PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA
|
|
- Liana Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROGAM KREATIVITAS MAHASISWA EFEKTIVITAS PEMBERIAN TERAPI BRAIN GYM DAN REMINISCENCE THERAPY TERHADAP OPTIMALISASI FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN Diusulkan Oleh: Ika Nur Ramadhani ( ) Imroatul Mafruhah ( ) Elok Chintya Janise ( ) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA 2016
2 HALAMAN PENGESAHAN 1. Judul Kegiatan : Efektivitas Pemberian Terapi Brain Gym dan Reminiscence Therapy terhadap Optimalisasi Fungsi Kognitif pada Lansia 2. Bidang Kegiatan : PKM-P 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Ika Nur Ramadhani b. NIM : c. Jurusan : S1 Keperawatan d. Universitas : Muhammadiyah Surabaya e. Alamat Rumah dan Telp/HP : Ds. Pohwates, Kepohbaru, Bojonegoro f. Alamat ika.nurramadhani12@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 2 orang 5. Dosen Pendamping a. NamaLengkap dan Gelar : Aries Chandra Anindhita, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. An NIDN : b. Jurusan/Fakultas : Sarjana Keperawatan/Ilmu Kesehatan c. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Muhammadiyah Surabaya d. Alamat Rumah/Telepon : Jln. Panjang Jiwo SDI/61-G Surabaya 6. Biaya Kegiatan Total : Rp , 00 a. Dikti : Rp , 00 b. Sumber lain : Rp - 7. JangkaWaktu Pelaksanaan : 2 bulan Menyetujui Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Surabaya, 20 Agustus 2016 Ketua Pelaksana Kegiatan (Nur Mukkaromah, SKM, M. Kes) (Ika Nur Ramadhani) NIDN NIM Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pembimbing (Dr. A Aziz Alimul H, S. Kep., M. Kes.) NIDN (Aries Chandra Anindhita S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An) NIDN ii
3 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii DAFTAR ISI... iii RINGKASAN... iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Luaran yang Diharapkan Kegunaan... 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 3 BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM Waktu dan Tempat Metode Penelitian Parameter Pengamatan... 6 BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN Anggran Biaya Jadwal Kegiatan... 8 Daftar Pustaka... 9 Lampiran-lampiran Lampiran 1. Biodata Kelompok dan Dosen Pembimbing Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Dana Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Peneliti iii
4 RINGKASAN Semakin tinggi angka prevalensi usia lanjut, maka jumlah lansia yang mengalami penurunan fungsi kognitif juga akan semakin meningkat. Dengan menurunnya fungsi kognitif pada lansia dapat mengakibatkan kepikunan berat sehingga mengakibatkan masalah resiko cedera pada lansia. Terapi yang dapat digunakan untuk mengoptimalisasikan fungsi kognitif pada lansia adalah dengan Brain Gym dan Reminiscence Therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi penggunaan terapi mana yang lebih efektif untuk mengoptimalisasikan fungsi kognitif pada lansia. Target yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah agar tenaga kesehatan mengetahui keefektifan dari pemberian terapi baik Brain Gym maupun Reminiscence Therapy. Sehingga untuk mengoptimalisasikan fungsi kognitif pada lansia dapat mnecapai hasil yang maksimal. iv
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia di Indonesia berada di nomor empat terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika. Meskipun jumlah lansia besar namun tetaplah menjadi kaum minoritas di lingkungannya karena akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkan. Selain itu faktor yang menyebabkan lansia sebagai kaum minoritas adalah usia lanjut yang merupakan periode kemunduran. Yang dimaksud periode kemunduran disini adalah terjadinya banyak keterbatasan pada lansia diantaranya adanya perubahan fisik, psikologis, spiritual, dan psikososial. Di Indonesia jumlah penduduk lansia pada tahun 2006 sebsar kurang lebih 19 juta, usia harapan hidup 66,2 tahun. Pada tahun 2010 diperkirakan sebesar 23,9juta (9,77%), usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%), dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, 2009). Menurut Wilson (2009), semakin meningkatnya jumlah usia lanjut, maka lansia yang akan mengalami penurunan fungsi kognitfi juga akan semakin bertambah. Masalah yang sering terjadi pada lansia salah satunya adalah masalah kepikunan. Salah satu bagian dari fungsi kognitif pada lansia (memori). Kepikunan sendiri dapat terjadi karena berbagai macam faktor termasuk usia, hormon, kurangnya aktivitas, dll. Berbagai macam terapi telah digunankan untuk dapat meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Terapi yang dapat digunakan adalah Brain Gym (Senam Otak) pada lansia. Saat ini, Brain Gym telah banyak digunakan oleh berbagai macam Panti Werdha untuk digunakan sebagai salah satu terapi fisik dalam kebugaran jasmani lansia maupun meningkatkan fungsi kognitif pada lansia. Dibuktikan dengan berbagai penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa Brain Gym memiliki pengaruh terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia. Terapi lain yang dapat digunakan adalah Reminisence Therapy atau yang biasa disebut terapi kenangan. Reminisence Therapy memang sering dipergunakan untuk terapi pada lansia terutama untuk menurunkan tingkat stress pada lansia. Namun juga terdapat beberapa jurnal yang melakukan penelitian tentang penerapan Reminisence Therapy terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia yang menunjukan hasil H 0 ditolak, yang artinya memang terdapat pengaruh. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan terapi yang nantinya akan dibandingkan, terapi mana yang lebih efektif terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia. 1
6 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah adalah bagaimanakah keefektifan pemberian terapi Brain Gym dan Reminiscence Therapy terhadap optimalisasi fungsi kognitif pada lansia 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi keefektifan pemberian terapi yang lebih efektif terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia dengan menggunakan terapi Brain Gym dan Reminiscence Therapy 1.4 Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah penerapan penggunaan terapi yang lebih efektif untuk meningkatkan fungsi kognitif pada lansia dengan membandingkan antara terapi Brain Gym dan Reminisence Therapy. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan lansia. 1.5 Kegunaan Kegunaan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan pemberian terapi terhadap peningkatan fungsi kognitif pada lansia. Yaitu menggunakan terapi Brain Gym dan Reminisence Therapy. 2
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penuaan adalah proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan terusmenerus, dan berkesinambungan. selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan memengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Depkes RI, 2002). WHO (1989) menetapkan batasan usia lansia adalah kelompok usia tahun sebagai usia pertengahan (middle/young elderly), orang dengan usia tahun disebut lansia (elderly), umur tahun disebut tua (old), umur di atas 90 tahun disebut sangat tua (very old). Perubahan-perubahan yang dapat terjadi pada lansia diantaranya adalah perubahan fisik, perubahan fungsi motorik, perubahan fungsi sensorik, perubahan sensomotorik, perubahan fungsi kognitif, memori panjang, dan proses informasi. Menurunnya fungsi kognitif pada susunan saraf pusat (gejala ringan adalah mudah lupa dan jika parah akan menyebabkan kepikunan) sering kali dianggap sebagai masalah biasa dan merupakan hal yang wajar terjadi pada mereka yang berusia lanjut. Padahal menurunnya kemampuan kognitif yang ditandai dengan banyak lupa merupakan salah satu gejala awal kepikunan. Kognitif adalah kemampuan pengenalan dan penafsiran seseorang terhadap lingkungannya berupa perhatian, bahasa, memori, visuospasial, dan fungsi memutuskan (Nurchasanah, Kompas Cyber Muda). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi fungsi kognitif pada lansia yaitu usia, kemampuan regenerasi pada otak, ketidakadekuatan vaskularisasi ke otak dan hormon sehingga dapat menyebabkan kualitas hidup menurun, status fungsional yang tidak optimal dan berpengaruh pada perasaan bahagia serta kreativitas (Santoso & Rohmah, 2011). Pemeriksan MMSE (Mini Mental State Exam) merupakan suatu tes skreening yang valid terhadap gangguan kognitif. Tes tersebut diperkenalkan oleh Folstein pada tahun 1975 dan telah banyak digunakan di seluruh dunia termasuk Indonesia serta telah direkomendasikan oleh kelompok studi fungsi luhur PERDOSSI perhimpunan dokter spesialis saraf Indonesia (Dahlan, 1999). MMSE dibuat khusus untuk pemriksaan standar status mental yang berfungsi untuk membedakan gangguan organik dan fungsional pada pasien kejiwaan. Pengalaman penggunaan uji ini telah meningkat selama beberapa tahun belakngan ini sehingga fungsi utama sekarang ditetapkan untuk mendeteksi dan melacak progresi gangguan kognitif yang disebabkan oleh gangguan neuridegenerative, seperti pada demensia alzheimer. Uji MMSE meliputi pertanyaan-pertanyaan sederhana dan pemecahan masalah pada beberapa bidang yaitu waktu dan tempat tes, mengulangi kata, aritmatika, penggunaan bahasa dan kemampuan motorik dasar. Senam otak adalah senam yang bertujuan utama untuk mempertahankan kesehatan otak dengan melakukan gerakan badan. Pada prinsip dasarnya latihan otak adalah ingin agar otak tetap bugar dan mencegah kepikunan. Salah satu cara mencaga kebugaran otak adalah dengan senam otak, salah satunya adalah latihan vitalisasi otak. Latihan vitalisasi otak yang dimaksud adalah latihan yang dikembangkan oleh Soemarno Markam, (K) tahun 2005 berdasarkan ide dari Adre Mayza, dokter spesialis saraf bekerja sama dengan Harry Pujiastuti ahli fisioterapi yang gerakan-gerakannya didasari oleh gerakan silat dan tarian di Indonesia, 3
8 senam ini disusun terutama untuk para usia lanjut, oleh karena untuk gerankannya lambat disesuaikan dengan irama pernafasan sehingga tidak meningkatkan frekuensi jantung dan tekanan darah, senam ini juga tepat dilakukan oleh semua orang yang lebih muda. Life Review Therapy merupakan salah satu metode pengekspresian perasaan yang akan memicu munculnya rasa percaya diri dan perasaan dihargai pada lansia yang berdampak munculnya koping positif yang mempengaruhi persepsi dan emosi lansia dalam memandang suatu masalah. Proses kenangan memberikan kesempatan pada individu untuk membicarakan kisah masa lalu mereka baik kisah yang menyenangkan maupun menyedihkan. Proses ini memberikan individu perasaan aman untuk menyatukan kembali ingatan masa lalu, dan menumbuhkan penerimaan diri yang akan berguna untuk tujuan terapeutik (Kennard, 2006). 4
9 3.1 Waktu dan Tempat BAB III METODE PELAKSANAAN PROGRAM Pengambilan sampel dilakukan di Panti Wherda Hargo Dadali. Sampel yang diambil sebanyak 30 orang. Penelitian akan dilakukan selama 2 bulan (1 Januari Februari 2017). 3.2 Metode Penelitian Pendekatan Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Quasy Experimental Design dengan bentuk Non equivalent control group design. Berikut adalah rancangan penelitiannya: O O 1 T Keterangan: O 1 = Pre test (tes awal) T = Treatment (perlakuan) O 2 = Post Test (tes akhir) Variabel 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, dalam penelitian ini adalah Brain Gym dan Reminiscence Therapy 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah yang variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, dalam penelitian adalah fungsi kognitif lansia Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian berupa alat-alat vital sign (tensimeter, stetoskop, termometer), instruktur Brain Gym, speaker, alat-alat Reminiscence Therapy (majalah lama, bol aplastik, alat permainan congklak, musik, alat makan antik, kebaya, kaca mata bulat, bakul, kendi, gambar-gambar kuno, teko jaman dahulu) Prosedur Penelitian Tahap I Mengelompokkan sampel menjadi 3 kelompok dengan metode Simple Random Sampling (Probability sampling). Kelompok I perlakuan Brain Gym, Kelompok II perlakuan Reminiscence Therapy, dan Kelompok III kontrol senam lansia. Sebelum diberikan 5
10 perlakuan, sampel akan menjalani serangkaian anamnesa dan vital sign berupa pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, nadi, Respiratory Rate. Masing-masing kelompok berjumlah 10 orang. Kemudian setiap kelompok diberikan uji standar MMSE (Mini Mental State Exam) untuk mengukur fungsi kognitif sebelum diberikan terapi. Tahap II Kelompok I perlakuan Brain Gym akan menerima perlakuan yang dilakukan oleh seorang instruktur senam Brain Gym dibawah supervisi penelitian. Kelompok II perlakuan Reminiscence Therapy akan dibuat kelompok-kelompok kecil lagi yang terdiri dari 3 orang, 3 orang dan 4 orang. Kemudian masing-masing kelompok akan diberikan berupa barang-barang dari zaman dahulu. Kemudian peneliti memberikan instruksi untuk semua kelompok agar menggali kenangan masing-masing sampel. Agar setiap sampel bisa merasakan emosi dalam dirinya maupun emosi dari sampel yang lain. Kelompok III kontrol senam lansia akan diberikan perlakuan yaitu melakukan gerakan senam lansia. Tahap III Setelah masing-masing kelompok mendapat sebuah perlakuan, makan akan dilakukan kembali pemeriksaan anamnesa, vital sign dan pemeriksaan uji standar MMSE (Mini Mental State Exam) setiap akhir bulan untuk mengetahui perkembangan fungsi kognitif pada lansia. 3.3 Parameter Pengamatan Tolok ukur dari keberhasilan penggunaan terapi Brain Gym dan Reminiscence Therapy adalah dengan melihat perubahan skor pada uji standar MMSE (minin Mental State Exam). MMSE sendiri berbentuk berbagai macam pertanyaan. Setelah dilakukan penilaian, skor dijumlahkan dan dipatkan hasil akhir. Interpretasi dari MMSE (Folstein, 1975): Metode Skor Interpretasi Single Cuttof <24 Abnormal Range <21 >25 Kemungkinan demensia lebih besar Kemungkinan demensia lebih kecil Pendidikan 21 <23 <24 Abnormal pada tingkat pendidikan SMP Abnormal pada tingkat pendidikan SMA Abnormal pada tingkat pendidikan PT 6
11 Keparahan Tidak ada kelainan kognitif Kelainan kognitif ringan Kelainan kognitif berat 7
12 4.1 Anggaran Biaya BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN Adapun anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) 1 Peralatan penunjang Rp , 00 2 Transportasi Rp , 00 3 Administrasi dan laporan Rp , 00 4 Lain-lain Rp , 00 Jumlah Rp , Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Kegiatan Pengadaan Alat dan Bahan Observasi dan perizinan tempat penelitian Pemeriksaan anamnese awal dan MMSE awal Pemberian terapi Brain Gym Pemberian Reminiscence Therapy Pemberian senam lansia Pemeriksaan anamnese dan MMSE setelah diberikan terapi Pengolahan data Penyusunan laporan Revisi dan penyerahan laporan Minggu Kegiatan Januari (minggu) Februari (minggu)
13 Daftar Pustaka Donlon, BarbaraCole Keperawatan gerontik Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran ECC. Gallo, Joseph dan Rachel, William dan Anderson, Lillian Buku Saku Gerontologi Edisi 2. Jakarta: EGC. Hidayat, A. A. Alimul Metode Penlitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Kennard, C Reminiscence Therapy and activities for people with Dementia, meantoption/a/reminiscence.html. Diakses pada tanggal 18 Agustus 2016 Nursalam Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Rohana, Siti, April 2011, Senam Vitalisasi Otak Lebih Meningkatkan Fungsi Kognitif Kelompok Lansia daripada Senam Lansia di Balai Perlindungan Sosial Propinsi Banten. Jurnal Fisioterapi Vol. II No. 1, Diakses pada tanggal 18 Agustus
14 10
15 11
16 12
17 13 DOSEN PEMBIMBING Nama : Aries Candra Ananditha, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.An NIDN : Tempat dan Tanggal Lahir : Surabaya, 05 April 1986 Jenis Kelamin : Perempuan Status Perkawinan : Menikah Agama : Islam Golongan / Pangkat : Golongan III A Jabatan Fungsional Akademik: Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Surabaya Alamat : Jl. Sutorejo No 59 Surabaya Telp : (031) Fax:(031) Alamat Rumah : Jl. Panjang Jiwo SDI/61-G Surabaya Telp. : - Hp RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI Tahun Lulus Jenjang Perguruan Tinggi Jurusan / Bidang Studi 2009 S1 Universitas Airlangga Ilmu Keperawatan 2010 Profesi Ners Universitas Airlangga Ilmu Keperawatan 2013 S2 Universitas Indonesia Magister Keperawatan 2014 Ners Universitas Indonesia Spesialis Keperawatan Anak PENGALAMAN PENELITIAN Tahun Judul Penelitian Sumber Dana Jumlah (juta 2014 Toilet training pada anak retardasi DIKTI mental dengan buku cerita 2015 Implementasi sleep hygiene terhadap pola tidur anak dengan kanker DIKTI
18 14
19 15 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Dana Adapun anggaran yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: No Jenis Pengeluaran Bahan Biaya (Rp) 1 Peralatan penunjang - Alat-alat vital sign - Instruktur Brain Gym - Speaker - Alat-alat Reminiscence Therapy Total 2 Transportasi - Pencarian instrumen - Perjalanan ke tempat penelitian 8 kali Total 3 Administrasi dan laporan - Penelusuran pustaka - Pembuatan laporan - Analisis data Total 4 Lain-lain - Alat tulis dan pengeprintan - Dokumentasi Total Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Rp , 00 Jumlah Rp , 00
20 16 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Peneliti dan Pembagian Tugas No Nama Program Studi Bidang Ilmu Uraian Tugas 1 Ika Nur S1 Keperawatan Kesehatan Pengusul judul dan Ramadhani peneliti 2 Imroatul S1 Keperawatan Kesehatan Mengumpulkan data Mafruhah 3 Elok Chintya S1 Keperawatan Kesehatan Penyusun Janise
21 17
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia akan mengalami proses penuaan di dalam kehidupannya. Menurut Padila (2013), proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang di mulai sejak permulaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, dengan masalah kesehatan). Menurut Sumiati Ahmad Mohammad, masa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut WHO (World Health Organization) pada tahun 2010, lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih. Menurut Departemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan data United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UNESCAP) tahun 2011 menyebutkan bahwa, jumlah penduduk lanjut usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi lansia di dunia pada. tahun 2025 berada di negara berkembang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah WHO memperkirakan tahun 2025 jumlah lansia di seluruh dunia akan mencapai 1,2 miliar orang yang akan terus bertambah hingga 2 miliar orang di tahun 2050. Data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya (Padila, 2013). Pada tahun 2012, UHH penduduk dunia rata rata
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Usia lanjut atau lanjut usia merupakan kelompok usia yang mengalami peningkatan paling cepat dibanding kelompok usia lainnya. Dalam bidang kesehatan, hal ini dapat dilihat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sesuai kemampuannya (Darmajo, 2009).
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan seseorang dengan usia lanjut yang mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial. Perubahan ini akan memberikan pengaruh terhadap seluruh aspek
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA YANG MENGALAMI DEMENSIA DENGAN MASALAH PERUBAHAN PROSES PIKIR DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA YANG MENGALAMI DEMENSIA DENGAN MASALAH PERUBAHAN PROSES PIKIR DI UPTD GRIYA WERDHA SURABAYA Oleh : NAYIL LU LUATUL MAKNUNAH NIM 2013 0660 006 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. normalnya secara perlahan (Darmojo, 2009). Dalam proses tersebut akan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses menua adalah proses dimana menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi normalnya secara perlahan (Darmojo,
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014
PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Gumarang Malau, 2 Johannes 1 Akademi Keperawatan Prima Jambi 2 STIKes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), lanjut usia (lansia) adalah orang berusia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proporsi penduduk pada usia 60 tahun keatas di negara berkembang diperkirakan meningkat menjadi 20% antara tahun 2015-2050. Menurut World Health Organization (WHO),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciDAFTAR SINGKATAN. : Blessed Information Memory Concentration. : Blessed Orientation Memory Concentration. : Functional Activitie Questionnaire
DAFTAR SINGKATAN Lansia TTS BIMC BOMC FAQ STMS CDT MMSE SSP : Lanjut Usia : Teka Teki Silang : Blessed Information Memory Concentration : Blessed Orientation Memory Concentration : Functional Activitie
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang 129%, Jerman 66%, dan Swedia 33% (Depkes,2003). Indonesia termasuk salah satu negara Asia yang pertumbuhan penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk lansia (lanjut usia) Indonesia pada tahun 2025 dibandingkan dengan keadaan pada tahun 1990 akan mengalami kenaikan sebesar 414% dan hal ini merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 2025 (Depkes, 2013). Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk lima besar negara dengan jumlah penduduk lanjut usia terbanyak di dunia yakni mencapai 18,1 juta jiwa pada tahun 2010 atau 9,6 persen dari jumlah
Lebih terperinciArifal Aris Dosen Prodi S1 keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)-STIMULASI SENSORI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA PASURUAN BERLOKASI DI BABAT KABUPATEN LAMONGAN Arifal Aris Dosen Prodi
Lebih terperincie-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018
HUBUNGAN TINGKAT DEMENSIA DENGAN KONSEP DIRI PADA LANJUT USIA DI BPLU SENJA CERAH PROVINSI SULAWESI UTARA Meiske Gusa Hendro Bidjuni Ferdinand Wowiling Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertambahan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia semakin bertambah sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2011
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan penyakit pada lansia. Salah satu gangguan psikologis
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lansia (lanjut usia) merupakan seseorang yang karena usianya mengalami perubahan biologis, fisik, kejiwaan dan sosial (UU No.23 Tahun 1992 tentang Kesehatan).
Lebih terperinciGAMBARAN STATUS MENTAL KOGNITIF PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MARGOMULYO
//digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //digilib.unej.a //digilib.unej.ac. //d //d //d //d //d GAMBARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di atas 65 tahun (7,79 % dari seluruh jumlah penduduk). Bahkan, Indonesia. paling cepat di Asia Tenggara (Versayanti, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah lanjut usia (lansia) sekarang ini semakin meningkat. Hal ini tidak hanya terjadi di negara-negara maju, tetapi di Indonesia pun terjadi hal yang serupa. Saat
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM PENGEMBANGAN PAUD TERBUKA DI DESA PRAWIRODIREJAN BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PROGRAM PENGEMBANGAN PAUD TERBUKA DI DESA PRAWIRODIREJAN BIDANG KEGIATAN: PKM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Diusulkan oleh: WAHYU PUSPITA SARI (12013176 ANGKATAN 2012)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mulai masuk ke dalam kelompok negara berstruktur tua (ageing population). Adanya ageing population merupakan cerminan dari semakin tingginya usia rata-rata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah telah mewujudkan hasil yang positif diberbagai bidang dalam Pembangunan Nasional, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO usia tahun adalah usia pertengahan, usia tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO usia 45-59 tahun adalah usia pertengahan, usia 60-74 tahun adalah lanjut usia, usia 75-90 tahun adalah lanjut usia tua, dan >90 tahun adalah usia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terapi lingkungan merupakan salah satu bentuk upaya kuratif yang dapat dilakukan untuk membantu proses penyembuhan penyakit karena lingkungan berkaitan erat dengan
Lebih terperinciPENELITIAN GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI MENJELANG MENOPAUSE
PENELITIAN GAMBARAN DUKUNGAN SUAMI PADA ISTRI MENJELANG MENOPAUSE Di Desa Ronosentanan Kecamatan Siman Kabupaten Ponorogo Oleh : MEI FITRI ERMAYANTI NIM 09620991 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN FAKULTAS
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015
ABSTRAK PENGARUH PELAKSANAAN SENAM LANSIA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI PUSKESMAS KALUKU BODOA MAKASSAR TAHUN 2015 Fatma Abd Manaf 1, Andi ayumar 1, Suradi Efendi 1 1 School od Health
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia pada hakikatnya selalu bertumbuh dan berkembang. Manusia memiliki tahapan-tahapan dalam kehidupannya, yaitu: bayi, kanak-kanak, dewasa, dan lanjut usia. Tahapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional dapat dilihat dari kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisilogis organ tubuhnya (Wahyunita, 2010). Banyak kelainan atau penyakit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara urutan ke-4 dengan jumlah lansia paling banyak sesudah Cina, India dan USA. Peningkatan jumlah lansia di negara maju relatif lebih cepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh : MAHARDINI DWI UBAYANTI NIM : PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN MASALAH KEKURANGAN VOLUME CAIRAN PADA KASUS HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RUANG VK RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH SURABAYA Oleh : MAHARDINI DWI UBAYANTI
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP STRES LANSIA DI BANJAR LUWUS BATURITI TABANAN
SKRIPSI PENGARUH TERAPI REMINISCENCE TERHADAP STRES LANSIA DI BANJAR LUWUS BATURITI TABANAN OLEH: NI PUTU NARISKA RAHAYUNI NIM. 1102105030 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia lanjut di Indonesia diperkirakan antara tahun sebesar 414 %
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tolak ukur kemajuan suatu bangsa seringkali dilihat dari angka harapan hidup penduduknya. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, memiliki
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lansia merupakan istilah bagi individu yang telah memasuki periode dewasa akhir atau usia tua. Periode ini merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat memngganggu aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Stanley and
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demensia merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan kerusakan fungsi kognitif pada seseorang yang bersifat progresif dan biasanya dapat memngganggu aktivitas
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan quasi eksperiment. Quasi eksperiment adalah penelitian yang menguji coba suatu intervensi pada sekelompok
Lebih terperinciHUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI
HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun oleh:
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMANDIRIAN PELAKSANAAN AKTIVITAS HARIAN PADA KLIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai syarat untuk memperoleh Gelar S-1
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK
HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG 7 Anik Eka Purwanti *, Tri Nur Hidayati**,Agustin Syamsianah*** ABSTRAK Latar belakang:
Lebih terperincitahun 2005 adalah orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi orang dan
3). Di Indonesia, berdasarkan access economics pty limited jumlah penderita demensia pada tahun 2005 adalah 606.100 orang, diprediksi pada tahun 2020 menjadi 1.016.800 orang dan pada tahun 2050 menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lanjut usia (lansia) adalah perkembangan terakhir dari siklus kehidupan. Terdapat beberapa siklus kehidupan menurut Erik Erikson, salah satunya adalah siklus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai. membahayakan bagi fungsi kognitif lansia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demensia merupakan jenis penyakit tidak menular, tetapi mempunyai dampak yang membahayakan bagi fungsi kognitif lansia. Demensia adalah keadaan ketika seseorang mengalami
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu Pada tahun 1980
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertumbuhan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia tercatat paling pesat di dunia dalam kurun waktu 1980-2025. Pada tahun 1980 penduduk lansia di Indonesia
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Lebih terperinciPENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN DAYA INGAT LANSIA DI PANTI WERDHA KARYA KASIH MONGONSIDI MEDAN
PENGARUH SENAM OTAK TERHADAP PENINGKATAN DAYA INGAT LANSIA DI PANTI WERDHA KARYA KASIH MONGONSIDI MEDAN SKRIPSI Oleh Paula Angelina Situmorang 061101072 FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lebih terperinciABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA
ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PENGARUH TERAPI KOGNITIF TERHADAP PENURUNAN RESPON DEPRESI PADA PASIEN KUSTA Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep. Sp.Kep.J 0028108104 PROGRAM STUDI ILMU
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Oleh:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah utama dalam pelayanan kesehatan dan sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit yang ditakuti karena menjadi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. mobilitas, perawatan diri sendiri, interaksi sosial atau aktivitas sehari-hari. (1)
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fungsi kognitif merupakan bagian dari fungsi kortikal luhur, dimana pengetahuan fungsi kognitif luhur mengaitkan tingkah laku manusia dengan sistem saraf. Fungsi
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Fadhil Al Mahdi STIKES Cahaya Bangsa Banjarmasin *korespondensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan telah membawa kemajuan salah satunya yaitu meningkatnya usia
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Populasi warga lanjut usia (lansia) di Indonesia semakin bertambah setiap tahun, hal tersebut karena keberhasilan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang
Lebih terperinciPERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO
PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMANDIRIAN LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA PROVINSI GORONTALO Oleh SRI OKTAVIANTI ISMAIL NIM. 841 411 028 Telah diperiksa dan disetujui
Lebih terperinciTERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN
SKRIPSI PEMBERIAN AIR REBUSAN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS IV DENPASAR SELATAN OLEH: NI PUTU ARY ISWARI NIM. 1002105064
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir ini menjadi salah satu faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan mental/spiritual
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperkirakan akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini para lansia diseluruh dunia diperkirakan berjumlah sekitar 500 juta jiwa dengan usia rata-rata 60 tahun. Untuk tahun 2025 jumlah para lansia tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fisiologis (Maramis, 2009). Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan. Penurunan yang terjadi berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap keterbatasannya akan dialami oleh seseorang bila berumur panjang. Di Indonesia istilah untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan
Lebih terperinciPENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK
PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG 6 Eni Mulyatiningsih ABSTRAK Hospitalisasi pada anak merupakan suatu keadaan krisis
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH. Oleh: DITA LISTIANI PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA KARYA TULIS ILMIAH
KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU INPARTU PRE EKLAMPSI BERAT DENGAN MASALAH KELEBIHAN VOLUME CAIRAN DI RUANG BERSALIN RSI DARUS SYIFA BENOWO SURABAYA Oleh: DITA LISTIANI 20130660054 PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan populasi penduduk lanjut usia (lansia) di dunia terus bertambah sesuai dengan peningkatan kinerja layanan kesehatan dan kemajuan teknologi kedokteran.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemampuan merawat diri merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia (Ramawati, 2011). Kemampuan merawat diri adalah suatu kebutuhan yang ditujukan pada
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menua merupakan suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Menjadi tua adalah proses fisiologis yang terjadi pada semua orang dimana berarti seseorang telah
Lebih terperinciSENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA
PENGARUH SENAM TAI CHI TERHADAP FLEKSIBILITAS PUNGGUNG LANSIA NASKAH PUBLIKASI DISUSUN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN DALAM MENDAPATKAN GELAR SARJANA FISIOTERAPI Disusun oleh : WILLY BRAM NAHAMPUN J120121003
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA TN. S DENGAN GANGGUAN MENARIK DIRI DI RUANG ABIMANYU RSJD SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai salah satu syarat Mendapatkkan gelar ahli madya keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan penduduk lanjut usia (lansia) di Indonesia menarik untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat. Jumlah penduduk lansia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pemerintah dalam pembangunan Nasional telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, peraikan lingkungan hidup,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena penuaan populasi (population aging) merupakan fenomena yang telah terjadi di seluruh dunia, istilah ini digunakan sebagai istilah bergesernya umur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jiwa. Berdasarkan statistik, jumlah penduduk Indonesia di tahun 2020 akan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terpadat ke 4 di dunia. Jumlah penduduk saat ini diperkirakan 220 juta jiwa. Berdasarkan
Lebih terperinciHUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
1 HUBUNGAN POLA MAKAN, GENETIK DAN KEBIASAAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN OVERWEIGHT PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Syarat Mencapai
Lebih terperinciPriyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK
PERBEDAAN TINGKAT STRES PADA LANSIA YANG TINGGAL BERSAMA KELUARGA DI DESA TEBON KECAMATAN BARAT KABUPATEN MAGETAN DAN DI UPT PSLU (PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA) KECAMATAN SELOSARI KABUPATEN MAGETAN Priyoto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam hidupnya akan mengalami perkembangan dalam serangkaian periode berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lansia. Semua individu mengikuti
Lebih terperinciManual Prosedur Penyusunan Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM)
Manual Prosedur Penyusunan Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 013 i Manual Prosedur Penyusunan Proposal Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan laki-laki, yaitu 10,67 juta orang (8,61 % dari seluruh penduduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Orang lanjut usia adalah sebutan bagi mereka yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut
Lebih terperinciLAMPIRAN. : dr.saulina Dumaria Simanjuntak. 1. Penyediaan obat-obatan : Rp Akomodasi dan transportasi : Rp
LAMPIRAN. Personil Penelitian Nama Jabatan : dr.saulina Dumaria Simanjuntak : Peserta PPDS-I Kedokteran Jiwa FK-USU/ RSUP HAM 2. Biaya Penelitian. Penyediaan obat-obatan : Rp. 5.000.000 2. Akomodasi dan
Lebih terperinciLEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN. Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan
LAMPIRAN 1 LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN Selamat pagi Bapak/Ibu Yth, Saya dr. Inta Lismayani, saat ini sedang menjalani pendidikan spesialis saraf di FK USU dan saat ini sedang melakukan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lanjut usia (lansia) merupakan suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya. adalah intellectual impairment (gangguan intelektual/demensia).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Lanjut usia menurut Constanstinides dalam Darmojo (2004) adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Sedangkan dalam proses penuaan terjadi penurunan secara perlahan-lahan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan Komunitas. Volume 1, No. 1, Mei 2013; 1-9
PESANTREN LANSIA SEBAGAI UPAYA MEMINIMALKAN RISIKO PENURUNAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL LANSIA UNIT II PUCANG GADING SEMARANG Tika Handayani, Mitsalina Maulida H, Ns. Nurullya
Lebih terperinciSKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI
SKRIPSI PENGARUH SENAM LANSIA TERA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA DI YAYASAN WERDA SEJAHTERA DESA KAWAN KECAMATAN BANGLI Oleh : IKOMANG RAI DARMABUDI NIM: 1202115030 KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ialah melihat usia harapan hidup penduduknya. Dari tahun ke tahun usia harapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi ikut berkontribusi secara bermakna dalam dunia kesehatan. Salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa ialah melihat usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kapan saja, yang dapat menimbulkan kerugian materiel dan imateriel bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara geografis terletak di wilayah yang rawan bencana. Bencana alam sebagai peristiwa alam dapat terjadi setiap saat, di mana saja, dan kapan saja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah ditemukanya obat-obatan seperti antibiotika yang dapat menanggulangi penyakit infeksi berhasil menurunkan angka
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012
PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk usia lanjut meningkat secara cepat pada tahun 2000 yaitu sekitar 14,4 juta orang. Pada tahun 2005 kondisi komposisi penduduk Indonesia telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke, yang juga dikenal dengan istilah cerebrovascular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit serebrovaskuler yang terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kerusakan neurologis. Kerusakan neurologis tersebut dapat disebabkan oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. a. Balai. b. Kesehatan. c. Olahraga. d. Lanjut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Balai Kesehatan dan Olahraga untuk Lanjut Usia Di Solo. Untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, penduduk dunia diperkirakan berjumlah sekitar 7 milyar, meningkat dari sekitar 6.5 milyar di tahun 2006. Peningkatan jumlah penduduk tersebut diikuti dengan
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI
PENGARUH TERAPI BRAIN GYM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI POSYANDU LANJUT USIA DESA PUCANGAN KARTASURA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat meraih derajat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stroke adalah salah satu penyakit yang dapat menyebabkan kematian setelah penyakit jantung dan kanker. Stroke sudah dikenal sejak zaman dahulu, bahkan sebelum
Lebih terperinciKata kunci: lansia, senam lansia, kemampuan fungsional.
ABSTRAK Tansauban G. Rusman. 2015. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kemampuan Fungsional Lansia di Puskesmas Berlian Kecamatan Paguyaman Kabupaten Boalemo. Skripsi, Jurusan Keperawatan, Fakultas Ilmu-Ilmu
Lebih terperinciPENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA
0 PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS TIDUR LANSIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh: IIN PURNAMASARI 0911020144 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya
Lebih terperinciStudy Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi
Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi Oleh : Nurul Hidayah, S.Kep.Ns ABSTRAK Latar belakang : Diabetes mellitus adalah penyakit kronis
Lebih terperinciHUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN.
HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KETEPATAN STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK 0-3 TAHUN DI DESA SOKO KEC. GLAGAH KAB. LAMONGAN Lilis Maghfuroh.......ABSTRAK....... Stimulasi merupakan kegiatan merangsang secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup penduduk Indonesia merupakan salah satu negara yang. angka kesakitan karena penyakit degeneratif (Kemenkes RI, 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi suatu negara pada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduknya. Berdasarkan
Lebih terperinci