BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarahnya, umat manusia tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan agama. Seperti halnya Indonesia yang menjadi ladang subur bagi pertumbuhan agama-agama besar dunia. Sejak zaman kuno, lokasi di kepulauan Nusantara merupakan tempat persilangan jaringan lalu lintas laut atau pelayaran yang menghubungkan benua Timur dengan benua Batar. Lokasi yang staregis, berkembangnya teknologi (perkapalan), dan terjalinnya hubungan dagang antar negara-negara tetangga yang dekat maupun jauh, seperti dengan India, Cina, dan Timur Tengah menjadikan suburnya perkembangan agama-agama yang ada di Indonesia. Terbukanya jalur pelayaran dan perdagangan yang ada di Indonesia, membuat berkembangnya agama-agama besar seperti Hindu-Budha dan juga agama Islam berkembang di Indonesia. Hingga mulailah juga masuk agama Kristen-Katolik yang dibawa oleh Bangsa Eropa ke kawasan-kawasan di Asia. Dalam pernyebaran agama Katolik, para misionaris Eropa menjadi pihak yang paling berperan. Ketika Gereja masih berkuasa dan memiliki kekuatan di Eropa, Paus membagikan dunia baru kepada Spanyol dan Portugal. Spanyol menguasai tanah dan laut sebelah Barat, wilayah timur dikuasai oleh Portugal. Perjanjian ini dipersiapkan dan dikukuhkan beberapa bulla dari para Paus yang menyatakan 1

2 digilib.uns.ac.id 2 bahwa raja Portugal dan raja Spanyol di daerah mereka masing-masing mempunyai hak eksklusif, monopoli dibidang ekonomi, perdagangan, militer, dan perwartaan Injil. 1 Sehubungan dengan Perwataan Injil, didalam dekrit tentang Karya Misioner Ad Gentes menyatakan bahwa Gereja pada hakikatnya bersifat misioner. Gereja tidak memiliki missie, tetapi dia adalah missie itu sendiri. Gereja sendiri pun tidak menetapkan atau menggariskan missie. Oleh pada sebab itu eksistensi Gereja bergantung pada bagaimana ia menjadi missie, yaitu ia harus memaklumkan kabar gembira tentang Yesus Kristus. 2 Kata Katolik dalam Gereja Katolik memiliki arti universal. Gereja Katolik adalah universal, dimana setiap orang yang terdapat di dalamnya dipanggil untuk membawa kabar sukacita Injil kepada setiap orang, kepada setiap bangsa, disetiap penjuru dunia. Kata Gereja sebenarnya berasal dari kata igraja. Kata igraja tersebut berasal dari kata Latin Ecclesia yang pada awalnya berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu Ekklesia yang artinya kumpulan atau pertemuan. Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, ada tiga nama yang dipakai untuk menjelaskan tentang Gereja, yaitu Umat Allah, Tubuh Kristus, dan Bait Roh Kudus (1 Kor 10: 32, 11: 17-22, 15:9). Ketiganya berkaitan erat satu dengan yang lain. 3 Lebih lanjut dalam tataran 1 Weitjens Pr, Portugal-1580-Indonesia, Jurnal Seri Pembinaan Pengajaran Sejarah, Seri VIII. No. 5, (1980), hlm Wilhelm Djulei Conterius., Rancang Bersama Awam dan Khusus: Tugas Misioner Gereja dan Kerasulan Awam, (Yogyakarta: Ledalero, 2006), hlm Furnalius Erwin Arianto, Pengaruh Tradisi Jawa Pada Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun , Skripsi Jurusan Ilmu commit Sejarah to Fakultas user Sastra dan Seni Rupa. UNS, 2007, hlm. 3.

3 digilib.uns.ac.id 3 iman, Gereja adalah sesuatu yang pada hakekatnya berwatak suprasional dan umum, dan tidak tergantung dari keinginan dan perizinan suatu negara tertentu. 4 Pada abad ke XV terakhir, orang Portugis telah mendapat jalan laut ke Timur, Vasco da Gama tiba di pantai India tahun Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 1511 Portugis tiba di Maluku untuk berdagang rempah-rempah. Sejalan dengan dikuasainya Malaka sebagai pusat perdagangan oleh Portugis, maka dimulailah karya missie secara teratur di Indonesia. Suatu langkah besar sebagai dorongan dalam hal ini telah terjadi dengan tampilnya Santo Fransiskus Xaverius (missionaris Jesuit) dengan penuh semangat pada tahun di Ambon, Ternate, dan Timur Laut Halmahera. Karya missie Katolik di Maluku dan kebanyakan pulau lain, yang sekarang merupakan wilayah Indonesia, berakhir karena orang Portugis dikalahkan oleh orang Belanda pada tahun Hanya di pulau Ternate, Tidore, dan kepulauan Sangihe dan Sulawesi Utara yang diduduki oleh orang Spanyol, dalam beberapa tahun berikut dalam abad ke-17 karya missie mencapai hasil bersilih ganti. Akan tetapi berangsur-angsur orang Belanda juga menguasai pulau-pulau itu. Pulau terakhir yang direbut orang Belanda dari Spanyol pada tahun 1677 adalah kepualauan Singhe. Dan disitulah kaya missie berakhir. 5 Penduduk pulau-pulau, yang telah dipermandikan oleh para missionaris Portugis dan Spanyol, atas perintah Kompeni dimasukkan ke dalam golongan 4 H. Baudet, dan IJ. Brugmans., Politik Etis dan Revolusi Kemerdekaan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1987), hlm Muskens Pr., Sejarah Gereja Katolik Di Indonesia Jilid IV: Pengintegrasian Di Aalam Indonesia, (Jakarta: commit Bagian to user Dokumentasi Penerangan Kantor Waligereja Indonesia, 1973), hlm. 60.

4 digilib.uns.ac.id 4 Protestan. Pemeliharaan atas orang-orang Nasrani yang diambil itu sedemikian kurang, hingga mengakibatkan semakin berkurangnya jumlah orang Kristen, sebelum kegiatan-kegiatan Zending Protestan dimulai dengan sungguh-sungguh dalam abad ke Kegiatan missie Katolik selanjutnya digerakkan oleh para missionaris yang berasal dari Belanda. Hal tersebut dikarenakan adanya perubahan politik di Belanda. Pada tahun 1789, terjadi Revolusi Perancis. Tahun 1795, tentara Perancis berhasil menduduki kota Utrecht dan Amsterdam. Selanjutnya, terjadi perubahan dalam pandangan hidup, yakni diakuinya dan dinyataknnya hak-hak manusia dan kesamaan semua orang, yang salah satunya adalah kebebasan beragama. 4 Maret 1807 pemerintah Belanda memberikan ijin kepada dua Imam Projo yakni J. Nelissen dan L. Prinsen, untuk berkarya di Indonesia pada 4 April 1808 mereka tiba di Jakarta. Gubernur Jendral Daendels mengikuti teladan raja Napolen bahwa semua agama itu sama. Semenjak itu selain gereja Protestan, gereja Katolik juga mendapatkan bantuan dari pemerintah dan bertugas melayani orang-orang Katolik dari Eropa. Kemudian, pada 20 September 1842, Mgr. Jacob Groof diangkat menjadi Vikaris Apostolik (Uskup) yang pertama. Pengangkatan ini dilakukan oleh Paus. Kebangkitan missie Gereja Katolik di Jawa, ditandai dengan munculnya seorang tokoh, yaitu Pastor Franciscus Van Lith, SJ. Selain Beliau, ada pula Pastor Hoevenaars yang sama-sama berkarya di tanah Jawa, dan keduanya juga 6 Ibid., hlm. 63.

5 digilib.uns.ac.id 5 berasal dari Serikat Jesus. Keduanya tiba di Jawa pada tahun 1896 untuk memulai tugas missie mereka. Mereka memiliki persamaan maupun perbedaan. Keduanya sama-sama memiliki kepandaian, semangatnya besar, kesungguhannya berbakti kepada Tuhan dengan berkarya tanpa mengenal lelah. Namun keduanya terdapat perbedaan kepribadian yang amat besar. Selian itu dalam bekerja, dan pemikiran untuk mengembangkan karya missie di Jawa juga berbeda. Muncul suatu peristiwa yang bermula di tahun 1860 di Jawa Tengah Selatan (Purworejo, Kebumen, dan Bagelen), gerakan Kristen Jawa dibawah pimpinan Kyai Sadrach. Gerakan Kristen Jawa ini disebut juga dengan Karasulan. Seorang guru Kerasulan bernama Dawud (David) dan 4 orang kepala desa dari daerah Kalibawang pada tahun 1903 mengunjungi Pastor van Lith di Muntilan. Mereka menyatakan keinginannya untuk menjadi Katolik. Keinginan mereka didukung oleh semua orang dari desa mereka. 7 Dalam perkembangnya kelima orang tersebut kemudian menjadi Katekis di desa masing-masing. Mereka bekerja dengan jujur dan rajin, sehingga Pastor van Lith mempermandikan mereka yang berjumlah 172/171 orang di Sendangsono pada tanggal 14 Desember Pastor Hoevenaars dipindahkan ke Bandung pada tahun 1905, pada tahun 1910 dipindahkan lagi ke Semarang, kemudian ke Kota Surakarta. Pastor Hoevenaars juga akan mempraktekkan metode yang digunakan Pastor van Lith di Surakarta. Muntilan menjadi titik pusat pertama dalam karya missie Katolik bagi orang-orang Jawa dan dari Muntilan mulai tumbuh persemaian iman-iman Katolik. Perkembangan dari Muntilan kemudian tumbuh menyebar di titik pusat 7 Ibid., hlm. 17.

6 digilib.uns.ac.id 6 kota lain yang baru, seperti Mendut, Ambarawa, Bedono, Semarang, Yogyakarta, Surakarta, Wedi/ Klaten. 8 Keberadaan Missie Katolik di Surakarta sudah cukup lama, sebelum tahun 1859 Gereja Katolik Surakarta di layani langsung dari Semarang. Untuk memenuhi tugas perutusan ini maka, Pastor Cornelis Stiphout SJ, yang pada saat itu berkarya di Ambarawa pada 29 Oktober 1905 diijinkan untuk pembangunan Gereja di Surakarta. Pembangunan Gereja di Surakarta ini dapat terlaksana berkat bantuan dari seorang donatur dari Belanda. Pada bulan November 1916, Gereja St. Antonius Purbayan resmi berdiri, dan Pastor C. Stiphout SJ, diangkat menjadi Pastor Paroki pertama. Pada perkembangan berikutnya, Gereja St. Antonius Purbayan sebagai Gereja Katolik pertama di Surakarta sangat berperan, dalam perkembangan umat Katolik di Surakarta. Keberadaan dari Gereja Purbayan ini bisa dikatakan menjadi salah satu bagian sejarah Kota Surakarta. Masa-masa penjajahan Jepang, dan dapat dikatakan sebagai masa yang paling berat yang telah dialami oleh Gereja Purbayan pada waktu itu. Gereja Purbayan sebagai Gereja Katolik pertama yang ada di Surakarta dan menjadi bagian dari Gereja Misioner tentu saja memiliki tugas yang tidak mudah. Gereja memiliki latar belakang budaya, bahasa, dan keyakinan yang berbeda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya dan Surakarta pada khususnya, menjadi tantangan bagi para misionaris yang menjadi tonggak penggerak untuk perkembangan Gereja. Kedatangan para misionaris yang 8 Ibid., hlm. 19.

7 digilib.uns.ac.id 7 berlangsung dalam masa kolonialisme, secara historis dan psikologis mudahlah timbul dugaan bahwa Gereja berkaitan dengan para penjajah. 9 Penelitian ini mengambil batas waktu tahun , karena pada tahun 1916, Gereja Purbayan resmi berdiri sebagai Gereja Katolik pertama di Surakarta. Perkembangan missie di Surakarta dibatasi hingga jangka waktu 1966, hingga berakhirnya masa Orde Lama. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana dinamika karya missie Katolik Gereja St. Antonius Purbayan di Surakarta tahun ? 2. Bagaimana peran Gereja St. Antonius Purbayan bagi masyarakat di Surakarta tahun ? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui perkembangan karya missie Katolik yang dilakukan oleh Gereja St. Antonius Purbayan di Surakarta tahun Untuk mengetahui peran Gereja St. Antonius Purbayan di Surakarta tahun FX. Hadisumarta, Gereja Yang commit Misioner: to user Tinjauan Dokumen Gereja, Seri Pastoral 262, No. 3, (1996), hlm. 8.

8 digilib.uns.ac.id 8 D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi kajian pengetahuan dalam ilmu sejarah terutama kajian sejarah organisasi keagamaan, yaitu Gereja mulai dari tahap perintisan menuju tahap perkembangannya, serta peranannya dalam kehidupan suatu masyarakat. Studi ini juga dimaksudkan untuk menambah wawasan pengetahuan masyarakat maupun praktisi lain pada umumnya tentang peran suatu Gereja dalam pengembangan karya missie agama Katolik, khususnya Gereja St. Antonius Purbayan di Surakarta. Sekaligus sebagai syarat kelulusan dari jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS Surakarta. E. Tinjauan Pustaka Untuk mendukung serta melengkapi sumber-sumber data yang tersedia sebagai bahan penulisan terkait dengan Peran Gereja St. Antonius Purbayan Dalam Mengembangkan Karya Missie Agama Katolik di Surakarta Tahun , maka penulis menggunakan beberapa literatur dan referensi yang relevan dan menunjang tema yang dikaji dalam penelitian ini. Literatur - literatur yang dijadikan acuan adalah sebagai berikut : Gereja Keuskupan Agung Semarang-Perkembangan dan Tantangannya, merupakan buku yang terdiri dari kumoulan tulisan yang disusun dalam rangka menyambut purna bakti Rm. Dr. J. Weitjens, SJ dari Fakultas Teologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Salah satu penulis di buku ini adalah G. Moedjanto

9 digilib.uns.ac.id 9 yang menulis tentang Tonggak-tonggak Sejarah Keuskupan Agung Semarang. Serta tulisan karya Jacques Veuger, MSF yang berjudul Merintis Karya MSF di Jawa. Sejarah Gereja Katolik Indonesia-Pengintegrasian di Alam Indonesia Jilid 4, karya Dr. M. P. M. Muskens, Pr. Buku ini memaparkan bagaimana cara Gereja Katolik untuk dapat beradaptasi sekaligus memahami kondisi di masyarakat Indonesia pada saat itu, terutama dengan kepercayaan-kepercayaan yang telah tertanam pada masyarakat Indonesia saat itu, seperti agama-suku, yang telah mengakar diberbagai tempat termasuk juga di Jawa. Yang pada akhirnya juga mepengaruhi tradisi, struktur masyarakat, sistem ekonomi, politik, dan budaya yang ada. Garis-Garis Besar Sejarah Gereja Katolik di Keuskupan Agung Semarang, suatu karya tulis yang disusun oleh Tim Keuskupan Agung Semarang sendiri (KAS). Dalam buku ini dijelaskan tentang kehidupan Missie Katolik sebelum 1940-an, dimana para missionaris menemukan banyak kendala dalam penyebaran agama Katolik di Masyarakat Jawa. Namun berkat jasa Pastor van List, pada akhirnya gerakan missie dapat dikatakan berhasil melalui kendala, yakni ditandai dengan membabtis 171 orang di Sendangsono. Serta menjadikan jalan bagi terwujudnya Vikariat Apostolik Semarang. Kenangan 100 Tahun Paroki St. Yusup Ambarawa merupakan buku yang disusun sebagai peringatan 100 Tahun berdirinya Gereja St. Yusup Ambarawa. Buku ini mengulas mengenai sejarah Gereja tersebut, Gereja St. Yusup Ambarawa sendiri memiliki hubungan dengan Gereja St. Antonius

10 digilib.uns.ac.id 10 Purbayan Surakarta, karena Gereja Purbayan pernah menjadi bagian/ stasi dari Ambarawa, dan para Pastor yang berkarya di Ambarawa juga melakukan pelayanan rohani kepada umat Katolik hingga ke Gereja St. Antonius Purbayan Surakarta. Indonesiasi: Dari Gereja Katolik di Indonesia menjadi Gereja Katolik Indonesia, buku tersebut merupakan karya dari Pater Huub Boelars yang ditulis dalam bahasa Belanda, dan kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Buku tersebut menceritakan tentang kisah pengkabaran Injil yang dilakukan di Indonesia. Penyebaran Injil yang masuk ke Indonesia dan menyebar di taip-tiap daerah di Indoneisa, tumbih dan berkembangnya dan pada akhirnya membuahkan hasil dengan segala dinamika yang terjadi pada pergerakan penyebaran Injil di Indonesia. Ragi Cerita 2: Sejarah Gereja di Indonesia 1860 an-sekarang, karya Th Vanden End dan J. Weitjens. Buku ini menceritakan tentang pembagian Vikariat Apostolik Batavia, terutama di Semarang dan juga menceritakan jumlah umat Katolik di Jawa yang pada saat itu lebih di dominasi oleh orang-orang Eropa, yakni sebesar 80%. Kebanyakan dari mereka bekerja di Nusantara sebagai guru, pegawai perusahaan, pegawai perkebunan, dan sebagainya. Pendirian Vikariat Apostolik semarang merupakan bagian dari Vikariat Apostolik Batavia yang terakhir sebelum Indonesia dikuasai oleh Jepang. Purbayan di Tengah Rakyat dan Ningrat, merupakan buku karya Seorang Imam Jesuit bernama R. Kurris. Romo asal Belanda tersebut, pernah mengapdikan dirinya untuk melayani umat Katolik di Purbayan Surakarta.

11 digilib.uns.ac.id 11 Melalui bukunya, pembaca akan mengetahui tentang masuknya agama Katolik di Kota Surakarta, terutama tentang Purbayan sebagai gereja Katolik di Surakarta dan Missie Katolik yang berjalan dari masa kalonial sampai Orde Baru. 90th Gereja St. Antonius Purbayan, buku tersebut diterbitkan oleh Gereja St. Antonius Purbayan Surakarta sebagai peringatan ulang tahun sekaligus berdirinya Gereja yang ke-90 tahun. Di dalam buku tersebut ada satu sub bab bagian yang menceritakan sejarah kilas balik dari Gereja St. Antonius Purbayan dari Awal hingga tahun 2006, tepat 90 tahun gereja berdiri, yang diceritakan dalam garis besarnya. Perkembangan Agama Katholik di Muntilan (Pengaruhnya Terhadap Budaya Jawa dan Umat Beragama Pada Umumnya), karya Skripsi Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, yang dibuat oleh Sad Widratmo. Skripsi ini menceritakan tentangn latar belakang dan perkembangan agama Katolik di daerah Muntilan, dan juga bagaimana Gereja Katolik dapat berintegrasi dengan kondisi sosial maupun masyarakat di Muntilan, sehingga dapat terjadi keselarasan yang menuju pada kedamaian hidup beragama maupun bermasayarakat di daerah tersebut. F. Metode Penelitian Dalam penulisan dan penelitian ilmiah diperlukan suatu metode. Dilihat dari objek yang dikaji serta aspek waktunya, maka penelitian ini merupakan penelitian sejarah. Metode yang digunakan untuk penelitian sejarah merupakan metode sejarah. Metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisa secara

12 digilib.uns.ac.id 12 kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Rekonstruksi yang imajinatif dari pada masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh proses itu disebut historiografi (penulisan sejarah). Dengan mempergunakan metode sejarah dan historiografi sejarawan berusaha untuk merekonstruksi sebanyak-banyaknya dari pada masa lampau manusia. 10 Tahap-tahap yang diperlukan dalam metode sejarah untuk menghasilkan penelitian sejarah. Tahap yang pertama adalah tahap heuristik. Pada tahap tersebut sejarawan berusaha memilih suatu subyek dan mengumpulkan informasi mengenai subyek itu. 11 Pengumpulan informasi tersebut bisa dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data, baik berupa sumber tertulis berupa studi pustaka dan sumber lisan melalui wawancara. Kedua sumber tersebut dapat dikategorikan ke dalam sumber primer dan sumber sekunder. Studi pustaka dilakukan sebagai unit kerja dalam proses pengumpulan sumber-sumber primer dan sekunder. Untuk mengetahui validitas penulisan digunakan sumber primer. Sumber primer yang dimaksud yakni arsip-arsip yang terdapat di Arsip Nasional RI, Arsip MAngkunegaran, atau milik Gereja St. Antonius Purbayan sendiri. Ini merupakan penelitian sejarah, yang dalam pencarian data penelitian menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: Tahap pertama adala heuristik, merupakan tahap pengumpulan data arsip sezaman, surat kabar sezaman, artikel, wawancara, foto, gambar, atau buku-buku. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah: 10 Louis Gottschalk., Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1986), commit hlm. to user Ibid., hlm. 35.

13 digilib.uns.ac.id 13 a. Studi Dokumen Studi dokumen mempunyai arti metodologis yang penting karena dokumen menyimpan sejumlah besar fakta dan data sejarah serta diharapkan mampu menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Penggunaan dokumen dalam penelitian ini adalah dokumen dalam srti sempit. Adapun sumber dalam penelitian ini berupa arsip-arsip yang berhubungan tentang Gereja St. Antonius Purbayan. Dari awal masa pendirian hingga perkembangan Gereja itu sendiri. Dokumen yang digunakan diperoleh di Gereja St. Antonius Purbayan dan Reksapustaka Mangkunegaran, untuk dokumen yang terkait dengan Missie Katolik, seperti arsip tentang Permandian/ pembaptisan Umat di Gereja St. Antonius Purbayan Surakarta , arsip Opgave van RK Scholen in het gewest Soerakarta, Liber Baptizatorum/ Lembaran Baptis adalah buku yang berisi catatan-catatan umat yang dibabtis di Paroki Purbayan Surakarta, Sertifikat Hak Milik Tanah Pastoran Gereja St. Antonius Purbayan Surakarta Berdasarkan Surat Ukur No. 7 Tahun 1905, dan Sertifikat Hak Guna Bangunan Gereja St. Antonius Purbayan Surakarta Berdasarkan Surat Ukur No. 38 Tahun b. Wawancara Metode wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk tujuan tertentu dan tugas tertentu pula, dan mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan

14 digilib.uns.ac.id 14 orang lain, ini berguna untuk mendapatkan sumber lisan dari orang yang mengalami peristiwa itu. 12 Dalam penelitian ini dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber, yaitu Kunti Maesaroh (SD Kanisius Pucangsawit), Scholastica Sudaryani (SD Marsudirini) selaku mantan murid di sekolah yang dikelola oleh Missie Tahun an; V. Th. Sriharya selaku menantu dari katekis pertama di jagalan Surakarta, yakni F. Brotosucitro (Alm.); Alexander Didik Partomo selaku Karyawan di Paroki Purbayan; Rini Harmoni yang merupakan guru agama Katolik/ Katekis di Jagalan yang masih aktif; dan berbagai pihak lainnya. c. Studi Kepustakaan Studi pustaka memegang peranan penting karena merupakan proses pengumpulan bahan-bahan melalui riset kepustakaan dengan membaca buku, majalah dan sumber sekunder lain yang berhubungan dengan topik permasalahan. Studi pustaka ini berfungsi untuk melengkapi data-data yang belum terungkap dari sumber primer dan diharapkan mampu menambahkan pemahaman teori dan konsep yang diperlukan dalam penelitian. Studi pustaka dalam penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Kolose Santo Iqnatius Yogyakarta, Perpustakaan Reksapustaka Mangkunegaran, dan buku-buku pribadi yang ada di Gereja St. Antonius Purbayan. Tahap kedua adalah melakukan kritik sumber. Kritik sumber atau verifikasa, atau keabsahan sumber. Kritik sumber yaitu memilih dan memilah sumber yang akurat dari sumber-sumber sejarah yang ada, kemudian diseleksi 12 Koentjaraningrat., Metode-metode commit to Penelitian user Masyarakat, (Jakarta: PT. Gramedia, 1983), hlm

15 digilib.uns.ac.id 15 untuk memperoleh informasi yang benar keabsahan tentang keaslian sumber yang dilakukan melalui kritik ekstern dan intern. Kritik ekstern, bertujuan menganalisa keaslian sumber. Kritik intern, bertujuan menganalisa apakah sumber tersebut bisa dipercaya atau tidak. Tahap ketiga adalah interpretasi. Interpretasi merupakan tahap usaha usaha untuk menafsirkan fakta-fakta oleh sejarawan, yang diperoleh dari data-data yang telah diseleksi pada tahap sebelumnya untuk selanjutnya dilakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan dengan metode kualitatif, yaitu mengumpulkan data, mengklarifikasikan data, membandingkan data dan menghubungkan teori dengan masalah yang diteliti, yang kemudian ditarik kesimpulan berupa tulisan deskriptif analitis. Tahap yang terakhir adalah historiografi atau penulisan. Historiografi adalah proses penyusunan fakta-fakta sejarah dan berbagai sumber yang telah diseleksi dalam sebuah bentuk penulisan sejarah dan aspek kronologi amat diutamakan pada tahap ini. Langkah terakhir ini merupakan langkah menulis jejak-jejak sejarah yang dihimpun, dianalisis, dan ditafsirkan. Sebagai kerangka tulisan sejarah, maka aspek ruang dan waktu tidak dapat diabaikan begitu saja. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan dimaksudkan untuk lebih memudahkan memahami dan mempelajari skripsi ini, yang akan dijelaskan dalam bab-bab secara berurutan.

16 digilib.uns.ac.id 16 BAB I merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II berisi tentang mengenai Latar Belakang missie Katolik di Surakarta, yang meliputi awal mula masuknya missie Katolik di Indoensia hingga sampai ke kota Surakarta. BAB III berisi mengenai dinamika yang ada pada Gereja St. Antonius Purbayan di Surakarta, yang meliputi awal munculnya hingga perkembangan Gereja St. Antonius Purbayan. BAB IV berisi tentang peran sosial dan budaya dari Gereja dan pengaruhnya terhadap perkembangan missie Katolik di Surakarta. BAB V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dari keseluruhan pembicaraan yang telah dibahas.

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J. Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J

Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J. Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J LAMPIRAN 118 Lampiran 1. Foto Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J Franciscus Georgius Yosephus van Lith S.J Sumber: Rijckevorsel, 1952, Pastoor F. Van Lith S.J: de Stichter van de missie in Midden-Java

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ordo Serikat Yesuit atau SJ merupakan ordo biarawan Katolik modern yang cukup terkenal. Ordo Serikat Yesuit memliki peran yang sangat besar bagi perkembangan misi Katolik

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pekalongan, merupakan sebuah kota yang terletak di pantai utara provinsi Jawa Tengah. Karesidenan Pekalongan memiliki pelabuhan perikanan terbesar dan sering menjadi tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah: 1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut

Lebih terperinci

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA. menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya BAB III WILAYAH KERJA MISI DI INDONESIA A. Wilayah Kerja Misi Indonesia sebagai salah satu wilayah misi Katolik yang luas sangat menguras tenaga dan pikiran para Misionaris Serikat Yesuit yang sudah berkarya

Lebih terperinci

BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau

BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH. Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau BAB IV KARYA-KARYA SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH Pembagian wilayah yang dilakukan oleh Vikariat Apostolik Batavia di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah membuat Serikat Yesuit lebih fokus melaksanakan karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Gereja merupakan fasilitas pendukung kebutuhan manusia dalam mendekatkan diri dan beribadah kepada Tuhan. Gereja menjadi komunitas, wadah, dan sarana yang

Lebih terperinci

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan sebuah negara maritim karena memiliki wilayah laut yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah daratan. Hal ini menjadikan bangsa

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang

METODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang 16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa periode. perkembangan. Perkembangan pendidikan Indonesia bersamaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa periode. perkembangan. Perkembangan pendidikan Indonesia bersamaan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia telah mengalami beberapa periode perkembangan. Perkembangan pendidikan Indonesia bersamaan dengan perkembangan sistem politik di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA

BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA BAB I ARTI DAN MAKNA GEREJA A. KOMPETENSI 1. Standar Kompetensi Memahami karya Yesus Kristus yang mewartakan Kerajaan Allah dan penerusannya oleh Gereja, sehingga dapat mengembangkan hidup bersama dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Katolik masuk ke Indonesia melalui Bangsa Portugis pada tahun 1512 dengan tujuan untuk berdagang di daerah penghasil rempahrempah tepatnya di kepulauan Maluku.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Deklarasi terhadap pembentukan sebuah negara yang merdeka tidak terlepas dari pembicaraan mengenai pembentukan struktur atau perangkatperangkat pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Faktor kondisi geografis, sumber daya manusia, dan sumber daya alam suatu negara selalu menjadi salah satu faktor utama kemenangan atau kekalahan suatu negara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi

III. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi 16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah di Desa Delanggu, Kecamatan Delanggu, Kabupaten Klaten. Sedangkan datanya dikumpulkan dari berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan: BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan 18 III METODE PENELITIAN 1. Metode yang digunakan Metode penelitian sangat diperlukan untuk menentukan data dan pengembangan suatu pengetahuan dan serta untuk menguji suatu kebenaran ilmu pengetahuan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan yang kedua, Gereja adalah umat Katolik itu sendiri. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar belakang penelitian Gereja dalam ajaran agama Katolik memiliki dua pengertian, yang pertama, gereja adalah bangunan untuk melaksanakan ibadah bagi umat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Masuk dan Berkembangnya Agama Katolik Masuk dan berkembangnya Agama Katolik di Indonesia dibagi menjadi tiga bagian waktu.

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX. Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK

KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX. Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK KARYA ORDO SERIKAT YESUIT DI JAWA TENGAH AWAL ABAD XX Oleh: HY. Agus Murdiyastomo, Husain Haikal, Ajat Sudrajat. ABSTRAK Agama Katolik adalah salah satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Walau

Lebih terperinci

FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH ( ) SKRIPSI

FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH ( ) SKRIPSI FRANCISCUS GEORGIUS YOSEPHUS VAN LITH S.J.: KAJIAN SEJARAH PENDIDIKAN KATHOLIK DI JAWA TENGAH (1896-1926) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN Skripsi ini berjudul Peranan Pesantren Syamsul Ulum Dalam Revolusi Kemerdekaan di Sukabumi (1945-1946). Untuk membahas berbagai aspek mengenai judul tersebut, maka diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps

BAB III METODE PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat Bektasyiyah Terhadap Korps BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Pengaruh Tarekat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode perjuangan tahun 1945-1949 sering disebut dengan masa perjuangan revolusi fisik atau periode perang mempertahankan kemerdekaan. Periode tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun , BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi

BAB I PENDAHULUAN. imannya itu kepada Kristus dalam doa dan pujian. Doa, pujian dan kegiatan-kegiatan liturgi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Gereja adalah persekutuan umat beriman yang percaya kepada Kristus. Sebagai sebuah persekutuan iman, umat beriman senantiasa mengungkapkan dan mengekspresikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu.

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu. mengambil obyek peristiwa-peristiwa pada masa lalu. III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode adalah cara yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu penelitian. Metode penelitian merupakan suatu cara atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek 1931. Batavia : Centraal Missie Bureau, 1931.

DAFTAR PUSTAKA. De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek 1931. Batavia : Centraal Missie Bureau, 1931. DAFTAR PUSTAKA Arsip dan Terbitan Pemerintah De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek 1931. Batavia : Centraal Missie Bureau, 1931. De Katholieke Missie in Nederlandsch oost-indie : Jaarboek

Lebih terperinci

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J.

EVANGELISASI BARU. Rohani, Desember 2012, hal Paul Suparno, S.J. 1 EVANGELISASI BARU Rohani, Desember 2012, hal 25-28 Paul Suparno, S.J. Suster Budayanita waktu mengajar agama pada beberapa orang tua yang ingin menjadi Katolik, sering meneguhkan bahwa mereka itu sebenarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul relevansi pemikiran Mohammad Hatta di KUD Grabag pada era reformasi

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Indonesia merupakan negara di wilayah Asia secara geografis yang diwarnai oleh dua kenyataan, yaitu kemajemukan agama dan kebudayaan, serta situasi kemiskinan

Lebih terperinci

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi

Pendidikan Agama. Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Modul ke: 12Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Modul ke: 12Fakultas Psikologi Katolik IMAN DAN GLOBALISASI ( PEMBAHARUAN KONSILI VATIKAN II ) Program Studi Psikologi Oleh : Drs. Sugeng Baskoro, M.M Sejarah Konsili Vatikan II Konsili

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus,

BAB I PENDAHULUAN. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang. diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah untuk mengurus, mengatur, mengembangkan, dan menyelesaikan urusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada banyak agama di dunia ini, dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar di muka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai

Lebih terperinci

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode Penelitian Historis karena 21 A. Metode yang digunakan Berdasarkan permasalahan yang penulis rumuskan maka untuk memperoleh data yang diperlukan sehingga data relevansinya dengan tujuan yang akan dicapai. Pada penelitian ini penulis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. (Soerjono Soekanto, 1990:268). Berdasarkan pendapat tersebut peran BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Peran Peran merupakan aspek dinamis kedudukan (status) apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya maka ia menjalankan

Lebih terperinci

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1

KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 1 KELUARGA DAN PANGGILAN HIDUP BAKTI 1 Pontianak, 16 Januari 2016 Paul Suparno, S.J 2. Abstrak Keluarga mempunyai peran penting dalam menumbuhkan bibit panggilan, mengembangkan, dan menyertai dalam perjalanan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan metode penelitian yang digunakanuntuk memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan Transportasi

Lebih terperinci

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN

2014 PERKEMBANGAN PT.POS DI KOTA BANDUNG TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pada 20 Agustus tahun 1746 oleh Gubernur Jenderal G.W.Baron Van Imhoff mendirikan Kantor Pos dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN 22 III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian A.1 Metode yang digunakan Sebelum membuat suatu penulisan penelitian hendaknya sebagai peneliti menentukan metode penelitian apakah yang akan dipakai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penguraian mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan skripsi yang berjudul Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jepang adalah sebuah negara kepulauan di Asia Timur. Letaknya di ujung barat Samudra Pasifik, di sebelah timur Laut Jepang, dan bertetangga dengan Republik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab III ini dipaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam mengkaji permasalahan dalamskripsi yang berjudul Kehidupan Nelayan Kecamatan Gebang Kabupaten Cirebon

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA"

STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: KATOLIK ROMA STUDI PERBANDINGAN ALIRAN KRISTEN: "KATOLIK ROMA" Istilah Katolik Istilah 'Katolik' bukan monopoli golongan Katolik, karena istilah 'Katolik' berarti universal atau umum / am [bandingkan dengan Pengakuan

Lebih terperinci

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana

PASTORAL DIALOGAL. Erik Wahju Tjahjana PASTORAL DIALOGAL Erik Wahju Tjahjana Pendahuluan Konsili Vatikan II yang dijiwai oleh semangat aggiornamento 1 merupakan momentum yang telah menghantar Gereja Katolik memasuki Abad Pencerahan di mana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Salatiga. Pertimbangan lokasi penelitian adalah : 1. Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur ada di Salatiga. 2. Salatiga

Lebih terperinci

BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA PETA KONSEP. Kata Kunci

BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA PETA KONSEP. Kata Kunci BAB XIII PERKEMBANGAN MASYARAKAT PADA MASA KOLONIAL EROPA Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk menjelaskan kedatangan bangsa Eropa dan perkembangan agama Nasrani pada masa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Profesor Sartono Kartodirdjo berpendapat tentang metode penelitian historis sebagai

III. METODE PENELITIAN. Profesor Sartono Kartodirdjo berpendapat tentang metode penelitian historis sebagai 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Profesor Sartono Kartodirdjo berpendapat tentang metode penelitian historis sebagai berikut : Secara sistematis prosedur penyelidikan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan transportasi. 1 Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat transportasi memiliki peran yang penting dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan Sekutu memutus jalur suplai dari udara maupun laut mengakibatkan pertahanan Jerman-Italia dapat dikalahkan di Afrika Utara. Sehingga kemenangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tidak serta merta mengakhiri perjuangan rakyat Indonesia. Rakyat harus tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terinci mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV

BAB III METODE PENELITIAN. berjudul Peranan Kardinal di Kerajaan Prancis pada Masa Pemerintahan Louis XV 31 BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul Peranan Kardinal

Lebih terperinci

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KOLONIALISME DAN IMPERIALISME Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121).

III. METODE PENELITIAN. teknik serta alat tertentu. (Winarno Surakhmad, 1982; 121). III. METODE PENELITIAN Di dalam penelitian, metode merupakan faktor penting untuk memecahkan masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Menurut winarno Surahkmad, metode adalah cara utama

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis

Lebih terperinci

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia

menyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122

Bab I Pendahuluan Latar Belakang. Tugas Akhir 122 Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Wilayah Semarang dan sekitarnya merupakan salah satu pusat perkembangan Agama Katolik ditandai sejak tahun 1808 berawal dari Gereja Paroki pertama di Semarang yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, hambatan dan keterbatasan komunikasi dapat mulai diatasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran media komunikasi sangat berjasa dalam menumbuhkan kesadaran kebangsaan, perasaan senasib sepenanggungan, dan pada akhirnya rasa nasionalisme yang mengantar bangsa

Lebih terperinci

PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG:

PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG: PENYEBARAN AGAMA KATOLIK PADA MASYARAKAT CINA BENTENG: 1952 1985 Theresia Meirisye Lusiana, Siswantari Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia theresia.meirisye@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat. Dengan kata lain, gerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain

BAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau

Lebih terperinci

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN 35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. pemecahan yang ilmiah yang dapat dilihat dari prespektif atau pandangan historis

III. METODE PENELITIAN. pemecahan yang ilmiah yang dapat dilihat dari prespektif atau pandangan historis III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang digunakan Penelitian ini menggunakan metode Historis. Metode penelitian historis adalah metode dimana dalam penyelidikannya menggunakan pengaplikasian metode pemecahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam

Lebih terperinci

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA BAB I PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA Tahun 1620, Inggris sudah mendirikan beberapa pos perdagangan hampir di sepanjang Indonesia, namun mempunyai perjanjian dengan VOC untuk tidak mendirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumatera Utara adalah salah satu propinsi di Indonesia yang memiliki perusahaan perkebunan besar baik milik negara maupun milik swasta. Perkebunan-perkebunan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seni media rekam atau film merupakan cabang kesenian yang bentuk akhirnya dicapai setelah lebih dahulu mengalami proses perekaman. Adapun perekaman gambar mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena

III. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode berasal dari bahasa Yunani : methodos yang berarti cara atau jalan. Metode merupakan jalan yang berkaitan dengan cara kerja dalam mencapai sasaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang

BAB III METODE PENELITIAN. Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang BAB III METODE PENELITIAN Pengertian metode menurut Helius Sjamsuddin dalam bukunya yang berjudul Metodologi Sejarah adalah Metode ada hubungannya dengan suatu prosedur, proses, atau teknik yang sistematis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu dari permasalahan yang telah dirumuskan maka bentuk dari penelitian ini secara deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah

III. METODE PENELITIAN. metode historis. Adapun historis menurut Nungroho Notosusanto adalah 21 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, karena penelitian yang mengambil obyek masa lampau pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk

BAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Kristen Protestan

Pendidikan Agama Kristen Protestan Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 01Fakultas Psikologi GEREJA DAN HAKIKATNYA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Psikologi HAKEKAT GEREJA A.pengertian Gereja Kata Gereja berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya Timor Timur ke dalam Negara Republik Indonesia disahkan melalui UU No. 7 Th. 1976 (LN. 1976-36) tentang Pengesahan Penyatuan Timor Timur ke dalam Negara

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode historis. Menurut Kuntowijoyo, (1994: xii), metode sejarah adalah petunjuk pelaksanaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pekabaran Injil bisa diartikan sebagai hal yang berbeda dengan Misi, namun juga seringkali diartikan bahwa Pekabaran Injil ada sebagai bagian di dalam Misi, sehingga

Lebih terperinci