BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan Latar Belakang Umum
|
|
- Suryadi Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Permasalahan Latar Belakang Umum Tradisi menghafal Al Qur an merupakan salah satu upaya nyata umat Islam untuk menjaga kemurnian isi dari Al Qur an. Pada masa permulaan Islam, setiap kali Nabi Muhammad SAW menerima wahyu, beliau menyampaikan kepada para sahabat dan memerintahkan mereka untuk menghafalkannya. Oleh karena itu maka tradisi tersebut masih berlaku hingga sekarang dan dianggap sebagai amal ibadah demi menjaga keotentikan ayat-ayat Al Qur an. Tradisi menghafal dan menyalin Al Qur an telah lama dilakukan di Indonesia. Berawal dari usaha menghafal perorangan melalui guru tertentu maupun lembaga non tahfidzul, hingga kini sudah banyak terbentuk pondok pesantren maupun sekolah-sekolah khusus tahfidzul Qur an. Menurut sebuah artikel (DR.H. Ahmad Fathoni, Lc. M. A. ; 2015; Sejarah & Perkembangan Pengajaran Tahfidz Al-Quran di Indonesia; diakses tanggal 13 Januari 2016),pondok pesantren khusus tahfidz Qur an di Indonesia memiliki sejarah yang panjang. Dimulai dari sejarahnya sebelum kemerdekaan hingga sekarang. Dalam perkembangan pondok tahfidz sebelum kemerdekaan, tercatat beberapa tokoh yang berperan penting, diantaranya: a. K.H. Muhammad Munawwir. Beliau merupakan pendiri Pondok Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Peran beliau dalam perkembangan pondok tahfidz di Indonesia adalah beliau sebagai tokoh yang membawa Qira ah Sab ah ke Indonesia sebagai dasar metode untuk menghafal Qur an. b. K.H. Munawwar. Beliau tercatat sebagai pelopor pesantren tahfidzul Qur an setelah mendirikan Pesantren Tahfidzul Qur an di Sidayu, Gresik, Jawa Timur, pada tahun c. K.H. Said Ismail. Beliau merintis pendirian Pondok Tahfidz di Sampang Madura pada tahun
2 d. AG. K.H. As ad Abd. Rasyid. Tren pondok tahfidz di Sulawesi bermula setelah Pondok Tahfidz As adiyah di Sengkang, Wajo, Sulawesi Selatan pada tahun Untuk perkembangan pondok tahfidz di Indonesia pasca-kemerdekaan, tokoh yang tercatat berperan penting antara lain: a. K.H. Muntaha. Beliau memulai program tahfidz Qur an di Pondok Pesantren Al Asyari ah, Wonosobo, setelah menggantikan ayahnya sebagai pengurus pada tahun b. K.H. Yusuf Junaidi. Pada tahun 1966, beliau mendirikan sebuah pondok tahfidz di Desa Laladon, Ciomas, Bogor. c. Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML. Beliau mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur an (PTIQ) Jakarta pada tahun 1971 yang semua mahasiswanya lakilaki. Lalu pada tahun 1977 beliau mendirikan Institut Ilmu Al-Qur an di Jakarta yang semua mahasiswanya perempuan. Jadi dapat dikatakan bahwa beliau merupakan pelopor Perguruan Tinggi yang memiliki program tahfidz Qur an di Indonesia. Tren pondok tahfidzul Qur an di Indonesia terus berlanjut hingga cabang tahfidzul Qur an dimasukkan pada gelaran Musabaqah Tilawatil Qur an (MTQ) untuk pertama kalinya pada tahun Sejak saat itu tahfidzul Qur an menjadi dikenal dan sangat berkembang di seluruh nusantara. Banyak pondok-pondok tahfidz bermunculan dari Sumatera hingga Sulawesi Latar Belakang Khusus Menurut data dari Kementrian Agama Riau, pada tahun 2014 tercatat ada 298 Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an (LPTQ) serta orang total hafiz dengan rincian sebagai berikut: 2
3 Tabel 1.1 Jumlah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur an Tahun 2014 di Riau. Sumber: Data Agama dan Keagamaan Kementrian Agama Riau tahun 2014 Tabel 1.2 Jumlah Qori/Qori ah dan Hafidz/Hafidzah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2014 di Riau. Sumber: Data Agama dan Keagamaan Kementrian Agama Riau tahun 2014 Berdasarkan dua tabel tersebut, dapat dilihat bahwa di Indragiri Hulu yang mencakup wilayah administrasi Air Molek hanya memiliki satu Lembaga Tilawatil Qur an tingkat Kabupaten dan jumlah penghafal Qur an yang hanya sebanyak 46 3
4 orang. Dengan statistik tersebut, maka dibutuhkan adanya sebuah fasilitas yang dapat memancing gairah penghafal Qur an di kota ini antara lain dengan adanya pondok tahfidz. Pondok Pesantren Khairul Ummah Riau, merupakan lembaga pendidikan Islam yang memiliki tujuan untuk membentuk pribadi muslim yang sesuai dengan tuntutan Al-Qur an dan As-Sunnah. Sejak berdiri pada tanggal 17 Juli 1995, kini Pondok Pesantren Khairul Ummah telah memiliki sekolah Madrasah Tsanawiyah atau setingkat Sekolah Menengah Pertama (akreditasi A) dan Madrasah Aliyah atau setingkat Sekolah Menengah Atas (akreditasi A). Untuk melengkapi program pendidikan Agama Islam dari TK hingga SLTA, maka pada tahun 2004 dibentuklah program Madrasah Diniyah Awaliyah serta Taman Pendidikan Al-Qur an kemudian disusul pembentukan Sekolah Dasar Islam Terpadu pada tahun Pondok yang berdiri di bawah Yayasan Islam Indragiri (YASIIN) didirikan oleh alm. K. H. Munashir Jufri dan menjadi pimpinan pondok dari tahun Kemudian kepemimpinan diteruskan oleh K. H. Muhammad Mursyid, M.Pd.I., hingga sekarang. 1 Pondok Khusus Tahfidz Qur an sendiri merupakan pengembangan baru dari pondok pesantren ini. Dengan visi Pondok Pesantren yaitu Mewujudkan ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah, diharapkan hafidz-hafidz yang nantinya dihasilkan sekolah ini mampu memberikan manfaatnya secara nyata di lingkungannya dengan dukungan fasilitas yang memadai dan sentuhan Islam modern pada kawasan baru ini yang berada di atas bukit. Pengembangan ini dibutuhkan oleh Pondok Pesantren Khairul Ummah dikarenakan mulai tingginya minat santri untuk mengambil program khusus tahfidz Qur an. Kegiatan tahfidz Qur an di pondok ini dibagi menjadi dua jenis program kegiatan, yaitu, tahfidz umum dan tahfidz khusus. Tahfidz umum merupakan kegiatan menghafal Qur an wajib yang dijalankan pada kelas satu Madrasah Tsanawiyah hingga kelas 3 Madrasah Aliyah. Program ini memiliki target menghafal satu juz untuk tiap 1 tahun ajaran. Maka jika seorang santri yang telah mengikuti program ini sejak kelas satu Madrasah Tsanawiyah, di akhir pendidikannya di pondok pesantren 1 Alam Terkembang dan Sugiarti, Cahaya di Langit Pesantren, Pondok Pesantren Khairul Ummah, Indragiri Hulu, 2015, hlm
5 ini, santri tersebut dapat menghafal sebanyak 6 juz Al-Qur an. Tahfidz khusus merupakan program menghafal Al-Qur an yang lebih intensif. Sebelum mengikuti program ini, calon santri diwajibkan untuk mengikuti serangkaian seleksi ketat terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan para santri yang mengikuti program ini nantinya akan dibebaskan tidak mengikuti beberapa jam pelajaran formal yang digantikan dengan kegiatan menghafal. Maka dibutuhkan santri berprestasi secara akademik untuk mengimbangi jam pelajaran formal yang hilang tersebut. Melalui program ini, diharapkan santri mampu menghafal lebih dari 6 juz. Bahkan tidak sedikit yang mampu menghafal hingga 30 juz selama masa pendidikan di pondok pesantren. Di Pondok Pesantren Khairul Ummah sendiri, santri yang mengikuti program tahfidz khusus untuk tahun ajaran 2015/2016 telah mencapai 80 orang. Hal ini mengalamai peningkatan jika dibandingkan dengan jumlah santri pada tahun ajaran 2014/2015 yang hanya berjumlah 64 orang 2. Peningkatan tersebut tidak diimbangi dengan fasilitas tempat belajar yang memadai. Santri Pondok Pesantren Khairul Ummah kini telah mencapai orang, dengan rincian 438 orang santri putra dan 573 orang santri putri (lihat tabel 1.3). Saat ini, santri yang melaksanakan kegiatan menghafal hanya dapat melakukannya di masjid disaat santri regular sedang mengikuti pelajaran formal di kelas. Fasilitas tempat tinggal atau asrama bagi para santri tahfidz khusus juga sebaiknya harus dikondisikan sehingga lebih nyaman untuk mendukung program ini. Tabel 1.3 Data Jumlah Santri Pondok Pesantren Khairul Ummah Tahun Pelajaran 2015/ Sekolah Dasar Islam Terpadu Nama Kelas I Kelas II Kelas III Total Santri SDIT Bulan PA PI Total PA PI Total PA PI Total PA PI Total Maret Madrasah Tsanawiyah Nama Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Total Santri MTS Bulan A B C D E F PA PI Total A B C D E F PA PI Total A B C D E F PA PI Total PA PI Total Maret Madrasah Aliyah Nama Kelas X Kelas XI Kelas XII Total Santri MA Bulan Kelas Jumlah IPA1 IPA2 IPS1 IPS2 Jumlah IPA1 IPA2 IPS1 IPS2 IPS3 Jumlah Total Total Total PA PI Total PI1 PI2 PA PA PI PI PA PI PA PA PI PI PA PI PI PA PA PI Maret Nama Total Santri PPKU Bulan PA PI Total Maret Sumber: Tata Usaha Pondok Pesantren Khairul Ummah 2015/ Tata Usaha Pondok Pesantren Khairul Ummah 2015/2016 5
6 Gambar 1.1. Siteplan Pondok Pesantren Khairul Ummah Sumber: Arsip Pondok Pesantren Khairul Ummah dan analisis penulis Pondok Pesantren Khairul Ummah pada awalnya berdiri di atas sebuah lahan dengan luas 8 Ha. Pada lahan tersebut terdapat beberapa bangunan yang dulunya pernah digunakan sebagai kantor dan perumahan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Indragiri Hulu dan ditumbuhi berpuluh-puluh pohon rambutan. Lahan tersebut berpindah tangan kepada pihak yayasan setelah ditandatanganinya Surat Keputusan Penyerahan Aset Tanah, Bangunan, dan Perumahan oleh Bupati dan Ketua DPRD tingkat II Kabupaten Indragiri Hulu pada Desember Setahun kemudian tepatnya pada pertengahan Juli 1995 dimulailah kegiatan belajar mengajar di Pondok ini untuk pertama kalinya. Pondok pesantren ini memiliki sebuah visi, yaitu; Mewujudkan ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyeru kepada yang ma ruf, dan mencegah dari yang munkar, serta beriman kepada Allah. Untuk mencapai visi itu, maka dibuatlah misi, yaitu; pertama, head (kepala) yang harus diisi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan Pembinaan Intelektual (aqliyah). Kedua, heart (kalbu) yang harus diisi dengan iman dan taqwa sejalan dengan Pembinaan Spiritual (ruhiyah). Ketiga, hands (tangan) yang harus dilatih dengan keterampilan dan kerja yang bermanfaat sejalan dengan pembinaan 6
7 kapabilitas diri (soft skill). Dan keempat, health (kesehatan jasmani dan rohani) sejalan dengan pembinaan fisik (jasadiyah) sehingga mampu memikul tugas sebagai khalifatullah fil ardh. Melalui pengembangan yang sangat pesat dengan dibantu oleh bantuan dana dari beberapa pihak, Pondok Pesantren Khairul Ummah mulai membentuk suatu Badan Koperasi sehingga dana yang masuk dapat terkelola dan memberikan manfaat dengan baik. Koperasi ini diberi nama Al Ittihad yang secara resmi berbadan hukum sejak 27 September Pada awalnya kegiatan koperasi hanya meliputi aktivitas simpan pinjam dan warung serba ada. Barulah kemudian setelah pihak pesantren mengikuti Pertemuan Agribisnis Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat se- Sumbagut pada tahun 1998, koperasi tersebut berubah nama dan fungsi menjadi Lembaga Mandiri dan Mengakar di Masyarakat (LM3) sebagai sebuah lembaga yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat di bidang agribisnis. Pada saat itu, Bagian Proyek Pertanian Rakyat Terpadu 1998/1999 memberikan bantuan pada pihak pondok pesantren dan masyarakat tersebut berupa sapi dan tanaman jeruk. Bagi keberlangsungan pengembangan dan kegiatan operasional Pondok Pesantren Khairul Ummah, keberadaan lembaga ini membantu pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan yang mandiri dengan adanya pengelolaan hasil perkebunan dan peternakan yang baik. Sehingga dalam kegiatan operasionalnya Pondok Pesantren Khairul Ummah mampu memberikan subsidi bagi santri yang kurang mampu serta kesejahteraan bagi tenaga pengajar. Semangat pondok pesantren ini untuk menjadi pondok pesantren yang berkelanjutan dan mandiri membutuhkan suatu masterplan yang baik dalam membagi wilayah agribisnis dan pendidikan, sehingga fungsi utama pondok pesantren sebagai fasilitas pendidikan yang maju dan berkembang tetap menjadi tujuan akhir. 7
8 1.2. Rumusan Permasalahan Gambar 1.2. Rumusan Permasalahan Sumber: Analisis Penulis Permasalahan Makro Bagaimana menjadikan Pondok Tahfidz Khairul Ummah mampu mengikuti tren positif pondok tahfidz di Indonesia? Bagaimana menerapkan arsitektur Islam dan lokalitas arsitektur pada rancangan yang sesuai dengan kebudayaan melayu Riau? Permasalahan Messo Bagaimana menjadikan pondok tahfidz ini terintegrasi dengan site berkontur yang berada di bukit Candika Air Molek? Bagaimana merancang sebuah pondok tahfidz yang beradadi tapak area perkebunan? Permasalahan Mikro Bagaimana merancang pondok tahfidz yang sesuai dengan visi dan misi Pondok Pesantren Khairul Ummah? 8
9 Bagaimana mengolah ruang outdoor dan indoor untuk menciptakan kenyamanan belajar dan menciptakan suasana rekreatif bagi para santri dan pengajar? Bagaimana merencanakan jalur sirkulasi dan area khusus pria (ikhwan) dan wanita (akhwat) sehingga tercipta suasana kondusif bagi keberlangsungan pondok tahfidz? 1.3. Tujuan Tujuan Umum Mendapatkan landasan konseptual bangunan Pondok Tahfidz Khairul Ummah yang mampu mewadahi kegiatan menghafal Qur an, mendalami ilmu agama, dan sekaligus tempat tinggal bagi segala kalangan Tujuan Khusus Mendapatkan konsep perancangan bangunan Pondok Tahfidz Khairul Ummah sebagai pusat pendidikan tahfidz Qur anikonik yang mengintegrasikan Arsitektur Islam dan Arsitektur Lokal Melayu Riau serta memanfaat ruang belajar indoor outdoor dengan baik Sasaran Sasaran Umum Menyusun dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Tahfidz melalui: a. Identifikasi persebaran sekolah Islami maupun umum b. Identifikasi site dan tapak c. Identifikasi karakteristik pelaku kegiatan d. Identifikasi karakteristik kegiatan e. Identifikasi kebutuhan, dimensi, dan jumlah ruang f. Identifikasi fungsi ruang Sasaran Khusus Menyusun dan merumuskan konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pondok Tahfidz melalui: Pengkajian aspek-aspek yang berkaitan dengan pondok tahfidz. 9
10 Penerapan aspek Arsitektur Islam dan Arsitektur lokal Melayu Riau dalam konsep bangunan yang meliputi: 1) Penciptaan ruang untuk belajar yang agamis dan tenang. 2) Penciptaan jalur sirkulasi dan area khusus pria (ikhwan) dan wanita (akhwat) sehingga memberi kenyamanan beribadah. 3) Penciptaan ruang tempat tinggal yang nyaman dan menenangkan untuk mewadahi para santri yang akan tinggal dalam rentang waktu relatif lama dan kondisi jauh dari tempat asalnya. 4) Penciptaan ruang-ruang rekreatif disekitar tapak yang merupakan bukit dengan pengalaman sirkulasi yang menyenangkan dan spiritual. 5) Penciptaan desain bangunan yang memperhatikan standar keamanan Lingkup Pembahasan Pembahasan konsep perencanaan dan perancangan pada tulisan ini meliputi aspek arsitektural dan non arsitektural Arsitektural Eksterior 1) Kondisi tapak 2) Bentuk massa bangunan 3) Sirkulasi antar bangunan 4) Suasana Interior 1) Program ruang 2) Bentuk ruang 3) Karakter ruang 4) Hubungan antar ruang 5) Pola sirkulasi antar ruang Non Arsitektural Karakteristik pengguna dan aktifitas yang diwadahi Penerapan unsur budaya lokal 10
11 1.6. Kerangka Berpikir Gambar 1.3. Kerangka Berpikir Sumber: Analisis Penulis 11
12 1.7. Metode Pembahasan Pencarian Data Studi Pustaka Pengumpulan data empirik yang berupa data-data mengenai kajian bangunan pondok tahfidz Al Qur an dan data teoritik yang terkait dengan persyaratan bangunan pondok tahfidz Al Qur an beserta fasilitas dan kebutuhan ruang serta standar-standar dalam perancangan dan hal-hal yang berhubungan dengan aspek Arsitektur Islam dan Arsitektur lokal Melayu Riau, baik melalui referensi pustaka maupun data-data yang bersumber dari internet Studi Kasus Melakukan studi kasus berupa Pondok Pesantren Khairul Ummah sebagai pondok pesantren eksisting atau induk. Studi ini dilakukan untuk memperoleh informasi tambahan guna mengetahui kondisi, mengenali karakteristik, serta kelebihan dan kekurangan sebagai dasar perancangan pondok tahfidz ini. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan pengelola, guru dan pegawai, santri, serta pendapat masyarakat sekitar dari Pondok Pesantren Khairul Ummah untuk memperoleh data yang berhubungan dengan subyek pengguna seperti aktifitas dan kebutuhan ruang Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data-data dari instansi seperti Kementrian Agama dan Bappeda terkait hal-hal yang berhubungan dengan pesantren dan peraturan daerah tentang tata guna lahan. Observasi lapangan juga dilakukan di Pondok Pesantren Khairul Ummah Air Molek untuk memperoleh data yang berhubungan dengan kondisi tapak dan karakter pelaku kegiatan Analisis Data dan Pendekatan Konsep Mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh berupa data eksisting, studi kasus, dan data teoritik untuk menghasilkan pendekatan konsep. 12
13 Perumusan Konsep Perencanaan dan Perancangan Penarikan kesimpulan terhadap hasil analisis untuk diolah menjadi konsep perencanaan dan perancangan Pondok Tahfidz Qur an dengan pendekatan Arsitektur Islam dan Arsitektur lokal Melayu Riau Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Uraian mengenai latar belakang, rumusan permasalahan, tujuan, sasaran, lingkup pembahasan, metode pembahasan, keaslian penulisan, dan kerangka berpikir dari penulisan. BAB II Tinjauan Pustaka Uraian mengenai kajian teoritik yang berkaitan dengan bangunan pondok tahfidz dengan berbagai persyaratan dan standar-standarnya sebagai dasar perencanaan dan perancangan pondok tahfidz Qur an ini. Aspek-aspek Arsitektur Islam dan Arsitektur lokal Melayu Riauakan dipaparkan dan dikaji sebagai acuan untuk diterapkan sebagai pendekatan dalam proses perencanaan dan perancangan. BAB III Tinjauan Lokasi Berisi pembahasan mengenai kondisi lingkungan dan tapak perancangan. BAB IV Analisis dan Pendekatan Konsep Berisi analisis teori dan data-data yang diperoleh serta pembahasan mengenai pendekatan konsep yang dipakai dalam merencanakan dan merancang bangunan pondok tahfidz yaitu dengan mengkaji aspek Arsitektur Islam dan Arsitektur lokal Melayu Riau. BAB V Konsep Perencanaan dan Perancangan Berisi sintesa berdasarkan analisis yang telah dilakukan hingga menghasilkan konsep dasar perencanaan dan perancangan yang akan digunakan untuk mendesain pondok tahfidz Qur an dengan pendekatan Arsitektur Islam dan Arsitektur lokal Melayu Riau. 13
14 1.9. Keaslian Penulisan Tabel 1.4 Keaslian Penulisan No Judul Penelitian dan Penulis Perbedaan 1 Judul: Pondok Pesantren Modern di Terdapat kemiripan pada judul yaitu Kota Palembang Penulis: Danu Kuncoro Tahun Penulisan: 2007 Pondok Pesantren, namun pada laporan ini tidak dikhususkan pada program tahfidz 2 Judul: Pondok Pesantren Modern di Terdapat kemiripan pada judul yaitu Yogyakarta Penulis: Sarie Fathanah Tahun Penulisan: 2005 Pondok Pesantren, namun pada laporan ini tidak dikhususkan pada program tahfidz 3 Judul: Pesantren Modern di Kuningan Penulis: Ridwan Munandar Tahun Penulisan: 2008 Terdapat kemiripan pada judul yaitu Pondok Pesantren, namun pada laporan ini tidak dikhususkan pada program tahfidz 4 Judul: Pondok Pesantren Tahfidz Memiliki kekhususan program yang Qur an untuk Anak dengan Pendekatan Psikologi Anak sama yaitu untuk tahfidz, tetapi memiliki pendekatan yang berbeda Penulis: Isnani Umi Muslikhah Tahun Penulisan: Judul: Perancangan Pondok Pesantren Madinatul Qur an Jonggol, Jawa Barat Penulis: Yunita Arum Dewanti Tahun Penulisan: 2013 Terdapat kemiripan pada judul yaitu Pondok Pesantren, namun pada laporan ini tidak dikhususkan pada program tahfidz 14
Jonggol Islamic City yang kini mengusung citra menuju Kota Serambi Madinah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Perkembangan Pondok Pesantren di Indonesia Indonesia merupakan negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Hampir 81 persen warga Indonesia beragama Islam. Menurut
Lebih terperinciPERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL. Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN
PERANCANGAN PONDOK PESANTREN MADINATUL QUR AN JONGGOL Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Umum Pendidikan merupakan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasan, keaslian (indegeneous) Indonesia (Madjid, 1997: 3). Sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesantren atau pondok adalah lembaga yang merupakan wujud proses wajar perkembangan sistem pendidikan nasional. Sebagai bagian lembaga pendidikan nasional, kemunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang diperkenalkan di Jawa sekitar 500 tahun yang lalu. Pada zaman Walisongo
Lebih terperinciMandiri dan Berprestasi yang Madani maka untuk terwujudnya
PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PANDAI BACA DAN TULIS HURUF AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. Bahwa Al Qur an adalah Kitab Suci yang diturunkan
Lebih terperinciSEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH ISLAM TERPADU DI PEKANBARU Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan oleh : FRAN WIJAYA
Lebih terperinciWALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM HIFDZIL QUR AN KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
SALINAN WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM HIFDZIL QUR AN KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA LANGSA,
Lebih terperinciPenutup A. KESIMPULAN. 1. Kesejarahan
Penutup A. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian profil Lembaga Tahfiz Al-Qur an yang dilakukan terhadap lembaga-lembaga tahfiz di Sumatera dan Kalimantan adalah sebagai berikut. 1. Kesejarahan Lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pendidikan nasional pada hakikatnya mencari nilai tambah melalui pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia atau kualitas manusia utuh jasmaniah rohaniah,
Lebih terperincimasjidlah Rasulullah membina generasi pertama Islam. Maka pertanyaan tentang keterlibatan masjid kampus dalam pusat perkembangan Islam, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah bangunan bisa memiliki posisi sentral dalam mempengaruhi suatu peristiwa penting. Dalam skala individu hal itu bisa jadi karena bangunan tersebut menyimpan
Lebih terperinciNURUL FATA. Nama Dayah NURUL FATA. Lokasi Gampong Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya. Pendiri Alm. ABUYA TGK. H.
NURUL FATA Nama Dayah NURUL FATA Lokasi Gampong Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya Pendiri Alm. ABUYA TGK. H. ISMA IL AB Pimpinan TGK. MUHAMMAD DUSTUR ISMA IL, STH No. HP. Pimpinan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN.
Pengembangan Cabang Kampus M Bina Sarana Informatika ( BSI ) Cengkareng 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bina Sarana Informatika (BSI) adalah sebuah perguruan tinggi swasta yang berbentuk akademi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. E. Mulyasa, Manajemen PAUD, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2014, hlm
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu memainkan peranan penting dalam mewujudkan sistem pendidikan yang bermutu dan berkelanjutan. Dikatakan penting
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an sebagaimana yang dikutip Abdul Majid Khon dalam bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat (sesuatu yang luar biasa yang
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepemimpinan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Problematika Umat Disebabkan Penurunan Kualitas Pendidikan Islam Problematika umat manusia dewasa ini telah menjalar ke setiap lini kehidupan. Dari aspek moral
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. (tradisional) adalah pesantren yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab
BAB IV PENUTUP 1. Kesimpulan Pesantren sebagai lembaga pendidikan agama Islam khas Indonesia merupakan pendidikan alternatif dari pendidikan formal yang dikelola oleh pemerintah. Pertama, karena pesantren
Lebih terperinciMTs Al Munawaroh Kupu Sebagai Boarding School di Kabupaten Tegal DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR DIAGRAM... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Tujuan dan Sasaran... 2 1.2.1.Tujuan...
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR RELOKASI PONDOK PESANTREN KRAPYAK DI YOGYAKARTA DENGAN PENEKANAN KONSEP : PERPADUAN SISTEM PEMBELAJARAN SANTRI SAAFI-KHALAFI DAN PENEKANAN DESAIN
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI MALANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HASAN AL HAMID L2B 097
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Untuk lebih memahami pengertian dari judul diatas tersebut maka perlu diuraikan satu persatu terlebih dahulu pengertian dari masing-masing kata yang menyusun judul
Lebih terperinciMUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN PENDIDIKAN M.Nidhamul Maulana 1 (2014100703111119), Mumtaza Ulin Naila 2 (201410070311120), Zubaidi Bachtiar 3 (201410070311121), Maliatul Khairiyah 4 (201410070311122), Devi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciLANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTER DI KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : ARI AYU KUSUMANINGTYAS
Lebih terperinciTERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terminal sebagai simpul transportasi membantu peningkatan pelayanan operasi transportasi jalan raya. Dengan adanya terminal sebagai tempat keberangkatan, pemberhentian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan komponen terpenting dalam meningkatkan sumber daya manusia Indonesia. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan terhadap mutu pendidikan berupaya
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan keagamaan
Lebih terperinciPONDOK PESANTREN TERPADU. DAAR EL-ISHLAH PUTRA, ingin BAB I PENDAHULUAN
BAB I PNDAHULUAN I..1. Latar Belakang Perkembangan pendidikan di Indonesia saat ini sangat comlek, yang mana banyak bermunculan lembaga pendidikan yang dinaungi langsung oleh Negara/pendidikan negri ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pesantren ada beberapa hal yang menjadi kendala menurunnya tingkat kesadaran akan pentingnya pendidikan di pesantren. Karenanya, penulis mencari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Service), serta media alam sebagai media pembelajaran dan tempat. school melalui penyediaan fasilitas yang mengacu pada aktivitas
1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Berdirinya Boarding School bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dan menanamkan nilai-nilai tertentu yang tidak didapatkan pada sekolah-sekolah
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang BUPATI GARUT, : a. bahwa sehubungan telah
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses
BAB III METODE PERANCANGAN Secara umum kajian perancangan dalam tugas ini, merupakan paparan dari langkah-langkah dalam proses merancang. Sedangkan analisis data dilakukan dengan metode berdasarkan logika,
Lebih terperinci2. BAB II TINJAUAN UMUM
2. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Pondok Pesantren 2.1.1 Pengertian Pondok Pesantren Asal katanya pesantren berasal dari kata santri yang mendapat imbuhan awalan pe dan akhiran an yang menunjukkan tempat, maka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia memiliki sifat dasar yaitu sebagai mahluk sosial artinya mahluk yang selalu tergantung dengan manusia lainnya, saling membutuhkan, senantiasa berhubungan satu
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR,
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 371 /KPTS/013/2016 TENTANG PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 371 /KPTS/013/2016 TENTANG PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR AN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek Persaingan dalam dunia perekonomian kini telah melanda berbagai penjuru dunia. Sebagian orang terjebak dalam egonya untuk memperoleh
Lebih terperinciBAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG KEWAJIBAN MAMPU BACA TULIS AL-QUR AN DAN MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU BAGI SISWA YANG BERAGAMA ISLAM Menimbang : a. DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN
LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAWAHLUNTO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPENATAAN DANPENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN SUNAN PANDAN ARAN SLEMAN YOGYAKARTA (Dengan penekanan Desain Arsitektur Islam)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN DANPENGEMBANGAN PONDOK PESANTREN SUNAN PANDAN ARAN SLEMAN YOGYAKARTA (Dengan penekanan Desain Arsitektur Islam) Diajukan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eco Industrial Park merupakan komunitas industri dan bisnis yang terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan pada peningkatan kualitas
Lebih terperinciKurikulum Dan Sistem Pembelajaran Sustainable Landscape Tinjauan Interaksi Pengertian Interaksi...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii CATATAN DOSEN PEMBIMBING...iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DESIGN PREMIS... vii ABSTRAK... viii DAFTAR ISI...x DAFTAR GAMBAR... xiii
Lebih terperinciISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL
P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ISLAMIC CENTRE DI SLAWI KABUPATEN TEGAL PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN FUNGSIONAL BERCIRIKAN ISLAMI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 722 TAHUN : 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 1 TAHUN 2006 TENTANG KETENTUAN PENYELENGGARAAN WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH DI KABUPATEN SERANG
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL/DIAGRAM ABSTRAKSI i ii iii v ix xi xiii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Fenomena Islamic Boarding
Lebih terperinciFasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai kota terbesar di Indonesia dan sebagai ibu kota, memiliki perkembangan paling pesat dibandingkan dengan kota kota besar lainnya di Indonesia. Konsekuensi
Lebih terperinciBUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013
SALINAN BUPATI MAROS BUPATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS, Menimbang Mengingat : a. bahwa Diniyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia di dunia. Tak ada satu hal pun yang dilakukan oleh manusia yang tidak berhubungan dengan
Lebih terperinciWALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG BACA TULIS AL QUR AN BAGI PESERTA DIDIK SEKOLAH DASAR / MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM
BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Sejarah Singkat MA Nurul Huda Ciamis Berdirinya Madrasah Aliyah Nurul Huda Ciamis ini pada awalnya dimulai dengan berdirinya Pondok Pesantren Nurul Huda. Madrasah Aliyah Nurul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Judul Tugas Akhir yang penulis susun ini berjudul SEKOLAH PENDIDIKAN ISLAM TERPADU DI KABUPATEN SUKOHARJO, adapun arti dari judul diatas dapat diuraikan dari masing-masing
Lebih terperinci1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
42 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Berdirinya SMAN I Tabukan Kabupaten Barito SMAN I Tabukan berdiri pada tahun 2006 dengan SK Nomor: 422 Tahun 2006 dan Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Pengertian Judul Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut : Pondok Pesantren : sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA-TULIS AL-QUR`AN BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Pembangunan JORR W1 yang menghubungkan Kebon Jeruk dan Penjaringan memberikan dampak positif dan negatif bagi kawasan di sekitarnya. Salah satu dampak negatif yang
Lebih terperinciBUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DINIYAH TAKMILIYAH DI KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA DENGAN
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 11 TAHUN : 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BOGOR, Menimbang
Lebih terperinciMa'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa
Ma'had al Jamiáh dan Pembinaan Karakter Mahasiswa Akhir-akhir ini banyak perguruan tinggi memandang pentingnya asrama bagi mahasiswa. Asrama mahasiswa tidak saja dilihat sebagai sarana penting sebagai
Lebih terperinciPERGURUAN ISLAM AL AZHAR DI SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PERGURUAN ISLAM AL AZHAR DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : M. RIZAL HADI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN WAJIB DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG,
Lebih terperinciPONDOK PESANTREN MODERN DI BEKASI. Nama : Jaenudin NPM : Dosen Pembimbing 1: Dr. Ir. Raziq Hasan, MT. Dosen Pembimbing 2: Dimyati, ST., MT.
PONDOK PESANTREN MODERN DI BEKASI Nama : Jaenudin NPM : 23310699 Dosen Pembimbing 1: Dr. Ir. Raziq Hasan, MT. Dosen Pembimbing 2: Dimyati, ST., MT. Latar Belakang Proyek Kota Bekasi memiliki tingkat penduduk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MPENAJAM PASER UTARA NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN BACA TULIS AL-QUR AN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA, Menimbang : a. bahwa tujuan pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS
SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 15 TAHUN 2005 T E N T A N G GERAKAN BEBAS BUTA AKSARA DAN PANDAI BACA ALQURAN DALAM WILAYAH KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS
Lebih terperincidari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN)
dari atau sama dengan S2 ( S2) yaitu 291 orang (0,9%) pengajar (Gambar 4.12). A.2. Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) Program Pendidikan Terpadu Anak Harapan (DIKTERAPAN) adalah proses
Lebih terperinciKAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano)
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KAMPUS FISIP UNDIP SEMARANG (Penekanan Desain Gaya Arsitektur Renzo Piano) Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang berminat mendaftarkan putra-putrinya pada lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi Qur ani menjadi target yang sangat digemari masyarakat dalam era globalisasi saat ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang berminat
Lebih terperinciPOLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK
1 POLA INTERAKSI GURU DALAM MEMOTIVASI ASPEK SOSIAL ANAK (Studi Kasus di TK Aisyiyah Cabang Blimbing, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan
Lebih terperincijtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt
Menimbang : jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciProposal Pembangunan Asrama - Sekolah Yatim dan Dhu afa Ulul Azmi
Pondok Yatim & Dhu afa benar dalam membimbing Melahirkan Generasi Rabbi Radhiyya Selayang Pandang Sekolah merupakan tempat yang ditujukan untuk mendidik dan membentuk karakter anak-anak. Sekolah dibentuk
Lebih terperinciDhiaul Huda. Sejarah Pendirian
Dhiaul Huda Sejarah Pendirian Dayah Pendidikan Islam Dhiaul Huda Gampong Keude Tambue Kecamatan Simpang Mamplam Kabupaten Bireuen bermula dari mendidik anak-anak sendiri di rumah mulai tahun 1970, sesudah
Lebih terperinciPONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM
Profil Yayasan PONDOK TAHFIZH DAARUL MULTAZAM Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, Siapakah mereka ya Rasulullah? Rasul menjawab, Para ahli Al Qur an. Merekalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesantren telah lama menjadi lembaga yang memiliki kontribusi penting dalam ikut serta mencerdaskan bangsa. Banyaknya jumlah pesantren di Indonesia, serta besarnya jumlah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah kalam Allah SWT berupa Mukjizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sebagai petunjuk bagi umat manusia hingga akhir zaman,
Lebih terperinciBUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
BAB IV ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KELURAHAN SAMPANGAN KOTA PEKALONGAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS LEMBAGA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Pada bab ini, penulis akan menganalisis kebijakan pemerintah kelurahan
Lebih terperinciNama Pesantren AR-RABWAH. Lokasi Gampong Krueng Lamkareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, Pimpinan Tgk.H.
AR-RABWAH Nama Pesantren AR-RABWAH Lokasi Gampong Krueng Lamkareung Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, 23363 Pimpinan Tgk.H. Efendi Syamsuar Tahun Berdiri 2005 Jumlah Santri 122 Jumlah Ustaz 30
Lebih terperinciBAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN Visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapin tahun 2013-2017 selaras dengan arah Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum kereta api merupakan salah satu alat transportasi darat antar kota yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciREDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN PASAR INDUK BATANG Penekanan Desain Arsitektur Tropis Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 IdePerancangan Ide perancangan muncul karena melihat potensi kebudayaan di Madura yang memiliki tempat yang kurang layak untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan tersebut.
Lebih terperinciBAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA
BAB IV DAMPAK KEBERADAAN PONDOK PESANTREN DALAM BIDANG SOSIAL, AGAMA DAN PENDIDIKAN BAGI MASYARAKAT TLOGOANYAR DAN SEKITARNYA Adanya sebuah lembaga pendidikan agama Islam, apalagi pondok pesantren dalam
Lebih terperinciPendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
:: Sistem Pendidikan Nasional Pelaksanaan pendidikan nasional berlandaskan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan suatu negara, semakin baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan suatu negara, semakin baik perkembangan, isi dan kualitas pendidikan suatu bangsa maka akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap manusia selalu membutuhkan adanya rekreasi dan Olah raga. Jakarta sebagai kota metropolitan kususnya di Jakarta utara, dimana perkembangan penduduknya sangat
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 04 TAHUN 2004 TENTANG KHATAM AL-QUR AN BAGI PESERTA DIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DI KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR
Lebih terperinci2016 EFEKTIVITAS METODE TALAQQI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL AL-QUR AN ANAK USIA DINI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini merupakan bagian dari pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Pendidikan non formal sebagai wadah aktifitas diluar sekolah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar Kota Yogyakarta dikenal dengan berbagai julukan. Salah satu julukan yang terkenal mengenai kota tersebut, yaitu kota Yogyakarta
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENDIDIKAN AL-QUR AN DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG KEWAJIBAN PANDAI MEMBACA AL-QURAN BAGI ANAK SEKOLAH DAN CALON PENGANTIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH Menimbang :
Lebih terperinci2014 PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-ISLAMIYYAH DESA MANDALAMUKTI KECAMATAN CIKALONGWETAN KABUPATEN BANDUNG BARAT
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lingkup pendidikan agama pada lembaga pendidikan meliputi Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasah Diniyah, Pendidikan Guru Agama,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Peranan Olahraga Terhadap Kesehatan Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, hal-hal yang terkait pentingnya olahraga
Lebih terperinciBUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN
BUPATI KABUPATEN OGAN ILIR PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BACA TULIS AL-QURAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN ILIR, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Judul laporan dasar program perencanaan dan perancangan arsitektur (DP3A) yang disusun oleh penulis adalah Gedung Rektorat Universitas Darussalam Gontor Ponorogo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Objek Ajaran Islam pertama kali masuk di Nusantara yaitu sejak abad pertama Hijriyah atau pada abad ke tujuh Masehi. Ketika itu, berbagai agama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam proses Islamisasi kehidupan masyarakat. Pada proses perjalanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dan Malaysia merupakan Negara serumpun yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam. Tentu kedua Negara ini mempunyai kedudukan yang cukup penting bagi
Lebih terperinciKEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN PADA PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI SAMPIT
KEMAMPUAN BACA TULIS AL-QUR AN PADA PESERTA DIDIK MADRASAH ALIYAH NEGERI SAMPIT Oleh NUR FIRMANSYAH NIM. 1201210562 INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKUTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN
Lebih terperinci