Penutup A. KESIMPULAN. 1. Kesejarahan
|
|
- Lanny Fanny Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Penutup A. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian profil Lembaga Tahfiz Al-Qur an yang dilakukan terhadap lembaga-lembaga tahfiz di Sumatera dan Kalimantan adalah sebagai berikut. 1. Kesejarahan Lembaga Tahfiz Al-Qur an yang diteliti pada umumnya terhitung baru bila dibandingkan lembaga-lembaga sejenis di Pulau Jawa. Lembaga tahfiz di Sumatera dan Kalimantan kebanyakan didirikan setelah dilombakannya cabang tahfiz dalam Musabaqah Tilawatil Qur an (MTQ) pada tahun Di antara alasan didirikannya adalah mencetak kader-kader hufaz yang akan
2 Memelihara Kemurnian Al-Qur'an berperan dalam pengembangan tahfiz di daerah-daerah, maupun sebagai anggota kafilah dalam Musabaqah Tilawatil Qur an (MTQ). Sebagai contoh, lembaga tahfiz Yayasan Islamic Centre di Medan. Lembaga ini baru didirikan tahun 1982, padahal jauh sebelum berdirinya lembaga ini, telah ada seorang hafiz dan ahli dalam Ulumul Qur an yang telah dikenal sejak lama, yaitu KH. Azra i. Bahkan ulama ini merupakan salah satu sumber sanad dalam tahfiz Al-Qur an di Indonesia. Demikian pula di Palembang; ada seorang pakar Al-Qur an dan tafsir yang telah dikenal lama, yaitu KH. Abdullah Siddiq, sementara Yayasan Al- Qur an Islamic Centre di Palembang baru didirikan pada tahun Tradisi ini berlainan dengan di Jawa. Lembaga tahfiz di ini telah lama tumbuh dan berkembang sebelum diselenggarakannya MTQ bidang tahfiz, seperti: Pesantren Tahfiz Al-Munawwir Krapyak yang didirikan tahun 1910, Pesantren Tahfiz Al- Munawwar Gresik yang didirikan pada tahun 1920, Pesantren Tahfiz Yanbu ul Qur an di Kudus yang didirikan tahun 1942, dan lain-lain. Para pendiri lembaga di atas mengembangkan bidang ini bukan untuk memenuhi kebutuhan dalam Musabaqah Tilawatil Qur an (MTQ), tetapi lebih didasari untuk tafaqquh fil Qur ān, khususnya dalam bidang tahfiz. 2. Kelembagaan Secara kelembagaan, lembaga tahfiz di dua wilayah ini kebanyakan berbentuk yayasan, sedang lembaga pendidikannya menggunakan nama yang beragam sesuai kondisi lokalnya. Ada di antaranya menggunakan nama pondok pesantren, dayah, madrasah/sekolah, yayasan, atau lainnya. Sementara di Jawa lembaga tahfiz banyak yang berbentuk pondok pesantren. Pengelolaan lembaganya pun kebanyakan masih ditangani langsung oleh kyai dan keluarganya. Tidak semua lembaga yang 368
3 Penutup diteliti di kedua wilayah tersebut berbentuk yayasan, ada pula lembaga yang bentuk pengelolaannya ditangani langsung oleh kyai dan keluarganya, seperti kebanyakan lembaga di Jawa. Sebagai contoh, Pesantren Tahfiz Al-Ihsan di Banjarmasin. Dari sisi tradisi, pesantren ini hampir sama dengan tradisi yang ber laku pada sebagian pesantren tahfiz di Jawa, yaitu seluruh santrinya tidak diperbolehkan mengikuti musabaqah selama nyantri di pesantren ini. Santri putri pada pesantren ini pun sangat dibatasi dalam hal berhubungan dengan orang lain, termasuk untuk diteliti atau diwawancara. Para ustazah mengarahkan para santrinya ke arah aktivitas yang berkaitan dengan tafaqquh fiddīn agar dapat menunjang dan memudahkan dalam proses menghafal Al-Qur an. 3. Sanad Sanad adalah rangkaian atau riwayat bacaan para penghafal Al- Qur an yang bersambung kepada bacaan Rasulullah allall hu alaihi wa sallam. Manfaat sanad yang paling utama adalah untuk men jaga konsistensi qiraah. Sanad bagi seorang hafiz atau lembaga tahfiz sangat penting karena keabsahan hafalan seseorang salah satunya dapat dinilai dari segi rangkaian sanadnya (di pesantren Jawa, Madura, Bali). Berlainan dengan di Jawa, Madura, dan Bali, pada lembaga-lembaga tahfiz yang diteliti di Sumatera dan Kalimantan, rangkaian sanad hufaz pada lembaga tahfiz tidak terlalu ditonjolkan, cukup dengan penguasaan hafalan (bil gaib) dengan baik. Hal ini karena pembelajaran tahfiz di wilayah ini tidak seketat di Jawa, Madura, dan Bali, di mana seorang santri yang dinyatakan khatam akan mendapatkan syah dah, sanad, dan ijazah, itu pun setelah mereka melakukan laku khusus atau melakukan takr r kepada beberapa ulama tahfiz yang lain (tabarruk). Setelah itu mereka dianjurkan melakukan pembelajaran tahfiz atau membuka pesantren tahfiz. 369
4 Memelihara Kemurnian Al-Qur'an Keadaan ini memang diakui oleh para pembimbing tahfiz pada pesantren yang diteliti. Mereka merasakan adanya kekurangan pada predikat al- āfi yang disandangnya karena tidak mempunyai daftar rangkaian sanad yang bersambung kepada Nabi Muhammad allall hu alaihi wa sallam. Sanad mereka hanya disandarkan kepada pembimbing tahfiz yang mengajarkan kepadanya, dan itu pun kebanyakan berangkai pada 5 sumber ulama sanad yang ada di Jawa dan Madura (KH. Munawwir Krapyak, KH. Munawwar Gresik, KH. Said Madura, KH. Dahlan Khalil Jombang, dan KH. Mahfuz Termas). Dari 17 pesantren yang diteliti, ditemukan satu rangkaian sanad yang bersambung kepada Nabi Muhammad dan sanad tersebut bersumber kepada KH. Azra i Medan, yakni pada Madrasah Tahfizul Qur an Yayasan Islamic Centre Medan; sedang pada yang lainnya tidak ditemukan. Hanya saja, Ustaz Masruni, pengasuh tahfiz di Pesantren KH. Harun Nafsi Samarinda menyebutkan bahwa gurunya, KH. Samsul, belajar tahfiz kepada KH. Zaini yang berguru kepada KH. Nawawi Dalam Pagar, dan nama yang terakhir ini belajar tahfiz kepada KH. Muhammad Arsyad al-banjari. Sayang, tidak ada data tertulis mengenai rangkaian sanadnya yang bersambung hingga Rasulullah allall hu alaihi wa sallam. 4. Metode Tahfiz Keragaman bentuk lembaga tahfiz di Sumatera dan Kalimantan (pondok pesantren, dayah, madrasah/sekolah) memberikan warna tersendiri pada metode pembelajaran tahfiz nya. Di antara lembaga-lembaga tersebut ada yang menggunakan metode madrasi, yaitu menggunakan sistem tingkatan kelas dengan target hafalan juz. Model ini digunakan pada setiap tingkatan kelas tahfiz dengan target batas juz yang ditentukan pada setiap kelasnya. Model madrasi juga diterapkan dalam bentuk 370
5 Penutup sistem madrasah dengan kurikulum mengikuti kurikulum resmi dengan ditambah waktu untuk pembelajaran tahfiz. Model ini sangat kurang efektif dalam pembelajaran tahfiz karena selain para santri/siswa lebih mengutamakan sistem madrasi juga beban yang ditanggung santri/siswa sangat berat. Mereka harus mengikuti pelajaran sekolah ditambah dengan tahfiz. Karenanya hampir tidak ada santri/siswa yang dapat menghafal Al-Qur an 30 juz bil gaib. Sistem lain yang digunakan adalah sistem pesantren tahfiz. Pada sistem ini pembelajaran dikhususkan untuk menghafal Al- Qur an dengan tidak melihat segi usia atau lainnya. Sistem ini paling banyak menghasilkan para hufaz. Sebagai contoh, sistem yang dilakukan oleh pesantren KH. Harun Nafsi di Samarinda dan Al-Ihsan di Banjarmasin. Pesantren ini mempertahankan metode dan tradisi tahfiz yang dimodifikasi dengan mendekatkan teori pembelajaran madrasi dicampur dengan teori tahfiz. Sebagai contoh, dalam pesantren tahfiz tidak ada tingkatan kelas, tapi lebih didasarkan pada kemampuan perorangan atau kalaupun ada menggunakan tingkatan juz dengan tidak melihat faktor usia atau lainnya, sedangkan dalam sekolah ada sistem kelas yang bisa jadi didasarkan pada usia santri. Kedua sistem tersebut pada pesantren tahfiz yang bersifat madrasi disatukan dengan tetap menggunakan sistem kelas (lokal) tapi model pembelajarannya tetap mengguna kan pendekatan dan istilah tradisi tahfiz seperti: nyetor, takrir, deresan, majelis, dan lainnya. 5. Status Kelembagaan Hampir semua lembaga tahfiz yang diteliti telah terdaftar di Kanwil Kementerian Agama setempat. Bahkan sebagian di antaranya telah mendapat pembinaan dan subsidi dari instansi daerah masing-masing. Hubungan lembaga tahfiz dengan pemerintah daerah cukup erat, terutama pada saat akan di selenggarakannya 371
6 Memelihara Kemurnian Al-Qur'an MTQ, baik tingkat daerah maupun nasional. Namun tidak semua lembaga tahfiz yang ada mempunyai hubungan yang erat dengan pemerintah daerah, seperti Pesantren Al-Ihsan di Banjarmasin. Pesantren ini cukup dikenal namun masih tertutup dan tidak banyak berhubungan dengan pemerintah serta masih melarang para santrinya untuk mengikuti musabaqah selama masih belajar di pesantren ini. Pembelajaran yang dilakukan di pesantren ini hanya untuk memelihara kesucian dan kemurnian ayat-ayat suci Al-Qur an dan tafaqquh fiddīn. B. REKOMENDASI 1. Pimpinan lembaga tahfiz hendaknya berupaya meningkatkan jaringan dengan lembaga-lembaga tahfiz lain. 2. Pihak Pemerintah Daerah dan Pusat, dalam hal ini Kementerian Agama, perlu meningkatkan perhatian dan ke peduli an nya terhadap lembaga tahfiz yang ada. 3. Lembaga tahfiz sebaiknya mempunyai dokumen yang me liputi data-data tentang santri, alumni, metode pembelajaran tahfiz, syah dah, dan sanad para pembimbing dan santrinya dalam rangka pencatatan sejarah untuk masa yang akan datang. 4. Sosialisasi dan pengenalan lembaga tahfiz kepada lingkungan sekitarnya hendaknya lebih ditingkatkan agar masyarakat lebih mengenal dan merasa memiliki serta bisa memperoleh manfaat langsung dari keberadaan lembaga tahfiz tersebut. 5. Pemerintah Daerah sebaiknya lebih banyak memberikan bimbingan dan bantuan karena selain merupakan aset daerah juga dapat dimanfaatkan pada penyediaan hufaz untuk wilayahnya. 6. Kementerian Agama, dalam hal ini Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur an, perlu melakukan pendataan ulang terhadap pesantren tahfiz di seluruh Indonesia, mengingat data 372
7 Penutup yang ada tidak cukup akurat, baik di Kanwil atau Kantor Kemenag Kebupaten/Kota. 7. Pemerintah perlu menyusun kurikulum pesantren/lembaga tahfizul Qur an yang terkait dengan Ulumul Qur an, Ulumut Tafsir, serta ilmu-ilmu keagamaan lainnya yang bermanfaat.[] 373
8
al-musyarrāt Fī tasḥīh Dalāil al-khaīrāt, Menara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak sarana yang telah disediakan agama Islam untuk ummatnya agar bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbagai amalan telah diajarkan oleh Nabi kepada para sahabat,
Lebih terperinciMETODE TAHFIDZ AL-QUR AN
~ 157 ~ (Studi Komparatif Metode Tahfidz Al-Qur an di Pondok Pesantren Madrasah al-hufadzh II Gedongan Ender, Pangenan Cirebon dengan Pondok Pesantren Tahfidz Qur an Terpadu Al- Hikmah Bobos, Dukupuntang
Lebih terperinciWALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM HIFDZIL QUR AN KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
SALINAN WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM HIFDZIL QUR AN KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah mu jizat terbesar bagi nabi Muhammad saw, sehingga berbeda dengan mu jizat utusan Allah lainnya, yang lebih menonjolkan dalam aspek irrasional.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
101 BAB IV ANALISIS DATA Dari lima pondok pesantren yang menjadi kajian penulis, maka terdapat kelebihan dan kelemahan nya. Metode yang digunakan oleh kelima pesantren taḥfīẓ di Kabupaten Jember beragam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dakwah Islamiyah merupakan suatu kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak maupun memanggil umat manusia untuk beriman serta taat kepada Allah Swt, serta sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid Qur an, 1 yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji al-qur
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Implementasi Metode Menghafal Pondok Pesantren Tah{fi>z{ Al Qur an. Shohihuddin Surabaya dan Pondok Pesantren Modern Al Azhar Gresik
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan serta hasil analisis terhadap data yang diperoleh, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Implementasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pondok Pesantren Yatim Putra 1. 1 Profil PAYM,2008
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Panti Asuhan Yatim (Putra) Muhammadiyah yang biasa disebut dengan PAYM Wonogiri adalah merupakan program dan wujud dari salah
Lebih terperinci-2- Nomor 266, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5599); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1605, 2016 KEMENAG. Mushaf Al-Qur an. Penerbitan. Pentashihan, Peredaran. Pencabutan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG PENERBITAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur'an merupakan sumber utama ajaran Islam, yang isinya mencakup pelbagai aspek kehidupan. Dari ajaran yang dicakupnya, maka segala urusan umat, ada keterangannya
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan Latar Belakang Umum
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Umum Tradisi menghafal Al Qur an merupakan salah satu upaya nyata umat Islam untuk menjaga kemurnian isi dari Al Qur an. Pada masa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara mutlak Alquran merupakan perkataan yang paling agung dan paling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah firman Allah Swt. yang menjadi sumber akidah kita. Secara mutlak Alquran merupakan perkataan yang paling agung dan paling mulia, atau dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
83 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan formalistik. Tujuan utama penelitian kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab. Pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan Islam harus dapat menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu realita kependidikan yang telah membudaya dikalangan sebagian bangsa, terutama dikalangan sebagian besar umat Islam yang merupakan golongan mayoritas
Lebih terperinci- 1 - WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN (LPTQ)
- 1 - SALINAN WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN (LPTQ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TEGAL, Menimbang
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN. A. Letak Keadaan Geografis Pondok Pesantren Madrasatul Qur an
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG OBJEK PENELITIAN A. Letak Keadaan Geografis Pondok Pesantren Madrasatul Qur an Jombang adalah merupakan salah satu kota yang berada di wilayah Provinsi Jawa Timur bagian selatan.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN
BAB V PEMBAHASAN A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin Kedisiplinan adalah kata kunci keberhasilan pendidikan. Kedisiplinan erat kaitannya dengan kepemimpinan, yang dalam organisasi pendidikan
Lebih terperinciEDARAN DIREKTUR PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI
Lampiran: EDARAN DIREKTUR PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI Nomor: DT.I.III/HM.01/2606/ TENTANG PROGRAM BEASISWA PENDIDIKAN KADER ULAMA BIDANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam kehidupan pondok pesantren, khususnya kehidupan pondok pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo, dalam kesehariannya sangat banyak kebiasaan-kebiasaan khususnya kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.232,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci sempurna sekaligus paripurna, terdiri dari 30 juz, 114 surat, 6666 ayat, 77.934 kosa kata dan 333.671 huruf. Untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibaca dan dipelajari hingga sekarang oleh umat muslim di dunia. Al-Qur an
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah sebuah kitab suci agama Islam yang diturunkan oleh Allah SWT melalui Nabi Muhamad SAW. 1 Sejak diturunkan, kitab ini selalu dibaca dan dipelajari
Lebih terperinciAnalisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran
Analisis dan Interpretasi Data pada Pondok Pesantren, Madrasah Diniyah (Madin), Taman Pendidikan Qur an(tpq) Tahun Pelajaran 2011-2012 A. Pondok Pesantren Istilah Pondok Pesantren merupakan dua istilah
Lebih terperinciSAMBUTAN KA. KEMENTERIAN AGAMA KANWIL PROV. KALIMANTAN TIMUR
SAMBUTAN KA. KEMENTERIAN AGAMA KANWIL PROV. KALIMANTAN TIMUR PADA ACARA PEMBUKAAN ORIENTASI GURU TKA/TPA & PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MADRASAH DINIYAH SE KALIMANTAN TIMUR Samarinda, Selasa 16 Pebruari
Lebih terperinciAlquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman hidup mereka yang ingin mencapai
Lebih terperinciPROPOSAL BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS PONDOK PESANTREN AL-IMAM ASY-SYAFI I
PROPOSAL BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS PONDOK PESANTREN AL-IMAM ASY-SYAFI I Sekretariat : Jalan Tengku Sulung Gg. Amaliyah RT. 009 Kampung Muda Kelurahan Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Metode One Day One Ayat Pada Santri Dalam Menghafal Al Qur an Di
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Penerapan Metode One Day One Ayat Pada Santri Dalam Menghafal Al Qur an Di Rumah Tahfiẓ Al Wafa Palangka Raya, maka penulis
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Kesimpulan
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang telah penulis lakukan tentang evaluasi program pembelajaran kitab kuning di M.A. Banat Perguruan Islam Mathali ul Falah Kajen Pati dapat disimpulkan
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 371 /KPTS/013/2016 TENTANG PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 371 /KPTS/013/2016 TENTANG PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 2014), hlm Imam Musbikin, Mutiara Al-Qur an, (Yogyakarta: Jaya Star Nine,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an adalah kalam Allah yang bersifat mu jizat, diturunkan kepada penutup para Nabi dan Rasul dengan perantaraan malaikat Jibril, diriwayatkan kepada kita
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2014
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI HAFIDZH DAN HAFIDZHAH DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman dimana kualitas kehidupan semakin meningkat, maka tuntutan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga terus berkembang.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi Alternatif
32 BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang terkait dengan penelitian ini antara lain sebagai berikut: 1. Fitri Amalia, 2014, Efektivitas Metode Sima an Sebagai Solusi
Lebih terperinciDitulis oleh Wiwi Siti Syajaroh Kamis, 25 Juni :37 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 18 Agustus :56
Jika umat Islam menginginkan kembali kejayaan mereka di masa lalu, maka wajib bagi mereka berusaha untuk membangun, menyadarkan, dan mendidik kaum perempuannya ke puncak peradaban yang telah dicapai pada
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jln. Lapangan Banteng Barat Nomor 3 4 Jakarta Telp. (021) , , ,
KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM Jln. Lapangan Banteng Barat Nomor 3 4 Jakarta Telp. (021) 3811642, 3811654, 3812216, 3811214 Nomor : Dt.I.III/HM.01.1/609/2014 Jakarta, 4 April
Lebih terperinciJi a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan
BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN JI A>LAH DAN PANDANGAN PENDUDUK DI DESA NGRANDULOR KECAMATAN PETERONGAN KABUPATEN JOMBANG A. Analisis Pelaksanaan Ji a>lah dan pandangan penduduk di Desa
Lebih terperinciketerpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah wahyu Allah SWT yang disampaikan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. yang di bukukan, kemurnian dan eksistensinya serta pemeliharaannya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam,
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Perkembangannya Institut KeIslaman Abdullah Faqih (INKAFA) adalah perguruan tinggi Islam, INKAFA ini bagian yang tidak terpisahkan dari Pondok Pesantren
Lebih terperinciYAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR
YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR NAMA DAYAH YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR LOKASI/ALAMAT Jl. Banda Aceh Medan Km 318 Gampong Matang Kumbang Kec. Baktiya Kabupaten Aceh Utara Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kitab suci yang diturunkan Allah Ta ala melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang merupakan kitab suci penyempurna
Lebih terperinciMenelusuri Jejak Pemelihara Al-Qur an
Menelusuri Jejak Pemelihara Al-Qur an M. Syatibi AH 227 Indonesia is a country which most its populations are Moslems. The tradition of learning the holy Qur an by heart was begun since the development
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada Bab III ini dijelaskan pendekatan dan metode penelitian, subjek dan
1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab III ini dijelaskan pendekatan dan metode penelitian, subjek dan latar belakang penelitian, data dan sumber data, teknik dan prosedur pengumpulan data, dan teknik
Lebih terperinciPada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agamamu.
8 Darul Arqam Sejak tahun 1992, Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia telah membahas dan membicarakan secara mendalam tentang masalah Darul Arqam dan mendiskusikannya secara seksama, khususnya ajaran yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagaimana yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
Lebih terperinciPENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018
1-05-2018 1/7 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Artikel ini diambil dari : www.depkes.go.id PENDAFTARAN PROGRAM BEASISWA SANTRI BERPRESTASI 2018 DIPUBLIKASIKAN PADA : KAMIS, 15 MARET 2018 00:00:00,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam, karena ia menjadi. landasan dasar dan pedoman pokok yang abadi dalam menjalani kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam, karena ia menjadi landasan dasar dan pedoman pokok yang abadi dalam menjalani kehidupan ini, karena Al-Qur an adalah
Lebih terperinciPondok Pesantren Al Ittifaqiah, Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan
Pondok Pesantren Al Ittifaqiah, Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan Meski mayoritas berasal dari keluarga ekonomi lemah, santri mampu mengukir prestasi baik di dalam maupun luar negeri. 1 / 6 Sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan masalah masalah
Lebih terperinciSOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MAN INSAN CENDEKIA
SOSIALISASI PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) MAN INSAN CENDEKIA 2015-2016 Direktorat Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI 9 LOKASI MAN IC No Nama Madrasah Provinsi
Lebih terperinciPANDUAN Musabaqah Tilawatil Qur an Mahasiswa (MTQ-M) UNIVERSITAS TADULAKO 2014
PANDUAN Musabaqah Tilawatil Qur an Mahasiswa (MTQ-M) UNIVERSITAS TADULAKO 2014 1. KETENTUAN UMUM A. Tema Menuju Tadulako Qur ani Berprestasi B. Waktu Dan Tempat MTQ Mahasiswa tingkat Universitas Tadulako
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Pondok Pesantren TPI Al Hidayah Plumbon Limpung Batang 1. Pondok Pesantren TPI Al Hidayah dalam Lintas Sejarah Sekitar tahun 1949, keadaan Desa Plumbon
Lebih terperinciBismilahirohmanirohim Assalamu alaikum Wr. Wb
SAMBUTAN KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI LAMPUNG PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH FAHMIL KUTUBIT TURATS TINGKAT DAERAH (MUFAKAT IV) TAHUN 2011 PROPINSI LAMPUNG HARI/ TANGGAL : I JUNI 2011
Lebih terperinci2. BAB II TINJAUAN UMUM
2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Tinjauan Historis Pondok Pesantren Nurul Amin Kaliwungu Berdirinya Pondok Pesantren Nurul Amin berawal dari sebuah Majlis Ta lim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Mizan,1995), hlm Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning, Pesantren dan Tarekat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab kuning merupakan sebuah elemen penting dalam sebuah pondok pesantren. Kitab kuning telah menjadi bahan ajar pesantren dalam kurun waktu yang lama sehingga kitab
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR : 161 TAHUN 2007
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 161 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN IJAZAH BIDANG STUDI ISLAM PADA PERGURUAN TINGGI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya
BAB VI PENUTUP A. Simpulan Perkembangan Pondok Pesantren Hidayatullah ditandai dengan berdirinya cabang-cabang Hidayatullah, baik di tingkat provinsi, kota/kabupaten maupun di setiap kecamatan dan kelurahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hidayatul Muwaffiq. Hal ini dikarenakan pola interaksi yang dikembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah Aliayah Hidayatul Muwaffiq merupakan salah satu lembaga pendidikan yang berkembang pesat di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Hidayatul Muwaffiq.
Lebih terperincilah sebagaimana ditinjau dengan berbagai konsep di atas dan juga agar mempe
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis figur kepemimpinan kyai pondok pesantren dalam membentuk pribadi muslim yang seutuhnya.
Lebih terperinciDENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN AGAMAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS VERIFIKASI MASTER MUSHAF AL-QUR'AN DENGAN
Lebih terperinciPenerapan Knowledge Management Pada Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an
Penerapan Knowledge Management Pada Lajnah Pentashihan Mushaf Al Qur an Heri Haryadi Mahasiswa Magister Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia herilajnah@gmail.com Tamara Adriani
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan masyarakat muslim di Indonesia. 1. pesantren; dalam hal ini kyai dibantu para ustadz yang mengajar kitab-kitab
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tertua yang telah berfungsi sebagai salah satu benteng pertahanan umat Islam, pusat dakwah dan pusat pengembangan masyarakat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut:
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan diskripsi hasil penelitian yang telah penulis lakukan di MTs. NU TBS Kudus, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Manajemen Pembelajaran di MTs. NU TBS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al Qur an adalah Kalam Allah yang mu jiz, diturunkan kepada Nabi dan Rosul pengahabisan dengan perantaraan Malaikat Jibril, tertulis dalam mushaf yang dinukilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid al-qur an yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciNama Dayah Nurul Kamal Al-A ziziyyah. Lokasi / Alamat Gampong Tutong Kecamatan Matangkuli Kabuapaten Aceh Utara. No.
Nama Dayah Nurul Kamal Al-A ziziyyah Lokasi / Alamat Gampong Tutong Kecamatan Matangkuli Kabuapaten Aceh Utara No. Telp Dayah --- Pendiri Tgk.H.Ibnu Sakdan.Tb Status Legalitas Dayah ( Badan Hukum ) Berbadan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan berasrama yang terdapat di Indonesia. Pendidikan di dalam pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan tentang
Lebih terperinciYPI Darussa adah. Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah
YPI Darussa adah Nama Pondok Pesantren YPI Darussa adah Lokasi Jln. Krueng Mane-Sawang Km. 4,5 Gampong Teungoh Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Utara Provinsi Aceh Pendiri Tgk. Muhammad Ali Irsyad (Abuya)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Quran menjelaskan bahwa manusia itu makhluk yang mempunyai dua fungsi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Islam adalah pendidikan yang mempunyai suatu tujuan, membentuk pribadi muslim seutuhnya, yang mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang berbentuk
Lebih terperinciDENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEMENTERIAN AGAMAREPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENERBITAN, PENTASHIHAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan di dunia ini dalam rangka mempertahankan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
175 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan diambil dari analisis dan penafsiran terhadap hasil penelitian berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan pada Bab I. Oleh karena, itu kesimpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam dalam Kurun Modern, (Jakarta: LP3ES, t.th.), h Karel A. Steenbrink, Pesantren Madrasah Sekolah Pendidikan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akar pendidikan Islam Indonesia tidak lepas dari pendidikan pesantren. Sebagi ahli bahkan menyebutkan pendidikan pesantren sebagai model pendidikan Islam yang
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN (MTQ) MAHASISWA TINGKAT REGIONAL JAWA TIMUR III 2014 DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)
PANDUAN PELAKSANAAN MUSABAQAH TILAWATIL QUR AN (MTQ) MAHASISWA TINGKAT REGIONAL JAWA TIMUR III 2014 DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM) A. Persyaratan Umum: 1. Peserta adalah mahasiswa S-1/D-4/D-3/D-1 yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Jogjakarta: Diva Press, 2012), hlm. 13. (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm. 85. hlm. 52.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafalkan Al-Qur an suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Sebab orang yang menghafalkan Al-Qur an merupakan salah satu hamba yang ahlullah di muka bumi.
Lebih terperinciPOLA BELAJAR DAN MENGAJAR PARA PENGHAFAL AL-QUR AN (ḤUFFĀŻ) THE PATTERN OF THE ḤUFFĀŻ S TEACHING-LEARNING PROCESS
POLA BELAJAR DAN MENGAJAR PARA PENGHAFAL AL-QUR AN (ḤUFFĀŻ) THE PATTERN OF THE ḤUFFĀŻ S TEACHING-LEARNING PROCESS Moh. Khoeron Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Gedung Bait Al-Qur an/museum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh dunia. Ia mempunyai satu sendi utama yang berfungsi sebagai pemberi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam adalah agama yang dianut oleh ratusan juta kaum muslimin di seluruh dunia. Ia mempunyai satu sendi utama yang berfungsi sebagai pemberi petunjuk
Lebih terperinciPEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008
PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN TINGKAT NASIONAL XXII, 17 JUNI 2008, DI SERANG, PROPINSI BANTEN Selasa, 17 Juni 2008 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PEMBUKAAN MUSABAQAH TILAWATIL QURAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perjalanan hidup manusia demi kebahagiaan di dunia dan akhirat. 1 Dalam rangka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alquran adalah sumber ajaran agama Islam, sebagai pemberi petunjuk perjalanan hidup manusia demi kebahagiaan di dunia dan akhirat. 1 Dalam rangka mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Nabi saw dan sahabat dikenal istilah kuttab, yaitu suatu. al-qur'an bagi anak-anak. Anak-anak duduk membentuk lingkaran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Nabi saw dan sahabat dikenal istilah kuttab, yaitu suatu tempat yang difungsikan untuk memberikan pelajaran membaca dan menulis al-qur'an bagi anak-anak.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang
82 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang bersifat deskriptif, yakni menggambarkan apa adanya tentang kenyataan faktual yang
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Secara etimologi Alqurān berasal dari kata qara-a yaqra-u ( قرا - يقرا ) yang berarti membaca. Sedangkan Alqurān sendiri adalah bentuk maṣdar dari qara-a yang berarti bacaan.
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 NOMOR SP DIPA-25.11-/216 DS982-97-6467-167 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Ajaran Islam pertama kali masuk di Nusantara yaitu sejak abad pertama Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bapqah Sika merupakan lembaga perpanjangan tangan LPTQ Sumatera Utara untuk membantu masyarakat dalam membina kader-kader Al-Qur'an serta memasyarakatkan Al-Qur'an.
Lebih terperinciNurul Hidayah. Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah. Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil
Nurul Hidayah Nama Pondok Pesantren Nurul Hidayah Lokasi Jl. Rintis Kampong Ujung Kecamatan Singkil Kabupaten Aceh Singkil Pendiri dan Pengasuh Tgk. Ramiluddin Tahun Berdiri 2003 Jumlah Santri 189 Orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sempurna yang bertaqwa pada Allah SWT. Serta untuk mencapai kehidupan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia itu sendiri adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciAnalisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ 2011
Analisis Deskriptif Pondok Pesantren, Pendidikan Diniyah dan TPQ Tahun Pelajaran 2010-2011 2011 Jenis lembaga Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang didata meliputi Pondok Pesantren, Pendidikan Kesetaraan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DEWAN HAKIM MTQ XIII TINGKAT PROVINSI BANTEN NO. 04/DH-MTQ-XIII/IV/2016
SURAT KEPUTUSAN DEWAN HAKIM MTQ XIII TINGKAT PROVINSI BANTEN NO. 04/DH-MTQ-XIII/IV/2016 TENTANG PENETAPAN PESERTA TERBAIK I, II, DAN III PADA SETIAP CABANG DAN GOLONGAN GAN MTQ XIII TINGKAT PROVINSI BANTEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan sebutan Kyai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesantren, pondok pesantren, atau sering disingkat pondok atau ponpes, adalah sebuah asrama pendidikan tradisional, di mana para siswanya semua tinggal bersama
Lebih terperinciBAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH)
BAB II KELOMPOK BIMBINGAN IBADAH HAJI (KBIH) DAN SISTEM AKREDITASI 2.1. Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) 2.2.1. Pengertian Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) adalah lembaga dalam bentuk organisasi
Lebih terperinciMA HAD ALY ZAD CIANJUR PROGRAM STUDI S1 ILMU AL QUR AN DAN TAFSIR PENERIMAAN MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2018/2019 VISI MISI KEUNGGULAN
MA HAD ALY ZAD CIANJUR PROGRAM STUDI S1 ILMU AL QUR AN DAN TAFSIR PENERIMAAN MAHASISWA BARU TAHUN AKADEMIK 2018/2019 VISI Menjadi Lembaga Pendidikan percontohan dalam bidang Tafsir dan Ilmu-Ilmu Al-Qur
Lebih terperinciDayah Ulumul Qur an. Nama Pondok Pesantren Lembaga Pendidikan Islam Dayah Ulumul Qur an
Dayah Ulumul Qur an Nama Pondok Pesantren Lembaga Pendidikan Islam Dayah Ulumul Qur an Lokasi Gampong Pulo Ulee Gle Kec. Bandar Dua Kab. Pidie Jaya Provinsi Aceh Kode Pos 24188 Pimpinan Dayah Tgk. IBRAHIM
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG
86 BAB IV ANALISIS PERAN GURU EKSTRAKURIKULER BTQ DALAM MENGEMBANGKAN MINAT DAN BAKAT SISWA PADA BIDANG SENI BACA AL-QUR AN SISWA DI MTs 45 WIRADESA KEC. WIRADESA KAB. PEKALONGAN A. Analisis Potret Minat
Lebih terperinciAF'LIKASI METODE PENDIDIKAN QUR'ANI DALAM PEMBALAJARAN AGAMA DI PERGURUAN TINGGI UMVM* Oleh: Drs. NASRUL HS, M.Ag.* *
AF'LIKASI METODE PENDIDIKAN QUR'ANI DALAM PEMBALAJARAN AGAMA DI PERGURUAN TINGGI UMVM* Oleh: Drs. NASRUL HS, M.Ag.* * * Disampaikan dalam Seminar Nasional Dosen Pendidikan Agama tentang Aplikasi Metode
Lebih terperinci