Dani.Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung. Bagian Ilmu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang. menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Virus Epstein-Barr (EBV) adalah virus yang menginfeksi lebih dari 90% populasi di dunia, baik yang diikuti dengan timbulnya gejala ataupun tidak. WHO-IARC menggolongkan

Lebih terperinci

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012

ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 ABSTRAK KARAKTERISTIK PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2012 Christine Nathalia, 2015; Pembimbing : Dani, dr., M.Kes. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

Lebih terperinci

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009

ABSTRAK. Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 ABSTRAK Angka Kejadian Karsinoma Mammae di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode Januari 2007 Desember 2009 Fifi, 2010. Pembimbing I: Laella Kinghua Liana, dr., Sp.PA, M.Kes Pembimbing II: Evi Yuniawati,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma laring adalah keganasan pada laring yang berasal dari sel epitel laring. Lebih dari 90% penderita karsinoma laring memiliki gambaran histopatologi karsinoma

Lebih terperinci

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014

ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 ABSTRAK INSIDENSI DAN GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP DR HASAN SADIKIN BANDUNG TAHUN 2014 Gizella Amanagapa, 2015 Pembimbing : Dr. Hana Ratnawati, dr., M.kes., PA(K) Dr. Teresa L.W., S.Si., M.kes.,

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal 66 BAB 5 HASIL PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di Bagian/SMF Obstetri Ginekologi dan poliklinik/bangsal Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro/RS dr. Kariadi Semarang sejak bulan Juli

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013 ABSTRAK GAMBARAN KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT PIRNGADI MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2012-31 DESEMBER 2013 Indra Josua M. Tambunan, 2014 Pembimbing : Dr. Iwan Budiman, dr, MS, MM, M.Kes, AIF.. Kanker serviks

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi.

ABSTRAK. Kata kunci : karsinoma sel skuamosa, rongga mulut, prevalensi. ABSTRAK Karsinoma sel skuamosa rongga mulut merupakan karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng dan menunjukkan gambaran morfologi yang sama dengan karsinoma sel skuamosa di bagian tubuh lain.

Lebih terperinci

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN

GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN GAMBARAN KANKER PAYUDARA BERDASARKAN STADIUM DAN KLASIFIKASI HISTOPATOLOGI DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012-2013 Oleh : IKKE PRIHATANTI 110100013 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN Akurasi Transbronchial Needle Aspiration dalam tindakan Bronkoskopi dengan dalam membantu menegakkan stadium kanker paru di Rumah Sakit Umum Pusat Haji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nyeri merupakan pengalaman sensoris atau emosional yang berhubungan dengan kerusakan jaringan ( Davis dan Walsh, 2004). Nyeri merupakan salah satu gejala

Lebih terperinci

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes

ABSTRAK. Wilianto, 2010 Pembimbing I :dr. July Ivone.,M.K.K.,M.Pd.Ked Pembimbing II :dr. Sri Nadya S., M.Kes ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA PROSTAT BERDASARKAN UMUR, KADAR PSA,DIAGNOSIS AWAL, DAN GAMBARAN HISTOPATOLOGI DI RUMAH IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI 2007-31 DESEMBER 2009 Wilianto, 2010 Pembimbing I

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011

ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 ABSTRAK GAMBARAN PENYAKIT KANKER OVARIUM DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI 2011-DESEMBER 2011 Adindha, 2012; Pembimbing I : Laella K. Liana, dr., Sp. PA., M. Kes. Pembimbing II : Rimonta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat, baik di dunia maupun di Indonesia (Anonim, 2008b). Di dunia, 12%

Lebih terperinci

KANKER PARU. MEILINA Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P

KANKER PARU. MEILINA Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P KANKER PARU MEILINA 02-086 Pembimbing : dr. Johanes R.S Sp.P DEFINISI KANKER PARU Semua penyakit keganasan di paru, mencakup baik yang berasal dari paru sendiri maupun dari luar paru Kanker paru primer

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 20 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM Jakarta periode tahun 2004. Data yang didapatkan adalah sebanyak

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009

ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009 ABSTRAK PREVALENSI KARSINOMA SERVIKS DI RUMAH SAKIT HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2009 Pitaria Rebecca, 2011 Pembimbing I : dr. July Ivone., MKK., M.Pd.Ked. Pembimbing II: dr. Sri Nadya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker yang menyerang wanita di dunia dan

Lebih terperinci

GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING TAHUN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. Oleh : FATHIMAH NURUL WAFA

GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING TAHUN DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN. Oleh : FATHIMAH NURUL WAFA GAMBARAN HISTOPATOLOGI PADA PASIEN KARSINOMA NASOFARING TAHUN 2012-2014 DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN Oleh : FATHIMAH NURUL WAFA 120100414 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 GAMBARAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan 63% penyebab kematian di seluruh dunia dengan membunuh 36 juta jiwa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri,

Lebih terperinci

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah.

Kata kunci: kanker kolorektal, jenis kelamin, usia, lokasi kanker kolorektal, gejala klinis, tipe histopatologi, RSUP Sanglah. ABSTRAK KARAKTERISTIK KLINIKOPATOLOGI KANKER KOLOREKTAL PADA TAHUN 2011 2015 BERDASARKAN DATA HISTOPATOLOGI DI LABORATORIUM PATOLOGI ANATOMI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT (RSUP) SANGLAH DENPASAR BALI Kanker kolorektal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang. mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker Ovarium Epitel (KEO) merupakan kanker ginekologi yang mematikan. Dari seluruh kanker ovarium, secara histopatologi dijumpai 85-90% adalah kanker ovarium epitel.

Lebih terperinci

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010

ABSTRACT. CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY DECEMBER 2010 ABSTRACT CHARACTERISTICS OF CERVICAL CARCINOMA AT HASAN SADIKIN HOSPITAL BANDUNG in 1 JANUARY 2010-31 DECEMBER 2010 Fadhli Firman Fauzi, 2012 Tutor I : dr. Rimonta Gunanegara, Sp.OG Tutor II : dr. Sri

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 Kanker kepala dan leher adalah kanker tersering ke lima di dunia. Banyak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menginvasi jaringan sekitar serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain. 21,22,23 Kanker

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menginvasi jaringan sekitar serta dapat menyebar ke bagian tubuh lain. 21,22,23 Kanker BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. KANKER PARU Tumor adalah hasil perkembangbiakan suatu sel tubuh yang tidak terkontrol, yang mana dalam keadaan normal perkembangbiakan sel hanya akan terjadi apabila dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS) mengartikan Penyakit Paru Obstruktif Kronik disingkat PPOK sebagai penyakit yang ditandai dengan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes. ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2015 Annisa Nurhidayati, 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : July Ivone, dr.,mkk.,m.pd.ked. : Triswaty

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang dijumpai hampir 30% dari semua kanker pada organ reproduksi. Diantara kanker yang ditemukan pada perempuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat di Indonesia, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita

BAB I PENDAHULUAN. dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling sering ditemui dikalangan wanita sedunia, meliputi 16% dari semua jenis kanker yang diderita oleh kaum wanita dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular (noncommunicable BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan berubahnya tingkat kesejahteraan, pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang semula

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kedokteran FK Universitas Udayana. 3. Dr. dr. I. W. P. Sutirta Yasa, M.Si, ketua blok Elective Study serta dr.

KATA PENGANTAR. Kedokteran FK Universitas Udayana. 3. Dr. dr. I. W. P. Sutirta Yasa, M.Si, ketua blok Elective Study serta dr. KATA PENGANTAR Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas karunia-nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker

BAB I PENDAHULUAN. dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker payudara merupakan salah satu masalah kesehatan penting di dunia, dimana saat ini merupakan peringkat kedua penyakit kanker setelah kanker paru-paru

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Ilmu Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian pada wanita setelah kanker payudara. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks uteri merupakan salah satu masalah penting pada wanita di dunia. Karsinoma serviks uteri adalah keganasan kedua yang paling sering terjadi dan merupakan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014 Michelle Angel Winata, 2016. Pembimbing I : July Ivone, dr.,mkk., MPd. Ked

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan

I. PENDAHULUAN. sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembesaran kelenjar (nodul) tiroid atau struma, sering dihadapi dengan sikap yang biasa saja oleh penderita, oleh karena tidak memberikan keluhan yang begitu berarti

Lebih terperinci

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini

ABSTRAK. Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini ABSTRAK Gambaran Riwayat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Pasien Kanker Payudara Sebagai Langkah Deteksi Dini Stephen Iskandar, 2010; Pembimbing pertama : Freddy T. Andries,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR CA-125 DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR CA-125 DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN i SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KADAR CA-125 DENGAN JENIS HISTOPATOLOGI TUMOR EPITEL GANAS OVARIUM DI RUMAH SAKIT H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2013 2015 Oleh : FAJRINA KARTIKA AYU RAHARJO 130100193 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016 Prevalensi kanker kepala dan leher (KKL) di Indonesia cukup tinggi. Kanker kepala dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyebab kematian ketiga di dunia setelah penyakit kardiovaskular dan infeksi (Hauptman, et.al., 2013). Berdasarkan Global Health Estimates, WHO 2013

Lebih terperinci

TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012

TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 TUMOR KEPALA LEHER DI POLIKLINIK THT-KL RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI 2010 DESEMBER 2012 1 Taruli Hutauruk 2 Olivia Pelealu 3 Ora I. Palandeng Kandidat Fakultas Kedokteran Unsrat Bagian

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2010 ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA KANKER SERVIKS DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI 2009- DESEMBER 2010 Ardi P. U. Megaputra, 2011 Pembimbing I : dr Rimonta Gunanegara.,SpOG Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang

BAB 1 PENDAHULUAN. udara ekspirasi yang bervariasi (GINA, 2016). Proses inflamasi kronis yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asma merupakan penyakit heterogen dengan karakteristik adanya inflamasi saluran napas kronis. Penyakit ini ditandai dengan riwayat gejala saluran napas berupa wheezing,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. lapisan, yaitu pleura viseral dan pleura parietal. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. lapisan, yaitu pleura viseral dan pleura parietal. Kedua lapisan ini dipisahkan oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pleura merupakan selapis membran jaringan fibrosa yang halus, basah dan semi transparan yang terdiri dari selapis epitel skuamosa. Pleura terdiri dari 2 lapisan, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah.

BAB I PENDAHULUAN. ganas hidung dan sinus paranasal (18 %), laring (16%), dan tumor ganas. rongga mulut, tonsil, hipofaring dalam persentase rendah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karsinoma merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang terbanyak ditemukan di Indonesia. Hampir 60 % tumor ganas kepala dan leher merupakan karsinoma nasofaring,

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2 : Penjelasan Mengenai Penelitian PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN: SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN CEA CAIRAN PLEURA DALAM DIAGNOSIS EFUSI PLEURA GANAS KARENA KANKER PARU Bapak/Ibu/Saudara/I

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari

BAB I PENDAHULUAN. kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insiden karsinoma kolorektal masih cukup tinggi, demikian juga angka kematiannya. Karsinoma kolorektal merupakan penyebab kematian nomor 4 dari kematian karena kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. keganasan yang berasal dari sel epitel yang melapisi daerah nasofaring (bagian. atas tenggorok di belakang hidung) (KPKN, 2015). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker masih menjadi masalah serius bagi dunia kesehatan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya morbiditas dan mortalitas akibat kanker di seluruh dunia. Terdapat 14

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan terdapat kasus baru kanker ovarium dan kasus meninggal BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kanker ovarium merupakan penyebab kematian ketujuh pada wanita di dunia. Diperkirakan terdapat 239.000 kasus baru kanker ovarium dan 152.000 kasus meninggal dunia

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006

ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006 ABSTRAK PREVALENSI HIPERPLASIA PROSTAT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2004 DESEMBER 2006 Mayasari Indrajaya, 2007. Pembimbing : Penny Setyawati M.,dr.,Sp.PK.,M.Kes. Benign Prostatic Hyperplasia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum merupakan penyakit yang mengerikan. Banyak orang yang merasa putus harapan dengan kehidupannya setelah terdiagnosis

Lebih terperinci

Definisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura.

Definisi. Mesothelioma adalah keganasan yang berasal dari sel mesotel yang terletak di rongga pleura. Mesothelioma Pendahuluan Mesothelioma berhubungan erat dengan paparan asbes. Mesothelioma merupakan kasus yang jarang. Individu yg mempunyai riwayat paparan dengan asbes mempunyai resiko lebih besar menderita

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG TAHUN 2010 JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi tugas dan melengkapi persyaratan dalam menempuh Program Pendidikan Sarjana

Lebih terperinci