Lokakarya Pemetaan Kegiatan Disabilitas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lokakarya Pemetaan Kegiatan Disabilitas"

Transkripsi

1 Lokakarya Pemetaan Kegiatan Disabilitas ILO (PROPEL-Indonesia) & World Bank (DPO Window) September, 2012 Hotel Lumire, Jakarta, Indonesia

2 CONTENTS Daftar Istilah... 2 Executive Summary... 3 Latar Belakang Lokakarya... 5 Kegiatan dan Peserta... 7 Tujuan dan Keluaran yang diharapkan... 8 Sesi I: Bank Dunia DPO Window (26 September, 2012)... 9 Sesi II: ILO PROPEL-Indonesia (26 September, 2012) Sesi III: Kegiatan pemetaan (27 September, 2012) Evaluasi Tindakan ILO berikutnya Annex Annex 1. Latar Belakang Proyek PROPEL-Indonesia dari ILO Annex 2. Latar Belakang DPO Window dari Bank Dunia Annex 3. Pertanyaan dan Komentar dari para Peserta Annex 4. Hasil Mapping Annex 5. Hasil Evaluasi Annex 6. Daftar Peserta

3 Daftar Istilah Singkatan / Akronim Bahasa Indonesia Bahasa Inggris BPS Badan Pusat Statistik Indonesia Statistic Agency BWI Better Work Indonesia CSOs Civil Society Organizations DPOs Disabled People s Organizations ILO International Labour Organization NGOs Non-Governmental Organizations PNPM Program Nasional National Program for PROPEL UNCRPD Pengembangan Masyarakat Menggalakkan Hak dan Kesempatan bagi Penyandang Disabilitas untuk Mendapatkan Pekerjaan melalui pembuatan Legislasi Community Empowerment Promoting Rights and Opportunities for People with Disabilities in Employment through Legislation UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities 2

4 Executive Summary Organisasi Buruh Internasional - International Labour Organization (ILO) dan Bank Dunia bersama-sama menyelenggarakan sebuah lokakarya dua hari pada tanggal September di Hotel Lumire, Jakarta. Lokakarya ini merupakan sebuah langkah positif untuk mendukung penerapan Konvensi PBB mengenai Hak-Hak Penyandang Disabilitas (UN Convention on the Rights of Persons with Disabilities - UNCRPD) yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada bulan Oktober Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memulai sebuah kegiatan diskusi dan berbagi pengetahuan serta informasi mengenai kegiatan yang dilakukan oleh masingmasing lembaga dan organisasi di dalam mendorong terwujudnya hak para penyandang disabilitas, khususnya di bidang pendidikan, lapangan kerja, keadilan sosial, pembangunan kapasitas organisasi, gender dan penelitian mengenai disabilitas. Tiga sesi utama lokakarya ini diselenggarakan secara berturut-turut untuk mendapatkan hasil yang optimal untuk mewujudkan tujuan-tujuan yang telah dinyatakan di atas. Sesi pertama adalah sesi perkenalan mengenai DPO Window (Disabled People Organizations DPO) yang diselenggarakan oleh Bank Dunia. Sesi kedua merupakan kegiatan sosialisasi proyek Promoting Rights and Opportunities for People with Disabilities in Employment through Legislation (PROPEL-Indonesia ) dan presentasi temuan dari survey cepat mengenai layanan pelatihan kejuruan dan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas, analisa mengenai peraturanperaturan tentang disabilitas terkait dengan pekerjaan dan pelatihan, dan kegiatan Better Work Indonesia di dalam mempromosikan terciptanya kesempatan bagi mereka para penyandang disabilitas di sektor garmen yang diselenggarakan oleh ILO. Yang terakhir adalah pemetaan program / proyek / inisiatif yang dilakukan pemerintah, Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), LSM internasional, pihak donor dan organisasi internasional lainnya yang ada di Indonesia yang dijadwalkan untuk hari kedua yang bertujuan untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan serta apa saja yang menjadi fokus dari DPO-DPO yang ada di Indonesia. 3

5 Evaluasi juga dilakukan untuk mendapatkan informasi dari DPO nasional, LSM nasional dan internasional terkait dengan proyek dan program yang mereka lakukan belakangan ini dengan cara membagikan lembar evaluasi kepada para peserta untuk mendapatkan umpan balik serta masukan dari mereka agar bisa meningkatkan pelaksanaan lokakarya yang melibatkan para penyandang disabilitas dengan lebih baik lagi di masa mendatang. Pada akhirnya, langkah tindak lanjut yang akan dilakukan ILO setelah kegiatan lokakarya ini selesai juga ditampilkan di dalam laporan ini 4

6 Latar Belakang Lokakarya Indonesia, dengan jumlah penduduk sekitar 230 juta jiwa, adalah negara dengan penduduk keempat terbesar di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Indonesia juga dilihat sebagai salah satu negara yang sedang bangkit dengan pertumbuhan ekonomi yang mantap dan masyarakat kelas menengah yang terus berkembang untuk bisa mencapai sebuah pembangunan yang merata. Akan tetapi sayangnya, hak dan kesempatan bagi mereka yang terpinggirkan, termasuk di dalamnya para penyandang disabilitas, masih ditelantarkan. Secara perundang-undangan, terdapat dua undang-undang utama yang terkait dengan para penyandang disabilitas di Indonesia: UU No. 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan peraturan untuk pelaksanaannya, yaitu Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1998 (tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat). Akan tetapi, kurangnya perhatian dan masih adanya diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas di Indonesia masih dalam mengakar pada stigma serta persepsi yang tidak tepat terkait dengan kemampuan para penyandang disabilitas di dalam menjalangkan kegiatan sehari-hari mereka, termasuk di dalamnya juga terkait dengan kontribusi yang mereka berikan secara aktif di semua sektor ekonomi. Sebagai bentuk komitmen lebih lanjut terhadap usaha mendorong terwujudnya hak bagi para penyandang disabilitas, Pemerintah Indonesia meratifikasi Konvensi PBB mengenai Hak Para Penyandang Disabilitas (UNCRPD) pada bulan Oktober Konvensi ini kemudian diadaptasi ke dalam UU No 19 Tahun Ratifikasi UNCRPD oleh Pemerintah Indonesia adalah sebuah tindakan yang memberikan pergeseran mendasar dari pendekatan kesejahteraan sosial menjadi pendekatan hak asasi manusia. Termasuk di dalamnya adalah untuk memfokuskan pada penghalang-penghalang yang menghambat di lingkungan fisik, sosial, budaya dan ekonomi sehingga para penyandang disabilitas bisa berpartisipasi dan memberikan kontribusi mereka sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Terlebih lagi, pendekatan ini juga menerima pemikiran untuk mengadopsi perundang-undangan dan kebijakan non diskriminatif, 5

7 yang menekankan pada pentingnya perlakuan dan kesempatan yang setara. Untuk mendukung ratifikasi UNCRPD di Indonesia, sebuah lokakarya untuk para pemangku kepentingan diselenggarakan bersama-sama antara ILO dan Bank Dunia. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan inisiatif pelaksanaan diskusi dan berbagi pengetahuan serta juga informasi mengenai kegiatan yang telah dilakukan masing-masing lembaga dan organisasi ini di dalam mendorong terwujudnya hak para penyandang disabilitas, khususnya di bidang pendidikan, pekerjaan, keadilan sosial, pembangunan kapasitas organisasi, gender, dan penelitian di bidang disabilitas. Khususnya dari sudut pandang ILO, koordinasi dan saling berbagi informasi yang lebih baik mengenai proyek dan program yang ada ternyata diperlukan bagi penerapan yang efektif untuk proyek ILO yang sedang berlangsung, seperti halnya juga diperlukannya perencanaan dan strategi-strategi untuk kegiatan di masa mendatang di bidang disabilitas dengan bekerja sama dengan berbagai kementerian, organisasi internasional dan DPO. Dalam kegiatan ini, ILO juga telah mensosialisasikan informasi mengenai proyek PROPEL-Indonesia di dalam mendukung pemerintah Indonesia dan para pemangku kepentingan lainnya untuk mengatasi hambatan tersedianya kesempatan pekerjaan yang setara dan untuk mendorong terciptanya inklusi disabilitas. Selain itu, sebagai bagian dari strategi Proyek PROPEL-Indonesia untuk meningkatkan kebijakan dan kerangka kerja di bidang pekerjaan dan pelatihan para penyandang disabilitas, membangun kapasitas para pemangku kepentingan, dan mendukung kegiatan advokasi dan pembangunan kesadaran, maka presentasi-presentasi yang ada di bawah ini juga diberikan: Analisa mengenai legislasi disabilitas terkait dengan pekerjaan dan pelatihan; Kegiatan Better Work Indonesia di dalam mempromosikan kesempatan bagi para penyandang disabilitas di sektor garmen; Temuan dari survey cepat mengenai layanan pelatihan kejuruan dan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. 6

8 Secara bersamaan, Bank Dunia sebagai mitra ILO di dalam mengorganisir lokakarya ini juga memberikan pengantar mengenai program baru mereka, DPO Window, yang ditujukan untuk memberikan kesempatan bagi DPO-DPO untuk meningkatkan dan memperbaiki kemampuan mereka mereka melalui pemberian hibah agar bisa mencapai kesetaraan hak dan keadilan sosial. Hal utama yang didiskusikan mengenai DPO Window juga terkait dengan tujuan DPO Window dan detil informasi mengenai persyaratan untuk bisa mengakses dana yang tersedia, menentukan prioritas kegiatan yang perlu didukung, dan pelatihan pembangunan kapasitas DPO di dalam melaksanakan dialog dan negosiasi dengan para pemangku kepentingan lainnya. Kegiatan dan Peserta Lokakarya ini pada dasarnya difasilitasi di dalam tiga sesi selama dua hari (26 27 September, 2012) di Hotel Lumire, Jakarta: I. Perkenalan tentang DPO Window oleh Bank Dunia II. Sosialisasi informasi mengenai PROPEL-Indonesia dan presentasi tentang: a. analisa mengenai legislasi disabilitas terkait dengan pekerjaan dan pelatihan; b. kegiatan Better Work Indonesia di dalam mempromosikan kesempatan bagi para penyandang disabilitas di sektor garmen; c. temuan dari survey cepat mengenai layanan pelatihan kejuruan dan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. III. Pemetaan kegiatan dari program / proyek / inisiatif yang dilakukan pemerintah, Organisasi Penyandang Disabilitas (DPO), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), LSM internasional, pihak donor dan organisasi internasional lainnya yang ada di Indonesia. Kegiatan ini ditujukan untuk mendapatkan sebuah diskusi yang produktif antara para pemangku kepentingan dan kelompok-kelompok kerja di dalam mengidentifikasi dan berbagi informasi mengenai kegiatan disabilitas mereka terkait dengan akses kepada: 7

9 a. Pendidikan b. Pekerjaan c. Keadilan d. Pembangunan kapasitas organisasi e. Gender f. Penelitian dan pengumpulan data terkait topik disabilitas Peserta utama kegiatan lokakarya ini adalah mereka dari kementerian-kementerian terkait, organisasi-organisasi internasional, LSM-LSM internasional, DPO nasional dengan perwakilan mereka yang ada di Jakarta dan juga di provinsi lainnya, dan organisasi kemasyakaratan yang kegiatannya terfokus pada disabilitas 1. Agar kegiatan diskusi dan pemetaan bisa berlangsung seefisien mungkin maka para fasilitator yang professional juga bertindak sebagai moderator di dalam memfasilitasi diskusi panel dan kelompok-kelompok kerja. Penerjemah dua bahasa untuk Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, penerjemah bahasa isyarat, dan juga para relawan juga tersedia selama kegiatan lokakarya. Materi-materi pendukung lainnya juga tersedia antara lain: - Penjelasan lokakarya dengan menggunakan huruf braille, e-braille, dan dalam format audio - Ringkasan tentang proyek PROPEL-Indonesia dalam huruf braille Tujuan dan Keluaran yang diharapkan Tujuan-tujuan utama lokakarya ini bagi ILO adalah untuk: 1. mempromosikan tujuan utama PROPEL-Indonesia di dalam mewujudkan pekerjaan yang layak untuk semua orang, termasuk di dalamnya para penyandang disabilitas; 2. mensosialisasikan temuan-temuan awal dari survey cepat mengenai layanan pelatihan kejuruan dan analisa mengenai legislasi disabilitas terkait pekerjaan bagi para 1 Daftar lengkap peserta bisa dilihat pada Lampiran 6. 8

10 penyandang disabilitas; 3. melakukan sebuah pemetaan terhadap kegiatan terkait disabilitas secara bersama-sama dengan Bank Dunia untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung berdasarkan pekerjaan yang dilakukan (yang dibagi berdasarkan jenis dan area geografis kegiatan), dampak yang diinginkan dari masing-masing kegiatan, dan kesenjangankesenjangan di dalam kegiatan disabilitas Sesi I: Bank Dunia DPO Window (26 September, 2012) Perkenalan pembukaan oleh Ekawati Liu, koordinator DPO Window Di dalam sambutan pembukaan pada lokakarya untuk pemetaan kegiatan-kegiatan DPO, ia menekankan pentingnya kegiatan tersebut untuk meningkatkan kapasitas para penyandang disabilitas, dan juga untuk meyakinkan pemerintah untuk menerapkan UNCRPD yang telah diratifikasi secara nyata. Ia berharap agar DPO-DPO serta organisasi lainnya yang hadir bisa terlibat di dalam diskusi yang bermakna dan jujur agar bisa bekerja bersama-sama di dalam meningkatkan kesadaran dan mendorong advokasi untuk para penyandang disabilitas di tengah-tengah masyarakat. Perkenalan dengan DPO Window oleh Sonja Litz, Pimpinan kegiatan Government Inclusion and Justice Team Sebagai pengganti Bapak Sujana Royat dari Kementerian Koordinasi Kesejahteraan Rakyat yang tidak bisa hadir, Ibu Sonja Litz dari Bank Dunia secara singkat memperkenalkan peran penting yang diemban DPO Window di dalam mendorong terwujudnya inklusi bagi para penyandang disabilitas di dalam pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial dan pemenuhan hak-hak mereka di Indonesia. Dari sudut pandang Bank Dunia, Indonesia telah berhasil keluar dari krisis ekonomi dan masa transisi politik di akhir 90-an. Akan tetapi, ia juga menyatakan bahwa kelompokkelompok yang terpinggirkan dan rentan masih tetap terabaikan, termasuk di dalamnya para penyandang disabilitas. DPO Window, yang dirancang sebagai bagian dari program Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) akan menjadi sebuah cara untuk menyalurkan 9

11 kebutuhan-kebutuhan DPO untuk mendapatkan dana, sumber daya serta keahlian teknis di dalam membangun kapasitas organisasinya serta para penyandang disabilitas di Indonesia melalui kesempatan yang didapatkan dari dana hibah. Sesi II: ILO PROPEL-Indonesia (26 September, 2012) Pidato oleh Bapak Peter van Rooij, Direktur Dengan keberadaannya pada sesi pembukaan untuk ILO, Bapak Peter van Rooij, sebagai Direktur ILO, menunjukkan dukungan penuh beliau di dalam mempromosikan hak-hak para penyandang disabilitas, khususnya untuk mengakses pekerjaan yang layak, dengan menyatakan pentingnya lokakarya bersama dengan Bank Dunia ini untuk bisa berbagi informasi dan bertukar pengetahuan antara DPO-DPO lokal, internasional dan juga dengan LSM-LSM nasional, organisasi internasional serta instansi-instansi pemerintah. Ia juga mengingatkan akan pentingnya Konvensi 159 tentang Rehabilitasi Kejuruan dan Pekerjaan bagi Penyandang Disabilitas, walau Indonesia masih belum meratifikasi konvensi ini. Terlebih lagi, ia mendorong para pemangku kepentingan untuk mendorong perusahaanperusahaan untuk merekrut para penyandang disabilitas serta untuk meningkatkan kesadaran akan peraturan perundang-undangan yang ada yang mengatur kesempatan mendapatkan pekerjaan yang sama untuk para penyandang disabilitas. Dan untuk menyambut penandatanganan kerangka kerja program jangka menengah kegiatan ILO di Indonesia, Program Pekerjaan Layak-Decent Work Country Program, ia juga menekankan bahwa kegiatan terkait disabilitas adalah juga menjadi sebuah prioritas ILO dengan difokuskan pada menghilangkan hambatan untuk mendapatkan pekerjaan dan menyediakan akses untuk pekerjaan yang layak bagi para penyandang disabilitas untuk bisa menggapai perlindungan sosial bagi semua. Sambutan oleh Ibu Roostiawati, Perwakilan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Ibu Roostiawati menunjukkan keseriusan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk 10

12 melihat lebih jauh lagi terhadap permasalahan disabilitas dan menyatakan penghargaan atas usaha untuk menyelenggarakan lokakarya ini dengan memperkenalkan Bapak Saud, Sekretaris Direktorat Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan yang juga hadir di antara para peserta. Pada saat bersamaan, ia juga mengakui akan kurangnya penerapan regulasi terkait para penyandang disabilitas dan menawarkan kerjasama yang berkesinambungan antara subdirektoratnya dengan para pemangku kepentingan. Terkait dengan pameran pekerjaan yang baru-baru ini diselenggarakan oleh Kementerian di Solo yang bertujuan untuk mempromosikan kesempatan mendapatkan pekerjaan yang layak di sektor formal bagi para penyandang disabilitas, Ibu Roostiawati menyatakan dukungan Kementerian terhadap kegiatan-kegiatan DPO di dalam meningkatkan kapasitas dan keahlian kerja para penyandang disabilitas. Ia juga mencatat pentingnya untuk menggabungkan kegiatan proyek Green Jobs in Asia, yang baru saja selesai dilaksanakan ILO, dengan kegiatan bertemakan disabilitas. Ia menekankan akan kesempatan kerja di bidang green jobs untuk para penyandang disabilitas untuk bisa mencapai terwujudnya pekerjaan-pekerjaan yang tidak bersifat diskriminatif. Presentasi oleh Ibu Sara Park, Programme Officer Sesi ini dilanjutkan pengenalan proyek PROPEL-Indonesia dan dilanjutkan dengan penjelasan singkat terkait dengan temuan dan kegiatan di bidang disabilitas yang telah dilakukan oleh ILO oleh Programme Officer dari ILO, Ibu Sara Park. Ia membuka penjelasannya dengan memperkenalkan ILO sebagai salah satu badan khusus PBB yang memiliki struktur tata kelola tripartite yang bertujuan untuk mendorong terciptanya pekerjaan yang layak untuk semua. Ketika memberikan penjelasan tentang proyek PROPEL-Indonesia, ia menyatakan tujuan dari proyek tersebut yaitu menghapuskan diskriminasi dan hambatan untuk mendapatkan kesempatan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. Lebih lanjut lagi ia menjelaskan tentang dua strategi proyek PROPEL Indonesia, yang merupakan fase keempat dari Program Kemitraan IrishAID: meningkatkan kerangka kerja 11

13 kebijakan dan hukum, mendukung advokasi dan peningkatan kesadaran. Pada bagian penutup, ia mendorong untuk lebih banyak lagi dilibatkannya para penyandang disabilitas di dalam semua aspek pengembangan dan penerapan kebijakan, serta juga inkulsi yang lebih lagi bagi para penyandang disabilitas di dalam pelatihan kejuruan dan dunia kerja. Presentasi oleh Bapak Jaka Santos, konsultan 2 Ketika bekerja purna waktu sebagai pengacara senior pada kantor Pengacara Simbolon & Partners, Bapak Jaka Santos melakukan pengkajian hukum mengenai pekerjaan dan pelatihan bagi para penyandang disabilitas. Sebelum berbicara langsung mengenai tema terkait dunia kerja dan perundang-undangan di Indonesia, ia menyampaikan beberapa hal penting untuk bisa mengerti mengenai perundang-undangan dan sistem hukum yang ada di Indonesia: - transformasi yang terus berlanjut pada administrasi pemerintahan Indonesia dan perubahan UUD karakteristik umum dari UU yang menjadi dasar untuk pembuatan peraturan-peraturan seperti misalnya peraturan pemerintah, instruksi presiden, peraturan menteri, dan instruksi menteri untuk pelaksanaan yang lebih mendetil - transformasi dari sistem sentralisasi ke sistem desantralisasi di Indonesia - pemahaman yang diperlukan dari warga negara terkait dengan apakah akan bermitra dengan pemerintah pusat atau daerah di dalam mencari keadilan Secara khusus terkait dengan tema disabilitas, Pak Santos membandingkan naskah asli UUD 1945 dengan naskah yang telah diamandemen. Ia menjelaskan bahwa walau di dalam naskah asli telah terdapat dua pasal 3 terkait dengan pemenuhan hak-hak asasi yang mendasar, maka di dalam amandemennya telah terdapat beberapa tambahan pasal lainnya, yang juga memasukkan hal mengenai para penyandang disabilitas. 4 Akan tetapi, walau telah ada amandemen UUD, lebih jauh lagi ia menjelaskan bahwa pasal-pasal tersebut masih belum 2 Informasi lengkap tersedia di dalam laporan yang dibuat oleh Pak Jaka Santos. 3 Dimaksudkan di sini adalah Pasal 27 mengenai hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak dan Pasal 31 mengenai akses pendidikan 4 Beberapa tambahan ada di Pasal 28 (poin C mengenai pendidikan, D mengenai perlakuan dan kesempatan yang sama, H mengenai perlindungan sosial, dan I mengenai hak-hak asasi manusia yang mendasar) serta Pasal 34 mengenai layanan kesehatan. 12

14 terealisasikan di dalam peraturan-peraturan penerapannya dikarenakan adanya perubahan struktur yang terus menerus di Indonesia. Lebih jauh lagi ia juga menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan yang terjadi antara apa yang dinyatakan di UUD dengan peraturan yang ada menjadi permasalahan utama yang menyebabkan instansi-instansi pemerintah tidak mampu mengoptimalkan pelaksanaan konstitusi di dalam masyarakat. Presentasi oleh Ibu Olivia Krishanty, penasihan bisnis, Better Work Indonesia Setelah rehat minum kopi, Ibu Olivia Krishanty, penasihat bisnis dari kegiatan Better Work Indonesia (BWI) melanjutkan dengan kegiatan presentasi terkait dengan program BWI dan komitmen program tersebut untuk mempromosikan pekerja penyandang disabilitas di tempattempat kerja yang padat karya. Tujuan program ini adalah meningkatkan produktifitas melalui perbaikan kondisi kerja untuk bisa memperkuat daya saing sektor industri yang memang padat karya. Program yang utamanya berjalan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi area ini ditujukan untuk membantu para pembeli internasional di dalam menerapkan audit sosial dan kode etik yang telah memenuhi standar di pabrik-pabrik tersebut karena satu pabrik bisa saja mendapatkan permohonan dari beberapa pembeli yang berbeda. Ia menjelaskan bahwa intervensi yang dilakukan BWI akan bisa menghapus terjadinya duplikasi serta penggunaan sumber daya yang tidak diperlukan ketika harus melakukan audit sosial yang serupa. Terkait dengan topik disabilitas dan kegiatan BWI, Ibu Krishanty menjelaskan bahwa terdapat sebuah temuan penting selama penilaian terhadap proyek uji coba dilakukan terkait dengan kurang taatnya pabrik-pabrik yang ada terhadap peraturan Kuota 1% 5. Sebagai akibatnya, BWI kemudian didekati oleh beberapa pembeli internasional yang mencoba mendapatkan pemecahan terhadap permasalahan ini. Oleh karena itu juga, maka BWI kemudian menyelenggarakan beberapa pertemuan antara para pembeli internasional dengan DPO-DPO untuk membahas masalah ini. Lebih jauh lagi ia menambahkan bahwa kurangnya informasi 5 Berdasarkan UU RI No 4 tahun 1997 tentang Penyandang Cacat dan peraturan untuk pelaksanaannya, yaitu Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1998 (tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat), Indonesia telah mengadopsi sebuah sistem kuota yang mempersyaratkan perusahaan-perusahaan yang memiliki kapasitas pekerja lebih dari 100 orang untuk memberikan kuota 1 % pekerja yang merupakan penyandang disabilitas. 13

15 terkait disabilitas dan sedikitnya referensi untuk bisa mempekerjakan para penyandang disabilitas menjadi alasan utama mengapa perusahaan-perusahaan ini kekurangan pekerja penyandang disabilitas di lingkungan kerja mereka. Ibu Krishanty juga menambahkan bahwa sekarang ini beberapa langkah telah diambil, termasuk di dalamnya mempersiapkan petunjuk untuk mempekerjakan para penyandang disabilitas, mempekerjakan seorang konsultan untuk mengkaji ulang dan meningkatkan kesadaran akan permasalahan-permasalahan disabilitas untuk para pemangku kepentingan di industri garmen, dan melakukan pertemuan-pertemuan untuk memperkenalkan para pembeli internasional dengan DPO-DPO yang ada di Jakarta. Presentasi oleh Bapak Gorm Skjaerlund, konsultan 6 Bapak Gorm Skjaerlund mempresentasikan temuan-temuan dan rekomendasi dari hasil survey cepat yang dilakukannya terhadap kegiatan pelatihan kejuruan dan layanan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas di Indonesia dimana provinsi Nusa Tenggara Timur dan Jogjakarta menjadi fokus survey tersebut. Ia menekankan bahwa keadaan yang ada sekarang ini menujukkan adanya kesenjangan utama terkait dengan hambatan untuk mendapatkan kesempatan bekerja dikarenakan kurangnya kesempatan pelatihan serta sedikit sekali tersedianya layanan dan dukungan bagi mereka para penyandang disabilitas. Permasalahan utama yang ditunjukannya adalah pada kurangnya sumber daya manusia, organisasi dan keuangan di kementerian-kementerian dan pada para pemangku kepentingan kelompok penyandang disabilitas serta juga buruknya koordinasi antara masing-masing lembaga yang ada. Lebih jauh lagi Bapak Skjaerlund mendiskusikan temuan-temuannya terkait dengan berbagai hasil yang didapatkan dari pelatihan untuk para penyandang disabilitas baik yang bersifat resmi atau pun tidak resmi. Terkait dengan kemampuan para penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan, ia menyingkapkan kenyataan bahwa para penyandang disabilitas 6 Informasi lengkap tersedia di dalam laporan: Survey Singkat mengenai Pelatihan Kejuruan dan Pekerjaan bagi Para Penyandang Disabilitas oleh Gorm Skjaerlund. 14

16 kurang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan di sektor formal dibandingkan dengan pekerjaan di sektor informal. Permasalahan utama lainnya yang juga ia nyatakan adalah kurangnya data sehingga menimbulkan kesulitan untuk menyelesaikan permasalahanpermasalahan utama yang ada pada komunitas-komunitas penyandang disabilitas. Ditambahkannya juga, ketidakmampuan komunitas-komunitas penyandang disabilitas ini untuk bertindak sebagai sebuah kelompok yang bisa memberikan tekanan dengan menyatukan suara mereka dan memberikan advokasi kepada para penyandang disabilitas juga telah diidentifikasikan sebagai salah satu hambatan bagi mereka yang berpotensi untuk menjadi mitra dan donor yang bisa memberikan inisiatif untuk diskusi dan program. Secara bersamaan juga, rekomendasi-rekomendasi juga diberikan untuk menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut. Pendekatan yang bersifat pro aktif dari komunitas penyandang disabilitas, penggunaan lembaga-lembaga pelatihan swasta, perlu dipertimbangkannya bentuk-bentuk pelatihan alternatif termasuk ke dalam beberapa bentuk metode yang disarankan untuk dilakukan agar bisa menciptakan kesempatan pekerjaan bagi para penyandang disabilitas. Bapak Skjaerlund juga mendorong adanya kerja sama baik di dalam kementerian dan juga antar kementerian, serikat-serikat pekerja, pengusaha, dan DPO. Terkait data, ia menyarankan diperlukannya sebuah prosedur pengumpulan data yang baku dan kerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bisa menentukan metodologi, persyaratan, dan aspek penting lainnya untuk bisa mendapatkan sekumpulan data yang absah terkait data statistik para penyandang disabilitas di Indonesia. Sesi III: Kegiatan pemetaan (27 September, 2012) 7 Kegiatan pemetaan program / proyek / inisiatif disabilitas di Indonesia ditujukan untuk mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung berdasarkan pekerjaan yang dilakukan (yang dibagi berdasarkan jenis dan area geografis kegiatan), dampak yang diinginkan dari masing-masing kegiatan, dan kesenjangan-kesenjangan di dalam kegiatan disabilitas. Sesi 7 Matriks Pemetaan yang lengkap untuk setiap tema yang dibahas bisa dilihat pada Lampiran 4. 15

17 ini mengikut sertakan para pemangku kepentingan dari pihak pemerintah, DPO, LSM, LSM internasional, donor, dan organisasi internasional yang berada di Indonesia. Ketersediaan pekerjaan di bidang ini termasuk juga kegiatan disabilitas untuk menciptakan akses ke pekerjaan / wirausaha, penelitian, gender, pembangunan kapasitas organisasi, dan akses mendapatkan keadilan. 1. Pekerjaan / wirausaha Akses ke sektor formal telah diidentifikasikan sebagai salah satu hal yang tetap menjadi tantangan utama bagi para penyandang disabilitas untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak. Hanya dua dari delapan organisasi yang bekerja di bidang ini yang menyatakan bahwa mereka pernah bekerja sama dengan perusahaan atau sektor formal di dalam menjembatani komunikasi antara para pekerja dan DPO-DPO, dan mempromosikan keahlian para pekerja penyandang disabilitas dengan menyesuaikan kapasitas dan keahlian mereka dengan posisi yang tersedia di perusahaan-perusahan tersebut. Beberapa alasan yang bisa dicatat adalah karena terbatasnya permintaan dari perusahaan-perusahaan untuk mempekerjakan para penyandang disabilitas, kurangnya keahlian pekerjaan, dan tidak memadainya latas belakang pendidikan para penyandang disabilitas. Sebagian besar organisasi yang ada aktif di dalam memberikan pelatihan kejuruan dan pembelajaran wirausaha untuk mendorong adanya kebebasan finansial, meningkatkan pendapatan serta kualitas kehidupan para penyandang disabilitas. Sayangnya, angka jumlah para penyandang disabilitas yang berhasil ditransferkan dari peserta pelatihan menjadi mereka yang mendapatkan kesempatan bekerja berdasarkan kegiatan masing-masing organisasi masih merupakan angka perkiraan saja dan indikator keberhasilan yang digunakan berbeda-beda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Selain itu, terdapat sedikit sekali akses terhadap informasi, kesempatan usaha dan ketersediaan modal yang dianggap menjadi halangan yang mendorong para penyandang disabilitas untuk mengeksplor sektor informal. Kegiatan terkait lapangan kerja lainnya yang juga disebutkan adalah kegiatan konseling dan 16

18 pendekatan CSR (Tanggungjawab Sosial Perusahaan). Akan tetapi, keefektifan dan data yang absah mengenai kegiatan-kegiatan ini tidak disebutkan karena kegiatan-kegiatan ini masih berlangsung. 2. Penelitian Bidang ini menarik perhatian para pemangku kepentingan dari instansi pemerintah, lembagalembaga penelitian, organisasi internasional, serta juga media dan konfenderasi pekerja nasional. Tujuan utama keikutsertaan organisasi di dalam topic ini adalah untuk membangun persepsi yang benar tentang para penyandang disabilitas di masyarakat, pengaruh kebijakan publik di dalam melakukan penyesuaian kondisi yang sekarang terjadi pada komunitas penyandang disabilitas, dan meningkatkan data yang handal terkait penyandang disabilitas di Indonesia. Dengan adanya data dan penelitian yang absah, sebagian besar organisasi dan instansi peserta menyatakan apa yang menjadi tujuan mereka yaitu bisa menggapai para pembuat kebijakan dan tokoh-tokoh yang berpengaruh di berbagai tingat termasuk di tingkat nasional untuk mendorong terwujudnya peran para penyandang disabilitas di dalam pembangunan nasional. 3. Pendidikan Pendidikan dianggap sebagai topic lintas sektor dimana informasi bisa disosialisasikan kepada komunitas-komunitas penyandang disabilitas dan non penyandang disabilitas terkait tentang bagaimana hak para penyandang disabilitas bisa diwujudkan. Kegiatan-kegiatan yang disebutkan bervarisi bergantung pada jenis disabilitas yang dihadapi; akan tetapi, ada empat kegiatan yang dipresentasikan: program pengajaran bahasa isyarat; pendidikan inklusif; advokasi, sosialisasi dan pembuatan kebijakan; dan pembangunan kapasitas dan pelatihan. Bidang kegiatan biasanya adalah bersifat lokal dan regional di Indonesia yang digabungkan dengan program-program nasional dimana sejumlah organisasi sedang melakukannya atau akan melakukannya di masa mendatang. 4. Gender 17

19 Walau ternyata topik ini hanya diikuti oleh tiga DPO peserta lokakarya, kegiatan-kegiatan yang sedang mereka lakukan menunjukkan pengalaman yang sangat kuat di dalam melakukan sosialisasi UN CRPD, jejaring kerja, dan advokasi di tingkat lokal dan nasional. Mereka memfokuskan kegiatan pada komponen-komponen seperti keluarga, sekolah, dan pemerintah daerah untuk memberikan pendidikan dan menyediakan informasi terkait dengan disabilitas dan bantuan bagi perempuan penyandang disabilitas. 5. Pembangunan Kapasitas Bidang tema ini memiliki jumlah organisasi peserta terbanyak. Sembilan organisasi berdiskusi mengenai pentingnya peningkatan kesadaran tidak hanya untuk komunitas non penyandang disabilitas, tapi juga melakukan kampanye kesadaran dan advokasi yang penting bagi para penyandang disabilitas untuk mengetahui hak-hak mereka berdasarkan UN CRPD. Selama masa presentasi singkat mereka, kurangnya partisipasi dari para penyandang disabilitas di dalam pembangunan dan minimnya dukungan dari pemerintah menjadi alasan utama mengapa mereka memprioritaskan untuk fokus pada pembangunan kapasitas komunitas penyandang disabilitas. Mereka juga berdiskusi mengenai peningkatan kapasitas organisasi mereka yang akan berdampak pada pembangunan dan keberadaan yang berkesinambungan di dalam menyediakan layanan dan bantuan untuk mereka yang merupakan penyandang disabilitas dan non disabilitas. 6. Akses untuk keadilan Penekanan pada UN CRPD dan peraturan di tingkat nasional dan daerah terkait dengan disabilitas berkali-kali disebutkan di dalam kegiatan kelompok ini. Tujuan utama untuk meningkatkan akses ke perundang-undangan adalah untuk mengarusutamakan topik disabilitas untuk bisa mencapai persamaan hak untuk para penyandang disabilitas dan bisa mensosialisasikan UN CRPD ke berbagai unsur masyarakat di Indonesia. Presentasi oleh Ibu Amy Sims, Bank Dunia Waktu singkat juga diberikan untuk Ibu Amy Sims dari Bank Dunia untuk memperkenalkan 18

20 sebuah program bernama Creative Community (Komunitas Kreatif). Ia juga menunjukkan sebuah video pendek terkait dengan kegiatan program tersebut di beberapa komunitas di Majalengka, Jawa Barat. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas komunitas dengan mendekati masyarakat melalui nilai-nilai tradisional. Ia juga menyatakan keinginannya untuk menerima umpan balik dari para peserta tentang bagaimana ia bisa meningkatkan program ini agar kegiatan ini menjadi inklusif untuk mereka para penyandang disabilitas. Evaluasi 8 Untuk perbaikan di masa mendatang, para peserta diminta untuk mengisi sebuah format evaluasi yang akan membantu memberikan penilaian terhadap kinerja lokakarya secara keseluruhan, mendorong umpan balik terhadap apa-apa yang menjadi permasalahan serta kekhawatiran para peserta, serta juga mengidentifikasi pembelajaran yang didapatkan para peserta dari kegiatan presentasi dan diskusi. Evaluasi dilaksanakan pada akhir kegiatan per harinya selama lokakarya dua hari ini. Jawaban-jawaban yang diberikan untuk tiap-tiap pertanyaan kemudian dikategorikan berdasarkan jawaban yang sama atau serupa yang diberikan. Informasi yang beguna dari kegiatan lokakarya dua hari Pada akhir lokakarya dua hari ini selesai, mayoritas peserta menggarisbawahi bahwa informasi terkait dengan Proyek DPO Window Bank Dunia, PROPEL-Indonesia, dan informasi mengenai pemetaan kegiatan-kegiatan DPO dianggap merupakan hal yang penting untuk meningkatkan keahlian para peserta. Para peserta juga menyatakan bahwa sesi berbagi informasi yang dilaksanakan oleh ILO mengenai akses ke pekerjaan, kesempatan pekerjaan, dan kebijakan pemerintah terkait dengan para penyandang disabilitas berguna. Selain itu, berbagi pengetahuan mengenai akses pendanaan, sumber daya dan pembangunan kapasitas DPO sangat berguna bagi organisasi mereka. 8 Hasil lengkap bisa dilihat di Lampiran 5. Ringkasan evaluasi ini pada awalnya dipersiapkan oleh Nicolas Pazold. 19

21 Pembelajaran dari presentasi dan diskusi ILO Khusus terkait sesi ILO, hampir setengah dari peserta menyatakan bahwa presentasi dan diskusi pada lokakarya ini telah membantu meningkatkan pengetahuan mereka tentang legislasi dan regulasi terkait dengan disabilitas dan lapangan kerja. Para peserta memberikan penghargaan atas hal terkini yang disampaikan oleh para presenter terkait dengan usaha-usaha strategis yang dilakukan ILO tentang topik disabilitas sebagai salah satu target yang dilakukan melalui PROPEL-Indonesia, yaitu tentang informasi mengenai regulasi tentang penyandang disabilitas di Indonesia, kurangnya data yang absah mengenai populasi para penyandang disabilitas, dan usaha yang telah dilakukan Proyek BWI untuk mendorong terciptanya kesetaraan di lingkungan kerja. Evaluasi juga menunjukkan bahwa lokakarya telah meningkatkan kesadaran peserta akan kurangnya usaha penegakkan Kuota 1%. Penjelasan terkait adanya kekosongan antara peraturan yang ada dengan praktik yang terjadi di masyarakat juga mendapatkan perhatian dari para peserta. Tindak lanjut setelah usainya lokakarya Para peserta menyatakan berbagai kemungkinan yang akan mereka lakukan terkait informasi yang merka dapatkan mengenai DPO Window Bank Dunia dan sesi dari ILO. Secara umum, sosialisasi informasi yang didapatkan selama kegiatan lokakarya kepada jejaring kerja serta komunitas mereka merupakan pilihan yang populer bagi para peserta. Selain itu, para peserta juga menyorot pentingnya usaha untuk memberikan advokasi mengenai hak atas pekerjaan yang layak bagi para penyandang disabilitas kepada para pemangku kepentingan. Informasi yang ada juga dianggap sebagai sumber pengetahuan dan dasar untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Peningkatan kualitas data dari organisasi-organisasi dan pemerintah daerah juga ditujukan untuk lebih mengoptimalkan lagi penggunaan informasi tersebut. Selain tentang informasi yang dianggap berguna dari kegiatan lokakarya, para peserta juga diminta untuk menyebutkan tindak lanjut yang akan diambil setelah kegiatan lokakarya berakhir. Secara garis besar, para peserta menyebutkan bahwa mereka akan memperluas jejaring kerja mereka dengan melakukan diskusi-diskusi tindak lanjut, mendapatkan 20

22 pemahaman yang lebih dari berbagai program yang berbeda, dan mendorong terwujudnya akses terhadap keadilan dan program yang inklusif akan menjadi kegiatan utama mereka. Saran yang lain adalah melakukan penilaian internal atas kegiatan yang dilakukan dan melakukan pembangunan kapasitas agar bisa berpartisipasi di dalam proyek-proyek disabilitas yang dilaksanakan oleh ILO dan Bank Dunia. Selanjutnya, sosialisasi hasil pembelajaran dan informasi yang didapatkan dari lokakarya kepada jejaring kerja dan komunitas mereka serta mengambil inisiatif untuk mulai menulis proposal kegiatan juga dinyatakan. Umpan balik mengenai Lokakarya Selain tentang pembelajaran dan informasi yang didapatkan selama lokakarya, evaluasi juga mengumpulkan informasi berupa umpan balik yang berguna untuk pelaksanaan lokakarya yang lebih baik lagi di masa mendatang. Akses terhadap materi dan kegiatan lokakarya juga dianggap sebagai permasalahan utama. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa lokakarya tidaklah cukup ramah pada penyandang disabilitas. Menurut mereka, lokakarya kurang memiliki materi dalam bentuk tercetak dan format lainnya yang sesuai dengan berbagai jenis hambatan yang ada, termasuk di dalamnya materi menggunakan huruf braille serta penjelasan yang mendetil tentang video dan gambar yang digunakan selama presentasi. Metode yang digunakan oleh para fasilitator dan panitia juga dianggap bukan hal yang mudah bagi para penyandang disabilitas sehingga menghindari mereka mendapatkan pemahaman serta berinteraksi dengan peserta lainnya. Di sisi lain, kurangnya waktu untuk berdiskusi, tanya jawab dan sesi pemetaan dianggap sebagai permasalahan terkait dengan pengelolaan waktu selama kegiatan lokakarya. Selain itu juga, ruang rapat ternyata juga tidak sesuai dan terlalu kecil untuk bisa mengakomodasi peserta yang datang. Masukan lebih jauh lagi adalah untuk mengundang lebih banyak DPO, organisasi lainnya serta pejabat pemerintah dari berbagai daerah di Indonesia, dan menyediakan alamat, nomor telepon, dan dari mereka yang hadir kepada para peserta sejak awal kegiatan lokakarya. Hasil pemetaan dan notulen rapat hendaknya diberikan kepada masing-masing organisasi untuk tujuan sosialisasi informasi. 21

23 Tindakan ILO berikutnya Lokakarya memberikan informasi yang luas mengenai berbagai kegiatan DPO, organisasi dan lembaga lainnya yang telah dilakukan akhir-akhir ini yang terkait dengan kepentingan topik disabilitas di Indonesia. Khusus terkait dengan sudut pandang ILO, terdapat tiga poin utama kegiatan yang akan mulai dilakukan setelah kegiatan lokakarya berakhir: 1. Melanjutkan kegiatan pembuatan petunjuk tentang pekerjaan bagi penyandang disabilitas yang dirancang untuk tingkat manajemen dan departemen SDM sebuah perusahaan. Kegiatan yang terus berlanjut ini berada di bawah pengawasan BWI terkait dengan kegiatannya untuk mempromosikan persamaan hak bagi para pekerja penyandang disabilitas di sektor garmen. 2. Karena besarnya perhatian yang diberikan oleh DPO serta organisasi lainnya mengenai topik legislasi dan disabilitas, dan di dalam mendukung pembangunan kapasitas dan pengetahuan DPO terkait legislasi, maka Proyek PROPEL akan: a. Melakukan beberapa sesi / pelatihan mengenai permasalah legislasi disabilitas di Jakarta dan beberapa provinsi lainnya dengan memfokuskan diri pada legislasi nasional dan standar internasional seperti misalnya UNCRPD dan Konvensi ILO Rehabilitasi Kejuruan dan Pekerjaan bagi Penyandang Disabilitas (No. 159) b. Menterjemahkan dua bahan bacaan berikut tentang pekerjaan yang layak dan disabilitas untuk meningkatkan kesadaran serta pekerjaan advokasi bagi para pemangku kepentingan: 1) Achieving Equal Employment Opportunities for People with Disabilities through Legislation ( 2) The Right to Decent Work of Persons with Disabilities ( 22

24 online/books/wcms_091349/lang--en/index.htm) 3. Selanjutnya, dengan melakukan kerjasama dengan beberapa lembaga media dan jurnalisme, pelatihan bagi para perwakilan dari berbagai media; termasuk di dalamnya untuk para editor, reporter, fotografer, dan pemangku kepentingan di bidang media yang akan diselenggarakan pada tahun

25 24

26 Annex Annex 1. Latar Belakang Proyek PROPEL-Indonesia dari ILO Pekerjaan yang layak adalah tujuan utama ILO bagi semua orang, termasuk para penyandang disabilitas. ILO telah bekerja selama lebih dari 50 tahun untuk mendorong pengembangan keterampilan dan peluang kerja bagi penyandang disabilitas berdasarkan pada prinsip-prinsip peluang dan perlakuan yang setara serta pengarusutamaan kedalam rehabilitasi pendidikan kejuruan. Sejak tahun 2001, Program Kemitraan ILO-Irish Aid telah bekerja di beberapa negara Asia Tenggara dan Afrika Selatan guna mendorong pekerjaan yang layak dan kehidupan yang lebih baik bagi penyandang disabilitas melalui lingkungan kebijakan dan hukum yang mendukung, serta dengan menyediakan pelatihan pengembangan kewirausahaan dan akses atas layanan-layanan terkait, dengan penekanan khusus pada perempuan penyandang disabilitas. Program ini juga telah mendorong keikutsertaan penyandang disabilitas bersama dengan bukan penyandang disabilitas dalam program-program dan layanan-layanan terkait dengan promosi kerja serta pembangunan ekonomi dan sosial. Dalam tahap ini, Program Kemitraan global ( ) Mendorong Hak-hak dan Peluang untuk Penyandang Disabilitas dalam Pekerjaan melalui Peraturan Perundang-undangan (PROPEL Indonesia) akan mendukung Pemerintah Indonesia dan pemangku kepentingan utama lainnya guna menanggapi hambatan-hambatan bagi peluang kerja yang setara, serta mendorong pengikutsertaan dari penyandang disabilitas. Tujuan Jangka Panjang Terciptanya pekerjaan dan peluang kerja yang lebih baik bagi laki-laki dan perempuan penyandang disabilitas, melalui pembentukan kebijakan dan kerangka hukum yang mendukung, promosi peluang untuk mengembangkan keterampilan serta langkah-langkah untuk menghapuskan diskriminasi. Tujuan Jangka Menengah Terciptanya lingkungan kebijakan dan hukum yang mendukung bagi pekerjaan dan peluang pelatihan yang lebih baik bagi para penyandang disabilitas Peningkatan kesadaran dan kapasitas para konstituen guna menanggapi non-diskriminasi dan hambatan-hambatan terhadap peluang kerja yang setara bagi para penyandang disabilitas. Mitra Utama Kementerian Sosial Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Organisasi Pekerja dan Pengusaha Organisasi Penyandang Disabilitas Universitas Media massa lokal 25

27 Annex 2. Latar Belakang DPO Window dari Bank Dunia Pengenalan terhadap Program untuk Organisasi Kaum Disabilitas (DPOs Window) melalui Hibah Program DPO memberikan kesempatan pada organisasi kaum disabilitas dan organisasi yang memfokuskan pada disabilitas untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan mereka untuk mewujudkan aspirasi kesetaraan dan keadilan sosial bagi kaum yang paling terpinggirkan di Indonesia melalui dana hibah. Prinsip dan strategi utama dari program DPO adalah kaum penyandang disabilitas dan berbagai DPO yang memiliki kewajiban untuk menjadi warga negara yang aktif dalam mengangkat isu-isu berkaitan dengan kebutuhan dan kesejahteraan mereka. Program DPO mempunyai target untuk menyediakan sumber daya yang aksesibel dan dukungan teknis yang diperlukan bagi DPO dan kaum penyandang disabilitas membangun kapasitas organisasi mereka dan meningkatkan network dan membangun kapasitas bagi donor, NGO, dan institusi pemerintahan untuk penyaluran pelayanan yang efektif dan dialog mengenai perundang-undangan yang mempromosikan kehidupan inklusi bagi para penyandang disabilitas ke dalam jaringan masyarakat luas dan proyek pengembangan. Mempromosikan inklusi bagi penyandang disabilitas di seluruh program pengentasan kemiskinan di Indonesia mendapat sokongan setelah diratifikasinya Konvensi PBB mengenai Hak-hak Penyandang Disabilitas (UNCRPD) pada Oktober Namun, usaha untuk menciptakan lingkungan inklusif bagi penyandang disabilitas yang diselenggarakan oleh berbagai kalangan saat ini masih terpecah-pecah dan tidak efisien karena kurang berbagi informasi dan koordinasi. Objektif Untuk memperkenalkan PNPM DPO Window dan tujuan-tujuannya kepada DPO tingkat nasional, organisasi yang memiliki fokus di disabilitas, dan organisasi lain yang bekerjasama dengan para penyandang disabilitas Untuk memulai diskusi diantara peserta lokakarya mengenai bagaimana supaya aplikasi hibah bisa aksesibel dan berguna, aktifitas apa yang harus diprioritaskaan dan didanai berdasarkan pengalaman (keinginan dan kebutuhan) mereka, dan agenda inklusi disabilitas berdasarkan hak azazi manusia, kriteria seleksi, dan aktivitas membangun kapasitas yang dibutuhkan sebelum mendaftar untuk program hibah DPO Window Hasil dan Target yang diinginkan 1. Peningkatan pengetahuan mengenai agenda DPO Window dan tujuannya serta prosedur untuk mendaftar ke PNPM DPO Window untuk mendapatkan hibah 2. Kejelasan dan consensus dari tipe aktivitas untuk tujuan mendukung dan memprioritaskan 3. Masukan dari DPO dan penyandang disabilitas tentang materi dan sumber daya, aktivitas pembangunan kapasitas dan dukungan spesifik yang mereka perlukan (untuk menambahkan ke dalam pembentukan sumber daya yang aksesibel) 26

28 Annex 3. Pertanyaan dan Komentar dari para Peserta Pertanyaan untuk PROPEL-Indonesia (Ms. Sara Park): 1. Apakah ILO telah melakukan mapping akan potensi yang ada dalam komunitas penyandang disabilitas dan apakan hasilnya dapat digunakan untuk intervensi selanjutnya termasuk untuk undang-undangnya di masa yang akan datang? ILO belum melakukan mapping akan hal ini secara umum, akan ada tantangan untuk mengukur kemampuan seseorang, karena banyak dari mereka yang memiliki kemampuan dan selalu akan bisa mendapat kemampuan baru bila melalui proses pelatihan yang rutin. Dengan proyek PROPEL kami memulai dengan melihat kesempatan pelatihan apa saja yang ada secara umum untuk kaum penyandang disabilitas di beberapa propinsi. Namun, mapping secara spesifik akan kemampuan atau potensi yang ada belum pernah dilakukan ILO mempromosikan kesempatan ketenagakerjaan yang setara, dan ini diperlukan kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mendapat pendidikan dan pelatihan. Pada saat yang sama, kami perlu meningkatkan kepedulian para pengusaha akan pentingnya mempekerjakan penyandang disabilitas dan hal apa saja yang perusahaan dapat perbuat untuk mengelola dan mengakomodasi pekerja dengan disabilitas dengan lebih baik (misalnya dengan pelatihan kerja). 2. Peningkatan sumber daya manusia, termasuk jaminan untuk mendapatkan pelatihan yang sesuai untuk keterampilan ketenagakerjaan, telah menjadi hal yang penting karena rendahnya kapasitas sumber daya manusia di DPO. Apakah ini salah satu fokus ILO? Pertanyaan ini tentu saja sesuatu hal yang ILO rasakan sangat penting. Kurangnya sumber daya manusia dan pembangunan kapasitas dan pelatihan akan staf merupakan hal yang penting dilakukan bagi pengembangan organisasi. Ini adalah satu kebutuhan yang sering muncul dalam diskusi kami dengan DPO yang berbeda, dan karena itu, kami telah memasukkan hal ini ke dalam rencana kerja dari proyek disabilitas di ILO. Namun, beberapa pelatihan juga akan diadakan dengan institusi pemerintahan, serikat pekerja, dan pengusaha. Dalam beberapa bulan ke depan kami akan meninjau dan mendiskusikan isi dari sesi pelatihan tersebut untuk 2013 dengan konsultasi bersama pemangku kepentingan. 3. Apa peran pemerintahan lokal dalam hubungannya dengan PROPEL? Walaupun partner utama kami dalam fase ini ( ) adalah dengan pemerintahan tingkat pusat (juga dengan serikat pekerja dan APINDO), kami juga akan konsultasi dan melakukan pelatihan dengan partner kami di tingkat propinsi. Sayangnya, kami tidak dapat mencakup banyak propinsi dalam fase ini. 4. Bagaimana hubungannya antara program di Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi dengan PROPEL? 27

29 Kementerian Ketenagakerjaan dan Transmigrasi adalah partner utama kami dalam proyek ini, dengan tujuan untuk menjalin hubungan kerjasama dengan direktorat yang berbedabeda untuk mengutamakan peningkatan kepedulian akan isu disabilitas dan ketenagakerjaan, dan juga mempresentasikan penemuan kami dari beberapa peninjauan dan aktivitas, dan juga mempromosikan undang-undang yang menyokong isi UNCRPD. Pertanyaan untuk Jaka Santos: 1. Informasi tentang perusahaan / kesempatan mendapat pekerjaan bagi penyandang disabilitas sangat penting, kemana kami bisa mendapat informasi tersebut secara langsung? (infobilic@yahoo.com) 2. Bilic sebagai DPO local, ingin mendapat informasi mengenai berbagai kebijakan terkait kesetaraan kesempatan, khususnya pekerjaan bagi penyandang disabilitas. Bagaimana kami bisa mendapat informasi tersebut? (infobilic@yahoo.com) 3. Dengan melihat isi dari pasal 27 CRPD tentang pekerjaan maka difabel mempunyai beberapa hak, diantaranya adanya informasi yang terbuka atas akses, modal pasar, tenaga kerja, alat dan bahan untuk usaha. Sejauh mana peran pemerintah terhadap informasi tersebut? (jaya.aditya35@yahoo.co.id) 4. Apakah sudah ada review atas mekanisme atau SOP untuk ketenagakerjaan yang diterapkan untuk pihak yang bekerja di work area? Kalau belum, ke depannya harus ada proses memastikan pemenuhan hak penyandang disabilitas di work area melalui mekanisme & SOP. (info_sapda@yahoo.com) 5. Adakah langkah kongkrit dari Kementerian Tenaga Kerja untuk mendorong pemenuhan kuota 1% tenaga kerja bagi penyandang disabilitas? (jaimunpry@yahoo.co.id) 6. Apakah kebijakan berkait kelompok disable berlaku general di setiap perusahaan? Atau ada kategori khusus, kebijakan ini berlaku untuk perusahaan yang bergerak di bidang tertentu saja? (marthinsin@ysik.org) 7. Bagaimana upaya mendorong kebijakan ketenagakerjaan di daerah? (edy1975_sehati@yahoo.co.id) 8. Apakah ada perlindungan khusus untuk tenaga kerja wanita penyandang cacat? Contohnya, peraturan agar wanita penyandang cacat tidak dikenakan shift malam. (lindawati133@gmail.com) 9. Bagaimana mengajak pengusaha agar mempekerjakan disabilitas? (nuning_lestari@yahoo.com) 28

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berakhirnya Perang Dunia II, telah membawa perubahan besar dalam pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat dengan

Lebih terperinci

Deklarasi Dhaka tentang

Deklarasi Dhaka tentang Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi

Lebih terperinci

Asesmen Gender Indonesia

Asesmen Gender Indonesia Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2

Lebih terperinci

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

SIARAN PERS 1/6. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Sepakati Musrenbang Inklusif dengan Lebih Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan 1/6 Penandatanganan Nota Kesepahaman Tunjukkan Peran Penting Pemerintah

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial

Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas

KERANGKA ACUAN KEGIATAN Rangkaian Kegiatan Perayaan Hari Internasional Penyandang Disabilitas Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Australia Organisasi Penyandang Disabilitas Australia Konsorsium Nasional (Konas) Difabel KERANGKA ACUAN

Lebih terperinci

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia Kerangka Acuan Call for Proposals 2016-2017: Voice Indonesia Kita berjanji bahwa tidak akan ada yang ditinggalkan [dalam perjalanan kolektif untuk mengakhiri kemiskinan dan ketidaksetaraan]. Kita akan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d 13.30 Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat Pimpinan pertemuan: Pak Sujana Royat, Deputi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat

Lebih terperinci

SIARAN PERS 1/6. Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pembangunan yang Inklusif dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan

SIARAN PERS 1/6. Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pembangunan yang Inklusif dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan Komitmen Pemerintah Kota Yogyakarta dalam Pembangunan yang Inklusif dengan Melibatkan Penyandang Disabilitas dan Kelompok Rentan 1/6 Penandatanganan Nota Kesepahaman Tunjukkan Peran Penting Pemerintah

Lebih terperinci

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia Sekilas tentang Profil Nasional untuk Pekerjaan Layak Apa itu Pekerjaan Layak? Agenda Pekerjaan Layak, yang dikembangkan Organisasi (ILO) semakin luas diakui sebagai

Lebih terperinci

Australia Awards Indonesia

Australia Awards Indonesia Australia Awards Paket Aplikasi Studi Singkat Kepemimpinan Organisasi dan Praktek-praktek Manajemen untuk Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) Page 1 Maksud dan tujuan Australia Awards Australia Awards

Lebih terperinci

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi

K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi K150 Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 1 K 150 - Konvensi mengenai Administrasi Ketenagakerjaan: Peranan, Fungsi dan Organisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia Tujuan 8: Mempromosikan keberlajutan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, kesempatan yang produktif dan menyeluruh, serta perkerja layak bagi semua Hak untuk Bekerja sebagai Hak Asasi Manusia

Lebih terperinci

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya. No.20, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN

Lebih terperinci

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA

MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA MEMBUKA DATA DARI BAWAH TUJUH LANGKAH UNTUK MEMBUKA DATA PEMERINTAH DENGAN SUKSES PANDUAN PELAKSANAAN JAKARTA PANDUAN PELAKSANAAN: MEMBUKA DATA DARI BAWAH Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan

Lebih terperinci

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA

Membuka Data. Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses. 25 Agustus 2015 JAKARTA Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data Pemerintah dengan Sukses Panduan Pelaksanaan 25 Agustus 2015 JAKARTA Panduan Pelaksanaan: Membuka Data dari Bawah Tujuh Langkah untuk Membuka Data

Lebih terperinci

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur

Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi terhadap proyek-proyek ILO di Jawa Timur Organisasi Perburuhan Internasional - Jakarta International Labour Organization Jakarta Senin, 29 Juli 2013 UNTUK DIBERITAKAN SEGERA Siaran Pers Dukungan Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan

Lebih terperinci

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA R197 REKOMENDASI MENGENAI KERANGKA PROMOTIONAL UNTUK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 R-197 Rekomendasi Mengenai Kerangka Promotional Untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan

Lebih terperinci

Januari, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

Januari, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Bandung, Jawa Barat, Indonesia DISKUSI TERBUKA Membuka Kesempatan untuk Penyandang Disabilitas di Sektor Pekerjaan Formal (PROPEL-Indonesia Komite Kerjasama 10 Organisasi Penyandang Disabilitas di Bandung) Januari, 31 2013 Dinas Tenaga

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

Edisi Khusus. ILO Jakarta

Edisi Khusus. ILO Jakarta ILO Jakarta Edisi Khusus Edisi Dwi Bahasa Januari 2018 MEMPROMOSIKAN HAK DAN KESEMPATAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA (KEMITRAAN PBB UNTUK MEMPROMOSIKAN HAK PENYANDANG DISABILITAS/UNPRPD) Pada

Lebih terperinci

Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan

Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan International Labour Organization Menanggulangi Permasalahan Pekerja Anak Melalui Pendidikan Laporan Rapat Bersama Para Mitra yang Diselenggarakan di ILO Jakarta 23 Januari 2013 DECENT WORK A better world

Lebih terperinci

Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011

Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011 PENGARUSUTAMAAN AKSES TERHADAP KEADILAN DALAM KEBIJAKAN DISABILLITIES Oleh: Diani Sadiawati Direktur Hukum dan HAM Bappenas Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011 Latar Belakang dari Pembuatan Akses terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia, sudah sepantasnya

Lebih terperinci

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

K187. Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K187 Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1 K187 - Tahun 2006 tentang Landasan Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja ISBN 978-92-2-xxxxxx-x Cetakan Pertama, 2010

Lebih terperinci

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) K168 - Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168) 2 K168 Konvensi

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMNAS PEREMPUAN PENGESAHAN: 25 MARET 2014 BAB I STRUKTUR ORGANISASI Pasal 1 Komisi Paripurna (1) Komisi Paripurna dipimpin oleh seorang Ketua dan 2 (dua) orang Wakil Ketua. (2) Sidang

Lebih terperinci

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL

K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL K144 KONSULTASI TRIPARTIT UNTUK MENINGKATKAN PELAKSANAAN STANDAR-STANDAR KETENAGAKERJAAN INTERNASIONAL 1 K-144 Konsultasi Tripartit untuk Meningkatkan Pelaksanaan Standar-Standar Ketenagakerjaan Internasional

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN TUGAS KEHUMASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAH DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional Konferensi Perburuhan Internasional Catatan Sementara 15A Sesi Ke-100, Jenewa, 2011 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA 15A/ 1 NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: KEP. 68/MEN/IV/2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS DI TEMPAT KERJA Tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

Lebih terperinci

4. Metoda penerapan Konvensi No.111

4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Diskriminasi dan kesetaraan: 4. Metoda penerapan Konvensi No.111 Kesetaraan dan non-diskriminasi di tempat kerja di Asia Timur dan Tenggara: Panduan 1 Tujuan belajar Mengidentifikasi kebijakan dan tindakan

Lebih terperinci

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA Istilah Community Based Rehabilitation (CBR) Di Indonesiakan : Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) Sejarah perkembangan

Lebih terperinci

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia

23 Oktober Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia 23 Oktober 2017 Kepada Yth: Ibu Retno L.P. Marsudi Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Setelah mengikuti siklus ketiga Tinjauan Periodik Universal (Universal Periodic Review - UPR) Indonesia, saya menyambut

Lebih terperinci

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK 1 K 182 - Pelanggaran dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk untuk Anak 2 Pengantar

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik

Lebih terperinci

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Bismillahirrohmannirrohiim Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua, Sambutan Pembukaan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Pada Sustainable Development Goals (SDGs) Conference Indonesia s Agenda for SDGs toward Decent Work for All Hotel Borobudur Jakarta, 17 Februari

Lebih terperinci

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja

K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja K122 Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 1 K 122 - Konvensi mengenai Kebijakan di Bidang Penyediaan Lapangan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK

RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK RENCANA AKSI GLOBAL MENANG DENGAN PEREMPUAN: MEMPERKUAT PARTAI PARTAI POLITIK Sebagai para pemimpin partai politik, kami memiliki komitmen atas perkembangan demokratik yang bersemangat dan atas partai

Lebih terperinci

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919

Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 Perdamaian yang universal dan abadi hanya dapat diwujudkan bila didasari pada keadilan sosial. Konstitusi ILO, 1919 SEKILAS TENTANG ILO Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO adalah badan Perserikatan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Tinjauan Pustaka

DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Tinjauan Pustaka DAFTAR ISI JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x INTISARI... xii ABSTRACT... xiii BAB I Pendahuluan...

Lebih terperinci

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 2 K-189: Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011 K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI DALAM

Lebih terperinci

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages

DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages DESA: Gender Sensitive Citizen Budget Planning in Villages Baseline Study Report Commissioned by September 7, 2016 Written by Utama P. Sandjaja & Hadi Prayitno 1 Daftar Isi Daftar Isi... 2 Sekilas Perjalanan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. standar Internasional mengenai hak-hak perempuan dan diskriminasi peremupuan

BAB V KESIMPULAN. standar Internasional mengenai hak-hak perempuan dan diskriminasi peremupuan BAB V KESIMPULAN Konstitusi yang berlaku dari era sebelum dan setelah Revolusi 2011 untuk dapat menjamin kesetaraan gender dan penolakan diskriminasi bagi perempuan dan lakilaki tampaknya hanya hitam diatas

Lebih terperinci

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA

PANDUAN LOKAKARYA. Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif LOKAKARYA April 2011 SURABAYA LOKAKARYA Analisa Diagnostik Ekonomi dan Ketenagakerjaan untuk menciptakan Lapangan Kerja Produktif 0405 April 2011 SURABAYA PANDUAN LOKAKARYA Desain Proses: Endro Catur Fasilitator: Janti Gunawan Endro

Lebih terperinci

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA

Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri

Lebih terperinci

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam

BAB II. Organisasi Buruh Internasional. publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam BAB II Organisasi Buruh Internasional Kesejahteraan buruh saat ini masih menjadi pembicaraan di khalayak publik. Dimana masih sering terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan hukum ketenagakerjaan.

Lebih terperinci

R a a t f. Sistem Informasi Pedesaan

R a a t f. Sistem Informasi Pedesaan R a a t f Sistem Informasi Pedesaan 1 Ringkasan Eksekutif Mengintegrasikan Gender pada Sistem Informasi Pedesaan di Indonesia Bank Dunia, Unit Sektor Pengembangan Pedesaan dan Sumberdaya Alam, Wilayah

Lebih terperinci

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA

K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA K88 LEMBAGA PELAYANAN PENEMPATAN KERJA 1 K-88 Lembaga Pelayanan Penempatan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan bagi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILITIES (KONVENSI MENGENAI HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda

Lapangan Kerja bagi Kaum Muda Organisasi Perburuhan Internasional Lapangan Kerja bagi Kaum Muda SEBUAH TUJUAN NASIONAL SEKILAS tentang Lapangan Kerja Bagi Kaum Muda di Indonesia: Sekitar 57 persen dari angkatan kerja muda Indonesia

Lebih terperinci

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN

K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN K111 DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN DAN JABATAN 1 K 111 - Diskriminasi dalam Pekerjaan dan Jabatan 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 PERATURAN MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Lebih terperinci

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial Ringkasan terjemahan laporan Persons with Disabilities in Indonesia: Empirical Facts and Implications for Social Protection Policies (Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk

Lebih terperinci

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958 2 R-111 Rekomendasi Diskriminasi (Pekerjaan dan Jabatan), 1958 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaum perempuan hari ini tidak hanya beraktifitas di ranah domestik saja. Namun, di dalam masyarakat telah terjadi perubahan paradigma mengenai peran perempuan di

Lebih terperinci

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI Bank Dunia memulai proses selama dua tahun untuk meninjau dan memperbaharui (update) kebijakan-kebijakan pengamanan (safeguard)

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN ILO CONVENTION NO. 111 CONCERNING DISCRIMINATION IN RESPECT OF EMPLOYMENT AND OCCUPATION (KONVENSI ILO MENGENAI DISKRIMINASI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2013 TENTANG GERAKAN NASIONAL PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa meningkatnya

Lebih terperinci

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs Outline Presentasi PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II Bengkulu, 14 Oktober 2014 Kristanto Sinandang UNDP Indonesia Proses Penyusunan SDGs Tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990

K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990 K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990 2 K-159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja (Difabel), 1990 K159 Konvensi Rehabilitasi Vokasional dan Lapangan Kerja

Lebih terperinci

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012

Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 Latar belakang dan konteks Kebijakan Gender AIPP Rancangan September 2012 AIPP bekerja untuk mempromosikan hak-hak masyarakat adat. Hak-hak masyarakat adat adalah bagian dari kerangka kerja hak-hak asasi

Lebih terperinci

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.144, 2015 HAM. Rencana Aksi. Nasional. Tahun 2015-2019. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PEMERINTAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 04 TAHUN 2011 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA

9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA 9 Kebutuhan dan Rekomendasi Utama Orang Muda (Young People) Indonesia terkait ICPD PoA Yayasan Aliansi Remaja Independen (ARI), sebuah lembaga non-profit yang dibentuk dan dijalankan oleh orang muda di

Lebih terperinci

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI

K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI K87 KEBEBASAN BERSERIKAT DAN PERLINDUNGAN HAK UNTUK BERORGANISASI 1 K 87 - Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan

Lebih terperinci

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA

K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA K19 PERLAKUKAN YANG SAMA BAGI PEKERJA NASIONAL DAN ASING DALAM HAL TUNJANGAN KECELAKAAN KERJA 1 K-19 Perlakukan Yang Sama Bagi Pekerja Nasional dan Asing dalam Hal Tunjangan Kecelakaan Kerja 2 Pengantar

Lebih terperinci

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000 2 K-183 Konvensi Perlindungan Maternitas, 2000 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI

KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI KEBIJAKAN DAN PROGRAM AKSI 1 2012-2013 Kerugian terhadap lapangan kerja akibat krisis finansial dan ekonomi telah menyebabkan kesulitan hidup bagi pekerja perempuan dan laki-laki, keluarga dan komunitas,

Lebih terperinci

Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia

Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia Sidang ke-92 2004 Laporan IV (1) Konperensi Perburuhan Internasional Pengembangan dan Pelatihan Sumber Daya Manusia pokok ke 4 dalam agenda Kantor Perburuhan Internasional Hak Cipta Kantor Perburuhan Internasional

Lebih terperinci

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA

K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA K100 UPAH YANG SETARA BAGI PEKERJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK PEKERJAAN YANG SAMA NILAINYA 1 K 100 - Upah yang Setara bagi Pekerja Laki-laki dan Perempuan untuk Pekerjaan yang Sama Nilainya 2 Pengantar

Lebih terperinci

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization

PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia. International Labour Organization PROMOTE: Pekerjaan Layak bagi Pekerja Rumah Tangga dan Penghapusan Pekerja Rumah Tangga Anak di Indonesia International Labour Organization 2 Saya yakin Konvensi ini dapat memberikan panduan kepada pemerintah

Lebih terperinci

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981

R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 R-165 REKOMENDASI PEKERJA DENGAN TANGGUNG JAWAB KELUARGA, 1981 2 R-165 Rekomendasi Pekerja dengan Tanggung Jawab Keluarga, 1981 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN GENDER BIDANG PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA

STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA STATUTA ASOSISI MAHKAMAH KONSTITUSI DAN INSTITUSI SEJENIS SE-ASIA Pembukaan Presiden atau Kepala mahkamah konstitusi dan institusi sejenis yang melaksanakan kewenangan konstitusional di Asia: MENGINGAT

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN, Menimbang Mengingat :

Lebih terperinci

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL

SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL SOSIALISASI GLOBAL CODE OF PRACTICE ON THE INTERNATIONAL RECRUITMENT OF HEALTH PERSONNEL KERJASAMA ANTARA PUSRENGUN BPPSDM KESEHATAN KEMENKES RI DENGAN WORLD HEALTH ORGANIZATION The WHO Global Code of

Lebih terperinci

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA

R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA R198 REKOMENDASI MENGENAI HUBUNGAN KERJA 1 R-198 Rekomendasi Mengenai Hubungan Kerja 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 1 K177 - Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177) 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev.

KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev. 1 KOMENTAR UMUM NO. 2 TINDAKAN-TINDAKAN BANTUAN TEKNIS INTERNASIONAL Komite Hak Ekonomi, Sosial, Dan Budaya PBB HRI/GEN/1/Rev. 1 at 45 (1994) KOMITE HAK EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA, komentar umum no. 2.

Lebih terperinci

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL

K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL K69 SERTIFIKASI BAGI JURU MASAK DI KAPAL 1 K-69 Sertifikasi Bagi Juru Masak Di Kapal 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang bertugas memajukan kesempatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas)

LAMPIRAN 6. PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) LAMPIRAN 6 PERJANJIAN KERJASAMA UNTUK MELAKSANAKAN CSR DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI INDONESIA (Versi Ringkas) Pihak Pertama Nama: Perwakilan yang Berwenang: Rincian Kontak: Pihak Kedua Nama:

Lebih terperinci

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH

K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH K45 KERJA WANITA DALAM SEGALA MACAM TAMBANG DIBAWAH TANAH 1 K-45 Mengenai Kerja Wanita dalam Segala Macam Tambang Dibawah Tanah 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan

Lebih terperinci

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA

PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA PROTOKOL OPSIONAL KONVENSI HAK-HAK ANAK MENGENAI KETERLIBATAN ANAK DALAM KONFLIK BERSENJATA Negara-Negara Pihak pada Protokol ini, Didorong oleh dukungan penuh terhadap Konvensi tentang Hak-Hak Anak, yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penyelenggaraan

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952

Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952 Konvensi 183 Tahun 2000 KONVENSI TENTANG REVISI TERHADAP KONVENSI TENTANG PERLINDUNGAN MATERNITAS (REVISI), 1952 Komperensi Umum Organisasi Perburuhan Internasional, Setelah disidangkan di Jeneva oleh

Lebih terperinci

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal Lima Langkah untuk Membantu Organisasi Masyarakat Sipil Berhasil Menerapkan Data Terbuka dengan Baik Panduan Pelaksanaan JAKARTA Panduan Pelaksanaan:

Lebih terperinci

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGARUSUTAMAAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H

2017, No Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Rights of Persons with Disabilities (Konvensi Mengenai Hak-H No.790, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENSOS. Standar Habilitasi dan Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci