Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011
|
|
- Hengki Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENGARUSUTAMAAN AKSES TERHADAP KEADILAN DALAM KEBIJAKAN DISABILLITIES Oleh: Diani Sadiawati Direktur Hukum dan HAM Bappenas Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011
2 Latar Belakang dari Pembuatan Akses terhadap Keadilan Pemenuhan hak-hak setiap warga negara termasuk kelompok penyandang disabilitas Perencanaan dan Pembangunan belum mengunakan pendekatan human Rights based approach di dalam pelaksanaannya untuk menjamin hak-hak masyarakat miskin dan terpinggirkan; Kebijakan Strategi Nasional Akses Terhadap Keadilan Merubah persepsi para pengambil keputusan mengenai pemenuhan hak-hak setiap warga negara dan hal tersebut harus dijamin oleh Negara
3 8 Bidang dalam Strategi Nasional Akses terhadap keadilan Perempuan Anak Reformasi Hukum dan Peradilan Tanah dan Sumber Daya Alam Tata Kelola Pemerintahan Daerah Bantuan Hukum Buruh Migran dan Buruh Anak Kelompok Miskin dan Terpinggirkan Strategi Nasional Akses terhadap Keadilan
4 Kerangka Konseptual Akses Terhadap Keadilan Dalam Strategi Nasional Kerangka Normatif Kesadaran Hukum Akses kepada Forum yang Sesuai Penanganan yang Efektif terhadap Masalah Penyelesaian yang Memuaskan Kerangka normatif berbagai undangundang, prosedur, dan struktur administratif berada pada tempatnya dan dipahami oleh para pemilik klaim dan pengemban tugas. Para pemilik klaim mengetahui hukum dan hak-haknya yang dijamin oleh hukum dan mengetahui apa yang harus dilakukan sekiranya mereka menghadapi masalah. Para pemilik klaim mencari penyelesaian bagi masalah-masalah mereka melalui mekanismemekanisme yang sesuai dan masalahmasalah itu diterima oleh para pengemban tugas. Para pengemban tugas mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memberikan penyelesaian bagi masalah-masalah. Para pemilik klaim menerima penyelesaianpenyelesaian yang sesuai, sejalan dengan standar-standar HAM.. Pengawasan, Pemantauan and Transparansi
5 Relevansi Akses terhadap Keadilan dengan Penyandang Disabilitas Definisi Akses terhadap Keadilan: Keadaan dan proses dimana negara menjamin terpenuhinya hak-hak dasar berdasarkan UUD 1945 dan prinsipprinsip universal hak asasi manusia, dan menjamin akses bagi setiap warga negara (claim holder) agar dapat memiliki kemampuan untuk mengetahui, memahami, menyadari dan menggunakan hak-hak dasar tersebut melalui lembaga-lembaga formal maupun informal, didukung oleh keberadaan mekanisme keluhan publik (public complaint mechanism) yang mudah di akses masyarakat dan responsif, agar dapat memperoleh manfaat yang optimal untuk memperbaiki kualitas kehidupannya sendiri. dijamin akan hak-haknya Akses terhadap keadilan Layanan publik melalui Formal dan informal Kesamaan di hadapan hukum Diskriminasi
6 Apa yang sedang dilakukan untuk Pengarusutamaan Akses terhadap Keadilan Saat ini Direktorat Hukum dan HAM dengan dukungan UNDP sedang membuat Gap Analisis antara Stranas Akses terhadap Keadilan dengan Renja dan RKAK/L, ditinjau dari 8 bidang dalam Stranas: 1. Bidang reformasi hukum dan Peradilan; 2. Bidang Tanah dan Sumber daya Alam; 3. Bidang Tata Kelola Pemerintahaan Daerah; 4. Bidang Bantuan Hukum; 5. Akses terhadap keadilan untuk Perempuan; 6. Akses terhadap keadilan untuk anak; 7. Akses terhadap keadilan untuk pekerja migran dan buruh anak; 8. Akses terhadap keadilan untuk kelompok miskin dan terpinggirkan Pemetaan RENJA/RKAK /L Konsultasi dengan K/L hasil Pemetaan Gap Analisis A2J Rencana Tindak untuk pengarusutamaan Gap Analisis
7
8
9 PENGARUSUTAMAAN AKSES TERHADAP KEADILAN DALAM KEBIJAKAN PEMERINTAH TERKAIT PENYANDANG DISABILITAS
10 GAMBARAN UMUM Penyandang cacat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bangsa Indonesia. penyandang cacat merupakan BAGIAN DARI BANGSA INDONESIA; Mereka hidup sama seperti anggota masyarakat lainnya, ingin dihargai dan menghargai, ingin dicintai dan mencintai, ingin memiliki dan dimiliki, mempunyai karsa dan rasa, mereka mempunyai kelebihan dan kekurangan sama seperti manusia lainnya.
11 Akses terhadap Keadilan dalam Kebijakan Pemerintah Sejak Strategi Nasional Akses terhadap Keadilan tanggal 16 Oktober 2009 oleh Menteri PPN/Bappenas Strategi Nasional sudah dijadikan payung beberapa kebijakan, antara lain: RPJMN Inpres No. 1/2010 Inpres No. 3/2010
12 Dasar Hukum Terkait Penyadang Disabilitas 1. Undang-undang 1945 dan UU No. 39/1999 tentang HAM; 2. UU No. 4/1997 tentang Penyandang cacat (sudah 14 Tahun) ; 3. PP No. 43/1998 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat (sudah 13 Tahun) 4. UU No. 12/2005 tentang ratifikasi Kovenan International tentang hakhak sipil dan politik (sudah 6 Tahun) 5. RPJMN : Prioritas kebijakan pemberdayaan dan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas ditetapkan sebesar jiwa walaupun relatif masih kecil dengan jumlah penyandang cacat yang mencapai 2,3 juta termasuk penca berat (sumber Pusdatin Kesos,2006) 6. Inpres No1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Inpres No 3/2010 tentang Program Pembangunan Yang Berkeadilan: Menempatkan penyandang disabilitas sebagai prioritas program nasional 8. RAN HAM, Perpres No. 23 Tahun Renstra/Renstrada masing-masing KL Terkait Tugas dan Fungsi 10. RKP/RKPD/RKAKL/RKASKP
13 PERMASALAHAN Kurangnya pemahaman masyarakat maupun aparatur pemerintah yang terkait tentang keberadaan penyandang cacat. Keadaan demikian telah berakar kuat di masyarakat, sehingga sangat sulit untuk memberikan hak dan kesempatan yang sama kepada penyandang cacat Fasilitas berupa aksesibilitas fisik dan non fisik yang diberikan Negara untuk penyandang cacat relatif sangat terbatas, sehingga sulit untuk beraktifitas sesuai kreatifitas masing-masing.
14 Salah satu Implementasi Pertemuan Tingkat Tinggi Antar Pemerintah, dari Negara-negara PBB dikawasan Asia Pasifik (25-28 Oktober 2002) di Otsu Jepang. Hasil pertemuan: Disepakati perpanjangan Asian and Pacific Decade of Disabled Persons (APDDP) untuk dekade selanjutnya 2003 s/d Dekade ke dua lebih populer disebut dengan Biwako Millenium Frameworks for Action: Toward an Inclusive, Barrier Free and Right Based Society For Person With Disabilities in Asia and the Pacific. Tindak Lanjut: Rencana Aksi Nasional (RAN) Penyandang Cacat Indonesia tahun Substansi RAN: gerakan nasional yang melibatkan peran strategis dari berbagai unsur Pemerintah Pusat dan Daerah, dunia usaha, lintas sektor,masyarakat dan berbagai elemen lainnya melalui sistem satuan kelembagaan koordinasi yang terpadu dan sinergis. Thn 2012, pendekatan terhadap penyandang cacat sudah berdasarkan HAM, bebas hambatan dan inklusi. UU memerintahkan semua BUMN dan BUMD wajib memperkerjakan penyandang cacat (Setiap perusahaan yang memiliki 100 karyawan, satu diantaranya diisi penyandang cacat): penerimaan 100 ribu calon pegawai negeri sipil, seharusnya 10 orang, diisi oleh penyandang cacat.
15 Rencana Aksi Nasional (RAN) Penyandang Cacat Indonesia sampai tahun 2010 sudah memasuki tahun ke 7(tujuh), namun pencapaian target dalam implementasi RAN belum terlaksana seperti yang diharapkan Hasil evaluasi Kemensos: implementasinya belum mencapai 50 Persen dari target yang telah ditetapkan (Review RAN PC,Kemensos 2010) Tantangan: Globalisasi, sehingga pencapaian penyelenggaraan bidang kesejahteraan sosial di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga kesejahteraan sosial yang menguasai disiplin ilmu pekerjaan sosial. Terkait Good Governance dan Otonomi Daerah: Untuk mempersingkat birokrasi sehingga proses pemberian pelayanan sosial serta pemenuhan kebutuhan masyarakat semakin cepat.
16 Upaya Pemberdayaan Disabilitas... Perlu adanya peningkatan kapasitas diri melalui peningkatan sarana dan prasarana/fasilitas maupun kesempatan kepada penyandang cacat. Dasar Pemberdayaan: Konstitusi/ UUD NRI 1945 dan perkembangan demokratisasi yang memberikan kesempatan dan akses yang seluas-luasnya kepada warga negara untuk turut serta dalam pembuatan keputusan yang mempunyai pengaruh dalam kesejahteraan mereka.
17 Prioritas Tindak Lanjut Yang perlu Dilakukan... Perlu pelibatan Stakeholder untuk peduli terhadap penyandang cacat dalam pembiayaan program perlindungan sosial di daerah, mulai dari turut mengawasi, memberikan usulan pencarian dana sampai pada kontribusi pendanaan langsung. Perlu menciptakan iklim yang memungkinkan potensi penyandang cacat itu berkembang dengan mendorong, memotivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki agar berupaya untuk mengembangkannya. Perlu meningkatkan penguatan potensi atau daya yang dimiliki para penyandang cacat. Perlu meningkatkan pengembangan perlindungan bagi para penyandang cacat, sebagai bukti keberpihakan pada mereka, dan mencegah persaingan yang tidak seimbang
18 TERIMA KASIH Sekretariat Akses Terhadap Keadilan Wisma Bakri 2 Lt. 6 Hr. Rasuna Said Jakarta
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinci2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.144, 2015 HAM. Rencana Aksi. Nasional. Tahun 2015-2019. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Acuan Kebijakan Kemiskinan merupakan masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan
Lebih terperinciProfil Pekerjaan yang Layak INDONESIA
Profil Pekerjaan yang Layak INDONESIA Ringkasan Selama 15 tahun terakhir, Indonesia mengalami perubahan sosial dan politik luar biasa yang telah membentuk latar belakang bagi pekerjaan layak di negeri
Lebih terperinciKementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (MUSRENBANGNAS) TAHUN 2010 Jakarta, 28 April-1 Mei 2010 RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 / HUK / 2012 TENTANG
KEPUTUSAN NOMOR 32 / HUK / 2012 TENTANG TIM KOORDINASI NASIONAL UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS TAHUN 2012, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pengelolaan sistem pemerintahan, good governance telah menjadi salah satu paradigma dalam penyelenggaran untuk mengelola urusan-urusan publik. Menurut
Lebih terperincim^w^^^^mi^^^^m m M &&&?zmi Hpj
m^w^^^^mi^^^^m m M Hpj &&&?zmi w m m PANDANGAN DAN PENDAPAT PRESIDEN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS Pimpinan dan Anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang tentang
Lebih terperinciMAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL. Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si
INTERMEDIATE HUMAN RIGHTS TRAINING BAGI DOSEN HUKUM DAN HAM Hotel Novotel Balikpapan, 6-8 November 2012 MAKALAH AKSES KE KEADILAN: MENDISKUSIKAN PERAN KOMISI YUDISAL Oleh: Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si
Lebih terperinciDINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia, sudah sepantasnya
Lebih terperinciPERNYATAAN POLITIK RAPAT KERJA NASIONAL 2007 PERSATUAN TUNANETRA INDONESIA
PERNYATAAN POLITIK RAPAT KERJA NASIONAL 2007 PERSATUAN TUNANETRA INDONESIA Dengan Nama dan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, Kami segenap keluarga besar tunanetra Indonesia yang hadir dalam Rakernas Pertuni
Lebih terperinciRABU, 20 JANUARI 2016
PENJELASAN KOMISI VIII DPR RI ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS RABU, 20 JANUARI 2016 JAKARTA KOMISI VIII DPR RI DEW AN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Assalamu'alaikum Wr.
Lebih terperinciDeklarasi Dhaka tentang
Pembukaan Konferensi Dhaka tentang Disabilitas & Manajemen Risiko Bencana 12-14 Desember 2015, Dhaka, Bangladesh Deklarasi Dhaka tentang Disabilitas dan Manajemen Risiko Bencana, 14 Desember 2015 diadopsi
Lebih terperinciRENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN
LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2004 TANGGAL 11 MEI 2004 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA INDONESIA TAHUN 2004 2009 I. Mukadimah 1. Sesungguhnya Hak Asasi Manusia
Lebih terperinciPenanggungjawab : Koordinator Tim Pelaksana
CAKUPAN PEKERJAAN KOORDINATOR SEKTOR DAN STAF ADMINISTRASI PADA SEKRETARIAT PELAKSANAAN PERATURAN PRESIDEN (PERPRES) NOMOR 55 TAHUN 2012 TENTANG STRATEGI NASIONAL PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI (STRANAS
Lebih terperinciKementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional STRATEGI NASIONAL PENANGGULANGAN KEMISKINAN, RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH NASIONAL (RPJMN) 2004 2009,
Lebih terperinciMENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK / 2007 TENTANG
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 30 / HUK / 2007 TENTANG TIM KOORDINASI NASIONAL UPAYA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN SOSIAL PENYANDANG CACAT TAHUN 2007
Lebih terperinci- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI
Lebih terperinciBAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM
- 28 - BAB III PENYUSUNAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN RANHAM A. KOORDINASI 1. Dalam melakukan penyusunan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan RANHAM dibutuhkan upaya koordinasi
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I
LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Komitmen Negara Republik
Lebih terperinciGLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21
Forum Dunia tentang HAM di Kota tahun 2011 GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21 16-17 Mei 2011 Gwangju, Korea Selatan Deklarasi Gwangju tentang HAM di Kota 1
Lebih terperinciNaskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial
Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial 2 Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan Sosial Naskah Rekomendasi mengenai Landasan Nasional untuk Perlindungan
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA
PENGARUSUTAMAAN GENDER DI INDONESIA Oleh: Iklilah Muzayyanah DF., M.Si 1 (Dipresentasikan pada Workshop Pengarusutamaan Gender dan Anak di Perguruan Tinggi Agama Islam) Hotel T, 1 Oktober 2014 APA PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciDISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK)
DISAMPAIKAN OLEH : YUDA IRLANG, KORDINATOR ANSIPOL, ( ALIANSI MASYARAKAT SIPIL UNTUK PEREMPUAN POLITIK) JAKARTA, 3 APRIL 2014 UUD 1945 KEWAJIBAN NEGARA : Memenuhi, Menghormati dan Melindungi hak asasi
Lebih terperinciKEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA
KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA PELUNCURAN STRATEGI NASIONAL (STRANAS) PERCEPATAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) MELALUI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Salah satu dari keempat NSPK yang diterbitkan dalam bentuk pedoman ini adalah Pedoman Pelaksanaan Perlindungan Anak.
KEMENTERIAN NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA KATA PENGANTAR Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persepsi negatif dan mengarah pada diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Disabilitas atau yang lebih banyak diartikan sebagai kecacatan, seringkali dikaitkan dengan masalah keterbatasan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan, penyakit, dan anggapan
Lebih terperinciMAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN YANG DAPAT DIAKSES
PENGUATAN KAPASITAS HAKIM DALAM PEMENUHAN HAK ATAS PERADILAN YANG FAIR BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA Jogjakarta Plaza Hotel, 14-17 April 2014 MAKALAH KEBIJAKAN KOMISI YUDISIAL UNTUK PENGADILAN
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013
BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 Evaluasi Pelaksanaan Renja Tahun 2013 2.1 BAB 2 EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2013 DAN CAPAIAN RENSTRA SAMPAI DENGAN
Lebih terperinciPengantar Memahami Hak Ekosob. M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID
Pengantar Memahami Hak Ekosob M. Dian Nafi PATTIRO-NZAID Manusia dan Perjuangan Pemajuan Hak Asasinya Semua manusia memperjuangkan hak hidup layak. Agama menginspirasi perjuangan manusia itu. Berbagai
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciRencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi
Lebih terperinciPELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2017 DAN RENCANA PROGRAM TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS
PELAKSANAAN PROGRAM TAHUN 2017 DAN RENCANA PROGRAM TAHUN 2018 DIREKTORAT REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS Jakarta, 24 Oktober 2017 Direktur Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Drs. Bambang
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9)
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG SATU DATA INDONESIA (VERSI 9) Forum Konsultasi Publik 18 Mei 2017 BADAN INFORMASI GEOSPASIAL 2 STRUKTUR RANCANGAN PERPRES Bab I. Bab II. Ketentuan Umum Tujuan dan Strategi
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Di dalam UUD 1945 Bab XA tentang Hak Asasi Manusia, pada dasarnya telah dicantumkan hak-hak yang dimiliki oleh setiap orang atau warga negara. Pada
Lebih terperinciBAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM
BAB 9 PEMBENAHAN SISTEM DAN POLITIK HUKUM Mewujudkan Indonesia yang adil dan demokratis merupakan upaya yang terus-menerus dilakukan, sampai seluruh bangsa Indonesia benar-benar merasakan keadilan dan
Lebih terperinciTERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN
TERWUJUDNYAMASYARAKAT KABUPATEN PASAMAN YANGMAJU DAN BERKEADILAN Untuk memberikan gambaran yang jelas pada visi tersebut, berikut ada 2 (dua) kalimat kunci yang perlu dijelaskan, sebagai berikut : Masyarakat
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan negara yang tanpa batas, proses globalisasi bergerak dengan sangat cepat menembus hampir kesegala aspek kehidupan seperti ideologi,
Lebih terperinciSekretariat Jenderal KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENGADILAN AGAMA TUAL TUAL, PEBRUARI 2012 Halaman 1 dari 14 halaman Renstra PA. Tual P a g e KATA PENGANTAR Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NKRI) tahun 1945
Lebih terperinciPERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER
PERNYATAAN KEBIJAKAN HAK ASASI MANUSIA UNILEVER Kami meyakini bahwa bisnis hanya dapat berkembang dalam masyarakat yang melindungi dan menghormati hak asasi manusia. Kami sadar bahwa bisnis memiliki tanggung
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya.
No.20, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN NEGARA PP&PA. Strategi Nasional. Sosial Budaya. PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG PENGESAHAN CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILITIES (KONVENSI MENGENAI HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb Selamat Malam dan Salam sejahtera bagi kita semua
LAPORAN KOMISI VIII DPR RI ATAS HASIL PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYANDANG DISABILITAS DISAMPAIKAN PADA RAPAT PARIPURNA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KAMIS, 17 MARET 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana untuk mendirikan provinsi-provinsi baru di Indonesia. Pembentukan provinsi baru ini didasari
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciAsesmen Gender Indonesia
Asesmen Gender Indonesia (Indonesia Country Gender Assessment) Southeast Asia Regional Department Regional and Sustainable Development Department Asian Development Bank Manila, Philippines July 2006 2
Lebih terperinciPenyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial
Ringkasan terjemahan laporan Persons with Disabilities in Indonesia: Empirical Facts and Implications for Social Protection Policies (Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk
Lebih terperinciBadan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Kepulauan Riau ARAH PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2016 Jumlah pulau : 2.408 pulau Berpenghuni : 366 buah (15 %) Belum berpenghuni : 2.042buah
Lebih terperinciBAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM
BAB 11 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN DAN PERAN PEREMPUAN SERTA KESEJAHTERAAN DAN PERLINDUNGAN ANAK A. KONDISI UMUM Upaya peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan serta kesejahteraan dan perlindungan
Lebih terperinciTujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan
: Multi-stakeholder Consultation and Workshop, 26-27 April 2017, Jakarta, Tujuan 5: Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan Hak Asasi Perempuan Pelarangan diskriminasi
Lebih terperinciBELAJAR DARI PENGUATAN APARATUR PEMDA DALAM PENGELOLAAN PNPM PISEW
BELAJAR DARI PENGUATAN APARATUR PEMDA DALAM PENGELOLAAN PNPM PISEW Penguatan aparatur pemerintah daerah dalam memberjalankan program di daerahnya menjadi salah satu kunci keberhasilan program nasional
Lebih terperinciStandar Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Standar Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Disampaikan dalam: Seminar Kesehatan Pengembangan Sinergitas Layanan Kesehatan Inklusi yang Tangguh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PENGARUSUTAMAAN GENDER MELALUI PPRG KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PENGARUSUTAMAAN GENDER Strategi untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program
Lebih terperinciGOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI
GOOD GOVERNANCE & TRANSPARANSI Ari Wibowo, M.Pd LATAR BELAKANG Reformasi 1998 Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Perkembangan teknologi Informasi dan Komunikasi PRINSIP GOOD GOVERNANCE Partisipasi Masyarakat
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG TIM KONSULTASI PRIVATISASI BADAN USAHA MILIK NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa program privatisasi Badan Usaha Milik
Lebih terperinciGENDER BUDGET STATEMENT. (Pernyataan Anggaran Gender) : Kedeputian Bidang SDM dan Kebudayaan. Perlindungan Anak
Contoh GBS Bappenas (T.A.2011) GENDER BUDGET STATEMENT (Pernyataan Anggaran Gender) Nama K/L Unit Organisasi Unit Eselon II/Satker Program Kegiatan : Kementerian PPN/Bappenas : Kedeputian Bidang SDM dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN
KEBIJAKAN & STRATEGI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM MENDUKUNG PEMBANGUNAN BIDANG KOMINFO TAHUN 2004-2009 Disampaikan oleh : Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Pada
Lebih terperinciINSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2015 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN Jakarta, 27 Mei 2015
INSTRUKSI PRESIDEN NOMOR 7 TAHUN 2015 AKSI PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KORUPSI TAHUN 2015 Jakarta, 27 Mei 2015 PENDAHULUAN Perpres No. 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
Lebih terperinciBiro Hukum Kementerian PPN/Bappenas
Biro Hukum Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada kegiatan diseminasi Policy Paper Implementasi dan Pengembangan RIA Untuk Menilai Kebijakan (Peraturan dan Non Peraturan) Di Bappeda Jawa Timur, 1 Oktober
Lebih terperinciBAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK
BAB 10 PENGHAPUSAN DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI BENTUK Diskriminasi merupakan suatu bentuk ketidakadilan di berbagai bidang yang secara tegas dilarang berdasarkan UUD 1945. Penegakan hukum melawan perlakuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman kebutuhan kelompok dan individu masyarakat, tak terkecuali
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prinsip partisipasi, transparansi dan akuntabilitas dalam good governance menjamin berlangsungnya proses pembangunan yang partisipatoris dan berkesetaraan gender. Menurut
Lebih terperinciDEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI
DEPUTI PERLINDUNGAN PEREMPUAN KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK RI PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Sakernas BPS Sep 2010, Jumlah angkatan kerja : 116,5 juta Jumlah yang bekerja sebesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan.
BAB I PENDAHULUAN Kemiskinan menghambat tercapainya demokrasi, keadilan dan persatuan. Penanggulangan kemiskinan memerlukan upaya yang sungguh-sungguh, terusmenerus, dan terpadu dengan menekankan pendekatan
Lebih terperinci- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS
- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PELAYANAN BAGI PENYANDANG DISABILITAS I. UMUM Para penyandang disabilitas seringkali tidak menikmati
Lebih terperinciPress Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda
Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda Nusa Dua Bali, 25 26 Maret 2013 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciMAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.
Jamuan Ilmiah tentang Hukum Hak Asasi Manusia bagi Tenaga Pendidik Akademi Kepolisian Semarang Jogjakarta Plaza Hotel, 16 18 Mei 2017 MAKALAH Mengenal Konvensi-konvensi Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H. TRAINING
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dengan tugas pokoknya merumuskan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah
Lebih terperinciKompetensi. Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. hukum dengan HTSdP.
Hukum Dan Hak Asasi Manusia Hak Turut Serta dalam Pemerintahan (HTSdP) Andhika Danesjvara & Nur Widyastanti Kompetensi 1. Mampu menjelaskan pengertian tentang Hak Turut Serta dalam Pemerintahan. 2. Mampu
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
UNIT PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PPID RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PELAYANAN INFORMASI PUBLIK Melayani Informasi, Memajukan Negeri 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Salah satu prasyarat penting dalam
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1604, 2014 BNPB. Penanggulangan. Bencana. Gender. Pengarusutamaan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG PENGARUSUTAMAAN
Lebih terperinciRESUME PARAMETER KESETARAAN GENDER DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
RESUME RESUME PARAMETER KESETARAAN GENDER DALAM PEMBENTUKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN 1. Apa latar belakang perlunya parameter gender dalam pembentukan peraturan perundangundangan. - Bahwa masih berlangsungnya
Lebih terperinciUnduh dalam bentuk berkas suara (MP3)
Unduh dalam bentuk berkas suara (MP3) TRANSKRIPSI SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN KONFERENSI REGIONAL IACA (INTERNATIONAL ASSOCIATION OF COURT ADMINISTRATOR) TAHUN 2011
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciMewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender
Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia Prinsip-Prinsip Usulan Terhadap RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender Mewujudkan Payung Hukum Penghapusan Diskriminasi Gender di Indonesia
Lebih terperinciWALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KOMITE PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK-HAK PENYANDANG DISABILITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara demokrasi. 1 Demokrasi sebagai dasar hidup
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara demokrasi. 1 Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara memberi pengertian bahwa rakyat turut membantu memberikan kontribusi dalam menilai kebijakan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyandang disabilitas. Namun data dari The World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Tidak ada seorangpun yang ingin menjalani kehidupan sebagai seorang penyandang disabilitas. Namun data dari The World Health Organization (WHO) / Organisasi Kesehatan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang
Lebih terperinciPENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM
PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM R. Herlambang Perdana Wiratraman, SH., MA. Fakultas Hukum Universitas Airlangga Surabaya, 29 Januari 2008 Pokok Pembahasan 1. Bagaimana ketentuan hukum
Lebih terperinciPENANAMAN MODAL ECOLINE SITUMORANG
JUDICIAL REVIEW UU NO. 25 TAHUN 2007 TENTANG PENANAMAN MODAL OLEH: ECOLINE SITUMORANG Indonesian Human Rights Committee for Social Justice (IHCS) Disampaikan dalam acara Workshop Memperkuat Justisiabilitas
Lebih terperinciPelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana
Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan Oleh: Marita Ahdiyana Abstrak Salah satu peran strategis aparatur pemerintah dalam mewujudkan good governance adalah memberikan pelayanan prima kepada
Lebih terperinciLembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita
+ Lembaga Akademik dan Advokasi Kebijakan dalam Perlindungan Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender Margaretha Hanita Disampaikan dalam Seminar Nasional "Jaringan dan Kolaborasi untuk Mewujudkan Keadilan
Lebih terperinciMemutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin
Memutus Rantai Pelanggaran Kebebasan Beragama Oleh Zainal Abidin Saat ini, jaminan hak asasi manusia di Indonesia dalam tataran normatif pada satu sisi semakin maju yang ditandai dengan semakin lengkapnya
Lebih terperinciGood Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan yang solid dan
PENERAPAN KONSEP GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA Oleh ARISMAN Widyaiswara Muda BPSDM Kementerian Hukum dan HAM RI A. Latar Belakang Secara umum, Good Governance adalah pemerintahan yang baik. Dalam versi
Lebih terperinciBahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional
Bahan Diskusi Sessi Kedua Implementasi Konvensi Hak Sipil Politik dalam Hukum Nasional Oleh Agung Putri Seminar Sehari Perlindungan HAM Melalui Hukum Pidana Hotel Nikko Jakarta, 5 Desember 2007 Implementasi
Lebih terperinciPendahuluan. Latar Belakang
Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan
Lebih terperinciKEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
KEDEPUTIAN BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP MENJAGA PEMBANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN DAN BERKELANJUTAN PEKAN ORIENTASI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL (CPNS) 2014 Bappenas, 23 Januari 2014 1 STRUKTUR
Lebih terperinciSeminar Tingkat Tinggi Kota Inklusif
Seminar Tingkat Tinggi Kota Inklusif Alat Penilaian untuk Kota Inklusif in Indonesia Di Indonesia Alexander Hauschild High Level Seminar for Inclusive Cities Le Meridien Hotel Jakarta, 31 Oktober 2017
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH Drs. Eduard Sigalingging, M.Si Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN
LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 2-H TAHUN 2013 TENTANG STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH KOTA SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara berkembang yang saat ini sedang menggalakkan pembangunan di segala bidang. Pembangunan di segala bidang yang dilaksanakan bangsa Indonesia
Lebih terperinciDiskusi dan Konsultasi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengembangan Strategi Global Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja Wisma PKBI, 13 Maret 2015
Kebijakan & Program yang Diharapkan Remaja serta Kondisi di Lapangan Diskusi dan Konsultasi Nasional Masyarakat Sipil Untuk Pengembangan Strategi Global Kesehatan Ibu, Anak dan Remaja Wisma PKBI, 13 Maret
Lebih terperinciBiro Perencanaan KATA PENGANTAR
RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja
Lebih terperinci