PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KPP PRATAMA PADANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KPP PRATAMA PADANG"

Transkripsi

1 PENGARUH TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KPP PRATAMA PADANG Riska Rahayu Indra 1, Resti Yulistia 1, Yeasy Darmayanti 1 1 Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Bung Hatta rahayuriska98@yahoo.com Abstract Active tax collection is a continuation of passive tax collection, where the tax authorities in this collection efforts more actively in the implementation of the collection of tax arrears. This study aimed to clarify the effect of active tax collection action with a letter of reprimand and a letter of tax arrears forced to liquefaction. The type of data in this study are secondary data drawn from the office KPP Pratama Padang. The sampling method using the method of purposive sampling criteria are derived from the tax arrears STP / SKPKB / SKPKBT, and tax arrears 3 (three) years from Analysis of the data used the classic assumption test and multiple linear regression analysis to test and prove the research hypothesis. The results of this study indicate that the warning letter and the letter does not have forced a significant effect. It can be concluded, that the active tax collection letter with a letter of reprimand and forced in KPP Pratama Padang does not affect the disbursement of tax arrears that occurred. Keywords: liquefaction of tax arrears, letters of reprimand, and forced letter. 1. PENDAHULUAN Masalah pajak merupakan masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam negara harus berurusan dengan pajak (Siahaan, 2004). Alasan penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena pajak merupakan pendapatan negara yang cukup potensial dalam mencapai tujuan pembangunan nasional dan merupakan solusi terbaik sebagai penyumbang dana terbesar dalam struktur pendapatan nasional. Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang dapat diwujudkan melalui pembangunan nasional. Untuk menjalankannya, pemerintah membutuhkan dana yang sangat besar, dimana dana tersebut berasal dari dalam dan luar negeri. Akan tetapi penerimaan dana diusahakan bertumpu pada penerimaan dalam negeri dan penerimaan dari sumber-sumber luar negeri sebagai 1

2 pelengkap. Salah satu penerimaan negeri yang menjadi sumber dana utama dan sangat potensial dalam membiayai pembangunan nasional berasal dari sector perpajakan (Maduarti, 2012). Pada tahun 2012 tunggakan pajak mencapai Rp. 48 Triliun. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) memperkirakan sisa piutang yang belum tertagih sebesar Rp. 48 Triliun tersebut terjadi disebabkan karena wajib pajak yang belum membayar pajak terhutangnya. Dari piutang sebesar Rp. 48 Triliun tersebut ada sekitar Rp. 29 Triliun yang masih tertagih. Dan hal ini juga bisa dilihat dari 2 tahun belakangan yaitu pada tahun 2011, dimana tunggakan pajak sebesar Rp. 89 Triliun dan pada tahun 2010 tunggakan jauh lebih tinggi yaitu hampir Rp. 100 Triliun (Harian Kontan, 11 September 2012). Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa tunggakan-tunggakan pajak oleh wajib pajak dapat mempengaruhi penerimaan pajak yang nantinya berdampak pada pembangunan nasional. Hal serupa juga bisa dilihat dari data target penerimaan dan realisasi penerimaan pajak di KPP Pratama Padang, sebagai berikut : Tabel 1.1 Target Dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun Tahun Target Penerimaan Realisasi Penerimaan Sumber : Kasubag Umum KPP Pratama Padang Dari tabel tersebut bisa dilihat bahwa target penerimaan dari tahun tidak sesuai dengan realisasi penerimaannya. Hal tersebut dikarenakan adanya tunggakan pajak yang terjadi di KPP Pratama Padang oleh Wajib Pajak/Penanggung Pajak. Untuk menangani masalah tersebut, pemerintah khususnya Direktorat Jenderal Pajak (DJP) melakukan tindak penagihan pajak yang mempunyai kekuatan hukum yaitu Undang-Undang Nomor 19 tahun 1997 tentang penagihan pajak dengan surat paksa dan telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 19 tahun Berdasarkan undang-undang tersebut pemerintah (fiskus) dapat melakukan tindak penagihan aktif jika wajib pajak tidak melunasi pajak terhutangnya sampai tanggal jatuh tempo melalui penerbitan surat teguran, surat paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP), surat pemberitahuan lelang, pencegahan dan penyanderaan. Sementara itu di tahun 2012 realisasi penerimaan pajak meningkat dari target penerimaan yang telah diperkirakan. Hal tersebut menjadi tanda tanya bagi kita, apakah peningkatan realisasi penerimaan pajak itu terjadi karena adanya usaha penagihan aktif oleh pemerintah (fiskus) terhadap pencairan tunggakan pajak oleh 2

3 wajib pajak/penanggung pajak yang terhutang. Berdasarkan fenomena tersebut, pada penelitian ini penulis menggunakan dua variabel independen dari penelitian sebelumnya yaitu surat teguran dan surat paksa. Dalam penelitian ini penulis akan meneliti apakah pencairan tunggakan pajak dipengaruhi oleh penerbitan surat teguran dan surat paksa terhadap wajib pajak/penanggung pajak yang tertunggak. 2. TEORI DAN PEMBAHASAN HIPOTESIS 2.1 Pencairan Tunggakan Pajak Menurut Hidayat dan Cheisiviyanny (2013) tunggakan pajak merupakan pajak yang terutang ataupun yang belum dibayar kepada negara dalam jangka waktu yang telah ditetapkan. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan tunggakan pajak adalah pajak yang masih belum dilunasi/terutang kepada negara yang harus dibayar termasuk sanksi administrasi berupa bunga, denda atau kenaikan sesuai dengan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak. Utang pajak timbul jika undangundang yang menjadi dasar untuk pengenaan dan pemungutannya telah ada, dan telah dipenuhi syarat-syarat subjektif dan syarat objektif yang ditentukan oleh undang-undang pajak secara bersamaan/simultan (Siahaan, 2004). Berikut beberapa faktor yang menyebabkan tunggakan pajak oleh wajib pajak dalam melunasi hutang pajaknya (Hidayat dan Cheisiviyanny, 2013) : Pengetahuan tentang peraturan hukum (law-awareness) Pengetahuan tentang isi peraturanperaturan hukum (law-acquaintance) Sikap terhadap peraturan-peraturan hukum (legal attitude) Pola-pola perikelakuan hukum (legal behavior) Dari yang diuraikan di atas setiap indikator menunjukan pada tingkat kepatuhan dari yang terendah sampai tertinggi. Permasalahan awal kepatuhan terjadi dari hukum tertulis kemudian masuk ke dalam kerangka ketentuan hukum tersebut sehingga ditemukan kelalaian dari ketentuan hukum dimana hukum tersebut menghendaki kesadaran masyarakat atau wajib pajak. Dari sisi psikologi (Ajzen, 2005), kajian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tunggakan pajak oleh wajib pajak/penanggung pajak adalah melalui tipe TPB (Theory of Planned Behavior). Berdasarkan TPB, faktor sentral dari prilaku individu bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat individu (behavior intention) terhadap perilaku tertentu tersebut. Sedangkan niat untuk berperilaku 3

4 dipengaruhi oleh variabel sikap (attitude), norma subjektif (subjectif norm), dan kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavior cotrol). Teori ini dilandasi pada postulat teori yang menyatakan bahwa perilaku merupakan fungsi dari informasi atau keyakinan/ kepercayaan yang menonjol mengenai perilaku orang tersebut (King, 2010). 2.2 Penagihan Pajak Aktif Penagihan pajak merupakan perbuatan yang dilakukan Direktorat Jenderal Pajak atau fiskus karena wajib pajak tidak memenuhi ketentuan undangundang pajak, khususnya mengenai pembayaran pajak dengan melaksanakan pengiriman surat peringatan, surat teguran, surat paksa, penyitaan dan pelelangan (Biringkanae, 2012). Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan ini fiskus lebih berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim STP atau SKP tetapi akan diikuti dengan tindakan sita dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Pelaksanaan penagihan aktif dijadwalkan berlangsung selama 58 hari yang dimulai dengan penyampaian surat teguran, surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan, dan pengumuman lelang (Marduati, 2012). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan penagihan pajak tersebut merupakan ujung tombak dalam rangka menyelamatkan penerimaan negara terbesar yaitu di bidang sektor perpajakan dimana dalam pelaksanaanya dilandaskan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2.3 Surat Teguran Surat teguran, surat peringatan, atau surat lain yang sejenis adalah surat yang diterbitkan oleh pejabat untuk menegur atau memperingatkan kepada wajib pajak untuk melunasi utang pajaknya. Surat teguran, surat perigatan atau surat lain yang sejenis diterbitkan apabila penanggung pajak tidak melunasi utang pajaknya sampai dengan tanggal jatuh tempo pembayaran (Siahaan, 2004). Marduati (2012) meneliti tentang Pengaruh Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat, yang berdasarkan uji parsial (t-test) yang telah dilakukan, dibuktikan bahwa jumlah Surat Teguran yang diterbitkan berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Makassar Barat. Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Hidayat dan Cheisiviyanny (2013) dengan objek pajak KPP Pratama Padang, menyatakan tindakan penagihan 4

5 aktif berpengaruh signifikan positif terhadap pencairan tunggakan pajak. Berbeda dengan penelitian Marhaendi (2009), dimana jumlah surat-surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Berdasarkan hal tersebut hipotesis yang dibentuk sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh surat teguran terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Padang. 2.4 Surat Paksa Pengertian Surat Paksa menurut Undang-undang Republik Indonesia 19 tahun 1997 tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa adalah surat perintah membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak (Bab 1, pasal 1:8). Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam penerbitan surat paksa oleh pejabat/fiskus tidak hanya untuk menagih utang pajak saja akan tetapi juga biaya yang timbul dari penyampaian surat paksa tersebut berdasarkan ketentuan undangundang pajak (Kementrian Keuangan RI DJP, 2012). Penelitian Biringkanae (2012) yang meneliti tentang Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak mengalami peningkatan jumlah lembar Surat Paksa sebanyak 564 lembar dari tahun 2009 dan jika dilihat dari nominalnya, peningkatannya sebesar Rp ,- hal ini disebabkan Jurusita Pajak berperan aktif dalam penerbitan dan penyampaian Surat Paksa, sehingga proses penagihan aktif dapat berjalan optimal. Kenaikan pencairan tunggakan pajak juga tampak pada penelitian Firdaus (2010), yaitu persentase pencairan tunggakan pajak dengan Surat Paksa pada KPP Pratama Semarang Candisari lebih besar yaitu sebesar 56,41% dibandingkan dengan persentase Surat Teguran yaitu sebesar 46,16%. Dan penelitian dari Erwis (2012) mengatakan, bahwa penerimaan tunggakan pajak dengan surat paksa pada umumnya mengalami peningkatan baik dari jumlah lembar surat paksa maupun jumlah nominal yang tertera dalam surta paksa yang dibuktikan dengan penerimaan tunggakan pajak tahun 2010 sebanyak Rp dan tahun 2011 sebanyak Rp dengan peningkatan sebesar Rp Berbeda halnya dengan penelitian Marhaendi (2009), yang meneliti pengaruh tindakan penagihan aktif dalam usaha mencairkan tunggakan pajak, membuktikan bahwa jumlah surat-surat yang diterbitkan di KPP Pratama Taman Sari Satu Jakarta tidak berpengaruh 5

6 signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Berdasarkan hal tersebut hipotesis yang dibentuk adalah sebagai berikut : H2 : Terdapat pengaruh surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Padang. 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Sampel yang diambil yaitu Wajib Pajak yang memiliki tunggakan pajak selama 3 (tiga) tahun terakhir ( ) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling yang merupakan bagian dari metode nonprobability sampling, yaitu pengambilan sampel dengan beberapa kriteria yang telah ditetapkan, sebagai berikut : a. Tunggakan pajak yang berasal dari STP/SKPKB/SKPKBT. b. Tunggakan pajak 3 (tiga) tahun terakhir dari tahun Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumen dan studi dokumentasi. Data ini berupa laporan tunggakan pajak, serta data-data lain yang terkait dengan variabel yang dibutuhkan dalam penelitian. 3.3 Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel Variabel Dependen Pencairan Tunggakan Pajak (Y) Pencairan tunggakan pajak adalah bentuk pencairan yang berkaitan dengan tunggakan pajak yang di setorkan ke kas Negara yang dapat berupa pembayaran, penghapusan, pemindahbukuan, maupun keberatan. Dimana variabel ini diukur dari jumlah pembayaran (rupiah) atas pajak yang terutang di KPP Pratama Padang Variabel Independen Surat Teguran (X 1 ) Surat teguran adalah surat yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak yang bertujuan untuk menegur atau memperingatkan kepada Wajib Pajak untuk melunasi uang pajaknya yang terutang. Variabel ini diukur dari banyaknya jumlah surat teguran (lembar) yang diterbitkan di KPP Pratama Padang. 6

7 Surat Paksa (X 2 ) Surat paksa adalah surat perintah yang diterbitkan oleh Kantor Pelayanan Pajak dan dilakukan oleh juru sita untuk memaksa Wajib Pajak untuk melunasi utang pajak dalam jangka waktu yang telah di tentukan. Variabel ini diukur dari jumlah surat paksa (lembar) yang diterbitkan di KPP Pratama Padang. 3.4 Model Penelitian Adapun model pengujian dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut : Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ε Y = Pencairan Tunggakan Pajak α = Konstanta β 1 = Koefisien Regresi Variabel Surat Teguran β 2 = Koefisien Regresi Variabel Surat Paksa X 1 = Surat Teguran X 2 = Surat Paksa ε = Faktor Pengganggu 3.5 Model Analisis Data Metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolineritas, Uji Autokolerasi, Uji Heteroskedastisitas), dan pengujian hipotesis (Uji koefisien determinasi, Uji statistik F, Uji statistik t). 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif Sebelum membahas hasil regresi akan disajikan terlebih dahulu mengenai statistik deskriptif. Statistik deskriptif sampel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1 Hasil Pengujian Normalitas Hasil Uji Asumsi Klasik Setelah dilakukan uji asumsi klasik yakni uji normalitas, uji multikolineritas, uji autokolerasi, dan uji heteroskedastisitas, disimpulkan bahwa tidak ada masalah pada asumsi klasik dalam penelitian ini dan bisa dilakukan pengujian berikutnya Hasil Uji Hipotesis Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Dari pengujian regresi yang telah dilakukan, diperoleh hasil Uji R 2 sebesar 0,026. Hal tersebut berarti 2,6% variasi pencairan tunggakan pajak dapat dijelaskan oleh variasi surat teguran dan surat paksa. Sedangkan sisanya (100% - 2,6% = 97,4%) dijelaskan oleh sebabsebab yang lain diluar model yang 7

8 digunakan dalam penelitian ini. Dalam hal ini, variabel yang tidak ikut diteliti pada penelitian ini menjelaskan variasi variabel pencairan tunggakan pajak sangat besar Uji Statistik F Dari hasil uji F, diperoleh nilai F hitung sebesar 1,476 dengan tingkat signifikan sebesar 0,243 maka model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi pencairan tunggakan pajak atau dapat dikatakan bahwa surat teguran dan surat paksa secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak Uji Statistik t Untuk membuktikan pengaruh yang dimiliki oleh variabel independen terhadap variabel dependen pada penelitian ini secara parsial maka dilakukan uji statistik t. secara umum, ringkasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan pada penelitian ini terlihat pada tabel berikut : Tabel 4.2 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda 4.2 Pembahasan Pengaruh Surat Teguran Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis pertama seperti yang terlihat pada tabel 4.7, terlihat bahwa variabel surat teguran memiliki koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,009 dengan nilai signifikan sebesar 0,479. Pada tahapan pengolahan data digunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikan sebesar 0,479 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah H 0 diterima dan H a ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa penagihan pajak dengan surat teguran tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Padang. Temuan yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah penerbitan surat teguran tidak berpengaruh terhadap pencairan tunggakan pajak oleh wajib pajak yang terhutang. Hal tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor yaitu pengetahuan wajib pajak tentang peraturan pajak, pengetahuan tentang isi peraturanperaturan pajak, sikap terhadap peraturanperaturan pajak, dan pola-pola perikelakuan hukum pajak (Hidayat dan Cheisiviyanny, 2013). Dari beberapa faktor tersebut dapat dilihat permasalahan awal terjadi karena ketidaktahuan wajib pajak 8

9 tentang surat teguran tersebut sehingga ditemukan kelalaian dari ketentuan hukum pajak. Tujuan dari hukum pajak itu menghendaki kesadaran masyarakat atau wajib pajak untuk melunasi dan mematuhi panggilan dari surat teguran tunggakan pajak, akan tetapi yang terjadi di KPP Pratama Padang saat itu wajib pajak tidak memenuhi panggilan surat teguran tersebut. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Marhaendi (2009), di dalam penelitiannya ditemukan bahwa jumlah surat-surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama Taman Sari Satu sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Hal ini bertolak belakang dengan hasil yang diteliti oleh Marduati (2012), Hidayat dan Cheisiviyanny (2013). Jumlah surat teguran yang diterbitkan berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak, dengan artian semakin besar jumlah surat teguran yang diterbitkan maka tingkat pencairan tunggakan pajak akan meningkat Penagruh Surat Paksa Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel surat paksa sebagai variabel yang mempengaruhi pencairan tunggakan pajak, dari hasil pengujian statistik yang dilakukan diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,042. Hal tersebut diperkuat dengan nilai signifikan sebesar 0,191. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan tingkat kesalahan sebesar 0,05. Hasil diperoleh menunjukan bahwa nilai signifikan yang diperoleh sebesar 0,191 > alpha 0,05 maka keputusannya adalah H 0 diterima dan H a ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa penagihan aktif dengan surat paksa tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak di KPP Pratama Padang Hasil yang diperoleh didalam tahapan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jumlah penerbitan surat paksa yang semakin banyak tidak mempengaruhi pencairan tunggakan pajak. Hal tersebut juga disebabkan oleh ketidaktahuan wajib pajak akan hukum pajak, pengetahuan tentang isi peraturan-peraturan pajak, sikap terhadap peraturan-peraturan pajak, dan pola-pola perikelakuan hukum pajak (Hidayat dan Cheisiviyanny, 2013), sehingga wajib pajak tidak memenuhi panggilan kedua yaitu surat paksa terhadap hutang pajak. Faktor lain dari sisi eksternalnya yaitu kurangnya sosialisasi peaturan perpajakan khususnya peraturan menegenai penagihan pajak kepada wajib 9

10 pajak yang terhutang (Hidayat dan Cheisiviyanny, 2013). Hasil yang diperoleh tidak konsisten dengan hipotesis yang di ajukan walaupun adanya peningkatan jumlah penerbitan surat paksa. Biringkanae (2012) dalam penelitiannya mengatakan bahwa peningkatan pencairan terjadi disebabkan oleh jurusita pajak berperan aktif dalam penerbitan dan penyampaian surat paksa, sehingga proses penagihan aktif dapat berjalan optimal. Erwis (2012) mengatakan, bahwa penerimaan tunggakan pajak dengan surat paksa pada umumnya mengalami peningkatan baik dari jumlah lembar surat paksa maupun jumlah nominal yang tertera dalam surat paksa. Hal tersebut tidak sejalan dengan penelitian ini, karena dari hasil pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa peningkatan jumlah penerbitan surat paksa tidak signifikan dalam mempengaruhi pencairan tunggakan pajak yang terjadi. Akan tetapi hasil ini konsisten dengan penelitian dari Marhaendi (2009) yaitu jumlah surat-surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama Taman Sari Satu sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka pada bab ini akan dijelaskan kesimpulan dari hasil pengujian mengenai pengaruh tindakan aktif dengan surat teguran dan surat paksa terhadap pencairan tunggakan pajak. Dari hasil tersebut, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Surat teguran tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Hal ini konsisten dengan penelitian Marhaendi (2009) yang ditemukan bahwa jumlah suratsurat yang diterbitkan sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. 2. Surat paksa tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Hal ini juga konsisten dengan penelitian Marhaendi (2009) mengatakan bahwa jumlah surat-surat yang diterbitkan oleh KPP Pratama Taman Sari Satu sebagai pelaksanaan tindakan penagihan aktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pencairan tunggakan pajak. Dari hasil regresi yang dilakukan nilai variabel independennya negatif mengakibatkan berkurangnya nilai Y (jumalah pencairan tunggakan pajak akibat penagihan aktif). 10

11 5.2 Keterbatasan Pada penelitian ini ada beberapa keterbatasan peneliti yang kemungkinan dapat mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini. Keterbatasan tersebut meliputi: 1. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen dengan jumlah sampel yang terbatas, yaitu hanya menggunakan data variabel dari tahun Penelitian ini gagal menambahkan variabel independen baru karena keterbatasan data yang diperoleh. 3. Berkaitan dengan keterbatasan waktu penelitian, maka peneliti membatasi penelitiannya hanya pada satu kantor KPP saja yaitu KPP Pratama Padang. 4. Pada penelitian ini, peneliti juga tidak menambahkan variabel kontrol yang kemungkinan juga mempengaruhi hasil akhir dari penelitian ini. 5.3 Saran Beberapa saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan kedepannya bagi peneliti maupun fiskus berdasarkan dari hasil penelitian serta kesimpulan yang dipeloreh dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel lainnya yang diprediksi dapat mempengaruhi pencairan tunggakan pajak. 2. Penelitian selanjutnya, jika data mengenai jumlah lembar dan jumlah rupiah pencairan tunggakan pajak dari Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan (SPMP) dapat diperoleh, maka data tersebut dapat digunakan untuk penambahan variabel independen dalam penelitian. 3. Bagi fiskus, meningkatkan kesadaran wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak dengan penyuluhan-penyuluhan pajak yang secara intensif. 4. Diharapkan aparat pajak dengan tegas dalam menyikapi tunggakan pajak yang terjadi akibat kelalaian wajib pajak akan kewajibannya dalam membayar pajak. DAFTAR PUSTAKA Biringkanae, Stella Meiliza Penerbitan Surat Paksa Sebagai Upaya Penagihan Aktif dan Kontribusinya Terhadap Pembayaran Tunggakan Pajak pada KPP Pratama Makassar Utara. Skripsi (S1). Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin Makassar. Erwis, Nana Adriana Efektivitas Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pratama Makassar Selatan. Skripsi (S1). Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin Makassar. 11

12 Firdaus, Rizkie Amalia Efektifitas Pelaksanaan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di KPP Pratama Semarang Candisari. Skripsi (Diploma III). Perpajakan. Fakultas Ekonomi. Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Ghozali, Prof. Dr. H Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS19. Semarang : Badan Penerbit Unuiversitas Diponegoro. Hadi, H. Moeljo Dasar-Dasar Penagihan Pajak dengan Surat PaksA oleh Juru Sita Pajak Pusat dan Daerah. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada. Harian Kontan Tunggakan Pajak. September 11, 2012 dari Hidayat, Rudi & Cheisviyanny, Charoline Pengaruh Kualitas Penetapan Pajak dan Tindakan Penagihan Aktif terhadap Pencairan Tunggakan Pajak, Journal WRA 1(1), Padang. Kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak Sususan dalam Satu Naskah Undang-Undang Perpajakan. Jakarta. Marhaendi, Affan Pengaruh Tindakan Penagihan Aktif dalam Usaha Mencairkan Tunggakan Pajak pada KPP Pratama Tmansari Satu Jakarta. Jurnal Skripsi. Diakses Sekaran, Uma Research Methods For Business. Jakarta : Salemba Empat. Siahaan, Marihot P Utang Pajak, Pemenuhan Kewajiban, dan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Sinulangga, Evans Emanuel Penagihan Pajak dengan Surat Paksa Berdasarkan Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2000, Journal Administratum 1(1), Januari. Velayati, Mala Rizkika Analisis Efektivitas dan Kontribusi Tindakan Penagihan Pajak Aktif dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Sebagai Upaya Pencairan Tunggakan Pajak. Jurnal Skripsi. Diakses Waluyo. (2011). Perpajakan Indonesia. Jakarta : Salemba Empat. King, Laura Psikologi Umum Sebagai Pandangan Apresiatif Buku 2. Jakarta : Salemba Humanika. Marduati, Andi Pengaruh Penagihan Pajak dengan Surat Teguran dan Surat Paksa terhadap Pencairan Tunggakan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Barat. Skripsi (S1). Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Hasanuddin Makassar. 12

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Hal tersebut dilakukan karena tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah pajak merupakan masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam negara harus berurusan dengan pajak (Siahaan, 2004). Alasan penerimaan pajak sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual, yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Penagihan Pajak Aktif 1. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2000:31) Pajak adalah iuran yang berupa uang dari rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Batu Tahun 2010-2012)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun 1945 yang mempunyai tujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat dalam kehidupan nasional yang perlu dilanjutkan dengan dukungan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bangsa Indonesia telah melaksanakan pembangunan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu potensi penerimaan dalam negeri terbesar yang menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun 2006-2011 pajak memberi kontribusi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak. BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Pajak Untuk dapat memahami mengenai pentingnya pemungutan pajak dan alasan yang mendasari mengapa wajib pajak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejak bulan Agustus 2007, Kantor Pelayanan Pajak Pratama merupakan gabungan dari Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan, dan

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Abstrak. Abstract. Pendahuluan 1 Analisis Efektivitas dan Kontribusi Penagihan Tunggakan Pajak Dengan Penerbitan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak (Studi Kasus Pada KPP Pratama Jember) Effectiveness and Contribution

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang, kepercayaan, tanggung jawab

Lebih terperinci

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK GERRY TJANDRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan secara bertahap, terencana dan berkelanjutan. Menurut Waluyo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan nasional merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Upaya tersebut harus dilakukan secara bertahap,

Lebih terperinci

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA PEKANBARU

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA PEKANBARU PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA PEKANBARU Oleh : Yohanes Diaken Nainggolan Pembimbing : Kamaliah dan Rahmiati

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAIRAN ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KRAMAT JATI. Dwiyatmoko Pujiwidodo

PENGARUH PENCAIRAN ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KRAMAT JATI. Dwiyatmoko Pujiwidodo PENGARUH PENCAIRAN ATAS PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KRAMAT JATI Dwiyatmoko Pujiwidodo Program Studi Manajemen Perpajakan Akademi Manajemen Keuangan

Lebih terperinci

Agustinus Paseleng, A.T. Poputra, S.J. Tangkuman, Efektivitas Penagihan Pajak

Agustinus Paseleng, A.T. Poputra, S.J. Tangkuman, Efektivitas Penagihan Pajak EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MANADO Oleh: Agustinus Paseleng 1 Agus T. Poputra 2 Steven J.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pendapatan negara yang paling potensial adalah penerimaan pajak. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor perpajakan ialah sumber pendapatan utama negara, pendapatan ini didistribusikan kepada lembaga-lembaga pemerintah guna pembelanjaan rutin dan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Theory of Planned Behavior Menurut Ajzen (1991), Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang ditimbulkan oleh individu muncul karena adanya niat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Dasar Perpajakan 1. Pengertian Pajak Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut: Pajak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1), pengertian pajak adalah sebagai berikut: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Dasar-dasar Perpajakan 2.1.1.1 Pengertian Pajak Para ahli di bidang perpajakan telah banyak memberikan definisi dari perpajakan. Menurut Soemitro (2010:1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu proses yang harus dilewati dan harus dilaksanakan untuk memenuhi salah satu

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA Ester Hervina Sihombing Politeknik Unggul LP3M Medan Jl.Iskandar Muda No.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan penduduk mencapai 250 juta jiwa. Dengan demikian, kesejahteraan penduduknya akan sangat diperhatikan oleh pemerintah. Untuk mensejahterakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Telah kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang didunia. Sehingga isu mengenai pembangunan nasional merupakan fokus utama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin meningkatnya kebutuhan dana pembangunan mendorong pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih intensif. Salah satu sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk melaksanakan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi), yang langsung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pendapatan negara adalah semua penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan yang digunakan untuk membiayai belanja negara, dimana penerimaan tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2015 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian ini adalah selama 3 bulan yakni dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara)

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara) ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENAGIHAN PAJAK AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Utara) Hasbi Rifqiansyah Muhammad Saifi Devi Farah Azizah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari 2015 sampai dengan selesai. Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan, tempat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kontribusi pajak

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Kontribusi pajak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah rahasia umum kalau pajak di Indonesia merupakan kontribusi paling besar untuk penghasilan dalam negeri dan juga merupakan sumber utama untuk Anggaran Pendapatan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam BAB III GAMBARAN DATA A. Pengertian Penagihan Pajak Pelaksanaan penagihan pajak yang tegas, konsisten dan konsekuen diharapkan akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayarkan

Lebih terperinci

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan A. Latar Belakang Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan sistem perpajakan dari official assessment menjadi self assessment diharapkan kesadaran Wajib Pajak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan sistem perpajakan di Indonesia sebagaimana telah diatur dalam Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BITUNG

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BITUNG EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA BITUNG THE EFFECTIVENESS OF TAX COLLECTION WITH A REPRIMAND LETTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram, dan tertib, serta menjamin

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang adil dan sejahtera, aman, tenteram, dan tertib, serta menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang adil dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pajak Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan teratur pada waktu tertentu. Kemudian berangsur-angsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan tata kehidupan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pajak Pengertian pajak menurut Waluyo (2007:2) adalah: Pajak adalah iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang paling besar kontribusinya. Penerimaan negara yang diterima dari pajak cenderung mengalami kenaikan setiap tahunnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Pembangunan tersebut bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi perkembangan negara dalam satu dekade terakhir ini menunjukkan bahwa sumber utama penerimaan negara telah mengalami pergeseran dari sektor minyak dan gas bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan Undang-Undang Dasar 1945, dimana bertujuan untuk mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam buku Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) menyebutkan bahwa, Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan suatu sasaran ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan manfaat tertentu mengenai suatu hal yang dibuktikan secara obyektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Membangun perekonomian yang lebih baik tidak terlepas dari rakyat yang ikut serta berperan aktif dalam membangun perekonomian. Untuk membangun perekonomian

Lebih terperinci

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANWIL DJP JAWA TENGAH I DAN JAWA TENGAH II

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN KANWIL DJP JAWA TENGAH I DAN JAWA TENGAH II Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 1 Januari 2014, Hal. 47 JURNAL - 58 AKUNTANSI INDONESIA PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novi Norma Melya Nugraha, 2015 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara hukum yang berpedoman pada Pancasila dan juga berpegang teguh pada aturan yang ada di negaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya menggantungkan dana dari luar negeri saja, melainkan harus menggali sendiri terutama dari

Lebih terperinci

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA, DAN SURAT SITA TERHADAP EFEKTIVITAS PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA, DAN SURAT SITA TERHADAP EFEKTIVITAS PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN, SURAT PAKSA, DAN SURAT SITA TERHADAP EFEKTIVITAS PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK (Studi Kasus KPP Pratama Tigaraksa Periode 2011-2014) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PENETAPAN PAJAK DAN EFEKTIFITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

PENGARUH KUALITAS PENETAPAN PAJAK DAN EFEKTIFITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGARUH KUALITAS PENETAPAN PAJAK DAN EFEKTIFITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK Eko Setiyawan, Resti Yulistia M., Popi Fauziati. Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pajak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian pajak menurut Soemitro dalam Mardiasmo (2011:1) menyatakan bahwa Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (dapat dipaksakan)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perdagangan bebas (free trade) membawa konsekuensi pula dalam kebijakan perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan Negara dan Bangsa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah menggalakkan pembangunan di segala bidang, yaitu pembangunan bidang ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. Dalam upaya melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan nasional di segala bidang, untuk menjalankan fungsi pemerintahan dan pembangunan guna mencapai kesejahteraan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU

EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU EVALUASI PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK YANG DILAKUKAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK ( KPP ) PRATAMA JAKARTA TAMAN SARI SATU Candy Leonita Sari, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK Penelitian mengenai pelaksanaan

Lebih terperinci

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017,

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 345-356 ANALISIS PENGARUH PELAKSANAAN SISTEM PENAGIHAN AKTIF TERHADAP TINGKAT PENCAIRAN TUNGGAKAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material dan spiritual,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara membutuhkan dana yang cukup besar dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap negara membutuhkan dana yang cukup besar dalam melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara membutuhkan dana yang cukup besar dalam melaksanakan pembangunan dan menyelenggarakan pemerintahan. Begitu juga termasuk negara Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia memiliki berbagai macam potensi untuk menjadi negara yang lebih maju, seperti potensi lokasi, sumber daya alam, dan sumber daya budayanya. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dimana bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan berbangsa dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pada dasarnya Negara adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan memerlukan biaya untuk menjalankan fungsinya serta melangsungkan

Lebih terperinci

Restika Purnawardhani Sri Mangesti Rahayu Amirudin Jauhari

Restika Purnawardhani Sri Mangesti Rahayu Amirudin Jauhari EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK (STUDI KASUS PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA MALANG) Restika Purnawardhani Sri Mangesti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan memerlukan biaya untuk menjalankan fungsinya serta melangsungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, yang bertujuan untuk mewujudkan tata kehidupan negara dan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari beberapa suku bangsa, budaya dan adat istiadat. Pancasila dan Undangundang Dasar 1945 merupakan landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan untuk melaksankan pembangunan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pajak dipungut dari warga negara Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan

Lebih terperinci

BAB V. Simpulan dan Saran. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan peneliti pada bab

BAB V. Simpulan dan Saran. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan peneliti pada bab BAB V Simpulan dan Saran 1.1 Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan peneliti pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut. 1. Semua prosedur kerja penagihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang bertujuan untuk meningkatakan kesejahteraan rakyat Indonesia. Agar pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA

ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA ANALISIS EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KANTOR PENERIMA PAJAK (KPP) KOTA JAYAPURA A. Hikmah Ayu Pratiwi Amin, Mursalam Salim Program Studi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KPP PRATAMA BEKASI SELATAN PENDAHULUAN Latar Belakang Penerimaan pajak mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembiayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam pembiayaan pembangunan dan kesejahteraan masyarakatnya yaitu dengan menggali sumber dana yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Analisis yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif. Analisis ini digunakan untuk menggambarkan dan membandingkan penagihan pajak yang

Lebih terperinci

Oleh: Devika Korua 1 Harijanto Subijono Robert Lambey. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi 1

Oleh: Devika Korua 1 Harijanto Subijono Robert Lambey. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi   1 Analisis Efektivitas Dan Kontribusi Penagihan Pajak Secara Aktif Terhadap Pencairan Tunggakan Pajak (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado) Oleh: Devika Korua 1 Harijanto Subijono Robert

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan suatu penelitian kita perlu memaparkan tentang apa yang kita teliti hal tersebut dapat memudahkan dan menjelaskan

Lebih terperinci

Yuli Chomsatu Samrotun ISSN :

Yuli Chomsatu Samrotun ISSN : PENGARUH PROSES PELAKSANAAN PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA TERHADAP PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURAKARTA Yuli Chomsatu Samrotun (Dosen Fakultas Ekonomi UNIBA Surakarta)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK ISSN: 2302-8556 EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK Paul Filmon Nalle 1 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia e-mail:

Lebih terperinci

PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK DAN TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK DAN TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN PENGARUH SURAT KETETAPAN PAJAK DAN TINDAKAN PENAGIHAN AKTIF TERHADAP PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN BADAN (Studi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang UtaraTahun 2005-2013) Kukuh Putranda Juniardi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Negara Republik Indonesia berlandaskan Pancasila dan Undang-undang 1945 yang bertujuan untuk menciptakan Masyarakat yang adil, makmur, aman, tentram serta tertib dan

Lebih terperinci

Agnes Rosiana Muliady Murtedjo. Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021)

Agnes Rosiana Muliady Murtedjo. Universitas Bina Nusantara Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Jakarta (021) ANALISIS PROSES PENAGIHAN PAJAK AKTIF DALAM MENGATASI TUNGGAKAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA Agnes Rosiana Muliady Murtedjo Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara besar yang memiliki tujuan nasional untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, merata material dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Metro. Teknik pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO

PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO PENGARUH PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PEMBAYARAN TUNGGAKAN PAJAK PENGHASILAN PADA KPP PRATAMA GORONTALO VERONIKA SAAD 1, SAHMIN NOHOLO 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas

Lebih terperinci

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem Pendahuluan Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self Assesment System yang dimulai sejak reformasi perpajakan tahun 1983 menuntut wajib pajak untuk menghitung, menyetor dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN. adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan pajak

BAB 4 PEMBAHASAN. adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan pajak BAB 4 PEMBAHASAN Analisis data yang digunakan peneliti dalam pembahasan penelitian ini adalah analisis deskriptif komparatif untuk membandingkan penagihan pajak dengan surat teguran dan surat paksa tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber pendapatan Negara yang sangat penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Realisasi Tunggakan Pajak yang Lunas Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara Setiap tahun, target realisasi tunggakan pajak yang lunas selalu mengalami perubahan begitu

Lebih terperinci

Jurnal EMBA 1 Vol.2 No.1 Maret 2014, Hal. 1-10

Jurnal EMBA 1 Vol.2 No.1 Maret 2014, Hal. 1-10 EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MANADO Oleh: Muhamad Riski Nindar 1 Sifrid S. Pengemanan

Lebih terperinci

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU

TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI ISSN: 1410-9875 Vol. 17, No. 1a, November 2015 http: //www.tsm.ac.id/jba TATA CARA PENAGIHAN PAJAK AKTIF DI KPP PRATAMA JAKARTA SAWAH BESAR SATU IDA BAGUS NYOMAN SUKADANA STIE

Lebih terperinci

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENAGIHAN AKTIF HUTANG WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA DENPASAR TIMUR

PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENAGIHAN AKTIF HUTANG WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA DENPASAR TIMUR PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENAGIHAN AKTIF HUTANG WAJIB PAJAK DI KPP PRATAMA DENPASAR TIMUR ABSTRACT Tax is one of the sources of state revenues used to finance government activities

Lebih terperinci